• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V DI SDN 4 CURAH JERU KECAMATAN PANJI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V DI SDN 4 CURAH JERU KECAMATAN PANJI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

47

HUBUNGAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V DI SDN 4 CURAH JERU KECAMATAN PANJI

Roviatul Adhewiyah1, Amalia Risqi Puspitaningtyas2

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Jl. PB Sudirman No. 7 Situbondo E-mail: amalia_risqi88@yahoo.com

Abstract: Good education is an education that can explore all pupils’ potential.

But not many schools have the capability; even, they do not know the other side of the potentials own by their pupil’s. Relate to the academic potential matter, the most visible potential based on the IQ measurement which is only optimizing three categorize: verbal ability (language), numeric (number ability) and visual spatial (ability to look the relation between space) .The formulation of problem in this research is there any significant relationship between the interpersonal intelligence and learning outcomes in subject Indonesian language, pupils grade V in public elementary school of SDN 4 Curah Jeru district of Panji. The aim of this research is to know is there any significant relationship between the interpersonal intelligence and learning outcomes in subject Indonesian language, pupils grade V in public elementary school of SDN 4 Curah Jeru district of Panji. The design of this research uses the plan of ex-post facto with the method of interviewing, documenting and questionnaire. The data analysis is using the analysis of quantitative research. After, researcher conducts the research and gathers the data; researcher is analyzing data from the result of pupil’s questionnaire analysis and pupil’s study outcomes then it is obtained Fcount of 0,967, while Ftable of 0,334 in N = 20 with significant level 5% it means that Fcount

> Ftable meaning that null hypothesis (H0) is rejected and working hypothesis (Ha) is accepted. Based from the result it can be conclude there is a significant relationship between the interpersonal intelligence toward the learning outcomes in subject of Indonesian language, grade V semester 1 in public primary school of SDn 4 Curah Jeru academic year 2015/2016. Based on the result of the research and the discussion, it conclude that the success of pupil’s of public primary school in SDN 4 curah Jeru district of Panji academic year 2015/2016 grade V will be better if the interpersonal intelligence is higher. Therefore, the higher of interpersonal intelligence of the pupils the better of learning outcomes they will achieve. In contrast, the low of interpersonal intelligence, learning outcomes will be less.

Keyword: intelligence interpersonal and learning outcome

1Alumni Mahasiswa S1 PGSD FKIP Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

2Dosen S1 PGSD FKIP Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

(2)

48 PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu berkah dari Sang Maha Pencipta terhadap ciptaannya. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang ditakdirkan untuk memperoleh pendidikan. Perolehan pendidikan bukanlah merupakan ikatan terhadap manusia tetapi justru untuk pembebasan manusia dari hakekatnya sebagai makhluk yang bebas dan berakal budi. Sebagai makhluk alamiah yang dilahirkan ke dalam lingkungan alamiahnya manusia diberikan kebebasan untuk menentukan sendiri posisinya di dalam lingkungan alamiah itu.

Disinilah terletak kebebasan dan keterikatan manusia di dalam proses pengembangan kemanusiaannya.

Pendidikan yang demikian itu adalah pendidikan yang erat kaitannya dengan aktivitas mulia manusia yang tugas utamanya adalah membantu pengembangan humanitas manusia untuk menjadi manusia yang berkepribadian mulia dan utama menurut karakteristik pribadi manusia yang diinginkan. Hal ini sangat diperlukan mengingat manusia memiliki potensi-potensi dalam taraf kodrat manusia yang

memiliki kesadaran diri yang mendorongnya untuk merealisasikan berbagai potensinya, sehingga berkembang dengan baik menjadi realisasi diri yang menentukan bagi penunjukan jati dirinya yang ideal, agar dapat berfungsi dan bermanfaat bagi hidup dan kehidupannya secara individu maupun sosial kemasyarakat.

Pendidikan yang baik adalah

pendidikan yang mampu

mengeksplor seluruh potensi yang dimiliki oleh siswanya. Namun tidak banyak sekolah yang bisa mengeksplor potensi tersebut, bahkan tidak mengetahui sisi lain dari potensi yang dimiliki oleh siswanya. Berkaitan dengan persoalan keakademikan potensi yang paling sering dilihat adalah potensi yang bertolak ukur pada tingkat IQ seseorang yang hanya mengoptimalkan tiga kategori, yaitu kemampuan verbal (bahasa), numerik (kemampuan angka) dan visual spatial (kemampuan melihat hubungan antar ruang).

Menurut Howard Gardner, kecerdasan anak bukan hanya berdasarkan pada skor standar semata (tes IQ), melainkan dengan

(3)

49 ukuran, pertama kemampuan menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan individu, kedua

kemampuan menghasilkan

persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan, ketiga kemampuan menciptakan sesuatu atau memberikan penghargaan dalam budaya seseorang. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya penghargaan yang masih terpaku pada ketiga kategori IQ tersebut. Selain itu, masih banyak sekolah yang masih menerapkan untuk mengutamakan IQ sebagai faktor utama untuk lolos pada Kelas- kelas tertentu. Hal ini tentu menimbulkan anggapan bahwa tingkat IQ sangat menentukan hasil belajar siswa. Menurut Nana Sudjana bahwa: “Hasil belajar adalah kemampuan– kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia mengikuti proses belajar mengajar, atau hasil belajar adalah tingkah laku yang diharapkan setelah seseorang mengalami proses belajar, dimana tingkah laku ini harus nampak dan dapat diamati” (2010: 25 ).

Belajar menurut H.

Mohammaad Ali : “Adalah merupakan proses terpadu yang berlangsung didalam diri seseorang

dalam upaya memperoleh pemahaman dan struktur kognitif baru atau untuk mengubah pemahaman struktur kognitif lama “ (2007 : 18 ).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses belajar mengajar yang mana hasil tersebut berupa nilai ulangan harian siswa.

Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang bersifat eksternal dan internal. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, di antaranya adalah jenis model pembelajaran yang digunakan guru, banyaknya kegiatan perlombaan, dan perbandingan antara jam belajar efektif dengan tuntutan kurikulum yang tidak seimbang. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa, salah satunya adalah kecerdasan. Kecerdasan menyebutkan salah satu faktor rohaniah yang dapat memengaruhi hasil belajar adalah kecerdasan interpersonal.

Kecerdasan interpersonal

(4)

50 adalah kecerdasan yang melibatkan keterampilan untuk bekerja sama dengan orang lain dan berkomunikasi dengan baik secara verbal dan nonverbal. Kecerdasan interpersonal menjadi penting karena dalam kehidupan manusia tidaklah bisa hidup sendiri, Sesungguhnya orang memerlukan orang lain untuk mendapatkan kehidupan yang seimbang secara sosial, emosional dan fisik. Kurangnya kecerdasan interpersonal adalah salah satu akar penyebab tingkah laku yang tidak diterima secara sosial. Individu yang memiliki kecerdasan

interpersonal yang rendah nantinya cenderung tidak peka, tidak peduli, egois dan menyinggung perasaan orang lain (Lwin,2015).

Berdasarkan hasil observasi pada SDN 4 Curah Jeru Kecamatan Panji dan wawancara peneliti dengan beberapa guru di SDN 4 Curah Jeru Kecamatan Panji, diketahui bahwa beberapa siswa yang malas untuk bergabung dengan teman sebayanya karena seringkali diejek oleh teman- temannya, nantinya akan menjadi anak yang pemalu dan kurang percaya diri. Siswa- siswa tersebut akan tertekan dengan keadaan yang dialaminya, mereka tidak bisa

menghadapi situasi yang menekan serta kurang mampu menghadapi konflik dengan teman-temannya karena mereka tidak mempunyai keterampilan untuk menghadapi konflik tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Adiputra (2010) dengan judul hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan hasil belajar siswa SD Negeri 1 Wonogiri tahun ajaran 2015/2016, terdapat hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan interpersonal dengan hasil belajar Siswa SD Negeri 1 Wonogiri tahun ajaran 2015/2016.

Hal ini di tunjukan dengan r hitung sebesar 0,177 dengan signifikansi 0,015 dan t hitung 2,456.

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Indarto (2010) dengan judul hubungan kecerdasan interpersonal dengan hasil belajar siswa kelas 6 SD Negri 6 Yogyakarta Tahun ajaran 2009/2010, hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan hasil belajar mempunyai koefisien korelasi sebesar rhitung

0,609 > rtabel 0,297 pada N = 52 dengan taraf signifikasi 5%.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat

(5)

51 judul “Hubungan Kecerdasan Interpersonal Dengan Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V di SDN 4 Curah Jeru Kecamatan Panji”.

Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui adakah hubungan kecerdasan interpersonal dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V di SDN 4 Curah Jeru Kecamatan Panji.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu- ilmu sosial. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.

Desain penelitian adalah suatu usaha untuk memecahkan masalah dalam penelitian dengan mengelompokkan data-data yang diperoleh. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsini Ari Kunto ( 2009 : 4 ).

Berdasarkan penjelasan di

atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk menemukan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Ex- Post Facto. Nana Sudjana dan Ibrahim menjelaskan :”Ex-Post Facto sebagai metode penelitian menunjuk kepada perlakukan atau manipulasi variabel bebas ( X ) telah terjadi sebelumnya sehingga penelitian tidak perlu memberikan perlakukan lagi, tinggal melihat efeknya pada variabel terikat”. ( 2015: 56 )

Rancangan ini digunakan berdasarkan masalah yang muncul dari judul yang telah ditetapkan, ditegaskan pula oleh Nana Sudjana dan Ibrahim bahwa Ex-Post Facto dapat digunakan apabila yakin bahwa variabel bebas telah dicapai sebelumnya yaitu sudah pernah dilaksanakan penelitian yang sama sebelumnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data kuantitatif.

Dalam penelitian kuantitatif, instrument yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan

(6)

52 angket kecerdasan interpersonal sebanyak 20 item yang mana angket

tersebut telah disesuaikan dengan indikator kecerdasan interpersonal dan akan diberikan kepada siswa kelas V sebanyak 20 responden.

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti guna memperoleh data.

Penggunaan metode penelitian yang tepat sangat penting dalam sebuah penelitian ilmiah. Agar data yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.

Sutrisno Hadi mengatakan bahwa “ baik buruknya suatu penelitian sangat bergantung kepada tehnik-tehnik pengumulan datanya (2009: 89).

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode observasi, angket/ kuesioner, interview, dan dokumentasi.

Analisis data adalah kegiatan untuk menyederhanakan data kuantitatif agar mudah dipahami.

Hasil dari analisis data tersebut biasanya berupa data dalam tabel

frekuensi dan tabel silang, baik yang disertai dengan perhitungan statistik maupun tidak.

Adapun data kuantitatif ini di analisis menggunakan analisis statistik. yaitu sebagai berikut :

a. Uji Validitas

Kesahihan alat ukur merupakan indeks dari kegiatan dan latihan, yaitu seberapa jauh alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang perlu diukur (Arikunto, 2006:21). Untuk mengukur validitas kuesioner yang diberikan kepada responden digunakan rumus korelasi product moment (Sutrisno, 2002:23).

Keterangan:

rXY = Korelasi product moment

X = Skor total dari setiap item

Y = Skor/nilai dari setiap item

N = Jumlah sampel

b. Uji Reliabilitas

Dalam pengujian reliabilitas r11 = reliabilitas instrumen

K

= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= jumlah varians butir

= varians total

(7)

53 dilakukan dengan menggunakan

teknik Alpha Cronbach, yang rumusnya sebagai berikut:

(Suharsimi, 2006:165)

c. Uji Korelasi

Uji korelasi dimaksudkan untuk melihat hubungan dari dua hasil pengukuran atau dua variabel yang diteliti, untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X (kecerdasan interpersonal) dengan variabel Y (hasil belajar siswa). Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pearson product moment correlation. Alasan peneliti menggunakan teknik ini karena data yang diperoleh berupa data interval yang diperoleh dari instrumen dengan menggunakan jenis skala likert. Adapun rumus yang digunakan adalah :

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi Σ x : Jumlah skor X Σ y : Jumlah skor Y

Untuk Mengidentifikasi tinggi rendahnya koefisien korelasi atau

memberikan interpretasi koefisien korelasi digunakan tabel kriteria pedoman untuk koefisien korelasi sesuai dengan yang ada dalam buku Sugiyono (2008:257).

Tabel Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien

Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Selanjutnya Untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan hasil belajar siswa dapat digunakan rumus berikut:

T = r -

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian kecerdasan interpersonal yang di lakukan dengan menggunakan angket maka diperoleh dengan nilai tertinggi 60 dan nilai terendah 28.

Nilai rata-rata 43,37, simpangan baku 5,93, median 46,5 dan modus

(8)

54 45,29. Sedangkan data tentang hasil belajar siswa kelas V SDN 4 Curah Jeru yang di peroleh dari hasil ulangan harian dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50 pada lampiran. Nilai rata-rata 65,47, simpangan baku 9,5, median 72,97, dan modus 65,48.Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel X (Kecerdasan interpersonal dengan Variabel Y ( Hasil Belajar ), maka digunakan rummus korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut:

Untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka harga rhitung dibandingkan dengan harga rtabel. Hasil pengujian hipotesis selengkapnya adalah sebagai berikut : Pada taraf signifikan 5 % dengan jumlah responden/sampel 20 diperoleh rtabel = 0,334 sedangkan perhitungan rxy = 0,967. Jadi rhitung > rtabel, artinya Hipotesa Nihil ( Ho ) ditolak dan Hipotesa Kerja ( Ha ) diterima.

Hipotesa Kerja yang diterima adalah: “Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan

interpersonal dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V di SDN 4 Curah Jeru Kecamatan Panji Tahun Pelajaran 2015/2016“.

Selanjutnya untuk mengidentifikasi tinggi rendahnya koefisien korelasi atau memberikan interpretasi koefisien korelasi maka nilai rxy = 0,967 di konsultasikan paada tabel Interpretasi Koefisien Korelasi berikut :Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Setelah dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi diketahui bahwa nilai 0,967 terletak Antara 0,80–1,000 yang berarti tingkat hubungan sangat kuat Selanjutnya untuk mengetahui hasil penelitian ini signifikan atau tidak maka dilakukan Uji Hipotesis.

(9)

55 Hasil penelitian ini dikatakan signifikan apabila thitung > ttabel. Karena 63,076 > 0.423 maka penelitian ini dinyatakan “ ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan interpersonal dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V di SDN 4 Curah Jeru Kecamatan Panji”.

Oleh karena itu sebaiknya guru dan orang tua siswa hendaknya berusah untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal anak dalam belajar agar anak didik kita bisa belajar secara terarah dan bersemangat. Karena kecerdasan interpersonal adalah kecerdasan yang melibatkan keterampilan untuk bekerja sama dengan orang lain dan berkomunikasi dengan baik secara verbal dan nonverbal. Kecerdasan interpersonal menjadi penting karena dalam kehidupan manusia tidaklah bisa hidup sendiri, Sesungguhnya orang memerlukan orang lain agar mendapatkan kehidupan seimbang secara sosial, emosional dan fisik.

Kurangnya kecerdasan

interpersonal adalah salah satu akar penyebab tingkah laku yang tidak diterima secara sosial. Individu yang memiliki kecerdasan interpersonal yang rendah nantinya cenderung tidak peka, tidak peduli, egois dan menyinggung perasaan orang lain.

PENUTUP 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisa data dan pengujian hipotesa penulis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan interpersonal terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V Semester 1 di SDN 4 Curah Jeru Kecamatan Panji Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan Fhitung >Ftabel. Dari perhitungan tersebut pada taraf signifikan 5 % dengan jumlah responden/sampel 20 diperoleh rtabel

= 0,334 sedangkan perhitungan rxy = 0,967. Jadi rhitung > rtabel, artinya Hipotesa Nihil (Ho) ditolak dan Hipotesa Kerja ( Ha ) diterima.

2. Saran

Berdasarkan masalah penelitian, hipotesis penelitian, hasil

(10)

56 penelitian, dan pembahasan hasil penelitian maka saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1) Bagi siswa, dengan penilaian yang lebih memperhitungkan terhadap kecerdasan interpersonal siswa, maka sebaiknya siswa lebih meningkatkan belajarnya karena yang paling menjadi acuan dalam keberhasilan adalah kecerdasan interpersonal siswa.

2) Bagi Guru, hendaknya guru mempunyai peranan penting dalam membentuk watak dan perilaku anak didik yang baik, karena dapat berpengaruh terhadap hasil belajarnya.

3) Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai masukan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, 2010, hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan hasil belajar siswa SD Negeri 1 Wonogiri tahun ajaran 2008/2009, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta.

Ali, 2007. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar.

Bandung:Sinar Baru

Amstrong, 2002,

Kecerdasan Interpersonal, Bandung: CV Alfabeta Bloom, 2008, Psikologis

Perkembangan. Bandung.

PT. Gramedia

Daryanto,2006. Belajar dan Mengajar. Jakarta : Yrama Widya Dimyati, 2009.

Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Gagne, 2009. Contributions of Learning to Human Development

Hadi, 2010. Metode Research.

Jakarta: diterjemahkan oleh Batara Karya Aksara.

Husaini, Usman, 2001, Metodologi Penelitian Sosial, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Lie, A, 2003, Cooperative Learning, Memperaktikkan

Cooperative learning di Ruang–Ruang Kelas, Jakarta, Grasindo.

Lwin,2008. Interpersonal intelegency, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Muhammad, Yaumi, 2012.

Karakteristik Kecerdasan Interpersonal, Bandung:

CV Alfabeta

(11)

57 Nasution, 2006. Pengantar Statistik,

Jakarta: Rineka Cipta Rismayana, 2012 Pengaruh

Kecerdasan interpesonal dan terhadap hasil belajar.

Jember, Jurnal IKIP PGRI Safaria, 2005. social sensitivity,

social insight, dan social communication. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudjana, dkk, 2010. Desain dan Analisis Eksperimen.

Bandung: Tarsito Sutrisno, Hadi, 2010. Metode

Research. Jakarta:

diterjemahkan oleh Batara Karya Aksara.

Sugiyono, 2010. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta

Weisinger, 2006. Pengembangkan Kesadaran Diri Anak. PT.

Bumi Aksara, Jakarta

Gambar

Tabel  Pedoman  untuk  memberikan  Interpretasi  Koefisien  Korelasi  Interval  Koefisien  Tingkat  Hubungan  0,00 – 0,199  Sangat Rendah  0,20 – 0,399  Rendah  0,40 – 0,599  Sedang  0,60 – 0,799  Kuat  0,80 – 1,000  Sangat Kuat  Selanjutnya  Untuk  menget

Referensi

Dokumen terkait

Styling of complex objects will not be possible, the example given is derived from AIXM 5, where we want to use this type of symbolizer in at least 30 feature types out of about

Sebagai Kawasan Fungsi Lindung seharusnya Dataran Tinggi Dieng merupakan wilayah yang harus dilindungi dari kegiatan produksi dan kegiatan manusia lainnya yang

Setelah melihat materi pelatihan dan para narasumber yang berkontribusi maka Saya meyakini dan menaruh harapan besar bahwa pelatihan ini akan mampu menghasilkan reviewer handal

Area cagar budaya memiliki keterikatan yang sangat jelas terhadap waktu, terutama berkaitan dengan aspek kesejarahannya, sehingga untuk menghadirkan objek yang ’abadi’,

This indicated that the alternative hypothesis stating that the interactive video media increases the students’ writing scores in analytical exposition text at XI grade

Media berkualitas rendah disamping akan cepat rusak, mengancam kesehatan, keamanan, juga bisa menyesatkan siswa.. 20 menggunakan dengan bahan berbahaya untuk

Pre-conference events scheduled for Friday include a workshop on Omeka by Sarah Withee, Instructional Tech- nologist at Colorado College, a workshop on making websites in WordPress

Diagram pencar hubungan jangka panjang IHK kota Sorong dan Jayapura (kiri : model 5, kanan :.. model 6) Perbandingan hubungan jangka panjang yang diperoleh dari model koreksi