PENGARUH PEMAHAMAN NILAI-NILAI SYARIAH TERHADAP PERILAKU BISNIS PEDAGANG MINANG PADA PASAR AUR KUNING BUKITTINGGI
Oleh : Elfina Yenti, SE, Ak
Pembimbing: 1. Prof. Dr. H. Syafruddin Karimi, SE, MA 2. Dr. Efa Yonnedi, SE, MPPM, Ak.
Abstrak
Islam menuntut dan mengarahkan kaum muslimin untuk melakukan tindakan sesuai dengan apa yang dibolehkan dan dilarang oleh Allah SWT. Demikian pula dalam melaksanakan aktivitas ekonomi, nilai-nilai Islam senantiasa menjadi landasan utamanya. Pedagang Minang pada pasar Aur Kuning Bukittinggi merupakan bagian
dari masyarakat Minang Kabau yang menganut falsafah ”adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Maka dalam melakukan aktivitas bisnisnya para pedagang akan berpegang kepada prinsip-prinsip berbisnis yang telah digariskan oleh al-Quran dan Hadist Rasulullah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis seberapa besar pengaruh pemahaman nilai-nilai syariah terhadap perilaku bisnis Pedagang Minang pada Pasar Aur Kuning Bukittinggi.
Hasil dari penelitian ini didapat bahwa terdapat pengaruh yang positif antara pemahaman nilai-nilai syariah dengan perilaku bisnis pedagang Minang pada pasar Aur Kuning ( r = 0.799 ), artinya pengaruh antar variabel mempunyai korelasi sedang. Persamaan regresi yang diperoleh : Y = -39,344 + 2,227 X, jika terjadi peningkatan pemahaman terhadap nilai-niai syariah akan memberikan penambahan perubahan perilaku kearah yang positif. Akan tetapi bila nilai X (pemahaman terhadap nilai-nilai syariah) adalah nol, maka nilai perilaku menjadi negatif. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan T.Test analysis diperoleh nilai thitung = 12,795. Sedangkan nilai
kritis menurut tabel dengan tingkat signifikansi 5% dengan menggunakan rumus t α/2 (n-2) dan n ≥ 30 adalah ± 1,96. Karena thitung > ttabel maka Ho ditolak. Artinya
pemahaman nilai-nilai syariah berpengaruh signifikan terhadap perilaku bisnis Pedagang Minang pasar Aur Kuning Bukittinggi.
A. PENDAHULUAN
Perdagangan (bisnis) selalu memegang peranan vital di dalam
kehidupan sosial dan ekonomi manusia sepanjang masa. Kegiatan bisnis
dan internasional. Kebaikan dan kesuksesan serta kemajuan suatu bisnis sangat
tergantung pada kesungguhan dan ketekunan para pelaku bisnis tersebut.
Dalam kegiatan perdagangan (bisnis), pelaku usaha dan konsumen
(pemakai barang dan jasa) sama-sama mempunyai kebutuhan dan kepentingan.
Pelaku usaha harus memiliki tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional
perusahaan. Untuk itu perlu adanya aturan-aturan dan nilai-nilai yang
mengatur kegiatan tersebut, agar tidak ada pihak-pihak yang dieksploitasi,
terutama pihak konsumen yang berada pada posisi yang lemah.
Di Indonesia ada undang-undang yang mengatur tentang hak dan
kewajiban perilaku pelaku usaha dan konsumen yaitu UU no 8 tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen. Kewajiban pelaku usaha diatur dalam pasal
7.
Dalam aturan syariat pun, Islam menuntut dan mengarahkan kaum
muslimin untuk melakukan tindakan sesuai dengan apa yang dibolehkan dan
dilarang oleh Allah Swt. Demikian pula dalam melaksanakan aktivitas
ekonomi, nilai-nilai Islam senantiasa menjadi landasan utamanya. Siapa saja
yang ingin bermuamalah dibolehkan, kecuali hal yang dilarang. Hal ini
ekonominya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup (
Subhan, 2003).
Pada dasarnya, Islam menganut prinsip kebebasan terikat, yaitu
kebebasan berdasarkan keadilan, undang-undang agama dan etika. Di dalam
peraturan sirkulasi atau perdagangan Islami terdapat norma, etika agama, dan
perikemanusiaan yang menjadi landasan pokok bagi pasar Islam yang bersih
(Qardawi, 1997) .
Qardawi (1997) memberikan patokan tentang norma-norma atau nilai
nilai syariah yang harus ditaati dalam perdagangan oleh para pedagang muslim
dalam melaksanakan kegiatan perdagangan, yaitu :
1. Menegakkan larangan memperdagangkan barang-barang yang
diharamkan.
2. Bersikap benar, amanah, dan jujur.
3. Menegakkan keadilan dan mengharamkan bunga.
4. Menerapkan kasih sayang dan mengharamkan monopoli.
5. Menegakkan toleransi dan persaudaraan.
6. Berpegang pada prinsip bahwa perdagangan adalah bekal menuju
akhirat.
Salah satu segmen yang menarik untuk dibicarakan adalah Kota
tiga pasar yaitu Pasar Atas, Pasar Bawah dan Pasar Aur Kuning (Pasar Simpang
Aur). Pasar Aur Kuning adalah yang terbesar dengan menempati bangunan
12.872 meter persegi. Didalamnya terdapat 1484 unit toko dan petak los 4221
unit yang semuanya terisi penuh (BPS : 2007). Keberadaan Pasar Aur Kuning ini
bukan hanya untuk masyarakat Bukittinggi saja, tapi juga daerah-daerah lain
termasuk dari luar propinsi, sehingga Buktinggi dijadikan sebagai agent of
economic growth .
Beriringan dengan hal tersebut bermunculan pula berbagai lembaga
pembiayaan yang siap mengucurkan modal mereka kapada para pedagang.
Termasuk perbankan syariah semakin menampakkan kemajuan, khususnya di
Bukittinggi bank-bank syariah diantaranya : Bank Mualamalat Indonesia, Bank
Syariah Mandiri, Bank Bukopin Cabang Syariah, Bank Danamon Cabang
Syariah, BNI Cabang Syariah, BRI syariah, Bank Mega Syariah dan Unit Usaha
Syariah Bank Nagari serta BPRS Carana Kiat Andalas dan BPRS Empat Angkat.
Dalam pada itu , nampaknya fatwa MUI pada akhir tahun 2003, yang
menegaskan bahwa bunga bank Konvensional adalah riba, memberi peluang
lebih besar bagi perbankan Syariah untuk meningkatkan pengembangan di
Sumatera Barat.
Hai ini tentu akan mempengaruhi pola kegiatan bisnis masyarakat
syarak mangato adat mamakai. Falsafah ini menghendaki perilaku masyarakat
Minangkabau sejalan dengan ajaran agama Islam yang ditopang oleh ketentuan
adat, termasuk dalam bidang muamalah (perdagangan). Untuk dapat terus
menumbuhkembangkan dan melestarikan pengaplikasian nilai-nilai tersebut,
maka perlu pengembangan sistem Perbankan Syariah dan berekonomi secara
syariah.
Berdasarkan survey awal pada tanggal 8 Desember 2008 yang penulis
lakukan kepada pedagang pasar Aur Kuning yang diambil secara acak
berdasarkan jenis dagangan dan lokasi berdagang, ditemui baru sebagian kecil
para pedagang yang memanfaatkan pembiayaan dari perbankan syariah. Dari
10 (sepuluh) orang pedagang yang ditemui/diwawancarai hanya 2 (dua) orang
dari pedagang yang melakukan penambahan modalnya dari lembaga keuangan
syariah, sementara 2 (dua) orang masih mengandalkan modal sendiri walaupun
jumlahnya masih kecil. Sisanya memanfaatkan lembaga keuangan lainnya
untuk menambah modal mereka. Selain itu berdasarkan pengamatan yang
penulis lakukan, pedagang sering menawarkan barang-barang dagangan
mereka dengan harga yang relatif tinggi, sehingga konsumen merasa kesulitan
dalam menawar harga, terkadang sampai setengah harga, sehingga ada di
antara pelanggan (konsumen) yang merasa kurang nyaman, karena merasa
Beranjak dari kondisi di atas maka penulis bermaksud untuk meneliti
bagaimana pengaruh pemahaman nilai-nilai syariah terhadap perilaku bisnis
Pedagang Minang pada Pasar Aur Kuning Bukittinggi .
