• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN I-1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN I-1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

Bagian ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan asumsi penelitian yang digunakan pada penelitian ini.

1.1 Latar Belakang

Salah satu faktor kunci yang berpengaruh secara signifikan terhadap performa suatu perusahaan adalah perancangan tata letak fasilitas produksi (Sofyan &

Syarifuddin, 2015). Menurut Khan & Tidke (2013), elemen terpenting yang mempengaruhi efisiensi proses produksi adalah tata letak fasilitas. Tata letak fasilitas juga berpengaruh terhadap pola aliran material yang dihasilkan, apabila suatu pabrik memiliki layout fasilitas yang kurang baik maka dapat mengakibatkan pola aliran material yang tidak optimal. Aliran informasi, material, alat, produk, serta tenaga kerja yang cukup tinggi dapat mengakibatkan adanya keterlambatan penyelesaian produk sehingga memperbesar biaya produksi. Dalam proses perancangan fasilitas, aliran material dapat menampilkan gambaran produktivitas dari fasilitas produksi yang digunakan sehingga dapat direncanakan dengan lebih teratur (Apple, 1990).

Menurut BS Kullarkar dalam Tarigan, et.al (2018), desain fasilitas yang baik akan dipengaruhi oleh penataan fisik yang sistematis dari berbagai mesin, stasiun kerja, departemen, area penyimpanan, serta area umum dalam pabrik. Tata letak yang baik akan menjaga biaya tetap rendah dan mengurangi material handling yang tidak perlu sambil mempertahankan aliran produk melalui fasilitas (Khan dan Tidke, 2013).

Dengan perancangan tata letak fasilitas yang baik, dapat meminimalkan adanya gerakan bolak-balik (back tracking) pada proses produksi sehingga mampu meminimalkan jarak perpindahan material dan ongkos material handling yang perlu dikeluarkan. Menurut Vaidya, et. al (2013), tata letak yang efisien juga dapat berpengaruh pada pengurangan production cycle, work in process, idle time,

(2)

I-2

penumpukan, waktu material handling, dan mampu meningkatkan output produksi, dengan implikasi yang signifikan bagi produktivitas.

Menurut Pratiwi, I., et. al (2019), salah satu perimeter dalam menyusun tata letak fasilitas yang optimal yaitu tata letak yang dapat meminimalkan material handling yang disusun dengan perbandingan lurus antara jarak antar aktivitas produksi dan frekuensi perpindahan material, sehingga diperlukan perhitungan ongkos material handling yang dapat membandingkan antara tata letak awal dengan tata letak usulan. Pemilihan ongkos material handling sebagai kriteria tujuan untuk perancangan tata letak yang sukses dikarenakan jumlah biaya material handling cukup besar dan selalu dikeluarkan secara berkelanjutan. Material handling pada hakekatnya adalah suatu kegiatan yang tidak produktif atau tidak menambahkan nilai pada material Ketika dilakukan pemindahan (Susetyo, J., et.

al., 2010).

Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah PT Entri Jaya Makmur.

PT Entri Jaya Makmur merupakan suatu perusahaan yang beroperasi dalam bidang manufaktur yaitu produksi & disributor alat kesehatan rumah sakit dan masyarakat umum. Perusahaan ini didirikan di tanah seluas 839 m2 dan berlokasi di Jl. Ring Road No.95, Randusari RT 01/ RW 30 Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. PT. Entri Jaya Makmur ini memiliki 21 karyawan yang terbagi menjadi 6 orang sebagai staff dan 15 orang sebagai operator. Proses produksi PT. Entri Jaya Makmur terbagi menjadi beberapa stasiun kerja, diantaranya stasiun kerja potong, stasiun kerja tekuk, stasiun kerja pengelasan (welding), stasiun kerja poles, stasiun kerja pengecatan (powder coating), dan assembly. Adapun beberapa macam produk yang diproduksi diantaranya lemari narkotik, biosafety cabinet (BSC), stretcher, bed 3 crank manual, bed 3 crank electric, trolley, overbed table. Dalam proses produksi, PT Entri Jaya Makmur menggunakan bahan baku berupa plat (metal dan stainless steel) dan pipa (metal dan stainless steel). Dalam proses produksinya, PT. Entri Jaya Makmur telah menggunakan tenaga mesin namun tetap manusia sebagai operator mesin-mesin produksi.

Aliran produksi PT Entri Jaya Makmur meliputi pemotongan bahan baku produk, proses tekuk, pengelasan, pemolesan, powder coating, assembly, dan packing. Untuk bahan baku plat, proses pemotongan dilakukan dengan mesin

(3)

I-3

potong Swing Beam Shears QC12Y-6x2500 dilanjutkan proses tekuk menggunakan mesin Hydraulic Press Brake WC67Y-1000x3200. Untuk bahan baku berupa pipa, proses pemotongan dilakukan dengan mesin notcher dilanjutkan proses roll dengan mesin roll. Proses pengelasan dilakukan oleh 4 stasiun kerja yaitu stasiun las 1, stasiun las 2, stasiun las 3, dan stasiun las 4. Stasiun las 1, stasiun las 2, dan stasiun las 4 merupakan stasiun las MIG (Metal Inert Gas) yang berfungsi untuk proses pengelasan part dengan material metal. Stasiun las 3 merupakan stasiun las TIG (Tungsten Inert Gas) yang berfungsi untuk proses pengelasan part dengan material stainless steel. Proses powder coating merupakan proses pengecatan untuk part dengan material metal. Proses pemolesan dilakukan untuk part dengan material stainless steel. Proses assembly merupakan proses untuk merakit part yang telah melewati proses powder coating ataupun proses pemolesan menjadi sebuah produk.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, sistem material handling belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Kendala pada aliran material handling meliputi adanya arus bolak balik (back-tracking) dan cross movement, dan beberapa stasiun kerja ditempatkan berjauhan. Rak bahan baku pipa dengan mesin notcher diletakkan berjauhan dengan jarak 15,25 meter dan membutuhkan waktu selama 120 detik dengan frekuensi 46 kali per bulan, stasiun kerja tekuk dengan stasiun las 2 berjarak 19,25 meter dan membutuhkan waktu perpindahan selama 160 detik, stasiun las 4 dengan area treatment powder coating berjarak sejauh 21,25 meter dibutuhkan waktu perpindahan selama 121 detik. Penataan tata ruang yang tidak teratur juga dapat mengganggu lalu lintas atau transportasi di dalam pabrik, untuk pemindahan produk jadi/setengah jadi yang berukuran besar dan berat perlu digunakan forklift dan hand pallet.

Pada penelitian ini, akan berfokus pada proses produksi untuk produk yang berbahan dasar stainless steel. Hal ini dikarenakan selama melakukan observasi langsung di PT Entri Jaya Makmur, sebagian besar proses produksi adalah untuk produk stainless steel yaitu stretcher type 2, ECG trolley, instrument trolley 3 SAP, instrument trolley type 3, overbed table, dan IV stand kaki 5. Total jarak tempuh material handling untuk 6 jenis produk stainless steel tersebut selama bulan April 2021 pada layout awal adalah sejauh 1.747,70 meter. Besarnya jarak yang ditempuh oleh material handling berpengaruh pada besarnya ongkos material handling.

(4)

I-4

Semakin besar jarak material handling maka semakin besar nilai ongkos material handling. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan tata letak dengan jarak material handling yang lebih kecil sehingga dapat meminimalkan ongkos material handling.

Berdasarkan permasalahan yang ada akan dilakukan perancangan ulang tata letak fasilitas di PT Entri Jaya Makmur. Metode perancangan tata letak fasilitas diantaranya CORELAP (Computerized Relationship Layout Planning), CRAFT (Computerized Relative Allocation of Facilities Technique), BLOCPLAN (Block Layout Overview with Computerized Planning Using Logic and Algorithms), dan lainnya. CORELAP merupakan algoritma yang mudah dijalankan dengan computer, algoritma dijalankan berdasarkan peta hubungan aktivitas, dan setiap proses akan ditampilkan selama pengembangan tata letak. Keterbatasan dari CORELAP adalah tidak dapat menentukan lokasi stasiun kerja yang tetap, bentuk tata letak yang tidak tertib karena menampilkan tata letak fasilitas dalam bentuk tak beraturan. Untuk metode CRAFT, memiliki keunggulan yaitu memungkinkan penetapan lokasi khusus, mudah dijalankan dengan computer dengan waktu yang pendek, biaya dan penghematan dapat ditampilkan. Keterbatasan dari CRAFT adalah perubahan fasilitas harus denngan ukuran yang sama, berdekatan satu sana lain, dan berbatasan dengan fasilitas yang sama, CRAFT juga memiliki rancangan huruf yang sulit, dan hubungan keterkaitan antar fasilitas yang tidak diharapkan tidak diperhitungkan. Dan untuk metode BLOCPLAN memiliki beberapa kelebihan yaitu menggunakan input data kuantitatif dan kualitatif untuk menghasilkan beberapa tata letak block beserta ukurannya (Pinto dan Shayan, 2007), dapat digunakan untuk memecahkan masalah backtracking, aliran material yang tidak teratur, jarak pergerakan, dan penambahan mesin (Tambunan et.al, 2018), dan merupakan salah satu algoritma hybrid yang paling sering digunakan (Siregar et.al, 2020), BLOCPLAN dapat menghasilkan lebih dari satu layout dalam waktu yang bersamaan dengan memperhitungkan hubungan kedekatan antar fasilitas. Fungsi tujuan metode BLOCPLAN yaitu mampu meminimalkan jarak antar departemen atau memaksimalkan hubungan keterkaitan antar departemen.

Perancangan tata letak fasilitas menggunakan metode BLOCPLAN dilakukan dengan perangkat lunak BPLAN90.

(5)

I-5

Dari beberapa kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki masing-masing metode, maka penelitian ini menggunakan metode BLOCPLAN dalam melakukan perancangan tata letak fasilitas. Hal tersebut dikarenakan dalam pengolahan BLOCPLAN melibatkan data kuantitatif dan data kualitatif. Terdapat beberapa stasiun yang harus mempertimbangkan faktor kualitatif yaitu pada stasiun treatment dan painting dimana kedua stasiun tersebut menggunakan bahan kimia sehingga harus dijauhkan dari stasiun lain karena dapat menimbulkan gangguan keselamatan kerja.

Pada penelitian ini dilakukan perancangan ulang tata letak fasilitas pada lantai produksi PT Entri Jaya Makmur menggunakan metode BLOCPLAN (Block Layout Overview with Computerized Planning Using Logic and Algorithms) dengan 3 cara yaitu automatic search, improvement algorithm, dan random, dengan mempertimbangkan derajat kedekatan antar fasilitas yang ditampilkan dalam ARC, guna meminimalkan jarak perpindahan material dan ongkos material handling di lantai produksi PT Entri Jaya Makmur.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang ulang tata letak fasilitas lantai produksi PT Entri Jaya Makmur dengan metode BLOCPLAN guna meminimalkan jarak dan biaya material handling.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah yang ditentukan pada penelitian ini adalah :

1. Perbaikan tata letak fasilitas hanya difokuskan pada lantai produksi PT Entri Jaya Makmur

2. Perhitungan jarak perpindahan dan OMH difokuskan untuk produk dengan material stainless steel, yaitu stretcher, ECG trolley, instrument trolley 3 SAP, instrument trolley type 3, overbed table, dan IV stand kaki 5.

3. Perhitungan dalam penentuan jarak antar stasiun menggunakan persamaan rectilinier. Persamaan ini digunakan karena mudah untuk dihitung, mudah dipahami, dan sesuai untuk diaplikasikan di lantai produksi PT Entri Jaya Makmur.

(6)

I-6

4. Pengolahan data dilakukan dengan aplikasi BPLAN90 dengan cara Automatic search, Improvement Algorithm, dan random.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang ulang tata letak (layout) PT Entri Jaya Makmur dengan metode BLOCPLAN untuk meminimalkan jarak dan ongkos material handling.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diberikan setelah penelitian ini selesai adalah dapat memberikan usulan mengenai rancangan tata letak fasilitas lantai produksi PT Entri Jaya Makmur sehingga mampu meminimalkan jarak material handling dan ongkos material handling.

1.6 Asumsi Penelitian

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Tidak ada penambahan mesin baru

2. Jumlah pekerja tiap harinya tetap

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sabagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Menyusun pendahuluan yang membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat peneltian, asumsi penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II LANDASAN TEORI

Menyusun landasan teori yang membahas mengenai teori dan konsep yang digunakan, serta membahas mengenai penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

(7)

I-7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menyusun metodologi penelitian yang membahas mengenai metode pengolahan data dan kerangka penelitian yang menggambarkan alur penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Melakukan pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan dalam penelitian yang sedang dilakukan. Data yang diperoleh akan diolah dan ditampilkan dalam bentuk tabel ataupun grafik. Pengumpulan dan pengolahan data merupakan dasar analisis dalam pembahasan analisis hasil penelitian pada bab berikutnya.

BAB V ANALISIS DATA

Melakukan pembahasan mengenai analisis atas pengumpulan dan pengolahan data yang telah dilakukan.

Analisis yang dibahas dalam penelitan ini sesuai dengan tujuan penelitan sehingga mampu memberikan rekomendasi atau saran.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran yang didapatkan dari hasil pengumpulan dan pengolahan data, serta analisis data yang dilakukan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang diteliti dalam penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

(8)

I-8

Membuat daftar pustaka yang memuat daftar sumber literatur yang digunakan sebagai dasar pemikiran dalam menyusun laporan penelitian.

LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

Maka, proses dimensi cadar sebagai media komunikasi artifaktual, seperti emosi, tingkah laku, dan perbedaan differensiasi merupakan proses konsep kategorisasi diri dan

kebutuhan cairan atau terapi cairan bertujuan untuk memenuhi dan mempertahankan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh seseorang yang menjalani pembedahan

Pemilihan tempat diskusi yang biasanya digunakan oleh komunitas Madridista Banda Aceh selalu dilakukan di warung kopi, tentunya dengan kondisi dan situasi warung

Hal ini diduga pada selang waktu tersebut konsentrasi enzim-enzim yang dihasilkan oleh kapang atau khamir yang digunakan sebagai starter dalam proses fermentasi belum

Pembebasan Biaya Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya disebut PBPK adalah program pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara gratis (tidak dipungut

Pengalaman Lapangan Bagi Mahasiswa Program Kependidikan Universitas Negeri Semarang” pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa, Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan

Secara vertikal Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman khususnya Pasal 25 ayat (1) dimuat penjelasan mengenai badan peradilan yang berada

Terlihat dari gambar perbandingan peta mean model probabilitas batupasir dengan peta mean inversi deterministik yang menunjukkan bahwa apabila hanya menggunakan peta mean