• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA MATERI ARITMATIKA SOSIALDI KELAS VII SMP LETJEN HARYONO MT TA 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA MATERI ARITMATIKA SOSIALDI KELAS VII SMP LETJEN HARYONO MT TA 2013/2014."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA YANG DIAJAR DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN

OPEN-ENDED DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI DI KELAS VII SMP KATOLIK

TRISAKTI 2 MEDAN T.A. 2013/ 2014

Oleh :

Didik Haratua Napitupulu NIM. 408111041

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

i

Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Akti itas dan Kemampuan Peme ahan Masalah Matematika Sis a dengan Menggunakan Model Pem elajaran Berdasarkan Masalah Pada Materi Aritmatika Sosial Di Kelas VII SMP Letjen Haryono MT

Nama Mahasis a : Didik Haratua Napitupulu

NIM : 408111041

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Matematika

Menyetujui :

Dosen Pem im ing Skripsi,

Drs. Syafari, M.Pd. NIP. 19 409291989031001

Mengetahui :

FMIPA UNIMED Jurusan Matematika

Dekan, Ketua,

Prof. Drs. Motlan, M.S ., Ph.D Drs. Syafari, M.Pd. NIP. 19 9080 198 01 1 001 NIP. 19 409291989031001

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas segala kasih dan berkat-Nya yang berlimpah sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini berjudul “ Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Materi Aritmatika Sosial Di Kelas VII SMP Letjen Haryono MT T.A 2013/2014.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal rencana penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd, Bapak Prof.Dr. Sahat Saragih, M.Pd dan Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd sebagai dosen penguji / pemberi saran yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat mulai dari rencana penelitian hingga sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed, Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si sebagi Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Matematika, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Kepala Sekolah dan Guru bidang studi Matematika di SMP Letjen Haryono MT yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.

(4)

v

mengasuh, membesarkan, mendidik , menjadi sumber motivasi dan senantiasa mendukung, memberikan doa, dorongan moril dan materil kepada penulis selama mengikuti pendidikan sampai dengan selesai S-1.Terimakasih juga disampaikan penulis kepada Abang terbaik Arby Pratama Napitupulu, Amd serta adik tersayang Natria Ledystha Napitupulu, serta seluruh keluarga besar yang sudah berdoa dan memberikan dukungan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.

Tidak lupa penulis terima kasih atas saran, motivasi dan kenangan masa kuliah yang tidak terlupakan kepada teman-teman terdekatku khususnya “LENKBAND COMMUNITY FC” meliputi Antonius Simbolon, Boin Napitupulu,Christian Manik , Deyos Simorangkir, Frans Siagian, Inra Hasibuan, Joni Posta, Juli Manurung, Reza Lubis, Richard, Ricky M. Butar-butar, Swandy Simanjorang, Zakaria Nasution, dan teman-teman seperjuangan di Jurusan Matematika stambuk 2008. Ucapan terima kasih kepada Christian dan Ricky yang telah menjadi sahabat setia yang memberikan motivasi dan kepercayaan diri.

Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada Elsa Ernawati Batuara yang dari awal perkuliahan sampai dengan terbentuknya skripsi ini telah menemani dan mendukung serta mendoakan penulis agar penulis dapat menyelesaikan studi di UNIMED.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini, semoga isi skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Medan, 02 Februari 2014 Penulis

(5)
(6)

iii

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN

MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA MATERI ARITMATIKA SOSIALDI KELAS

VII SMP LETJEN HARYONO MT TA 2013/2014

Didik H.Napitupulu (408111041) ABSTRAK

Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi aritmatika sosial di kelas VII SMP Letjen Haryono MT Medan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Letjen Haryono MT Medan tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 35 siswa. Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah dengan menerapkan model Pembelajaran berdasarkan masalah (PBM) di kelas VII SMP Letjen Haryono MT Medan.

Pengambilan data dilakukan dengan tes diagnostik, tes kemampuan pemecahan masalah pada akhir siklus dan lembar aktivitas siswa untuk tiap kali pertemuan.Aktivitas dan Kemampuan pemecahan masalah mengalami peningkatan. Hal ini dilihat dari peningkatan rata-rata aktivitas dan pemecahan masalah matematika siswa dari siklus I, dan siklus II, yakni untuk aktivitas siswa dari 50,60% siklus I menjadi 71,85% siklus II,dan tingkat kemampuan pemecahan masalah dari 58,07% siklus I menjadi 83,61% siklus II.

Secara klasikal aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah siswa juga meningkat.Untuk aktivitas dari 22,86% siklus I menjadi 88,57% siklus II,dan tingkat kemampuan pemecahan masalah dari 48,57% siklus I menjadi 86,11% siklus II. Dari empat tahap-tahap pemecahan masalah yang diukur, peningkatan kemampuan pemecahan masalah yang paling besar terjadi pada tahap perencanaan strategi penyelesaian soal yaitu sebesar 3,83.

Kelebihan penerapan model pembelajaran ini adalah dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan keterampilan siswa dalam memecahkan soal pemecahan masalah melalui kegiatan berdiskusi dan siswa menjadi berani dalam mengeluarkan pendapat serta tampil di depan kelas menuliskan hasil pekerjaannya.

(7)

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 8

1.3. Batasan Masalah 9

1.4. Rumusan Masalah 9

1.5. Tujuan Penelitian 9

1.6. Manfaat Penelitian 10

1.7. Defenisi Operasional 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA 12

2.1. Kerangka Teoritis 12

2.1.1. Aktivitas belajar 12

2.1.2. Masalah dalam matematika 15 2.1.3. Pemecahan Masalah Matematika 18 2.1.4. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 19 2.1.5. Pembelajaran matematika di sekolah 23 2.1.6. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah 25 2.1.6.1. Sintaks Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah 28 2.1.6.2.Keunggulan dan Kelemahan Model

Pembelajaran Berdasarkan Masalah 31 2.1.7. Kajian Materi Aritmatika Sosial 32

(8)

vii

2.3. ipotesis Tindakan 40

2.4. Kajian Penelitian yang Relevan 40

BAB III. METODE PENELITIAN 41

3.1. Jenis Penelitian 41

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 41 3.3. Subjek dan Objek Penelitian 41

3.3.1. Subjek Penelitian 42

3.3.2. Objek Penelitian 42

3.4. Prosedur dan Rancangan Penelitian 42

3.4.1. Siklus I 43

3.4.2. Siklus II 46

3.5. Instrumen Pengumpulan Data 46

3.5.1.Tes Pemecahan Masalah 47

3.5.2.Observasi 48

3.6. Teknik Analisis Data 48

3.6.1. Reduksi Data 49

3.6.2. Interpretasi data 49

a. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah 49 b. Penilaian Observasi Aktivitas uru 51 c. Penilaian Observasi Aktivitas Siswa 53

3.6.3. Paparan Data 56

3.6.4. Simpulan Data 56

3.7. Indikator Keberhasilan 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 58

4.1 asil Penelitian 58

4.1.1 Permasalahan I 58

4.1.2 Perencanaan Tindakan I 59 4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 60

4.1.4 Observasi I 61

(9)

viii

4.1.5 Analisis Data I 62

4.1.5.1 Analisis Data asil Observasi Aktivitas uru I 62 4.1.5.2 Analisis Data asil Observasi Aktivitas Siswa I 63 4.1.5.3 Analisis Data Tes Kemampuan

Pemecahan Masalah I TKPM 66

4.1.6 Refleksi I 69

4.2 asil Penelitian Siklus II 69

4.2.1 Permasalahan II 69

4.2.2 Perencanaan Tindakan II 70 4.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 71

4.2.4 Observasi II 73

1. asil Observasi Aktivitas uru II 73 2. asil Observasi Aktivitas Siswa II 73 4.2.5 Analisis Data II 74 4.2.5.1 Analisis Data asil Observasi Aktivitas uru II 74 4.2.5.2 Analisis Data asil Observasi Aktivitas Siswa II 75 4.2.5.3 Analisis Data Tes Kemampuan

Pemecahan Masalah II TKPM 78

4.2.6 Refleksi II 80

4.3 Deskripsi Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dan

Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa 81 4.3.1 Deskripsi Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa 81 4.3.2 Deskripsi Peningkatan Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematika 84 4.4 Pembahasan asil Penelitian 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 90

5.1 Kesimpulan 90

5.2 Saran 91

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

ambar 1.1. asil Kerja Siswa I 5

ambar 1.2. asil Kerja Siswa II 5 ambar 1.3 asil Kerja Siswa III 6 ambar 3.1 Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas 42 ambar 4.1 Diagram Nilai Rata-Rata Aktivitas Siswa 83 ambar 4.2 Diagram Persentase Jumlah Siswa Yang Memiliki PAS ≥ 60% 83 ambar 4.3 Diagram Nilai Rata-Rata Tes Kemampuan Pemecahan

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah 28 Tabel 3.1. Pedoman Penskoran Pemecahan Masalah Matematika 49 Tabel 3.2. Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah 50 Tabel 3.3. Pedoman Penskoran Aktivitas uru Mengelola Pembelajaran 51 Tabel 3.4. Kriteria Penilaian Observasi uru 53 Tabel 3.5. Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa 54 Tabel 4.1. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Tes

Diagnostik 58

Tabel 4.2. Deskripsi Observasi Aktivitas uru Mengelolah Pembelajaran

Siklus I 63

Tabel 4.3. Deskripsi asil Observasi Siswa Siklus I 64 Tabel 4.4. Rekapitulasi asil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 65 Tabel 4.5. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Siklus I 67 Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I 68 Tabel 4.7 Deskripsi Observasi Aktivitas uru Mengelolah Pembelajaran

Siklus II 74

Tabel 4.8. Deskripsi asil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 75 Tabel 4.9. Rekapitulasi asil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 77 Tabel 4.10. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Siklus II 78 Tabel 4.11. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus II 80 Tabel 4.12 Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I Dan Aktivitas Siswa

Siklus II

Tabel 4.13 Perbandingan Nilai Siklus I Dan Nilai Siklus II 84 Tabel 4.14 Perbandingan Rata-Rata Tahapan Pemecahan Masalah Siklus I

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP I Siklus I 94 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP II Siklus I 107 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP III Siklus II 121 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP IV Siklus II 131 Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa LAS I Siklus I 141 Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa LAS II Siklus I 146 Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa LAS III Siklus II 150 Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa LAS IV Siklus II 154 Lampiran 9 Pedoman Penskoran Pemecahan Masalah Matematika 158 Lampiran 10 Kisi – Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

TKPM I 159

Lampiran 11 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah TKPM I 160 Lampiran 12 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

TKPM I 162

Lampiran 13 Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 166 Lampiran 14 Kisi – Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

TKPM II 172

Lampiran 15 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah TKPM II 173 Lampiran 16 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

TKPM II 175

Lampiran 17 Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 178 Lampiran 18 Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Siswa 184 Lampiran 19 Lembar Observasi Aktivitas uru Mengelola Pembelajaran

Siklus I 186

Lampiran 20 asil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I 194 Lampiran 21 asil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I Berdasarkan

Langkah – Langkah Pemecahan Masalah 202 Lampiran 22 Lembar Observasi Aktivitas uru Mengelola Pembelajaran

(13)

xii

Lampiran 23 asil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II 207 Lampiran 24 asil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II Berdasarkan

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Oleh sebab itu, matematika dijadikan salah satu ilmu dasar yang sangat penting diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Dalam pembelajaran matematika dituntut untuk berpikir logis, sistematis, kritis, dan teliti untuk mengolah informasi, atau memecahkan suatu masalah sehingga berguna dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bahasa atau sebagai pengembangan sains dan teknologi. Seperti dikemukan Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009 : 253) bahwa :

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

Selanjutnya Hudojo (1988:3) juga mengatakan bahwa :

“Matematika berfungsi mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Merupakan pengetahuan yang esensial sebagai dasar untuk bekerja seumur hidupndalam abad globalisasi. Karena itu tingkat penguasaan matematika pada tingkat tertentu diperlukan bagi semua siswa agar kelak dalam hidupnya mendapat pekerjaan yang baik”.

(15)

2

Oleh karena itu kualitas pendidikan matematika di Indonesia hendaknya ditingkatkan seiring dengan perkembangan zaman. Dan berbicara masalah peningkatan kualitas pendidikan tidak lepas dari upaya peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Karena pada kenyataannya sampai saat ini kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan Negara lain, terutama pada bidang studi matematika. Hal tersebut ditunjukkan dari beberapa fakta, seperti Hasil Programme for Internasional Student Assessment (PISA) 2009, kualitas pendidikan Indonesia berada pada peringkat 1 dari 5 negara untuk bidang matematika, dan juga peringkat 0 dari 5 negara untuk bidang Sains. Ini menujukkan bahwa pengajaran matematika yang sekarang belum mampu mengangkat kualitas pendidikan Indonesia terutama pada bidang matematika. Senada dengan keterangan di atas, Saripudin (dalam (http://www.tubasmedi.com.2011) mengemukakan bahwa:

“Analisa mendalam terhadap Ujian Nasional (UN) 2011 matematika menjadi mata pelajaran tersulit, disusul Bahasa Indonesia, kemudian Bahasa Inggris. Sebanyak 2.391 siswa atau 51,44 persen dinyatakan tidak lulus matematika. Sementara 1. 80 siswa atau 38,43 persen tidak lulus Bahasa Indonesia. Dan sebanyak 152 siswa atau 3,2 persen tak lulus Bahasa Inggris.

Rendahnya kualitas pendidikan khususnya dibidang matematika dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya, pelajaran matematika disajikan dalam bentuk yang kurang menarik dan terkesan sulit untuk dipelajari sehingga banyak siswa yang tidak merespon pelajaran dan merasa bosan. Abdurrahman (2003:252) mengemukakan bahwa: “Dari bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap sulit oleh para siswa baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih yang berkesulitan belajar”.

(16)

petunjuk tentang langkah-langkah yang harus ditempuh”. Kesulitan belajar matematika mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah siswa rendah. Siswa cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika dan hanya mencatat, meskipun mereka tidak memahami apa yang mereka hapal dan catat sehingga sewaktu siswa diberikan masalah matematika mereka tidak mengerti bagaimana cara untuk menyelesaikannya dengan konsep yang telah mereka hafal.

Rendahnya kemampuan matematika siswa disebabkan oleh metode pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Seperti model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi dan cenderung monoton yang melibatkan siswa pasif dan tidak termotivasi. Sehingga siswa merasa jenuh dan bosan yang menyebabkan pencapaian kemampuan dan hasil belajar tidak optimal. Oleh karean itu, guru harus dituntut untuk menciptakan dan menerapkan suatu strategi dalam pembelajaran yang mampu membangkitkan aktivitas siswa dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

Pemecahan masalah meminta siswa untuk mengenal dan merumuskan masalah, menetapkan kecukupan dan kekonsistenan data, menggunakan strategi-strategi, data, model dan matematika yang relevan, menggunakan penalaran dalam seting baru, menilai kebenaran dan kelayakan jawaban. Situasi pemecahan masalah meminta siswa untuk mengaitkan semua pengetahuan matematik mereka tentang konsep, prosedur, penalaran dan ketrampilan representasi/komunikasi. Proses pembelajaran di kelas yang mengkondisikan siswa untuk belajar memecahkan dan menemukan kembali ini akan membuat para siswa terbiasa melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu. Dengan kegiatan seperti ini, diharapkan para siswa akan dapat memahami konsep, rumus, prinsip, dan teori-teori matematika sambil belajar memecahkan masalah. Intinya, suatu rumus, konsep, atau prinsip dalam matematika, seyogyanya ditemukan kembali oleh para siswa di bawah bimbingan guru.

(17)

aktif siswa. Cara belajar aktif merupakan cara belajar yang dituntut dari siswa agar mereka dapat meningkatkan prestasi belajar. Oleh karena itu perlu diusahkan suatu pendekatan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Seperti yang dikemukan Sadirman (2009:9 ) “Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik”. Namun, pada kenyataannya masih banyak guru yang tidak memberi ruang kepada siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Guru sebagai pusat dalam pembelajaran sementara siswa hanya melakukan sesuai dengan yang dipikirkan oleh guru. Siswa hanya bersifat pasif, hanya mengikuti langkah-langkah penyelesaian soal yang mirip dengan soal yang dikerjakan guru, dan apabila soal diganti dengan yang lain maka siswa akan kebingungan mengerjakannya.

Piaget (dalam Mudjiono , 2009 : 13) berpendapat bahwa “pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang”. Ini berarti bahwa dalam belajar dibutuhkan aktivitas secara sadar oleh individu sebab belajar berarti melakukan perubahan pengetahuan untuk mencapai tujuan. Perubahan pengetahuan merupakan hasil interaksi dari aktivitas belajar dalam bentuk reaksi terhadap kondisi lingkungan belajar. Bila kondisi lingkungan belajar kondusif maka respon yang akan diberikan siswa akan menunjukan bahwa kegiatan belajar mengajar lebih efektif.

(18)

dilakukan oleh siswa, diketahui bahwa dari 3 jumlah siswa tidak ada siswa yang memberikan tanggapan terhadap materi yang dipelajari guru yang aktif dalam pembelajaran. Jika guru memberikan pertanyaan hanya 2 orang saja yang aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Tidak jarang pula aktivitas yang terjadi terkesan dipaksakan misalnya siswa baru menjawab pertanyaan gurunya bila sudah mendapat perintah dan ditunjuk oleh gurunya. Tidak ada siswa yang berani bertanya kepada guru tentang hal yang kurang dipahaminya. Peneliti juga menemukan beberapa fakta, terdapat kendala kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang ditemukan peneliti dari jawaban siswa pada pokok bahasan aritmatika sosial. Sebelumnya peneliti memberikan soal yaitu:

Budi membeli sepeda seharga Rp200.000,00, kemudian dijual kepada Amir dengan harga Rp240.000,00, berapakah persentase untung yang diperoleh Budi?

a.Tuliskan apa yang diketahui dan ditanya pada soal?

b.Rumus apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah diatas? c.Bagaimana cara menentukan yang ditanya pada soal?

d.Asep berpendapat bahwa persen keuntungan budi adalah 20% dan tina berpendapat persen keuntungan budi adalah 30%,memurutmu pendapat siapakah yang benar?

Dari jawaban yang diberikan siswa diperoleh:

(1) Siswa tidak dapat memahami soal sehinga siswa tidak dapat menentukan apa yang diketahui dan ditanya pada soal.

Gambar 1.1 Jawaban Siswa 1

(19)

(3) Siswa tidak melaksanakan pemecahan masalah dengan baik

Dari keseluruhan jawaban siswa peneliti menemukan kendala pada kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII

berisikan 35 siswa yang diberi tes tentang pokok baha 48, % (18 siswa) menulis yang diketahui

48, % (18 siswa) menulis rumus yang relevan dengan soal dengan lengkap, 1 ,2% ( siswa) yang menggunakan langkah

solusi yang benar, dan 9 ,3% (3 siswa) tidak ada pemeriksaan kembali t

jawabannya. Selain itu, dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Bapak R.Manurung,S.Pd salah satu guru matematika kelas VII

MT, diketahui bahwa menggambarkan masa

siswa yang bermain dan tidak serius ketika guru menerapkan metode diskusi. Hanya beberapa orang siswa saja yang aktif dalam pembelajaran.

observasi dan wawancara

Gambar 1. Jawaban Siswa

(3) Siswa tidak melaksanakan pemecahan masalah dengan baik

Gambar 1. Jawaban Siswa

Dari keseluruhan jawaban siswa peneliti menemukan kendala pada kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII SMP Letjen Haryono MT

siswa yang diberi tes tentang pokok bahasan aritmatika sosial yaitu: siswa) menulis yang diketahui dan ditanya pada soal d

siswa) menulis rumus yang relevan dengan soal dengan lengkap, 1 ,2% ( siswa) yang menggunakan langkah-langkah penyelesaian dan memiliki solusi yang benar, dan 9 ,3% (3 siswa) tidak ada pemeriksaan kembali t

Selain itu, dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Bapak R.Manurung,S.Pd salah satu guru matematika kelas VII SMP Letjen Haryono , diketahui bahwa siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita yang menggambarkan masalah yang berhubungan dengan aritmatika sosial dan

siswa yang bermain dan tidak serius ketika guru menerapkan metode diskusi. Hanya beberapa orang siswa saja yang aktif dalam pembelajaran.

dan wawancara diperoleh aktivitas dan kemampuan

(20)

masalah matematika siswa di kelas VII SMP Letjen Haryono MT pada pokok bahasan aritmatika sosial masih rendah dan diperlukan suatu tindakan untuk mengatasi masalah tersebut.

Menyadari hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika yang sejalan juga dalam peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari dan meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika khususnya pokok bahasan aritmatika sosial. Model pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM) dapat dijadikan alternative yang diharapkan mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam arti siswa harus aktif, saling berinteraksi dengan teman-temannya, saling tukar informasi, dan memecahkan masalah sehingga tidak ada siswa yang pasif dalam menyelesaikan masalah pelajaran, yang ada adalah untuk menuntaskan materi belajarnya. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan aktivitas siswa. Dalam prosesnya PBM dilaksanakan sistematis dan adanya interaksi seperti yang dikemukan Howard (dalam Amir 2009:21) :

“Pembelajaran Berdasarkan Masalah adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah yang siswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari”.

Berdasarkan Masalah (PBM) atau pembelajaran berdasarkan masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang dimulai dengan pemberian masalah kepada siswa. Ciri-ciri pembelajaran masalah adalah melibatkan masalah yang memiliki konteks dengan dunia nyata, memampukan siswa terampil memecahkan masalah, mengembangkan materi pengetahuan melalui bimbingan dan penyediaan sumber belajar. Model ini dilakukan secara berkelompok untuk merumuskan masalah dan memecahkan masalah.

(21)

atau dalam bentuk kelompok-kelompok kecil”. Sementara guru lebih banyak menfasilitasi dibanding memberikan materi.

Dalam pembelajaran matematika di SMP, pokok bahasan aritmatika sosial merupakan materi yang sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Model Pembelajaran PBM yang memberikan masalah yang dekat dengan dunia siswa sangat cocok untuk materi aritmatika sosial ini karena simulasi transaksi jual beli dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dalam penelitian ini akan diberikan kepada siswa masalah-masalah tentang proses jual – beli, bagaimana memperoleh keuntungan/laba dan kerugian dari proses jual–beli tersebut, bagaimana menentukan bunga pada bank dan menentukan besarnya pajak yang harus dibayar seseorang sehingga menjadi pengalaman tersendiri bagi siswa. Soal-soal yang sering ditemui pada aritmatika sosial juga merupakan soal cerita yang dapat melatih kemampuan pemecahan masalah pada siswa. Dalam proses memecahkan masalah, siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk memecahkan masalah yang disediakan oleh guru. Siswa harus mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir sesuai dengan langkah-langkah yang ada pemecahan masalah agar dapat memecahkan soal yang diberikan. Akibatnya mau tidak mau siswa harus ikut andil didalamya dan turut serta aktif . Secara tidak langsung selama siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mencari pemecahan masalah, siswa telah belajar matematika dengan baik dan memahami materi pelajaran yang dikerjakannya dan akhirnya siswa berhasil mencari pemecahan dari masalah yang disediakan. Setelah siswa berhasil mencari pemecahan masalahnya siswa akan merasa senang karena merasa bahwa mereka dapat mengikuti pelajaran matematika dengan baik dan dapat memotivasi mereka untuk selalu turut aktif dalam pembelajaran matematika.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “U aya Meningkatkan Akti itas an Kemam an Peme ahan Masalah Matematika Siswa melal i M el Pembelajaran Pembelajaran Ber asarkan Masalah Pa a P k k Materi Aritmatika S sial i kelas VII SMP Letjen Hary n MT Tah n Ajaran

(22)

1. I entifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagi berikut :

1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada umumnya masih rendah.

2. Model mengajar yang digunakan oleh pengajar kurang melibatkan siswa sehingga aktivitas siswa terbatas dalam mempelajari matematika pada pokok bahasan aritmatika sosial.

3. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas VII SMP Letjen Haryono MT pada materi aritmatika sosial masih rendah.

1. Batasan Masalah Penelitian

Untuk lebih mengarahkan penelitian yang akan dilakukan ini sehingga terfokus dan spesifik akan lebih baik jika dilakukan pembatasan masalah. Penelitian yang akan dilakukan dibatasi pada meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui model pembelajaran Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada pokok bahasan aritmatika Sosial di kelas VII SMP Letjen Haryono MT Tahun Ajaran 2013/2014.

1. R m san Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Bagaimana model pembelajaran Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada pokok materi aritmatika sosial dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas VII SMP Letjen Haryono MT Tahun Ajaran 2013/2014?

(23)

10

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas VII SMP Letjen Haryono MTTahun Ajaran 2012/2013?

1. T j an Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang di capai pada penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas VII SMP Letjen Haryono MT pada pokok bahasan aritmatika dengan menerapkan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

2. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa di kelas VII SMP Letjen Haryono MT pada pokok bahasan aritmatika dengan menerapkan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

1. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang berarti terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama:

1. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pokok bahasan aritmatika sosial.

2. Diharapkan melalui model pembelajaran Pembelajaran Berdasarkan Masalah siswa dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika khususnya pada pokok bahasan aritmatika social.

