• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI KEPULAUAN YAPEN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DDDDDD

RAFT 4 RANPERDA final

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN NOMOR 12 TAHUN 2013

TENTANG

PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN YAPEN,

Menimbang : a. bahwa Pembebasan Biaya Pelayanan Kesehatan merupakan salah satu unsur penunjang kesejahteraan umum yang wajib diwujudkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. bahwa dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum dalam bidang kesehatan pemerintah daerah berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang mencakup pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya termasuk rumah bersalin, serta pelayanan kesehatan rujukan di Rumah Sakit dalam wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen;

c. bahwa kebijakan penerapan Pembebasan Biaya Pelayanan Kesehatan telah sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional ;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembebasan Biaya Pelayanan Kesehatan.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2907);

2. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884) ;

(2)

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4436); 6. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234)

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2008 tentang Perubahan Nama Kabupaten Yapen Waropen menjadi Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4857) ;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di wilayah Provinsi ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5209); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694) ;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN

dan

(3)

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PELAYANAN PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Yapen.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen . 3. Bupati adalah Bupati Kepulauan Yapen.

4. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen

5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen.

6. Penduduk Kabupaten Kepulauan Yapen yang selanjutnya disebut Penduduk adalah semua orang yang menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku terdaftar dan bertempat tinggal di Kabupaten Kepulauan Yapen.

7. Sarana Kesehatan adalah semua piranti fisik berupa gedung, bangunan, dan kendaraan, termasuk peralatan kesehatan (alkes) yang digunakan untuk melaksanakan program Pembebasan Biaya Pelayanan Kesehatan, yakni Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya termasuk Rumah Bersalin serta Rumah Sakit.

8. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya di sebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Tehnis Dinas (UPTD) yang memiliki jaringan atau jejaring yang berada di wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen, meliputi Puskesmas Pembantu (Pustu), Pondok Bersalin desa (Polindes), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), dan Puskesmas Keliling Puskling).

9. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Serui

10. Rumah bersalin adalah Rumah Bersalin (RB) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah

11. Pustu, Polindes, Poskesdes dan Posyandu adalah sarana kesehatan yang berada pada tingkat desa dalam wilayah kerja puskesmas setempat.

12. Pusling adalah sarana kesehatan di lapangan/diluar gedung puskesmas, dengan menggunakan kendaraan roda empat/mobil, kendaraan roda dua/motor atau alat transportasi lainnya.

13. Pelayanan Kesehatan adalah segala bentuk kegiatan dan jasa pelayanan kesehatan di dalam gedung dan/atau di luar gedung sarana kesehatan pada waktu jam kerja (kecuali untuk kasus kedaruratan medik: 24 jam) yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada seseorang dan /atau sekelompok orang sebagai pasien/klien berupa kunjungan rawat jalan dan/atau kunjungan rawat inap dalam rangka: administrasi, observasi, pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan penunjang medik, diagnosis medik, pengobatan, perawatan (rawat jalan dan rawat inap), perawatan intensif, rehabilitasi medik, tindakan medik, dan rujukan medik.

14. Pembebasan Biaya Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya disebut PBPK adalah program pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara gratis (tidak dipungut pembayaran) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen yang dilaksanakan di pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan jaringannya, termasuk rumah bersalin serta pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit.

15. Kunjungan rawat jalan adalah pelayanan kesehatan dalam bentuk pengobatan dan/atau perawatan kesehatan umum tanpa menginap disarana kesehatan.

(4)

16. Kunjungan rawat inap adalah pelayanan kesehatan dalam bentuk pengobatan dan/atau perawatan kesehatan umum dan/atau khusus dengan menginap di sarana kesehatan.

17. Perawatan intensif adalah pelayanan kesehatan dalam bentuk pengobatan dan/atau perawatan kesehatan sangat khusus sesuai dengan indikasi medis dengan menginap di ruang perawatan intensis atau Intensif Care Unit (ICU).

18. Pemeriksaan penunjang medik adalah kegiatan pemeriksaan diagnostik melalui peralatan kesehatan tertentu yang bersifat mendukung/menunjang penegakan diagnosis medis/klinis, seperti: laboratorium, radiologi, elektrokardiografi (EKG) dan Ultra Sonografi (USG)

19. Tindakan medik adalah pelayanan kesehatan dalam bentuk perlakuan medis terhadap seorang pasien, baik yang bersifat manual maupun yang menggunakan instrumen/peralatan medis, dengan tujuan untuk diagnostik ataupun sebagai bagian dari terapi/pengobatan sebagai terapi sesuai dengan diagnosis kasus/indikasi medisnya, seperti: pasang infus, pasang kateter, pasang alat bantu nafas, resusitasi jantung, kumbah lambung, transfusi darah, bedah ringan, tindakan pembedahan, alat bantu gerak tubuh, dan lain sebagainya.

20. Rehabilitasi medik adalah pelayanan kesehatan pada Unit Rehabilitasi Medik di rumah sakit sesuai dengan diagnosis kasus dan indikasi medisnya dalam bentuk: fisioterapi, terapi okupasional, terapi wicara, bimbingan sosiomedik, dan jasa psikologi.

21. Rujukan medik adalah pelayanan kesehatan dalam bentuk konsultasi medis/spesialistis atas kasus penyakit seorang pasien yang perlu mendapat

pertimbangan akademik dalam rangka menanggulangi/mengatasi

kesulitan/komplikasi penyakit yang bersangkutan.

22. Petugas adalah tenaga kesehatan yang telah diakui memiliki kompetensi profesional (berijazah) dan merupakan pejabat fungsional yang dalam Peraturan Daerah ini adalah selaku Pemberi Pembebasan Biaya Pelayanan Kesehatan, dibagi menjadi 3 bagian yang berkaitan dengan pembagian jasa profesinya, yaitu: tenaga medis (dokter, dokter gigi), tenaga paramedis keperawatan (perawat, perawat gigi, teknisi gigi, bidan, teknisi elektromedis), tenaga paramedis nonkeperawatan (apoteker, asisten apoteker, laboran, radiologis, nutrisionis, fisioterapis, sanitarian), dan tenaga nonparamedis (administrator kesehatan, penyuluh kesehatan masyarakat. 23. Pengelola Pembebasan Biaya Pelayanan Kesehatan adalah Rumah Sakit, Rumah

Bersalin dan Puskesmas yang berdasarkan Peraturan Daerah ini ditetapkan sebagai pengelola Program Pembebasan Biaya Pelayanan Kesehatan

24. Peserta Pembebasan Biaya Pelayanan Kesehatan adalah penerima Pembebasan Biaya Pelayanan Kesehatan sebagai pasien/klien yang berhak dengan telah memenuhi kriteria/persyaratan tertentu

BAB II

RUANG LINGKUP, FUNGSI DAN TUJUAN Pasal 2

Ruang lingkup PBPK adalah pada tingkat pelayanan kesehatan umum berupa kunjungan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Rawat Inap Tingkat Pertama di puskesmas dan jaringannya, pelayanan kesehatan rujukan spesialistik berupa kunjungan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) pada Kelas 3 dan perawatan intensif /ICU di rumah sakit.

(5)

Pasal 3

PBPK dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat dan produktif bagi setiap orang.

Pasal 4

Tujuan PBPK adalah untuk mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

BAB III

PEMBERI DAN PENERIMA PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN

Pasal 5 Pemberi PBPK adalah Pemerintah Daerah

Pasal 6

Penerima PBPK adalah :

a. Setiap Penduduk diwilayah Daerah yang dibuktikan dengan kepemilikian Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Dokumen Kependudukan Daerah yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku ;

b. Dikecualikan dari huruf a adalah

1. Setiap orang telah terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS), Jaminan Persalinan (JAMPERSAL), Asuransi Kesehatan (ASKES) dan Asuransi Kesehatan

2. Pegawai BUMN dan BUMD

BAB IV

WEWENANG HAK DAN KEWAJIBAN Bagian Kesatu

Wewenang dan Kewajiban Pemerintah Daerah Pasal 7

Pemerintah Daerah berwenang mengarahkan, membimbing, membantu, mendukung, memantau dan mengendalikan penyelenggaraan PBPK sepanjang sesuai dengan aturan dan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 8

(1) Pemerintah Daerah berkewajiban memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya Pelayanan Kesehatan yang bermutu bagi setiap warga masyarakat pada jam pelayanan dan di sarana kesehatan yang ditunjuk.

(2) Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) guna terselenggaranya PBPK.

(3) Alokasi dana dalam rangka PBPK dikelola berdasarkan Peraturan Pengelolaan Keuangan Daerah yang berlaku

Bagian Kedua

Hak dan Kewajiban Masyarakat Pasal 9

(6)

(2) Masyarakat berkewajiban untuk mengikuti ketentuan dan persyaratan yang berlaku dalam program PBPK.

BAB V

JENIS PELAYANAN YANG DIBEBASKAN DARI BIAYA Pasal 10

Jenis PBPK yang tidak dipungut pembayaran adalah jenis pelayanan yang bersifat komprehensif sesuai indikasi medis yang meliputi :

a. Biaya Administrasi meliputi: karcis, retribusi, dokumen rekam medis (family folder atau status pasien/klien atau buku riwayat penyakit/kondisi kesehatan), surat keterangan sakit, surat keterangan kematian, surat keterangan visum et repertum) dan surat keterangan calon pengantin.

b. Biaya Jasa Profesi meliputi : biaya pemeriksaan kesehatan biaya konsultasi medis dan tindakan medik oleh petugas kesehatan.

c. Biaya Pemeriksaan Penunjang Medik meliputi: Pemeriksaan Radiologi, laboratorium, dan elektrokardiografi (EKG) dan Ultra Sonografi (USG)

d. Biaya Jasa Sarana meliputi: biaya akomodasi dan biaya konsumsi (pemakaian ruangan/tempat tidur dan makanan/minuman pasien rawat inap).

e. Biaya obat-obatan generik dan bahan farmasi/medik yang ditanggung oleh program PBPK.

f. Biaya Persalinan Normal meliputi: pemeriksaan dan perawatan kesehatan ibu prapersalinan, selama persalinan, pascapersalinan, serta bayinya.

g. Biaya Rujukan Medik meliputi: jasa profesi dan tindakan medik, serta biaya transportasi pasien.

BAB VI LARANGAN

Pasal 11

(1) Setiap Pengelola Program PBPK dilarang :

a. Melakukan pungutan dengan cara dan bentuk apapun kepada penerima PBPK ; b. Melakukan diskriminasi dalam pemberian pelayanan kepada penerima PBPK; c. Memanipulasi data dan dokumen penerima PBPK untuk memperoleh

keuntungan pribadi maupun orang lain ; d. Menyalahgunakan wewenang

e. Melakukan Klaim ganda program PBPK dengan Jaminan Kesehatan Lain (2) Setiap Petugas pengelola program PBPK dilarang :

a. Melakukan pungutan dengan cara dan bentuk apapun kepada penerima PBPK ; b. Melakukan diskriminasi dalam pemberian pelayanan kepada penerima PBPK ;

BAB VII PENGAWASAN

Pasal 12

Pengawasan atas penyelenggaraan PBPK dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang berdasarkan kewenangan Pemerintah Daerah.

(7)

Pasal 13

Pengawasan dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa dana yang disediakan/disalurkan dalam rangka penyelenggaraan PBPK sesuai ketentuan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIII

SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 14

(1) Petugas kesehatan selaku pemberi pelayanan program PBPK yang terbukti melakukan pelanggaran sesuai ketentuan Pasal 11 ayat (2) dikenakan sanksi administratif sesuai ketentuan Perundang-undangan yang berlaku.

(2) Pengelola program PBPK yang terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud Pasal 11 ayat (1) huruf a dan huruf b dikenakan sanksi administratif sesuai ketentuan Perundang-undangan yang berlaku ;

BAB IX PENYIDIKAN

Pasal 15

(1) Pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana pelaksanaan program PBPK ;

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana, agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas ;

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana ;

c. Meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana ;

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana ;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut ;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana ;

g. Menyuruh berhenti, dan atau melarang seseorang meningggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e ;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana ;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;

j. Menghentikan penyidikan ;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan

dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana ;

(8)

BAB X

KETENTUAN PIDANA Pasal 16

(1) Pengelola PBPK yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 11 ayat (1) huruf c, huruf d dan huruf e diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). (2) Tindakan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 17

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran daerah Kabupaten Kepulauan Yapen.

Ditetapkan di S E R U I

pada tanggal 15 April 2013

BUPATI KEPULAUAN YAPEN,

TONNY TESAR

Diundangkan di Serui

pada tanggal 15 April 2013

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN,

YAN PIETER AYORBABA

(9)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN NOMOR 12 TAHUN 2013

TENTANG

PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN I. UMUM

Untuk menjamin akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 maka penyelenggaraan pembangunan kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan dasar gratis bagi masyarakat perlu dilakukan secara terpadu, terintegrasi, sinergi, dan holistik,serta pengaturan pembagian (sharing) pembiayaan dengan memadukan berbagai upaya dari pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen dalam suatu sistem pembiayaan yang jelas, sarana dan prasarana kesehatan, sumberdaya manusia, dan mutu pelayanan sesuai dengan standar pelayanan minimal melalui pemberian Pembebasan Biaya Pelayanan Kesehatan.

Selain itu dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum dalam bidang kesehatan pemerintah daerah berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang mencakup pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya termasuk rumah bersalin, serta pelayanan kesehatan rujukan di Rumah Sakit dalam wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen;

Pembebasan Biaya Pelayanan Kesehatan dalam pelaksanaannya memerlukan pedoman untuk digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan serta monitoring dan evaluasi sehingga dipandang perlu ditetapkan suatu pedoman pelaksanaan Pembebasan Biaya Pelayanan Kesehatan dengan mengaturnya didalam Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Yapen.

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Cukup Jelas Pasal 3 Cukup Jelas Pasal 4 Cukup Jelas Pasal 5 Cukup Jelas

(10)

Pasal 6 Cukup Jelas Pasal 7 Cukup Jelas Pasal 8 Cukup Jelas Pasal 9 Cukup Jelas Pasal 10 Cukup Jelas Pasal 11 Cukup Jelas Pasal 12 Cukup Jelas Pasal 13 Cukup Jelas Pasal 14 Cukup Jelas Pasal 15 Cukup Jelas Pasal 16 Cukup Jelas Pasal 17 Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN NOMOR 60

Referensi

Dokumen terkait

dakwah dalam masyarakat maka dakwah sebagai pembentuk manusia perlu mawas diri kedalam dengan memperkuat diri melalui penelitian terus menerus akan kekurangan dirinya

Membaiknya tingkat ekonomi seseorang akan mempengaruhi gaya hidup seseorang, termasuk pemilihan makanan (Cahyono 2008). Oleh karena itu dengan tingginya prevalensi

zona nyaman ini, anggota kelompok merasa bebas mengekspresikan diri, menumpahkan kegembiraan, keluh-kesah dan saling menghibur diri dengan cara yang berbeda dengan kelompok

 Siswa dapat mengelmpokkan karakteristik dari bahan serat,  Siswa dapat menjelaskan keragaman karya kerajinan dari bahan serat ,  Siswa dapat menyebutkan

dengan mereka tentang keputusan-keputusan yang mempengaruhi Asia pada dengan mereka tentang keputusan-keputusan yang mempengaruhi Asia pada masa masa Perang Dingin; kekhawatiran

Dikpora Dikpora Dikpora Nusa Tenggara Barat Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

 Analisis Penentuan Kawasan Hutan Berdasarkan seluruh rangkaian analisis penentuan kawasan hutan yang dilakukan, maka didapatkan kawasan hutan secara keseluruhan

Perbedaannya adalah dari hasil penelitian diperoleh bahwa faktor 1 yaitu assuranse yang meliputi variabel kemampuan karyawan berkomunikasi, kemampuan karyawan dalam