• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK) DALAM MASYARAKAT MAJEMUK. Roike Roudjer Kowal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK) DALAM MASYARAKAT MAJEMUK. Roike Roudjer Kowal"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK) DALAM MASYARAKAT MAJEMUK

Roike Roudjer Kowal

Relevansi PAK dalam Masyarakat Majemuk

PAK, awalnya adalah merupakan tugas daripada Gereja. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, PAK menjadi kebutuhan yang sangat penting di dalam masyarakat,dunia pendidikan dan dalam lingkungan gereja. Yang paling penting untuk digumulkan dalam Pendidikan Kristen ini adalah bagaimana agar supaya PAK menjadi sarana penting dalam membentuk spritualitas seseorang sehingga berfokus kepada Tuhan.

Implementasinya adalah: harus dilakukan pengkajian terus mengenai kurikulum, kualitas guru, metode dan strategi belajar mengajar. Sehingga dengan demikian maka akan membentuk spiritual iman yang kuat dalam arti seutuhya. Banyak contoh dalam Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru dimana PAK selalu diajarkan secara terus menerus di sinagoge, maupun di lingkungan keluarga. Begitupun dalam Perjanjian Baru, Yesus sendiri memberikan teladan bagi kita, bagaimana Ia sendiri yang mengajar murid-murid tentang PAK. Karena itulah yang mendasar dalam pelayanan Yesus.

Pergumulan PAK di Indonesia

a. Tanggung Jawab Gereja terhadap PAK

Pendidikan agama kristen merupakan hal yang sangat mendasar yang hendaknya dilakukan dalam gereja. Ada berbagai bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh gereja-gereja di Indonesia, yaitu:

Sekolah Minggu

Permulaan sekolah minggu berdiri:

• Aktifitas kaum awam yang berada di luar struktur pelayanan gereja.

• Ditandai oleh semangat pelayanan dan pekabaran Injil (kaum awam), tanpa imbalan

• Para pengajarnya pada umumnya kaum muda, seringkali tidak memenuhi persyaratan dalam pengetahuan Alkitab, metode mengajar, pengetahuan pedagogi dll.

• Tapi sekolah minggu sarat dikunjungi anak-anak, baik dari keluarga Kristen maupun non Kristen.

• Sekolah minggu mengajarkan: budi pekerti yang baik

Setidak-tidaknya anak-anak belajar sesuatu yang bermanfaat (mendengar cerita, belajar menyani dsb.)

PAK gereja:

• Memberikan pembinaan guru-guru sekolah minggu (kursus-kursus singkat, retreat dsb)

• Komisi sekolah minggu pada tingkat klasis dan sinode, tujuannya:

- Mengkoordinasikan dan membina SM setempat - Menunjukkan minat yang sama

(2)

Katekisasi (untuk calon baptisan dan sidi)

• Tradisi katekisasai (dari Zending Belanda) sudah lama dilakukan bagi calon baptisan dan sidi

• Pada umumnya sebagai prasyarat wajib

• Buku-buku katekisasi saat ini bercirikan Indonesia dan memperhatikan konteks: kultur, tradisi ajaran gereja setempat.

• Metode yang digunakan: “mengkhotbahi dan bercerita”.

• Monolog dari pengajar saja, pendekatan deduktif dengan content-centeret curriculum

• Pelajar tinggal mendengar dan menghafal.

Khotbah

• Khobah bervariasi dari pendeta ke pendeta

• Khotbah adalah sentral pelayanan PAK gereja

• Kebaktian merupakan wadah PAK yang efisien bagi anggota jemaat.

• Khotbah eksegetis, intelektualitas kurang disenangi jemaat.

• Sebaliknya, khotbah yang banyak contoh-contoh kehidupan sehari-hari dan analogi dengan dunia / cara piker setempat banyak disenangi jemaat.

Pembinaan Warga Gereja (PWG)

• PWG Anak

• PWG Remaja dan Pemuda

• PWG Dewasa

Keterlibatan dalam basis-basis pelayanan sosial

• PAK juga dapat disosialisasikan dalam bentuk inkonvensional, seperti: Pelayanan Masyarakat Kota dan industry (PMKI), Yayasan Bimbingan Kesejahteraan Sosial (YBKS) dll.

• Bentuk PAK seperti ini, membuat orang-orang tidak hanya mengenal manusia di luar tembok gereja yang membutuhkan pelayanan kasih, namun juga ditantang untuk secara aktif-reaktif terlibat dalam masalah keadilan sosial.

