• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN TUMBUKAN EFEKTIF MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN TUMBUKAN EFEKTIF MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PROFIL PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN

TUMBUKAN EFEKTIF MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kimia

Oleh:

FIQRI HAKIM NURUL ANWAR

0601962

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PROFIL PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN TUMBUKAN EFEKTIF MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY

Oleh

Fiqri Hakim Nurul Anwar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Fiqri Hakim Nurul Anwar 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

FIQRI HAKIM NURUL ANWAR

PROFIL PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN

TUMBUKAN EFEKTIF MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Gun Gun Gumilar, S.Pd., M.Si.

NIP. 197906262001121001

Pembimbing II

Dr. F. M. Titin Supriyanti, M.Si.

NIP. 195810141986012001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

Dr. rer. nat. Ahmad Mudzakir, M.Si.

(4)

ii

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh penerapan pembelajaran menggunakan metode Discovery-Inquiry terhadap penguasaan konsep siswa kelas XI pada pembelajaran tumbukan efektif. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain control group pretest-posttest. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI pada salah satu SMA di Bandung yang terdiri atas 30 siswa kelas eksperimen dan 30 siswa kelas kontrol. Instrumen penelitian berupa tes tertulis dan format wawancara. Analisis perbedaan peningkatan penguasaan konsep kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan secara statistik menggunakan uji Mann-Whitney U. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai N-Gain untuk kelas eksperimen adalah 45,9% dan kelas kontrol adalah 34,6%, kedua rata-rata N-Gain tersebut berbeda secara signifikan. Penguasaan konsep kelas eksperimen pada masing-masing kategori kelompok siswa, menunjukkan kelompok tinggi memiliki tingkat penguasaan konsep sangat baik dengan rata-rata nilai tes sebesar 84,7%; kelompok sedang memiliki tingkat penguasaan konsep baik dengan rata-rata nilai tes sebesar 68,9%; dan kelompok rendah memiliki tingkat penguasaan konsep cukup dengan rata-rata nilai tes sebesar 53,3%. Penguasaan konsep siswa pada masing-masing indikator, menunjukkan bahwa pada indikator mengemukakan tumbukan efektif ditinjau dari orientasi molekul pereaksi saat bertumbukan sebesar 69,4%; mengemukakan tumbukan efektif ditinjau dari energi kinetik molekul pereaksi saat bertumbukan sebesar 67,8%; menyelidiki grafik energi terhadap koordinat reaksi dan hubungan dengan energi aktivasi sebesar 73,9%, penguasaan konsep siswa pada ketiga indikator tersebut termasuk dalam kategori baik. Penguasaan konsep siswa untuk indikator mengaitkan hubungan antara tumbukan efektif dengan energi aktivasi sebesar 60,0% termasuk dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pembelajaran menggunakan metode Discovery-Inquiry dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada pembelajaran tumbukan efektif.

(5)

iii

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This study aimed to obtain the information about the effect of using Discovery-Inquiry method to the second grade student’s mastery of concept in learning the effective collision. The method used in the study is quantitative method and the design is pretest-posttest control group design. The subject was student at the second grade in one of senior high school in Bandung each 30 students as experiment class and 30 student’s as control group. Research instrument in the form of a written test and interview format. Analysis of the increasing difference the student’s mastery of concept of the experiments class and the control class performed statistically using the Mann-Whitney U test. The results showed that N-Gain average test for the experiments class is 45.9% and for the control class is 34.6%, both the N-Gain average are significantly different. The student’s mastery of concept of the experiments class in each category of student groups showed, for high group have a very good level mastery of concept with an average test score is 84.7%, the middle group have a good level mastery of concept with an average test score is 68,9%, and the low group have an adequate level mastery of concept with an average test score is 53.3%. The student’s mastery of concepts on each indicator showed that for the effective collision expressed in terms of the orientation of reactant molecules when colliding learning indicator is 69.4%, for the expressed in terms of effective collision expressed in terms of the kinetic energy of reactant molecules when colliding learning indicator is 67.8%; for the investigate energy to the reaction coordinate graphs and the relationship with an activation energy learning indicator is 73.9%, students mastery of concepts for that three indicators is in good level category. While the student’s mastery of concepts for the linked of the relationship between the effective collision with an activation energy learning indicator is 60.0% in adequate level category. Based on the research results revealed that the learning using the Discovery-Inquiry method was able to improve student’s mastery concepts in learning effective collision.

(6)

v

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Manfaat Hasil Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A.Metode Discovery-Inquiry ... 7

1. Definisi Metode Discovery-Inquiry ... 7

2. Jenis-jenis Metode Discovery-Inquiry ... 8

3. Tahap Pelaksanaan Metode Discovery-Inquiry ... 10

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Discovery-Inquiry ... 11

a. Kelebihan Metode Discovery-Inquiry ... 11

b. Kekurangan Metode Discovery-Inquiry ... 12

B.Penguasaan Konsep ... 14

C.Deskripsi Materi Tumbukan Efektif ... 16

1. Orientasi Molekul Pereaksi Saat Bertumbukan ... 17

(7)

vi

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

D.Hubungan Penggunaan Metode Discovery-Inquiry terhadap Peningkatan

Penguasaan Konsep siswa ... 19

E. Hipotesis ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21

A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 21

B.Desain Penelitian ... 21

C.Metode Penelitian ... 22

D.Penjelasan Istilah ... 23

E. Prosedur Penelitian ... 24

1. Tahap Persiapan ... 24

2. Tahap Pelaksanaan... 24

3. Tahap Akhir ... 25

4. Alur Penelitian ... 25

F. Instrumen Penelitian ... 27

1. Soal Tes tertulis ... 27

2. Pedoman Wawancara... 27

G.Pengujian Instrumen ... 28

1. Validitas ... 28

2. Reliabilitas ... 28

3. Tingkat Kesukaran ... 31

4. Daya Pembeda ... 31

H.Teknik Pengumpulan Data ... 32

I. Tekhnik Pengolahan Data ... 33

1. Pengolahan Data Hasil Tes Tertulis ... 33

2. Perhitungan Secara Statistik ... 34

a. Uji Normalitas ... 34

b. Uji Signifikansi ... 35

(8)

vii

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Analisis Penguasaan Konsep Tiap Indikator ... 36

