PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON EXAMPLE DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MENGGAMBAR TEKNIK
DASAR SISWA KELAS 1 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 BINJAI PROGRAM KEAHLIAN
TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Dinyatakan Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH:
Khairizar NIM. 508111032
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirabbil „Alamin, segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga skripsi yang berjudul “Penerapan MetodePembelajaran Kooperatif Tipe Example Non Example Dalam Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Menggambar Teknik Dasar Siswa Kelas 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Binjai Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Dan Beton Tahun Ajaran 2013/2014” dapat diselesaikan penulis dengan baik.Untuk itu saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Darwin, ST,M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan banyak memberikan masukan kepada penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik.
3. Bapak Drs. Asri Lubis,S.T., M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Bangunan dan selaku dosen pembimbing akademik saya.
4. Bapak Drs. Nono Sebayang, ST., M.Pd, selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik
Bangunan.
5. Bapak Drs. Hezekiel Pasaribu, Mpd, selaku dosen penguji skripsi saya.
6. Bapak Drs. Parulian Purba, Mpd, selaku dosen penguji skripsi saya ini.
7. BapakDrs. Amril Chairil Anwar selaku kepala sekolah SMK negeri 2 Binjai yang
berkenan memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah
tersebut.
8. Bapak Edi Supardi, M.Pd, selaku guru mata pelajaran Menggambar Teknik dasar
SMK Negeri 2 Binjai atas bantuan dan kerjasamanya
9. Ayah, Ibu,serta Adik tersayang yang telah memberikan dukungan moril, doa, dan
v
10. Dan terima kasih untuk teman istimewa saya yang selalu mendukung saya, Wika
Gita Anjani, SKM dalam pembuatan skripsi ini dan selalu mendoakan saya untuk
keberhasilan skripsi ini.
11. Terima Kasih kepada Kak Nuri yang telah membantu pembuatan surat-surat dalam
penelitian ini.
12. Tak terlupakan juga untuk Ali nurdin, Ikwan juniadi, Harun, Fitradi, Faisal, dan
teman – teman PTB‟08, terima kasih telah memotivasi penulis dalam
menyelesaikan laporan ini.
13. Rekan-rekan Pendidikan Teknik Bangunan angkatan 2009, terima kasih telah
menjadi teman-teman yang menyenangkan dan perhatian. Tetap kompak dari awal
kenal sampai tiba saatnya kita reuni nanti
14. Dan semua guru-guru smk negeri 2 binjai yang telah banyak membantu penulis
selama proses observasi.
Penulis sadar sepenuhnya masih banyak kekurangan disana sini, oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan skripsi ini. Ahir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat
memberikan tambahan ilmu dan memberi manfaat kepada siapapun yang
membacanya. Terima kasih.
Wassalam
Medan, Juli 2014
Penulis
Khairizar
i ABSTRAK
Khairizar (NIM. 508111032). “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non Example Dalam Meningkatkan Keaktifan dan Hasil
Belajar Mata Pelajaran Menggambar Teknik Dasar Siswa Kelas 1
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Binjai Program Keahlian Teknik
Konstruksi Batu dan Beton Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi, Fakultas Teknik Unimed, Medan 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Menggambar Teknik Dasar siswa kelas 1 di SMK N 2 Binjai dengan menerapakan pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 1 Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Binjai Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah 28 orang, metode penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui rata-rata Keaktifan dan hasil belajar siswa pada saat penelititian ini dilaksanakan.
Hasil penelitian dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe example non example pada siklus 1 keaktifan belajar siswa belum mengalami peningkatan, tetapi setelah dilakukan siklus 2 keaktifan belajar siswa meningkat. Dimana pada siklus 1 nilai rata-rata keaktifan belajar siswa adalah 72,90 dengan kategori kurang aktif 6 orang (21,42%), Cukup aktif 14 orang (50%), Aktif 8 orang (28,57%), dan sangat aktif tidak ada (0%). Sedangkan pada siklus 2 keaktifan
belajar siswa mengalami peningkatan yaitu dengan nilai rata-rata 78,185 dengan kategori aktif, kurang aktif 3 orang (10,71), Cukup aktif 14 orang (50%), aktif 9 orang (32,14%), dan sangat aktif 1 orang (3,57%) dari nilai ideal 100.
