• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 15 MEDAN T.P 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 15 MEDAN T.P 2014/2015."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor Di kelas X Semester II SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015”, diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Eidi Sihombing, M.S selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Sondang R Manurung, M.Pd, Ibu Drs. Ida Wahyuni, M.Pd, dan Bapak Mukti Hamjah Harahap S.Si, M.Si sebagai penguji 1, 2, dan 3 yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Kepada Bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan, saran serta dukungan moril dimulai dari diterimanya penulis di Jurusan Fisika ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Drs. Darwin Siregar, M.Pd sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 15 Medan yang telah memberikan izin penelitian di sekolah yang dipimpin dan bapak Drs. Lasker Silalahi sebagai guru mata pelajaran fisika SMA Negeri 15 Medan yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

(3)

v

kepada teman-teman di kelas Fisika Dik A 2011 dan teman-teman seperjuangan PPLT 2011 SMPN 2 Lumban Julu, dan TRIPLET, terimakasih atas dukungan dan semangat yang telah kalian berikan.

Seperti kata pepatah “Tiada Gading Yang Tak Retak”. Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini mampu bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2015

Penulis,

Gressy D Sihombing

(4)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

SUHU DAN KALOR DI KELAS X AEMESTER II SMA NEGERI 15 MEDAN

T.P. 2014/2015

GRESSY D SIHOMBING (NIM. 4113121022)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan bagaimana aktivitas siswa selama menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X Semester II SMA Negeri 15 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015

Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan design Two group pretest-posttest design dengan populasi seluruh siswa kelas X semester II SMA Negeri 15 Medan yang terdiri dari 10 kelas dengan sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu kelas X-10 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan jumlah siswa 35 orang dan kelas X-9 sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dengan jumlah siswa 35 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar siswa dalam bentuk essay sebanyak 8 soal yang telah divalidasi.

Nilai rata-rata pretest kelas eksperimen adalah 7,24 dan nilai rata-rata pretest kelas kontrol adalah 6,92 kemudian dilakukan uji normalitas dan homogenitas, sehingga dari hasil tersebut disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan homogen, dengan demikian telah terpenuhi persayaratan untuk melakukan uji t dua pihak. Uji t menunjukkan -ttabel < thitung < ttabel (-1,99 < 0,34<1,99) dimana Ho diterima, yang berarti kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing, sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan model konvensional, kemudian dilakukan posttest dan diperoleh nilai rata-rata pada kelas eksperimen 47,56 dan nilai rata-rata posttest kelas kontrol adalah 41,95 kemudian dilakukan uji normalitas dan homogenitas, sehingga hasil tersebut disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,37 > 1,67 pada taraf signifikansi α = 0,05 dan dk = 68, dengan demikian Ha diterima, yang berarti ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 15 Medan T.P 2014/2015. Pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata aktivitas siswa dari pertemuan I s/d III sebesar 70,10 dengan kategori cukup aktif.

(5)

vi

2.1.1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar... 8

2.1.2. Aktivitas Belajar...10

2.1.3. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri... 11

2.1.4. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing... 14

2.1.5. Model Pembelajaran Konvensional... 16

2.1.6. Materi Pembelajaran... 18

2.2. Penelitian yang Relevan... 27

2.3. Kerangka Konseptual... 28

(6)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian... 30

3.2. Populasi dan Sampling... 30

3.3. Variabel Penelitian... 30

3.4. Desain Penelitian... 31

3.5. Instrumen atau Alat Pengumpulan... 32

3.6. Uji Validitas Tes ... 33

3.7. Prosedur Penelitian... 34

3.8. Teknik Analisis Data... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian... 41

4.1.1. Data Hasil Penelitian... 41

4.1.2. Uji Persyaratan Analisis Data... 43

4.1.3. Uji Hipotesis Data... 44

4.1.4. Observasi... 45

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 51

5.2. Saran... 51

DAFTAR PUSTAKA... 52

(7)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing... 15

Tabel 2.2. Koefisien Muai Termal Beberapa Bahan... 21

Tabel 2.3. Koefisien Muai Termal Beberapa Zat... 22

Tabel 2.4. Penelitian yang Relevan...27

Tabel 3.1. Desai Penelitian (Two Group Pretes-Postes Design)... 31

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Materi Pokok Suhu Dan Kalor... 32

