• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KUALITAS SARANA PRASARANA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA JURUSAN PEMESINAN DI SMK NEGERI 1 SINGOSARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KUALITAS SARANA PRASARANA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA JURUSAN PEMESINAN DI SMK NEGERI 1 SINGOSARI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KUALITAS SARANA PRASARANA DAN MOTIVASI

BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA JURUSAN

PEMESINAN DI SMK NEGERI 1 SINGOSARI

Oleh:

Vishela Rosa Azzalia, Yoto, dan Tuwoso

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang Email: rvishela@gmail.com; yoto.1718@yahoo.com; tuwoso.ft@um.ic.id

Abstrak. Aktifitas belajar seorang siswa membutuhkan suatu dorongan atau motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai dengan maksimal. Tujuan penelitian ini untuk mendes-kripsikan kualitas sarana prasarana bengkel pemesinan, motivasi belajar, dan hasil belajar prak-tikum pemesinan, serta untuk mengetahui hubungan kualitas sarana prasarana bengkel pemesinan (X1), motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar praktikum pemesinan (Y) baik secara parsial maupun simultan. Populasi dalam penelitian ini semua siswa kelas XII yang berjumlah 96 siswa dan sampel yang diambil berjumlah 87 siswa. Hasil penelitian menunjukkan kualitas sarana prasana (X1) dalam kategori cukup baik sebesar 32,18%. Motivasi Belajar (X2) dalam kategori cukup baik sebesar 35,63%. Hasil belajar praktikum pemesinan siswa (Y) dalam kategori baik sebesar 31,03%. Secara parsial ada hubungan yang signifikan antara kualitas sarana prasarana bengkel pemesinan dengan hasil belajar praktikum pemesinan dengan nilai koefisiensi korelasi sebesar 0,253, secara parsial ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar praktikum pemesinan dengan nilai koefisiensi korelasi sebesar 0,457 dan secara simultan ada hubungan yang signifikan antara kualitas sarana prasarana bengkel pemesinan dan motivasi belajar terhadap hasil belajar praktikum pemesinan dengan nilai koefisiensi korelasi ganda sebesar 0,353.

Kata Kunci: Kualitas Sarana Prasarana Bengkel, Motivasi Belajar, dan Hasil Belajar Siswa.

Sekolah kejuruan mempunyai misi utama menyiapkan siswanya untuk memasuki la-pangan kerja. Lembaga pendidikan kejuruan memiliki tugas mempersiapkan peserta di-diknya dengan membekali pengetahuan dan keterampilan untuk dapat bekerja sesuai dengan kompetensi dan program keahlian, memiliki daya adaptasi dan daya saing yang tinggi untuk memasuki lapangan kerja. Tidak hanya keterampilan saja, tetapi juga menyiapkan sikap, kebiasaan serta nilai-nilai yang diperlukan untuk masuk ke dunia kerja. Persaingan bebas dibutuhkan tenaga kerja yang produktif, efektif, disiplin dan bertanggungjawab sehingga lulusan SMK mampu mengisi, menciptakan, dan

memper-luas lapangan kerja.Salah satu usaha untuk mewujudkan visi dan misi SMK serta tujuan pendidikan nasional yaitu dengan mening-katkan hasil belajar. Hasil belajar merupa-kan parameter untuk mengukur tingkat ke-berhasilan dari pelaksanaan kegiatan pembe-lajaran. Hasil belajar dapat dilihat setelah proses belajar.

Setiap Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus memiliki fasilitas bengkel. Sa-lah satunya adaSa-lah fasilitas di bengkel peme-sinan yang didalamnya terdapat bermacam-macam jenis. Fasilitas bengkel tersebut ha-rus sesuai dengan standar yang telah dite-tapkan. Menurut Juanda (2013) Fasilitas pendidikan adalah segala sesuatu (alat dan

(2)

barang) yang memfasilitasi (memberikan kemudahan) dalam menyelenggarakan ke-giatan pendidikan. Menurut Sanjaya (2014: 55) sarana adalah segala sesuatu yang men-dukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pem-belajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keber-hasilan proses pembelajaran. Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Supardi (2010) menunjukkan bahwa kesehatan seko-lah, sumber daya manusia, sarana prasara-na, dan peran serta masyarakat berpengaruh terhadap prestasi akademik sebesar 93,70%. Prestasi akademik rata-rata nilai ujian nasi-onal siswa dalam kategori baik, termasuk mata pelajaran Matematika dan IPA. Se-hingga sarana prasarana menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

Dalam proses belajar ada siswa yang mengerjakan tugas sekolah dengan ber-sungguh ber-sungguh sementara banyak siswa lain belajar dengan ogah-ogahan. Banyak permasalahan utama dari siswa SMK yang kurang termotivasi untuk mencapai tujuan sekolahnya. Menurut Sardiman (2011), mo-tivasi diartikan suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Dengan demikian guru dapat mendorong motivasi belajar lewat dua cara yaitu: (1) dengan mening-katkan mutu pembelajaran dan (2) dengan mempengaruhi harapan para siswa sehingga mereka percaya bahwa keterlibatan mereka dalam kegiatan yang berhubungan dengan suatu mata pelajaran akan mengantarkan pada keberhasilan dalam pencapaian tujuan

pendidikan serta sistem nilai mereka sebagai pribadi.

Menurut Mangkunegara (2005:61) “motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan”. Sedangkan Sarwoto (1991:136) mengemukakan pengertian moti-vasi sebagai proses pemberian motif (peng-gerak) kerja kepada karyawan sedemikian rupa sehingga mereka bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi. Dengan kata lain motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan orang.

Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara oleh suatu hal.

Pada dasarnya motivasi dapat dilihat dari berbagai aspek seperti yang diung-kapkan oleh Sardiman (1996: 90) bahwa motivasi itu sangat bervariasi yaitu: (1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya. Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir. Motif-motif yang lajari artinya motif yang timbul karena dipe-lajari. (2) Motivasi menurut pembagiaan da-ri woodworth dan marquis dalam sardiman: Motif atau kebutuhan organis misalnya, kebutuhan minum, makan, bernafas, sek-sual, dan lain-lain. Motof-motif darurat mi-salnya, menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dan sebagainya. (3) Motivasi jasmani dan rohani seperti, rileks, insting otomatis, napas dan sebagainya. Dan moti-vasi rohani, seperti kemauan atau minat. (4) Motivasi intrisik dan ekstrinsik. Motivasi

(3)

instrisik adalah motif-motif yang terjadi ak-tif atau berfungsi tidak perlu diransang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya peransang dari luar.

Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah pe-rubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan ber-akhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Hasil belajar siswa di dalam dunia pendididkan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Wiyono dalam penelitian Lestari (2013: 14) mengatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Termasuk faktor internal yaitu karakteristik siswa, rasa percaya diri, kon-sentrasi belajar, kebiasaan belajar, dan mo-tivasi. Faktor eksternal yaitu guru, ling-kungan sosial, sarana dan prasarana.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan permaslahan yang dite-liti, maka penelitian ini berupaya mengkaji bagaimana gambaran menegenai hubungan kualitas sarana prasarana bengkel pemesinan dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa jurusan pemesinan di SMK Negeri 1 Singosari.data yang diperoleh diolah dan dianalisis menurut model statistik, hal ini berfungsi sebagai strategi untuk

memper-oleh data yang tepat (valid) sesuai dengan karakterisitik variabel dan tujuan penelitian.

Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempu-nyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013: 80). Dalam setiap penelitian, populasi harus disebutkan secara tersurat yaitu yang berkaitan dengan besarnya anggota populasi wilayah penelitian yang dicakup. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa jurusan pemesinanSMK Negeri 1 Singosari. Siswa jurusan pemesinan keseluruhan ber-jumlah 96 siswa.