Rata-rata hasil belajar Menggambar Teknik Dasar siswa setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe example non example mengalami peningkatan, dimana dari siklus 1 nilai rata-rata hasil belajar menggambar teknik dasar siswa adalah 74,34 dengan keterangan siswa tidak kompeten sebanyak 7 orang (25%), Cukup Kompeten 14 orang (50 %), kompeten 6 orang (21,42%), dan Sangat
ii
menggambar teknik dasar siswa meningkat menjadi 82,3 dengan keterangan siswa tidak kompeten 2 orang (7,14%), cukup kompeten sebanyak 7 orang (25%), kompeten 15 orang (53,57 %), dan sangat kompeten 4 orang (14,28%). Dari nilai ideal 100, nilai perolehan rata-rata hanya 82,3 yaitu tergolong dalam kategori kompeten.
iii ABSTRACT
Khairizar (NIM. 508 111 032). "Application of Cooperative Learning Methods Type of Non Example Example In Improving Motivation and Learning Outcomes Subject Basic Technical Drawing Student Class 1 Vocational High School 2 Skills Program Binjai Stone and Concrete Construction Engineering Academic Year 2013/2014". Thesis, Faculty of Engineering, Unimed, Medan 2014.
This study aims to improve the activity and learning outcomes Basic Drawing Techniques grade 1 at SMK Negeri 2 Binjai by applying cooperative learning Example Non-Example.
The subjects were grade 1 Program of Stone and Concrete Construction Engineering Vocational High School 2 Binjai school year 2013/2014 the number of 28 people, this research is descriptive method that aims to determine the average active participation and student learning outcomes at the time of penelititian is implemented.
The results of the study by implementing cooperative learning example non example in cycle 1 activeness increased student learning yet, but after 2 cycles of activity increased student learning. Where in cycle 1 the average value is 72.90 activeness student learning with less active category 6 (21.42%), active Enough 14 people (50%), Active 8 people (28.57%), and very active none (0%). While on cycle 2 activeness increased student learning is the average value of 78.185 with Active category, less active 3 (10.71), Simply Active 14 people (50%), active 9 people (32.14%), and very active 1 person (3.57%) from the ideal value of 100. Average Basic Technical Drawing learning outcomes of students after the implementation of cooperative learning example non example has increased, which of cycle 1 the average value of the results of the basic technical drawing student learning is 74.34 with student information incompetent 7 people (25%) , Simply competent 14 people (50%), competent 6 people (21.42%), and a very competent one person (3.57%). From the ideal value of 100, obtained an average acquisition cost is only 74.34 Competent Enough. In cycle 2 the average value of the basic techniques of drawing learning outcomes of students increased to 82.3 with an incompetent student information 2 people (7.14%), fairly competent 7 people (25%), competent 15 people (53.57% ), and very competent 4 people (14.28%). From the ideal value of 100, the yield on average only 82.3 which is classified in the category of competent.
vi A. Latar Belakang Masalah ... ..1
B. Identifikasi Masalah ... ..8
1. Hakikat Keaktifan Belajar Siswa ... 12
2. Hakikat Hasil Belajar Menggambar Teknik Dasar ... 14
a. Pengertian Hasil Belajar ... 14
b. Mengambar teknik Dasar Bangunan ... 18
3. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples non Examples ... 20
a. Pemahaman Metode Pembelajaran Kooperatif ... 20
b. Pengertian Metode Pembelajaran Examples Non Example ... 23
vii
B. Kerangka Berpikir ... 29
C. Hipotesis Tindakan ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32
B. Subjek Penelitian ... 32
C. Partisipan ... 32
D. Definisi Operasional ... 33
1. Keaktifan Belajar siswa ... 33
2. Hasil Belajar Menggambar Teknik Dasar ... 33
3. Metode Kooperatif tipe Examples Non Examples ... 33
E. Rancangan Penelitian ... 34
F. Teknik dan Alat Pengumpul Data ... 42
1. Tes Hasil Belajar ... 42
2. Observasi ... 44
G. Uji Coba Instrumen ... 47
H. Kesahihan Instrumen ... 47
I. Uji Daya Pembeda ... 48
J. Indeks Kesukaran Soal ... 49
K. Reabilitas ... 50
L. Kefektifan Distraktor ... 51
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi seting penelitian ... 54 B. Deskripsi hasil penelitian tindakan kelas siklus 1 ... 57
1) Pelaksanaan Tindakan Siklus I (Dua Pertemuan) ... 57
a. Perencanaan (Planing) 57
b. Pelaksanaan (Acting) 57
c. Tahap Pengamatan (Observation) 60
