Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PROFIL PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN
TUMBUKAN EFEKTIF MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Kimia
Oleh:
FIQRI HAKIM NURUL ANWAR
0601962
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PROFIL PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN TUMBUKAN EFEKTIF MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY
Oleh
Fiqri Hakim Nurul Anwar
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Fiqri Hakim Nurul Anwar 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
FIQRI HAKIM NURUL ANWAR
PROFIL PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN
TUMBUKAN EFEKTIF MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I
Gun Gun Gumilar, S.Pd., M.Si.
NIP. 197906262001121001
Pembimbing II
Dr. F. M. Titin Supriyanti, M.Si.
NIP. 195810141986012001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
Dr. rer. nat. Ahmad Mudzakir, M.Si.
ii
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh penerapan pembelajaran menggunakan metode Discovery-Inquiry terhadap penguasaan konsep siswa kelas XI pada pembelajaran tumbukan efektif. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain control group pretest-posttest. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI pada salah satu SMA di Bandung yang terdiri atas 30 siswa kelas eksperimen dan 30 siswa kelas kontrol. Instrumen penelitian berupa tes tertulis dan format wawancara. Analisis perbedaan peningkatan penguasaan konsep kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan secara statistik menggunakan uji Mann-Whitney U. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai N-Gain untuk kelas eksperimen adalah 45,9% dan kelas kontrol adalah 34,6%, kedua rata-rata N-Gain tersebut berbeda secara signifikan. Penguasaan konsep kelas eksperimen pada masing-masing kategori kelompok siswa, menunjukkan kelompok tinggi memiliki tingkat penguasaan konsep sangat baik dengan rata-rata nilai tes sebesar 84,7%; kelompok sedang memiliki tingkat penguasaan konsep baik dengan rata-rata nilai tes sebesar 68,9%; dan kelompok rendah memiliki tingkat penguasaan konsep cukup dengan rata-rata nilai tes sebesar 53,3%. Penguasaan konsep siswa pada masing-masing indikator, menunjukkan bahwa pada indikator mengemukakan tumbukan efektif ditinjau dari orientasi molekul pereaksi saat bertumbukan sebesar 69,4%; mengemukakan tumbukan efektif ditinjau dari energi kinetik molekul pereaksi saat bertumbukan sebesar 67,8%; menyelidiki grafik energi terhadap koordinat reaksi dan hubungan dengan energi aktivasi sebesar 73,9%, penguasaan konsep siswa pada ketiga indikator tersebut termasuk dalam kategori baik. Penguasaan konsep siswa untuk indikator mengaitkan hubungan antara tumbukan efektif dengan energi aktivasi sebesar 60,0% termasuk dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pembelajaran menggunakan metode Discovery-Inquiry dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada pembelajaran tumbukan efektif.
iii
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
This study aimed to obtain the information about the effect of using Discovery-Inquiry method to the second grade student’s mastery of concept in learning the effective collision. The method used in the study is quantitative method and the design is pretest-posttest control group design. The subject was student at the second grade in one of senior high school in Bandung each 30 students as experiment class and 30 student’s as control group. Research instrument in the form of a written test and interview format. Analysis of the increasing difference the student’s mastery of concept of the experiments class and the control class performed statistically using the Mann-Whitney U test. The results showed that N-Gain average test for the experiments class is 45.9% and for the control class is 34.6%, both the N-Gain average are significantly different. The student’s mastery of concept of the experiments class in each category of student groups showed, for high group have a very good level mastery of concept with an average test score is 84.7%, the middle group have a good level mastery of concept with an average test score is 68,9%, and the low group have an adequate level mastery of concept with an average test score is 53.3%. The student’s mastery of concepts on each indicator showed that for the effective collision expressed in terms of the orientation of reactant molecules when colliding learning indicator is 69.4%, for the expressed in terms of effective collision expressed in terms of the kinetic energy of reactant molecules when colliding learning indicator is 67.8%; for the investigate energy to the reaction coordinate graphs and the relationship with an activation energy learning indicator is 73.9%, students mastery of concepts for that three indicators is in good level category. While the student’s mastery of concepts for the linked of the relationship between the effective collision with an activation energy learning indicator is 60.0% in adequate level category. Based on the research results revealed that the learning using the Discovery-Inquiry method was able to improve student’s mastery concepts in learning effective collision.
