TEKNIK PENERJEMAHAN DAN KUALITAS TERJEMAHAN BUKU "THE MINANGKABAU
RESPONSETOWARD
DUTCH COLONIAL RULE IN XIX'
MILIK PERPUSliiltr+A$', UNIV:NEGERI PliSAt''
Makalah
As- 6- ?.oto
:H4
(sL.Etisl
tg.IfluEi.iIARt$
'(lA$lFttiA$l
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS F'AKULTAS BAHASA SASTRA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 24rc
I
?oto- tr(,.r
0leh: 4r .0p rd t,1
Havid
Ardi,
S.Pd., M.Hum.Makalah ini telah ditampilkan dalam
Internilional
conference on: "systemic Functionar Linguistics(sFL)
and its Contributton to Translation Studies,,diselenggorakon di surakorto, Indonesia, 6-7
oktober
2009KATA
PENGANTARPuji syukur
kepadaAllah SWT yang telah menolong
hamba-Nya menyelesaikan makalah. Tanpa pertolonganDia
mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.Makalah ini telah ditampilkan dalam konferensi internasional dengan tema
"Systemtc Functional Linguistics
6fD and its Contribution to
Translations;udies"
yang disclenggarakan oieh program pascasarj ana dan Jur;san SastraInggris FSSR Universitas Sebelas Maret
di surakarta,
rndonesia, 6-7 oktober 2009.Dengan harapan makalah
ini
dapat memperkaya khasanah pengetahuan pembaca khususnya dalam bidang kajian terjernahan. Makalahini
dimaksudkan memberi contoh penelitian kajian penerjemahan (translation studies). Tulisan ini sendiri merupakan ringkasan dari rancangan penelitian penulis.Dalam
makalahini
dibahas peneritianproduk
peneryemahan yang difokuskan pada analisis teknik penerjemahan dan kualitas karya terjemahan pada buku "Asai-Usul Elite Minangkabau Modern: Respons terhadap Kolonial BelanCa AbadXIXrxX"
yang diterjemahkan dari "The Minangkabau Response Toward Dutch Colonial Rulein
19 Century".Dalam
makalahinijuga
memuat teori dancontoh analisis
data
sebagai salahsatu kajian dalam bidang kajian
dalam translation studies.Semoga makalah
ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Makalahini
tentunya masihmemiliki
kekurangan, penyusun mohon untuk saran dan kritiknya untuk perbaikan ke depan. Terima kasih.Padang, Juni 2010
Penulis
TEKNIK
PBNERJEMAHAN DANKUALITAS TBRJEMAHAI\
BUKU
"THE MINANGKABAU RESPONSE TOWARDDATCH
COLONIAL RULE INXIX CENTURY'I
Oleh:
Havid Ardi2
Mahasiswa 52 Universitas Sebelas Maret, Surakarta
The
aim of
this articleis to
discover the impactof
the translation technique toward translation quality. In this article, a research plan is presentedin
discovering the effectof
translation techniques towardthe accuracy.
acceptability,and readability. Firstly,
existing definitions and classifications of translation techniques are reviewedand
terminological, conceptualand
classification confusions are discussed. Then, translation techniques are redefined, distinguishing them from translation method and translation strategies. Finally, we present a classification of translation techniques thatwill
be testecl inthis study of the
translationof cultural
elementsin
Indonesiantranslations
of
"The Minangkabau Response to Dutch coloniar Rure in the Nineteenth Century".Keywords:
translation technique, translation method, translation equivalence, translation qual ity1. PBNDAHULUAN
sejarah merupakan catatan perkembangan
dan refleksi
sebuah negara.Namun untuk mengungkap sejarah ini tidak mudah, banyak catatan sejarah yang terdapat
di
luar negeri seperti Belanda. Indonesia merupakan objek yang sangat menarik karena banyaknya situs-situs sejarahdi
Indonesia, seperti Sangiran, Borobudur, dan lain-lain serta sejarah etnis dan budaya. Namun, penelitian ini masih sedikit dan didominasi oleh peneliti asing seperti ciari Belanda, Amerika, Jerman. Konsekuensinya, hasil penelitian ituditulis
dalam bahasa asing, seperti penelitianKota
Barus (Perancis), undang-undang perjanjian tertuadi
Sumatra(Inggris) dan lain-lain.
Agar hasil penelitian tersebut dapat dibaca semua orang, peneriemahan merupakan solusi termudah. Namun penerjemahan bukanlah hal yang sederhana.
Penedemahan membutuhkan penguasaan bahasa sumber (Bsu) agar tidak terjadi
I Ditampilkan dalam Seminar Intemasional osystemic Functional Linguistics (SFL) and its Contribution to Trarclation Studies,,
2 Dosen FBSS Universitas Negeri Pad;rng
Fnyimpangan pemahaman terhadap teks sumber (Tsu). penerjemah teks ilmu sejarah dan budaya harus menguasai istilah-istilah dan memahami bidang ilmu atau
teks yang
diterjemahkan(Gile,
1995; Nababan,?003;
suryawinata&
Hariyanto, 2003).
