• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan 1. Penelitian dengan Judul “Kosakata Busana pada Rubrik Busana sebagai Materi - ISMAH NURHUDANI BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan 1. Penelitian dengan Judul “Kosakata Busana pada Rubrik Busana sebagai Materi - ISMAH NURHUDANI BAB II"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Relevan

1. Penelitian dengan Judul “Kosakata Busana pada Rubrik Busana sebagai Materi Pelajaran Kosakata Bahasa Indonesia di Sekolah Kejuruanoleh Aminah Adnan Tahun 2003

Skripsi tersebut mendeskripsikan jenis kosakata yang meliputi kosakata umum, kosakata khusus, kosakata aktif, kosakata pasif, kosakata asli dan kosakata serapan. Kemudian mengenai makna kata, jenis makna kata yang meliputi makna konotatif, makna denotatif, makna leksikal, makna gramatikal, makna lugas dan makna kias pada rubrik Busana sebagai Materi Pelajaran Kosakata Bahasa Indonesia di Sekolah Kejuruan. Data yang digunakan adalah kosakata busana pada rubrik Busana sebagai Materi Pelajaran Kosakata Bahasa Indonesia di Sekolah Kejuruan. Selain itu digunakan

teori jenis busana, meliputi busana rumah, busana kerja, busana pesta, busana rekreasi dan busana olahraga. Sumber data yang digunakan adalah media cetak majalah Kartini, yaitu kosakata pada rubrik busana majalah Kartini nomor 2015,2019, 2023, 2030, 2033, 2036, 2037, 2039, 2041, 2047, 2049, 2052, 2067, 2068, 2069, 2070, 2071, dan 2072, tanggal 27 Juli 2000 sampai dengan tanggal 31 Oktober 2002. Pengumpulan data menggunakan teknik simak bebas libat cakap atau teknik SBLC. Untuk menyediakan data tulis digunakan metode pustaka

(2)

7

data penelitian Aminah Adnan adalah kosakata busana pada rubrik Busana sebagai Materi Pelajaran Kosakata Bahasa Indonesia di Sekolah Kejuruan.

2. Penelitian dengan JudulAnalisis Gilir Tutur pada Acara Talkshow Hitam Putih yang Ditayangkan Trans7” oleh Indah Februani Tahun 2013

Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan gilir tutur pada tayangan acara talk show “Hitam Putih” di Trans7. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menguraikan atau mendeskripsikan serta memaparkan data yang kemudian dilanjutkan dengan penganalisisan. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tuturan dari para peserta percakapan acara talk show “Hitam Putih” yang ditayangkan di Trans7. Tuturan yang diambil berupa cara memperoleh gilir tutur dengan cara memperoleh, mencuri, merebut, mengganti, menciptakan dan melanjutkan dari tayangan talk show “Hitam Putih” edisi on the weekend pada Mei tanggal 6,17,20, 27 tahun 2012. Sumber data

dalam penelitian ini diambil dari acara talk show “Hitam Putih”.

Persamaan penelitian Indah dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada jenis penelitian yang digunakan, yaitu sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sedangkan perbedaannya terletak pada data dan sumber data. Data yang digunakan peneliti berupa kosakata pada ungkapan gaya hidup dalam wacana acara “Orang Pinggitan” di Trans7 episode Maret 2014, sedangkan penelitian

terdahulu menggunakan data tuturan dari para peserta pada percakapan acara talk show “Hitam Putih” di Trans7. Sumber data yang digunakan peneliti berupa wacana ungkapan

gaya hidup dalam acara “Orang Pinggiran” episode Maret 2014, yang tayang pada hari

(3)

8

B. Kosakata

1. Pengertian Kosakata

Kosakata menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007: 499) adalah perbendaharaan kata. Kosakata adalah semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa. Banyaknya kata tidak dapat disebutkan jumlahnya dengan pasti, karena kata-kata itu merupakan bagian dari sistem bahasa yang rentan terhadap perubahan dan perkembangan sosial budaya masyarakat, sehingga jumlahnya sewaktu-waktu dapat bertambah maupun berkurang (Chaer, 2007: 6-7). Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat Soedjito (1992: 24) kosakata atau perbendaharaan kata adalah semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa, kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara atau penulis, kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan dan daftar kata yang disusun seperti kamus serta penjelasan secara singkat dan praktis.

