• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 1 BONTOSIKUYU KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 1 BONTOSIKUYU KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR."

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

Proposal

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.i) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

DARMAWANSAH 105190 1503 11

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1436 H / 2015

(2)

ii

PENGARUH SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 1 BONTOSIKUYU

KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR Atas nama mahasiswa :

Nama : DARMAWANSAH

NIM : 105 190 1503 11

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Agama Islam

Setelah diperiksa dan diteliti, dinyatakan telah memenuhi persyaratan untuk diseminarkan.

24 Sya’ban 1436 H Makassar, --- 12 Juni 2015 M

Disetujui oleh

Pembimbing I Pembimbing II

(DR.Abd Rahim Razaq,M.Pd.I) (Drs.Abd Gani, M. Pd.I)

NIDN:0920085901 NBM: 735 5O4

(3)

iii

menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya peneliti sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat dibuat atau dibantu secara keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

24 Sya’ban 1436 H Makassar, --- 12 Juni 2015 M

Peneliti, DARMAWANSAH

(4)

iv

Skripsi yang berjudul “ Pengaruh sarana dan prasarana pendidikan terhadap motivasi belajar siswa SMP Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar “ telah diujikan pada hari jumat 24 Sya’ban 1436 H bertepatan dengan 12 Juni 2015 M dihadapan tim penguji yang dinyatakan telah dapat diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

24 Sya’ban 1436 H Makassar, --- 12 Juni 2015 M DEWAN PENGUJI

1. Ketua : Drs. H. Mawardi Pewangi M.Pd.I (………) 2. Sekretaris : DR. Abd. Rahim Razak, M. Pd (………) 3. Tim Penguji : 1. Amirah Mawardi, S. Ag, M.Si (………) 2. Dra. St. Rajiah Rusydi, M.Pd.I (………) 3. DR. Abd. Rahim Razak, M. Pd (………) 4. Drs. Abd. Gani, M. Pd. I (………)

Disahkan Oleh :

Dekan Fakultas Agama Islam

Drs. H. Mawardi Pewangi, M. Pd. I NBM : 554612

(5)

v

Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar, telah mengadakan sidang munaqasah pada :

Hari/Tanggal : Jumat, 12 Juni 2015

Tempat : Jl. Sultan Alauddin No. 259 (Gedung Iqrab Lantai IV) Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar Bahwa Saudara

Nama : Darmawansah

Nim : 105 190 1503 11

Judul Skripsi : Pengaruh Sarana Dan Prasarana Pendidikan Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar

Dinyatakan : LULUS

Ketua : Drs. H. Mawardi Pewangi, M. Pd. I (………..) Sekertaris : DR. Abd. Rahim Razak, M. Pd (………..) Pembimbing I : DR. Abd. Rahim Razak, M. Pd (……….………..) Pembimbing II : Drs. Abd. Gani, M. Pd. I (………..) Penguji I : Amirah Mawardi, S. Ag, M. Si (………...) Penguji II : Dra. St. Rajiah Rusydi, M.Pd.I (………..)

24 Sya’ban 1436 H Makassar, ---

12 Juni 2015 M Dekan

Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I NBM: 554612

(6)

vi





























































































































Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah rabbul alamin atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta salawat dan salam atas junjungan nabi Muhammad Saw.

Dalam penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Sarana Dan Prasarana Pendidikan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar “ peneliti tidak dapat menyelesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini peneliti menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

(7)

vii

1. Kedua orang tua tercinta yang telah membesarkan dan mendidik peneliti dengan kasih sayang dan tak kenal lelah serta pengorbanan apapun sehingga peneliti sampai kejenjang terakhir S1 (Strata Satu), kepada keduanya peneliti senantiasa memanjatkan do’a semoga Allah Swt mengasihi dan mengampuni dosa-dosa keduanya serta menentramkan kehidupannya di dunia dan akhirat.

2. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M. Pd Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M. Pd. I Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Amirah Mawardi, S. Ag, M. Si Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Unismuh Makassar.

5. Bapak Dr. Abd. Rahim Razak, M. Pd.I dan Bapak Drs. Abd. Gani M.

Pd.I sebagai pembimbing dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak/ibu para dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan selama ini kepada peneliti.

7. Bapak kepala sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten kepulauan Selayar beserta seluruh jajarannya yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

8. Kepada saudara-saudara peneliti yang telah memberikan bantuan moral maupun materil selama peneliti masih dalam jenjang pendidikan.

(8)

viii

telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya kepada Allah Swt kami memohon semoga semua pihak telah memberikan bantuan dan bimbingannya senantiasa memperoleh balasan disisi- Nya, Amin.

24 Sya’ban 1436 H Makassar, --- 12 Juni 2015 M

Peneliti,

(9)

ix

Tabel 2 : Keadaan Populasi Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2014

Tabel 3 : Keadaan Sampel Guru Dan Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2014 Tabel 4 : Keadaan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten

Kepulauan Selayar Tahun 2014

Tabel 5 : Keadaan Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2014/2015

Tabel 6 : Keadaan Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2014/2015

Tabel 7 : Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu

Tabel 8 : Pernyataan Siswa Apakah selalu menyediakan peralatan dengan lengkap dalam belajar

Tabel 9 : Sekolah menggunakan spidol dan white board dalam kegiatan belajar mengajar

Tabel 10 : Sekolah memiliki meja dan kursi yang lengkap dimasing-masing kelas

Tabel 11 : Setiap mata pelajaran yang diajarkan selalu dilengkapi dengan alat peraga seperti film, slide, foto, gambar dll

Tabel 12 : Guru memanfaatkan sarana alat peraga yang diperlukan dalam pelaksanaan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

Tabel 13 : Guru memanfaatkan sarana alat peraga yang diperlukan dalam pelaksanaan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) seperti papan tulis, kapur tulis, penghapus dll

(10)

x

Tabel 15 : Tidak terdapat kesulitan yang dialami guru pada saat menggunakan sarana pendidikan

Tabel 16 : Sekolah memiliki lapangan dan peralatan olahraga yang lengkap dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya

Tabel 17 : Guru memanfaatkan sarana media pengajaran yang diperlukan dalam pelaksanaan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

Tabel 18 : Mempunyai inisiatif sendiri untuk belajar

Tabel 19 : Selalu memperhatikan, mendengarkan dan mencatat penjelasan guru Tabel 20 : Selalu menjawab pertanyaan yang diberikan guru

Tabel 21 : Berupaya dalam mencapai nilai yang baik

Tabel 22 : Tidak mudah putus asa ketika gagal dalam belajar Tabel 23 : Rajin masuk sekolah

