• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CUSTOMER VALUE CREATION DALAM PROGRAM IHG REWARDS CLUB MEMBERSHIP TERHADAP LOYALITAS TAMU DI HOLIDAY INN RESORT BATAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH CUSTOMER VALUE CREATION DALAM PROGRAM IHG REWARDS CLUB MEMBERSHIP TERHADAP LOYALITAS TAMU DI HOLIDAY INN RESORT BATAM."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC

UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA (Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar

Sekolah Indonesia Singapura/SIS)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari

Oleh

AYU VINLANDARI WAHYUDI 1006291

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC

UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA (Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar

Sekolah Indonesia Singapura/SIS)

Oleh

Ayu Vinlandari Wahyudi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Ayu Vinlandari Wahyudi

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC

UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA (Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar

Sekolah Indonesia Singapura/SIS)

Oleh :

AYU VINLANDARI WAHYUDI 1006291

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I,

Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M.Si. NIP. 19650724 199302 1 001

Pembimbing II,

Beben Barnas, M.Pd. NIP. 19711206 200112 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari,

(4)

vii

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia singapura/sis)

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA A. Karakteristik Siswa ... 11

1. Perkembangan Motorik Anak ... 12

2. Perkembangan Intelektual atau Intelegensi Anak ... 12

(5)

viii

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia singapura/sis)

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Konsep Pembelajaran Seni Tari ... 13

2. Komponen-komponen Pembelajaran ... 14

a. Tujuan Pembelajaran Seni Tari ... 15

b. Materi/Bahan Ajar dan Media yang Digunakan ... 15

c. Metode Pembelajaran yang Digunakan ... 15

d. Evaluasi Pembelajaran ... 16

3. Unsur-unsur Seni Tari... 18

a. Ruang ... 18

b. Tenaga ... 18

c. Waktu ... 19

d. Badan ... 19

C. Pembelajaran Seni Tari Berbasis Pendekatan Scientific ... 20

1. Pengertian Pendekatan Scientific... 20

2. Penilaian Autentik ... 21

3. Hubungan Pendekatan Scientific terhadap Tiga Ranah Pendidikan dalam Pembelajaran Seni Tari ... 21

4. Pembelajaran Seni Tari Berbasis Pendekatan Scientific Ditinjau dari Teori Belajar... 22

D. Pembelajaran Tari Kreatif... 24

E. Kecerdasan Matematika-Logis ... 25

F. Implementasi Pembelajaran Seni Tari Berbasis Pendekatan Scientific terhadap Peningkatan Kecerdasan Matematika-Logis Siswa ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 33

B. Lokasi, Populasi, dan Sampel ... 34

1. Lokasi Penelitian ... 34

2. Populasi Penelitian ... 34

3. Sampel Penelitian ... 35

(6)

ix

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia singapura/sis)

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Rencana Penelitian ... 35

2. Pelaksanaan Penelitian ... 35

3. Penulisan Laporan ... 36

D. Definisi Operasional ... 37

E. Variabel Penelitian ... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ... 41

G. Instrumen Penelitian ... 45

1. Pedoman Observasi ... 45

2. Pedoman Wawancara... 46

3. Tes ... 47

H. Langkah-langkah Penelitian ... 47

1. Tahap 1 ... 47

2. Tahap 2 ... 48

I. Teknik Analisis Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 52

1. Profil Sekolah ... 53

a. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Indonesia Singapura (SIS)... 53

b. Administrasi Sekolah Indonesia Singapura (SIS) ... 55

2. Kondisi Pembelajaran Seni Tari sebelum Pendekatan Scientific Diterapkan ... 56

a. Kriteria Penilaian Pembelajaran Seni Tari terhadap Kecerdasan Matematika-Logis Siswa ... 57

b. Deskripsi Hasil Pre-test ... 59

3. Pelaksanaan Penerapan Pembelajaran Seni Tari Berbasis Pendekatan Scientific ... 67

a. Pertemuan Pertama (Pemahaman Ruang dan Tempo) ... 67

b. Pertemuan Kedua ... 85

(7)

x

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia singapura/sis)

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Pertemuan Keempat ... 110

4. Tingkat Kecerdasan Matematika-Logis Siswa dalam Tari Setelah Pembelajaran Seni Tari Berbasis Pendekatan Scientific Diterapkan . 116 a. Deskripsi Hasil Post-test ... 116

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 123

1. Uji Hipotesis... 123

a. Analisis Data Pre-test dan Post-test dalam Aspek Ketepatan Gerak terhadap Pola Irama Musik ... 123

b. Analisis Data Pre-test dan Post-test dalam Aspek Keterampilan Gerak Sesuai Karakter Tarian ... 125

c. Analisis Data Pre-test dan Post-test dalam Aspek Harmonisasi Pola Hitungan dengan Wiraga, Wirasa, dan Wirahma ... 128

d. Analisis Data Pre-test dan Post-test seluruh Aspek terhadap Kecerdasan Matematika-Logis Siswa ... 130

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 135

B. Saran ... 136

DAFTAR PUSTAKA ... 137

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 140

(8)

xi

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia singapura/sis)

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Format Penilaian ... 17

Tabel 2.2 Aspek-aspek Intelegensi Menurut Gardner ... 25

Tabel 3.1 Hubungan Pembelajaran Seni Tari dengan Kecerdasan

Matematika-Logis ... 40

Tabel 3.2 Pedoman Penelitian ... 44

Tabel 4.1 Kriteria Penilaian Pembelajaran Seni Tari terhadap Kecerdasan

Matematika-Logis... 58

Tabel 4.2 Data Awal (Pre-test) Pembelajaran Seni Tari kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar Sekolah Indonesia Singapura ... 62

Tabel 4.3 Nilai Pre-test ... 64 Tabel 4.4 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test Kecerdasan Matematika

Logis Siswa ... 65

Tabel 4.5 Menganalisis Aspek Ketetpatan Gerak terhadap Pola Irama Musik ... 80

Tabel 4.6 Nilai Aspek Ketepatan Gerak terhadap Pola Irama Musik ... 83

Tabel 4.7 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Penilaian Aspek Pertama terhadap

Kecerdasan Matematika-Logis Siswa ... 84

Tabel 4.8 Menganalisis Aspek Keterampilan Gerak Sesuai Karakter Tarian ... 91

Tabel 4.9 Nilai Aspek Keterampilan Gerak Sesuai Karakter Tarian ... 93

Tabel 4.10 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Penilaian Aspek Kedua terhadap

Keterampilan Gerak Sesuai Karakter Tarian ... 94

Tabel 4.11 Menganalisis Aspek Harmonisasi Pola Hitungan dengan Wiraga,

(9)

xii

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia singapura/sis)

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.12 Nilai Aspek Harmonisasi Pola Hitungan dengan Wiraga, Wirasa, dan

Wirahma ... 104

Tabel 4.13 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Penilaian Aspek Ketiga terhadap

Harmonisasi Pola Hitungan dengan Wiraga, Wirasa, dan Wirahma105

Tabel 4.14 Jumlah Post-test dari Seluruh Aspek ... 106 Tabel 4.15 Nilai Post-test Seluruh Aspek ... 109 Tabel 4.16 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Post-test Seluruh Aspek terhadap

Kecerdasan Matematika-Logis Siswa ... 110

Tabel 4.17 Data Hasil Post-test Pembelajaran Seni Tari kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar Sekolah Indonesia Singapura (Pergelaran) ... 111

