• Tidak ada hasil yang ditemukan

Refarat Trichitillomania.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Refarat Trichitillomania.doc"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TRICHOTILOMANIA

A. DEFINISI

Trichotilomania berasal dari bahasa Yunani yang berarti kegilaan menarik rambut. Trichotilomania didefinisikan sebagai menarik rambut berulang-ulang, menghasilkan kehilangan rambut yang kelihatan, dengan adanya peningkatan ketegangan segera sebelum menarik rambut atau ketika mencoba menolak perilaku tersebut. Karakteristiknya adalah kepuasan, kesenangan, atau kelegaan setelah mencabut rambut. Pada anak, trichotilomania biasanya merupakan kebiasaan yang mirip dengan kebiasaan mengisap jempol, dan sebagian besar sembuh spontan. Pada remaja dan orang dewasa trikotilomania lebih serius dan sering terselesaikan sebagai masalah kejiwaan.

B. ETIOLOGI

Menarik rambut sering terjadi pada anggota keluarga dari pasien trichotilomania, dan adanya kemungkinan bahwa beberapa gen dapat memberikan kerentanan biologis.

Dalam beberapa kasus trichotilomania, stres jelas berperan sebagai salah satu etiologi yang jelas; menarik rambut dapat dilihat sebagai perilaku menenangkan yang didorong oleh meningkatnya ketegangan. Trichotilomania juga menunjukkan hubungan yang tinggi dengan gangguan stres pasca trauma.

(2)

Pemikiran lain menekankan aktivitas menarik rambut sebagai kecanduan yang sejauh ini dihubungkan dengan meningkatnya ketegangan sebelum menarik rambut dan kelegaan setelahnya. (3)

Dari perspektif neurokognitif, trichotilomania dapat dianggap sebagai gangguan kebiasaan di mana penderitanya tidak mampu meningkatkan atau menurunkan kontrol inhibisi yang cukup. Teori ini berpusat pada gagasan bahwa ganglia basalis berperan dalam pembentukan kebiasaan dan bahwa lobus frontal sangat penting untuk menekan atau menghambat kebiasaan tersebut secara normal.

C. PATOGENESIS

Hal yang mendahului penarikan rambut telah ditemukan, termasuk stimulasi sensorik, emosi, dan kognitif.

Stimulasi sensorik. Beberapa orang dewasa dengan trichotilomania memiliki perbedaan dengan orang lain dalam hal ketebalan rambut, panjang, dan lokasi. Rambut-rambut yang ditarik ditargetkan dengan kegiatan seperti mencari rambut yang tepat untuk ditarik. Sensasi fisik pada kulit kepala, seperti gatal-gatal, iritasi, dan sensitivitas kulit dapat menjadi hal yang mendahului penarikan rambut. Sebuah studi yang berisi sampel perguruan tinggi mengemukakan bahwa wanita Afrika Amerika dapat lebih besar kemungkinan dalam menarik rambut sebagai respon terhadap iritasi kulit. (4)

Emosional. Sejumlah studi yang menggunakan laporan diri pasien mengidentifikasi anxietas sebagai pemicu dalam menarik rambut. Emosional lain seperti kebosanan, ketegangan, dan kemarahan, dapat berhubungan

(3)

dengan meningkatnya penarikan rambut pada orang dewasa. Pada anak dan remaja, hubungan antara ketegangan dan aktivitas menarik rambut bercampur. Ada studi yang menemukan pada sebagian besar remaja dan anak-anak ada hubungan antara ketegangan yang mendukung aktivitas menarik rambut, dan studi yang lain menemukan tidak ada hubungan antara ketegangan dengan kegiatan menarik rambut. (4)

Kognitif. Pemikiran tentang rambut atau mengenai menarik rambut, seperti “rambut ini tidak pada tempatnya” atau “Saya hanya perlu menarik rambut sedikit untuk menghilangkan stress” dapat menyebabkan kegiatan menarik rambut. Pikiran lain yang dapat menyebabkan trichotilomania termasuk kesalahan kognitif (misalnya, “Saya tidak bisa merasa lebih baik sampai rambut ini dicabut). Selain itu, keyakinan tentang penampilan dan ketakutan terhadap penilaian negatif dapat berhubungan dengan beratnya trichotilomania.

Para peneliti mengidentifikasi tiga kelompok dari aktivitas menarik rambut: onset dini, otomatis, dan terfokus. Trichotilomania onset dini terjadi pada anak-anak 8 tahun atau lebih muda dan umumnya mengoreksi diri tanpa intervensi terapeutik. Menarik rambut secara otomatis dilakukan secara tidak sadar dan ketika individu tersebut berfokus pada hal yang lain (misalnya, menonton televise atau membaca), sedangkan individu yang menarik rambut dengan terfokus menyadari aktivitas menarik rambut (misalnya, menonton televisi atau membaca), sedangkan individu yang terfokus pada kegiatan menarik rambut menyadari perilakunya. Aktivitas menarik rambut yang terfokus ditandai dengan dorongan dan tegangan yang seringkali diasosiasikan

(4)

dengan gangguan obsesif - kompulsif. Seorang penderita dapat merupakan gabungan dari beberapa tipe tersebut.

D. GAMBARAN KLINIS

Manifestasi dermatologi

Rambut digulung di sekeliling jari dan ditarik hingga tercabut atau patah. Daerah kepala yang paling sering adalah regio frontal atau parietal kulit kepala yang mudah dicapai, tetapi area kulit kepala yang lain atau alis dan bulu mata dapat juga dicabut rambutnya. Daerah yang tercabut rambutnya memiliki tepi yang ireguler, dan ketebalan rambut sangat berkurang; tetapi daerah itu tidak pernah mengalami kebotakan, seperti pada alopesia areata. Beberapa rambut yang pendek, patah dengan panjang yang bervariasi tersebar secara acak pada daerah yang terlibat. Rambut yang tumbuh lebih dari 0,5-1 cm dapat dicabut dengan jari-jari yang kecil. (1) Biasanya, pola dari aktivitas

menarik rambut adalah sentrifugal dari satu titik awal atau linear. Pada kasus yang ekstrim, pola sentrifugal mencabut seluruh rambut kecuali akses yang paling sulit dijangkau yang dinamakan oksiput. Ini menunjukkan ‘pola mencukur ubun-ubun’ atau distribusi ‘Friar Tuck’.

Manifestasi psikiatri

Gejala dapat bermanifestasi pertama kali selama periode tidak beraktivitas di dalam ruang kelas, ketika menonton televisi, atau di tempat tidur. Orangtua jarang melihat perilaku tersebut. (1)

(5)

Komorbiditas dengan gangguan mood dan cemas, dan pada pasien dengan depresi primer meningkat pada insiden trichotilomania pada orang dewasa. Beberapa psikiater mengklasifikasikannya sebagai gangguan obsesif kompulsif pada orang dewasa.

E. DIAGNOSIS

Pertama, pasien harus ditanyakan apakah pasien menarik rambutnya. Orangtua atau guru kemungkinan memperhatikan kebiasaan ini. Pemeriksaan kalium hidroksida dan lampu lampu Wood dilakukan untuk menunjukkan tinea kapitis. Pada lokasi yang terkena alopesia areata benar-benar tidak ada rambut. Pada trichotilomania, tidak ada akar rambut telogen. Hampir 100% dari rambut dalam pertumbuhan yang aktif, fase anagen. Spesimen biopsi kulit (Punksi seluas 4 atau 5 mm dalam jaringan subkutaneus) menunjukkan rambut normal, tidak adanya rambut dalam folikel, dan tidak ada infiltrasi leukosit.

F. DIFERENSIAL DIAGNOSIS

Trichotilomania dibedakan dengan alopesia areata. Diferensiasi dari alopesia areata dimungkinkan karena adanya perbedaan panjang dari rambut yang patah dan tampilan mikroskopik dari rambut dipilin dan patah yang bertentangan dengan alopesia areata. Sisa rambut pada alopesia areata terlihat seperti tanda seru (exclamation mark hair), yaitu batang rambut yang ke arah pangkal makin halus.

(6)

Gangguan organik lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah alopesia androgenika, tinea kapitis, alopesia traksi, sifilis, kekurangan gizi, dan gangguan sistemik seperti lupus dan limfoma.

G. PENATALAKSANAAN

Terapi yang paling baik untuk anak dengan trichotilomania adalah terapi perilaku di bawah pengawasan psikiater. Untuk pasien dewasa, farmakoterapi dibutuhkan. Obat paling baik dan efektif untuk trichotilomania berdasarkan studi yaitu klomipramine, antidepresan trisiklik, dan Serononin Reuptake Inhibitor (SRI). Ada pula laporan mengenai efek yang baik dari pengobatan dengan Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) seperti fluoxetine atau paroxetine.

Studi oleh Grant dkk. yang pertama kali meneliti tentang kegunaan dari agen glutamatergic dalam penatalaksanaan trichotilomania menemukan bahwa pemakaian N-acetylcysteine secara statistik menunjukkan penurunan gejala trichotilomania yang signifikan. Tidak ada kejadian merugikan yang ditemukan pada kelompok N-acetylcysteine, dan toleransi terhadap N-acetylcysteine baik. Modulasi farmakologik oleh sistem glutamate terbukti dapat berguna dalam control perilaku kompulsif.

Dalam studi oleh Minnen dkk. menunjukkan untuk menurunkan gejala trichotilomania, terapi perilaku merupakan terapi yang paling baik. Pasien pada grup yang menjalani terapi perilaku secara signifikan menunjukkan penurunan gejala trichotilomania yang lebih besar dibandingkan kelompok yang hanya mendapat terapi fluoxetine atau yang tidak diintervensi sama sekali.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

1. Habif TP. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. 4th ed. United States: Mosby, Inc.; 2004. 659-60 p.

2. Paus R, Olsen EA, Messenger AG. Hair Growth Disorder. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editors. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. United States: Mc Graw Hill Medical Publishing; 2008. p. 769-70.

(8)

3. Chamberlain SL, Menzies L, Sahakian BJ, Fineberg NA. Lifting the Veil on Trichotillomania. Am J Psychiatry. 2007;4(164):568-74.

4. McDonald KE. Trichotillomania: Identification and Treatment. Journal of Counseling & Development. 2012;90:421-6.

5. Walther MR, Ricketts EJ, Conelea CA, Woods DW. Recent Advances in the Understanding and Treatment of Trichotillomania. Journal of Cognitive Psychotherapy. 2010;24:46-64.

6. James WD, Berger T, Elston DM. Andrew's Diseases of the Skin Clinical Dermatology. USA: Elsevier Inc.; 2006. 62-3 p.

7. Soepardiman L. Kelainan Rambut. In: Juanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 6th ed. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia; 2010. p. 304-5.

8. Szepietowski JJ, Salomon J, Paca P, Hrehorow E, Zalewska A. Frequency and Treatment of Trichotillomania in Poland. Acta Derm Venereo. 2009;89:267-70.

9. Grant JE, Odlaug BL, Kim SW. N-Acetylcysteine, a Glutamate Modulator in the Treatment of Trichotillomania. Arch Gen Psychiatry. 2009;66(7):756-63. 10. Minnen AV, Hoogduin KAL, Keijsers GPJ, Hellenbrand I, Hendriks G-J.

Treatment of Trichotillomania With Behavioural Therapy or Fluoxetin. Arch Gen Psychiatry. 2003;60:517-22.

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak— Pada Tugas Akhir ini telah dibuat sistem konversi dokumen identitas individu menjadi suatu tabel, yaitu sebuah sistem yang mampu mengkonversi citra dokumen

Kekuatan Utama Kelemahan Dasar Langkah 6 Hasil dan Dampak Kebijakan dan Strategi Sumberdaya Organisasi Yang dapat Dilakukan Dengan baik.. Bagaimana kinerja organisasi

Modifikasi program untuk mengurutkan data dari berkas data.txt dan menuliskan hasilnya dalam data-out.txt yang telah ada sehingga proses mengurutkannya tidak lagi menggunakan

didukung oleh ekspor yang cenderung meningkat sejalan dengan membaiknya harga komoditas internasional. Sementara itu, impor nonmigas diprakirakan cenderung melemah di tengah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas dan dari latar belakang yang telah dijelaskan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:

Hal utama yang seharusnya menjadi perhatian oleh Pemerintah adalah bahwa pada saat ini ekspektasi masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas sangat

Apakah pasien itu sadar atau tidak, kalau tidak sadar tidak bisa diberikan secara oral, tetapi diberikan dalam bentuk lain, misalnya injeksi; begitu juga bila pasien tidak

Dari hasil observasi sementara di SMA Negeri 3 Bagan Sinembah 2015, dengan KKM (75) diketahui hasil belajar renang gaya dada masih rendah, dengan 15 siswa (41,67%) dinyatakan