Tugas Utama Gereja :

- Mengajarkan Firman Tuhan kepada Jemaat, agar bertumbuh dalam kerohanian serta memiliki iman yang kuat hanya kepada Tuhan.

- Menyediakan seluruh sarana dan prasarana untuk menunjang penyelenggaraan berbagai PAK dalam Gereja.

b. Tanggung jawab Sekolah terhadap PAK

Jelas terdapat dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional PP No. 55 tahun 2007 dan UU No. 20 tahun 2003 Sisdiknas, dimana Pendidikan Agama mendapat tempat penting dalam setiap jenjang pendidikan, baik dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi.

Implementasinya:

(3)

- Agar PAK berhasil dan berpengaruh dalam sekolah baik mulai dari SD s/d tingkat perguruan tinggi maka perlu adanya jam tambahan setiap kali pertemuan misalnya diberi waktu 2 jam setiap kali ada pertemuan.

- Harus ada pendidik PAK yang mempunyai komitmen dalam menjalankan tugasnya untuk membina para murid

- Merancang kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan anak didik. Sebab keberhasilan materi kurikulum banyak tergantung pada guru sebagai pengelola mata pelajaran. Disini dituntut guru harus aktif dan penuh kreatif dalam mengembangkan atau mengelolah kurikulum dalam PAK sehingga punya daya tarik terlebih berpengaruh terhadap anak didik.

- Adanya pembinaan dan pelatihan bagi Guru-guru Agama Honorer agar mereka berkualitas dalam mengajar

c. PAK dalam masyarakat

Dalam kehidupan bermasyarakat, semua masyarakat memiliki latar belakang yang berbeda- beda dan sudah tentu berkaitan dengan berbagai macam bidang-bidang kehidupan yang ada pada saat itu. Oleh sebab itu peranan agama sangat penting sebagai pemersatu baik antar agama maupun antar bangsa.

Beberapa hal yang menjadi pergumulan PAK dalam masyarakat yaitu : - PAK dan Heterogenitas

Dalam hal ini PAK harus bersifat terbuka, bukan tertutup dalam bidang tertentu. Oleh sebab itu 4 prinsip yang sampai saat ini diterapkan dalam pendidikan yaitu:

1. PAK selalu diarahkan pada peningkatan pengetahuan akan Allah, sesama dan lingkungan.

2. PAK yang diarahkan pada peserta didik untuk memiliki ketrampilan

3. PAK di arahkan pada peserta didik dalam hal ia memiliki jati diri yang sebenarnya 4. PAK haruslah diarahkan agar peserta didik menyadiri betul tidak dapat diraih

sendirian, kesejahterbahwa hidup tidak mungkin sendirian. Keberhasilan aan harus dilakukan secara bersama-sama.

- Kemandirian Iman

Dalam konteks kemajemukan masyarakat dalam berbagai bentuk kehidupan, PAK harus diarahkan kepada kemandirian iman. Karena banyak perbedaan yang kita temukan dalam masyarakat. PAK berfungsi untuk membawa pengertian yang benar agar tidak saling menyalahkan satu dengan yang lain. . PAK mendidik peserta didik agar memiliki kemampuan menempatkan dirinya ditengah-tengah pergaulan sekolah, tidak kaku namun tetap menjaga kemandirian imannya.

Keterbukaan

Pendidikan Agama Kristen haruslah mampu membawa peserta didik pada keterbukaan.

Maksudnya sikap iman bukanlah intropert tapi ekstropert. Iman Kristen siap untuk dilihat dan diselidiki.

Iman Kristen justru hidup jika diaplikasikan dalam perbuatan perbuatan. Keterbukaan akan menghindarkan diri dari menjelek jelekkan agama lain tetapi melihat secara positif bahwa dalam agama lain pun terdapat ajaran-ajaran baik yang dapat diterapkan dalam kehidupan bersama. Keterbukaan memungkinkan peserta didik dapat melihat orang lain bukan sebagai

(4)

musuh tetapi sebagai sahabat dalam kehidupan terutama dalam perbuatan-perbuatan kebajikan.

Keterbukaan memungkinkan orang orang Kristen dapat menjadi berkat bagi sesamanya.

Heterogenitas Bangsa Indonesia & Permasalahannya A. Agama-agama di Indonesia

Pada umumnya masyarakat majemuk dalam agama, adat isitiadat, maupun gereja, maka sentuhan-sentuhan keyakinan akan saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung. Sentuhan-sentuhan itu bisa lewat pendidikan formal, non formal maupun pengaruh lingkungan masyarakat.