Tabel 3.3. Kategori Kemampuan Siswa... 33

Tabel 3.4. Kategori Kemampuan Siswa... 40

Tabel 4.1. Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 41

Tabel 4.2. Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 42

Tabel 4.3. Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...43

Tabel 4.4. Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 44

Tabel 4.5. Ringkasan Perhitungan Uji t... 45

Tabel 4.6. Nilai Pretes, Nilai Postes dan Nilai Aktivitas Kelompok... 46

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Partikel bergerak dalam tiga kemungkinan gerak... 18

Gambar 2.2. Gambar Termometer... 19

Gambar 2.3. Skema perubahan wujud zat... 24

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian... 35

Gambar 4.1. Diagram batang data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol... 42

Gambar 4.2. Diagram batang data poste kelas eksperimen dan kelas kontrol...43

Gambar 4.3. Diagram batang data aktivitas kelas eksperimen... 45

Gambar 4.4. Diagram batang kategori nilai dan aktivitas siswa kelas eksperimen...47

(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1... 54

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2... 64

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3... 75

Lampiran 4 Lembar Kegiatan Siswa 1... 85

Lampiran 5 Lembar Kegiatan Siswa 2... 88

Lampiran 6 Lembar Kegiatan Siswa 3... 92

Lampiran 7 Soal Tes Hasil Belajara Pada Materi Suhu Dan Kalor... 96

Lampiran 8 Kisi-kisi Tes Pada Materi Suhu dan Kalor... 98

Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa... 105

Lampiran 10 Data Hasil Belajar Siswa... 108

Lampiran 11 Tabulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen... 110

Lampiran 12 Nilai Siswa pada Postes Berdasarkan Taksonomi Bloom... 112

Lampiran 13 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians pada Pretes... 115

Lampiran 14 Uji Normalitas dan Homogenitas Data Nilai Pretes... 116

Lampiran 15 Analisis Kemampuan Awal... 120

Lampiran 16 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians pada Postes... 121

Lampiran 17 Uji Normalitas dan Homogenitas Data Nilai Postes... 122

Lampiran 18 Uji Hipotesis... 126

Lampiran 19 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Liliefors... 128

Lampiran 20 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t... 129

Lampiran 21 Tabel Wilayah di Bawah Kurva Normal 0 ke z... 130

Lampiran 22 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F... 131

Lampiran 23 Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen... 133

Lampiran 24 Analisis Aktivitas Kelas Eksperimen... 145

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah investasi manusia memperoleh pengakuan dari banyak kalangan ahli. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM sangat bergantung pada kualitas pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa karena berhasilnya pembangunan di bidang pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap pembangunan di bidang yang lainnya. Jika tidak mampu mengembangkan SDM, suatu bangsa tidak akan dapat membangun negaranya. Oleh karena itu, pengembangan dan pembangunan SDM merupakan salah satu syarat yang penting bagi pembangunan (Kunandar, 2007:10).

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan dewasa ini adalah masih rendah daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri. Dalam arti yang lebih substansional, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya (Trianto, 2011:5).

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP,2012), pendidikan yang berkualitas merupakan hasil dari proses pendidikan yang di dalamnya terjadi interaksi secara optimal, efektif, dan efisien antara komponen – komponen pendidikan. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembangunan sebagai penerus bangsa maka pendidikan harus berkualitas. Idealnya pendidikan yang

berkualitas mampu untuk mendorong semangat invention (penemuan hal-hal

baru) dan semangat inovasi (melakukan perubahan yang positif). Jika komponen pendidikan berkualitas maka pendidikan pun akan berkualitas.

