© Copyright 2018
PERAN DINAS PARIWISATA EKONOMI KREATIF KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DALAM MENINGKATKAN WISATA BUDAYA DI DESA PAMPANG
KOTA SAMARINDA
Erni 1, Muhammad Jamal2, Rita Kala Linggi3
Abstrak
Erni, Program studi Ilmu Pemerintahan, Jurusan Ilmu Administrasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Samarinda.
Peran Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dalam Meningkatkan Wisata Budaya Di Desa Pampang Kota Samarinda. Dibawah bimbingan Bapak Drs.H. Muhammad Jamal Amin, M.Si selaku Pembimbing 1 dan Ibu Dr. Rita Kala Linggi, M.Si selaku pembimbing II.
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Peran Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dalam Meningkatkan Wisata Budaya di Desa Pampang Kota Samarinda serta yang difokuskan pada Pengembangan Objek dan daya tarik wisata, peningkatan sarana dan prasarana pendukung wisata dan monitoring jumlah kunjungan wisata setiap bulan serta untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam Meningkatkan Objek wisata Budaya di Desa Pampang. Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) Kota Samarinda. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun yang menjadi narasumber yaitu Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) Kota Samarinda dan pegawai yang berhubungan dengan Pariwisata serta Pengelola dan pengunjung Wisata Budaya di Desa Pampang Kota Samarinda untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas sesuai kebutuhan penulis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Peran Dinas Kebudayaan Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kominfo dalam meningkatkan pengembangan wisata budaya di desa pampang Kota Samarinda masih sangat kurang hal ini terlihat dari segi pengembangan daya tariknya belum maksimal mulai dari promosi sampai kepada pembentukan pokdarwis juga kurang efektif dalam memajukan Objek wisata budaya di desa pampang selain itu juga dalam hal sarana dan prasarana objek wisata masih ada beberapa yang harus diperbaiki
1 Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email : [email protected]
2 Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman.
3
seperti wc yang kotor dan berbau dan tribun penonton yang kurang memadai serta ada sebagian jalan yg rusak.
Kata Kunci : Peran, wisata, budaya, desa, Pampang.
Pendahuluan
Dalam Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan disebut sebagaimana bahwa peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam mengelola, menjaga dan meningkatkan potensi wisata yang dimiliki, kemudian pengembangan dan pembangunan kepariwisataan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan dan bertanggung jawab. Maka didalam pengembangan pariwisata dibutuhkan perencanaan terlebih dahulu. Pembangunan pada prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu Bangsa, Negara dan Pemerintah untuk menuju modernisasi dalam rangka mensejahterakan rakyat baik secara lahir maupun batin. Namun hal ini, perlu adanya dukungan dalam bentuk perencanaan terpadu dengan pengelolaan yang profesional, untuk menempatkan pariwisata sebagai bagian yang terintegrasi dalam keseluruhan pembangunan nasional terutama dalam bangunan disektor ekonomi akan tetapi tetap diusahakan dapat menunjang sektor-sektor lainnya secara berkesinambungan. Pentingnya perencanaan dalam pengembangan pariwisata sebagai suatu industri tidak lain adalah agar berkembangnya industri pariwisata sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dan berhasil mencapai sasaran yang dinginkan secara efektif dan efisien.
Pembangunan sektor pariwisata di daerah tentu saja dilakukan dengan berbagai program guna menunjang sektor yang potensial di daerah tersebut. Hal ini tentu saja kemudian dilakukan oleh pemerintah kota Samarinda melalui program-program pembangunan pariwisata, yaitu :
1. Peningkatan pembangunan, pengembangan, prasarana pariwisata.
2. Peningkatan Sumber Daya Manusia industri pariwisata.
3. Peningkatan pengembangan obyek dan event pariwisata.
4. Peningkatan produk dan promosi pariwisata.
Menunjang hal tersebut perlu pula didukung oleh sarana dan prasarana pendukung lain agar dapat terus berkembangnya Daerah Tujuan Wisata (DTW) tersebut, seperti adanya sektor perhotelan dan penginapan, restoran dan rumah makan, pusat-pusat perbelanjaan, transportasi, komunikasi dan informasi serta seni dan budaya yang ada di daerah itu yang kiranya akan mampu menambah daya tarik wisatawan untuk berwisata.
Pemerintah provinsi Kalimantan Timur telah memprakasai pengembangan objek wisata desa budaya tahun 1991. Dimana pada tahun tersebut daerah Pampang yang menjadi bagian dari kota madya Samarinda dicanangkan sebagai objek wisata budaya oleh HM. Ardans, Kepala Daerah Tingkat I Kaltim saat itu.
Pampang dilihat sangat potensial karena dihuni oleh masyarakat suku Dayak Kenyah, masih terlihat simbol-simbol budaya asli dan sangat mudah dijangkau dari kota Samarinda sebagai pusat pemerintahan. Kontinuitas aktivitas wisata ini mau tidak mau membuat Pampang menjadi ikon budaya masyarakat Dayak yang ada di Kalimantan Timur.
Peran Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Komunikasi Dan Informatika Dalam Meningkatkan Wisata Budaya Di Desa Pampang, adanya dukungan dan kerjasama antara Pemerintah dalam meningkatkan serta melestarikan sebuah wisata budaya, agar identitas kebudayaan tidak menjadi sebuah cerita sejarah di masa yang akan datang. Peningkatan pembangunan wisata budaya merupakan usaha pertumbuhan yang dilakukan untuk modernisasi dalam rangka mensejahterakan rakyat.
Dengan Perubahan kelembagaan Dinas Budaya Pariwisata dan Komunikasi Informasi menjadi Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda. Perubahan dibidang kebudayaan masuk SKPD yang dipimpinnya. kemudian dialihkan menjadi tanggung jawab Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda. Sehingga bidang baru berupa ekonomi kreatif menggantikan bidang kebudayaan adalah sebagai tambahan tugas baru yang masih ada hubungannya dengan budaya. yaitu bagaimana budaya dikembangkan sehingga menjadi ekonomi kreatif. Bidang Pariwisata dan Kominfo sudah berjalan seperti biasa. kedua bidang tersebut telah menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kepada Kota Samarinda. Dengan adanya perubahan tersebut maka ada beberapa catatan yang perlu disiapkan guna mendukung terlaksananya bidang baru tersebut. Perubahan itu tentunya juga diikuti dengan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) dan dukungan anggaran.
Masalah kepariwisataan ini erat hubungannya dengan sarana dan prasarana dengan segala aspek. Namun telah disadari bahwa peningkatan kepariwisataan di Kota samarinda. saat ini perkembangannya masih lambat dan didalam usaha untuk melaksanakan peningkatan kepariwisataan tersebut mengalami masalah seperti belum efektif dan usaha pemerintah dalam mengembangkan kepariwisataan di Kota samarinda.
Kerangka Dasar Teori Pengertian Peran
Menurut Rivai (dalam Sitorus, 2006:133) Peran dapat diartikan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu.
Menurut Kozier (dalam Sitorus, 2006:134) peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari prilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu.
Dapat disimpulkan peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang agar dapat mempengaruhi suatu keadaan tertentu berdasarkan status
dan fungsi yang dimilikinya dan seseorang dikatakan menjalankan peran apabila telah menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan bagian yang tidak terpisah dari status yang disandangnya.
Kebudayaan
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, bahasa merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika sesorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu senantiasa dipelajari.
Samovar dan Richard E.Porter (2003) Mengemukakan kebudayaan dapat berarti simpanan akumulatif dari pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hierarki, agama, pilihan waktu, konsep luas dan objek material atau kepemilikan yang dimiliki dan dipertahankan oleh sekelompok orang atau generasi.
Sedangkan R.Linton (dalam prasetya 20011:29) mengemukakan kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku, yang unsur-unsur pembentukannya di dukung dan di teruskan oleh anggota dari masyarakat tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas maka penulis memberikan batasan budaya yakni sebuah hasil buah budi (gagasan) manusia yang berupa cipta, rasa dan karsa baik yang konkret maupun abstrak yang bertujuan untuk mencapai kesempurnaan hidup. Yang dalam pengaplikasiannya dilakukan dengan pola-pola perilaku, bahasa, organisasi sosial, religi, yang telah menjadi kebiasaan yang turun temurun.
Pariwisata
Menurut Happy Marpaung (2002:13) dalam bukunya pengetahuan kepariwisataan, memberikan definisi tentang pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan menusia dengan tujuan keluar dari perjalanan- perjalanan rutin atau keluar dari tempat kedimannya.
Menurut Pendit (2003:32) pariwisata adalah salah satu industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan pekerjaan, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor- sektor produktif lainnya. Selanjutnya sebagai sektor yang kompleks, ia juga merealisi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi yang secara ekonomis juga dipandang sebagai industri.
Menanggapi dari beberapa pendapat para ahli mengenai pariwisata yang dikemukan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pariwisata adalah perjalanan keluar daerah asal dalam waktu yang tidak terlalu lama dan hanya bersifat sementara dan bukan dimaksudkan untuk mencari
nafkah, tetapi untuk menikmati obyek dan rekreasi wisata di tempat yang dikunjunginya.
Ekonomi Kreatif
Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengentahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang utama.
1. Konsep ini biasanya akan didukung dengan keberadaan industry kreatif yang menjadi pengejawantahannya.
2. Seiring berjalannya waktu, perkembangan ekonomi sampai pada taraf ekonomi kreatif setelah beberapa waktu sebelumnya, dunia dihadapi dengan konsep ekonomi informasi yang mana informasi menjadi hal yang utama dalam pengembangan ekonomi.
Diperlukan kolaborasi antara berbagai actor yang berperan dalam industry kreatif yaitu kaum intelektuan, dunia usaha dan pemerintah yang merupakan prasyarat yang mendasar pada ide dan gagasan, pengembangan tidak terbatas dalam berbagai bidang usaha.
Objek dan Daya Tarik Wisata
Suwantoro (2004:6) juga menjelaskan bahwa objek wisata adalah sumber daya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta ditunjuk untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudi dayaannya.
Menurut Marpaung (2002:78) objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentuk dan/atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah/tempat tertentu.
Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan semata-mata hanya merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut sebagai daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu.
Berdasarkan dari pengertian diatas maka penulis memberikan batasan wisata adalah sebagai sesuatu yang dapat dilihat, dirasakan serta dinikmati oleh manusia sehingga hal ini dapat menimbulkan perasaan senang dan kepuasaan jasmani dan rohani.
Definisi Konsepsional
Adapun yang menjadi Definisi Konsepsional dari penelitian ini adalah Peran Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Komunikasi Informatika Dalam Meningkatkan Wisata Budaya di Desa Pampang Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda adalah Sesuatu yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Kominfo dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai sebuah hak dan kewajiban untuk dapat mengembangkan Peran dari perangkat Daerah yang menduduki suatu jabatan atau struktur sosial yang menjalankan tugas dan fungsi berkaitan dengan melaksanakan Pembinaan,
Pengembangan, Koordinasi, Monitoring, Evaluasi Budaya, Daya Tarik Wisata yang berpontensi di Kota Samarinda khususnya Desa Pampang.
Metode Penelitian Fokus Penelitian
Fokus penelitian akan mempermudah peneliti Dalam mengambil data serta mengolahnya menjadi sebuah kesimpulan. Dengan berpedoman pada fokus penelitian maka peneliti membatasi bidang-bidang temuan dengan arahan fokus penelitian. fokus penelitian ini sangat penting untuk dijadian sarana untuk memadu dan mengarahkan jalannya penelitian.
Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah :
1. Peran Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Komunikasi dan Informatika dalam meningkatkan Wisata Budaya di Desa Pampang :
1. Pengembangan obyek dan daya tarik wisata,
2. Peningkatan sarana dan prasarana pendukung wisata, dan 3. Monitoring jumlah wisatawan/pengunjung
2. Faktor yang Mendukung dan Menghambat upaya Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda dalam Pemeliharaan Objek Wisata Desa Budaya Pampang.
Sumber Data
Arikunto (2002:107) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunkan informan sebagai sumber memperoleh data untuk penulisan skripsi.
Adapun yang dimaksud dengan informan menurut Lexy. J. Moleong (2004) adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Ia berkewajiban secara sukarela menjadi anggota tim dalam penelitian walaupun bersifat informal. Pemanfaatan informasi bagi peneliti ialah agar dalam waktu yang relatif singkat, banyak informasi yang dapat dijangkau karena informan dimanfaatkan untuk berbicara, beertukar pikiran, atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya.
Dalam penelitian ini penentuan responden menggunakan teknik Purposive Sampling. Purposive Sampling yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dapat memberikan data-data secara maksimal.
Sebagai langkah pertama, penulis memilih key informan, kemudian untuk melengkapi data yang diperlukan, maka digunakan juga teknik snowball sampling yaitu dari pihak-pihak lain (responden) yang di rekomendasikan oleh key informan, atau siapa yang dianggap mengetahui permasalahan.
Hasil Penelitian
Pada bahasan ini peneliti akan memaparkan hasil-h asil dari penelitian dilapangan yang telah dilakukan serta dianalisis dari hasil-hasil penelitian yang dimaksud. Fokus dalam pembahasan ini adalah bagaimana Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda yang berhubungan dengan meningkatan Objek Wisata budaya adat dayak kenyah di Kawasan desa Pampang. Dalam mengukur variable peran Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda dalam meningkatkan objek wisata budaya adat dayak kenyah di desa Pampang, penulis menjabarkan ke dalam beberapa indikator yang di uraikan menjadi beberapa pertanyaan-pertanyaan.
Dalam Meningkatkan budaya di desa Pampang Kota Samarinda hal ini merupakan suatu upaya dalam memperbaiki pembangunan fisik daerah tujuan wisata serta memanfaatkan keanekaragaman sumber daya alam yang ada di desa budaya Pampang sebagai daya tarik untuk dikunjungi masyarakat.
Adapun peran Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Komunikasi dan Informatika yang dilakukan dalam meningkatkan objek wisata budaya di desa Pampang Kota Samarinda adalah berupa :
Pengembangan Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata
Pariwisata adalah kebutuhan tersier manusia di seluruh dunia, sehingga dengan meningkatnya kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa dalam bidang ekonomi maka muncul sifat manusia untuk melakukan perjalanan, sementara meninggalkan rutinitas ditempat tinggal mereka untuk mencari keseimbangan keserasian dan kebahagiaan hidupnya. Di Indonesia juga kebutuhan masyarakat akan pariwisata sangatlah tinggi, termasuk masyarakat daerah Kota Samarinda namun banyak masyarakat lebih memilih keluar kota bahkan luar negeri untu berwisata karena pariwisata yang ada di Samarinda masih kurang berkembang.
Berikut ini adalah salah satu objek wisata yang ada di Samarinda yang perlu lebih di kembangkan lagi Objek Wisata Budaya Pampang.
Sehingga dengan adanya hal tersebut upaya dalam melakukan pengembangan objek dan daya tarik wisata terus dilakukan karena Daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik di suatu daerah atau tempat tertentu kepariwisataan sulit untuk dikembangkan. Inilah yang terus dilakukan Dinas Kepariwisataan Ekonomi Kreatif Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda.
Peningkatan Sarana dan Prasarana Objek
Objek wisata maka hal yang akan diperhatikan adalah sarana dan prasarana yang ada diobjek wisata tersebut. karena sarana dan prasarana itu sendiri memiliki peran penting dalam mengembangkan suatu objek agar objek wisata tersebut bisa menarik untuk dikunjungi. Dan ketika melihat objek wisata budaya di desa pampang sarana dan prasarana yang ada disana masih sangat
terbatas sehingga masih perlu ditingkatkan lagi, hal tersebut juga yang sedang diupayakan oleh Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kominfo kota Samarinda.
Dalam mengembangkan objek wisata, sarana dan prasarana merupakan aspek terpenting dalam pariwisata karena sarana dan prasarana merupakan alat penunjang kegiatan wisatawan. Dalam hal ini peran pemerintah khusunya Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kominfo kota Samarinda untuk memfasilitasi agar wisatawan dapat merasakan kepuasan ketika berkunjung ke objek wisata budaya di desa pampang.
Monitoring Jumlah Kunjungan Wisatwan
Menurut Suharto (2005:118) monitoring merupakan mekanisme yang digunakan untuk mengoleksi penyimpangan-penyimpangan (deviations) yang diharapkan dan apa yang dilakukan. Monitoring adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan program-program di dalam hal jadwal penggunaan input/masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang telah direncanakan.
Secara umum monitoring bertujuan mendapatkan umpan balik bagi kebutuhan program proses yang sedang berjalan. Dengan adanya monitoring yang dilakukan maka dengan mudah kita bisa melakukan pengawasan.
Dari data kunjungan wisata tersebut terdapat angka-angka yang mengalami vluktuasi, yang meningkat apabila musim liburan tiba dan menurun setelah liburan usai. tingkat kunjungan wisata ke objek wisata Budaya di Desa Pampang dengan begitu seharusnya feedback yang diberikan Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Kota Samarinda misalnya : ketika tingkat kunjungan wisatawan ke objek wisata Budaya di Desa Pampang rendah maka seharusnya ada analisis mengapa itu bisa terjadi dan memberikan solusi nyata untuk menyelesaikan masalah tersebut. Bukan hanya melakukan monitoring saja yang rutin tetapi tidak ada feedback yang diberikan untuk mengembangkan objek wisata Budaya di Desa Pampang.
Faktor Pendukung dan Penghambat yang dihadapi oleh Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Komunikasi dan Informatika dalam Meningkatkan Objek Wisata di Desa Budaya Pampang Kota Samarinda
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh suatu instansi, individu maupun kelompok tentunya hal ini tidak lepas dari faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi dalam menyukseskan kegiatan tersebut dan untuk menjadikan suatu obyek wisata yang baik dan berkembang, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Peran pemerintah
Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam pengembangan sebuah objek wisata apabila objek wisata bagus tetapi apabila pemerintah tidak menyediakan infrastruktur seperti jalan, listrik, air dsb. maka objek wisata tidak akan bisa berkembang.
2. Kualitas dari obyek wisatanya sendiri
Pada sebuah obyek wisata, kualitas yang dimiliki oleh suatu obyek merupakan hal yang sangat penting karena kualitas yang dimiliki dari suatu obyek wisata ini lah yang akan menjadi daya tarik pengunjung untuk berwisata di tempat wisata yang ingin dikunjungi.
3. Partisipasi masyarakat dalam area obyek wisata
Peran serta masyarakat dalam meningkatkan kualitas suatu obyek wisata juga sangat dibutuhkan karena masyarakat yang ada didalam area obyek wisatalah yang akan menikmati perjalanan wisatanya, apabila masyarakat tidak bisa menjaga kebersihan lingkungan dalam area wisata tersebut maka hal ini akan menghambat berkembangnya suatu obyek wista.
Dalam hal ini pula terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat bagi Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Komunikasi dan Informatika Dalam Meningkatkan Wisata Budaya di Desa Pampang Kota Samarinda yaitu:
Faktor Pendukung
Dalam meningkatkan kualitas objek wisata budaya di desa Pampang Kota Samarinda, tentunya terdapat beberapa faktor yang menjadi pendukung dalam mengembangkan wisata budaya pampang yakni peran pemerintah dalam memperhatikan obyek wisatanya. Dan dalam hal ini Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda sudah melakukan tugas dan tanggung jawabnya salah satunya dengan cara memberikan bantuan-bantuan berupa bantuan fisik dan bantuan dana, yang diharapkan dana ini dapat dipergunakan dengan baik untuk mengelola obyek wisata budaya Pampang terutama dalam meningkatkan objek wisata budayanya seperti pengembangan objek wisata dan daya tarik wisata, peningkatan sarana dan prasarana objek, monitoring jumlah kunjungan wisatawan, karena hal ini merupakan penunjang sektor pariwisata untuk meningkatkan minat daya tarik bagi para wisatawan untuk berkunjung di objek wisata budaya pampang ini. Faktor pendukung lainnya adalah potensi sumber daya alamnya yang terdapat di desa pampang yang kaya akan keindahan seni budaya, adat dan tradisi serta keunikannya.
Faktor Penghambat
Faktor penghambat yang dihadapi oleh Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda dalam meningkatkan wisata budaya di desa Pampang Kota Samarinda adalah :
1. Perbedaan karakter dan pola pikir masyarakat yang masih berpola lama (terbelakang).
Dalam meningkatkan wisata budaya di desa Pampang adalah adanya perbedaan pola pikir masyarakat pampang dengan Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kominfo. Masing-masing mempunyai pendapat yang berbeda, maksud dari Dinas adalah kita tidak perlu membayar mahal untuk berfoto, cukup dengan membayar biaya masuk wisata pampang saja. Mahalnya biaya
yang dimaksudkan di atas akan membuat pola pikir masyarakat bahwa mahalnya biaya yang dikeluarkan. Hal inilah yang menjadi perbedaan pola pikir.
2. Kurangnya Anggaran Daerah yang diberikan pada Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kominfo Kota Samarinda.
Dengan kurangnya anggaran yang diberikan akan berpengaruh pada pengembangan yang akan dilakukan. Terbatasnya ruang gerak Dinas dalam pemberian pembinaan dan pengembangan karena kurangnya anggaran. Dinas akan berusaha setiap tahunnya memenuhi kebutuhan masyarakat di Desa Pampang mengenai sektor wisata budaya.
3. Kurangnya penguasaan teknologi modern yang dapat membantu mekanisme pengelolaan yang professional seperti kemampuan komputer, internet dan Bahasa Asing.
Penguasaan teknologi masyarakat di Desa Pampang masih sangat rendah, ha ini juga menjadi factor penghambat. seharusnya dengan adanya komunikasi teknologi yang modern bisa lebih meningkat promosi dan perkenalan wisata yang ada di Desa Pampang. kendala selanjutnya adalah rendahnya pengetahuan mengenai bahasa asing, menjadikan adanya batasan komunikasi antara wisatawan dengan masyarakat di Desa Pampang.
4. Kurangnya kesadaran masyarakat Pampang terhadap potensi sumber daya alam dan lingkungan sebagai modal pengembangan pariwisata.
Dalam meningkatkan wisata budaya di Desa Pampang adalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam potensi sumber daya alam terhadap pengembangan pariwisata, hal ini menjadi penghambat dari peningkatan wisata budaya. sebenarnya menurut saya potensi yang ada di Desa Pampang sangat besar, ditambah pula banyaknya atraksi tarian dan pengetahuan alat kesenian yang ada menambah pengetahuan.
Kesimpulan dan saran Kesimpulan
Berdasarkan pada penyajian data dan pembahasan mengenai Peran Aparatur Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Komunikasi dan Informatika dalam meningkatkan wisata budaya di desa Pampang Kota Samarinda, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Peran Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kominfo dalam meningkatkan objek wisata budaya di desa pampang dari segi pengembangan objek dan daya tarik wisata, Dinas Pariwisata dan Kominfo dalam hal ini sudah melakukan beberapa hal terkait dengan pengembangan objek dan daya tarik wisata tersebut. Hal itu terlihat dari hasil wawancara yang dilakukan di Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kominfo terkait dengan pengembangan objek dan daya tarik wisata sampai saat ini masih sebatas pembentukan kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang ada di desa pampang dan juga pembentukkan pokdarwis ini dimaksudkan agar lebih
membuat objek wisata desa pampang lebih terkenal dan menambah daya tarik melalui seni tari, seni musik, seni rupa dan sebagainya. tradisional suku dayak yang masih cukup kuat mempertahankan tradisi ditengah modernitas yang seakan tak mengenal batasan wilayah dan waktu.
Kebudayaan suku dayak semakin menonjol dan mudah diingat oleh masyarakat luas.
2. Peran Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kominfo dalam meningkatkan objek wisata budaya di desa pampang dari segi peningkatan sarana dan prasarana objek wisata. Dalam hal ini pengembangan objek wisata sarana dan prasarana memiliki peran yang sangat penting. karena sarana dan prasarana merupakan alat penunjang kegiatan wisatawan.
Diobjek wisata budaya di desa pampang sarana dan prasarana masih kurang dan perlu di tingkatkan lagi. agar wisata ini dapat menjadi objek wisata yang dapat membawa kesejahteraan masyarakat sekitar dan menyumbangkan pendapatan bagi daerah.
3. Peran Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kominfo dalam meningkatkan objek wisata di desa pampang dari segi monitoring jumlah kunjungan wisatawan. Dalam hal ini monitoring terus dilakukan Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kominfo setiap bulannya melalui data kunjungan wisatawan yang dikirim pihak pengelola yang hasilnya bisa dilihat mengalami vluktuasi pada tiap bulannya.
Saran
Berdasarkan dengan hasil penelitan dan kesimpulan yang telah penulis kemukakan mengenai Peran Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Komunikasi dan Informatika dalam meningkatkan wisata budaya di desa Pampang Kota Samarinda, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Diharapkan pemerintah dapat bekerjasama dengan pihak swasta yang memiliki modal untuk bisa bersama-sama mengembangkan objek wisata budaya didesa pampang dikarenakan anggaran yang dimiliki oleh Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kominfo Kota Samarinda tidak memadai untuk melakukan pengembangan dan peningkatan yang lebih besar untuk wisata budaya di desa Pampang. dalam menjalankan peran yang sudah ada.
Adanya dana pembinaan yang akan mendukung perkembangan wisata budaya, yang akan dikelola dengan transparan dan bertanggung jawab oleh pengelola.
2. Sarana dan Prasarana merupakan aspek yang sangat penting terhadap kemajuan suatu objek wisata. Sehingga sebaiknya Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kominfo lebih serius dalam hal peningkatan sarana dan prasarana yang ada di objek wisata budaya pampang mengingat sarana dan prasarana yang ada sudah sangat memprihatinkan dan perlu penanganan segera agar objek wisata ini menjadi lebih maju kedepannya.
3. Adanya dukungan baik dari Pemerintah, Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif
dan Kominfo, Kepala Desa Pampang, dan Masyarakat karena dengan adanya kerjasama yang akan berdampak positif bagi kemajuan wisata budaya di Desa Pampang.
4. Diharapkan pula agar Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kominfo selalu berkoodinasi antar semua pihak-pihak yang terkait sehingga dalam pengembangannya dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan menghindari adanya hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya.
Daftar Pustaka
Fandeli, Chafid, 2001. Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam.
Liberty. Yogyakarta
Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan edisi kedua, Alfabeta, Bandung.
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu Wisata Sebuah Pengantar, PT.Perdana, Jakarta.
Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasar Pariwisata, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Yoeti, Oka A. 2008. Pengantar Ilmu Priwisata, Angka, Angkasa. Bandung.
Sumber Internet :
http://id.wikipedia.org/wiki/desabudayapampang-kota-samarinda.html, diakses pada tanggal 6 Februari 2016
dispekkom.samarindakota.go.id/tupoksi.html diakses pada tanggal 27 Februari 2016
https://googleweblight.com/kewirausahaan dan ekonomi kreatif (PDF) diakses pada tanggal 7 Maret 2016
14/09/LD.-Perda-No.14-Th.2013-Ttg-Perubahan-SOTK-Dinas.Salinan.pdf diakses pada tanggal 22 Februari 2017
Sumber Data :
Pengelola Objek Wisata Budaya di Desa Pampang Kota Samarinda ( Wawancara dan Dokumentasi Pada Tanggal 30 Juli 2017).
Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif, Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda (Wanwancara dan Dokumentasi Pada Tanggal 09-14 Agustus 2017)