• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.2. Deskripsi Data Pada analisis deskriptif akan dijelaskan profil responden dan jawaban responden pada masing-masing variabel penelitian.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "4.2. Deskripsi Data Pada analisis deskriptif akan dijelaskan profil responden dan jawaban responden pada masing-masing variabel penelitian."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

35

Universitas Kristen Petra

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Singkat Pulau Bali

Pulau Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsi Bali adalah Denpasar yang terletak di bagian selatan. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni- budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.

Masyarakat Surabaya yang akan berwisata ke Pulau Bali memiliki pilihan untuk menggunakan transportasi darat atau transportasi lewat udara. Transportasi darat dapat dilakukan dengan menggunakan mobil pribadi, mobil sewa, atau bus.

Sedangkan transportasi udara dapat dilakukan menggunakan jasa maskapai penerbangan yang membuka rute penerbangan seperti Wings Air, Citilink, Air Asia, dan Garuda Indonesia.

Aktivitas yang dapat dilakukan oleh wisatawan selama berada di Bali diantaranya adalah menikmati pemandangan, mengunjungi pesta budaya, belanja cinderamata/oleh-oleh, kunjungan ke kawasan alam, dan kunjungan ke tempat bersejarah. Wisatawan juga dapat melakukan aktivitas olahraga air, seperti ski air, banana boat, snorkling, diving, paraseling, dan berenang. Tempat-tempat yang menyediakan aktivitas olahraga air diantaranya Nusa Dua, Tanjung Benoa, Sanur, dan Bedugul. Di Pulau Bali menyediakan Cruise atau kapal pesiar yang dapat dinikmati oleh wisatawan.

Di Pulau Bali telah tersedia berbagai fasilitas akomodasi mulai apartment, hotel kelas melati sampai dengan hotel bintang lima dengan beberapa pilihan kamar mulai dari standart/ superior/ deluxeroom, suite room, family room, triple room, dan cottage. Berbagai fasilitas akomodasi tersebut terdapat di Denpasar, Tanjung Benoa, Ubud, Nusa Dua, Legian, dan beberapa kota yang ada di Pulau Bali.

4.2. Deskripsi Data

Pada analisis deskriptif akan dijelaskan profil responden dan jawaban responden pada masing-masing variabel penelitian.

(2)

36

Universitas Kristen Petra

4.2.1. Profil Responden

Tabel 4.1.

Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

Pria 147 54,4%

Wanita 123 45,6%

Total 270 100%

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui dari 270 responden, terdapat responden pria sebesar 54,4% dan responden wanita sebesar 45,6%.

Tabel 4.2.

Profil Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Presentasi

24 – 28 tahun 70 25,9%

29 – 34 tahun 80 29,6%

35 – 49 tahun 65 24,1%

50 – 65 tahun 55 20,4%

Total 270 100%

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui dari 270 responden, didapati responden berusia 24-28 tahun sebesar 25,9%. Lalu diikuti responden terbanyak berumur 29-34 tahun sebesar 29,6 %. Setelah itu responden berusia 35-49 tahun sebesar 24,1%

dan responden berusia 50-65 tahun sebesar 20,4%.

Tabel 4.3.

Profil Responden Berdasarkan Pengeluaran

Pengeluaran Frekuensi Presentasi

<Rp 3.000.000 39 14,4%

Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 60 22,2%

Rp 5.000.000 - Rp 10.000.000 88 32,6%

Rp 10.000.000 - Rp 15.000.000 64 23,7%

>Rp 15.000.000 19 7,0%

Total 270 100%

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui dari 270 responden pada penelitian ini paling banyak memiliki pengeluaran sebesar Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000 dengan presentase 32,6%. Diikuti oleh responden dengan pengeluaran Rp 10.000.000 – Rp 15.000.000 dengan presentase sebesar 23,7% dan responden dengan

(3)

37

Universitas Kristen Petra

pengeluaran sebesar Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 dengan presentase sebesar 22,2%.

Tabel 4.4.

Pengeluaran Responden berdasarkan Usia Pengeluaran

Usia

Total 24 - 28

tahun

29 - 34 tahun

35 - 49 tahun

50 – 65 tahun

<Rp 3.000.000 39 0 0 0 39

Rp 3.000.000-Rp 5.000.000 31 24 0 5 60

Rp 5.000.000-Rp 10.000.000 0 47 12 29 88

Rp 10.000.000-Rp 15.000.000 0 9 36 19 64

> Rp 15.000.000 0 0 17 2 19

Total 70 80 65 55 270

Melalui tabel 4.4. diketahui bahwa responden dengan pengeluaran <Rp 3.000.000 terdapat pada responden golongan usia 24-28 tahun dan 50-65 tahun. Kemudian responden dengan pengeluaran Rp 10.000.000- Rp 15.000.000 didapati berada pada responden dengan golongan usia 35-49 tahun.

4.2.2. Pola Perjalanan

Tabel 4.5.

Jumlah Kunjungan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir

Jumlah Kunjungan Frekuensi Presentasi

Satu kali 35 13,0%

Dua kali 199 73,7%

Tiga kali 22 8,1%

Empat kali 14 5,2%

Total 270 100%

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui mayoritas merupakan responden dengan jumlah kunjungan sebanyak dua kali dengan persentase 73,7%.

(4)

38

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.6.

Jumlah Kunjungan berdasarkan Pengeluaran Responden Dalam kurun waktu 1 tahun terakhir

Jumlah Kunjungan

Pengeluaran

Total

<3.000.000 3.000.000- 5.000.000

5.000.000- 10.000.000

10.000.000-

15.000.000 >15.000.000

Satu kali 0 20 12 3 0 35

Dua kali 39 39 57 46 18 199

Tiga kali 0 1 12 8 1 22

Empat kali 0 0 7 7 0 14

Total 39 60 88 64 19 270

Dapat dilihat pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa semua responden dengan pengeluaran <Rp 3.000.000 melakukan perjalanan ke Bali sebanyak dua kali. Lalu juga didapati bahwa responden dengan pengeluaran >Rp 15.000.000 mayoritas melakukan perjalanan ke Bali sebanyak dua kali dan hanya ada satu responden yang melakukan perjalanan ke Bali sebanyak tiga kali.

Tabel 4.7.

Teman Seperjalanan Responden Saat Berwisata ke Bali

Teman Seperjalanan Frekuensi Presentasi

Keluarga 198 70,0%

Suami/Istri 25 9,3%

Teman 47 17,4%

Seorang diri 9 3,3%

Total 270 100%

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa mayoritas responden melakukan perjalanan ke Bali bersama keluarga dengan persentase tertinggi sebesar 70%.

Sedangkan responden yang melakukan perjalanan ke Bali seorang diri memiliki persentase paling sedikit yaitu 3,3%.

Tabel 4.8.

Lama Kunjungan Responden di Bali

Lama Kinjungan Frekuensi Presentasi

Tiga hari 43 15,9%

Empat hari 92 34,1%

Lima hari 91 33,7%

Enam hari 44 16,3%

Total 270 100%

(5)

39

Universitas Kristen Petra

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa lebih dari separuh responden berkunjung ke Bali selama 4 hari dan 5 hari yang masing-masing memiliki persentase 34,1% dan 33,7%.

4.2.3. Preferensi Akomodasi

Pada bagian ini akan dijelaskan jawaban responden mengenai preferensi akomodasi.

Tabel 4.9.

Preferensi Responden Memilih Jenis Akomodasi

Jenis Akomodasi Frekuensi Presentasi

Hotel Melati 31 11,5%

Hotel Bintang Satu 50 18,5%

Hotel Bintang Dua 87 32,2%

Hotel Bintang Tiga 124 45,9%

Hotel Bintang Empat 100 37,0%

Hotel Bintang Lima 72 26,7%

Apartemen Hotel 51 18,9%

Resort 67 24,8%

Motel 42 15,6%

Hostel 37 13,7%

Total 270 100%

Berdasarkan tabel 4.9 didapati bahwa hampir separuh dari total responden memilih hotel bintang tiga selama menginap di Bali. Dari hasil tabel juga terlihat bahwa hotel bintang empat juga banyak dipilih responden selama menginap di Bali. Hasil tabel juga menunjukkan bahwa responden juga menggunakan segala jenis akomodasi mulai dari hotel melati sampai hostel.