B. TINJAUAN PUSTAKA
NILAI-NILAI SYARIAH DALAM PERDAGANGAN
Perdagangan atau bisnis di dalam al-Quran diungkapkan dengan
menggunakan kata al-tijarah. Al-bai’u, tadayantum, dan isytara (Muhammad dan
Fauroni : 2002). Al-Quran memandang bisnis (perdagangan) sebagai pekerjaan
yang menguntungkan. Banyak instruksi di dalam al-Qur‟an, dalam bentuknya
yang sangat detail, tentang praktek bisnis yang dibolehkan dan yang tidak
diperbolehkan.
Ketetapan „boleh‟ dan „tidak‟ dalam kehidupan manusia telah dikenal
sejak manusia pertama, Adam dan Hawa diciptakan. Seperti dikisahkan dalam
kitab suci Al-Qur‟an, kedua sejoli ini diperkenankan oleh Allah memakan apa
saja yang mereka inginkan di surga, namun jangan sekali-sekali mendekati
sebuah pohon yang apabila dilakukan mereka akan tergolong orang-orang yang
zalim.
Prinsip „boleh „ dan „tidak‟ tersebut berlanjut dan dilanjutkan oleh para
Muhammad SAW. Mereka diutus untuk merealisir ketentuan sang Pencipta
dalam seperangkat regulasi agar dapat mengarahkan manusia hidup bahagia di
dunia. Tata nilai itu diletakkan sebagai regulator kehidupan guna mencegah
kerusakan yang ditimbulkan oleh tingkah laku manusia yang cendrung egoistis
dan liar. Tata nilai itulah yang disebut dengan etika (Badroen, Suhendra, dkk
:2006).
Kata-kata „etika‟ berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata ethos yang
berarti kebiasaan (custom) atau karakter (character). Dalam kata lain seperti
pemaknaan dan kamus Webster berarti “the distinguishing character, sentiment,
moral nature, or guiding beliefs of a person group, or institution” (karakter istimewa,
sentimen, tabiat moral, atau keyakinan yang membimbing seseorang, kelompok
atau institusi (Badroen, dalam Webster‟s : hal 393)
Secara terminologis etika didefinisikan sebagai berikut : “The systematic
study of the nature of value concepts, good, bad, ought, right, wrong, etc, and of the
general principles which justify us in applying them to anything; also called moral
philosophy (Zubair :1995). Ini artinya, bahwa etika merupakan studi sistematis
tentang tabiat konsep nilai, baik, buruk, harus, benar, salah dan lain sebagainya,
dan prinsip-pinsip umum yang membenarkan kita untuk mengaplikasikannya
atas apa saja, di sini etika dapat dimaknai sebagai dasar moralitas seseorang
Secara terminologis arti kata etika sangat dekat pengertiannya dengan
istilah Al-Qur‟an al-khuluq. Untuk mendeskripsikan konsep kebajikan, Al-Quran
menggunakan sejumlah terminology sebagai berikut : khair, bir, qiat, ‘adl, haqq,
ma’ruf, dan taqwa (Badroen :2006).
Etika bisnis Islam merupakan kumpulan aturan-aturan ajaran (doktrin)
dan nilai-nilai yang dapat menghantarkan manusia dalam kehidupannya
menuju tujuan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun akhirat. Badroen
(2006) didalam bukunya menjelaskan ada beberapa ciri khas etos kerja islami
yang dapat diakomodir dari implementasi nilai Islam dalam Al-Qur‟an dan
Hadits, diantaranya : menghargai waktu, ikhlas, jujur, komitmen kuat,
istikomah, disiplin dalam bekerja, konsekuen dan berani tantangan, disiplin,
kreatif, percaya diri dan ulet, bertanggung jawab, bahagia karena melayani,
memiliki harga diri, memiliki jiwa kepemimpinan, berorientasi pada masa
depan, hidup hemat, jiwa wirausaha, insting bertanding dalam kompetisi
kebaikan, keinginan mandiri, selalu belajar, orientasi pada produktivitas,
perkaya jaringan silaturrahmi, semangat perantauan dan semangat perubahan.
Qardawi (1997) dalam bukunya norma dan etika ekonomi Islam secara
tegas telah memisahkan antara nilai-nilai dan perilaku dalam perdagangan.
Di antara norma-norma atau nilai-nilai syariah itu adalah sebagai berkut :
2. Bersikap benar, amanah, dan jujur
3. Menegakkan keadilan dan mengharamkan bunga
4. Menerapkan kasih saying dan mengharamkan monopoli
5. Menegakkan toleransi dan persaudaraan
6. Berpegang pada prinsip bahwa perdagangan adalah bekal menuju
akhirat.
PERILAKU EKONOMI PEDAGANG
Daniel Kahneman (2002) di dalam Foundation of Behavioral and
Experimental Economics menyatakan bahwa pengambilan keputusan untuk
berperilaku dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan psikologi. Economists typically
assume that market behavior is motivated primarily by material incentives, and that
economic decisions are governed mainly by self-interest and rationality. Di sini
dikatakan bahwa : ekonom mengasumsikan bahwa perilaku pasar motivasi
dasarnya adalah dorongan materi dan dibangun oleh kepentingan pribadi serta
rasionalitas. Secara psikologi dikatakan bahwa cognitive psychologists consider an
interactive process where several factors may influence a decision in a non-trivial way.
These components include perception, which follows its own laws, as well as beliefs or
mental models for interpreting situations as they arise. Intrinsic motives, such as
tendencies to relate to a given phenomenon in one's environment – may influence a
decision. Artinya secara psikologi pengambilan keputusan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, di antaranya persepsi yang diikuti dengan kebiasaan,
kepercayaan. Motivasi intrinsik, seperti emosi dan attitut.
Di dalam “Behavioral macroeconomics and macroeconomic behavior” Akerlof
(2003) menjelaskan “In the spirit of Keynes’ General Theory, behavioral
macroeconomists are rebuilding the microfoundations that were sacked by the New
Classical economics. It is argued in this lecture that reciprocity, fairness, identity,
money illusion, loss aversion, herding, and procrastination help explain the significant
departures of real-world economies from the competitive, general-equilibrium model. The
implication is that macroeconomics must be based on such behavioral considerations.”
Di sini dijelaskan bahwa perilaku makroekonomi adalah kegiatan
perekonomian yang didasarkan atas pertimbangan ke-tujuh aspek pondasi
mikro yaitu adanya persamaan hak, kejujuran, identitas , money illusion,
keengganan kerugian, berkelompok, dan membantu menjelaskan penundaaan
perubahan riil ekonomi dunia dari persaingan, model general-equilibrium . Jadi
implikasinya adalah makroekonomi harus menjadi pertimbangan dalam
perilaku ekonomi secara makro.
Sementara itu menurut James Scott dalam Damsar (2002) melihat
berlaku dalam masyarakat, termasuk moral ekonomi. Semua perilaku individu,
termasuk perilaku ekonomi , harus merujuk kepada norma-norma moral yang
terdapat pada masyarakat.
Jadi perilaku muncul dari nilai-nilai yang dianut. Idealnya, umat Islam
mengenal betul klausul-klausul syariah sebagai dasar pembentukan konsep
menuju kesadaran hukum dan membiasakan diri mengaktualisasikan
diktum-diktum syariah dalam kehidupan sehari-hari sehingga membentuk prinsip dan
perilaku syar‟iyah secara normative-empiris, idealis historis, sehingga nilai-nilai
syariah bisa berfungsi sebagai panduan bagi umat Islam dalam merealisasikan
nilai-nilai keberagamaan dalam konteks ibadah dan muamalah serta
mengelaborasi unsur-unsur sosio kultural sesuai dengan norma-norma ilahiah.
Nilai-nilai syariah merupakan motivator dan dinamisator pemunculan perilaku
disiplin dalam realitas kehidupan dan nilai ilahiyah sebagai supremasi refrensif
(Azwar:2002, Hakim:1999, dalam Iffattin Nur:2007).
Melalui potensi penalarannya, umat Islam mampu menangkap niali-nilai
syariah untuk dijadikan sebagai lentera sikap-tingkah laku. Adapun seberapa
jauh daya serap individu atas niali-niali syariah sebagai lentera sikap perilaku
banyak dipengaruhi oleh situasi dan kondisi sosio kultural yang
komoditas idealnya lebih kental mencerminkan kristalisasi nilai-nilai syariah,
yang cukup variatif dalam sisi keagamaan dan kebudayaan.
Menurut Devos (1987) perilaku memiliki pengertian yang cukup luas,
sehingga mencakup segenap pernyataan atau ungkapan, artinya bukan hanya
sekedar perbuatan melainkan juga kata-kata, ungkapan tertulis dan gerak gerik.
Dalam melihat hubungan antara nilai-nilai syariah dengan perilaku
pedang, disini penuliskan mengutip penjelasan dari Qardawi (1997). Secara
rinci dijelaskan perilaku yang terkait dengan nilai-nilai di atas sebagai berikut :
1) Larangan memperdagangkan barang yang haram
Perilaku yang muncul dari memahami nilai ini adalah
pedagang tidak akan menjual barang-barang seperti
psikotropika, barang kadaluarsa, barang-barang merusak atau
berbahaya, media informasi yang mempromosikan ide-ide
merusak, buku-buku/majalah yang berisikan pornografi, dan
barang-barang yang diciptakan musuh-musuh Allah.
2) Bersikap benar, amanah dan jujur
Perilaku yang muncul dari bersikap benar (shiddiqi) adalah
tidak berbohong dalam mempromosikan harga dan penetapan
Diantara perilaku yang muncul dari sikap amanah (tanggung
jawab) adalah menepati janji atau kontrak, menjelaskan
ciri-ciri, kualitas, harga barang tanpa melebih-lebihkannya.
Sementara perilaku yang akan muncul dari bersikap jujur
adalah menjelaskan kekurangan-kekurangan barang dagangan
yang dia ketahui, dan yang tidak terlihat oleh pembeli, tidak
melipatgandakan harga dalam jual beli.
3) Menegakkan keadilan dan mengharamkan bunga (riba)/
menghindari yang batil
Perilaku dari nilai ini diantaranya adalah tidak melakukan
bai‟y gharar (jual beli yang mengandung ketidakjelasan), tidak
bertransaksi dengan lembaga riba, menyempurnakan
timbangan dan takaran, tidak melakukan penimbunan barang
dengan tujuan mempermainkan harga, bersegera dalam
membayar hutang kalau sudah tiba waktunya, melakukan
pencatatan terhadap semua transaksi usaha, dan membayar
gaji karyawan tepat waktu.
Di antara perilaku yang berhubungan dengan nilai ini adalah
tidak menggusur pedagang lain, tidak monopoli, dan tidak
menjelek-jelekkan bisnis orang lain.
5) Menegakkan toleransi dan persaudaraan
Perilaku yang akan muncul adalah toleransi dalam penerimaan
piutang/mengundurkan penagihan piutang (memberikan
kelapangan kepada orang yang berhutang), mengeluarkan
sedekah, dan tolong menolong dalam kebaikan. Selain itu tidak
melakukan penipuan, seperti menonjolkan keunggulan barang
tapi menyembunyikan cacatnya, melipatgandaka harga
terhadap orang yang tidak mengetahui harga pasaran, dan
menyonsong penjual.
6) Berpegang pada prinsip bahwa perdagangan adalah bekal
menuju akhirat
Perilaku yang berhubungan dengan nilai ini diantarnya adalah
tidak bertransaksi pada waktu shalat jumat, tidak
meninggalkan shalat/tidak melalaikan diri dari ibadah, niat
yang lurus, selalu ingat kepada Allah dalam berdagang,
yang diperoleh, menghindari syubhat, dan membayarkan
zakat.
C. METODOLOGI
Data penelitian ini diperoleh dari data primer. Data primer secara
khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian dari
pedagang Minang yang ada pada pasar Aur Kuning Bukittinggi dengan
menggunakan kuesioner (angket), dengan jumlah sampel sebanyak 95
pedagang
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis Deskriptif
Kuntitatif dengan penelitian studi kasus yang dipergunakan untuk
mengumpulkan, mengolah, dan kemudian menyajikan data observasi agar
pihak lain dapat dengan mudah mendapat gambaran mengenai objek dari
penelitian tersebut. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menjawab pertanyaan
penelitian yaitu menganalisis pengaruh antar variabel.
Untuk melihat pengaruh pemahaman nilai-nilai syariah terhadap
perilaku Pedagang Minang di pasar Aur Kuning, digunakan kuesioner. Data
yang diperoleh dari kuesioner di analisis dengan menggunakan alat analisis
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Korelasi
Uji korelasi dilakukan untuk melihat pengaruh dari variabel bebas
terhadap variabel terikat, dengan menggunakan uji korelasi Product Moment
(Pearson). Perhitungan uji korelasi antara variabel Y dengan variabel X dapat
dilihat sebagai berikut:
Tabel 5.4. Hasil Uji Korelasi
Antara Pemahaman Nilai-nilai Syariah dengan Perilaku Bisnis
Correlations
Pemahaman Perilaku
Pemahaman Pearson Correlation 1 .799**
Sig. (2-tailed) .000
N 95 95
Perilaku Pearson Correlation .799** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 95 95
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : data olahan
Dari tabel perhitungan di atas dapat dilihat bahwa faktor pemaham
mempunyai koefisien korelasi positif terhadap perilaku, dimana nilai
korelasinya adalah sebesar 0,799. Nilai ini menunjukkan bahwa kedua variabel
berubah dalam arah yang sama, artinya apabila variabel pemahaman
0,5 – 0,8 maka kriteria hubungan antara pemahaman nilai-nilai syariah terhadap
perilaku bisnis pedagang pasar Aur Kuning Bukittinggi berkorelasi sedang.
Koefisien Determinasi ( r2 )
Uji r2 digunakan untuk mengukur atau melihat seberapa besar proporsi
variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan hasil
perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai Koefisien Determinasi ( r2 ) sebagai
berikut :
Tabel 5.5.
Koefisien Determinasi ( r2 )
Antara Pemahaman Nilai-nilai Syariah dengan Perilaku Bisnis Model Summaryb
pemahaman terhadap nilai-nilai syariah mempengaruhi perilaku bisnis
pedagang pada pasar Aur Kuning sebesar 63,8%, sementara sisanya sebesar
36,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diteliti pada penelitian
Analisis Regresi
Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini digunakan teknik analisis
regresi linear sederhana. Hasil analisis regresi linear sederhana yang telah
dilakukan dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini :
Tabel 5.6. Hasil Analisis Regresi
Antara Pemahaman Nilai-nilai Syariah dengan Perilaku Bisnis Pedagang Minang pada Pasar Aur Kuning Bukittinggi
pemahaman adalah bertanda positif sebesar 2,277. Berdasarkan nilai tersebut
dapat disusun sebuah model regresi dalam penelitian ini sebagai berikut :
Y = - 39,344 + 2,227 X
Dari persamaan di atas dapat diartikan, jika terjadi peningkatan
pemahaman terhadap nilai-niai syariah akan memberikan penambahan
(pemahaman terhadap nilai-nilai syariah) adalah nol, maka nilai perilaku
menjadi negatif.
Pengujian Hipotesis
Tabel 5.7. Hasil Uji T
Antara Pemahaman Nilai-nilai Syariah dengan Perilaku Bisnis Pedagang Minang pada Pasar Aur Kuning Bukittinggi
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
(Constant) -39.344- 11.762 -3.345- .001
Pemahaman 2.277 .178 .799 12.795 .000 a. Dependent Variable: Perilaku
Sumber : data olahan
Dalam hal pengujian hipotesis, dilakukan dengan menggunakan T.Test
analysis diperoleh nilai thitung = 12,795. Sedangkan nilai kritis menurut tabel
dengan tingkat signifikansi 5% dengan menggunakan rumus t α/2 (n-2) dan
n ≥ 30 adalah ± 1,96. Karena thitung > ttabel maka Ho ditolak. Artinya pemahaman
nilai-nilai syariah berpengaruh signifikan terhadap perilaku bisnis Pedagang
Minang pasar Aur Kuning Bukittinggi. Dengan arti kata Hipotesis (Ha) diterima
. Hal ini juga bisa dilihat dari perhitungan di atas dimana diperoleh nilai sig. <
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari perhitungan nilai koefisien korelasinya diperoleh nilai r = 0,799. Artinya antara variabel pemahaman terhadap perilaku mempunyai korelasi sedang, dengan besarnya pengaruh yang diperlihatkan oleh nilai r2 sebesar 63,8%, artinya sebesar 63,8% perilaku bisnis pedagang Minang pada Pasar Aur Kuning dipengaruhi oleh pemahaman terhadap nilai-nilai syariah, sementara sisanya sebesar 36,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Sementara kalau dilihat dari hasil analisis regresi dengan nilai konstanta bernilai negatif sebesar -39,344 dan nilai koefisien regresi dari variabel pemahaman adalah bertanda positif sebesar 2,277, berarti bahwa peningkatan pemahaman terhadap nilai-nilai syariah akan memberikan penambahan perubahan perilaku bisnis ke arah yang positif. Akan tetapi bila nilai X (pemahaman terhadap nilai-nilai syariah) adalah nol, maka nilai perilaku menjadi negatif. Dari pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan T.Test analysis. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai
sig. < 0,001 yaitu sebesar 0,000. Artinya pemahaman nilai-nilai syariah berpengaruh signifikan terhadap perilaku bisnis Pedagang Minang pasar Aur Kuning Bukittinggi. Dengan arti kata Hipotesis diterima.
Saran
1. Perlu dilakukan pembinaan terhadap para pedagang khususnya para pedagang Pasar Aur Kuning terhadap penanaman nilai-nilai syariah yang terkait dengan perdagangan sebagai implikasi dari falsafah yang dianut oleh masyarakat Minang itu sendiri yaitu ABS-SBK. Karena kalau perkembangan perekononomian tidak diikuti dengan pembinaan mental, spiritual dan teknik perdagangan dikhawatirnya akan hilangnya nilai-nilai syariah dalam perilaku berbisnis pedagang Minang, dalam hal ini pedagang Minang pada pasar Aur Kuning Bukittinggi. Pembinaan yang dilakukan dapat :
a. Pelatihan-pelatihan dan pendidikan untuk para pedagang tentang cara-cara menjalankan usaha yang baik serta bagaiman cara menjalin kerjasama dengan para funding khususnya perbankan syariah.
b. Para mubaligh diharapkan tidak hanya memberikan ceramah atau kajian-kajian tentang ibadah ritual saja, tetapi diharapkan juga untuk memberikan ceramah atau kajian-kajian yang relevan dengan perilaku bisnis yang Islami khususnya dan ekonomi syariah pada umumnya.
