• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Pemerolehan Sintaksis Anak Usia Lima Tahun Melalui Penceritaan Kembali Dongeng Nusantara Yang Didengar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Pemerolehan Sintaksis Anak Usia Lima Tahun Melalui Penceritaan Kembali Dongeng Nusantara Yang Didengar."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Peranan bahasa dalam hubungannya dengan perkembangan anak sangat

menarik perhatian para ilmuwan untuk meneliti lebih lanjut. Khususnya para ahli

bahasa dan para psikolog, mereka lebih mengacu pada perkembangan pemerolehan

bahasa anak yang tidak bisa diteliti pada orang dewasa. Seperti yang diungkapkan

Chomsky (dalam Hasanah, 2006:153) di dalam struktur kejiwaan manusia terdapat

sebuah piranti yang mengurusi pemerolehan bahasa. Menurut Teori Pemerolehan

Bahasa (TPB) Model Nativis LAD, setiap manusia normal yang dilahirkan ke dunia

sudah dilengkapi dengan sebuah piranti pemerolehan bahasa. Piranti itu lazim disebut

Language Acquisition Device (LAD) atau Language Asquisition System (LAS).

Dalam bahasa Indonesia dapat disebut Piranti Pemerolehan Bahasa (PPB) atau Sistem

Pemerolehan Bahasa (SPB).

Tahapan-tahapan pemerolehan bahasa anak di seluruh dunia pada dasarnya

adalah melalui proses yang sama hingga ditemukan kerumitan-kerumitan linguistik

yang timbul pada anak usia dini. Kesamaan tersebut menurut pandangan kaum

mentalistik menyatakan bahwa anak telah dibekali dengan bekal kodrati pada saat

lahir.

Mengingat pentingnya masa keemasan (golden age) pada anak-anak, yaitu

(2)

2

anak perlu stimulus yang dapat meningkatkan seluruh potensinya. Potensi yang

dimaksud antara lain kemampuan berbahasa, beretika, sosial, kognitif, seni, fisik, dan

lain-lain.

Pemerolehan bahasa akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya

usia anak. Anak usia lima tahun pada hakikatnya sedang dalam proses untuk

memperoleh tataran kalimat yang kompleks, baik dari sintaksis, semantik, morfologi,

maupun fonologi. Pemerolehan kata pada anak terjadi secara bertahap. Anak akan

mengeluarkan kata-kata tanpa ada arti dan menuju pada tahap satu kata yang mulai

mengandung arti. Setelah beberapa kata diperoleh, maka anak mulai berbicara

dengan kalimat lengkap dan diikuti intonasi yang berbeda. Manakala anak sudah

dapat bermain intonasi dalam berujar, maka sudah dapat dikatakan bahwa anak sudah

dapat membedakan makna yang diucapkan meskipun kalimatnya sama.

Perkembangan sintaksis anak akan mulai meningkat ketika memasuki usia

dua sampai tiga tahun. Salah satu cara agar anak mampu menghasilkan pemerolehan

yang kompleks adalah dengan menceritakan kembali dongeng yang didengarnya.

Dongeng yang dipilih harus sesuai dengan kapasitas usia anak dan menarik minat

anak untuk mendengarkan.

Setiap anak memiliki kecenderungan alamiah untuk mendengarkan sebuah

dongeng atau cerita. Dalam kelompok bermain dan belajar, antusiasme anak-anak

saat mendengarkan sebuah dongeng sangatlah besar. Dongeng mudah dilakukan

Kegiatan mendongeng pada anak akan memberikan stimulus agar anak dapat

(3)

3

kemampuan anak dalam menceritakan kembali apa yang telah didengarnya. Secara

tidak langsung, kegiatan tersebut memperkuat daya ingat, mendukung literasi pada

anak sejak dini, memperluas potensi kreatif anak, menambah perbendaharaan

kosakata, sehingga anak lebih aktif berbicara dan anak dapat membuat

kalimat-kalimat yang lebih kompleks.

Berbagai penelitian mengenai pemerolehan bahasa anak telah banyak

dilakukan, namun pada penelitian hanya lebih menspesifikkan pada pemerolehan

sintaksis yang tetap bertumpu pada pemerolehan bahasa. Pemerolehan sintaksis pada

anak usia dini tidak langsung menuju pada tataran sintaksis yang kompleks, seperti

penggunaan kalimat kompleks, namun akan melalui tahap satu kata, tahap kalimat

tunggal hingga kalimat majemuk.

Penelitian ini dilakukan di PAUD Bina Mulia Akhlak Batang. Latar

belakang anak-anak yang berbeda-beda tentunya akan menghasilkan penguasaan

sintaksis yang beragam. Penggunaan bahasa anak usia lima tahun menarik untuk

diamati, seperti penggunaan satuan lingual berupa pemerolehan kalimat tunggal dan

kalimat majemuk. Kalimat-kalimat yang akan diteliti diperoleh dari hasil rekaman

suara anak-anak saat menceritakan kembali dongeng yang didengar. Penggunaan

bahasa yang digunakan anak saat bercerita tidak menutup kemungkinan terpengaruh

oleh bahasa ibu mereka, yaitu bahasa Jawa atau bahasa yang digunakan sebagai

(4)

4 B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut rumusan masalah ini ada tiga.

1. Apakah anak-anak sudah dapat memperoleh kalimat tunggal dan kalimat

majemuk saat menceritakan kembali dongeng nusantara yang didengar?

2. Berapa frekuensi kalimat tunggal dan kalimat majemuk yang dihasilkan masing-

masing anak?

3. Bagaimanakah implementasi pembelajaran pemerolehan sintaksis di PAUD?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ada tiga.

1. Mendeskripsikan kalimat tunggal dan kalimat majemuk yang diperoleh anak

saat menceritakan kembali dongeng nusantara yang didengar.

2. Mendeskripsikan frekuensi kalimat tunggal dan kalimat majemuk yang

dihasilkan masing-masing anak.

3. Mendeskripsikan implementasi pembelajaran pemerolehan sintaksis di PAUD.

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoretis

Secara teoretis penelitian ini dapat memperkaya konsep atau teori yang

menyokong ilmu pengetahuan kebahasaan. Penelitian ini menambah khasanah

pengetahuan pemerolehan bahasa pada anak usia dini. Selain itu, penelitian ini

(5)

5 2. Manfaat praktis

Secara praktis, dapat memberikan masukan yang konstruktif dalam

mengatasi perkembangan bahasa anak. Penelitian ini dapat dijadikan rujukan atau

pedoman untuk mengkaji penelitian selanjutnya. Penelitian ini dapat menambah

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai bahwa terdapat hubungan pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan, ketersediaan sarana, sosialisasi

Percobaan pengaruh temperatur terhadap sifat-sifat fisik lumpur ini dilakukan pada temperatur 80°F, 110°F, 140°F, 170°F dan 200°F dimana pada masing-masing lumpur dilakukan

2 I WAYAN ADNYANAS.Sn., M.Sn Modal sosial Institusional Pita Maha (Praktik Sosial Pelukis Bali 1930-an) Seni Murni FSRD DISERTASI DOKTOR 50,000,000 PUSAT.. 3 Drs.I WAYAN MUDANA,

Hambatan yang terjadi pada saat pemboran dengan menggunakan lumpur Smooth Fluid 05 diantaranya adalah shale reaktif dan hilang lumpur maka dari itu dilakukan evaluasi dari segi

Tri Bhanga Dalam Nuansa Monochromatik Seni Murni FSRD PENCIPTAAN 19,000,000 DIPA DATA USULAN PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2013 DI DANAI TAHUN 2013. FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

Dari hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa kedua ekstrak dengan dosis tunggal memiliki potensiasi yang sama dalam menurunkan kadar asam urat mencit putih

Laju penambahan luas tambak dari hasil konversi sawah merupakan data yang sangat menarik untuk dikaji, mengingat di Provinsi Sulawesi Selatan telah dicanangkan program

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rute angkutan kota di Kota Bogor memiliki jaringan sirkuit, faktor yang paling berpengaruh pemilihan rute bagi supir yaitu biaya dan