Tabel 4.18 Nilai Post-test Hasil Pergelaran ... 114 Tabel 4.19 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Post-test Seluruh Aspek terhadap

Kecerdasan Matematika-Logis Siswa ... 115

Tabel 4.20 Data Hasil Akhir (Post-test) Pembelajaran Seni Tari Kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar Sekolah Indonesia Singapura ... 117

Tabel 4.21 Nilai Post-test ... 120 Tabel 4.22 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Post-test Seluruh Aspek terhadap

Kecerdasan Matematika-Logis Siswa ... 121

Tabel 4.23 Analisis Data Pre-test dan Post-test dalam Aspek Ketepatan Gerak terhadap Pola Irama Musik ... 123

Tabel 4.24 Analisis Data Pre-test dan Post-test dalam Aspek Keterampilan Gerak Sesuai Karakter Tarian ... 125

Tabel 4.25 Analisis Data Pre-test dan Post-test dalam Aspek Harmonisasi Pola Hitungan dengan Wiraga, Wirasa, dan Wirahma ... 128

(10)

xiii

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia singapura/sis)

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Komponen Pembelajaran ... 14

Bagan 2.2 Teori Behaviorisme ... 23

Bagan 3.1 Desain Penelitian ... 36

Bagan 3.2 Kerangka Variabel Penelitian ... 39

Bagan 4.1 Struktur Organisasi Sekolah Indonesia Singapura ... 55

Bagan 4.2 Pemahaman Konsep Ruang Gerak ... 69

Bagan 4.3 Pemahaman Konsep Level ... 72

Bagan 4.4 Pemahaman Konsep Waktu ... 76

Bagan 4.5 Pemahaman Konsep Tenaga dan Karakter ... 87

Bagan 4.6 Pemahaman Latar Belakang, Bentuk Penyajian, dan Fungsi Tari Giring-giring ... 89

(11)

xiv

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia singapura/sis)

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil Pre-test Kecerdasan Matematika-Logis Siswa Kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar Sekolah Indonesia Singapura ... 66

Grafik 4.2 Hasil Post-test Kecerdasan Matematika-Logis Siswa Kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar Sekoalh Indonesia Singapura ... 122

(12)

xv

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia singapura/sis)

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Rumus Pengujian Nilai t ... 50

Gambar 4.1 Proses Pre-test ... 61

Gambar 4.2 Proses Pre-test ... 61

Gambar 4.3 Proses Pre-test ... 61

Gambar 4.4 Pola Birama 4/4 ... 74

Gambar 4.5 Pola Birama ¾ ... 75

Gambar 4.6 Pola Birama 2/4 ... 75

Gambar 4.7 Pemahaman Konsep Ruang Gerak, Level, dan Waktu ... 79

Gambar 4.8 Pemahaman Konsep Ruang Gerak, Level, dan Waktu ... 79

Gambar 4.9 Proses Pembuatan Musik Kreatif ... 80

Gambar 4.10 Proses Pembuatan Musik Kreatif ... 80

Gambar 4.11 Proses Pembelajaran di Pertemuan Kedua ... 90

Gambar 4.12 Hitungan Satu, Dua ... 99

Gambar 4.13 Hitungan Tiga, Empat ... 99

Gambar 4.14 Hitungan Lima, Enam ... 99

Gambar 4.15 Hitungan Tujuh, Delapan ... 99

Gambar 4.16 Hitungan Satu, Dua ... 100

Gambar 4.17 Hitungan Tiga, Empat ... 100

(13)

xvi

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia singapura/sis)

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.19 Hitungan Tujuh, Delapan ... 100

Gambar 4.20 Penampilan Tari Giring-giring di Pergelaran Tari ... 111

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Siswa Kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar Sekolah Indonesia Singapura ... 140

Lampiran 2 Pedoman Observasi ... 142

Lampiran 3 Pedoman Wawancara ... 143

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 146

Lampiran 5 Tabel Distribusi t... 174

Lampiran 6 Foto-foto ... 175

Lampiran 7 Surat-surat Penelitian ... 186

(14)

ii

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia singapura/sis)

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Pembelajaran seni tari di Sekolah Dasar diharapkan dapat terlaksana dengan baik, karena pembelajaran seni tari di Sekolah Dasar merupakan awal dari proses pembelajaran yang memberi bekal dan pengalaman dasar berkesenian. Lemahnya kemampuan siswa dalam mengaplikasikan gerak dengan irama musik dan hitungan merupakan permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran seni tari. Pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific untuk meningkatkan kecerdasan matematika-logis siswa dengan studi eksperimen melalui pembelajaran materi Tari Giring-giring di SD SIS merupakan pembelajaran seni tari yang berupaya meningkatkan kecerdasan matematika-logis siswa. Kecerdasan matematika-logis dalam tari mengacu terhadap ketukan, pola irama musik, serta ekspresi. Permasalahan tersebut merupakan pokok utama dalam penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

quasi eksperimen dengan desain one group pre-test, post-test, dengan tidak menggunakan kelas pembanding. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan menggunakan metode tersebut, diperoleh hasil uji t yang membuktikan bahwa terjadinya peningkatan yang signifikan, karena perolehan thitung > ttab, yakni 28,28 > 1,708. Jadi, pembelajaran

seni tari berbasis pendekatan scientific cukup signifikan terhadap peningkatan kecerdasan matematika-logis siswa kelas tinggi SD SIS. Akhir penelitian menyimpulkan bahwa pendekatan scientific dapat meningkatkan kecerdasan matematika-logis siswa SD.

(15)

ii

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia singapura/sis)

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Learning the art of dance at Elementary School hope can be do the best, because, learning the art of dance at Elementary School is a beginning of the learning process that gave basic experience of art archives. The students’ weaknesses to apply motion to the rhtym of the music and the count is a problem that often arises in learning the art of dance. The research of learning the art of dance based on scientific approach is a solution of the problems above. Logical mathematical intelligence in reference to the dance beats, rhytm patterns, and expression. These problems is a main staple in this research. The method used in this research is quasi-experimental method with one group pre-test post-test design, without class control. Data was collected by means of literature study,observation, interview, test, and documentation. Based on research results and data processing with used that methode, retrieved t test results prove that significant increase, because ttest> ttab, is 28,28 > 1,708, ttest in the amount of 28,28 is bigger than ttab in the

amount of 1,708. So, learning the art of dance based on scientific approach significantly to logical-mathematical intelligence increased of Elementary School students in Indonesian School of Singapore. The final of this research conclude that scientific approach can be increased to logical-mathematical intelligence of Elementary School students.

(16)

1

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia singapura/sis)

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dunia pendidikan tidak terlepas dari proses pembelajaran dan

pembelajaran erat kaitannya dengan perubahan tingkah laku dan pola pikir

seseorang. Pembelajaran dapat terjadi di bidang formal, informal, dan nonformal.

Pembelajaran di bidang formal contohnya di sekolah. Pembelajaran di sekolah

formal tidak terlepas dari bidang studi atau mata pelajaran yang dipelajari. Salah

satu contohnya yaitu mata pelajaran seni tari. Pembelajaran seni tari merupakan

proses mengenal tarian, mempelajari tarian untuk meningkatkan kemampuan

dalam hal gerak, kepekaan terhadap pola irama musik, dan harmonisasi antara

gerak, irama, dan perasaan.