(11)

2

dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien (Rusman, 2012: 4).

Fisika merupakan salah satu cabang sains, yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa menjelajahi dan memahami konsep fisika. Dalam proses pembelajaran, siswa dituntut harus lebih aktif yang artinya konsep pembelajaran yang digunakan guru harus memusatkan pada aktifitas siswa. Pemahaman yang benar akan pelajaran fisika akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Akan tetapi, fakta dilapangan menunjukkan bahwa aktivitas belajar fisika siswa masih kurang atau tidak sesuai dengan yang diharapkan (Rachman dkk., 2012:300).

Kenyataan tersebut tampak berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di SMA Negeri 15 Medan kepada guru mata pelajaran Fisika, diperoleh data bahwa 67,5% siswa memiliki nilai pelajaran fisika di bawah KKM. Hal ini relevan dengan data yang diperoleh dari angket yang diberikan kepada 40 siswa. Sebanyak 32,5% (13 orang siswa) berpendapat fisika adalah pelajaran yang sulit dipahami dan kurang menarik, 47,5 % (29 orang siswa) berpendapat fisika biasa – biasa saja, dan hanya 20% (8 orang siswa) yang berpendapat fisika mudah dan menyenangkan.

Faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa berdasarkan wawancara kepada guru fisika dan penyebaran angket pada salah satu kelas X,

yaitu metode dan model pembelajaran fisika kurang bervariasi. Dalam

(12)

satu-satunya penyedia informasi dan pembelajaran masih berpusat kepada guru. Keaktifan dan keterlibatan siswa juga masih kurang. Ketika guru mengajukan pertanyaan, siswa yang menjawab pertanyaan guru cenderung didominasi oleh beberapa orang saja. Hal ini disebabkan karena kurangnya minat belajar siswa dalam mempelajari pelajaran fisika. Selain itu tidak adanya kerja sama antara siswa yang berkemampuan berpikir yang tinggi dengan siswa yang berkemampuan berpikir rendah selama proses pembelajaran berlangsung (Sihombing,2015).

Seorang siswa dalam belajar fisika dikatakan kurang berhasil apabila perubahan tingkah laku yang terjadi belum mampu menentukan kebijaksanaannya untuk mencapai suatu hasil yang telah ditetapkan secara tepat dalam waktu yang telah ditentukan. Dalam proses belajar mengajar melibatkan berbagai macam aktivitas yang harus dilakukan, terutama jika menginginkan hasil yang optimal. Salah satu cara yang dapat dipakai agar mendapatkan hasil yang optimal seperti yang diinginkan adalah memberi tekanan dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilaksanakan dengan memilih salah satu model pembelajaran yang tepat karena pemilihan model pembelajaran yang tepat pada hakikatnya merupakan salah satu upaya dalam mengoptimalkan hasil belajar siswa.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing ini merupakan salah satu model pembelajaran yang sangat cocok untuk di terapkan dalam suatu pokok bahasan mata pelajaran fisika karena memungkinkan siswa untuk berinteraksi antara satu dengan yang lain. Model pembelajaran inkuiri terbimbing sudah mencangkup keseluruhan tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing terpusat pada siswa, sehingga siswa ikut serta dalam menemukan dan memecahkan suatu permasalahan dalam pembelajaran. Siswa juga bebas mengemukakan pendapatnya tanpa ada rasa takut atau penekanan dari guru. Ada hal yang menjadi ciri utama model pembelajaran inkuiri terbimbing. “Pertama, model inkuiri

terbimbing menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari

dan menemukan. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan,

(13)

4

tujuan dari penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya (Sanjaya 2011:196).

Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing yaitu posisi guru membimbing siswa dengan melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Menurut Sanjaya (2011: 200) pembelajaran inkuiri yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Sebagian perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan problem atau masalah. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa yang berifikir lambat atau siswa yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan dan siswa mempunyai kemampuan berpikir tinggi tidak memonopoli kegiatan oleh sebab itu guru harus memiiki kemampuan mengelola kelas yang bagus.

Model inkuiri terbimbing ini pernah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya, diantaranya; Deta (2013) dengan hasil yaitu adanya peningkatan prestasi belajar kognitif ketika siswa melakukan pembelajaran dengan dengan metode inkuiri terbimbing dan proyek. Nely (2011) dengan hasil penelitian bahwa dengan menggunakan model pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas siswa pada setiap pertemuaannya, walaupun peningkatan aktivitas tidak begitu significant. Maliyah (2012) dengan hasil penelitian yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan demonstrasi diskusi mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik baik aspek kognitif, psikomotorik dan afektifnya. Wahyudin (2010) dengan hasil penilitian yaitu bahwa adanya peningkatan nilai koginitif siswa dimana nilai rata-rata kondisi awal siswa 57,50 60,30 pada siklus I, dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 72,5.

(14)

penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan adalah peneliti akan melakukan observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran inkuiri terbimbing berlangsung, dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kelemahan pada peneliti sebelumnya adalah peneliti akan lebih mengoptimalkan alokasi waktu untuk setiap tahap pembelajaran yang sudah ditetapkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, sehingga alokasi waktu untuk setiap tahap pembelajaran efisien dan alokasi waktu yang ditetapkan dalam RPP dapat berjalan dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mencoba untuk melaksanakan

penelitian dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor Di Kelas X Semester II SMA Negeri 15 Medan T.P.2014/2015”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan masalah yang ada di sekolah tersebut yaitu :

1. Hasil belajar fisika yang masih rendah

2. Metode, dan model pembelajaran yang masih kurang bervariasi

3. Kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran

4. Rendahnya minat belajar siswa

5. Kurangnya kerjasama diantara siswa dalam mengerjakan ssuatu

penemuan konsep dalam mata pelajaran Fisika.

1.3Batasan Masalah

Untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu dijelaskan batasan masalah dalam penelitian, yaitu :

1. Objek penelitian adalah siswa SMA Negeri 15 Medan pada Kelas X

Semester Genap T.P 2014/2015.

2. Materi yang diajarkan adalah Suhu dan Kalor kelas X Semester Genap

(15)

6

3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

inkuiri Terbimbing.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diberi perlakuan model

pembelajaran inkuiri terbimbing pada pokok bahasan Suhu dan Kalor Di kelas X Semester II SMA Negeri 15 Medan tahun ajaran 2014/2015?

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diberi perlakuan model

pembelajaran konvensional pada pokok bahasan Suhu dan Kalor Di kelas X Semester II SMA Negeri 15 Medan tahun ajaran 2014/2015?

3. Bagaimana aktivitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran

inkuiri terbimbing pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X Semester II SMA Negeri 15 Medan?

1.5Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang telah diberi perlakuan

model pembelajaran inkuiri terbimbing pada pokok materi Suhu dan Kalor di kelas X Semester II SMA Negeri 15 Medan.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang telah diberi perlakuan

model pembelajaran konvesional pada pokok materi Suhu dan Kalor di kelas X Semester II SMA Negeri 15 Medan

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses belajar mengajar

(16)

1.6Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan model

Pembelajaran Inkuiri terbimbing pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X Semester II SMA Negeri 15 Medan

2. Sebagai bahan informasi alternatif dalam pemilihan model pembelajaran.

1.7Definisi Operasional

Defenisi operasional dari kata atau istilah dalam kegiatan penelitian ini adalah:

 Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.

 Belajar merupakan suatu kekuatan ataupun sumber daya yang tumbuh

dari dalam diri seseorang (individu). Belajar adalah proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. (Munir, 2008:146)

 Hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang

kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2005 : 3).

 Inkuri terbimbing merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan dengan kegiatan pembelajaran guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa (Arifah, 2014:25).

 Pembelajaran konvensional merupakan suatu cara penyampaian

(17)

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian data dan uji statistik serta pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing memilki nilai rata-rata yaitu 47, 65

2. Hasil belajar siswa dengan mengunakan model pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata yaitu 41,95

3. Aktivitas siswa selama pembelajaran inkuiri terbimbing berlangsung dikategorikan cukup aktif sejalan dengan peningkatan hasil belajar siswa.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka penulis memberikan saran untuk memperbaiki kualitas hasil belajar siswa antara lain:

1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran inkuiri terbimbing agar lebih baik dalam mengelola kelas agar situasi kelas lebih kondusif selama proses pembelajaran berlangsung.

(18)

Daftar Pustaka

Arifah, I., Maftukhin, A., dan Fatmaryanti, S, D., (2014). Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Berbasis Guided Inquiry Untuk Mengoptimalkan Hands On Mahasiswa Semester II Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo Tahun Akademik 2013/2014. Radiasi Vol 5.

No.1.2014.Semarang

Andriani, N., Husaini, I., dan Nurliyah, L., (2011). Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing Dan Proyek, Kreativitas, Serta Keterampilan Proses Sains Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Prosiding Simposiun Nasional Inovasi

Pembelajaran Sains 2011 (SNIPS 2011), Bandung.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2012). Fungsi Standarisasi Nasional

Pendidikan.

http://wahyu09110241008.blogspot.com/2012/03/fungsi-standarisasi-pendidikan-dengan.html/ 19/01/2015

Deta. U. A., Suparmi., dan Widha, S. (2013). Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing Dan Proyek, Kreativitas, Serta Keterampilan Proses Sains Terhadap Prestasi Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Semarang.

Dimyati, dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Giancoli, D, C., (2001). Fisika Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Ishaq, M., (2007). Fisika Dasar Edisi Kedua. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.

Kunandar, (2007), Guru Profesional, Rajawali Pers, Jakarta

Maliyah, N., Sunarni, W., dan Suparmi., (2012). Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing Melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi Diskusi Ditinjau dari Kemampuan Matematik dan Verbal Siswa. Jurnal Inkuiri Vol 1, No. 3.Semarang

(19)

53

Rusman. (2012). Model Model Pembelajaran. Jakarta:Rajawali Press

Sadirman, A,M., (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sagala, S., (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu

Memecahkan Problematikan Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, W., (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencan

Sanjaya, W., (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standard Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana Prenada Media

Sihombing, G., D. Penelitian Terdahulu. Tidak untuk dipublikasikan.

Slameto., (2010). Belajar dan Faktor – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sudjana., (2005). Metode Statistika, Bandung: Penerbit Tarsito.

Suryobroto, B., (2009), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Trianto., (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

(20)

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 2.1 Partikel bergerak dalam tiga kemungkinan gerak..................... 18

Referensi

Dokumen terkait

 Unjuk kerja : Menari sesuai makna gerak ke dalam bentuk tari bertema dengan mengacu pada gaya tari daerah berdasarkan ruang gerak dan pola lantai. MINGGU

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) latar belakang terjadinya perkawinan di bawah umur di Kelurahan Purwoharjo. 2) upaya dari aparat pemerintahan setempat

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan atas limpahan rahmat dan berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul ” Penjadwalan Waktu

Hal ini menunjukkan bahwa anak usia dini yang telah diberi pembelajaran dengan media audio visual memiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik.. Kata kunci: Kemampuan

Alat dan bahan : Foto gerbang sekolah /kunjungan langsung, foto kendaraan roda 6, air, botol, gayung, sendok Tujuan : - Anak mampu melakukan ibadah sehari-hari.. - Anak

Namun besarnya peran dan potensi kelapa ini tidak diikuti kinerja industri kelapa yang memuaskan, dimana produksi dan produktivitas kelapa Indonesia masih belum

Polimer biodegradabel seperti kopolimer poli(asam laktat)-poli(asam glikolat) (PLGA) biasanya dibuat melalui kopolimerisasi pembukaan cincin D,L-laktida dan glikolida