v
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4
C.Tujuan Penelitian ... 6
D.Manfaat Hasil Penelitian ... 6
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A.Metode Discovery-Inquiry ... 7
1. Definisi Metode Discovery-Inquiry ... 7
2. Jenis-jenis Metode Discovery-Inquiry ... 8
3. Tahap Pelaksanaan Metode Discovery-Inquiry ... 10
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Discovery-Inquiry ... 11
a. Kelebihan Metode Discovery-Inquiry ... 11
b. Kekurangan Metode Discovery-Inquiry ... 12
B.Penguasaan Konsep ... 14
C.Deskripsi Materi Tumbukan Efektif ... 16
1. Orientasi Molekul Pereaksi Saat Bertumbukan ... 17
vi
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
D.Hubungan Penggunaan Metode Discovery-Inquiry terhadap Peningkatan
Penguasaan Konsep siswa ... 19
E. Hipotesis ... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21
A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 21
B.Desain Penelitian ... 21
C.Metode Penelitian ... 22
D.Penjelasan Istilah ... 23
E. Prosedur Penelitian ... 24
1. Tahap Persiapan ... 24
2. Tahap Pelaksanaan... 24
3. Tahap Akhir ... 25
4. Alur Penelitian ... 25
F. Instrumen Penelitian ... 27
1. Soal Tes tertulis ... 27
2. Pedoman Wawancara... 27
G.Pengujian Instrumen ... 28
1. Validitas ... 28
2. Reliabilitas ... 28
3. Tingkat Kesukaran ... 31
4. Daya Pembeda ... 31
H.Teknik Pengumpulan Data ... 32
I. Tekhnik Pengolahan Data ... 33
1. Pengolahan Data Hasil Tes Tertulis ... 33
2. Perhitungan Secara Statistik ... 34
a. Uji Normalitas ... 34
b. Uji Signifikansi ... 35
vii
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4. Analisis Penguasaan Konsep Tiap Indikator ... 36
5. Analisis Jawaban Hasil Wawancara ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
A.Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Tumbukan Efektif untuk Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 37
1. Uji Normalitas Data Penguasaan Konsep ... 39
2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Penguasaan Konsep ... 40
B.Penguasaan Konsep Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Kategori Siswa Kelompok Tinggi, Sedang dan Rendah ... 45
C.Penguasaan Konsep Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Masing-masing Indikator Pembelajaran ... 48
1. Penguasaan konsep untuk Indikator 1 ... 49
2. Penguasaan konsep untuk Indikator 2 ... 50
3. Penguasaan konsep untuk Indikator 3 ... 51
4. Penguasaan konsep untuk Indikator 4 ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54
A. Kesimpulan ... 54
B. Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 56
LAMPIRAN ... 59
1
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas pendidikan di Indonesia masih banyak yang harus diperbaiki. Hal
ini bisa diketahui berdasarkan beberapa temuan dari lembaga non-profit
internasional yang memperlihatkan bahwa peserta didik Indonesia belum
menunjukkan prestasi memuaskan. Menurut Programme for International Student
Assessment (PISA) 2006 capaian peserta didik Indonesia untuk level 3 adalah
9,5%. Kemudian hasil PISA tahun 2009 menunjukan bahwa Indonesia berada
pada rangking 60 dari 65. Temuan lain dari Trends in International Mathematics
and Science Study (TIMSS) tahun 2007, literasi sains Indonesia berada di urutan
ke-35 dari 49 negara. Hasil analisis Organisation for Economic Co-operation and
Development (OECD), diketahui bahwa banyak faktor yang mempengaruhi
kualitas pendidikan, diantaranya peran guru, peran otonomi sekolah, peran kepala
sekolah, peran kurikulum, dan peran kebebasan dalam memilih buku teks
pelajaran.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
di Indonesia, salah satunya menggunakan metode pembelajaran yang tepat.
Penggunaan metode yang tepat mampu menghindari proses belajar mengajar yang
monoton, membosankan dan tidak menarik. Metode yang diterapkan harus
mampu membuat siswa berpikir dan mendapat pengetahuan berdasarkan hasil
penemuan mereka sendiri. Proses pembelajaran tidak lagi mengacu bahwa guru
adalah pusat informasi atau teacher center melainkan harus memposisikan siswa
sebagai pusat informasi atau student center. Peran guru dalam memahami suatu
metode yang akan digunakan akan membuat proses belajar mengajar menjadi
lebih baik dan berpengaruh terhadap indikator yang ingin dicapai. Selain itu,
diharapkan dengan menggunakan metode yang tepat, guru mampu menumbuhkan
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Ruslanudin (2012) menyatakan bahwa umumnya model dan metode
pembelajaran yang diterapkan guru di sekolah menengah masih bersifat
konvensional (ceramah, tanya jawab, demonstrasi), dan penugasan mengerjakan
soal yang sesuai dengan contoh.Pada proses pembelajaran menggunakan metode
ceramah, siswa cenderung menghafal dalam menguasai suatu konsep, akibatnya
siswa hanya mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar
yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka tidak memahaminya. Pada
penggunaan metode ceramah, konsep yang didapatkannya bukan hasil dari proses
berpikir melalui pengalaman yang didapatkannya sendiri sehingga tidak tahan
lama dalam ingatan. Oleh karena itu, diperlukan satu metode pembelajaran yang
mampu membuat siswa berpikir dan mengasimilasi konsep-konsep serta
fakta-fakta berdasarkan pengalaman yang mereka dapatkan sendiri.
Salah satu metode yang dapat membuat siswa terlibat aktif dalam pelajaran
adalah metode Discovery-Inquiry. Amien (1979) mengemukakan bahwa di dalam
Discovery-Inquiry guru lebih sedikit memberikan materi pelajaran kepada siswa,
tetapi siswa belajar dan memperoleh lebih banyak. Tujuan penggunaan metode
Discovery-Inquiry adalah diharapkan siswa akan lebih dapat menggali
kemampuan dirinya untuk berpendapat, dan mengajak siswa untuk dapat
menemukan permasalahan sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses
belajar mengajar. Metode Discovery-Inquiry merupakan suatu metode
pembelajaran yang cara penyajiannya banyak melibatkan siswa dalam
proses-proses mental dalam rangka penemuannya (Amien, 1987). Selain itu, proses-proses
penemuan konsep oleh siswa selama pembelajaran berlangsung dapat dibantu
dengan penggunaan media pembelajaran.
