• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN TIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN TIK."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Oleh :

Rona Nuzulul Romdhon

0904055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(2)

Oleh :

Rona Nuzulul Romdhon 0904055

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Rona Nuzulul Romdhon 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMA

PADA MATA PELAJARAN TIK

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I,

Drs. Waslaluddin, M.T. NIP. 196302071991031002

Pembimbing II,

Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom. NIP. 196711211991011001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

(4)

BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN TIK

Rona Nuzulul Romdhon. 0904055.pilkom@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa dengan menggunakan model pembelajaran Time Token dengan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran TIK dengan berbantu multimedia. Tujuan dari Penelitian ini adalah 1)Mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan Model pembelajaran Time Token berbantu multimedia. 2) Mengetahui Minat siswa belajar dengan menggunakan model pembelajaran Time Token berbaantu multimedia. 3) Mengetahui efektivitas model pembelajaran Time Token berbaantu multimedia dengan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 2 Kuningan dengan mengambil kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5. Metode yang digunakan apada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan disain penelitian Pretest-Postest Nonequivalent Control Group. Instrumen yang digunakan berupa tes dan angket. Dari hasil Pretest dan Postest didapat nilai <g> sebesar 0.59. Dari hasil angket siswa yang mendeskripsikan model pembelajaran Time Token baerbantu multimedia diperoleh presentase sebesar 79.15%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Time Token berbantu multimedia memiliki efektifitas dalam peningkatan pemahaman siswa dalam mata pelajaran Pengenalan Perangkat Keras Untuk Mengakses Internet. Model Pembelajaran Time Token berbantu multimedia juga mendapatkan respon yang positif dari siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran tersebut.

(5)

PERNYATAAN ...Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ...Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ...Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ...Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... 3 DAFTAR GAMBAR ... 4 BAB I PENDAHULUAN ...Error! Bookmark not defined.

(6)
(7)
(8)
(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan tidak akan lepas dari kehidupan manusia, setiap manusia diciptakan untuk belajar baik belajar formal maupun non formal. Dalam bukunya Radja Mudyahardjo (2001) menyatakan, pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan keluarga, masyarakat, dan pemertintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkup hidup secara tepat di masyarakat di masa yang akan datang. Pendidikan formal sudah menjadi kewajiban untuk di laksanakan karena di negara Indonesia pemerintah mewajibkan seluruh warga negara untuk melaksanakan pendidikan selama 12 tahun. Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan di tingkat dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap belajar sebagai bentuk perubahan tingkah laku hasil belajar.

(10)

memahami setingkat lebih tinggi dari pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak dipertanyakan sebab untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal. Pemahaman sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu: translasi, interpretasi dan ekstrapolasi.

Dalam belajar formal sudah tentu erat kaitannya dengan seorang guru, karena seorang guru adalah salah satu sumber untuk mendapatkan pelajaran selain dari buku-buku pelajaran dan yang lainnya. Guru berperan dalam membimbing siswa agar menemukan berbagai potensi yang dimiliki sebagai bekal hidup mereka, membimbing siswa agar mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka agar berkembang sebagai manusia yang ideal yang menjadi harapan setiap orang tua dan masyarakat. Menurut Jacobsen (2009), Peran utama seorang guru adalah memfasilitasi pembelajaran siswa dengan berbagai cara.

Proses pembelajaran yang di laksanakan di sekolah oleh guru cenderung menggunakan model pembelajaran yang konvensional, berupa ceramah atau praktek. Terutama dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional tersebut, jika tidak ceramah di kelas maka akan praktek di laboratorium TIK. Proses pembelajaran seperti tersebut hanya satu arah, karena siswa cenderung pasif hanya mendengarkan penjelasan oleh gurunya saja. Jika terjadi hal tersebut secara terus menerus maka minat belajar siswa akan menurun karena terjadi kebosanan pada siswa. Untuk meningkatkan minat dan mencegah kebosanan pada siswa dapat digunakan model pembelajaran Time Token.

(11)

mengajarkan keterampilan sosial, serta untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali. Jacobsen (2009) dalam bukunya mengatakan, Selain perolehan pengetahuan yang diinginkan, peningkatan social dan intelektual siswa merupakan tujuan-tujuan utama yang harus dicapai oleh guru sebagai salah satu peran penting mereka sebagai pendidik professional.

Pemilihan materi yang sesuai untuk model pembelajaran Time Token adalah materi yang lebih menekankan pada penyampaian pendapat siswa dalam berlangsungnya pembelajaran. Hal ini dikarenakan model pembelajaran ini lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam mengutarakan pendapatnya mengenai suatu masalah yang muncul. Pemahaman tentang materi oleh siswa dalam model ini sangat diutamakan terutama dalam bentuk diskusi yang kebanyakan pendapatnya harus memiliki dasar yang kuat untuk sebuah argument.

(12)

memberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk menjawab atau mengeluarkan pendapat.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti akan melaksanakan penelitian penerapan model pembelajaran Time Token dalam mata pelajararan TIK di SMA dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Time Token Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa SMA Pada Mata Pelajaran TIK”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat disimpulkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan pemahaman pada model pembelajaran Time Token berbantu multimedia dengan model pembelajaran Konvensional?

2. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran Time Token berbantu multimedia dalam mata pelajaran TIK?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian diambil berdasarkan rumusan masalah, yaitu: 1. Mengetahui hasil belajar pemahaman siswa dengan menggunakan

Model pembelajaran Time Token berbantu multimedia.

2. Mengetahui Minat siswa belajar dengan menggunakan model pembelajaran Time Token berbaantu multimedia.

3. Mengetahui perbedaan peningkatan pemahaman model pembelajaran Time Token berbaantu multimedia dengan model pembelajaran konvensional.

1.4. Batasan Masalah

(13)

2. Penelitian dilaksanakan di SMA 2 Kuningan kelas XI semester ganjil.

3. Penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komonikasi (TIK) sub bab Pengenalan Perangkat Keras Untuk Mengakses Internet.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Selain salah satu syarat untuk menyelesaikan studi untuk menempuh gelar sarjana, penelitian ini dapat mengetahui baik tidaknya model pembelajaran Time Token diaplikasikan dalam proses pembelajaran

2. Bagi Guru

Memberikan masukan kepada ibu bapak guru bahwa model pembelajaran Time Token bisa dijadikan salah satu pilihan model pembelajaran dalam melaksanakan proses pembelajaran. 3. Bagi Siswa

a. Meningkatkan kerjasama antar siswa dalam mendiskusikan pelajaran.

b. Meningkatkan komunikasi yang baik antar siswa.

c. Meningkatkan keberanian siswa untuk berbicara di kelas. d. Meningkatkan keaktifan siswa.

e. Mendapatkan penyegaran dalam proses belajar. f. Meningkatkan minat siswa dalam belajar.

1.6. Hipotesis

(14)

1.7. Definisi Oprasional

Dalam Penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan secara oprasional untuk menghindari berbagai penafsiran. Penjelasanya meliputi:

1. Pembelajaran Time Token berbantu multimedia adalah pembelajaran yang berlandaskan pada pembagian kesempatan untuk berbicara secara merata dengan bantuan multimedia.

2. Kemampuan pemahaman adalah suatu kemampuan yang lebih tinggi dari pengetahuan dan terbagi kedalam tiga kelas, yaitu translasi, interpretasi dan ekstrapolasi.

(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif tipe eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain Pretest-Postest, Non-Equivalent Control Group. Dalam metode ini, kedua kelas sampel dipilih dengan ditentukan. Setiap kelas yang dijadikan sampel adalah berupa kelas utuh sesuai dengan keadaan semula. Kemudian kedua kelas ini diberikan pretest sebelum perlakuan. Selanjutnya kelas eksperimen diberi perlakuan menggunakan model Time Token, sedangkan kelas kontrol menggunakan model konvensional. Setelah perlakuan kedua kelas diberikan posttest.

3.2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi yang dipilih adalah siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 2 Kuningan Tahun Pelajaran 2013/2014.

b. Sampel

Sampel adalah himpunan dari populasi yang memiliki karakteristik populasi itu. Sampel yang dipilih adalah siswa-siswi kelas XI-IPA4 dan kelas XI-IPA5 SMA Negeri 2 Kuningan Tahun Pelajaran 2013/2014.

c. Teknik Pengambilan Sampel

(16)

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

a. Menggunakan instrumen tes prestasi berupa pretest-posttest untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

b. Observasi partisipatif, dimana peneliti terlibat secara langgsung dalam proses yang sedang diamati.

c. Angket, untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran Time Token yang diterapkan di kelas sampel.

3.4. Instrumen Penelitian

Data yang dijadikan bahan penelitian ini berupa hasil yang diperoleh dari instrument penelitian yang digunakan. Menurut Sugiyono (2008) instrumen penelitian adalah alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun social yang diamati secara sepesifik, semua fenomena ini disebut variable penelitian. Menurut Arikunto (2002), tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh suatu individu atau kelompok.

(17)

Tabel 3.1 Instrumen

No Instrumen Mengetahui Sumber

Data Keterangan

Siswa Diberikan sebelum dan sudah proses

Guru Dilakukan saat pembelajaran

Siswa Diberikan setelah pembelajaran selesai

A. Instrumen Tes

Tes tertulis digunakan untuk mengukur ranah kognitif siswa untuk memperoleh data pemahaman siswa tentang Perangkat keras untuk mengakses internet, antara lain meliputi jenjang Pemahaman (C2), yaitu translasi, interpetasi dan ekstrapolasi

Istrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah achievement test (tes prestasi), yaitu test yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu (Arikunto, 2002). Instrumen penelitian yang digunakan berupa soal-soal pilihan ganda yang disusun berdasarkan indikator hasil belajar yang akan dicapai. Instrumen tes yang diberikan pada saat prerest sama dengan instrument tes yang diberikan pada saat posttest, dimaksudkan supaya tidak ada pengaruh perbedaan kualitas instrument terhadap perubahan terhadap perubahan pengetahuan dan pemahaman yang terjadi.

Sebelum instrumen tes digunakan, terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui tingkat validitas, reabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran masing-masing butir soal yang menentukan kualitas dari hasil tes ini, sehingga dapat diketahui apakah tes hasil belajar yang telah dibuat layak digunakan dalam penelitian atau tidak. Langkah ujicoba instrumennya adalah:

(18)

 Adjustment instrument soal dengan dosen selain dosen pembimbing

 Instrument diujicoba kepada siswa

 Setelah diujicoba dilakukan pengolahan data

Berikut hasil ujicoba instrument kepada siswa kelas XI SMA 2 Kuningan:

Tabel 3.2 Hasil Ujicoba Instrumen

Siswa Nilai Siswa Nilai Siswa Nilai Siswa Nilai

Untuk mendapatkan instrument soal yang baik dilakukan analisis dan revisi instrumen penelitian agar memenuhi kriteria. Menurut Paranto (1981) kriteria soal yang baik adalah bahwa soal itu valid, reliabel, memiliki tingkat kesukaran yang memadai dan daya pembeda yang baik.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda, soal adalah sebagai berikut :

a. Validitas

(19)

apa yang diingnkan dan apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Untuk mengetahui tingkat validitas suatu instrument, dapat digunakan rumus korelasi Product-Moment memakai angka kasar (Arikunto, 2002) sebagai berikut:

Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan ke dalam klasifikasi koefisien korelasi menurut Guilford (Suherman, 2002). Dalam hal ini nilai diartikan sebagai koefisien validitas. Interpretasi validitas soal seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Klasifikasi Interpretasi Validitas

Koefisien Korelasi Interpretasi

Validitas sangat tinggi

(20)

instrument tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensiusn mengarahkan respon untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Jika instrument yang digunakan sudah baik, dapat dipercaya, reliabel, maka data yang dihasilkan akan dapat dipercaya juga. Suatu instrument disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda pula (Suherman, 2002).

Karena instrument soal yang digunakan merupakan soal pilihan ganda, maka digunakan rumus KR 20. Rumusnya adalah sebagai berikut:

( ) ( )

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrument K = banyaknya butir pertanyaan Vt = varians total

P = proporsi banyak subjek yang menjawab betul pada butir soal ke-i

q = proporsi banyak subjek yang menjawab salah pada butir soal ke-i sehingga (q = 1 – p)

Varians total (Vt) dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Vt = Varians total

= Jumlah kuadrat skor total = Kuadrat jumlah skor total

(21)

Tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tolok ukur yang dibuat oleh J.P. Guilford (Suherman, 2002) sebagai berikut:

Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas

c. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah pengukuran dari seberapa jauh kemampun butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal tersebut. Untuk soal yang berbentuk pilihan ganda, daya pembeda dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

(Arifin, 2009) Keterangan :

DP = Daya pembeda

WL = Jumlah jawaban salah kelompok bawah WH = Jumlah jawaban salah kelompok atas n = 27% x N

Menurut Arifin (2009), sebagai acuan untuk mengklarifikasi dan hasil penelitian dapat digunakan kriteria sebagai berikut :

Koefisien Reliabilitas Interpretasi

(22)

Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda Rentang Nilai Daya

Pembeda (D) Klasifikasi

D < 0,19 Kurang baik 0,20 < D < 0,29 Cukup 0,30 < D < 0,39 Baik

0,40 < D Baik Sekali d. Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa butir soal adalah mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus :

(Arifin, 2009) Keterangan :

WL = 27% jumlah jawaban salah kelompok bawah WH = 27% jumlah jawaban salah kelompok atas nL = 27% jumlah dari kelompok bawah

nH = 27% jumlah dari kelompok atas

Untuk menentukan apakah soal tersebut memiliki tingkat kesukaran yang sukar, sedang atau mudah maka dilakukan penafsiran dengan melihat kriteria tingkat kesukaran sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kesukaran

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi

0,71 < TK < 1,00 Mudah 0,31 < TK < 0,70 Sedang 0,00 ≤ TK < 0,30 Sukar

B. Angket

(23)

digunakan dalam penelitian ini adalah angket berupa skala sikap untuk mengetahui sikap atau respon siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Skala yang digunakan adalah skala Likert.

Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik itu pernyataan positif atau negatif, akan dinilai subjek dengan jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

C. Lembar Observasi

Observasi banyak digunakan untuk menilai atau mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya ataupun situasi buatan (Sudjana, 2011). Dalam penelitian ini, lembar observasi dikembangkan oleh peneliti untuk diisi oleh pengamat untuk menilai proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti.

3.5. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan terhadap instrument tes, lembar observasi dan angket. Data yang diperoleh merupakan data yang bersifat kuantitatif fan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari tes pretes dan postes, sedangkan data kulitatif diperoleh dari lembar observasi dan angket. Langkah-langkah pengolahan datanya adalah sebagai berikut:

A. Data Kuantitatif

(24)

statistika, kemudian membandingkan rata-rata gain ternormalisasi dari kelas eksperimen dan kelas control untuk melihat peningkatan kemampuan hasil belajar sebelum dan sesudah pembelajaran.

Data yang terkumpul diuji dengan menggunakan teknik normalized gain (hake,1998). Dengan mendapat rata-rata nilai gain yang ternormalisir maka secara kasar akan dapat mengukur keefektifan suatu pembelajaran dalam pemahaman konseptual. Nilai <g> (normalized gain) dapat dihitung dengan rumus berikut :

% Nilai Posttest - % Nilai Pretest <g> =

Nilai Maksimum - % Nilai Pretast

Selanjutnya, nilai <g> dirata-ratakan dan dibandingkan dengan tabel berikut :

Tabel 3.7 Kriteria nilai <g>

Kriteria Nilai <g>

Tinggi ≤ 0,7

Sedang 0,3 < G < 0,7

Tinggi < 0,3

(25)

adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu tes mengharuskan data dua kelompok atau lebih yang diuji harus homogeny. Statistic nonparametric tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi, missal data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal.

Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa apabila data yang dianalisis berdistribusi normal dan homogeny maka digunakan uji statistic parametric yaitu dengan uji-t, sedangkan jika data yang dianalisis tidak berdistribusi normal maka digunakan uji statistic non-parametrik yaitu uji Mann-Whitney. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan dari masing-masing perhitungan:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang normal atau tidak. Data yang diuji adalah data pretest kelas eksperimen dan control serta data postes kelas eksperimen dan control. Uji normalitas ini menggunakan uji Kolomogorov-Smirnov pada programi SPSS 18. Pedoman pengambilan keputusan dengan mengambil nilai taraf signifikansi 5% adalah sebagai berikut.

 Nilai signifikansi (sig) < 0.05 berdistribusi tidak normal  ilai signifikansi (sig) ≥ 0.05 berdistribusi normal

b. Uji Homogenitas

(26)

 Nilai signifikansi (sig) < 0.05 data berasal dari varian yang tidak homogen

 ilai signifikansi (sig) ≥ 0.05 data berasal dari varian yang homogeny

c. Uji Hipotesis

Stelah normalitas dan homogenitas dipenuhi, selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan uji t dengan statistic Independent sample t Test Pada program SPSS 18. Pedoman pengambilan keputusan dengan α adalah nilai t tabel adalah sebagai berikut.

 ilai signifikansi (sig) < α Hipotesis ditolak  ilai signifikansi (sig) ≥ α Hipotesis diterima

Hipotesis yang diuji adalah:

Kemampuan pemahaman siswa pada mata pelajaran TIK dengan model pembelajaran Time Token lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional

B. Data Kualitatif

Pengolahan data kulitatif berupa data hasil observasi dan angket. Berikut ini adalah pengolahan data hasil observasi dan angket.

a. Hasil Observasi

Data hasil observasi merupakan data pendukung dalam penelitian ini. Data observasi ini dalam bentuk table untuk memudahkan dalam membaca data. Kemudian dianalisis untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Time Token pada mata pelajaran TIK.

b. Angket

(27)

multimedia. Seluruh siswa kelas eksperimen diberikan angket yang harus diisi berdasarkan pendapat masing-masing siswa. Pendapat siswa ditentukan dengan bentuk checklist pada pilihan yang sudah disediakan di dalam angket. Pilihan di setiap pertanyaan terdiri darai Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Nilai sekala dari setiap pertanyaan adalah SS nilainya 4, S nilainya 3, TS nilainya 2 dan STS nilainya 1.

Adapun pedoman kriteria interpretasi skor dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.8 Pedoman Kriteria Interpretasi Skor

Presentase Interpretase

76%-100% Sangat Baik

51%-75% Cukup Baik

26%-50% Kurang Baik 0%-25% Sangat Tidak Baik

3.6. Prosedur Penelitian

Langgkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah : a. Menyelesaikan perijinan

b. Survey ke sekolah tempat penelitian

c. Menentukan Materi yang akan digunakan dalam pembelajaran

d. Pembuatan RPP dan Instrumen

e. Pemeriksaan RPP dan Intrumen oleh dosen Pembimbing f. Revisi RPP dan Instrumen

(28)

h. Pembuatan Multimedia Pembelajaran i. Judgment multimedia dan instrument j. Analisis hasil Judgment

k. Pengujian instrument l. Analisis hasil uji instrumen 2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahapan ini adalah :

a. Menentukan sampel yang akan diteliti secara purposiv sampling

b. Melaksanakan perlakuan kepada siswa dengan menggunakan model pembelajaran Time Token

3. Tahap pengolahan Data

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini : a. Penyusunan data hasil penelitian

b. Pengolahan data hasil penelitian c. Pengujian hipotesis

d. Pembahasan hasil penelitian dan pengolahan data e. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian

(29)

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitaian

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

(30)

Gambar 3.2 Tahap Persiapan

Penetapan Materi Tahap Persiapan

Perijinan

Survey

Pembuatan Multimedia

Judgment Multimedia

Analisis Judgment Multimedia Pembuatan RPP dan

Instrumen

Pemeriksaan RPP dan Instrumen

Revisi RPP dan Instrumen

Analisis Pengujian Instrumen Pengujian Instrumen Judgment Instrumen Pemeriksaan revisi RPP

dan Instrumen

(31)

Gambar 3.3 Tahap Pelaksanaan

Tahap Pelaksanaan

Pertemuan 1

Pelaksanaan Penelitian

Penentuan Sampel

Pembelajaran dengan

model Time Token

Pembelajaran dengan

model Time Token

Pretes

Pertemuan 2

Pertemuan 3

Pembelajaran dengan

model Time Token

(32)

Gambar 3.4 Tahap Pengolahan Data

Tahap Pengolahan Data

Penyusunan Data

Pengolahan Data

Pengujian Hipotesis

Pembahasan

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian kemudian pengolahan data dan analisis serta pembahasan data maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Dari segi pemahaman siswa yang menggunakan model pembelajaran time token peningkatannya signifikan dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional, padahal pada saat pretes siswa yang akan menggunakan model pembelajaran konvensional nilainya lebih bagus dibanding siswa yang akan diberikan tritmen model pembelajaran time token, tetapi nilai postes kelas yang diberikan tritmen model pembelajaran Time Token lebih unggul dibandingkan kelas yang diberikan model pembelajaran konvensional. Ditambah dengan hasil gain ternormalisasi yang menunjukan terdapat peningkatan kemampuan pemahaman siswa. Maka dari itu dapat disimpulkan model pembelajaran time token dapat meningkatkan pemahaman siswa lebih signifikan dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

(34)

multimedia siswa semakin antusias untuk mengikuti pembelajaran yang diberikan.

