• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Memunjung Studi Sosio-Teologis Tradisi Memunjung pada Perayaan Paskah di GKPB Jemaat Pniel Blimbingsari TI 712011001 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Memunjung Studi Sosio-Teologis Tradisi Memunjung pada Perayaan Paskah di GKPB Jemaat Pniel Blimbingsari TI 712011001 BAB I"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Memunjung

Studi sosio-teologis tradisi memunjung pada perayaan Paskah di GKPB Jemaat Pniel Blimbingsari

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam kehidupan bergereja, umat Kristen pada saat-saat tertentu memperingati dan merayakan hari-hari Raya Gerejawi.1 Hari raya yang dirayakan sesuai dengan tahun gerejawi yakni hari raya advent, Natal dan Epifania hari raya Jumat Agung, hari raya Paskah, hari raya kenaikan Yesus ke sorga serta hari raya Pentakosta.2 Pada umumnya perayaan gerejawi biasanya dirangkai dengan cara-cara yang kreatif sesuai dengan tempat di mana kekristenan itu berkembang. Paskah adalah pesta paling besar dalam agama Kristen, dan merupakan pusat dari seluruh tahun liturgi gereja.3

Secara teologis pemahaman masyarakat Kristen modern tentang Paskah adalah sebagai hari dimana Yesus Kristus sudah bangkit dari kematian karena menebus dosa manusia. Kemenangan Kristus atas dosalah yang menjadi isi pokok dari pesan Paskah. Paskah diartikan sebagai hari kebangkitan Kristus yang merupakan dasar kekristenan.4

Sebagai gereja yang ada di Bali, warga jemaat GKPB Jemaat Pniel Blimbingsari juga merayakan hari raya gerejawi secara kreatif yang dilakukan dalam nuansa budaya Bali. Salah satu yang unik dari GKPB Jemaat Pniel-Blimbingsari adalah Ibadah Paskah. Penyambutan perayaan Paskah dipersiapkan dengan konsep budaya Bali mulai dari pemasangan penjor (bambu dihiasi janur) di setiap rumah warga dan gereja. Pada gedung gereja juga dipasang pernak-pernik dengan nuansa budaya Bali tamiyang (anyaman dari janur), gebogan (hiasan dari janur biasanya digunakan oleh umat beragama Hindu dalam upacara keagamaan) dan yang lainnya. Penyusunan liturgi yang dipersiapkan untuk ibadah Paskah dibuat lebih kreatif daripada ibadah biasanya.

Ibadah Paskah dilakukan pada pukul 05.00 WITA, prosesi masuknya pelayan ibadah sangat unik yakni diawali dengan berjalan dari kantor kepala desa menuju ke gedung gereja. Selama prosesi ini berlangsung akan diiringi dengan suara gong serta kentongan sampai siap untuk proses perayaan Paskah. Prosesi dalam agama Hindu menduduki posisi yang sangat penting dan boleh disimpulkan bahwa tanpa prosesi tidak ada upacara.5

1

Widdwissoeli M. Saleh, Hari Raya & Simbol Gerejawi, (Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen), 1.

2

Widdwissoeli M. Saleh, Hari Raya & Simbol Gerejawi, 9 3

Ernest Mariyanto, Kamus Liturgi Sederhana,(Yogyakarta: Kanisius.2004), 153.

4

Widdwissoeli M. Saleh, Hari Raya & Simbol Gerejawi, 20.

Ekuinoks ialah kedudukan matahari dengan waktu yang sama panjangnya untuk siang dan malam hari. Pengantar perjanjian lama I

5

(2)

Keunikan yang dilakukan oleh jemaat GKPB Pniel Blimbingsari dalam merayakan Paskah tidak hanya sebatas di gereja tetapi juga beribadah di makam Giri Astana Raga Blimbingsari. Gereja pada umumnya merayakan Paskah dengan beribadah di gereja, namun ada hal lain yang dilakukan oleh jemaat GKPB Pniel-Blimbingsari yaitu setelah beribadah di gereja, bersama pendeta, majelis dan jemaat yang ada di GKPB Pniel-Blimbingsari melakukan arak – arakkan ke makam, dengan iringan musik gong untuk ziarah ke. Hal ini adalah salah satu ritus khusus.