2) Paparan Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus I ... 60 3) Paparan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 61 d. Tahap Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting dan
Replaining) 63
C. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ... 64
1) Pelaksanaan Tindakan Siklus II (Dua Pertemuan) ... 64
a. Perencanaan (Planing) 64
b. Pelaksanaan (Acting) 64
c. Tahap Pengamatan (Observation) 65
2) Paparan Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus II 65
3) Paparan Hasil Belajar Siswa Siklus II 67 D. Uji Hipotesis Penelitian ... 72 E. Temuan penelitian ... 74
F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74 1. Analisis Ketercapaian Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa 75
2. Analisis ketercapaian peningkatan hasil belajar siswa 76
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARA
A. KESIMPULAN ... 79 B. IMPLIKASI ... 79
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ...81
Lampiran 2. RPP ...90
Lampiran 3. Naskah Pembelajaran ...99
Lampiran 4. Tes Siklus I ...,114
Lampiran 5. Tes Siklus II ...121
Lampiran 6. Lembar Penilaian Keaktifan Siswa Siklus 1...129
Lampiran 6. Lembar Penilaian Keaktifan Siswa Siklus 2...134
Lampiran 7. Daftar Nilai Tugas ...139
Lampiran 8. Kunci Jawaban Siklus I dan II ...140
Lampiran 9. Perhitungan Validitas ...141
Lampiran 10. Perhitungan Reliabilitas ...144
Lampiran 11. Perhitungan Indeks Kesukaran Tes...146
Lampiran 12. Perhitungan Daya Beda Soal ...149
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional
menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Trianto,2009)
Bila dikaitkan dengan tujuan pendidikan khususnya Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) ialah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang berfungsi
untuk menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan tingkat menengah pada
bidangnya masing-masing sesuai dengan undang-undang sistem pendidikan nasional
(UU SPN) pasal 3 tahun 2004 yang menyatakan bahwa pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan yang mempersiapkan lulusan untuk dapat kerja pada bidang tertentu.
Berikut adalah tujuan Sekolah Menengah Kejuruan sebagai bagian dari sistem
pendidikan Indonesia, yaitu:
1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada didunia usaha dan dunia
industri sebagai tenaga kerja tingkat menegah sesuai dengan kompetensi
2
2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir,ulet dan gigih dalam
berkompetensi,beradaptasi di lingkungan kerja, mengembangkan sikap
profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.
3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,agar
mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun
melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensiyang sesuai dengan
program keahlian yang dipilih, Sardiman (2007 : 40).
Dari uraian diatas,Sekolah Menengah Kejuruan sebagai salah satu lembaga
pendidikan formal dalam bidang kejuruan diharapkan dapat menghasilkan lulusan
Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang siap
pakai di lapangan kerja sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Sebagai lulusan yang
siap pakai di lapangan kerja tidak terlepas dari syarat yang dituntut yaitu mengenai
mutu dan ketrampilan dalam menghadapi dunia kerja. Melalui lembaga pendidikan ini
para sisiwa dibekali ilmu pengetahuan, ketrampilan serta dibina kepribadiannya.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Binjai merupakan salah satu lembaga pendidikan
formal yang memiliki jurusan teknik bangunan dengan program keahlian teknik
menggambar bangunan, yang mana lulusannya diharapkan memiliki kemampuan dan
keterampilan sesuai kebutuhan dunia kerja khususnya berkaitan dengan bidang
kejurusannya. Untuk mewujudkan harapan tersebut, di Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 2 Binjai terdapat mata pelajaran produktif untuk mendukung tercapainya lulusan
3
pelajaran ini sangat penting bagi siswa karena menghantarkan siswa kepada pemahaman
dasar program produktif lainnya. Kelemahan dalam memahami mata pelajaran
menggambar teknik akan berdampak negatif terhadap penguasaan program produktif
lainnya.
Berdasarkan hasil observasi kelas yang dilakukan penulis pada hari Senin s/d
Kamis (1-4 Oktober 2013):
1. Menunjukan nilai mata pelajaran menggambar teknik dasar siswa kelas 1
program keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton.
2. Cara pembelajaran guru dalam melakukan persepsi masih kurang, kurangnya
memotivasi siswa dalam pembelajaran, dan tidak adanya memberikan acuan
atau struktur pelajaran dengan menunjukkan tujuan atau kompetensi dasar dan
indikator hasil belajar.
3. Dalam kegiatan aktifitas pada saat pembelajaran, gurukurang menerapkan
metode pembelajaran yang bervariasi,kurangnya memberikan waktu untuk siswa
dapat bertanya soal materi yang diajarkan,dan terakhir saat kegiatan aktifitas
pada akhir pelajaran guru tidak membimbing siswa untuk merangkum pelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru-guru Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 2 Binjai bahwa kepala sekolah menetapkan nilai standart berkompetennya siswa
dalam pelajaran menggambar teknik dasar yaitu 80. Dilihat dari kurikulum yang sedang
di gunakan, kepala sekolah menyatakanagar siswa lebih berkompetensi dengan
menetapkan nilai standart untuk mata palajaran tersebut. Dan untuk meningkatkan mutu
4
tahun 2010 sampai 2012 masih banyak nilai siswa yang tidak kompeten yang
diharapkan sekolah.
Berdasarkan isi dokumen nilai siswa bahwa lebih banyak siswa yang mendapat
nilai dibawah 80 dan hanya beberapa siswa yang dapat nilai berdasarkan standartnya.
Maka disini peneliti mengangkat masalah ini untuk medapatkan hasil belajar siswa agar
nilai standart itu terpenuhi, dan keterangan nilai siswa dari tahun 2010-2012 dijelaskan
dalam tabel dibawah ini:
Tabel 1.1. Daftar nilai siswa pada tahun 2010-2012
No. Nilai 2010/2011 2011/2012 Keterangan
I % II % I % II %
1. 60-69 0 0 0 0 0 0 0 Tidak
kompeten 2. 70-79 33 100% 21 64% 20 59% 25 74% Cukup
kompeten 3. 80-89 0 0 12 36% 14 41% 9 26% Kompeten
4. 90-99 0 0 0 0 0 0 0 Sangat
kompeten
Jumlah 33 100% 33 100% 34 100% 34 100%
Berdasarkan dari tabel diatas dapat disimpulkan pada semester I pada tahun
2010-2011 dengan jumlah siswa 33 orang, nilai yang lebih banyak didapat siswa ialah
70-79 sebanyak 33 siswa dengan persentase 100% dengan keterangan seluruh siswa
tidak kompeten. Dan untuk semester II siswa yang mendapat nilai 70-79 sebanyak 21
siswa dengan persentase 64% dan sebagian lagi mendapat nilai 80-89 sebanyak 12
5
selebihnya belum kompeten. Lalu untuk tahun 2011-2012 untuk semester I dengan
jumlah siswa 34 orang, dan yang mendapat nilai 70-79 sebanyak 20 siswa dengan
persentase 59% dan yang mendapat nilai 80-89 sebanyak 14 siswa dengan persentase
41%. Maka siswa yang berkompetenhanya 14 siswa. Dan untuk semester II yang
mendapat nilai 70-79 sebanyak 25 siswa dengan persentase 74% dan yang mendapat
nilai 80-89 sebanyak 9 siswa dengan persentase 26%, maka siswa yang berkompeten
hanya 9 siswa.
Menurut siswa pelajaran menggambar teknik dasar adalah pelajaran yang sulit
dan membosankan. Hal ini dikarenakan pelajaran menggambar teknik dasar sering kali
disajikan guru dalam bentuk gambar-gambar abstrak yang sulit ditangkap oleh siswa.
Selain itu buku panduan yang dimiliki peserta didik masih kurang yaitu hanya satu buku
sebagai sumber belajar.
Mendesain suatu mata pelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan untuk
keperluan proses pembelajaran tentu bukanlah pekerjaan yang sederhana. Untuk
menghasilkan desain pembelajaran, seorang guru harus menguasai materi (content) dan
metode pembelajaran (teaching method). Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh
Sardiman (2007 : 48) bahwa “Mengajar adalah suatu aktifitas mengorganisasi dan
mengatur lingkungan dengan baik dan menghubungkan anak didik kedalam lingkungan
tersebut sehingga terjadi proses belajar-mengajar.” Namun ada kalanya guru terjebak
pada upaya menghabiskan materi pelajaran saja dan lupa pada kompetensi sebagai
6
Menurut Muhibbin dalam Dewi (2012:11) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar ada 2 yaitu:
1. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan
rohani siswa, kondisi fisik siswa juga turut menentukan hasil belajar siswa.
2. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar
siswa. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan
kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
Dari pendapat diatas dinyatakan bahwa salah satu yang mengakibatkan
menurunnya gairah belajar siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Binjai Kelas 1
Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Baton yaitu ketidak tepatan metode
pengajaran, menurut Hardjana (2005: 6), banyak metode pembelajaran yang
berkembang meliputi jigsaw, cooperative script, examples non examples, ceramah dan
lainnya. Berdasarkan pandangan peneliti metode yang relatif tetap menurut pemikiran
penulis yang berkaitan dengan mata pelajaran adalah metode exsamlpes dan non
exsamples dengan alasan agar siswa dapat memahami pelajaran lebih mudah dengan
diberikannya contoh-contoh gambar.
Dan Pemahaman tentang judul penelitian ini yang diambil dari define operasional yaitu:
1. Keaktifan Siswa
Keaktifan siswa adalah kemapuan secara fisik dan pemikiran dalam proses
pembelajaran dalam bentuk bertanya, menjawab, mengerjakan tugas dan memecahkan
7
2. Hasil Belajar Menggambar Teknik Dasar
Hasil belajar menggambar teknik dasar adalah skor pencapaian siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran mata pelajaran menggambar teknik dasar meliputi materi tentang
standart garis teknik, standart simbol material, dan skala gambar.
3. Metode Kooperatif TipeExample Non Example
Metode kooperatif tipeexample non example adalah kesempatan seluas-luasnya
kepada siswa untuk menemukan konsep pelajarannya sendiri melalui kegiatan
mendeskripsikan pemberian contoh-contoh gambar yang nyata yang dapat lebih
dipahami siswa dan lebih dimengerti terhadap materi yang sedang dipelajari. Melalui
langkah-langkah menyiapkan gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran,
menempelkan gambar di papan tulis, memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada
siswa untuk memperhatikan dan menganalisa gambar, lalu membuat kelompok untuk
mendiskusikan tentang permasalahan pada materi, dan menyimpulkan hasilnya.
Dengan memperhatikan pentingnya metode pembelajaran yang digunakan dalam
meningkatkan hasil belajar menggambar teknik dasar, maka penulis tertarik untuk
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat didentifikasi permasalahan
peneliti sebagai berikut:
1. Kurangnya Keaktifan siswa dalam mengikuti mata pelajaran menggambar
teknik dasar akibat metode pembelajaran yang digunakan guru.
2. Kurang sesuainya metode pengajaran yang diterapkan guru sehingga kurang
aktifnya siswa mengikuti mata pelajaran menggambar teknik dasar.
3. Nilai mata pelajaran menggambar teknik dasar pada siswa kelas 1 Program
Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 2 Binjaipada umumnya berada dibawah SKM.
4. Guru kurang mengenal metode pembelajaran kooperatif tipe example non
example.
C. Pembatasan Masalah
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dan terarah serta
meningkatkankemampuan penulis yang terbatas, maka perlu dilakukan pembatasan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Penelitian ini menerapkan metode pembelajaran Kooperatif tipe Example
Non Example dalam upaya untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
siswa kelas 1 Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 2 Binjai.
2. Materi yang diajarkan dalam penelitian dalam penelitian ini adalah mata
9
angka teknik, standart garis teknik, standart simbol material gambar teknik,
dan skala gambar teknik dan pemahaman dasar menggambar teknik dasar.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, maka permasalahan yang akan
diselesaikan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan
penerapan metode pembelajaran Kooperatif tipe Example Non Example pada
mata pelajaran menggambar teknik dasar?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
menggambar teknik dasar melalui penerapan metode pembelajaran
Kooperatif tipe example non example?
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka perlu tujuan penelitian agar dalam
pelaksanaannya tepat pada sasaran dan jelas arahnya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa besar keaktifan siswa dalam mata pelajaran
menggambar teknik dasar pada penerapan metode pembelajaran Kooperatif
tipe Example Non Example.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran menggambar teknik
dasarmelalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe example non
10
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah dapat menambah khasanah
ilmu pengetahuan atau mengembangkan wawasan baru dalam pembelajaran
menggambar teknik dasar dan sebagai masukan atau informasi bagi guru dalam
Metode pembelajaranKooperatif tipe Example Non Example khususnya
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
1) Sebagai informasi dalam penyususnan kebijakan peningkatan
kompetensi guru dalam penerapan metode Kooperatif tipe example
non example.
2) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Bagi Guru
Sebagai informasi tentang upaya peningkatan kompetensi belajar
siswa pada mata pelajaran menggambar teknik dasar dengan
menggunakan metode kooperatif tipe example non example.
c. Bagi siswa
1) Sebagai informasi belajar siswa melalui pemanfaatan model
pembelajaran kooperatif tipe example non example.
2) Memperjelas pemahaman siswa tentang menggambar teknik dasar
11
teknik, standart simbol material gambar teknik, dan skala gambar
teknik dan pemahaman dasar menggambar teknik dasar.
d. Bagi Peneliti
1) Bagi peneliti sebagai informasi pemahaman tentang metode
Kooperatif tipe example non example.
2) Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis untuk memahami tentang
79
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Rata-rata hasil Keaktifan belajar siswa setelah dilaksanakan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Example non example adalah mengalami peningkatan, yaitu
dari siklus I dengan rata-rata 72,90 meningkat menjadi 78,18 pada siklus kedua.
Oleh karena itu, penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Example non
example dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran
menggambar teknik dasar Kelas 1 Program Keahlian Konstruksi Batu dan
Beton Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Binjai Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Rata-rata hasil belajar siswa setelah dilaksanakan Pembelajaran Kooperatif
Tipe Example non example adalah mengalami peningkatan, yaitu dari siklus I
dengan rata-rata 74,34 meningkat menjadi 82,3 pada siklus kedua. Oleh karena
itu, penerapan Pembelajaran Kooperatif Type Example non example dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran menggambar teknik
dasar Kelas 1 Program Keahlian Konstruksi Batu dan Beton Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 2 Binjai Tahun Ajaran 2013/2014
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan penelitian diberikan implikasi
sebagai berikut :
Pertama : dengan telah diterimanya penerapan metode kooperatif tipe example
80
kooperatif tipe example non example dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran menggambar teknik dasar.
Kedua : dengan telah diterimanya penerapan metode kooperatif tipe example non
example dalam meningkatkan hasil belajar siswa, Maka jika digunakan metode
kooperatif tipe example non example dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran menggambar teknik dasar.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat diberikan kepada
pelaksanaan penerapan Pembelajaran Kooperatif Example non example adalah:
1. Diharapkan pada kepala sekolah dapat menerapkan teknik-teknik dalam
metode kooperatif tipe example non example agar dapat memberikan
perubahan yang baik untuk kegiatan belajar mengajar di kelas dalam mata
pelajaran menggambar teknik dasar kelas 1 SMK negeri 2 binjai.
2. Diharapkan pada guru mata pelajaran Menggambar teknik dasar agar dapat
menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe example non example untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
3. Diharapkan pada siswa agar dapat memahami metode ini agar keaktifan dan
hasil belajar siswa dapat meningkat dan siswa harus lebih cerdas dan serius
dalam memahami mata pelajaran menggambar teknik dasar.
4. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dalam penerapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe example non example ini menggunakan standar kompetensi
yang berbeda, media belajar yang lengkap sehingga keaktifan dan hasil belajar
DAFTAR PUSTAKA Admin. 2010, Pengertian Model Example Non Example (online),
Http:// www.papantulisku.com (diakses 7 Januari 2014)
Andreas Priyono, 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta, Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi 1995, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :Bumi Aksara
Arikunto,2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta, BumiAksara
Arikunto, Suharsini. 1995. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. 2003. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdiknas
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: Semarang press
Dimyati&Hamalik. 2002. Definisi Hasil Belajar.
Http://ahlidefinisi.blogspot.com/2012/01/definisi-hasilbelajar.html
Dimyati dan Mudjiono 2006.Belajar dan Pembelajaran.PT Rineka Cipta. Jakarta
(diakses pada 20 november 2013)
Hamalik, Oemar. 2010. Prinsip-Prinsip Belajar Untuk Mengajar. Bandung: Usaha Nasional
Haryanto, 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta http://www.slideshare.net/drex991/penelitiantindakankelas
http://www.slideshare.net/drex991/daftar-pustaka-catatan-kaki-kutipan
Istarani, 58 Model Pembelajaran Inovatif. 2012
Miftahul Huda,M.Pd, Cooperatif Learning, Pustaka Pelajar,2011
Purwanto, Gandung. 2002. Menggambar Teknik Dasar, Yogyakarta, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Departement Pendidikan dan Kebudayaan
Purwanto.2008. Evaluasi hasil belajar. Surakarta, Pustaka Pelajar
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta
Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta, Raja Grafindo Persada