SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BANTUAN BEDAH RUMAH MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT
DAN PROFILE MATCHING
SKRIPSI
YOGI ENOSMART SIMANGUNSONG 141401112
PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2019
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BANTUAN BEDAH RUMAH MENGGUNAKAN METODE
WEIGHTED PRODUCT DAN PROFILE MATCHING
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah Sarjana Ilmu Komputer
YOGI ENOSMART SIMANGUNSONG 141401112
PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2019
PERNYATAAN
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BANTUAN BEDAH RUMAH MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT
DAN PROFILE MATCHING
SKRIPSI
Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing telah disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2019
Yogi Enosmart Simangunsong 141401112
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Terimakasih yang pertama penulis sampaikan kepada Ayahanda Luhut Simangunsong dan Ibunda Moina Sitinjak yang telah mendoakan, mendidik dan memberi kasih sayang kepada penulis sejak kecil hingga penyelesaian studi ini.
Banyak bantuan berupa uluran tangan, motovasi, buah pikiran dan kerjasama yang telah penulis terima selama menempuh studi sampai dengan penyelesaian penelitian ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Opim Salim Sitompul, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom. selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, saran, masukan dan dukungan kepada penulis.
4. Bapak Dr. Syahril Efendi, S.Si., M.IT. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran, masukan dan dukungan kepada penulis.
5. Bapak Dr. Sajadin Sembiring, S.Si., M.Comp.Sc. selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan bimbingan, saran, masukan dan dukungan kepada penulis.
6. Bapak Handrizal, S.Si., M.Comp.Sc. selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan bimbingan, saran, masukan dan dukungan kepada penulis.
7. Bapak Herriyance, S.T., M.Kom. selaku Sekretaris Program Studi S1 Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara.
8. Bapak M. Andri Budiman, S.T., M.Comp.Sc., M.E.M. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa memotivasi dan menginspirasi penulis.
9. Seluruh tenaga pengajar dan pegawai di Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi USU, terkhususnya di Program Studi S1 Ilmu Komputer.
10. Kakak tersayang Agnes Damayanti Simangunsong yang telah memberikan motivasi, dukungan, inspirasi dan semangat terbaiknya kepada penulis.
11. Teman-teman kuliah Ilmu Komputer stambuk 2014, khususnya Kom A, yang telah berbagi motivasi, rasa kebersamaan dan inspirasi kepada penulis.
12. Semua pihak yang terlibat langsung atau tidak langsung yang penulis tidak dapat tuliskan satu per satu.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkah dan kasih sayang- Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, semangat, dukungan dan perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi penulis, pendidikan, masyarakat, organisasi atau negara.
Medan, Juli 2019
Penulis
ABSTRAK
Di Kota Pematangsiantar terdapat warga yang memiliki rumah tidak layak huni.
Keterbatasan anggaran dari pemerintah dan proses seleksi penerima bantuan bedah rumah hingga saat ini masih subjektif mengakibatkan rasa ketidakadilan bagi beberapa warga, sehingga dibutuhkan sistem pendukung keputusan untuk menyeleksi penerima bantuan bedah rumah yang layak. Rumah merupakan tempat berlindung dari pengaruh keadaan alam sekitar dan tempat beristirahat setelah bertugas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam penelitian ini, digunakan metode Weighted Product dan Profile Matching. Sitem Pendukung Keputusan adalah sistem berbasis komputer yang interaktif yang membantu pengambil keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tak terstruktur atau semi terstruktur. Metode Weighted Product merupakan salah satu metode sistem pengambilan keputusan yang menggunakan teknik perkalian untuk menghubungkan rating atribut, dimana rating setiap atribut harus dipangkatkan dulu dengan bobot atribut yang bersangkutan, proses ini sama halnya dengan proses normalisasi. Metode Profile Matching merupakan salah satu metode sistem pendukung keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dipenuhi oleh subjek yang diteliti, bukannya tingkat minimal yang harus dilewati. Dari 10 sample yang digunakan pada penelitian ini, dapat disimpulkan metode Weighted Product memiliki hasil yang lebih baik daripada metode Profile Matching.
Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Bedah Rumah, Weighted Product, Profile Matching.
DECISION SUPPORT SYSTEM OF SELECTION RECEIVING HOME SURGERY ASSISTANCE USING THE WEIGHTED PRODUCT AND
PROFILE MATCHING METHOD
ABSTRACT
In Pematangsiantar City there are residents who have uninhabitable houses.
Budget limitations from the government and the selection process for the recipients of home surgical assistance to date are still subjective resulting in a sense of injustice for some residents, so a decision support system is needed to select recipients of appropriate home surgical assistance. The house is a shelter from the influence of the surrounding natural environment and a place to rest after being served to meet daily needs. This research uses Weighted Product and Profile Matching method. Decision Support System is an interactive computer-based system that helps decision makers utilize data and models to solve unstructured or semi-structured problems. Weighted Product method is a decision-making system method that uses multiplication techniques to link attribute ratings, where the rating of each attribute must be raised first with the corresponding attribute weight, this process is the same as the normalization process. Profile Matching method is one method of decision support system by assuming that there is an ideal predictor variable level that must be met by the subject under study, not the minimum level that must be passed. Of the 10 samples used in this study, it can be concluded that the Weighted Product method has better results than the Profile Matching method.
Keywords : Decision Support System, Home Surgery, Weighted Product, Profile Matching.
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Abstrak vi
Abstract vii
Daftar Isi viii
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xiii
Daftar Lampiran xv
Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Batasan Masalah 2
1.4. Tujuan Penelitian 3
1.5. Manfaat Penelitian 3
1.6. Metodologi Penelitian 3
1.7. Sistematika Penulisan 4
Bab 2 Landasan Teori
2.1. Pengertian Sistem 6
2.1.1. Karakteristik Sistem 6
2.1.2. Klasifikasi Sistem 8
2.2. Pengertian Keputusan 10
2.3. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan 10 2.3.1. Metode-Metode Sistem Pendukung Keputusan 10 2.3.2. Komponen Sistem Pendukung Keputusan 11 2.3.3. Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan 12
2.4. Metode Weighted Product 13
2.5. Metode Profile Matching 15
2.6. Pengertian Rumah Tinggal 17
2.6.1. Secara Fisik 17
2.6.2. Secara Psikologis 17
2.6.3. Pengertian yang Luas 17
2.6.4. Pengertian Rumah Tinggal Sederhana 18
2.7. Fungsi Rumah Tinggal 18
2.8. Syarat Rumah Tinggal 18
2.9. Komponen Sistem Basis Data 19
2.9.1. Abstraksi Data 20
2.9.2. Penyusunan Sistem Basis Data 21
2.9.3. Tipe File 22
2.9.4. Bahasa Basis Data 23
2.9.5. Pengguna Basis Data 23
2.9.6. Unified Modeling Language (UML) 24
2.9.7. Usecase Diagram 24
2.9.8. PHP: Hypertext Preprocessor 25
2.9.9. XAMPP 28
2.9.10 MySQL 28
2.10. Penelitian Terdahulu 29
Bab 3 Analisis dan Perancangan Sistem
3.1. Analisis Masalah 31
3.2. Analisis Data 32
3.3. Analisis Metode 33
3.3.1. Analisis Metode Weighted Product 34 3.3.2. Analisis Metode Profile Matching 37
3.4. Analisis Perangkat Lunak 39
3.4.1. Deskripsi Umum Perangkat Lunak 39
3.4.2. Model Use Case 41
3.4.2.1. Diagram Use Case 41
3.4.2.2. Defenisi Aktor 42
3.4.2.3. Defenisi Use Case 43 3.4.2.4. Skenario Use Case 44
3.5. Realisasi Use Case 50
3.5.1. Kelas Analisis 50
3.5.1.1. Kelas Analisis Log In 50 3.5.1.2. Kelas Analisis Alternatif
Penerima Bantuan Bedah Rumah 50 3.5.1.3. Kelas Analisis Kriteria 50 3.5.1.4. Kelas Analisis Sub Kriteria 51 3.5.1.5. Kelas Analisis Klasifikasi 51 3.5.1.6. Kelas Analisis Bobot 51 3.5.1.7. Kelas Analisis Nilai Bobot Alternatif 52 3.5.1.8. Kelas Analisis Rekomendasi 52
3.5.2. Diagram Sekuensial 52
3.5.2.1. Diagram Sekuensial Log In 53 3.5.2.2. Diagram Sekuensial Alternatif 53
3.6. Kelas Diagram 57
3.7. Perancanga Antar Muka 58
3.7.1. Antar Muka Tampilan Awal 58
3.7.2. Antar Muka Log In 59
3.7.3. Antar Muka Alternatif 59
Bab 4 Implementasi dan Pengujian Sistem
4.1. Implementasi Perangkat Lunak 70
4.1.1. Lingkungan Implementasi 70
4.1.2. Implementasi Kelas 70
4.1.3. Implementasi Antar Muka 72
4.2. Pengujian Perangkat Lunak 77
4.2.1. Rencana Pengujian 78
4.2.2. Kasus Pengujian Use Case 83
4.2.3. Hasil Pengujian Perangkat Lunak 97 4.3. Studi Kasus Pengujian
Proses Perhitungan dan Perangkingan 101 4.3.1. Studi Kasus Pengujian dengan
Metode Weighted Product 103 4.3.2. Studi Kasus Pengujian dengan
Metode Profile Matching 104 Bab 5 Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan 114
5.2. Saran 114
Daftar Pustaka 116
Lampiran
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Tabel Kriteria Pemilihan Penerima Bantuan Bedah Rumah 32 Tabel 3.2 Tabel Kriteria Metode Weighted Product 35 Tabel 3.3 Tabel Kriteria Metode Profile Matching 38 Tabel 3.4 Kebutuhan Fungsional Perangkat Lunak 40
Tabel 3.5 Defenisi Aktor 42
Tabel 3.6 Defenisi Use Case 43
Tabel 3.7 Skenario Use Case Log In 44
Tabel 3.8 Skenario Use Case Alternatif 45
Tabel 3.9 Skenario Use Case Kriteria 46
Tabel 3.10 Skenario Use Case Subkriteria 47 Tabel 3.11 Skenario Use Case Klasifikasi 48
Tabel 3.12 Skenario Use Case Bobot 49
Tabel 4.1 Daftar Implementasi Kelas 71
Tabel 4.2 Rencana Pengujian Use Case Log In 78 Tabel 4.3 Rencana Pengujian Use Case Kriteria 78 Tabel 4.4 Rencana Pengujian Use Case Subkriteria 79 Tabel 4.5 Rencana Pengujian Use Case Klasifikasi 80 Tabel 4.6 Rencana Pengujian Use Case Alternatif 80 Tabel 4.7 Rencana Pengujian Use Case Bobot 81 Tabel 4.8 Rencana Pengujian Use Case Nilai Bobot Alternatif 82 Tabel 4.9 Kasus Pengujian Use Case Log In 83 Tabel 4.10 Kasus Pengujian Use Case Kriteria 84 Tabel 4.11 Kasus Pengujian Use Case Subkriteria 86 Tabel 4.12 Kasus Pengujian Use Case Klasifikasi 88 Tabel 4.13 Kasus Pengujian Use Case Alternatif 89
Tabel 4.14 Kasus Pengujian Use Case Bobot 91
Tabel 4.15 Kasus Pengujian Use Case Nilai Bobot Alternatif 93 Tabel 4.16 Kasus Pengujian Use Case Profile Matching 95 Tabel 4.17 Kasus Pengujian Use Case Wighted Product 96
Tabel 4.18 Tabel Alternatif 102
Tabel 4.19 Tabel Kriteria dan Subkriteria Penilaian Alternatif 102 Tabel 4.20 Tingkat Prioritas Bobot Setiap Kriteria 104 Tabel 4.21 Bobot Alternatif Setiap Kriteria 104 Tabel 4.22 Hasil Vektor Si Setiap Sub Kriteria 105 Tabel 4.23 Menghitung Hasil Vektor Si Setiap Kriteria 107 Tabel 4.24 Perhitungan Nilai Vsi/jumlah Vsi 107
Tabel 4.25 Hasil Perankingan 108
Tabel 4.26 Tabel Bobot Profil 109
Tabel 4.27 Tabel Bobot Nilai GAP 110
Tabel 4.28 Perhitungan Nilai Bobot 111
Tabel 4.29 Menghitung Nilai Core Factor dan Secondary Factor 112 Tabel 4.30 Perhitungan Core Factor dan Secondary Factor 113
Tabel 4.31 Perangkingan 113
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Komponen Sistem Pendukung Keputusan 6
Gambar 2.2 Sistem Basis Data 7
Gambar 3.1 Citra berwarna 7
Gambar 3.2 Diagram Use Case 8
Gambar 3.3 Kelas Analisis Log In 8
Gambar 3.4 Kelas Analisis Penerima bantuan bedah rumah 9
Gambar 3.5 Kelas Analisis Kriteria 10
Gambar 3.6 Kelas Analisis Subkriteria 12
Gambar 3.7 Kelas Analisis Klasifikasi 12
Gambar 3.8 Kelas Analisis Bobot 13
Gambar 3.9 Kelas Analisis Nilai Bobot Alternatif 14
Gambar 3.10 Kelas Analisis Rekomendasi 16
Gambar 3.11 Diagram Sekuensial Log In 17
Gambar 3.12 Diagram Sekuensial Alternatif 18
Gambar 3.13 Diagram Sekuensial Kriteria 19 Gambar 3.14 Diagram Sekuensial Subkriteria 19 Gambar 3.15 Diagram Sekuensial Klasifikasi 22
Gambar 3.16 Diagram Sekuensial Bobot 24
Gambar 3.17 Diagram Sekuensial Profile Matching 24 Gambar 3.18 Diagram Sekuensial Weigted Product 25 Gambar 3.19 Diagram Sekuensial Rekomendasi 28
Gambar 3.20 Kelas Diagram Keseluruhan 29
Gambar 3.21 Perancangan Antarmuka Tampilan Awal 30 Gambar 3.22 Perancangan Antarmuka Login 31 Gambar 3.23 Perancangan Antarmuka Alternatif 32 Gambar 3.24 Perancangan Antarmuka Input Data Alternatif 33 Gambar 3.25 Perancangan Antarmuka Kriteria 34 Gambar 3.26 Perancangan Antarmuka Kriteria Input Data Kriteria 35 Gambar 3.27 Perancangan Antarmuka Subkriteria 35 Gambar 3.28 Perancangan Antarmuka Input Data Subkriteria 36 Gambar 3.29 Perancangan Antarmuka Klasifikasi 37 Gambar 3.30 Perancangan Antarmuka Input Klasifikasi Subkriteria 38 Gambar 3.31 Perancangan Antarmuka Input Bobot Awal 39 Gambar 3.32 Perancangan Antarmuka Edit dan Hapus Bobot Awal 40 Gambar 3.33 Perancangan Antarmuka Input Bobot WP 40 Gambar 3.33 Perancangan Antarmuka Edit dan Hapus Bobot WP 41 Gambar 3.34 Perancangan Antarmuka Nilai Kriteria 42 Gambar 3.35 Perancangan Antarmuka Hasil Weighted Product 43 Gambar 3.36 Perancangan Antarmuka Vektor Si Setiap Sub Kriteria 45 Gambar 3.37 Perancangan Antarmuka Menghitung
Vektor Si Setiap Kriteria 46
Gambar 3.38 Perancangan Antarmuka Proses Perankingan 48 Gambar 3.39 Perancangan Antarmuka Hasil Profile Matching 49
Gambar 3.40 Perancangan Antarmuka Menghitung
Tabel Nilai Bobot Gap 49
Gambar 3.41 Perancangan Antarmuka Menghitung Nilai Bobot Gap 50 Gambar 3.42 Perancangan Antarmuka Proses Perankingan 50
Gambar 4.1 Antarmuka Menu Utama 51
Gambar 4.2 Antarmuka Login 52
Gambar 4.3 Antarmuka Kriteria 55
Gambar 4.4 Antarmuka Input Data Kriteria 56
Gambar 4.5 Antarmuka Subkriteria 57
Gambar 4.6 Antarmuka Input Subkriteria 58
Gambar 4.7 Antarmuka Klasifikasi 58
Gambar 4.8 Antarmuka Input Klasifikasi 59
Gambar 4.9 Antarmuka Alternatif 59
Gambar 4.10 Antarmuka Input Alternatif 6
Gambar 4.11 Antarmuka Bobot WP (Weighted Product) 7 Gambar 4.12 Antarmuka Input WP (Weighted Product) 7 Gambar 4.13 Antarmuka Bobot Gap (Profile Matching) 8 Gambar 4.14 Antarmuka Input Bobot Gap (Profile Matching) 8 Gambar 4.15 Antarmuka Nilai Profil Alternatif 9 Gambar 4.16 Antarmuka Edit Nilai Profil Alternatif 10 Gambar 4.17 Antarmuka Hasil Weighted Product 12 Gambar 4.18 Antarmuka Perankingan Hasil Weighted Product 12 Gambar 4.19 Antarmuka Hasil Profile Matching 13 Gambar 4.20 Antarmuka Perankingan Hasil Profile Matching 14 Gambar 4.21 Pengisian Username dan Password yang salah 16 Gambar 4.22 Pengisian Username dan Password yang benar 17 Gambar 4.23 Pesan notifikasi