(24)

11

4. Bagi sekolah: sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran matematika.

5. Bahan perbandingan bagi peneliti lain, yang membahas dan memilih permasalahan yang sama.

1. .Defenisi O erasi nal

1. Aktivitas belajar siswa adalah segala bentuk kegiatan belajar yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.Aktivitas belajar siswa meliputi : memperhatikan penjelasan guru,merumuskan pembelajaran,bertanya,berdiskusi dan memecahkan masalah.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah kecakapan atau potensi yang dimiliki seseorang atau siswa dalam menyelesaikan soal cerita, menyelesaikan soal yang tidak rutin, mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari atau keadaan lain, dan membuktikan atau menciptakan atau menguji konjektur.

3. Model pemebelajaran berdasarkan masalah adalah suatu model pembelajaran yang memuat sintaks,sebagai berikut :

Fase 1 : Memberikan orientasi tentang permasalahan kepada siswa Fase 2 : Mengorganisasikan siswa untuk meneliti

Fase 3 : Membantu investigasi mandiri dan kelompok Fase 4 : Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya

(25)

58

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Amir, M Taufiq., (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Berdasarkan Masalah, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Arends,Richard., (2008)., Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar, Penerbit Pusaka Pelajar, Yogjakarta.

Arikunto, S., dkk (2010), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Bumi Akasara, Jakarta.

Dewi., Tri., (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya, Penerbit PT Madju Medan, Jakarta.

Dimyati., Mudjiono., (2010), Belajar dan Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Djamarah,Syaiful., (2011), Psikologi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,

(2010), BukuPedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed.

Girsang,M., (2005), Analisis Kesulitan Siswa dalam Memahami Pokok Bahasan Volume Bangun Ruang di Kelas V SD Free Methodist T.A 2004/2005, skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Gulo,W., (2002), Strategi Belajar Mengajar,Penerbit PT Grasindo, Jakarta

Hudojo, H., (1988), Belajar Mengajar Matematika, Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan LPTK, Jakarta.

Hasugian, Turian., (2009) Penerapan Pendekatan Kontekstual Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMA, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Kunandar. (2008), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Penerbit PT RajaGrafindo, Jakarta

(26)

59

Rohani, Ahmad., (2004), Pengelolaan Pengajaran, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Sadirman.,A.M., (2010), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.

Saripudin., (2011), http://www.tubasmedia.com/ (accessed 22 Juni 2012)

Sidabarida, Linda., (2010), Penerapan Model pembelajaran Berdasarkan Masalahuntuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Lingkaran di Kelas VIII SMP Negeri 10 Pematang Siantar T.A 2009/2010, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Slameto. (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjan, Nana.,(1989), Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sumardyono ., (2012), http:/P4tkmatematika.org/file/ promblensolving/Tahapan memecahkan Masalah.pdf) (accessed 07 Mei 2012)

Sumarmo,U., Dedy, E., Rahmat., (1994). Suatu Alternatif Pengajaran untuk MeningkatkanPemecahan Masalah Matematika pada Guru dan Siswa SMA. Laporan Hasil Penelitian, FPMIPA, IKIP Bandung.

Tim Instruktur UNIMED., (2012), Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, UNIMED, Medan.

Trianto., (200), Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.

(27)

ii

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 1.1 Jawaban Siswa 1
Gambar 1.� Jawaban Siswa �

Referensi

Dokumen terkait

[r]

PKK DAS Citarum 2 2  Pihak ini memiliki kepentingan terhadap keberlanjutan jasa lingkungan DAS namun pihak ini bukan merupakan prioritas dari tujuan mekanisme =>skor 2?.

Melati Budi Srikandi, D0212069, KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PENDUDUK PENDATANG DENGAN PENDUDUK ASLI: Studi Kasus di Dusun Wanasari Kota Denpasar Provinsi Bali,

(3) Dumasar hasil analisis uji t bisa dicindekkeun yén métode tarjamahan tata basa éféktif pikeun ningkatkeun kamampuh kandaga kecap dina maca karangan éksposisi

Sistem JPKM ini merupakan sistem asuransi bagi keluarga mampu sehingga kedepan diharapkan akan mengurangi beban Pemerintah daerah Kabupaten Polewali Mandar di bidang kesehatan

Keunggulan teknik ini ialah siswa akan belajar mengenai suatu konsep dalam suasana yang menyenangkan dan dan mudah, anak hanya menganalisa banyak lobang dan menjawab

Konsentrasi nitrat di

Jika dalam waktu dua bulan setelah pemberhentian sementara dijatuhkan belum ada keputusan mengenai pemberhentian anggota Direksi berdasarkan ayat (3),