• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAMPIRAN KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

NOMOR : 84/II.3.AU/KEP/B/XII/2012

TANGGAL : 13 Shafar 1434 H / 26 Desember 2012 M

TENTANG : STATUTA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

MUQADDIMAH

Penyelenggaraan pendidikan adalah merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Oleh karena itu pembangunan pendidikan ditujukan pada upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui peningkatan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan para warganya mengembangkan diri baik jasmaniah maupun rohaniah.

Universitas Muhammadiyah Mataram adalah amal usaha Muhammadiyah dibidang pendidikan tinggi yang dijiwai dan dilandasi nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan pada tataran idiologis – filosofis maupun praktis – aplikatif serta menjadi salah satu kekuatan untuk kelangsungan dan kesinambungan Muhammadiyah.

Universitas Muhammadiyah Mataram merupakan lembaga pendidikan tinggi yang berperan untuk menyiapkan sumberdaya manusia terdidik yang berakhlak mulia dan mampu menangani berbagai bidang pekerjaan dan pengabdian secara cerdas dan profesional, menyiapkan pemimpin masa depan Persyarikatan, Bangsa dan membangun peradaban masa depan.

Universitas Muhammadiyah Mataram didalam kiprahnya sebagai penyelenggara pendidikan tinggi dan sebagai salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah berfungsi sebagai center of excellence within the region (uswah hasanah, pusat keunggulan) dibidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat serta sebagai driving force (kekuatan penggerak) gerakan dakwah dan tajdid Muhammadiyah yang melintasi zaman untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Oleh karena itu maka seluruh gerak langkah dan perjuangannya berbasis pada masyarakat bersinergi dengan perjuangan umat dan merupakan investasi strategis sumberdaya manusia seutuhnya yang memberi inspirasi dan kontribusi dalam mencerdaskan dan mencerahkan kehidupan bangsa.

Atas berkat rahmat Allah SWT dan dengan didorong oleh rasa tanggung jawab akan hakekat, arti dan tujuan pendidikan sebagai wadah untuk terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya serta masyarakat Islam yang sebenar- benarnya melalui suatu sistem pendidikan tinggi yang diatur dan berdasarkan peraturan Persyarikatan Muhammadiyah dan peraturan perundangan pemerintah tentang pendidikan tinggi maka disusunlah Statuta Universitas Muhammadiyah Mataram.

(2)

BAB 1

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Statuta ini yang dimaksud dengan:

1. Statuta adalah pedoman dasar penyelenggaraan kegiatan sebagai acuan perencanaan, pengembangan Program, dan penyelenggaraan kegiatan fungsional sesuai tujuan Universitas yang berisi dasar rujukan pengembangan peraturan akademik, dan prosedur operasional. Untuk selanjutnya yang dimaksud adalah Statuta Universitas Muhammadiyah Mataram;

2. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

3. Universitas adalah perguruan tinggi yang terdiri dari sejumlah Fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan atau pendidikan vokasi dalam sejumlah disiplin ilmu tertentu. Untuk selanjutnya yang dimaksud dengan Universitas dalam Statuta ini adalah Universitas Muhammadiyah Mataram, disingkat UM.Mataram.

4. Pimpinan Pusat Muhammadiyah adalah pendiri, pemilik, dan penyelenggara Perguruan Tinggi Muhammadiyah;

5. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) adalah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Nusa Tenggara Barat yang melaksanakan kebijakan Pimpinan Pusat;

6. Majelis Pendidikan Tinggi adalah badan pembantu Pimpinan Pusat yang dibentuk oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk membina dan mengkoordinasikan amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah di bidang pendidikan tinggi, serta memberi bahan pertimbangan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah guna menentukan garis kebijakan.

7. Badan Pembina Harian UM. Mataram (Badan Pembina Harian-UMM) adalah badan yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang berfungsi mewakili Pimpinan Pusat untuk melaksanakan tugas, memberi arah dan pertimbangan kepada pimpinan PTM dalam mengelolaan PTM;

8. Catur Dharma Universitas Muhammadiyah Mataram yang selanjutnya disebut Catur Dharma UM Mataram adalah Dharma yang ditetapkan oleh UM Mataram yang terdiri atas kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat serta pembinaan Al Islam dan Kemuhammadiyahan;

9. Pimpinan Universitas adalah Rektor yang berwenang dan bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan tertinggi;

10. Senat Universitas adalah badan normatif dan perwakilan tertinggi tingkat Universitas;

(3)

11. Civitas Akademika adalah komunitas dosen dan mahasiswa pada UM.

Mataram;

12. Dosen adalah pegawai UM Mataram yang bertugas sebagai pendidik profesional dan ilmuawan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, Al Islam dan Kemuhammadiyah melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada Masyarakat.

13. Tenaga kependidikan adalah karyawan yang diangkat dengan tugas utama pelayanan dibidang administrasi akademik, umum, dan keuangan;

14. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan menempuh pendidikan di UM. Mataram;

15. Alumni adalah seseorang yang tamat dari UM Mataram;

16. Busana akademik adalah busana yang dipakai anggota Senat dan wisudawan secara resmi dalam Rapat Senat terbuka;

17. Kopertis VIII adalah Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VIII Bali dan Nusa Tenggara;

18. Kopertais IV adalah Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Islam Wilayah IV Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara;

19. Warga UM Mataram adalah Civitas Akadimika dan Tenaga kependidikan.

20. Pemerintah adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan atau Kementerian Agama.

21. Dana abadi adalah dana cadangan atau dana saving.

Pasal 2

UM Mataram berdasarkan Islam yang bersumber pada Al Qur’an dan As Sunnah Al Maqbullah.

Pasal 3

UM. Mataram berasaskan : a. Kebenaran ilmiah;

b. Penalaran;

c. Kejujuran;

d. Keadilan;

e. Manfaaat;

f. Kebajikan;

g. Tanggung jawab;

h. Kebhinekaan;

i. Keterjangkauan;

j. Konsisten dalam menjalankan ajaran Islam.

(4)

Pasal 4 UM. Mataram berfungsi :

a. Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat serta Islami dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

b. Mengembangkan Civitas Akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing dan kooperatif melalui pelaksanaan Catur Dharma.

c. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai-nilai yang Islami.

Pasal 5 UM. Mataram memiliki tujuan :

a. Menghasilkan produk-produk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk pengembangan ipteks dan berkontribusi pada kesejahteraan umat manusia.

b. Menghasilkan lulusan sarjana muslim yang profesional, kreatif, inovatif dan menguasai ipteks dalam rangka terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

c. Terwujudnya keunggulan institusi dan program studi dalam peringkat nilai akreditasi, pengembangan ipteks dan kemampuan daya saing lulusan.

d. Terwujudnya jalinan kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional, nasional dan internasional terutama dalam pengembangan ipteks dan riset.

e. Terbangunnya infrastruktur dan ketersediaan media pembelajaran yang memadai untuk kelancaran penyelenggaraan Catur Dharma Perguruan Tinggi.

f. Terintegrasinya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan akademik dan pengelolaan keuangan.

BAB II VISI DAN MISI

Pasal 6 Visi UM Mataram :

Menjadi Universitas Islami, mandiri, unggul dan berdaya saing di kawasan ASEAN.

Pasal 7 Misi UM Mataram :

1. Menyelenggarakan Catur Dharma Perguruan Tinggi yang mampu memenuhi tututan masyarakat atau pengguna output pendidikan tinggi.

(5)

2. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang mandiri dan mampu berdaya saing di kawasan ASEAN.

3. Membentuk insan Civitas Akademika yang berakhlak mulia dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dalam suasana Kampus yang Islami.

4. Menyelenggarakan pengelolaan Universitas yang profesional, akuntabel dan amanah.

5. Membangun kerjasama, baik di tingkat regional, nasional dan internasional yang saling menguntungkan.

BAB III IDENTITAS Bagian Pertama

Nama Pasal 8

Universitas ini bernama Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram.

Bagian Kedua

Kedudukan dan Waktu Pendirian Pasal 9

(1) UM Mataram berkedudukan di Mataram Propinsi Nusa Tenggara Barat, didirikan pada tanggal 13 Sya’ban 1400 H bertepatan dengan tanggal 25 Juni 1980;

(2) UM Mataram adalah merupakan salah satu amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan tanggal 18 Nopember 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan yang berstatus Badan Hukum berdasarkan:

a. Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 81 tahun 1914, tentang pengesahan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai Badan Hukum, juncto surat Menteri kehakiman tanggal 08 September 1971 Nomor: J.A.5/160/4 bahwa status badan tersebut tetap berlanjut.

