• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA CORIOLIS MASS FLOW METER DENGAN STANDARD API MPMS SEBAGAI ALAT UKUR SERAH TERIMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISA CORIOLIS MASS FLOW METER DENGAN STANDARD API MPMS SEBAGAI ALAT UKUR SERAH TERIMA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA CORIOLIS MASS FLOW METER DENGAN STANDARD API MPMS SEBAGAI ALAT UKUR SERAH TERIMA

Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Kabupaten Blora

*E-mail: imanuelladefretes@gmail.com

ABSTRAK

Proses metering merupakan proses pada suatu fluida yang mengalir kemudian diukur jumlah alirannya. Terobosan teknologi yang saat ini berkembang dalam system pengukuran sebuah proses aliran pada dasarnya sangatlah banyak, diantaranya coriolis mass flowmeter. Prinsip kerja dari coriolis mass flowmeter didasarkan efek coriolis, bahwa ketika partikel dalam sebuah bidang yang berputar dan bergerak mendekati atau menjauhi pusat perputaran maka akan menghasilkan gaya internal pada partikel tersebut. Gaya internal tersebut sebanding dengan massa laju aliran (mass flow rate). Coriolis mass flow rate PT. XYZ untuk mengukur laju aliran crude oil yang berasal dari separator tiga fase. Separator ini menerima crude oil dari lapangan A, B, dan C. Pada coriolis mass flowmeter akan diukur massa aliran crude oil yang melewatinya. Massa aliran ini akan dibandingkan dengan densitas crude oil tersebut. Sehingga dapat menghitung Gross dan Nett sesuai standard API MPMS beserta faktor koreksinya. Serta dapat dinilai performa coriolis mass flowmeter berdasarkan perhitungan repeatability, accuracy dan flow range (rangeability). Berdasarkan standard API MPMS repeatability coriolis mass flowmeter sebesar: 0,05%, accuracy sebesar: ±0,10%, serta untuk flow range (rangeability) pada turndown sebesar: 20: 1. Maka dari hasil perhitungan ketiga performa ini dapat dinyatakan coriolis mass flowmeter baik digunakan dan sesuai standard alat serah terima di PT.

XYZ

Kata Kunci: Metering system, coriolis mass flow, gross dan nett

1. PENDAHULUAN

Minyak bumi merupakan salah satu energi yang bisa dikatakan sebagai sumber energi primer saat ini, dimana produk yang dihasilkan dari minyak bumi merupakan faktor utama penggerak segala sektor yang menunjang kehidupan. Dalam prosesnya minyak membutuhkan investasi yang sangat besar untuk menunjang kegiatan eksplorasi, pengolahan dan distribusi.

Dengan demikian, harus diminimalisir setiap potensi yang dapat menimbulkan kerugian guna menurunkan resiko yang ditanggung dan kelayakan investasi dapat ditingkatkan. Sehingga dalam proses jual-beli minyak bumi dibutuhkan proses pengukuran yang memiliki keakuratan dan ketelitian tinggi yang biasa disebut custody transfer.

Metering system merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk mengukur volume aliran (flow) zat baik berupa gas, liquid, maupun steam. Dari proses pengukuran volume aliran dalam klausul custody transfer, metering system akan memproses volume aliran gas atau liquid pada kondisi aktual serta melakukan koreksi terhadap volume aliran terukur ke dalam kondisi standard yang menjadi acuan dalam proses transaksi. Dalam proses pengukuran, suhu dan

de Fretes Imanuella P D1*, Utami E1

1Teknik Instrumentasi Kilang, Politeknik Energi dan Mineral Akamigas,

985

(2)

tekanan gas atau liquid yang mengalir menjadi sebuah parameter penting, dimana suhu dan tekanan akan sangat berpengaruh pada density dan viscosity gas maupun liquid. Perubahan kondisi gas atau liquid tersebut akan mempengaruhi nominal volume aliran yang terukur [1].

Coriolis meter merupakan instrumentasi pengukur aliran yang menggunakan prinsip efek coriolis, yaitu jika sebuah partikel di dalam suatu gerak berputar mendekati atau menjauhi pusat perputaran maka partikel menghasilkan gaya internal yang bekerja pada partikel itu. Gaya internal yang dihasilkan adalah sebanding dengan mass flow rate (massa alir). Coriolis meter biasanya berbentuk pipa U (U shaped). Pengukuran aliran yang dihasilkan memiliki ketelitian yang tinggi, sehingga dengan menggunakan coriolis meter akan diperoleh hasil pengukuran aliran yang akurat [2].

