1 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti melakukan penelitian dengan berpegang pada beberapa penelitian terdahulu seperti yang diteliti oleh:
1. Rafika Audina dalam penelitian yang berjudul “Strategi Komunikasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Proses Belajar Mengajar Di SD Muhammadiyah 20”. Rafika merupakan mahasiswi ilmu komunikasi UMSU universitas Muhammadiyah Sumatra Utara penelititan ini dilakukan pada tahun 2019. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa strategi komunikasi yang dilakukan guru sangatlah berpemngaruh. Salah satu tujuan penelitian ini yakni agar semua siswa dapat berpartisipasi dan bisa berinteraksi secara oprimal dengan mengunakan interaksi multi arah yakni dari guru kesiswa dan siswa keguru. Dalam penelitian ini memiliki kesamaan obyek yakni komunikasi interpersonal namun peneliti rafika terfokus kepada strategi komunikasi selain itu terdapat pula perbedaan mendasar anatara keduanya. Rafika melakukan penelitian pada tahun 2019 dengan obyek penelitian siswa di SD Muhammadiyah 20 sedangkan penelitian ini dilakukan di tahun 2021 dengan obyek penelitian pengajar pada Bimbingan masuk Gontor Malang
2. Herman Nirwana dalam penelitian yang berjudul “Bimbingan Kelompok dan Kesiapan Siswa Mengikuti Ujian Nasional” dalam hal ini peneliti menjelaskan menganai kesiapan siswa dalam mengikuti ujian Nasional sangatlah berpengaruh . dalam hal in menjelaskan kesiapan siswa dalam
menghadapi ujian tidak cukup dengan menguasai materi saja namun juga kesiapan mental dan kesehatan mereka dalam penelitian ini memiliki kesamaan obyek yakni dalam kesiapan siswa namun penelitian herman nirwana terfokus dalam meneliti penanaman mental dalam kesiapan ujian sedangkan peneliti tidak. Selain itu terdapat pula perbedaan mendasar antara keduanya herman melakukan penelitian dengan obyek siswa dalam mengikuti ujian nasional sedangkan penelitian ini dilakukan dengan obyek penelitian pengajar pada Bimbingan masuk Gontor Malang dalam ujian masuk Gontor
3. Halimah Khoirun Nisa penelitian ini berjudul “ Komunikasi Dalam Interaksi Guru dan Siswa Pada Pembelajaran Tematik IB MIN Tempel Yogyakarta dalam hal ini yang sangat terlihat yakni komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok. Penelitian ini memiliki kesamaan obyek yakni mengenai komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok namun peneliti tidak meneliti mengenai komunikasi kelompok. Selain itu terdapat pula perbedaan mendasar antara keduanya yakni halimah melakukan penelitain dengan obyek siswa Min tempel Yogyakarta sedangkan penelitian ini dilakukan dengan obyek penelitian pengajar pada Bimbingan masuk Gontor Malang
4. Dinda ayu amaliyah penelitian ini berjudul “Pola Komunikasi Pembimbing Dalam Penguatan Mental Angota Bimbingan Belajar Simulasi Gontor dalam penelitian ini peneliti memfokuskan bagaiamn cara dalam penguatan mental angota bimbingan dalam mengikuti ujian masuk Gontor, penelitian ini memiliki perbedaan pada pola komunikasi sedangkan peneliti tidak
meneliti mengenai pola komunikasi. Selain itu dalam penelitian ini juga tidak meneliti terkait motivasi peserta. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2019 dengan obyek angota pada simulasi Gontor di Surabay sedangkan penelitian ini dilakukan di tahun 2021 dengan obyek penelitian pengajar pada Bimbingan masuk Gontor Malang
5. Melisa monica rumondor penelitian ini berjudul “Komunikasi Guru Dalam Membangun Kepercayaan Diri Siswa Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negri 8 Manado dalam penelitian ini peneliti mengunakan komunikasi sirkuler baik guru maupun siswa dalam hal ini menjadikan siswa lebih aktif dan ada timbal balik. Dapat menjadlin hubungan guru dan siswa. Siswa menjadi lebih berani dalam meningkatkan komunikasi dalam penelitian ini memiliki perbedaan yakni peneliti mengunakan komunikasi sirkuler sedangkan peneliti tidak mengunakan komunikasi tersebut namun mengunakan komunikasi persuasif
1.2 Kajian Teoritis
1.2.1 Komunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal merupakan interaksi antara seorang individu dengan individu lainya dengan mengunakan pesan secara effektif. Komunikasi Interpersonal lebih effecktif apabila berlangsung secara dialogis maksud dari hal ini adalah dua orang yang saling menyampaikan dan memberikan pesan secara timbal balik. Komunikasi interpersonal selalu menjadi komunikasi yang baik karena dilakukan dengan dua arah saling memberikan feed back dari pada komunikasi yang dilakukan satu arah seperti halnya memberikan khutbah. Menurut Agus M Hardjana dalam Sari Anshina (2017:8) “komunikasi interpersonal adalah
komunikasi yang dilakukan secara tatap muka anatara dua orang atau bahkan lebih dari itu yang mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima dapat menerima pesan tersebut dan mampu memberikan tangapan dalam pesan tersebut”.
