• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 17 No. 1 Februari 2021 ISSN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Vol. 17 No. 1 Februari 2021 ISSN :"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 17 No. 1 Februari 2021 ISSN : 1693-9549

59 | P a g e PENGARUH KOMPLEKSITAS OPERASI PERUSAHAAN, UKURAN

PERUSAHAAN DAN UKURAN KAP TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2017 - 2018

Eny Suheny1, Kusmiyatun2, Nirmala Vitaloka3

Program Studi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu ekonomi Banten

ABSTACT

The purpose of this study was to determine the effect of the complexity of the company's operations, company size, and KAP size on audit delay in mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2017-2018 period.

The data analysis technique used is descriptive statistical analysis, classical assumption test, t test, F test and multiple regression analysis. The population of this study consisted of 50 mining companies, and the sampling method was carried out by purposive sampling method. With this method, a sample of 39 companies was obtained with an observation period of 2 years (2017-2018), so the number of samples for this study was 78 observations.

The results of this study indicate that (1) the complexity of the company's operations has an effect on audit delay as evidenced by the results of the t-count 3.514 < t table 1.99210 with a significance value of 0.001 <0.05. (2) firm size has no effect on audit delay as evidenced by the results of the t-count -1.261 <t-table 1.99210 with a significance value of 0.211> 0.05. (3) the size of KAP has an effect on audit delay as evidenced by the results of the t count -0.2314 > t table 1.99210 with a significance value of -0.023 <0.05. (4) the complexity of company operations, company size and KAP size have a significant effect on audit delay as indicated by a significance value of 0.001 and an Adjusted R square value of 0.154 which means 15.4% audit delay can be predicted by the complexity of the company's operations, company size and KAP size, while the remaining 84.6% by other variables not examined in this study.

Keywords: Complexity of Company Operations, Company Size, KAP Size, Audit Delay

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh kompleksitas operasi perusahaan, ukuran perusahaan, dan ukuran KAP terhadap audit delay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2018.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji t, uji F dan analisis regresi berganda. Populasi dari penelitian ini terdiri dari 50 perusahaan pertambangan, dan metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Dengan metode tersebut didapatkan sampel sebanyak 39 perusahaan dengan periode pengamatan 2 tahun (2017-2018), sehingga jumlah sampel untuk penelitian ini sebanyak 78 pengamatan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh terhadap audit delay yang dibuktikan dari hasil nilai t hitung 3,514 < t tabel 1,99210dengan nilai signifikansi 0,001 < 0,05. (2) ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay dibuktikan dari hasil nilai t hitung -1,261 < t tabel 1,99210dengan nilai signifikansi yaitu 0,211 > 0,05. (3) ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay dibuktikan dari hasil nilai t hitung -0,2314 > t tabel 1,99210 dengan nilai signifikansi -0,023 < 0,05. (4) kompleksitas operasi perusahaan, ukuran perusahaan dan ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap audit delay yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,001 dan nilai Adjusted R square sebesar 0,154 berarti 15,4 % audit delay mampu diprediksikan oleh kompleksitas operasi perusahaan, ukuran perusahaan dan ukuran KAP, sedangkan sisanya 84,6 % oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Kompleksitas Operasi Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP, Audit Delay

(2)

Vol. 17 No. 1 Februari 2021 ISSN : 1693-9549

60 | P a g e PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan perusahaan go public yang begitu pesat membuat makin tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan media terpenting sebagai pendukung keberlangsungan perusahaan serta media komunikasi keuangan antara manajemen perusahaan dan stakeholder. Banyak pihak yang berkepentingan dengan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan baik itu pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan, informasi tersebut digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.

Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia juga menyebabkan adanya permintaan akan transparansi kondisi keuangan suatu perusahaan.

Hal ini akan berakibat pada penyampaian laporan keuangan, dimana laporan keuangan yang disampaikan harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).

Berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 29/POJK.04/2016 mewajibkan setiap emiten dan perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada OJK paling lambat sembilan puluh hari setelah tahun buku berakhir. Tujuannya agar setiap pihak yang berkepentingan memiliki informasi terkini mengenai keadaan perusahaan. Perusahaan yang terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan akan dikenakan sanksi administratif seperti peringatan tertulis, denda pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha, pencabutann izin usaha, pembatalan persetujuan dan pembatalan pendaftaran. Namun pemberian sanksi tersebut tidak membuat perusahaan disiplin dalam laporan keuangannya dari tahun ke tahun masih banyak perusahaan publik yang terlambat dalam menyampaikan laporan keuangannya.

Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan tergantung pada ketepatan auditor dalam mengerjakan audit atas laporan keuangan. Apabila dalam mempublikasikan laporan keuangan terjadi penundaan, maka dapat berdampak negatif pada reaksi pasar (Faricha dan Ardini, 2017). Bagi investor ketepatan waktu dalam menyampaikan

laporan keuangan merupakan kabar yang baik dan menguntungkan dan keterlambatan dalam menyampaikan laporan keuangan merupakan suatu sinyal buruk bagi kondisi perusahaan.

Pada 14 April 2014 terdapat banyak perusahaan yang terlambat melaporkan laporan keuangan yang telah diaudit tahun 2013 (www.kontan.com). Pada 4 Agustus 2014 berdasarkan catatan Bursa, penyampaian laporan keuangan interim periode 30 Juni 2014 laporan tersebut secara terbatas atau telah diaudit oleh Akuntan Publik, sebanyak 23 emiten terlambat menyampaikan laporan keuangan interim yang

berakhir per 30 Juni 2014

(Wahid.inilah.com,2014). Ditahun berikutnya BEI melaporkan ada 53 emiten yang belum menyampaikan laporan keuangan audit per Desember 2014 (www.neraca.co.id).

Pada tanggal 30 Juni 2016 PT. BEI juga mengganjar denda dan menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham 18 perusahaan tercatat (emiten) karena belum menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit pada periode 31 Desember 2015 (www.cnnindonesia.com).

Penelitian sebelumnya telah menemukan bukti empiris mengenai Audit Delay dalam penyampaian laporan keuangan, terdapat banyak variabel yang dapat mempengaruhi Audit Delay seperti Kompleksitas Operasi Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Ukuran KAP. Penelitian sebelumnya menyatakan hasil yang berbeda – beda seperti penelitian Made Tika Widyastuti dan Ida Bagus Putra Astika (2017) yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan dan Kompleksitas Operasi Perusahaan berpengaruh terhadap Audit Delay, namun pada penelitian yang telah dilakukan oleh I Putu Yoga Darmawan dan Ni Luh Sari Widhiyani (2017) menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan sedangkan pada Kompleksitas Operasi Perusahaan senada dengan hasil penelitian Made Tika Widyastuti dan Ida Bagus Putra Astika (2017). Begitupun dengan penelitian Mila Fatmawati (2016) menyatakan bahwa Ukuran KAP tidak berpengaruh pada Audit Delay senada dengan penelitian Wikan Budi Utami dan Laksmi Pardanawati dan Ika Septianingsih (2018), sedangkan penelitian Chusnul Chotimah (2018) dalam penelitiannya menyatakan Ukuran KAP berpengaruh terhadap Audit Delay.

Berdasarkan latar belakang diatas dan perbedaan hasil penelitian-penelitian yang telah

(3)

Vol. 17 No. 1 Februari 2021 ISSN : 1693-9549

61 | P a g e

dilakukan sebelumnya, peneliti tertarik untuk

meneliti kembali mengenai Kompleksitas Operasi Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP dan Audit Delay dengan judul Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Ukuran KAP Terhadap Audit Delay pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA

Kompleksitas Operasi Perusahaan

Kompleksitas organisasi atau operasi merupakan akibat dari pembentukan departemen dan pembagian pekerjaan yang memiliki fokus terhadap jumlah unit yang berbeda.

Ketergantungan yang semakin kompleks terjadi apabila organisasi dengan berbagai jenis atau jumlah pekerjaan menimbulkan masalah manajerial dan organisasi yang lebih rumit (Martinus, 2012).

Kompleksitas operasi perusahaan dapat memperpanjang Audit Delay dikarenakan auditor akan memerlukan banyak waktu untuk mengaudit anak cabang dari perusahaan sebelum mengaudit induk perusahaannya dan juga meningkatkan biaya untuk mengaudit setiap anak cabang dari perusahaan (Ashton et al, 1987). I Putu Yoga Darmawan dan Ni Luh Sari Widhiyani (2017) mendukung pernyataan tersebut, dan menyatakan bahwa kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh positif terhadap Audit Delay.

Tingkat kompleksitas operasi perusahaan bergantung pada jumlah lokasi unit operasinya (cabang). Semakin besar kompleksitas operasi perusahaan maka semakin banyak dalam mengungkap informasi dan meningkatkan biaya agensi sehingga dapat meningkatkan lamanya proses audit.

Indikator

Kompleksitas operasi perusahaan diukur dengan membandingkan keberadaan anak perusahaan. Kompleksitas Operasi Perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan dummy, untuk perusahaan yang memiliki anak perusahaan diberi kode 1 sedangkan tidak memiliki anak perusahaan diberi kode 0, pengukuran ini juga digunakan oleh Made Tika Widyastuti dan Ida Bagus Putra Astika (2017).

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan secara umum dapat

diartikan sebagai suatu perbandingan besar atau kecilnya suatu objek. Ukuran perusahaan diartikan sebagai alat-alat untuk mengukur (seperti menjengkal dan sebagainya), sesuatu yang dipakai untuk menentukan (menilai dan sebagainya), pendapatan mengukur panjangnya (lebarnya, luasnya, besarnya) sesuatu.

Jika pengertian tersebut dihubungkan dengan perusahaan atau organisasi, maka ukuran perusahaan (organization size) dapat diartikan sebagai suatu perbandingan besar atau kecilnya usaha dari suatu perusahaan atau organisasi.

Dengan demikian ukuran perusahaan merupakan sesuatu yang dapat mengukur atau menentukan nilai dari besar atau kecilnya perusahaan (Poerwadarminta,1983).

Pandangan lain mengenai ukuran perusahaan (organization size) juga di utarakan oleh Saffold (1988) yang dikutip oleh Rasyid (1992) yaitu: “The view that the contribution of strong culture to performance is conditioned by the nature of the industry, organisation size and the gain of the environment” bahwa kultur perusahaan yang kuat dapat mempengaruhi kinerja karyawan, dimana kultur perusahaan yang kuat tersebut akan terbentuk dari berbagai faktor seperti jenis industri, ukuran perusahaan, dan lingkungan yang mempengaruhi perusahaan itu sendiri. Berarti unsur ukuran perusahaan menjadi salah satu faktor yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.

Ukuran perusahaan (company size) adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total asset, log size, nilai pasar saham dan lain-lain ( Fiatmoko dkk, 2015 dalam Budi Utami dkk, 2018 ). Ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Ukuran perusahaan dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu, perusahaan besar, perusahaan menengah dan perusahaan kecil (Widiyastuti, 2016).

Berdasarkan uraian tentang ukuran perusahaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan merupakan suatu indikator yang dapat menunjukkan suatu kondisi atau karakteristik suatu organisasi atau perusahaan dimana terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran (besar/kecilnya) suatu perusahaan, seperti banyaknya jumlah karyawan yang digunakan dalam perusahaan untuk melakukan aktivitas operasional perusahaan, jumlah aset yang dimiliki perusahaan, total penjualan yang dicapai oleh

(4)

Vol. 17 No. 1 Februari 2021 ISSN : 1693-9549

62 | P a g e

perusahaan dalam suatu periode, serta jumlah

saham yang beredar.

Indikator

Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang mengklasifikasikan perusahaan menjadi perusahaan besar, perusahaan menengah,dan perusahaan kecil berdasarkan total aset, log size, nilai pasar saham, dan lain - lain. Namun di Indonesia, ukuran perusahaan umumnya diukur berdasarkan total aset sesuai dengan Peraturan Bapepam yang mengklasifikasikan perusahaan berdasarkan total aset perusahaan.

Menurut Peraturan Bapepam dalam peraturannya nomor IX.C.7 mengenai Pedoman Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum oleh Perusahaan Menengah atau Kecil, definisi perusahaan menengah atau kecil adalah badan hukum yang didirikan di Indonesia yang : (1) Memiliki jumlah kekayaan (total Asset) tidak lebih dari Rp 100.000.000.000,00 (seratus milyar Rupiah) ; (2) Bukan perusahaan afiliasi atau dikendalikan oleh suatu perusahaan yang bukan perusahaan menengah atau kecil ; dan (3) Bukan merupakan reksa dana.

Ukuran perusahaan dapat dinilai oleh total asset, karena total asset perusahaan bernilai besar maka hal ini dapat disederhanakan dengan mentransformasikan kedalam logaritma natural (Ghozali, 2006). Karena Ukuran perusahaan adalah proxy menggunakan logaritma dari total aset untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebih (Budi Utami dkk, 2018), maka variabel Ukuran perusahaan dalam penelitian ini di ukur dengan rumus :

Ukuran KAP

Menurut SK. Menkeu

No.43/KMK.017/1997 tertanggal 27 Januari 1997 sebagaimana telah diubah dalam SK. Menkeu No.470/KMK.017/1999 tertanggal 4 Oktober 1999 Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik untuk menjalankan pekerjaannya. Sedangkan menurut Undang - undang Nomor 5 tahun 2011 tentang akuntan publik menjelaskan bahwa KAP merupakan usaha yang dapat berbentuk perseorangan, persekutuan perdata, firma atau bentuk usaha lain yang yang sesuai dengan karakteristik profesi Akuntan Publik yang telah diatur dalam undang - undang. Selain itu KAP

mendapatkan izin untuk melakukan kerjasama dengan Kantor Akuntan Publik Asing (KAPA) atau Organisasi Audit Asing (OAA) namun tetap wajib melaporkan secara tertulis tentang kerjasama yang dilakukan (Chusnul Chotimah, 2018).

Kantor akuntan publik dapat digolongkan menjadi kantor akuntan besar dan kecil. Kantor akuntan publik sebagian besar terdiri dari kantor - kantor akuntan publik kecil dengan wilayah operasi yang sangat terbatas, sedangkan untuk kantor akuntan besar hanya sedikit jumlahnya dan umumnya bekerjasama dengan kantor - kantor akuntan besar yang berskala internasional (Rahmawati dan Suryono, 2015).

Jasa audit digunakan agar informasi pelaporan keuangan yang berisi kinerja perusahaan akurat dan dapat dipercaya. Untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan tersebut, perusahaan menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik yang mempunyai reputasi seperti KAP yang berafiliasi dengan KAP besar yang diakui secara universal yaitu KAP The Big Four.

Zebrianti dan Subardjo (2016) menjelaskan kategori KAP Big Four yang bekerjasama dengan KAP di Indonesia atau KAP lokal antara lain : 1. KAP Price Waterhouse Coopers (PWC),

bekerjasama dengan KAP Drs. Hadi Sutanto & Rekan, Haryanto Sahari &

Rekan.

2. KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), bekerjasama dengan KAP Sidharta- Sidharta & Widjaja.

3. KAP Ernest & Young (E & Y), bekerjasama dengan KAP Prasetio, Sarwoko & Sanjadja.

4. KAP Deloitte Touche Thomatsu (Deloitte), bekerjasama dengan KAP Hans Tuanakotta

& Mustofa, Osman Ramli Satrio &Rekan.

Indikator

Ukuran KAP menggambarkan jenis KAP yang mengaudit laporan keuangan perusahaan, Jenis KAP diklasifikasikan menjadi dua, yaitu KAP Big Four atau Non Big Four. Variabel ukuran KAP diukur menggunakan dummy. KAP berafiliasi dengan KAP Big Four diberi kode 1, sedangkan untuk KAP Non Big Four diberi kode 0. ( Budi Utami dkk, 2018 ).

Audit Delay

Audit Delay merupakan lamanya atau rentang waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai

(5)

Vol. 17 No. 1 Februari 2021 ISSN : 1693-9549

63 | P a g e

dengan tanggal diterbitkannya laporan auditor

(Kartika, 2009). Panjangnya Audit Delay berbanding lurus dengan lamanya masa pekerjaan lapangan yang diselesaikan auditor sehingga semakin lama pekerjaan lapangan maka semakin lama Audit Delay terjadi. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan begitu penting bagi perusahaan dan para pemakai laporan keuangan, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) telah mengatur tentang batas waktu penyampaian laporan keuangan.

Berdasarkan Peraturan Nomor. X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK Nomor. KEP-346/BL/2011 yang di perbaharui pada 1 Agustus 2012, BAPEPAM-LK mengadakan penyempurnaan dengan dikeluarkan Peraturan Nomor. X.K.6, Lampiran Keputusan

Ketua BAPEPAM-LK Nomor: KEP-

431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik yang menyatakan bahwa bagi setiap perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib menyampaikan laporan tahunan kepada BAPEPAM-LK selambat-lambatnya empat bulan setelah tahun buku berakhir, peraturan tersebut mulai berlaku pada awal tahun 2013.

Indikator

Audit Delay atau juga dikenal audit report lag merupakan perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor, semakin lama Audit Delay maka semakin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya (Yuliyanti, 2011) .

Audit Delay merupakan lama pendeknya penyelesaian audit yang dilihat dari rentang waktu antara tanggal tutup buku perusahaan dengan tanggal penerbitan laporan audit. Dalam penelitian ini variabel diukur dengan menghitung jumlah hari dari tanggal tutup tahun buku peusahaan sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor ( Lestari dan Saitri, 2017). Maka variabel Audit Delay dalam penelitian ini diukur dengan rumus:

Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka berfikir dalam penelitian

“Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Ukuran KAP Terhadap

Audit Delay”, dapat digambarkan sebagai berikut:

Hipotesis

Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit Delay

Kompleksitas operasi perusahaan merupakan salah satu karakteristik perusahaan yang dapat menambah suatu tantangan pada audit, kompleksitas operasi perusahaan berhubungan dengan kerumitan yang ada dalam perusahaan dikarenakan jumlah anak perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan induk. Dan tingkat kompleksitas operasi merupakan sebuah perusahaan yang bergantung pada jumlah dan lokasi unit operasinya (cabang) serta diverifikasi jalur produksi dan pasarnya, Sulistyo (2010). Hal tersebut mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya, hasil penelitian Made Tika Widyastuti dan Ida Bagus Putra Astika (2017) serta I Putu Yoga Darmawan dan Ni Luh Sari Widhiyani, (2017) membuktikan bahwa Kompleksitas Operasi Perusahaan berpengaruh positif terhadap Audit Delay, yang artinya semakin tinggi kompleksitas operasi suatu perusahaan, maka semakin panjang Audit Delay.

Karena, kompleksitas operasi perusahaan cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya, sehingga hal tersebut juga mempengaruhi dalam ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan kepada publik.