Kualitas penguasaan kosakata seseorang akan mempengaruhi empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Hal ini menandai bahwa penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap keterampilan berbahasa seseorang karena ide-ide seseorang tak akan mungkin dapat disampaikan tanpa melalui kata-kata. Penguasaan kosakata merupakan salah satu syarat utama yang menentukan keberhasilan seseorang untuk terampil berbahasa. Semakin banyak kosakata yang dimiliki seseorang semakin mudah pula ia menyampaikan dan menerima informasi, baik secara lisan maupun tulisan. Tarigan (2008: 2) menjelaskan, penguasaan kosakata sangat diperlukan dalam setiap keterampilan berbahasa, baik itu menyimak, berbicara, membaca, maupun menulis.

(4)

9

tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Penguasaan kosakata sangat diperlukan dalam setiap keterampilan bahasa. Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap sangat penting, baik dalam proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai. Murid sekolah banyak diajarkan kata-kata baru sebagai bagian dari mata pelajaran tertentu dan banyak orang dewasa yang menganggap pembentukan kosakata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan edukatif. Semakin banyak kosakata yang dimiliki seseorang semakin mudah dia menyampaikan dan menerima informasi, baik secara lisan maupun tulisan.

2. Jenis-Jenis Kosakata

Setiap kata mengandung makna dan mempunyai peran di dalam pelaksanaan bahasa. Konsep dan peran yang dimiliki sesuai dengan jenis atau macam dari kata-kata tersebut serta penggunaannya di dalam kalimat. Chaer (2007: 86) menggolongkan kata-kata dalam beberapa jenis sesuai konsep makna yang dimiliki atau peran yang harus dilakukan. Jenis-jenis kosakata tersebut meliputi kata benda, kata ganti, kata kerja, kata sifat, kata sapaan, kata penunjuk, kata bilangan, kata penyangkal, kata depan, kata penghubung, kata keterangan, kata tanya, kata seru, kata sandang, dan kata partikel. Sedangkan menurut Tarigan (1994: 447) jenis kosakata meliputi: kosakata dasar, kosakata aktif dan pasif, kosakata umum dan khusus, kosakata asli dan serapan. Menurut Redaksi Transmedia (2010: 37) kosakata meliputi kosakata baku dan nonbaku. Secara umum, kosakata meliputi: kosakata umum dan khusus, kosakata baku dan nonbaku, kosakata asli dan serapan.

(5)

10

akan menjabarkan jenis-jenis kosakata secara umum. Jenis-jenis kosakata tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

a. Kosakata Umum dan Khusus

Menurut Tarigan (1994: 449), kosakata umum adalah kosakata yang sudah meluas ruang lingkup pemakaiannya dan dapat menaungi berbagai hal, sedangkan kosakata khusus adalah kata tertentu, sempit, dan terbatas dalam pemakaiannya. Menurut Hurlock (1978: 187), kosakata umum terdiri atas kata yang dapat digunakan dalam berbagai situasi yang berbeda, sedangkan kosakata khusus terdiri atas kata dan arti spesifik yang hanya digunakan pada situasi tertentu. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kosakata umum adalah kata yang memiliki ruang lingkup makna luas, sedangkan kosakata khusus adalah kata yang memiliki ruang lingkup makna sempit atau terbatas. Sebagai contoh dapat tergambar dari tabel 2.3 berikut:

(6)

11

secara khusus dapat dipahami sebagai kata yang secara sosial lebih disenangi pemakaiannya, terlebih bagi mereka yang dianggap berpendidikan disekitar masyarakat bahasa ( pelajar dan mahasiswa). Kata baku juga digunakan dalam bahasa baku dengan konteks ragam bahasa yang berpendidikan. Sedangkan kata nonbaku adalah kata yang digunakan dalam berbicara dan menulis yang berbeda pelafalan, tatabahasa, dan kosakatanya dari kata baku. Singkatnya, kata tidak baku dapat dipahami sebagai kata-kata atau ungkapan yang tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya, yang umumnya dipakai dalam percakapan atau tulisan tidak resmi.

