• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KETERSEDIAAN PRASARANA DAN SARANA BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK NEGERI 1.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KETERSEDIAAN PRASARANA DAN SARANA BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK NEGERI 1."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KETERSEDIAAN PRASARANA DAN SARANA

BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

SMK NEGERI 1 PURWAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh

DIAN SUSNANDINI

0602703

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PENGARUH KETERSEDIAAN PRASARANA DAN SARANA

BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

SMK NEGERI 1 PURWAKARTA

Oleh Dian Susnandini

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Dian Susnandini 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DIAN SUSNANDINI 0602703

PENGARUH KETERSEDIAAN PRASARANA DAN SARANA BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

SMK NEGERI 1 PURWAKARTA Bandung, September 2013 DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Ir.Drs.H. Susanto.,MT. NIP. 19480511 197703 1 001

Pembimbing II,

Drs. Anto Rianto Hermawan. NIP. 19640429 199302 1 001

Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil S1

FPTK UPI Bandung

(4)

ABSTRAK

PENGARUH KETERSEDIAAN PRASARANA DAN SARANA BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK NEGERI 1

PURWAKARTA

Dian Susnandini 0602703

Prasarana dan sarana belajar merupakan salah satu dari faktor eksternal yang mempengaruhi proses belajar siswa. Namun tidak hanya prasarana dan sarana saja motivasi belajar siswa pun sangat berpengaruh terhadap keberhasilan prestasi siswa. Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar karena mendorong individu untuk melakukan suatu kegiatan belajar sehingga dapat memudahkan penguasaan materi pelajaran oleh siswa. Ketersediaan prasarana dan sarana belajar yang di teliti dalam penelitian ini adalah ketersediaan prasarana dan sarana belajar yang dimiliki siswa SMK Negeri 1 Purwakarta Program Studi Teknik Gambar Bangunan kelas XI tahun ajaran 2013/2014, dalam proses belajar dan penyelesaian tugas gambar pada mata diklat Menggambar Teknik Dasar. Ketersediaan prasarana dan sarana di sekolah perlu ditunjang oleh adanya ketersediaan prasarana dan sarana yang dimiliki siswa di rumah, hal ini untuk menutupi keterbatasan belajar siswa di sekolah, serta untuk menambah keterampilan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas Menggambar Teknik Dasar. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum mengenai ketersediaan prasarana dan sarana belajar siswa, dan untuk memperoleh gambaran tentang motivasi belajar siswa SMK Negeri 1 Purwakarta, dan seberapa besar pengaruh ketersediaan prasarana dan sarana belajar terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 1 Purwakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analitik Korelatif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik quesioner atau berupa angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan angket tertutup. Angket diberikan kepada responden yang merupakan siswa SMK Negeri 1 Purwakarta Program Studi Teknik Gambar Bangunan. Hasil penelitian diperoleh ketersediaan prasarana dan sarana belajar berada pada kriteria baik, dan motivasi belajar siswa berada pada kriteria baik pula. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dengan nilai yang kuat antara ketersediaan prasarana belajar siswa dengan motivasi belajar siswa SMK Negeri 1 Purwakarta.

(5)

ABSTRAK

PENGARUH KETERSEDIAAN PRASARANA DAN SARANA BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK NEGERI 1

PURWAKARTA

Dian Susnandini 0602703

Infrastructure and learning facilities is one of the external factors that affect student learning. But not only the infrastructure and facilities only students' motivation is very influential on the successful achievement student. Motivation have an important role in the learning process because it encourages individuals to undertake a learning activity that can facilitate mastery of the subject matter by students. Availability of infrastructure and learning facilities are examined in this study is the availability of infrastructure and facilities for learning that the students of SMK Negeri 1 Purwakarta in Program Study Drawing Technique Building courses grade XI school year 2013/2014, in the process of learning and training completion tasks of Drawing Basic Techniques. Availability of infrastructure and facilities in schools need to be supported by the availability of infrastructure and facilities owned by the students at home, this is to cover the limitations of student learning in the school, and to increase students' skills in tasks Drawing Basic Techniques. This study therefore aimed to obtain an overview of the availability of infrastructure and facilities for student learning, and to gain an overview of students 'motivation SMK Negeri 1 Purwakarta, and how much influence the availability of infrastructure and facilities to the students' motivation to learn SMK Negeri 1 Purwakarta. The method used in this study is Correlative with The Analytic method of quantitative approaches. Collection techniques in this study using techniques questioner or the form of questionnaires. Questionnaire used in this study is an enclosed questionnaire. Questionnaire given to respondents who were students of SMK Negeri 1 Purwakarta in Program study of Drawing Technique Building courses. The result showed the availability of infrastructure and learning facilities located on good criteria, and student motivation on good criteria too. There is a positive and significant effect of the strong value of the availability of infrastructure and facilities for student learning to students' motivation SMK Negeri 1 Purwakarta.