Seringkali hal ini menjadi sumber konflik intern maupun antar. Dalam kaitan itulah bahwa di Indonesia diberikan pemahaman tentang agama-agama, agar tercipta kerukunan dan terhindar dari konflik.

Ada beberapa sikap masyarakat dalam kaitannya dengan kerukunan antarumat beragama. Yaitu: sikap eksklusif, inklusif dan pluralis. Tiga sikap ini dipengaruhi oleh pola pikir, pengalam an, visi serta kem am puan memahami perwujudan nasih bagi sesama manusia.

Ekslusivisme

Eksklusivisme merupakan sikap yang hanya mengakui agamanya sebagai agama yang palin benar dan baik. Sikap fanatisme sempit seperti ini akan melahirkan berbagai konsekuensi, antara lain perpecahan, perseteruan antarumat beragama, dar konflik. Bentuk ekslusivisme merupakan pola umun yang ada di abad pertengahan dan makin menipis seiring dengan perkembangan paradigma berpikir dalam masyarakat. Meskipun tak dapat disangkal bahwa sampai dengan saat ini, sikap tersebut masih mendominasi kelompok necil pemeluk agama-agama.

Inklusivisme

Inklusivisme adalah sikap yang dapat memahami dan menghargai agama lain dengan eksistensinya, tetapi tetap memandang agamanya sebagai satu-satunya jalan menuju keselamatan. Misalnya untuk agama Kristen, dapat mengakui keberadaan agama lain tetapi keselamatan hanya terjadi melalui Yesus Kristus.

Pluralisme

Adalah sikap yang menerima, menghargai, dan memandang agama lain sebagai agama yang baik serta memiiliki jalan keselamatan. Dalam perspektif pandangan seperti ini, maka tiap umat beragama terpanggil untuk membina hubungan solidaritas, dialog, dan kerja sama dalam rangka mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan lebih berpengharapan.

Sensitivisme keagamaan

Dalam pengalaman bangsa Indonesia, dari semua bidang kehidupan masyarakat, masalah agama adalah yang paling sensitif dan paling mudah menimbulkan konflik. Berbagai kejadian yang terjadi baik dilingkungan intern umat beragama maupun antar umat beragama sensitisme keagamaan telah sering menimbulkan konflik, baik ditingkat lokal maupun tingkat regional. Di negara ini orang paling mudah tersinggung jika sudah menyangkut masalah-masalah keagamaan.

Oleh karena itu sebagai warga negara yang baik dilarang untuk menjelek jelekkan atau menghina atau melecehkan agama orang lain, agama lain, dilarang memaksanakan agama kepada orang yang sudah beragama, tidak boleh terlibat dan ikut ibadah-ibadah ritual agama

(5)

orang lain, perpindahan agama sering mendapat tekanan yang luar biasa meskipun sebenarnya memilih dan memeluk suatau agama adalah hak azasi individu.

Dalam konteks inilah Pendidikan Agama Kristen harus mampu membentuk pribadi yang mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama melampaui batas-batas agama, ras dan golongan serta dapat mengaplikasikan imannya ditengah-tengah masyarakat yang heterogenitas.

Pergaulan lintas agama

- Pergaulan lintas agama baik secara lembaga maupun dalam pergaulan sehari-hari, harus terus dibangun secara positif. Pergaulan antar agama tidak mungkin dihindari dalam konteks masyarakat Indonesia, khususnya dilingkungan perkotaan. Pergaulan lintas agama jika tidak dijaga dengan baik dapat menimbulkan masalah. Persoalan yang muncul saat ini adalah dilingkungan generasi muda. Kedekatan pergaulan lintas agama sering menimbulkan masalah dalam soal perkawinan.

- Pergaulan lintas agama haruslah dapat dibangun secara positif sebagai pergaulan sesama manusia. Sebaiknya dalam pergaulan lintas agama hindarilah perdebatan yang menyangkut soal-soal keagamaan.

- Perlu dibangun saling pengertian dan toleransi yang tinggi diantara sesama dimana setiap orang menghormati dan menjunjung tinggi perbedaan keyakinan, sekaligus memberi tempat yang seluas-luasnya bagi masing-masing untuk menghayati imannya.

Tugas PAK adalah bagaimana membekali peserta didik mampu bergaul dengan sesamanya tanpa harus mengorbankan iman dan keyakinannya. Perlu disadari bahwa pergaulan lintas agama, baik formal maupun non formal tidak mungkin dihindari dalam konteks masyarakat Indonesia sekarang ini.

B. Agama Kristen di Indonesia

1. Keanekaragaman Gereja di Indonesia

Menurut data Departemen Agama Republik Indonesia, bahwa saat ini ada kurang lebih 320 sinode gereja di Indonesia, kurang lebih 9 aliran kekristenan. Masing masing gereja ini memiliki sistim organisasi dan pola pelayanan yang berbeda-beda, juga dalam hal dogma maupun strategi pelayanan dimasyarakat berbeda-beda pula. Egoisme organisasi gereja masih amat tinggi. Hal ini telah menyebabkan sulitnya terwujud keesaan gereja di Indonesia.

Hingga saat ini masalah-masalah yang sensitif dalam hubungan antar gereja adalah soal perbedaan doktrin seperti baptisan misalnya, perpindahan anggota jemaat, tidak adanya kesatuan diantara gereja-gereja yang ada.

Implikasinya :

- Dalam Pendidikan Agama Kristen harus dikembangkan terus saling pengakuan bahwa kita semua satu iman, satu baptisan dan satu pengharapan di dalam Yesus Kristus, yang diikat oleh kasih. Tidak boleh menekankan adanya perbedaan, sekalipun itu memang ada. Kesatuanlah yang harus di munculkan dalam kekristenan.

- Gereja juga harus mewujudkan misi Kristus atau amanat agung Kristus lewat bersaksi, bersekutu dan melayani. Lewat Pendidikan Agama Kristen harus terus dikembangkan kesatuan iman umat Tuhan untuk bersama-sama menghadirkan syalom Allah ditengah- tengah masyarakat yang majemuk.

2. Kesatuan dalam kepelbagaian.

(6)

- Prinsip utama yang harus dikembangkan dalam PAK ialah pemahaman tentang satu iman, satu kasih dan satu pengharapan di dalam Yesus Kristus. Prinsip inilah menjadi dasar pemersatu bagi semua umat Kristen dalam bersaksi, bersekutu dan melayani.

- Keselamatan di dalam Yesus Kristus haruslah menjadi dasar pengajaran dari semua pengajaran Kristen. Dengan demikian setiap orang mengalami perjumpaan dan persekutuan dengan Kristus.

Konteks Pendidikan Agama Kristen dalam Masyarakat Majameuk PAK dalam konteks kekristenan

Berkaitan dengan pluralitas masyarakat, maka Pendidikan Agama Kristen di sekolah harus turut menyumbangkan pembinaan agar pluralitas tersebut tetap sebagai potensi yang bisa memungkinkan masyarakat hidup berdampingan secara damai.

Implikasinya :

Kehadiran PAK disekolah harus secara sungguh-sungguh turut menyumbangkan peranannya dalam membentuk peserta didik siap dan mampu menghadapi perbedaan perbedaan yang ada dengan tetap setia pada imannya. Beberapa hal yang perlu dikembangkan dalam pelaksanaan PAK disekolah adalah :

1. PAK bukan untuk mengajarkan suatu doktrin gereja.

- Keberadaan siswa disekolah berasal dari berbagai organisasi dan aliran gereja. Hal tersebut adalah kenyataan yang harus diterima dan diakui oleh setiap guru PAK. Oleh karena itu, tidak boleh ada tendensi yang dilakukan oleh guru PAK mengajarkan doktrin gerejanya kepada peserta didik. Isi pengajaran haruslah bertujuan mengajarkan iman Kristen yang dinyatakan di dalam Alkitab. Kurikulum PAK yang ada pada saat ini sudah disusun sedemikian rupa, sehingga materi-materi pengajaran lebih menekankan kepada ajaran-ajaran pokok iman Kristen.

- Seorang guru PAK hendaknya melepaskan organisasinya, alirannya dan dengan tulus berpusat pada pokok-pokok pengajaran iman Kristen. Guru PAK tidak boleh membeda bedakan gereja atau membenarkan gerejanya sendiri sebagai gereja yang terbaik dan gereja lain kurang baik. Guru PAK harus berada diantara dan bersama-sama semua gereja yang ada. Prioritas utama bagi guru PAK adalah membawa peserta didik mengalami perjumpaan dengan Kristus, mengalami pertumbuhan iman dan hidup dengan ketaatan kepada Allah dan mampu mengaplikasikan imannya dalam hidupnya pribadi maupun bersama-sama dengan orang meskipun berbeda agama, gereja suku dan budaya.

- Seorang guru PAK hendaknya melepaskan organisasinya, alirannya dan dengan tulus berpusat pada pokok-pokok pengajaran iman Kristen. Guru PAK tidak boleh membeda bedakan gereja atau membenarkan gerejanya sendiri sebagai gereja yang terbaik dan gereja lain kurang baik. Guru PAK harus berada diantara dan bersama-sama semua gereja yang ada.

- Prioritas utama bagi guru PAK adalah membawa peserta didik mengalami perjumpaan dengan Kristus, mengalami pertumbuhan iman dan hidup dengan ketaatan kepada Allah dan mampu mengaplikasikan imannya dalam hidupnya pribadi maupun bersama-sama dengan orang meskipun berbeda agama, gereja suku dan budaya.

(7)

2. PAK Tidak Melakukan Fungsi Gerejawi

Dalam tradisi gereja Kristen ada fungsi-fungsi pelayanan yang hanya dapat dilakukan oleh gereja dan tidak lazim dilakukan oleh pelayanan-pelayanan di luar gereja. Hal ini dimaksudkan adalah untuk menjaga ketertiban dan kesakralan upacara Kristen tersebut dan menghindarkan kekacauan dalam melaksanakan upacara-upacara keagamaan. Perjamuan Kudus dan Baptisan adalah dua sakramen yang diakui oleh gereja.

- Pelaksanaannya dilakukan oleh gereja, bukan oleh pribadi-pribadi sekalipun ia dinyatakan sebagai guru agama Kristen. Oleh karena itulah Perjamuan Kudus dan Baptisan adalah menjadi tanggung jawab gereja. Seorang guru PAK yang mengajar di sekolah tidak memiliki wewenang untuk melakukan Perjamuan Kudus dan Baptisan Kudus dalam kapasitasnya sebagai guru. Ia harus mengarahkan peserta didik untuk ambil bagian di gereja masing-masing.

- Tugas guru PAK adalah memberi pengajaran tentang arti dan makna Perjamuan Kudus dan Baptisan sesuai firman Allah, sehingga peserta didik dapat mengerti arti sebenarnya.

- Sangat disayangkan jika ada beberapa guru PAK disekolah yang melakukan Perjamuan Kudus dan Baptisan disekolah atau diluar sekolah, sekalipun ia sendiri sebagai pelayan digerejanya. Hal ini terjadi karena sekolah dilihat sebagai cabang atau pos pelayanan gereja.

3. Menghargai Keaneka Ragaman Gereja.

- Guru PAK disekolah harus menghargai dan menjunjung tinggi keaneka ragaman gereja dari setiap peserta didik. Tidak boleh ada usaha sengaja ataupun tidak sengaja untuk mempengaruhi peserta didik untuk masuk ke dalam satu organisasi gereja tertentu, termasuk gereja guru yang bersangkutan.

- Gereja-gereja yang ada adalah merupakan arak-arakan bersama di dunia dalam melaksanakan amanat agung Tuhan Yesus.

- Peserta didik harus diarahkan untuk dapat menerima saling perbedaan organisasi gereja dan aliran diantara mereka. Guru PAK tidak boleh menjelek-jelekkan satu organisasi gereja dan harus dikatakan bahwa itu bukan tugas dan fungsi guru PAK.

- Adalah merupakan tugas guru PAK memberi contoh kepada peserta didik bahwa ia sendiri memberi penghargaan yang tinggi atas keaneka ragaman gereja yang ada. Jika memungkinkan guru

- PAK dapat memperkenalkan kepada peserta didik beberapa keragaman gereja dilingkungannya dengan melakukan peninjauan atau wawancara atau mengikuti kebaktian yang dilakukan dengan didampingi oleh guru yang bersangkutan.

- Dengan demikian peserta didik lebih mengenal dan menghayati keaneka ragaman tersebut. Gereja-gereja yang ada diijinkan Tuhan untuk melakukan pelayanan sesuai visi yang disampaikan oleh Tuhan kepada mereka. Sejarah gereja di Indonesia telah menjadi bukti bagi kita atas keanekaragaman tersebut.

-

PAK dalam konteks agama-agama

(8)

- Pendidikan Agama Kristen di sekolah haruslah dapat memberi pengajaran iman yang menuju keterbukaan dan bukan ketertutupan apalagi fanatisme keagamaan. Prinsip pengajaran Kristen adalah bahwa setiap orang beriman harus fanatik akan imannya tapi tidak boleh fanatisme, karena fanatisme adalah salah satu sikap buruk dalam

keagamaan. Peserta didik harus diajarkan agar mereka sungguh-sungguh berketetapan hati, setia sampai akhir terhadap imannya kepada Yesus Kristus.

- Iman dan keselamatan yang telah diterima dari Yesus Kristus tidak dapat ditukarkan dengan apapun di dunia ini. Namun dipihak lain, iman itu harus didemonstrasikan lewat hidup pribadi kepada siapapun. Kasih Yesus Kristus melampaui batas-batas agama dan batas-batas manusiawi.

- Orang-orang beriman harus mampu bergaul dengan semua penganut agama lain dan bekerja sama dengan mereka untuk membangun kesejahteraan umat manusia tanpa kecuali. Karena Kristus sendiri pun mengasihi semua orang, bahkan mengasihi dunia dan segala isinya.

2. Penginjilan.

- Gereja para rasul sungguh gereja yang sukses luar biasa dan bertumbuh terus menerus.

Orang-orang percaya itu tidak pernah berhenti untuk memberitakan Kristus. Setiap orang terpanggil dan terdorong untuk memberitakan Kristus di mana-mana.

- Tugas itu bukan hanya tugas para rasul, melainkan tugas setiap orang percaya yang telah menerima dan mengasihi Yesus dengan sungguh-sungguh dalam hidupnya

- Penginjilan adalah merupakan perintah Kristus kepada semua orang percaya. Tuhan Yesus berkata: “Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya” (Mat 16:18). Yesus memberikan amanat kepada murid-muridNya supaya mereka melaksanakan penginjilan dan jemaat menjadi inti dari amanat itu (Mat 28:19-20).

- Inti dari amanat agung itu ialah “jadikanlah……semua bangsa muridKu”, artinya bahwa orang-orang harus dibawa kepada Kristus, sehingga mereka beriman dan menyerahkan diri kepada Dia

- Penginjilan adalah merupakan amanat kepada gereja dan kepada orang-orang percaya dan berlangsung secara terus-menerus. Orang-orang percaya harus pergi untuk menjadikan orang-orang lain menjadi murid Kristus, mengajar mereka untuk menjadi murid-murid Kristus.

Strategi PAK dalam Masyarakat Majemuk

Sebagai guru PAK dalam era sekarang ini bukanlah tugas yang mudah, terutama dalam menghadapi nilai-nilai perubahan sekarang ini dalam berbagai bidang kehidupan. Kita menghadapi perubahan yang amat cepat seperti dalam hal; perubahan nilai-nilai; perubahan pandangan terhadap kesucian dan kekudusan, perubahan pandangan terhadap materi dan dampak teknologi yang sangat kuat mempengaruhi pola hidup masyarakat. Kita juga menyaksikan bahwa banyak orang yang gugur imannya karena tidak sanggup menghadapi perubahan tersebut.

Nilai-nilai materialisme dan Hedonisme begitu kuat mempengaruhi masyarakat kita sekarang ini, bukan hanya mempengaruhi mereka yang tinggal di kota-kota besar tetapi juga mereka yang tinggal di desa-desa.

Pendidikan Agama Kristen hadir dalam upaya pembentukan ahlak dan moralitas peserta didik agar mereka memiliki perilaku, nilai dan pandangan hidup yang baik. Oleh karena itulah, Strategi PAK disekolah haruslah mengandung beberapa prinsip berikut ini .

(9)

Dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen penting diperhatikan pendekatan-pendekatan, karena pendekatan pendidikan kristen mempunyai prinsip-prinsip yang berkaitan dengan tujuan, isi, peranan dan konteks pendidikan itu sendiri.

A. Isi Pengajaran Kristen 1. Pengajaran iman Kristen

Pengajaran iman Kristen adalah untuk membantu peserta didiki dalam perjumpaannya dengan tradisi kristiani dan wahyu Allah guna memahami, memikirkan, meyakini dan mengambil keputusan berdasarkan isi pengajarannya. Pendekatan ini sangat menekankan pola belajar yang teratur dan terencana.

2. Pengembangan spiritual

Membantu peserta didik untuk mengembangkan rohaninya dalam sikap dan perbuatan dan mengarah kepada pembentukan spiritual serta membimbingnya kearah kedewasaan rohani. Dengan demikian setiap orang percaya dapat memiliki kedewasaan iman.

3. Pembebasan

Pendidikan Agama Kristen bertujuan untuk mendorong agar peserta didik dapat menghayati gaya hidup kristiani melalui keterlibatannya dalam berbagai kehidupan disekolah, dikeluarga ataupun dimasyarakat lingkungannya.