Ritus atau upacara keagamaan adalah bagian dari aktivitas keagamaan yang dilakukan dan dapat diamati. Ritus ini mencakup semua jenis tingkah laku seperti memakai pakaian khusus, mengorbankan nyawa dan harta, mengucapkan ucapan-ucapan formal tertentu, bersemedi (mengheningkan cipta), bernyanyi, berdoa, bersembahyang, memuja, mengadakan pesta, berpuasa, menari, mencuci dan membaca.6 Ziarah yang dilakukan oleh jemaat tidak hanya sebatas ziarah tetapi semua warga jemaat Pniel Blimbingsari melakukan ibadah yang dipimpin oleh Pendeta sama halnya dengan beribadah di gereja. Setelah ibadah, jemaat akan menaburkan bunga, menyalakan lilin, menaruh air minum dan berdoa secara khusus di makam keluarga atau di makam kerabatnya.

Umat Hindu Bali memiliki tradisi ziarah dan bersembahyang di makam. Tradisi ini disebut memunjung. Tradisi itu sendiri adalah kebiasaan yang turun temurun dalam sebuah masyarakat.7 Tradisi/ritual `munjung` dilakukan di kuburan sanak keluarganya yang belum diaben dengan membawa sesajen. Dalam bukunya yang berjudul The Universe Within: A Balinese Village Through Its Ritual Practices, Arlette Ottino menyatakan “ The use punjung in every ritual addressed to the ancestor including the deities of the public temple of the desa

adat”. 8

Ada percampuran (akulturasi) budaya agama Kristen dengan budaya agama Hindu serta adat Bali pada khususnya. Koentjaraningrat menegaskan bahwa proses akulturasi timbul apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur kebudayaan asing yang berbeda, jadi akulturasi artinya menerima, mengelola kebudayaan asing dan mengombinasikannya dengan kebudayaan asli pribumi tanpa merusak atau menghilangkan unsur-unsur keaslian budaya pribumi.9 Memunjung oleh agama Hindu Bali adalah tradisi beribadah di makam dengan membawa sesajen (persembahan), oleh Jemaat GKPB Pniel Blimbingsari dipakai dalam ritual agama Kristen. Orang Kristen di Blimbingsari tidak melupakan adat mereka sebagai orang Bali, walaupun mereka telah memeluk agama yang baru. Mereka masih menaati hukum adat, tradisi dan budaya Bali. Mungkin bentuknya dapat berubah dan terminologi hukum agama dipergunakan, tetapi itu tidak melenyapkan isi hukum adat

6

Elizabeth K. Notthingham, Agama dan Masyarakat (Jakarta: CV Rajawali 1985), 13.

7

Rendra, mempertimbangkan Tradisi, ( Jakarta, Gramedia: 1983), 3.

8

Arlette Ottino, The Universe Within: A Balinese Village Through Its Ritual Practices, (Karthala: 2000), 253.

9

(3)

mengenai bidang tersebut.10 Hal ini menunjukan bahwa orang Kristen di Jemaat GKPB Pniel Blimbingsari tidak melupakan tradisi orang Bali.

Cara memaknai dan menghayati Paskah yang dilakukan oleh jemaat GKPB Pniel Blimbingsari yang unik telah melahirkan pemahaman baru tentang Paskah. Perayaan paskah yang unik telah menjadi kebiasaan bagi warga jemaat sehingga hal ini sudah menjadi budaya yang diwariskan secara turun-temurun dalam setiap generasi mereka. Menurut pandangan beberapa ahli tentang kebudayaan yaitu: E.B. Tylor dalam bukunya yang berjudul Primitive Culture dikatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat. R. Linton dalam bukunya berjudul the Cultural Backgroun of Personality menyatakan, bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku dan hasil dari tingkah laku, yang unsur-unsur pembentuknya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu.11 Tradisi memunjung di jemaat GKPB Pniel Blimbingsari sudah menjadi budaya baru bagi kehidupan mereka sehingga setiap perayaan Paskah mereka selalu melakukannya dengan nuansa budaya Bali. Secara sosial perayaan Paskah di GKPB Jemaat Pniel Blimbingsari adalah sarana untuk mempererat hubungan antar warga jemaat, tidak hanya itu warga diaspora akan kembali dari tanah rantau untuk menyempatkan diri berkumpul dan merayakan Paskah bersama dengan keluarga besar yang ada di Blimbingsari.