2. Perbankan syariah dalam menjalankan peran intermedirinya diharapkan memperhatikan sektor riil agar keberadaannya memang dirasakan oleh UMKM.
DAFTAR PUSTAKA
A Akerlof, George, 2003, Behavioral macroeconomics and macroeconomic behavior,
di Download tanggal 20 April 2009, Economics Journal, dari ProQuest.
Arikunto, Suharsimi. 2000, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta Badan Pusat Statistik, 2007, Bukittinggi dalam Angka 2007.
BAPPENAS, Potensi UKM dalam Meningkatkan Ketahanan Pasar Domestik, Info Kajian Bappenas, Vol.3, No.1, Oktober 2006
Bungin, Burhan. 2006, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Badroen, Faisal. Suhendra, dkk, 2006, Etika Bisnis dalam Islam, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Damsar, 2002, Sosoiologi Ekonomi. Rajawali Pers, Jakarta. Devos, 1987, Pengantar Etika, Tiara Wacana, Yogyakarta.
Dt. Rajo Penghulu, H. Idrus Hakimy, 2004, Rangkaian Mustika Adat Basandi Syarak di
Minang Kabau, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Izzan , Ahmad. 2006, Referensi Ekonomi Syariah, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung Iffatin Nur, 2007, Revitalisasi Nilai-nilai Syariah, JURNAL HUKUM ISLAM, Sekolah
Tinggi Agama Islam Tulungagug, Volume 09, Nomor 02, Nopember 2007. Kahneman, Daniel and Vernon Smith, 2002, Foundations of Behavioral and
Experimental Economics: Advanced information on the Prize in Economic
ciences 2002, 17 December 2002 Information Department, PO Box 50005, S104 05 Stockholm, Sweden Phone: +46 8 673 95 00, Fax: +46 8 15 56 70, E-mail: [email protected], Website: www.kva.se
Kuncoro, Mudrajad. 2008, Sektor Riil dan UMKM Pasca Inpres NO.6/2007
Kholis, Nur. 2007, Membangun Etika Bisnis Islam, JURNAL HUKUM ISLAM, Sekolah Tinggi Agama Islam Tulungagug, Volume 09, Nomor 02, Nopember 2007.
Lubis , Suhrawadi K. 2000, Hukum Ekonomi Islam, Sinar Grafika, Jakarta
M. Yusuf, 2001, Norma Etika dan Integritas Sosial (Studi Peranan Norma Etika dalam Menciptakan dan Memelihara Integritas Sosial), Jurnal Media Akademika Forum Ilmu dan Budaya Islam IAIN STS Jambi, Vol. 16, No.1, Januari 2001. Manan , M. Abdul. 1999, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Dana Bhakti Wakaf,
Yogyakarta
Muhammad , 2003, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Ekonisia, Yogyakarta
Muhammad, Fauroni, Lukman. 2002, Visi Al-Qur’an tentang Etika dan Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.
Qardhawi, Yusuf. 1997, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Gema Insani Press, Jakarta.
Siagian, Dergibson. Sugiarto, 2002, Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi,
PT.Gramedia, Jakarta.
Simamora, Bilson, 2002, Panduan Riset Perilaku Konsumen, PT.Gramedia, Jakarta. Santoso Singgih, 1999, SPSS Statistik Parametrik, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Teguh, Muhammad. 1999, Metodologi Penelitian Ekonomi, Teori dan Aplikasi,
RajaGrafindo Persada, Jakarta.
UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Veithzal Rivai, Andria Permata Rivai, 2008, Islamic Financial Management,Teori Konsep, dan Aplikasi Panduan Praktis Untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi, dan Mahasiswa, Rajawali Pers, Jakarta
Walpole, 1992, Pengantar Statistika,