Tabel 4.10.

Pemilihan Jenis Akomodasi berdasarkan Usia Responden Jenis Akomodasi 24 - 28

tahun

29 - 34 tahun

35 - 49 tahun

50 – 65

tahun Total

Melati 24 5 2 0 31

Bintang satu 33 11 0 6 50

Bintang dua 46 25 1 15 87

Bintang tiga 45 41 14 24 124

Bintang empat 5 27 43 25 100

Bintang lima 0 16 40 16 72

(6)

40

Universitas Kristen Petra

Jenis Akomodasi 24 - 28 tahun

29 - 34 tahun

35 - 49 tahun

50 – 65

tahun Total

Apartment 2 15 20 14 51

Resort 1 26 23 17 27

Motel 23 11 0 8 42

Hostel 18 11 0 8 37

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa responden berusia 24-28 tahun tidak memilih jenis akomodasi hotel bintang empat, bintang lima, apartment, dan resort selama menginap di Bali. Lalu didapati pada responden berusia 29-34 tahun rata-rata menginap pada seluruh jenis akomdasi, tetapi hanya sedikit yang menginap di hotel melati. Sedangkan responden berusia 35-65 tahun rata-rata hampir tidak ada yang memilih jenis akomodasi hotel melati, hotel bintang satu, dan motel selama menginap di Bali.

Tabel 4.11.

Pemilihan Jenis Akomodasi berdasarkan Pengeluaran Responden Jenis

Akomodasi

Pengeluaran

Total

<3.000.000 3.000.000- 5.000.000

5.000.000- 10.000.000

10.000.000-

15.000.000 >15.000.000

melati 16 11 3 1 0 31

satu 17 26 7 0 0 50

dua 27 39 17 3 1 87

tiga 25 40 37 13 9 124

empat 0 11 35 36 18 100

lima 0 0 29 35 8 72

apt 0 4 20 22 5 51

resort 0 6 32 28 1 67

motel 16 16 9 1 0 42

hostel 13 10 13 1 0 37

Total 39 60 88 64 19 270

Melalui tabel 4.11 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh responden dengan pengeluaran <Rp 3.000.000 - Rp 5.000.000 memilih jenis akomodasi hotel bintang dua dan hotel bintang tiga selama menginap di Bali. Kemudian responden dengan pengeluaran Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000, memilih jenis akomodasi hotel bintang tiga dan hotel bintang empat selama menginap di Bali. Lalu lebih dari separuh responden dengan pengeluaran Rp 10.000.000 – Rp 15.000.000 memillih jenis akomodasi hotel bintang empat dan hotel bintang lima selama

(7)

41

Universitas Kristen Petra

menginap di Bali. Sedangkan responden dengan pengeluaran >Rp 15.000.000 memilih jenis akomodasi hotel bintang empat selama menginap di Bali.

Tabel 4.12.

Pemilihan Jenis Akomodasi berdasarkan Teman Seperjalanan Jenis

Akomodasi

Teman Seperjalanan

Total Keluarga Suami/istri teman Diri

sendiri

melati 9 0 19 3 31

satu 17 6 25 2 50

dua 37 13 28 9 87

tiga 75 14 31 4 124

empat 85 11 4 0 100

lima 67 5 0 0 72

apt 46 3 2 0 51

resort 65 2 0 0 67

motel 19 6 15 2 42

hostel 18 5 10 4 37

Total 189 25 47 9 270

Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa responden yang melakukan perjalanan ke Bali dengan keluarga, lebih dari separuhnya memilih jenis akomodasi hotel bintang empat dan hotel bintang tiga selama menginap di Bali. Kemudian lebih dari separuh responden yang melakukan perjalanan dengan suami/istri dan teman, memilih jenis akomodasi hotel bintang tiga dan bintang dua selama menginap di Bali. Dan didapati seluruh responden yang melakukan perjalanan seorang diri ke Bali memilih jenis akomodasi hotel bintang dua selama menginap di Bali.

Tabel 4.13.

Pemilihan Jenis Akomodasi berdasarkan Lama Kunjungan Jenis

Akomodasi

Lama Kunjungan

Total

3hari 4hari 5hari 6hari

melati 1 14 5 11 31

satu 10 14 16 10 50

dua 21 28 27 11 87

tiga 22 47 28 27 124

empat 8 41 37 14 100

lima 7 25 33 7 72

(8)

42

Universitas Kristen Petra

apt 6 20 20 5 51

resort 10 23 26 8 67

motel 9 13 11 9 42

hostel 4 12 7 14 37

Total 43 92 91 44 270

Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa lebih dari separuh responden yang berkunjung di Bali selama 3 hari memilih jenis akomodasi hotel bintang dua dan hotel bintang tiga selama menginap di Bali. Kemudian responden yang berkunjung ke Bali selama 4 hari memilih jenis akomodasi hotel bintang tiga dan hotel bintang empat selama menginap di Bali. Lalu responden yang berkunjung ke Bali selama 5 hari memilih jenis akomodasi hotel bintang empat dan lima selama menginap di Bali. Sedangkan responden yang berkunjung ke Bali selama 6 hari memilih jenis akomodasi hotel bintang tiga selama menginap di Bali.

Tabel 4.14.

Preferensi Responden Memilih Lokasi Akomodasi

Lokasi Akomodasi Frekuensi Presentasi

Dekat pantai 210 77,8%

Tengah kota 15 5,6%

Jauh dari keramaian 16 5,9%

Dataran tinggi 29 10,7%

Total 270 100%

Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa mayoritas responden memilih lokasi akomodasi di dekat pantai dengan persentase sebesar 77,8%. Sedangkan paling sedikit merupakan responden yang memilih lokasi di tengah kota dengan persentase 5,6%.

.Tabel 4.15.

Pemilihan Lokasi Akomodasi berdasarkan Usia Responden Lokasi Akomodasi

Usia

Total 24 - 28

tahun

29 - 34 tahun

35 - 49 tahun

50 – 65 tahun

Dekat pantai 57 57 57 39 210

Tengah kota 13 2 0 0 15

Jauh dari keramaian 0 7 3 6 16

Dataran tinggi 0 14 5 10 29

(9)

43

Universitas Kristen Petra

Lokasi Akomodasi

Usia

Total 24 - 28

tahun

29 - 34 tahun

35 - 49 tahun

50 – 65 tahun

Dekat pantai 57 57 57 39 210

Tengah kota 13 2 0 0 15

Jauh dari keramaian 0 7 3 6 16

Dataran tinggi 0 14 5 10 29

Total 70 80 65 55 270

Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa responden berusia 24-28 tahun tidak ada yang memilih akomodasi yang lokasinya berada di dataran tinggi dan jauh dari keramaian. Sebaliknya, untuk responden berusia 35-65 tahun tidak ada yang memilih akomodasi yang lokasinya di tengah kota.

Tabel 4.16.

Pemilihan Lokasi Akomodasi berdasarkan Teman Seperjalanan Lokasi Akomodasi

Teman Seperjalanan

Total Keluarga Suami/istri teman Diri

sendiri

Dekat pantai 150 17 39 4 210

Tengah kota 2 0 8 5 15

Jauh dari keramaian 13 3 0 0 16

Dataran tinggi 24 5 0 0 29

Total 189 25 47 9 270

Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa responden yang melakukan perjalanan dengan keluarga memilih semua lokasi akomodasi, tetapi hanya sedikit yang memilih lokasi di tengah kota. Sama halnya dengan responden yang melakukan perjalanan dengan suami/istri yang tidak memilih lokasi di tengah kota.

