Kistin Septiyani Ardino Rozaki
Ramandha Aririawan Mahdiata Allam Wahyudi
(145120200111015) (145120200111044) (145120207111014) (145120207111023)
PUBLIC RELATIONS Kasus
Kasus yang dibahas di dalam jurnal karya katie LaPlant (1999) ini menjelaskan tentang krisis yang melanda sebuah perusahaan jasa implan payudara silikon. Dow Corning menerima banyak gugatan yang menyatakan bahwa produk silikon yang diprodukisi oleh mereka menerima banyak gugatan karena produk tersebut berbahaya bagi kesehatan.
Akibatnya citra yang telah mereka bangun bertahun-tahun akhirnya runtuh.
Kasus ini semakin menjadi ketika FDA memaparkan ke publik bahwa silikon yang digunakan Dow Corning memang tidak aman bagi kesehatan. Dow Corning yang semakin terpuruk, justru balik menyerang FDA dan menuntut FDA untuk mencabut pernyataan tersebut.
Kegagalan Dow Corning dalam menangani kasus tersebut kami nilai dikarenakan tidak adanya keterbukaan terhadap media dan publik. Padahal keterbukaan sangat diperlukan ditengah musibah untuk mempertahankan citra perusahaan
Namun dalam kasus ini Dow Corning terus menyangkal bahwa silikon yang mereka gunakan berbahaya. Padahal banyak konsumen yang mengklaim bahwa silikon tersebut tidak aman. Hal ini menunjukkan bahwa Dow Corning tidak menggunakan prinsip Public
Relations “Listening to the Public”.
Kasus terseut menunjukkan Dow Corning telah gagal melaksanakan fungsi PR.
Sebagai fungsi manajemen , public relations bertanggung jawab mengelola dan
mengembangkan reputasi perusahaan. Sebagai fungsi komunikasi , PR mengembangkan komuniksi antara perusahaan dengan publik yang dianggap penting untuk menciptakan dan mempertahankan good will dan mutual understanding publik tehadap tujuan kebijakan dan kegiatan perusahaan. Fungsi utama public relations adalah menumbuhkan dan
mengambangkan hubungan baik antar lembaga (organisasi) dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbukan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga oganisasi. (Firsan, 2009, hal.37-38)
Dow Coring telah gagal dalam membangun kepercayaan publik atau building trust.
Hal ini ditunjukkan dengan munculnya berbagai pemberitaan negatif dan tuntutan publik.
Seperti tulisan jeffkins (1995, hal.105) berita yang buruk berarti humas yang buruk.
Dow Corning juga mentutup nutupi kenyataan bahwa silikon yang mereka produksi berbahaya. Hal ini bertentangan dengan prinsip PR “tell the truth”
Public relations sebagai comunications fasilitator berarti praktisi Pr bertindak sebagai komunikator atau mediator antara organisasi dengan publiknya. Selain itu, dalam peranan ini praktisi PR harus dapat menjaga komunikasi dua arah secara timbal balik dan mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dengan tetap membuka saluran komunikasi. (lembaga ilmu pegetahuan indonesia, -,hal,25)
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa humas atau publik relations Dow Corning ini gagal atau tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai communication facilitator. Dow Corning tidak mampu membangun komunikasi dua arah serta gagal menjadi mediator dengan publiknya. Dow Corning tidak dapat mencegah kesalahpahaman publik dan gagal mencegah menyebarnya isu buruk tentang perusahaan tersebut.
Kegagalan sebagai mediator juga ditunjukkan Dow Corning dengan lambannya klasifikasi isu kepada publik dan media. Mereka justru menyerang FDA, yang sedianya dulu merupakan patner atau rekan mereka, namun melaporkan atau membeberkan penggunaan silikon berbahaya di perusahaan Dow Corning karena tidak diperlakukan dengan baik. Hali ini menunjukkan Dow Corning gagal memposisikan PR mereka sebagai “dominant coalitons”
ditingkat bawah. Sehingga hubungan mereka dengan SDA tidak berjalan dengan baik.
Dow Corning juga tidak mampu menjalin hubungan dengan pers atau media massa.
Hal ini ditunjukkan dengan munculnya pemberitaan buruk tentang hal tersebut.
Seperti disebutkan jeffkins (1995, hal.101) ada enam prinsip hubungan baik dengan pers yaitu :
1. Memahami dan melayani media.
2. Membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya 3. Menyediakan salinan yang baik.
4. Bekerja sama dalam penyediaan materi 5. Menyediakan fasilitas verifikasi
6. Membangun hubungan personal yang kokoh
Dari ke enam prinsip tersebut Dow Croning tidak dapat menerapkan salah satupun prinsip dasar dalam berhubungan baik dengan pers.
Daftar Pustaka :
Anggoro, M. Linggar. 2008. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta: Bumi Aksara.
Jefkins, Frank. 1995. Public Relations. Terj. Haris Munandar. Jakarta: Erlangga.
Nova, Firsan. 2009. Crisis Public Relations: Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan.
Jakarta:Grasindo.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.-. komunika: Warta Ilmiah Populer Komunikasi dalam Pembangunan. Jakarta: Obor Indonesia.