Pembelajaran seni tari dalam prosesnya, selain mengusung kemampuan

gerak atau menari, juga berdampak terhadap wawasan dan pengetahuan siswa,

bahkan perubahan karakter siswa. Pembelajaran seni tari merupakan sebuah

pembelajaran yang di dalamnya terdapat proses pengembangkan karakter siswa,

seperti percaya diri, keberanian, dan sosial. Pembelajaran seni tari mampu

membentuk siswa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, karena banyak

pengalaman kreatif yang ikut berkontribusi terhadap perkembangan anak.

Menurut Masunah., dkk (2003:264) dalam Suharno (2008:21) menegaskan bahwa sebagaimana pembelajaran seni rupa dan musik, pembelajaran tari di sekolah Dasar memberi pengalaman kreatif yang berkontribusi penting bagi perkembangan anak dalam tahun-tahun pertumbuhan mereka.

Pembelajaran seni tari mencakup tiga ranah pendidikan seperti yang

dikatakan Bloom, yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor

(keterampilan), sehingga ketika seseorang mempelajari seni tari, otomatis daya

pikir mereka meluas. Kognitif siswa dalam tari dapat dicapai melalui penciptaan

(17)

2

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

Singapura/SIS)

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia) Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seperti inisiatif, keberanian, dan kerjasama. Psikomotor dalam tari dapat dilihat

dari kemampuan siswa bergerak dan berekspresi sesuai imajinasinya.

Menurut Masunah (2012:4) berpendapat bahwa aspek psikomotor dapat dicapai melalui kegiatan siswa bergerak dalam upaya mengekspresikan imaji kreatifnya melalui tubuhnya. Aspek kognitif sering dipandang hanya dari sudut pengetahuan teoretis saja, padahal proses berfikir dalam mewujudkan gerak pun merupakan aspek kognitif. Aspek afektif dapat dilihat antara lain dari keberanian, inisiatif, kerjasama kelompok, dan tanggung jawab.

Pendapat tersebut mempertegas bahwa pembelajaran seni tari mencakup

berbagai hal. Maka dari itu tidak salah bahwa banyak orang yang menganggap

bahwa seni itu bersifat universal atau menyeluruh. Giyartini (2007:1) dalam Suharno (2008:20) mempertegas bahwa pembelajaran seni tari di Sekolah Dasar

memiliki peran signifikan dalam membentuk perkembangan anak, baik aspek

kognitif, afektif, maupun psikomotornya. Soehardjo (2005:158-159) dalam

Suharno (2008:20-21) menegaskan bahwa mata pelajaran seni mampu

membentuk calon warga masyarakat yang berbudi, di samping sebagai pribadi

yang berjati diri, juga mampu menghargai orang lain.

Beberapa hal yang mendukung seni tari yaitu kecerdasan seseorang,

seperti kecerdasan kinestetik, matematika-logis, musikal, spasial (gambar),

sosial,dan verbal-linguistik, Kecerdasan atau yang biasa disebut inteligensi

merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menggambarkan tingkah

laku seseorang yang dilandasi dengan kemampuan intelektual. Menurut Jean

Piaget dalam Azwar (2011:35) mengemukakan bahwa teori inteligensi lebih

menenkankan pada aspek perkembangan kognitif, tidak merupakan teori yang

mengenai struktur inteligensi semata-mata. Banyak anak yang memiliki tingkat

kemampuan intelektual yang tinggi tetapi tingkat kemampuan emosionalnya

sangat rendah, begitupun sebalikanya ada anak yang memiliki kemampuan

emosional yang baik, tetapi kurang dalam kemampuan intelektualnya. Di samping

itu, tentu ada saja yang memiliki keseimbangan antara kemampuan intelektual

(18)

3

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

Singapura/SIS)

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia) Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seseorang selalu dianggap sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi

keberhasilan seseorang dalam hidupnya. Namun, seiring berjalannya waktu,

banyak yang beranggapan bahwa faktor yang paling mempengaruhi kesuksesan

seseorang dalam hidupnya bukan semata-mata ditentukan oleh tingginya

kecerdasan intelektual, melainkan oleh faktor kecerdasan emosional. Apabila

tingkat kecerdasan emosional seseorang itu tinggi, maka dia tidak mudah

terpengaruh oleh teman-teman disekitarnya, tetapi apabila tingkat kecerdasan

emosional seseorang itu rendah, maka dia cenderung lebih mudah terpengaruh

atau tidak mempunyai prinsip. Kenyataannya, banyak orang yang gagal dalam

hidupnya bukan karena kecerdasan intelektualnya rendah, melainkan karena

kecerdasan emosional mereka kurang atau bahkan tidak terolah. Begitupun

sebaliknya, tidak sedikit orang yang sukses dalam hidupnya karena memiliki

tingkat kecerdasan emosional yang tinggi meskipun tingkat kecerdasan

intelektualnya berada di rata-rata.

Beberapa kecerdasan yang dimiliki oleh manusia menurut Howard

Gardner dalam Armstrong (2009:6-7), antara lain, kecerdasan matematika-logis,

kecerdasan verbal, kecerdasan musik, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik,

kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis.

Kecerdasan yang mendukung terhadap pembelajaran seni tari yaitu kecerdasan

matematika-logis. Kecerdasan matematika-logis dalam tari yaitu berkaitan dengan

hitungan gerak, ketukan gerak, tempo (pola irama musik), penempatan ruang, dan

level. Tidak hanya kecerdasan matematika-logis saja yang mendukung

pembelajaran seni tari, tetapi semua kecerdasan memiliki perananannya

masing-masing dalam pembelajaran seni tari. Oleh karena itu, seni tari mencakup semua

bidang, di antaranya kecerdasan ganda atau yang biasa disebut multiple intelligence, akan tetapi, sesuai dengan realita, ada saja orang yang beranggapan bahwa orang yang pandai menari itu hanya pandai menari atau bergerak saja dan

tidak pandai di segala bidang.

Permasalahan yang sering ditemukan yaitu bahwa kurangnya kesesuaian

(19)

4

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

Singapura/SIS)

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia) Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

irama, serta harmonisasi gerak dengan perasaan khususnya pada masa anak-anak,

tetapi tidak terlepas pada remaja pun selalu ada ketidaksesuaian tersebut.

Contohnya, pada saat hitungan 1 disertai dengan tabuhan gendang, seharusnya

siswa bergerak sesuai dengan ketukan gendang tersebut, tetapi masalah yang

terjadi yaitu siswa bergerak sebelum atau setelah ketukan gendang. Hal-hal

tersebut dikarenakan lemahnya kecerdasan siswa, yaitu kecerdasan

matematika-logis dalam tari yang berorientasi pada pola hitungan, ketukan, dan tempo.

Masalah tersebut berhubungan dengan kecerdasan kinestetik, musik, dan

kecerdasan matematika-logis seseorang, akan tetapi, dalam penelitian ini peneliti

lebih menekankan kepada aspek kecerdasan matematika logis. Seperti yang telah

diterangkan di atas bahwa kecerdasan matematika-logis dalam tari berkaitan

dengan hitungan gerak, ketukan gerak, penempatan ruang, dan level. Menurut

Zhafira dalam http://manshabarazhafira.wordpress.com/2013/05/21/ pengembangan-kreativitas-anak-usia-dini-melalui-kegiatanseni/ (30 November 2013) berpendapat bahwa:

Dalam pembelajaran seni tari, anak diajarkan tentang konsep berhitung dan ruang. Sebagai contoh, saat anak sedang menari anak harus melangkah maju ke depan dengan beberapa langkah. Misalnya, anak harus melangkah ke depan dengan hitungan 1x8 atau berputar dengan hitungan 2x8. Sehingga dalam menari, anak juga belajar berhitung.

