• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM

SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

FPMIPA UPI

oleh

Agus Suhendar 0706884

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3.Batasan Masalah ... 4

1.4.Tujuan Penelitian... 5

1.5.Manfaat Penelitian ... 5

1.6.Hipotesis ... 7

1.7.Metode Penelitian ... 7

1.8.Definisi Operasional ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

(3)

vi

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2. Teori Pembelajaran ... 12

2.2.1. Teori Belajar Jean Piaget ... 12

2.2.2. Teori Belajar Vygotsky ... 13

2.2.3.Teori Belajar David Ausubel ... 13

2.2.4. Teori Belajar Gestalt ... 14

2.2.5. Teori BelajarJerome Bruner ... 15

2.3. Media Pembelajaran ... 16

2.3.1. Pengertian Media Pembelajaran... 16

2.3.2. .Elemen – Elemen Multimedia ... 17

2.3.3.Format Multimedia Pembelajaran ... 21

2.3.4.Tahap - Tahap Pengembangan Multimedia ... 23

2.4. Deskripsi Hasil Belajar Siswa ... 24

2.4.1. Pengertian Hasil Belajar Siswa ... 24

(4)

3.6. Prosedur Penelitian ... 32

3.6.1.Tahap Persiapan ... 32

3.6.2.Tahap Pelaksanaan... 32

3.6.3.Tahap Penyelesaian ... 33

3.7. Teknik Analiasa Data ... 33

3.7.1. Analisa Data Kuantitatif... 33

3.7.2. Analisa Data Kualitatif ... 37

3.8. Teknik Analisa Instrumen Penelitian ... 39

3.8.1. Validitas Alat Ukur ... 39

3.8.2. Reliabilitas Intrumen ... 41

3.8.3. Analisa Butir Soal ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 47

4.1. Hasil Penelitian ... 47

4.1.1.Hasil Uji Coba dan Analisis Instrumen ... 47

4.1.1.1.Uji Validitas ... 47

4.1.1.2.Uji Reabilitas ... 49

4.1.1.3.Uji Daya Pembeda ... 49

4.1.1.4.Uji Indeks Kesukaran ... 51

4.1.2.Hasil Pengembangan Multimedia ... 52

4.1.3.Hasil Implementasi Pretest dan Postest ... 61

4.1.3.1.Deskripsi Data Umum. ... 61

4.1.3.2.Uji Normalitas... 62

(5)

viii

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.3.4.Uji Anva Satu Jalur. ... 64

4.1.3.5.Uji Tukey Kremer. ... 66

4.1.3.6Analisis Indeks Gain. ... 68

4.1.3.7.Analisis Angket. ... 69

4.2. Pembahasan... 70

BAB V KESIMPULAN ... 79

5.1. Kesimpulan ... 79

5.2. Saran ... 80

(6)

Agus Suhendar, 2014

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. One Group Pretest Postest Design ... 27

3.2. Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi... 37

3.3. Kriteria Nilai Validitas ... 40

3.4. Kriteria Nilai Reliabilitas ... 42

3.5. Kriteria Tingkat Kesukaran ... 43

3.6. Kriteria Acuan Daya Pembeda ... 45

4.1. Uji Validitas Instrumen Soal ... 47

4.2. Uji Reliabilitas Soal ... 49

4.3. Uji Daya Pembeda Instrumen Soal ... 50

4.4. Uji Indeks Kesukaran Instrumen Soal ... 51

4.5. Pengembangan dan Implementasi ... 57

4.6. Revisi Multimedia ... 60

4.7. Deskripsi Data ... 61

4.8. Uji Normalitas ... 62

4.9. Uji Homogenitas ... 64

4.10. Anva Satu Jalur ... 65

4.11. Tukey Kramer Postest ... 66

4.12. Tukey Kramer Gain ... 67

4.13. Analisis Indeks Gain ... 68

(7)

x

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.15. Analisis Indeks Gain ... 71

DAFTAR BAGAN Bagan Halaman 3.2. Skema penelitian... 29

3.1. Interval Interprestasi Kategori Perolehan Angket ... 39

4.1. Flow Chart ... 53

4.2. Story Board ... 54

4.3. Antar Muka ... 55

(8)

Agus Suhendar, 2014

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran A ... 85

A.1. RPP Kelas Eksperimen ... 86

A.2. Silabus ... 89

A.3. Soal Pretest ... 91

A.4 Soal Postest ... 95

A.5. Format Angket ... 100

A.6. Format Lembar Observasi ... 102

Lampiran B ... 104

B.1. Kisi – Kisi Soal Instrumen ... 105

B.2. Analisis Validitas Soal Instrumen ... 107

B.3. Analisis Rekiliabilitas Soal Instrumen... 109

B.4. Analisis Daya Pembeda Soal Instrumen ... 111

B.5. Analisis Tinhgkat Kesukaran Soal Instrumen ... 112

Lampiran C ... 114

C.1. Flowchart Multimedia Pembelajaran ... 115

C.2. Storyboard Multimedia Pembelajaran ... 116

C.3. Format Judgment Multimedia Pembelajaran ... 126

(9)

xii

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran D ... 134

D.1. Analisis Skor Pretest ... 135

D.2. Analisis Skor Postest ... 136

D.3. Analisis Uji Normalitas Pretest ... 137

D.4. Analisis Uji Normalitas Postest ... 139

D.5. Analisis Uji Normalitas gain ... 141

D.6. Analisis Uji Homogenitas Pretest ... 143

D.7. Analisis Uji Homogenitas Postest ... 144

D.8. Analisis Uji Homogenitas Gain ... 145

D.9. Analisis Uji Anava Satu Jalur ... 146

D.10. Analisis Uji Tukey Kramer ... 148

D.11. Analisis Uji Gain ... 149

Lampiran E ... 150

E.1. Surat Izin Penelitian ... 151

E.2. Surat Bukti Penelitian ... 152

E.3. Hasil Judgment Multimedia ... 153

E.4. Hasil Judgment Instrument Soal... 157

(10)

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM

SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA Oleh

Agus Suhendar, 0706884, [email protected] ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar dan respon dari siswa dengan diterapanknya model pembelajaran creative problem solving (cps) untuk meningkatkan hasil belajar pada aplikasi pengolah

angka. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 3 Darma. Berdasarkan hasil dari penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar antara siswa kelompok atas, tengah, dan bawah yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran

creative problem solving. Siswa pada kelompok atas memiliki peningkatan yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok tengah dan kelompok bawah. Hal ini dapat dilihat dari nilai gain yang diperoleh oleh masing-masing kelas. Kelas atas memperoleh nilai gain sebesar 0.83, kelas tengah memperoleh nilai gain sebesar 0.64, dan kelas bawah memperoleh nilai gain sebesar 0.51. Dalam penelitian ini, siswa memberi respon yang cukup baik pada penerapan model pembelajaran creative problem solving (cps) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

aplikasi pengolah angka. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket yang diberikan kepada siswa pada tahap akhir dari penelitian.

(11)

ii

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE APPLICATION OF CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES

ON APPLICATION OF PROCESSING NUMBER By

Agus Suhendar, 0706884, [email protected] ABSTRACT

This research aims to find out how the improvement of student’s learning outcomes with the application of creative the problem solving ( cps ) learning model to enchance student learning outcomes on application of processing numbers.. The object that are examined

in this research are student from SMP Negeri 3 Darma grade IX.. Based on the results of the research, it can be concluded that there is a difference on the learning outcomes between student from the top, middle and bottom group whitch in the learning process use creative the problem solving ( cps ) learning model.The students from top group had better improvement of learning outcomes then the students from middle and bottom group.It can be seen from the value of the gain obtained by each class.The top class acquire the value of the gain of 0.83, the middle class acquire the value of the gain of 0.64 and thebottom class, and obtaining the value of the gain of 0.51.In the research, students give a pretty good response on the application of creative problem solving (cps) learning model to enhance student learning outcomes on application of processing numbers.It can be seen from the results of the poll that given to the students at the final stage of research.

(12)

BAB I

PENDAHUALUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Seiring dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kita dituntut untuk dapat memiliki sikap dan cara berpikir secara kritis, logis, kreatif, dan sistematis agar dapat menyelesaikan berbagai macam permasalahan kehidupan. Hal ini dapat ditempuh melalui proses belajar.

Belajar merupakan hal yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan. Sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Pendidikan dan pengajaran perlu diupayakan agar siswa dapat berkembang dengan baik menjadi manusia berkualitas, yang mampu menghadapi serta mengendalikan tantangan dan perubahan zaman.(Mahesa, 2010:1)

(13)

2

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebab dirasa terlalu sulit. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.

Permasalahan kurang aktifnya siswa dalam mata pelajaran TIK disebabkan masih menggunakan model konvensional. Pembelajaran yang berpusat pada guru mempunyai kelemahan yaitu siswa cenderung ramai, mengantuk, tidak ada siswa yang mau bertanya, tidak mampu menjawab dengan sempurna pertanyaan dari guru, siswa yang aktif semakin aktif begitu sebaliknya siswa yang pasif akan semakin pasif, suasana belajar menjadi kaku penuh dengan ketegangan yang membuat peserta didik menjadi pasif, cepat bosan dan mengalami kelelahan. Untuk itu guru hendaknya mengetahui bagaimana cara siswa belajar dan menguasai berbagai cara atau model pembelajaran.

Atas dasar inilah, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran aplikasi pengolah angka dengan melakukan kegiatan evaluasi yang dilakukan guru dalam meningkatkan hasil belajar sehingga siswa diharapkan mampu memahami materi yang disampaikan dengan baik dan tidak cenderung pasif dan bosan dalam menghadapi pembelajaran di kelas.

(14)

dan memproses hingga menemukan penyelesaian dari suatu pemecahan masalah. Salah satu model pembelajaran berbasis penyelesaian masalah yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah Model Pembelajaran

Creative Problem Solving (CPS). Metode pembelajaran Creative Problem

Solving (CPS) adalah suatu metode pembelajaran yang melakukan

pemusatan pada pengajaran dan ketrampilan memecahkan masalah, yang diikuti dengan penguatan ketrampilan (Karen dalam Dewi, 2008:28). Ketika dihadapkan dengan suatu pertanyaan/permasalahan, siswa dapat melakukan ketrampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya.

Dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan, diantaranya seperti penelitian yang dilakukan oleh Hartantia (2013) yang berjudul Penerapan Model Creative Problem Solving (CPS) untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Kimia pada Materi Pokok Termokimia SIswa Kelas XI. IA2 SMA Negeri Colomadu Tahun Pelajaran 2012/2013. Pada penelitian tersebut didapatkan kesimpulan bahwa model pembelajaran

Creative Problem Solving dapat meningkatkan minat belajar siswa SMA

Negeri Colomadu pada materi pokok termokimia.

Hasil yang sama didapatkan juga oleh Zulhilyah (2013) pada penelitiannya yang berjudul Pengaruh Metode Pembelajaran Creative

Problem Solving Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif dan Komunikasi

(15)

4

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran creative problem solving terjadi peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

Creative Problem Solving (CPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Dalam Pemecahan Masalah Pada Aplikasi Pengolah Angka”. 1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada materi aplikasi pengolah angka dengan menggunakan model pembelajaran Creative

Problem Solving?

2. Bagaimana tanggapan dari siswa mengenai kegiatan belajar mengajar yang dikemas dengan menggunakan model pembelajaran

Creative Problem Solving?

1.3 Batasan Masalah

Dengan mempertimbangkan luasnya ruang lingkup dalam penelitian ini, maka peneliti merasa perlu membatasi permasalahan dalam penelitian. Penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:

1. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP Kelas IX SMP Negeri 3 Darma Kabupaten Kuningan.

(16)

1.4 Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi aplikasi pengolah angka dengan menggunakan model pembelajaran Creative

Problem Solving.

2. Untuk mengetahui tanggapan dari siswa mengenai kegiatan belajar mengajar yang menggunakan model pembelajaran Creative Problem

Solving.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :

1. Bagi Peneliti

a. Dapat digunakan sebagai sarana untuk menelaah sejauh mana ilmu pengetahuan yang telah peneliti pelajari, dengan kenyataan dalam praktek.

b. Memperluas wawasan khususnya tentang model pembelajaran

Creative Problem Solving sebagai salah satu strategi dalam

meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Mengetahui jawaban tentang Penerapan Model Pembelajaran

Creative Problem Solving terhadap peningkatan hasil belajar

siswa.

2. Bagi Guru

(17)

6

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Dengan Model Pembelajaran Creative Problem Solving diharapkan dapat membantu dan mempermudah guru dalam proses pengajaran.

c. Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kemampuan proses pembelajaran dengan cara memperbaiki metode belajar mengajarnya, sehingga dapat membantu siswa untuk memahami dan menguasai materi mata pelajaran TIK.

3. Bagi Siswa

a. Siswa lebih termotivasi dan merasa senang dalam mengikuti proses pembelajaran.

b. Siswa lebih memahami apa yang telah diajarkan oleh pengajar.

4. Bagi Lembaga/Pihak Sekolah

a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan dalam melakukan kontrol terhadap proses belajar mengajar serta penemuan cara belajar yang tepat bagi siswa.

b. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk lebih menumbuhkan semangat belajar siswa dalam meningkatkan prestasi belajar.

(18)

1.6 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan yang diajukan pada penelitian ini adalah :

a) Ho (Hipotesis Nol)

Tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada materi aplikasi pengolah angka dengan menggunakan model pembelajaran

Creative Problem Solving.

b) H1 (Hipotesis Kerja atau Hipotesis Alternatif)

Terdapat perbedaan perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada materi aplikasi pengolah angka dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving.