(6)

b. Pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tanggal 24 Juli 1974 Nomor: 23628/MPK/74 bahwa Muhammadiyah sebagai Badan Hukum yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pengajaran;

c. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azasi Nomor: AHU-88.AH-01.07 tahun 2010 tanggal 23 Juni 2010 bahwa Muhammadiyah adalah badan hukum yang bergerak dalam bidang dakwah dan sosial kemasyarakatan, pendidikan, dan kesehatan.

(3) Badan Hukum yang dipergunakan sebagai landasan hukum pendirian UM Mataram mengacu kepada ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Bagian Ketiga Lambang

Pasal 10

(1) UM Mataram memiliki lambang yang tergambar sebagai berikut :

a. Gambar matahari

b. Kata Muhammadiyah dalam tulisan Arab c. Dua kalimah syahadat dalam tulisan Arab d. Lukisan padi dan kapas

e. Kalimat Universitas Muhammadiyah Mataram f. Lingkaran segi lima

g. Warna dasar hijau tua

(2) Arti dari lambang pada ayat (1) di atas adalah :

a. Matahari : benda angkasa, ciptaan Allah SWT, sinarnya sangat bermanfaat bagi kehidupan semua makhluk-Nya. Persyarikatan Muhammadiyah menggambarkan gerak dan manfaatnya bagaikan matahari dengan sinarnya yang selalu memberikan manfaat bagi hidup dan kehidupan manusia.

b. Tulisan Muhammadiyah dalam huruf Arab: adalah nama Persyarikatan Muhammadiyah.

c. Tulisan Dua Kalimah Syahadat dalam huruf Arab: bermakna bahwa Persyarikatan Muhammadiyah berusaha memancarkan cahaya keimanan yaitu tauhid, bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan kecuali Allah dan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW, itu adalah utusan Allah SWT. keyakinan ini merupakan aqidah yang paling hakiki bagi setiap Muslim. Dengan demikian Persyarikatan Muhammadiyah

(7)

menyeru kepada umat manusia agar dengan sadar memeluk Islam, menjadi penolong, dan penegak Islam.

d. Lukisan padi dan kapas : terdiri dari 19 dan 12 tangkai, gabungan keduanya menunjukkan tahun berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah di Indonesia, juga berarti lambang kemakmuran dan kesejahteraan yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia;

e. Kalimat Universitas Muhammadiyah Mataram : Lembaga pendidikan tinggi dalam Persyarikatan Muhammadiyah yang berlokasi di Mataram, Nusa Tenggara Barat;

f. Lingkaran segi lima : simbol falsafah Pancasila.

Bagian Keempat Hymne Pasal 11

Hymne UM Mataram diperdengarkan sebagai lagu resmi pada setiap upacara akademik, upacara peringatan hari jadi dan upacara resmi lainnya.

Bagian Kelima Bendera Pasal 12

(1) Bendera Universitas atau Fakultas berukuran panjang dan lebar dengan skala 5:3 yang di dalamnya tertera lambang UM Mataram dan di bawahnya bertuliskan nama Universitas dan atau Fakultas.

(2) Bendera dan atribut UM Mataram berwarna dasar hijau tua.

(3) Warna dasar bendera sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah sama, yang membedakan adalah tulisan Universitas atau Fakultas.

(4) Bendera Universitas atau bendera Fakultas serta jenis dan tata cara penggunaan atribut akan ditetapkan secara tersendiri oleh Rektor.

Bagian Keenam Busana Akademik

Pasal 13

(1) Busana Akademik Pimpinan UM Mataram :

a. Toga jabatan warna hitam, lengan panjang dengan leher toga dan sepanjang garis pembuka toga dilapisi warna hijau hitam, ujung lengan disekitar lengan tangan dilapisi warna hijau selebar 19 cm.

b. Topi jabatan warna hitam dan berbentuk segi lima dengan kuncir berwarna kuning.

(8)

c. Kalung jabatan berlogo UM Mataram terbuat dari logam warna kuning emas.

(2) Busana Akademik Guru Besar UM Mataram terdiri atas: Toga jabatan hijau hitam (lengan panjang) dengan leher toga dan sepanjang garis pembuka toga dilapisi warna hijau. Ujung lengan disekitar pergelangan tangan dilapisi warna hijau selebar 19 cm. Topi berbentuk segi lima warna hitam dengan kuncir berwarna kuning;

(3) Busana akademik wisudawan UM Mataram terdiri atas: Toga wisudawan warna putih (lengan panjang) dengan leher toga dan sepanjang garis pembuka toga dilapisi kain warna hijau, ujung lengan disekitar pergelangan tangan dilapisi kain warna hijau selebar 19 cm. Topi hitam yang permukaannya berbentuk segilima dengan kuncir warna kuning;

(4) Gordon terbuat dari logam warna kuning emas berlogo UM Mataram yang diikat pada selempang warna kuning tengah putih pinggir untuk Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan warna putih tengah kuning pinggir untuk Fakultas Teknik, warna merah hati pinggir putih tengah untuk FISIP, warna hijau pinggir kuning tengah untuk Fakultas Pertanian dan warna biru pinggir putih tengah untuk Fakultas Ilmu Kesehatan, warna putih tengah hijau pinggir untuk Fakultas Hukum, warna hijau tengah kuning pinggir untuk Fakultas Agama Islam;

(5) Penggunaan busana sebagaimana dimaksud ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) akan ditetapkan secara tersendiri dengan keputusan Rektor.

Bagian Ketujuh Jaket Almamater

Pasal 14

(1) UM Mataram memiliki jaket almamater berwarna hijau tua berlogo Universitas Muhammadiyah Mataram yang ditempelkan pada bagian dada sebelah kiri;

(2) Jaket almamater sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan pada waktu mahasiswa melaksanakan kegiatan di dalam dan di luar kampus untuk dan atas nama lembaga, baik ditingkat Program Studi, Fakultas maupun tingkat Universitas.

(9)

Bagian Kedelapan Logo, Moto, dan Kop Surat

Pasal 15

Logo, Moto, dan kop surat UM Mataram ditetapkan oleh Rektor mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

BAB IV

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Pasal 16

(1) UM Mataram menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyah;

(2) Pendidikan dan pengajaran adalah merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan manusia terdidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 (tiga);

(3) Penelitian merupakan kegiatan telaah taat kaidah dalam upaya untuk menentukan kebenaran dan/atau menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni;

(4) Pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam upaya memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat;

(5) AIK adalah kegiatan untuk melakukan kajian dan pengamalan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan;

(6) Dalam rangka melaksanakan kegiatan yang dimaksud dalam ayat (3), ayat (4) dan ayat (5) akan diatur dengan kode etik tersendiri.

Pasal 17

Pendidikan Akademik

(1) UM Mataram menyelenggarakan pendidikan akademik dan pendidikan vokasi;

(2) Pendidikan akademik merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan meliputi bidang ilmu sosial dan politik, keguruan dan ilmu pendidikan, pertanian, teknik, hukum, kesehatan, agama, dan tidak menutup kemungkinan penyelenggaraan pendidikan ilmu yang lain, sepanjang sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(3) Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi program diploma yang menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan.

(10)

Pasal 18

(1) Pendidikan akademik terdiri atas Program Sarjana (2) Pendidikan vokasi terdiri atas program diploma;

(3) Pendidikan akademik dan pendidikan vokasi diselenggarakan dengan cara tatap muka;

(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Keputusan Rektor.

Pasal 19

(1) UM Mataram menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar;

(2) Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar sejauh diperlukan dalam penyampaian pengetahuan dan/atau pelatihan dan/atau keterampilan bahasa daerah yang bersangkutan;

(3) Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar sejauh diperlukan dalam penyampaian pengetahuan dan/atau pelatihan dan/atau keterampilan;

(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Keputusan Rektor.

Pasal 20

(1) UM Mataram menyelenggarakan tahun akademik pendidikan tinggi dimulai pada bulan Oktober dan berakhir pada bulan September;

(2) Tahun akademik dibagi dalam 2 (dua) semester yaitu semester ganjil dan semester genap yang masing-masing terdiri atas minimal 12 (duabelas) kali tatap muka;

(3) Pada akhir penyelenggaraan Program pendidikan akademik dan atau pendidikan vokasi diadakan wisuda;

(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur oleh Rektor dengan mengacu kepada ketentuan yang diatur oleh Pemerintah.

Pasal 21

Pendidikan Jarak Jauh

1. Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi informasi dan komunikasi serta media lain.

(11)

2. UM Mataram dapat menyelenggarakan pendidikan jarak jauh oleh Program Studi tertentu sepanjang telah memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Ketentuan lebih lanjut yang mengatur tentang pendidikan jarak jauh akan ditetapkan dengan Surat Keputusan Rektor.

Pasal 22

Sistem Kredit Semester

(1) Pendidikan di UM Mataram menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS);

(2) Pembelajaran dapat dilaksanakan pada setiap semester yang merupakan satuan waktu terkecil untuk menyatakan lamanya suatu Program pendidikan dalam suatu jenjang pendidikan;

(3) Skripsi dan karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana diatur oleh Fakultas masing-masing.

Pasal 23

(1) Pendidikan tinggi diselenggarakan melalui proses pembelajaran yang mengembangkan kemampuan belajar mandiri;

(2) Dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi dapat dilakukan kuliah, seminar, simposium, diskusi panel, lokakarya, praktikum, dan kegiatan lain.

Pasal 24

(1) Penyelenggaraan Program Akademik oleh UM Mataram dengan beban Studi Program Sarjana sekurang-kurangnya 144 (seratus empat puluh empat) SKS dan sebanyak-banyaknya 160 (seratus enam puluh) SKS yang dijadwalkan untuk sekurang-kurangnya 8 (delapan) semester yang ditempuh dalam waktu maksimal 7 tahun;

(2) Program pendidikan vokasi dengan beban Program Studi Diploma III sekurang-kurangnya 110 (seratus sepuluh) SKS dan sebanyak-banyaknya 120 (seratus dua puluh) SKS yang dijadwalkan untuk 6 (enam) semester yang ditempuh dalam waktu maksimal 5 tahun.

Pasal 25

Penerimaan Mahasiswa Baru

(1) UM Mataram mengatur dan menyelenggarakan seleksi penerimaan mahasiswa baru;

(2) Penerimaan mahasiswa baru di UM Mataram diatur dengan Keputusan Rektor.

(12)

Pasal 26 Kurikulum

(1) Penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran didasarkan pada kurikulum yang disusun oleh masing-masing Fakultas sesuai dengan Program Studi serta berpedoman pada kurikulum nasional yang telah dijabarkan kedalam peraturan Universitas;

(2) Dalam pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), setiap mahasiswa UM Mataram diberikan mata kuliah wajib Al-Islam dan Kemuhammadiyahan;

Pasal 27

Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi dilaksanakan pada akhir setiap semester dan pada akhir masa pendidikan.

Pasal 28

(1) Evaluasi hasil belajar mahasiswa dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan dengan cara yang sesuai dengan karakteristik pendidikan keahlian yang bersangkutan;

(2) Untuk mendorong pencapaian prestasi akademik yang lebih tinggi dapat dikembangkan sistem penghargaan bagi mahasiswa dan lulusan yang memperoleh prestasi tinggi.

Pasal 29

Mahasiswa Putus Kuliah

Rektor dapat menetapkan mahasiswa putus kuliah berdasarkan kriteria yang diatur dalam Keputusan Rektor.

BAB V

KEBEBASAN AKADEMIK DAN OTONOMI KEILMUAN Pasal 30

Bagian Satu

Kebebasan Akademik dan Kebebasan Mimbar

(1) Kebebasan akademik merupakan kebebasan pendidikan anggota Civitas Akademika untuk secara bertanggung jawab dan mandiri melaksanakan kegiatan akademik yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;

(13)

(2) Rektor mengupayakan dan menjamin agar setiap anggota Civitas Akademika dapat melaksanakan kebebasan akademik dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya secara mandiri sesuai aspirasi pribadi yang dilandasi oleh norma Islam dan kaidah keilmuan;

(3) Dalam melaksanakan kebebasan akademik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), setiap anggota Civitas Akademika harus mengupayakan agar kegiatan serta hasilnya tidak merugikan pelaksanaan kegiatan akademik UM Mataram;

(4) Dalam melaksanakan kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik setiap anggota Civitas Akademika harus bertanggung jawab secara pribadi atas pelaksanaan dan hasilnya sesuai dengan norma Islam dan norma persyarikatan serta kaidah keilmuan.

Pasal 31

(1) Kebebasan mimbar akademik berlaku sebagai bagian dari kebebasan akademik yang memungkinkan dosen dan mahasiswa menyampaikan fikiran dan pendapat yang bersangkutan sesuai dengan norma Islam norma persyarikatan serta kaidah keilmuan

(2) Dalam melaksanakan kegiatan akademik Rektor dapat mengizinkan penggunaan sumber daya UM Mataram sesuai dengan peraturan yang berlaku;

Pasal 32

(1) UM Mataram dapat mengundang tenaga ahli dari luar untuk menyampaikan pikiran dan pendapat sesuai dengan norma Islam, norma persyarikatan dan kaidah keilmuan dalam rangka pelaksanaan kebebasan akademik;

(2) Pelaksanaan kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik diarahkan untuk memantapkan terwujudnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan nasional;

(3) Dalam merumuskan pengaturan pelaksanaan kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik, Senat UM Mataram harus berpedoman pada ketentuan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1).

Pasal 33 Bagian Kedua Otonomi Keilmuan

(1) Otonomi keilmuan merupakan kegiatan keilmuan yang berpedoman pada norma Islam, norma persyarikatan dan kaidah keilmuan yang harus ditaati oleh anggota Civitas Akademika;

(14)

(2) Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Civitas Akademika berpedoman pada otonomi keilmuan;

(3) Perwujudan otonomi pada UM Mataram diatur dan dikelola oleh Senat Akadmik.

BAB VI

GELAR DAN PENGHARGAAN Pasal 34

(1) UM. Mataram dapat memberikan gelar akademik maupun vokasi bagi lulusannya;

(2) Lulusan pendidikan akademik dapat diberikan hak untuk menggunakan gelar Sarjana, Magister dan Doktor.

(3) Lulusan pendidikan vokasi dapat diberikan hak untuk menggunakan sebutan Ahli Pratama, Ahli Muda, Ahli Madya, Sarjana Terapan, Magister Terapan, dan Doktor Terapan;

Pasal 35

(1) Gelar Akademik Sarjana ditempatkan dibelakang nama pemilik hak atas penggunaan gelar yang bersangkutan dengan mencantumkan huruf S, untuk Sarjana disertai singkatan nama kelompok bidang ilmu;

(2) Sebutan Ahli Pratama, Ahli Muda, Ahli Madya, Sarjana Terapan, Magister Terapan, dan Doktor Terapan bagi lulusan program vokasi ditempatkan dibelakang nama pemilik hak atas penggunaan sebutan yang bersangkutan;

(3) Jenis gelar dan sebutan, singkatan dan penggunaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh Pemerintah.

BAB VII

SUSUNAN ORGANISASI Pasal 36

Organisasi Universitas terdiri dari:

1. Penyelenggara:

a. Pimpinan Pusat Muhammadiyah,

b. Pimpinan Wilayah Muhammadyah NTB;

c. Majelis Pedidikan Tinggi, dan;

d. Badan Pembina Harian;

2. Unsur Pimpinan : a. Rektor;

b. Wakil Rektor;

c. Dekan;

(15)

d. Wakil Dekan;

e. Direktur dan Sekretaris Program Pasca Sarjana;

f. Ketua dan Sekretaris Program Studi.

3. Pelaksana Akademik : Fakultas dan Lembaga

4. Pelaksana Administrasi : BAU, BAA, BAK, dan Biro lain sesuai kebutuhan.

5. Penunjang : Unit Pelaksana Teknis.

Bagian Satu Penyelenggara

Pasal 37

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

(1) Pimpinan Pusat Muhammadiyah adalah pendiri, pemilik, dan Penyelenggara Universitas Muhammadiyah Mataram;

(2) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan kebijakan penyelenggaraan Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang pelaksanaannya dilimpahkan kepada Majelis Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

(3) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan Badan Pembina Harian UM.

Mataram berdasarkan usul Pimpinan Universitas Muhammadiyah Mataram dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah NTB melalui Majelis Dikti PP Muhammadiyah;

(4) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan Rektor UM. Mataram berdasarkan usul Senat Universitas Muhammadiyah Mataram dan Pertimbangan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah NTB.

Pasal 38

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah

1. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah melaksanakan kebijakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam penyelenggaraan UM. Mataram.

2. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah memberikan pertimbangan terhadap Calon Rektor, Wakil Rektor, Dekan yang diminta oleh Rektor dari Aspek Al- Islam dan Kemuhammadiyahan.

3. Bersama Pimpinan Universitas Muhammadiyah Mataram mengusulkan Badan Pembina Harian ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Dikti.

Pasal 39

Majelis Pendidikan Tinggi

1. Majelis Pendidikan Tinggi membantu Pimpinan Pusat dalam penyelenggaraan Perguruan Tinggi Muhammadiyah.

(16)

2. Majelis Pendidikan Tinggi menetapkan ketentuan tentang pelaksanaan kebijakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam penyelenggaraan Perguruan Tinggi Muhammadiyah.

Pasal 40

Badan Pembina Harian

(1) Badan Pembina Harian yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

(2) Badan Pembina Harian berfungsi mewakili Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk melaksanakan tugas;

a. Memberi arah dan pertimbangan kepada Pimpinan Universitas dalam pegelolaan UM. Mataram;

b. Bersama Pimpinan Universitas menyusun rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahunan;

c. Bersama Pimpinan Universitas dan Senat menyusun RIP dan Statuta;

d. Membuat laporan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

(3) Badan Pembina Harian berwewenang;

a. Mengangkat dan memberhentikan dosen dan tenaga kependidikan tetap Persyarikatan atas usul Rektor;

b. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Universitas;

c. Melakukan pembinaan dan pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di Universitas.

(4) Badan Pembinan Harian terdiri atas :

a. Unsur Pimpinan Persyarikatan sebagai Wakil Persyarikatan;

b. Unsur tokoh Persyarikatan yang berpengalaman dalam dunia pendidikan Tinggi;

c. Unsur tokoh masyarakat yang berpengalaman dalam dunia pendidikan tinggi dan memahami Persyarikatan.

(5) Susunan Badan Pembina Harian sekurang-kurangnya 5 (lima) orang dan sebanyak-banyak 9 (sembilan) orang yang terdiri dari : Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Anggota;

(6) Pengangkatan, pemberhentian dan perubahan anggota Badan Pembina Harian ditetapkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah atas usul Pimpinan Universitas dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah melalui Majelis Pendidikan Tinggi.

(7) Keanggotaan Badan Pembina Harian pada masa jabatannya dapat dilakukan perubahan karena pegunduran diri, meninggal dunia, atau berhalangan tetap.

(17)

(8) Ketentuan jabatan Badan Pembina Harian diatur sebagai berikut:

a. Masa jabatan Badan Pembina Harian 4 (empat) tahun;

b. Ketua Badan Pembina Harian tidak boleh dijabat oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan atau Ketua Persyarikatan di bawahnya;

c. Ketua Badan Pembina Harian dapat dijabat oleh orang yang sama maksimal dua kali masa jabatan.

Bagian Kedua Pimpinan Universitas

Pasal 41 Rektor

(1) Rektor adalah penanggung jawab utama terselenggaranya kegiatan Catur Dharma UM Mataram.

(2) Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Pusat Muhammdiyah berdasarkan usulan dari Senat Universitas, setelah mendapat pertimbangan dari Pimpinan Wilayah Muhammdiyah.

(3) Tugas Rektor :

a. Memimpin UM Mataram dalam penyelenggaraan Catur Darma Perguruan Tinggi Muhammadiyah sesuai ketentuan yang berlaku;

b. Membina dan mengembangkan tenaga akademik, tenaga administrasi, dan mahasiswa;

c. Berkoordinasi dengan Badan Pembina Harian membuat keputusan, prosedur, mekanisme, dan tata cara rekruitmen Dosen dan tenaga kependidikan serta membina Dosen, tenaga kependidikan UM-Mataram agar lebih professional;

d. Mengarahkan dan menyelenggarakan kegiatan UM. Mataram agar menjadi kampus yang Islami.

e. Membimbing, mengendalikan, mengawasi dan pelaksanaan anggaran di UM. Mataram;

f. Mengevaluasi pelaksanaan Catur Darma dan pelaksanaan Anggaran di UM. Mataram.

g. Membuat peraturan yang berlaku umum di lingkungan UM. Mataram.

yang dituangkan dalam surat keputusan Rektor.

(4) Dalam menjalankan tugas, Rektor dibantu oleh Wakil Rektor yang bertanggung jawab kepada Rektor

(5) Dalam hal Rektor berhalangan tidak tetap, Wakil Rektor bidang akademik bertindak sebagai Pelaksana Harian Rektor;

(6) Rektor berhalangan tetap bilamana:

a. Meninggal dunia;

(18)

b. Sakit yang berakibat tidak dapat melaksankan tugas berdasarkan keterangan dokter;

c. Dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap; atau

d. Mengundurkan diri, dan atau diberhentikan.

(7) Dalam hal Rektor berhalangan tetap, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengangkat pejabat rektor sebelum diangkat Rektor definiti

(8) Calon Pejabat Rektor yang diusulkan oleh Badan Pembina Harian bersama Pimpian Wilayah Muhammadiyah kepada Pimpian Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Pendidikan Tinggi selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah Rektor dinyatakan berhalangan tetap.

(9) Calon Pejabat Rektor yang diusulkan memenuhi kualifikasi sesuai pasal 20 Pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor: 02/PED/I.0/B/2012 tentang Pedoman Pendidikan Tinggi Muhammadiyah.

Pasal 42 Wakil Rektor (1) Wakil Rektor terdiri dari :

a) Wakil Rektor I, bidang akademik;

b) Wakil Rektor II, bidang administrasi;

c) Wakil Rektor III, bidang kemahasiswaan dan alumni;

d) Wakil Rektor IV bidang Al Islam dan Kemuhammadiyahan dan Kerjasama;

2. Wakil Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Majelis Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah atas usul Rektor, setelah memperoleh pertimbangan Senat Universitas dan rekomendasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.

3. Tugas Wakil Rektor :

a. Wakil Rektor I, membantu tugas Rektor dalam memimpin pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta pembinaan dan pengembangan tenaga edukatif.

b. Wakil Rektor II, membantu tugas Rektor dalam memimpin pelaksanaan kegiatan bidang administrasi umum dan keuangan, serta pembinaan dan pengembangan tenaga kepegawaian.

c. Wakil Rektor III, membantu tugas Rektor dalam memimpin pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan dan alumni.

d. Wakil Rektor IV, membantu tugas Rektor dalam memimpin pelaksanaan kegiatan bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dan Kerjasama.

4. Jumlah Wakil Rektor disesuaikan dengan kebutuhan.

Pasal 43 Dekan

(1) Fakultas dipimpin oleh Dekan dan dibantu oleh Wakil Dekan.

(19)

(2) Dekan diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Senat Fakultas setelah mendapat pertimbangan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.

(3) Dekan bertanggung jawab kepada Rektor;

(4) Dekan memimpin penyelenggaraan kegiatan pendidikan, pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, membina Dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan;

(5) Dalam hal Dekan berhalangan tidak tetap, Wakil Dekan bidang akademik atau wakil dekan bertindak sebagai Pelaksana Harian Dekan.

(6) Dalam hal Dekan berhalangan tetap, Rektor mengangkat Pejabat Dekan sebelum mengangkat Dekan defenitif.

Pasal 44 Wakil Dekan

(1) Wakil Dekan diangkat dan diberhentikan oleh Rektor.

(2) Wakil Dekan bertanggung jawab kepada Dekan;

(3) Jumlah Wakil Dekan disesuaikan dengan kebutuhan;

(4) Fungsi, tata kerja, dan rincian tugas Wakil Dekan diatur dalam ketentuan tersendiri.

Pasal 45

Direktur dan Sekretaris Program Pasca Sarjana

1. Program Pasca Sarjana dipimpin oleh seorang Direktur yang dibantu oleh seorang Sekretaris

2. Direktur dan Sekretaris Program Pasca Sarjana diangkat dan diberhentikan oleh Rektor

3. Direktur Program Pasca Sarjana bertanggung jawab kepada Rektor;

4. Sekretaris bertanggung jawab kepada Direktur;

5. Dalam hal Direktur berhalangan tidak tetap, Sekretaris bertindak sebagai Pelaksana Harian Direktur;

6. Dalam hal Direktur berhalangan tetap, Rektor mengangkat Pejabat Direktur sebelum mengangkat Direktur defenitif.

Pasal 46

Ketua dan Sekretaris Program Studi

(1) Program Studi dipimpin oleh seorang Ketua dan dibantu oleh seorang Sekretaris;

(2) Ketua dan Sekretaris Program Studi diangkat dan diberhentikan oleh Rektor;

(3) Ketua Program Studi pada Fakultas bertanggung jawab kepada Dekan.

(4) Sekretaris Program Studi bertanggung jawab kepada Ketua Program Studi.

(20)

BAB VIII

PERSYARATAN, PROSEDUR PENGANGKATAN PIMPINAN, SENAT, PELAKSANA AKADEMIK, PELAKSANA ADMINISTRASI

Bagian Pertama

Persyaratan Unsur Pimpinan Pasal 47

Persyaratan Unsur Pimpinan 1. Umum :

a. Taat beribadah dan mengamalkan ajaran Islam;

b. Setia pada prinsip-prinsip dasar perjuangan Muhammadiyah;

c. Menjadi teladan dalam Muhammadiyah;

d. Taat pada garis kebijakan Pimpinan Muhammadiyah;

e. Memiliki komitmen dan mengkhidmatan diri dalam memajukan UM.

Mataram dan mengembangkan Persyarikatan;

f. Telah menjadi anggota Muhammadiyah sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun;

g. Tidak merangkap jabatan dengan Pimpinan organisasi politik dan Pimpinan organisasi lain yang amal usahanya sama dengan Muhammadiyah yang setingkat;

h. Memiliki ilmu pengetahuan dan pengalaman akademik yang memadai;

i. Usia maksimal 60 tahun.

2. Khusus :

a. Berpendidikan paling rendah magister (S2).

b. Menduduki jabatan akademik paling rendah Lektor Kepala bagi Calon Rektor dan paling rendah Lektor bagi calon Direktur Pasca Sarjana, Wakil Rektor dan Dekan.

Bagian Kedua Pasal 48

Prosedur Pengangkatan Rektor

1. Senat Universitas mengadakan penjaringan sekurang-kurangnya 4 (empat) Bakal Calon Rektor;

2. Senat Universitas wajib meminta pertimbangan kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah terhadap Bakal Calon Rektor;

3. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah harus memberikan pertimbangan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak diterima surat permintaan

(21)

dari Senat Universitas, dengan dasar pertimbangan aspek Al-Islam dan Kemuhammadiyahan;

4. Senat Universitas melaksanakan pemilihan Calon Rektor selambat- lambatnya 14 (empat belas) hari sejak diterimanya pertimbangan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah;

5. Setiap anggota Senat memilih 3 (tiga) nama dari Bakal Calon Rektor dan Senat menetapkan 3 (tiga) nama yang memperoleh suara terbanyak;

6. Senat Universitas menyerahkan 3 (tiga) nama berdasarkan urutan abjad tanpa menyebut jumlah perolehan suara disertai kelengkapan administrasinya kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Pendidikan Tinggi selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak pemilihan;

7. Majelis Pendidikan Tinggi meneruskan usulan 3 (tiga) orang Calon Rektor dengan disertai pertimbangan;

8. Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan salah satu dari 3 (tiga) orang Calon Rektor menjadi Rektor;

9. Dalam hal tidak terpenuhinya jumlah minimal 4 (empat) Bakal Calon Rektor, maka proses pemilihan dan pengajuan tetap dilanjutkan.

10. Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam keadaan tertentu dapat mengambil kebijakan lain tentang penetapan Rektor demi kemaslahatan Persyarikatan.

Pasal 49

Prosedur dan Pengangkatan Unsur Pimpinan Lain

1. Prosedur pengangkatan Wakil Rektor:

a. Rektor mengajukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Bakal Calon Wakil Rektor untuk setiap bidang kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah untuk mendapatkan pertimbangan.

b. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah memberikan pertimbangan aspek al- Islam dan Kemuhammadiyahan dan menyampaikan kepada Rektor selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat permintaan dari Rektor.

c. Apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat permintaan dari Rektor, PWM tidak menyampaikan pertimbangannya, Rektor mengajukan Bakal Calon Wakil Rektor kepada Senat Akademik.

d. Rektor mengajukan Bakal Calon Wakil Rektor kepada Senat Akademik selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah menerima pertimbangan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah;

e. Apabila Bakal Calon yang diajukan Rektor menurut Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dianggap tidak layak, Rektor dapat mengajukan Bakal Calon pengganti kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.

(22)

f. Senat Akademik memberi pertimbangan aspek kepemimpinan dan menyampaikan kepada Rektor selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat permintaan dari Rektor.

g. Apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat permintaan dari Rektor, Senat Akademik tidak menyampaikan pertimbangannya, Rektor mengajukan Bakal Calon Wakil Rektor kepada Majelis Pendidikan Tinggi;

h. Rektor menagjukan Bakal Calon Wakil Rektor kepada Majelis Dikti selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah menerima pertimbangan Senat Akademik;

i. Majelis Dikti menetapkan Wakil Rektor selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak diterimanya permintaan dari Rektor;

j. Dalam hal tidak terpenuhinya jumlah minimal 3 (tiga) Bakal Calon atau Calon Wakil Rektor untuk setiap bidang, proses pengajuan Bakal Calon atau Calon Wakil Rektor dapat diteruskan;

k. Majelis Pendidikan Tinggi dalam keadaan tertentu dapat mengambil kebijakan lain tentang penetapan Wakil Rektor demi kemaslahatan Persyarikatan.

2. Prosedur pengangkatan Dekan :

a. Senat Fakultas mengadakan penjaringan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Bakal Calon Dekan.

b. Senat Fakultas mengajukan Bakal Calon Dekan kepada Rektor melalui Dekan.

c. Rektor meminta pertimbangan kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dalam aspek Al-Islam dan Kemuhammadiyahan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterimanya Bakal Calon Dekan dari Dekan.

d. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah memberikan pertimbangan aspek Al- Islam dan Kemuhammadiyahan terhadap Bakal Calon Dekan dan menyampaikan kepada Rektor selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak diterimanya permintaan dari Rektor.

e. Apabila waktu 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat permintaan dari Rektor, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah tidak menyampaikan pertimbangannya, Rektor mengajukan Bakal Calon Dekan kepada Dekan.

f. Rektor menyampaikan Bakal Calon Dekan kepada Senat Fakultas selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterimanya pertimbangan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.

g. Apabila Bakal Calon Dekan yang diajukan Rektor menurut Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dianggap tidak layak, Dekan dapat mengajukan Calon pengganti untuk diajukan kepada Pimpianan Wilayah Muhammadiyah melalui proses penjaringan Bakal Calon Dekan.

(23)

h. Senat Fakultas memilih 2 (dua) orang Bakal Calon Dekan, selambat- lambatnya 14 (empat belas) hari sejak diterimanya pengajuan dari Rektor.

i. Senat Fakultas menyerahkan 2 (dua) orang Calon Dekan terpilih kepada Rektor berdasarkan urutan abjad tanpa menyebut jumlah perolehan suara disertai kelengkapan administrasinya selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak pemilihan.

j. Rektor menetapkan salah satu dari 2 (dua) orang Calon Dekan menjadi Dekan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak diterimanya permintaan dari Senat Fakultas.

k. Dalam hal tidak terpenuhinya jumlah minimal 3 (tiga) Bakal Calon Dekan, proses pengajuan Bakal Calon Dekan dapat diteruskan.

3. Prosedur pengangkatan Wakil Dekan :

a. Dekan mengajukan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Bakal Calon Wakil Dekan untuk setiap bidang Wakil Dekan kepada Senat Fakultas untuk mendapatkan pertimbangan.

b. Apabila Bakal Calon Wakil Dekan yang diajukan Dekan dianggap tidak layak, Dekan dapat mengajukan Calon pengganti kepada Senat Fakultas.

c. Dekan mengajukan Bakal Calon Wakil Dekan kepada Rektor disertai pertimbangan Senat Fakultas.

d. Rektor meminta pertimbangan kepada Badan Pembina Harian dalam aspek Al-Islam dan Kemuhammadiyahan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterimanya Bakal Calon Wakil Dekan dari Dekan.

e. Badan Pembina Harian memberikan pertimbangan aspek al-Islam dan Kemuhammadiyahan terhadap Bakal Calon Wakil Dekan dan menyampaikan kepada Rektor selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak diterimanya permintaan dari Rektor.

f. Apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat permintaan dari Rektor, Badan Pembina Harian tidak menyampaikan pertimbangannya, Rektor dapat menetapkan salah satu dari 2 (dua) orang Calon Wakil Dekan menjadi Wakil Dekan.

g. Rektor menetapkan salah satu dari 2 (dua) orang Calon Wakil Dekan untuk setiap bidang menjadi Wakil Dekan.

h. Apabila Bakal Calon Wakil Dekan yang diajukan Rektor menurut Badan Pembina Harian dianggap tidak layak, Rektor dapat meminta Dekan mengajukan Calon pengganti untuk diajukan ke Badan Pembina Harian.

i. Dalam hal tidak terpenuhinya jumlah minimal 2 (dua) orang Bakal Calon Wakil Dekan untuk setiap bidang, proses pengajuan Bakal Calon Wakil Dekan dapat diteruskan.

(24)

4. Prosedur pengangkatan Direktur Program Pascasarjana :

a. Rektor mengajukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Bakal Calon Direktur Program Pascasarjana kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah untuk mendapatkan pertimbangan.

b. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah memberikan pertimbangan aspek Al- Islam dan Kemuhammadiyahan dan menyampaikan kepada Rektor selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat permintaan dari Rektor.

c. Apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat permintaan dari Rektor, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah tidak menyampaikan pertimbangannya, Rektor mengajukan Bakal Calon Direktur Program Pascasarjana kepada Senat Akademik.

d. Rektor mengajukan Bakal Calon Direktur Program Pascasarjana kepada Senat Akademik selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterimanya pertimbangan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.

e. Apabila ada Bakal Calon Direktur Program Pascasarjana yang diajukan Rektor menurut Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dianggap tidak layak, Rektor dapat mengajukan Calon pengganti untuk diajukan ke Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.

f. Senat Akademik memberi pertimbangan aspek kepemimpinan dan menyampaikan kepada Rektor selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat permintaan dari Rektor.

g. Apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat permintaan dari Rektor, Senat Akademik tidak menyampaikan pertimbangannya, Rektor dapat menetapkan salah satu dari 3 (tiga) orang Bakal Calon Direktur Program Pascasarjana menjadi Direktur Program Pascasarjana.

h. Rektor menetapkan salah satu dari 3 (tiga) orang Calon Direktur Program Pascasarjana menjadi Direktur Program Pascasarjana.

i. Dalam hal tidak terpenuhinya jumlah minimal 3 (tiga) Bakal Calon Direktur Program Pascasarjana, proses pengajuan Bakal Calon Direktur Program Pascasarjana tetap diteruskan.

5. Prosedur pengangkatan Sekretaris Program Pascasarjana :

a. Direktur Program Pascasarjana mengajukan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Bakal Calon sekretaris Program Pascasarjana kepada Senat Akademik untuk mendapatkan pertimbangan.

b. Apabila Bakal Calon sekretaris Program Pascasarjana yang diajukan Direktur Program Pascasarjana dianggap tidak layak, Direktur Program Pascasarjana dapat mengajukan Calon pengganti kepada Senat Akademik.

(25)

c. Direktur Program Pascasarjana mengajukan Bakal Calon sekretaris Program Pascasarjana kepada Rektor disertai pertimbangan Senat Akademik.

d. Rektor meminta pertimbangan atas Bakal Calon sekretaris Program Pascasarjana kepada Badan Pembina Harian dalam aspek Al-Islam dan Kemuhammadiyahan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterimanya Bakal Calon sekretaris Program Pascasarjana dari Direktur Program Pascasarjana.

e. Apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat permintaan dari Rektor, Badan Pembina Harian tidak menyampaikan pertimbangannya, Rektor dapat menetapkan salah satu dari 2 (dua) orang Calon sekretaris Program Pascasarjana menjadi sekretaris Program Pascasarjana.

f. Rektor menetapkan salah satu dari 2 (dua) orang Calon sekretaris Program Pascasarjana menjadi sekretaris Program Pascasarjana.

g. Apabila Bakal Calon sekretaris Program Pascasarjana yang diajukan Rektor menurut Badan Pembina Harian dianggap tidak layak, Rektor dapat meminta Direktur Program Pascasarjana mengajukan Calon pengganti untuk diajukan ke Badan Pembina Harian.

h. Dalam hal tidak terpenuhinya jumlah minimal 2 (dua) Bakal Calon sekretaris Program Pascasarjana, maka proses pengajuan Bakal Calon sekretaris Program Pascasarjana tetap diteruskan.

6. Prosedur pengangkatan Ketua Program Studi :

a. Ketua Program Studi mengajukan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Bakal Calon Ketua Program Studi kepada Senat Fakultas untuk mendapatkan pertimbangan.

b. Apabila Bakal Calon Ketua Program Studi yang diajukan dianggap tidak layak, Ketua Program Studi dapat mengajukan Calon pengganti kepada Dekan melalui Senat Fakultas.

c. Dekan mengajukan Bakal Calon Ketua Program Studi kepada Rektor disertai pertimbangan Senat Fakultas.

d. Rektor meminta pertimbangan kepada Badan Pembina Harian dalam aspek al-Islam dan Kemuhammadiyahan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterimanya Bakal Calon Ketua Program Studi dari Dekan.

e. Badan Pembina Harian memberi pertimbangan aspek Al-Islam dan Kemuhammadiyahan terhadap Bakal Calon Ketua Program Studi dan menyampaikannya kepada Rektor selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak diterimanya permintaan dari Rektor.

f. Apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat permintaan dari Rektor, Badan Pembina Harian tidak menyampaikan pertimbangannya, Rektor dapat menetapkan salah satu dari 2 (dua) orang Calon Ketua Program Studi menjadi Ketua Program Studi.

(26)

g. Rektor menetapkan salah satu dari 2 (dua) orang Calon Ketua Program Studi menjadi Ketua Program Studi paling lambat 14 (empat belas) hari sejak diterimanya permintaan dari Dekan.

h. Apabila Bakal Calon Ketua Program Studi yang diajukan Rektor menurut Badan Pembina Harian dianggap tidak layak, Rektor dapat meminta Dekan mengajukan Calon pengganti untuk diajukan ke Badan Pembina Harian.

i. Dalam hal tidak terpenuhinya jumlah minimal 2 (dua) Bakal Calon Ketua Program Studi, proses pengajuan Bakal Calon Ketua Program Studi dapat diteruskan.

7. Prosedur pengangkatan Sekretaris Program Studi :

a. Ketua Program Studi mengajukan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Bakal Calon sekretaris Program Studi kepada Senat Fakultas untuk mendapatkan pertimbangan.

b. Apabila Bakal Calon sekretaris Program Studi yang diajukan dianggap tidak layak, Ketua Program Studi dapat mengajukan Calon pengganti kepada Dekan melalui Senat Fakultas.

c. Dekan mengajukan Bakal Calon sekretaris Program Studi kepada Rektor disertai pertimbangan Senat Fakultas.

d. Rektor meminta pertimbangan kepada Badan Pembina Harian dalam aspek al-Islam dan Kemuhammadiyahan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterimanya Bakal Calon sekretaris Program Studi dari Dekan.

e. Badan Pembina Harian memberi pertimbangan aspek al-Islam dan Kemuhammadiyahan terhadap Bakal Calon sekretaris Program Studi dan menyampaikan kepada Rektor selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak diterimanya permintaan dari Rektor.

f. Apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak diterimanya surat permintaan dari Rektor, Badan Pembina Harian tidak menyampaikan pertimbangannya, Rektor dapat menetapkan salah satu dari 2 (dua) orang Calon sekretaris Program Studi menjadi sekretaris Program Studi.

g. Rektor menetapkan salah satu dari 2 (dua) orang Calon sekretaris Program Studi menjadi sekretaris Program Studi paling lambat 14 (empat belas) hari sejak diterimanya permintaan dari Dekan.

h. Apabila Bakal Calon sekretaris Program Studi yang diajukan Rektor menurut Badan Pembina Harian dianggap tidak layak, Rektor dapat meminta Dekan mengajukan Calon pengganti untuk diajukan ke Badan Pembina Harian.

i. Dalam hal tidak terpenuhinya jumlah minimal 2 (dua) Bakal Calon sekretaris Program Studi, proses pengajuan Bakal Calon Ketua Program Studi dapat diteruskan.

(27)

Pasal 50

Masa Jabatan Unsur Pimpinan 1. Masa jabatan unsur pimpinan selama 4 (empat) tahun;

2. Unsur pimpinan dapat dijabat oleh orang yang sama maksimal 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut;

3. Masa jabatan pergantian antar waktu tidak dihitung sebagai masa jabatan;

4. Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam keadaan tertentu dapat mengambil kebijakan lain tentang masa jabatan unsur pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) demi kemaslahatan Persyarikatan.

Bagian Ketiga

Senat Akademik Universitas Pasal 51

(1) Senat Akademik Universitas adalah badan normatif dan perwakilan tertinggi di Universitas.

(2) Senat Akademik Universitas terdiri dari Guru Besar Tetap Aktif, Pimpinan Universitas, Dekan, Wakil Dekan, Direktur Pasca Sarjana, Wakil Dosen, dan Pimpinan Lembaga lain yang ditetapkan oleh Rektor;

(3) Senat Akademik Universitas diketuai oleh Rektor, didampingi oleh seorang sekretaris yang dipilih dari Anggota Senat;

(4) Masa jabatan keanggotaan Senat Akademik Universitas adalah 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali satu masa jabatan berikutnya;

(5) Anggota Senat Akademik Universitas dari Wakil Dosen yang sudah menjabat dua periode berturut-turut dapat diangkat kembali setelah masa selang sekurang-kurangnya satu periode.

(6) Keanggotaan Senat tidak dapat diwakilkan.

(7) Anggota Senat dari Wakil Dosen yang meninggal dunia, berhalangan tetap, dan berhalangan sehingga tidak dapat menjalankan tugas dapat diganti atas usul Fakultas.

(8) Fungsi Senat Akademik Universitas:

a. Memilih dan menetapkan Calon Rektor dan mengusulkannya kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

b. Memberikan pertimbangan kepada Rektor dalam hal pengangkatan Wakil Rektor.

c. Memberikan pertimbangan dalam hal usul kenaikan jabatan Guru Besar.

d. Mengukuhkan pemberian gelar Doktor kehormatan.

(9) Tugas pokok Senat Akademik Universitas:

a. Merumuskan kebijakan akademik dan pengembangan UM. Mataram.

b. Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan kecakapan serta kepribadian civitas Akademika sesuai tuntunan Islam.

c. Merumuskan norma dan tolak ukur penyelenggaraan UM. Mataram.

(28)

d. Menilai pertanggungjawaban Pimpinan UM. Mataram atas pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan.

e. Merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan pada UM. Mataram.

f. Memilih dan memberikan pertimbangan terhadap para Calon Pimpinan UM. Mataram.

g. Menegakkan norma-norma yang berlaku bagi civitas Akademika.

h. Bersama Pimpinan Universitas dan Badan Pembina Harian menyusun RIP dan Statuta.

(10) Dalam melaksanakan tugas pokoknya Senat Universitas dapat membentuk komisi komisi sesuai dengan kebutuhan pengembangan.

(11) Tata cara penyelenggaraan Rapat Senat:

a. Rapat Senat diselenggarakan atas usulan sekurang-kurangnya 5 orang anggota Senat

b. Rapat Senat bisa diselenggarakan jika dihadiri oleh sekurang- kurangnya 2/3 dari jumlah anggota.

c. Apabila jumlah anggota yang hadir tidak mencapai 2/3 dari jumlah seluruh anggota ditunda 2 kali lima belas menit.

d. Apabila setelah ditunda 2 kali 15 menit belum memenuhi quorum rapat dapat dilanjutkan dan dinyatakan sah.

e. Rapat Senat dipimpin oleh Ketua Senat dan atau Sekretaris.

f. Keputusan rapat dilakukan dengan melalui musyawarah untuk mufakat;

g. Jika musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka dilakukan dengan pengambilan keputusan atas dasar suara terbanyak.

(12) Senat Akademik Universitas dalam menjalankan tugas pokoknya berlandaskan pada prinsip dan ideologi Muhammadiyah.

(13) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam keadaan tertentu dapat mengambil kebijakan lain tentang Pimpinan dan Keputusan Senat Universitas demi kemaslahatan Persyarikatan.

Bagian Keempat Pelaksana Akademik

Pasal 52

Pelaksana akademik di bidang pendidikan dan pengajaran adalah Fakultas, Lembaga, dan Laboraturium/Studio.

(29)

Pasal 53 Fakultas

(1) Fakultas mengkoordinasikan dan melaksanakan pendidikan akademik dan pendidikan vokasi dalam satu atau seperangkat cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

(2) Organisasi Fakultas terdiri dari.

a. Unsur Pimpinan: Dekan dan Wakil Dekan b. Senat Fakultas

c. Unsur Pelaksana Akademik, Program Studi, Laboratorium/Studio, kelompok dosen

(3) Fakultas di lingkungan UM Mataram terdiri atas : a. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan;

b. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik;

c. Fakultas Pertanian;

d. Fakultas Teknik;

e. Fakultas Hukum;

f. Fakultas Agama Islam;

g. Fakultas Ilmu Kesehatan.

(4) Jumlah Fakultas dapat dikembangkan menurut perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sesuai tuntutan masyarakat, pemerintah, globalisasi, dan kemampuan sumber daya dengan persetujuan Senat Akademik Universitas sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 54

Senat Akademik Fakultas

1. Senat Akademik Fakultas merupakan badan normatif dan perwakilan tertinggi di lingkungan Fakultas yang memiliki wewenang untuk menjabarkan kebijakan dan peraturan UM. Mataram untuk Fakultas yang bersangkutan.

2. Tugas pokok Senat Fakultas adalah:

a. Merumuskan kebijakan akademik Fakultas.

b. Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan kecakapan serta kepribadian dosen.

c. Merumuskan norma dan tolak ukur pelaksanaan penyelenggaraan Fakultas.

d. Menilai pertanggungjawaban Pimpinan Fakultas atas pelaksanaan kebijakan akademik yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam butir (a) ayat (2) pasal ini.

(30)

e. Memberikan pertimbangan kepada Pimpinan UM. Mataram mengenai Calon yang diusulkan untuk diangkat menjadi Pimpinan Fakultas.

3. Senat Akademik Fakultas terdiri atas Guru Besar, Lektor Kepala, Lektor, Pimpinan Fakultas, Ketua Prodi, Sekretaris Prodi, dan 1 (satu) wakil dosen tetap yang memiliki jabatan fungsional dan diusulkan oleh Ketua Prodi;

4. Senat Akademik Fakultas diketuai oleh Dekan didampingi oleh seorang sekretaris yang dipilih diantara anggotanya.

5. Senat Akademik Fakultas diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Dekan Fakultas yang bersangkutan.

Pasal 55 Program Studi

(1) Program Studi dipimpin oleh Ketua Program Studi dengan dibantu oleh seorang Sekretaris;

(2) Ketua Program Studi bertanggung jawab kepada Dekan;

(3) Calon Ketua dan Sekretaris Prodi dipilih oleh Dosen Tetap pada Program Studi;

(4) Apabila pada Program Studi tertentu belum memiliki Dosen Tetap, maka Rektor dapat menunjuk Pelaksana Tugas (Plt) untuk jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan;

(5) Ketua dan Sekretaris Program Studi diangkat oleh Rektor atas usul Dekan setelah mendapat pesetujuan Senat Akademik Fakultas;

(6) Masa jabatan Ketua dan Sekretaris Program Studi adalah 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih 2 (dua) kali secara berturut-turut.

(7) Tata cara dan mekanisme pemilihan dilakukan berdasarkan peraturan yang berlaku di Universitas;

Pasal 56

Laboratorium/Studio

1. Laboratorium/Studio merupakan perangkat penunjang pelaksanaan pendidikan pada Program Studi atau vokasi;

2. Laboratorium terdiri dari:

a. Laboratorium/Studio yang dikoordinasikan oleh Universitas.

b. Laboratorium/Studio yang dikoordinasikan oleh Faklutas.

3. Laboratorium/Studio dipimpin oleh seorang dosen yang kompetensinya telah memenuhi persyaratan sesuai dengan cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni tertentu yang bertanggung jawab kepada Dekan;

4. Kepala Laboratorium/Studio yang dikoordinasikan oleh Universitas diangkat dan diberhentikan oleh Rektor sedangkan Kepala Laboratorium/Studio yang

(31)

dikoordinasikan oleh Fakultas diangkat dan diberhentikan oleh Rektot atas usul Dekan;

5. Fungsi, Tata Kerja dan rincian tugas kepala laboratorium diatur dalam Peraturan Universitas.

Pasal 57 Lembaga Penelitian

(1) Lembaga Penelitian merupakan unsur pelaksana di lingkungan UM Mataram yang mengkoordinasi, memantau, dan menilai pelaksanaan kegiatan penelitian yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian serta ikut mengusahakan serta mengendalikan administrasi sumber daya yang diperlukan;

(2) Lembaga Penelitian dapat dibentuk oleh UM Mataram apabila terdapat sekurang-kurangnya empat Pusat Penelitian;

(3) Lembaga Penelitian terdiri atas pimpinan, tenaga ahli, dan tenaga administrasi;

(4) Pimpinan Lembaga Penelitian diangkat oleh dan bertanggung jawab kepada Rektor yang secara teknis administratif melalui Wakil Rektor I.

Pasal 58

Lembaga Pengabdian Masyarakat

(1) Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan oleh UM Mataram melalui Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat, Fakultas, pusat studi, laboratorium, kelompok dan perorangan;

(2) Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat merupakan unsur pelaksana di lingkungan UM Mataram untuk menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, ikut mengusahakan sumber daya, dan mengendalikan administrasi sumber daya yang diperlukan;

(3) Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat dapat dibentuk oleh UM Mataram sesuai dengan keperluan dan kemampuan UM Mataram;

(4) Lembaga Pengabdian Masyarakat terdiri dari pimpinan, tenaga ahli dan tenaga kependidikan;

(5) Pimpinan Lembaga Pengabdian Masyarakat diangkat oleh dan bertanggung jawab kepada Rektor yang secara teknis administratif melalui Wakil Rektor I.

Pasal 59

Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam

(1) Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam merupakan unsur pelaksana dilingkungan UM Mataram yang mengkoordinasi, memantau dan

(32)

menyelenggarakan penelitian, pengkajian dan pengembangan syiar Islam berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah;

(2) Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam terdiri atas pimpinan, tenaga pengkaji, dan tenaga kependidikan;

(3) Pimpinan Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam diangkat dan bertanggung jawab kepada Rektor yang secara teknis administratif melalui Wakil Rektor IV.

Pasal 60

Program Pasca Sarjana

1. Program Pasca Sarjana dipimpin oleh seorang Direktur yang setingkat dengan Dekan.

2. Direktur Program Pasca Sarjana diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul senat program Pasca Sarjana setelah mendapat pertimbangan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah;

3. Direktur Program Pasca Sarjana bertanggung jawab kepada Rektor.

4. Program Studi Pasca Sarjana dipimpin oleh seorang Ketua yang bertanggung jawab kepada Direktur Program Pasca Sarjana.

5. Ketua Program Studi Pasca Sarjana diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Direktur Program Pasca Sarjana.

Bagian Kelima

Unsur Pelaksana Administrasi Pasal 61

Biro Administrasi

(1) Biro adalah unsur pelaksana administrasi, pembantu pimpinan Universitas di bidang pelayanan teknis administratif yang meliputi:

a. Biro Administrasi Akademik,;

b. Biro Administrasi Umum dan Keuangan;

c. Biro Administrasi Kemahasiswaan dan Alumni

(2) Biro dipimpin oleh seorang kepala diangkat dan diberhentikan oleh Rektor;

(3) Kepala biro bertanggung jawab kepada Rektor melalui Wakil Rektor;

(4) Biro memiliki bagian-bagian dan setiap bagian memiliki sub-bagian;

(5) Jumlah dan jenis bagian maupun sub-bagian disesuaikan dengan kebutuhan;

(6) Struktur, mekanisme, dan rincian tugas Biro diatur dengan ketentuan tersendiri.

(33)

Pasal 63

(1) Biro Administrasi Akademik adalah unit penyelenggara pelayanan teknis dan administrasi akademik di lingkungan Universitas.

(2) Dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah koordinasi Wakil Rektor I.

(3) Tugas dan fungsi pokok Biro Administrasi Akademik :

(a) Penyelenggara penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan pendidikan dan pengajaran.

(b) Penyelenggara penyusunan administrasi pendidikan dan pengajaran.

(4) Struktur, tata kerja, mekanisme, dan rincian tugas diatur dengan ketentuan tersendiri

Pasal 64

(1) Biro Administrasi Umum dan Keuangan adalah unit penyelenggara pelayanan teknis dan administratif seluruh unsur di lingkungan Universitas;

(2) Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Biro berada di bawah koordinasi Wakil Rektor II.

(3) Fungsi dan tugas pokok Biro Administrasi Umum dan Keuangan:

(a) Penyelenggara dan pembina tata usaha dan rumah tangga Rektorat;

(b) Penyelenggara perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan tata usaha kepegawaian;

(c) Penyelenggara perencanaan, pengadaan, distribusi, inventarisasi, penyimpanan, perlengkapan, dan penyelenggaraan tata naskah

(d) Penyelenggara penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Universitas.

(e) Penyelenggara Pembukuan Universitas.

(f) Penyelenggara penyusunan pertanggungjawaban keuangan Universitas.

(g) Penyelenggara perhitungan anggaran Universitas.

(h) Penyelenggara pengelolaan perbendaharaan Universitas.

(4) Struktur, mekanisme, dan rincian tugas diatur dengan ketentuan tersendiri.

Pasal 65

1. Biro Administrasi kemahasiswaan dan alumni (BAK) adalah unit penyelenggara pelayanan Administrasi kemahasiswaan dan UKM di Universitas.

2. Biro Administrasi Kemahasiswaan dan Alumni dipimpin oleh kepala biro, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Rektor melalui Wakil Rektor III

3. Tugas Biro Administrasi Kemahasiswaan dan Alumni:

(34)

a. Merencanakan dan mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan;

b. Mengkoordinasikan pengelolaan dana kesejahteraan mahasiswa, pelayanan kesehatan mahasiswa, layanan konseling akademik dan konseling pribadi;

c. Bertugas sebagai penghubung Universitas dengan alumni;

d. Mengembangkan, meningkatkan dan melaksanakan administrasi kegiatan penalaran, minat dan bakat serta kesejahteraan mahasiswa;

4. Struktur, tata kerja, mekanisme, dan rincian tugas Biro Administrasi Kemahasiswaan dan Alumni diatur dengan ketentuan tersendiri.

Pasal 66

Unit Pelaksana Teknis

(1) Unit Pelaksana Teknis terdiri dari perpustakaan, laboratorium, Informasi dan Pusat Komputer, Kebun Percobaan dan Bengkel, Poliklinik, Biro Konsultasi, Apotek, Penerbitan, dan unit-unit lain sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang dikoordinasi oleh Universitas;

(2) Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh seorang Kepala dibantu oleh tenaga teknis dan tenaga administrasi;

(3) Kepala Unit Pelaksana Teknis diangkat dan diperhentikan oleh Rektor;

(4) Kepala Unit Pelaksana Teknis bertanggungjawab kepada Rektor melalui Wakil Rektor sesuai bidang;

(5) Struktur, tata kerja, fungsi, dan rincian tugas diatur dengan ketentuan tersendiri.

Pasal 67

Rektor dapat membentuk Biro, Badan, Lembaga serta UPT baru dan/atau mengurangi Biro, Badan, Lembaga yang telah ada sesuai kebutuhan organisasi.

BAB IX

DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Bagian Pertama

Pasal 68 Dosen

(1) Dosen adalah seorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya diangkat dengan tugas utama melaksanakan Catur Darma perguruan tinggi;

(2) Dosen UM. Mataram berdasarkan statusnya dikelompokkan menjadi dosen tetap, dan dosen tidak tetap;

(35)

(3) Dosen tetap adalah dosen yang diangkat oleh Persyarikatan atau Pemerintah yang diperkerjakan dan ditugaskan di UM. Mataram;

(4) Dosen tidak tetap terdiri dari:

a. Dosen kontrak adalah yang diangkat oleh Rektor dalam jangka waktu 1 (satu) tahun;

b. Dosen emiritus adalah dosen pensiunan yang diangkat oleh Rektor selama jangka waktu tertentu;

c. Dosen luar biasa adalah dosen yang diangkat oleh Dekan sebagai tenaga tidak tetap;

d. Dosen tamu adalah seseorang yang diundang untuk mengajar bidang- bidang keilmuan tertentu.

Pasal 69

(1) Pengangkatan dosen didasarkan atas urgensi kebutuhan, kemampuan finansial, dan prospek Program Studi;

(2) Prosedur, mekanisme, dan tata cara rekruitmen dosen ditetapkan dengan Keputusan Bersama Rektor dan Badan Pembina Harian;

(3) Calon dosen yang dinyatakan lulus seleksi diangkat sebagai dosen kontrak dan dengan pertimbangan tertentu dapat diperpanjang kontraknya atau ditetapkan sebagai dosen tetap;

(4) Guru Besar atau tenaga yang dimiliki keahlian istimewa/khusus yang telah purna tugas/tidak terikat dengan instansi lain dapat dipertimbangkan untuk diangkat menjadi dosen tidak tetap (emiritus).

Bagian Kedua

Tenaga Penunjang Akademik Pasal 70

(1) Tenaga penunjang akademik adalah tenaga yang dengan keahliannya diangkat untuk membantu kelancaran kegiatan akademik;

(2) Tenaga penunjang akademik terdiri dari: pustakawan, pranata komputer, laboran, dan teknisi laboratorium;

(3) Prosedur, mekanisme, dan tata cara pengangkatan penunjang akademik ditetapkan dengan keputusan Badan Pembina Harian atas usul Rektor.

Bagian Ketiga Tenaga Kependidikan

Pasal 71

(1) Tenaga kependidikan adalah tenaga yang diangkat untuk melaksanakan pelayanan teknis dan administrasi;

(2) Tenaga kependidikan terdiri dari tenaga administrasi tetap, kontrak, dan harian lepas;

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Merupakan suatu bentuk latihan dimana para pelatihnya bukan para atasan langsung, tetapi pelatihan-pelatihan khusus ( staff specialist ), baik dari kalangan.. intern maupun

Puji syukur dan terima kasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan dan mengikuti

Namun secara umum dapat dikatakan bahwa teori Maslow telah meletakkan batu pertama untuk penelitian struktur individu terutama menyangkut apa yang lebih mendorong

14 Keputusan Menteri Agama RI Nomor B.II/3/1604 Tahun 2016 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan2. 15 Surat Keputusan Rektor Nomor

14 Keputusan Menteri Agama RI Nomor B.II/3/1604 Tahun 2016 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.. 15 Surat Keputusan Rektor Nomor

Jumlah gas pengukuran 1 hingga 4 1 hingga 7 Pompa internal, aktivasi dengan adaptor pompa Ya Ya, opsional Pengisian daya induktif Ya Ya Pengaturan spesifik dari pelanggan

beberapa detik melalui hidung (bukan menarik napas dalam) dengan mulut tertutup, kemudian mengeluarkan napas (ekspirasi) pelan-pelan melalui mulut dengan posisi

Sesuai dengan karakteristik afektif yang terkait dengan mata pelajaran, masalah yang akan dibahas mencakup empat ranah, yaitu minat, sikap, nilai., dan konsep diri.. Pimpinan