Penggunaan metode Discovery-Inquiry berpengaruh terhadap penguasaan
konsep siswa. Pembelajaran yang menggunakan metode Discovery-Inquiry
mampu membuat siswa lebih aktif serta mempunyai pengalaman belajar lebih
baik selama proses pembelajaran berlangsung. Melalui pengalaman belajar, siswa
3
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menguasai suatu konsep. Penguasaan konsep sangat penting dimiliki oleh siswa
setelah mengalami proses belajar. Apabila siswa telah menguasai suatu konsep,
siswa dapat memecahkan suatu permasalahan dengan menggunakan aturan-aturan
dari konsep yang diperolehnya. Selain itu, untuk memudahkan siswa memahami
dan mengerti makna suatu konsep dapat melaui pemberian contoh-contoh yang
terjadi di sekitar kita atau melalui contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Pada tingkat sekolah menengah atas (SMA), terdapat mata pelajaran
rumpun sains, salah satunya adalah mata pelajaran kimia. Salah satu kompetensi
dasar (KD) mata pelajaran kimia pada materi laju reaksi untuk kelas XI adalah
memahami teori tumbukan untuk menjelaskan faktor-faktor penentu laju dan orde
reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam teori tumbukan
terdapat konsep tumbukan efektif. Tumbukan efektif merupakan suatu konsep
yang abstrak. Misalnya, tumbukan efektif dipengaruhi oleh orientasi molekul
pereaksi saat bertumbukan. Konsep ini merupakan konsep yang abstrak sehingga
harus disampaikan menggunakan metode yang tepat agar siswa tidak hanya
menghafal konsep tetapi juga menguasainya. Apabila siswa sudah menguasai
konsep tumbukan efektif, maka siswa akan mampu menjawab
permasalahan-permasalahan seputar teori tumbukan dan faktor-faktor penentu laju dan orde
reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari menggunakan aturan-aturan
dari konsep tumbukan efektif.
Materi tumbukan efektif tidak cocok apabila disampaikan menggunakan
metode ceramah. Penyampaian materi tumbukan efektif membutuhkan metode
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif selama proses pembelajaran.
Metode yang digunakan juga harus membuat siswa mampu menguasai konsep
tumbukan efektif lebih baik, sehingga konsep yang didapatkannya mampu
bertahan lebih lama dalam ingatan. Salah satu metode yang tepat adalah metode
Discovery-Inquiry. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu. Nurmalasari
(2010) yang dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa metode
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Rudini (2011), penguasaan konsep siswa pada pembelajaran perkembangan
konsep redoks meningkat dengan penggunaan metode Discovery-Inquiry.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan
Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry.”
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, terdapat beberapa permasalahan yang
diidentifikasi, yaitu: penguasaan konsep siswa yang masih rendah, dan
penggunaan metode pembelajaran yang tidak tepat. Oleh karena itu, variabel
dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep siswa dan metode
Discovery-Inquiry. Agar penelitian lebih terfokus, maka peneliti membatasi variabel-variabel
tersebut sebagai berikut:
a. Pembelajaran Inquiry yang dimaksud adalah Guided
Discovery-Inquiry
b. Penguasaan konsep siswa yang dimaksud dibatasi pada jenjang C2 dan C3
menurut taksonomi Anderson. Adapun pembelajaran yang akan dilaksanakan
mengacu pada:
Standar Kompetensi:
3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar:
3.2 Memahami teori tumbukan untuk menjelaskan faktor-faktor penentu
laju reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari.
5
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penguasaan konsep siswa SMA setelah pembelajaran tumbukan efektif menggunakan metode Discovery-Inquiry?”
Rumusan masalah tersebut secara terperinci dapat dinyatakan dalam
beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a. Bagaimana perbedaan peningkatan penguasaan konsep siswa kelas
eksperimen yang menggunakan metode Discovery-Inquiry dibandingkan
dengan peningkatan penguasaan konsep siswa kelas kontrol yang
menggunakan metode ceramah pada pembelajaran tumbukan efektif?
b. Bagaimana penguasaan konsep siswa kelas eksperimen kelompok tinggi,
sedang, dan rendah pada pembelajaran tumbukan efektif menggunakan
metode Discovery-Inquiry?
c. Bagaimana penguasaan konsep siswa kelas eksperimen pada masing-masing
indikator dalam pembelajaran tumbukan efektif menggunakan metode
Discovery-Inquiry?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan konsep
siswa pada pembelajaran tumbukan efektif menggunakan metode
Discovery-Inquiry. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui penguasaan konsep siswa kelas eksperimen pada pembelajaran
tumbukan efektif menggunakan metode Discovery-Inquiry
2. Mengetahui penguasaan konsep siswa kelas eksperimen kelompok tinggi,
sedang, dan rendah pada pembelajaran tumbukan efektif menggunakan
metode Discovery-Inquiry
3. Mengetahui penguasaan konsep siswa kelas eksperimen pada masing-masing
indikator dalam pembelajaran tumbukan efektif menggunakan metode
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran pada kajian
penelitian pembelajaran yang menggunakan metode Discovery-Inquiry.
2. Guru
Dijadikan sebagai bahan masukan bagi guru mata pelajaran kimia untuk
merencanakan dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang efektif pada materi
tumbukan efektif.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi merupakan sistematika penulisan dalam
penulisan skripsi. Pada penelitian ini, struktur organisasi skripsinya adalah
sebagai berikut:
1. Bab I berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.
2. Bab II berisi tentang kajian teoritis metode Discovery-Inquiry, penguasaan
konsep, deskripsi materi tumbukan efektif, media pembelajaran, hubungan
penggunaan metode Discovery-Inquiry terhadap penguasaan konsep siswa,
dan hipotesis penelitian.