(6)

DAFTAR ISI

Hal

PERNYATAAN... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Pembatasan Masalah... 3

1.4 Rumusan Masalah ... 4

1.5 Tujuan Penelitian ... 4

1.6 Manfaat Penelitian ... 5

1.7 Penjelasan Istilah dan Judul ... 5

1.8 Sistematika Penulisan... ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ... 7

2.1 Tinjauan tentang Prasarana dan Sarana Belajar ... 7

2.1.1 Pengertian Prasarana Belajar ... 7

2.1.2 Pengertian tentang Sarana Belajar ... 8

2.2 Tinjauan tentang Motivasi Belajar ... 13

2.2.1 Pengertian tentang Motivasi ... 13

2.3 Tinjauan Mata Diklat Menggambar Teknik Dasar ... 19

2.4 Anggapan Dasar atau Asumsi ... 19

2.5 Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN... 21

3.1 Lokasi Penelitian ... 21

3.2 Metode Penelitian ... 21

(7)

3.3.2 Paradigma Penelitian ... 22

3.4 Data dan Sumber Data ... 23

3.5 Populasi Penelitian ... 24

3.6 Teknik Pengumpulan Data,kisi-kisi dan Instrumen Penelitian ... 25

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.6.2 Kisi-kisi Instrumen ... 26

3.6.3 Instrumen Penelitian ... 27

3.7 Teknik Pengolahan Data ... 29

3.7.1 Uji Validitas Instumen ... 29

3.7.2 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 30

3.8 Teknik Analisis Data ... 32

3.8.1 Uji Normalitas Data ... 32

3.8.2 Uji Kecenderungan ... 34

3.8.3 Analisis Korelasi dan pengujian Hipotesis ... 35

3.8.4 Uji Koefisien Determinasi ... 36

3.8.5 Uji Linearitas Regresi ... 36

3.8.6 Uji Regresi ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1. Deskripsi Data ... 40

4.2.4. Perhitungan Determinasi ... 50

4.2.5. Pengujian Hipotesis ... 50

4.2.6. Uji Regresi ... 53

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 53

4.3.1 Ketersediaan Prasarana dan Sarana Belajar Siswa ... 53

4.3.2 Motivasi Belajar Siswa ... 54

4.3.3 Pengaruh Ketersediaan Prasarana dan Sarana Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa SMKN 1 Purwakarta ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

5.1. Kesimpulan ... 57

5.2. Saran-saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Lambang dan Ukuran Kertas Gambar...11

Tabel 3.1 Populasi Penelitian...25

Tabel 3.2 Format Daftar Distribusi Frekuensi...33

Tabel 3.3 Format Daftar Frekuensi yang Diharapkan...34

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r...35

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel X...41

Tabel 4.2 Harga Chi-Kuadrat Variabel X...42

Tabel 4.3 Gambaran Umum Variabel X...43

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Y...45

Tabel 4.5 Harga Chi-Kuadrat Variabel Y...45

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan Alur Hubungan antar Variabel...22

Gambar 3.2 Bagan Alur Paradigma Penelitian...23

Gambar 4.1 Grafik Penyebaran Skor Variabel X... .42

Gambar 4.2 Distribusi Data Variabel X...43

Gambar 4.3 Presentase Uji Kecenderungan Variabel X...44

Gambar 4.4 Grafik Penyebaran Skor Variabel Y...46

Gambar 4.5 Distribusi Data Variabel Y...47

Gambar 4.6 Presentase Uji Kecenderungan Variabel Y...47

(10)

LAMPIRAN

Lampiran 1 :

Lampiran 1.1 Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba Lampiran 1.2 Instrumen Uji Coba

Lampiran 1.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Lampiran 1.4 Instrumen Penelitian

Lampiran 2 :

Lampiran 2.1 Perhitungan Uji Validitas Angket Uji coba Variabel X dan Variabel Y

Lampiran 2.2 Perhitungan Uji Reliabilitas Angket Uji Coba Variabel X dan Variabel Y

Lampiran 3 :

Lampiran 3.1 Data Penyebaran Angket Penelitian Variabel X dan Variabel Y Lampiran 3.2 Nilai Variabel X dan Variabel Y

Lampiran 3.3 Konversi T-skor dan z-skor

Lampiran 3.4 Uji Normalitas Variabel X dan Variabel Y Lampiran 3.5 Uji Kecenderungan Variabel X dan Variabel Y Lampiran 3.6 Homogenitas

Lampiran 3.7 Uji Korelasi Product Moment dan Uji Hipotesis Lampiran 3.8 Uji Regresi

Lampiran 4 :

Lampiran 4.1 Hasil Perhitungan Analisis Data

Lampiran 5 :

Lampiran 5.1 Surat Penunjukan Dosen Pembimbing Lampiran 5.2 Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 5.3 Berita Acara Seminar Tahap 1 Lampiran 5.4 Berita Acara Seminar Tahap II Lampiran 5.5 Surat Pengantar Penelitian

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan di sekolah mempunyai tiga variabel yang saling berkaitan yaitu kurikulum, guru dan proses belajar. Proses belajar mengajar sebagai realisasi pelaksanaan kurikulum merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah yang didalamnya terjadi interaksi antara guru dan siswa. Dalam proses belajar mengajar seorang guru diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar siswa terdorong untuk belajar sehingga apa yang diajarkan dapat dipahami oleh seluruh siswa. Tetapi hal tersebut tidak dapat begitu saja tercapai dengan mulus tanpa hambatan.

Ada dua faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar siswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Prasarana dan sarana belajar merupakan salah satu dari faktor eksternal yang mempengaruhi proses belajar siswa. Namun tidak hanya masalah prasarana dan sarana saja motivasi belajar siswa pun sangat berpengaruh terhadap keberhasilan prestasi siswa. Motivasi mempunyai peranan penting dalam belajar karena mendorong individu untuk melakukan suatu kegiatan belajar sehingga dapat memudahkan penguasaan materi pelajaran oleh siswa. Jika siswa mudah menguasai materi pelajaran, maka prestasi belajar siswa akan dapat ditingkatkan.

(12)

2

di rumah, hal ini untuk menutupi keterbatasan belajar siswa di sekolah, serta untuk menambah keterampilan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas Menggambar Teknik Dasar.

Kendala-kendala yang terjadi pada mata diklat Menggambar Teknik Dasar SMK Negeri 1 Purwakarta berdasarkan wawancara dengan guru mata diklat Menggambar Teknik Dasar Program Studi Teknik Gambar Bangunan, bahwa masih dijumpai siswa yang menunjukan perilaku membolos saat pelajaran dimulai, siswa melalaikan tugas yang diberikan guru, siswa tidak membawa alat- alat gambar saat pelajaran dimulai, presentase adanya keterlambatan dan ketidakdisiplinan siswa dalam mengumpulkan tugas gambar sebesar 15% dari seluruh siswa kelas XI TGB serta kualitas tugas belum sesuai ketentuan yang diberikan guru.

Apabila hal-hal di atas, diabaikan dan dibiarkan terus-menerus, maka akan sangat mungkin kegiatan belajar mengajar pada mata diklat Menggambar Teknik Dasar tidak akan berjalan dengan baik. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul skripsi : “Pengaruh Ketersediaan Prasarana dan Sarana Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa

SMKN 1 Purwakarta (Studi Kasus Siswa Kelas XI Teknik Gambar Bangunan

pada mata diklat Menggambar Teknik Dasar).

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah ditetapkan untuk memperoleh kemungkinan permasalahan yang timbul dari penelitian ini. Mengacu pada latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah yang timbul dari penelitian adalah sebagai berikut ini.

(13)

2. Presentase siswa yang terlambat dan kurang disiplin dalam mengumpulkan tugas gambar sebesar 15% dari seluruh siswa kelas XI Teknik Gambar Bangunan.

3. Bervariasinya prasarana dan sarana belajar yang dimiliki siswa untuk mata diklat Menggambar Teknik Dasar.

4. Bervariasinya motivasi belajar yang dimiliki oleh setiap siswa pada mata diklat Menggambar Teknik Dasar.

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan bukan hanya untuk memudahkan atau penyederhanaan masalah bagi peneliti tetapi juga untuk dapat menetapkan terlebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk mencurahkan tenaga, kecakapan, waktu, biaya, dan lain-lain yang timbul dari rencana tersebut. Agar ruang lingkup penelitian konsisten pada permasalahan, maka dalam penelitian ini penulis menetapkan pembatasan masalah penelitian pada aspek-aspek sebagai berikut ini.

1. Ketersediaan prasarana dan sarana belajar dibatasi pada prasarana dan sarana yang dimiliki siswa, hanya untuk mata diklat Menggambar Teknik Dasar, dan tanpa melihat kondisi ekonomi orang tua.

2. Prasarana dan sarana yang menunjang proses belajar pada mata diklat Menggambar Teknik yang meliputi :

a. Prasarana belajar yang meliputi ruang belajar siswa di rumah yang memikili syarat kelayakan dan standar tertentu misalnya pencahayaan, dan sirkulasi udara.

b. Sarana belajar siswa yang meliputi : perabotan belajar seperti meja gambar manual sederhana, meja belajar dan kursi belajar. Kemudian bahan dan peralatan gambar seperti kertas gambar berbagai ukuran, pensil, ballpoint, penghapus, jangka, dan penggaris segitiga.

(14)

4

Dasar yang dikaitkan dengan ketersediaan prasarana dan sarana yang dimiliki siswa.

1.4 Perumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti terlebih dahulu harus dirumuskan agar jelas bagaimana penelitian ini dilakukan sehingga memudahkan dalam menentukan arah dan tujuan penelitian, dan mempermudah dalam menentukan metode penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut ini.

1. Bagaimana gambaran ketersediaan prasarana dan sarana belajar yang dimiliki siswa SMK Negeri 1 Purwakarta?

2. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa SMK Negeri 1 Purwakarta dalam proses belajar dan menyelesaikan tugas-tugas Menggambar Teknik Dasar?

3. Bagaimana pengaruh ketersediaan prasarana dan sarana belajar terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 1 Purwakarta?

1.5 Tujuan Penelitian

Arikunto (2010:97) mengemukakan bahwa “Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian”. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1. Untuk mengetahui gambaran ketersediaan prasarana dan sarana belajar yang dimiliki siswa SMK Negeri 1 Purwakarta.

(15)

3. Mengetahui bagaimana pengaruh ketersediaan prasarana dan sarana belajar terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 1 Purwakarta.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat serta kegunaan. Manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi siswa, sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan mengoptimalkan prasarana dan sarana yang ada. 2. Bagi guru, diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam mengevaluasi

hasil kerja siswa.

3. Bagi Penulis, dapat menambah wawasan dan dapat mengetahui bagaimana sesungguhnya pengaruh ketersediaan prasarana dan sarana belajar terhadap motivasi belajar siswa.

1.7 Penjelasan Istilah dalam Judul

Istilah-istilah yang dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Pengaruh adalah sesuatu yang menyebabkan perubahan atau perbedaan

atau sesuatu yang saling berkait satu sama lain yang dapat menimbulkan akibat. Adapun yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah besarnya pengaruh ketersediaan prasarana dan sarana belajar terhadap motivasi belajar siswa.

(16)

6

3. Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan. 4. Sarana pendidikan adalah semua perangkat atau fasilitas atau

perlengkapan dasar yang secara langsung dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan dan demi tercapainya tujuan, khususnya proses belajar mengajar.

5. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar siswa dalam penelitian ini yaitu suatu dorongan atau keinginan yang timbul dari dalam diri siswa selama belajar Menggambar Teknik Dasar.

1.8 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN, membahas mengenai hal-hal yang mendorong

dilaksanakannya penelitian ( latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, membahas mengenai teori-teori yang berhubungan dengan aspek-aspek elemen fungsional, anggapan dasar untuk memperkuat teori tentang permasalahan penelitian, dan hipotesis, yakni jawaban sementara yang belum diuji kebenarannya.

BAB III METODE PENELITIAN, membahas mengenai metode- metode serta langkah-langkah dalam penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN, membahas mengenai deskripsi data dan analisis data.

(17)
(18)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Purwakarta di Jalan Industri KM.4 Kec. Babakan Cikao, Kab. Purwakarta (41151).

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:3) “ Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode adalah suatu pendekatan dalam penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Dalam penelitian ini akan mengggunakan pendekatan kuantitatif, karena dalam penelitian ini merumuskan hipotesis. Menurut Sugiyono (2008:14) mengemukakan bahwa:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Sedangkan untuk metodenya, peneliti menggunakan metode penelitian Analitik Korelatif, yaitu berdasarkan pendapat Arikunto (2010:313) yaitu “Penelitian Korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu”.

(19)

3.3 Variabel dan Paradigma Penelitian

3.3.1 Variabel Penelitian

Arikunto (2010:161) mengemukakan bahwa “Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Kemudian Arikunto (2010:162) menjelaskan sebagai berikut :

Ada variabel yang mempengaruhi dan variabel akibat. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variable (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variabel (Y).

Berdasarkan pengertian di atas, maka ditetapkan variabel-variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Variabel Bebas (X) dalam penelitian ini adalah ketersediaan prasarana dan sarana belajar siswa SMK Negeri 1 Purwakarta (untuk mata diklat Menggambar Teknik Dasar).

b. Variabel Terikat (Y) dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa SMK Negeri 1 Purwakarta.

Secara skematik hubungan antara variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel

Variabel X

Ketersediaan prasarana dan sarana belajar siswa SMK Negeri 1

Purwakarta

Variabel Y

(20)

23

3.3.2 Paradigma Penelitian

Riduwan (2010:8) menjelaskan bahwa “Paradigma penelitian adalah kerangka berpikir atau pola pikir yang dapat menggambarkan berbagai variabel yang akan diteliti”. Paradigma penelitian menggambarkan alur pemikiran penelitian dan berdasarkan hipotesis yang diajukan peneliti, maka paradigma penelitian dan hubungan antara kedua variabel diperlihatkan pada diagram di bawah ini :

Gambar 3.2 Paradigma Penelitian Keterangan :

: Lingkup Penelitian

: Arah Penelitian

3.4 Data dan Sumber Data Penelitian

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Arikunto :96) bahwa “Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan Siswa SMK

Negeri 1 Purwakarta

Ketersediaan prasarana dan sarana belajar (x)

Aspek yang di ungkap :

Prasarana dan sarana belajar siswa.

Motivasi belajar siswa

Aspek yang di ungkap :

Motivasi belajar yang terjadi selama proses belajar dan penyelesaian tugas gambar.

Temuan Penelitian Kesimpulan

(21)

untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan”. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data angket mengenai ketersediaan prasarana dan sarana belajar (variabel X) dan motivasi belajar siswa (variabel Y). Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari data itu diperoleh. Arikunto (2010:172) mengemukakan bahwa:

Sumber data adalah Subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengambilan datanya, maka sumber data disebut responden yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik tertulis maupun lisan.

Berdasarkan kutipan diatas maka sumber data dalam penelitian ini adalah: a. Siswa SMK Negeri 1 Purwakarta, kelas XI pada Program Studi

Teknik Gambar Bangunan.

b. Prasarana dan sarana belajar yang dimiliki siswa Teknik Gambar Bangunan untuk mata diklat Menggambar Teknik Dasar.

c. Guru mata diklat Menggambar Teknik Dasar SMKN 1 Purwakarta.

3.5 Populasi Penelitian

Pengertian populasi menurut Arikunto (2010:173) yaitu “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Dalam melaksanakan penelitian, setiap kegiatan pengumpulan data akan selalu berhadapan dengan objek yang akan diteliti, baik berupa manusia maupun aktivitas-aktivitas atau kejadian-kejadian yang ditimbulkannya. Objek penelitian ini merupakan kenyataan-kenyataan dimana suatu masalah terjadi. “Objek pada populasi diteliti, hasilnya dianalisis, disimpulkan, dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh populasi” (Arikunto,2010: 174). Sedangkan menurut Sugiyono (2008:117) mengatakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

(22)

25

Purwakarta tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 75 orang. Dengan rincian pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Kelas Populasi (Orang)

XI TGB 1 24

XI TGB 2 26

XI TGB 3 25

Jumlah 75

Sumber : Daftar kehadiran siswa SMK Negeri 1 Purwakarta

Jumlah responden yang akan digunakan pada penelitian ini didasarkan pada pendapat Arikunto (2006 : 134) bahwa :

Untuk sekadar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Sesuai dengan pernyataan di atas, karena jumlah yang diteliti kurang dari 100 orang, maka sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah 100 % dari populasi yang keseluruhannya berjumlah 75 orang.

3.6 Teknik Pengumpulan Data, Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

(23)

Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan metode pengumpulan data kuesioner atau angket. Adapun pengertian angket menurut Riduwan (2010:71) bahwa “Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna”. Angket adalah alat pengumpul data melalui sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang diajukan secara tertulis dan disebarkan kepada sejumlah objek tertentu. “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui” (Arikunto, 2010:194).

Arikunto (2010:141) mengemukakan pula bahwa “Kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih”. Metode angket atau kuesioner yang dipilih pada penelitian ini adalah angket tertutup, artinya jawaban angket telah disediakan oleh peneliti, selanjutnya responden tinggal memilih atau menjawab pilihan jawaban yang sesuai dengan pendapatnya.

Beberapa keuntungan angket menurut Arikunto (2010:195) adalah : a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

b. Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.

c. Dapat dijawab oleh responden menurut waktu senggang responden dan menurut kecepatannya masing-masing.

d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.

e. Dapat dibuat berstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

3.6.2 Kisi-kisi Instrumen

Arikunto (2010:205) mengemukakan bahwa :

Kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyusunan instrumen menunjukan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil, metode yang digunakan dan instrumen yang disusun.

(24)

27

1. Peneliti memiliki gambaran yang jelas dan lengkap tentang jenis instrumen dan isi dari butir-butir yang akan disusun.

2. Peneliti akan mendapatkan kemudahan dalam menyusun instrumen karena kisi-kisi ini berfungsi sebagai pedoman dalam menuliskan butir-butir.

3. Instrumen yang disusun akan lengkap dan sistematis karena ketika menyusun kisi-kisi, peneliti belum dituntut untuk memikirkan rumusan butir-butirnya.

4. Kisi-kisi berfungsi sebagai “peta jalanan” dari aspek yang akan dikumpulkan datanya, dari mana data diambil, dan dengan apa pula data tersebut diambil.

5. Dengan adanya kisi-kisi yang mantap, peneliti dapat menyerahkan tugas atau membagi tugas dengan anggota tim ketika menyusun instrumen.

6. Validitas dan reabilitas instrumen dapat diperoleh dan diketahui oleh pihak-pihak di luar tim peneliti sehingga pertanggungjawaban peneliti lebih terjamin.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa kisi-kisi membantu peneliti dalam menyusun isi dari butir-butir instrumen. Sesuai dengan masalah yang akan diteliti yaitu pengaruh ketersediaan prasarana dan sarana belajar terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 1 Purwakarta, maka peneliti menyusun kisi-kisi instrumen berdasarkan variabel-variabel yang ada.

3.6.3 Instrumen Penelitian

Riduwan (2010:78) mengemukakan bahwa “Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti”. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, diperlukan adanya data yang benar, cermat dan akurat, karenanya keabsahan hasil pengujian hipotesis bergantung pada kebenaran dan ketepatan data. Kebenaran dan ketepatan data yang diperoleh bergantung pada alat pengumpul data yang digunakan (instrumen) serta sumber data.

Instrumen penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah angket untuk variabel X dan variabel Y. Dari hasil angket diharapkan akan mencapai alat ukur penelitian dengan mendekati kebenaran yang diharapkan, serta menghasilkan instrumen penelitian yang baik.

(25)

1. Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, kategorisasi variabel. Untuk tes langkah ini meliputi perumusan tujuan dan pembuatan tabel spesifikasi.

2. Penulisan butir soal atau item kuesioner,penyusunan skala, penyusunan pedoman wawancara.

3. Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan surat pengantar, kunci jawaban, dan lain-lain yang perlu. 4. Uji-coba, baik dalam skala kecil maupun besar.

5. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan saran-saran, dan sebagainya.

6. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji coba.

Dalam penelitian ini angket akan disebarkan yaitu kepada siswa SMK Negeri 1 Purwakarta, kelas XI Teknik Gambar Bangunan sebanyak 75 siswa, yaitu secara serentak atau dalam waktu yang bersamaan guna memperoleh keterangan atau pendapat yang diperlukan. Untuk mengukur variabel yang diinginkan, penulis memakai skala Likert dalam angket dengan pertimbangan sebagai berikut ini:

1. Mudah dibuat dan ditafsirkan.

2. Bentuk yang paling umum dan bersifat luwes/ fleksibel. 3. Mengukur pada tingkat skala ordinal.

Riduwan (2010:87) mengemukakan bahwa “ Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial”. Skala ini terdiri dari sejumlah pertanyaan yang semuanya menunjukkan sikap terhadap suatu objek tertentu yang akan diukur. Untuk setiap pertanyaan dalam angket penelitian disediakan 5 alternatif jawaban dengan kriteria menurut Sugiyono (2008:135) bahwa:

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:

1. Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5 2. Setuju/sering/positif diberi skor 4

3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral 3

(26)

29

3.7 Teknik Pengolahan Data

3.7.1 Uji Validitas Instrumen

Pengertian dari validitas menurut Arikunto (2010:211) yaitu “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Pengujian validitas merupakan hal yang sangat penting, dimana dengan adanya pengujian validitas ini kualitas butir soal yang akan diujikan terhadap siswa atau responden penelitian benar-benar dapat dipercaya sebagai instrumen penelitian. Soal-soal yang akan diujikan mempunyai kriteria tertentu yakni valid dan tidaknya dapat diketahui dengan melakukan pengukuran validasinya. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.

Sugiyono (Riduwan, 2010:97) mengemukakan bahwa “ Instumen dikatakan valid berarti menujukan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Langkah-langkah pengujian validitas instrument sebagai berikut ini (Riduwan, 2010:98)

1. Menghitung harga korelasi tiap butir dengan rumus Pearson Product Moments

rhitung =

∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ { ∑ ∑

Keterangan :

rhitung = koefisien korelasi

Σ X = Jumlah skor item

ΣY = Jumlah skor total (seluruh item) Σ X 2 = Jumlah kuadrat skor item Σ Y 2 = Jumlah kuadrat skor total

Σ XY = Jumlah perkalian skor tiap butir dengan jumlah skor total

n = Jumlah responden

(27)

t

hitung

=

√ √

Keterangan :

t = Nilai thitung / Uji signifikan korelasi

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

3. Mencari ttabeldengan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan(dk = n -2)

4. Kaidah keputusan :

Jika t hitung ≥ t tabel berarti valid

Jika t hitung < t tabel berarti tidak valid

5. Maka jika instrument itu valid, dapat dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut :

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 = sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 = tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,599 = cukup tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399 = rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,199 = sangat rendah (tidak valid).

Dari hasil perhitungan yang terlihat pada perhitungan uji validitas variabel X dari 29 item soal didapat 1 item soal yang tidak valid yaitu item nomor 18. Sedangkan untuk hasil uji coba variabel Y diperoleh 3 item yaitu item nomor 2, 7, dan 20 yang tidak valid dan 29 item yang valid.

3.7.2 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Arikunto (2010:221) mengemukakan “Reliabilitas menujuk pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik”. Untuk mencari nilai reliabilitas dengan metode alpha yaitu langkah-langkahnya menurut Riduwan (2010:115) sebagai berikut :

1. Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus :

(28)

31

2. Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus : = S1 + S2 + S3 ……… Sn

Dimana :

∑Si = jumlah varians tiap item S1, S2, S3, Sn = varians item ke -1, 2, 3 … n

3. Menghitung harga varians dengan rumus

Uji reliabilitas yang digunakan bisa juga dengan menggunakan rumus koefisien alpa

 

 , sebagai berikut:

r11 = Koefisien reliabilitas b

dan dk = n –1 dan sebagai pedoman untuk penafsirannya adalah : 0,00 < 0,199 : Reliabilitas sangat rendah

0,20 – 0,399 : Reliabilitas rendah 0,40 – 0,599 : Reliabilitas sedang

(29)

0,80 – 1,00 : Reliabilitas sangat kuat

Uji reliabilitas intrumen uji coba angket variabel X menyatakan besarnya r11 = 0,929 > rtabel = 0,456, maka instrumen uji coba angket variabel X dinyatakan

reliabel. Sedangkan untuk uji realibilitas variabel Y menyatakan besarnya r11 =

0,912 > rtabel = 0,456, maka instrumen uji coba angket variabel Y dinyatakan

reliabel.

3.8 Teknik Analisis Data

Pengolahan, analisis, proses penyusunan, pengaturan dan pengolahan data diperlukan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, apakah diterima atau ditolak hipotesis tersebut.

1. Persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut ini. a. Mengecek kelengkapan data angket.

b. Menyebarkan angket kepada responden.

c. Mengecek jumlah angket yang kembali dari responden. d. Mengecek kelengkapan angket yang kembali dari responden. 2. Tabulasi, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut ini.

a. Memberi skor pada tiap item jawaban.

b. Menjumlahkan skor yang didapat pada setiap variabel. c. Mengolah data dengan uji statistik.

d. Menguji hipotesis berdasarkan pengolahan data.

3. Pentabulasian data nilai setiap item jawaban untuk memperoleh skor mentah variabel X dan variabel Y dari seluruh responden.

3.8.1 Uji Normalitas Data

(30)

33

1. Mencari skor terbesar dan terkecil.

2. Menentukan rentang skor ( R ) yaitu data terbesar dikurangi data terkecil R = Skor terbesar – Skor terkecil

3. Menentukan banyaknya kelas interval ( BK ) dengan rumus :

BK = 1 + 3,3 log n , dimana n = banyaknya item (Rumus Strugess) 4. Menentukan panjang kelas interval ( i ) dengan rumus :

BK

5. Membuat daftar distribusi frekuensi variabel X dan Y

Tabel 3.2 Format Daftar Distribusi Frekuensi No. Kelas fi Xi Xi2 fiXi fiXi2

Sumber : (Riduwan, 2010:122)

6. Menghitung rata-rata skor ( mean ) dengan rumus : n

X f x

M  

i i (Riduwan, 2010:122)

7. Menentukan simpangan baku ( SD ) dengan rumus :

1

8. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

a. Menentukan batas kelas (K), yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5 b. Mencari Z- Skor untuk batas kelas interval dengan rumus

SD

d. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0 – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

(31)

Tabel 3.3 Format daftar frekuensi yang diharapkan

No. Batas Kelas Z Luas O - Z Luas tiap interval Fe fo

Sumber : (Riduwan, 2010:124) 9. Menghitung Chi Kuadrat (χ2), dengan rumus :

fo = Frekuensi dari hasil pengamatan

fe = Frekuensi yang diharapkan

10. Membandingkan χ2hitung dengan χ2tabel untuk ά = 0,05 dan derajat kebebasan

Perhitungan uji kecenderungan dilakukan untuk mengetahui gambaran suatu data berdasarkan kriteria melalui skala penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya. Langkah perhitungan uji kecenderungan sebagai berikut :

1. Menghitung rata-rata dan simpangan baku dari masing-masing variabel dan sub variabel

(32)

35

3. Menentukan frekuensi dan membuat persentase untuk menafsirkan data kecenderungan variabel dan sub variabel secara umum.

3.8.3 Analisis Korelasi dan Pengujian Hipotesis

Langkah- langkah dalam menghitung analisis korelasi adalah sebagai berikut:

a. Menghitung koefisien korelasi

Rxy =

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ { ∑ ∑ (Riduwan, 2010:138) Sebagai pedoman kriteria penafsiran koefisien korelasi harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi Nilai r sebagai berikut:

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Sumber : (Riduwan, 2010:138)

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah suatu penelitian itu hipotesisnya dapat diterima atau ditolak. Dalam penelitian dan statistik terdapat dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol (Ho) adalah pernyataan tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik, atau tidak adanya perbedaan antara ukuran populasi dengan ukuran sampel. Sedangkan Hipotesis Alternatif (Ha) adalah lawan dari hipotesis nol, yang berbunyi adanya perbedaan antara data populasi dengan data sampel.

Interval koefisien Tingkat Hubungan

O,80 – 1,00 Sangat kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup kuat

0,20 – 0,399 Rendah

(33)

t

hitung

=

√ √

Keterangan : thitung = Nilai t

r = nilai koefisien korelasi

n = Jumlah sampel (Riduwan, 2010:139)

Hasil thitungdibandingkan dengan harga t tabel pada taraf kepercayaan 95 %.

Kriteria pengujian nya adalah diterima Ho dan koefisien korelasi tidak berarti, jika thitung < t tabel pada dk = n-2.

3.8.4 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui besarnya persentase sumbangan (kontribusi) variabel X terhadap variabel Rumus yang digunakan seperti yang dikemukakan oleh Riduwan (2010: 139) sebagai berikut :

KP = r2 × 100% Di mana:

KP = Nilai Koefisien Determinasi r = Nilai Koefisien Korelasi

3.8.5 Uji Linearitas Regresi

Uji linieritas regresi bertujuan untuk menguji apakah model linier yang telah diambil itu benar-benar cocok dengan keadaannya atau tidak. Sedangakan Uji keberartian regresi berfungsi untuk mengetahui apakah taraf kepercayaan yang digunakan pada regresi nyata atau tidak. Uji regresi linearitas dilakukan dengan menghitung jumlah kuadrat (JK) yang disebut sumber variasi.

Sumber variasi yang perlu dihitung adalah jumlah kuadrat total (JK), regresi (a), regresi (b/a), sisa atau residu, tuna cocok dan kekeliruan yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

JK (T) = Yi2

JK (a) =

 

n Y 2

(34)

37 JK(residu) = Jumlah Kuadrat sisa

JK (E) = Jumlah Kuadrat kekeliruan JK (TC) = Jumlah kuadrat tuna cocok

Semua besaran diatas dapat diperoleh dalam daftar analisis varians (ANAVA) sebagai berikut :

Tabel 3.5 Daftar Analisis Varians (ANAVA) Regresi Linier

(35)

Kriteria pengujian linearitas apabila Fhitung > F (1- α) (k-2, n-k) persamaan

tersebut merupakan regresi linear. Jika terjadi sebaliknya perhitungan dilanjutkan dengan regresi non-linear dengan hipotesis bentuk regresi linier melawan bentuk regresi non-linier.

3.8.6 Uji Regresi

Analisis regresi digunakan dengan maksud untuk memprediksi berubahnya nilai variabel tertentu jika variabel lain berubah, dan dilakukan jika secara konseptual terdapat hubungan kausal/sebab akibat antar variabel yang satu dengan variabel lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2009:260) menyebutkan bahwa “Manfaat dari hasil analisis regresi adalah untuk membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan variabel independen atau tidak.

Pada umumnya setiap analisis regresi selalu didahului oleh analisis korelasi, tetapi setiap analisis korelasi belum tentu dilanjutkan dengan analisis regresi. Korelasi yang tidak dilanjutkan dengan analisis regresi, adalah korelasi antara dua variabel yang tidak memiliki hubungan kausal/sebab akibat atau hubungan fungsional. (Sugiyono, 2009: 236)

Perhitungan regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi linier tunggal adalah :

̂ (Sugiyono, 2009:261) Dimana:

Y = Subyek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksi a = Harga Y bila X = 0 (konstant)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan variabel independen. Bila b (+) maka naik dan bila (-) maka terjadi penurunan.

(36)

39

Dimana koefisien a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ (Sugiyono, 2009:262)

Setelah harga a dan b diperoleh maka persamaan regresi yang didapat dari perhitungan itu dapat digunakan untuk meramalkan harga Y jika harga X telah diketahui. Kriteria pengujian keberartian regresi adalah dengan membandingkan Fhitung terhadap Ftabel, apabila Fhitung > dari F(1- α) (1, n-2) maka dapat disimpulkan

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan merupakan jawaban rumusan masalah dan tujuan penelitian. Pada akhir bab ini, akan diuraikan mengenai kesimpulan penelitian yang merupakan hasil analisis data yang terkumpul. Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian dan menganalisis data dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Gambaran umum mengenai ketersediaan prasarana dan sarana belajar yang dimiliki siswa SMK Negeri 1 Purwakarta, Program Studi Teknik Gambar Bangunan kelas XI pada mata diklat Menggambar Teknik Dasar yaitu terkonsentrasi pada kriteria baik.

2. Gambaran umum mengenai motivasi belajar siswa, Program Studi Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Purwakarta yaitu terkonsentrasi pada kriteria baik. Hal tersebut dilihat dari aspek motivasi belajar yang terjadi selama proses belajar dan penyelesaian tugas Menggambar Teknik Dasar. 3. Hasil uji hipotesis melalui hasil analisis regresi menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh positif dan signifikan antara ketersediaan prasarana dan sarana belajar terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 1 Purwakarta. Berdasarkan tiga poin kesimpulan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa semakin baik ketersediaan prasarana dan sarana belajar yang dimiliki siswa maka semakin tinggi pula motivasi belajar siswa.

5.2 Saran-saran

Dalam penelitian pendidikan ini, peneliti ingin memberikan beberapa saran. Adapun saran yang diajukan peneliti adalah sebagai berikut :

a. Umum

(38)

58

sebaiknya dapat mengembangkan penelitian menggunakan metode dan instrumen penelitian yang berbeda, agar lebih menggali aspek lainnya yang belum terungkap.

b. Bagi Lembaga

Berdasarkan hasil penelitian dibutuhkan peran lembaga pendidikan dan guru dalam mengarahkan siswa agar lebih memahami lagi tentang pentingnya ketersediaan prasarana dan sarana belajar untuk menunjang proses belajar dan penyelesaian tugas serta dapat lebih mengoptimalkan lagi prasarana dan sarana yang ada.

c. Bagi Siswa

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang M.(2011). “Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan.” [Online]. Tersedia : Tatangmanguny.wordpress.com [Diakses: 21 Juni

2013].

Arikunto, Suharsimi, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

Bafadal, Ibrahim. (2003). Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Daryanto, HM. (2008). Administrasi Pendidikan.Jakarta: P.T. Rineka Cipta. Hadiyanto, Ahmad.(2005). Gambar Dasar Teknik. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Hamalik, U. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Antariksa. Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline Versi 1.3. [Online]. Tersedia :

http://ebsoft.web.id/kbbi-kamus-besar-bahasa-indonesia-offline-gratis Muklis, Aziz. (2011). Kontribusi Penguasaan Mata Kuliah Fisika Terhadap

Penguasaan Mata Kuliah Mekanika Rekayasa I pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Sipil SI FPTK UPI. Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI. Bandung : Tidak Diterbitkan.

Mulyasa, E. (2002). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT.Remaja Rosada Karya.

Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula (Cetakan ke-Enam). Bandung: Alfabeta.

Ridwan, Iwan. (2010). Hubungan Kelengkapan Fasilitas Belajar dengan Motivasi Belajar Menggambar Teknik Siswa SMK Negeri 2 Garut Jurusan Bangunan. Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI. Bandung : Tidak Diterbitkan.

Sabri, Alisuf M. (1993). Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan.Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

(40)

Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sontani, Uep Tatang dan Sambas Ali Muhidin. 2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung : Karya Adhika Utama.

Gambar

Gambar 4.1  Grafik Penyebaran Skor Variabel X...............................................
Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel
Tabel 3.2 Format Daftar Distribusi Frekuensi
Tabel 3.3 Format daftar frekuensi yang diharapkan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut: Pertama, Sarana dan prasarana berpengaruh positif terhadap motivasi instrinsik siswa

Dari 10 sekolah yang dijadikan objek peneliian, ha nya 1 sekolah yang menunjukkan fasilitas sarana dan prasarana di sekolah kurang baik sedangkan 9 sekolah yang lain

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar

Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa metode deskriptif analitis cocok untuk digunakan dalam penelitian ini, karena sesuai dengan maksud

Indikator yang paling dominan atau menonjol dalam variabel pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan di SMA Negeri 8 Makassar adalah indikator alat pelajaran dengan

Berdasarkan data yang telah diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: (1) Terdapat pengaruh positif antara blended learning, minat dan motivasi secara

Ketercapaian peralatan kerja pada mata pelajaran produktif kelas XI semester ganjil 59,09% yang artinya tingkat pencapaian peralatan kerja lebih dari setengahnya telah

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan dan konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan klien atau konseli, baik secara langsung (tatap