Dengan demikian, hipotesis yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Kompleksitas Operasi Perusahaan Mempunyai Pengaruh Terhadap Audit Delay

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay

Perusahaan yang besar cenderung memiliki citra yang baik dimata publik, semakin besar

(6)

Vol. 17 No. 1 Februari 2021 ISSN : 1693-9549

64 | P a g e

ukuran perusahaan maka makin banyak

mendapatkan perhatian baik investor maupun pemerintah. Terkait hal tersebut maka perusahaan besar dituntut untuk melaporkan laporan keuangannya lebih cepat. Pengendalian internal dari perusahaan besar lebih kuat dibandingkan dengan perusahaan kecil, kontrol internal yang efektif memungkinkan kesalahan atau salah saji dalam laporan keuangan rendah. Pengendalian internal yang baik memudahkan auditor dalam melakukan audit. Faktor ini memberi dampak dimana Audit Delay perusahaan berskala besar lebih pendek dibandingkan dengan perusahaan yang berskala kecil. ( Darmawan dan Widhiyani, 2017). Kemudian Fodio et al (2015) menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar dianggap menyelesaikan audit rekening mereka lebih awal dari perusahaan kecil karena mereka memiliki pengendalian yang kuat. Terkait hal tersebut maka perusahaan besar dituntut untuk melaporkan laporan keuangannya lebih cepat.

Dalam penelitian Shukeri (2012) menyatakan bahwa faktor internal perusahaan yaitu ukuran perusahaan berpengaruh pada Audit Delay, hal tersebut juga didukung dengan penelitian - penelitian sebelumnya seperti penelitian oleh Widyastuti dan Astika (2017) dan Fatmawati (2016) yang mengemukakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh pada Audit Delay, karena Audit Delay akan semakin lama jika ukuran perusahaan semakin besar.

Dengan demikian, hipotesis yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

H2: Ukuran Perusahaan Mempunyai Pengaruh Terhadap Audit Delay

Pengaruh Ukuran KAP terhadap Audit Delay Besarnya ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) diperlihatkan oleh tingginya kualitas yang dihasilkan dari jasanya yang selanjutnya akan berpengaruh pada jangka waktu penyelesaian audit. Waktu audit yang cepat merupakan salah satu cara KAP dengan kualitas tinggi untuk mempertahankan reputasi mereka (Puspitasari dan Sari, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Chusnul Chotimah (2018) menyatakan bahwa Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2016, ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memakai jasa KAP Big Four memiliki Audit Delay yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang memakai jasa audit KAP Non Big Four. Hal terssbut di dukung dengan

penelitian Kaunang (2017) serta Hastuti dan Santoso (2017) yang menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh terhadap Audit Delay, karena auditor yang mempunyai reputasi yang baik (KAP the Big Four) akan memberikan kualitas pekerjaan audit yang efektif dan efisien, sehingga audit dapat diselesaikan secara tepat waktu.

Waktu audit yang lebih cepat juga merupakan cara KAP the Big Four mempertahankan reputasinya.

Dengan demikian, hipotesis yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

H3 : Ukuran KAP Mempunyai Pengaruh Terhadap Audit Delay

Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Ukuran KAP Terhadap Audit Delay

Tingkat kompleksitas operasi perusahaan bergantung pada jumlah lokasi unit operasinya (cabang). Semakin besar kompleksitas operasi perusahaan maka semakin banyak dalam mengungkap informasi dan meningkatkan biaya agensi sehingga dapat meningkatkan lamanya proses audit dan komite audit berpengaruh negatif terhadap Audit Delay. (Darmawan dan Widhiyani,2017). Ukuran perusahaan menggambarkan besar atau kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan memiliki pengaruh dominan terhadap Audit Delay, yang berarti bahwa ukuran perusahaan menjadi faktor yang secara langsung akan mempengaruhi kegiatan audit (Tikollah dan Samsinar, 2019). Hal ini menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Audit Delay. Jadi semakin besar ukuran perusahaan maka Audit Delay semakin panjang dan sebaliknya semakin kecil ukuran perusahaan maka Audit Delay semakin pendek. Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2016. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memakai jasa KAP Big Four memiliki Audit Delay yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang memakai jasa audit KAP Non Big Four ( chusnul, 2018).

Dengan demikian, hipotesis yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

H4 : Kompleksitas Operasi Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Ukuran KAP secara Simultan Mempunyai Pengaruh Terhadap Audit Delay METODOLOGI PENELITIAN

(7)

Vol. 17 No. 1 Februari 2021 ISSN : 1693-9549

65 | P a g e

Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode penelitian kuantitatif, metode ini digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan melihat laporan tahunan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2017 - 2018.

Metode Penelitian memuat rancangan, sasaran dan target penelitian (populasi, sampel, informan, atau subyek penelitian), teknik pengumpulan data, hipotesis penelitian, definisi operasional variable, teknik analisis data, dan metode analisis.

Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua varibel yaitu variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), sedangkan Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (Sugiyono,2016).

Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Kompleksitas Operasi Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Ukuran KAP.

Kompleksitas Operasi Perusahaan

Kompleksitas Operasi Perusahaan yaitu sebuah perusahaan yang bergantung pada jumlah dan lokasi unit operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produksi dan pasarnya (Widyastuti dan Astika,2017).

Kompleksitas operasi perusahaan diukur dengan membandingkan keberadaan anak perusahaan. Kompleksitas Operasi Perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Dummy, untuk perusahaan yang memiliki anak perusahaan diberi kode 1 sedangkan tidak memiliki anak perusahaan diberi kode 0, pengukuran ini juga digunakan oleh Made Tika Widyastuti dan Ida Bagus Putra Astika (2017).

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan (company size) adalah suatu skala yang mengklasifikasikan perusahaan menjadi perusahaan besar, perusahaan menengah, dan perusahaan kecil berdasarkan total asset, log size, nilai pasar saham, dan lain - lain ( Fiatmoko dkk, 2015 dalam Budi Utami dkk, 2018 ). Ukuran

perusahaan dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu, perusahaan besar, perusahaan menengah dan perusahaan kecil (Widiyastuti, 2016). Ukuran perusahaan adalah jumlah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan selama periode pengamatan ( Budi Utami dkk, 2018 ), namun di Indonesia, ukuran perusahaan umumnya diukur berdasarkan total aset sesuai dengan Peraturan Bapepam yang mengklasifikasikan perusahaan berdasarkan total aset perusahaan.

Ukuran perusahaan dapat dinilai oleh total asset, karena total asset perusahaan bernilai besar maka hal ini dapat disederhanakan dengan mentransformasikan kedalam logaritma natural (Ghozali, 2006). Karena Ukuran perusahaan adalah proxy menggunakan logaritma dari total aset untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebih ( Budi Utami dkk, 2018 ), maka variabel Ukuran perusahaan dalam penelitian ini di ukur dengan rumus :

Ukuran KAP

Ukuran KAP menggambarkan jenis KAP yang mengaudit laporan keuangan perusahaan, Jenis KAP diklasifikasikan menjadi dua, yaitu KAP Big Four atau Non Big Four. Variabel ukuran KAP diukur menggunakan Dummy. KAP berafiliasi dengan KAP Big Four diberi kode 1, sedangkan untuk KAP Non Big Four diberi kode 0 (Wikan Budi Utami dkk ,2018).

Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Audit Delay. Audit Delay merupakan lama pendeknya penyelesaian audit yang dilihat dari rentang waktu antara tanggal tutup buku perusahaan yaitu per 31 Desember dengan tanggal penerbitan laporan audit. Dalam penelitian ini variabel diukur dengan menghitung jumlah hari dari tanggal tutup tahun buku peusahaan sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor ( Lestari dan Saitri, 2017). Maka variabel Audit Delay dalam penelitian ini diukur dengan rumus:

Audit Delay = Tanggal penerbitan laporan audit – tanggal tutup buku

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 50 Perusahaan. Sampel dalam penelitian ini adalah

(8)

Vol. 17 No. 1 Februari 2021 ISSN : 1693-9549

66 | P a g e

39 perusahaan, sehingga jumlah laporan

keuangan yang digunakan sebagai sampel selama tahun 2017 – 2018 adalah sebanyak 78 (39 x 2) sampel.

Metode Analisis Data

Sesuai dengan masalah penelitian yang ditulis yaitu untuk mengetahui Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Ukuran KAP terhadap Audit Delay, maka peneliti menggunakan metode pengujian model persamaan regresi linear berganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan untuk memberikan informasi tentang karakteristik variabel penelitian serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai data yang diperoleh dari suatu penelitian. Statistik deskriptif ini meliputi nilai minimum, nilai maksimum, mean ( rata – rata ) dan standar deviasi dari variabel – variabel independen dan variabel dependen.

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas hasil uji statistik deskriptif, dapat diketahui bahwa jumlah sampel (N) pada penelitian ini berjumlah 78 sampel pengamatan, dari 78 sampel diperoleh nilai minimum, maximum, rata-rata dan standar deviasi perusahaan pertambangan periode 2017-2018 sebagai berikut :

Kompleksitas Operasi Perusahaan

Variabel kompleksitas operasi perusahaan yang diproksikan dengan dummy dengan membagi dua kelompok yaitu mempunyai anak perusahaan dan tidak mempunyai anak perusahaan. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diatas menunjukkan bahwa nilai tertinggi (max) kompleksitas operasi perusahaan sebesar 1 sedangkan nilai

terendah (min) kompleksitas operasi perusahaan sebesar 0. Disamping itu nilai dari standar deviasi kompleksitas operasi perusahaan sebesar 0,305 dengan nilai rata- rata ( mean ) kompleksitas operasi perusahaan sebesar 0,90. Perusahaan pertambangan yang tidak memiliki anak perusahaan adalah Citatah Tbk, Mitrabara Adiperdana Tbk, Perdana Karya Perkasa Tbk, Vale Indonesia Tbk dan Kapuas Prima Coal, Tbk. Sedangkan perusahaan yang memiliki anak perusahaan salah satunya adalah Adaro Energy Tbk.

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan diproksikan dengan total asset yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan diukur menggunakan logaritma natural dari total asset, menunjukkan bahwa hasil uji statistik deskriptif dengan nilai tertinggi (max) ukuran perusahaan sebesar 32,26 yang dimiliki oleh Adaro Energy, Tbk.

sedangkan nilai terendah (min) ukuran perusahaan sebesar 25,73 yang dimiliki oleh Mitra Investindo, Tbk., sedangkan nilai rata – rata ( mean ) ukuran perusahaan sebesar 29,4359 dan nilai dari standar deviasi ukuran perusahaan sebesar 1,55802.

Ukuran KAP

Variabel ukuran KAP dilihat dari dua kategori yaitu ukuran KAP big four dan ukuran KAP non big four. Perusahaan yang diaudit oleh KAP big four diberi kode 1, sedangkan perusahaan yang diaudit oleh KAP non big four diberi kode 0. Berdasarkan tabel hasil uji statistik deskripsi diatas ukuran KAP memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1. Nilai rata-rata (rata-rata) yang dihasilkan adalah 0,44 sedangkan nilai standar deviasi sebesar 0,499

Audit delay

Berdasarkan data diatas audit delay memiliki nilai minimum sebesar 45 hari dan nilai maksimum sebesar 102 hari yang artinya rentang audit delay yang terendah sebesar 45 hari dan dimiliki oleh PT. Elnusa, Tbk dan tertinggi sebesar 102 hari dialami oleh PT. Apexindo Pratama Duta,Tbk. Nilai rata-rata audit delay adalah sebesar 73,40 hari, dengan standar deviasi sebesar 13,116 hari. Terlihat rata - rata audit delay nilainya masih dibawah 90 hari yang merupakan batas yang ditetapkan berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor

(9)

Vol. 17 No. 1 Februari 2021 ISSN : 1693-9549

67 | P a g e

29/POJK.04/2016.

Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap gejala penyimpangan klasik. Uji asumsi klasik meliputi: uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi. Hasil uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak.

Berikut ini adalah hasil uji asumsi klasik : Uji Normalitas

Dari tabel Kolmogorov-Smirnov di atas, nilai Asymp. Sig. (2-tailed) nya sebesar 0,200 yang berarti > 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data terdistribusi dengan normal.

Uji Multikolinearitas

Berasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hasil uji multikolonieritas diatas dapat diketahui bahwa nilai tolerance masing-masing variabel > 0,10 dan nilai VIF < 10, hasil pengujian ini menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi gejala multikolonieritas. Nilai VIF dari masing – masing variabel yaitu : 1,134 untuk kompleksitas operasi perusahaan, 1,250 untuk ukuran perusahaan dan 1,263 untuk ukuran KAP.

Sedangkan untuk Nilai tolerance dari masing- masing variabel sebesar 0,882 untuk kompleksitas operasi perusahaan, 0,800 untuk ukuran perusahaan dan 0,792 untuk ukuran KAP.

Karena nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance > 0,1 dari masing – masing variabel independen, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam

penelitian ini bebas dari masalah multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

Uji Heteroskedastisitas Gambar 2

Berdasarkan gambar di atas menunjukan bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola baik di atas maupun di bawah angka sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini bebas dari heteroskedastisitas, sehingga model regresi layak dipakai.

Uji Autokorelasi

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa signifikansi 5%, dengan jumlah sampel sebanyak 78 (n=78) dan jumlah variabel independen 3 (k=3) sehingga nilai du pada tabel Durbin-Watson adalah 1,792. Dilihat dari nilai DW 1,792 lebih besar dari batas atas (du) 1,7141 dan kurang dari 4-du (4-1,792 = 2,208) dan dalam kriteria yang bebas dari autokorelasi adalah apabila nilai Durbin-Watson berada diantara nilai du dan 4-du dengan kata lain 1,741<1,792<2,208 maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model regresi.

Analisis Regresi Linear Berganda

(10)

Vol. 17 No. 1 Februari 2021 ISSN : 1693-9549

68 | P a g e

Berdasarkan sistematik persamaan regresi

yang dibuat dan hasil analisis regresi linear berganda diatas, maka model persamaan regresi yang dapat disusun adalah sebagai berikut:

AD = 98,007 + 16,849 KOP – 1,244 SIZE – 7,160 KAP + 28,091

Berdasarkan persamaan regresi linear berganda diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta bernilai positif, hal ini menunjukkan bahwa apabila kompleksitas operasi perusahaan, ukuran perusahaan, dan ukuran kantor akuntan publik konstan, maka audit delay akan sebesar 98,007.

2. Koefisien regresi kompleksitas operasi perusahaan (KOP) sebesar 16,849, Hasil ini menunjukkan bila nilai kompleksitas operasi perusahaan bertambah satu satuan, maka nilai audit delay (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 16,849 dengan asumsi variabel lainnya konstan.

3. Koefisien regresi ukuran perusahaan (SIZE) sebesar -1,244. Hasil ini menunjukkan bila nilai ukuran perusahaan berkurang satu satuan, maka nilai audit delay (Y) akan mengalami penurunan sebesar -1,244 dengan asumsi variabel lainnya konstan.

4. Koefisien regresi ukuran kantor akuntan publik (KAP) sebesar -7,160. Hasil ini menunjukkan bila nilai ukuran KAP berkurang satu satuan, maka nilai audit delay (Y) akan mengalami penurunan sebesar - 7,160 dengan asumsi variabel lainnya konstan.

Korelasi Ganda dan Koefisien Determinasi

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,154. Hal ini berarti bahwa 15,4 % variabel audit delay dapat dijelaskan oleh kompleksitas operasi perusahaan, ukuran perusahaan, dan ukuran KAP. Sedangkan sisanya 84,6 % dijelaskan oleh variabel lain diluar model persamaan pada penelitian ini.

Dalam tabel pedoman interpretasi koefisien determinasi nilai Adjusted R Square 15,4 % berarti variabel audit delay dapat dijelaskan oleh

kompleksitas operasi perusahaan, ukuran perusahaan, dan ukuran KAP berpengaruh rendah tapi pasti

Standard error of the estimate adalah sebesar 12,062 yang berarti bahwa tingkat kesalahan penaksiran dari model regresi linear berganda pada penelitian ini adalah sebesar 12,062.

Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Dari Tabel di atas, maka kesimpulan dari Uji-t adalah sebagai berikut :

1. Variabel kompleksitas operasi perusahaan memiliki nilai t sebesar 3,514 dengan tingkat signifikansi 0,01 < 0,05 dan β sebesar 0,392.

Hasil ini menunjukkan bahwa variabel kompleksitas operasi perusahaan secara parsial berpengaruh terhadap audit delay.

2. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai t sebesar -1,261 dengan tingkat signifikansi 0,211 > 0,05 dan β sebesar -0,148. Hasil ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit delay.

3. Variabel ukuran KAP memiliki nilai t sebesar -2,314 dengan tingkat signifikansi 0,023 < 0,05 dan β sebesar -0,272. Hasil ini menunjukkan bahwa ukuran kantor KAP secara parsial berpengaruh terhadap audit delay.

Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Dari tabel diperoleh nilai signifikansi 0,001

< 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kompleksitas operasi perusahaan, ukuran perusahaan dan ukuran KAP berpengaruh secara simultan terhadap audit delay.

(11)

Vol. 17 No. 1 Februari 2021 ISSN : 1693-9549

69 | P a g e

Pembahasan

Berdasarkan hasil uji hipotesis sebelumnya, maka hasil pengujian dalam penelitian ini dibahas sebagai berikut :

Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit Delay

Dari hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa kompleksitas operasi perusahaan memiliki pengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,001 <

0,05 dan dibuktikan dari hasil nilai 3,514 > t table 1,99210. Hasil tersebut sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa Kompleksitas operasi perusahaan merupakan salah satu karakteristik perusahaan yang dapat menambah suatu tantangan pada audit, kompleksitas operasi perusahaan berhubungan dengan kerumitan yang ada dalam perusahaan dikarenakan jumlah anak perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan induk. Dan tingkat kompleksitas operasi merupakan sebuah perusahaan yang bergantung pada jumlah dan lokasi unit operasinya (cabang) serta diverifikasi jalur produksi dan pasarnya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Ashton et al (1987) bahwa Kompleksitas operasi perusahaan dapat memperpanjang audit delay dikarenakan auditor akan memerlukan banyak waktu untuk mengaudit anak cabang dari perusahaan sebelum mengaudit induk perusahaannya dan juga meningkatkan biaya untuk mengaudit setiap anak cabang dari perusahaan.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Made Tika Widyastuti dan Ida Bagus Putra Astika (2017) serta I Putu Yoga Darmawan dan Ni Luh Sari Widhiyani, (2017) yang menyatakan bahwa Kompleksitas Operasi Perusahaan berpengaruh positif terhadap Audit Delay, yang artinya semakin tinggi kompleksitas operasi suatu perusahaan, maka semakin panjang Audit Delay. Karena, kompleksitas operasi perusahaan cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya, sehingga hal tersebut juga mempengaruhi dalam ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan kepada publik.

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay

Dari hasil penelitian, diperoleh kesimpulan

bahwa Ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap audit delay.

Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi yaitu 0,211 > 0,05. Selanjutnya dibuktikan dari hasil nilai t hitung -1,261 > t tabel 1,99210. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar dianggap menyelesaikan audit rekening mereka lebih awal dari perusahaan kecil karena mereka memiliki pengendalian yang kuat, terkait hal tersebut maka perusahaan besar dituntut untuk melaporkan laporan keuangannya lebih cepat.

Dan juga tidak sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar memiliki banyak sumber informasi dan memiliki sistem pengendalian internal yang baik karena mereka diawasi secara ketat oleh investor, pengawas modal dan pemerintah, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Memudahkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan audit mereka.

Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian wikan budi utami dkk (2018) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap audit delay, karena semakin besar aset yang dimiliki oleh perusahaan akan membantu auditor untuk mengeluarkan laporan keuangan awal.

Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Audit Delay Dari hasil penelian, diperoleh kesimpulan bahwa ukuran KAP memiliki pengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hal ini dibuktikan nilai signifikansi 0,023 lebih besar dari 0,05. Kemudian dibuktikan dari hasil nilai t hitung -2,314 < t tabel 1,99210 maka Ukuran KAP berpengaruh signifikan dengan nilai t hitung negatif dan di bawah t tabel. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Aditya dan Anisykurlillah (2014) bahwa ada dua ukuran kantor akuntan publik, yaitu KAP Big Four dan Non Big Four. Kap Big Four memiliki fleksibilitas audit yang lebih tinggi dalam penjadwalan audit laporan keuangan, hal ini karena KAP Big Four umumnya memiliki lebih banyak dan sumber daya yang lebih besar dalam hal kompetensi, keahlian dan kemampuan auditor serta fasilitas, sistem dan prosedur audit. Dampak berikutnya dari penyelesaian audit yang dilakukan oleh KAP Big Four membutuhkan waktu yang relatif cepat, KAP yang profesional biasanya memiliki lebih rapi dan terstruktur terutama dalam menangani masalah yang terjadi

(12)

Vol. 17 No. 1 Februari 2021 ISSN : 1693-9549

70 | P a g e

di lapangan atau jika ada kesulitan dalam audit

perusahaan akan lebih cepat dalam memecahkan masalah. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Puspitasari dan Latrini (2014) dalam penelitiannya Chusnul (2018) yang menyatakan bahwa KAP big four membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan audit secara efisien dan memiliki fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Disamping itu, KAP big four memiliki sumber daya manusia yang lebih banyak serta memiliki pengalaman yang lebih banyak dibandingkan KAP non big four.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Wikan Budi Utami, dkk (2018) dikarenakan hasil penelitiannya menyatatakan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan karena kedua kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan Big Four dan Non Big Four mengacu pada standar yang sama sesuai dengan itu Profesional Standar Akuntan Publik, dan semua kantor akuntan publik akan berusaha untuk mempertahankan reputasinya dengan menunjukkan profesionalisme yang tinggi dengan melakukan audit sehingga dapat menghasilkan kualitas audit yang baik. Auditor pasti akan mencoba untuk menyelesaikan audit dengan cepat, untuk menjaga kualitas KAP itu sendiri dan keberadaan Pasar Modal dan Keuangan Lembaga peraturan Badan Pengawas untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Selain itu, KAP Big Four atau Non Big Four dalam melaksanakan tugas auditnya menggunakan standar audit yang sama sesuai dengan Akuntan Publik Profesional standar (SPAP).

Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Ukuran KAP Terhadap Audit delay

Dari hasil penelitian variabel kompleksitas operasi perusahaan, ukuran perusahaan dan ukuran KAP mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi yaitu 0,001 lebih kecil dari 0,05 dan juga dapat dilihat dari nilai F hitung > F tabel = 5,682 > 2,73 sehingga dapat disimpulkan bahwa kompleksitas operasi perusahaan, ukuran perusahaan dan ukuran kap berpengaruh secara simultan terhadap audit delay.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh positif dan signifikan pada audit delay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2018. Hal ini berarti berarti cepat atau lamanya audit delay dipengaruhi oleh kompleksitas operasi perusahaan. Hal ini juga menunjukkan audit delay tergantung pada banyaknya anak cabang yang dimiliki oleh suatu perusahaan dan kompleksitas operasi perusahaan, cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya, sehingga hal tersebut juga mempengaruhi dalam ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan kepada publik. Sehingga H1 diterima

2. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2018.

Hal ini berarti cepat atau lamanya audit delay tidak dipengaruhi oleh ukuran perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan yang besar maupun kecil tidak akan mempengaruhi lamanya audit delay suatu perusahaan. Sehingga H2 ditolak.

3. Ukuran KAP berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2018.

Meskipun ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap audit delay, namun hal ini berarti cepat atau lamanya audit delay dipengaruhi oleh uluran KAP. Hal ini juga menunjukkan bahwa perusahaan yang memakai jasa KAP big four memiliki audit delay yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang memakai jasa audit KAP non big four.

Sehingga H3 diterima.

4. Secara bersama – sama Kompleksitas Operasi Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap audit delay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2018. Hal ini berarti Ini berarti bahwa jika sebuah perusahaan memiliki anak perusahaan dan diaudit oleh auditor yang berafiliasi dengan big four, dengan asset yang dimiliki perusahaan akan

(13)

Vol. 17 No. 1 Februari 2021 ISSN : 1693-9549

71 | P a g e

cenderung melaporkan laporan keuangannya

lebih pendek dan berpengaruh terhadap audit delay. Sehingga H4 diterima.

Saran

Pada bab sebelumnya sudah terlihat jelas bahwa kemampuan variabel pada penelitian ini dalam menjelaskan variabel dependen sangat kecil, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini belum memasukkan faktor-faktor lain yang diduga dapat berpengaruh terhadap audit delay perusahaan. Hasil penelitian ini juga tidak bisa melihat kecenderungan yang terjadi dalam jangka panjang dan belum mewakili dari semua kategori perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penutup berisi kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan dan relevan dengan hasil temuan, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya. Peneliti/Penulis juga harus mencantumkan dengan jelas kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap obyek penelitian yang terkait dengan hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, P.D. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta, CV.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23. Edisi 8. Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Surbakti, S.B.H., W. Aginta.(2019). Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Riset & Jurnal Akuntansi. Vol.2, No.(1).

Martius. 2012. Analisis Praktik Akuntansi Manajemen Pada Perusahaan Manufaktur (Studi Empiris di Kawasan Industri Batam). Artikel. Program Magister Sains Akuntansi Pasca Sarjana Universitas Andalas. Padang

Faricha, A.E., dan Ardini, L. (2017). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Jurnal Riset Ilmu dan Akuntansi, Vol. 6, No.(8).

Widyastuti, M.T., dan Astika, I.B.P. (2017).

Pengaruh ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan dan jenis

industri terhadap audit delay. Jurnal Akuntansi, Vol. 18, No. (2), 1082-1111.

Darmawan, I.P.Y., N.L.S. Widhiyani. (2017).

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan Dan Komite Audit Pada Audit Delay. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.21.(1) : 254-282.

Ashton, R., Wilingham, J., and Elliot, R. 1987.

An Emperical Analysis of Audit Delay.

Journal of Accounting Research, Vol. 25, No. (2) : 275-292.

Widiyastuti, M.T. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan Dan Jenis Industri Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Yang Terdafatar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.6.(2) :485-498.

Tikollah, M. R., Samsinar. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Laba / Rugi Operasi, dan Reputasi KAP Auditor pada Audit Delay. Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Publik . Vol 9 (1), 87-94, 2019

Chotimah, Chusnul.(2018).Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan, Ukuran Perusahaan Dan Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Pertambangan Di Bei Tahun 2014-2016. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Negeri Surakarta.

Utami,W.B., L. Pardanawati., dan I.

Septianingsih. (2018). Pengaruh Opini Audit, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan, Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2015-2017. Prosiding Seminar Nasional &

Call for Paper STIE AAS. Vol. 136-148, 2018.

Wiryakriyana, A.A.G., N.L.S.Widhiyani. (2017).

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Auditor Switching, Dan Sistem Pengendalian Internal Pada Audit Delay.E-Jurnal Akuntansi.vol .19.(1).771- 798, 2017.

Murti, N.M.D.A., N.L.S.

Widhiyani.(2016).Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Pada Audit Delay Dengan Reputasi KAP Sebagai Variabel Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.Vol.16.(1): 275-305.

Lestari, K.A.N.M,. P.W. Saitri. (2017).Analisis

(14)

Vol. 17 No. 1 Februari 2021 ISSN : 1693-9549

72 | P a g e

Pengaruh Ukuran Perusahaan,

Profitabilitas, Solvabilitas, Kualitas Auditor Dan Audit Tenure Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015.

Jurnal Ilmiah Manajemen &

Akuntansi.Vol. 23, No. (1). hal 1 - 11.

Zebriyanti, D.E., dan Subardjo, A. (2016).

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan perbankan.

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol. 5, No.(1).

I Gusti Agung Ayu Ratih Prabasari., N.K.L.A.

Merkusiwati.(2017).Pengaruh

Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Dan Komite Audit Pada Audit Delay Yang Dimoderasi Oleh Reputasi KAP. E-Jurnal Akuntansi. 1704-1733.

Fatmawati, Mila. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, Opini Audit Dan Ukuran KAP Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia . Jurnal Ilmiah MIPA. Vol 1 (2) .

Senjaya, K., B. Suprasto H. (2016).Tingkat Spesialisasi Industri Auditor Sebagai Pemoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan Pada Audit Delay. Jurnal Akuntansi, 2013- 2040.

Melati, L & A I Sulistyawati. (2016). Audit

Delay Pada Perusahaan

Pertambangan:Analisis Dan Faktor-Faktor Penentunya. Jurnal Akuntansi Indonesia.

Vol. 5 No. (1). Hal. 37 - 56.

Yuliyanti, Ani. (2011). Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2007-2008). Skripsi.

Universitas Negeri Yogyakarta.

Inilahcom. 2014. BEI: 26 Emiten Telat Laporkan Kinerja Kuartal II. Diakses Tanggal 22 Mei 2016.

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No.KEP-346/BL/2011 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten dan Perusahaan Publik.

Bapepam. (1997). Peraturan Nomor IX.C.7:

tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum oleh Perusahaan

Menengah atau

Kecil.http://www.bapepam.go.id.April 2015

Bapepam-LK. (2011). Peraturan Nomor X.K.2:

tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik.

http://www.martinaberto.co.id. April 2015.

Bapepam-LK. (2012). Peraturan Nomor X.K.6:

tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.

http://www.bapepam.go.id. April 2015.

Neraca. 2013. Telat Laporan Keuangan BEI siapkan sanksi tegas. Diakses tanggal 19 Mei 2016.

OJK Nomor 29/POJK.04/2016. Tentang Laporan Bursa Efek

www.idx.co.id

www. ojk.go.id. Peraturan ojk Nomor:

29/POJK.04/2016

www.bapepam.go.id. diakses pada 18 Mei 2015.

www.cnnindonesia.com.diakses tanggal 28 Mei 2015.

www.idx.co.id.diakses pada 8 April 20

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini sejalan juga dengan penelitian Sari (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen, yang disebabkan suatu

Selain itu, dalam memenuhi tingkat pelayanan maka dapat diketahui tentang persepsi seorang pengunjung atau pemustaka terhadap layanan yang ada di

Kegiatan pengeluaran obat yang dilakukan oleh distributor adalah berkaitan dengan kegiatan pemasokan obat dimana dalam hal ini distributor yang sudah

Perbedaan formulasi dari ketiga perlakuan tidak memberikan pengaruh terhadap nilai L karena bahan penyusunnya yang meliputi madu bubuk, tepung kerabang telur, asam sitrat dan

Strategi pemecahan masalah-masalah tersebut di atas yaitu salah satunya dengan memanfaatkan aplikasi yang sms gateway yang dapat memberikan kemudahan kepada wali

Penelitian yang dilakukan oleh Mahadi Saputra, Universitas Pamulang (Jurnal Pemasaran Kompetitif ISSN No.print 2598-0823 Vol. 2 No.1 Oktober 2018) mengenai “Pengaruh

Tindak pidana yang hanya diancam dengan pidana penjara dapat diganti oleh hakim menjadi pidana denda, kecuali untuk residive (pengulangan)a. Menurut Pasal 71, pidana

Daya tarik wisata sangat erat terkait dengan infrstruktur dan layanan wisata yang aman nyaman dan menyenangkan. Meskipun suatu obyek wisata memiliki keunggulan dari