2. METODE

A. Perhitungan Manual

Untuk mengetahui volume aliran liquid (flow rate) berdasarkan API MPMS 12.2 (1995)

“Calculation of Petroleum Quantities – Calculation of Liquid Petroleum Quantities Measured using Turbine or Displacement Meter”, dengan rumus sebagai berikut: [3]

𝐺𝑉 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑎𝑠𝑠

𝐹𝑙𝑜𝑤 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 × 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 (1)

𝐺𝑆𝑉 = 𝐺𝑉 × 𝐶𝑇𝐿 × 𝐶𝑃𝐿 (2)

𝑁𝑆𝑉 = 𝐺𝑆𝑉 × {1 − (%𝐵𝑆&𝑊

100 )} (3)

Pengaruh terhadap flow meter sangat perlu diuji dan dihitung melalui penetapan faktor- faktor koreksi berikut ini:

• CTL, faktor koreksi pengaruh suhu terhadap cairan.

• CPL, faktor koreksi pengaruh tekanan terhadap cairan.

Sehingga meter factor dapat dicari dengan [3]:

a. Correction for Effect Temperature on Liquid (CTL)

Proses perhitungan CTL berdasarkan API MPMS 12.2 (1995) “Calculation of Petroleum Quantities – Calculation of Liquid Petroleum Quantities Measured using Turbine or Displacement Meter” (paragraph 12.2.5.3), yang merujuk pada standar perhitungan sesuai dengan API MPMS 11.1 “Volume Correction Factors” (API Std 2540) [4].

𝐶𝑇𝐿 = 𝐸𝑋𝑃[−[𝛼T × (tl ˗ tb × (1+(0.8×αT× [tl ˗ tb])))]] (4) a. Correction for Effect of Pressure on Liquid (CPL)

Proses perhitungan CPL berdasar pada API MPMS 12.2 (1995) “Calculation of Petroleum Quantities – Calculation of Liquid Petroleum Quantities Measured using Turbine or Displacement Meter” (paragraph 12.2.5.4), yang merujuk pada standar perhitungan sesuai dengan API MPMS 11.1 “Volume Correction Factors” (API Std 2540) [4].

𝐶𝑃𝐿 = 1

[1−(𝛽𝑚×(𝑝𝑙−𝑝𝑏))]

(5)

B. Performa Coriolis Meter

Performa flow meter merupakan kemampuan dari coriolis meter untuk mencapai sebuah pengukuran yang telah diukur pada standard yang sudah ditetapkan. Performa ini difokuskan pada repeatability, accuracy serta rangeability dalam melakukan perhitungan flowrate[5].

986

(3)

a. Repeatability

𝑅𝑒𝑝𝑒𝑎𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑛𝑢𝑎𝑙−𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛 × 100 (6)

b. Accuracy

Range Accuracy = actual flow rate ± (accuracy × actual flow rate) (7) c. Flow Range (Rangeability)

Turndown ratio = Maximum flow rate / turndown (8)

3. PEMBAHASAN

Coriolis Mass Flow Meter

Pada PT. XYZ ini dalam proses alirannya menuju stripper, crude oil tersebut melalui coriolis mass flowmeter. Di dalam CMF ini akan diukur flow rate crude oil tersebut. Coriolis mass flowmeter ini mempunyai fungsi sama layaknya flow transmitter pada umumnya. Yang berbeda hanyalah proses perhitungannya untuk mendapatkan hasil output pembacaannya yang berupa flowrate. Pada umumnya yang diukur oleh flow transmitter adalah langsung besaran volumetriknya. Akan tetapi pada coriolis mass flowmeter ini yang diukur pertama kali adalah berupa massa alirannya (mass flow rate). Baru kemudian akan diproses kembali di sehingga menghasilkan besaran volumetrik seperti yang diinginkan. Coriolis mass flowmeter berfungsi untuk mengukur flow rate crude oil dari separator tiga fase, yang mengalir menuju stripper.

Crude oil yang mengalir berasal dari lapangan well A, B dan C. Crude oil tersebut mengalami pemisahan menjadi tiga fase, yaitu gas, crude oil, dan air. Setelah terpisah, crude oil masuk ke dalam coriolis mass flowmeter. Di dalam coriolis mass flowmeter ini akan diukur kecepatan aliran crude oil tersebut.