4. Relevansi

Pendidikan Agama Kristen haruslah relevan dengan kebutuhan-kebutuhan iman masa kini, agar peserta didik dapat mengaplikasikannya dalam tantangan dan keadaan yang dihadapi.

5. Kecintaan kepada firman Allah

Pendidikan Agama Kristen hendaknya dapat membawa peserta didik kepada kecintaan kepada firman Allah dan menjadikan firman itu sebagai pedoman kehidupan terhadap Tuhan, sesama maupun diri sendiri.

B. Ciri Pendidikan Agama Kristen

Peserta didik memiliki kebutuhan-kebutuhan rohani sesuai dengan konteksnya. Oleh karena itu, ciri Pendidikan Agama Kristen haruslah memiliki ciri-ciri berikut ini .

1. Bersifat Partisipasif

Keberhasilan Pendidikan Agama Kristen adalah tergantung dari keterlibatan bersama antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan Agama Kristen bukanlah sebuah indoktrinasi tetapi partisipasi. Oleh karena itu semua komponen harus memberi dukungan yang sungguh-sungguh untuk keberhasilan pengajaran itu sendiri.

2. Terbuka terhadap perubahan

Pendidikan Agama Kristen memiliki sifat terbuka kepada perubahan dan kebutuhan, sehingga bekal pendidikan itu peserta didik mampu memahami dan menempatkan diri secara realistis, kritis dan kreatif dalam setiap situasi yang dihadapi.

Pendidikan agama Kristen tidak boleh membawa peserta didik menjadi introvert melainkan harus ekstrovert, artinya mampu menempatkan dirinya sebagai orang percaya ditengah-tengah lingkungannya.

3. Berkelanjutan

Ciri khas Pendidikan Agama Kristen adalah berkesinabungan. Pendidikan Agama Kristen tidak pernah selesai dalam arti yang sesungguhnya hingga mencapai kedewasaan iman.

(10)

Pendidikan Agama Kristen harus terus dikaji ulang agar selalu konteks dengan kebutuhan dan perubahan-perubahan yang terjadi.

4. Terarah dan terencana

Arah dan tujuan Pendidikan Agama Kristen harus jelas dan terarah dan tidak boleh menyimpang dari tujuan tujuan dasarnya. Tujuan utama adalah agar peserta didik bertumbuh dalam iman, ketaatan akan firman Allah dan mampu mengaplikasikan imannya dalam hidupnya pribadi maupun bersama dengan orang lain.

5. Manusia Orientet

Pendidikan Agama Kristen berorientasi kepada manusia yaitu menyangkut pembaharuannya, penghayatannya, pembentukan sikap dan perilakunya serta pembentukan jati dirinya.

C. Tujuan Pendidikan Agama Kristen

Kedewasaan rohani tidaklah terjadi secara tiba-tiba, tetapi terjadi lewat pengajaran, beribadah, berdoa, bersekutu dan mempelajari firman Allah. Peserta didik dalam mendapatkan PAK di sekolah bukanlah semata-mata untuk memenuhi tuntutan kurikulum yang telah ditetapkan, tetapi lebih jauh dari pada itu.

Lewat Pendidikan Agama Kristen peserta didik diharapkan dapat berkembang terus dalam pemahaman tentang Allah dan menolong mereka supaya dapat hidup sebagai murid-murid Kristus. Beberapa tujuan penting dari Pendidikan Agama Kristen diuraikan di bawah ini:

1. Pertobatan

Pertobatan demikian penting dalam iman Kristen. PAK disekolah mengalami kegagalan karena tidak mementingkan nilai-nilai pertobatan. Pertobatanlah yang memungkinkan tiap-tiap orang dapat melihat Kerajaan Allah dan mengalami kelahiran baru dalam Kristus.

Firman Allah yang diajarkan akan menghasilkan perubahan bagi setiap orang, yaitu perubahan yang dikerjakan oleh kuasa firman Allah. Pertobatan menyangkut penyesalan dan kesedihan atas perilaku yang lama (2 Kor 7 : 9); berpaling dari perilaku dosa ( Kis 8 : 22) kepada hidup yang baru di dalam Yesus Kristus (Mrk 1 : 15).

2. Pertumbuhan rohani

Pertumbuhan rohani terlihat dari dua aspek yaitu aspek “vertical dan horizontal”. Aspek vertical ialah diperbaharuinya hubungan seseorang dengan Allah yang dikokohkan melalui firman Allah dan doa. Sedangkan hubungan horizontal ditandai dengan praktek iman dalam hubungannya dengan sesama.