5.2. Saran

Adapun saran yang disampaikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Time Token dapat dijadikan alternative dalam proses pembelajaran. 2. Multimedia yang digunakan hendaknya selalu berkembang sesuai

dengan perkembangan zaman baik secara disain, tampilan dan materi. Materi dan kurikulum harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada masa itu. Karena perkembangan materi dan teknologi sangatlah pesat, materi dan teknologi pada masa sekarang tidak sama dengan masa yang akan dating. Sehingga penyesuaian dengan kondisi zaman dimana multimedia tersebut akan digunakan.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. (2008). Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Basrowi & Soenyono. (2007). Metode Analisis Data Sosial. Kediri: Jenggala Pustaka Utama.

Darsono, Max, dkk. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Semarang : CV. IKIP Semarang Press.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Haling, Abdul. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Hidayat, Rudi. Dll. (2007). Teknologi Informasi & Komonikasi. Jakarta : Erlangga

Jacobsen. Dkk. (2009). Methods for Teaching. New Jersey: Pustaka Belajar Johnson, Lou Anne. (2005). Pengajar Yang Kreatif dan Menarik. San

Fransisco: Indeks

Mudyahardjo, Radja .(2001). Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers Mulyasa. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Suparlan.

Nana Syaodih. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Nasution, (2001). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.

Jakarta : Bina Aksara.

Purwanto, M.N. (1994). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

(36)

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta

Subiyanto. (1988). Evaluasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit CV Alfabeta.

Sudjana, Nana. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Susilana, Rudi. (2007).Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Uno, Hamzah. (2007). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hamzah Sutikno. 2010. Metode-Metode Pembelajaran Dalam Teknologi Pendidikan Dalam Kaitan Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Program Pasca Sarjana. Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. [Online]. [5 Maret 2013] Tersedia : http://www.scribd.com/doc/38189110/42/Time-Token

Ilmiyanti, Annisa. (2012) Model Pembelajaran Time Token (Arrends, 1998) [online] tersedia :

http://ilmianissa.blogspot.com/2012/08/model-pembelajaran-time-token-arrends.html [5 Maret 13]

Media Belajar. (2010). Multimedia Pembelajaran [online] tersedia:

http://mediabelajar.do.am/news/multimedia_pembelajaran/2010-03-28-8 [29 Maret 2013]

Nurul, eka. (2012). Pengertian Model Pembelajaran [online] tersedia: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2251772-pengertian-model-pembelajaran/ [20 mei 2013]

Setyawan, Heru. (2010). Pengertian Model Pembelajaran dari Berbagai Tokoh Pendidikan [online] tersedia:

http://zonainfosemua.blogspot.com/2010/11/pengertian-model-pembelajaran-dari.html [20 mei 2013]

Zaenal, Abidin Muhammad. (2012). Pengertian Belajar| Hakikat Belajar Mengajar [online] tersedia:

Gambar

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitaian ..................Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.1 Instrumen
Tabel 3.2 Hasil Ujicoba Instrumen Siswa Nilai  Siswa Nilai  Siswa Nilai  Siswa Nilai
Tabel 3.3 Klasifikasi Interpretasi Validitas Koefisien Korelasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penilaian respon guru dan respon siswa tingkat kepraktisan media pembelajaran berada pada kategori tinggi dengan rata-rata nilai total 4,11 (3,4 ≤ x ≤

Dalam hal ini akan dibuat sebuah model matematis untuk meminimumkan waktu keterlambatan kereta api dengan tidak melanggar kapasitas jalur yang ada dan memperhatikan

[r]

(1) Permohonan pengangkatan kembali PPAT yang berhenti karena permintaan sendiri atau dalam rangka penyesuaian dengan tempat kedudukannya sebagai notaris, diajukan kepada Menteri

(1950) menyebutkan bahwa naval store yang baik yaitu pohon dengan hasil getah yang banyak, dicirikan dengan lingkaran tahun yang lebar, tajuk rata atau penuh dan berbentuk

[r]

Kasus Hak Cipta yang ditangani Polri .... Faktor dan Kendala Penegakan Hukum

[r]