Prinsip kerja coriolis mass flowmeter ini berdasarkan massa crude oil yang lewat. Jadi aliran crude oil akan ditimbang terlebih dahulu massanya. Coriolis mass flowmeter pada lapangan Mudi di-tapping (diletakkan) pada pipa (tube) U terbalik. Hal ini disesuaikan dengan efek coriolis, yaitu ketika suatu partikel melewati suatu bidang yang berputar maka partikel tersebut akan menghasilkan gaya internal. Gaya internal tersebut sebanding dengan massa aliran.

Setelah didapat massa aliran, maka akan dibandingkan datanya dengan densitas crude oil yang lewat. Maka akan didapat gross flow rate. Gross flow rate ini merupakan laju alir kotor crude oil. Untuk mendapatkan laju alir bersih (nett flow rate) dibutuhkan faktor standard flow rate dan persentase kandungan endapan dan air pada crude oil (BS&W%). Standard flow rate diperoleh melalui perbandingan antara massa aliran dengan densitas standar crude oil.

Sedangkan BS&W diperoleh dari sensor BS&W yang terpasang pada upstream coriolis mass flowmeter.

Maka akan terbaca flowrate-nya pada monitor flow transmitter yang terdapat pada coriolis mass flowmeter. Dari transmitter tersebut juga ditarik kabel ethernet menuju Control room.

Jadi, hasil pembacaan ini juga dapat dibaca pada HMI (Human Machine Interface) yang terdapat di Control room.

987

(4)

Gambar 1. Coriolis mass flowmeter

Analisa Perhitungan Coriolis

Dari penelitian yang dilakukan didapatkan perhitungan data sebagai berikut:

a. Nilai CTL (Correction for Effect Temperature on Liquid)

Faktor koreksi untuk temperature pada cairan yang melewati coriolis dapat dicari menggunakan rumus sebagai berikut :

𝐶𝑇𝐿 = 𝐸𝑋𝑃[−[𝛼T ×(tl ˗ tb × (1+(0.8×αT×[tl ˗ tb])))]] (9) 𝐶𝑇𝐿 = 𝐸𝑋𝑃[−[0,000672×(102,89 ˗ 100,33 × (1+ (0.8× 0,000672× [102,89˗ 100,33])))]]

𝐶𝑇𝐿 = 0,9982 ̊𝐶

b. Nilai CPL(Correction for Effect of Pressure on Liquid)

Faktor koreksi untuk temperature pada cairan yang melewati coriolis dapat dicari menggunakan rumus sebagai berikut:

𝐶𝑃𝐿 = 1

[1−𝛽𝑚×(𝑝𝑙−𝑝𝑏)] (10)

𝐶𝑃𝐿 = 1

[1−(0,00004818×(5,4214−5,3867))]

𝐶𝑃𝐿 = 1,0101 𝑏𝑎𝑟

c. Nilai GV, GSV, dan NSV dari data Coriolis Daily Report GV (Gross Volume)

Gross volume pada coriolis ini didapat dari membandingkan gaya coriolis dengan densitas crude oil yang sedang mengalir. Dimana gaya coriolis ini sebanding dengan massa aliran (mass flow rate). Maka didapat rumus gross flow rate:

𝐺𝑉 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑎𝑠𝑠

𝐹𝑙𝑜𝑤 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 ×𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 (11)

𝐺𝑉 = 14,5860

264,6971 ×1,0000 𝐺𝑉 = 55,105 bbls

GSV (Gross Standard Volume)

Untuk mencari GSV harus sesuai dengan standard yang telah ditetapkan pada coriolis mass flowrate. Dimana CTL serta CPL nya sudah di setting sesuai dengan standard API MPMS dan telah disesuaikan dengan keadaan lapangan, sehingga memperoleh rumus:

988

(5)

𝐺𝑆𝑉 = 𝐺𝑉 × 𝐶𝑇𝐿 × 𝐶𝑃𝐿 (12) 𝐺𝑆𝑉 = 55,1050 × 0,9209 × 1,0008

𝐺𝑆𝑉 = 50,786 Bbls

NSV (Nett Standard Volume)

Pada nett standard volume ini juga dipengaruhi oleh presentasi BS&W (kandungan endapan dan air). Dimana sensor BS&W sudah terpasang pada bagian upstream coriolis mass flowmeter.

