• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MANAJEMEN SARANA PRASARANA BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TAMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH MANAJEMEN SARANA PRASARANA BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TAMBANG"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TAMBANG

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar Sarjana S1 pada Program Studi Manajemen Pendididikan Islam

Disusun Oleh:

SYAFNI DIAN FITRI

NIM.

11514201564

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1444 H / 2023 M

(2)
(3)

ii

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Pengembangan LKPD Berbasis Model Blended Learning Berbantuan Aplikasi Sevima Edlink Untuk Memfasilitasi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pada Pokok Bahasan Himpunan, yaitu ditulis oleh Dyan Cella Sri Wahyuni NIM.11810523086 dapat diterima dan disetujui untuk dijadikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada tanggal 13 Jumadil Akhir/06 Januari 2023. Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada jurusan Pendidikan Matematika.

Pekanbaru, 13 Jumadil Akhir 1444 H 06 Januari 2023 M Mengesahkan,

Sidang Munaqasyah

Penguji I Penguji II

Dr. Zubaidah Amir MZ, M.Pd. Drs. Zulkifli Nelson, M.Ed.

Penguji III Penguji IV

Mayu Syahwela, M.Pd. Annisa Kurniati, M.Pd.

Dekan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Dr. H. Kadar, M. Ag.

NIP. 19650521 199402 1 001

(4)
(5)

i

Assalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirobhil’alamin segala puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawakan karunia dan keberkahanya sampai sekarang saat ini. Dengan izin dan rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul : Pengarh Manajemen Sarana Prasarana Terhadap Motifasi Belajar Siswa di Sekolah Menegah Atas Negeri 2 Tambang, merupakan karya ilmiah yang disusun untuk memenuhi sebagai persyaratan untuk mencapai gelar sarjana pendidikan Pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Konsentrasi Administrasi Pendidikan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah memberikan uluran tangan dan kemurahan hati kepada penulis. Terutama untuk yang paling tersayang kedua orang tua, terimakasih kepada Ayahanda Zakri (Alm), Ibunda Syafrida,Syafni Deci, Syafrina Dewi, Syafrianto, Syafridal (Alm), tersayang beserta seluruh kelurga besar penulis yang dengan penuh perhatian dan pengorbanan, hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selain dari itu, penulis banyak mendapatkan bantuan baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Hairunas, M. Ag, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Beserta Wakil Rektor I, Dr. Hj. Helmiati, M.Ag, Wakil Rektor II, Dr. H. Mas’ud Zein, M.Pd, dan Wakil Rektor III, Edi Erwan, S.Pt., M.Sc., Ph.D., yang telah memberikan izin dan waktu untuk menimba ilmu di perguruan tinggi ini.

(6)

ii

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Beserta Wakil Dekan I, Dr. Zarkasih, M.Ag., Wakil dekan II, Dr. Zubaidah Amir MZ, M. Pd., dan Wakil Dekan III, Dr. Amirah Diniaty, M.Pd., kons., beserta staf dan Karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah memberikan rekomendasi kepada penulis.

3. Dr. Hj. Yuliharti, M.Ag Selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, dan Dr. Mudasir, M.Pd. Selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Beserta Staf.

4. Dr. Tuti Andriani, S.Ag., M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak bantuan, arahan, bimbingan, waktu ilmu serta motivasi yang bermanfaat bagi penulis dari awal hingga selesainya penulisan skripsi ini.

5. Kholilullah, M.Ag. selaku penasehat akademis yang telah memberikan motivasi serta nasehatnya dalam penghafalan Juz 30 dan skripsi

6. Dosen dan karyawan/karyawati pustakawan dan seluruh civitas Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Khususnya Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan yang telah memberikan ilmu pengetahuan pada proses perkuliahan.

7. Ibu Dr. Hj. Yanti Desrita, M.Si. Selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Tambang.

8. Bapak/ibu staf dan karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

9. Teman-teman mahasiswa Jurusan Adminsitrasi Pendidikan angkatan 2015 atas dukungan, perhatian, dan bantuan yang diberikan dalam penyusunan skripsi ini.

10. Sahabat yang saya banggakan dan saya sayangi Lupyu (Iliyin Jeriyah) yang sangat memberikan pengaruh yang baik, selalu membantu disaat susah dan senang penulis. Terimakasih sudah sabar mendengarkan keluh kesah.

(7)

iii

tidak luput dari kesalahan, kekurangan, dan kelemahan, untuk itu peneliti mohon maaf. Akhirnya peneliti berserah diri kepada Allah SWT dan semoga kita semua dalam berkah dan kasih sayang Allah SWT. Aamiin.

Pekanbaru, 22 Desember 2022 Penulis,

Syafni Dian FItri NIM. 11514201564

(8)

iv

Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kepada Allah sebanyak- banyaknya.

( Q.S Al-Azhab: Ayat 41)

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S Al-Insyirah: Ayat 5-6)

Dan bersabarlah kamu, sesungguhnyya janji Allah adalah benar. (Q.S Ar-Rum:

Ayat 60)

Alhamdulillah, bersyukur kepada Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat, nikmat dan kelancaran dalam menulis karya ilmiah ini. Shalawat beserta salam tetap tercurahkan kepada nabi muhammad SAW. Yang selalu mencerminkan budi

pekerti kepada umaatnya.

Kupersembahkan karya sederhana (skripsi) ini kepada keluarga, teman-teman diperkuliahan dan teman-teman lainnya.

Terimakasih sudah memberikan do’a, dukungan, dan arahan,

sehingga berjalannya dengan lancar selama perkuliahan.

(9)

v

“ Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang engkau buat mudah. Dan engkau pasti bisa merubah kesulitan menjadi kemudahan jika engkau berkehendak”

(HR. Shahih ibnu Hibban 3/255)

Kalau hari ini aku berhasil, bukan karena aku yang hebat, tetapi do’a Ayah dan Ibuku yang sebenarnya kuat.

(penulis)

(10)
(11)
(12)
(13)

ix

Penghargaan ... i

Pesembahan ... iv

Motto ... v

Abstrak ... vi

Daftar isi ... ix

Daftar Tabel ... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Alasan Memilih judul ... 3

C. Pengesahan Istilah ... 4

D. PermasalahaN ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian. ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kerangka Teoritis... 9

B. Motivasi Belajar ... 19

B. Konsep operasional ... 27

C. Penelitian Relevan ... 30

D. Asumsi dan Hipotesis ... 32 BAB III METODE PENELITIAN

(14)

x

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 33

D. Populasi dan Sampel ... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Teknik Analisis Data... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 40

B. Penyajian Data ... 51

C. Analisis Data ... 54

D. Pembasahan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79 DAFTAR PUSTAKA

(15)

xi

Tambang Dari 2003 – Sekarang : ... 41

Tabel IV.2 Data Pemimpinan dan Tenaga Pendidikan / Pengajar SMA Negeri 2 Tambang ... 46

Tabel IV.3 Data Sarana dan Prasarana di SMA Negeri 2 Tambang ... 50

Tabel IV.5 Variabel X ( Manajem Pengelolaan Sarana Prasarana ) ... 52

Tabel IV.6 Variabel Y ( Motivasi Belajar Siswa ) ... 53

Tabel IV. 7 Uji Realibilitas Variabel X ... 54

Tabel IV. 8 Uji Realiability Variabel Y ... 54

Tabel IV. 10 Rekapitulasi Angket Variabel Y ... 58

Tabel IV.11 Hasil Uji Nonmalitas Data ... 61

Tabel IV.12 Hasil Uji Linearitas Data ... 62

Tabel IV.13 Hasil Perhitungan Persamaan Rehresi ... 63

(16)

1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia perlu adanya sebuah pendidikan yang berkualitas pendidikan juga memiliki peran yang sangat penting membangun sebuah potensi manusia dalam Undang-Undang Republik Indonesian No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Pasal 1 pendidikan adalah usaha sadar dan terencananya untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan. Pengedalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak muli serta keterampilan yang diperlakukan masyarakat, bangsa, dan negara.1

Pendidikan memiliki standar yang digunakan sebagai acuan dan kriteria menimal untuk meningkatkan mutunya. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi kelulusan, tenaga pendidikan ,sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara bersama dan berkala.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 kemudian l Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya dilakukan perubahan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 disebutkan lingkup standar pendidikan meliputi

1 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1.

(17)

standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,standar sarana dan prasarana,pengelolaan,standar pembiayaan dan standar penilaian.salah satu standar tersebut adalah standar sarana dan prasarana.

Standar sarana dan prasaran adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat olahraga, tempat ibadah, perpustakaan, laboratorium, serta sumber lainnya, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Sedangkan standar pengelolaan adalah standar nasional yang berkaitan dengan perencanaan, perlaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi atau nasional agar tercapai efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu.

Dalam hal belajar motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggera dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan serangkaian kegiatan belajar. Motivasi siswa dapat ditimbulkan dari dalam diri individu (motivasi instrinsik ) dan dapat timbul dari luar diri siswa (Motivasi ekstrinsik).2

Hal tersebut dikarenakan motivasi memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar dan mengajar siswa, seperti yang diungkapkan oleh Uno (2008:27) bahwa motivasi memiliki peran penting dalam belajar yaitu (a)

2 Retno Palupi, dkk, “Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Terhadap Kinerja Guru Dalam Mengelola Kegiatan Belajar Dengan Hasil Belajar”. ( Dalam Jurnal Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran, Vol. 2, No. 2), hlm. 158

(18)

menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (b) memperjelaskan tujuan belajar yang berhak dicapai, (c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d) menentukan ketekunan belajar.3

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan penelitian di Sekolah Menengah Atas 2 Tambang pada bulan Oktober 2019. Adapun beberapa gejala- gejala yang peneliti temukan adalah sebagai berikut:

1. Masih kurangnya kelengkapan buku sebagai penunjang pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang.

2. Masih kurangnya pengelolaan sarana dan prasarana di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang.

3. Staff sarana dan prasarana masih terbilang belum maksimal dalam mengatur dan mengelola sarana di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang.

Bedasarkan gejala-gejala diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: Pengaruh Manajemen Sarana Prasarana Terhadap Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang.

B. Alasan Memilih judul

Adapun alasan peneliti memilih judul di atas adalah sebagai berikut :

1. Permasalah yang dikaji dalam judul di atas sesuai dengan bidang ilmu di jurusan manajemen pendidikan islam.

2. Judul diangkat sesuai dengan masalah dan gejala-gejala yang ditemukan oleh penulis dalam observasi.

3 Op.cit., Hlm. 159

(19)

3. Masalah-masalah yang dikaji dalam judul di atas mampu untuk diteliti oleh penulis

4. Lokasi peneliti yang terjangkau untuk dilakukan penelitian.

5. Persoalan ini menarik untuk diteliti.

6. Sepengetahuan penulis judul ini belum pernah diteliti oleh siswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarim Kasim Riau khususnya mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

C. Pengesahan Istilah

Judul penelitian yaitu: “Pengaruh Manajemen Sarana Prasarana Terhadap Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang”. Untuk memahami makna-makna kata di atas, Maka akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Manajemen Sarana Prasarana

Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata manajemen yang berasa dari kata “ Management ”,istilah Inggris tersebut lalu diindonesia menjadi “ Manajemen “. Menurut (Mulyasa) manajemen sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan konstribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Dan menurut ( Syahril ) pengelolaan sarana prasarana adalah proses pengurusan, penataan, dan peraturan kegiatan secara sistematis agar berfungsi menurut berfungsi menurut fungsinya masing- masing dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.4

4 Rosivia, “Peningkatanan Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan di SMP Negeri 10 Padang” dalam Jurnal Administrasi Pendidikan, hlm. 662-663

(20)

Berdasarkan pendapat diatas yang dimaksud dengan pengelolaan sarana pendidikan adalah proses atau cara melaksanakan pengadaan, pemeliharaan serta pengawasan sarana dan prasarana untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.Intinya pengelolaan sarana prasarana merupakan proses pengurusan sarana prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja, alat-alat dan media pembelajaran lainnya agar tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan lancar, teratur, efektif dan efsien. Pengelolaan sarana prasarana sekolah sangat penting dilakukan. Apabila sarana prasarana sekolah dikelola dengan baik maka akan mendapatkan suatu hasil yang baik pula dan tercapainya tujuan yang diinginkan.

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar menurut para ahli Sudarwan motivasi diartikan sebagai kekuata, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau makanisme, Psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu seseuai dengan apa yang dikehendakinya. Hakim mengemukakan pengertian motivasi sebagai suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perpuatan untuk mencapai tujuan tertentu.

Berdasrkan beberapa pendapat diatas, motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang menimbulkan tingkat kemauan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Kemauan baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi instrinsik) maupun dari luar individu

(21)

(motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, berkerja maupun dalam kehidupan lainnya.

Jadi dapat dipahami bahwa motivasi belajar siswa dapat didorong dari diri siswa itu sendiri yang memiliki keinginan untuk berhasil akan membuat siswa memiliki semangat belajar yang tinggi.

D. Permasalahan

1. Indentifikasi Masalah

Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam latar belakang,maka indentifikasi masalah antara lain:

a. Pengaruh manajemen kelengkapan sarana prasarana belajar terhadap motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang.

b. Manajemen Sarana Prasarana sekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang.

c. Motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang.

d. Faktor yang mempengaruhi manajemen pengelolaan sarana prasaran di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang.

e. Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 tambang.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan Indentifikasi masalah diatas penulis tidak mengambil semua masalah untuk di indentifikasi, hal tersebut disebabkan oleh terdapat batasan waktu.makanya dengan ini masalah yang diteliti dibatasi dan

(22)

difokuskan pada pengaruh manajemen pengelolaan sarana dan prasarana belajar terhadap motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri Negeri 2 Tambang.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian perlu memberi batas masalah yang di akan diteliti yaitu :

a. Bagaimana manajemen sarana prasarana di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang?

b. Bagaimana motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang?

c. Seberapa besar pengaruh manajemen sarana prasarana terhadap motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

a. Untuk mengetahui manajemen sarana prasarana di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang

b. Untuk memahami motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang

c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh manajemen sarana prasarana terhadap motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang

(23)

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi kepala sekolah untuk meningkatkan kompentensi yang ada sehingga dapat melaksanakan tugas dan fungsi manajerial pendidikan.

b. Bagi guru agar dapat menjadi informasi untuk diterapkan dalam proses kegiatan belajar mengajar,sehingga tercapai tujuan pendidiakan sesuai dengan yang diharapkan.

c. Bagi penelitian memberikan informasi serta wawasan baru meneganai permasalahan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dalam meningkatkan motivasi siswa.

d. Untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Serjana StrataSatu ( S1) pada program studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultasn Syarif Kasim Riau.

(24)

BAB II

KAJIAN TEORITIS A. Kerangka Teoritis

1. Manajemen Sarana Prasarana

Pengelolaan sarana Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata manajemen yang berasa dari kata “ Management ”,istilah Inggris tersebut lalu diindonesia menjadi “ Manajemen “. Menurut ( Mulyasa ) manajemen sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan konstribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Dan menurut ( Syahril ) pengelolaan sarana prasarana adalah proses pengurusan, penataan, dan peraturan kegiatan secara sistematis agar berfungsi menurut berfungsi menurut fungsinya masing-masing dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.5

Berdasarkan pendapat di atas yang dimaksud dengan pengelolaan saranapendidikan adalah proses atau cara melaksanakan pengadaan, pemeliharaan serta pengawasan sarana dan prasarana untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Intinya pengelolaan sarana prasarana merupakan proses pengurusan sarana prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja, alat-alat dan media pembelajaran lainnya agar tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan lancar, teratur, efektif dan efsien. Pengelolaan sarana prasarana sekolah sangat penting

5 Rosivia, “Peningkatanan Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan di SMP Negeri 10 Padang” dalam Jurnal Administrasi Pendidikan, hlm. 662-663

9

(25)

dilakukan. Apabila sarana prasarana sekolah dikelola dengan baik maka akan menapatkan suatu hasil yang baik pula dan tercapainya yang diinginkan.

2. Manajemen Perpustakaan

Manajemen perpustakaan adalah pengelolaan atau pengaturan ruang perpustakaan yang didadasarkan pada teori dan prinsip manajemen. Teori manajemen adalah konsep pemikiran menengenai bagaimana ilmu manajemen untuk diaplikasikan dalam suatu organisai. Prinsip manajemen adalah pokok dasar pemikiran dalam sebuah manajemen.

Menurut Sutarno dalam buku Irjus Indrawan mengatakan bahwah manajemen perpustakaan tidak hanya berdasarkan teoreritas yang paling penting adalah mengimplementasikan teori pada praktik operasional. Namun pada kenyataan, tidak semua teori ditetapkan secara utuh. Sehingga diperlukan modifikasi dan penyesuaian agar dapat berjalan dengan lancar.6

Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang diselengrakan pada sebuah sekolah. dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan utama mendukung terleksananya dan tercapainya tujuan sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Sekolah merupakan tempat penyelengaraan proses belajar mengajar, menanamkan dan mengembangkan berbagai nilai dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pengelolaan perpustakaan terdiri atas kepala perpustakaan dan tenaga perpustakaan. Para pengelola perpustakaan tersusun dalam suatu struktur organisasi perpustakaan. Perlu diperhatikan bahwa model struktur organisasi

6 Irjus Indrawan, Pengantar Manajemen Sarana Prasarana Sekola. ( Yogyakarta:

Deepublish, 2015), hlm. 59-60

(26)

perpustakaan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sekolah.

Pengelolaan perpustakaan harus memiliki sejumlah kompentensi yang dapat digolongkan menjadi 6 dimensi kompentensi, yaitu kompentensi manajerial, kompentensi pengelola informasi, kompentesi pendidikan, kompentensi kepribadian, kompentensi sosial, dan kompentensi pengembangan profesi.7 a. Kepala Perpustakaan.

Kepala perpustakaan adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan perpustakaan. Kepala perpustakaan harus ada jika sekolah yang bersangkutan mempunyai jumlah tenaga perpustakaan labih dari satu orang. Selain itu, jika sekolah mempunyai lebih dari 6 rombel dan memiliki koleksi minimal 1.000 (seribu) judul materi perpustakaan, idealnya harus memiliki kepala perpustakaan.8

Menurut Desy Ery dalam buku Irjus Indrawan mengatakan organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik, pemimpinan perpustakaan perlu perhatikan aspek-aspek sebagai berikut:

1) Penetuan Tujuan Perpustkaan

Tujuan harus jelass dirumuskan secara jelas dan lengkap, baik mengenai bidang, ruang lingkup sasaran, keahlian atau keterampilan, serta peralatan yang diperlukan. Dari tujuan yang telah dirumuskan dapat diperkirakan bentuk. Susunan, corak, dan ukuran besar kecilnya organisai yang harus disusun.

7 Irjus Indrawan, Ibid., hlm. 59-60

8 Barnawi & M.Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. (Jogjakarta: AR.Ruzz Media, 20140), hlm. 176

(27)

2) Perumusan Tugas Pokok Perpustakaan

Tugas pokoknya adalag sasaran yan dibebankan kepala organisaai untuk dicapai organisai besar maka tugas pokoknya luas, sedangkan organisasi kecil tugas pokoknya terbatas.

3) Rincian Kegiatan

Semua kegiatan kerja yang dilakukan untuk melaksanakan tugas pokok harus disusun serta lengkap dan terinci. Selain itu harus dibedakan antara kegiatan kerja yang penting dan kurang penting, kegiatan kerj utma, dan penunjang.

4) Pengelompokan Kegiatan Kerja

Kegiatan kerja yang erat hubungan satu sana lain dikelompokkan, dan pengelompokan ini disebut fungsionalisasi setalah tersusun, dilakuakan

a) Pengadaan personel.

b) Penyediaan anggaran.

c) Penyedian peralatan.

d) penyusunan sistem hubungan kerja.

e) Penyusunan prosedur dan tata kerja.

5) Penyusunan Organisasi Perpustakaan

Perpustakaan adalah organisasi, berupa lembaga, atau unit kerja yang berugas menghimpu koleksi perpustaka dan menyediakannya bagi masyarakat untuk dimanfaatkan. Lembaga merupakan organisai yang otonom, sedangkan unit kerja merupakan

(28)

organisasi di dalam organisasi sehingga memiliki lemga induk.

Tujuan perpustakaan sebagai organisai otonom agak berbeda tujuan perpustakaan sebagai anak suaru organisai yang telah mempunyai tujuan tertentu.

b. Tenaga perpustakaan

Setiap perpustakaan sekolah dapat mengangkat tenaga perpustakaan minimal satu orang. Tenaga perpustakaan yang akan diperkerjakan setidaknya berkualifikasi SMA atau sederajat dan bersertifikasi kompotensi pengelolaan perpustakaan dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah. Tenaga perpustakaan dapat bertugas dibagian layanan teknis, layanan pembaca, atau tata usaha.

3. Manajemen Labortorium

Labortorium merupakan tempat untuk melaksanakan pembelajaran secara praktik yang memerlukan pralatan khusus. Labortarium merupakan salah satu instrumen sekolah yang dimaksud menunjang pembelajaran agar pembelajaran menajadi efektif.

Labortorium ada banyak macamnya. Diantaranya labortorium komputer yang berisikan sejumlah komputer, labortorium bahasa yang berisi headphone, dan LCD labortorium bahasa digunakan untuk menunjang pembelajaran bahasa indonesia maupun asing agar kualitas pereserta didik meningkat sesuai dengan arus global, labortorium IPA yang berisi bermacam- macam instrumen yang berhubungan dengan mata pelajaran alam, seperti miskroskop, alat alat fisika, alata-alat biologi dan lain sebagainya.

(29)

Koordinasi labortorium ( korlab ) bertanggung jawab mengoordinasikan seluruh labortorium yaang ada disekolah. Jabatan korlab dapat dipegang oleh wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Korlab bertanggung jawab untuk mergoordinisasikan dan mengatur penggunaan salah satu labortorium untuk mendukung proses pembelajaran korlab membawahi dua bagian, yaitu teknis dan labor.

a. Perencanaan ruang labortorium

1) Perencanaan kebubutuhan jenis labortorium yang diperlukan seseuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.

2) Perencanaan kebutuhan jumlah labortorium berdasarkan jumlah siswa dan kelompok belajar yang akan memanfaatkan labortorium tersebut.

3) Perencanaan kebutuhan tanag untuk membangun labortorium sangat diperlukan. Apabila sekolah tidak memiliki tanah yang cukup untuk membangun ruangan labortorium.

4) Perencanaan kebutuhan alat labortorium sesuai dengan jenis dan jumlah siswa. Peralatan labortorium dapat dikelompokan menjadi kelompok umum dan khusus

b. Organisasi Prasarana Ruangan Labortorium

Tugas dalam pergorganisasian ruangan labortorium adalah sebagai pengelola labortorium dn penanggung jawab teknis. Apabila terdapat sekolah yang meminjam raung labortorium sekolah lain. Maka terdapat

(30)

persyaratan secara tertulis antara sekolah yang meminjam dengan yang dipinjam agar terdapat tanggung jawab bersama.

c. Koordinasi Prasarana Ruangan Labortorium

Koordinasi prasarana ruangan labortorium dapat diberikan kepada seluruh guru bidang studi IPA. Seperti hal pembagian jadwal yang diatur oleh petugas laboran. Semua alat dan bahan yang terdapat dalam ruangan labortorium harus dijaga keamanannya.

d. Perlaksanaan Prasrana Ruang Labortorium

Ruangan laboraturium digunakan untuk praktikum mata pelajaran IPA. Adanya jadwal dapat mempermudah dalam pelaksanaan dan pemakaian ruangan labortorium. Peraratan yang dapat dalam ruangan labortorium diharapkan memiliki kelengkapan yang lengkap dan berkualitas yang bagus.

e. Pengendalian atau Pengawasan Prasarana Ruang Labortorium

Pengawasan ruangan labortorium seharusnya dilakukan labih baik dari ruangan kelas karena menyangkut perlengkapan alat dan baik dan bahan yang digunakan untuk praktikum.

f. Persyaratan Membanguna Labortorium Sekolah

Untuk membuat suatu labortorium sekolah yang nyaman dan aman.

Maka pemerintah mengeluarkan sebuah standar minimum untuk membangun sebuah labortorium sekolah. Standar ini sudah di atur dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional no.24 tahun 2007 tanggl 28 juni

(31)

2007. Beberapa syarat yang harus dipenuhi sekolah lembaga pendidikan untuk membangun sebuah labortorium sekolah antaranya:

1) Labortorium tidak boleh dibangun di arah mata angin. Hal dimaksudkan untuk menghindari terjadinya percemaran udar. Gas sisa reaksi kimia yang kurang sedap tidak terbawa angin ke ruangan lain.

2) Lokasi labortorium dibuat jauh dari sumber air agar tidak terjadi pencemaran sumber air yang berada disekitar tempat itu.

3) Labortorium harus mempunyai saluran pembuangan tersendiri agar terharhindari terjadinya pencermarab sumber air dan tanah penduduk disekitarnya.

4) Lokasi labortorium harus terpisah jauh dari bangunan yang lain, supaya yang memadai jarak minimum disyaratkan sama dengan tinggi bangunan yang terdekat atau 3 meter.

5) Letak labortorium pada bagian yang mudah dikontrol dalam kompleks sekolah terhadap pencurian, kebakaran, dan lain-lain.9 4. Manajemen Gudang

Gudang dalah ruangan untuk menyimpan peralatan pembelajaran diluar kelas, peralatan sekolah yang tidak atau belum berfungsi, dan arsip sekolah.

Barang-barang yang disimpan digudang adalah barang-barang yang memang memerlukan tempat khusus untuk penyimpanannya. Gudang harus dikelola

9 Irjus Indrawan, Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. ( Yogyakarta:

Deepublish, 2015 ), hlm. 61-67

(32)

dengan baikm dan barang-barang yang ada didalamnya harus dipelihara secara rutin atau bekala.

Manajemen gudang sekolah ialah kepala gudang, petugaas administrasi, dan petugas pemeliharaan dan distribusi. Kepala gudang bertanggung jawab dalam pengelolaan gudang mulai dari peneriman, penyimpanan, pemeliharaan, distribusi, pemusnahan, danh pelaporan. Petugas adminitrasi bertanggung jawab dalam pencatatan keluar masuk barang-barang yang ada didalam gudang. Pertugas pemeliharaan dan distribusi bertanggung jawab dalam perawatan dan pemindahan barang-barang dari satu tempat ketempat lain untuk kepentingan proses pendidikan.10

5. Indikator Manajemen Sarana Prasaran Indikator Manejemen sarana prasarana a. Perencanaan kebutuhan

Analisi kebutuhan menurut Syahril adalah mengidentifikasi secara tepat kebutuhan sarana prasarana pendidikan yang diperlukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

b. Pengadaaan

Menurut Gunawan mengatakan pengadaan segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang,benda dan jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas.

c. Penyimpanan

10 Barnawi & M.Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. (Jogjakarta: AR.Ruzz Media,20140), hlm. 194-195

(33)

Menurut Syahril penyimpan adalah menampung atau mewadahi hasil pengadaan barang-barang tersebut demi keamanannya, baik yang belum maupun yang sudah didistribusikan, disebut penyimpanan rang faktor pendukung seperti lokasi, konstruksi, bentuk dan ketentuan tatat letak barang didalamnya seseuai jenis dan sifat barangnya.

d. Pemanfaatan atau Penggunaan

Untuk pemanfaatan sara dan prasarana pendidikan disekolah ini cukup bisa ditakatan optimal. Karena siswa dan guru bisa menggunakan sarana prasarana yang disediakan sekolah.

e. Pemeliharan

Menurut Gunawan mengatakan pemiliharaan atau perawatan adalah kegiatan rutin untuk menjaga agar barang tetap dalam kegiatan baik dan berfungsi dengan baik juga. Kegiatan pemeliharan dapat dilakukan menurut ukuran waktu dan ukuran keadaan barang ( setiap hari, secara berkala atau jangka waktu tertentu sesuai dengan petunjuk penggunaan).

Pememiliharaan dapat dilakukan oleh pemegangnya atau penanggung jawabnya. Bisa juga dengan memanggil tukang atau ahli servis.

f. Pengawasan

Menurut R.Terry mengatakan pengawasn adalah suatu usaha untuk menjamin agar peleksanaan kegiatan berjalan sesuai dengan renecana yang telah ditetapkan sehingga pemborosan biaya, waktu, tenaga dapat dihadari. Pengawasan dilakukan untuk optimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan itu. Pengawasan harus dilakukan secara

(34)

objektif artinya pengawasan itu harus didasarkan pada bukti-bukti yang ada. Apabila dari hasil pengawasan atau pemeriksaan ternyata terdapat kekurangan-kekurangan, maka kepala sekolah wajib melakukan tindak- tindakan perbaikan dan penyelesaian.11

6. Fungsi Sarana Prasarana Pendidikan

Kondisi sarana dan prasarana pendidikan dapat di lihat baik buruknya secara kualitas maupun kuantitas dapat ditinjau dari berfungsi tidaknya sarana dan prasarana pendidikan pada proses pembelajaran.

Menurut Dikdasmen Depdikbut (1997:7) bahwa fungsi sarana pendidikan yang berupa alat pembelajaran, alat peraga, dan media pendidikan dalam proses pembelajaran sangat penting guna mencapai tujuan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas di simpulan bahwa sarana prasarana pendidikan mempunyai fungsi antara lain: (a) sebagai alat yang dapat memperlancar penyimpanan informasi pembelajaran dari guru ke siswa, (b) sebagai alat untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep pembelajaran, (c) sebagai alat untuk memperlancar proses pembelajaran, dan (d) sebagai penghubung pemahaman siswa dari konsep konrit ke abstrak.12

11 Rosivia, “Peningkatanan Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan di SMP Negeri 10 Padang” dalam Jurnal Administrasi Pendidikan, hlm. 663-665

12 Nurfatmawati, Andi, Siti Habibah.Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasara Pendidikan. Ilmu Pendidikan dan Keguruan Pembelajaran. Vol 3 No 28 Oktober 2019. 117

(35)

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Sudarwan dalam jurnal Siti Suprihatin mengatakan bahwa motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Hakim mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.Sedangkan menurut Huitt, W. mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai tujuan.

Bedasarkan beberapa pendapat di atas, motivasi dapat di artikan sebagai kekuatan (enerrgi) seseorang yang dapat menimblkan tingkat kemauan dalama melakasanakan suatu kegiatan. Kemauan baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi inrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Sebebrapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menetukan kualitas perilaku yang ditmpilkan, baik dalam konterks belajar, berkerja maupun dalam kehidupan lainnya.13

2. Motivasi Instrinsik dan Ekstrinsik

Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas dari dua sudut pandang yakni motivasi yang berasal dari dalam diri

13 Siti Suprihatin,”Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”. (Dalam Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro, Vol. 3 No. 1, 2015), hlm. 74-75

(36)

pribadi seseorang yang disebut “ motivasi instrinsik “ dan motivasi yang berasar dari luar diri seseorang yang disebut “ motivasi ekstrinaik”.

1) Motivasi Instrisik

Motivasi instrisik adala motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Motivasi itu intrinsik bila tujuang inheren dengan situasi belajar adan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasi nilai-nilai yang terkandung dalan pelajaran itu. Anak didik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan keinginan lain seperti ingin mendapatkan pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah dan sebagainya.

Bila seseorang telah memiliki motivasi yang intrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar motivasi intrinsik sangat diperlukan terutama saat belajar sendiri.

Perlu kita tegaskan lagi, Bahwa anak didik yang memiliki motivasi intrinsik cenderung akan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu.

Menajadi gemar belajar adalah aktivitas yang tak pernah sepi dari kegiatan anak didik yang memiliki motivasi intrinsik.

(37)

2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi instrinsik.

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.

Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajar yang diluar faktor-faktor situasi belajar ( resides in some factor outside the learning situation ). Anak didik belalajar karena hendak mencapau tujuan terletak diluar hal yang dipelajarinya. Misalkan, Untuk mencapau angka tinggo, diploma, gelar, kehormatan, dan sebagainya.

Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar anaka didik termotivasi untuk belajar. Motivasi ekstrinsik tidak selalu buruk akibatnya. Motivasi ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian anak didik atau karena sikap tertentu pada guru atau orang tua. Baik motivasi ekstrinsik yang positif maupun motivasi ekstrinsik yang negatif, sama-sama mempengaruih sikap dan perilaku anak didik. Diakui angka, ijazah, pujian, hadiah, dan sebagainya berpengaruh positif dengan merangsang anak didik untuk giat belajar. Sedangkan ejekan, celaan, hukuman, yang menghina sindirian kasar, dan sebagainya berpengaruh negatif dengan renggangnya hubungan guru dengan anak didik

(38)

3. Prinsip-prinsip motivasi belajar

a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar.

Seseorang melakuka aktivitas belajar karen ada yang mendorongnya. Motivaso sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Seseorang yang minatl untuk belajar belum sampai pada tataran motivasi belum menunjukkan aktivitas nyata.

b. Motivasi Instrinsik Lebih Utama dari pada Motivasi Ekstrinsik dalam Belajar.

Dari seluruh kebijakaan pangajaran, guru lebih banyak memutuskan memberikan motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik.

Tidak pernah ditemukan guru yang tidak memakai motivasi ekstrinsik dalam pengajaran. Anaka didik yang malas belajar sangat berpotensi untuk diberikan motivasi ekstrinsik guru supaya dia rajin belajar. Efek yang tidak diharapakan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu diluar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik juga bermental penghargaan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu motivasi intrinsik lebih utama dalam belajar.

c. Motivasi Berupa Pujian Lebih Baik dari pada Hukuman.

Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang dihargi dan tidak suka dihukum dalam bentuk apa pun juga.

Memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja

(39)

orang lain. Hal ini akan memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya. Tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus pada tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.

d. Motivasi Berhubungan Erat dengan Kebutuhan dalam Belajar.

Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh anak didik adalah keningannya untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah anak didik belajar. Karena itulah anak didik belajar. Karena tidak belajar berarti anak didik tidak akan mendapatkan ilmu pengetahuan.

Bagaimana untuk mengembangkan diri dengan menfaatkan potensi- potensi yanf dimiliki bila pontensi-pontensi itu tidak ditimbuh kembangkan memalalui penguasaan ilmu pengetahuan, Jadi belajar adalah santapan utama anak didik.

Dalam kehidupan anak didik membutuhkn penghrgaan. Dia tidak ingin dikucilkan. Berbagai peranan dalam kehidupan yang dipercayakan kepadanya sama halnya memberikan rasa percaya diri kepada anaka didik. Anak didik merasa berguna, Dikagumo atau dihormati oleh guru atau orang lain. Perhatian, ketenaran, status, anak didik. Semuanta dapat memberikan motivasi bagi anak didik dalam belajar.

e. Motivasi dapat memumpuk Optimisme dalam Belajar.

Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap perkerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa

(40)

belajar bukanlah kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan digunakan tidak hanya kini, tetapi juga dihari-hari mendatang.

f. Motivasi Melahirkan prestasi dalam Belajar

Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang anak didik.

Anak didik menyenangi mata pelajaran tertentu dengan senang hati mempelajari mata pelajaran itu.14

4. Indikator Motivasi Belajar Siswa

Menurut Handoko untuk mengetahui kekuatan motivasi belajar siswa, dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut :

1) Kuatnya kemauan untuk berbuat.

2) Jumlah waktu meninggalka kewajiban atau tugas lain.

3) Kerelaan dalam mengerjakan tugas

Sedamgkan menurut Sardirman motivasi belajae memiliki indikator sebagai berikut :

1) Tekun menghadapi tugas 2) Ulet menghadapi kesulitan

3) Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah orang dewas.

4) Lebih senang bekerja mendiri.

5) Cepat bosan pada tugas rutin.

14 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi belajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm 149-154

(41)

6) Dapat mempertahankan pendapatnya.15 5. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi mempunyai fungdi yang penting dalam belajar, karena motivasi akan menentukan instensitas usaha belajar yang dilakukan siswa.

Sardiman mengemukakan ada tiga fungsi motivasi yaitu :

1) Mendorong manusia untuk berbuat motivasi dalam hal ini merupakan moto penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menuntun arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendk dicapai, dengan demikian motivasi dapat memberi arah, dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan, yang mencentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-buatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Motivasi diperlukan intensitasi belajar bagi para siswa. Menurut Djamarah ada tiga fungsi motivasi,yakni :

1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.

2) Motivasi sebagai penggerak melahirkan sikap psikologis melahirkan setiap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak

15Siti Suprihatin,”Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”. (Dalam Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro, Vol. 3 No. 1, 2015), hlm. 75

(42)

terbenderung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.

3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan. anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang mana harus dilakukan dan perbuatan yang diperlukan diabaikan.16

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa

Sehubungan denagan kebutuhan hidup manusia yang mendasartimbulnya motovasi, Malow mengungkapkan bahwa kebutuhan dasar hidup manusia itu terbagi atas lima tingkatan, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri.

1) Kebutuhan fisiologis

Kebutuhana fisiologis adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhinya dengan segera seperti keperluan untuk makan, minum, berpakaian, dan bertempat tinggal.

2) Kebutuhan keamanan

Kebutuhan keamanan adalah kebutuhan seseorang untuk memperoleh keselamatan, keamanan, jaminan, atau perlindungan dari ancaman yang membahayakan kelangsungan hidup dengan segala aspek.

3) Kebutuhan sosial

Kebutuhan sosial adalah kebutuhan seseorang untuk disukai dan menyukai, dicintai dan mencintai, bergaul, berkelompok, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.17

16 Op.cit., Hlm. 80-81

(43)

4) Kebutuhan akan harga diri

Kebutuhan akan harga diri adalah kebutuhan seseorang untuk memperoleh kehormatan, pujian, penghargaan, dan pengakuan.

5) Kebutuhan akan aktualisasi

Kebutuhan akan aktualisasi diri adalah kebutuhan seseorang untuk memperoleh kebanggaan, kekaguman, dan kemasyhuran sebagai pribadi yang mampu dari berhasil mewujudkan potensi bakatnya dengan hasil prestasi yang luar biasa.

B. Konsep operasional

Konsep operasional adalah konsep yang digunakan untuk memberi batasan terhadap kerangka teoritis. Konsep operasional diperlukan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penelitian ini. Jadi pengaruh pengelolaan sarana prasarana terhadap motivasi belajar siswa dikatakan maksimal apabila terdapat indikator- indikator sebagai berikut:

1. Manajemen Sarana Prasarana

Kata manajemen yang berasa dari kata “ Management ”,istilah Inggris tersebut lalu diindonesia menjadi “ Manajemen “. Menurut ( Mulyasa) manajemen sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan konstribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Dan menurut ( Syahril ) pengelolaan sarana prasarana adalah proses pengurusan, penataan, dan peraturan kegiatan secara sistematis agar berfungsi menurut

17 Djaali, Psikologi Pendidikan. ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012 ), hlm. 101-102

(44)

berfungsi menurut fungsinya masing-masing dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.

Konsep Operesional Manajemen Sarana Prasarana.

a. Perencanaan kebutuhan

Analisi kebutuhan menurut Syahril adalah mengidentifikasi secara tepat kebutuhan sarana prasarana pendidikan yang diperlukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

b. Pengadaaan

Menurut pengadaan segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang,benda dan jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas.

c. Penyimpanan

Menurut Syahril penyimpan adalah menampung atau mewadahi hasil pengadaan barang-barang tersebut demi keamanannya, baik yang belum maupun yang sudah didistribusikan, disebut penyimpanan rang faktor pendukung seperti lokasi, konstruksi, bentuk dan ketentuan tatat letak barang didalamnya seseuai jenis dan sifat barangnya.

d. Pemanfaatan atau Penggunaan

Untuk pemanfaatan sara dan prasarana pendidikan disekolah ini cukup bisa ditakatan optimal. Karena siswa dan guru bisa menggunakan sarana prasarana yang disediakan sekolah.

e. Pemeliharan

Menurut Gunawan pemiliharaan atau perawatan adalah kegiatan rutin untuk menjaga agar barang tetap dalam kegiatan baik dan

(45)

berfungsi dengan baik juga. Kegiatan pemeliharan dapat dilakukan menurut ukuran waktu dan ukuran keadaan barang ( setiap hari, secara berkala atau jangka waktu tertentu sesuai dengan petunjuk penggunaan). Pememiliharaan dapat dilakukan oleh pemegangnya atau penanggung jawabnya. Bisa juga dengan memanggil tukang atau ahli servis.

f. Pengawasan

Menurut R.Terry pengawasn adalah suatu usaha untuk menjamin agar peleksanaan kegiatan berjalan sesuai dengan renecana yang telah ditetapkan sehingga pemborosan biaya, waktu, tenaga dapat dihadari.

Pengawasan dilakukan untuk optimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan itu. Pengawasan harus dilakukan secara objektif artinya pengawasan itu harus didasarkan pada bukti-bukti yang ada.

Apabila dari hasil pengawasan atau pemeriksaan ternyata terdapat kekurangan-kekurangan, maka kepala sekolah wajib melakukan tindak- tindakan perbaikan dan penyelesaian.

2. Motivasi belajar siswa

Hakim mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.

Konsep Operesional Motivasi Belajar Siswa.

Menurut Handoko untuk mengetahui kekuatan motivasi belajar siswa, dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut :

(46)

a. Kuatnya kemauan untuk berbuat.

b. Jumlah waktu meninggalka kewajiban atau tugas lain.

c. Kerelaan dalam mengerjakan tugas

Sedangkan menurut Sardirman motivasi belajae memiliki indikator sebagai berikut :

a. Tekun menghadapi tugas b. Ulet menghadapi kesulitan

c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa.

d. Lebih senang bekerja mendiri.

e. Cepat bosan pada tugas rutin.

f. Dapat mempertahankan pendapatnya C. Penelitian Relevan

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh :

1. Yulianti Anjayani, 2013, ” Pengaruh Sarana dan Prasarana Terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkatoran SMK Negeri 3 Bandung “. Penelitian ini menggunakan metode explanatory survey. Pendekatan yang digunakan yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik angket. Analisis data menggunakan ananlisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas belajar berpengaruh positif dan signifikasikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran SMK Negeri 3 Bandung.

(47)

2. Lukman Sunadi, 2013, “ Pengaruh Motivasi Belajar dan Permanfaatan Sarana dan Prasarana terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS di SMA Muhammdiyah 2 Surabaya ”. Metode penelitian ini menggunakan Asosiatif dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regerasi linier berganda, uji sitmultan ada pengaruh antara motivasi belajar dan pemanfaatan fasilitas belajar terhdap prestasi belajar, dapat dilihat dari hasil analisis fhitungan 3,974306 >3,12.

3. Arum Mulia Sari, 2014, “ Pengaruh Minat dan Sarana Prasarana terhadap Motivasi. dan implikasinya terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi “ . Metode penelitian yang digunakan yaitu survey explanatory. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah path analysis yaitu model yang digunakan untuk menganalisis pola hububungan antara variabel dengan tujuan untuk mempengaruhi langsung dan tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terkait (endogen).

Hasil penelitian yang dilakukan membuktikan pengaruh minat belajar terhadap motivasi sebesar 35,2%, pengaruh fasilitas belajar terhadap motivasi sebesar 17,8%, Pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar sebesar 15,2%, Pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar sebesar 58,5%, pengaruh motivasi terhadap hasil belajar sebesar 20,9%.

(48)

D. Asumsi dan Hipotesis 1. Asumsi

a. Meningkatkan motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang.

b. Pengelolaan sarana prasarana di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang.

2. Hipotesis

Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara Pengelolaan sarana prasarana terhadap motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang

Ho : Tidak ada Pengaruh yang Signifikan Pengelolaan sarana prasarana terhadap motivasi belajar siswa di Sekolah Menegah Atas Negeri 2 Tambang

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian survey dengan menggunakan teknik kolerasi. Penelitian kolerasi berkaitan dengan pengumpulan data untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh, Studi kolerasi ditujukan untuk meneliti sejauh mana variable satu faktor berkaitan dengan variable faktor yang lain.18

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Tambang. Pada tanggal 7 maret 2022 Pemilihan lokasi ini telah melalui beberapa pertimbangan bahwa hal-hal yang diteliti ada di lokasi ini. Penelitian ini di lakukan setelah seminar proposal.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 2 Tambang. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah pengaruh pengelolaan sarana prasarana di SMA Negeri 2 Tambang

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 2 yang berjumlah 360 siswa dari 2 jurusan yang tersedia di SMA Negeri 2 Tambang dan kelas 3 dengan jumlah siswa 348 dari 2 jurusan yang disediakan. Maka jumlah keseluruhan populasi dari penelitian ini adalah 708 siswa. Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data yang mewakili seluruh

18Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pusaka Setia, 2011, h. 103

34

(50)

populasi. Besar jumlah sampel yang diinginkan menurut Sugiyono tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan.19

Teknik yang digunakan dalam mengambil sampel adalah teknik sample random sampling. Pengambilan sampel secara acak sederhana yang dapat dilakukan apabila nama populasi sudah ada. Peneliti dapat mengambil sampel dengan cara mengundi semua anggota populasi. Secara otomatis, nomor-nomor yang muncul dalam undian akan terpilih menjadi sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel ini masih mungkin dilakukan apabila jumlah populasinya tersedia dalam basis data yang terawat dengan baik atau selalu diperbarui (di-up date).20

Dalam teknik random sampling semua individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel penelitian.21 Penelitian ini mengambil tingkat presisi yang ditetapkan 10%. Selanjutnya untuk menghitung besar tersebut, menggunakan rumus Taro Yamane dengan rumus sebagai berikut:

n = N

N.d2 + 1 n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

d2 =Presisi yang ditetapkan (batas ketelitian yang diinginkan)22

19 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.86

20 Endang Mulyatiningsih, Opcit, h.13

21M.Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, (Malang: UIN-Malang Press, 2016), h.123

22 Riduan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru dan Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2011), h.65

(51)

Berdasarkan rumus di atas maka:

n = 708 708 (0,1)2 +1 = 708 708 .0,01+1 = 708 7,08+ 1 n = 708 8,08

n = 87,62 (dibulatkan menjadi 88)

Jumlah sampel yang diambil 88 siswa dari total siswa yang berjumlah 708 siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan:

1. Angket

Menurut Hadari Nawawi dalam Moh. Pabundu Tika, angket atau kuesioner adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden.

Pertanyaan yang diajukan dalam angket sebaiknya mengarah kepada permasalahan, tujuan dan hipotesis penelitian.23 Angket adalah instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan atau pertanyaan secara tertulis yang harus

23 Moh.Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.60

(52)

dijawab atau di isi oleh responden sesuai dengan petunjuk pengisiannya.

Dibandingkan dengan instrument yang lain angket sering digunakan oleh peneliti baik dalam penelitian yang membutuhkan data kuantitatif maupun data kualitatif. Hal ini disebabkan kelebihan angket itu sendiri yang bersifat praktis.24

Angket atau kuesioner sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dipakai untuk menyebut metode maupun instrument. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner instrument yang dipakai adalah angket/kuesioner.25

Kuesioner merupalan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan di ukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden, selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.26 Responden adalah orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang dimuat dalam angket. Mereka diharapkan mengetahui dirinya sendiri, mampu dan bersedia memberikan informasi serta dapat menafsirkan pertanyaan yang dibuat oleh peneliti.27

24 Wina Sanjaya, Opcit, h.255

25 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, Edisi Revisi 10, Cetakan Ke 14, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.194

26 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 199

27 Moh.Pabundu Tika, Opcit, h. 60

(53)

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku dan sebagainya.

F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Kuantitatif

Teknik analisis data yang peneliti gunakan untuk menganalisis pengaruh variabel pengelolaan sarana prasarana (X) terhadap motivasi belajar siswa (Y) menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana. Sebelum masuk ke rumus statistik, terlebih dahulu data yang diperoleh untuk masing-masing alternatif jawaban dicari persentase jawabannya pada item pernyataan masing-masing variabel dengan rumus:

Keterangan: P = Angka persentase F = Frekuensi yang dicari N = Jumlah frekuensi28 2. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data

28 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta, 2014, hlm. 43.

(54)

(mengukur) itu valid. Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan.29

Untuk melakukan uji validitas peneliti menggunakan bantuan microsoft excel dan uji reliabilitas peneliti menggunakan bantuan dari program SPSS 20.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Maka untuk menguji normalitas data ini peneliti menggunakan bantuan program SPSS 20. Cara yang digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya data adalah, sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi > 0.05, maka data berdistribusi normal.

b. Jika nilai signifikasnsi < 0.05, maka data tidak berdistribusi normal.

4. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui kelinearan data sebagai prasyarat data dalam pengujian statistik lebih lanjut. Hipotesis yang diuji adalah:

Ho : Distribusi data yang diteliti tidak mengikuti bentuk linear Ha : Distribusi data yang diteliti mengikuti bentuk linear Dasar pengambilan keputusan adalah:

Jika probabilitas < 0,05 = Ha diterima Jika probabilitas > 0,05 = Ha ditolak

29 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm. 363-364.

(55)

5. Analisis Regresi Sederhana

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel dependen dengan variabel independen, apakah variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apakah mengalami kenaikan atau penurunan dengan menggunakan SPSS 20. Data yang diperoleh dianalisis dengan persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut:

Y = a + bX

Keterangan: Y = Nilai yang diprediksikan a = Konstanta

b = koefisien regresi

X = Nilai variabel independen30

Kemudian menghitung kontribusi pengaruh variabel X terhadap variabel Y dengan rumus:

KD = R2 × 100

KD = koefisien determinasi

Data yang peneliti peroleh akan diproses menggunakan bantuan program SPSS 20.

30 Sugiyono, Op.Cit., hlm. 262.

(56)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sarana Prasarana Sekolah yang dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang tergoloh “ baik “ yaitu dengan persentase 78,51%.

2. Motivasi Belajar di Sekolah Menegah Atas Negeri 2 Tambang tergolong “ baik “ yaitu dengan persentase 77,05%.

3. Pengaruh Manajemen Sarana Prasarana Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang, dengan nilai kolerasi 0,996. Hal ini dibuktikan dengan uji korelasi dengan nilai r hitungan 0,996 lebih dari r table taraf signifikan 1% yaitu, 0,2702. Dari tabel di atas menjelaskan bahwa r hitung > r tabel yaitu 0,996 > 0,2702 (signifikan 1%) mengandung arti regresi antara kedua variabel sangat kuat dan berdasarkan tabel tersebut diperoleh nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,991.

Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 99,1%. Sedangkan sisanya 0,9% (100%-99,1%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Dengan demikian maka semakin baik manajemen searana prasarana, maka semakin tinggi pula motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tambang

79

(57)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan:

1. Sarana dan Prasarana di SMA 2 Negeri Tambang sudah cukup memenuhi standar nasional pendidikan, namun menurut penelitian semua warga sekolah harus bisa saling berkerja sama untuk memilihara dan mengelola sarana dan prasarana sekolah.

2. Siswa diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan motivasi belajar baik itu karena mendapatkan dorongan dari luar maupun dari dalam dirinya sendiri.

3. Bagi pihak sekolah agar meningkatkan manajemen kelasnya, bukan hanya itu diharapkan guru juga dapat meningkatkan keterampilan mengajar supaya proses belajar mengajar dengan baik dan menyengkan.

4. Dengan segala keterbatasan yang ada pada peneliti, tentunya hasil penelitian ini tidaklah sempurna, sehingga diharapkan dapat menerima kritik dan saran yang membangun dari penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui apakah sarana prasarana sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pemasaran di SMK Negeri 1 Sukoharjo (2)

Hasil belajar pada dasarnya dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait baik yang berasal dari dalam diri siswa (internal) maupun dari luar diri siswa (eksternal). Faktor

a) Memberikan umpan balik kepada guru dan siswa dengan tujuan memperbaiki cara belajar mengajar, mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi siswa, serta menempatkan siswa pada

b. Mencegah timbulnya persoalan-persoalan disiplin dan menciptakan situasi dan kondisi dalam belajar mengajar agar mengikuti segala peraturan yang ada dengan penuh

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa rata-rata tingkat motivasi belajar siswa untuk mata pelajaran Fisika berada dalam kategori sedang dan rendah. Jika

Menurut HZ bahwa pelaksanaan sarana dan prasarana jangka panjang di SMAN N Titian Teras Muaro Jambi sudah dilakukan dengan baik. Karena pelaksanaan sarana dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Sarana prasarana tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar; (2) Sarana prasarana berpengaruh positif

Berdasarkan tabel 11 dan diagram batang tersebut dapat disimpulkan urutan indikator faktor ekstrinsik motivasi belajar siswa dari yang paling tinggi ke rendah yaitu