Menurut Stephen dalam (Nurani 2000:152) mengatakan dalam jalinan hubungan antara lain:
a. Sifat yang terjalin dapat ditentukan oleh komunikasi yang berlangsung di antara individu.
b. Jalinan hubungan yang terkait dengan komunikasi yang tidak mungkin dapat dipisahkan.
c. Jaringan hubungan biasanya bersifat dinamis dan harmonis.
Ada empat Tujuan dari komunikasi interpersonal menurut Liliweri dalam Mettasatya (20:22) yang mana meliputi to be understood, to be understood others, to be accepted, and get something done.
a. To be Understood
Bagaimana cara agar orang lain dapat memahami apa yang kita maksudkan yang mana perasaan kita harus dikomunikasikan secara verbal dan non verbal dalam komunikasi interpersonal seseorang akan memiliki hubungan yang baik apabila orang tersebut mengerti akan dirinya dengan baik namun komunikasi tersebut akan menjadi buruk apabila tidak ada atau salah satu dianytaranya tidak dapat memahami dengan baik sesesorang tersebut atau memberlakukan dengan buruk.
b. To Understood other
Dalam hubungan Interpersonal bukan kita saja yang menuntut orang lain agar dapat memahami kita namun kita sendiri yang harusnya mampu untuk menjalin hubungan yang baik diantara kita. Dengan memahami orang lain kita akan mendapatkan manfaatnya seperti terhindar dari stempel negatif,egois,sombong dan lainya
c. To be Accepted
Dalam kehidupan manusia yang dikemukakan oleh Maslow manusia tersebut memiliki kebutuhan sosial yang harus dilaksanakan. Kebutuhan sosial yang dimaksud adalah perasaan yang akan diterimanya,dicintai dan disayangi oleh kelompok atau manusia yang ada disekitarnya. Agar terjalin maka harus mengelola hubungan tersebut melalui komunikasi interpersonal
d. To Get Something Done
Yang keempat ini memiliki tujuan yang sangat penting dari komunikasi interpersonal. Yang mana tujuan ini menjelaskan bagaimana seseorang tersebut dan orang lainya memperoleh sesuatu yang yang perlu diselesaikan bersama dan melalui kesepakatan bersama.
Dengan adanya peranan dalam komiunikasi maka komunikasi interpersonal diklarifikasi sebagai berikut
a. Interaksi Intim
Interaksi intim dalam komunikasi seperti teman baik, pasangan hidup, keluarga dan orang-orang yang mempunyai ikatan emosional yang kuat.
Kekuatan dan hubungan menentukan iklim interaksi yang terjadi. Didalam perusahaan, hubungan ini dikembangkan dalam sistem komunikasi informal.
b. Percakapan Sosial
Percakapan sosial adalah interaksi untuk menyenangkan seseorang secara sederhana dengan sedikit berbicara. Tipe komunikasi secara tatap muka sangat penting dalam mengembangkan hubungan informal dalam organisasi.
Contoh percakapan sosial yaitu ketika dua orang atau sekelompok sedang berbincang perihal diluar organisasi.
c. Interogasi atau pemeriksaan
Interogasi atau pemeriksaan adalah Interaksi antara seseorang untuk meminta informasi secara mendalam daripada lainnya dalam keadaan.terkontrol.
Misalnya seorang pengacara yang mememeriksa seorang saksi. Pertengkaran verbal sering ditandai dengan adanya isu benar atau salah. Debat diatur secara beratur dan lebih formal dripada perkelahian.
Komunikasi interpersonal dan hubungan, partisipasi dalam hubungan dengan keluarga, teman, sahabat, guru, dan rekan rekan merupakan dasar dalam sebuah kehidupan. Dalam hal ini menjadikan bahwa hubungan yang produktif adalah tantangan untuk dikembangakan dan juga untuk di pertahankan hal ini dikarenakan hubungan itu adalah hal penting untuk kita. Komunikasi interpersonal adalah unsur dasar dalam kehidupan sosial yang mana bisa menjadikanya alat yang amat berguna untuk memupuk hubungan yang memiliki sifat produktif dan juga positif dalam keseluruhanya.
Biasanya dalam hubungan sering digunakan sebagai cara untuk berbicara tentang sebuah persahabatan atau sebuah hubungan yang memang sudah intim di dalamnya. Dalam hal ini hubungan juga dapt melibatkan keintiman dalam tahapan emosional. Yang mana sebenarnya sebuah hubungan terbentuk ketika terjadi proses
pengiriman pesan secara timbal balik yang saling mempertimbangakan dan saling memnyesuaikan prilaku verbal ataupun nonverbal satu sama lain. Pengolahan pesan inilah yang disebut sebagai komunikasi interpersonal yakni cara cara yang mana semua jenis hubungan itu diawali,berkembang,tumbuh dan kadang kadang juga bisa memburuk ataupun membaik.
Ketika kita memasuki hubungan dengan orang lain yang harusnya kita gunakan adalah mengunakan representasi yang pernah kita peroleh melalui pengalaman. Sejalan dalam perkembangan hubungan bisa saling mempengaruhi yang mana terjadi saat kita akan membuat suatu aturan baru yakni sebuah kerja sama, hubungan dan juga komunikasi. Aturan aturan tersebut mengarahkan, membentuk atau mengatur unit sosial tertentu sejak tahapan awal hingga ke berbagai tahapan pengembangan sampai akhir hubungan. Hal ini seperti memiliki kesamaan dengan cara representasi pribadi dalam menuntun perilaku seseorang.
Indikator komunikasi interpersonal
Ada 5 hal yang harus dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif:
1. Keterbukaan (Openness), kualitas keterbukaan mengacu pada 3 aspek dari komunikasi interpersonal yaitu: pertama komunikator interpersonal yang efektif dalam keterbukaan kepada seseorang yang diajak untuk berinteraksi. Kedua, tentang kesediaan komunikator secara jujur terhadap stimulasi yang terjadi. Ketiga, menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran.
2. Empati (Rmpathy), adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu dari penilaian orang lain.
3. Komunikasi Hubungan yang terbuka dan empatik Tidak mendukung, kami menunjukkan sikap mendukung (1) deskriptif dan tidak evaluatif,(2) sukarela dan tidak strategis, (3) Sementara, saya tidak yakin.
4. Sikap positif Sikap positif mengacu pada setidaknya dua aspek komunikasi Hubungan interpersonal. Pertama, orang-orang terlibat dalam komunikasi interpersonal Saya memiliki sikap positif terhadap diri saya sendiri.
Kedua, perasaan positif Dalam situasi komunikasi yang khas, berikut ini sangat penting: Interaksi yang efektif.
5. Kesetaraan Dalam ketidaksetaraan bisa ada di semua situasi. Kesalahan Mungkin ada orang yang lebih pintar, lebih kaya, lebih tampan, atau lebih banyak Cantik. Tidak ada yang benar-benar sama dalam semua Terlepas dari ketidaknyamanan ini, komunikasi interpersonal Efektif ketika suasananya sama
1.2.1.1 Hubungan sosial dan hubungan berdasarkan tugas
Banyak hubungan yang dikembangakan karena memang meiliki tujuan koordinasi tindakan ,penyelesaian tugas, atau pekerjaan yang tidak bisa ditangani sendiri. Seperti halnya hubungan yang terjadi antara pengajar dan juga pesertanya.
Dalam beberapa situasi penyelesaian tugas hanyalah kepentingan secara sekunder saja.
Hubungan sosial juga dapat menjadi sebuah sarana hiburan dan juga keintimana yang mana hubungan itu juga menjadi cara untuk menghindari isolasi,
tekanan atau kecemasan yang dimiliki. Hal ini bisa menjadikan hubungan sosial dapat memberikan atau menerima kasih sayang atau membandingkan pendapat yang kita miliki dengan orang lain. Seseorang juga mungkin bersedia mengalokasikan lebih banyak waktu,tenaga, dalam membangun sebuah hubungan yang mana bisa menjadikan tujuan mereka untuk turut berpartisipasi dalam sebuah hubungan yang dibuatnya.
1.3 Teori Penetrasi Sosial
Teori penetrasi sosial memiliki upaya untuk mencari tahu secara detail tentang proses dalam peningkatan keterbukaan dan kedekatan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Teori ini disusun oleh Irwin dan Dalmas dalam Morisan (2013:296) di tahap awal penelitian penetrasi sosial perhatian hal ini diungkapakan pada tingkah laku dan juga motivasi individu berdasarkan tradisi sosiopsikologi.
Dalam hal ini pengibaratan kita adalah sebuah roda yang berputar namun di dalamnya terdapat berbagai macam catatan dan sebuah kenangan terkait informasi yang ada pada diri kita seperti pengalaman,ide,gagasan, hal yang pernah kita lakukan.
Maksud dari roda di atas merupakan suatu gambaran yang terjadi di awal perkembangan teori penetrasi sosial dalam hal ini kita akan mengetahui atau mengenal diri orang lain dengan masuk ke dalam diri orang lain tersebut. Yang mana ada dua aspek di dalamnya yakni “keluasaan” dan “kedalaman” makna keluasan adalah kita dapat mengetahui berbagai jenis informasi tentang orang lain.
Dan makna kedalam adalah kita bisa mengetahui secara detail dan lebih dalam mengenai orang tersebut.
Dalam hal ini teori penetrasi sosial tidak sekedar gambaran pada perkembangan linier dari informasi umun kepada informasi pribadi, perkembangan hubungan yang dihubungkan sebagai siklus stabilitas dan siklus perubahan.
Hubungan yang lebih berkembang rata rata memiliki keterbukaan lebih besar dari pada hubungan yang kurang berkembang.
1.3.1.1 Teori Komunikasi S-M-C-R
Berlo (1960) mengambil pendekatan berbeda untuk membangun model, menciptakan model yang disebut Model Konten Komunikasi. Model ini mengidentifikasi empat elemen komunikasi: sumber/sumber, pesan/pesan, saluran, dan penerima. Model ini menjanjikan untuk membantu mengidentifikasi faktor- faktor spesifik yang digunakan dalam percobaan.
Dalam model komunikasi David K. Berlo (1960), komunikasi terdiri dari empat proses utama (SMRC (sumber, pesan, saluran, penerima)) dengan tiga proses sekunder tambahan (umpan balik, efek, lingkungan). Proses utamanya adalah sebagai berikut:
A. Source (sumber)
Sumber dapat menyebut orang yang memberikan pesan, atau orang yang berkomunikasi dengannya, sebagai komunikator. Sumber biasanya mencakup individu, tetapi dalam hal ini sumber juga mencakup banyak individu. Misalnya dalam organisasi, partai, atau lembaga tertentu. Sumber juga dikenal sebagai sumber, pengirim, atau penyandi.
B. Message (pesan)
Pesan adalah isi komunikasi yang berharga dan disampaikan oleh seseorang (komunikator). Pesannya bisa menarik, informatif, edukatif, memikat, dan promosional. Pesan ditransmisikan dalam dua cara: verbal dan non-verbal. Bisa dilakukan secara tatap muka atau melalui media komunikasi.
Pesan dapat berupa pesan, isi, atau informasi.
C. Channel (Media dan Saluran Komunikasi)
Saluran komunikasi terdiri dari tiga bagian: verbal, tertulis, dan elektronik. Media di sini adalah alat untuk mengirim pesan. Misalnya secara personal (komunikasi antarpribadi), media komunikasi yang digunakan dapat berupa panca indera, atau media telepon, telegram, atau telepon genggam.
Media ini bersifat pribadi. Di sisi lain, media (media) dapat menggunakan media cetak (koran, surat kabar, majalah, dll), dan media elektronik dapat menggunakan internet, televisi, dan radio. Tetapi untuk Internet, yang termasuk media fleksibel, bersifat pribadi dan bisa berukuran besar. Karena internet mencakup segalanya. Jika Anda membuka situs web, media ini sangat besar, tetapi Anda Obrolan dengan contoh: Yahoo! Messenger, media ini bersifat interpersonal, dan menulis blog (blogging atau menulis diary) dapat mengubah media ini (untuk diri sendiri) menjadi media pribadi.
D. Receiver (Penerima Pesan)
Penerima adalah orang yang menerima pesan dari komunikator melalui media. Penerima merupakan faktor penting dalam menjalankan proses komunikasi. Hal ini karena penerima adalah sasaran komunikasi. Penerima kadang-kadang disebut sebagai publik, penonton, masyarakat, dan sebagainya.
Proses sekunder, di sisi lain, meliputi:
a. Feedback (Umpan Balik).
Umpan balik adalah tanggapan dari penerima. Penerima di sini tidak ditujukan untuk khalayak sasaran, tetapi dapat juga diperoleh dari media itu sendiri. Misalnya, sebagai penulis kita mengirim artikel ke media massa. Itu mungkin membuat artikel kita bagus, tetapi ada beberapa hal yang perlu diedit.
Maka media kembali menyunting ulang artikel kita.
b. Efek.
Komunikasi dapat menimbulkan efek tertentu. Efek komunikasi merupakan respon diri yang dapat dirasakan ketika mengalami perubahan (negatif atau positif) setelah menerima pesan. Efek ini merupakan efek yang dapat mengubah pengetahuan, emosi, dan perilaku (kognitif, emosional, dan positif).
c. Lingkungan
merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi terjadinya komunikasi.
Kondisi lingkungan disebabkan oleh empat faktor:
a) Lingkungan fisik (lokasi geografis dan jarak)
b) Lingkungan sosial budaya (adat, bahasa, budaya, status sosial)
c) Lingkungan Psikologis (Pertimbangan psikologis seseorang saat menerima pesan)
d) Dimensi waktu (musim, pagi, siang, dan malam)
Menurut model Berlo, sumber dan penerima dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya.
Pesan didasarkan pada elemen, struktur, konten, pemrosesan, dan kode. Saluran
diasosiasikan dengan panca indera: melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan mengecap. Model ini lebih terorganisir daripada menjelaskan proses karena tidak menjelaskan umpan balik.
Salah satu keunggulan model Berlo adalah tidak terbatas pada komunikasi publik dan massa, tetapi juga pada komunikasi interpersonal dan berbagai bentuk komunikasi tertulis. Model Berlo juga heuristik karena merinci elemen-elemen penting dari komunikasi. Model ini adalah panduan untuk menyelidiki dampak keterampilan komunikasi penerima dalam menerima pesan yang dikirim oleh penerima. Atau, sebagai pembicara, Anda mungkin mulai memperhatikan bahwa latar belakang sosial Anda memengaruhi sikap penerima pesan Anda.
Model Berlo juga menghadirkan komunikasi sebagai fenomena statis daripada fenomena dinamis dan terus berubah. Selain itu, umpan balik yang diterima pembicara dari audiens tidak termasuk dalam model grafis, dan komunikasi nonverbal tidak dianggap penting dalam mempengaruhi orang lain.
Definisi penerima Berlo berbeda dengan model Shannon dan Weaver. Dalam model Berlo, penerima berarti penerima pesan, yaitu orang atau orang (komunikasi tatap muka) atau audiens. Dari pembaca, penonton atau penonton (di media). Dalam komunikasi Shannon-Weaver, penerima berarti sama dengan penghias model shram, yaitu mekanisme pendengaran dari komunikasi langsung, atau transmisi perangkat penerima pesan seperti telepon, radio, dan televisi. Komunikasi pesan tidak langsung ke target (tujuan) selama komunikasi
1.3.2 Komunikasi Persuasive
Komunikasi persuasive merupakan suatu proses dinamis yang mana melibatkan banyak unsur dalam keterkaitanya proses yang berlangsung secara
bersamaan dalam menemukan ruang baru. pengunaan persuasi paling dasar salah satunya ada pada keinginan manusia karena hakikatnya manusia saling berinteraksi oleh karenanya mengharuskan manusia terlibat dalam praktik persuasi level dari komunikasi persuasif ialah aspek afektif yang menyasar pada persuadee. Dalam hal ini diharapkan mengubah penerima yang awalnya tidak tertarik menjadi tertarik.
Komunikasi persuasif yang digunakan oleh pengajar di dalam area pendidikan merupakan hal yang harus di terapkan hal ini bertujuan untuk meningkatkan semangat dalam menjalankan proses pendidikan baik di dalam maupun di luar kelas yang mana mendorong untuk mencapai hal yang diinginkan.
Dengan menerapkan komunikasi persuasif memberikan dampak kesiapan peserta semakin baik.
Teori yang dikemukakan oleh Norman Anderson dalam (Hendri 2019:152) mengemukakakn bahwa model ini memprediksi akan individu berdasarkan keyakinan obyek sikap. Hal ini didasari akan sikap dan individu terbentuk melalui proses pengorganisasian informasi Yang berdasarkan hasil modifikasi pesan saat individu menerima informasi baru yang kemudian diinterprestasikan dan diintegrasikan dengan sikap dan keyakinan. Dalam teori ini memungkinkan akan terjadinya tiga kondisi
a) mengubah tingkat kepercayaan seseorang terhadap obyek.
b) mengubah kualitas kepercayaan yang ada pada sebelumnya.
c) memberikan tambahan keyakinan baru yang sudah ada dalam pola sikap seseorang.
Menurut Rakhmat dalam (Hendri 2019:207-208) mengatakan agar pesan tersebut berhasil disampaikan dan mengubah sikap komunikan, ada beberapa hal yang harusnya diterapkan seperti imbauan rasional,takut,motivasional, ganjaran.
a) Imbauan rasional dalam hal ini berati meyakinkan seseorang dengan mengunakan pendekatan dan penyertaan bukti.
b) Imbauan takut yang mengunakan pesan yang meresahkan,mengancam.
c) Imbauan motivasi hal ini mengunakan sentuhan kondisi internal dari orang tersebut dengan mengunakan pendekatan secara psikologis yang menjadikan seseorang tersebut bergerak bukan atas dororangan namun karena pengaruh kepribadian yang dikuatkan tersebut.
1.3.2.1 Faktor dalam komunikasi persuasif
Dalam komunikasi persuasif memiliki tujuan untuk mengubah sikap atau menguatkan perilaku. Oleh karenanya pendapat dan himbauan dalam motivasi akan membentuk sifat dalam memperkuat tujuan dari persuasif. Menurut Haryanto dalam buku (Gita 2014:45) beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keefektifan komunikasi persuasif yakni:
a) Kejelasan penyampaian pesan: unruk menjadikan pesan tersebut dapat disampaikan dengan jelas maka perlu sekali untuk memperhatikan keselarasan dalam komunikasi dan juga meminimalisir atau mengurangi hambatan hambatan yang terjadi dalam komunikasim, dengan begitu akan menerima kejelasan dalam penyampaian pesan.
b) Pemahaman sudut pandang dan keinginan komunikan. Dalam hal ini komunikator dapat meminta komunikan untuk melakukan sesuatu seperti apa yang akan diminta oleh komunikator apabila tindakan tersebut sesuai
dengan apa yang komunikan inginkan. Dalam hal ini untuk mengetahui sudut pandang komunikan dan keinginan auditan maka harus melakukan komunikasi empatik terlebih dahulu sebelum meningktakan kepada komunikasi persuasif.
Dari uraian yang di paparkan diatas kita dapat mengetahui mengenai komunikasi persuasi yang mana syarat dalam melakukan komunikasi persuasif adalah kemampuan dalam berkomunikasi yang effecktif dan memiliki empatik.
1.3.2.2 Pesan Dalam Komunikasi Persuasif
Selain berfokus pada pendekatan persuasif, pembujuk perlu memperhatikan: Elemen yang terkandung dalam pesan. Ada tiga kriteria elemen pesan yang harus diperhatikan:
1). Isi pesan
Isi pesan harus berkorelasi dengan informasi yang dibutuhkan oleh target persuasif dan memiliki bukti dalam perdebatan, yang bisa berupa politik, medis, ekonomi, dan hukum yang lain. Pesan tersebut berisi 4 bukti dalam pesan yakni contoh, fakta, testimoni, dan empat bukti. statistik.
2) Struktur pesan
Struktur pesan yang dapat dipesertai dalam ilmu pengetahuan Indonesia sebagai pesan: Deduktif atau induktif. Ini berarti bahwa struktur pesan perlu dilibatkan Di mana Anda memfokuskan informasi yang ingin Anda sampaikan? (Antiklimaks), tengah (piramida) atau terakhir (Klimaks).
juga, Memudahkan para komunikan untuk mencerna pesan sehingga akan terjadi perubahan di kemudian hari seperti persuade inginkan.
3) Format pesan
Perlakukan hal-hal emosional secara wajar, yaitu memberikan penekanan pada Pesan emosional. Menyajikan pesan untuk usaha Jelaskan keindahan, kesedihan, kasih sayang, cinta, dan banyak lagi.
1.3.2.3 Prinsip komunikasi persuasif
Komunikasi persuasif memiliki tujuan tersendiri yang mana terlihat dalam pembicaraan itu sendiri. Untuk melakukan komunikasi persuasif tidak bisa bebas seperti melakukan komunikasi biasa dalam hal ini tentu harus memiliki pemahaman dalam proses komunikasinya dengan mengunakan asas yang sesuai dengan landasanya. Ada empat prinsip yang dapat digunakan yang mana pada prinsip tersebut memiliki keberhasilan dalam mengubah sikap, mengajak sasaran, dan membuat kepercayaan sesuai dengan kehendak. Prinsip ini terdiri dari:
a) Pemaparan Selektif
Dalam hal ini menyatakan bahwa khalayak akan mengikuti hukum pemaparan selektif, ada dua bagian yang pertama pendengar akan aktif mencari cari informasi dengan dukungan nilai,kepercayaan,opini dan keputusan mereka.yang kedua pendengar akan secara aktif menghindar dari perbedaan informasi dengan sikap, nilai,kepercayaan, opini dan perilaku mereka sekarang.
b) Partisispasi khalayak
Maksud dari khalayak adalah orang yang akan menerima persuasif tersebut. Dalam hal ini komunikasi persuasif akan lebih effecktif apabila
khalyak ikut andil dalam proses komunikasi yang mana mereka akan saling terlibat dan memberikan feed back yang baik. Komunikasi akan dikatan berhasil apabila pesan yang disampaikan kepada persuade memiliki respon positif dan menjadikanya akan aktif dalam interaksi tersebut.
c) Besaran perubahan
Semakin besar dan semakin penting yang diinginkan persuade maka tantangan yang akan di hadapi akan semakin besar untuk mencapai tujuanya yaitu perilaku sasaran, opini dan mengubah sikap yang persuasif.
d) Prinsip Inokulasi
Prinsip ini membicarakan mengenai sasaran persuasif yang telah mengetahui persuade yang mana sudah menyiapkan argumen untuk menentang persuade. Dalam hal ini sasaran memiliki karakter yang berbeda beda dengan begitu persuade memiliki tantangan yang besar dan perlu menyiapkan argumen yang matang sehingga mampu membalas jawaban dengan tepat sasaran.
Hambatan untuk komunikasi yang menarik
Beberapa kendala yang sering terjadi dalam proses komunikasi yang memaksa saat menyampaikan pesan adalah:
a. Noise, hambatan ini berasal dari suara kebisingan yang disengaja atau tidak disengaja
b. Semanti, susunan kata atau istilah yang dapat menyesatkan hingga menimbulkan salah faham.
c. Minat, perhatian komunikasi hanya ada pada rangsangan yang timbul sehubungan dengan minatnya.
d. Motivasi, jika tidak sesuai dengan ide dalam pemikiran komunikan , maka motifnya gagal. Yang membuatnya gagal adalah isi dari motivasi yang kontradiktif itu sendiri, yang akan menciptakan hambatan untuk itu.
e. Prejudice , prasangka, menggunakan emosi dalam menarik kesimpulan tanpa menggunakan pemikiran rasional.
1.3.2.4 Tujuan Komunikasi Persiuasif
Segala alasan pasti ada maksud dan tujuan tertentu kali ini pembahsan mengenai tujuan dari komunikasi persuasif, tujuan inilah yang digunakan sebgai target dalam berbagai kegiatan. Hal ini yang mendasari dari perencanaan dalam mencapai tujuan tersebut. Komunikasi persuasif sendiri sebenarnya merupakan teknik dalam berkomunikasi adapun tujuan yang diinginkan dalam komunikasi persuasif yakni meliputi:
a) Perubahan sikap, dengan mengunakan komunikasi persuasif di harapkan mampu mempengaruhi komunikan sehinngga dapat mengubah pola dalam berfikir dan mengubah sikapnya dalam suatu pesan yang diterima oleh mereka
b) Perubahan dalam pendapat, setiap orang pasti memiliki pendapat yang berbeda beda hal itu juga yang pasti dialami oleh komunikan yang
memiliki pendapat yang berbeda dengan komunikator. Dengan begitu dilancarkanya komunikasi persuasif sebagai sarana agar komunikan tersebut menjadi sependapat dengan komunikator.
c) Perubahan perilaku, perubahan sikap ini merupakan kategori perubahan sikap. Namun sikap adalah dampak yang muncul dari perilaku tersebut.