5. Analisis Jawaban Hasil Wawancara ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A.Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Tumbukan Efektif untuk Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 37

1. Uji Normalitas Data Penguasaan Konsep ... 39

2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Penguasaan Konsep ... 40

B.Penguasaan Konsep Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Kategori Siswa Kelompok Tinggi, Sedang dan Rendah ... 45

C.Penguasaan Konsep Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Masing-masing Indikator Pembelajaran ... 48

1. Penguasaan konsep untuk Indikator 1 ... 49

2. Penguasaan konsep untuk Indikator 2 ... 50

3. Penguasaan konsep untuk Indikator 3 ... 51

4. Penguasaan konsep untuk Indikator 4 ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN ... 59

(9)

1

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas pendidikan di Indonesia masih banyak yang harus diperbaiki. Hal

ini bisa diketahui berdasarkan beberapa temuan dari lembaga non-profit

internasional yang memperlihatkan bahwa peserta didik Indonesia belum

menunjukkan prestasi memuaskan. Menurut Programme for International Student

Assessment (PISA) 2006 capaian peserta didik Indonesia untuk level 3 adalah

9,5%. Kemudian hasil PISA tahun 2009 menunjukan bahwa Indonesia berada

pada rangking 60 dari 65. Temuan lain dari Trends in International Mathematics

and Science Study (TIMSS) tahun 2007, literasi sains Indonesia berada di urutan

ke-35 dari 49 negara. Hasil analisis Organisation for Economic Co-operation and

Development (OECD), diketahui bahwa banyak faktor yang mempengaruhi

kualitas pendidikan, diantaranya peran guru, peran otonomi sekolah, peran kepala

sekolah, peran kurikulum, dan peran kebebasan dalam memilih buku teks

pelajaran.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan

di Indonesia, salah satunya menggunakan metode pembelajaran yang tepat.

Penggunaan metode yang tepat mampu menghindari proses belajar mengajar yang

monoton, membosankan dan tidak menarik. Metode yang diterapkan harus

mampu membuat siswa berpikir dan mendapat pengetahuan berdasarkan hasil

penemuan mereka sendiri. Proses pembelajaran tidak lagi mengacu bahwa guru

adalah pusat informasi atau teacher center melainkan harus memposisikan siswa

sebagai pusat informasi atau student center. Peran guru dalam memahami suatu

metode yang akan digunakan akan membuat proses belajar mengajar menjadi

lebih baik dan berpengaruh terhadap indikator yang ingin dicapai. Selain itu,

diharapkan dengan menggunakan metode yang tepat, guru mampu menumbuhkan

(10)

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Ruslanudin (2012) menyatakan bahwa umumnya model dan metode

pembelajaran yang diterapkan guru di sekolah menengah masih bersifat

konvensional (ceramah, tanya jawab, demonstrasi), dan penugasan mengerjakan

soal yang sesuai dengan contoh.Pada proses pembelajaran menggunakan metode

ceramah, siswa cenderung menghafal dalam menguasai suatu konsep, akibatnya

siswa hanya mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar

yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka tidak memahaminya. Pada

penggunaan metode ceramah, konsep yang didapatkannya bukan hasil dari proses

berpikir melalui pengalaman yang didapatkannya sendiri sehingga tidak tahan

lama dalam ingatan. Oleh karena itu, diperlukan satu metode pembelajaran yang

mampu membuat siswa berpikir dan mengasimilasi konsep-konsep serta

fakta-fakta berdasarkan pengalaman yang mereka dapatkan sendiri.

Salah satu metode yang dapat membuat siswa terlibat aktif dalam pelajaran

adalah metode Discovery-Inquiry. Amien (1979) mengemukakan bahwa di dalam

Discovery-Inquiry guru lebih sedikit memberikan materi pelajaran kepada siswa,

tetapi siswa belajar dan memperoleh lebih banyak. Tujuan penggunaan metode

Discovery-Inquiry adalah diharapkan siswa akan lebih dapat menggali

kemampuan dirinya untuk berpendapat, dan mengajak siswa untuk dapat

menemukan permasalahan sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses

belajar mengajar. Metode Discovery-Inquiry merupakan suatu metode

pembelajaran yang cara penyajiannya banyak melibatkan siswa dalam

proses-proses mental dalam rangka penemuannya (Amien, 1987). Selain itu, proses-proses

penemuan konsep oleh siswa selama pembelajaran berlangsung dapat dibantu

dengan penggunaan media pembelajaran.