Menyadari pentingnya dan manfaat sejarah dan budaya sebagai refleksi perjalanan bangsa, maka penerjemahan
teks kajian
sejarah yangditulis
oleh penulis/peneliti asing juga perlu dilakukan penerjemah Indonesia bahkan dengan melibatkan ilmuq'an atau ahli sejarah. Berdasarkan hai tersebut maka penelitianini
dilaksanakan untuk mengkaji buku terjemahan "Asal-usut Elite Minangkabau Modem: Respons terhadap Kolonial Belanda AbadXIX/)(X"
(selanjutnya disebut AEMM) yang diterjemahkan dari "The Minangkabau Response to Dutch Colonial Rulein
the Nineteenth century" (selanjutnya disebut TMRDR) oleh penerjemahyang memiliki latar
belakang budayaMinang dan
penerjemah/editor yang merupakan ahli sejarah.Penelitian diarahkan pada analisis pemilihan teknik yang digunakan pada hasil terjemahan. Teknik merupakan perwujudan strategi penerjemahan (Molina
& Albir, 20a2\ yang
sangat dipengaruhioleh
penguasaandan
kompetensi penerjemahan(Pacte, 2000). Teknik ini dianggap sangat penting
dalam penerjemahan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, karena struktur bahasa Inggris dan bahasa Indonesia mempunyai banyak perbedaan. Satuan lingual yang dikaji,
dibatasi pada tataran kata, frase, klausa, dan kalimat yang mengandung istilah budaya danilmu
sejarah. Objek penelitian diarahkan pada semua bentuk teknik yang digunakan dalam menerjemahkanTMRDR
menjadiAEMM.
Berikutnya,dikaji
kualitas hasil terjemahan. Kualitas dibatasi pada aspek keakuratan pesan(accurocy),
keberterimaanistilah (acceptability) dan tingkat
keterbacaan (readability) teks hasil terjernahan sebagai akibat pemilihan teknik penerjemahan.Permasalahan penelitian dirumuskan sebagai:
a)
Bagaimanakah bentuk- bentuk dan penggunaan teknik penerjemahan yang terdapat pada satuan-satuan lingual dalam buku terjemahan?b)
Bagaimanakah kecenderungan metode danidiologi yang diterapkan berdasarkan teknik penerjemahan yang digunakan? c)
Bagaimanakah kualitas hasil terjemahan berdasarkan aspek keakuratan pesan, keberterimaan, dan keterbacaan?
Penelitian
ini be(ujuan
untuk:a)
mengidentifikasi, mendeskripsi, dan mengklasifikasi bentukdan
penggunaanteknik
penerjemahan satuan-satuanlingual
pada buku terjemahan.b)
mengidentifikasi metodedan idiologi
yang cenderung digunakandan miliki
penerjemahdalam
menerjemahkan bukuTMRDR
menjadiAEMM. c)
Menunjukkan kualitas terjemahan berdasarkan keakuratan pesan (accuracy), keberterimaan (.acceptability),dan
keterbacaan (reodibility).2. HAKIKAT
PENERJEMAHAN Pengertian PenerjemahanBeberapa
definisi
penerjemahantelah
dikemukakanoleh
para ahli.Definisi-definisi tersebut berbeda sesuai dengan latar belakang dan sudut pandang terhadap penerjemahan. Misalnya,
catfbrd
(19g0:20)dan
Bassnett-McGuire (1991:2) yang saling melengkapi sehir,gga penerjemahantidak lagi
dipandang sebagai kegiatan mengganti teks Bsu dengan teks yang ekuivalen dalam Bsa semata.Selanjutnya, Bell (1991:lz-13'), Kridaraksana dalam Nababan (2003) dan
Nida &
Taber (1982:12) menyatakan penerjemahan sebagai reproduksi suatupesan (amanat) dari Bsu ke dalam Bsa dengan padanan
terdekatnya.Ditambahkan,
ukuran
kesepadanan tersebut pertamadari segi makna
atau kandunganisi,
kemudian gaya bahasanya.Hal
utama yang harus diperhatikan dalam adalah mempertahankan pesan/amanat yang terdapat dalam Bsu dan tetap mempertahankan gaya bahasa (language style) dalam mengungkapkan pesan tersebut ke dalam Bsa.Ideologi Penerjemahan
Banyak definisi ideologi yang telah diberikan baik secara umum (lihat,
van Dijk,
1996; Yan,2005:63) maupun khusus daram konteks penerjemahan(lihat Newmark, 1988; Hoed, 2006:83). Daram
penerjemahan, ideologi merupakan prinsip atau keyakinan tentang "betul-salah,' atau..baik-buruk,, dalampenerjemahan. Penilaian "benar-salah"
dan
,,baik-buruk,'ini terkait
dengan pandangan dan prinsip masyarakat, dan ticiak boleh dilupakan bahwa penerjemah sendiri adalah bagiandari
masyarakat tersebut. Sehingga penerjemahitu
jugamemiliki
sejumlah keyakinan ciannilai-nilai
(betiefs&
values) yangingin
ia tuangkan pada oranglain
(Hamerlain, 2005:55). Sehingga penerjemah dalam proses penyampaian pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran bukanlah kertas putih 'tabula rasa' (ibid:55; Nicia (1961).selanjutnya,
venuti (1995:20.2l)
menyatakan adadua
kecenderungan cara penerjemahan. Kedua kecenderurtganini
menunjukkan perbedenn yang kuat satu sama lain. Kecenderungan pertama dekat dengan budaya dan bahasa sumber (foreignizingatau foreignisasi)
sehinggaproduknya terasa sebagai
karya terjemahan. Sementara, yang lain meyakini bahwa terjemahan yang baik harusdekat dengan budaya
dan
bahasa sasaran (domesticcttion atau domestikasi) sehingga karya tersebut terasa sebagai teks asli.Metode Penerjemahan
Molina
& Albir
(2001:507) menyatakan metode penerjemahan merupakanpilihan cara
penerjemahan pada tataranglobal yang terjadi dalam
proses penerjemahan yang mempengaruhi teks secara keseluruhan yang terkait dengan tujuan penerjemah. Artinya metode tersebut telah ditentukan atau direncanakan sebelumnya. Beranjak dari definisi dan latar pemilihan metode tersebut, Newmark (1988:a5) mengajukan bentuk diagramv
yang mengambarkan hubungan antara metode penerjemahan dan ideologi yang memayungi metode-metode tersebut.Konsep Prosedur,
Strategi,
dan Teknik PenerjemahanTerdapat beberapa perbedaan pendapat
dan sudut
pandang terkait prosedur, strategi danteknik
penerjemahan. Newmark (1988:81) dan Nlachali Q000:62-63) menyatakan prosedur penerjemahan merupakan cara penerjemahan pada tataranmikro
(kalimat atauunit lingual yang lebih kecil).
Sementara, Suryawinata&
Hariyanto (2003:67) menggunakan strategi penerjemahan untuk menerangkan konsep yang sama.Dalam Macquarie Dictionary disebutkan bahwa prosedur adalah
,,...
theacl or
mannerof
proceedingin any oction or process." Berarti
prosedurmerupakan cata atau tindakan atau proses dalam melakukan sesuatu. Sahingga dapat disimpulkan bahwa prosedur atau strat€gi
ini
merujuk pada tindakan yang dilakukan dalarn proses penerjernahan. Namuncontoh yang diberikan
oleh Ivlachali (2000), Newmark (198g) dan Suryawinata&
Hariyantoea$)
dilihatdari
produk bukan pada proses penerjemahan. sementara, antara proses yang terjadi dalam pikiran saat proses penerjemahan adalah fenomena yang berbeda dengan apa yan1 terlihat pada produk terjemahan.Machali (2000:77)
juga
memperkenalkanistilah teknik yaitu hal
yangbersifat praktis dan
diberlakukanpada
rugas-tugas penedernahan tertentu.sementara
dari
definisi kamus yang dikutipnya dinyatakan,,,a
techntqueis
apractical
method,skill, or art
appliedto a particular tas?, (collins
EnglishDictionary dalam
ibid
77). Dari definisiini,
teknik berada pada tataran produk (appliedto
aparticular
task) berarti caraini
telah diterapkan pada suatu tugas (te rj err, ahan), sementara strate gi berada pada tatar an proses.Berbeda dengan pendapat
di
atas, Morina& Albir
(2002) membedakanstrategi dan teknik
penerjemahandari perspektif proses atau
produkpenerjemahan. Strategi merupakan prosedur (disadari atau tidak disadari, verbal atau non verbal) yang digunakan oleh penerjemah untuk mengatasi masaiah pada saat melakukan proses penerjemahan dengan maksud tertentu yang terjadi dalam pikirannya (Hurtado
Albir
dalam Molina& Albir,
2002:50g). Sementara teknik penerjemahan adalah hasil cari pilihan yang dibuat penerjemah atau perwujudan strategi dalam mengatasi permasalahan pada tatarunmikro
yang dapat dilihat dengan membandingan hasilterjemahan dengan teks aslinya (ibirJ: 50g&
509).Dalam penelitian ini, teknik penerjemahan merupakan perwujudan strategi penerjemahan yang merupakan hasil
pilihan
cara yangtelah
diputuskan oleh penerjemah. Teknik penerjemahan diperoleh dari perbandingan hasil terjemahan dan teks aslinya.Teknik Penerjemahan
Dalam penelitian ini diadopsi teknik-teknik penerjemahan yang digunakan diusulkan beberapa ahli penerjemahan seperti: Molina
& Albir
(2002:509-5ll), Newmark (1984), dan Hoed (2006). Terdapat beberapa karakteristik dari teknikpenerjemahan,
yaitu: teknik
tersebut berpengarulrpada hasil
terjemahan, klasifikasi dilakukan dengan membandingkan Tsa dan Tsu, berpengaruh pada unitmikro dari
teks, bersifat diskursif dan kontekstual, dan fungsional(Molina &
AIbir, 200 I :209). Berikut jenis teknik+eknik penerjemahan tersebut:
1)
Adaptasi (adaptatior), merupakanteknik
penggantian elemen budaya pada Tsu dengan hal yang sama pada budaya Bsa (Molina& Albir,
2002). Teknik ini juga disebut' cultural equivarent' (Newmark, lggg), penerjemahan dengan 'cttltural substitutiorr' (Baker, l9g2)^ padanan budaya (Hoed, 2006).2) Amplifikasi
(ainplificution), nrerupakanteknik
memperkenalkan informasidetil atau
mengeksplisitkan informasiyang tidak
tercantumdalam
Tsu(Molina & Albir,
2002). Teknik yang termasukjenis
amplifikasi, seperti:eksplisitasi (Vinay
&
Dalbernet), addition (Delisle), legitimate d,an illigitimateparaphrase (Margot),
parafraseeksplikatif (Newmark),
periphrasis dan paraphrase(Delisle),
serta termasukfootnote,
glo.ss,addition
(Newmark,1988). Amplifikasi merupakan lawan dari reduksi.
3)
Peminjaman (borrowing),teknik
pengambilan langsung srratukata
atauungkapan dari bahasa lain (Molina
& Albir,
2002). Terdapat dua jenis teknik peminjaman, yaitu peminjaman murni tanpa perubahan Qture borrctwing) dan peminjaman dengan penyesuaian ejaan (natural izat ion). Teknik peminjaman mumijuga dikenal dengan transference (Newmark) , loan word (Baker,l99z)
atau tidak diberi padanan (Hoed). Sementara teknik naturalisasijuga dikenal dengan penerjemahan fonologis (Hoed).4)
Kalke (calque), merupakan teknik penerjemahan dengan mentransfer kata atau frase dari Bsu secara harfiah ke Bsa baik secara leksikal maupun struktural (Molina& Albir,
2002; Dukate, ZO07).5)
Kompensasi (compensation), teknik memperkenalkan eiemen informasi atau efekstilistik lain
pada tempat lain pada Tsa karena tidak ditempatkan pada posisi yang sama seperti dalam Tsu (Morina& Albir,
2002; Newmark, lggg).Vinay
&
Dalbemet menyebut cara ini sebagai konsepsi.6) Deskripsi
(description). menggantisuatu istilah atau
ungkapan dengan deskripsi bentuk arau fungsinya(Molina & Albir,
2002).Hal ini
berbedadengan amplifikasi yang mengirnprisitkan informasi
yang
masih imprisit.Teknik yang termasuk
jenis ini
antaralain
padanan deskriptif (descriptive equivalent) dan padanan fungsional (functional equivalent)(Newmark, rggg).7) Kreasi diskursif
(discursive creation),teknik
penggunaan suatu padanan temporer yangdiluar
konteks atautak
terprediksikan. Biasanya digunakan pada penerjemahan judul (Molina& Albir,
20OZ).8)
Padananresmi
(established equivalent),teknik
penggunaanistilah
atau ungkapan yang telah dikenal ataudiakui baik
dalam kamus atau bahasa sasaran sebagai padanan dari Tsu tci.rebut (Molina& Albir,
2002). Teknik inijuga
dikenal dengan recognized translation/accepted standard translation(Newmark,
1988)atau
terjemahanresmi (Hoed, 2006;
suryawinata&
Hariyanto, 2003).
9)
Generalisasi (6eneralization),teknik
penggunaanistilah yang lebih
umumatau netral dalam
bahasa sasaran(Molina & Albir, 2002).
Teknik neutralization (Newmark, 1988) dan translation by netral/less expressive dan translation by general v,ord (superordinate)(Baker, r99z)
termasuk daramteknik
generalisasi.Teknik
generalisasi merupakan kebalikandari
teknik partikularisasi.l0)Ampiifikasi
linguistik (ringuistic amplification),teknik
penambahan elemenlinguistik
sehingga terjemahannya lebih panjang(Molina & Albir,
zo02).Teknik ini biasanya digunakan dalam pengalihbahasaan dan dubbing.
1l)Kompresi
linguistik (linguistic compression),teknik ini
mensintasis elemen Iinguistik yang ada menjadilebih
sederhana karena sudah dapat dipahami (Molina &Albir,
2002).l2)Terjemahan harfiah (literal translation). teknik penerjemahan suatu kata atau ungkapan secara kata
per
kata(Molina & Albir,
2002).Teknik ini
sama dengan teknik padanan formar yang diajukan Nida, namun bukan penggunaan padanan yang sudah merupakan bentuk resmi.13)Modulasi
(modulation),teknik
penggantiansudut
pandang,fokus
atau kategori kognitif dari Tsu ST; bisa dalam bentuk struktural maupun leksikal (Hoed, 2006; Molina & Albir, 2002; Newrnark, lggg).l4) Penggunaan bentuk khusus (particularization), teknikpenggunaan istilah yang lebih spesifik dan konkrit bukan benruk umumnya (Molina
&
Al.bir, 2002).l5) Pengurangan (reduction), teknik mengirnplisitkan informasi karena komponen maknanya sudah termasuk dalam bahasa sasaran.
Teknik ini
merupakan kebalikan dari amplifikasi (Molina&
Albir,2002). Teknikini
sama dengan reduksi dan penghilangan redudansi yang diajukan Newmark(l9gg)
atau penerjemahan dengan penghilangankata atau
ungkapan (omission) yang diajukan Baker (1992).l6) Subtitusi (substitution: linguistic, paralinguisrrc), teknik penggantian elemen- elentan
linguistik
dengan paralinguistik (intonasi, gesture) dan sebaliknya.Biasanya digunakan dalam pengalihbahasaan (Morina
&
Arbir, 2o0z).l7)Transposisi (transposition), teknik penggatian kategori grammar, misal dari verb menjadi adverb dsb (Hoed, 2006;
Molina & Arbir,
2002; Newmark,1988).
l8)Variasi
(variation), teknik penggantian unsur linguistik atau para Iinguistik (intonasi, gesture) yang mempengaruhi aspek keragaman linguistik: misalnya penggantian gaya, dialek sosial, dialek geografis.3. KUALITAS HASIL TERJEMAHAN
Penilaian kualitas hasil terjemahan sudah lama diperdebatkan (Al-Qinal, 2000), kriteria yang mulai objektif dan ilmiah diajukan oleh Nida (1964) sebagai
pioner
pandangan behaviorisme(House,2001). Namun, kriteria
yang ditawarkannya masih dipertanyakan, dapatkah kriteriaini
dites atau diukur secaraempiris untuk memperoleh penilaian terhadap hasil terjemahan secara
objektif
(Newmark dalam Al-Qinal, 2000). Beberapakriteri4
pendekatan dan cara lain diusulkan dalam menilai kualitas hasil terjemahan, misalnya, teknik cloze test, meminta respon pembaca dengan alternatif jawaban/terjemahan, teknik penjelasan ke'rekan, membaca teks dengan suara keras, ,Ian mempublikasikandraf
hasil terjemahan (Nida &Taber,1969:169-173); terjemahan balik, uji pengetahuan, ujiperfomansi (Brislin, 1976); dan pendekatan berdasar
fungsionalistik (Functionalistic, "Skopos"-Related Approacft (Reis dan Vermeer,l97l
dalamEBPUSTAtrAAII UNIV. NEGERI
PADA[!.
;6,^-',%-B
House,
2au:245). Namun teknik dan
pendekatandi atas masih
memiliki kekurangan.Berikutnya, Nababan (2004) mengusulkan kajian kualitas terjemahan ini
dikaitkan
dengantingkat
keakuratandan tingkat
keterbacaanteks
sasaran.Nababan mengajukan
dua
instrumen,yaitu:
accuracy-ratingintrument
yang diadaptasi dari Nagao,Tsuji
dan Nakamura; dan instrumen kedua Reaciibility- roting instrument.lnstrumen pertama diisi oleh peneliti sendiri dan juga pembacayang memiliki
kompetensidan keahlian dalam
penerjemahan. Sementara, instrumen kedua diberikan keyada pembaca dari teks sasaran. Namun penilaian tingkat keakuratan dan keterbacaan ini seringkali bersifat relatifkarena tergantungpada
pembacayang memiliki
berbagailatar belakang keilmuan,
tingkat pendidikan bahkan latar belakang budaya berbeda.Keakuratan atau Ketep atan (Acc uracy)
Istilah
keakuratan(accuracy) dalam evaluasi
penerjemahan sering digunakan untuk menyatakan sejauh mana terjemahan sesuai dengan teks aslinya (Shuttleworth& cowie,
1997:3). Keakuratan merupakan kesesuaian atau ketepatan pesan yang disampaikan antaraBsu dan Bsa.
N{achali (2000:110) menyatakan bahwa ketepatanini
dapatdilihat dari
aspeklinguistik
(struktur gramatika), semantik, dan pragmatik. Keakuratan (accuracy) tidak hanya dilihatdari
ketepatan pemilihan kata, tetapijuga
ketepatan gramatikal, kesepadanan makna, dan pragmatik.Keberterim azn (Ac c epta b ility)
Istilah keberterimaan (acceptability) digunakan oleh
roury
(1980, 1995) untuk menyatakan ketaatan terjemahan pada aturan linguistik dan norma tekstual bahasa sasaran (Shuttleworth&
Cowie, 1997:2). Lebih lanjtit Toury menyata-kan bahwajika nonna yang diikuti
merupakan budayadan
bahasaTsu
maka terjemahannya akan menjadi adequate, sementarajika
terjemahannya mengikuti norrna budaya dan Bsa maka terjemahannya akan berterima (acceptabte) (dalam Munday, 2001). Jadi normaini
menjadi batasan eksternal (external constraint)oleh
masyarakat yang diberikan pada penerjemah dalam menghasilkan karya terjemahan(Toury
dalam Dukate, 2007:44) dan keberterimaan (acceptability)tr?lltK
psuatu ekspresi dalam suatu bahasa tercermin
dari
pandangan partisipan dalam komunikasi (Chomsky dalam Bussman, l99g).Keterbacaan Teks (Read i b il ity)
Keterbacaan teks (readibility) merupakan tingkat kemudahan materi tulis untuk dibaca dan dipahami (Richard et al, l9g5:23g). Sependapat dengan Richard,
Saki dalam
Nababan (2003:62) mengemukakan bahwa keterbacaan adalah derajat kemudahan sebuah turisan untuk dibaca dan dipahami maksudnya. Dari dua definisiinijelas
bahwa keterbacaan mengacu pada pembaca sebagai subjek yang menentukan tingkat keicrbacaan sebuah teks.Tingkat keterbacaan itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
l)
panjang rata-rata kalimat, 2) jumrah kata baru, 3) kompreksitas gramatikar bahasa yang digunakan (dihimpun dari Richard et
al
dan Sakri dalam Nababan, 2003).selain faktor
teksitu
sendiri, tingkat keterbacaanjuga
dipengaruhioleh
latar pendidikan dan budaya dari pembaca.4.
BTIDAYADALAM PENBRJEMAIIAN
TEKS SEJARAHNewmark (1988:94) dan Hoed (2006:79) memandang budaya sebagai cara hidup yang wujudnya khas ,ntuk masing-masing masyarakat yang menggunakan bahasa tertentu sebagai alat pengungkapannya. Hoed menambahkan bahwa cara
hidup ini
diperolehmelalui
pembelajaran dalam masyarakatantar
generasi.sehingga budaya berbeda dengan penguasaan atau prilaku yang
mrncul
secara naluriah tanpa proses belajar.Aspek budaya iru meliputi istilah yang terkait dengan ekologi (lingkungan geografi), budaya material (artefak) termasuk makanan, budaya sosial (pekerjaan dan kesenangan), organisasi, kota, kebiasaan, prosedur konsep, dan bahasa tubuh (gesture)
(Newmar(
1988:95). Aspek-aspek ini karena kekhasannya tidak jarang menjadi sumber masalah calam penerjemahan karena artefak yang terdapat
pada suatu bahasatidak
selalu ada pada bahasalain
sehingga penerjernah kesulitan dalam mengusahakan padanannya.Lebih lanjut, istilah dalam ilmu sosial sangat bersifat kontekstual. Heim
&
Tymowski (2006:$
mengatakan bahwa perbedaan konseptrar terhadap suatuistilah
ilmu
sosial pada konteks berbeda dapat menyebabkan kesarahan pada penerjemahan.contoh dari buku TMRDR
misalnya" konsep,,yillage,.
yangbennakna desa atau kampung. Namun. konsep ini pada masyarakat Minangkabau memiliki makna berbeda dengan "desa" yang dipahami secara umum di Indonesia karena adanya hubungan kekerabatan. Selain
itu,
konsep yang digunakan padaperioce
waktu
tertentu dapat berubah ataumemiliki makna
berbeda pada komunitas yang lain (Heim&
Tymowski,2006:4).5. METODOLOGIPENEI,ITIAN
Penelitian melibatkan tiga aspek penting dalam penelitian kualitatif, yaitu aspek
objektif, genetik dan afektif. Sumber data objektif adalah buku ,,The Minangkabau Response to Dutch Colonial Rule in the Nineteen Century" (TMRDR) karya Elizabeth E.
Graves (peneliti sejarah asal Amerika) yang diterbitkan oleh Cornell Modern Indonesia Project, New York pada tahun 1984, dan terjemahannya ,Asal-Usul
Elite Minangkabau
Modem: Response terhadap Koroniar Belanda
Abad xlx/xx,, (AEMI\4)
yang diterjemahkan oleh Novi Andri, Nurasni, Leni Marlina dan Mestika zed merangkap editor ahli. Hak cipta terjemahan pada Penerbit Yayasan Obor Indonesia, Jakarta yang terbit pada tahun 2007. Data genetik yang dihirnpun berupa informasi latar beiakang,bidang ilmu, tingkat pendidikan, jenis pelatihan penerjemahan yang pemah diikuti, kegiatan lain terkait penerjemahan, dan infonnasi terkait latar belakang pengambilan keputusan pada saat proses penerjemahan. Terakhir sumber data afektif mengenai keakuratan, keberteri maan, dan keterb acaan y angdi himpun dari informan penel itian.
'
Data yang diambil berupa teknik penerjemahan pada satuan lingual pada tataran kata, frase, klausa, dan kalimat. pengambilan data dilakukan dengan membandingkan buku asli dan padanannya dari buku terjemahan (data objekti0.Contoh data:
l/TMRDR/Bsu 5/Bsa I I
Each marrtat day, before dawn, peopre
from
thehills
begin their journey down to the populous towrx of the pluins.terjemahannya
Setiap hari pasar,
di
saat matahari terbit, penduduk dari nagariini
segera turun dari nagari mereka ke pasar-pasar yang terletakdi
nagari datiran baruh.Buku ini dipilih
karena para penerjernahyang terlibat merniliki
latar budaya Minang, sehingga dengan faktor genetis tersebut diasumsikan mereka menguasai konteks budaya Teks Sumber. Selainitu
teks terjemahanjuga
telah melewati proses pengeditan oleh editor ahli prof, Dr. Mestikaznd,
seorang pakar sejarah di Universitas Negeri padang.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengkaji dokumen dan arsip (content analysis), kuesioner, dan wawancara. Teknik tersebut dipilih untuk memperoleh data mengenai teknik penerjemahan alasan penerapannya. Teknik pengkajian dokumen dilakukan dengan membaca l-ruku TMRDR dan
AEMM
secara keseluruhan agar diperoleh gambaran umum. Selanjutnya, teknik-teknik yang digunakan oleh penerjemah dicatat (metode simak dan catat) pada kartu data secara berpasangan sebagai cuplikan (sample). Jumlah cuplikan tidak ditentukan namun berdasarkan padainformasi yang dibutuhkan. Pengambilan cuplikan dilakukan secara selektif dengan teknik criterion-based selection (Goetz & Lecompte (dalam Sutopo, 2006:64-65).
wawancara dilakukan dengan
tim
penerjemahrMRDR
dan editor ahli yang bertujuanuntuk
memperoleh informasi mengenai pandangan mereka mengenai terjemahan yang baik dan alasan serla tujuan pemilihan teknik yang dipilih. pelaksanaanwawancala dilakukan dengarr metode mendalam (in-depth interviewing). Dalam penelitian
ini
dikembangkan tiga teknik triangulasi dari empat yang dianjurkan patton dalam Sutopo (2006) yaitu:l)
triangulasi sumber data,2) triangulasi metodologis (cara pengambilan data), dan triangulasi teori. Penerapan berbagai triangulasiini
untukmemperoleh gambaran secara komprehensif dari berbagai perspektif sehingga lebih meyakinkan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Teknik analisis ini mengikuti model analisis yang dikembangkan oleh dan Miles dan Huberman (Nurkamto,2007) yaitu model analisis interaktif. Pelaksanaannya analisis dilakukan melalui tiga komponen, yaitu: I ) reduksi data. 2) sajian data- dan 3) penarikan simpulan serta verifikasi (Miles & Huberman daram Sutopo,2006:113-l l6).
6.
CONTOH ANALISISDATA
Berdasarkan rancangan
di
atas, berikut rancangan model analisis teknik terjemahan dan dampaknya.Teknik Lokalisasi
Data yang
diambil dari
buku"The
Minangkabau Responseto
Dutch Colonial Rule in the Nineteen Century", yaitu sebagai berikut:Each mar!<et day, before dawn,
_peopre
from
thekilrs
begin rheir journey down to the populous towns of theplaiis.
terjemahannya
Setiap hari pasaq
di
saat matahari terbit, penduduk darinagari ini
segeralurun dari nagari mereka ke pasar-pasar yang terletak di "nagari dataran baruh.
Pada terjemahan terlihat istilah geografis yang berasal dari budaya setempat yang dimunculkan penerjemah, seperti kata
'nagari'
dan ,baruh,. penerjemah memilihteknik lokalisasi, namun
resikonyatidak semua orang dapat
memahami maksudnya. Dalam kamus'prains'
bermakna datarun atau tanah yang datar.Dalam konteks ini kita lihat ada dua konsep tempat yang dipasangkan yaitu,,hills,, dan "plains". Berdasarkan konteks kalimat dapat ditelusuri bahwa kedua kata ini merupakan antonim, perbukitan/dataran
tinggi dan
dataran rendah. Namun, penerjemah memasangkan kata nagari dengan kata baruh yang bermakna dataran rendah dalam bahasa Minang. Selain itu, penerjemahan memunculkan kata turun sehingga secara implisit tersirat bahwa dataran baruh merupakan dataranrendah.Teknik Kreasi
Diskursif
Penerjemahan
judul
buku sumberke
dalam bahasa sasaran menerapkan teknik khusus. Pada Bsu judul buku tersebut adalah: "The Minangkabau Responseto
Ducthcolonial
Rulein
The Nineteencentury",
sementara tedemah annya menjadi"Asal Usul Elite
Minangkabau Modern: Respons terhadap Kolonial Belanda AbadXIX[KX."
Penerjemahanjudul ini
tidak dilakukan secara literal,tetapi
menggunakanteknik kreasi diskursif (discursive creation). Hal
ini dilakukan untuk menarik minat atau keingintahuan, sehingga pembaca tertarik untuk membeli dan membaca buku tersebut. Judul buku dalam Bsu menunjukkan bahwaini
merupakan hasil penelitian atau laporan penelitian sejarah, sehinggajika
diterjemahkan secara literal bukuini
menjadi tidak menarik karena terkesan sebagai buku ilrniah atau buku sejarah sehingga tidak memancing rasa ingin tahu pembaca- Sementara bentuk terjemahan lebih menekankan pada asal-usul elite Minangkabau modem, sehingga menarik rasa keingintahuan pembaca.Daftar Pustaka
Al-Qinai, Jamal. "Translation euality Assessment.Strategies, parametres and Procedures' daram Meta: jo ur nal des traducte
ui/Iuieta:
Tra ns rators, Journol.XLV,
3,2000. Hal. 497_519.Baker, Mona. 1992.In other word: o course book on
transration
London:Routledge.
Bassneft-McGuire, Susan. r991. Transration studies.London: Routledge.
Bell, Roger
T.
1991. Translation and rranslating: Theory and practica. Loncion:Lonsman.
Brislin, Richard
w
(ed.). 1976. Transrotion: Apptications and Researcft. New York: Gardner press, Inc.Bussman, Hadumod. 1998. Dictionory of Language ond Linguistics (penerjemah
&
Editor G. Trauth&K.
Kazzazi). Newyork:
Routleige.catford, J. 1980: A Linguistic Theory of rranslation.
oxford: orford
UniversityPress.
Duk6te, Aiga-2007. "Manipuiation as a Specific Phenomenon in Translation and Interpreting". Disertosi Doktor (tictak dipublikasikan). Riga: Faculty
of
Modem Language University of Latvia.
Fawcett,
P.
2000. "Ideorogyand
Transration" daramBaker, M. (ed).
2000 Routledge Encycropedia of rronsration studies. London: Routredge.Gile, Daniel. 1995. Basic concept and Modelsfor Interpreter and
rranslator
Traintng. Amsterdam: John Benjamin publishing Company.Graves, Elizabeth
E.
2007. (Terjemahanoleh:
Mestika zed (Ed),Novi
Andri, Nurasni,& Leni
Marlina.)Asut-usul Etite Minangkabau
Modern:Respons terhadap Koroniar Belanda
Abad xlx/xx.lakarta:
yayasanObor lndonesia.
Graves, Elizabeth E. 1984. The Minangkobau Response to Dutch
colonial
Rulein The
Nineteenthcentury. New york: comell Modern
lndonesiaProject.
Hagfors, Irma. "The Translation of Culture-Bound Elements into Finnish in the Post-war Period" dalam Meta: journar des traducteurs/fureta:
Translators,
Journal.XLVIII,
l-2,2003. Hal. I lS_127.Hamerlain, souad. 2005. "Transration as a Transmitter of Feminist Ideology. ,' dalam Annales du Patrimorze. No. 03/2005 Hal 55_5g.
fleim,
M.H-&
Tymowski,A.w.
2006. Gaideltnesfor the Transration ofsocial
science Texts. New york: Americancouniir
of Learned Societies.House, Juliane. "Translation euarity Assessment: Linguistic Description versus Social Evaluation," Meta: Journal des Troduiteurs / Meto: Translotorsl Journal. Vol. 46, No. 2, 2001, Hal. 243_257.
Hoed, Benny H.2006. penerjemahan dun Kebudayaan. Jakarta: pustaka Java.
. 2004."ldeologi dalam penerjemahan,,. dalam
Jurnal Linguistik
BAHA.91. Volume 2 No.I
Hal. l-16.Larson. Mildred.
L.
1997. Meaning Basetl rranslation 2odEditton
New york:University press of America.
Machali, Rochayah. 2a00. pedoman Bagi penerjemah. Jakar-ta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Melis, Nicole Martinez& Albir, Amparo Huftado.200l..,Assessment in
Translation Studies: Research Needs," dalam Meta,
XLVI,
2,2001. Hal.272-287.
Molina, Lucia and Albir, Amparo Hurtado. 2002.,,Translation Techniques R.evisited:A Dynamic and Functionalist Approach" dalam Meta: Journal des Traducteurs,Meta: Translators, Journal,
XLVII,
No.4
hal. 4gg-s12 Munday, Jeremy.200l.Introducing
Translation studies: theories andapp lications. London: Routledge.
Nababan, M.R. 2007. "Aspek Genetik, objektiq dan
Afektif
dalam penelitian Penerjemahan" dalam Linguistika.Vol.
14, No. 26, Hal. 15_23.2004. "Strategi Penilaian Kualitas Terjemahan,, dalam
Jurnal Linguistik
BAHASA. Volume 2 No.I
Hal. 54-65.Pelajar.
2003- Teori Menerjemah Bahaso Inggris. yogyakarta: pustaka
Newmark, Peter. 1988 .
A
Tertbook of rranslation. London: prentice Hall..
1981. Approoches to Transrotioa.oxford:
pergamon press.Nida, E. A dan Taber, charles. 1992. The Theory and practice
of
rronslation Leiden: E. J.Brill.
Nurkamto, Joko.2007. "penelitian Kualitatif Dalam pendidikan: Konsep dan Rancangan." Makalah workshop penelitian STAIMUS bekerjasama
dengan KOPERTIS wirayah X Jawa Tengah. Tarvangmangu, l g
- I9
Mei2007.
P acte. 2000. "Acquiring Trans lation competence : Hypotheses and
Methodologicar probrems in a Reseirch projeci,, daram: Beeby, A.;
Ensinger,
D';
prelas, M. (eds.) Investigating Transration Amsterdam: John Benjamins, Hal. 99- I 06.Shuttleworth, Mark
&
cowie, Moira. 1997. Dictionaryof
rransration studies.Manchester: St Jerome publishing.
suryawinata, Zuchridin dan Hariyanto, Sugeng. 2003. Tra ns ratio n (B a has an Teori & Penuntun praktis Menerleminkan). yogyakarta: Kanisius.
Sutopo, H.B. 2006. Pen.elitian
Kualitutrt
Dasar teori dan teropannya dalamp e ne lit ia n. S urakarta: Un iversitas Sebelas Maret.
venuti, Lawrence. 1995. The Translqtor's
Invisibility:
A Historyof
rranslarion.London: Routledge.
Yan, Xiao-j iang. 2007 .
"on
the Role of Ideology in Translation practice,,. dalamus-chine
Foreign Language. vorumJ5, No. 4 (seriar No. 43) Har. 63_65.
a?L1tnd/Doto- t,C,)
/1fi
.ot
tt hrd Tentang Penulis
Havid
Ardi Dt.
RangkayoMulia,
S.Pd., M.Hum.lahir di
Guguk Tinggi, 3 Januari 1979 adalah Dosen Jurusan Bahasa dan SastraInggris
Fakultas Bahasa Sastradan Seni (FBSS)
Universitas Negeri Padang. Menyelesaikan pendidikan sarjananyadi
ProgramStudi
Pendidikan Bahasadan
Sastra Inggris FBSSUNP
padatahun 2002 dan
meneruskanpendidikan 52 dalam
bidang Lingustik Terapan bidang Penerjemahandi
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta pada tahun 2010.Selain mengajar di Jurt':an Bahasa dan Sastra Inggris, penulis juga per:rah mengajar di Jurusan Pendidikan Anak Usia
Dini
(PG-PAUD) FIP LINP, STIKES Amanah, Padang,STAIN
MahrnudYunus
Batusangkar,Kab.
Tanah Datar, STKIP YDB Lubuk Alung Padang Pariaman, STKIP PGRI Padang, dan lain-lain.Penulis
juga aktif dalam
pertemuanilmiah sepefti
pemakalah pada Konferensi Internasional "Systemic Functional Linguistics and lts contribution to Translation"di Solo
(2009), Pemakalahdalam
seminar Internasional yang diselenggarakan Indonesian English T'eachers Association(IETA) di
Padang(2009), peserta seminar intemasional "Instructional Strategl,t in higher education"
diselenggarakan
prodi 52 KTP
PPsUNS
(2010),"International
Seminar in Linguistics," yang diselenggarakan oleh Prodi52 Linguistik
PPsUNS
(2009),nara sumber dalam
penyusunanSOP Labor CALL dan SALLC
yangdiselenggarakan oleh Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, FBSS I-INP (2008), International Seminar "Empowering English Teacher" yang diselenggarakan oleh Jurusan Bahasa
dan
SastraInggirs QA07),
Kongres Masyarakat Linguistik Indonesia(MLI) XI
Padang, kerjasamaUNP,
Unand, danUniv.
Bung Halla, (200s)Karya lain dari penulis antara lain English
for
Nursing diterbitkan oleh Balai Bahasa UNP (2006), Speaking,l Jurusan Bahasa dan Sastra lnggris FBSS LINP (2005).Artikel
ilmiah berjudul "Gaya Belajar SiswaSMA N 7
Padang"diterbitkan dalam Jurnal Bahasa dan Seni, (2005), "Tinjauan
Ulang Penerjemahan Lisan", Jurnal Fakultas AdabIAIN
ImamBonjol
Padang (2009).Penulis