Ketika seseorang tersebut memiliki perubahan sikap maka yang terjadi perilaku mereka juga turut berubah yang akan mengikuti pola pikir dari pesan yang mereka terima dan mereka olah.
d) Perubahan sosial, hal inilah yang merupakan dampak dari adanya bahasa persuasif yang mana dengan begitu akan membawa kepada lingkungan yang ada di sekitarnya. Seperti hal ini seorang kepala sekolah menyampaikan kepada guru dan muridnya bahwasanya akan ada perlombaan jadi diminta semua untuk berupaya bisa mendapatkan yang terbaik. Dengan adanya bahasa persuasif yang memiliki sifat ajakan ini diharapkan mampu berfikir bahwa mereka di ajak untuk menyukseskan sekolah mereka untuk ungul didalam perlombaan tersebut.dan mengikuti ajakan kepala sekolah sebagai komunikator.
1.3.2.5 Manfaat Komunikasi Persuasif
Memang persuasi tersebar di banyak aspek kehidupan dengan berdasarkan Anda sadar atau tidaknya. Manfaat Komunikasi Persuasif di Kegiatan Komunikasi Persuasif itu sendiri adalah untuk menciptakan/menumbuhkan sikap baru yang disepakati oleh komunikan dan komunikator. Seorang komunikator yang tujuannya adalah untuk saling menguntungkan, Menumbuhkan cara berpikir baru dan berkontribusi pada orang lain. Pesan Persuasi yang umum di dunia akademis adalah
ketika seorang guru mendikte seorang siswa. Persuasif itu sendiri bisa dilihat misalnya dalam pergaulan sehari-hari.Hubungan antara kekasih bahkan orang tua dan anak-anak.
1.3.3 Basis Teori
1.3.3.1 Teori Perubahan sikap
Hasil penelitian Hovland ini dikenal dengan nama Teori perubahan sikap Teori ini mengungkapkan Bagaimana sikap orang yang terbentuk dan mengalami Perubahan melalui proses komunikasi bagaimana cara mengatasi sikap tersebut Mempengaruhi sikap dan perilaku. Teori tersebut menyatakan bahwa Orang akan mengalami Ketidaknyamanannya (mental Ketidaknyamanan) Saat dihadapi Informasi baru atau informasi itu Bertentangan dengan apa yang diyakininya.
seseorang akan berupaya untuk secara sadar atau tidak sadar dan membatasi lalu Mengurangi ketidak nyamanan dari waktu ke waktu melalui Tiga proses selektif dengan Hal-hal yang terkait. Ada beberapa proses selektif yang akan digunakan untuk membantu menerima informasi yang akan dikonsumsinya tersebut. Yakni :
a) Penerimaan informasi selektif
Dalam hal seseorang akan menerima informasi yang sesuai dengan sikap dan kepercayaan yang ia miliki pada sebelumnya.
b) Ingatan selektif
Seseorang tersebut tidak akan mudah lupa dan sangat mengingat pesan pesan yang sesuai dengan sikap dan kepercayaan yang sudah dimiliki pada sebelumnya.
c) Persepsi selektif
orang akan memberikan interpretasinya terhadap setiap pesan yang diterimanya dengan sikap dan kepercayaan yang sudah dimiliki pada sebelumnya.
Proses seleksi ini membantu untuk mendapat informasi mana yang dipilih seseorang untuk dapat dikonsumsi, diingat dipahami menurut sifat dan isinya dianggap penting (Morison, 2008:64-65). Menurut Carl I Hovland definisi Komunikasi yakni suatu proses dalam peristiwa seseorang dalam memberikan stimulus atau juga rangsangan yang memiliki tujuan untuk mengubah perilaku seseorang.
1.4 Kerangka Konseptual
Bimagon Malang
Komunikasi Pengajar
Kesiapan Pelajar
23