Lokasi yang terletak jauh dari keramaian dan dataran tinggi tidak dipilih oleh responden yang melakukan perjalanan dengan teman maupun seorang diri.

Tabel 4.17.

Preferensi Responden Memilih Area Akomodasi

Area Akomodasi Frekuensi Presentasi

Denpasar 17 6,3%

Benoa 6 2,2%

Ubud 4 1,5%

(10)

44

Universitas Kristen Petra

Uluwatu 30 11,1%

Kuta Pantai 193 71,5%

Kuta Kartika 95 35,2%

Seminyak 7 2,6%

Kerobokan 0 0%

Legian 97 35,9%

Nusa Dua 25 9,3%

Jimbaran 21 7,8%

Lovina 0 0%

Bedugul 37 13,7%

Ungasan 0 0%

Total 270 100%

Berdasarkan tabel 4.17% dapat diketahui bahwa paling banyak responden memilih Kuta Pantai sebagai area akomodasi selama menginap di Bali dengan persentase sebesar 71,5%. Tidak didapati responden yang memilih Ungasan sebagai area akomodasi selama menginap di Bali.

Tabel 4.18.

Pemilihan Area Akomodasi berdasarkan Usia Responden Area Akomodasi

Usia

Total 24 - 28

tahun

29 - 34 tahun

35 - 49 tahun

50 – 65 tahun

Denpasar 13 2 0 2 17

Benoa 6 0 0 0 6

Ubud 2 2 0 0 4

Uluwatu 0 16 4 10 30

Kuta pantai 55 52 49 37 193

Kuta kartika 25 24 25 21 95

Seminyak 0 4 1 2 7

Legian 28 26 30 13 97

NusaDua 0 12 5 8 25

Jimbaran 11 5 4 1 21

Bedugul 0 16 7 14 37

Total 70 80 65 55 270

Berdasarkan tabel 4.18 dapat diketahui bahwa responden dengan usia 24-28 tahun memilih menginap di seluruh area kecuali Uluwatu, Seminyak, Nusa Dua, dan Bedugul. Kemudian didapati bahwa di area Denpasar, Benoa, Ubud, Seminyak,

(11)

45

Universitas Kristen Petra

dan Jimbaran bukan merupakan preferensi responden dari golongan usia 29-65 tahun dalam memilih area akomodasi. Karena didapati yang memilih hanya sedikit atau bahkan tidak ada.

1.2.4. Faktor dalam Pengambilan Keputusan

Tabel 4.19.

Kategori Mean Jawaban Responden

Interval Kategori

4,21 - 5,00 sangat setuju

3,41 - 4,20 setuju

2,61 - 3,40 netral

1,81 - 2,60 tidak setuju

1,00 - 1,80 sangat tidak setuju

Tabel 4.20.

Jawaban Responden Mengenai Produk

Pertanyaan Frekuensi Jawaban

Mean Ket

STS TS N S SS

PRODUK

Brand/Merk Hotel 0 17 86 127 40 3,70 S

Kondisi Bangunan Hotel

(Baru/Lama) 0 2 42 128 98 4,19 S

Desain Kamar dan Interior Hotel

(Tradisional/Modern/Klasik)

0 0 37 135 98 4,22 SS

Kebersihan Hotel dan Kamar 0 0 0 102 168 4,62 SS

Family Room 4 21 109 100 36 3,52 S

Kolam Renang 0 0 59 167 44 3,94 S

Elevator/Lift Tamu 0 0 14 130 126 4,41 SS

Tempat Fitnes 11 41 109 90 19 3,24 N

Parkir Mobil yang Luas 0 0 61 133 76 4,05 S Fasilitas untuk Bayi dan Anak

(Baby Cod, Kids Club) 11 30 87 119 23 3,41 S

Spa dan Sauna 11 46 106 88 19 3,21 N

Pelayanan yang baik dari pihak

hotel (ramah, cepat, dll) 0 0 4 182 84 4,29 SS Meal plan/breakfast 0 0 35 156 79 4,16 S Akses internet gratis di kamar 0 0 26 176 68 4,15 S

Connecting door 4 24 108 62 72 3,64 S

Lokasi hotel 0 0 5 113 152 4,54 SS

(12)

46

Universitas Kristen Petra

HARGA

Tarif kamar 0 10 50 140 70 4,00 S

Potongan harga yang diberikan 0 13 49 137 71 3,98 S PROMOSI

Penawaran khusus (hot offer)

yang diberikan pihak hotel 0 0 5 173 92 4,32 SS Adanya program member

untuk mendapatkan penawaran khusus

0 0 7 150 113 4,39 SS

Media cetak (koran, majalah,

pamphlet, dll) 0 0 74 196 0 3,75 S

Media internet (website) 0 0 39 182 49 4,03 S Iklan (baliho, spanduk, dll) 0 0 108 162 0 3,60 S

REFERENSI

Referensi dari teman 0 0 40 139 91 4,18 S Referensi dari keluarga 0 0 42 121 107 4,24 SS Referensi dari travel agent 0 0 50 169 51 4,00 S Review hotel dari pengguna

(Agoda, Tripadvisor,dll) 0 0 30 130 110 4,00 S Sumber : Hasil Olah SPSS

Berdasarkan hasil analisa deskripsi jawaban responden terhadap indikator pengamatan pada faktor produk, secara umum persepsi responden terhadap indikator faktor produk adalah cenderung setuju ditunjukkan dengan nilai rata-rata Antara 3,41 - 4,20. Terdapat 5 indikator pengamatan faktor produk yang memiliki mean diatas 4,2 dengan predikat Sangat Setuju, 9 indikator pengamatan yang memiliki nilai antara 3,4-4,2 dengan predikat setuju dan sisanya ada 2 indikator pengamatan yang memiliki mean antara 2,6-3,4 dengan predikat netral. Nilai mean tertinggi berada pada indikator kebersihan hotel dengan mean 4,62 dengan predikat sangat setuju. Sedangkan nilai terendah berada pada indikator spa dan sauna dengan mean 3,21 pada predikat netral.

Pada indikator pengamatan terhadap harga, semua responden menyatakan setuju dengan nilai rata-rata 3,41 - 4,20 dengan predikat setuju. Nilai mean tertinggi berada pada indikator tarif kamar dengan mean sebesar 4,00. Dan nilai mean terendah berada pada indikator potongan harga yang diberikan dengan mean sebesar 3,98.

(13)

47

Universitas Kristen Petra

Pada indikator pengamatan terhadap promosi, jawaban responden terhadap indikator pengamatan pada faktor promosi adalah cenderung setuju dengan nilai rata-rata 3,41 – 4,20. Terdapat 2 indikator pengamatan faktor promosi yang memiliki mean diatas 4,20 dengan predikat sangat setuju dan sisanya ada 3 indikator yang memiliki mean 3,41 - 4,20 dengan predikat setuju. Nilai mean tertinggi berada pada indikator program member untuk mendapatkan penawaran khusus dengan nilai mean 4,39. Sedangkan nilai terendah terdapat pada indikator iklan dengan nilai mean 3,60.

Pada indikator pengamatan referensi, jawaban responden adalah cenderung setuju dengan nilai mean rata –rata 3,41 – 4,20. Terdapat 1 indikator yang memiliki mean di atas 4,20 yaitu referensi dari keluarga dengan predikat sangat setuju. 3 indikator lainnya memiliki mean Antara 3,41 – 4,20 dengan predikat setuju. Nilai mean tertinggi berada pada indikator referensi dari keluarga dengan mean 4,24. Sedangkan nilai mean terendah berada pada indikator referensi dari travel agent dan review pengguna dengan nilai mean 4,00.

4.2.4.1 Hasil Crosstab Antara Faktor dalam Pengambilan Keputusan dengan Usia dan Pengeluaran Responden

Tabel 4.21.

Faktor Produk Brand Berdasarkan Usia Responden

Usia Frekuensi Jawaban

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 thn 0 10 32 25 3 70 14,3% 40%

29-34thn 0 0 25 44 11 80 0% 68,8%

35-49thn 0 4 16 34 11 65 6,2% 69,2%

50-65thn 0 3 13 24 15 55 5,4% 70,9

Total 0 17 86 127 40 270

Berdasarkan tabel 4.21 dapat dilihat bahwa nilai top two boxes pada faktor produk brand berdasarkan usia responden lebih besar daripada nilai bottom two boxes.

Hal tersebut menunjukan bahwa faktor produk brand cenderung diperhatikan responden dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi responden. Tetapi pada responden berusia 24-28 tahun, didapati nilai top two boxes di bawah 50%

yang berarti faktor produk brand cenderung lebih rendah pada responden berusia 24-28 tahun dibandingkan responden dari golongan usia lainnya.

(14)

48

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.22.

Faktor Produk Brand berdasarkan Pengeluaran Responden Pengeluaran Frekuensi Jawaban

Total BTB TTB

STS TS N S SS

<Rp 3.000.000 0 10 28 1 0 39 25,6% 2,6%

Rp 3.000.000-

Rp 5.000.000 0 0 16 39 5 60 0% 73,3%

Rp 5.000.000-

Rp 10.000.000 0 2 16 52 18 88 2,3% 79,5%

Rp 10.000.000-

Rp 15.000.000 0 4 25 24 11 64 6,3% 54,7%

> Rp 15.000.000 0 1 1 11 6 19 5,3% 89,5%

Total 0 17 86 127 40 270

Berdasarkan tabel 4.22 dapat dilihat bahwa nilai top two boxes pada faktor produk brand berdasarkan responden yang memiliki pengeluaran sebesar Rp 3.000.000- >Rp 15.000.000 lebih besar dari bottom two boxes yang berarti faktor produk brand berpengaruh dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi responden. Sedangkan pada responden dengan pengeluaran <Rp 3.000.000, nilai bottom two boxesnya lebih besar dari nilai top two boxes sehingga faktor produk brand cenderung lebih rendah diperhatikan dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi responden.

Tabel 4.23.

Faktor Produk Kebersihan Hotel dan Kamar Berdasarkan Usia Responden

Usia Frekuensi Jawaban

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 tahun 0 0 0 30 40 70 0% 100%

29-34 tahun 0 0 0 30 50 80 0% 100%

35-49 tahun 0 0 0 21 44 65 0% 100%

50-65 tahun 0 0 0 21 34 55 0% 100%

Total 0 0 0 102 168 270

Dari tabel 4.23 diketahui bahwa keseluruhan nilai top two boxes pada faktor produk kebersihan hotel dan kamar berdasarkan usia responden berada pada angka 100%. Sehingga faktor produk kebersihan hotel dan kamar cenderung

(15)

49

Universitas Kristen Petra

diperhatikan dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi dari semua golongan usia responden.

Tabel 4.24.

Faktor Produk Family Room Berdasarkan Usia Responden

Usia Frekuensi Jawaban

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 tahun 4 12 49 5 0 70 22,9% 7,1%

29-34 tahun 0 0 27 39 14 80 0% 66,2%

35-49 tahun 0 3 20 29 13 65 4,6% 64,6%

50-65 tahun 0 6 13 27 9 55 10,9% 65,4%

Total 4 21 109 100 36 270

Berdasarkan tabel 4.24 dapat diketahui bahwa nilai top two boxes pada faktor produk family room berdasarkan responden yang berusia 29-65 tahun lebih besar dari bottom two boxes yang berarti responden cenderung memperhatikan faktor produk family room dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi.

Sedangkan pada responden yang berusia 24-28 tahun, nilai bottom two boxesnya lebih besar dari nilai top two boxes sehingga faktor produk family room cenderung tidak diperhatikan dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi responden.

Tabel 4.25.

Faktor Produk Kolam Renang Berdasarkan Usia Responden

Usia Frekuensi Jawaban

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 tahun 0 0 14 48 8 70 0% 80%

29-34 tahun 0 0 27 42 11 80 0% 66,3%

35-49 tahun 0 0 8 41 16 65 0% 87,7%

50-65 tahun 0 0 10 36 9 55 0% 81,8%

Total 0 0 59 167 44 270

Berdasarkan tabel 4.25 dapat diketahui bahwa responden dari golongan usia 24-65 tahun memiliki nilai top two boxes di atas 50% pada faktor produk kolam renang.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden cenderung memperhatikan faktor produk kolam renang dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi di Bali.

(16)

50

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.26.

Faktor Produk Tempat Fitness berdasarkan Usia Responden

Usia Frekuensi Jawaban

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 tahun 6 20 37 7 0 70 37,1% 10%

29-34 tahun 5 16 23 26 10 80 26,3% 45%

35-49 tahun 0 5 33 23 4 65 7,7% 41,5%

50-65 tahun 0 0 16 34 5 55 0% 70,9%

Total 11 41 109 90 19 270

Berdasarkan tabel 4.26 dapat diketahui bahwa dari semua golongan usia responden memiliki nilai top two boxes lebih kuat. Hanya responden dari golongan usia 24-28 tahun yang memiliki nilai bottom two boxes. Melalui tabel dapat disimpulkan bahwa, faktor produk tempat fitnes cenderung tidak diperhatikan dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi pada responden berusia 24-28 tahun.

Tabel 4.27.

Faktor Produk Fasilitas untuk Bayi dan Anak berdasarkan Usia Responden

Usia Frekuensi Jawaban

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 tahun 11 18 36 5 0 70 41,4% 7,1%

29-34 tahun 0 0 20 50 10 80 0% 75%

35-49 tahun 0 3 15 39 8 65 4,6% 72,3%

50-65 tahun 0 9 16 25 5 55 16,4% 54,5%

Total 11 30 87 119 23 270

Berdasarkan tabel 4.27 dapat diketahui bahwa nilai top two boxes didapati faktor produk fasilitas bayi berdasarkan responden yang berusia 29-65 tahun lebih besar yang berarti responden cenderung tidak memperhatikan faktor produk fasilitas bayi dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi. Sedangkan pada responden yang berusia 24-28 tahun, nilai bottom two boxesnya lebih besar dari nilai top two boxes sehingga faktor produk fasilitas bayi cenderung diperhatikan dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi responden.

(17)

51

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.28.

Faktor Produk Spa dan Sauna berdasarkan Usia Responden

Usia Frekuensi Jawaban

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 tahun 6 25 34 5 0 70 44,3% 7,1%

29-34 tahun 5 16 23 26 10 80 26,3% 45%

35-49 tahun 0 5 33 23 4 65 7,7% 41,5%

50-65 tahun 0 0 16 34 5 55 0% 70,9%

Total 11 46 106 88 19 270

Berdasarkan tabel 4.28 dapat diketahui bahwa nilai top two boxes pada faktor produk spa dan sauna berdasarkan responden yang berusia 29-65 tahun lebih besar dari bottom two boxes yang berarti responden cenderung memperhatikan faktor produk spa dan sauna dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi responden. Sedangkan pada responden yang berusia 24-28 tahun, nilai bottom two boxes lebih besar dari nilai top two boxes sehingga faktor produk spa dan sauna cenderung tidak diperhatikan dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi responden.

Tabel 4.29.

Faktor Produk Pelayanan yang Baik dari Pihak Hotel berdasarkan Usia Responden

Usia Frekuensi Jawaban

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 tahun 0 0 1 50 19 70 0% 98,6%

29-34 tahun 0 0 2 58 20 80 0% 97,5%

35-49 tahun 0 0 1 38 26 65 0% 98,5%

50-65 tahun 0 0 0 36 19 55 0% 100%

Total 0 0 4 182 84 270

Berdasarkan tabel 4.29 dapat diketahui bahwa nilai top two boxes pada faktor produk pelayanan yang baik dari pihak hotel berdasarkan responden dengan golongan usia 24-65 tahun lebih tinggi daripada nilai bottom two boxes dengan persentase hampir 100%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden dari semua golongan usia cenderung memperhatikan faktor produk pelayanan yang baik dari pihak hotel dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi.

(18)

52

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.30.

Faktor Produk Meal Plan/Breakfast berdasarkan Usia Responden

Usia Frekuensi Jawaban

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 tahun 0 0 14 46 10 70 0% 80%

29-34 tahun 0 0 9 44 27 80 0% 88,8%

35-49 tahun 0 0 6 37 22 65 0% 90,8%

50-65 tahun 0 0 6 29 20 55 0% 89,1%

Total 0 0 35 156 79 270

Berdasarkan tabel 4.30 dapat diketahui bahwa nilai top two boxes pada faktor produk meal plan/breakfast berdasarkan responden dengan golongan usia 24-65 tahun lebih tinggi daripada nilai bottom two boxes. Sehingga dapat diisimpulkan bahwa faktor produk meal plan/breakfast cenderung diperhatikan responden dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi.

Tabel 4.31.

Faktor Produk Akses Internet Gratis di Kamar Hotel berdasarkan Usia Responden

Usia Frekuensi Jawaban

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 tahun 0 0 10 47 13 70 0% 85,7%

29-34 tahun 0 0 7 51 22 80 0% 91,3%

35-49 tahun 0 0 2 39 24 65 0% 96,9%

50-65 tahun 0 0 7 39 9 55 0% 87,3%

Total 0 0 26 176 68 270

Berdasarkan tabel 4.31 dapat diketahui bahwa nilai top two boxes pada faktor produk akses internet gratis berdasarkan responden dengan golongan usia 24-65 tahun lebih tinggi daripada nilai bottom two boxes. Sehingga dapat diisimpulkan bahwa responden dari semua golongan usia cenderung memperhatikan faktor produk akses internet gratis dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi.

Tabel 4.32.

Faktor Produk Connecting Door berdasarkan Usia Responden

Usia Frekuensi Jawaban

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 tahun 4 17 44 5 0 70 32,8% 7,1%

(19)

53

Universitas Kristen Petra

29-34 tahun 0 0 29 25 26 80 0% 63,7%

35-49 tahun 0 4 19 13 29 65 6,1% 64,6%

50-65 tahun 0 3 16 19 17 55 5,4% 65,4%

Total 4 24 108 62 72 270

Dari tabel 4.32 dapat diketahui bahwa faktor produk connecting door berdasarkan responden berusia 29-65 tahun memiliki nilai top two boxes yang lebih besar dari bottom two boxes sehingga dapat disimpulkan bahwa responden dari semua golongan usia cenderung memperhatikan faktor produk connecting door dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi. Sedangkan pada responden berusia 24-28 tahun didapati nilai bottom two boxes lebih tinggi dari top two boxes sehingga faktor produk connecting door cenderung tidak diperhatikan dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi responden.

Tabel 4.33.

Faktor Produk Lokasi Hotel berdasarkan Usia Responden

Usia Frekuensi Jawaban

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 tahun 0 0 5 43 22 70 0% 92,8%

29-34 tahun 0 0 0 29 51 80 0% 100%

35-49 tahun 0 0 0 20 45 65 0% 100%

50-65 tahun 0 0 0 21 34 55 0% 100%

Total 0 0 5 113 152 270

Berdasarkan tabel 4.33 dapat diketahui bahwa nilai top two boxes pada faktor produk lokasi hotel berdasarkan responden dengan golongan usia 24-65 tahun lebih tinggi daripada nilai bottom two boxes. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden dari semua golongan usia cenderung memperhatikan faktor produk lokasi hotel dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi.

Tabel 4.34.

Faktor Harga Tarif Kamar berdasarkan Usia Responden

Usia Tarif Kamar

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 tahun 0 0 4 38 28 70 0% 94,2%

29-34 tahun 0 6 17 41 16 80 7,5% 71,2%

35-49 tahun 0 4 12 32 17 65 6,1% 75,3%

(20)

54

Universitas Kristen Petra

50-65 tahun 0 0 17 29 9 55 0% 69%

Total 0 10 50 140 70 270

Berdasarkan tabel 4.34 dapat diketahui bahwa faktor harga tarif kamar cenderung diperhatikan dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi responden dari semua golongan usia. Hal ini dapat dilihat dari nilai top two boxes lebih tinggi daripada nilai bottom two boxes.

Tabel 4.35.

Faktor Potongan Harga berdasarkan Usia Responden

Usia Potongan Harga

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 tahun 0 4 5 34 27 70 5,7% 87,1%

29-34 tahun 0 1 17 46 16 80 1,2% 77,5%

35-49 tahun 0 8 6 38 13 65 12,3% 78,5%

50-65 tahun 0 0 21 19 15 55 0% 61,8%

Total 0 13 49 137 71 270

Berdasarkan tabel 4.35 dapat diketahui bahwa nilai top two boxes pada faktor potongan harga berdasarkan responden berusia 24-65 tahun lebih besar dari bottom two boxes sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor potongan harga berpengaruh dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi responden.

Tabel 4.36.

Faktor Harga Tarif Kamar berdasarkan Pengeluaran Responden

Pengeluaran Tarif Kamar

Total BTB TTB

STS TS N S SS

<Rp 3.000.000 0 0 0 21 18 39 0% 100%

Rp 3.000.000-

Rp 5.000.000 0 1 13 30 16 60 1,6% 76,6%

Rp 5.000.000-

Rp 10.000.000 0 5 16 45 22 88 5,6% 76,1%

Rp 10.000.000-

Rp 15.000.000 0 2 15 36 11 64 3,1% 73,4%

> Rp 15.000.000 0 2 6 8 3 19 10,5% 57,8%

Total 0 10 50 140 70 270

(21)

55

Universitas Kristen Petra

Berdasarkan tabel 4.36 dapat diketahui bahwa nilai top two boxes pada faktor harga tarif kamar berdasarkan responden dengan pengeluaran <Rp 3.000.000- >Rp 15.000.000 memiliki nilai lebih tinggi dari bottom two boxes. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden dari semua golongan pengeluaran cenderung memperhatikan faktor harga tarif kamar dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi.

Tabel 4.37.

Faktor Potongan Harga berdasarkan Pengeluaran Responden Pengeluaran Potongan Harga

Total BTB TTB

STS TS N S SS

<Rp 3.000.000 0 0 0 15 24 39 0% 100%

Rp 3.000.000-

Rp 5.000.000 0 5 10 36 9 60 8,3% 75%

Rp 5.000.000-

Rp 10.000.000 0 2 23 43 20 88 2,2% 71,5%

Rp 10.000.000-

Rp 15.000.000 0 2 15 34 13 64 3,1% 73,4%

> Rp 15.000.000 0 4 1 9 5 19 2,1% 73,6%

Total 0 13 49 137 71 270

Berdasarkan tabel 4.37 dapat diketahui bahwa nilai top two boxes pada faktor potongan harga berdasarkan responden dengan pengeluaran <Rp 3.000.000- >Rp 15.000.000 lebih tinggi daripada nilai bottom two boxes. Sehingga dapat diketahui bahwa faktor potongan harga cenderung tidak diperhatikan dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi.

Tabel 4.38.

Faktor Promosi Hot Offer berdasarkan Usia Responden

Usia Hot Offer

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 tahun 0 0 0 50 20 70 0% 100%

29-34 tahun 0 0 3 55 22 80 0% 96,2%

35-49 tahun 0 0 2 39 24 65 0% 96,9%

50-65 tahun 0 0 0 29 26 55 0% 100%

Total 0 0 5 173 92 270

(22)

56

Universitas Kristen Petra

Berdasarkan tabel 4.38 dapat diketahui bahwa responden dari semua golongan usia cenderung memperhatikan faktor promosi hot offer dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi responden yang berusia 24-65 tahun. Hal ini dapat dilihat dari nilai top two boxes dengan nilai persentase hampir 100%.

Tabel 4.39.

Faktor Promosi Program Member berdasarkan Usia Responden

Usia Program Member

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 tahun 0 0 2 50 18 70 0% 97,1%

29-34 tahun 0 0 1 57 22 80 0% 98,7%

35-49 tahun 0 0 2 33 30 65 0% 96,9%

50-65 tahun 0 0 2 10 43 55 0% 96,3%

Total 0 0 7 150 113 270

Berdasarkan tabel 4.39 dapat diketahui bahwa seluruh nilai top two boxes pada faktor promosi program member berdasarkan responden yang berusia 24-65 tahun memiliki nilai lebih tinggi dari bttom two boxes dengan persentase hampir 100%.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor promosi program member cenderung diperhatikan dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi responden.

Tabel 4.40.

Faktor Promosi di Media Cetak berdasarkan Usia Responden

Usia Media Cetak

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 tahun 0 0 25 45 0 70 0% 64,2%

29-34 tahun 0 0 30 50 0 80 0% 62,5%

35-49 tahun 0 0 15 50 0 65 0% 76,9%

50-65 tahun 0 0 4 51 0 55 0% 92,7%

Total 0 0 74 196 0 270

Berdasarkan tabel 4.40 dapat diketahui bahwa responden dari semua golongan usia cenderung memperhatikan faktor promosi di media cetak dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi. Hal ini dapat diketahui karena nilai bottom two boxes pada responden yang berusia 24-65 tahun menunjukkan angka 0%.

(23)

57

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.41.

Faktor Promosi di Media Internet berdasarkan Usia Responden

Usia Media Internet

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 tahun 0 0 14 49 7 70 0% 80%

29-34 tahun 0 0 7 60 13 80 0% 91,2%

35-49 tahun 0 0 12 42 11 65 0% 81,6%

50-65 tahun 0 0 6 31 18 55 0% 89%

Total 0 0 39 182 49 270

Berdasarkan tabel 4.41 dapat diketahui bahwa faktor promosi di media internet cenderung diperhatikan dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi responden dari semua golongan usia. Hal ini dapat diketahui dari hasil nilai top two boxes yang tinggi dan didapati angka 0% pada nilai bottom two boxes.

Tabel 4.42.

Faktor Promosi Iklan berdasarkan Usia Responden

Usia Iklan

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 tahun 0 0 30 40 0 70 0% 57,1%

29-34 tahun 0 0 24 56 0 80 0% 70%

35-49 tahun 0 0 28 37 0 65 0% 56,9%

50-65 tahun 0 0 26 29 0 55 0% 52,7%

Total 0 0 30 40 0 270

Berdasarkan tabel 4.42 dapat diketahui bahwa responden dari semua golongan usia cenderung memperhatikan faktor promosi iklan dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi responden berusia 24-65 tahun. Hal ini dapat diketahui dari hasil nilai top two boxes lebih tinggi dari 50% dan didapati angka 0%

pada nilai bottom two boxes.

Tabel 4.43.

Faktor Promosi Hot Offer berdasarkan Pengeluaran Responden

Pengeluaran Hot Offer

Total BTB TTB

STS TS N S SS

<Rp 3.000.000 0 0 0 26 13 39 0% 100%

Rp 3.000.000-

Rp 5.000.000 0 0 0 46 14 60 0% 100%

(24)

58

Universitas Kristen Petra

Rp 5.000.000-

Rp 10.000.000 0 0 3 49 36 88 0% 96,5%

Rp 10.000.000-

Rp 15.000.000 0 0 2 41 21 64 0% 96,8%

> Rp 15.000.000 0 0 0 11 8 19 0% 100%

Total 0 0 5 173 92 270

Berdasarkan tabel 4.43 dapat diketahui bahwa responden dari semua golongan pengeluaran cenderung memperhatikan faktor promosi hot offer dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai top two boxes dengan nilai persentase hampir 100%.

Tabel 4.44.

Faktor Promosi Program Member berdasarkan Pengeluaran Responden Pengeluaran Program Member

Total BTB TTB

STS TS N S SS

<Rp 3.000.000 0 0 1 29 9 39 0% 97,4%

Rp 3.000.000-

Rp 5.000.000 0 0 2 39 19 60 0% 96,6%

Rp 5.000.000-

Rp 10.000.000 0 0 1 37 50 88 0% 98,8%

Rp 10.000.000-

Rp 15.000.000 0 0 2 33 29 64 0% 96,8%

> Rp 15.000.000 0 0 1 12 6 19 0% 94,7%

Total 0 0 7 150 113 270

Berdasarkan tabel 4.44 faktor promosi program member cenderung diperhatikan dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi responden dari semua golongan pengeluaran. Hal ini dapat diketahui dari hasil nilai top two boxes hampir mencapai 100% dan didapati angka 0% pada nilai bottom two boxes.

Tabel 4.45.

Faktor Referensi dari Teman berdasarkan Usia Responden Usia Referensi dari Teman

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 thn 0 0 12 39 19 70 0% 82,8%

29-34thn 0 0 11 41 28 80 0% 86,2%

35-49thn 0 0 12 33 20 65 0% 81,5%

(25)

59

Universitas Kristen Petra

50-65thn 0 0 5 26 24 55 0% 90,1%

Total 0 0 40 139 91 270

Berdasarkan tabel 4.45 dapat diketahui bahwa responden dari semua golongan usia cenderung memperhatikan faktor referensi dari teman dalam pengambilan pemilihan akomodasi di Bali. Hal ini dapat diketahui dari hasil nilai top two boxes di atas 50% dan didapati angka 0% pada nilai bottom two boxes.

Tabel 4.46.

Faktor Referensi dari Keluarga berdasarkan Usia Responden Usia Referensi dari Keluarga

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 thn 0 0 18 34 18 70 0% 74,3%

29-34thn 0 0 9 31 40 80 0% 88,7%

35-49thn 0 0 8 32 25 65 0% 87,7%

50-65thn 0 0 7 24 24 55 0% 87,3%

Total 0 0 42 121 107 270

Berdasarkan tabel 4.46 diketahui bahwa responden dari semua golongan usia cenderung memperhatikan faktor referensi dari keluarga dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi di Bali.

Tabel 4.47.

Faktor Referensi dari Travel Agent berdasarkan Usia Responden Usia Referensi dari Travel Agent

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 thn 0 0 24 38 8 70 0% 65,7%

29-34thn 0 0 21 41 18 80 0% 73,7%

35-49thn 0 0 5 47 13 65 0% 92,3%

50-65thn 0 0 0 43 12 55 0% 100%

Total 0 0 50 169 51 270

Berdasarkan tabel 4.47 dapat diketahui bahwa responden dari semua golongan usia cenderung memperhatikan faktor referensi dari travel agent dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi di Bali. Juga diketahui bahwa seluruh responden dari golongan usia 50-65 tahun cenderung memperhatikan

(26)

60

Universitas Kristen Petra

faktor referensi dari travel agent dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi.

Tabel 4.48.

Faktor Referensi Review Pengguna berdasarkan Usia Responden Usia Referensi dari Review Pengguna

Total BTB TTB

STS TS N S SS

24-28 thn 0 0 10 38 22 70 0% 85,7%

29-34thn 0 0 5 48 27 80 0% 93,7%

35-49thn 0 0 10 28 27 65 0% 84,6%

50-65thn 0 0 5 16 34 55 0% 90,1%

Total 0 0 30 130 110 270

Berdasarkan tabel 4.48 dapat diketahui bahwa faktor referensi review pengguna cenderung diperhatikan responden dari semua golongan usia. Hal ini dapat diketahui melalui hasil tabel dimana angka top two boxes cukup tinggi.

4.3.Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas diperlukan untuk memastikan bahwa kuesioner yang disebar telah valid dan reliabel sehingga data yang dihasilkan akurat. Hasil uji validitas dan reliabilitas akan dijelaskan di bawah ini.

4.3.1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan ketepatan item-item pertanyaan kuesioner dalam mengukur variabel penelitian. Teknik yang digunakan untuk menguji validitas adalah korelasi pearson. Suatu item pertanyaan dinyatakan valid jika korelasi pearson menghasilkan nilai signifikansi < 0,05 (α=5%).

Tabel 4.49.

Uji Validitas

Dimensi Item Korelasi

Pearson Signifikansi Keterangan

Produk

P1 0,466 0,000 valid

P2 0,454 0,000 valid

P3 0,386 0,000 valid

P4 0,171 0,005 valid

(27)

61

Universitas Kristen Petra

P5 0,683 0,000 valid

P6 0,195 0,001 valid

P7 0,329 0,000 valid

P8 0,593 0,000 valid

P9 0,479 0,000 valid

P10 0,558 0,000 valid

P11 0,653 0,000 valid

P12 0,227 0,003 valid

P13 0,285 0,000 valid

P14 0,260 0,000 valid

P15 0,690 0,000 valid

P16 0,413 0,000 valid

Harga H1 0,712 0,000 valid

H2 0,736 0,000 valid

Promosi

PM1 0,359 0,000 valid

PM2 0,719 0,000 valid

PM3 0,557 0,000 valid

PM4 0,751 0,000 valid

PM5 0,344 0,000 valid

Kelompok Referensi

KR1 0,833 0,000 valid

KR2 0,767 0,000 valid

KR3 0,683 0,000 valid

KR4 0,669 0,000 valid

Tabel 4.49 menunjukkan bahwa semua indikator pertanyaan memiliki nilai signifikansi korelasi pearson < 0,05, sehingga item-item pertanyaan yang mengukur faktor pendorong dinyatakan valid.

4.3.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan kehandalan kuisioner dalam mengukur variabel penelitian dengan menghasilkan pengukuran yang konsisten. Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah metode alpha cronbach. Item-item pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan reliabel jika memiliki nilai alpha cronbach > 0,6.

(28)

62

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.50.

Uji Reliabilitas

Dimensi Alpha

Cronbach

Nilai

Kritis Keterangan

Produk 0,740 0,6 reliabel

Promosi 0,731 0,6 reliabel

Kelompok Referensi 0,723 0,6 reliabel

Tabel 4.50 menunjukkan bahwa dimensi produk, promosi dan kelompok referensi memiliki nilai alpha cronbach > 0,6, sehingga item-item pertanyaan yang mengukur faktor pendorong dan faktor penarik dinyatakan reliabel.

Sedangkan untuk dimensi Harga karena hanya memiliki 2 indikator sehingga dinyatakan reliabel.

4.3.3. Uji Ranking Spearman

Dengan menggunakan metode uji ranking Spearman, maka didapati

ranking atau urutan bagi faktor produk, faktor harga, faktor promosi dan faktor preferensi beserta semua semua indikator didalamnya. Ranking atau urutan yang didapat adalah:

Tabel 4.51.

Uji Rank Spearman

Rank Nama Score Spearman

1. Produk : 0,865

a.Connecting Door 0,700

b.Family Room 0,699

c.Spa dan Sauna 0,676

d.Fitness 0,630

e.Fasilitas Bayi 0,550

f.Parkir Mobil 0,449

g.Brand 0,441

h.Kondisi Bangunan 0,376

i.Lokasi Hotel 0,360

j.Desain Kamar 0,335

k.Internet Gratis 0,274

l.Breakfast 0,259

m.Pelayanan 0,230

n.Elevator 0,235

o.Kolam Renang 0,221

(29)

63

Universitas Kristen Petra

p.Kebersihan 0,128

2. Referensi 0,700

a.Referensi Teman 0,817

b.Referensi Keluarga 0,780

c.Review Pengguna 0,700

d.Referensi Travel Agent 0,652

3. Promosi 0,684

a.Program Member 0,752

b.Media Internet 0,709

c.Media Cetak 0,602

d.Hot Offer 0,322

e.Iklan 0,310

4. Harga 0,084

a.Potongan Harga 0,735

b.Tarif Kamar 0,692

Dari tabel 4.51 dapat diketahui bahwa faktor produk berada pada ranking 1. Hal tersebut menunjukkan bahwa produk memiliki pengaruh yang paling besar terhadap preferensi responden. Dijelaskan lebih lanjut di dalam produk terdapat 16 indikator yang telah diurutkan rankingnya. Semakin atas rankingnya maka indikator tersebut semakin tinggi preferensi responden.

Ranking yang kedua adalah faktor referensi. Di dalam referensi terdapat empat indikator yang telah diurutkan rangkingya. Hal menarik terdapat pada nilai skor spearman pada keempat indikator tersebut. Keempatnya memiliki skor spearman yang tidak telalu jauh selisihnya. Hal ini menunjukkan bahwa keempat indikator tersebut cenderung diperhatikan oleh responden yang hampir sama besarnya.

Ranking ketiga adalah faktor promosi. Meskipun menempati posisi rangking ketiga, skor spearman faktor promosi dan faktor referensi di raning kedua selisihnya sangat kecil. Hal ini menunjukkan kedua faktor tersebut cenderung diperhatikan oleh responden hampir sama besar. Didalam faktor promosi terdapat lima indikator yang juga telah diurutkan rangkingnya.

Ranking yang keempat adalah faktor harga. Faktor harga hanya memiliki dua indikator yang telah diurutkan rankingnya. Indikator pada rangking pertama adalah potongan harga dan indikator pada ranking kedua adalah tarif kamar.

(30)

64

Universitas Kristen Petra

4.4.Pembahasan

4.4.1. Pembahasan Pola Perjalanan dan Preferensi

Pulau Bali merupakan destinasi wisata yang menarik, tidak membosankan, serta menyenangkan seperti kiasan “Bali is the island of Paradise”. Menurut penulis, ketika berlibur di Bali dapat dirasakan bahwa “everyday is holiday”. Hal ini juga dibuktikan oleh hasil penelitian bahwa mayoritas responden mengunjungi Pulau Bali sebanyak lebih dari dua kali dalam satu tahun. Selama berwisata Bali, didapati waktu ideal untuk berwisata adalah sebanyak empat sampai lima hari.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa seluruh responden dengan pengeluaran lebih kecil dari Rp 3.000.000 per bulan dan hampir seluruh responden dengan pengeluaran lebih besar dari Rp 15.000.000 per bulan, mengunjungi Pulau Bali sebanyak dua kali. Dalam hal ini, penulis berasumsi bahwa untuk responden dengan pengeluaran lebih kecil Rp 3.000.000 per bulan, mungkin mengunjungi Pulau Bali sebanyak dua kali dikarenakan sesuai dengan kemampuan ekonomi responden. Sedangkan untuk responden dengan pengeluaran lebih dari Rp 15.000.000 per bulan, diasumsikan bahwa kemampuan daya beli responden yang lebih besar sehingga mungkin responden lebih memilih untuk berlibur ke luar negeri.

Di Bali terdapat bermacam-macam jenis akomodasi. Mulai dari hotel melati, hotel berbintang, apartment, resort, hostel, dan motel. Menurut penelitian yang dilakukan, didapati seluruh responden menggunakan semua jenis akomodasi.

Tetapi paling banyak jenis akomodasi yang dipilih responden adalah hotel bintang tiga dan hotel bintang empat. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa semakin besar usia responden, maka pengeluarannya semakin besar. Apabila dilihat dari segi pemilihan akomodasi, responden yang semakin mapan memiliki preferensi pada akomodasi dengan budget yang lebih tinggi juga. Saat peneliti melakukan crosstab antara pemilihan akomodasi berdasarkan teman seperjalanan dan pemilihan akomdodasi berdasarkan lama kunjungan, didapati bahwa dua hal tersebut tidak mempengaruhi preferensi responden dalam pemilihan jenis akomodasi.

Pulau Bali terkenal dengan keindahan wisatanya terutama wisata pantai seperti pantai Kuta, pantai Sanur, pantai Nusa Dua, dan lain-lain. Hal ini

(31)

65

Universitas Kristen Petra

mempengaruhi preferensi responden saat memilih lokasi akomodasi di Bali, didapati bahwa mayoritas responden memilih lokasi akomodasi dekat pantai. Dan lokasi akomdodasi yang sedikit dipilih responden adalah dataran tinggi, jauh dari keramaian, dan tengah kota. Lokasi di dataran tinggi dan jauh dari keramaian hanya dipilih oleh responden yang berusia 29-65 tahun. Sedangkan lokasi di tengah kota hanya dipilih oleh responden berusia 24-34 tahun. Diasumsikan respnden dengan usia lebih muda cenderung lebih meyukai suasana ramai.

Apabila dilihat dari teman seperjalanan, responden yang berwisata bersama teman atau seorang diri hanya memilih lokasi akomodasi di dekat pantai dan di tengah kota. Hal ini wajar karena responden yang berwisata bersama teman atau seorang diri merupakan responden yang berusia muda.

Sesuai dengan preferensi pemilihan lokasi akomodasi, preferensi terhadap area akomodasi pada mayoritas responden adalah Kuta Pantai yang terletak di depan pantai Kuta. Berdasarkan usia responden yang berusia 24-34 lebih memilih area yang ramai seperti Kuta Pantai, Denpasar, Kuta Kartika, dan Legian.

Sedangkan responden yang berusia 35-65, lebih memilih area yang lebih tenang seperti Uluwatu, Seminyak, Nusa Dua, dan Bedugul.

4.4.2. Pembahasan Faktor dalam Pengambilan Keputusan

Dalam memilih akomodasi di Bali, terdapat beberapa faktor dalam pengambilan keputusan responden seperti faktor produk, faktor harga, faktor promosi, dan faktor referensi. Berdasarkan usia responden, faktor produk yang cenderung diperhatikan responden berusia 24-28 tahun adalah brand, kebersihan, kolam renang, pelayanan yang baik, breakfast, akses internet gratis, dan lokasi hotel. Sedangkan faktor produk yang cenderung tidak diperhatikan oleh responden berusia 24-28 tahun adalah family room, tempat fitnes, fasilitas bayi, spa dan sauna, dan connecting door. Dari hasil ini diasumsikan bahwa kelima faktor yang cenderung tidak diperhatikan tersebut lebih berhubungan dengan apa yang dibutuhkan oleh keluarga, dan responden berusia 24-28 tahun kebanyakan belum berkeluarga.

Berdasarkan hasil crosstab antara pengeluaran dan usia, didapati bahwa mayoritas responden berusia 24-28 tahun memiliki pengeluaran <Rp 3.000.000.

(32)

66

Universitas Kristen Petra

Lalu ditemukan hasil yang menarik dimana faktor produk brand cenderung diperhatikan oleh responden berusia 24-28 tahun. sedangkan untuk responden dengan pengeluaran <Rp 3.000.000, didapati faktor produk brand cenderung tidak diperhatikan. Akan tetapi untuk responden dengan pengeluaran <Rp 3.000.000, penulis berasumsi bahwa responden cenderung tidak memperhatikan faktor produk brand karena memiliki kemampuan ekonomi yang rendah. Untuk responden berusia 29-65 tahun didapati semua faktor produk berpengaruh pada responden dalam pemilihan akomodasi.

Didapati responden dari semua golongan usia dan semua golongan pengeluaran cenderung memperhatikan faktor harga yang meliputi tarif kamar dan potongan harga dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi. Hal ini diasumsikan karena orang Surabaya lebih mengutamakan biaya. Lalu juga ditemukan dari hasil penelitian bahwa faktor promosi yang meliputi hot offer, program member, promosi di media cetak, promosi di media internet, dan promosi iklan, cenderung diperhatikan dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi pada responden dari semua golongan usia dan semua golongan pengeluaran. Diasumsikan bahwa promosi sudah efektif dalam menarik perhatian masyarakat Surabaya yang akan memilih akomodasi.

Pada faktor referensi juga didapati bahwa responden dari semua golongan usia cenderung memperhatikan referensi dari teman, referensi dari keluarga, review pengguna, dan referensi dari travel agent. Dari hasil crosstab antara referensi travel agent dengan usia responden, didapati hasil yang menarik bahwa responden dengan golongan usia 50-65 tahun memiliki jumlah top two boxes lebih tinggi dari responden golongan usia yang lainnya. Dalam hal ini, penulis berasumsi bahwa responden dengan golongan usia 50-65 tahun ingin memilih akomodasi dengan cara lebih praktis melalui travel agent.

Melalui analisa uji ranking Spearman didapati ranking 1 pada faktor produk sehingga faktor produk menjadi preferensi utama responden dalam memilih akomodasi di Bali. Kemudian faktor referensi berada pada ranking 2, diikuti faktor promosi berada pada ranking 3, dan faktor harga pada ranking 4.

Dalam hal ini, penulis berasumsi bahwa produk yang dapat memenuhi preferensi responden. Sehingga tidak heran faktor produk menempati posisi rangking yang

(33)

67

Universitas Kristen Petra

paling atas. Sedangkan untuk harga berada di ranking 4 sehingga penulis berasumsi bahwa harga secara umum pasti menjadi pertimbangan semua responden dalam memilih akomodasi sehingga merupakan preferensi responden pada umumnya.

Pada faktor produk didapati hasil yang menarik yaitu ranking 1 pada connecting door. Sesuai dengan hasil penelitian dimana mayoritas responden melakukan perjalanan dengan keluarga, maka connecting door merupakan faktor dalam pengambilan keputusan yang menjadi preferensi responden. Dalam hal ini, penulis berasumsi apabila sebuah hotel memiliki connecting door pada kamarnya, maka dapat memberikan rasa puas pada wisatawan yang membutuhkan connecting door.

Pada faktor referensi juga didapati dalam pengambilan keputusan pemilihan akomodasi, responden cenderung memperhatikan faktor referensi teman (ranking 1), referensi keluarga (ranking 2), review pengguna (ranking 3), dan referensi dari travel agent (ranking 4). Hal ini menunjukkan adanya kesamaan pilihan responden terhadap faktor referensi yang menunjukkan bahwa responden lebih percaya pada pengguna langsung yaitu teman, keluarga, dan pengguna lainnya daripada travel agent.

Pada faktor promosi didapati faktor program member pada ranking 1.

Dalam hal ini, penulis berasumsi wisatawan yang memiliki member pada suatu hotel akan mendapatkan benefit lebih yang tidak didapatkan di hotel lainnya sehingga wisatawan tersebut akan memilih akomodasi sesuai dengan program membernya.

Referensi

Dokumen terkait

Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi polemik dengan kemunculan kurikulum berbasis KKNI ini. Sebagai sebuah produk yang diujicobakan, perlu diadakan berbagai penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab kerentanan kebakaran berdasarkan persepsi masyarakat di kelurahan melayu kecamatan banjarmasin

Dari hasil uji t antara nilai yang dirasakan terhadap loyalitas merek menunjukkan t hitung sebesar 3,254 &gt; t tabel sebesar 1,660 dengan demikian dinyatakan hipotesis keempat

Pengisian lembar pengamatan aktivitas pelajar dilakukan oleh dosen atau pengajar BIPA di kelas dan teman sejawat. Hasil pengisian lembar pengamatan aktivitas pelajar yaitu

Langkah ini juga dapat dibilang menjadi langkah yang sangat penting dan banyak teknik yang diteliti untuk dapat membuat bentuk yang terbaik untuk menunjukkan

Penelitian menunjukkan dari 12 responden pada kelompok yang tidak diberikan terapi massage counterpressure adalah 8 responden (66,7%) mengalami nyeri skala 4, 3 responden

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam kegiatan survey ini, secara umum tingkat kepuasan mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, lulusan dan pengguna sudah sangat