(11)

xi

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………. iii

PENGESAHAN SKRIPSI………. iv

BERITA ACARA………. v

PRAKATA……… vi

DAFTAR TABEL………. ix

DAFTAR ISI ... xi

ABSTRAK………. .xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 8

1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 8

2. Jenis-jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 10

B. Motivasi Belajar ... 18

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 18

2. Motivasi Sebagi Penunjang Belajar ... 20

3. Peranan dan Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 21

4. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar ... 23

5. Hal-hal yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 26

(12)

xii

B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 30

C. Variabel Penelitian ... 30

D. Defenisi Oporasional Variabel ... 31

E. Populasi dan sampel ... 31

F. Instrumen Penelitian ... 35

G. Teknik Pengumpulan Data ...,,,,... 37

H. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN ……...………. 39

A. Selayang Pandang Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar ……… 39

B. Pengaruh Sarana dan Prasarana Pendidikan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar ………. 46

C. Faktor yang Menjadi Kendala pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pendidikan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar ……… 59

D. Usaha yang Dilakukan dalam Mengatasi Kendala pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pendidikan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar ……… 62

BAB V PENUTUP ... 67

A. Kesimpulan ………..……… 67

B. Saran ……….. 67 DAFTAR PUSTAKA

(13)

xiii

Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar ( dibimbing oleh Abd. Rahim Razak dan Abd. Gani)

Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh sarana dan prasarana pendidikan terhadap motivasi belajar siswa, faktor yang menjadi kendala terhadap motivasi belajar siswa dan usaha yang dilakukan dalam mengatasi kendala pemanfaatan sarana pendidikan terhadap motivasi belajar siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar.

Dalam penelitian skripsi ini peneliti menggunakan metode penelitian lapangan (Field research), yakni peneliti turun langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh data yang konkrit yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu dari sumber wawancara, observasi dan dokumentasi guna memperoleh suatu kesimpulan yang betul-betul akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru memanfaatkan sarana alat peraga yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,dengan penyebaran frekuensi jawaban “16,92 % responden menjawab “selalu”, 12,31%

responden menjawab “sering”, 70,77 % responden menjawab “kadang-kadang”, 0

% responden menjawab “tidak pernah” guru kadang-kadang memanfaatkan dan menggunakan sarana pendidikan yang diperlukan dalam proses kegiatan belajar mengajar, dan selalu memberi motivasi belajar kepada siswa agar dapat meningkatkan minatnya dalam belajar. Faktor yang menjadi kendala dalam pemanfaatan belajar siswa yaitu sarana dan prasarana pendidikan masih kurang, pengalaman dan keterampilan guru dalam pemanfaatan media belum memadai,kurangnya minat siswa dalam belajar. Usaha yang dilakukan guru dalam mengatasi hambatan pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan guru selalu berusaha memberikan variasi dalam mengajar agar siswa dapat meningkatkan minatnya dalam belajar dan memberi motivasi serta guru harus mampu menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah serta kegiatan-kegiatan yang terpusat pada siswa agar dapat memberikan inspirasi, membangkitkan gairah dan semangat belajar sehingga prestasi belajar dapat meningkat.

(14)
(15)

1 A. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu proses yang tidak akan pernah berhenti selama manusia itu hidup di bumi. Tidak akan pernah ada manusia yang mendapat sukses Tanpa melalui proses belajar , karena di dalam belajar inilah manusia menemukan pengatahuan dan pengalaman yang baru. Tiap situasi belajar akan dihadapi secara utuh oleh orang yang belajar sebagai individu yang utuh pula. Itulah sebabnya di dalam situasi yang berbeda setiap hari, maka pelajaran atau permasalahan yang dihadapi akan berbeda pula tergantung cara dan fasilitas belajar yang ada dan tersedia, pengalaman yang berupa pelajaran yang di dapatkan akan menghasilkan perubahan tingkah laku.

Ciri perubahan yang terjadi dalam diri seseorang melalui belajar itu bersifat disengaja, bukan terjadi perubahan secara otomatis bukan perubahan sementara. Seperti perubahan tingkah laku akibat kecelakaan, mabuk, kelelahan dan lain-lain.

Manusia mengalami perubahan akibat kegiatan belajarnya. Proses pengembangan malalui belajar pada hakikatnya adalah merupakan proses aktualisasi potensi pengatahuan manusia yang ada dalam dirinya. Belajar

(16)

atau proses perubahan tingkah laku yang terjadi di sekolah yang di lakukan siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal siswa.

Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa (di rumah, di sekolah, dan di masyarakat).

M. Alisuf Sabri (2013 : 7) mengemukakan bahwa :

Ada lima faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pendidikan yaitu: pendidik, peserta didik, tujuan, alat dan lingkungan. Ketidak adaan salah satu faktor saja dari faktor tersebut, maka tidak mungkin terjadi proses belajar mengajar. Dengan 5 faktor tersebut, preses belajar mengajar dapat dilaksanakan walaupun kadang-kadang dengan hasil yang minimal pula. Hasil tersebut dapat di tingkatkan apabila ada sarana penunjang, yaitu faktor fasilitas/Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Seorang siswa dalam melakukan aktivitas belajar memerlukan adanya dorongan tertentu agar kegiatan belajarnya dapat menghasilkan prestasi belajar yang sesuai dengan tujuan yang di harapkan. Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang maksimal, tentu perlu di perhatikan berbagai faktor yang membangkitkan para siswa untuk belajar dengan efektif.

Salah satu faktor penyebab yang mempengaruhinya adalah motivasi belajar.

Dalam belajar motivasi memegang peranan penting. Motivasi yang dimiliki siswa akan menentukan hasil yang dicapai dari aktivitas pembelajaran.

Motivasi untuk belajar merupakan kondisi psikis yang dapat mendorong seseorang untuk belajar. Besarnya motivasi setiap siswa dalam

(17)

belajar berbeda-beda. Tinggi rendahya motivasi siswa tergantung pada faktor-faktor dari siswa itu sendiri, baik dari faktor intrinsik maupun ekstrinsik.

Motivasi yang berasal dari diri (intrinsik) motivasi yang berasal dari luar (eksriksik), sangatlah mempengaruhi kegiatan proses belajar mengajar, misalnya dilingkungan sekolah: M. Dalyono (2005 : 59) mengumukakan bahwa:

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar, kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid perkelas, pelaksanaan tata tertib sekolah dan sebagainya, semua ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.

Oleh karena itu, untuk dapat menghasilkan prestasi belajar yang baik tidak hanya di pengaruhi oleh faktor motivasi yang berasal dari dalam diri (intern) tetapi juga mempengaruhi oleh faktor yang berasa dari luar diri (ekstern) yaitu ditunjang dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap.

Proses belajar mengajar akan berjalan lancar kalau ditunjang dengan sarana yang lengkap. Oleh karena masalah fasilitas merupakan masalah esensial dalam pendidikan, maka dalam pembaharuan pendidikan kita harus sempat pula memperbaharui mulai dari gudung sekolah sampai kepada masalah yang dominan yaitu alat peraga (sebagai penjelasan dalam menyampaikan pendidikan).

Bila suatu sekolah kurang memperhatikan fasilitas/sarana dan

(18)

prasana pendidikan, maka siswa-siswanya kurang bersemangat belajar dengan sungguh-sungguh. Hal ini mengakibatkan prestasi belajar anak menjadi rendah.

Sarana dan prasarana sebagai salah satu penunjang keberhasilan pendidikan, seringkali menjadi kendala dalam proses penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar yang diteliti. Kendala-kendala yang dihadapi antara lain adalah adanya penyediaan sarana yang belum memandai atau lengkap, yang di sebabkan karena minimum atau kurangnya dana yang di salurkan.

Tetapi selain sarana, perlu diingat bahwa kualitas dan aktivitas guru juga turut penunjang keberhasilan pendidikan, karena dengan kualitas dan aktivitas guru yang baik maka proses belajar mengajar akan berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Standar sarana dan prasarana menurut E. Mulyasa (2006 : 45) antara lain:

1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang preses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, satuan pendidikan, ruang pendidikan, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja,ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat beroahraga, tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang/tempat lain yang di perlukan

(19)

untuk menunjang preses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan;

3. Standar keragaman jenis peralatan laboratorium, Ilmu Pengatahuan alam (IPA), laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan peralatan pelajaran lain pada satuan pendidikan di nyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal peralatan yang harus tersedia

4. Standar jumlah peralatan di atas, di nyatakan dalam rasio minimal jumlah peralatan persiswa.

Pengaruh sarana prasarana pendidikan yang bersifat fisik yang telah tersedia dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar. Sarana fisik adalah sarana yang menunjang proses belajar mengajar diantaranya yaitu alat pelajaran (alat atau benda yang dirpergunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar seperti buku, pulpen dll), Alat peraga (Alat yang di gunakan oleh pengajaran guna memberikan pengertian atau gambaran yang jelas tentang pelajaran yang diberikan seperti alat-alat olahraga). Dan media pengajaran (Sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efesiensi dalam mencapai tujuan pendidikan seperti OHP).

Peranan guru disini adalah bagaimana mendorong siswa-siswa untuk belajar mencapai tujuan pendidikan. Berhasil atau tidaknya kegiatan belajar ini tergantung juga kepada faktor cara siswa belajar dan fasilitas atau sarana prasarana pendidikan yang tersedia dan dimanfaatkan dengan sebaik mungkin .

(20)

Berdasarkan latar belakang di atas, belum berjalan sesuai apa yang diharapkan sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Pengaruh Sarana dan Prasarana Pendidikan Terhadap Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh sarana dan prasarana pendidikan terhadap motivasi belajar siswa Menengah Pertama Negeri 1 Bontosokuyu Kabupaten Kepulauan Selayar

2. Faktor apa yang menjadi kendala terhadap pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan terhadap motivasi belajar siswa Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar

3. Usaha apa yang dilakukan dalam mengatasi kendala pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan terhadap motivasi belajar siswa sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar

C. Tujuan Penelitian

Pada hakikatnya tujuan penelitian adalah menjawab pertanyaan dari rumusan masalah yang ada. Secara operasional tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut :

(21)

1. Untuk mengetahui pengaruh sarana dan prasarana pendidikan terhadap motivasi belajar siswa sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar

2. Untuk mengetahui faktor yang menjadi kendala terhadap pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan terhadap motivasi belajar siswa sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar

3. Untuk mengetahui usaha yang dilakukan dalam mengatasi kendala pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan terhadap motivasi belaar siswa sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai pedoman dan bahan acuan dalam pelaksanaan pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan pada tahun pelajaran yang akan datang.

2. Bagi siswa, dapat meningkatkan disiplin dalam belajar, merasa aman, nyaman, dan senang mengikuti pelajaran.

3. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan dapat mengetahui bagaimana sesungguhnya pengaruh pemanfaatan sarana prasarana dengan motivasai belajar siswa.

(22)

8

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sarana dan Prasarana Pendidikan

1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan

Ada lima faktor penting yang harus ada pada proses belajar mengajar yaitu : guru, murid, tujuan, materi dan waktu. Ketidakadaan salah satu faktor saja dari faktor tersebut, maka tidak mungkin terjadi proses belajar mengajar.

Dengan lima faktor tersebut, proses belajar mengajar dapat dilaksanakan walaupun kadang-kadang dengan hasil yang minimal pula. Hasil tersebut dapat ditingkatkan apabila ada sarana penunjang, yaitu faktor fasilitas/

sarana dan prasarana pendidikan

W. J. S. Poerwadarminta (2007 : 700) mengemukakan bahwa :

Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan ; alat ;media”.

E. Mulyasa, (2004 : 49) mengemukan bahwa :

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar, mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi serta alat-alat dan media pengajaran.

Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar. Suharsimi Arikunto (2003 : 81) mengemukakan bahwa :

(23)

Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang secara langsung dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.

M. Daryanto (2006 : 51) mengemukakan bahwa :

Sedangkan pengertian prasarana secara etimologis (arti kata) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan. Dalam pendidikan misalnya : lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dan sebagainya. Sedang sarana seperti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya : ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya.

Sedangkan Ibrahim Bafadal (2003 : 3) mengemukakan bahwa :

Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman

(24)

sekolah sebagai sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.

2. Jenis-jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan

Hari Ary H. Gunawan (2006 : 115) mengumukakan bahwa fasilitas atau benda-benda pendidikan dapat di tinjau dari fungsi, jenis, atau sifatnya, yaitu :

a. Ditinjau dari fungsinya terhadap proses belajar mengajar, prasarana pendidikan berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan). Sedangkan sarana pendidikan berfungsi langsung ( kehadirannya sangat menentukan) terhadap proses belajar mengajar.

b. Ditinjau dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat di bedakan menjadi fasilitas fisik dan fasilitas non fisik

c. Ditinjau dari sifat barangnya, benda-benda pendidikan dapat dibedakan menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak, kesemuanya dapat mendukung pelaksanaan tugas.

Secara singkat ketiga tinjauan fasilitas atau benda-benda pendidikan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Ditinjau dari fungsinya terhadap proses belajar mengajar (PBM), Prasarana pendidikan berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan). Termasuk dalam prasarana pendidikan adalah tanah, halaman, pagar, tanaman, gedung/mobiler.

Sedangkan sarana pendidikan berfungsi langsung (kehadirannya sangat menentukan) terhadap PBM, seperti alat pelajaran, alat peraga, alat praktek dan media pendidikan.

(25)

2. Ditinjau dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan fasilitas nonfisik fasilitas fisik atau fasilitas material yaitu segala sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan, mesin tulis, komputer, perabot, alat peraga, model, media, dan sebagainya.

Fasilitas nonfisik yakni sesuatu yang bukan benda mati, atau kurang dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa, uang.

3. Ditinjau dari sifat barangnya, benda-benda pendidikan dapat dibedakan menjadi barang yang bergerak dan barang tidak bergerak, yang kesemuanya dapat mendukung pelaksanaan tugas.

a) Barang bergerak atau barang berpindah/dipindahkan dikelompokkan menjadi barang habis-pakai dan barang tak habis pakai.

(1) Barang habis-pakai ialah barang yang susut volumenya pada waktu dipergunakan, dan dalam jangka waktu tertentu barang tersebut dapat susut terus sampai habis atau tidak berfungsi lagi, seperti kapur tulis, tinta, kertas, spidol, penghapus, sapu dan sebagainya.

(26)

(2) Barang tak habis-pakai ialah barang-barang yang dipakai berulang kali serta tidak susut volumenya semasa digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama, tetapi tetap memerlukan perawatan agar selalu siap-pakai untuk pelaksanaan tugas, seperti mesin tulis, komputer, mesin stensil, kendaraan, perabot, media pendidikan dan sebagainya.

b) Barang tidak bergerak ialah barang yang tidak berpidah-pindah letaknya atau tidak bisa dipindahkan, seperti tanah, bangunan/gedung, sumur, menara air, dan sebagainya.

Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 10) ditinjau dari hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar adalah sebagai berikut :

Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Sebagai contohnya adalah kapur tulis, atlas dan sarana pendidikan lainnya yang digunakan guru dalam mengajar. Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar, seperti lemari arsip dikantor sekolah merupakan sarana pendidikan yang secara tidak langsung digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.

Sedangkan bila ditinjau dari fungsi dan peranannya dalam proses belajar mengajar, maka sarana pendidikan dapat dibedakan menjadi :

1. Alat pelajaran 2. Alat peraga

3. Media pengajaran. Suharsimi Arikunto (2003 : 11)

(27)

Secara singkat ketiga macam sarana pendidikan tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut :

a. Alat pelajaran

Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar. Alat ini mungkin berwujud buku tulis, gambar- gambar, alat-alat tulis-menulis lain seperti kapur, penghapus dan papan tulis maupun alat-alat praktek, semuanya termasuk kedalam lingkup alat pelajaran. (B. Suryo Subroto, 2008 : 75)

b. Alat peraga

Alat peraga mempunyai arti yang luas. Alat peraga adalah semua alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa benda atau perbuatan yang tingkatannya paling konkrit sampai kepaling abstrak yang dapat mempermudah pemberian pengertian (penyampaian konsep) kepada murid.

Di samping itu, alat peraga sangatlah penting bagi pengajar untuk mewujudkan atau mendemonstrasikan bahan pengajaran guna memberikan pengertian atau gambaran yang jelas tentang pelajaran yang diberikan. Hal itu sangat membantu siswa untuk tidak menjadi siswa verbalis.

Dengan bertitik tolak pada penggunaannya, maka alat peraga dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Alat peraga langsung, yaitu jika guru menerangkan dengan menunjukkan benda sesungguhnya (benda dibawa ke kelas, atau anak diajak ke benda).

2) Alat peraga tidak langsung, yaitu jika guru mengadakan penggantian terhadap benda sesungguhnya. Berturut-turut dari

(28)

yang konkrit ke yang abstrak, maka alat peraga berupa : benda tiruan (miniatur), film, slide, foto, gambar, sketsa atau bagan.

(Suharsimi Arikunto 2003 : 14)

Disamping pembagian ini, ada lagi alat peraga atau peragaan yang berupa perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh guru. Sebagai contoh jika guru akan menerangkan bagaimana orang : berkedip, menengadah, melambaikan tangan, membaca dan sebagainya, maka tidak perlu menggunakan alat peraga. Tetapi alat ini bisa langsung memperagakan.

Oleh karena itu, alat peraga sangatlah diperlukan dalam proses belajar mengajar dengan maksud memberikan variasi dalam mengajar dan lebih banyak memberikan realita dalam mengajar sehingga pengalaman siswa lebih konkrit.

C .Media Pengajaran

Arief. S. Sardiman (2007 : 6) mengemukakan bahwa :

kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.

Sedangkan Asnawir (2002 : 11) mengemukakan bahwa :

Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.

Oleh karena itu, penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan sisawa untuk belajar lebbih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

(29)

Ramayulis (2002 : 180) mengemukakan bahwa :

Alat/media pendidikan atau pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Sebab alat/media merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan indera pendengaran dan penglihatan. Adanya alat/media bahkan dapat mempercepat proses pembelajaran murid karena dapat membuat pemahaman murid lebih cepat pula.

Media pendidikan mempunyai peranan yang lain dari peraga. Media pendidikan adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara di dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi efektifitas dan efisiensi, tetapi dapat pula sebagai pengganti peranan guru.

Sebagaimana telah dijelaskan dalam al-qur’an tentang pentingnya pendidikan dan ilmu pengetahuan

ِﻗ اَذِا َو ْمُﻛَﻟ ُﷲ ِﺢَﺳْﻔَﯾ ا ْوُﺣَﺳْﻓﺎَﻓ ِسِﻠَﺟَﻣْﻟا ﻰِﻓ ا ْوُﺣﱠﺳَﻔَﺗ ْمُﻛَﻟ َلْﯾِﻗ اَذِا آ ْوُﻧَﻣَا َنْﯾِذﱠﻟا ﺎَﮭﱡﯾﺂَﯾ َلْﯾ ا ْوُزُﺷْﻧﺎَﻓ ا ْوُزُﺷْﻧا ﺎَﻣِﺑ ُﷲ َو ٍتَﺟَرَد َمْﻠِﻌْﻟا ا ْوُﺗ ْوُا َنْﯾِذﱠﻟا َو ْمُﻛْﻧِﻣ ا ْوُﻧَﻣَا َنْﯾِذﱠﻟا ُﷲ ِﻊَﻓ ْرَﯾ

ﺔﻟدﺎﺟﻣﻟا ـ ٌرْﯾِﺑَﺧ َن ْوُﻠَﻣْﻌَﺗ

terjemahannya:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:

“Berlapang-lapanglah dalam majlis.” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu.” maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Mujadilah: 11).

Azhar Arsyad (2005 : 15-16) mengemukakan bahwa :

Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan

(30)

motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Disamping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, memadatkan informasi.

Biasanya klasifikasi media pendidikan didasarkan atas indera yang digunakan untuk menangkap isi dari materi yang disampaikan dengan media tersebut. Dengan cara pengklasifikasian ini dibedakan atas :

1. Media audio atau media dengar, yaitu media untuk pendengaran.

2. Media visual atau media tampak, yaitu media untuk penglihatan.

3. Media audio visual atau media tampak-dengar, yaitu media untuk pendengaran dan penglihatan. (Suharsimi Arikunto (2003 : 83) Contoh yang termasuk media audio antara lain, transparansi, papan tulis, gambar-gambar, grafik poster, peta dan globe, dll. Contoh yang termasuk media visual antara lain, radio, rekaman pada tape recorder, dll.

Sedangkan contoh yang termasuk media audio visual antara lain, film, televisi, dan lain-lain.

Ketiga media ini dapat digunakan untuk memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran, yaitu diantaranya adalah dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi serta dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih berlangsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan

(31)

dan minatnya. Oleh karena itu, media pengajaran harus benar-benar dimanfaatkan dengan seoptimal mungkin maka tujuan pendidikan dapat berjalan secara efektif dan efisien serta mencapai tujuan yang diharapkan.

Ibrahim Bafadal (2003 : 3) membagi jenis-jenis prasarana pendidikan di sekolah menjadi dua macam, yaitu :

1. Prasaran pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktek keterampilan, dan ruang laboratorium.

2. Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Beberapa contoh tentang prasarana sekolah jenis terakhir tersebut diantaranya adalah ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah dan tempat parkir kendaraan.

Sedangkan Suharsimi Arikunto (2003 : 10) mengemukakan bahwa yang termasuk ke dalam klasifikasi prasarana pendidikan adalah :

1. Bangunan sekolah (tanah dan gedung) yang meliputi : lapangan, halaman sekolah, ruang kelas, ruang guru, kantor, ruang praktek, ruang tamu, ruang kepala sekolah, ruang perpustakaan, mushala, kamar kecil dan sebagainya.

2. Perabot sekolah, yang meliputi : meja guru, meja murid, kursi, lemari, rak buku, sapu, bulu-bulu, kotak sampah, alat-alat kantor TU

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan adalah semua perangkat atau fasilitas atau perlengkapan dasar yang secara langsung dan tidak langsung dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan dan demi tercapainya tujuan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruangan, meja, kursi, alat-alat

(32)

media pengajaran, ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, serta ruang laboratorium dan sebagainya.

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian dan Jenis Motivasi

Guru-guru sangat menyadari pentingnya motivasi dalam bimbingan belajar siswa berbagai macam teknik misalnya penghargaan, pujian dan celaan telah dipergunakan untuk mendorong para siswa agar mau belajar.

Seorang guru dalam proses belajar mengajar harus benar-benar mengoptimalkan dalam memanfaatkan atau menggunakan sarana dan prasarana pendidikan yang telah tersedia. Oleh karena itu, masalah memotivasi siswa dalam belajar, merupakan masalah yang sangat kompleks.

Guru hendaknya mengetahui prinsip-prinsip motivasi yang dapat membantu pelaksanaan tugas mengajar dan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga mereka dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan.

Abdurrahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab (2004 ; 131) mengemukakan bahwa :

Motif adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang mendorong orang untuk bertingkah laku atau berbuat sesuatu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Motif dapat berupa kebutuhan dan cita-cita. Motif ini merupakan tahap awal dari proses motivasi, sehingga motif baru merupakan suatu kondisi intern atau disposisi (kesiapsiagaan) saja. Sebab motif tidak selamanya aktif. Motif aktif pada saat tertentu saja, yaitu apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat mendesak.

(33)

Jadi, apabila suatu kebutuhan didasarkan mendesak untuk dipenuhi maka motif atau daya penggerak mencapai aktif. Motif atau daya penggerak yang telah menjadi aktif inilah yang disebut motivasi.

M. Alisuf Sabri (2003 : 128) mengemukakan bahwa :

Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut/mendorong orang yang memenuhi suatu kebutuhan.

Dan sesuatu yang dijadikan motivasi itu merupakan suatu keputusan yang telah ditetapkan individu sebagai suatu kebutuhan/tujuan yang nyata ingin dicapai.

Dengan demikian, kebutuhan inilah yang akan menimbulkan dorongan atau motif untuk melakukan tindakan tertentu, di mana diyakini bahwa jika perbuatan itu telah dilakukan, maka tercapailah keadaan keseimbangan dan timbullah perasaan puas dalam diri individu.

Nana Sudjana (2000 : 161-162) mengemukakan bahwa jenis motivasi dapat dipandang dari segi sumber, dan dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

a. Motivasi intrinsik

motivasi intrinsik timbul dari setiap individu seperti kebutuhan, bakat, kemauan, minat dan harapan yang terdapat pada diri seseorang. Sebagai misal, seseorang yang gemar membaca tidak memerlukan orang lain yang memotivasinya tetapi ia sendiri butuh, berminat atau berkemauan untuk mencari sumber-sumber bacaan dan rajin membacanya

b. Motivasi Ekstrinsik

(34)

Yaitu motivasi yang datang dari luar diri seseorang, timbul karena adanya stimulus (rangsangan) dari luar lingkungan. Sebagai contoh, seseorang yang berlatih atletik karena terangsang oleh gelar kejuaraan, hadiah, dan meningkatkan nama baik organisasi olah raga yang ia masuki.

Dengan demikian bahwa motivasi yang berasal dari diri sendiri (intrinsik) dan motivasi yang berasal dari luar diri (ekstrinsik), kedua-duanya sangatlah berpengaruh pada tindakan seseorang. Dengan adanya kedua motivasi tersebut, maka seseorang dapat melakukan tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

2. Motivasi Sebagai Penunjang Belajar

Zakiah Darajat, dkk (2008 : 40) mengemukakan bahwa :

Motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri murid yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar.

Pada dasarnya perbuatan-perbuatan yang dilakukan sehari-hari banyak yang didorong oleh motif-motif ekstrinsik, tetapi banyak pula yang didorong oleh motif-motif intrinsik atau oleh kedua-duanya.

Seperti halnya dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang optimal, siswa banyak terpengaruh oleh motif-motif yang berasal dari luar dirinya maupun yang berasal dari dalam dirinya, atau mungkin dapat terpengaruh secara bersamaan sesuai dengan situasi yang berkembang.

(35)

Di antara motivasi tersebut, maka menurut penulis motivasi intrinsiklah yang jauh lebih baik, berkesan lama serta dapat memberikan hasil yang memuaskan pada diri seseorang, karena motivasi ini timbul atas dasar kesadaran sendiri untuk memperoleh hasil yang diinginkan, tetapi tidak dengan mengesampingkan motivasi ekstrinsik.

Motivasi ekstrinsik juga sangatlah berpengaruh pada diri seseorang, karena manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan serta mempunyai lingkungan disekitarnya, baik lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Apabila lingkungan sekitarnya baik dan dapat memotivasi seseorang untuk melakukan tindakan yang baik, maka seseorang itu dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan sebaliknya, apabila lingkungan disekitarnya buruk dan malah membuat seseorang melakukan tindakan yang buruk, maka orang itu tidak dapat termotiivasi dan tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Dengan demikian, motivasi sangatlah penting baik motivasi yang berasal dari dalam diri (intriksik) maupun motivasi yang berasal dari luar diri (eksrinsik), karena kedua-duanya dapat menjadi pendorong untuk belajar dan agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancar, aktifitas dalam belajarnya memberikan kepuasan/ganjaran diakhir kegiatan belajarnya serta sesuai dengan tujuan yang di harapkan.

3. Peranan dan Fungsi motivasi dalam belajar

(36)

Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar, dan dengan motivasi itu pulalah kualitas hasil belajar siswa juga kemungkinannya dapat diwujudkan.

Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut :

a. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan.

b. Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai c. Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai

motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai. (M. Alisuf Sabri, 2003 : 86)

Motif itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak, motif itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.

Motif itu menentukan arah perbuatan, yakni kearah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh.

Berdasarkan arti dan fungsi motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan tetapi juga merupakan penentu hasil perbuatan. Motivasi akan mendorong untuk bekerja atau melakukan sesuatu perbuatan dengan

(37)

sungguh-sungguh (tekun) dan selanjutnya akan menentukan pula hasil pekerjaannya.

4. Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar

Menurut sardiaman (2010 : 86) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yaitu :

a. Memberi angka b. Hadiah

c. Saingan dan Kompetisi d. Ego-involement

e. Memberi Ulangan f. Mengetahui hasil g. Pujian

h. Hukuman i. Minat

j. Hasrat untuk Belajar k.Tujuan yang Diakui

Untuk lebih jelasnya akan diuraikan oleh penulis berikut ini : 1) Memberi angka, banyak siswa belajar, yang utama justru untuk

mencapai angka atau nilai yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi siswa merupakan motivasi yang kuat. Namun perlu diingat bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan thasil belajar yang sejati, karena yang terkandung di dalam setiap pengetahuan diajarkan kepada siswa tidak sekedar kognitif tetapi efektif dan psikomotorik.

2) Memberi hadiah, dalam proses belajar mengajar, guru dapat menggunakan hadiah sebagai alat untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Tetapi perlu diingat bahwa hadiah tidak

(38)

selalu dapat dijadikan sebagai alat motivasi, karena bisa saja hadiah yang diberikan tidak menarik bagi siswa dan bisa saja siswa akan termotivasi apabila sang guru memberi hadiah kepada siswa, misalnya seorang siswa ingin menjawab pertanyaan guru apabila guru memberikan hadiah kepadanya, dan begitu pula sebaliknya, apabila guru tidak memberikan hadiah kepada siswa tersebut maka siswa tersebut tidak akan menjawab pertanyaan guru.

3) Saingan atau kompetisi, saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong semangat belajar siswa. Dengan persaingan siswa akan giat meningkatkan prestasi belajarnya dan ia akan berusaha untuk menjadi pemenang dalam kompetisi ini.

4) Ego-involment, seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Menumbuhkan kesadaran pada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan, sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.

Dengan demikian, para siswa akan belajar dengan sungguh- sungguh bisa jadi karena harga dirinya.

(39)

5) Memberi ulangan, para siswa akan menjadi giat belajar kalau meraka mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Namun perlu diingat, seorang guru jangan terlalu sering memberikan ulangan karena akan membuat siswa merasa jenuh dan membosankan.

6) Mengetahui hasil, dengan mengetahui hasil pekerjaannya, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Sebagai contoh, jika siswa hasil belajarnya selalu mengalami peningkatan, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, begitu pula sebaliknya jika siswa mengetahui hasil belajarnya mengalami penurunan, maka ia akan berusaha lebih giat lagi untuk memperbaikinya.

7) Pujian, pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar. Oleh karena itu, guru harus pintar-pintar memberi pujian secara tepat.

8) Hukuman, hukuman ini adalah kebalikan dari pujian. Hukuman adalah sebagai reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberi secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi yaitu memberikan hukuman yang mendidik bukan memberikan

(40)

hukuman yang dapat menjadikan siswa tidak termotivasi dalam belajar.

9) Minat, motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat. Sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan dengan lancar apabila disertai dengan minat.

10) Hasrat untuk belajar, hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga barang tentu hasilnya akan lebih baik.

11) Tujuan yang diakui, rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, maka akan timbul gairah untuk terus belajar dengan giat dan sungguh-sungguh.

Dengan demikian, dengan adanya bentuk-bentuk atau cara motivasi belajar diatas dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi dalam kegiatan belajar siswa agar siswa bersemangat dan gairah untuk terus belajar dengan giat dan sungguh-sungguh, sehingga mereka dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan.

5. Hal-hal yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006 : 97-100) ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, diantaranya :

(41)

a. Cita-cita dan aspirasi siswa b. Kemampuan siswa

c. Kondisi siswa

d. Kondisi lingkungan siswa

e. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Untuk lebih jelasnya kelima unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar tersebut akan diurraikan sebagai berikut :

1) Cita-cita dan aspirsi siswa

Disini dapat dikatakan bahwa cita-cita akan memperkuat motivasi belajar siswa. Misalnya cita-cita siswa untuk menjadi pemain bulu tangkis akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar, ia akan rajin berolah raga, melatih nafas, berlari, meloncat, disamping tekun berlatih bulu tangkis.

2) Kemampuan Siswa

Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Contoh : seorang anak yang tidak biasa mengucapkan huruf “r” diberi latihan berulang kali sehingga mampu mengucapkan huruf “r”, keberhasilan atau kemampuan ini memuaskan dan menyenangkan hatinya, secara perlahan-lahan terjadilah kegemaran membaca pada anak ini. Secara ringkas dapatlah dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas- tugas perkembangan.

3) Kondisi Siswa

(42)

Kondisi siswa yang meliputi kondisi-kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Contoh : seorang siswa yang sedang sakit akan mempengaruhi perhatian belajar, sebaliknya seorang siswa yang sehat akan mudah memusatkan perhatian. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar

4) Kondisi lingkungan siswa

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka siswa terpengaruh oleh ingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antar siswa akan mengganggu kesungguhan belajar. Di dalam sumber tersebut tidak diuraikan tentang sarana dan prasarana. Menurut hemat penulis, sarana dan prasarana itu termasuk di dalam kondisi lingkungan siswa yang menjadi subyek pembahasan penulis pada pembahasaan makalah ini.

5) Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul setiap hari dengan puluhan siswa. Interaksi efektif pergaulannya akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa. Dengan kata-kata yang arif seperti : suaramu membaca sangat merdu, maka pujian guru tersebut dapat menimbulkan kegemaran membaca.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar siswa adalah dorongan atau kemauan yang muncul

(43)

dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas belajarnya dengan giat sehingga mendapat kepuasan/ganjaran diakhir kegiatan belajarnya dan agar kualitas hasil belajar siswa juga memungkinkannya dapat diwujudkan serta tercapai tujuannya yaitu memiliki prestasi tinggi di sekolah, memiliki pengetahuan, keterampilan maupun pengalaman yang dapat dibanggakan.

(44)

30 A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research), yakni peneliti turun langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh data yang konkrit yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas.

Penelitian yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah analisis kuantitatif, yaitu sumber dari hasil angket, interview, observasi dan dokumentasi, guna memperoleh sesuatu kesimpulan yang betul-betul akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Serta melakukan penelusuran melalui literatur- literatur pendidikan, yang mempunyai kaitan yang sangat erat dengan pokok bahasan yang sedang diteliti.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar. Sedangkan objek penelitian yaitu guru dan siswa sebagai responden dalam penulisan skripsi ini.

C. Variabel Penelitian

Setiap penelitian diharapkan pada variabel-variabel penelitian adalah suatu gejala menunjukkan variasi baik dalam jenisnya maupun dalam tingkatannya. (Sutrisno Hadi, 2003 : 56) ) lebih lanjut dikemukakan dalam

(45)

penelitian experimental semua keadaan, kondisi perlakuan atau tindakan yang tepat mempengaruhi hasil experiment disebut variabel.

berdasarkan pendapat di atas maka dalam penelitian ini ada dua variabel yang menjadi titik perhatian y aitu sarana dan prasarana pendidikan dan motivasi belajar siswa. Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah yaitu sarana dan prasarana pendidikan, variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa.

D. Defenisi Operasional Variabel

1. Sarana dan prasarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.

2. Motivasi belajar adalah suatu kegiatan guru yang mengandung arti membangkitkan, memberi kekuatan, dan mengarahkan tingkah laku yang diinginkan serta dianggap efektif jika dapat memberikan unsur emosi dalam belajar.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Suharsimi Arikunto (2006 : 108 ) mengemukakan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.

(46)

Sedangkan menurut Sanapiah Faisal (2004 : 6) populasi adalah : Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diberi kesimpulan.

Sedangkan Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi (2004 : 134) memberi batasan bahwa :

Populasi atau universe adalah keseluruhan obyek yang diteliti baik berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi.

penelitian populasi dapat dilakukan dengan dua versi yaitu penelitian Terhadap populasi karena jumlahnya sedikit, penelitian ini disebut penelitian populasi. Dan penelitian yang dilakukan pada bagan populasi disebabkan jumlahnya yang besar maka disebut penilaian sampel.

Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan individu dalam ruang lingkup kelompok sosial atau dalam ruang lingkup organisasi yang menjadi obyek penelitian, dalam hal ini dikorelasikan dengan judul skripsi yang penulis bahas. Sehubungan dengan penelitian ini, yang menjadi populasi adalah kepala sekolah dan guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar yang berjumlah 29 orang. Untuk lebih jelasnya keadaan guru dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(47)

Tabel 1

Keadaan Populasi Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar

Tahun Ajaran 2014

No Guru

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 Guru 6 23 29

Jumlah 6 23 29

Sumber Data : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar

Tabel 2

Keadaan Populasi Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar

Tahun Aaran 2014

No Kelas Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 2 3

VII VIII

IX

37 32 29

43 56 31

80 88 60

Jumlah 98 130 228

Sumber Data : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah populasi dari siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar 228 orang.

(48)

2. Sampel

Untuk menyederhanakan proses pengumpulan data dan pengolahan data, maka peneliti mengambil tekhnik sampel

Suharsimi Arikunto (2006 : 134) mengemukakan bahwa :

Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian menjadi penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.

Menurut Dani. K (tth : 479) dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia Sampel adalah sesuatu yang dipergunakan untuk menunjukkan sifat suatu kelompok yang lebih besar atau bagian dari populasi statistic yang cirinya dipelajari untuk memperoleh informasi tentang seluruhnya atau percontohan.

Karena jumlah populasi lebih dari 100 maka sampel penelitian ini 25%

dari jumlah populasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3

Keadaan Sampel Guru dan Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2014/2015

No Guru/Siswa Populasi Sampel

1

Guru 29 8

2 Siswa kelas VII Siswa kelas VIII Siswa kelas IX

80 88 60

20 22 15

Jumlah 257 65

Sumber data : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar tahun ajaran 2014/2015

(49)

Tabel di atas menunjukkan bahwa sampel guru dan siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar berjumlah 65 orang.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data yang harus betul- betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya sebab penelitian akan berhasil apabila banyak menggunakan instrumen agar data tersebut dapat menjawab pertannyaan.

Penelitian (masalah) dan menguji hihotesis, maka penulis menggunakan beberapa instrumen.

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi diartikan sebagai usaha mengamati fenomena-fenomena yang akan diselidiki baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung dengan memfungsikan secara alat indera dari pengamat untuk mendapatkan informasi dan data yang akan diperlukan tanpa bantuan dari alat lain.defenisi observasi menurut S. Margono (2005 : 159) adalah sebagai observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang banyak objek penelitian, pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersamaan objek yang diselidiki observasi langsung. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa yang akan diselidiki,

(50)

misalnya peristiwa tersebut diamati melalui film, rangkaian slide, atau rangkaian photo.

Dalam menggunakan teknik observasi baik langsung maupun tidak langsung diharapkan memfungsikan setiap alat indera untuk mendapatkan data yang lengkap dan berbobot.

2. Pedoman wawancara

Wawancara merupakan proses interaksi antara respon untuk menemukan informasi atau keterangan dengan cara langsung bertatap muka dan bercakap-cakap secara lisan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan informasi yang diperlukan/dibutuhkan dengan jarak yang dibutuhkan secara lisan pula.

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si pengaruh atau responden yang menggunakan alat panduan wawancara.

3. Angket

Angket adalah suatu metode pengumpulan data dengan menyajikan sejumlah pertanyaan secara tertulis kepada responden untuk dijawab.

Angket adalah kuesioner atau tidak lain dari sebuah pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan pertanyaannya merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dan menguji hipotesa.

(51)

Dalam hal ini penulis menggunakan angket untuk memperkuat atau menguji hipotesa agar hasil penelitian yang lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

4. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencarari data mengenai hal-hal yang variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya.

Penulis menggunakan metode ini dalam mencari informasi tentang jumlah siswa dan guru yang mengajar di SMP Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 2014/2015.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara : penelitian lapangan, yaitu cara penghitungan data dengan jalan penulis langsung turun ke lapangan. Dalam hal ini Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar guna mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu data yang dikumpulkan ini bersifat empiris. Kemudian dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data, sebagai berikut :

1. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.

2. Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yaitu semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.

(52)

3. Angket adalah daftar pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data/keterangan tertentu dari responden

4. Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya.

H. Teknik Analisa Data

Setelah penulis mengumpulkan data, selanjutnya penulis mengolah data tersebut dengan menggunakan teknik sebagai berikut :

1. Induktif. Dalam teknik ini penulis mengolah data yang dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus kemudian disimpulkan pada hal-hal yang bersifat umum.

2. Deduktif. Dalam teknik ini penulis mengolah data mulai dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus.

(53)

39

A. Selayang Pandang Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu kabupaten Kepulauan Selayar

1. Sejarah Berdiri, dan perkembangannya

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu berada dalam wilayah kecamatan Bontosikuyu, dibangun pada tahun 1979 diatas lahan dengan luas 18.499 m2, dengan kepala sekolah yang pertama sampai sekarang yaitu :

Tabel 4

Keadaan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2015

No Nama Kepala Sekolah Tahun Periode

1 2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Baso Karaeng,BA

Samsuddin Sanusi ,S.Pd Muin Veli Bea,S.Pd Muhammad Risal,S.Pd Drs. Muh. Alwy

Nasaruddin, S. Pd Sri Muliati, S.Pd Nasaruddin , S.Pd

1979-1985 1985-1990 1990-1995 1995-2001 2001-2006 2006-2010 2010-2013 2013-Sekarang

(54)

Sumber Data : SMP Negeri 1 Bontosikuyu Tahun 2015

2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu a. Visi Sekolah

Unggul dalam prestasi, sehat, beriman dan menjunjung tinggi karakter bangsa

b. Misi Sekolah

1. Mewujudkan penyelenggaraan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

2. Mewujudkan siswa yang unggul dalam bidang akademik dan non akademik

3. Mewujudkan lingkungan yang bersih, nyaman, kondusif untuk belajar

4. Mewujudkan kerja sama yang baik dengan orang tua dan masyarakat serta sekolah lain

5. Mewujudkan peserta didik yang memiliki keimanan yang kuat

6. Mewujudkan peserta didik yang memiliki karakter bangsa dan kepribadian Indonesia

c. Tujuan Sekolah

1. Memenuhi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

2. Memenuhi terwujudnya siswa yang unggul dalam bidang akademik dan non akademik

(55)

3. Memenuhi terwujudnya lingkungan yang bersih, nyaman, kondusif dalam belajar

4. Memenuhi terwujudnya kerjasama yang baik dengan orang tua dan masyarakat serta sekolah lain

5. Memenuhi terwujudnya peserta didik yang memiliki keimanan yang kuat

6. Memenuhi terwujudnya peserta didik yang memiliki karakter bangsa dan kepribadian Indonesia

3. Keadaan Guru

Guru adalah salah satu factor pendukung dalam meningkatkan kualitas para peserta didik, oleh karena itu professional guru sangatlah diperlukan oleh setiap sekolah. Tujuan sekolah akan dapat dicapai, jika semua guru yang mengajar di sekolah mempunyai kepribadian yang sejalan dengan tujuan sekolah. Adapun keadaan guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5

Keadaan Guru SMP Negeri 1 Bontosikuyu Kabupaten Kepulauam Selayar Tahun Ajaran 2014/2015

No Nama Status/jabatan

Bidang studi yang diajarkan

1. Nasaruddin, S. Pd PNS Kepala Sekolah

2. Bau Desa, S. Pd PNS Wakasek

(56)

3. Nur Syamsiah, S. Pd PNS Keterampilan

4. Jinariah, S. Pd PNS Matematika

5. Yulianti Djafar, S.Pd PNS IPA

6. Yuliana Aris, S. Pd PNS Bhs. Indonesia

7. Nur Hayani, S. Pd PNS Bhs. Inggris

8. Rusmayani, S. Pd PNS Bhs. Indonesia

9. Sri Sastrawaty, S. Ag PNS IPS

10. Faisal, S. Ag PNS IPA

11. Andi Yulidarnianti, S. Sos PNS PKN

12. Andi Rahmayani, S. Pd PNS Bhs. Inggris

13. Kasmawati, S. Pd PNS IPS

14. Sandawati PNS PKN

15. Musdiring, S. Ag PNS Agama

16. Nur Jannah, S. Pd GTT IPA

17. Nur Jamil, S. Pd GTT Penjas

18. Muh. Rizal, A. Md GTT TIK

19. Yul Indah Yani Nur, S. Pd GTT Matematika

20. Hartati, S. Pd GTT Penjas

21. Irmayani, S. Pd GTT IPS

22. Dewi Angraini, S. Pd GTT Matematika

23. Andi Reski, S. Pd GTT Bhs. Inggris

24. Salma, S. Pd GTT PAI

25. Muliana, S. Pd.I GTT PAI

26. Andi Rosna GTT Seni Budaya

27. Sri Yuli Anti, S. Pd GTT Pertanian

28. Resqy NopayantyFahar GTT Bhs. Indonesia

29. Edy Satria, S. Pd GTT Seni Budaya

Sumber Data : SMP Negeri 1 Bontosikuyu Tahun Ajaran 2014/2015

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

[r]

alam meujudkan nilai"nilai ibadah dalam bekerja yang dilakukan oleh setiap insan, diperlukan adab dan etika yang membingkainya, sehingga nilai" nilai Islam yang

adalah salah satu dari dua pembuluh darah utama yang membawa darah de-oksigen.. dari tubuh

Untuk memahami diri sendiri ajaran jawa mengajarkan pada seseorang untuk melalui lima tahapan yaitu nanding sariro yaitu membandingkan diri sendiri dengan orang

[r]

Modeling of the minimum variable blank holder force based on forming limit diagram (FLD) in deep drawing process.. To cite this article: S Candra et al 2017

Rawat Jalan adalah pelayanan terhadap orang yang datang di Pusat Kesehatan Jiwa Masyarakat dan Klinik Ketergantungan Obat (PKJM-KKO) untuk keperluan observasi,

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor : 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, penilaian tingkat kesehatan bank merupakan penilaian kualitatif atas berbagai aspek