Penggunaan metode Discovery-Inquiry berpengaruh terhadap penguasaan

konsep siswa. Pembelajaran yang menggunakan metode Discovery-Inquiry

mampu membuat siswa lebih aktif serta mempunyai pengalaman belajar lebih

baik selama proses pembelajaran berlangsung. Melalui pengalaman belajar, siswa

(11)

3

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menguasai suatu konsep. Penguasaan konsep sangat penting dimiliki oleh siswa

setelah mengalami proses belajar. Apabila siswa telah menguasai suatu konsep,

siswa dapat memecahkan suatu permasalahan dengan menggunakan aturan-aturan

dari konsep yang diperolehnya. Selain itu, untuk memudahkan siswa memahami

dan mengerti makna suatu konsep dapat melaui pemberian contoh-contoh yang

terjadi di sekitar kita atau melalui contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Pada tingkat sekolah menengah atas (SMA), terdapat mata pelajaran

rumpun sains, salah satunya adalah mata pelajaran kimia. Salah satu kompetensi

dasar (KD) mata pelajaran kimia pada materi laju reaksi untuk kelas XI adalah

memahami teori tumbukan untuk menjelaskan faktor-faktor penentu laju dan orde

reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam teori tumbukan

terdapat konsep tumbukan efektif. Tumbukan efektif merupakan suatu konsep

yang abstrak. Misalnya, tumbukan efektif dipengaruhi oleh orientasi molekul

pereaksi saat bertumbukan. Konsep ini merupakan konsep yang abstrak sehingga

harus disampaikan menggunakan metode yang tepat agar siswa tidak hanya

menghafal konsep tetapi juga menguasainya. Apabila siswa sudah menguasai

konsep tumbukan efektif, maka siswa akan mampu menjawab

permasalahan-permasalahan seputar teori tumbukan dan faktor-faktor penentu laju dan orde

reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari menggunakan aturan-aturan

dari konsep tumbukan efektif.

Materi tumbukan efektif tidak cocok apabila disampaikan menggunakan

metode ceramah. Penyampaian materi tumbukan efektif membutuhkan metode

pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif selama proses pembelajaran.

Metode yang digunakan juga harus membuat siswa mampu menguasai konsep

tumbukan efektif lebih baik, sehingga konsep yang didapatkannya mampu

bertahan lebih lama dalam ingatan. Salah satu metode yang tepat adalah metode

Discovery-Inquiry. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu. Nurmalasari

(2010) yang dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa metode

(12)

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Rudini (2011), penguasaan konsep siswa pada pembelajaran perkembangan

konsep redoks meningkat dengan penggunaan metode Discovery-Inquiry.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan

Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, terdapat beberapa permasalahan yang

diidentifikasi, yaitu: penguasaan konsep siswa yang masih rendah, dan

penggunaan metode pembelajaran yang tidak tepat. Oleh karena itu, variabel

dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep siswa dan metode

Discovery-Inquiry. Agar penelitian lebih terfokus, maka peneliti membatasi variabel-variabel

tersebut sebagai berikut:

a. Pembelajaran Inquiry yang dimaksud adalah Guided

Discovery-Inquiry

b. Penguasaan konsep siswa yang dimaksud dibatasi pada jenjang C2 dan C3

menurut taksonomi Anderson. Adapun pembelajaran yang akan dilaksanakan

mengacu pada:

 Standar Kompetensi:

3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari dan industri.

 Kompetensi Dasar:

3.2 Memahami teori tumbukan untuk menjelaskan faktor-faktor penentu

laju reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari.

(13)

5

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penguasaan konsep siswa SMA setelah pembelajaran tumbukan efektif menggunakan metode Discovery-Inquiry?”

Rumusan masalah tersebut secara terperinci dapat dinyatakan dalam

beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana perbedaan peningkatan penguasaan konsep siswa kelas

eksperimen yang menggunakan metode Discovery-Inquiry dibandingkan

dengan peningkatan penguasaan konsep siswa kelas kontrol yang

menggunakan metode ceramah pada pembelajaran tumbukan efektif?

b. Bagaimana penguasaan konsep siswa kelas eksperimen kelompok tinggi,

sedang, dan rendah pada pembelajaran tumbukan efektif menggunakan

metode Discovery-Inquiry?

c. Bagaimana penguasaan konsep siswa kelas eksperimen pada masing-masing

indikator dalam pembelajaran tumbukan efektif menggunakan metode

Discovery-Inquiry?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan konsep

siswa pada pembelajaran tumbukan efektif menggunakan metode

Discovery-Inquiry. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui penguasaan konsep siswa kelas eksperimen pada pembelajaran

tumbukan efektif menggunakan metode Discovery-Inquiry

2. Mengetahui penguasaan konsep siswa kelas eksperimen kelompok tinggi,

sedang, dan rendah pada pembelajaran tumbukan efektif menggunakan

metode Discovery-Inquiry

3. Mengetahui penguasaan konsep siswa kelas eksperimen pada masing-masing

indikator dalam pembelajaran tumbukan efektif menggunakan metode

(14)

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran pada kajian

penelitian pembelajaran yang menggunakan metode Discovery-Inquiry.

2. Guru

Dijadikan sebagai bahan masukan bagi guru mata pelajaran kimia untuk

merencanakan dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang efektif pada materi

tumbukan efektif.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi merupakan sistematika penulisan dalam

penulisan skripsi. Pada penelitian ini, struktur organisasi skripsinya adalah

sebagai berikut:

1. Bab I berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II berisi tentang kajian teoritis metode Discovery-Inquiry, penguasaan

konsep, deskripsi materi tumbukan efektif, media pembelajaran, hubungan

penggunaan metode Discovery-Inquiry terhadap penguasaan konsep siswa,

dan hipotesis penelitian.

3. Bab III berisi tentang lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode

penelitian, penjelasan istilah, prosedur penelitian, instrumen penelitian,

pengujian instrumen, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data

4. Bab IV berisi tentang data hasil penelitian dan pembahasannya

(15)

21

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan lokasi dan subjek

penelitian, desain penelitian, metode penelitian, penjelasan istilah, prosedur

penelitian, instrumen penelitian, pengujian instrumen, teknik pengumpulan data,

teknik pengolahan data.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Laboratorium

Percontohan salah satu universitas negeri di kota Bandung tahun ajaran

2012-2013. Subjek penelitian terdiri dari populasi dan sampel. Sugiyono (2012)

menyatakan bahwa populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.

Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu (Sugiyono, 2012). Populasi

pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA. Sedangkan sampel pada

penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan siswa

kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 30 orang

siswa. Baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki tingkat penguasaan

konsep yang homogen berdasarkan data yang diberikan oleh guru mata pelajaran

kimia di sekolah tempat penelitian berlangsung.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian dilaksanakan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode

Discovery-Inquiry terhadap peningkatan penguasaan konsep siswa, oleh karena

itu dibutuhkan satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol sebagai pembanding.

Desain penelitian yang digunakan adalah control group pretest-posttest, yang

(16)

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pretest dan posttest diasumsikan sebagai efek dari perlakuan. Desain penelitian ini

disajikan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Desain penelitian control group pretest-posttest (Sugiyono, 2009)

E O1 X O2

K O3 - O4

E = Kelas eksperimen K = Kelas kontrol

O1 = pretest pada kelas eksperimen O2 = posttest pada kelas eksperimen O3 = pretest pada kelas kontrol O4 = posttest pada kelas kontrol

O1 adalah pretest untuk penguasaan konsep pada kelas eksperimen.

Sebelum pembelajaran dilaksanakan, siswa terlebih dahulu mengerjakan pretest

(O1) untuk mengetahui pengetahuan awal terhadap materi pelajaran, kemudian

diberi perlakuan. Perlakuan pada kelas eksperimen yaitu pembelajarannya

menggunakan metode Discovery-Inquiry. Kelas eksperimen tersebut diberi

perlakuan selama satu kali pertemuan. Setelah diberi perlakuan, siswa diberi

posttest (O2).

O3 adalah pretest untuk penguasaan konsep pada kelas kontrol. Berbeda

dengan kelas eksperimen, pembelajaran pada kelas ini menggunakan metode

ceramah. Setelah pembelajaran berlangsung, siswa diberi posttest (O4). Instrumen

pretest (O1 dan O3) dan posttest (O2 dan O4) baik kelas eksperimen maupun kelas

kontrol dibuat sama untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep materi

tumbukan efektif. Secara lengkap paket soal tes tertulis dapat dilihat pada

lampiran A.7.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk

mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasikan data menjadi

(17)

23

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Sugiyono (2010) menyatakan

bahwa metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen,

analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan. Komponen dan proses penelitian kuantitatif

disajikan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Komponen dan proses penelitian kuantitatif

D. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan penafsiran istilah-istilah yang terdapat dalam

penelitian ini, maka diberikan penjelasan dari istilah-istilah tersebut sebagai

berikut:

1. Penguasaan adalah penguasaan atau kesanggupan untuk menggunakan

pengetahuan, kepandaian, dsb (Tim Penyusun Kamus Pustaka Bahasa, 2002).

2. Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek,

kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang

mempunyai atribut-atribut yang sama (Dahar, 1996).

3. Penguasaan konsep merupakan kemampuan siswa menangkap arti atau

fenomena alam tertentu melalui pengamatan, dan analisis hasil

pengamatannya (proses asimilasi dan akomodasi) yang dibangun dan

disimpan dalam pikiran siswa sebagai memori yang tersimpan (retensi) dan

suatu saat dapat dipanggil (recall) melalui tes (Utomo, 1997).

Kesimpulan & Saran Rumusan

Masalah

Landasan Teori

Perumusan Hipotesis

Pengumpulan Data

Analisis Data Pengembangan

Instrumen

(18)

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Tumbukan efektif adalah tumbukan antara molekul pereaksi yang

menghasilkan reaksi (Syukri, 1999)

5. Metode Discovery-Inquiry adalah suatu metode pembelajaran yang cara

penyajian pembelajarannya banyak melibatkan siswa dalam proses-proses

mental dalam rangka penemuannya (Amien, 1987).

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini meliputi beberapa tahap penelitian mulai dari tahap persiapan,

tahap pelaksanaan dan tahap akhir.

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan yang dilakukan pada penelitian ini meliputi:

a. Menentukan materi yang akan diteliti yaitu materi tumbukan efektif.

b. Menganalisis standar isi mata pelajaran kimia SMA dan materi pelajaran pada

buku-buku teks untuk menyusun materi yang akan diajarkan.

c. Melakukan studi kepustakaan mengenai metode Discovery-Inquiry, definisi

penguasaan konsep serta tumbukan efektif.

d. Menentukan sekolah dan kelas penelitian.

e. Melakukan konsultasi dengan guru mata pelajaran kimia di sekolah penelitian

dan sekolah uji coba instrumen penelitian.

f. Menyiapkan surat izin penelitian dan surat izin uji coba instrumen penelitian.

g. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk materi teori

tumbukan yang telah disesuaikan dengan tahapan metode Discovery-Inquiry.

h. Membuat perangkat pembelajaran lembar pengamatan siswa (LPS) serta

instrumen penelitian (tes tertulis dan pedoman wawancara).

i. Melakukan validasi instrumen penelitian (tes tertulis) yang telah disusun.

j. Memperbaiki instrumen penelitian (tes tertulis).

k. Melakukan uji coba instrumen penelitian (tes tertulis).

l. Melakukan perbaikan kembali terhadap instrumen penelitian (tes tertulis).

(19)

25

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian ini

meliputi:

a. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan diawali dengan memberikan pretest baik kelas kontrol

maupun kelas eksperimen. Kemudian dilakukan kegiatan belajar mengajar.

Kelas kontrol pembelajarannya menggunakan metode ceramah sedangkan

kelas eksperimen pembelajarannya menggunakan metode Discovery-Inquiry.

b. Pelaksanaan posttest

Posttest dilakukan setelah pembelajaran berlangsung baik kelas kontrol

maupun kelas eksperimen.

c. Pelaksanaan wawancara

Wawancara dilaksanakan di luar jam pembelajaran.

3. Tahap Akhir

a. Mengolah data hasil penelitian.

b. Menganalisis data hasil temuan penelitian.

c. Membuat kesimpulan

4. Alur Penelitian

Dalam Penelitian ini, disusun alur penelitian agar penelitian berlangsung

secara terarah, sistematis dan sesuai dengan tujuan. Alur penelitian disajikan pada

(20)

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

Analisis standar isi mata pelajaran kimia SMA dan buku kimia pada materi tumbukan efektif.

Pembuatan perangkat pembelajaran (RPP dan LPS) dan instrumen penelitian (tes tertulis dan pedoman wawancara)

Studi literatur mengenai: 1. Definisi penguasaan konsep 2. Metode Discovery-Inquiry 3. Tumbukan efektif

Wawancara Uji coba instrumen penelitian (tes tertulis)

Perbaikan Validasi instrumen penelitian (tes tertulis)

Perbaikan

pretest pretest

posttest posttest

Kelas kontrol: Pembelajaran dengan

Metode Ceramah

(21)

27

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tahap Akhir

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah

(Arikunto, 2009). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tes

tertulis dan wawancara.

1. Soal Tes tertulis

Tes ini digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan

terhadap penguasaan konsep. Instrumen tes terdiri atas tes awal (pretest) dan tes

akhir (posttest) mengenai materi tumbukan efektif. Bentuk tes yang digunakan

adalah pilihan ganda beralasan dengan lima pilihan jawaban dan lima pilihan

alasan serta uraian yang dibuat berdasarkan indikator pembelajaran untuk materi

tumbukan efektif. Soal pilihan ganda yang digunakan adalah pilihan ganda

beralasan, karena tipe in mencegah siswa menebak jawaban yang mereka pilih.

Selain itu soal pilihan ganda beralasan digunakan untuk mengetahui miskonsepsi

siswa. Soal essay digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa.

Menurut Sukardi (2009) mengatakan bahwa salah satu kelebihan tes essay adalah Gambar 3.2 Alur Penelitian

Pengolahan dan Analisis Data

(22)

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengetahui seberapa jauh siswa telah memahami dan mendalami suatu

permasalahan atas dasar pengetahuan yang diajarkan di dalam kelas. Selain itu, tes

essay digunakan untuk melatih siswa mengungkapkan konsep yang mereka dapat

menggunakan kalimat mereka sendiri.

Soal yang digunakan berjumlah 8 butir soal, yaitu 5 butir soal pilihan

ganda beralasan dan 3 butir soal essay. Pretest dan posttest digunakan soal yang

sama berdasarkan anggapan bahwa peningkatan penguasaan konsep siswa akan

dapat dilihat dan diukur dengan soal yang sama. Secara lengkap paket soal tes

tertulis dapat dilihat pada lampiran A.7.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpul data untuk mendapatkan informasi

yang berkenaan dengan pendapat dari individu atau responden. Pada

pelaksanaannya, wawancara dilakukan dengan jalan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan secara lisan kepada siswa pada kelas eksperimen. Wawancara

digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan

menggunakan metode Discovery-Inquiry maupun soal tes tertulis. Wawancara ini

dilakukan untuk melengkapi data-data yang tidak terukur pada tes tertulis.

Wawancara dilakukan di luar jam pembelajaran. Secara lengkap format

wawancara dapat dilihat pada lampiran A.10.

G. Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen dilakukan dengan melakukan validitas, reliabilitas,

tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

1. Validitas

Validiitas suatu alat ukur menunjukan sejauh mana alat ukur itu mengukur

apa yang seharusnya diukur. Anderson (Arikunto, 2009) menyatakan bahwa

sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.

(23)

29

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(1)

(2)

(3) dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Oleh

karena itu alat ukur yang baik harus memiliki validitas yang tinggi.

Uji validitas pada penelitian ini adalah validitas isi. Arikunto (2009)

menyatakan bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur

tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang

diberikan. Dalam penelitian ini, validitas isi dilakukan oleh orang yang

berkompeten di bidang kimia maupun di bidang pendidikan. Dalam peneltian ini,

peneliti melakukan konsultasi dengan dua orang dosen dan selanjutnya

diujicobakan dan dianalisis pada setiap butir soal.

2. Reliabilitas

Reliabilitas sering kali disebut derajat konsistensi (keajegan). Arikunto

(2009) menyatakan bahwa suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf

kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Nilai

reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas. Untuk

mengetahui koefisien reliabilitas tes maka digunakan rumus alpha. Persamaan

yang digunakan untuk menentukan reliabilitas adalah:

[ ∑ ]

Keterangan:

r = Reliabilitas tes yang dicari n = Banyak soal

p = Proporsi respon benar pada suatu soal q = Proporsi respon salah pada suatu soal s2 = variasi skor tes

Sebelum didapatkan besarnya koefisien reliabilitas, dilakukan beberapa langkah

bertahap sampai ketemu harga reliabilitas, sebagai berikut:

a. Mencari harga varians (s2) dengan rumus:

(24)

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(4)

(5) Keterangan:

s2 = variasi skor tes

= Jumlah skor semua siswa pada semua butir soal

= Jumlah kuadrat skor semua siswa pada semua butir soal = Banyak siswa

b. Menghitung proporsi respon benar (p) dan respon salah (q):

Keterangan:

p = Proporsi respon benar n = Banyak siswa

Keterangan:

q = Proporsi respon salah p = Proporsi respon benar

c. Memasukkan nilai-nilai yang diperoleh ke dalam rumus alpha.

Untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai reliabilitas yang diperoleh, maka

digunakan Tabel 3.2. Secara lengkap analisis uji reliabilitas dapat dilihat pada

lampiran B.2.

Tabel 3.2 Tafsiran Koefisien Korelasi Reliabilitas (Arikunto, 2009)

Nilai Tafsiran

r ≤ 0,20 Sangat rendah

0,20-0,40 Rendah

0,40-0,60 Sedang

0,70-0,90 Tinggi

0,90-1,00 Sangat tinggi

3. Tingkat Kesukaran

Menurut Arikunto (2009) indeks kesukaran adalah bilangan yang

(25)

31

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(6) tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang mudah tidak merangsang

siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu

sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak memiliki semangat

untuk mencobanya lagi karena diluar jangkauan. Persamaan yang digunakan

untuk menentukan tingkat kesukaran adalah:

Keterangan:

nT = Jumlah peserta kelompok tinggi yang menjawab benar pada pokok uji yang dianalisis

nR = Jumlah peserta kelompok rendah yang menjawab benar pada pokok uji yang dianalisis

N = Jumlah anggota kelompok tinggi ditambah anggota kelompok rendah Maks = nilai maksimal tiap butir soal

Untuk mengetahui sukar tidaknya soal yang digunakan, maka digunakan

Tabel 3.3. Secara lengkap analisis tingkat kesukaran dapat dilihat pada lampiran

B.3.

Tabel 3.3 Tafsiran Nilai Tingkat Kesukaran (Arikunto, 2009)

Nilai Tafsiran

0,1-0,30 Sukar

0,30-0,70 Sedang

0,70-1,00 Mudah

4. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

(26)

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tersebut mampu membedakan siswa yang mengusasai materi pelajaran dengan

siswa yang tidak menguasai materi pelajaran. Persamaan yang digunakan untuk

menentukan daya pembeda adalah:

Keterangan:

nT = Jumlah peserta kelompok tinggi yang menjawab benar nR = Jumlah peserta kelompok rendah yang menjawab benar

N = Jumlah anggota kelompok tinggi ditambah anggota kelompok rendah maks = nilai maksimal tiap butir soal

Dalam penelitian ini, pembagian kelompok dengan menentukan 27%

kelompok atas dan 27% kelompok bawah, dikarenakan pembagian kelompok ini

paling stabil, sensitif, dan paling banyak digunakan. Sebelum didapatkan besarnya

daya pembeda, dilakukan beberapa langkah bertahap sampai ketemu harga daya

pembeda, sebagai berikut:

1. Mengurutkan seluruh peserta tes berdasarkan perolehan skor total dari yang

tinggi ke rendah.

2. Membagi seluruh peserta tes menjadi 27% kelompok atas (skor total tinggi)

dan 27% kelompok bawah (skor total rendah).

Untuk mengetahui daya pembeda soal yang digunakan, maka digunakan

Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Tafsiran Daya Pembeda (Arikunto, 2009)

Nilai Tafsiran

0,70-1,00 Baik sekali

0,40-0,69 Baik

0,20-0,39 Cukup

0,00-0,19 Jelek

(27)

33

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dari hasil analisis butir soal dapat diketahui butir soal mana yang telah

memenuhi kriteria pokok uji yang baik dan butir soal mana yang perlu direvisi.

Pokok uji yang baik yaitu pokok uji yang mempunyai daya pembeda 0,40 sampai

0,70. Secara lengkap analisis daya pembeda dapat dilihat pada lampiran B.4.

H. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan

sumber data, kemudian menentukan jenis data, teknik pengumpulan data, dan

instrumen yang digunakan disajikan pada Tabel 3.5

Tabel 3.5 Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

Sumber Data Teknik

Pengumpulan Data Instrumen

Siswa pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen Pretest Soal tes tertulis

Siswa pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen Posttest Soal tes tertulis

Siswa pada kelas eksperimen Wawancara Daftar pertanyaan

Siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen mengerjakan pretest

sebelum pembelajaran berlangsung, sedangkan pelaksanaan posttest dilakukan

setelah pembelajaran berlangsung. Baik pretest maupun posttest menggunakan

instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan essay. Secara lengkap paket soal tes

tertulis untuk pretest dan posttest dapat dilihat pada lampiran A.7. Adapun

wawancara hanya dilakukan untuk kelas eksperimen setelah pelaksanaan posttest.

Wawacara digunakan untuk memperoleh data yang tidak dapat diperoleh melalui

soal tes tertulis. Secara lengkap format wawancara dapat dilihat pada lampiran

A.10.

(28)

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(7)

(8)

(9) Teknik analisis data terdiri dari analisis data hasil tes dan analisis hasil

wawancara. Data hasil tes yang diperoleh berupa nilai dari pretest dan posttest

baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Langkah yang dilakukan dalam

menganalisis data adalah sebagai berikut:

1. Pengolahan Data Hasil Tes Tertulis

Mengolah data pretest dan posttest siswa sebagai berikut:

a. Jawaban siswa pada pretest dan posttest diperiksa kemudian

membandingkannya dengan kunci jawaban.

b. Memberi skor pada jawaban siswa, pada soal pilihan ganda untuk jawaban

yang benar dan alasan benar diberi skor 3, untuk jawaban yang benar dan

alasan salah diberi skor 2, untuk jawaban salah dan alasan benar diberi skor 1,

untuk jawaban salah dan alasan salah diberi skor 0, dan untuk tidak

menjawab diberi skor 0. Pada soal essay, nilai maksimal adalah 3.

c. Mengubah nilai pretest dan posttest ke dalam bentuk persen (%). Persamaan

yang digunakan untuk menghitung presentasenya adalah:

100

Keterangan:

NP = Nilai presentase yang diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa

SN = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

d. Menghitung nilai rata-rata seluruh siswa. Persamaan yang digunakan untuk

menghitung rata-rata adalah:

e. Menghitung normalisasi gain (N-Gain) untuk setiap siswa. Persamaan yang

digunakan untuk menghitung normalisasi gain adalah:

(29)

35

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(10) Setelah normalisasi gain setiap siswa dihitung, selanjutnya dihitung rata-rata

normalisasi gain. Persamaan yang digunakan untuk menghitung rata-rata

normalisasi adalah:

Untuk mengetahui peningkatan nilai N-Gain, maka digunakan Tabel 3.6

Tabel 3.6 Kriteria N-Gain (Hake, 1998)

Tingkat Nilai N-Gain

Tinggi ≥0,7

Sedang 0,7>N-Gain≥0,3

Rendah <0,3

f. Menilai tingkat penguasaan siswa berdasarkan kategori kemampuan. Untuk

mengetahui penguasaan siswa, maka digunakan Tabel 3.7

Tabel 3.7 Tafsiran Kriteria Kemampuan (Arikunto, 2009)

Nilai (%) Tafsiran

81-100 Sangat baik

61-80 Baik

41-60 Cukup

21-40 Kurang

0-20 Sangat kurang

2. Perhitungan secara statistik

Data hasil pretest dan posttest diolah secara statistik untuk menguji

signifikansi perbedaan rata-rata antara nilai pretest, posttest dan normalisasi gain

siswa secara keseluruhan. Pengolahan data tersebut menggunakan program SPSS

versi 17. Adapun tahapan pengolahannya sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Secara statistik, data yang didapat bisa tersdistribusi normal atau

(30)

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

uji pendahuluan, yaitu uji normalitas data. Uji normalitas yang digunakan adalah

uji Shapiro-Wilk karena dianggap lebih akurat untuk jumlah sampel kurang dari

50. Uji normalitas mempengaruhi tahapan penggunaan analisis secara statistik

berikutnya. Untuk data yang terdistibusi secara normal, analisis selanjutnya

menggunakan analisis statistik parametris. Sedangkan untuk data yang tidak

terdistribusi normal, analisis selanjutnya menggunakan analisis statistik

nonparametris.

b. Uji Signifikansi

Apabila data yang terdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah

melakukan dengan uji homogenitas varians dan perhitungan selanjutnya

menggunakan statistik parametris. Sebaliknya, apabila data yang terdistribusi

tidak normal, maka tidak perlu melakukan dengan uji homogenitas varians dan

perhitungan selanjutnya menggunakan statistik nonparametris. Berdasarkan hasil

uji normalitas, data tidak terdistribusi normal. Oleh karena itu perhitungan

selanjutnya menggunakan statistik nonparametris, yaitu uji Mann-Whitney U.

Menurut Susetyo (2012) mengatakan bahwa uji Mann-Whitney U digunakan

untuk menguji dua kelompok independen atau saling bebas yang ditarik dari suatu

populasi. Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis mengenai adakah pengaruh

metode Discovery-Inquiry terhadap peningkatan penguasaan konsep siswa.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan hipotesis 2-tailed.

3. Analisis Penguasaan Konsep Kelompok Tinggi, Sedang dan Rendah

Penguasaan konsep merupakan variabel kontinum. Menurut Purwanto

(2010) mengatakan bahwa variabel kontinum kadang-kadang diubah menjadi

variabel kategori dengan cara menyusun klasifikasi menurut ketentuan tertentu.

Oleh karena itu, penguasaan konsep siswa dikelompokkan ke dalam kategori

kelompok siswa tinggi, sedang dan rendah. Penguasan konsep masing-masing

(31)

37

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pengelompokkan kelompok tinggi, sedang dan rendah ditafsirkan dengan tafsiran

kriteria kemampuan (Tabel 3.7)

4. Analisis Penguasaan Konsep Tiap Indikator

Analisis dilakukan dengan menghitung rata-rata nilai posttest pada

masing-masing indikator pembelajaran. Analisis dilakukan bertujuan untuk mengetahui

pengaruh penggunaan metode Discovery-Inquiry pada masing-masing indikator

pembelajaran yang telah dibuat. Rata-rata nilai pada masing-masing indikator

pembelajaran yang didapat ditafsirkan dengan tafsiran kriteria kemampuan (Tabel

3.7)

5. Analisis Jawaban Hasil Wawancara

Hasil wawancara yang berupa rekaman ditranskip ke dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya transkip ini digunakan untuk menguatkan hasil analisis penguasaan

konsep siswa yang berasal dari tes tertulis. Secara lengkap hasil transkip

(32)

54

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan,

diketahui bahwa metode Discovery-Inquiry mampu meningkatkan penguasaan

konsep siswa SMA pada pembelajaran tumbukan efektif dengan baik. Adapun

kesimpulan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1. Peningkatan penguasaan konsep siswa antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol berbeda secara signifikan yang ditunjukkan dengan nilai N-Gain untuk

kelas eksperimen sebesar 45,9%, sedangkan untuk kelas kontrol sebesar

34,6%.

2. Penguasaan konsep siswa berdasarkan kategori kelompok siswa, menunjukkan

kelompok tinggi memiliki tingkat penguasaan konsep sangat baik dengan

rata-rata nilai tes sebesar 84,7%, kelompok sedang memiliki tingkat penguasaan

konsep baik dengan rata-rata nilai tes 68,9% dan kelompok rendah memiliki

tingkat penguasaan konsep cukup dengan rata-rata nilai tes 53,3%.

3. Penguasaan konsep siswa untuk masing-masing indikator adalah:

a. Indikator pembelajaran mengemukakan tumbukan efektif ditinjau dari

orientasi molekul pereaksi saat bertumbukan memiliki tingkat penguasaan

konsep baik dengan nilai rata-rata tes sebesar 69,4%.

b. Indikator pembelajaran mengemukakan tumbukan efektif ditinjau dari

energi kinetik molekul pereaksi saat bertumbukan memiliki tingkat

penguasaan konsep baik dengan nilai rata-rata tes sebesar 67,8%.

c. Indikator pembelajaran menyelidiki grafik energi terhadap koordinat reaksi

dan hubungan dengan energi aktivasi memiliki tingkat penguasaan konsep

(33)

55

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

d. Indikator pembelajaran mengaitkan hubungan antara tumbukan efektif

dengan energi aktivasi memiliki tingkat penguasaan konsep cukup dengan

nilai rata-rata tes sebesar 60,0%.

B. Saran

Dari keseluruhan kegiatan penelitian yang telah dilakukan, diajukan

beberapa saran untuk pembelajaran di masa mendatang sebagai berikut:

1. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis, disarankan untuk:

a. Memilih materi kimia yang sesuai dengan metode Discovery-Inquiry.

b. Pembelajaran menggunakan dengan metode Discovery-Inquiry hendaknya

disiapkan rangkaian kegiatan yang menarik untuk menumbuhkan

motivasi siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran.

c. Mempersiapkan media pembelajaran yang tepat dengan metode

Discovery-Inquiry. Media pembelajaran yang digunakan perlu dibuat

lebih melatih pencarian (inquiry), agar siswa dapat menemukan

(discovery) konsep yang dipelajarinya.

d. Mempersiapkan instrumen penelitian yang dapat mengukur peningkatan

penguasaan konsep siswa dan sesuai tahapan Discovery-Inquiry.

e. Pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery-Inquiry

membutuhkan waktu yang relatif lama, sehingga peneliti harus

memperhitungkan penggunaan waktu semaksimal mungkin agar

pembelajaran dapat diterapkankan di sekolah.

2. Bagi para Guru di sekolah, disarankan untuk menggunakan metode

Discovery-Inquiry dalam strategi pembelajaran yang dipilih. Hal ini sesuai

dengan hasil analisis data yang dilakukan bahwa metode Discovery-Inquiry

(34)

56

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S., dkk. (2007). Strategi pembelajaran kimia. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Amien, M. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan

Menggunakan Metode “Discovery dan Inquiry”. Jakarta: DEPDIKBUD.

---. (1979). Apakah Metoda Discovery-Inquiry Itu?. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Anderson, L.W dan Krathwohl., D.R. (2010). Kerangka Landasan untuk

Pembelajaran, Pengajaran, dan Assesmen (Penerjemah: Prihantoro, A.

dari A Taxonomy for Learninh, Teaching, and Assesing: A Revision of

Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives A Bridged Edition: Addison Wesley Longman, Inc. 2001). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:

Bumi Aksara.

Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Bandung: Erlangga

Fathurrohman, P dan Sutikno, S. (2007). Strategi Mewujudkan Pembelajaran

Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung:

PT Refika Aditama.

Gonick, L. and Criddle, C. (2008). Kartun Kimia. Jakarta: Kepustakaan Populer

Gramedia.

Hake, R.R. (1998). “Interactive-engagement versus traditional methods: A

six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics

course”. American Association of Physics Teachers. 66 (1) 64-74.

Makmun, A.S. (2007). Psikologi Kependidikan (Perangkat Sistem Pengajaran

(35)

57

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Mayer, R. E. (2009). Multimedia Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Nurmalasari, R. (2010). Analisis Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada

Pembelajaran Efek Tyndall Menggunakan Metode Discovery-Inquiry.

Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Priyatno, D. (2008). 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta: Andi

Purwanto, N. (1997). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rudini, A. (2011). Analisis Penguasaan Konsep Siswa Kelas X pada

Pembelajaran Perkembangan Konsep Redoks Menggunakan Metode

Discovery-Inquiry. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Ruslanudin, M. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

(PBI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMK. Skripsi pada

FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta.

Sudirman, N., dkk. (1992). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sukardi, MS. (2009). Evaluasi Pendidikan (Prinsip & Operasionalnya). Jakarta:

Bumi Aksara.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta.

---.(2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

(36)

Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013

Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

---. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sunarya, Y. (2009). Mudah Dan Aktif Belajar Kimia Untuk Kelas XI. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

--- (2003). Profil Kemampuan Siswa Indonesia Berusia 14 Tahun

Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan Alam Menurut Benchmark Internasional

TIMMS-R 1999. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen

Pendidikan Nasional.

Suryosubroto, B. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Penerbit

Rineka Cipta.

Susetyo, B. (2012). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT.

Refika Aditama

Syukri, S. (1999). Kimia Dasar 2. Bandung: Penerbit ITB.

Tim Penyusun Kamus Pustaka Bahasa. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia

Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Utomo, D.H. (1997). Penguasaan Konsep. Tesis PPS IKIP Bandung: Tidak

Gambar

Tabel 3.1 Desain penelitian control group pretest-posttest (Sugiyono, 2009)
Gambar 3.1. Komponen dan proses penelitian kuantitatif
Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Alur Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

BUPATI  BARITO  KUALA PROVINSI  KALIMANTAN  SELATAN.

[r]

Nurse Scheduling With Joint Normalized Shift and Day- Off Preference Satisfaction Using A Genetic Algorithm with

Selain itu juga memudahkan dalam pembuatan laporan penjualan, yang hasilnya akan diberikan kepada pimpinan untuk dapat dilihat perkembangan dari penjualan sepeda motor sesuai

[r]

[r]

Analisis sintesis terhadap berbagai dokumen dan hasil observasi menyimpulkan terdapat beberapa alasan masih besarnya masalah ketahanan dan kesejahteraan keluarga di

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya i1miah ini telah diperiksa/divalidasi dan hasilnya telah memenuhi kaidah ilmiah, norma akademik dan norma hukum sesuai