3. Bab III berisi tentang lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode
penelitian, penjelasan istilah, prosedur penelitian, instrumen penelitian,
pengujian instrumen, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data
4. Bab IV berisi tentang data hasil penelitian dan pembahasannya
21
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan lokasi dan subjek
penelitian, desain penelitian, metode penelitian, penjelasan istilah, prosedur
penelitian, instrumen penelitian, pengujian instrumen, teknik pengumpulan data,
teknik pengolahan data.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Laboratorium
Percontohan salah satu universitas negeri di kota Bandung tahun ajaran
2012-2013. Subjek penelitian terdiri dari populasi dan sampel. Sugiyono (2012)
menyatakan bahwa populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu (Sugiyono, 2012). Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA. Sedangkan sampel pada
penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan siswa
kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 30 orang
siswa. Baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki tingkat penguasaan
konsep yang homogen berdasarkan data yang diberikan oleh guru mata pelajaran
kimia di sekolah tempat penelitian berlangsung.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian dilaksanakan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode
Discovery-Inquiry terhadap peningkatan penguasaan konsep siswa, oleh karena
itu dibutuhkan satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol sebagai pembanding.
Desain penelitian yang digunakan adalah control group pretest-posttest, yang
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pretest dan posttest diasumsikan sebagai efek dari perlakuan. Desain penelitian ini
disajikan pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Desain penelitian control group pretest-posttest (Sugiyono, 2009)
E O1 X O2
K O3 - O4
E = Kelas eksperimen K = Kelas kontrol
O1 = pretest pada kelas eksperimen O2 = posttest pada kelas eksperimen O3 = pretest pada kelas kontrol O4 = posttest pada kelas kontrol
O1 adalah pretest untuk penguasaan konsep pada kelas eksperimen.
Sebelum pembelajaran dilaksanakan, siswa terlebih dahulu mengerjakan pretest
(O1) untuk mengetahui pengetahuan awal terhadap materi pelajaran, kemudian
diberi perlakuan. Perlakuan pada kelas eksperimen yaitu pembelajarannya
menggunakan metode Discovery-Inquiry. Kelas eksperimen tersebut diberi
perlakuan selama satu kali pertemuan. Setelah diberi perlakuan, siswa diberi
posttest (O2).
O3 adalah pretest untuk penguasaan konsep pada kelas kontrol. Berbeda
dengan kelas eksperimen, pembelajaran pada kelas ini menggunakan metode
ceramah. Setelah pembelajaran berlangsung, siswa diberi posttest (O4). Instrumen
pretest (O1 dan O3) dan posttest (O2 dan O4) baik kelas eksperimen maupun kelas
kontrol dibuat sama untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep materi
tumbukan efektif. Secara lengkap paket soal tes tertulis dapat dilihat pada
lampiran A.7.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasikan data menjadi
23
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Sugiyono (2010) menyatakan
bahwa metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen,
analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Komponen dan proses penelitian kuantitatif
disajikan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Komponen dan proses penelitian kuantitatif
D. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan penafsiran istilah-istilah yang terdapat dalam
penelitian ini, maka diberikan penjelasan dari istilah-istilah tersebut sebagai
berikut:
1. Penguasaan adalah penguasaan atau kesanggupan untuk menggunakan
pengetahuan, kepandaian, dsb (Tim Penyusun Kamus Pustaka Bahasa, 2002).
2. Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek,
kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang
mempunyai atribut-atribut yang sama (Dahar, 1996).
3. Penguasaan konsep merupakan kemampuan siswa menangkap arti atau
fenomena alam tertentu melalui pengamatan, dan analisis hasil
pengamatannya (proses asimilasi dan akomodasi) yang dibangun dan
disimpan dalam pikiran siswa sebagai memori yang tersimpan (retensi) dan
suatu saat dapat dipanggil (recall) melalui tes (Utomo, 1997).
Kesimpulan & Saran Rumusan
Masalah
Landasan Teori
Perumusan Hipotesis
Pengumpulan Data
Analisis Data Pengembangan
Instrumen
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4. Tumbukan efektif adalah tumbukan antara molekul pereaksi yang
menghasilkan reaksi (Syukri, 1999)
5. Metode Discovery-Inquiry adalah suatu metode pembelajaran yang cara
penyajian pembelajarannya banyak melibatkan siswa dalam proses-proses
mental dalam rangka penemuannya (Amien, 1987).
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini meliputi beberapa tahap penelitian mulai dari tahap persiapan,
tahap pelaksanaan dan tahap akhir.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan pada penelitian ini meliputi:
a. Menentukan materi yang akan diteliti yaitu materi tumbukan efektif.
b. Menganalisis standar isi mata pelajaran kimia SMA dan materi pelajaran pada
buku-buku teks untuk menyusun materi yang akan diajarkan.
c. Melakukan studi kepustakaan mengenai metode Discovery-Inquiry, definisi
penguasaan konsep serta tumbukan efektif.
d. Menentukan sekolah dan kelas penelitian.
e. Melakukan konsultasi dengan guru mata pelajaran kimia di sekolah penelitian
dan sekolah uji coba instrumen penelitian.
f. Menyiapkan surat izin penelitian dan surat izin uji coba instrumen penelitian.
g. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk materi teori
tumbukan yang telah disesuaikan dengan tahapan metode Discovery-Inquiry.
h. Membuat perangkat pembelajaran lembar pengamatan siswa (LPS) serta
instrumen penelitian (tes tertulis dan pedoman wawancara).
i. Melakukan validasi instrumen penelitian (tes tertulis) yang telah disusun.
j. Memperbaiki instrumen penelitian (tes tertulis).
k. Melakukan uji coba instrumen penelitian (tes tertulis).
l. Melakukan perbaikan kembali terhadap instrumen penelitian (tes tertulis).
25
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian ini
meliputi:
a. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan diawali dengan memberikan pretest baik kelas kontrol
maupun kelas eksperimen. Kemudian dilakukan kegiatan belajar mengajar.
Kelas kontrol pembelajarannya menggunakan metode ceramah sedangkan
kelas eksperimen pembelajarannya menggunakan metode Discovery-Inquiry.
b. Pelaksanaan posttest
Posttest dilakukan setelah pembelajaran berlangsung baik kelas kontrol
maupun kelas eksperimen.
c. Pelaksanaan wawancara
Wawancara dilaksanakan di luar jam pembelajaran.
3. Tahap Akhir
a. Mengolah data hasil penelitian.
b. Menganalisis data hasil temuan penelitian.
c. Membuat kesimpulan
4. Alur Penelitian
Dalam Penelitian ini, disusun alur penelitian agar penelitian berlangsung
secara terarah, sistematis dan sesuai dengan tujuan. Alur penelitian disajikan pada
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
Analisis standar isi mata pelajaran kimia SMA dan buku kimia pada materi tumbukan efektif.
Pembuatan perangkat pembelajaran (RPP dan LPS) dan instrumen penelitian (tes tertulis dan pedoman wawancara)
Studi literatur mengenai: 1. Definisi penguasaan konsep 2. Metode Discovery-Inquiry 3. Tumbukan efektif
Wawancara Uji coba instrumen penelitian (tes tertulis)
Perbaikan Validasi instrumen penelitian (tes tertulis)
Perbaikan
pretest pretest
posttest posttest
Kelas kontrol: Pembelajaran dengan
Metode Ceramah
27
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tahap Akhir
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
(Arikunto, 2009). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tes
tertulis dan wawancara.
1. Soal Tes tertulis
Tes ini digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan
terhadap penguasaan konsep. Instrumen tes terdiri atas tes awal (pretest) dan tes
akhir (posttest) mengenai materi tumbukan efektif. Bentuk tes yang digunakan
adalah pilihan ganda beralasan dengan lima pilihan jawaban dan lima pilihan
alasan serta uraian yang dibuat berdasarkan indikator pembelajaran untuk materi
tumbukan efektif. Soal pilihan ganda yang digunakan adalah pilihan ganda
beralasan, karena tipe in mencegah siswa menebak jawaban yang mereka pilih.
Selain itu soal pilihan ganda beralasan digunakan untuk mengetahui miskonsepsi
siswa. Soal essay digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa.
Menurut Sukardi (2009) mengatakan bahwa salah satu kelebihan tes essay adalah Gambar 3.2 Alur Penelitian
Pengolahan dan Analisis Data
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
mengetahui seberapa jauh siswa telah memahami dan mendalami suatu
permasalahan atas dasar pengetahuan yang diajarkan di dalam kelas. Selain itu, tes
essay digunakan untuk melatih siswa mengungkapkan konsep yang mereka dapat
menggunakan kalimat mereka sendiri.
Soal yang digunakan berjumlah 8 butir soal, yaitu 5 butir soal pilihan
ganda beralasan dan 3 butir soal essay. Pretest dan posttest digunakan soal yang
sama berdasarkan anggapan bahwa peningkatan penguasaan konsep siswa akan
dapat dilihat dan diukur dengan soal yang sama. Secara lengkap paket soal tes
tertulis dapat dilihat pada lampiran A.7.
2. Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan alat pengumpul data untuk mendapatkan informasi
yang berkenaan dengan pendapat dari individu atau responden. Pada
pelaksanaannya, wawancara dilakukan dengan jalan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara lisan kepada siswa pada kelas eksperimen. Wawancara
digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan metode Discovery-Inquiry maupun soal tes tertulis. Wawancara ini
dilakukan untuk melengkapi data-data yang tidak terukur pada tes tertulis.
Wawancara dilakukan di luar jam pembelajaran. Secara lengkap format
wawancara dapat dilihat pada lampiran A.10.
G. Pengujian Instrumen
Pengujian instrumen dilakukan dengan melakukan validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
1. Validitas
Validiitas suatu alat ukur menunjukan sejauh mana alat ukur itu mengukur
apa yang seharusnya diukur. Anderson (Arikunto, 2009) menyatakan bahwa
sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.
29
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(1)
(2)
(3) dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Oleh
karena itu alat ukur yang baik harus memiliki validitas yang tinggi.
Uji validitas pada penelitian ini adalah validitas isi. Arikunto (2009)
menyatakan bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur
tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang
diberikan. Dalam penelitian ini, validitas isi dilakukan oleh orang yang
berkompeten di bidang kimia maupun di bidang pendidikan. Dalam peneltian ini,
peneliti melakukan konsultasi dengan dua orang dosen dan selanjutnya
diujicobakan dan dianalisis pada setiap butir soal.
2. Reliabilitas
Reliabilitas sering kali disebut derajat konsistensi (keajegan). Arikunto
(2009) menyatakan bahwa suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Nilai
reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas. Untuk
mengetahui koefisien reliabilitas tes maka digunakan rumus alpha. Persamaan
yang digunakan untuk menentukan reliabilitas adalah:
[ ∑ ]
Keterangan:
r = Reliabilitas tes yang dicari n = Banyak soal
p = Proporsi respon benar pada suatu soal q = Proporsi respon salah pada suatu soal s2 = variasi skor tes
Sebelum didapatkan besarnya koefisien reliabilitas, dilakukan beberapa langkah
bertahap sampai ketemu harga reliabilitas, sebagai berikut:
a. Mencari harga varians (s2) dengan rumus:
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(4)
(5) Keterangan:
s2 = variasi skor tes
= Jumlah skor semua siswa pada semua butir soal
= Jumlah kuadrat skor semua siswa pada semua butir soal = Banyak siswa
b. Menghitung proporsi respon benar (p) dan respon salah (q):
Keterangan:
p = Proporsi respon benar n = Banyak siswa
Keterangan:
q = Proporsi respon salah p = Proporsi respon benar
c. Memasukkan nilai-nilai yang diperoleh ke dalam rumus alpha.
Untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai reliabilitas yang diperoleh, maka
digunakan Tabel 3.2. Secara lengkap analisis uji reliabilitas dapat dilihat pada
lampiran B.2.
Tabel 3.2 Tafsiran Koefisien Korelasi Reliabilitas (Arikunto, 2009)
Nilai Tafsiran
r ≤ 0,20 Sangat rendah
0,20-0,40 Rendah
0,40-0,60 Sedang
0,70-0,90 Tinggi
0,90-1,00 Sangat tinggi
3. Tingkat Kesukaran
Menurut Arikunto (2009) indeks kesukaran adalah bilangan yang
31
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(6) tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang mudah tidak merangsang
siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu
sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak memiliki semangat
untuk mencobanya lagi karena diluar jangkauan. Persamaan yang digunakan
untuk menentukan tingkat kesukaran adalah:
Keterangan:
nT = Jumlah peserta kelompok tinggi yang menjawab benar pada pokok uji yang dianalisis
nR = Jumlah peserta kelompok rendah yang menjawab benar pada pokok uji yang dianalisis
N = Jumlah anggota kelompok tinggi ditambah anggota kelompok rendah Maks = nilai maksimal tiap butir soal
Untuk mengetahui sukar tidaknya soal yang digunakan, maka digunakan
Tabel 3.3. Secara lengkap analisis tingkat kesukaran dapat dilihat pada lampiran
B.3.
Tabel 3.3 Tafsiran Nilai Tingkat Kesukaran (Arikunto, 2009)
Nilai Tafsiran
0,1-0,30 Sukar
0,30-0,70 Sedang
0,70-1,00 Mudah
4. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
tersebut mampu membedakan siswa yang mengusasai materi pelajaran dengan
siswa yang tidak menguasai materi pelajaran. Persamaan yang digunakan untuk
menentukan daya pembeda adalah:
Keterangan:
nT = Jumlah peserta kelompok tinggi yang menjawab benar nR = Jumlah peserta kelompok rendah yang menjawab benar
N = Jumlah anggota kelompok tinggi ditambah anggota kelompok rendah maks = nilai maksimal tiap butir soal
Dalam penelitian ini, pembagian kelompok dengan menentukan 27%
kelompok atas dan 27% kelompok bawah, dikarenakan pembagian kelompok ini
paling stabil, sensitif, dan paling banyak digunakan. Sebelum didapatkan besarnya
daya pembeda, dilakukan beberapa langkah bertahap sampai ketemu harga daya
pembeda, sebagai berikut:
1. Mengurutkan seluruh peserta tes berdasarkan perolehan skor total dari yang
tinggi ke rendah.
2. Membagi seluruh peserta tes menjadi 27% kelompok atas (skor total tinggi)
dan 27% kelompok bawah (skor total rendah).
Untuk mengetahui daya pembeda soal yang digunakan, maka digunakan
Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Tafsiran Daya Pembeda (Arikunto, 2009)
Nilai Tafsiran
0,70-1,00 Baik sekali
0,40-0,69 Baik
0,20-0,39 Cukup
0,00-0,19 Jelek
33
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dari hasil analisis butir soal dapat diketahui butir soal mana yang telah
memenuhi kriteria pokok uji yang baik dan butir soal mana yang perlu direvisi.
Pokok uji yang baik yaitu pokok uji yang mempunyai daya pembeda 0,40 sampai
0,70. Secara lengkap analisis daya pembeda dapat dilihat pada lampiran B.4.
H. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan
sumber data, kemudian menentukan jenis data, teknik pengumpulan data, dan
instrumen yang digunakan disajikan pada Tabel 3.5
Tabel 3.5 Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
Sumber Data Teknik
Pengumpulan Data Instrumen
Siswa pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen Pretest Soal tes tertulis
Siswa pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen Posttest Soal tes tertulis
Siswa pada kelas eksperimen Wawancara Daftar pertanyaan
Siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen mengerjakan pretest
sebelum pembelajaran berlangsung, sedangkan pelaksanaan posttest dilakukan
setelah pembelajaran berlangsung. Baik pretest maupun posttest menggunakan
instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan essay. Secara lengkap paket soal tes
tertulis untuk pretest dan posttest dapat dilihat pada lampiran A.7. Adapun
wawancara hanya dilakukan untuk kelas eksperimen setelah pelaksanaan posttest.
Wawacara digunakan untuk memperoleh data yang tidak dapat diperoleh melalui
soal tes tertulis. Secara lengkap format wawancara dapat dilihat pada lampiran
A.10.
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(7)
(8)
(9) Teknik analisis data terdiri dari analisis data hasil tes dan analisis hasil
wawancara. Data hasil tes yang diperoleh berupa nilai dari pretest dan posttest
baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Langkah yang dilakukan dalam
menganalisis data adalah sebagai berikut:
1. Pengolahan Data Hasil Tes Tertulis
Mengolah data pretest dan posttest siswa sebagai berikut:
a. Jawaban siswa pada pretest dan posttest diperiksa kemudian
membandingkannya dengan kunci jawaban.
b. Memberi skor pada jawaban siswa, pada soal pilihan ganda untuk jawaban
yang benar dan alasan benar diberi skor 3, untuk jawaban yang benar dan
alasan salah diberi skor 2, untuk jawaban salah dan alasan benar diberi skor 1,
untuk jawaban salah dan alasan salah diberi skor 0, dan untuk tidak
menjawab diberi skor 0. Pada soal essay, nilai maksimal adalah 3.
c. Mengubah nilai pretest dan posttest ke dalam bentuk persen (%). Persamaan
yang digunakan untuk menghitung presentasenya adalah:
100
Keterangan:
NP = Nilai presentase yang diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SN = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
d. Menghitung nilai rata-rata seluruh siswa. Persamaan yang digunakan untuk
menghitung rata-rata adalah:
e. Menghitung normalisasi gain (N-Gain) untuk setiap siswa. Persamaan yang
digunakan untuk menghitung normalisasi gain adalah:
35
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(10) Setelah normalisasi gain setiap siswa dihitung, selanjutnya dihitung rata-rata
normalisasi gain. Persamaan yang digunakan untuk menghitung rata-rata
normalisasi adalah:
Untuk mengetahui peningkatan nilai N-Gain, maka digunakan Tabel 3.6
Tabel 3.6 Kriteria N-Gain (Hake, 1998)
Tingkat Nilai N-Gain
Tinggi ≥0,7
Sedang 0,7>N-Gain≥0,3
Rendah <0,3
f. Menilai tingkat penguasaan siswa berdasarkan kategori kemampuan. Untuk
mengetahui penguasaan siswa, maka digunakan Tabel 3.7
Tabel 3.7 Tafsiran Kriteria Kemampuan (Arikunto, 2009)
Nilai (%) Tafsiran
81-100 Sangat baik
61-80 Baik
41-60 Cukup
21-40 Kurang
0-20 Sangat kurang
2. Perhitungan secara statistik
Data hasil pretest dan posttest diolah secara statistik untuk menguji
signifikansi perbedaan rata-rata antara nilai pretest, posttest dan normalisasi gain
siswa secara keseluruhan. Pengolahan data tersebut menggunakan program SPSS
versi 17. Adapun tahapan pengolahannya sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Secara statistik, data yang didapat bisa tersdistribusi normal atau
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
uji pendahuluan, yaitu uji normalitas data. Uji normalitas yang digunakan adalah
uji Shapiro-Wilk karena dianggap lebih akurat untuk jumlah sampel kurang dari
50. Uji normalitas mempengaruhi tahapan penggunaan analisis secara statistik
berikutnya. Untuk data yang terdistibusi secara normal, analisis selanjutnya
menggunakan analisis statistik parametris. Sedangkan untuk data yang tidak
terdistribusi normal, analisis selanjutnya menggunakan analisis statistik
nonparametris.
b. Uji Signifikansi
Apabila data yang terdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan dengan uji homogenitas varians dan perhitungan selanjutnya
menggunakan statistik parametris. Sebaliknya, apabila data yang terdistribusi
tidak normal, maka tidak perlu melakukan dengan uji homogenitas varians dan
perhitungan selanjutnya menggunakan statistik nonparametris. Berdasarkan hasil
uji normalitas, data tidak terdistribusi normal. Oleh karena itu perhitungan
selanjutnya menggunakan statistik nonparametris, yaitu uji Mann-Whitney U.
Menurut Susetyo (2012) mengatakan bahwa uji Mann-Whitney U digunakan
untuk menguji dua kelompok independen atau saling bebas yang ditarik dari suatu
populasi. Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis mengenai adakah pengaruh
metode Discovery-Inquiry terhadap peningkatan penguasaan konsep siswa.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan hipotesis 2-tailed.
3. Analisis Penguasaan Konsep Kelompok Tinggi, Sedang dan Rendah
Penguasaan konsep merupakan variabel kontinum. Menurut Purwanto
(2010) mengatakan bahwa variabel kontinum kadang-kadang diubah menjadi
variabel kategori dengan cara menyusun klasifikasi menurut ketentuan tertentu.
Oleh karena itu, penguasaan konsep siswa dikelompokkan ke dalam kategori
kelompok siswa tinggi, sedang dan rendah. Penguasan konsep masing-masing
37
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Pengelompokkan kelompok tinggi, sedang dan rendah ditafsirkan dengan tafsiran
kriteria kemampuan (Tabel 3.7)
4. Analisis Penguasaan Konsep Tiap Indikator
Analisis dilakukan dengan menghitung rata-rata nilai posttest pada
masing-masing indikator pembelajaran. Analisis dilakukan bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan metode Discovery-Inquiry pada masing-masing indikator
pembelajaran yang telah dibuat. Rata-rata nilai pada masing-masing indikator
pembelajaran yang didapat ditafsirkan dengan tafsiran kriteria kemampuan (Tabel
3.7)
5. Analisis Jawaban Hasil Wawancara
Hasil wawancara yang berupa rekaman ditranskip ke dalam bentuk tulisan.
Selanjutnya transkip ini digunakan untuk menguatkan hasil analisis penguasaan
konsep siswa yang berasal dari tes tertulis. Secara lengkap hasil transkip
54
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan,
diketahui bahwa metode Discovery-Inquiry mampu meningkatkan penguasaan
konsep siswa SMA pada pembelajaran tumbukan efektif dengan baik. Adapun
kesimpulan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1. Peningkatan penguasaan konsep siswa antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol berbeda secara signifikan yang ditunjukkan dengan nilai N-Gain untuk
kelas eksperimen sebesar 45,9%, sedangkan untuk kelas kontrol sebesar
34,6%.
2. Penguasaan konsep siswa berdasarkan kategori kelompok siswa, menunjukkan
kelompok tinggi memiliki tingkat penguasaan konsep sangat baik dengan
rata-rata nilai tes sebesar 84,7%, kelompok sedang memiliki tingkat penguasaan
konsep baik dengan rata-rata nilai tes 68,9% dan kelompok rendah memiliki
tingkat penguasaan konsep cukup dengan rata-rata nilai tes 53,3%.
3. Penguasaan konsep siswa untuk masing-masing indikator adalah:
a. Indikator pembelajaran mengemukakan tumbukan efektif ditinjau dari
orientasi molekul pereaksi saat bertumbukan memiliki tingkat penguasaan
konsep baik dengan nilai rata-rata tes sebesar 69,4%.
b. Indikator pembelajaran mengemukakan tumbukan efektif ditinjau dari
energi kinetik molekul pereaksi saat bertumbukan memiliki tingkat
penguasaan konsep baik dengan nilai rata-rata tes sebesar 67,8%.
c. Indikator pembelajaran menyelidiki grafik energi terhadap koordinat reaksi
dan hubungan dengan energi aktivasi memiliki tingkat penguasaan konsep
55
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
d. Indikator pembelajaran mengaitkan hubungan antara tumbukan efektif
dengan energi aktivasi memiliki tingkat penguasaan konsep cukup dengan
nilai rata-rata tes sebesar 60,0%.
B. Saran
Dari keseluruhan kegiatan penelitian yang telah dilakukan, diajukan
beberapa saran untuk pembelajaran di masa mendatang sebagai berikut:
1. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis, disarankan untuk:
a. Memilih materi kimia yang sesuai dengan metode Discovery-Inquiry.
b. Pembelajaran menggunakan dengan metode Discovery-Inquiry hendaknya
disiapkan rangkaian kegiatan yang menarik untuk menumbuhkan
motivasi siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran.
c. Mempersiapkan media pembelajaran yang tepat dengan metode
Discovery-Inquiry. Media pembelajaran yang digunakan perlu dibuat
lebih melatih pencarian (inquiry), agar siswa dapat menemukan
(discovery) konsep yang dipelajarinya.
d. Mempersiapkan instrumen penelitian yang dapat mengukur peningkatan
penguasaan konsep siswa dan sesuai tahapan Discovery-Inquiry.
e. Pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery-Inquiry
membutuhkan waktu yang relatif lama, sehingga peneliti harus
memperhitungkan penggunaan waktu semaksimal mungkin agar
pembelajaran dapat diterapkankan di sekolah.
2. Bagi para Guru di sekolah, disarankan untuk menggunakan metode
Discovery-Inquiry dalam strategi pembelajaran yang dipilih. Hal ini sesuai
dengan hasil analisis data yang dilakukan bahwa metode Discovery-Inquiry
56
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, S., dkk. (2007). Strategi pembelajaran kimia. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Amien, M. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan
Menggunakan Metode “Discovery dan Inquiry”. Jakarta: DEPDIKBUD.
---. (1979). Apakah Metoda Discovery-Inquiry Itu?. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Anderson, L.W dan Krathwohl., D.R. (2010). Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Assesmen (Penerjemah: Prihantoro, A.
dari A Taxonomy for Learninh, Teaching, and Assesing: A Revision of
Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives A Bridged Edition: Addison Wesley Longman, Inc. 2001). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:
Bumi Aksara.
Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Bandung: Erlangga
Fathurrohman, P dan Sutikno, S. (2007). Strategi Mewujudkan Pembelajaran
Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung:
PT Refika Aditama.
Gonick, L. and Criddle, C. (2008). Kartun Kimia. Jakarta: Kepustakaan Populer
Gramedia.
Hake, R.R. (1998). “Interactive-engagement versus traditional methods: A
six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics
course”. American Association of Physics Teachers. 66 (1) 64-74.
Makmun, A.S. (2007). Psikologi Kependidikan (Perangkat Sistem Pengajaran
57
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Mayer, R. E. (2009). Multimedia Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Nurmalasari, R. (2010). Analisis Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada
Pembelajaran Efek Tyndall Menggunakan Metode Discovery-Inquiry.
Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Priyatno, D. (2008). 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta: Andi
Purwanto, N. (1997). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rudini, A. (2011). Analisis Penguasaan Konsep Siswa Kelas X pada
Pembelajaran Perkembangan Konsep Redoks Menggunakan Metode
Discovery-Inquiry. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Ruslanudin, M. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
(PBI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMK. Skripsi pada
FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.
Sudirman, N., dkk. (1992). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sukardi, MS. (2009). Evaluasi Pendidikan (Prinsip & Operasionalnya). Jakarta:
Bumi Aksara.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta.
---.(2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Fiqri Hakim Nurul Anwar, 2013
Profil Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Pembelajaran Tumbukan Efektif Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
---. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sunarya, Y. (2009). Mudah Dan Aktif Belajar Kimia Untuk Kelas XI. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
--- (2003). Profil Kemampuan Siswa Indonesia Berusia 14 Tahun
Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan Alam Menurut Benchmark Internasional
TIMMS-R 1999. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pendidikan Nasional.
Suryosubroto, B. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
Susetyo, B. (2012). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT.
Refika Aditama
Syukri, S. (1999). Kimia Dasar 2. Bandung: Penerbit ITB.
Tim Penyusun Kamus Pustaka Bahasa. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Utomo, D.H. (1997). Penguasaan Konsep. Tesis PPS IKIP Bandung: Tidak