Dari pendapat di atas, jelas bahwa kecerdasan matematika-logis dan

kecerdasan kinestetik (gerak) itu memiliki korelasi, meskipun antara kecerdasan

matematika-logis, kecerdasan kinestetis, dan kecerdasan musikal tersebut

memiliki perbedaan yang sangat bertentangan. Mengapa demikian? Karena

Matematika merupakan ilmu pasti dan tidak akan berubah selamanya, contohnya

1+1 pasti jumlahnya itu 2, tidak akan menjadi 2,4,5, atau sebagainya. Berbeda

dengan tari dan musik. Tari dan musik bisa saja berubah sewaktu-waktu sesuai

dengan perkembangan zaman, peningkatan kualitas gerak dan musik, serta tempo

dalam suatu tarian.

Lalu apakah penyebab dari permasalahan tersebut? banyak hal-hal yang

(20)

5

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

Singapura/SIS)

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia) Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa, salah satunya kecerdasan matematika-logis, metode-metode pembelajaran

yang digunakan oleh guru, materi atau bahan ajar yang kurang sesuai diberikan

kepada siswa, dan kurangnya inovasi pembelajaran yang diberikan guru kepada

siswa. Adapun psikomotor halus siswa yang kurang terolah sehingga sulit

mempersatukan pola-pola gerak dengan pola irama, sulit mengatur gerak dengan

hitungan dan irama, dan kurang terampil dalam memperagakan gerakan tari.

Kemampuan berpikir anak pun dapat menjadi suatu penyebab, karena terkadang

ada anak yang lebih melibatkan otak kanannya dibanding otak kirinya, misalnya

anak yang terlalu fokus kepada pelajaran yang lebih menenkankan pada

kecerdasan matematika-logis, sedangkan kecerasan kinestetik, musikal, dan

spasialnya lemah atau bahkan tidak terolah, begitupun sebaliknya.

Ada berbagai cara untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya yaitu

dengan menggunakan pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific. Pendekatan scientific atau pendekatan ilmiah adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang mengacu pada tiga ranah pendidikan, di antaranya kognitif,

afektif, dan psikomotor. Dengan adanya pendekatan tersebut diharapkan proses

pembelajaran dapat menghasilkan siswa yang aktif, produktif, kreatif, inovatif,

dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang

terintegrasi. Pendekatan scientific dalam pembelajaran itu meliputi observasi (mengamati), bertanya, bernalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata

pelajaran.

Pendekatan scientific memiliki hubungan dengan kecerdasan matematika-logis siswa dalam pembelajaran seni tari yaitu, dalam hal mengamatai (observasi),

siswa dapat mengetahui serta membedakan manakah gerak yang sesuai dengan

ketukan dan temponya. Dalam hal bertanya, siswa berpikir secara logis dan

rasional untuk menemukan sesuatu yang dapat diajukan sebagai pertanyaan.

Dalam hal bernalar, siswa mampu mengekspresikan dan menghapal

gerakan-gerakan tari yang dikolaborasikan dengan hitungan dan tempo. Dalam hal

mencoba, siswa terus berlatih menari untuk meningkatkan kesesuaian gerak yang

(21)

6

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

Singapura/SIS)

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia) Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendekatan scientific memiliki kesesuaian yang kuat terhadap penilaian autentik dalam pembelajaran, sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian

autentik merupakan sebuah penilaian yang bersifat nyata, asli, valid, atau reliabel.

Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor. Penilaian autentik sering diambarkan sebagai penilaian atas

perkembangan siswa, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang.

Penelitian ini dilakukan di sebuah sekolah bertaraf internasional, yaitu

Sekolah Indonesia Singapura (SIS) yang bertempat di Siglap Road, Singapura.

Sekolah tersebut merupakan sekolah Indonesia yang berada di Singapura.

Meskipun SIS berada di luar Indonesia, tetapi Sekolah Indonesia Singapura (SIS)

ini memakai Kurikulum Nasional yaitu Kurikulum 2013. Peneliti melakukan

penelitian di SIS karena ingin memberikan berbagai materi tari tradisional

Indonesia kepada siswa Sekolah Indonesia Singapura (SIS) agar

siswa-siswa SIS dapat melestarikan kebudayaan negara asalnya dan agar mereka tetap

mengetahui wawasan tentang tarian tradisional Indonesia. Atas dasar itu, peneliti

semakin tertarik untuk melakukan penelitian di Sekolah Indonesia Singapura

(SIS) tersebut.

Dengan demikian, berdasarkan pemaparan masalah-masalah dan fenomena

tersebut, maka peneliti tertarik untuk membuat sebuah penelitian yang berjudul

“PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC

UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA (Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia Singapura/SIS)”. Alasan peneliti mengambil judul tersebut karena belum pernah ada yang melakukan penelitian mengenai judul

tersebut baik di Jurusan Pendidikan Seni Tari Universitas Pendidikan Indonesia

maupun di luar Universitas Pendidikan Indonesia. Alasan lain yaitu karena

pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific belum pernah diterapkan di Negara Singapura khususnya di Sekolah Indonesia Singapura. Materi yang dipilih

(22)

7

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

Singapura/SIS)

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia) Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk mengukur sejauh manakah ketercapaian pembelajaran seni tari berbasis

pendekatan scientific. Penelitian ini bersifat eksperimen sehingga, melalui materi apapun dapat terlaksana guna mencapai tujuan yang representatif.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, maka peneliti

memaparkan beberapa identifikasi masalah antara lain kurang sesuainya gerakan

siswa dengan pola irama musik, kurang sesuainya penjiwaan atau ekspresi siswa

dengan tarian yang dibawakannya, serta kurangnya harmonisasi antara wiraga,

wirasa, dan wirahma. Identifikasi masalah lain yaitu berhubungan dengan

komponen-komponen pembelajaran, antara lain tujuan pembelajaran, metode

pembelajaran, bahan ajar dan media pembelajaran, evaluasi, serta pelaku

pembelajaran di antaranya guru dan siswa. Permasalahan yang terlihat dari

komponen-komponen pembelajaran yaitu lemahnya metode pembelajaran,

kurangnya inovasi pembelajaran, serta kurangnya bahan ajar/materi ajar.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pemaparan identifikasi permasalahan di atas, maka peneliti

merumuskan permasalahan tersebut dalam bentuk pertanyaan, di antaranya :

1. Bagaimanakah tingkat kecerdasan matematika-logis siswa dalam tari sebelum

diterapkannya pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific di Sekolah Dasar (SD) Sekolah Indonesia Singapura (SIS)?

2. Bagaimanakah proses pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific

untuk meningkatkan kecerdasan matematika-logis siswa di Sekolah Dasar

(SD) Sekolah Indonesia Singapura (SIS)?

3. Bagaimanakah tingkat kecerdasan matematika-logis siswa dalam tari setelah

diterapkannya pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific di Sekolah Dasar (SD) Sekolah Indonesia Singapura (SIS)?

