345
ANDALIMAN (Zanthoxylum acanthopodium DC.)
TUMBUHAN REMPAH SUMATERA UTARA: PEMANFAATAN DAN POTENSI
ANDALIMAN (Zanthoxylum acanthopodium DC.) NORTH SUMATRA SPICE PLANTS: UTILIZATION AND POTENCY
Yati Nurlaeni, Risha Amilia Pratiwi
Kebun Raya Cibodas - Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya Badan Riset dan Inovasi Nasional
Jl. Kebun Raya Cibodas, Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43253
Korespondensi : [email protected]
ABSTRAK
Andaliman merupakan tumbuhan liar yang telah umum dimanfaatkan sebagai rempah oleh suku Batak di Sumatra Utara. Akan tetapi, selain sebagai rempah, andaliman memiliki beberapa manfaat yang belum diketahui oleh masyarakat secara luas. Untuk itu, kajian mengenai pemanfaatan dan potensi andaliman secara komprehensif perlu dilakukan.
Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara terhadap masyarakat Sumatra Utara untuk mengetahui pemanfaatan andaliman yang dilanjutkan dengan penelusuran literatur ilmiah nasional maupun internasional untuk mengungkap potensi andaliman. Berdasarkan hasil wawancara, andaliman telah dimanfaatkan sebagai bumbu khas masakan Batak dan berbagai produk turunan makanan maupun minuman. Andaliman juga berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri, sumber obat tradisional, meningkatkan sistem imunitas manusia maupun ternak, antibakteri, antioksidan, antidiabetes, antikanker, antiinflamasi, antipenuaan, antijerawat, antifertilitas, antiosteoporosis, pestisida nabati, dan pengawet makanan. Andaliman memiliki potensi besar yang dapat dikembangkan untuk menambah nilai jualnya sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
Kata kunci: masakan tradisional, rempah, suku Batak
ABSTRACT
Andaliman is a wild plant that is utilized as a spice by the Batak people in North Sumatra.
However, apart from being a spice, andaliman has several benefits that are not widely known by the public. For this reason, a study that discusses the utilization and potency of andaliman is being necessity. This research was carried out by interviewing the people of North Sumatra to investigate the utilization of andaliman, followed by a scientific literature research in national and international journal database to reveal the potency of andaliman. Based on the interview, andaliman has been utilized as spice in Batak traditional cuisine and many food and beverage product derivatives. Andaliman also has several potency in producing the essential oils, source of traditional medicines, improving the human and livestock immune system, serving the antibacterial, antioxidant, antidiabetic, anticancer, antiinflamation, antiaging, antiacne, antifertility, antiosteoporosis, and botanical pesticide activities, also as food preservative.
Andaliman has a great potency to be developed to increase its selling value and by the end it can increase farmers welfare.
346 Keywords: Batak, spices, traditional cuisine
PENDAHULUAN
Andaliman merupakan tumbuhan liar anggota dari genus Zanthoxylum, salah satu anggota suku Rutaceae (jeruk- jerukan). Perawakan andaliman berupa semak dengan tinggi mencapai 6 m, berbatang kayu dengan diameter sekitar 5- 10 cm, serta berduri pada batang dan rantingnya. Daunnya majemuk, menyirip gasal, berhadapan, berwarna hijau, kedua permukaan kasap, terdapat kelenjar minyak yang mencolok, tepi daun rata atau bergerigi, terdiri dari 3-7 anak daun berbentuk bundar telur melonjong sampai melanset (Hartley, 1966). Tumbuhan liar ini merupakan salah satu rempah khas yang biasa digunakan pada masakan tradisional Batak di daerah sekitar Danau Toba, Provinsi Sumatra Utara. Andaliman biasa pula disebut dengan merica batak karena bentuknya yang seperti merica. Buah andaliman yang masih muda berwarna hijau, bulat dan kecil, lebih kecil dari merica, mengeluarkan wangi seperti lemon, memiliki rasa tajam yang khas, dan dapat merangsang produksi air liur. Buah yang telah matang berwarna merah tua sampai merah kecoklatan dan warnanya cepat berubah menjadi hitam setelah dipetik.
Gambar 1. Tumbuhan Andaliman yang sedang berbuah
Andaliman hanya dapat tumbuh baik di dataran tinggi dengan ketinggian 1200- 1500 mdpl dan suhu 15-180C. Sebaran andaliman di Indonesia meliputi Kabupaten Toba Samosir, Humbang Hasundutan, dan Samosir yang termasuk pada Provinsi Sumatra Utara. Hal ini mengindikasikan bahwa andaliman memiliki kriteria tempat tumbuh yang spesifik (Hartley 1966;
Hasairin 2014).
Dalam mengungkap potensi tumbuhan, terdapat kategorisasi yang telah dikembangkan oleh peneliti sebelumnya.
Kegunaan tumbuhan dirangkum sebagai
"TREES", yaitu singkatan dari Timber, Restoration, Ecological, Educational and recreation, dan Source of sustenance (Seth, 2003). Penelitian ini fokus pada kajian mengenai potensi source of sustenance andaliman, meliputi rempah, pengawet makanan, bahan obat-obatan, pestisida nabati, dan minyak esensial.
Andaliman memiliki banyak fungsi penting bagi masyarakat. Tumbuhan andaliman selain sebagai rempah pada masakan tradisional Batak, juga sebagai penghasil minyak atsiri (Wijaya et al., 2019;
Saragih & Arsita, 2019; Sibero et al., 2020);
antioksidan (Kristanty & Suriawati 2014;
Karnady 2015; Wijaya et al. 2019);
antifungi (Devi et al. 2015); antibakteri (Parhusip et al. 2010; Sitanggang et al.
2019; Susanti et al. 2020); potensial sebagai bahan obat antidiabetes (Harahap et al. 2018; Worotikan et al. 2018); dan antikanker (Tjahjandarie et al. 2019; Satria 2020; Sibero et al. 2020). Akan tetapi, potensi-potensi tersebut belum banyak diketahui masyarakat umum. Oleh karena itu, kajian komprehensif tentang pemanfaatan dan potensi andaliman menjadi diperlukan.
347 BAHAN DAN METODE
Informasi mengenai pemanfaatan andaliman dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan sepuluh orang petani andaliman di Kabupaten Samosir, lima orang petani andaliman di Kabupaten Dairi, seorang pemerhati andaliman di Tobasa, tiga orang pengusaha olahan andaliman di Samosir, dua orang penjual masakan khas Batak di Samosir, dua orang penjual masakan khas Batak di Kota Medan, serta 4 orang pengepul dan pedagang andaliman di kota Medan.
Responden dipilih secara purposive sampling berdasarkan pengetahuan mengenai pemanfaatan andaliman.
Pencarian informasi mengenai potensi andaliman dilakukan melalui penelusuran referensi digital menggunakan kata kunci seperti “potensi andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.), rempah, minyak atsiri, obat tradisional, memperkuat sistem imun, antibakteri, antioksidan, antidiabetes, antikanker, antiinflamasi, antipenuaan, antijerawat, pestisida nabati, antifertilitas, pakan ternak, pengawet makanan, dan kandungan senyawa kimia andaliman". Artikel yang relevan dengan kata kunci tersebut diambil dari jurnal nasional maupun internasional yang terbit sampai bulan Oktober 2021. Bahasa dalam artikel yang digunakan dibatasi pada bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
Informasi tentang potensi andaliman diambil secara manual dari artikel yang telah dikumpulkan. Kegiatan penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Oktober 2021.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemanfaatan andaliman berdasarkan hasil wawancara
Berdasarkan hasil wawancara, secara umum buah andaliman banyak digunakan sebagai bumbu masakan tradisional suku Batak, seperti pada masakan ikan mas arsik (gulai ikan mas tanpa santan), natinombur (ikan panggang dengan bumbu sambal andaliman), saksang (daging yang dimasak dengan rempah andaliman), manuk napinadar (ayam yang dipanggang dan di campur dengan darah ayam tersebut), dengke mas na niura (ikan mentah yang difermentasi dengan bumbu), ayam gota, mie gomak, tanggo tanggo, dan sambal andaliman.
Buah andaliman sebagai rempah disukai mengingat rasanya yang khas dengan aroma jeruk, pedas, dan pahit, sehingga menggugah selera makan. Rempah ini, selain diolah dengan ikan atau daging, juga dikonsumsi sebagai sambal, terutama sebagai pelengkap makanan yang diolah dengan cara dibakar atau digoreng. Sejak zaman dahulu, buah andaliman juga dicampurkan dalam makanan olahan untuk tujuan pengawetan. Hal ini dilakukan mengingat teknik perpanjangan waktu kedaluwarsa makanan olahan dengan cara penggaraman terbatas karena kurangnya sumber garam di daerah dataran tinggi Danau Toba.
Selain sebagai rempah, berbagai produk turunan andaliman juga telah dikembangkan di Sumatra Utara, seperti bubuk andaliman, bandrek andaliman, teh andaliman, keripik rasa andaliman, permen andaliman, dan pizza andaliman. Seiring dengan perkembangan zaman dan merebaknya trend berbagai varian
348 makanan kekinian, masyarakat Danau Toba
dan sekitarnya juga mulai membuat berbagai varian makanan dan minuman dengan beraneka aroma dan menggunakan andaliman sebagai salah satu bahannya.
Andaliman segar maupun dalam bentuk bubuk bahkan produk seperti sambal andaliman sudah banyak diperjualbelikan secara online.
Dalam kondisi cuaca dingin, terutama di dataran tinggi dan pegunungan dengan ketinggian lebih dari 1200 mdpl, buah andaliman dikunyah untuk menghangatkan badan dan mengatasi masuk angin.
Kearifan lokal masyarakat Batak yaitu mengunyah buah andaliman untuk menghangatkan badan ketika kedinginan, untuk pemulihan setelah terserang penyakit, serta menambah nafsu makan.
Kandungan senyawa kimia andaliman Buah andaliman kaya akan kandungan flavonoid, kuinon, steroid terpenoid, tanin, alkaloid jenis terpene, benzo phenthridine, pyranoquinoline, kwarter isoquinoline, aporphyrine, dan beberapa jenis lignin (Kristanty, 2014; Susanti dkk., 2020).
Senyawa aromatik utama dalam andaliman adalah β-myrcene, limonene, (Z)-β- ocimene, linalool, citronellal, β-citronellol, neral, geraniol, geranial, dan geranyl acetate. Kandungan ekstrak metanol buah andaliman adalah terpene dan turunan terpenoid, senyawa turunan alifatik (neoherculin; etil linoleat; etanol, 2-(3,3- dimethylcyclohexylidene), dan 9,12- oktadekadienoil klorida (Wijaya et al., 2019; Saragih & Arsita, 2019; Sibero et al., 2020; Frederick et al., 2021). Kandungan senyawa-senyawa aktif ini yang berperan dalam beragam potensi andaliman.
Andaliman sebagai penghasil minyak atsiri Dalam minyak atsiri andaliman terdapat 63 senyawa utama (99,32%), termasuk diantaranya estragole (15,46%), eucalyptol (10,94%), -caryophyllene (5,52%), cis- linalool oksida (3,76%), dan cis-limonene oksida (3,06%). Senyawa volatil utama dalam andaliman adalah geranyl asetat (32,04%) dan limonene (15,80%) dengan citronelal dan limonene sebagai senyawa aromatik (He et al., 2018).
Andaliman sebagai obat tradisional Andaliman telah dimanfaatkan secara tradisional dalam pengobatan berbagai penyakit. Buahnya dapat dimakan secara terpisah atau dicampur dengan bahan makanan lain untuk mengobati dispepsia seperti mual, kembung, sakit maag dan gejala sakit perut lainnya.
Untuk mengobati sakit gigi, buah segar andaliman dihancurkan hingga menjadi pasta, lalu dioleskan pada gusi untuk mengurangi rasa sakit. Ekstrak buah andaliman kadar 4% efektif menurunkan jumlah bakteri rongga mulut sehingga dapat digunakan sebagai obat kumur alternatif untuk mencegah terjadinya karies gigi (Lubis, 2020). Rebusan akar andaliman juga dapat digunakan untuk mengobati sakit gigi. Manfaat buah andaliman sebagai obat sakit gigi dan penghangat badan ini terkait dengan kandungan minyak atsirinya (Kholibrina &
Aswandi, 2021).
Untuk aplikasi sebagai obat luar, buah andaliman dihancurkan menjadi lotion untuk pengobatan kudis. Kulit batang andaliman dapat direbus dan digunakan sebagai obat demam, masuk angin, dan obat anticacing.
349 Andaliman juga sebagai analgesik yang
dapat mengurangi atau menghilangkan rasa sakit. Kandungan zat besi yang tinggi dalam buah andaliman membantu pembentukan hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang bertanggung jawab untuk membawa oksigen ke semua organ dan jaringan. Kondisi ini akan memperlancar sistem peredaran darah di tubuh (Natasutedja et al., 2020; Susanti et al., 2020).
Selain orang Batak di dataran tinggi Danau Toba, masyarakat Himalaya, Tibet dan sekitarnya juga menggunakan andaliman sebagai aromatik, tonik, pembangkit nafsu makan, dan obat sakit perut (Yonzone et al., 2012; (Yonzone, 2016). Berdasarkan keberhasilan pengalaman pemanfaatan secara tradisional, andaliman memiliki prospek yang besar sebagai bahan obat herbal (Bhatt et al., 2018; Muzafri, 2019).
Andaliman berpotensi memperkuat sistem imun
Ekstrak buah andaliman dapat meningkatkan jumlah sel darah putih sehingga meningkatkan kinerja sistem imunostimulan seluler tikus. Pelarut etanol tidak berpengaruh negatif terhadap sistem kekebalan tubuh tikus dalam penelitian.
Pada hewan ternak, buah andaliman suplementasi tepung (TBA) meningkatkan imunitas ayam broiler yang terlihat dari peningkatan bobot pada bursa fabricius (Purba & Sinaga, 2017; Faradillah et al., 2020). Pemberian ekstrak andaliman, nanopartikel andaliman, dan nanoenkapsulasi andaliman dapat meningkatkan jumlah leukosit dan diferensiasi leukosit burung puyuh. Nilai rasio H/L dapat menurun ketika diberikan
perlakuan andaliman pada burung puyuh yang sebelumnya telah diinduksi imunosupresan (Ulfa et al., 2020).
Buah andaliman juga berpotensi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia. Dengan kandungan zink yang tinggi, T sel yang berfungsi untuk mengontrol respon kekebalan tubuh akan aktif untuk menyerang patogen penyebab penyakit (Rajendra & Samuel, 2016).
Andaliman sebagai antibakteri
Ekstrak heksana buah andaliman memiliki aktivitas antibakteri terhadap Mycobacterium smegmatis. Ekstrak metanol buah andaliman memiliki aktivitas antibakteri yang lebih baik daripada pelarut air dan heksana terhadap Escherichia coli, Salmonella typhimurium, dan Staphylpcoccus aureus. Ekstrak etil asetat buah andaliman mampu menghambat pertumbuhan E. coli. Ekstrak n-heksana dan etil asetat buah andaliman bermanfaat sebagai antibakteri terhadap Salmonella typhi, Bacillus subtilis dan S.
aureus (Julistiono et al., 2018; Muzafri, 2019; Sitanggang et al., 2019; Susanti et al., 2020).
Andaliman sebagai antioksidan
Ekstrak kasar andaliman memiliki aktivitas biologis yang potensial sebagai agen antioksidan dan antimikroba (Djati, 2019). Ekstrak etanol dan fraksi alkaloid buah andaliman menunjukkan adanya aktivitas antioksidan kategori kuat dan sangat kuat. Aktivitas antioksidan dalam ekstrak buah andaliman dengan pelarut aseton, etil asetat, dan etanol berturut- turut memiliki nilai IC50 sebesar 857,71 ppm, 359,99 ppm, dan 344,75 (Masri, 2017; Rienoviar et al., 2019; Napitupulu et al., 2020; Susanti et al., 2020). Buah
350 andaliman mengandung beberapa
senyawa antioksidan, seperti fitosterol, terpen, karoten, sejumlah besar gamma- tokoferol, pigmen larut dalam lemak, asam linoleat dan palmitat (Asbur &
Khairunnisyah, 2018; Bhatt et al., 2018).
Selain itu buah andaliman mengandung asam alifatik amida, buah dan daun andaliman mengandung terpenoid, alkaloid, flavonoid, dan fenolat lain yang dapat berfungsi sebagai antioksidan (Purba
& Sinaga, 2017; Wijaya et al., 2019;
Napitupulu et al., 2020; Sinaga &
Prasetyo, 2020; Faradillah et al., 2020).
Andaliman sebagai antidiabetes
Ekstrak etanol buah andaliman memiliki aktivitas antidiabetes, khususnya diabetes nefropati, dengan cara memperbaiki sel-sel ginjal yang rusak akibat tingginya kadar glukosa darah.
Ekstrak etanol buah andaliman juga memiliki aktivitas penghambatan enzim α- glukosidase dengan nilai IC50 56,79 ± 1,43 µg/mL yang lebih efektif secara signifikan dari akarbose (obat penurun kadar gula darah) yaitu 131,57 ± 0,84 µg/mL.
(Harahap, 2018; Worotikan et al., 2018).
Andaliman sebagai antikanker
Ekstrak etanol buah andaliman berpotensi untuk pengobatan kanker payudara. Fraksinasi kloroform buah andaliman pH 7 menghambat sel 4TI dengan nilai IC50 sebesar 71,87 µg/mL.
Ekstrak metanol buah andaliman sitotoksik melawan sel leukemia murine P388 dengan IC50 = 19,14 µg / mL. Ekstrak etanol biji andaliman menghambat perkembangan lini sel MCF-7. Ekstrak etanol, fraksi n- heksan, fraksi klorofom pH 3, pH 7, dan pH 11 buah andaliman memiliki aktivitas sitotoksik pada sel kanker WiDr yang
merupakan turunan dari sel kanker kolon HT-29 (Himamulum, 2017; Panggabean et al., 2019; Rosidah et al., 2019;
Tjahjandarie et al.,2019; Syari, 2019; Arsita et al., 2019; Satria, 2020; Sibero, 2020).
Andaliman sebagai antiinflamasi
Berbagai senyawa antioksidan dan asam organik seperti fitosterol dan terpene yang terkandung di andaliman diidentifikasi sebagai antiinflamasi (Asbur &
Khairunnisyah, 2018; Natasutedja et al., 2020; Susanti et al., 2020).
Andaliman sebagai antipenuaan dan antijerawat
Gel yang terbuat dari ekstrak buah andaliman dapat melembapkan kulit, membuat warna kulit lebih merata, mengecilkan ukuran pori-pori, dan menurunkan jumlah noda hitam dan kerutan. Dari evaluasi potensi anti jerawat, penyembuhan jerawat tercapai setelah empat minggu pemakaian andaliman (Hanum Ismanelly & Laila, 2018).
Andaliman sebagai antifertilitas
Masyarakat suku Karo Toba telah menggunakan buah andaliman sebagai alat kontrasepsi secara turun-temurun sebagai antifertilitas untuk menjarangkan kehamilan. Berdasarkan hasil penelitian Batubara et al., (2020) uji kimia dengan menggunakan metode fitokimia terhadap mencit, pemberian ekstrak daun andaliman berpengaruh terhadap gambaran histologis ovarium mencit betina dewasa karena mempengaruhi oogenesis dan ovulasi.
Akan tetapi hasil penelitian tersebut masih fluktuatif. Kemungkinan disebabkan ekstrak yang digunakan adalah ekstrak
351 kasar, belum dilakukan isolasi kandungan
kimianya.
Andaliman sebagai antiosteoporois
Beberapa mineral penting juga ditemukan meskipun dalam jumlah kecil.
Beberapa di antaranya adalah fosfor, mangan, tembaga, dan besi. Semua elemen penting ini diperlukan untuk membangun tulang yang kuat dan mencegah osteoporosis (Asbur &
Khairunnisyah, 2018).
Andaliman sebagai pestisida nabati Minyak esensial dari andaliman secara keseluruhan maupun senyawa-senyawa utamanya secara terpisah (estragole dan eucalyptol) menghasilkan aktivitas larvasida yang signifikan. Minyak atsiri andaliman dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai agen potensial untuk mengendalikan larva nyamuk malaria (He et al., 2018).
Andaliman sebagai pengawet makanan Ekstrak buah andaliman 5% merupakan konsentrasi optimal untuk memperpanjang masa simpan bakso pada suhu ruang (27oC) sampai hari kedua (Sinaga, 2015).
Penambahan tepung buah andaliman sebanyak 35-40 gram menghasilkan kualitas dan rasa makanan yang tetap baik, ditunjukkan dengan normalnya nilai pH, kadar air, dan uji organoleptik daging ayam broiler (Tarigan et al., 2017). Perendaman daging itik afkir dalam larutan tepung buah andaliman tidak mempengaruhi nilai susut masak, daya ikat air, rasa, dan tekstur namun dapat mengurangi bau amis daging tersebut sehingga masih dapat dikonsumsi dalam jangka waktu delapan jam berdasarkan uji organoleptik (Purba et al., 2017).
Penelitian pengaruh konsentrasi ekstrak andaliman dan lama penyimpanan terhadap mutu dan citarasa nugget tempe menunjukkan bahwa konsentrasi andaliman dengan persentase berbeda- beda memberikan peningkan kualitas yang berbeda nyata (P<0,05), diukur dari total plate count (cfu/ml), uji organoleptik rasa sebelum digoreng, uji organoleptik rasa sesudah digoreng, uji organoleptik aroma sebelum digoreng, dan uji organoleptik aroma sesudah digoreng. Lama penyimpanan yang berbeda-beda memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap kadar air (%), kadar lemak (%), kadar protein (%), total plate count (cfu/ml), dan kadar serat (%).
Interaksi antara konsentrasi andaliman dengan lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap total plate count (cfu/ml) (Tambunan, 2019).
Pengukuran karakteristik sosis ayam dengan penambahan bubuk buah andaliman yang meliputi fisik (pH dan warna L*), kimia (antioksidan), warna, aroma, rasa, dan tekstur selama penyimpanan, serta penerimaan keseluruhan selama penyimpanan hari ke- 0, hari ke-3, dan hari ke-6 menunjukkan bahwa penambahan bubuk buah andaliman baik dilakukan dalam pengawetan sosis ayam tersebut.
Perlakuan terbaik yaitu penambahan bubuk andaliman 2% pada sosis dengan lama penyimpanan 6 hari yang menghasilkan pH 6,15, warna L* 56,05, antioksidan 34,65, dan nilai mutu hedonik warna 4,04 (cokelat), aroma 4,08 (beraroma andaliman), rasa 4,28 (berasa andaliman), tekstur 3,12 (agak kenyal), nilai hedonik warna 3,20 (agak tidak suka), aroma 3,76 (agak suka), rasa 3,48 (agak
352 tidak suka), tekstur 4,00 (agak suka), dan
penerimaan keseluruhan 3,36 (agak suka) (Silalahi et al., 2021).
SIMPULAN
Andaliman telah dimanfaatkan sebagai bumbu khas masakan Batak dan berbagai produk turunan makanan maupun minuman. Andaliman juga berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri, sumber obat tradisional, meningkatkan sistem imunitas manusia maupun ternak, antibakteri, antioksidan, antidiabetes, antikanker, antiinflamasi, antipenuaan, antijerawat, antifertilitas, antiosteoporosis, pestisida nabati, dan pengawet makanan.
Andaliman memiliki potensi besar yang dapat dikembangkan untuk menambah nilai jualnya sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada para responden dan masyarakat di Kabupaten Samosir, Kabupaten Tobasa, Kabupaten Dairi, dan Kota Medan yang telah memberikan informasi mengenai pemanfaatan andaliman.
DAFTAR PUSTAKA
Arsita, E. V., Saragih, D. E., & Aldrin, K. (2019).
Anticancer potential from ethanol extract of Zanthoxylum acanthopodium DC. seed to against MCF-7 cell line. IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science.
https://doi.org/10.1088/1755- 1315/293/1/012016
Asbur, Y., & Khairunnisyah, K. (2018).
Pemanfatan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) sebagai tanaman
penghasil minyak atsiri. Kultivasi.
https://doi.org/10.24198/kultivasi.v1 7i1.15668
Batubara, M. S., Ginting, N., Safri, I., Tua, S., & Umar, K. (2020). Osmoregulation and Toxicity Test Ethanolic Extracts of Andaliman Leaves (Zanthoxylum acanthopodium D. C.) Against Physiological of Goldfish (Cyprinus carpio L.). Journal of Physics:
Conference Series.
https://doi.org/10.1088/1742- 6596/1477/7/072012
Bhatt, V., Kumar, N., Sharma, U., & Singh, B. (2018). Comprehensive metabolic profiling of Zanthoxylum armatum and Zanthoxylum acanthopodium leaves, bark, flowers and fruits using ultra high performance liquid chromatography . Separation Science Plus.https://doi.org/10.1002/sscp.201 800004
Devi, O., Rao, K., Bidalia, A., Wangkheirakpam, R., & Singh, O.
(2015). GC-MS Analysis of Phytocomponents and Antifungal Activities of Zanthoxylum acanthopodium DC. Collected from Manipur, India. European Journal of
Medicinal Plants.
https://doi.org/10.9734/ejmp/2015/1 9353
Elenora Kristanty, R., & Suriawati, J. (2014).
Cytotoxic and antioxidant activity of petroleum extract of Andaliman fruits (Zanthoxylum acanthopodium DC.).
International Journal of PharmTech Research.
Faradillah, F., Santi, M. A., Sipahutar, L. W., Nurmi, A., & Mahmud, A. (2020).
Effects of Andaliman
(Zantoxylumachantopodium, DC) Supplementation on Broiler Immunity. Journal of Physics:
353
Conference Series.
https://doi.org/10.1088/1742- 6596/1477/7/072009
Frederick, E. H., Sibero, M. T., Wijaya, A. P., Syafitri, E., Siswanto, A. P., Murwani, R., Wijayanti, D. P., Sabdono, A., Pringgenies, D., & Radjasa, O. K.
(2021). Preliminary Evaluation of Anti Fish Pathogenic Bacteria and Metabolite Profile of Andaliman Fruit (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Ethanol Extract. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 750(1), 12026.
Hanum Ismanelly, T., & Laila, L. (2018).
Evaluation of anti-aging and anti-acne effect of andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium DC.) ethanolic extract peel off gel mask. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research.
https://doi.org/10.22159/ajpcr.2018.
v11s1.26576
Harahap, M. S. (2018). Aktivitas Penghambatan Enzim α-Glukosidase Ekstrak Etanol Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Secara In Vitro.
Harahap, U., Hasibuan, P. A. Z., Sitorus, P., Arfian, N., & Satria, D. (2018).
Antimigration activity of an ethylacetate fraction of Zanthoxylum acanthopodium DC. fruits in 4T1 breast cancer cells. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention.
https://doi.org/10.22034/APJCP.2018 .19.2.565
Hartley, T. G. (1966). A revision of the Malesian species of Zanthoxylum (Rutaceae). Journal of the Arnold Arboretum, 47(3), 171–221.
Hasairin, A. (2014). Variasi, keunikan dan ragam makanan adat etnis batak toba
suatu kajian prospek etnobotani.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 20(75), 21–26.
He, Q., Wang, W., & Zhu, L. (2018).
Larvicidal activity of Zanthoxylum acanthopodium essential oil against the malaria mosquitoes, Anopheles anthropophagus and Anopheles sinensis. Malaria Journal.
https://doi.org/10.1186/s12936-018- 2341-2
Himamulum, S. (2017). Uji Sitotoksik Senyawa Alkaloid dari Buah
Andaliman (Zanthoxylum
acanthopodium DC.) Terhadap Sel Kanker WiDr.
Julistiono, H., Lestari, F. G., Iryanto, R., &
Lotulung, P. D. (2018).
Antimycobacterial activity of fruit of Zanthoxylum acanthopodium DC against M ycobacterium smegmatis.
Avicenna Journal of Phytomedicine.
https://doi.org/10.22038/ajp.2018.18 070.1703
Karnady, V. (2015). Comparison on in vitro digestion effect of antioxidant and antihyperglycemic activity from
Andaliman (Zanthoxylum
acanthopodium DC.) and Japanese pepper (Zanthoxylum piperitum DC.) crude extract. Graduate Thesis, Bogor Agricultural University, Indonesia.
Graduate School of Bogor Agricultural University.
Kholibrina, C. R., & Aswandi, A. (2021). The Ethnobotany and Ethnomedicine of Zanthoxylum acanthopodium in Lake Toba, North Sumatra, Indonesia.
Jurnal Lahan Suboptimal: Journal of Suboptimal Lands, 10(1), 78–90.
Lubis, N. S. (2020). Efektifitas Berkumur Ekstrak Andaliman 4%(Zanthoxylum achantopodium DC.) Terhadap
354 Penurunan Jumlah Bakteri pada Siswa
Sekolah SMAN 1 Medan.
Masri, P. (2017). Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Alkaloid dari Ekstrak Etanol Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC).
Muzafri, A. (2019). Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Pada Staphylococus aureus. Jurnal Sungkai.
Napitupulu, F. I. R., Wijaya, C. H., Sulistiyani, Prangdimurti, E., Akyla, C., Yakhin, L. A., & Indriyani, S. (2020).
Comparison of several processing methods in preserving the flavor properties of andaliman (Zanthoxylum acanthopodium dc.) fruit. Journal of Engineering and Technological Sciences.
https://doi.org/10.5614/j.eng.technol .sci.2020.52.3.7
Natasutedja, A. O., Lumbantobing, E., Josephine, E., Carol, L., Junaedi, D. I., Normasiwi, S., & Putra, A. B. N.
(2020). Botanical Aspects, Phytochemicals and Health Benefits of Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium). Indonesian Journal of Life Sciences| ISSN: 2656-0682 (Online), 2(1), 8–15.
Panggabean, L., Nurhamidah, N., & Dewi, H. (2019). Profil Fitokimia Dan Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol Tumbuhan
Andaliman (Zanthoxylum
Acanthopodium DC) Menggunakan Metode BSLT. Universitas Bengkulu.
Parhusip, A. J., Jenie, B. S. L., Rahayu, W. P.,
& Yasni, S. (2010). Effect of
Andaliman (Zanthoxylum
acanthopodium DC) Extracts upon Permeability and Hidrophobicity of Bacillus cereus. Jurnal Teknologi Dan
Industri Pangan.
Purba, S. T., & Sinaga, D. P. (2017). Evaluasi Potensi Ekstrak Tumbuhan Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium) sebagai Potensi Imunostimulan Pada Tikus (Rattus norvegicus L.).
Purba, Y. E., Soetrisno, E., & Sulistyowati, E.
(n.d.). Pengaruh Perendaman Daging Itik Afkir Dalam Larutan Tepung Buah
Andaliman (Zanthoxylum
acanthopodium DC) Sebagai Pengawet Terhadap Susut Masak, Daya Ikat Air, Dan Uji Organoleptik.
Universitas Bengkulu.
Rajendra Y, Rs. (2016). No TitleZanthoxylumAcanthopodiumDC.
(Rutaceae)-a favourable ethnomedicinal fruit for the local inhabitants of darjeeling himalaya of west bengal, India. Journal of Complementary Medicine &
Alternative Healthcare, 1(1):001-0.
https://doi.org/10.19080/JCMAH.201 6.01.555554
Rienoviar, -, Heliawati, L., & Khoiriyah, A.
(2019). Aktivitas Antioksidan dan Identifikasi Senyawa Aktif dalam Ekstrak Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.).
Warta Industri Hasil Pertanian.
https://doi.org/10.32765/wartaihp.v3 6i2.5668
Rosidah, R., Hasibuan, P. A. Z., Haro, G., &
Satria, D. (2019). Cytotoxicity Activity of Ethanol Extract of Andaliman Fruits (Zanthoxylum acanthopodium DC.) towards 4T1 Breast Cancer Cells.
Indonesian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research, 2(2), 31–35.
Saragih, D. E., & Arsita, E. V. (2019).
Kandungan fitokimia Zanthoxylum acanthopodium dan potensinya sebagai tanaman obat di wilayah
355 Toba Samosir dan Tapanuli Utara,
Sumatera. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia.
https://doi.org/10.13057/psnmbi/m0 50114
Satria, D. (2020). Aktivitas Antikanker dan Antioksidan Fraksi Etilasetat Buah
Andaliman (Zanthoxylum
acanthopodium DC.) dan Herba Poguntano (Picria fel-terrae Lour.).
Seth, M. K. (2003). Trees and their economic importance. The Botanical Review, 69(4), 321–376.
Sibero, M. T., SISWANTO, A. P., MURWANI, R., FREDERICK, E. H., WIJAYA, A. P., SYAFITRI, E., FARABI, K., SAITO, S., &
IGARASHI, Y. (2020). Antibacterial, cytotoxicity and metabolite profiling of crude methanolic extract from
andaliman (Zanthoxylum
acanthopodium) fruit. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 21(9).
Silalahi, M., Indriyani, I., & Mursyid, M.
(n.d.). Karakteristik Sosis Ayam dengan Penambahan Bubuk Buah
Andaliman (Zanthoxylum
acanthopodium DC) Selama Penyimpanan. Karakteristik Sosis Ayam Dengan Penambahan Bubuk Buah Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium DC) Selama Penyimpanan.
Sinaga, R. E., & Prasetyo, H. A. (2020).
Analisis Kadar Minyak Atsiri Andaliman Desa Bandar Huta Usang Kabupaten Dairi (Zanthoxylum acantophodium D.). Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains (SAINTEKS), 1(1), 655–657.
Sinaga, V. (2015). Potensi Ekstrak Buah
Andaliman (Zanthoxylum
Acanthopodium Dc) Sebagai Pengawet Alami Bakso. UAJY.
Sitanggang, F. M. C., Duniaji, A. S., &
Pratiwi, I. D. P. K. (2019). Daya Hambat Ekstrak Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) Dalam Etil Asetat Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Pangan (ITEPA).
https://doi.org/10.24843/itepa.2019.
v08.i03.p04
Susanti, N., Situmorang, E., & Fitri, W.
(2020). Effectiveness of the Antibacterial Activity of n-Hexane
Andaliman (Zanthoxylum
Acanthopodium DC) Extract Against Bacillus subtilis, Salmonella typhi, and Staphylococcus aureus. Journal of Physics: Conference Series.
https://doi.org/10.1088/1742- 6596/1462/1/012072
Syari, D. M. (2019). Aktivitas Penghambatan Siklus Sel dan Pemacuan Apoptosis Alkaloid Buah
Andaliman (Zanthoxylum
acanthopodium DC.) Terhadap Sel 4T1 dan Ekspresi Protein PI3K.
Tambunan, S. E. W. (2019). Aplikasi Ekstrak Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) Sebagai Pengawet dan Pemberi Citarasa pada Nugget Tempe.
Tarigan, B. A., Prakoso, H., & Soetrisno, E.
(n.d.). Pengaruh Pemberian Larutan Tepung Buah Andaliman (Zanthxylum Acanthopodi Dc) Sebagai Pengawet Daging Ayam Broiler Terhadap Daya Simpan, Nilai Ph Dan Uji Sifat Organoleptik. Universitas Bengkulu.
Tjahjandarie, T., Irza Gunawan, A. N., Saputri, R. D., & Tanjung, M. (2019).
Senyawa Senyawa Alkaloid Furokuinolin dari Kulit Batang Zanthoxylum acanthopodium DC.
Jurnal Sains Dan Kesehatan.
https://doi.org/10.25026/jsk.v2i2.121
356 Ulfa, R., Maddu, A., Darusman, H. S., &
Santoso, K. (2020). Gambaran Leukosit Setelah Pemberian Nanoenkapsulasi Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) pada Burung Puyuh Pascainduksi Imunosupresan Deksametason. Jurnal Veteriner Juni, 21(2), 309–318.
Wijaya, C. H., Napitupulu, F. I., Karnady, V.,
& Indariani, S. (2019). A review of the bioactivity and flavor properties of the exotic spice “andaliman”
(Zanthoxylum acanthopodium DC.). In Food Reviews International.
https://doi.org/10.1080/87559129.20 18.1438470
Worotikan, R. V, Tuju, E. A., & Kawuwung, F. (2018). Analisis Efektivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Buah
Andaliman (Zanthoxylum
Acanthopodium Dc) Pada Histopatologi Ginjal Tikus Putih (Rattus Novergicus) Yang Diinduksi Alloksan. JSME (Jurnal Sains, Matematika & Edukasi), 5(1), 29–37.
Yonzone, R, Bhujel, R. B., & Rai, S. (2012).
Medicinal wealth of darjeeling hills used against various ailments. Ad.
Plant Sci, 25(2), 603–607.
Yonzone, Rajendra. (2016). Zanthoxylum Acanthopodium DC. (Rutaceae) - A Favourable Ethnomedicinal Fruit for The Local Inhabitants of Darjeeling Himalaya of West Bengal, India.
Journal of Complementary Medicine
& Alternative Healthcare.
https://doi.org/10.19080/jcmah.2016 .01.555554.