Berdasarkan latar belakang yang ada maka rumusan masalanya adalah apa alasan Jemaat GKPB Pniel-Blimbingsari melakukan tradisi memunjung pada perayaan paskah? Dan apa nilai sosio-teologis dari perayaan memunjung GKPB Pniel Blimbingsari? Sebagai tujuan dari tulisan ini adalah mendiskripsikan alasan Jemaat GKPB Pniel Blimbingsari melakukan tradisi memunjung pada perayaan paskah dan menjelaskakan nilai sosio-teologis dari tradisi memunjung di GKPB Pniel Blimbingsari. Sehingga diharapkan tulisan ini dapat bermanfaat untuk memberikan sumbangan nilai akademis dalam pengembangan ilmu bagi Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana serta dapat memberikan sumbangan berupa pemikiran kepada anggota Gereja bahwa perayaan gerejawi dapat dilakukan dalam persepektif budaya.

2. Metode Penelitian

Metode yang akan dipakai adalah metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri.12 Penelitian ini mendeskripsikan tentang masalah yang ada dalam jemaat Blimbingsari terkhusus masalah pandangan mengenai pemaknaan tradisi memunjung pada perayaan Paskah. Adapun penelitian ini dilakukan selama 2 minggu. Teknik pengumpulan data yang akan dipakai adalah wawancara. Wawancara adalah hal yang dilakukan dengan cara tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan guna untuk dimintai keterangan atau

10 Aga a da Adat Suatu pe ikira te ta g “ Kehidupa Beraga a Sekaligus Be

radat (Proyek penerangan, Bi bi ga da Da’wah? Khotbah Aga a Protesta Dep. Aga a R. I) 24

11

Drs. Sujarwa, M.HUM. Ilmu Sosial dan Kebudayaan Dasar, manusia dan fenomena social budaya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2010),28.

12

(4)

pendapatnya mengenai suatu hal yang diketahuinya, yakni untuk dimuat dalam sebuah tulisan13. Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden (informan), dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder).14 . Nara sumbernya adalah pendeta jemaat, sesepuh, warga jemaat diaspora, warga jemaat dan orang yang beragama Hindu.

Setelah data penelitian terkumpul maka penulis akan mereduksi data yaitu memilih, memusatkan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan lapangan15

13

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat,(Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2008),1559.

14

DR. Irawan Suhartono, Metodelogi Penelitian Sosial (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 67.

1515

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersunber dari Anggaran Pendapatan Belanj a Daerah.. Permendagri

Yalden’s (1987) Language Program Development covering Needs Analysis, Syllabus and Materials Development, Expert Validation, and Try-out is used to produce a speaking

Telepon seluler pada generasi ini juga memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih ringan karena penggunaan teknologi chip digital.. Ukuran yang lebih

penetapan dengan Nomor : 1OlPPBJ.OllPerc.O6/N/2014 Tanggal AZ Mei 2014 Dengan ini Pqabat Pengadaan Barang dan lasr- (PPB) Dinas Penlanan dan Peternakan. Kabupaten

- Tersediarrya DokumenRengadaanPembangxtan / RehabilttastJaringzn iriSasi KAD Tik Kuto Rimbo Yengadang. Demikian pengumuman ini disampaikan, atas perhattannya

skripsinya meneliti semantik verba “BAWA” dalam bahasa Batak Toba, Lumban. Gaol (2014) dalam skripsinya meneliti verba POTONG dalam bahasa

Artinya antara variabel pemahaman terhadap perilaku mempunyai korelasi sedang, dengan besarnya pengaruh yang diperlihatkan oleh nilai r 2 sebesar 63,8%, artinya sebesar

Wordlist comparison, dialect intelligibility testing, language use and attitude questionnaires, and pilot bilingualism tests were used together in this survey to determine to