• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS CAMPUR KODE TUKUL ARWANA DALAM ACARA TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA TRANS7: TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS CAMPUR KODE TUKUL ARWANA DALAM ACARA TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA TRANS7: TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS CAMPUR KODE TUKUL ARWANA DALAM ACARA

TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA TRANS7:

TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Oleh

PUTRI RIZKI ADRIANI

NIM 209210022

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul “

Analisis Campur Kode Tukul arwana Dalam Acara Talk Show Bukan Empat Mata

Trans7: Tinjauan Sosiolinguistik”. Penyusunan proposal ini merupakan bagian

dari penyusunan skripsi dan dapat diseleaikan dengan baik dan tepat waktu.

Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada.

1. Bapak Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M. Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.

3. Bapak Drs. Syamsul Arif Siregar, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan

Sastra Indonesia.

4. Bapak Drs. Sanggup Barus, M. Pd., selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan

Sastra Indonesia.

5. Bapak Muhammad Surif, S. Pd, M. Si., selaku Ketua Program Studi Sastra

Indonesia sekaligus sebagai Dosen Penguji yang banyak memberikan

masukan dan saran-saran..

6. Bapak Drs, Syahnan Daulay, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penyelesaian skripsi

ini.

7. Bapak Drs. Azhar Umar, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

(7)

iii

8. Bapak Dr. Abdurahman A. M.Hum selaku Dosen Penguji yang banyak

memberikan masukan dan saran-saran.

9. Seluruh Dosen di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan seluruh Staff

Pegawai di Fakultas Bahasa dan Seni,

10. Keluarga besar penulis, terkhusus kepada orang tua, Ibu Pristiwahyuni dan

adik-adik penulis, serta orang-orang terkasih, Kawan-kawan yang telah

banyak membantu dalam penyusunan skripsi

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak. Semoga Tuhan

Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan berkat-Nya kepada kita dan semoga

penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan dalam khasanah ilmu

pengetahuan.

Medan, Januari 2014

Penulis

Putri Rizki Adriani

(8)

i

ABSTRAK

Putri Rizki Adriani, NIM 209210022. Analisis Campur Kode Tukul Arwana Dalam Acara Talk Show Bukan Empat Mata Trans7: Tinjauan Sosiolinguistik. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan. 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya campur kode, mendeskripsikan jenis-jenis campur kode dan mendeskripsikan frekuwensi penggunaan campur kode Tukul arwana dalam talk show Bukan Empat Mata Trans7.

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari acara talk show Bukan Empat Mata Trans7 pada tanggal 1, 9, 17, dan 27 Mei 2013 yang telah didownload dan diubah menjadi bentuk teks. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Analisa data dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam tabel.

(9)

iv

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Masalah ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERTANYAAN PENELITIAN... 9

A. Kajian teoritis ... 9

1. Pengertian Sosiolinguistik ... 9

2. Masalah-Masalah Sosiolinguistik ... 12

3. Kedwibahasaan (Bilingualisme) ... 13

4. Campur Kode ... 15

(10)

v

6. Wujud Campur Kode ... 20

7. Faktor-Faktor Penyebab Campur Kode ... 21

8. Bukan Empat Mata ... 24

B. Pertanyaan Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 27

B. Metode Penelitian ... 27

C. Sumber Data Penelitian ... 28

D. Instrumen Penelitian ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

F. Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Latar Belakang Munculnya Peristiwa Capur Kode dalalm Talk Show Bukan Empat Mata Trans7 ... 31

B. Wujud Campur Kode Tukul Arwana Dalam Talk Show Bukan Empat Mata Trans7 ... 39

C. Frekuwensi Wujud Campur Kode Tukul Arwana Dalam Talk Show Bukan Empat Mata Trans7 ... 61

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 63

A. Simpulan …... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(11)

vi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Kartu Data Wujud Campur Kode... 29

Tabel 4.2 Data Gambaran Wujud Campur Kode... 40

(12)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk

berinteraksi dengan sesamanya, dan dalam pemakainnya dimungkinkan dapat

memakai lebih dari satu bahasa, akibatnya terjadilah kontak antarbahasa. Sebagai

seseorang yang terlibat dengan penggunaan dua bahasa, dan juga terlibat dengan

dua budaya, atau banyak bahasa dan budaya seorang dwibahasawan tentulah

tidak terlepas dari akibat-akibat penggunaan dua bahasa tersebut. Salah satu

akibat dari kedwibahasaan adalah adanya tumpang tindih antara kedua sistem

bahasa yang dipakainya atau digunakannya unsur-unsur dari bahasa yang satu

pada penggunaan bahasa yang lain.

Bahasa merupakan lambang yang arbiter (manasuka), tetapi konvensional,

sehingga pada praktiknya manusia harus menyesuaikan bahasanya dengan situasi

yang ada. Fenomena yang diakibatkan oleh hal tersebut adalah terjadinya

peristiwa campur kode. Campur kode adalah penggunaan bahasa dari satu bahasa

ke bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa ataupun ragam bahasa. Campur

kode (code-mixing) terjadi apabila seorang penutur menggunakan suatu bahasa

secara dominan mendukung suatu tuturan disisipi dengan unsur bahasa lainnya.

Hal ini biasanya berhubungan dengan karakteristk penutur, seperti latar belakang

sosial, tingkat pendidikan, rasa keagamaan. Biasanya ciri yang menonjol berupa

(14)

2

ungkapan dalam bahasa tersebut tidak ada padanannya. Sehingga ada

keterpaksaan menggunakan bahasa lain, walaupun hanya mendukung satu fungsi.

ungkapan dalam bahasa tersebut tidak ada padanannya. Sehingga ada

keterpaksaan menggunakan bahasa lain, walaupun hanya mendukung satu fungsi.

Campur kode dapat dilihat dalam komuniksi yaitu melalui bahasa lisan dan

tulisan. Secara lisan misalnya pada percakapan sehari-hari di kantor, pasar,

sekolah, baik formal maupun non-formal, sedangkan tertulis dapat kita lihat pada

pemakaian bahasa di majalah, surat kabar, cerpen, dan novel. Salah satu jenis alat

komunikasi yaitu televisi, karena dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai

hal kepada masyarakat secara serempak dan menyeluruh. Keberadaan televisi

dengan keragaman bentuk dalam penayangannyapun sangat pesat perkembangan

teknologinya serta perannya dalam suatu kehidupan masyarakat, baik dari aspek

hiburan, penyampaian informasi dan sebagai sarana pendidikan yang efektif bagi

terbangunnya kecerdasan masyarakat, hingga kedudukannya sampai menempati

peringkat tertinggi atas respon dari masyarakat.

Isi tayangan di televisi juga beragam, mulai dari Berita, film pendek,

sinetron, acara hiburan, sampai talk show, dll. Istilah talkshow adalah aksen dari

bahasa inggris di Amerika. Di Inggris, istilah talkshow ini biasa disebut Chat

Show. Pengertian talkshow adalah sebuah program televisi atau radio dimana

seseorang ataupun group berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai hal

topik dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang moderator.

Kadangkala, Talk show menghadirkan tamu berkelompok yang ingin mempelajari

(15)

3

moderator untuk berbagi pengalaman. Acara talk show ini biasanya diikuti dengan

menerima telpon dari para pendengar/penonton yang berada di rumah, mobil,

ataupun ditempat lain.

Perkembangan televisi semenjak pasca reformasi ditandai dengan terus

bertambahnya stasiun televisi baru, yang mengakibatkan semakin ketatnya

persaingan industri pertelevisian Indonesia. Tidak mengherankan apabila para

stasiun televisi baru terus menyajikan yang menarik minat penonton untuk

mendapatkan rating dan share yang tinggi. Mereka juga berlomba-lomba untuk

memberikan informasi terkini, sesuai fakta, namun tetap menghibur pemirsa, serta

mampu mengedukasi dengan memberikan tayangan yang memiliki nilai edukasi

tinggi, dan memberi persuasi masyarakat agar melakukan sesuatu. Hal seperti itu

bisa dikenal dengan fungsi dari televisi.

Ada dua jenis program yang terdapat dalam televisi, yakni program

junalistik dan program artistik. Program jurnalistik merupakan program berita

yang segala bentuk di dalamnya adalah hal yang berdasar pada fakta, baik hard

news, soft news, ataupun talk show, sedangkan program artistik adalah program

yang mengutamakan hiburan di dalamnya, seperti program entertainment,

komedi, sinetron, drama, reality show, variety show dan talkshow.

Talk show termasuk dalam program jurnalistik dan juga program artistik,

yang membedakannya adalah talk show dalam program jurnalistik dibawakan

dengan cara yang lebih serius dan bersifat menginformasikan hal yang penting

untuk diketahui oleh khalayak ramai, sedangkan talk show yang terdapat dalam

(16)

4

selain menginformasikan sesuatu juga mempunyai tujuan untuk menghibur

penonton program talk show tersebut.

Talk show yang ada di dunia pertelevisian di Indonesia sekarang ini pun

beragam, diantaranya Hitam Putih Trans7, PAS Mantap Trans7, Bukan Empat

Mata Trans7, Online TransTV, Ceriwis TransTV, NGULIK (Ngobrol Usik dan

Asik) TransTV, Mata Najwa MetroTV, Kick Andy MetroTV, Just Alvin

MetroTv, dan Sentilan Sentilun MetroTV, serta masih banyak lagi talkshow yang

terus bermunculan di pertelevisian Indonesia.

Percakapan yang dilihat di televisi seperti wawancara atau talk show

biasanya menggunakan bahasa lisan nonstandar. Seorang pembawa acara sangat

berpengaruh untuk menciptakan suasana percakapan yang diinginkannya, atau

merespon para peserta dialog dan wawancara untuk menjawab pertanyaan yang

dikemukakannya. Dalam hal ini peneliti berfokus pada talk show “Bukan Empat

Mata” yang dibawakan oleh Tukul Arwana dari tahun 2005 sampai dengan

sekarang. Tukul Arwana adalah sebuah fenomena dunia hiburan layar kaca

Indonesia. Tukul Arwana sekarang hampir tiap hari muncul di layar televisi dalam

talk show “Bukan Empat Mata” di Trans7. Talk show yang dulunya “Empat

Mata” dan sekarang menjadi “Bukan Empat Mata” ini rupanya cukup menyita

perhatian karena acara ini dikemas dengan segala ciri khas Tukul yang Ndeso.

“Bukan Empat Mata” akhirnya punya tempat sendiri di hati penonton/pemirsa.

Dengan begitu Tukul dan “Bukan Empat Mata” dapat dikatakan berhasil menarik

minat penonton/pemirsa. Dalam bincang-bincang Tukul di acara “Bukan Empat

(17)

5

bentuk campur kode dan seberapa sering campur kode yang digunakan Tukul

Arwana dalam acara Talk show “Bukan Empat Mata” Trans7. Salah satu indikasi

program talk show yang baik adalah menghadirkan narasumber yang

berkompeten, unik dan menarik untuk diperbincangkan, mampu memberikan

inspirasi dalam kehidupan, serta mampu memberi hiburan tersendiri bagi pemirsa

yang menyaksikan acara talk show tersebut.

Penelitian ini akan mengangkat Program Talk show Bukan Empat Mata di

Trans7, karena talk show ini bertahan cukup lama di pelataran dunia pertelevisian,

walaupun acara tersebut pernah tersandung masalah karena dianggap

menimbulkan pengaruh buruk bagi penontonya, tetapi ada sisi baik dari acara ini

yang membuat peneliti tertarik, yaitu karena acara ini termasuk salah satu talk

show yang bintang tamu atau narasumber yang dihadirkan adalah narasumber

yang sedang hangat dibicarakan bahkan berani menghadirkan bintang tamu yang

sedang berseteru demi mendapatkan informasi lebih. Walaupun sosok tukul atau

lawakan tukul dianggap kasar tetapi peminatnya masih cukup banyak, hal tersebut

dapat dilihat dari penonton yang datang dan bertahannya acara tersebut sampai 7

tahun. Hal ini tentunya dipengaruhi juga oleh pemandu acaranya dan co-host

acara tersebut. Peneliti juga tertarik untuk memilih acara talk show Bukan Empat

Mata ini karena Tukul juga sering melakukan campur kode, alih kode dalam

bincang-bincangnya. Peneliti memilih 1 episode perminggunya dalam 1 bulan,

karena 1 episode diharapkan sudah mewakili tayangan acara tersebut selama

(18)

6

dengan judul “Analisis Campur Kode Tukul Arwana Dalam Acara Talk Show

Bukan Empat Mata Trans7 : Tinjauan Sosiolinguistik”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa masalah yang dapat

diidentifikasi, yaitu:

1. Faktor apakah yang melatarbelakangi terjadinya campur kode dalam talk

show “Bukan Empat Mata” Trans7 ?

2. Mengapa peristiwa campur kode terjadi?

3. Apakah penggunaan campur kode sudah sesuai dengan penggunaannya?

4. Bagaimanakah fariasi wujud campur kode yang terjadi dalam talk show

“Bukan Empat Mata” Trans7 ?

5. Bagaimana frekuwensi penggunaan campur kode yang terjadi dalam talk

show “Bukan Empat Mata” Trans7 ?

6. Apakah peristiwa campur kode dapat dibenarkan?

7. Bagaimana unsur-unsur bahasa asing yang masuk ke dalam campur kode

pada talk show Bukan Empat Mata Trans7?

C. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas ruang lingkup pada pembahasan, maka peneliti

membatasi masalah agar cakupannya menjadi lebih fokus. Pembatasan masalah

dalam penelitian ini mencakup latar belakang, wujud dan frekuwensi munculnya

(19)

7

membahas wujud campur kode eksternal saja. Wujud campur kode yang dibagi

meliputi enam jenis, yaitu 1) kata dasar, (2) baster, (3) kata ulang, (4) ungkapan,

dan (5) frasa.

D. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah

yang telah dipaparkan di atas, maka perlu dirumuskan masalah yang akan diteliti

agar penelitian lebih fokus. Maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah latar belakang terjadinya campur kode yang muncul dalam

talk show” Bukan Empat Mata” di Trans7.

2. Bagaimana wujud campur kode yang muncul dalalm talk show Bukan

Empat Mata Trans7.

3. Bagaimana frekuwensi munculnya peristiwa campur kode dalam talk

show Bukan Empat Mata Trans7.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan

menjelaskan hal-hal berikut:

1. Latar belakang terjadinya campur kode yang muncul dalam talk show

Bukan Empat Mata Trans7.

(20)

8

3. Untuk mengetahui frekuwensi munculnya campur kode dalam talk show

Bukan Empat Mata Trans7.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah suatu penelitian memberikan sumbangan baik ke

arah pengembangan ilmu maupun pemecahan masalah yang bersifat praktis.

Untuk itu diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun

praktis.

1. Manfaat teoretis dalam penelitian ini dapat menambah pengetahuan

tentang teori sosiolinguistik, khususnya pada penggunaan campur kode.

2. Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Dapat menambah pengetahuan tentang pemakaian campur kode

dalam acara Talk show “Bukan Empat Mata” Trans7

b. Menambah satu bacaan bagi dunia kepustakaan dalam khasanah

dalam kajian sosiolinguistik

c. Memberi motivasi kepada mahasiswa yang mengadakan penelitian

(21)

66

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Banyak faktor yang membuat orang melakukan campur kode, misalnya

faktor peran yaitu status sosial, pendidikan, serta golongan dari penutur

bahasa, dan banyak faktor lainnya yang menbuat orang melakukan campur

kode. Dari hasil penelitian, ditemukan beberapa faktor yang menyebabkan

terjadinya campur kode, diantaranya yaitu (1) latar dan situasi, (2)

partisipan, (3) topik, dan (4) fungsi interaksi. Terkadang pembicara

sengaja beralih kode atau mencampur kode terhadap lawan bicaranya

karena dia mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Pada kasus ini penutur

cenderung bercampur kode dengan bahasa asing yaitu bahasa Inggris

dengan maksud menunjukan bahwa penutur merupakan seorang yang

berpendidikan dan modern sehingga dalam berkomunikasi dengan lawan

tutur banyak menyisipkan kata atau istilah dalam bahasa asing

2. Berdasarkan hasil penelitian membuktikan adanya penggunaan campur

kode dalam talk show Bukan Empat Mata Trans7 yang tayang dalam satu

bulan yaitu tanggal 1, 9, 17, 27 Mei 2013. Wujud campur kode yang

muncul yaitu wujud campur kode berwujud kata, baster, kata ulang, idiom,

(22)

67

3. Berdasarkan hasil penelitian membuktikan adanya penggunaan campur

kode dalam talk show Bukan Empat Mata Trans7 yang tayang dalam satu

bulan yaitu tanggal 1, 9, 17, 27 Mei 2013 ditemukan sebanyak 156 wujud

campur kode, yaitu 85 (85%) peristiwa campur kode berwujud kata, 12

(7,69%) berwujud baster, 1 (0,64%) dalam wujud perulangan kata, 8

(5,13%) kasus yang berwujud idiom dan 50 (32,05%) kasus berwujud

frasa. Sebagian besar bentuk campur kode yang digunakan Tukul Arwana

merupakan campur kode yang umum dipakai, sehingga pengertian dari

kata-kata tersebut mudah untuk dipahami.

B. Saran

Penelitian ini telah memberikan gmbaran tentang fenomena campur kode

bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan yang ikut melengkapi juga terdapat campur

kode dalam bahasa arab dan Mandarin. Berdasarkan sejumlah contoh campur

kode yang ditemukan, diharapkan kepada penutur bahasa Indonesia dapat

menambah pengetahuan terhadap bahasa Inggris karena hal tersebut penting

mengingat derasnya arus informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi dari luar

negeri yang masuk ke negara kita. Bentuk-bentuk campur kode yang ditemukan

sebagian besar merupakan bentuk campur kode yang sering digunakan. Namun

hal tersebut dapat menambah pengetahuan pembaca/penonton tentang ragam

(23)

68

DAFTAR PUSTAKA

Aslinda dan leni syafyahya,2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Rafika Aditama

Adisaputera, Abdurahman. 2010. Ancangan Terhadap Kebertahanan Bahasa Melayu Langkat: Studi Pada Komunitas Remaja Di Stabat, Kbupaten Langkat. 2010. Denpasar: Universitas Udayana

Chair, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Renika Cipta

Chaer, A. 2004. Sosiolinguistik (perkenalan). Jakarta: PT. Rineka Cipta

Chaer, A. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Kridalaksana, Harimurti. 2007. Kelas kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Kunjana Rahardi, R. 2010. Kajian Sosiolinguistik. Bogor: Ghalia Indonesia

Hamidi. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: Umm Press

Purba, Antilan. 1996. Kompetensi Komunikatif Bahasa Indonesia Ancangan Sosiolinguistik. FPBS IKIP Medan

Nababan, P.W.J. 1991. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Narwoko.J, Dwi dan Bagong Suyanto. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: PRENADA MEDIA

Ohoiwutun, Paul.2007. Sosiolingistik. Jakarta: Kesaint Blanc

Rokhman, Fathur. 2013. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Graha Ilmu

(24)

69 Suwito, 1985. Sosiolinguistik. Surakarta: Henary Offset

Suwito. 1985. Pengantar awal sosiolinguistik: teori dan problema. Surakarta: henary offset

Sumarsono dan Paina Partana. 2002. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 2 Maret 2013; Seri D 241 - 317

http://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/diglosia/article/view/100

Gambar

Tabel 3.1 Kartu Data Wujud Campur Kode........................

Referensi

Dokumen terkait

µg/mL merupakan antioksidan sangat lemah dan dapat diketahui bahwa aktivitas antioksidan pada sampel ekstrak etil asetat Rumput laut ( Eucheuma cotonii ) memiliki

Characterization and Kinetics of Growth of Bacteriocin Like Substance Produced by Lactic Acid Bacteria Isolated from Ewe Milk and Traditional Sour Buttermilk in

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan post op Sectio Caesaria hari ke 2 ditandai dengan ketidakmampuan klien melakukan aktivitas dasar sehari-hari, ditandai dengan

Kadar Protein, Indeks Putih Telur, dan Nilai Haugh Unit Telur Itik Setelah Perendaman Ekstrak Daun Salam ( Syzygium polyanthum ) dengan Waktu Penyimpanan yang Berbeda pada..

Hal ini menunjukkan bahwa klon harapan MSU 01015-02 ini memiliki potensi hasil yang cukup baik dan disamping itu kandungan β-karotinnya juga lebih tinggi dibanding Sari, untuk

katêlah teks ingkang rêsik saking kalêpatan utawi ingkang cakêt kalihan babonipun saha sagêd katanggêljawabakên kanthi ilmiah, wontên ing naskah Dhikir Maulud

Informan lainnya, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam. interaksi sosial

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 1998 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk