• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 RKS Gedung dan Fasum

N/A
N/A
ike

Academic year: 2022

Membagikan "3 RKS Gedung dan Fasum"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENJELASAN

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 1

LINGKUP PEKERJAAN 1.1. Nama Pekerjaan

Nama Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pekerjaan Kontruksi Pembangunan Rusun dan Fasilitas Umum Polres Karangasem T.36 Bertingkat 4 Lantai Tahun Anggaran 2022.

1.2. Lokasi Pekerjaan

Jalan Bhayangkara, Karangasem - Bali

1.3. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan Persiapan

b. Pekerjaan Tanah dan Pondasi Batu Kali c. Pekerjaan Struktur Beton

d. Pekerjaan Dinding, Plesteran, Acian dan Dinding Partisi e. Pekerjaan Kusen Allumunium dan Hand Ralling

f. Pekerjaan Lantai g. Pekerjaan Plafond

h. Pekerjaan Pengecatan dan Laburan i. Pekerjaan Rangka dan Penutup Atap j. Pekerjaan Sanitair

k. Pekerjaan Interior Melekat l. Pekerjaan Infrastuktur Jalan m. Pekerjaan Pagar Depan n. Pekerjaan Lanscaping / Taman o. Pekerjaan Elektrikal

p. Pekerjaan Elektronikal

q. Pekerjaan Mekanikal dan Plumbing

dan Lain-lain sesuai gambar kerja yang direncanakan.

Pekerjaan tersebut diatas yang harus dilaksanakan oleh kontraktor termasuk pula pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat dan segala keperluan yang berhubungan dengan pekerjaan pembangunan yang akan dilaksanakan.

1.4. Acuan Pelaksanaan Pekerjaan

a. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam Rencana Kerja Dan Syarat- syarat dan Bill Of Quantity pekerjaan ini.

b. Gambar-gambar yang dilampirkan pada Rencana Kerja Dan Syarat-syarat pekerjaan ini.

(3)

c. Keterangan-keterangan dan gambar-gambar yang diberikan oleh Konsultan Perencana kepada pelaksana pada waktu Rapat Penjelasan Pekerjaan/ Rapat Aanwijzing Pekerjaan /Risalah Aanwijzing.

Pasal 2

PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN 2.1. Peraturan Teknis

Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat- syarat ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :

a. Perpres No. 54 Tahun 2010 serta perubahannya dan lampiran-lampirannya.

b. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia.

c. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.

d. Peraturan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847 tahun 2002.

e. Peraturan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung SNI 1726 tahun 2012

f. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia PPBI 1984.

g. Peraturan Muatan Indonesia PMI.

h. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia NI-3 PUBI 1970.

i. Peraturan Umum Listrik Indonesia PUIL 1979 dan Peraturan PLN setempat.

j. SK SNI No. T-15-1991-03.

k. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir Indonesia PUIPP.

l. Pedoman Plumbing Indonesia PPI 1979.

m. Persyaratan Cat Indonesia NI-4.

n. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8.

o. Peraturan Bata merah sebagai bahan bangunan NI-10.

p. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/ Instansi Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan masalah bangunan.

2.2. Pelaksanaan

Untuk melaksanakan pekerjaan ini, berlaku dan mengikat pula :

a. Gambar Kerja yang dibuat oleh Konsultan Perencana dan disahkan oleh Pemberi Tugas termasuk pula Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disyahkan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan BoQ.

c. Gambar dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

d. Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran tentang Penetapan Kontraktor.

e. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

(4)

f. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Pemberi Tugas.

Pasal 3

PERSYARATAN DOKUMEN PENAWARAN

3.1. Kontraktor Pelaksana wajib melampirkan surat dukungan produk material, personil, alat kerja dan segala persyaratan lainnya yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).

Pasal 4

PENJELASAN RKS DAN GAMBAR 4.1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Kontraktor wajib meneliti semua Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan/

aanwijzing.

4.2. Ukuran

a. Pada dasanya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja meliputi :

- As - As

- Luar - Luar

- Dalam - Dalam

- Luar - Dalam

b. Khusus ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya ukuran yang tertulis adalah ukuran jadi terpasang atau dalam keadaan selesai/finished.

4.3. Perbedaan Gambar.

a. Bila suatu Gambar tidak cocok dengan Gambar yang lain dalam satu disiplin kerja, maka Gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku / mengikat.

b. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Struktur, maka yang berlaku / mengikat adalah Gambar Kerja Arsitektur sepanjang tidak mengurangi segi Konstruksi dan kekuatan Struktur.

c. Bila ada perbedaan antara gambar Kerja Arsitektur dengan Sanitasi/Mekanikal, maka Gambar Kerja yang dipakai adalah ukuran fungsional dalam Gambar Kerja Arsitektur.

d. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Elektrikal, maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam Gambar Arsitektur.

e. Bila ada perbedaan - perbedaan itu, ketidakjelasan, maupun kesimpangsiuran menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan dapat menimbulkan kesalahan, maka Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Pengawas Lapangan, dan mengadakan pertemuan dengan

(5)

Konsultan Perencana, untuk mendapatkan keputusan dari Konsultan Perencana Gambar mana yang akan dijadikan pegangan.

Ketentuan diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan maupun mengajukan claim biaya pekerjaan tambah.

4.4. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing).

a. Gambar Detail pelaksanaan atau Shop Drawing adalah Gambar Kerja yang wajib dibuat Kontraktor berdasarkan Gambar Kerja Dokumen yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.

b. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing untuk Detail-detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja Dokumen, maupun yang diminta oleh Konsultan Pengawas dan atau Konsultan Perencana.

c. Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh jadi dari semua bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi / persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap dalam Gambar Kerja Dokumen maupun Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

d. Kontraktor wajib mengajukan Shop Drawing kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan tertulis bagi pelaksanaan.

4.5. Gambar Hasil Pelaksanaan (As Built Drawings)

Kontraktor wajib membuat gambar-gambar yang sesuai dengan hasil pelaksanaan (As Built Drawings) yang selesai sebelum serah terima ke 1, dan telah disetujui oleh konsultan Pengawas dan diketahui oleh konsultan Perencana. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum dalam Gambar Kerja Dokumen tanpa sepengetahun Konsultan Pengawas. Segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor, baik dari segi biaya maupun waktu pelaksanaan.

Pasal 5

JADWAL PELAKSANAAN

5.1 Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib membuat rencana kerja pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar Chart dan S-Curve Bahan dan Tenaga dan mengkoordinasikan hasilnya kepada Pengawas Lapangan, sehingga pelaksanaan pekerjaan terkendali dan tidak menggangu kelancaran proyek secara keseluruhan dan kelancaran kegiatan disekitar lokasi pekerjaan.

5.2 Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah SPK diterima Kontraktor.

(6)

Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan disyahkan oleh Pemberi Tugas.

5.3 Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja 4 (empat) rangkap kepada Pengawas Lapangan, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan/prestasi kerja.

Pasal 6

LAPORAN - LAPORAN

6.1. Pelaksana Lapangan setiap hari akan membuat laporan harian mengenai segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik teknis maupun administratif.

6.2. Dalam pembuatan laporan tersebut pihak pemborong harus memberikan data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.

6.3. Laporan tersebut harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan sebagai bahan monitoring.

Pasal 7

KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN

7.1. Dilapangan pekerjaan Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau biasa disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor.

7.2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

7.3. Kontraktor wajib memberi tahu kepada Tim Pengelola Teknis dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.

7.4. Bila dikemudian hari menurut Tim Pengelola Teknis dan Konsultan Pengawas, Pelaksana kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahu kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.

7.5. Dalam waktu 7(tujuh) hari kalender setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung jawab/ Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.

Pasal 8

TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR

8.1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor telepon di lokasi kepada Tim pengelola Teknis setempat dan Konsultan Pengawas.

(7)

8.2. Kontraktor wajib memasukan identifikasi dan alamat Bengkel kerja (Workshop) dan peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan.

8.3. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah selama pekerjaan. Bila terjadi perubahan alamat Kontraktor, Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.

Pasal 9

PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN

9.1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik Proyek, Pengawas Lapangan dan milik Pihak Ketiga yang ada dilapangan.

9.2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Pengawas Lapangan/

Konsultan Perencana, baik yang telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

9.3. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggungjawab atas akibatnya, baik yang berupa barang- barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu Kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 10

JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

10.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan Perlengkapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), dalam hal ini menyediakan Helm Proyek, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Tali Pengaman, Jaring Pengaman,rambu-rambu proyek dan obat-obatan menurut Syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja dilapangan.

10.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua Petugas dan Pekerja yang ada dibawah kekuasaan Kontraktor.

10.3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, Kamar Mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua Petugas dan pekerja.

10.4. Tidak diperkenankan membuat penginapan didalam lapangan pekerjaan untuk Pekerja, kecuali untuk Penjaga Keamanan.

10.5. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pasal 11

(8)

ALAT-ALAT PELAKSANAAN

11.1. Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum pekerjaan fisik dimulai, dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain :

a. Beton Molen yang jumlahnya minimal 2 buah dalam kondisi yang baik.

b. Lift Barang

c. Theodolit dan Waterpass yang telah diijinkan oleh Pengawas Lapangan.

d. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.

e. Pompa air sesuai kebutuhan untuk sistem pengeringan, jika diperlukan.

f. Scafolding g. Mesin Pemadat.

h. Alat-alat besar sesuai dengan besaran (magnitude) pekerjaan tanah.

i. Alat Megger, alat ukur listrik, dan alat ukur lainnya.

j. Alat-alat Pertukangan k. Mesin Pemotong keramik l. Mesin Pemotong Allumunium

dan lain-lain disesuaikan dengan lingkup pekerjaannya.

Pasal 12 S I T U A S I

12.1. Hal mana pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya pada waktu rapat penjelasan, untuk itu para calon Pemborong wajib meneliti situasi medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain yang berpengaruh terhadap harga penawaran.

12.2. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk klaim dikemudian hari.

12.3. Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan dimana pembangunan akan dilaksanakan.

Pasal 13

PEKERJAAN PERSIAPAN TAPAK

Pekerjaan Persiapan Tapak meliputi :

13.1. Pembuatan jalan masuk sementara untuk lalu-lintas orang dan bahan. Peletakan jalan masuk sementara, diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas kerja.

13.2. Pembuatan saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar areal pekerjaan selalu dalam keadaan kering.

13.3. Pengadaan air untuk keperluan pekerja dan pekerjaan, kualitas air harus baik dan memenuhi persyaratan kerekatan.

13.4. Pengadaan listrik kerja dan pembuatan tempat pembuangan air kotor sementara.

Pasal 14

PEKERJAAN PERSIAPAN BANGUNAN

(9)

14.1. Lingkup Pekerjaan.

a. Pekerjaan pagar konstruksi/ pengaman.

b. Pekerjaan pembuatan bangsal kerja

c. Pekerjaan penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.

d. Pekerjaan penyediaan alat pemadam kebakaran.

e. Pekerjaan Drainage tapak sementara.

f. Pekerjaan jalan masuk dan jalan konstruksi sementara.

g. Pekerjaan pembongkaran, pengamanan dan pembersihan sebelum pelaksanaan.

h. Administrasi dan lain lain.

14.2. Pekerjaan Pagar Konstruksi/ Pengaman.

a. Kontraktor harus membuat pagar konstruksi/pengaman pada batas sekeliling tapak pekerjaan untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan, serta untuk pengaman terhadap barang-barang milik Proyek, Konsultan Pengawas maupun Pihak Ketiga.

b. Pagar konstruksi/pengaman dibuat dari bahan kayu atau bahan lain.

c. Biaya untuk Pagar Pengaman ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.

14.3. Pekerjaan Bangsal Kerja / Direkskeet.

a. Kontraktor harus membuat bangsal kerja dan gudang material/bahan diatas tapak pekerjaan.

Bangsal Kerja terdiri dari : - Bangsal Konsultan Pengawas - Bangsal Kontraktor

- Los - los kerja untuk Pekerja.

b. Bangsal/Direkskeet dengan spesifikasi : - Lantai plesteran 1 PC : 5 pasir

- Rangka bangunan : kayu kelas II

- Dinding : panel tripleks/multipleks tebal 4 mm, dengan rangka kayu kelas II - Atap : Asbes semen gelombang, seng gelombang, dengan rangka kayu kelas II - Jendela : kayu kelas II, dengan jumlah secukupnya

- Pintu : kayu kelas II, jumlah secukupnya dan dapat dikunci dengan baik.

- Dilengkapi dengan sebuah kamar mandi/WC dan tempat cuci tangan dengan persediaan air yang cukup.

c. Perlengkapan Bangsal Konsultan Pengawas : - Meja tulis + kursi

- Papan tulis ukuran 90 x 180 cm (White Board) - Komputer (PC) Ram 4GB 1 Unit

- Printer A3 1 Unit

- Alat-alat tulis (spidol,tipp ex) dan mesin tik - Papan untuk menempelkan gambar

(10)

- Meja besar / meja rapat ukuran 100 x 200 cm

- Kursi untuk perlengkapan meja besar kapasitas minimal 8 Orang - Peti untuk contoh bahan.

- 1 (satu) buah almari yang dapat dikunci

- 6 (enam) buah Helm Proyek untuk Team Konsultan Pengawas

- 6 (enam) buah Safetyshoes SNI Sek. Kings / Krisbow untuk Team Konsultan Pengawas - 6(enam) buah Helm Proyek untuk Direksi / Tamu

- 6 (enam) buah Safetyshoes untuk Direksi / Tamu

d. Kontraktor harus pula membuat Bangsal Los kerja (workshop) untuk para pekerja dan gudang penyimpan bahan/material yang dapat dikunci.

e. Lokasi tempat bangsal kerja, khususnya gudang penyimpanan bahan/material harus sedemikian rupa sehinggga :

- Mudah dicapai oleh truk pengangkut bahan/material dari luar tapak.

- Tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan

Lokasi tempat Bangsal kerja dan gudang penyimpanan bahan/material akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

14.4. Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk Bekerja

a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa di tapak atau didatangkan dari luar tapak dan disediakan pula tempat penampungannya. Air harus bersih bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang merusak.

Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.

b. Kontraktor harus membuat tempat penampungan air yang senantiasa terisi penuh untuk sarana kerja dengan kapasitas minimal 3,5 m3, dibuat dari pasangan bata merah setengah bata dengan spesi 1 PC : 3 pasir dan diplester, atau dari drum-drum.

c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan berlangsung dan pemasangan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaaan sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas.

14.5. Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran

Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (fire Extinguiser) lengkap dengan isinya sehingga siap digunakan, minimal 1 buah kapsitas 5 kg.

14.6. Pekerjaan Drainase Tapak Sementara

(11)

a. Dipersyaratkan tidak boleh ada genangan air didalam tapak selama pekerjaan berlangsung.

Untuk itu Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kontur tanah yang ada di tapak.

b. Disarankan sebaiknya saluran drainase tapak sementara sesuai dengan rencana tapak dalam gambar kerja dokumen dan petunjuk Konsultan Pengawas.

14.7. Pekerjaan Jalan Masuk dan Jalan Konstruksi/Sementara

a. Jalan masuk dan jalan konstruksi/sementara harus diadakan oleh Kontraktor menurut petunjuk pada Gambar Kerja Dokumen atau petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.

b. Disarankan sebaiknya posisi, letak dan jalur masuk dan jalan konstruksi/sementara sesuai dengan rencara jalan jalan aspal dalam Gambar Kerja Dokumen.

c. Sewa jalan masuk, mengingat lahan yang berkontur cukup besar, maka perlu ada jalan masuk lagi untuk memudahkan mobilisasi barang, tempatnya akan ditunjukkan langsung oleh Konsultan Pengawas.

14.8. Pekerjaan Pembongkaran, Pembersihan dan Pengamanan sebelum Pelaksanaan a. Pembongkaran dan Pembersihan.

Kontraktor harus membongkar/membersihkan/memindahkan keluar dari tapak segala sesuatu yang tidak akan dipakai selama pembangunan yang mungkin akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan baik diatas maupun tertanam dalam tanah tapak, sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.

b. Pengamanan

- Kontraktor harus melindungi dan mengamankan dari segala kerusakan selama pelaksanaan pekerjaan terhadap segala sesuatu yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas tidak boleh dibongkar, baik berupa bangunan, bagian dari bangunan, jaringan listrik, gas, saluran air minum, drainase, maupun pepohonan yang telah ada. Khusus untuk pepohonan yang dipertahankan, harus dilindungi selama pelaksanaan pembangunan agar tidak mati.

- Apabila terjadi kerusakan atas segala sesuatu yang dinyatakan dipertahankan, Kontraktor wajib memperbaiki hingga keadaan semula. Dalam hal ini, biaya adalah tanggungjawab Kontraktor, tidak dapat diajukan sebagai "claim" biaya pekerjaan tambah.

- Apabila segala sesuatu yang dinyatakan dipertahankan mengganggu pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor harus memindahkannya atas persetujuan Konsultan Pengawas.

c. Biaya untuk pekerjaan pembongkaran, pembersihan, pengamanan menjadi tanggungjawab Kontraktor, tidak dapat diajukan sebagai "claim" biaya pekerjaan tambah.

14.9. Administrasi dan lain lain

a. Papan Nama Proyek.

(12)

Kontraktor diwajibkan memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Papan Reklame

Kontraktor tidak diperkenankan menempatkan papan reklame dalam bentuk apapun dalam lingkungan halaman tapak pekerjaan atau pada pagar halaman pekerjaan.

c. Administrasi Lapangan dikerjakan tiap harinya

Setiap Kemajuan Pekerjaan harus didokumentasikan dari mulai kondisi eksisting sampai pekerjaan selesai 100%.

Pasal 15

PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI BATU KALI 15.1. Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan, dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan ini, yaitu dan tidak terbatas pada :

Pekerjaan Galian, Lantai Kerja, Urugan Pasir, dan Urugan Tanah.

15.2. Persyaratan Pelaksanaan.

Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus mempelajari dengan seksama gambar Kerja, Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi dilapangan.

a. pekerjaan Tanah

- Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang/galian ditanah yang diperlukan untuk:

• Pondasi, meliputi: Pile Cap, Batu kali , Plat Setempat, dan Sloop

• Galian lain seperti yang ditujukan dalam Gambar Kerja dan atau oleh Pengawas.

- Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa disetujui oleh Pengawas.

- Galian untuk kontruksi harus sesuai dengan Gambar kerja dan bersih dari tanah urug bekas serta sisa bahan bangunan.

- Urutan penggalian ini harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-petunjuk Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.

- Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau longgar maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang terjadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disiram air setiap ketebalan 5 cm lapis demi lapis sampai jenuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

- Bila pada galian terdapat instalasi existing, kontraktor harus mengikuti prosedur seperti terurai dalam pasal 1.5.

- Bila Kontraktor melakukan pengalian yang melebihi kedalaman yang ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor wajib untuk menutup kelebihan dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disiram air setiap ketebalan 5 cm lapis demi lapis jenuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan.

(13)

- Biaya pekerjaan ini ditanggung oleh Kontraktor tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

- Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar sesuai dengan Gambar kerja dan harus di bersihkan dari segala macam kotoran.

- Galian Pondasi Sloof harus dilakukan dengan lebar lantai kerja Pondasi atau seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja, dengan penampang Lereng galian kiri dan kanan dimiringkan 10o kearah luar pondasi, dan sumbu, ketinggian serta bentuk selesai sesuai Gambar Kerja, diperiksa seta disetujui Pengawas.

- Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dan dalam Tapak Konstruksi. Area antara Papan Patok Ukur dengan Galian harus bebas dari timbunan tanah.

- Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor atau runtuh, maka apabila dianggap perlu oleh Perencana, Kontraktor harus menahan kontruksi penahan / casing sementara dari bahan seng Gelombang BJLS 50 atau setara. Atau dari papan – papan tebal 3 cm diperkuat denga kayu-kayu dolken, minimal 8 cm sehingga kontrusi tersebut dapat manjamin kesetabilan lereng.

Apabila dan atau permukaan Air Tanah tinggi, Kontraktor harus menyediakan pompa Air secukupnya untuk mengeringkan air yang menggenang galian. Di syaratkan bahwa seluruh permukaan galian, terutama lantai galian, harus kering untuk pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan

• Pondasi Pile Cap dan Sloop

- Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 1.10 s. d. 1.12 diatas ditanggung oleh kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

b. Pekerjaan Pengurugan dan Pemadatan

- Pekerjaan pengurugan dan pemadatan ini untuk :

• Semua Galian sampai permukan yang ditentukan atau sebagai Gambar kerja

• Semua Tanah lantai bangunan sampai permukan yang ditentukan atau sesuai Gambar Kerja.

- Kontraktor diwajibkan melakukan tes kepadatan tanah apabila diminta oleh Owner / Pengawas minimal 3 titik sebagai titik yang ditentukan oleh pengawas.

- Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudah bersih dari humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa bongkaran dan bahan lain yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.

- Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pemadatan harus dikeringkan terlebih dahulu.

- Urugan harus terbebas dari segala bahan yang membusuk, sisa bongkaran dan atau yang mempengaruhi kepadatan urugan. Tanah urug dapat diambil dari bekas galian atau tanah yang didatangkan dari luar yang tidak mengandung bahan-bahan seperti tersebut diatas atau telah disetujui Pengawas.

- Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis langsung dipadatkan dengan cara mekanis/alat berat/alat pemadat lainnya yang disesuaikan dengan kondisi area yang dipadatkan sampai mencapai permukaan atau peil yang diinginkan. Ketebalan perlapis setelah dipadatkan tidak boleh melebihi 15 cm atau 20 cm. Setiap kali penghamparan harus

(14)

dapat persetujuan dari Pengawas yang menyatakan bahwa lapisan dibawahnya telah memenuhi kepadatan yang disyaratkan dan seluruh prosedur pemadatan ini harus ditulis dalam berita acara yang disetujui Pengawas.

- Pelaksanaan pemadatan harus dilaksanakan dalam cuaca baik. Apabila hari hujan, pemadatan harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2% kadar air optimum.

c. Pekerjaan Urugan Pasir

- Urugan pasir harus dilaksanakan pada bagian-bagian dasar/bawah pondasi plat setempat, Sloop dan pasangan keramik atau lainnya sesuai yang ditunjukkan pada gambar kerja.

- Ketebalan urugan pasir ditentukan Tebal minimum 5 cm atau sesuai gambar kerja untuk pondasi plat setempat, Sloop, dan pasangan keramik atau lainnya sesuai yang ditunjukkan pada gambar kerja.

- Ketebalan ukuran pasir tersebut, adalah ketebalan padat dengan cara ditimbris sambil disiram air.

- Pasir urug yang digunakan harus bersih dari kotoran-kotoran/humus-humus.

d. Pekerjaan Lantai Kerja

- Pekerjaan Lantai Kerja ini untuk :

Campuran dalam adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Cara pembuatannya menggunakan Concrete Mixer selama 3 (tiga) menit

- Lantai kerja adalah Beton Mutu K-100, Slump 3-6 cm, w/c = 0,87 diletakan diatas permukaan tanah dan atau diatas urugan pasir dengan ketebalan minimum 5 cm atau sesuai gambar kerja.

- Pekerjaan Lantai Kerja ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang lengkap dengan penandaan sumbu,

Lantai kerja untuk Kontruksi harus sesuai dengan gambar kerja dan bersih dari tanah bekas serta sisa bahan bangunan.

Pasal 16

P E K E R JA A N P ON D A S I B OR P I L E 16.1. Lingkup Pekerjaan

(15)

Meliputi semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan semua pekerjaan tiang beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan tambahan dari perencana/Konsultan MK/Pengawas dalam uraian syarat-syarat pelaksanaan.

Pekerjaan ini meliputi tindakan pengamanan untuk mencegah kerusakan-kerusakan yang mungkin timbul pada bangunan tetangga, jalan, drainage, saluran air minum, pipa gas, kabel-kabel listrik dan telepon yang ada. Segala perbaikan atas kerusakan tersebut dilakukan atas biaya kontraktor.

16.2. Pembuatan Lubang Tiang Bor

a. Pembuatan lubang Tiang Bor harus dilaksanakan dengan mesin bor khusus Drilling Mecine sistim Rotary yang menjadi kesatuan dengan crawler crane dan dilaksanakan oleh Pemborong/ Subpemborong yang mempunyai pengalaman baik dalam pekerjaan Tiang Bor.

b. Walaupun pelaksanaan Pembuatan Tiang Bor ini lazimnya dilaksanankan oleh Subpemborong, namun Pemborong Utama (Main Contractor) tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini.

c. Ukuran Tiang Bor dia. paling kecil 40 cm . Kedalaman Tiang Bor adalah +/- 11.0 M terhitung dari elevasi bawah pile cap atau seperti tertera pada gambar atau bila sudah djumpai lapisan keras seperti yang disyaratkan dalam Laporan Soil Test dan disetujui oleh Direksi. Contoh lapisan keras tiap lobang Bor harus disimpan dan diberi tanda secukupnya.

d. Ukuran Casing dan Bucket harus sesuai dengan ukuran Tiang Bor yang akan dibuat.

e. Pembuatan Tiang Bor dimulai bila titik-titik yang bersangkutan sudah fixed dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.

f. Setiap pengeboran Tiang Bor tidak boleh dihentikan / ditinggalkan, tetapi harus diselesaikan pada saat itu juga secara berkesinambungan.

g. Pelaksanaan Tiang Bor hanya boleh dilakukan setelah rangkaian tulangan Tiang Bor, pipa Tremie dan persiapan pengecoran telah siap di lapangan.

h. Pemborong harus menjaga (mempekercil seminim mungkin) kemungkinan timbul kelongsoran-kelongsoran tanah pada daerah lubang pengeboran dan sekitarnya. Khusus untuk di daerah permukaan disyaratkan untuk menggunakan casing panjang +/- 11 m atau menurut kebutuhan. Untuk mencegah kemungkinan kelongsoran selain menggunakan casing tersebut diatas, maka diusahakan agar :

● Menetralisasi tegangan air tanah, pada lobang pengeboran dan daerah sekitarnya dengan selalu menjaga tinggi mukaair tanah pada lobang pengeboran selalu lebih tinggi dari muka air tanah asli sekitarnya.

● Menggunakan "Betonite" untuk daerah yang terdapat lapisan pasir sesuai dengan hasil penyelidikan tanah.

i. Secara Prinsip pelaksanaan pembuatan Tiang Bor harus segera dilanjutkan langsung dengan pemasangan rangkaian Tulangan dan pengecoran Tiang bor. Dengan perkataan lain, tidak diperkenankan melaksanakan dahulu semua pembuatan lobang bor baru dilaksanakan pemasangan rangkaian tulangan dan pengecoran Tiang Bor.

Penundaan pengecoran Tiang Bor terhadap lobang yang sudah dibuat yang

(16)

melebihi 60 ( enam puluh ) menit dianggap sebagai kegagalan dan Pemborong harus menggantinya dengan Tiang Bor yang lain.

j. Pembersihan dasar lobang hanya boleh dilaksanakan dengan menggunakan cleaning bucket sebelum pengecoran beton dimulai. Pembersihan harus sedemikian sehingga tidak terdapat lapisan lumpur atau lapisan-lapisan lainnya yang menghalangi kontak langsung beton dengan lapisan tanah keras.

k. Waktu awal dan akhir pembuatan tiap Tiang Bor harus dicatat oleh Pemborong dengan disaksikan oleh Direksi.

l. Pengeboran Tiang Bor dianggap selesai setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.

Untuk pengeboran selanjutnya dilakukan setelah pengecoran Tiang Bor yang terdahulu telah selesai.

16.3 Penulangan Tiang Borpile

Mutu tulangan Besi Polos dan Besi Ulir sesuai dengan gambar. Penulangan Tiang Bor disesuaikan dengan gambar Struktur. Mutu beton K 300, SLUMP 120-140 mm.

SilinderBeton Dilakukan untuk Pengecoran setiap Tiang Bor diambil minimal 2 (dua) test Kubus. Dan dilakukan Crushing Test pada Lab. Beton yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas. Test Besi Beton harus dilakukan sebelum dimulainya pekerjaan dan dilakukan pada Lab. yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas. Segala Biaya-biaya Test Beton dan Besi Beton ditanggung seluruhnya oleh Pemborong. Tulangan Tiang Bor dirangkai terlebih dahulu sebelum dimasukkan lubang Tiang Bor. Pemasangan pembesian harus bersih dari lumpur dan dijaga agar tidak menempel pada tepi lobang bor, sehingga pada waktu pengecoran terbungkus dengan baik oleh beton.

Apabila panjang pembesian tidak mencapai dasar lubang maka tulangan sambungan harus diikat sedemikian sehingga pembesian tetap pada tempatnya pada waktu pengecoran dilaksanakan. Rangkaian Tulangan Tiang Bor dibuat berdasarkan selimut Beton min.

7.5 cm dan max 10 cm.

16.4 Pengecoran Tiang Bor

Pengecoran Tiang Bor harus mendapat perhatian khusus berhubung adanya air tanah pada tanah lobang bor. Pengecoran beton harus menggunakan "Tremie Pipe" yang panjangnya mencapai dasar lobang bor, dengan cara sedemikian sehingga menjamin kontinuitas pengecoran beton. Tremie Pipe harus dalam keadaan bersih dan baik. Sebelum pengecoran dimulai maka Tremie Pipe harus menyentuh dasar lubang, kemudian Tremie Pipe diisi oleh adukan beton sampai mencapai mulut bor. Setelah itu Tremie Pipe diangkat sedikit demi sedikit, sedemikian rupa sehingga pengangkatan Tremie Pipe tersebut harus lebih kecil dari tinggi muka beton cor dalam lobang bor dan harus dipertahankan minimal 1000 mm dibawah muka cor beton, untuk mencegah timbulnya "necking". Pengecoran dihentukan apabila campuran antara beton cor dan lumpur/kotorankotoran lain sudah naik dari lubang bor dan meluap serta berdasarkan jumlah kubikasi beton Tiang Bor teritis dan bila tidak ada longsoran longsoran dalam lubang bor. Disyaratkan agar beton cor menggunakan bahan retarder untuk mencegah terjadinya setting beton pada waktu pengecoran selama +/- 5 jam.

Slump beton digunakan +/- 18 cm s/d 20 cm agar diperoleh beton yang mudah mengalir melalui pipa Tremie. Selama proses pengerasan beton maka harus dicegah adanya getaran-

(17)

getaran yang dapat mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada beton Tiang Bor.

Pengecoran lubang Tiang Bor harus secepat mungkin dilaksanakan setelah pengeboran dan pengurasan/pembersihan dari lumpur-lumpur/kotoran-kotoran lainnya disetujui secara tertulis oleh Direksi. Jika sampai terjadi pengendapan (kelongsoran) lagi, maka lubang harus dibersihakan atau di bor kembali, setelah itu barudapat diadakan pengecoran.

Pengecoran Tiang Bor harus sampai +/- 0.00 m atau rata dengan permukaan tanah existing.

Pada prinsipnya, pengecoran untuk masing-masing Tiang Bor harus dilaksanakan secara kontinu.

Bila karena keadaan yang tidak bisa dihindarkan terjadi diskontinuitas pengecoran, maka pengecoran dapat dihentikan berdasarkan petunjuk dari Direksi. Penyambungan kembali pengecoran dapat dilakukan dengan terlebih dahulu membobok sampai ketebalan tertentu pada pemukaan yang telah mengeras, kemudian diberikan bahan additive " lem beton ", baru pengecoran dapat diteruskan. Bila hasil pengecoran menunjukkan bahwa kubikasi beton rencana lebih besar dari kubikasi beton yang tercor, maka harus diadakan pemeriksaan kemungkinan terjadinya necking/diskontinuitas/setting atau masuknya lumpur/tanah dalam lobang bor selama pengecoran. Pemeriksaan dilakukan dengan mengadakan "core Drilling" yang dilakukan oleh ahlinya yang disetujui oleh Direksi. Bila ternyata hasil "core Drilling" menunjukkan adanya diskontinuitas atau adanya lumpur dalam Tiang Bor, maka Tiang Bor tersebut gagal dan harus diganti dengan Tiang Bor yang Baru sesuai dengan perhitungan dari Perencana/Konstruktor. Segala biaya-biaya yang timbul untuk "Core Drilling" dan pembuatan Tiang Bor yang baru, Preload, atau perbaikkan- perbaikkan lainnya menjadi tanggung jawab Pemborong dan bukan merupakan pekerjaan tambah. Oleh sebab itu pemborong harus memberi perhatian khusus untuk pelaksanaan Tiang Bor tersebut.

16.5 Toleransi

Kedudukan Tiang Bor harus memenuhi toelransi sebagai berikut :

● Posisi Tiang Bor tidak boleh mempunyai deviasi lebih dari 75 mm ( 3" ) dari posisi Tiang Bor yang ditentukan dalam gambar struktur.

● Posisi vertikal dari Tiang Bor, perbandingan deviasi lateral terhadap panjang Tiang Bor tidak boleh lebih dari 1:120. Bila terjadi deviasi yang melebihi ketentuan-ketentuan tersebut diatas, maka segala perbaikan-perbaikan, perkuatan-perkuatan harus dilakukan dan menjadi beban biaya Pemborong.

16.6 Laporan Tiang Bor (BORED PILES RECORD)

"Bored Piles Record" harus dilaksananakan oleh Pemborong pada setiap Tiang Bor dan 3 copy harus diserahkan kepada Direksi. "Bored Piles Record" tersebut harus tediri dari :

1. Ukuran Tiang Bor

a. Panjang dan Diameter dari lobang.

(18)

b. Ground Level, Cut off Level dari Tiang Bor.

c. Panjang Tiang Bor.

2. Panjang dan ukuran Casing

3. Waktu awal dan akhir untuk pembuatan lobang Tiang Bor, pemasangan Tulangan dan pengecoran Tiang Bor harus dicatat oleh Pemborong dengan saksi Direksi.

4. Deviasi pada as Tiang Bor rencana.

5. Panjang dan detail pembesian.

6. Ground Condition.

a. Lapisan dasar pendukung Tiang Bor berikut contoh.

b. Hasil test yang dilakukan pada tanah dalam lobang bor.

c. Tinggi muka air tanah.

7. Kekuatan atau mutu beton

8. Tanggal pelaksanaan, waktu pelaksanaan dan cuaca 9. Kubikasai beton rencana

10. Kubikasi beton yang di cor.

11. Perbandingan kubikasi beton ter-cor dengan panjang tiang ter-cor.

12. Lain-lain record yang perlu.

16.7 Loading Test

Setelah pelaksanaan pekerjaan tiang bor maka akan diadakan percobaan beban vertical pada tiang bor yang data Bored Pile Recordnya paling jelek/meragukan (kemungkinan terjadi necking). Lokasi titik tiang bor yang akan dilakukan Loading test ditentukan oleh Pengawas Lapangan atau Pemberi Tugas.

Pasal 17

PEKERJAAN DINDING, PLESTERAN 17.1. Yang termasuk lingkup pekerjaan ini meliputi ;

a. Pasangan dinding batako press mesin b. Plesteran 1 pc : 5 ps

(19)

c. Acian Dinding

d. Pelapis Dinding Keramik

e. Pasangan Bata saluran / Bloombak

f. Pasangan Dinding Keramik Interlok dBrick Terra 30 x 60 cm Gol A GL638038

17.2. Persyaratan Bahan Pelapis Dinding

a. Semen Portland/ PC Ex. SGC

b. Keramik Dinding Kamar Mandi dan Pantry

Keramik Tile yang digunakan Ex. Asia Tile ukuran 20 x 20 cm. Sudut - sudutnya harus siku.

Kontraktor harus memberikan contoh bahannya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan. Ukuran Keramik disesuaikan dengan Gambar Kerja.

c. Batu Alam

Batu Alam Andesit Bakar yang digunakan ukuran 20 x 40 + Coating Clear sekualitas lokal.

Kontraktor harus memberikan contoh bahannya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan. Ukuran Batu Alam disesuaikan dengan Gambar Kerja.

d. Pekerjan pelapis dinding

- Pelapis dinding yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan baik sehingga bentuk dan warna masing-masing keramik sama tidak ada bagian yang retak, pecah-pecah, sudut atau tepi atau cacat lainnya serta telah disetujui secara tertulis dari Konsultan Pengawas.

- Aduk yang dipakai adalah campuran 1Pc:2Ps tebal 10-15 mm untuk daerah kedap air, dan 1Pc:3Ps daerah kering.

- Seluruh rongga pada bagian belakang keramik/batu alam harus berisi dengan adukan pada waktu pemasangan

- Awal pemasangan dan pola pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau petunjuk Pengawas Lapangan.

- Pada prinsipnya pemotongan harus dihindarkan, kecuali ditentukan dengan pola Gambar, jika perlu diadakan pemotongan harus dikerjakan dengan hati- hati, rapi, lurus atau bersudut sesuai dengan kebutuhan, kemudian bidang potong harus diperhalus dengan gerinda atau kikir.

- Persiapan sebelum pemasangan. Semua pemipaan maupun sparing-sparing SA&EL telah terpasang pada jalur dan tempatnya sesuai dengan Gambar dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

- Setelah bidang Granit/Keramik/andesit terpasang permukaannya harus dibersihkan dengan lap/kain basah sehingga bersih dari noda-noda semen. Bidang keramik/batu alam ini harus dijaga tetap basah untuk menghindarkan pengeringan terlalu cepat dengan pembasahan minimal 3(tiga) hari pertama setelah keramik terpasang.

- Bila ditemui retak, kerusakan bergelombang, garis-garis tepi dan siar tidak rata dan lurus, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki hingga sesuai dengan yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat diajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.

- Pelapis dinding yang telah terpasang harus dilindungi dari benturan dan atau gesekan.

(20)

e. Pekerjaan Pasangan Batako Press Mesin 1). Umum

- Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan dari Bab ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan dan layanan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pasangan batu sebagaimana diindikasikan dalam gambar-gambar, termasuk, tetapi tidak terbatas pada hal berikut :

• Pasangan batako press mesin untuk pemisah ruang

• Pekerjaan pasangan lainnya (sebagai bagian yang diintegralkan dari dinding batako dengan menggunakan unit-unit bata yang diproduksi lokal, dan untuk aplikasi non- struktural lainnya dan yang berhubungan dengan elemen pendukung arsitektural.

2). Jaminan Kualitas

- Karakteristik ketahanan terhadap api: Jika diindikasikan, sediakan material dan konstruksi yang identik dengan yang dirakit memiliki ketahanan terhadap api yang telah ditentukan oleh pengetesan dalam pemenuhan persyaratan ASTM E119 oleh organisasi pengetesan dan pemeriksaan atau cara lain, yang dapat diterima oleh yang berkuasa secara juridis atau telah memperoleh pembakuan setempat.

- Tanggung jawab tunggal untuk material adukan: Menyediakan bahan-bahan dari kualitas yang uniform, termasuk warna untuk pasangan batu terbuka, dari satu pabrikan untuk setiap komponen yang mengandung semen dan dari satu sumber dan produsen untuk setiap agregat.

- Test prakonstruksi oleh metode test untuk unitnya: Ujilah bahan-bahan berikut dengan metode yang dinyatakan:

• Batako Press: Ujilah setiap tipe dan tingkat batako per SII 0021-78 apabila dipandang perlu oleh Direksi Pengawas.

• Test adukan: Ujilah setiap tipe adukan per SNI-15-3758-1995-Semen aduk pasangan.

3). Ajuan

- Data produk : ajukan data produk dari pabrikan untuk setiap tipe unit pasangan, kelengkapan dari produk yang dihasilkan lainnya, termasuk sertifikasi setiap tipe yang memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan.

- Gambar-gambar kerja: Ajukan gambar-gambar penyetelan dan pemotongan lembaran batu yang memperlihatkan ukuran, profil dan lokasi setiap unit yang disyaratkan. Jika hal serupa tidak umum dalam praktek setempat. Dan juga mengirimkan pemasangan lengkap pendukung beton lainnya untuk dinding batu yang termasuk posisi, layout dan penulangan

(21)

kolom praktis, balok pengikat, ring balok, balok pengaku yang persyaratkan dengan kualitas dan standardaya sudah dinyatakan dalam RKS ini.

4). Pengiriman, penyimpanan dan penanganan pemeliharaan

- Kirimlah bahan untuk pasangan batako ke proyek dalam keadaan tidak rusak.

- Simpanlah dan peliharalah unit-unit pasangan batu untuk menghindari penurunan kualitas atau kerusakan karena kelembaban perubahan temperatur, kontaminasi, korosi atau kasus lain.

- Simpanlah bahan yang mengandung semen jauh di atas tanah, dengan penutup dan dalam lokasi yang kering.

- Simpanlah agregat dalam hal penentuan tingkat dan karakteristik lain yang disyaratkan dapat dijaga.

- Simpanlah kelengkapan pasangan batako termasuk item-item logam untuk mencegah penurunan kualitas akibat korosi/pengkaratan dan akumulasi kotoran / debu.

5). Kondisi Proyek

- Perlindungan pekerjaan: Selama pemasangan, tutuplah bagian atas dinding dengan lembaran penutup yang kedap air pada saat setiap pekerjaan harian selesai. Tutuplah struktur yang telah selesai sebagian jika pekerjaan tidak sedang dikerjakan, agar tidak terkena pengaruh cuaca.

- Perluaslah penutup ke bawah minimum 600 mm pada kedua sisinya dan ikatlah penutup dengan aman di tempatnya.

- Jangan kenakan beban atap dan atau lantai sekurang-kurangnya 12 jam setelah pembuatan dinding dan kolom pasangan batu.

- Jangan kenakan beban terpusat sekurang-kurangnya 3 hari setelah pembuatan dinding dan kolom pasangan batu.

- Cacat/ Noda : Cegahlah grout atau adukan atau tanah dari noda pada permukaan pasangan batu yang terbuka atau dicat. Buanglah dengan segera sisa-sisa grout atau adukan yang berhubungan dengan pasangan batu tersebut.

- Lindungi dasar dinding dari lumpur bekas percikan air hujan dan percikan adukan dengan cara penutup yang dibentangkan pada tanah dan sepanjang permukaan dinding.

- Lindungi ambang (sills), birai (ledges) dan bentuk-bentuk proyeksi lain dari percikan adukan (dropping montar).

- Perlindungan terhadap cuaca basah : untuk unit pasangan batako dari campuran pasir dan semen dengan tingkat awal absorbsi (pengisapan) yang mensyaratkan mereka untuk direndam sebelum ditempatkan.

17.3. Produk

a. Batako Press Mesin

1). Umum : Batako Press yang digunakan adalah Batako Press Mesin Lokal, Batako harus dipress oleh mesin dengan penekanan (pressure) yang sama dengan memenuhi standard

(22)

dan persyaratan lain yang diindikasikan/dinyatakan dibawah untuk setiap bentuk bata yang disyaratkan.

- Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982/NI-3).

- Standard Industri Indonesia (SII)-0021-78

2). Semua batako yang akan digunakan pada daerah tahan api harus dilengkapi dengan sertifikat tahan api yang disyaratkan seperti dinyatakan pada gambar kompartemen kebakaran.

b. Material Adukan

Semen Portland/PC, pasir, air harus memenuhi persyaratan bahan untuk pekerjaan beton yang terurai di pasal lain dalam buku RKS ini.

c. Keramik

- Keramik yang digunakan adalah merk Asia Tile dan Roman. Sudut-sudutnya harus siku.

Kontraktor harus memberikan contoh bahanya untuk mendapatkan persetujuan dari pengawas lapangan

17.4. Pelaksanaan

a. Aduk Perekat/Aduk Pasangan

Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam - macam perbandingan campuran seperti dibawah ini :

M1 perbandingan 1 pc : 3 Ps untuk adukan semua pasangan batako kedap air atas maupun di bawah permukaan tanah (dinding, bak buang, bak control, pondasi rollag bata, tangki septic, saluran), adukan neut, pasangan keramik, adukan plesteran trasram, beton dan braven.

M3 Perbandingan 1 pc : 5 Ps Adukan semua pasangan batako dan hebel tidak kedap air, plesteran pasangan batako dan hebel tidak kedap air, plesteran pas batako dan hebel + plesteran kamprot halus (texture)

Semen jenis adukan dan plesteran tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering. Dipersyaratkan agar jarak waktu pencampuran adukan dengan plesteran dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air (macam M1 dan M2)

Pemakaian aduk perekat/aduk pasangan :

Adukan pasangan M2 dan plesteran M2 untuk semua dinding daerah basah/ toilet dengan ketinggian 1,6 m dari muka lantai, dan +/- 30 cm dari peil +/- 0.00 lantai terbawah serta semua pasangan yang masuk kedalam tanah atau sesuai gambar kerja

Semua ketentuan pemakaian aduk perekat sesuai ayat 3.1.01 di atas

Plesteran kamprot halus adalah pekerjaan finishing untuk mendapatkan texture permukaan dinding luar, dan dilaksanakan setelah pekerjaan plesteran dasar cukup kering, tebal plesteran kamprot halus +/- 5 mm.

(23)

Plesteran beraven adalah plesteran kasar yang masuk kedalam tanah dengan campuran 1:3 (M2) harus pula dilaksanakan pada pasangan yang masuk kedalam tanah

Persyaratan Pekerjaan Pasangan Dinding

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini kontraktor harus memperhatikan detail bentuk profil sambungan dan hubungan material lain dan melaksanakanya sesuai dengan yang tercantum dalam gambar kerja.

Sebelum pemasangan batako harus direndam dalam air bersih dulu sehingga jenuh. Pada saat diletakan tidak boleh ada genangan air diatas permukaan batako tersebut.

Pelaksanaan pemasangan batako harus rapi, sama tebal, lurus, tegak (lot) dan pola ikatan harus terjaga dengan baik. Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapih dan siku, kecuali apabila pertemuan tersebut memang tidak siku seperti tercantum dalam gambar kerja.

Untuk setiap pertemuan dinding pasangan batako setiap luas 12 m2, harus dipasang kolom praktis/kolom penguat beton dengan dimensi, ukuran dan penulangan sesuai gambar

Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata,dengan kolom praktis, ring balk beton, maupun beton lainya seperti tercantum dalam gambar kerja harus dipasang angker diameter 10mm tiap jarak 70 cm. Bagian yang mencuat keluar sejauh 20 cm, dan bagian yang tertanam minimal 20 cm.

Pemeliharaan : selama pasangan dinding belum difinish, kontraktor wajib untuk memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain

Dalam proses pengeringan harus selalu dibasahi dengan air minimal selama 7 hari.

C. Pekerjaan plesteran

1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.

2. Pasir yang digunakan untuk plesteran adalah pasir pasang yang harus di ayak terlebih dahulu 3. plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran ini adalah pekerjaan finishing.

Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan setelah aduk plesteran sebagai lapisan dasar minimal berumur 8 hari.

4. Sebelum pelaksanaan plesteran semua pemipaan maupun sparing-sparing SA dan el telah terpasang pada jalur dan tempatnya sesuai dengan gambar kerja dan telah disetujui oleh pengawas lapangan

5. Sebelum pelaksanaan plesteran terlebih dahulu dibuat kepala plesteran (klabangan) dengan tebal sama dengan tebal ketebalan plesteran yang direncanakan, kecuali untuk plesteran berapen.

6. permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus harus rata tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga, tidak berlubang, tidak mengandung krikil atau benda-benda lain yang membuat cacat. Apabila pekerjaan tidak memenuhi yang dipersyaratkan maka kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh konsultan pengawas.

7. Pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batako sebelum diplester permukaan pasangan batako harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya sudah dikeruk sedalam 1 cm.

(24)

8. pekerjaan plesteran halus pada permukaan beton sebelum pelaksanaan pekerjaan ini permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting kemudian di ketrek/scratched.

Semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau formtie harus tertutup adukan plesteran 9. Pekerjaan plesteran halus/aci halus adalah untuk semua pasangan batako dan beton yang

akan di finish dengan cat.

10. Semua permukaan yang akan menerima bahan/material finishing misalnya bahan/material ubin keramik dan lainya, maka permukaan plesteran harus di beri alur-alur garis horizontal untuk memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material finishing tersebut, pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan/material finishing tersebut adalah cat.

11. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom/lantai yang dinyatakan dalam gambar kerja. Tebal plesteran adalah minimal 1 cm dan maksimal 2,8 cm.

jika ketebalan melebihi 3 cm maka harus menggunakan kawat ayam yang diikatkan/dipakukan ke permukaan pasangan batako atau beton yang bersangkutan untuk memperkuat daya lekat plesteran

12. untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang datar harus diberi nat dengan ukuran lebar 0.7 cm dalam 0,5 cm.

13. Pemeliharaan:

a. kelembaman plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar tidak berlangsung dengan tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap terlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan ai secara cepat. Pembasahan tersebut adalah sebagai berikut : selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh.

Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang disaratkan tersebut diatas.

D. Pekerjaan keramik pelapis dinding

1. Keramik yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan baik sehingga bentuk dan warna masing-masing granit sama tidak ada bagian yang retak, pecah-pecah, sudut atau tepi atau cacat lainya serta telah disetujui secara tertulis dari konsultan pengawas.

2. aduk yang dipakai adalah campuran 1Pc: 2Ps tebal 10-15 mm untuk daerah kedap air dan 1Pc:3Ps daerah kering.

3. Seluruh rongga pada bagian belakang granit harus berisi dengan adukan pada waktu pemasangan

4. Awal pemasangan dan pola pemasangan harus sesuai dengan gambar kerja atau petunjuk pengawas lapangan.

5. Pada prinsipnya pemotongan granit harus dihindarkan kecuali ditentukan dengan pola gambar, jika perlu diadakan pemotongan harus dikerjakan dengan hati-hati, rapi, lurus atau bersudut sesuai dengan kebutuhan, kemudian bidang potong harus diperhalus dengan gerinda atau kikir

(25)

6. persiapan sebelum pemasangan, semua pemipaan maupun sparing-sparing SA&EL telah terpasang pada jalur dan tempatnya sesuai dengan gambar dan telah disetujui konsultan pengawas.

7. Setelah bidang granit terpasang permukaanya harus dibersihkan dengan lap/kain basah sehingga bersih dari noda-noda semen, bidang granit ini harus dijaga tetap basah untuk menghindari pengeringan terlalu cepat dengan pembasahan minimal 3 (tiga) hari pertama setelah granit terpasang

8. Bila ditemukan retak, kerusakan bergelombang, garis-garis tepid an siar tidak rata dan lurus, maka kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sehingga sesuai dengan yang dipersyaratkan. Biaya ini adalah tanggung Jawab kontraktor, tidak dapat diajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.

9. Granit yang telah terpasang harus dilindungi dari benturan dan atau gesekan.

Pasal 18

PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP 18.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan metal/ logam seperti tercantum dalam Gambar Kerja antara lain ;

- Pekerjaan Rangka Baja Ringan - Pekerjaan Penutup Atap

18.2. Rangka Atap

a. Rangka Atap yang digunakan menggunakan Rangka Baja Ringan sekualitas Giga Steel Z220, Wija Truss C 75.0.70.0,65 mm

b. Rangka atap harus terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt) pada kedua tumpuanya

c. Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda agar tidak terjadi kesalahan pemasangan.

d. Pastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku dengan menggunakan selang air (waterpass)

e. Memastikan posisi kiri dan kanan kuda kuda tidak terbalik.

f. Mengontrol posisi berdiri nya rangka agar tegak lurus dengan ring balok menggunakan benang dan lot ( unting – unting )

g. Setelah semua rangka sudah terpasang dan dipastikan sesuai dengan gambar kerja, selanjutnya dilakukan pemasangan alumunium foil dengan ketebalan 4 mm type bubble double side.

18.3. Penutup Atap menggunakan Produk Genteng dari Maha Roof, Wija Roof dengan spesifikasi bahan :

Genteng Seng Metal Berpasir Jenis : Seng Metal + Insulasi Bahan : Seng Plat

(26)

Lebar : 60 cm Tebal : 0,35 mm

Warna : Ditentukan Kemudian

18.5. Persyaratan Pelaksanaan

a. Sebelum penutup dipasang, pemborong/ kontraktor harus memeriksa apakah permukaan atas semua gording atau rangka sudah satu bidang, jika perlu dengan mengganjal atau menyetel bagian bagian ini terhadap rangka penutupnya.

Metal berpasir yang digunakan sekualitas Maha Roof, Wija Roof dengan ketebelan 0,35 mm.

Pasal 19

PEKERJAAN LANGIT-LANGIT 19.1. Lingkup Pekerjaan.

Langit-langit bangunan yang dipasang adalah PVC Ex Natapon warna Putih (Area Luar), Gypsum Board t= 9 mm Ex. Aplus (Area Dalam) dan GRC Board Ex GRC Board t=4mm (Area Toilet & Tempat Jemur) dengan rangka besi hollow Galvanis 4/4 dan 2/4 t.0.5 mm lkp accessories dengan modul 60 x 60 cm.

List plafond menggunakan shadow line 1 x 1 cm.

19.2. Persyaratan Pelaksanaan

a. Diminta perhatian Pelaksana dalam meneliti gambar-gambar detail rencana langit-langit, dimana list harus dipasang, sesuai dengan syarat-syarat konstruksi, penyelesaian pada sudut-sudut atau bidang pertemuan antara langit-langit dengan dinding, kosen, kolom, listplank, atap dan sebagainya.

b. Kesalahan memasang sehingga merusak keindahan yang diinginkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong. Apabila pekerjaan itu mesti diulangi harus atas perintah Direksi.

c. Permukaan bahan plafond harus dibersihkan dari pinggiran yang kurang rata dan kurang tajam, harus diserut atau diampelas, kemudian dipasang dengan penuh ketelitian / keahlian menurut garis-garis seperti dicantumkan dalam gambar rencana. Penyelesaian harus memberikan tampak rapi, rata dengan alur yang lurus dan sama besarnya.

d. Langit-langit gypsum , dipasang memakai shadow line yang dipasang dengan rapi

e. Semua resiko pembongkaran atas perintah Direksi, akibat ketidak mampuan dan ketidak telitian Pelaksana dalam menjalankan tugasnya adalah tanggung jawab Pemborong.

f. Penyelesaian pengecatan dan warna akan ditentukan kemudian.

(27)

g. Ketinggian langit-langit dan penempatannya, harus mengikuti gambar kerja, dan sebelum permukaan bawah rangka langit-langit rata (water pass) dan lurus, maka pemasangan penutup langit-langit tidak boleh dipasang terlebih dahulu, dan baru boleh dipasang setelah mendapat persetujuan dari pihak pengawas dan monitoring proyek (direksi).

h. Hasil pekerjaan yang tidak rata / bergelombang / retak-retak, harus dibongkar dan diperbaiki kembali atas biaya pemborong.

Pasal 20

PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA ALUMUNIUM DAN PARTISI 20.1. Keterangan

Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun pintu dan jendela dengan bahan-bahan dari Besi dan Aluminium, termasuk menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini, meliputi seluruh pekerjaan kusen, pintu dan jendela.

Khusus untuk Pintu Utama, Pintu Emergency/ Fire Door dan Pintu Shaft bahan yang digunakan adalah Produk MARKS Steel Doors dengan Spesifikasi :

1. Penutup terbuat dari bahan plat baja. Ketebalan daun pintu 50 mm. Di bagian dalam daun pintu diisi Honey Comb Paper. Konstruksi daun pintu dengan sistem penangkupan tanpa las.

2. Pintu baja adalah produksi Mark’s Door dengan ketebalan frame/kusen: min 1.5 mm, daun pintu: min 0.8 mm.

Pelaksanaan

1. Pemotongan baja siku untuk sambungan bersudut 45 derajat harus dilakukan dengan sempurna dan rapi.

2. Penyambungan dengan pengelasan pada setiap sambungan harus mempunyai jarak +/- 2 mm.

Pengelasan pelat baja harus sedemikian rupa agar tidak terjadi gelombang-gelombang, sehingga permukaan pelat rata. Pengelasan / penyambungan ini harus kuat dengan menggunakan las listrik.

3. Bekas-bekas pengelasan harus dirapihkan dengan gurinda atau alat lain, agar didapatkan suatu permukaan yang rata.

4. Untuk mencegah terjadinya karat / korosi, sebelum difinish, baja siku dan pelat besi harus dilindungi dengan cat meni besi.

5. Penutup pintu baja difinish meni dan cat besi, warna akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas.

6. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.

02. PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU BESI TAHAN API (FIRE DOOR) a. Lingkup Pekerjaan

(28)

1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya, termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian dan syarat-syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dan persyaratan dari pabrik pembuatnya.

2. Melaksanakan seluruh pekerjaan kusen dan pintu besi tahan api (fire door) hingga didapatkan hasil yang baik dan sempurna.

3. Pekerjaan pintu besi tahan api mencakup pekerjaan kusen, angkur, engsel, tungkai pintu, kunci dan silinder serta segala perlengkapan pintu besi tahan api yang disyaratkan sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya.

b. Persyaratan Bahan

Kontruksi Pintu (Kusen dan Pintu)

a) Tiga factor yang harus dipenuhi untuk pintu untuk disyaratkan sebagai Pintu Tahan Api, yaitu : - Stabilitas terhadap api, yaitu kemampuan dari bagian konstruksi gedung, dengan atu tanpa bantalan peluru, untuk menahan keruntuhan pada saat terjadi kebakaran.

- Integritas terhadap api, yaitu kemampuan elemen pembagi ruang pada gedung untuk mencegah terjadinya celah yang menyebabkan lidah api dan asap panas dapat menembus dari satu ruang ke ruang lainnya sewaktu terjadi kebakaran.

- Isolasi panas, yaitu kemampuan elemen pembagi ruang pada konstruksi gedung untuk mencegah menjalarnya panas dari satu ruang ke ruang lainnya

b) Pintu besi tahan api harus telah melalui pengujian dan dinyatakan memenuhi persyaratan sebagai pintu tahan api oleh lembaga-lembaga pengujian nasional yang diakui oleh Damkar.

c) Semua bagian pintu yang terbuat dari plat baja, yaitu daun pintu, kusen dan perangkaan, haruslah terbuat dari jenis plat baja canal dingin / baja putih atau Cold Rolled Steel Sheet.

d) Daun pintu berbentuk Rebated Door, dilengkapi dengan bibir pintu di sekeliling daun pintu yang merupakan satu kesatuan plat dengan plat permukaan pintu, sehingga pemukaan pintu menjadi rata. Ketebalan daun pintu untuk seluruh tingkatan fire rating 1, 2 atau 3 jam adalah 50 mm. Bagian dalam daun pintu diisi standar isolator panas, agar pada saat terjadi kebakaran, kenaikan suhu (temperature rise) permukaan plat pintu pada sisi yang tidak terbakar tidak melebihi 450ºF (23ºC) pada 30 menit pertama.

e) Bentuk Kusen sesuai dengan type yang tertera di dalam Door Window Schedule & Hardware di dalam gambar berserta ukuran yang disetujui oleh arsitek.

f) Untuk pintu yang menggunakan panel pandang (Vision Panel), maka pintu hanya boleh dilengkapi dengan kaca tahan api terbuat dari Borosilicate Float Glass dengan ketebalan 5 mm atau lebih. Ketahanan api (fire rating) pintu akan mengikuti tingkat ketahanan api dari kaca dengan ukuran di atas.

g) Ketahanan terhadap api (fire rating) yang disyaratkan adalah minimal 2 jam.

(29)

h) Standar kualitas adalah produksi Mark’s Steel Doors atau setara.

i) Finishing akhir pintu menggunakan cat besi berkualitas tinggi

c. Perangkat Keras (Hardware) Pintu.

a) Engsel (hinges).

b) Tungkai pintu (handle/backplate) terbuat dari bahan alloy yang di-anodize warna natural.

Konstruksi handle dan backplate terpisah. Kedua handle dihubungkan dengan solid square double entry function stabile spindle diameter 9-11 mm, sedangkan kedua sisi backplate dihubungkan dan dipasang di pintu dengan sistem back to back through fixing. Pada bagian tengah handle terdapat inti baja (steel core), yang dimaksudkan agar bila terjadi kebakaran aluminium meleleh maka pintu masih dapat dioperasikan.

c) Rumah kunci (lockcase) jenis Mortise Lock terbuat dari kuningan, dengan stainless steel 304 plated (SUS 304).

d) Silinder dengan panjang +/- 70 mm, terbuat dari kuningan (copper and zinc) yang tahan terhadap korosi dan memiliki 5 pin tumblers, dengan opsi sistem Masterkey.

e) Flushbolt, dipasang di daun pintu non-aktif pada pintu ganda (double door).

f) Tipe dari Perangkat Keras tersebut sesuai dengan yang seperti tertera di dalam Door Schedule and Hardware Schedule di dalam gambar dan keterangan arsitek.

d. Syarat Pelaksanaan Pekerjaan Kusen dan Pintu Besi Tahan Api (Fire Door) Persiapan Pelaksanaan

a) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib meneliti gambar-gambar yang ada dengan memeriksa kebenaran ukuran, leveling, tipe dan lokasi pintu serta menyesuaikan dengan kondisi di lapangan dan koordinasi pabrik.

b) Kontraktor menyiapkan tenaga kerja yang ahli dalam jenis pekerjaan ini, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lain yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

c) Pengangkutan, penyimpanan dan pemasangan pintu / kusen harus dilindungi selama pekerjaan berlangsung, baik dari segi kemungkinan kerusakan fisik maupun penyelesaian permukaannya.

(30)

d) Tempat penyimpanan daun pintu dan kusen harus di dalam ruangan / beratap, bebas dari air hujan dan genangan air serta disusun rapi dengan posisi tegak terhadap sisi panjang kusen / daun pintu.

e) Perlu diperhatikan koordinasi dengan pekerjaan lain, baik yang sudah dan yang belum terpasang, terutama untuk pekerjaanpekerjaan yang telah selesai pelaksanaannya.

f) Kontraktor diwajibkan membuat metode pelaksanaan dan shop drawing dengan mengikuti ukuran, bentuk, mekanisme pembukaan pintu sesuai detail gambar dan mengajukan contoh bahan, yang sesuai spesifikasi, untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Perencana / Konsultan Pengawas.

Pelaksanaan Pekerjaan

a. Konstruksi tiang / kolom dan balok beton untuk lubang kunci harus kuat untuk menahan konstruksi / beban kusen dan pintu, vertikal / horizontal dan lurus terhadapa lantai dan dinding lainnya, serta disiapkan lubang angkur (steel bar) dengan ukuran, jumlah dan jarak sesuai shop drawing, dengan toleransi ± 10 mm.

b. Semua bahan dan pekerjaan yang terpasang sebelum dan sesudah pekerjaan dilaksanakan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

c. Kusen yang dipasang pada lubang pintu harus diberi angkur dengan ukuran, jumlah dan jarak sesuai shop drawing dan standar pabrik, kemudian disetel pada tulangan kolom / balok dengan baik dan harus benar-benar lot.

d. Setelah kusen terpasang, maka lubang angkur di cor dan harus bebas dari pengaruh pekerjaan lain dan tumbukan keras yang diakibatkan lalu lalang dan aktifitas lain selama ± 3x24 jam. Setelah cukup kokoh berdiri ditempatnya, barulah daun pintu dipasang dan di setel dengan toleransi maksimum 5 mm dari bawah lantai finish dan 3 mm dari kusen untuk sisi lainnya.

e. Daun pintu setelah terpasang harus rata, tidak bergelombang, kokoh, siku dan lot, serta mekanisme semua perangkat keras yang terpasang dapat dioperasikan dengan lancar dan sempurna, sesuai dengan yang dipersyaratkan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Apabila terjadi kemacetan, harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya Kontraktor.

f. Cara pemasangan perangkat keras pintu yang dibutuhkan harus sesuai dengan standar / spesifikasi dari pabrik dan pekerjaan pengelasan, pelubangan, penguatan dan hal-hal lain yang diperlukan dalam pemasangan tersebut harus dilakukan di pabrik.

g. Seluruh permukaan pintu / kusen setelah di cat dasar (oxyde primer) dari pabrik, serta sempurna dalam pemasangan / penyetelan, termasuk perangkat kerasnya, maka selanjutnya di cat akhir dengan cat besi yang bermutu baik.

Gambar

GAMBAR  URAIAN

Referensi

Dokumen terkait

PELESTARIAN RONGGENG MA UNEH DALAM KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KAMPUNG CITEMBONG DESA CIKALONG KECAMATAN SIDAMULIH KABUPATEN PANGANDARAN Universitas Pendidikan Indonesia |

Binatang yang mudah disembelih di lehernya, hendaklah disembelih di lehernya, yaitu dipotong urat saluran makan (kerongkongan) dan saluran napas (tenggorokan),

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Dengan Leverage Dan Perputaran Persediaan Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Manufaktur

n Bintan terdapat telah awalnya namun aktifitas perta kegia aliran mena terbe Keca Wadu liter/d dima setem Kelon Keca air in jarak 1,6 k Kolo Loka (kolo seba mem dima terse

Hal tersebut karena, setelah bergabung dengan SkyTeam, Garuda Indonesia akan memiliki akses layanan jaringan penerbangan yang sangat luas, yaitu ke sebanyak 1,064 kota

Hasil penelitian menunjukkan kekuatan karakter ketiga dari virtue humanity yaitu social intelligence memperoleh hasil terendah dibandingkan kedua kekuatan karakter

Rainforest Alliance (RA) di Desa Tanjung Rejo, serta desa lainnya di beberapa kecamatannya. Petani kopi di Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus terdiri dari petani

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian eksperimen. Penelitian ini untuk menemukan, mengembangkan, dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan yang