Maka diperoleh nilai presentasi BS&W tersebut, sehingga dapat mencari nett standard volume dengan rumus sebagai berikut:

𝑁𝑆𝑉 = 𝐺𝑆𝑉 × {1 − (%𝐵𝑆&𝑊

100 )} (13)

𝑁𝑆𝑉 = 50,786 × {1 − (0,5515%

100 )}

𝑁𝑆𝑉 = 50,506 Bbls

Performa Coriolis Mass Flow Meter

Performa Coriolis flow meter adalah kemampuan dari coriolis mass flow meter mengenai tingkat pencapaian suatu pengukuran yang diukur terhadap standard yang sudah ditetapkan.

Performa ini difokuskan pada tiga faktor yaitu : repeatability, accuracy, serta linearity yang sangat penting dalam melakukan perhitungan terhadap gross flow rate dan nett flow rate.

a. Analisa Repeatability

Nilai repeatability merupakan nilai toleransi yang diberikan pada alat perhitungan dalam metering system. Nilai maksimal dari repeatability adalah 0,05% dari masing – masing hasil perhitungan data per jam sesuai standard yang diberikan dari spesifikasi alat coriolis mass flow meter. Apabila nilai repeatability melebihi 0,05% maka kerja dari coriolis mass flow meter dianggap tidak optimal. Dari penelitian yang dilakukan dilakukan perhitungan sebanyak 5 kali dalam 5 jam yang berturut – turut. Dengan menggunakan data tersebut dapat di ketahui nilai repeatability nya dengan menggunakan persamaan:

𝑅𝑒𝑝𝑒𝑎𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑛𝑢𝑎𝑙−𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙

𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 × 100% (14)

Mencari Repeatability dari GSV : 𝑅𝑒𝑝𝑒𝑎𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 50,182−50,197

50,197 × 100% = 0,03%

Mencari Repeatability dari NSV : 𝑅𝑒𝑝𝑒𝑎𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 49,892−49,907

49,907 × 100% = 0,03%

Tabel 2. Hasil Perhitungan Repeatability

04.00 05.00 06.00 07.00 08.00

Repeatability

GSV 0,03% 0,03% 0,02% 0,02% 0,01%

Repeatability

NSV 0,03% 0,03% 0,02% 0,02% 0,01%

Dari hasil data lima jam yang dihitung maka nilai ini sesuai standard repeatability dari kriteria coriolis mass flow meter pada PT. XYZ yaitu lebih kecil dari ±0,02%, sehingga menandakan bahwa coriolis mass flow meter tersebut bekerja secara optimal.

989

(6)

GSV (Gross Standard Volume)

Gambar 2. Grafik Repeatability Gross Standard Volume NSV (Nett Standard Volume)

Gambar 3. Grafik Repeatability Nett Standard Volume

Berdasarkan grafik 2 dan 3, dapat dilihat pada jam 01, 10, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 22, dan 23 dinyatakan tidak stabil melewati standard repeatability karena sudah melewati standard spesifikasi coriolis yaitu lebih dari 0,05%. Sedangkan untuk jam 03, 18, dan 24 dinyatakan sesuai standard repeatability yaitu berada pada posisi ±0,05%. Tetapi untuk jam 02, 04, 05, 06, 07, 08, 09, 11, 12, dan 19 dapat dilihat dan dinyatakan sesuai pada standard kondisi optimal karena berada pada ±0,025%. Penurunan presentase yang tejadi dipengaruhi oleh hasil minyak pada setiap sumur maupun faktor temperature dan juga pressure per jam yang berbeda-beda.

b. Analisa Accuracy

Accuracy merupakan ukuran seberapa dekat antara hasil pengukuran terhadap actual gross flow rate dan nett flow rate, biasanya dinyatakan dalam percent of full scale.

Accuracy = ±0,10%

Range Accuracy = actual flow rate ± (accuracy × actual flow rate) (15) Accuracy Gross Standard Volume Maximum :

Range Accuracy = 25,075 + (0,10% × 25,075) (16)

Range Accuracy = 25,05 bbl/hr

Accuracy Gross Standard Volume Minimum :

Range Accuracy = 25,075 - (0,10% × 25,075) (17)

Range Accuracy = 25,10 bbl/hr

0,00 0,10 0,20 0,30 0,40

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23

Repeatability GSV %

Hour

0,00 0,10 0,20 0,30 0,40

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23

Repeatability NSV%

Hour

990

(7)

Jadi, range accuracy pada kelima data GSV di atas untuk maximum flow berada pada 25,05 – 25,10 = - 0,05 bbl/hr.

Sedangkan untuk accuracy nett flowrate pada laju aliran sebesar : Accuracy Nett Standard Volume Maximum :

Range Accuracy = 24,971 + (0,10% × 24,971) (18)

Range Accuracy = 24,995 bbl/hr

Accuracy Nett Standard Volume Minimum :

Range Accuracy = 24,971 - (0,10% × 24,971) (19)

Range Accuracy = 24,946 bbl/hr

Jadi, range accuracy pada kelima data NSV di atas untuk maximum flow berada pada 24,995–

24,946 = 0,049 bbl/hr.

Hasil Analisa Perhitungan

Hasil penilitian didapat nilai dari CTL (Correction Temperature of Liquid) memiliki error yang sesuai dengan accuracy coriolis mass flow meter yaitu 0,0773 ̊ C karena standard temperature pada coriolis tersebut sebesar ±1 ̊C. Sedangkan untuk CPL (Correction Pressure of Liquid) memiliki error yang lebih kecil dari standard pressure yaitu 0,0093 bar, karena standard pressure untuk kerja dari coriolis sebesar 119 bar. Dari perhitungan gross standard volume serta nett standard volume dapat menganalisa perhitungan performa coriolis mass flow meter berdasarkan repeatability, accuracy, dan flow range (rangeability).

Pada perhitungan tersebut didapat hasil GSV dan NSV lebih kecil dari standard repeatability yaitu sebesar ±0,05% dimana nilai ini sudah sesuai dengan kriteria coriolis mass flow meter pada PT. XYZ serta menandakan bahwa alat tersebut masih optimal saat di gunakan.

Untuk Hasil analisa dari perhitungan accuracy itu sendiri didapatkan nilai sebesar accuracy gross flowrate: 25,05 – 25,10 = - 0,05 bbl/hr; serta accuracy nett flowrate: 24,995– 24,946 = 0,049 bbl/hr. Dan untuk perhitungan flow range (rangeability) = untuk flow rate GSV akurat hingga sebesar 1,253 bbl/hr, sedangkan untuk flow rate NSV sebesar 1,248 bbl/hr. Maka dapat diketahui bahwa coriolis mass flow meter untuk produk minyak di PT. XYZ masih dalam performa yang baik.

4. SIMPULAN

Prinsip kerja coriolis mass flowmeter berdasarkan massa crude oil yang lewat. Jadi massa aliran crude oil akan ditimbang terlebih dahulu. Coriolis mass flowmeter di-tapping (diletakkan) pada pipa (tube) U terbalik. Hal ini disesuaikan dengan efek coriolis, yaitu ketika suatu partikel melewati suatu bidang yang berputar maka partikel tersebut akan menghasilkan gaya internal. Gaya internal tersebut sebanding dengan massa aliran. Setelah didapat massa aliran, maka akan dibandingkan datanya dengan densitas crude oil yang lewat. Sehingga dapat dihitung gross serta nett standard volume-nya.

Setelah dilakukan pembuktian dengan cara perhitungan manual maka dihasilkan nilai faktor koreksi antara lain CTL sebesar 0,9982 ̊ C, CPL sebesar 1,0101bar. Dari faktor koreksi inilah didapatkan perhitungan gross error sebesar ±0,0874 dan nett error sebesar ±0,0376.

Faktor performa coriolis mass flowmeter didapatkan berdasarkan repeatability, accuracy, dan flow range (rangeability) dengan nilai Repeatability untuk gross dan nett memiliki hasil <

±0,05%. Maka nilai ini sesuai dengan standard repeatability dari kriteria coriolis mass flow meter pada PT. Pertamina Asset 4 Sukowati Field yaitu ±0,02%. Kemudian Accuracy, memiliki hasil Gross flow rate: 25,05 – 25,10= - 0,05 bbl/hr; serta accuracy nett flow rate: 24,995–

24,946 = 0,049 bbl/hr. Untuk rangeability, flow meter tersebut dapat mengukur secara akurat

991

(8)

hingga flowrate GSV sebesar 1,253 bbl/hr, sedangkan untuk flowrate NSV sebesar 1,248 bbl/hr.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa coriolis mass flowmeter untuk produk minyak di PT.

XYZ masih dalam performa yang baik.

5. DAFTAR PUSTAKA

[1] Devarajan, U., Chandrasekaran, J., Paul, R., R Kamal, F., & Takieddine, O. (2019, November).

Challenges in Custody Metering System in Unstabilized Crude. In Abu Dhabi International Petroleum Exhibition & Conference. Society of Petroleum Engineers.

[2] ----. 2019, “Coriolis Flowmeter”, Lienetic Jaya”. Jakarta.

[3] ----. 1998. “Manual of Petroleum Measurement Standards Chapter 12- Calculation of Petroleum Quantities Section 2-Calculation of Petroleum Quantities Using Dynamic Measurement Methods and Volumentric Correction Factors Part 3-Proving Reports”. Washington. American Petroleum Institute.

[4] ----. API MPMS 11.1 “Volume Correction Factors” (API Std 2540).

[5] Muhammad, Ridwan. “Peningkatan Repeatability Sistem Metering dengan Pengendalian Aliran Menggunakan PID”. FT UI. 2004: Jakarta.

[6] Haidi, J. Pengaruh Perhitungan Flow Gas Terhadap Perubahan Suhu Gas Alam Dengan Alat Ukur Orifice Meter. AMPLIFIER Jurnal Ilmiah BidangTeknik Elektro dan Komputer, 5(2), 54-61.

[7] Skålvik, A. M., Bjørk, R. N., Frøysa, K. E., & Sætre, C. (2018). Risk-cost-benefit analysis of custody oil metering stations. Flow Measurement and Instrumentation, 59, 201-210.

[8] Al Fauzan, G. H. O. R. B. Y. (2018). Analisis Pengaruh Perhitungan Kalibrasi Base Volume Meter Prover Tanpa Menggunakan Nilai Skala Pada Sertifikat Bejana Ukur Standar (Doctoral Dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Daftar Simbol

GV = Gross Volume pada suhu dan tekanan actual

GSV = Gross Standard Volume, volume pada suhu dan tekanan standard CTL = Koreksi untuk pengaruh suhu pada Liquid

CPL = Koreksi untuk pengaruh tekanan pada Liquid

NSV = Nett Standard Volume, pada Oil Product NSV = GSV, pada Crude Oil disebut juga Nett Clean Oil.

%BS&W = Presentase kandungan Sediment and Water pada Liquid αT = Coefficient of thermal expansion of liquid (Alpha) dalam ℃-1 t1 = Actual temperature dalam Deg.C

tb = Base temperature dalam Deg.C

βm = Compressibility factor dalam Bar1 (based on API MPMS 11.2.1) pl = Actual pressure dalam Bar.a

pb = Base pressure/Equilibrium pressure dalam Bar.a

992

Gambar

Gambar 1. Coriolis mass flowmeter
Tabel 2. Hasil Perhitungan Repeatability
Gambar 2. Grafik Repeatability Gross Standard Volume  NSV (Nett Standard Volume)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh pemberian Usaha Kesehatan Jiwa Sekolah (UKJS) terhadap tingkat kecemasan siswa SMP kelas IX dalam menghadapi

a. Buku panduan media bimbingan etika bergaul adalah 95% yang dapat dikategorikan sangat baik dan tidak perlu revisi. Tingkat kegunaan media bimbingan etika bergaul adalah

B =Banyaknya peserta tes yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item. JS = Jumlah peserta tes yang mengikuti tes hasil

Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Pelayanan Ramah Anak (PRAP) adalah upaya yang dilakukan Fasilitas Pelayanan Kesehatan kepada anak berdasarkan pemenuhan, perlindungan dan

Hasil analisis finansial menunjukkan nilai NPV usaha pembuatan produk minuman cokelat menggunakan Cocoa butter substitute dari minyak inti sawit ini lebih besar

Uschi: Halo Elsbeth, kamu punya satu telur untuk saya!. Tanja dan Alexander datang hari ini, dan Alexander senang sekali makan

Hasil pengamatan yang diperoleh untuk preferensi pakan urutan pemilihan pakan dimulai dengan jangkrik, kedua adalah pisang dan papaya terakhir bubur