Sampel

Sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang diang-gap dapat menggambarkan populasinya (Soehartono, 2004:57). Nursalam, 2003 menyatakan sampel dipilih dengan yang di-kehendaki peneliti sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah sampling jenuh (Nonprobability Sampling). Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi di-gunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2009). Hal ini dilakukan apabila jumlah populasi relatif kecil. Sesuai dengan teknik sampling yang digunakan, maka sampel dalam pene-litian ini adalah seluruh siswa kelas XII di jurusan Pemesinan yang berjumlah 96 tetapi yang jumlah siswa saat pengambilan sampel berjumlah 87 siswa dikarenakan 9 siswa berhalangan hadir.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik angket/kuesioner

(4)

yaitu sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang dike-tahuinya. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini dila-kukan langkah-langkah pengumpulan data yang meliputi: (1) Melakukan observasi, (2) Menyebar angket, (3) Menarik kembali angket, (4) Dokumentasi, (5) Analisis data, dan (6) Menyimpulkan

Uji Validitas

Suatu instrumen yang valid mempu-nyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini menggunakan uji validitas isi dan vali-ditas konstruksi. Uji valivali-ditas isi dilakukan dengan mengkonsultasikan kepada ahli yang dalam hal ini adalah pembimbing. Pengujian validitas konstruksi instrumen ini dilakukan untuk menguji instrumen angket pada variabel Kualitas Sarana Prasarana dan Motivasi Belajar. Responden dalam peneliti-an ini berjumlah 30 siswa.

Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menguji tingkat kepercayaan, dan konsistensi butir-butir pernyataan. Artinya apabila butir-butir per-nyataan tersebut di gunakan di waktu yang berlainan, selalu menunjukkan hasil yang sama. Untuk melihat tinggi rendahnya abilitas, ditunjukkan dengan koefisien reli-abilitas berkisar 0 – 1.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rentangan hasil perhitungan variabel sarana prasarana siswa kelas XII Jurusan

Pemesinan SMK Negeri 1 Singosari me-nunjukkan bahwa pada klasifikasi sangat baik berjumlah 3 siswa (3,45 %), klasifikasi baik berjumlah 23 siswa (26,44 %), klasi-fikasi cukup baik berjumlah 28 siswa (32,18 %), dan klasifikasi kurang baik berjumlah 21 siswa (24,13 %), klasifikasi tidak baik berjumlah 12 siswa (13,80 %).

Tabel 1 Hasil Rentangan Data Kualitas Sarana Prasarana Rentangan Klasifikasi F (%) X > 27,23 Sangat Baik 3 3,45 % 27,23 > X > 25,16 Baik 23 26,44 % 25,16 > X > 23,09 Cukup Baik 28 32,18 % 23,09 > X > 21,02 Kurang Baik 21 24,13 % 21,02 > X Tidak Baik 12 13,80 % Total 87 100 %

Berdasarkan frekuensi nilai kualitas sarana prasarana bengkel pemesinan kelas XII SMK Negeri 1 Singosari terbanyak pada klasifikasi cukup baik yaitu sebesar 28 siswa (32,18 %), sedangkan frekuensi terendahnya yaitu pada klasifikasi sangat baikyaitu sebesar 3 siswa (3,45 %).

Gambar 1 Grafik Frekuensi Kualitas Sarana Prasarana

Berdasarkan nilai motivasi belajar sis-wa sissis-wa kelas XII jurusan Pemesinan SMK Negeri 1 Singosari menunjukkan bahwa pa-da klasifikasi sangat baik berjumlah 7 siswa (8,04 %), klasifikasi baik berjumlah 16

sis-0 5 10 15 20 25 30 Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik 3,45 % 26,44 % 32,18 % 24,13 % 13,80 F REK UENS I KRITERIA

(5)

wa (18,40 %), klasifikasi cukup baik ber-jumlah 31 siswa (35,63 %), klasifikasi ku-rang baikberjumlah 27 siswa (31,03 %), kla-sifikasi tidak baik berjumlah 6 siswa (6,90 %).

Data di atas menunjukkan ada 12 sis-wa (13,80%) yang menyatakan bahsis-wa kuali-tas sarana prasarana bengkel pemesinan da-lam kondisi tidak baik. Kondisi tidak baik tersebut dapat dilihat dari jawaban siswa di dalam angket yang menyatakan ada bebe-rapa kelengkapan alat yang kurang lengkap, seperti minimnya jangka sorong, mikro-meter, dial indikator, mistar baja, high gau-ge/alat ukur ketinggian. Ada juga beberapa kondisi mesin yang komponennya harus diganti, mesin sudah lama, mesin tidak standart dan beberapa bagian komponennya rusak seperti skala ukuran, toolposh dan chuck tidak standart.

Tabel 2 Hasil Rentangan Data Motivasi Belajar

Kriteria Kualifikasi F (%) X > 56 Sangat Baik 7 8,04 % 56> X > 52,06 Baik 16 18,40 % 52,06 > X > 48,12 Cukup Baik 31 35,63 % 48,12 > X > 44,18 Kurang Baik 27 31,03 % 44,18 > X Tidak Baik 6 6,90 % Total 87 100 %

Berdasarkan frekuensi nilai motivasi belajar siswa kelas XII Jurusan Pemesinan SMK Negeri 1 Singosari terbanyak pada klasifikasi cukup baik yaitu sebesar 31 siswa (35,63 %), sedangkan frekuensi terendahnya yaitu pada klasifikasi tidak baik yaitu sebesar 6 siswa (6,90 %).

Berdasarkan nilai hasil belajar siswa siswa kelas XII jurusan Pemesinan SMK Negeri 1 Singosari menunjukkan bahwa pa-da klasifikasi sangat baik berjumlah 4 siswa (4,60 %), klasifikasi baik berjumlah 26 sis-wa (29,89 %), klasifikasi cukup baik ber-jumlah 27 siswa (31,03 %), klasifikasi ku-rang baikberjumlah 27 siswa (31,03 %),

klasifikasi tidak baik berjumlah 3 siswa (3,45 %).

Gambar 2 Grafik Frekuensi Nilai Motivasi Belajar

Motivasi belajar siswa yang telah dijelaskan di atas, masih ada siswa yang mempunyai motivasi belajar yang rendah sebanyak 6 siswa (6,90%), hal tersebut dapat dilihat dari jawaban siswa di dalam angket. Jawaban siswa tersebut memper-lihatkan mereka belum berani bertanya ke-tika mereka kurang mengerti dengan materi yang disampaikan oleh guru dan masih banyak siswa yang belajar terhadap mata pelajaran yang mereka minati saja.

Tabel 3 Hasil Rentangan Nilai Hasil Belajar

Kriteria Kualifikasi F Persentase

X > 93,48 Sangat Baik 4 4,60 % 93,48 > X > 89,94 Baik 26 29,89 % 89,94 > X > 86,4 Cukup Baik 27 31,03 % 86,4 > X > 82,86 Kurang Baik 27 31,03 % 82,86 > X Tidak Baik 3 3,45 % Total 87 100 %

Berdasarkan frekuensi nilai praktikum pemesinan siswa kelas XII SMK Negeri 1 Singosari terbanyak pada klasifikasi cukup baikyaitu sebesar 27 siswa (31,03 %), sedangkan frekuensi terendahnya yaitu pada interval klasifikasi tidak baik yaitu sebesar 3 siswa (3,45 %). Deskripsi data hasil belajar

0 5 10 15 20 25 30 35 Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik 8,04 % 18,40 % 35,63 % 31,03 % 6,90 % F REK UENS I KRITERIA

(6)

siswa kelas XII jurusan pemesinan di SMK Negeri 1 Singosari yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar praktikum pemesinan siswa tergolong cukup baik. Hasil belajar praktikum pemesinan sis-wa ini didapatkan dari kegiatan praktikum dibengkel pemesinan dengan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru berupa ben-da kerja (job sheet). Setelah benben-da kerja itu selesai dikerjakan oleh siswa, kemudian di-nilai oleh guru sesuai dengan kriteria peni-laian. Setiap siswa mendapatkan nilai prak-tikum pemesinan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Gambar 3 Grafik Frekuensi Nilai Hasil Belajar

Untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) serta untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut.

Tabel 4 Hasil Uji Linieritas

No Variabel N Taraf Signifikan Keputusan

1 Kualitas Sarana Prasarana Bengkel Pemesinan 0,147 > 0,05 Linier

2 Motivasi Belajar 0,658 > 0,05 Linier

Berdasarkan hasil uji linieritas dida-patkan bahwa kualitas sarana prasarana de-ngan hasil belajar 0,147 > 0,05 Linier, se-dangkan Motivasi Belajar dengan Hasil Be-lajar 0,222 > 0,05 Linier. Berdasarkan Ta-bel 4 tersebut diperoleh nilai signifikansi 0,147 > 0,05 dan 0,222 > 0,05 yang artinya terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

Hubungan Kualitas Sarana Prasarana terhadap Hasil Belajar

Deskripsi data hasil belajar siswa ke-las XII jurusan pemesinan di SMK Negeri 1 Singosari yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar praktikum pemesinan siswa tergolong cukup baik. Ha-sil belajar praktikum pemesinan siswa ini didapatkan dari kegiatan praktikum dibeng-kel pemesinan dengan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru berupa benda kerja (job sheet). Setelah benda kerja itu selesai dikerjakan oleh siswa, kemudian dinilai oleh guru sesuai dengan kriteria penilaian. Setiap siswa mendapatkan nilai praktikum peme-sinan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Dari hasil analisis korelasi Product Moment Pearson menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara kualitas sarana prasarana terhadap hasil be-lajar siswa kelas XII jurusan pemesinan. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Ishak dan Trijanto (2014) yaitu mengenai penga-ruh sarana prasarana dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa dengan nilai r = +0,709, artinya ada hubungan po-sitif antara sarana prasarana dengan hasil belajar. 0 5 10 15 20 25 30 Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik 4,60 % 29,89 % 31,03 % 31,03 % 3,45 % F REK UENS I KRITERIA

(7)

Hubungan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua mengenai hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kela XII jurusan pemesinan diketahui bahwa nilai signifi-kansi p sebesar 0,222 < 0,05, maka Ho di-tolak dan Ha diterima. Artinya ada hu-bungan yang signifikan antara variabel Mo-tivasi Belajar ( ) dengan Hasil Belajar Sis-wa Jurusan Pemesinan (Y). Koefisien kore-lasi yang didapatkan yaitu sebesar 0,457 (positif), artinya semakin tinggi motivasi belajar maka hasil belajar siswa jurusan pemesinan akan semakin tinggi pulahasil belajar siswa jurusan pemesinan. Hasil pe-nelitian tersebut senada dengan hasil temuan Ansyori, yang mana terdapat korelasi positif sebesar 0,306 dengan taraf signifikansi 0,044. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perubahan peningkatan hasil skala motivasi belajar akan diikuti oleh perubahan peningkatan hasil belajar siswa.

Hubungan Kualitas Sarana Prasarana dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga mengenai hubungan kualitas sarana prasarana bengkel pemesinan, dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa jurusan pemesinan diketahui bahwa nilai signifikan-si p sebesar 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel bebas Kualitas Sarana Prasarana Bengkel Peme-sinan ( ), Motivasi Belajar ( ) secara bersama-sama dengan Hasil Belajar Siswa Jurusan Pemesinan (Y).

Bedasarkan hasil analisis korelasi gan-da (Multiple Correlation) bahwa ada

hubungan yang signifikan antara kualitas sarana prasarana motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Hasil tersebut senada de-ngan teori yang dikemukakan oleh Wiyono dalam penelitian Lestari (2013: 14) me-ngatakan bahwa ada dua faktor yang mem-pengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Diperkuat lagi dengan temuan Ansyori (2015) yaitu terdapat hubungan secara si-multan antara kualitas sarana prasarana dan motivasi belajar terhadap hasil belajar de-ngan nilai R square 0,102 atau 10,2 %. Dengan demikian dapat dismpulkan bahwa variabel kualitas sarana prasarana dan motivasi belajar secara bersama-sama mam-pu menpengaruhi hasil belajar siswa sebesar 10,2 %. Termasuk faktor internal yaitu karakteristik siswa, rasa percaya diri, kon-sentrasi belajar, kebiasaan belajar, dan mo-tivasi. Faktor eksternal yaitu guru, ling-kungan sosial, sarana dan prasarana.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang te-lah dilakukan dapat ditarik kesimpulan se-bagai berikut. (a) Kualitas sarana prasarana di jurusan Teknik Pemesinan dari segi ukur-an ruukur-ang, kapasitas, jumlah, kelengkapukur-an, dan kondisinya termasuk dalam kategori baik. (b) Motivasi belajar siswa kelas XII jurusan Teknik Pemesinan berdasarkan ke-butuhan berprestasi, keke-butuhan untuk ber-kuasa, dan kebutuhan afiliasinya termasuk dalam kriteria baik. (c) Hasil belajar siswa jurusan Teknik Pemesinan pada mata diklat produktif tahunajaran 2016/2017 termasuk dalam kriteria baik karena nilai siswa telah mencapai lebih dari batas kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditentukan. (1)

(8)

Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas sarana prasaranaterhadap hasil belajar siswa jurusan Teknik Pemesin-an SMK Negeri 1 Singosari. Hal tersebut dibuktikan dari hasil analisis korelasi Pro-duct Moment Pearsonantara variabel bebas kualitas sarana prasarana dengan variabel terikat hasilbelajar siswa, hasilnya yaitu positif dan signifikan. (2) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi terhadap hasilbelajar siswa jurusan Teknik Pemesinan SMK Negeri 1 Singosari. Hal tersebutdibuktikan dari hasil analisis korela-si Product Moment Pearson antara variabel bebas motivasi belajar dengan variabel ter-ikat hasil belajar siswa, hasilnya yaitupositif dan signifikan. (3) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas sarana prasarana danmotivasi belajar terhadap hasil belajar siswa jurusan Teknik Pemesinan SMK Negeri 1 Singosari. Hal tersebut dibuktikan dari hasil analisis korelasi ganda antara variabel bebas kualitas sarana pra-sarana dan motivasi belajar dengan variabel

terikat hasil belajar siswa, hasilnya yaitu positif dan signifikan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pem-bahasan, disarankan kepada berbagai pihak sebagai berikut: (a) Kepada SMK Negeri 1 Singosari disarankan untuk lebih mening-katkan dan mengembangkan lagi kualitas sarana prasarana dan motivasi belajar siswa agar hasil belajar siswa jugasemakin lebih baik lagi. (b) Kepada Bapak/Ibu guru pengajar di SMK Negeri 1 Singosari diha-rapkan untuk terus membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga mampu menunjang peningkatan hasil belajar siswa agarsemakin baik dan lebih memuaskan daripada sebelumnya meskipun sudahtermasuk dalam kategori baik. (c) Kepada siswa diharapkan dapat memanfaatkan sarana prasarana yang telah tersedia disekolah dan terus termotiva-si untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh Bapak/Ibu guru agar mendapat hasil belajar yang lebih baik dan memuaskan daripada sebelumnya.

DAFTAR RUJUKAN

Ansyori, Isa. 2015. Hubungan sarana pra-sarana bengkel otomotif dan motivasi belajar dengan prestasi praktik kerja bengkel otomotif alat berat mata pela-jaran motor starter siswa SMK Negeri 6 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ishak dan Trijanto. 2014. Hubungan Antara Pemanfaatan Sarana Prasarana dan Motivasi Belajar Peserta Didik den-gan Hasil Belajar Peserta Didik pada Standar Kompetensi Memasang Instalasi Penerangan Listrik Bangun-an Bertingkat di SMKN 5 Surabaya,

(Online), (http://lib.unnes.ac.id/4094/-1/8157.pdf), diakses 11 September 2016.

Juanda, H. 2013. Pengaruh Sarana dan Pra-sarana Pembelajaran Terhadap Pres-tasi Belajar Siswa di SMA, diakses 02 Februari 2016.

Lestari, Wahyu Dwi. 2013. Kontribusi Kompetensi Teknik Pengukuran dan Membaca Gambar Kerja pada Hasil Belajar Praktikum Pemesinan Siswa di SMKN 1 Trenggalek. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FT UM.

Mangkunegara, A. Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama.

(9)

Sanjaya, W. 2014. Strategi Pembelajaran Berorintasi Standar Proses Pen-didikan. Jakarta: Kencana, Prenada Media Group.

Sardiman, A.M 2011. Interaksi dan Moti-vasi Belajar Mengajar. Bandung: Rajawali Press.

Sardiman, M.1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Cet V. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sarwoto, 1992. Dasar-dasar dan Manaje-men. Jakarta: Chalia Indonesia. Soehartono, Irawan. 2004. Metode

Pene-litian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Be-lajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuanti-tatif, KualiKuanti-tatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantit-atif, KualitKuantit-atif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Supardi. 2010. Pengaruh Kesehatan Seko-lah, Sumber Daya Manusia, Sarana Prasarana, Peran Serta Masyarakat Terhadap Prestasi Akademik, (Online), (http://litbang.kemdikbud.g-o.id/data/sekretariat/jurnaldikbudKum pulan%20Abstrak%20Jurnal%20Dikb ud%202010%20%202011.pdf), diak-ses 23 Februari 2016.

Gambar

Tabel  1  Hasil  Rentangan  Data  Kualitas  Sarana  Prasarana  Rentangan  Klasifikasi  F  (%)  X &gt; 27,23  Sangat Baik  3  3,45 %  27,23 &gt; X &gt; 25,16  Baik  23  26,44 %  25,16 &gt; X &gt; 23,09  Cukup Baik  28  32,18 %  23,09 &gt; X &gt; 21,02  Kura
Tabel 2 Hasil Rentangan Data Motivasi Belajar  Kriteria  Kualifikasi  F  (%)  X &gt; 56  Sangat Baik  7  8,04 %  56&gt; X &gt; 52,06  Baik  16  18,40 %  52,06 &gt; X &gt; 48,12  Cukup Baik  31  35,63 %  48,12 &gt; X &gt; 44,18  Kurang Baik  27  31,03 %  44
Gambar 3 Grafik Frekuensi Nilai Hasil Belajar

Referensi

Dokumen terkait

“…dari beberapa kriteria splitsing yang ada, yang menjadikan kriteria suatu perkara tersebut dipisah sebenarnya tetap ada pada penuntut umum yang memeriksa

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepuasan kerja terkait imbalan jasa berpengaruh siknifikan terhadap kinerja perawat, terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas limbah cair tahu berdasarkan Peraturan Daerah Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Baku Mutu Air Limbah Cair, dan

Apabila biodiesel hasil produksi ini dibandingkan dengan bahan bakar solar non subsidi, maka akan menghasilkan penghematan.. Dengan biaya produksi biodiesel sebesar Rp7.518,00/L

Hasil penelitian ini berupa deskripsi tentang ( 1) wujud perlengkapan upacara Labuhan di Gunung Merapi, yang berupa sejumlah kain, rokok, ratus, dan seta, serta

[r]

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberi kemudahan, dan kesabaran dalam menyelesaikan skripsi dengan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan informasi kepada para pecinta musik tentang grup band DEWA yang disajikan dalam bentuk Websites dan mendorong minat para pencinta