1.7 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group

pretest posttest desaign. Dalam penelitian ini sampel ditentukan

menggunakan teknik Purposive Sampling, sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel diberikan tes awal (pretest) dan diakhir pembelajaran sampel diberikan tes akhir (postest).

1.8 Definisi Operasional

Di dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang umum digunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut:

(19)

8

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran dengan menggunakan CPS. Pada kegiatan inti, kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan selama pembelajaran, guru menjadi fasilitator bagi siswa. Adapun penekanan dalam pendampingan siswa oleh guru meliputi klarifikasi masalah, pengungkapan pendapat, evaluasi dan seleksi, dan implementasi. Pada kegiatan akhir, siswa mempresentasikan hasil kerjanya lalu guru bersama siswa menyimpulkan hasil dari diskusi yang dilakukan.

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen menurut Hasan (2009:10) adalah “suatu

penelitian yang dilakukan dengan cara memberikan suatu manipulasi terhadap objek yang akan diteliti serta diadakannya suatu kontrol terhadap variabel tertentu”. Menurut Sukmadinata (2012:208) metode ini adalah metode yang

dalam pelaksanaannya tidak ada penyamaan karakteristik (random) dan tidak ada pengontrolan variabel.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

One-Group Pretest-Postest Design. Untuk lebih jelasnya desain yang digunakan dapat

dilihat dari tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1

One-Group Pretest-Postest Design

Kelompok Pretes Perlakuan Postes Atas

Tengah O1 X O2

Bawah

Keterangan: O1 = Pretes (sebelum diberi perlakuan)

O2 = Postes (setelah diberi perlakuan)

X = Perlakuan pembelajaran model Creative Problem

(21)

28

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2. Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi perhatian dalam

suatu penelitian (Arikunto, 2002 : 104). Variabel dalam penelitian ini dibedakan

dalam 2 katagori utama, sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (Independent Variable), adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya

variable dependen atau terikat.

2. Variabel Terikat (Dependen Variable), adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi, karena adanya variable bebas.

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas : Penerapan model pembelajaran Creative Problem

Solving

b. Variabel terikat : Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

(22)

3.3. Alur Penelitian

Adapun alur dari penelitian ini adalah :

Bagan 3.1 Alur Penelitian Kajian Masalah melalui studi

pendahuluan

Perumusan Masalah

Penentuan Tujuan Penelitian

Melakukan Tinjauan Pustaka

Penentuan populasi dan sampel

Pengembangan media dan instrumen

Pelaksanaan pembelajaran dan pengumpulan data

Analisis dan Pengolahan Data

(23)

30

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4. Alat dan bahan penelitian

3.4.1. Populasi

Menurut Arikunto (2002:108) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Sedangkan menurut Sudjana (2002: 6) populasi adalah totalitas semua

nilai yang mungkin, menghitung hasil atau pengukuran, kuantitatif maupun

kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang

lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Jadi populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian yang berupa data kuantitatif dan kualitatif dari

mengukur dan menghitung. Sumber pengambilan data penelitian akan

dilaksanakan di kelas IX SMPN 3 Darma .

3.4.2. Sampel

Sampel menurut Susetyo (2010:139) adalah “sebagian data yang diambil dari populasi”. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel

bukan populasi dengan alasan ukuran populasi yang cukup besar sehingga apabila penelitian ini dilakukan terhadap pupulasi akan terbentur masalah waktu dan biaya yang harus digunakan dalam proses penelitian.

(24)

tempat penelitian dilakukan, maka didapat kelas IX sebagai sampel dalam penelitian ini.

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.5.1. Tes

Pada penelitian ini instrumen tes yang digunakan terbagi menjadi 2 (dua) macam tes, yaitu:

a. Tes awal (pretest)

Tes ini diberikan pada masing – masing kelompok sampel, yaitu kelas atas, kelas tengah dan kelas bawah. Tujuan diberikannya tes ini adalah untuk mengukur atau mengetahui kemampuan awal.

b. Tes akhir (postest)

Tes ini diberikan pada masing – masing kelompok sampel setelah pembelajaran selesai dilakukan.

Kedua tes ini digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa antara kelompok atas, tengah, dan bawah. Jenis tes yang akan digunakan yaitu tes tipe objektif atau pilihan ganda, soal – soal pada pretest dan

posttes memuat tipe C1,C2,C3.

3.5.2. Angket

(25)

32

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari daftar butir-butir pertanyaan yang dibagikan kepada responden dan dipergunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan sikap siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan teknik model pembelajaran Creative Problem Solving.

3.6. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan ke dalam 3 (tiga) tahap, sebagai berikut : 3.6.1. Tahap Persiapan

Langkah – langkah yang dilakukan dalam tahap ini, yaitu :

a. Melakukan observasi terhadap sarana dan prasarana sekolah untuk mendukung keterlaksanaan penelitian tersebut.

b. Menyusun instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian

c. Merancang dan membuat multimedia pembelajaran d. Melakukan perizinan untuk penelitian

e. Menyusun komponen – komponen pembelajaran yang meliputi silabus, rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran.

3.6.2. Tahap Pelaksanaan

Langkah – langkah yang akan dilakukan dalam tahap ini, yaitu : a. Memberikan pretest (tes awal)

(26)

b. Memberikan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran sebagai alat pendukung untuk merangsang dan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran selanjutnya. Media pembelajaran ini dibuat dengan menggunakan software Adobe Flash Profesional. c. Melakukan posttes (tes akhir)

Pada tahapan ini dilakukan tes hasil pembelajaran di kelas sampel, yaitu kelas atas, kelas tengah, dan kelas bawah. Posttest dilakukan pada akhir pertemuan, untuk mengukur kemampuan siswa setelah perlakuan. Soal posttest yang digunakan berbentuk pilihan ganda yang akan mengukur aspek kognitif siswa.

3.6.3. Tahap Penyelesaian

Langkah – langkah yang akan dilakukan dalam tahap ini, yaitu : a. Mengolah dan menganalisa data

b. Menyusun laporan hasil penelitian c. Membuat kesimpulan

3.7. TeknikAnalisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menggambarkan hasil

belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran Creative Problem

Solving dengan memanfaatkan multimedia pada aplikasi pengolah angka adalah

teknik analisis kuantitatif dan kualitatif.

3.7.1.Analisa Data Kuantitatif

Dalam penelitian ini data kuantitatif berupa pretes dan postes. Pengolahan

(27)

34

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing sampel berdistribusi normal atau tidak.

Uji yang dilakukan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Berikut langkah-langkah pengujian Kolmogorov Smirnov menurut Supardi (2013, 134-135):

1. Susunlah data dari yang terkecil. 2. Susunlah frekuensi nilai yang sama.

3. Hitung nilai proporsi : � = ; n = banyak data.

4. Hitung proporsi kumulatif (Kp).

5. Transformasi nilai data mentah (X) ke dalam angka baku (Z) dengan formula :

= � − �

6. Tentukan nilai Ztabel berdasarkan angka baku (Z). 7. Hitung nilai |a2| = Kp – Ztabel.

8. Hitung nilai |a1| = P – a2. 9. Cari a1 maximum sebagai amax.

10.Lakukan pengujian hipotesis dengan membandingkan nilai a1 dengan Dtabel.

(28)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk menyelidiki apakah sampel mempunyai varians yang sama atau tidak.

Uji yang dilakukan menggunakan uji Bartlett. Berikut rumus pengujian Bartlett menurut Supardi (2013,145-146):

�2 = (ln 10){ − −1 2}

Jika �2 < �2 , maka variansi dinyatakan homogen.

c. Uji Hipotesis

Uji ini dilakukan jika data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki varians populasi yang homogen. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Anava Satu Jalur. Pengujian ini digunakan karena kelompok yang akan dibandingkan lebih dari dua kelompok dan hanya terdapat satu variabel yang dibandingkan diantara kelompok-kelompok yang diteliti. Berikut rumus yang digunakan menurut Purwanto (2011:204):

� = ( ) (� )

Keterangan :

RJK(AK) = Rata-rata jumlah kuadrat antar kelompok RJK(DK) = Rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok

(29)

Tukey-36

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kramer. Pengujian ini digunakan dengan alasan jumlah sampel setiap kelompok berbeda. Berikut rumus yang digunakan menurut Purwanto (2011:210) :

= � ( 1

SR = Harga Studentized Range

RJK(DK) = Rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok nj = Jumlah sampel kelompok I

nk = Jumlah sampel kelompok II

d. Analisa Indeks Gain 1. Gain Ternormalisasi <g>

Gain adalah selisih skor postes dan skor pretes untuk mengetahui bagaimana peningkatan dari perlakuan yang telah diberikan.

Rumus yang digunakan untuk mencari nilai gain menurut Hake (1999:1) adalah sebagai berikut:

< > = −

(30)

Tabel 3.2

Interprestasi Nilai <g> Nilai <g> Kriteria

g >0,70 Tinggi 0,30 ≤ 0,70 Sedang

g <0,30 Rendah

3.7.2. Analisa Data Kualitatif

Analisa data kualitatif sangat perlu terutama untuk mengetahui sikap belajar siswa dalam pembelajaran TIK dengan penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving.

a. Analisa Data Angket

Sebelum melakukan penafsiran berdasarkan data yang diperoleh dari angket respon siswa, terlebih dahulu data yang diperoleh dipersentasikan dengan rumus:

P = f x 100% n

Keterangan:

(31)

38

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data dari hasil angket yang telah disebarkan kepada respoden dihitung dan ditabulasikan lalu dipresentasikan dari seluruh jawaban siswa yang memilih secara kuantitatif yang disediakan. Alternatif jawaban yang tersedia dibuat skala likert yang terdiri dari SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju) dan STS (sangat tidak setuju).

Angket diinterprestasikan sebagai berikut: 1. Menghitung jumlah skor kriterium

Skor kriterium merupakan skor jika setiap butir mendapatkan skor tertinggi.

2. Menghitung jumlah skor hasil pengumpulan data

skor-skor yang diperoleh dari responden, ditabulasikan dalam tabel dan dihitung jumlah keseluruhan skor data kuantitatif dari yang dipilih seluruh respoden.

3. Menentukan kategori/interprestasi data

Setelah diketahui skor kriterium dan jumlah skor hasil pengumpulan data, dihitung skor kualitas dengan cara:

Skor tertinggi x Jumlah responden x Jumlah butir soal

Jumlah skor hasil pengumpulan data x 100%

(32)

Sehingga diketahui presentase dari kriteria yang ditetapkan. Secara kontinu dapat dibuat kategori dengan interval sebagai berikut :

[1 x jmlh respoden] [2 x jmlh respoden] [3 x jmlh respoden] [4 x jmlh respoden] [5 x jmlh respoden]

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu – Ragu Setuju Sangat Setuju

Bagan 3.2

interval interprestasi kategori perolehan angket 3.8. Teknik Analisa Instrumen Penelitian

3.8.1. Validitas Alat Ukur

Uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas internal dengan teknik analisis butir soal. Uji validitas internal dengan menggunakan analisis butir dilakukan dengan mengkorelasikan skor-skor yang ada pada butir tertentu dengan skor total. Hal ini berdasarkan pada pernyataan Arikunto (2002:169) yang menyatakan bahwa “untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud (X) dikorelasikan dengan skor total (Y)”.

(33)

40

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang seharusnya apa yang hendak dievaluasi (Suherman, 2003:102). Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product

moment dengan angka kasar, sebagai berikut :

= �ΣXY− ΣX ΣY

�ΣX2− ΣX 2 �ΣY2− ΣY 2

Persamaan validitas instrumen (Suherman, 2003:120) Keterangan :

rxy = validitas suatu butir soal N = jumlah peserta tes X = nilai suatu butir soal Y = nilai total

Adapun kriteria acuan untuk validitas menggunakan kriteria nilai validitas adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3 kriteria nilai validitas

Koefisien Korelasi Interpretasi 0,90≤rxy ≤1,00 Validitas sangat tinggi 0,70≤rxy < 0,90 Validitas tinggi

0,40≤rxy < 0,70 Validitas sedang 0,20≤rxy < 0,40 Validitas rendah 0,00≤rxy < 0,20 Validitas sangat rendah

(34)

3.8.2. Reliabilitas instrumen

Rumus perhitungan reliabilitas yang digunakan adalah dengan rumus KR-20. Berikut rumus KR-20 menurut Arikunto (2001:100):

11 =

−1 2

2

Keterangan:

r11 : koefisien reliabilitas n : banyak butir soal (item)

pi : proporsi banyak subjek yang menjawab benar pada butir soal ke i qi : proporsi banyak subjek yang menjawab salah pada butir soal ke i,

2 : varians skor total

Secara rinci faktor yang mempengaruhi reliabilitas skor tes di antaranya:

1. Semakin banyak jumlah butir soal, semakin ajek suatu tes. 2. Semakin lama waktu tes, semakin ajek.

3. Semakin sempit range kesukaran butir soal, semakin besar keajegan. 4. Soal-soal yang saling berhubungan akan mengurangi keajegan. 5. Semakin objektif pemberian skor, semakin besar keajegan. 6. Ketidaktepatan pemberian skor.

7. Menjawab besar soal dengan cara menebak. 8. Semakin homogen materi semakin besar keajegan. 9. Pengalamanpeserta ujian.

(35)

42

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 11. Menjawab soal dengan buru-buru/cepat.

12. Kesiapan mental peserta ujian.

13. Adanya gangguan dalam pelaksanaan tes. 14. Jarak antara tes pertama dengan tes kedua. 15. Mencontek dalam mengerjakan tes. 16. Posisi individu dalam belajar. 17. Kondisi fisik peserta ujian.

Tabel 3.4

kriteria nilai reliabilitas

3.8.3. Analisa Butir Soal a. Tingkat kesukaran

Indeks kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari instrumen soal. Menurut Erman (2003 : 170), untuk mengetahui indeks kesukaran, digunakan rumus sebagai berikut:

IK =

r11 < 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah

0,20≤r11 < 0,40 Derajat reliabilitas rendah

0,40≤r11 < 0,70 Derajat reliabilitas sedang

0,70≤r11 < 0,90 Derajat reliabilitas tinggi

(36)

Keterangan :

IK : indeks kesukaran

JBA: Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

JBB : Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

JSA : Jumlah siswa kelompok atas JSB : Jumlah siswa kelompok bawah

Tabel 3.5

Kriteria tingkat kesukaran

Nilai Hasil

0% s.d. 30% sukar 31% s.d. 70% sedang 71% s.d. 100% mudah

(Sudjana, 1989:137)

Misalnya satu butir soal termasuk kategori mudah, maka prediksi terhadap informasi ini adalah seperti berikut.

1. Pengecoh butir soal itu tidak berfungsi.

2. Sebagian besar siswa menjawab benar butir soal itu; artinya bahwa sebagian besar siswa telah memahami materi yang ditanyakan.

(37)

44

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Butir soal itu "mungkin" salah kunci jawaban.

2. Butir soal itu mempunyai 2 atau lebih jawaban yang benar.

3. Materi yang ditanyakan belum diajarkan atau belum tuntas pembelajarannya, sehingga kompetensi minimum yang harus dikuasai siswa belum tercapai.

4. Materi yang diukur tidak cocok ditanyakan dengan menggunakan bentuk soal yang diberikan (misalnya meringkas cerita atau mengarang ditanyakan dalam bentuk pilihan ganda).

5. Pernyataan atau kalimat soal terlalu kompleks dan panjang. b. Daya pembeda

Daya pembeda menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang mengetahui jawabanya dengan siswa yang tidak mengetahui jawabannya (Suherman, 2003:159).

Soal yang memiliki daya pembeda yang baik akan dapat membedakan antara siswa yang menguasai materi dengan siswa yang tidak menguasai materi pelajaran. Menurut Erman (2003 : 160) daya pembeda dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(38)

Keterangan:

DP : Daya Pembeda

JBA: Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

JBB : Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

JSA : Jumlah siswa kelompok atas

JSB : Jumlah siswa kelompok bawah

Adapun kriteria acuan daya pembeda adalah sebagai berikut : Tabel 3.6

kriteria acuan daya pembeda

Nilai Hasil

<0,00 Sangat jelek 0,00 s.d. 0,20 Jelek 0,20 s.d. 0,40 Cukup 0,40 s.d. 0,70 Baik 0,70 s.d. 1,00 Sangat baik

(Suherman, 2003:161)

Apabila suatu butir soal tidak dapat membedakan kedua kemampuan siswa itu, maka butir soal itu dapat dicurigai "kemungkinannya" seperti berikut ini.

1. Kunci jawaban butir soal itu tidak tepat.

(39)

46

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Pengecoh tidak berfungsi.

5. Materi yang ditanyakan terlalu sulit, sehingga banyak siswa yang menebak.

(40)

Agus Suhendar, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab IV, maka disimpulkan:

1. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada materi aplikasi pengolah angka dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving.

2. Dari data kualitatif berupa angket dengan jumlah skor total 2230 dari persepsi 37 responden, dengan skor tersebut dikategorikan “setuju menuju sangat setuju”. Sehingga dari data pengisian angket dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran creative problem solving (CPS) pada umumnya menunjukan sikap positif.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis menganjukan beberapa rekomendasi berikut ini:

1. Bagi sekolah, apabila ingin menerapkan model pembelajaran creative

problem solving (CPS), penulis menyarankan untuk melengkapi sarana dan

prasarana sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

(41)

80

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah dan Ridwan (2008 : 2). Implementasi Problem Based Learning (Pbl)

Pada Proses Pembelajaran Di Bptp Bandung. Tersedia di :

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/ 197211131999031-ADE_GAFAR_ABDULLAH/Makalah_dan_Artikel _yang _sudah _dipublikasikan_%289_files%29/Artikel-02.pdf

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi . 2001 . Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta : Bumi Aksara

Baharuddin dan Wahyuni, Esa Nur . 2008 . Teori Belajar dan Pembelajaran . Jogjakarta : Ar-Ruzz Media

Dewi, E P. 2008. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem

Solving (CPS) dalam Pembelajaran Matematika terhadap

Kemampuan Penalaran Adaptif Matematika Siswa SMA . Skripsi

FPMIPA UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

E Supriatna. (2010). “Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Sejarah Untuk Menumbuhkan Berfikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran

Berbasis Masalah”. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. XVIII, (34), 73-85.

(43)

82

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hake, Richard R . 1999 . Interactive-Engagement Vs Traditional Methods: A

Six-Thousand-Student Survey Of Mechamics Test Data For Introductory

Physics Courses . [Online] . Tersedia : http://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&source=web&cd=1&ved=0CC8QFjAA&url=http%3A

%2F%2Fweb.mit.edu%2Frsi%2Fwww%2F2005%2Fmisc%2Fminipaper

%2Fpapers%2FHake.pdf&ei=iX-UZ3hKcrRrQf00YHADg&usg=AFQjCNGT

zHFT0Vo92tw5VO9gHbvnu-ELow&bvm=bv.47534661,d.bmk&cad=rja)

Hartantia, (2013). Penerapan Model Creative Problem Solving (CPS) untuk

Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Kimia pada Materi Pokok

Termokimia SIswa Kelas XI. IA2 SMA Negeri Colomadu Tahun

Pelajaran 2012/2013. Tersedia di :

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/view/1793/1389

Hasan, Iqbal . 2009 . Analisis Data Penelitian Dengan Statistik . Jakarta : Bumi Aksara

Hidayat, M. A. 2005. Teori Pembelajaran Matematika. Semarang: Program Pascasarjana Unnes.

Isaksen & Treffinger, 2008. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (Cps) . [Online]. Tersedia :

(44)

Iyang, 2012. Penerapan Strategi Scaffolding Dengan Memanfaatkan

Multimedia Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada

Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Tik). Skripsi

sarjana pada FPMIPA UPI.

Mahesa, Gemma. (2010). Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching

And Learning (CTL) Terhadap Pemahaman Konsep Siswa

Dalam Mata Pelajaran KKPI(Keterampilan Komputer Pengolah

Informasi). Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.

Muslich, M. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Munir. 2010 . Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Pepkin, K. L. 2004. Creative Problem Solving In Math. Tersedia di: http://www.uh.edu/hti/cu/2004/v02/04.htm.

Purwanto. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pebelajaran. Berorientasi Standar Proses Pedidikan (cetakan ke-3). Jakarta: Kencana.

Sudjana . 2002 . Metoda Statistika . Bandung : Tarsito

Suherman, (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA

(45)

84

Agus Suhendar, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sukmadinata, Nana Syaodih . 2012 . Metode Penelitian Pendidikan . Bandung : Remaja Rosdikarya.

Suparno, P. 2000. Filsafat Konstruktivis-me dalam Pendidikan. Yogya-karta: Penerbit Kanisius.

Supardi, 2103. Aplikasi Statistika dalam Penelitian Yang Lebih Komprehenshif. Jakarta : Smart.

Susetyo, Budi . 2010 . Statistika Untuk Analisis Data Penelitian . Bandung : Refika Aditama.

Zulhilyah, (2013) Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving

Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Peserta

Didik Dalam Pembelajaran Ips. S2 thesis, Universitas Pendidikan

Gambar

Tabel                                                                                             Halaman
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+4

Referensi

Dokumen terkait

Bagi siswa, diharapkan peranan pembelajaran model Creative Problem Solving dengan media Autograph dapat mengembangkan kreativitas siswa dan dapat melibatkan

Untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa melalui model pembelajaran creative problem solving (CPS) digunakan pula beberapa indikator keaktifan sebagai pedoman

Untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa melalui model pembelajaran creative problem solving (CPS) digunakan pula beberapa indikator keaktifan sebagai pedoman

Hal itu membuktikan bahwa model pembelajaran Creative Problem Solving yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran telah mampu meningkatkan prestasi belajar

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas

Hal berarti bahwa model pembelajaran creative problem solving berbantuan media slide show animation yang diterapkan oleh guru menjadi solusi yang tepat untuk

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) lebih efektif daripada model pembelajaran langsung

Abstrak: Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving and IDEAL Problem Solving Berbasis Pengalaman Nyata (Experiencing) Ditinjau dari Motivasi