Menurut pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kata baku dan nonbaku hanyalah istilah yang dipakai guna mempermudah memahami kaidah-kaidah yang biasa digunakan dalam masyarakat, baik secara umum maupun khusus. Kata baku dan nonbaku bukanlah pembahasan mengenai kata benar atau kata tidak benar. Dengan kata lain, kata baku tidak berarti kata yang benar pemakaiannya, sedang kata tidak baku adalah kata yang salah atau tidak boleh digunakan. Transmedia (2010: 38) memberikan beberapa contoh kosakata baku dan nonbaku sebagai berikut:

Tabel 2.2 Kosakata Baku dan Nonbaku

Kosakata Baku Kosakata Nonbaku

Cabai Cabe

Camilan Cemilan

Dengan Sama

Mengapa Kenapa

Tidak Enggak

c. Kosakata Asli dan Serapan

(7)

12

Kridalaksana (2011: 112) menamakannya kata pinjaman yaitu kata yang dipinjam dari bahasa lain dan kemudian sedikit banyaknya disesuaikan dengan kaidah bahasa sendiri. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa lain yang masuk ke dalam bahasa Indonesia akibat terjadinya kontak antar bahasa. Kontak tersebut menimbulkan serapan kata yang bermakna. Dalam bahasa Indonesia jika tidak ditemukan istilah yang tepat, maka bahasa asing dapat dijadikan sebagai sumber peristilahan Indonesia. Dari kosakata bahasa asing tersebut dibentuk istilah baru dengan cara menerjemahkan atau menyerap istilah asing.

C. Makna Kata

1. Pengertian Makna Kata

(8)

13

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa makna kata adalah arti yang mengandung maksud dan tujuan. Makna juuga merupakan konsep, ide atau pikiran, maka dapat dikatakan bahwa bahasa mempunyai makna. Semua hal yang ditunjuk oleh para pemakai bahasa mengandung makna sehingga mereka dapat saling mengerti akan maksud dari tujuan tersebut. Makna merupakan pengertian yang diberikan pada suatu bentuk kebahasaan. Makna sebuah kata didasarkan pada kesepakatan dari pemakainya sehingga dapat saling dimengerti.

2. Jenis-Jenis Makna Kata

Chaer (1994: 289-296) membagi makna kata menjadi beberapa jenis antara lain: makna leksikal, gramatikal, kontekstual, referensial dan nonreferensial, denotatif, konotatif, konseptual, asosiatif, kata idiom serta makna peribahasa. Sedangkan Djajasudarma (2009: 7) membagi makna kedalam 12 jenis antara lain: Makna sempit, luas, kognitif, konotatif dan emotif, referensial, konstruksi, leksikal dan gramatikal, idesional, proposisi, pusat, piktorial, dan makna idiomatik. Secara umum, makna kata meliputi: Makna denotatif dan makna konotatif. Berdasarkan uraian tersebut, pada kesempatan kali ini peneliti akan membahas dua jenis makna kata yaitu makna denotatif dan konotatif. Kedua makna tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

a. Makna Denotatif

(9)

14

menyatakan bahwa makna denotatif suatu kata merupakan makna yang wajar, yang asli, yang muncul pertama, yang diketahui pada mulanya, atau makna yang sesuai pada kenyataan (sebenarnya). Dengan demikian dapat disimpulkan makna denotatif adalah makna sebenarnya yang tidak mengalami perubahan atau penambahan makna. Contoh:

(1) Rani sedang makan pisang goreng. (2) Kaki ayah terjepit pintu.

Pada contoh kalimat (1) mengandung makna yang sebenarnya, yaitu Rani sedang memakan pisang yang digoreng menggunakan minyak goreng. Kemudian makna

sebenarnya yang timbul dari contoh (2) adalah kaki (anggota tubuh bagian bawah yang digunakan untuk berjalan) ayah terjepit pintu.

b. Makna Konotatif

(10)

15

apabila mendengar atau membaca kata tersebut. Timbulnya rasa senang karena kata tersebut memiliki nilai rasa yang menyenangkan (positif), timbulnya rasa tidak senang karena kata tersebut memiliki nilai rasa yang tidak menyenangkan (negatif). Contoh:

(3) Rani makan hati karena tingkah laku suaminya. (4) Kimi terkenal sebagai kutu buku di sekolahnya.

Kata makan hati pada contoh (3) merupakan makna kiasan yang mempunyai arti tersiksa hati dan pikiran karena kelakuan suaminya yang kurang baik. Sedangkan kata kutu buku merupakan kiasan dari orang yang sangat rajin membaca dan sering terlihat

membaca buku. Dengan demikian dapat disimpulkan makna konotatif adalah makna suatu kata yang berdasarkan perasaan (nilai rasa) atau pikiran seseorang yang melakukan perubahan atau penambahan makna. Makna konotatif merupakan nilai rasa yang ditambahkan pada kata-kata yang bersangkutam.

D. Wacana

1. Pengertian Wacana

(11)

16

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa wacana adalah satuan gramatikal tertinggi atau terbesar yang dinyatakan dalam bentuk karangan utuh (novel, buku, seri ensiklopedi). Wacana bukan hanya mencakup percakapan atau obrolan, tetapi juga pembicaraan di muka umum, tulisan, serta upaya-upaya formal seperti laporan ilmiah dan sandiwara lakon. Wacana juga merupakan satuan bahasa yang terlengkap, yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau laporan yang utuh, paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap. Wacana bersifat komunikatif, interpretatif dan kontekstual.

2. Jenis-Jenis Wacana

(12)

17

a. Berdasarkan Media Penyampaiannya

Menurut Mulyana (2005: 51-52) berdasarkan media penyampaiannya. Wacana dapat digolongkan menjadi dua, yaitu wacana tulis dan lisan. Wacana tulis yaitu jenis wacana yang yang disampaikan melalui tulisan. Wacana lisan yaitu wacana yang disampaikan secara lisan atau langsung dengan bahasa verbal. Selanjutnya akan dipaparkan secara lebih jelas mengenai wacana tulis dan wacana lisan.

1) Wacana tulis yaitu jenis wacana yang disampaikan melalui tulisan. Berbagai bentuk wacana sebenarnya dapat dipresentasikan atau direalisasikan melalui tulisan karena tulisan merupakan media yang sangat efektif dan efisien untuk menyampaikan gagasan, wawasan, ilmu pengetahuan atau apapun yang dapat mewakili kreativitas manusia. Wacana tulis sering dipertukarkan maknanya dengan teks atau naskah. Kedua istilah tersebut kurang mendapat tempat dalam kajian wacana. Apalagi, istilah teks atau naskah tampaknya berorientasi pada huruf, sedangkan gambar tidak termasuk di dalamnya.

2) Wacana lisan yaitu jenis wacana yang disampaikan secara lisan atau langsung dengan bahasa verbal. Jenis wacana ini sering disebut sebagai tuturan atau ujaran. Adanya kenyataan bahwa pada dasarnya bahasa pertama kali lahir melalui mulut atau lisan. Oleh karena itu, wacana yang utama, primer dan sebenarnya adalah wacana lisan. Wacana lisan meliliki beberapa kelebihan yaitu, bersifat alami dan langsung, mengandung unsur-unsur prosodi bahasa, memiliki sifat suprasentensial dan berlatar belakang konteks situasional.

b. Berdasarkan Tujuannya

(13)

18

argumentasi. Wacana narasi mengisahkan suatu kejadian berdasarkan urutan waktu. Wacana deskripsi wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri objek itu. Wacana eksposisi menginformasikan tentang sesuatu sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Wacana persuasi membujuk pembaca agar mau berbuat sesuai dengan keinginan penulisnya. Wacana argumentasi meyakinkan pembaca agar mau mengubah pandangan kemudian mengikuti pandangan penulis. Wacana dalam acara “Orang Pinggiran” merupakan wacana deskripsi karena menceritakan suatu objek dengan gambaran mengenai keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar atau merasakan hal tersebut.

E. Wacana “Orang Pinggiran” di Trans7

Orang pinggiran merupakan program acara semi dokumenter yang mengulas tentang perjuangan orang pinggiran untuk dapat bertahan hidup meskipun kehidupan mereka terus terkikis oleh perkembangan zaman. Motivasi dan semangat mereka dalam mengatasi berbagai halangan demi memenuhi kebutuhan hidup walaupun dengan keterbatasan dan ketertinggalan menjadi inspirasi bagi penonton. Orang pinggiran adalah program tayangan yang menyentuh sisi humanis dan jiwa sosial penontonnya. Tayangan ini ditayangkan setiap hari Kamis dengan durasi 45 menit, pukul 17.15 – 18.00 WIB. Pada tayangan ini penonton diajak untuk larut dalam lika-liku perjuangan manusia hanya untuk sekedar bertahan hidup (anak-negeri.blogspot.com).

(14)

19

menyurutkan semangat mereka untuk mencari nafkah demi sesuap nasi. Kesulitan hidup mereka masih ditambah dengan adanya anggota keluarga yang menderita sakit menahun atau beban kebutuhan primer lainnya seperti biaya pendidikan bagi anak. Selain itu, masalah sandang, pangan dan papan juga kerap dipaparkan dalam tayangan tersebut. Seperti yang terjadi pada episode “Rindu di Ujung Senja” yang tayang pada tanggal 13

Maret 2014. Tayangan tersebut menceritakan tentang kehidupan seorang nenek bernama Pinah yang tidak mempunyai anak dan hidup dengan menjual garam. Ia menjual garamnya dengan harga yang begitu murah dan harus berkeliling kampung supaya garam jualannya habis. Pinah menjual garam untuk bertahan hidup walaupun garam hasil olahannya sudah kalah saing dengan dengan garam hasil olahan industri. Kemudian episode “Persembahan Hidup untuk Biyung” yang tayang pada tanggal 20 Maret 2014.

Tayangan tersebut bercerita tentang kehidupan seorang anak bernama Andri yang hidup bersama neneknya yang bernama Diyem dari kecil. Ibu dan ayahnya bercerai ketika Andri masih dalam kandungan, kemudian ibunya meninggal saat melahirkan Andri. Andri hidup bersama neneknya dari lahir. Sejak kelas 5 SD Andri menggantungkan hidupnya untuk bekerja di industri kerupuk rambak demi mencari nafkah untuk menghidupi dirinya dan neneknya.

Kedua episode tersebut banyak mengandung kosakata dan makna kata sebagai ungkapan gaya hidup. Selain itu pada episode Rindu di Ujung Senja dan Persembahan Hidup untuk Biyung dapat dijadikan cerminan hidup bahwa betapa di era globalisasi

seperti sekarang masih terdapat sederetan kaum marjinal ditengah ganasnya arus globalisasi. Mereka orang pinggiran bukan lantas untuk dipinggirkan.

Trans7 adalah salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Trans7 berada

(15)

20

yang berdiri pada 2 Maret 2000. Keberadaan TV7 telah diumumkan dalam berita negara nomor 8687 sebagai PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Kemudian dengan adanya kerjasama strategis antara para group dan kelompok Kompas Gramedia (KKG) pada tanggal 4 Agustus 2006, lahirlah Trans7. Pada 15 Desember 2006 dilakukan re-launching dan tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari lahirnya Trans7. Stasiun televisi

ini menyajikan tayangan yang menomorsatukan kecerdasan, ketajaman, kehangatan, kepribadian yang aktif serta penuh hiburan. Trans7 diharapkan menjadi televisi yang maju dengan program yang bersifat informatif, kreatif, dan inovatif.

F. Gaya Hidup

Gaya hidup menurut Engel (1994: 399) adalah pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup adalah hasil dari jajaran total ekonomi budaya, kekuatan kehidupan sosial yang menyokong kualitas manusia seseorang. Sedangkan Sutisna (2003: 145) mengemukakan gaya hidup didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (pendapat) dan mengelompokkan dalam tabel 2.3 berikut:

Tabel 2.3 Gaya Hidup

Aktivitas Ketertarikan ( Interests ) Opini

Bekerja Pekerjaan Bisnis

Peristiwa Sosial Makanan Budaya

(Sutisna, 2003: 145)

Berdasarkan tabel 2.3 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Bekerja

(16)

21

melakukan sesuatu pekerjaan (perbuatan) atau berbuat sesuatu. Dengan demikian bekerja

merupakan aktivitas fisik maupun pikiran dalam mengerjakan atau nmenyelesaikan

sesuatu. Dalam bekerja ada aturan sesuai dengan kriteria prosedur maupun aturan

tertentu. Manusia perlu bekerja untuk mempertahankan hidupnya. Dengan bekerja

seseorang dapat menghasilkan uang. Uang yang diperoleh dari hasil bekerja tersebut

digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

2. Peristiwa Sosial

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007: 811) peristiwa

adalah kejadian atau hal luar biasa yang benar-benar terjadi. Sedangkan sosial menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007: 1189) adalah sesuatu yang berkenaan

dengan masyarakat. Dengan demikian peristiwa sosial adalah peristiwa yang lebih

menitik beratkan pada kehidupan manusia (hubungan antar manusia). Peristiwa sosial

yang terjadi atau timbul yang dapat disebabkan oleh peristiwa-peristiwa lainnya yang

mengakibatkan terjadinya perubahan sosial. Juga dapat disimpulkan peristiwa sosial

merupakan kejadian-kejadian yang ada dimasyarakat.

3. Pekerjaan

Pekerjaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007: 554)

pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan, dsb), tugas kewajiban

atau perbuatan. Dengan demikian pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan oleh manusia

untuk tujuan tertentu. Ada pekerjaan yang menghasilkan barang dan ada pula yang

menyediakan jasa. Pekerjaan menghasilkan barang dapat dilihat hasilnya. Adapun

(17)

22

4. Makanan

Makanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007: 699)

adalah segala sesuatu yang dapat dimakan (lauk pauk, kue dan lain-lain). Segala bahan

yang kita makan atau masuk ke dalam tubuh yang membentuk jaringan tubuh,

memberikan tenaga dan mengatur semua proses dalam tubuh. Dengan demikian makanan

adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan dan setelah dicerna serta

diserap oleh tubuh akan berguna bagi kesehatan dan kelangsungan hidup. Makanan yang

dibutuhkan manusia biasanya diperoleh dari hasil bertani atau berkebun yang meliputi

sumber hewan dan tumbuhan. Pada umumnya bahan makanan mengandung beberapa

unsur atau senyawa seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, enzim, pigmen dan

lain-lain.

5. Bisnis

Bisnis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007: 150) adalah

usaha komersial dalam dunia perdagangan, bidang usaha atau usaha dagang. Dengan

demikian bisnis merupakan usaha menjual barang atau jasa yang dilakukan oleh

perorangan, sekelompok orang atau organisasi kepada konsumen (masyarakat) dengan

tujuan utamanya adalah memperoleh keuntungan. Pada dasarnya, kita melakukan bisnis

adalah untuk memperoleh laba atau keuntungan. Untuk memulai suatu bisnis, semua

orang dapat melakukan bisnis, termasuk mahasiswa atau pelajar.

6. Budaya

Budaya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007: 222) adalah

pikiran atau akal budi. Dengan demikian budaya merupakan suatu cara hidup yang

(18)

23

ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan

politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan dan karya seni. Budaya bagian tak

terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya

diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang

yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa

budaya itu dipelajari.

Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia. Gaya hidup masyarakat akan berbeda dengan masyarakat yang lainnya, bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Hal ini sangat dipengaruhi dengan budaya dan globalisasi suatu masyarakat.

(19)

24

G. Bahasa terhadap Gaya Hidup

Menurut Depdiknas (2007: 207), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri, budi bahasa atau perangai serta tutur kata menunjukkan sifat serta tabiat seseorang (baik buruk kelakuan menunjukkan tinggi rendah asal atau keturunan). Bahasa ada hubungan dengan tingkatan sosial di dalam masyarakat. Adanya tingkatan masyarakat dapat dilihat dari dua segi: pertama, dari segi kebangsawanan, dan kedua, dari kedudukan sosial yang ditandai dengan tingkatan pendidikan dan keadaan perekonomian (gaya hidup) yang dimiliki (Abdul Chaer, 2004: 39). Berdasarkan uraian tersebut, jika mengacu kepada bahasa seseorang, maka dalam hubungan dengan orang menurut kekuasaan dan solidaritas dapat dipandang sebagai cara untuk menempatkan seseorang pembicara dalam dunia sosialnya (gaya hidup) ketika mereka berbicara dan bahasa berkaitan dengan gaya hidup seseorang.

H. Kerangka Pikir

(20)

25

(21)

27

Bagan 1. Kerangka Berpikir

Kajian kosaka dan makna sebagai ungkapan gaya hidup dalam wacana “ Orang Pinggiran” Episode 13 dan 20 Maret 2014 di Trans 7

Gambar

Tabel 2.1 Kosakata Umum dan Khusus
Tabel 2.2 Kosakata Baku dan Nonbaku
Tabel 2.3 Gaya Hidup

Referensi

Dokumen terkait

The Application Of The English Past Tenses Knowledge To Recount Texts Of Writing I Students Of The English Education Study Program of Widya Mandala Catholic

Tabel 3.61 Desain Test Case Laporan Total Gaji Karyawan Per Kebun

Selain tipe kelapa Dalam dan Genjah, beberapa jenis kelapa yang dianggap unik adalah (1) kelapa Hibrida, adalah jenis kelapa hasil persilangan antara tipe kelapa Genjah dan

Pada penelitian ini dibuat sebuah model pengering dengan tenaga surya dengan panjang 150 cm, lebar 100 cm, tebal 20 cm, (2)Kotak kolektor, dengan ukuran 100 cm x 100 cm yang

Pada seleksi dan karakterisasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa dari 36 isolat bakteri asam laktat, hanya 7 isolat yang termasuk ke dalam genus

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Evaluasi Masalahan

Berdasarkan dari subtansi latar belakang diatas, maka secara spesifik akan dibahas dan ditinjau secara empiris mengenai kondisi penggunaan utang atau struktur

129 2.Uji Linieritas Iklim (X2)Organisasi Terhadap Produktivitas Sekolah (Y)... Uji Linierias data Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Iklim Organisasi