(23)

8

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

Singapura/SIS)

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia) Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Merujuk dari rumusan masalah di atas, diharapkan peneliti mampu

menjawab beberapa permasalahan untuk dianalisis. Penelitian ini tidak terlepas

dari berbagai tujuan. Adapun beberapa tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh

peneliti yaitu :

1. Tujuan Umum

Peneliti ingin mengetahui seberapa besar tingkat kecerdasan matematika-logis

siswa dalam tari melalui pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kecerdasan matematika-logis siswa dalam tari sebelum

diterapkannya pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific

melalui materi Tari Giring-giring dalam bentuk kreasi.

b. Mendeskripsikan tentang kecerdasan matematika-logis siswa dalam tari

pada saat diterapkannya pembelajaran seni tari berbasis pendekatan

scientific melalui materi Tari Giring-giring dalam bentuk kreasi.

c. Memperoleh data tentang kecerdasan matematika-logis siswa dalam tari

sesudah diterapkannya pembelajaran seni tari berbasis pendekatan

scientific melalui materi Tari Giring-giring dalam bentuk kreasi.

E.

Manfaat Penelitian

Selain tujuan penelitian, penelitian ini pun dapat memberikan manfaat,

bagi semua pihak, di antaranya :

1. Bagi Lembaga Pendidikan

a. Dapat memberikan kontribusi dan menambah sumber kepustakaan yang

bersifat informasi, khususnya dalam meningkatkan mutu dan kualitas

pembelajaran seni tari.

b. Sebagai sumber referensi bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari

dan untuk seluruh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

(24)

9

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

Singapura/SIS)

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia) Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Umum

a) Sebagai bahan acuan atau pedoman untuk pembelajaran seni tari yang

akan dilaksanakan selanjutnya.

b) Sebagai bahan evaluasi mengenai pembelajaran seni tari yang telah

dilakukan.

c) Memotivasi guru agar dapat menciptakan hal-hal baru dalam

melakukan pembelajaran tari di sekolah.

b. Khusus

a) Sebagai bahan acuan atau pedoman untuk pembelajaran seni tari yang

akan dilaksanakan selanjutnya di SD Sekolah Indonesia Singapura

(SIS).

b) Sebagai bahan evaluasi mengenai pembelajaran seni tari yang telah

dilakukan di SD Sekolah Indonesia Singapura (SIS).

c) Memotivasi guru agar dapat menciptakan hal-hal baru dalam

melakukan pembelajaran seni tari di SD Sekolah Indonesia Singapura

(SIS).

3. Bagi Siswa

a. Umum

a) Dapat menambah wawasan mengenai seni tari.

b) Dapat menyeimbangkan kinerja otak kanan dan otak kiri siswa

c) Dapat meningkatkan kreativitas siswa, baik dalam praktek maupun

dalam teori.

d) Dapat meningkatkan kecerdasan matematika-logis siswa.

b. Khusus

a) Dapat meningkatkan ketepatan siswa dalam bergerak sesuai dengan

(25)

10

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

Singapura/SIS)

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia) Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam bergerak sesuai dengan

karakter tarian .

c) Dapat meningkatkan harmonisasi pola hitungan dengan wiraga, wirasa,

dan wirahma dalam tarian.

4. Bagi Peneliti

a. Dapat menambah wawasan, pengalaman, dan kreativitas dalam hal

mengajar.

b. Dapat memperkaya pemahaman peneliti tentang perkembangan

kecerdasan anak.

c. Dapat meningkatkan kualitas profesi kependidikan.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi pada skripsi terdiri dari beberapa bab, antara lain :

BAB I PENDAHULUAN berisi tentang: A. Latar Belakang Penelitian, B.

Identifikasi Masalah Penelitian, C. Rumusan Masalah Penelitian, D. Tujuan

Penelitian, E. Manfaat Penelitian, dan F. Struktur Organisasi Skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA berisi tentang: A. Karakteristik Siswa, yang

terdiri dari: 1. Perkembangan Motorik Anak, 2. Perkembangan Intelektual atau

Intelegensi Anak. B. Pembelajaran Seni Tari, yang terdiri dari: 1. Konsep

Pembelajaran Seni Tari, 2. Komponen-komponen Pembelajaran, dan 3.

Unsur-unsur Seni Tari, C. Pembelajaran Seni Berbasis Pendekatan Scientific, yang terdiri dari: 1. Pengertian Pendekatan Scientific, 2. Penilaian Autentik, 3. Hubungan Pendekatan Scientific terhadap Tiga Ranah Pendidikan dalam Pembelajaran Seni Tari, dan 4. Pembelajaran Seni Tari Berbasis Pendekatan Scientific Ditinjau dari Teori Belajar. D. Pembelajaran Tari Kreatif. E. Kecerdasan Matematika-Logis

Siswa. F. Implementasi Pembelajaran Seni Tari Berbasis Pendekatan Scientific

terhadap Peningkatkan Kecerdasan Matematika-Logis Siswa, G. Asumsi, dan H.

(26)

11

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

Singapura/SIS)

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia) Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN berisi tentang: A. Metode

Penelitian, B. Lokasi, Populasi, dan Sampel, C. Desain Penelitian, D. Definisi

Operasional, E. Variabel Penelitian, F. Teknik Pengumpulan Data, G. Instrumen

Penelitian, H. Langkah-langkah Penelitian, dan I. Teknik Analisis Data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN berisi tentang: A.

Hasil Penelitian, yang terdiri dari: 1. Profil Sekolah Indonesia Singapura (SIS), 2.

Kondisi Pembelajaran Seni Tari sebelum Penerapan Pendekatan Scientific

diberikan, 3. Pelaksanaan Pembelajaran Seni Tari Berbasis Pendekatan Scientific

untuk Meningkatkan Kecerdasan Matematika-logis Siswa melalui Materi Tari

Giring-giring, 4. Tingkat Kecerdasan Matematika-Logis Siswa dalam Tari Setelah

Pembelajaran Seni Tari Berbasis Pendekatan Scientific Diterapkan (Deskripsi Hasil Post-test). B. Pembahasan Penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN berisi tentang: A. Kesimpulan, dan

(27)

33

Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia singapura/sis)

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk

mencapai pemahaman. Metode penelitian yaitu cara-cara yang dilakukan tentang

bagaimana langkah-langkah untuk meneliti suatu masalah. Adapun metode yang

digunakan dalam penelitian ini berdasarkan tujuannya, yaitu jenis metode

penelitian terapan. Metode penelitian berdasarkan kealamiahannya yaitu

penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode

kuasi eksperimen atau eksperimen semu, karena tidak adanya kelas pembanding

atau kelompok kontrol, dan peneliti hanya memberikan sebuah pembelajaran

pada satu kelompok, yaitu siswa Sekolah Dasar Sekolah Indonesia Singapura

(SIS). Metode quasi eksperimen merupakan sebuah metode yang bertujuan untuk

meneliti tingkah laku individu melalui sebuah percobaan. Sesuai dengan pendapat

Sugiyono (2013:77) tentang kuasi eksperimen yang menyatakan bahwa :

Quasi Experimental Design merupakan pengembangan dari true experimental design. Desain kuasi experimen mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Cara menghitung tingkat perkembangan siswa dari mulai sebelum

dilakukannya penelitian kemudian sesudah penelitian yaitu dengan cara One Group Pre-test−Post-test Design. Tes awal atau Pretest dilakukan sebelum pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific diberikan. Tes akhir akhir atau post-test dilakukan sesudah pembelajaran seni tari berbasis pendekatan

(28)

34

Keterangan :

O1 merupakan tes awal yang dilakukan pada siswa sebelum diberikannya

pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific, X merupakan eksperimen yang dilakukan, dan O2 merupakan tes akhir sesudah dilakukannya penelitian.

B. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat dalam penelitian ini yaitu Sekolah Indonesia

Singapura (SIS). Sekolah Indonesia Singapura ini bertempat di 20 A Siglap Road

Singapura 455859. Sekolah Indonesia Singapura (SIS) merupakan salah satu

Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) yang berada di Singapura. Selain di

Singapura, Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) pun berada di beberapa negara

lain, seperti Belanda, Arab Saudi, Myanmar, Kota Kinabalu, Malaysia; Kuala

Lumpur, Malaysia; Tokyo, Jepang, Yugoslavia, Moskow, Rusia, dan Dubai.

Sekolah Indonesia Singapura (SIS) ini berada di bawah naungan Kedutaan Besar

Republik Indonesia di Singapura (KBRI). Peneliti melakukan penelitian di

sekolah tersebut karena sekolah tersebut bertaraf internasional dan agar

siswa-siswi Sekolah Indonesia Singapura dapat mengenal kebudayaan negara

domisilinya dan tetap melestarikan kebudayaan Indonesia meskipun menetap di

negara lain. Di samping itu, peneliti juga ikut berpartisipasi dalam berbagai

kegiatan yang diadakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk

Singapura, terutama dalam bidang pendidikan, seni, dan budaya, salah satunya

yaitu merevitalisasi kembali Rumah Budaya Indonesia (House of Indonesia’s

Culture) yang berada di Sekolah Indonesia Singapura (SIS).

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

(29)

35

dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:117). Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar Sekolah Indonesia Singapura (SIS)

semester genap tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 52 orang.

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2014:118). Sampel merupakan wakil dari populasi.

Jenis sampel yang digunkan dalam penelitian ini yaitu Sampling Purposive. Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014:124). Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara

mengambil subjek berdasarkan tujuan tertentu. Sampel dalam penelitian ini akan

dipilih tiga kelas dalam satu tingkatan, yaitu jenjang kelas tinggi Sekolah Dasar di

antaranya kelas IV, V, dan VI yang berjumlah 26 orang, yang terdiri dari 14 orang

siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan. Pemilihan sampel pada kelas

tinggi yaitu kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar Sekolah Indonesia Singapura ini

dikarenakan dalam setiap proses pembelajaran seni tari ketiga kelas tersebut

disatukan, sama halnya dengan proses pembelajaran seni tari kelas rendah yaitu

kelas I, II, dan III. Peneliti melaksanakan penelitian pada kelas tinggi yaitu kelas

IV, V, dan VI karena perkembangan intelegensi anak melaju dengan sangat pesat,

sehingga peneliti menilai akan berpengaruh terhadap proses perkembangan

kecerdasan siswa terutama kecerdasan matematika-logis siswa.

C. Desain Penelitian 1. Rencana Penelitian

Pada tahap perencanaan penelitian ini, peneliti menentukan permasalahan

yang akan diteliti, menentukan tujuan dan sasaran penelitian (populasi dan sampel

yang akan diteliti), melakukan survey disertai observasi langsung dan wawancara

dengan tujuan mendapatkan informasi dari narasumber terkait dengan penelitian

yang akan dilakukan.

2. Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap pelaksanaan penelitian, peneliti mengumpulkan data hasil

(30)

36

selanjutnya yaitu melakukan proses bimbingan pada dosen pembimbing guna

mendapatkan sara terkait pengolahan data yang telah terkumpul.

3. Penulisan Laporan

Tahap yang terakhir yaitu penulisan laporan. Penulisan laporan penelitian

ini meliputi pendahuluan, pembahasan mengenai kajian teoretis, metode

penelitian, hasil dan pembahasan penelitian, serta kesimpulan dan saran.

Bagan desain penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Rencana Penelitian

Menentukan Permasalahan, Tujuan, dan Sasaran Penelitian

1. Menentukan Judul Penelitian

2. Menyusun Proposal Penelitian

3. Sidang Proposal Penelitian

Survey, Observasi Langsung, dan Wawancara

Pelaksanaan

Pengumpulan Data

Proses Bimbingan dengan Dosen Pembimbing

Analisis Data

(31)

37

D. Definisi Operasional

Untuk menegaskan definisi istilah serta menghidari kesalah pahaman agar

tidak terjadi salah penafsiran dalam memahami judul penelitian, maka diharapkan

adanya penafsiran-penafsiran terhadap istilah tersebut. Maka dari itu, peneliti

memberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah tersebut sebagai berikut:

Pembelajaran seni tari merupakan sebuah pembelajaran untuk mengenal tari,

mengembangkan karakter siswa, meningkatkan berbagai kecerdasan yang dimiliki

siswa. Giyartini dalam Suharno (2008:20) menyatakan bahwa pembelajaran seni

tari di Sekolah Dasar memiliki peran signifikan dalam membentuk perkembangan

anak, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotornya. Pembelajaran seni tari

tidak hanya mengusung kemampuan siswa dalam hal gerak, tetapi

mengkonstruksikan kepribadian siswa dan berdampak pada peningkatan

pengetahuan dan wawasan siswa.

Pendekatan scientific merupakan sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran yang mencakup tiga ranah pendidikan, yaitu kognitif (pengetahuan),

afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan). Melalui pendekatan scientific,

proses pembelajaran diharapkan dapat menghasilkan siswa yang aktif, produktif,

kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan

pengetahuan yang terintegrasi. Pendekatan scientific dalam pembelajaran itu meliputi observasi (mengamati), bertanya, mencoba, bernalar, dan membentuk

jejaring untuk semua mata pelajaran.

Kecerdasan matematika-logis merupakan suatu kecerdasan yang

berkaitan dengan pengolahan angka dan bilangan. Kecerdasan matematika-logis

ini lebih menitikberatkan pada kinerja otak kiri, karena kecerdasan

matematika-logis berhubungan dengan intelektual seseorang. Kecerdasan matematika-matematika-logis ini

mendorong seseorang untuk dapat memecahkan masalah, berpikir logis, dan

memiliki daya nalar yang baik. Jika dikaitkan dengan seni, terutama seni tari,

maka kecerdasan matematika-logis ini memiliki peranan yang penting. Seni tari

tidak terlepas dari hitungan, yang dimana hitungan tersebut merupakan bagian

(32)

38

dan pola lantai yang berbentuk bangun ruang, yang dimana bangun ruang tersebut

merupakan bagian dari matematika.

Eksperimen melalui materi Tari Giring-giring merupakan pembelajaran

Tari Giring-giring yang dikreasikan. Tari Giring-giring merupakan sebuah tarian

yang berasal dari Provinsi Kalimantan Tengah Kabupaten Bartim. Tarian ini

populer di kalangan suku Dayak Ma’anyan. Tari Giring-giring berfungsi sebagai

hiburan, penyambutan tamu, dan pesta pada acara-acara tertentu. Tari

Giring-giring pun digunakan sebagai tari pergaulan kawula muda. Tarian ini di dalamnya

terdapat beberapa ketukan disertai dengan tempo yang berbeda-beda sehingga

dari keserasian gerak tangan, kaki, dan ketukan itulah dapat menimbulkan sesuatu

yang bernilai estetis. Tari Giring-giring dalam pembelajaran seni tari adalah salah

satu bahan ajar yang menggunakan kepekaan siswa terhadap aspek wirahma

(irama musik). Tari Giring-giring ini diberikan kepada siswa dalam bentuk tari

kreasi, sehingga siswa sendiri yang aktif untuk mencari gerak, menciptakan gerak,

dan mengembangkan gerak.

Sekolah Indonesia Singapura (SIS) merupakan sebuah sekolah Indonesia

yang bertempat di Siglap Road, Singapura. Sekolah Indonesia Singapura (SIS) ini

didirikan pada tanggal 20 Mei 1969, dengan TK sebagai kelas permulaan. Pada

tahun 1970 dibuka untuk Sekolah Dasar (SD), tahun 1971 dibuka untuk Sekolah

Menengengah Pertama (SMP), dan tahun 1974 dibuka untuk Sekolah Menengah

Atas (SMA). Sekolah ini berada di bawah naungan Kedutaan Besar Republik

Indonesia (KBRI). Sekolah Indonesia Singapura (SIS) berdiri dengan

berlandaskan Surat Kebudayaan No: tanggal 7 Oktober 1967, dengan Kepala

Perwakilan RI sebagai penanggung jawab.

E. Variabel Penelitian

Berdasarkan luasnya aspek dalam penelitian, maka ada beberapa variabel

dari objek penelitian yang akan diteliti. Variabel dalam penelitian ini yaitu terdiri

(33)

39

Tari berbasis Pendektan Scientific bertindak sebagai variabel bebas atau yang memberikan pengaruh. Sedangkan Kecerdasan Matematika-Logis Siswa

bertindak sebagai variabel terikat, karena mampu memberikan respon dari

perlakuan variabel bebas. Jika digambarkan, variabel bebas dan variabel terikat

yaitu sebagi berikut:

Bagan 3.2

Kerangka Variabel Penelitian

Kurikulum

Siswa

Pembelajaran Seni Tari Berbasis Pendekatan Scientific

(Variabel X)

Lingkungan Sosial

Kecerdasan Matematika-Logis

(Variabel Y)

Konsep Kecerdasan Matematika-Logis

Sub Variabel Y : A. Konsep Berhitung :

1. Ketepatan gerak terhadap pola irama musik dan hitungan. 2. Keterampilan gerak sesuai karakter tarian.

B. Pemecahan Masalah secara Logis dan Rasional :

(34)

40

Berdasarkan bagan variabel di atas, maka terdapat indikator dari berbagai

aspek yang berhubungan dengan pembelajaran seni dan kecerdasan

matematika-logis, antara lain:

Tabel 3.1

Hubungan Pembelajaran Seni Tari dengan Kecerdasan Matematika-Logis

Unsur

Wiraga  Berpikir Sistematis,

 Berpikir Kritis,

Wirasa  Proses Pemecahan

Masalah,

Wirahma  Pola Berhitung,

(35)

41

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan,

karena dalam menyusun laporan skripsi ini peneliti menggunakan beberapa

sumber buku. Buku-buku tersebut di antaranya buku mengenai konsep dasar

pembelajaran, psikologi perkembangan anak, psiokologi inteligensi, kecerdasan

majemuk, psikologi anak, serta hakikat matematika dan logika. Studi pustaka

sangat dibutuhkan dalam pengumpulan data karena buku merupakan sumber yang

valid. Studi pustaka digunakan untuk menghindari unsur plagiarism. Studi pustaka bertujuan untuk menambahkan informasi yang didukung dari teori-teori

para ahli.

2. Observasi

Observasi merupakan pengamatan terhadap suatu hal. Observasi dalam

penelitian ini dilakukan dengan melakukan pematan secara langsung. Pengamatan

dilakukan dengan beberapa tahap, tahap pertama peneliti mengamati keadaan

siswa, baik dari segi perkembangan siswa, maupun metode yang digunakan oleh

guru. Tahap kedua peneliti lebih fokus untuk mengamati permasalahan dan

penyebabnya. Kemudian tahap terakhir yaitu peneliti menuliskan hasil-hasil

pengamatan ke dalam sebuah catatan. Observasi dilakukan untuk melihat kondisi

awal siswa sebelum diberikannya pembelajaran seni tari berbasis pendekatan

(36)

42

mengamati aspek-aspek yang mendukung terhadap kecerdasan matematika-logis

siswa, di antaranya:

a. Ketepatan gerak terhadap pola irama musik

Pada saat proses observasi, peneliti menemukan masalah dalam ketepatan

gerak siswa terhadap pola irama musiknya. Ketika menari, gerakan siswa

tersebut tidak sesuai dengan ketukan musik, masalah inilah yang mengacu

terhadap kecerdasan matematika-logis siswa dalam hal tari.

b. Keterampilan gerak sesuai karakter tarian

Keterampilan gerak siswa sesuai karakter tarian pun termasuk ke dalam

kecerdasan matematika-logis, karena mengacu terhadap logika siswa.

Permasalahan yang muncul yaitu siswa tidak mengetahui ekspresi yang harus

dikeluarkan sesuai dengan karakter tarian.

c. Harmonisasi pola hitungan dengan wiraga, wirahma, dan wirasa

Tari merupakan bentuk keindahan, sehingga ketika kita harus ada harmonisasi

dari semua unsur-unsur tari. Pada saat observasi, harmonisasi pola hitungan

dengan gerakan, ekspresi, dan iringan musik kurang optimal.

(Adapun pedoman tahapan-tahapan observasi dan pedoman observasi

penilaian terlampir).

3. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih, yang

terdiri dari pewawancara dan narasumber untuk mencari informasi tentang suatu

atau beberapa hal. Wawancara digunakan untuk dapat memperkuat suatu dugaan,

karena wawancara tersebut bersifat pasti. Wawancara pun bertujuan untuk

menggali informasi-informasi yang mendalam mengenai masalah yang diteliti.

Wawancara yang dilakukan peneliti yaitu wawancara langsung. Peneliti

melakukan wawancara terhadap guru dan siswa.

a. Wawancara kepada Guru

Wawancara dilakukan kepada guru yaitu bertujuan mengetahui sejauh mana

proses pembelajaran sebelumnya, baik dari segi kurikulumnya, metode

pembelajaran, model pembelajaran, pengelolaan kelas, bahan ajar, dan

(37)

43

yang dilakukan mengacu terhadap aspek-aspek yang dijadikan penelitian yaitu

ketepatan gerak terhadap pola irama musik, keterampilan gerak sesuai

karakter tarian, dan harmonisasi pola hitungan dengan wiraga, wirasa, dan

wirahma, yang dimana aspek-aspek tersebut berkaitan untuk meningkatkan

kecerdasan matematika-logis siswa. (Adapun pedoman wawancara kepada

guru terlampir).

b. Wawancara kepada Siswa

Wawancara dilakukan kepada siswa bermaksud untuk mengetahui sejauh

mana ketertarikan dan respon siswa terhadap pembelajaran seni tari.

Wawancara dilakukan untuk lebih memperkuat jawaban dari siswa terhadap

aspek-aspek yang dijadikan penelitian yang mengacu terhadap kecerdasan

matematika-logis siswa. (Adapun pedoman wawancara kepada siswa

terlampir).

4. Tes

Tes merupakan sebuah alat ukur yang bertujuan untuk mengevaluasi hasil

dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tes merupakan suatu bentuk

dari pengukuran. Tes yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu tes

perbuatan atau gerak pada awal, proses, dan di akhir. Tes tersebut terdiri dari

hapalan gerak anak, kesesuaian gerak dengan hitungan dan pola irama musik yang

termasuk ke dalam aspek pertama yaitu ketepatan gerak terhadap pola irama

musik, ekspresi wajah atau rasa yang diekspresikan sesuai dengan karakter

tariannya dan termasuk ke dalam aspek kedua yaitu keterampilan gerak sesuai

karakter tarian, dan terakhir yaitu harmonisasi pola hitungan terhadap gerak,

perasaan, dan irama yang termasuk ke dalam aspkek ketiga yaitu harmonisasi pola

hitungan dengan wiraga, wirasa, dan wirahma. Tes tersebut bertujuan untuk

mengukur sejauh mana tingkat pemahaman dan daya ingat, siswa terhadap

gerak-gerak yang diberikan serta untuk seberapa besarkah peningkatan kecerdasan

(38)

44

*Rentang Nilai menurut kesepakatan Guru Seni Budaya Sekolah Indonesia

Singapura

5. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan yang akurat, baik

yang dilakukan dengan cara mengambil gambar dengan menggunakan sebuah alat

potret yaitu kamera yang kemudian dicetak menjadi sebuah foto atau media

gambar yang bertujuan untuk medukung kesahihan data, maupun berbagai

dokumen penting yang juga dapat mendukung kesahihan data. Peneliti

menggunakan kamera handphone dan kamera digital pada saat melakukan penelitian. Peneliti mengambil gambar dan video ketika proses latihan

berlangsung, dan menyimpan berbagai arsip, seperti data siswa. Dokumentasi

dilakukan untuk lebih memperkuat pengumpulan data yang berkaitan dari seluruh

aspek yang dijadikan penelitian, seperti video yang menegaskan ketepatan gerak

siswa terhadap pola irama musik, foto yang, menjelaskan tentang ekspresi siswa

terhadap tarian, serta foto dan video yang menegaskan tentang harmonisasi pola

(39)

45

G. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti sendiri bertindak sebagai instrumen

penelitian. Selain itu, terdapat instrumen lain yang mendukung dan memperkuat

informasi untuk penelitian ini, antara lain studi pustaka, observasi secara

langsung, wawancara, tes, dan dokumentasi. Bentuk instrumen penelitian ini

berupa pedoman-pedoman, baik pedoman observasi, wawancara, maupun tes yang

dituangkan ke dalam bentuk catatan untuk mendapatkan informasi yang akurat.

Instrumen yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini antara lain :

a. Pedoman Observasi

Pedoman observasi merupakan instrumen untuk melakukan sebuah

pengamatan terhadap masalah dan kondisi terhadap objek yang akan diteliti.

Pedoman observasi tersebut berupa lembar pengamatan terhadap proses kegiatan

pembelajaran pada subjek penelitian dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Pedoman observasi tersebut sangat penting agar penelitian berjalan optimal sesuai

tahapan-tahapannya dan agar penelitian dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Pedoman observasi mendukung untuk pengumpulan data terhadap berbagai aspek

yang dijadikan penelitian, di antaranya:

1. Ketepatan Gerak Terhadap Pola Irama Musik

Observasi bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa. Ketika proses

observasi, khususnya dalam aspek pertama yaitu ketepatan gerak terhadap

pola irama musik, terlihat adanya ketidaksesuaian gerakan siswa terhadap pola

irama musik. Contohnya ketika musik belum mulai, siswa sudah bergerak

menarikan tarian. Hal ini berkaitan dengan kecerdasan matematika-logis siswa

dalam tari. Ketepatan gerak terhadap pola irama musik ini berkaitan dengan

unsur tari yaitu wirahma, yang dimana selaras dengan pola irama musik tari.

Ketepatan gerak terhadap pola irama musik ini memiliki korelasi dengan

aspek afektif siswa, yaitu kedisiplinan. Disiplin disini berarti siswa dapat

bergerak sesuai iringan musik. Dengan demikian, ketika siswa menari, siswa

dapat lebih disiplin dan berhati-hati dalam bergerak agar terciptanya

keselarasan antara gerak dengan musik, meskipun terkadang gerak dan musik

(40)

46

2. Keterampilan Gerak Sesuai Karakter Tarian

Setelah dilakukannya observasi, maka peneliti mengetahui hal-hal apa sajakah

yang menjadi permasalahan. Pada saat observasi dilakukan, peneliti melihat

adanya ketidaksesuaian ekspresi wajah siswa dengan karakter tarian. Para

siswa berekspresi sesuai dengan keinginannya. Oleh krena itu, diperlukan

adanya treatment untuk menyesuaikan ekspresi wajah siswa dengan tarian yang ditarikannya, yang dimana hal tersebut berkaitan dengan kecerdasan

logika siswa. Dalam pembelajaran seni tari ini, maka logika siswa akan

terolah, sehingga siswa dapat berpikir logis, rasional, dan dapat memecahkan

masalah. Keterampilan gerak sesuai karakter tarian ini berkaitan dengan unsur

tari yaitu wiraga dan wirasa. Wiraga yaitu menekankan terhadap gerakan tari

serta wirasa menekankan terhadap olah rasa, karakter tarian, dan ekspresi

wajah. Keterampilan gerak sesuai karakter tarian ini memiliki korelasi dengan

aspek kognitif, yaitu cara berpikir siswa terhadap ekspresi atau penjiwaan

karakter tarian. Para siswa dapat memecahkan permasalah yang terdapat

dalam tari, yakni bagaimana cara menjiwai suatu tarian sesuai dengan unsur

tenaga yang telah dipelajari.

3. Harmonisasi Pola Hitungan dengan Wiraga, Wirasa, dan Wirahma

Harmonisasi pola hitungan dengan wiraga, wirasa, dan wirahma berkaitan

dengan kecerdasan matemtika-logis siswa dalam tari, karena keserasian semua

unsur tari dapat meningkatkan estetika tari itu senidiri. Harmonisasi pola

hitungan dengan wiraga, wirasa, dan wirahma ini mencakup unsur tari secara

keseluruhan. Harmonisasi wiraga, wirasa, dan wirahma berkorelasi dengan

aspek psikomotor siswa, yaitu keterampilan gerak siswa sesuai dengan seluruh

unsur tari yang mendukung.

b. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ditujukan kepada guru mata pelajaran Seni Budaya

dan Keterampilan terkait proses pembelajaran yang meliputi rencana, metode,

strategi, media, sumber bahan ajar, karakteristik siswa, masalah-masalah yang

terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung, dan kondisi kegiatan

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Gambar 3.1

Referensi

Dokumen terkait

[r]

penerapan simbol jari tangan untuk meningkatkan materi akor pada pembelajaran. angklung di SMP Mutiara 5 Lembang secara operasional fokus kajiannya

Keterangan Hak Mewaris yang Dibuat Oleh Notaris, Program Spesialis Notariat dan Pertanahan, Jakarta : Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1999.. Rahardjo, Satjipto, Ilmu Hukum

Penerapan Simbol Jari Tangan Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Akor Lagu Dalam Pembelajaran Angklung Di Smp Mutiara 5 Lembang.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Magister Agribisnis Angkatan VII Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, yang telah membantu penulis selama masa perkuliahan

Gejala awal yang muncul adalah adanya titik kekuningan pada permukaan atas daun dan kemudian berkembang menjadi bercak.. Gejala lanjutan berupa bercak daun

 Bahan bacaan yang relevan tentang Memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/ sistem Pengapian Konvensional dan kelengkapan tambahan.  Gambar

Daya Dukung Lahan Pertanian Hortikultura Di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu