• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III POLA KEPEMIMPINAN KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB DAN UTSMAN BIN AFFAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III POLA KEPEMIMPINAN KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB DAN UTSMAN BIN AFFAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

POLA KEPEMIMPINAN KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB DAN UTSMAN BIN AFFAN

A. Kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab

Selama 10 tahun 6 bulan 4 hari Umar bin Khattab menjabat sebagai khalifah.

Banyak prestasi yang telah ia torehkan pada catatan peradaban Islam. Prestasi tersebut dapat dilihat dari kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Umar, yakni meliputi kebijakan politik, ekonomi dan agama. Ia wafat pada tanggal 1 Muharam 23 H/ 644 M, akibat ditikam oleh seorang budak Persia yang bernama Faerus atau Abu Lu’luah dengan menggunakan pisau pada saat solat Shubuh.1 Berikut penjelasan beberapa kebijakan yang dilakukan Umar bin Khattab pada masa pemerintahannya.

1. Kebijakan Politik a. Perluasan wilayah

Pada saat sebelum Abu Bakar wafat, umat Islam yang dipimpin oleh Khalid bin Walid sedang berperang melawan tentara Romawi di Yarmuk.2Abu Bakar berpesan agar Umar mengirimkan tambahan pasukan ke Irak bersama Mutsanna dan pasukan Syam jika sudah berhasil mengalahkan musuhnya, kemudian memerintahkan Khalid untuk kembali ke Irak.3 Khalid bin Walid bersama 40 ribu pasukan harus berhadapan dengan 240 ribu pasukan Romawi.4

Setelah Abu Bakar wafat, tampuk kepemimpinan dipegang oleh Umar bin Khattab. Umar kemudian menyuruh beberapa sahabat untuk pergi berjihad bersama Mutsanna di Irak. Kelompok yang pertama berangkat adalah Abu Ubaid bin Mas’ud Ats-Tsaqafi, Sa’ad bin Ubaid Al-Anshari dan Salith bin Qais.5

Di tengah peperangan, terdengar berita bahwa Abu Bakar wafat dan Umar sebagai pemimpin yang baru memecat Khalid dari jabatannya. Namun demi kondusifitas situasi pasukan Islam, Khalid menyembunyikan kabar tersebut sampai

1 Munir Subarman ,Op. Cit., hlm: 92.

2Yarmuk adalah salah satu sungai di daerah Yordania. Lihat Dar Al-Ilm, Atlas Sejarah Islam, (Jakarta:

Kaysa Media, 2011), hlm: 41

3Ibrahim Al- Quraibi, Op. Cit., hlm: 417

4 Shaleh A. Nahdi, Lintasan Sejarah Islam (Jakarta: Yayasan Radja Pena, 1994), hlm : 28

5Ibid., hlm: 413

▸ Baca selengkapnya: sebutkan strategi dakwah utsman bin affan

(2)

umat Islam meraih kemenangan pada perang tersebut. Kemudian Khalid mengumumkan berita wafatnya Abu Bakar dan pemecatan terhadap dirinya.6

Pertempuran ini menawaskan 70 ribu pasukan Romawi dan 20 ribu pasukan Islam menjadi syuhada sekaligus menjadi titik akhir kekuasaan Romawi di wilayah Asia Kecil bagian selatan.7 Setelah peperangan ini, umat Islam berhasil menguasai Baitul Maqdis.Umar sendiri secara langsung menerima kunci-kunci Baitul Maqdis dengan langsung hadir ke Palestina.8

Setelah perang Yarmuk selesai, Umar menunjuk Abu Ubaidah sebagai komandan mereka di Syam. Kemudian Umar memerintahkan Mutsanna bin Haritsah untuk lebih dulu pergi ke Irak. Pasukan balabantuan akan berangkat menyusul.

Selanjutnya, Abu Ubaidah dan Khalid beserta pasukan mengepung Damaskus dalam waktu 70 malam. Ketika Khalid mendengar kegaduhan dari dalam kota, maka Khalid beserta para pasukan menaiki benteng kota dan membuka gerbang untuk mereka masuk. Pasukan Romawi yang menyadari kedatangan pasukan Islam, mereka ketakutan dan meminta jalan damai kepada Abu Ubaidah.

Setelah itu, mereka melanjutkan penaklukkan ke berbagai kota di wilayah Syam sampai ke wilayah Anthakiyah.9

Sebelum Abu Ubaidah berangkat ke Syam, ia mengutus Amr bin Ash untuk menaklukkan wilayah Palestina dan Urdun. Amr bin Ash kemudian mengepung pasukan Romawi yang berada di Urdun, sehingga mereka lari ke Baitul Maqdis.

Setelah itu, mereka menyerah kepada pasukan Islam.

Pada tahun 15 H/ 636 M, Amr bin Ash menyampaikan kabar gembira tersebut kepada Umar. Umar mendengar hal demikian, langsung berangkat dari Madinah ke Baitul Maqdis. Pemerintahan kota Madinah diserahkan kepada Ali untuk sementara waktu. Setelah sampai, Umar menuliskan kesepakatan jizyah10

6 Umar Abdul Jabbar, Khulashah Nur Al-Yaqin, Juz: III (Surabaya: Al-Hikmah, 1406 H), hlm: 18

7 Irna Fianda, Kepemimpinan Umar Bin Khattab dalam Pemberantasan Kemiskinan di Kota Madinah, (Skripsi), (Banda Aceh:Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, 2016), hlm : 49.

8Ibrahim Al-Quraibi,Op. Cit.,hlm: 552.

9Anthakiyah adalah kota kuno di Syiria yang sekarang masuk dalam wilayah Turki. Ibrahim Al- Quraibi, Op. Cit., hlm: 414

10Jizyah merupakan pajak yang diwajibkan kepada setiap individu dari non-muslim laki-laki dewasa, merdeka dan berakal. Lihat Ali Muhammad Ash-Shalabi, hlm:390

(3)

yang harus dibayarkan kepada pemerintahan Islam. Setelah selesai persoalan, Umar bergegas menuju Syam untuk menyusun pemerintahan di sana dan mengatur pasukan Islam.

Pada tahun ke 16 H/ 637 M, setelah mendapat izin dari Umar, Amr bin Ash bergegas menuju Mesir dengan membawa 12.000 pasukan. Pertempuran pun tidak dapat terhindarkan. Pasukan Islam mampu memenangkan pertempuran tersebut.

Setelah itu, kemenangan demi kemenangan dapat mereka raih. Seperti Iskandaria, Shahra, Barqah dan Tharabuls (nama-nama kota di daerah Mesir). Ketika mereka hendak menuju Tunisia dan Al Jazaer namun Umar mencegahnya dan memerintahkan mereka untuk menetap di sana.11

Pada tahun ke 17 H/ 638 M, Umar menyiapkan pasukan Islam yang dipimpin oleh Abu Ubaid Ats-Tsaqafi untuk pergi membantu pasukan Mutsanna bin Harits dalam penaklukkan wilayah Irak.

Sementara itu, di pihak musuh tengah terjadi perpecahan internal. Mereka berselisih tentang siapa yang akan menjadi pemimpin, setelah raja mereka terbunuh. Mereka mengangkat Buran puteri Kisra sebagai raja dan Rustum ditunjuk sebagai pelaksananya.

Selanjutnya Rustum menyiapkan pasukan untuk menyerang kaum Muslimin. Langkah pertama yang ia ambil adalah mengirim pasukan ke Sungai Eufrat yang dipimpin oleh Jaban. Kelompok lain dipimpin oleh Nursi untuk pergi ke bagian Kaskar, yakni daerah tepi barat Dajlah, antara Baghdad dan Bashrah.

Selanjutnya satuan pasukan ketiga, bertugas menyerang pasukan Mutsanna di Hirrah.12

Ketika sampai di sungai Furat, Abu Ubaid merenovasi jembatan milik penduduk Hirrah agar mereka dapat melewati sungai tersebut. Dengan jembatan tersebut, Abu Ubaid beserta pasukan menuju ke Persia, namun sebagian pasukan Islam mencegahnya. Abu Ubaid rupanya tidak mendengarkan saran dari mereka, hingga pecah pertempuran antara pasukan Persia dan pasukan Islam. Peperangan tersebut dinamakan perang Jisr (jembatan), karena perang tersebut terjadi di atas

11 Umar Abdul Jabbar,Op. Cit., hlm: 26

12Hirah adalah ibu kota propinsi Persia di Irak. Lihat Ibrahim Al- Quraibi, Loc. Cit.

(4)

jembatan. Sebanyak 40.000 pasukan Islam wafat dan di antaranya terdapat Abu Ubaid. Sementara itu, sebanyak 60.000 pasukan Persia terbunuh dalam pertempuran tersebut.13

Pada tahun 18 H/ 639 M, ketika Umar mengetahui kekuatan Islam terpecah belah dalam pertarungan Jisr, ia mengutus Mutsanna ke sana. Mutsanna segera menyusun strategi untuk menghadapi mereka. Pertempuran kembali terjadi di atas sungai Furat. Mutsanna membiarkan pasukan Persia untuk menyerang lebih dahulu, kemudian Mutsanna menyerang balik dengan cepat. Ketika perang sedang berlangsung, Mutsanna memerintahkan pasukan Islam untuk meninggalkan jembatan, kemudian Mutsanna memotong jembatan tersebut.Akibatnya, pasukan Persia banyak yang terbunuh. Akhirnya Irak dapat ditaklukkan secara keseluruhan.14

Pasukan Umar kemudian melanjutkan ekspansi ke berbagai wilayah.

Beberapa Negara sekitar jazirah Arab satu persatu takluk ke tangan umat Islam, seperti Negara Damaskus, Mesir, Babilonia, Syria, Irak dan bahkan telah sampai ke Afrika Utara.15

Perang Qadisiyah16 adalah penaklukan terbesar yang dilakukan pada masa Umar bin Khattab. Peperangan tersebut melibatkan 150 ribu pasukan dari pihak Persia dan 30 ribu dari pihak Islam. Pasukan Persia dipimpin oleh panglima besar mereka yakni Rustum, sementara umat Islam dipimpin oleh panglima Sa’ad bin Abi Waqash. Selama tiga hari tiga malam pertarungan ini berlangsung sangat sengit.

Sebanyak tujuh ribu pasukan Islam menjadi syahid, sementara dari pasukan Persia sebanyak 90 ribu orang terbunuh termasuk di dalamnya panglima besar mereka, Rustum. Kekalahan ini mengakibatkan Persia mengalami kerugian yang cukup besar baik dari sisi materi dan moril. Di sisi lain ini adalah sebuah kemenangan besar yang diraih umat Islam sekaligus meningkatkan motivasi dan semangat juang umat Islam.17

13 Umar Abdul Jabbar,Op. Cit., hlm: 27-28

14Ibid.,hlm: 29.

15 Badri yatim, Op.Cit, hlm: 58

16Qadisiyah adalah nama dari sebuah danau di Irak. Lihat Dar Al-Ilm, Op. Cit., hlm: 43.

17 Ibrahim Al-Quraibi,Op. Cit., hlm: 551

(5)

Setelah itu ekspansi dilanjutkan menuju Madain, ibu kota Persia pada tahun 16 H/ 637 M, Madain dapat ditaklukkan oleh pasukan Islam. Kemudian Mesir dapat ditaklukkan pada tahun 20 H/ 641 M, pada tahun yang sama, Mosul dapat dikuasai.18

Pada masa Umar, dua kekuatan adi daya pada saat itu berhasil ditaklukan.

Kekuasaan Persia dan Romawi berhasil jatuh ke dalam kekuasaan umat Islam. Hal ini menjadikan Islam sebagai negara adikuasa dengan pusat pemerintahannya berada di Madinah.19 Kekuasaan Islam terbentang hingga benua Afrika hingga Alexandria, Utara hingga Yaman dan Hadramaut, Timur hingga Kerman dan Khurasan, Selatan hingga Tabristan dan Haran.20

b. Pengangkatan pejabat negara

Langkah selanjutnya yang dilakukan Umar adalah mengangkat beberapa sahabat untuk membantu kinerjanya dalam menjalankan roda pemerintahan. Umar memiliki kriteria tersendiri dalam mengangkat para pejabatnya. Umar sangat ketat dalam menyeleksi mereka. Kriteria itu mengedepankan kejujuran, keadilan, amanah dan etos kerja yang kuat.21 Umar lebih mempercayakan jabatan strategis kepada para sahabat senior seperti Ali bin Abi Thalib sebagai Qadhi (Hakim) Madinah, kemudian Umar mengangkat Abu Ubaidah bin Jarrah sebagai panglima wilayah Syam untuk menggantikan Khalid bin Walid.22 Umar juga mengangkat tokoh-tokoh senior (Al-Sabiqun Al-Awwalun) menjadi dewan syura sebagai teman bermusyawarah, kemudian menjadikan Zaid bin Tsabit sebagai sekretaris negara.

Untuk membantu kinerja di wilayahnya, Umar mengangkat hakim wilayah, seperti Syarih di Bashrah, Abu Musa di Kufah, Utsman bin Qais di Mesir. Mereka hanya menangani masalah hukum harta dan perdata, untuk masalah pidana ditangani langsung oleh khalifah.23

Untuk pemerintahan di daerah, Umar mengangkat gubernur yang mempunyai otonomi yang luas. Mereka menjalankan tugas dan fungsi sebagai

18 Badri yatim, Op.Cit, hlm: 37.

19 Munir Subarman , Op. Cit., hlm: 92

20 Hilfan Soeltansyah, Op. Cit., hlm: 16

21 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Op. Cit., hlm:130

22 Abu Ihsan Al-Atsari, Op. Cit., hlm: 240

23 Muhammad Iqbal, Op. Cit: 71

(6)

pembantu khalifah. Dalam pelaksanaan tugas-tugasnya Umar mengangkat Muhammad bin Maslamah sebagai pengawas.24

Pada masa Umar wilayah kekuasaan terbagi dalam 12 propinsi yakni:

1) Mekah 2) Madinah 3) Thaif 4) Yaman 5) Bahrain 6) Wilayah Irak 7) Mesir

8) Wilayah Syam 9) Azerbaijan 10) Wilayah Bashrah 11) Wilayah Kufah 12) Madain

Dari kedua belas kota yang berhasil dibentuk, pada tahun berikutnya beberapa kota tersebut berkembang secara pesat sehingga mampu menjadi kota- kota penting dalam sejarah peradaban Islam, seperti Kufah, Bashrah dan Fushtath.

Kota-kota ini berkembang menjadi pusat keilmuan Islam pada saat itu.25 c. Pembangunan fasilitas umum

Selain pembentukan kota seperti di atas, pembangunan fasilitas umum juga ditingkatkan oleh Umar, seperti masjid, jalan raya dan bendungan.26

Sejalan dengan Umar, Sa’ad bin Abi Waqash merencanakan pembangunan masjid di Kufah. Uthbah bin Ghazwan juga merencanakan pembangunan masjid di Bashrah dan Amr bin Ash di Fushtat.27

Di tempat yang lain, Umar memerintahkan Amr bin Ash untuk menggali kembali teluk peninggalan Romawi yang menghubungkan Hijaz dengan Mesir untuk mempermudah akses perdagangan. Setelah berhasil dibuka kembali, teluk

24Ibid.,hlm: 54

25 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Ibid., hlm: 333

26 Hilfan Soeltansyah, Op. Cit., hlm: 17

27Ibid., hlm: 333

(7)

tersebut berfungsi sebagai tempat pertukaran barang antara Hijaz dan Fushtat.

Teluk tersebut dinamai oleh Amr teluk Amirul Mukminin. 28 d. Penanggalan hijriah

Penanggalan Hijriah dianggap salah satu prestasi monumental yang dicapai oleh Umar. Prestasi ini masih bisa dirasakan manfaatnya hingga sekarang. Pada tahun 16 H/ 637 M, Umar mendapat laporan dari warganya terkait pemabayaran hutang. Dalam kwitansi tersebut disebutkan bahwa akan dibayar pada bulan Sya’ban. Namun Umar merasa kebingungan, karena ia tidak tahu bulan Sya’ban yang mana yang diharapkan dalam perjanjian tersebut, apa Sya’ban tahun kemarin, atau tahun depan, atau juga tahun sekarang. Oleh karenanya, Umar mengumpulkan para sahabat untuk memecahkan persoalan tersebut.29

Umar mengusulkan untuk dibuat penanggalan kalender Hijriah. Para sahabat juga menyepakati usulan Umar tersebut. Ali mengusulkan untuk awal penanggalan dihitung sejak hijrahnya Nabi dari Mekah ke Madinah. Kemudian Umar menyepakati pendapat tersebut.

Bulan Muharram dipilih sebagai permulaan tahun karena pada saat itu menjadi titik awal tekad untuk hijrah ke Madinah. Pada saat itu terjadi setelah Bai’at Aqabah kedua pada bulan Dzulhijah.

Dengan demikian, Umar mampu menciptakan persatuan di tanah Arab;

persatuan umat dengan membuat satu kalender, sehingga Umar mampu menghadapi musuhnya dengan percaya diri.30

e. Penyusunan administrasi negara

Selain itu, Umar juga terkenal sebagai negarawan, administrator dan seorang pembaharu. Ditangan Umar, negara Madinah menjadi negara adikuasa.

Luas kekuasaannya meliputi Semenanjung Arabia, Palestina, Irak, Syiria, Persia, dan Mesir. Ia menata kekuasaan dan administrasi pemerintahan berdasarkan asas demokrasi. Untuk menunjang kelancaran administrasi dan oprasional tugas-tugas eksekutif, maka dibuat beberapa dewan, antara lain :

1) Dewan Al-kharaj (Dewan Pajak);

28Ibid., hlm: 333-335

29 Abu Ihsan Al- Atsari, Op. Cit., hlm: 173

30Ali Muhammad Ash-Shalabi, Op. Cit., hlm: 242

(8)

2) Dewan Al-Addats (Dewan Polisi);

3) Nazar An-Nafiat (Dewan Pekerja Umum);

4) Dewan Al-Jund (Dewan Militer);

5) Bait Al-Mal (Lembaga Pembendaharaan Negara).31 f. Penerapan sistem demokrasi yang masif/ komprehensif

Umar membentuk dua lembaga konsultatif. Pertama adalah untuk umum yang membahas masalah-masalah publik, dan yang kedua adalah khusus yang membahas persoalan pribadi seperti pengaduan-pengaduan dari rakyatnya.32

Umar benar-benar menerapkan asas demokrasi, yakni dari rakyat untuk rakyat. Seperti beberapa pemecatan pada beberapa pejabat yang terjadi atas laporan rakyat. Setelah mendengar laporan dari rakyat, Umar mebentuk tim untuk menginvestigasi pejabat tersebut sekaligus mengonfirmasi kebenaran laporan itu.

Selain daripada itu Umar selalu melakukan musyawarah dalam setiap keputusannya, seperti proses pengangkatan pejabat dan pengganti dirinya yakni Utsman bin Affan, dengan membentuk komite musyawarah.33

2. Kebijakan Ekonomi

Umar adalah sosok pemimpin yang mengedepankan kesejahteraan rakyatnya.

Ia tidak pernah pandang bulu kepada siapapun yang memerlukan pertolongan. Baik kepada raja atau rakyat jelata, Umar akan memperlakukannya dengan adil.34 Upaya Umar untuk menyejahterakan rakyatnya yaitu dengan adanya keadilan sosial dan sumber dana yang jelas.

Secara garis besar pendapatan negara digolongkan dari beberapa sumber pendapatan yaitu dari muslim, non muslim, dan umum.35 Bait Al-Mal digunakan untuk penyebaran Islam, pembentukan armada perang dan keamanan, pendidikan dan kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan, pembangunan infrastruktur, dan penyelesaian layanan kesejahteraan masyarakat.36

31 Dedi Supriyadi, Op. Cit.,hlm:82

32 Maulana Muhamad Ali, hlm : 143

33 Maulana Muhamad Ali, Loc. Cit.

34 Ibrahim Al-Quraibi, Op. Cit.,hlm: 409

35 M. Sulaiman Jajuli, Ekonomi Islam Umar bin Khattab, (Yogyakarta: Budi Utama, 2016), hlm: 29

36Ibid.,hlm: 12.

(9)

Di bawah ini akan merinci kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Umar, di antaranya:

a. Hak milik tanah

Tanah produksi menurut Umar tidak boleh menjadi hak milik pribadi. Hal ini didasarkan atas 3 dasar sifatnya yaitu: Sebagai sumber pokok kebutuhan umat, keterbatasan kuantitas dan bersifat tetap.

Tanah ini dikelola oleh negara dan hasilnya menjadi pemasukan kas negara.

Seperti yang terjadi di daerah Irak, Syiria dan Mesir, dimana Umar menghapuskan kepemilikan pribadi bagi penduduk pendatang. Walaupun demikian, Umar tetap mengganti rugi bagi tanah yang sudah berkepemilikan.

b. Masalah keuangan dan perdagangan

Umar melakukan pengurangan pajak sebesar 50% terhadap barang tertentu yakni pada Nabati dan Kurma orang Syuria. Hal ini dilakukan supaya pemasokan barang tetap mengalir.37

Umar adalah peletak pertama peraturan penertiban pasar yang dinamakan peraturan hasabah, peraturan yang mengatur segala tentang pasar, mulai dari ketertiban, jual beli, tawar menawar dan pengaturan timbangan.38

c. Sumber-sumber pendapatan

Pemasukan negara di masa Umar ibn Khattab meliputi beberapa macam, yaitu: zakat, 1/5 hasil rampasan perang (khums), kharaj,39 jizyah,40 fa’i41 dan bea cukai (usr).42

Pendapatan negara terbesar besumber dari hasil rampasan perang. Umar mendapatkan 15.000 dirham hingga 30.000 dirham dari pasukan Romawi dan Persia. Selain itu, orang-orang Islam mendapatkan barang-barang berharga dari

37 Burhanudin Abdullah dkk, Ittihad, (Jurnal),(Kalimantan: Kopertais Wilayah XI Kalimantan, 2001) hlm: 36

38 Shaleh A. Nahdi,Op. Cit., hlm: 39

39Kharaj adalah aset negara yang diperoleh dari rampasan perang yang diwakafkan untuk kepentingan umat. Dalam pengelolaannya dipercayakan kepada masyarakat sekitar dengan berkewajiban membayar pajak.

Lihat Ali Muhammad Ash-Shalabi, Op. Cit., hlm:388

40Jizyah merupakan pajak yang diwajibkan kepada setiap individu dari non-muslim laki-laki dewasa, merdeka dan berakal. Lihat Ali Muhammad Ash-Shalabi, hlm:390

41Fai’ adalah harta yang diperoleh dari orang-orang musyrik tanpa peperangan. Lihat Ali Muhammad Ash-Shalabi, hlm: 405

42 Muhammad Fauzan, Human Falah, (Jurnal),(Sumatera Utara: Stikom Tunas Bangsa Pematangsiantar, 2007), hlm: 64

(10)

mereka, seperti permadani 3.600 hasta persegi yang berlapis emas, jika ditaksir bisa mencapai 20.000 dirham. Orang-orang Islam juga mendapatkan emas, perak dan perhiasan mahal lainnya dari ghanimah Jalula’ dan Nahawand. Umat Islam meraih 1/5 dari harta Jalula’ yakni mencapai 6.000.000 dirham.

Ghanimah terbesar ialah tanah Irak yang diwakafkan oleh Umar untuk negara, dan tanah As-Safawi yang kaisar dan penduduknya melarikan diri. Hasil yang didapat mencapai 7.000.000 dirham. Demikianlah salah satu sumber penting pendapatan negara pada masa Umar.43

d. Bait Al-Mal

Umar membangun Bait Al-Mal dan menyusun pembukuan untuk menulis nama-nama pasukan dan lengkap dengan bagiannya. Selain itu pada Bulan Muharam tahun 20 H/ 641 M, Umar menyusun pembukuan data Bait Al-Mal yang berisi catatan pemasukan dan pengeluaran. Dengan demikian, Umar adalah pelopor penyusunan diwan dalam sejarah Islam.44

Prosedur yang digunakan setelah harta masuk ke Bait Al-Mal, kemudian pengeluaran yang sudah terpakai dilaporkan ke pemerintah pusat. Pelaporan tersebut dilakukan untuk mengontrol keuangan Negara. Kegiatan ini dilakukan setiap tahun. Petugas yang terkait seperti bendahara propinsi dan gubernur berkewajiban untuk melaporkannya kepada sang khalifah.45

e. Distribusi Harta

Pendistribusian pendapatan Negara pada masa Umar adalah sebagai berikut:

1) Pendapatan yang berasal dari zakat dan usr didistribusikan dalam tingkat lokal

2) Pendapatan dari khums dan shodaqoh dibagikan kepada orang yang sangat membutuhkan seperti fakir dan miskin.46

43 Muhammad Fauzan,Op. Cit., hlm: 67

44Ibid hlm: 533.

45 Faizatun Alfi hasana, Manajemen Dakwah melalu Penegelolaan Zakat pada Masa Umar bin Khattab, (Semarang: UIN Walisongo, 2015) hlm: 60

46 Naili Rahmawati, Kebijakan Ekonomi Umar bin Khattab, (Skripsi), ( Mataram : IAIN Mataram), hlm: 9

(11)

3) Pendapatan yang diperoleh dari kharaj, fai, usr, dan sewa tetap tahunan tanah untuk menggaji khalifah, para pegawai, tentara, keluarga nabi SAW, istri-istri para mujahid dan lain-lain.

4) Pembagian rampasan perang

Ghanimah harus dibagikan kepada umat Islam dengan memprioritaskan kedudukan dan senioritas dalam Islam.47 Dalam pembagiannya, dibagi menjadi tiga, yakni:

a) Untuk orang yang dipilih oleh pemimpin sebelum pembagian harta.

b) 1/5 dari sisa yang sudah dipilih Imam didistribusikan sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Anfal ayat 41,





































































41. Ketahuilah, Sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, Maka Sesungguhnya seperlima untuk Allah, rasul, kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabiljika kamu beriman kepada

Allah dan kepada apayang kami turunkan kepada hamba kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

c) 4/5 untuk yang ikut berperang.

d) Pendapatan selebihnya digunakan untuk menggaji para pekerja, pengasuh anak-anak terlantar dan dana sosial.48

47 Ibrahim Al-Quraibi, Op. Cit., hlm: 533

48 Faizatun Alfi hasana, Op. Cit., hlm: 68

(12)

3. Kebijakan dalam Persoalan Keagamaan

Dalam sejarah, Umar adalah tokoh yang berjasa dalam pelaksanaan ijtihad. Ia telah membuka pemahaman terhadap kaum muslimin bahwa fiqih itu mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman dan tempat. Ia telah mengajarkan bahwa Islam itu tidak kaku dan selalu dinamis sehingga mampu dicerna oleh akal dan fitrah manusia.49 Di antara istinbath50 Umar adalah sebagai berikut.

a. Salat tarawih

Umar adalah orang yang pertama memberikan perintah untuk menghidupkan malam-malam di bulan Ramadhan. Pada malam di bulan Ramadhan umat Islam melaksanakan shalat secara sendiri-sendiri di dalam masjid. Umar memerintahkan mereka untuk berkumpul dan memerintahkan Ubay bin Ka’ab sebagai imam mereka. Setelah malam itu umat Islam menjalankan shalat secara berjam’ah.51

Shalat Tarawih sudah ada sejak pada zaman Nabi, dilanjutkan oleh Abu Bakar dan sampai pada Umar. Jadi bukan Umar yang memulai Salat Tarawih.

Umar hanya mengumpulkan mereka dalam satu imam. Karena pada sebelumnya, mereka salat secara sendiri-sendiri.52

b. Hukuman cambuk untuk peminum khamr

Umar adalah orang yang pertama kali yang menetapkan hukuman cambuk sebanyak 80 kali bagi para peminum khamr. Pada masa Nabi dan Abu Bakar hukuman cambuk hanya berlaku 40 kali. Namun pada masa Umar dilipatgandakan menjadi 80 kali, untuk memberikan efek jera terhadap pelakunya.

Umar menerapkan hukuman tersebut secara adil, termasuk kepada anaknya.

Umar menghukum secara langsung ketika anaknya terbukti meminum khamr.53 c. Melarang nikah mut’ah

49Fahmi Jawwas, Posisi Nas dalam Ijtihad Umar bin Khattab, Hunafa:Jurnal Studia Islamika, (jurnal) (Palu: STAIN Datokaram, 2013), No. 2 (Vol. 10): hlm: 378

50Istinbath secara bahasa berarti menciptakan, mengeluarkan, mengungkapkan atau menarik kesimpulan. Sedangkan secara istilah adalah suatu cara yang diambil oleh ahli fiqih untuk mengungkapkan dalil hukum guna menjawab persoalan yang terjadi. http://www.referensimakalah.com, diunduh pada tanggal 3 Mei 2018 pukul 20:47 WIB.

51Al-jazari, Op. Cit., hlm: 65

52 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Op. Cit., hlm: 247

53 Ibrahim Al-Quraibi, Op. Cit.,hlm: 349

(13)

Nikah mut’ah atau kawin kontrak pada masa Nabi sampai masa Abu Bakar itu diperbolehkan. Namun pada masa Umar itu dilarang. Umar melihat praktek nikah mut’ah hanya menjadi bahan pemuas hasrat birahi kaum laki-laki, dan banyak merugikan kaum perempuan. Oleh karena itu, nikah mut’ahdilarang.

Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Jabir bin Abdullah yang mengatakan: “Dulu kami bisa beristimta’ (bersenang-senang dengan wanita) dengan segenggam kurma dan gandum untuk beberapa hari pada zaman Rasulullah saw, dan zaman Abu Bakar, sampai Umar melarangnya.”54

d. Mensahkan talak tiga, baik sekaligus atau terpisah

Pada saat Nabi, Abu Bakar dan dua tahun pemerintahan Umar, talak tiga itu hanya dihitung satu. Maksud dari kata talak tiga di sini adalah pengucapan kata

“talak tiga” dalam satu kalimat. Seperti ada seorang suami kemudian mengucapkan kepada isterinya “kamu saya talak tiga”, maka talak yang jatuh dihitung sebagai talak satu, atau jika seorang suami mengatakan kepada isterinya, “kamu tertalak, kamu tertalak, kamu tertalak”, tanpa didasari niat apapun, maka yang jatuh adalah talak satu.

Namun pada zaman Umar banyak yang menggunakan kata seperti di atas dengan maksud istiknaf (talak satu) bukan ta’kid (penguatan). Bila tidak berniat apapun maka dihukumi talak tiga bukan talak satu seperti sebelumnya.

B. Prestasi Kepemimpinan Khalifah Utsman Bin Affan

Utsman bin Affan dinobatkan sebagai khalifah pada hari Senin, malam terakhir bulan Dzulhijah tahun 23 H/ 644 M.55 Setelah melalui pembaiatan kemudianUtsman melakukan khutbah untuk pertama kali di hadapan umat Islam. Sebagaimana yang dilakukan oleh para pendahulunya, Utsman melakukan khutbah pertamanya di bawah anak tangga mimbar yang dipakai oleh Nabi. Dalam khutbahnya Utsman menyampaikan pesan kepada Umat Islam untuk tetap bersemangat dan bersungguh-

54Ibid., hlm: 351

55Ibid., hlm: 723

(14)

sungguh terhadap akhirat dan jangan tertipu oleh muslihat dunia, Utsman menyampaikannya secara terbata-bata.56

Pada dasarnya pemerintahan Utsman tidak jauh berbeda dengan pendahulunya.Khalifah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dan pelaksana kekuasaan eksekutif. Dalam kerjanya khalifah dibantu oleh para mentri. Untuk setiap wilayah propinsi Utsman mempercayakan kepada seorang gubernur. Sementara itu lembaga legislatif dipercayakan kepada dewan penasihat atau majelis syura.57

Selama menjadi khalifah Utsman telah melakukan ekspansi ke berbagai wilayah seperti Armenia, Cyprus, Rhodes, dan sisa-sisa wilayah Persia, Transoxania dan Tabaristan. Setelah itu Utsman berjasa membangun bendungan, jalan-jalan, jembatan, dan memperluas masjid Nabi di Madinah.58

Berikut akan dijelaskan beberapa kebijakan yang dilakukan oleh Utsman.

1. Kebijakan Politik

Kebijakan politik Utsman dibagi dalam dua bagian yakni: kebijakan dalam negeri dan kebijakan luar negeri yang akan dipaparkan secara jelas di bawah ini.

a. Kebijakan dalam negeri.

1) Menciptakan stabilitas dalam negeri

Terbunuhnya Umar meninggalkan pekerjaan rumah yang berat bagi Utsman. Menurut Ubaidillah putera Umar, pembunuhan Umar bukanlah pembunuhan perseorangan, tetapi melibatkan kelompok di dalamnya. Abu Lu’lu tidak sendirian dalam kasus tersebut, di belakangnya melibatkan Hurmuzan orang Persia dan Jufainah orang Nasrani dari Hirrah. Tuduhan Ubaidillah ini didasari dengan bukti yang kuat.

Dari penuturan Abdurrahman bin Auf bahwa dia melihat Hurmuzan dan Jufainah memegang pisau yang digunakan oleh Abu Lu’lu untuk membunuh Umar. Pendapat ini kemudian diperkuat oleh persaksian dari Abdurahman bin Abi Bakr.59 Setelah pemakaman Umar bin Khattab, Ubaidillah putera Umar bergegas menghunus pedangnya. Ia mendatangi dalang pembunuhan Umar, yang pertama

56Abu Hasan Al-Atsari, Op. Cit., hlm: 445

57 Dedi Supriyadi, Op. Cit., hlm: 92

58 Badri yatim, Op.Cit, hlm: 38

59 Muhamad Husain Haikal, Usman bin Affan (Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 2002) hlm: 47

(15)

didatangi adalah Hurmuzan, kemudian Jufainah dan terakhir anak perempuan Abu Lu’lu semuanya dibunuh oleh Ubaidillah.60

Ali bin Abi Thalib menyarankan Utsman untuk menegakkan keadilan dan menjatuhkan hukuman qishash pada kasus ini. Sementara itu, dari pihak Muhajirin tidak setuju atas saran Ali tersebut, mereka berpendapat, “Kemarin ayahnya terbunuh, apakah ia juga akan dibunuh?” Di pihak lain, Amr bin Ash menyarankan Utsman untuk tidak melanjutkan kasus tersebut, karena kasus itu terjadi sebelum Utsman dilantik menjadi khalifah. Di tengah kebingungan, Utsman mengambil jalan tengah untuk kasus tersebut, yakni membayarkan diyat (denda) Ubaidillah kepada keluarga para korban.61

Setelah itu kasus pembunuhan yang dilakukan Ubaidillah bin Umar dinyatakan selesai. Seandainya dilanjutkan tentu akan menimbulkan gejolak di kalangan orang-orang Persia dan Nasrani. Mereka tentu ingin menuntut balas kematian Hurmuzan dan Jufainah. Dan itu tidak dilakukan oleh Utsman. Semua umat merasa lega atas keputusan tersebut.62

2) Penyebaran surat ke berbagai pelosok

Setelah Utsman dilantik, lantas ia mengirim surat ke berbagai pelosok negeri. Surat tersebut ditujukan kepada para pejabat, petugas pajak, rakyat dan pasukan militer. Surat yang ditujukan kepada pejabat berisikan peringatan supaya konsisten dalam bekerja dan melayani umat dengan segenap hati. Surat yang ditujukan kepada petugas pajak adalah sebuah peringatan supaya mampu menjalankan tugasnya dengan baik, amanah dan tidak menindas orang-orang miskin dengan pembebanan pajak.

Sementara itu surat selanjutnya ditujukan untuk rakyat, Utsman berpesan bahwa jangan sampai terlena dengan kemegahan dunia yang telah mereka raih.

Himbauan yang terakhir ditujukan untuk pasukan militer supaya tetap waspada terhadap ancaman musuh yang terus mengintai.63

3) Pengangkatan pejabat

60 Ibrahim Al-Quraibi , Op, Cit, hlm : 626

61 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Op. Cit., hlm: 201

62 Muhamad Husain Haikal, Op. Cit., hlm: 48

63Ibid.,hlm: 53.

(16)

Berbeda dengan Umar, Utsman lebih longgar dalam menyeleksi para pejabatnya. Utsman lebih mempercayakan jabatan itu terhadap keluarganya daripada kepada orang lain. Hal ini kemudian memicu berbagai reaksi dari umat Islam. Seperti pada pergantian Sa’ad bin Abi Waqash yang diganti oleh Walid bin Uqbah (saudara seibu), Walid kemudian diganti oleh Sa’id bin Ash (sepupu Utsman), Amr bin Ash diganti oleh Abdullah bin Sa’ad (saudara sesusuan), Abu Musa Al-Asy’ari diganti Abdullah bin Amir (sepupu) dan menjadikan Marwan bin Hakam (sepupu sekaligus ipar) sebagai sekretaris negara.64

Walaupun demikian, Utsman pada awal pemerintahannya tetap mempertahankan beberapa gubernur yang telah menjabat pada masa Umar, seperti Nafi' bin Abdul-Haris al-Khuza'i untuk Mekah, Sufyan bin Abdullah as-Saqafi untuk Ta'if, Ya'la bin Maniyah untuk San'a, Utsman bin Abi al-As as-Saqafi untuk Bahrain dan sekitarnya, Mugirah bin Syu'bah untuk Kufah, AbuMusa al-Asy'ari untuk Basrah, Mu'awiyah bin Abi Sufyan untuk Syam, Umair bin Sa'd untuk Hims, Amr bin al-Ash untuk Mesir dan Abdullah bin Abi Rabi'ah untuk Janad.65

Di paruh perjalanan kepemimpinannya, Utsman melakukan perombakan di beberapa gubernur di antaranya:

a) Mekah b) Mesir

c) Bashrah d) Kufah e) Armenia

Selain wilayah yang disebutkan di atas, berarti tidak mengalami perubahan. Seperti gubernur Junud, Yaman, Syam, Thaif dan Bahrain. Sementara itu ada beberapa wilayah yang digabungkan seperti wilayah Hims dan Palestina digabungkan atas dasar gubernur mereka wafat, yakni Umair bin Sa’ad sebagai gubernur Hims dan Al-Qamah bin Muhriz gubernur Palestina, maka Utsman menyerahkan kedua wilayah tersebut kepada Muawiyah sebagai bagian dari

64 Muhammad Iqbal: Op. Cit.,

65 Muhamad Husain Haikal,Loc. Cit.

(17)

wilayah Syam. Utsman menghendaki desentralisasi kekuasaan untuk memudahkan kerja dari gubernur tersebut.

Dari wilayah kekuasaan Utsman yang telah disebutkan di atas, dapat dianalisis bahwa beberapa wilayah yang damai misalnya wilayah di Jazirah Arab, seperti Bahrain, Yaman, Mekah, Madinah, Thaif dan Syam. Sebagian lagi mengalami kekacauan seperti di wilayah Bashrah, Kufah dan Mesir. Bashrah selalu disibukkan dengan peperangan, sementara itu Kufah dan Mesir banyak terjadi guncangan dan kekacauan yang puncaknya menyebabkan Utsman wafat.66

Selain mengangkat gubernur, Utsman juga mengangkat Abu Darda sebagai hakim dan Uqbah bin Amr sebagai bendaharawan negara. Dalam kerjanya, Utsman dibantu oleh pejabat-pejabat diwan, seperti diwan al-kharaj (perpajakan), bait al-mal, diwan ahdaits (kepolisian), diwan jund (militer), dan diwan nafi’at (pekerjaan umum).

4) Penerapan evaluasi akhir tahun

Utsman mengharuskan setiap gubernur untuk menghadiri pertemuan yang diadakan satu tahun sekali. Pertemuan ini juga dihadiri oleh para rakyat. Mereka berhak menuntut gubernurnya jika mereka merasa pernah didzalimi olehnya.67

Utsman melakukan hal ini bertujuan untuk mengetahui apa yang terjadi di masyarakat. Sampai sebelum menjelang ajalnya, Utsman tetap melaksanakan evaluasi tersebut. Utsman mengumpulkan segala lapisan pejabat dan masyarakat yang terdapat juga para pemberontak di dalamnya. Utsman mendengarkan keluh kesah mereka secara langsung.68

5) Utsman mengizinkan sahabat senior pergi dari Madinah

Pada masa Umar, sahabat senior dilarang keluar dari Madinah, walaupun dalam peperangan. Sementara itu pada zaman Utsman mereka diperbolehkan untuk pergi ke tempat manapun yang mereka inginkan. Kharisma seorang sahabat

66Ibid., hlm: 325-341

67Asytar An-Nakha’i beserta kelompok masyarakat Kufah menolak kepemimpinan Sa’id dan meminta Utsman untuk menggantinya. Permintaan pencopotan dilakukan melalui demonstrasi dengan membawa pedang. Utsman kemudian mengganti Sa’id dengan Abu Musa Al-Asy’ari sampai Utsman wafat. Kemudian dalam kasus lain Utsman mengganti Abu Musa Al-Asy’ari atas aduan dari penduduk kota Bashrah. Mereka tidak suka terhadap Abu Musa, mereka meminta agar Utsman menggantinya dari kaum Quraisy. Utsman kemudian menggantinya dengan Abdullah bin Amir. Lihat Ali Muhammad Ash-Shalabi, Op. Cit., hlm: 338- 339.

68Abu Hasan Al-Atsari , Op. Cit., hlm: 462

(18)

senior tentu sangat disegani dan dihormati, sehingga mereka mempunyai pengikut setia. Setiap pengikut menginginkan panutannya menjadi pengganti Utsman.

Mereka menginginkan Utsman untuk cepat wafat, maka terjadi pemberontakan- pemberontakan diberbagai tempat.69 Seperti yang dilakukan oleh Muhammad bin Abu Hudzaifah, ayahnya adalah salah satu orang yang pertama masuk Islam yakni dari Abu Hudzaifah. Abu Hudzaifah wafat ketika mengikuti perang Yamamah.

Kemudian Utsman yang mengasuh Ibnu Abi Hudzaifah sampai besar. Ketika Utsman menjadi khalifah, Ibnu Abi Hudzaifah pergi ke Mesir atas izin dari Utsman. Setelah itu, ia menjadi orang yang paling keras menentang Utsman.70

Selain itu, ada Abu Dzar yang secara tegas mengkritik pemerintahan Muawiyah. Saat itu ia tinggal di wilayah Syam, wilayah kekuasaan Muawiyah.

Abu Dzar dan Muawiyah saling berselisihpaham mengenai penafsiran Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 34:



























































34. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang- orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.

Menurut Abu Dzar ayat tersebut diberlakukan kepada umat Islam dan Ahli Kitab. Namun menurut Muawiyah ayat tersebut hanya diberlakukan kepada Ahli

69 Ibid., hlm: 463

70 Ibrahim Al-Quraibi,Op. Cit., hlm: 667

(19)

Kitab saja. Kemudian mereka saling berselisihpaham mengenai penafsiran ayat tersebut.

Muawiyah kemudian mengirim pesan kepada Utsman agar Abu Dzar dipanggil ke Madinah, karena dikhawatirkan dapat memicu fitnah dan kritikan terhadap pemerintahannya. Muawiyah khawatir perdebatan dengan Abu Dzar tersebut mengganggu stabilitas wilayah Syam. Karena bagaimanapun Abu Dzar memiliki pengaruh terhadap masyarakat Syam sehingga Muawiyah berfikir untuk segera menindak hal tersebut sebelum nantinya bertambah rumit masalah tersebut, karena bukan tidak mungkin hal itu menimbulkan pemberontakan terhadap khalifah.

Utsman memanggil Abu Dzar untuk datang ke Madinah. Utsman memberi pilihan kepada Abu Dzar yakni, diam atau pergi dari Madinah. Kemudian Abu Dzar memilih untuk pergi ke Rabadzah dan Utsman mengizinkannya.

Penduduk Kufah tidak terima melihat perlakuan yang didapatkan terhadap Abu Dzar. Mereka meminta izin untuk memerangi Utsman. Namun Abu Dzar melarang mereka dan ia akan patuh terhadap apa yang Utsman perintahkan,

“Walaupun Utsman mengutusku untuk pergi ke barat, aku akan tetap menjalankan dan menurutinya.”71

Selanjutnya pemberontakan muncul dari Abdullah bin Abi Bakar. Ia adalah putera dari khalifah yang pertama, yakni Abu Bakar. Ibnu Abu Bakar bersama masyarakat Mesir menginginkan Utsman memecat Abdullah bin Abi Sarh. Kemudian para tokoh sahabat seperti Ali bin Abi Thalib, Thalhah dan Aisyah menyarankan Utsman agar menuruti kemauan mereka. Utsman pun mengiyakan tuntutan tersebut. Masyarakat Mesir memilih Abdullah bin Abu Bakar. Setelah itu, Mereka kembali ke Mesir dengan membawa surat keputusan tersebut.

Namun baru tiga hari mereka kembali lagi ke Madinah. Mereka menyerahkan seorang pembantu Utsman yang membawa surat dengan mengatasnamakan Utsman. Namun surat tersebut sebenarnya dibuat oleh Marwan

71Ibid., hlm: 661

(20)

bin Hakam. Dalam surat tersebut memerintahkan gubernur Mesir untuk membunuh Ibnu Abu Bakar dan kelompoknya.

Beberapa tokoh sahabat seperti Ali, Thalhah, Ammar dan Zubair, bergegas menemui Utsman untuk memastikan surat tersebut. Kemudian menurut Utsman bahwa ia tidak pernah membuat surat tersebut. Setelah diperiksa secara detail, surat tersebut ditulis oleh Marwan bin Hakam.

Masyarakat menuntut Utsman agar menyerahkan Marwan. Namun Utsman tidak mengizinkannya. Hal ini menyebabkan kemarahan masyarakat semakin memuncak. Akhirnya Utsman wafat pada tahun 35 H/ 656 M .72

Pemberontakan timbul dari tiga wilayah yakni Mesir, Kufah dan Bashrah.

Pemberontak Mesir terbagi dalam 4 kelompok, yang masing-masing dipimpin oleh: Abdurrahman bin Udais Al-Balawi, Kinanah bin Bisyr At-Tujaibi, Saudan bin Humran As-Sukuni dan Qutairah As-Sukuni. Mereka di bawah komando Al- Ghafiqi bin Harb Al-Akki dan Ibnu Saba. Dari Kufah terdapat 4 kelompok yang masing-masing dipimpin oleh: Zaid bin Sauhan, Al-Asytar An-Nakakhi, Ziyad bin Nadhar Al-Haritsi, Abdullah bin Al-Asham dan pemimpin tertinggi mereka Amr bin Al-Ash. Kelompok yang terakhir berasal dari Bashrah, sama dengan kelompok sebelumnya, kelompok ini terbagi dalam 4 kelompok yang masing- masing dipimpin oleh: Hukaim bin Jabalah Al-Abdi, Bisy bin Suraih bin Dhubai’ah Al-Qaisi, Dzarij bin Al-Abbad Al-Abdi dan pemimipin tertinggi mereka adalah Hurqush bin Zuhair As-Saidi.

Mereka datang ke Madinah untuk melakukan pembunuhan terhadap Utsman. Mereka mengepung Utsman selama 40 hari, sampai pada tanggal 18 Dzulhijjah tahun 35 H/ 656 M, Utsman dibunuh oleh para pemberontak.73 Untuk ulasan yang lebih lengkap ada di bab selanjutnya.

6) Majelis syuro

Pemerintahan Utsman pada dasarnya tidak berbeda dengan pendahulunya.

Utsman melanjutkan program yang sudah berjalan pada masa Umar, yakni

72 Said Ramadhan Al-Buthi, Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Robbani Press, 2013) hlm: 151

73Abu Hasan Al-Atsari , Op. Cit., hlm: 491-492.

(21)

membentuk majelis syura. Majelis syura adalah lembaga legislatif, namun tidak seperti sekarang yang mempunyai ketua sendiri.

Fungsi dari majelis syuro adalah untuk memberi saran, usul, dan nasihat kepada khalifah tentang masalah penting yang ia hadapi, akan tetapi keputusan ada di pihak khalifah. Dengan kata lain ketua dari majelis syuro adalah khalifah itu sendiri. Utsman melakukan hal yang sama dengan Umar dalam pemilihan anggota majelis syura, yakni mengisinya dengan sahabat yang terkemuka (Al- Sabiqun Al-Awwalun). 74

b. Kebijakan luar negeri 1) Perluasan wilayah

a) Pertempuran oleh pasukan Kufah

Penaklukan yang dilakukan oleh Utsman adalah bentuk tindak lanjut dari penaklukan yang sudah dilakukan oleh Umar. Pada masa Umar kekuatan Islam muncul sebagai kekuatan baru yang mampu mengalahkan kekuatan negara adi daya pada saat itu, yakni Romawi dan Persia.

Kufah merupakan pangkalan militer umat Islam. Di daerah tersebut terdapat pasukan sebanyak 40 ribu tentara yang dikomandoi oleh Walid ibn Uqbah. Mereka menyerang Azerbaijan karena penduduknya menolak untuk membayar jizyah. Pasukan ini bergerak sampai ke wilayah Armenia.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Walid diberhentikan oleh Utsman dari posisi gubernur Kufah dan menggantinya dengan Sa’id. Ketika Sa’id memegang komando pasukan, wilayah Thabaristan berhasil ditembus dengan pasukan yang besar. Beberapa sahabat ikut andil dalam penaklukkan sekitar wilayah Syam, seperti Hasan, Husain, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar,Abdullah bin Zubair, Abdullah Amr bin Ash, dan Hudzaifah bin Yaman.

Mereka membantu pasukan Syam dalam menaklukkan wilayah Thabaristan.75 b) Pertempuran oleh pasukan Bashrah

74 Dedi Supriyadi, Op. Cit.,hlm: 92.

75 Ibrahim Al-Quraibi,Op. Cit., hlm: 726

(22)

Utsman menjadikan Bashrah sebagai kantor pusat administrasi negara, yang dikelilingi oleh wilayah Islam lainnya. Hal ini dikarenakan banyaknya negara yang ditaklukkan dan peluasan di segala bidang.76

Selain menjadi pusat administrasi, Bashrah juga menjadi salah satu pangkalan perang pasukan Islam. Bashrah memiliki 40 ribu tentara. Pasukan ini menggempur pasukan Persia yang tidak mau tunduk terhadap pasukan Islam. Pasukan Persia membunuh panglima umat Islam Ibnu Muammar. Pada tahun 34 H/ 655 M Khurasan melakukan pemberontakan terhadap kekuasaan Islam. Ibnu Amir, gubernur Basrah mendatangi mereka, sehingga mereka kembali tunduk

c) Pertempuran oleh pasukan Mesir

Kekuatan Islam berhasil melumpuhkan pasukan Persia yang berada di daerah Mesir. Pasukan tersebut dipimpin oleh Ibnu Abi Sarh dan dibantu oleh Ibnu Zubair.

Kekuasaan Islam mampu menguasai berbagai wilayah Afrika. Selain itu Pasukan Islam mampu menguasai wilayah Laut Mediterania melalui pertempuran Dzatus Shawari (peperangan di geladak kapal) melawan armada laut Romawi.77

2) Pembentukan tentara armada laut

Ketika terjadi pemberontakan oleh tentara Romawi di Cyprus, pasukan Romawi menggunakan armada lautnya. Mereka menggunakan laut sebagai pangkalan mliter untuk menyerang Negara Islam. Ini adalah hal yang baru dalam dunia militer Islam pada saat itu. Karena pada masa Umar hal ini belum pernah terjadi.

Utsman melakukan terobosan baru dengan menunjuk Mu’awiyah dan Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh untuk menjadi pemimpin dalam penyerangan tersebut. Pasukan Islam berangkat dari Syam menuju Cyprus melalui jalur laut.

Dua pasukan ini berhasil mengalahkan pasukan Romawi dan memaksa melakukan

76Ali Muhammad Ash-Shalabi, Op. Cit., hlm: 332-335

77Ibid., hlm: 727

(23)

perjanjian damai. Dengan ini pertama dalam sejarah Islam terbentuknya pasukan armada laut.78

2. Kebijakan Ekonomi

Beberapa kebijakan yang dilakukan Utsman pada bidang ekonomi diantaranya sebagai berikut.

a. Menerapkan politik ekonomi secara Islam.

b. Tidak berbuat zhalim terhadap rakyat dalam menetapkan cukai atau pajak.

c. Menetapkan kewajiban harta atas kaum muslimin untuk diserahkan kepada Bait Al- Mal.

d. Menetapkan kewajiban harta kepada kaum kafir dzimmi untuk diserahkan kepada Bait Al-Mal dan memberikan hak-hak mereka serta tidak menzhalimi mereka e. Mengawasi penyimpangan-penyimpangan dalam harta benda yang dapat

mengganggu kesejahteraan publik.79 3. Kebijakan dalam Persoalan Keagamaan

Beberapa terobosan yang dilakukan Utsman pada bidang agama diantaranya sebagai berikut.

a. Orang yang pertama memerintahkan adzan kedua shalat Jum’at

Pada tahun 30 H/ 651 M, disaat kota Madinah bertambah luas dan umat Islam bertambah banyak dan menyebar dengan berbagai aktifitasnya, maka Utsman menambahkan adzan pada shalat Jum’at agar mereka bersiap-siap untuk melaksanakan shalat Jum’at.

Sebelum ada kebijakan tersebut, banyak masyarakat yang tertinggal shalat Jum’at. Mereka tergesa-gesa dalam menjalankan pekerjaannya untuk menunaikan shalat Jum’at dengan sempurna, tetapi tetap saja tidak terkejar. Oleh karena itu, Utsman menambahkan adzan yang kedua. Namun ia mempertahankan keistimewaan shalat Jum’at dengan adzan yang dikumandangkan saat khatib naik ke mimbar.80

b. Orang yang pertama mendahulukan khutbah sebelum shalat ied

78 Khalid Muhamad Khalid, Op. Cit., hlm: 77

79 Nurmala Rahmawati dkk, Sistem Pemerintahan Islam Di Bawah Kepemimpinan Khalifah Utsman Bin Affan Tahun 644-656, (Skripsi),( Jember: Univeristas Jember, 2015) hlm : 10.

80 Ibrahim Al-Quraibi, Op. Cit., hlm:598

(24)

Alasan mengapa khutbah ied didahulukan oleh Utsman karena banyak orang Islam yang tertinggal untuk melaksanakan shalat ied. Kemashlahatan orang banyak yang didahulukan oleh Utsman.

Namun menurut Qadhi Iyadh bahwa tidak ada perubahan dalam pelaksanaan khutbah pada shalat ied dari masa Nabi sampai pada empat khalifah, yakni melakukan khutbah setelah shalat. Hanya saja, ada hadis yang menyebutkan bahwa Utsman mendahulukan khutbah pada akhir kepemimpinannya, karena ia melihat banyak orang yang tertinggal mengikuti shalat ied berjama’ah.81

c. Melakukan solat secara sempurna di Mina

Jarak antara Mina dan Madinah sangat jauh, sehingga diperbolehkan untuk meringkas shalat.Ini adalah ajaran Nabi.Tradisi ini dilanjutkan pada masa Abu Bakar, Umar, dan awal pemerintahan Utsman. Kemudian Utsman menyempurnakan rakaat saat shalat di Mina.

Alasan Utsman melakukan hal demikian bukan berarti ia tidak suka sunah Nabi atau tidak tahu hal itu. Namun menurutnya melaksanakan shalat secara sempurna itu lebih baik daripada meringkasnya.82

d. Menyeragamkan bacaan Al-Qur’an

Ketika Utsman menjabat sebagai khalifah, setelah menaklukan banyak wilayah, Islam menerima berbagai suku bangsa dan bahasa. Perbedaan tersebut memunculkan berbagai macam dialek dalam pengucapan. Kemudian menimbulkan berbagai macam dalam membaca Al-Qur’an sesuai dialek masing-masing.

Perbedaan dalam pembacaan ini berpotensi menjadi ancaman serius bagi stabilitas pemerintahan. Fanatik kesukuan yang masih kental menyebabkan potensi itu besar terjadi. Hampir terjadi pertumpahan darah dalam perselisihan antara penduduk Syam dan Irak yang disebabkan berbeda dalam cara membaca Al- Qur’an. Kemudian Hudzaifah melaporkan hal tersebut kepada Utsman. Utsman memanggil para sahabat untuk memusyawarahkan persoalan tersebut. Utsman memutuskan untuk mengumpulkan Al-Qur’an dari beberapa sahabat senior.

Utsman memerintahkan Zaid bin Tsabit, Ibnu Zubair, Abdurrahman bin Hisyam

81Ibid., hlm: 602

82Ibid., hlm: 603

(25)

dan Sa’id bin Ash untuk menyalin Al-Qur’an dengan tulisan dan bacaan yang sama.

Sehingga umat Islam bisa membaca dengan qira’ah yang sama.83 e. Membangun masjid Nabawi

Masjid Nabawi merupakan salah satu masjid peninggalan Nabi.

Keberadaannya tetap menjadi pusat sentral pada masa-masa setelah Nabi. Kegiatan politik, agama, dan ekonomi dilakukan di dalam masjid. Pada tahun 29 H/ 650 M, penduduk Madinah semakin bertambah banyak dan populasinya semakin padat.

Masjid Nabawi sudah tidak dapat menampung jama’ah lagi.

Orang-orang mengusulkan untuk merenovasi masjid agar dapat menampung jama’ah. Melalui musyawarah, Utsman memerintahkan pembongkaran masjid untuk direnovasi.84

f. Memugar masjid Al-Haram

Pada tahun 26 H/ 647 M, Utsman memperluas Masjid Al-Haram. Ia membeli rumah-rumah di sekitar masjid dan menghancurkannya untuk memperluas masjid. Utsman menambahkan batasan dinding pendek, persis seperti yang dilakukan Umar.

Selain itu, beberapa masjid yang dibangun pada masa Utsman, seperti Masjid Ar-Rahmah di Iskandaria, Mesir dan Masjid Istakhr.85

83 Khalid Muhammad Khalid, Op.Cit., hlm: 84

84 Ibrahim Al-Quraibi, Op. Cit., hlm: 646

85 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Op. Cit., hlm: 187.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur Penulis sampaikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’alaa atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian dengan judul

keaneragaman hayati sebagai aset bangsa. Pasokan bahan jamu sangat terkait dengan kelancaran produksi & kualitas jamu, di samping itu aktivitas ini berdampak

Perjalanan dilanjutkan menuju Jericho untuk mengunjungi Mesjid dan Maqom Nabi Musa, Mt of Temptaion, setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju Allenby Bridge untuk

SIP merupakan material berupa panel sandwich yang terdiri dari foam insulasi (umumnya dari EPS) yang diapit oleh panel OSB, terbuat dari kayu yang mudah

Kajaba saka fungsi manifest, uga ana fungsi laten. Fungsi laten ing kene ngrugekake masyarakat kang nonton pagelaran kesenian ludruk. WUJUD OWAH-OWAHANE KESENIAN LUDRUK

Model pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan merupakan langkah yang akan diterapkan dalam penelitian Pengembangan Media Video Pembelajaran Materi Gambar

Untuk itu pada generasi berikutnya perlu dilakukan seleksi lagi untuk mendapatkan karakter tanaman produksi per plot tinggi dengan nilai kemajuan genetik yang

[r]