Pertumbuhan itu terjadi terus menerus (proses) dalam pengenalan akan Allah (Kol 1 : 10) dalam kasih karunia (2 Petr 3 : 8) hidup dalam pimpinan Roh Allah dan segala jalan hidupnya dilandasi oleh kasih Allah (Mat 22 : 37 – 40; 1 Kor 13 : 4 – 7), tanda-tanda ini akan terus semakin terlihat dalam hidupnya sehari-hari. Pertumbuhan rohani

3. Pemuridan

Semua orang percaya adalah murid Kristus dan mempunyai hak untuk memperoleh pemeliharaan dan pertumbuhan untuk menjadikannya menjadi murid-murid Kristus.

Pengertian murid dapat dibagi ke dalam dua pengertian yaitu, bahwa semua orang percaya adalah murid-murid Kristus, mereka dipanggil untuk mengikut Tuhan dengan setia dan dapat mewujudnyatakan imannya sebagai pengikut Kristus. Kemudian orang- orang percaya yang dengan rela hati melayani Tuhan secara khusus dan menjadi pelayan-pelayan Kristus.

(11)

Sebagai murid-murid Kristus, peserta didik haruslah dibawa kepada kesetiaan menjadi murid Kristus. Beberapa ciri dari murid Kristus ialah, “memisahkan diri dari dosa” (Luk 9 : 23), setia dan tekun menyelidiki firman Allah dan mempraktekkannya (Oh 8 : 31;

Yak 1 : 22 – 25; Maz 119 : 59) dan mereka menjadi pelaksana-pelaksana perintah Kristus.

4. Pembentukan Spiritual

Pendidikan Agama Kristen haruslah bertujuan untuk pembentukan spiritual peserta didik. Melalui PAK yang diperolehnya peserta didik mengalami pembentukan rohani yang sungguh-sungguh.

Kata spiritual berkaitan erat dengan “spirit” atau “roh” yaitu kekuatan yang menghidupkan atau menggerakkan. “Spiritualitas” diartikan sebagai kekuatan atau roh yang memberi daya tahan kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mempertahankan, memperkembangkan dan mewujudkan kehidupannya. Iman tidak akan tahan uji jika tidak disertai spiritualitas.

Tanpa spiritualitas iman orang percaya tidak akan bersinar, lemah tanpa kekuatan dan tidak menjadi ciptaan baru. Spritualitas memungkinkan orang orang percaya memiliki kekuatan, katabahan, kesabaran, kebaikan, kesucian, ketaatan dan kepekaan di dalam Yesus Kristus. PAK disekolah haruslah bertujuan untuk membentuk spiritualitas dari peserta didik.

KESIMPULAN

Pendidikan Agama Kristen (PAK) di sekolah adalah sebuah alat strategis dalam pembentukan iman dalam arti yang sesungguhnya, terutama di dalam menghadapi heterogenitas masyarakat Indonesia. Untuk itulah bahwa PAK harus dikelolah secara sungguh-sungguh. Peserta didik yang telah mengikuti pelajaran agama Kristen mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi diharapkan menjadi bekal utama dalam hidupnya. Faktor yang amat penting dalam mencapai keberhasilan PAK disekolah ialah guru PAK itu sendiri yang memiliki kualitas dalam hal mengajar.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan telah dilakukan Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi oleh POKJA 428 Biro Administrasi Pembangunan dan Pengadaan Barang/Jasa Sekretariat Daerah Provinsi

Pengertian pemeliharaan (maintenance) menurut JIS adalah semua pengaturan dan kegiatan yang diperlukan untuk menjaga/memelihara suatu peralatan pada kondisi siap pakai/siap

Hasil penelitian menunjukkan : Pertama, Analisis Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Di Desa Pao Kecamatan Tombolopao Kabupaten

Hasil uji t menunjukkan bahwa moderasi partisipasi penyusunan anggaran dan internal locus of control bernilai positif sebesar 3,432 dengan tingkat signifikansi

Pertama, Pendekatan multi-track diplomacy yang dilakukan KontraS terkait dengan kejahatan HAM yang dialami Etnis Rohingya dilakukan dengan mendorong pemerintah

Diare merupakan penyakit yang perlu mendapatkan perhatian khusus, dengan demikian peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui rasionalitas penggunaan terapi diare

Dari hasil DMRT tampak bahwa penggunaan formaldehid pada level 2% dan 4% untuk proteksi substrat campuran menir kedelai dengan minyak ikan lemuru menghasilkan