Input Kriteria Baru 18 Gambar 4.24 Pesan Notifikasi Edit Kriteria 19 Gambar 4.25 Pesan Notifikasi Hapus Kriteria 19 Gambar 4.26 Pesan notifikasi Input Kriteria Baru 22 Gambar 4.27 Pesan Notifikasi Edit Sub Kriteria 24 Gambar 4.28 Pesan Notifikasi Hapus Kriteria 24 Gambar 4.29 Pesan notifikasi Input Klasifikasi Baru 25 Gambar 4.30 Pesan Notifikasi Edit Klasifikasi 28 Gambar 4.31 Pesan Notifikasi Hapus Klasifikasi 29 Gambar 4.32 Pesan notifikasi Input Alternatif Baru 30 Gambar 4.33 Pesan Notifikasi Edit Alternatif 31 Gambar 4.34 Pesan Notifikasi Hapus Alternatif 32 Gambar 4.35 Pesan notifikasi Input Bobot Weighted Product Baru 33 Gambar 4.36 Pesan Notifikasi Edit Bobot Weighted Product 34 Gambar 4.37 Pesan Notifikasi Hapus Bobot Weighted Product 60 Gambar 4.38 Pesan notifikasi Input Bobot Profile Matching Baru 62 Gambar 4.39 Pesan Notifikasi Edit Bobot Profile Matching 63 Gambar 4.40 Pesan Notifikasi Hapus Bobot Profile Matching 63
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran1 Listing Program A-1
Lampiran 2 Daftar Riwayat Hidup B-1
Lampiran 3 Surat Keputusan Dosen Pembimbing C-1 Lampiran 4 Surat Keputusan Sidang Meja Hijau D-1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Teknologi informasi saat ini berkembang pesat dan mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman menjelaskan bahwa rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Tidak hanya di pedesaan, di daerah perkotaan juga masih banyak ditemukan rumah warga yang tidak layak huni dan hal ini disebabkan oleh faktor taraf hidup masyarakat.
Terdapat program pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan yakni Program Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Perkotaan (P2KKP Perkotaan) yang dilaksankan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM).
Keterbatasan dana menyebabkan penerima bantuan harus diseleksi. Proses penyeleksian hingga saat ini masih subyektif melalui persepsi masing-masing anggota tim BKM. Hal ini mengakibatkan rasa ketidakadilan bagi warga calon penerima bantuan lainnya, sehingga dibutuhkan suatu sistem pendukung keputusan untuk membantu menentukan penerima bantuan bedah rumah yang layak berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu (Sutabri, 2008). Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggungjawab memproses masukan atau input sehingga menghasilkan keluaran atau output (Kusrini, 2007).
Keputusan adalah suatu pilihan yang mengarah kepada tujuan yang diinginkan atau aktivitas pemilihan tindakan dari sekumpulan alternatif untuk memecahkan suatu masalah (Bruch, 2008).
Sitem Pendukung Keputusan adalah sistem berbasis komputer yang interaktif yang membantu pengambil keputusan memanfaatkan data dan model untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang tak terstruktur atau semi terstruktur (Kusrini, 2007). Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem informasi pada level manajemen dari suatu organisasi yang mengkombinasikan data dan model analisis canggih atau peralatan data analisis untuk mendukung pengambilan keputusan yang semi terstruktur atau tidak terstruktur (Fatta, 2007).
Metode Weighted Product merupakan salah satu metode sistem pengambilan keputusan yang menggunakan teknik perkalian untuk menghubungkan rating atribut, dimana rating setiap atribut harus dipangkatkan dulu dengan bobot atribut yang bersangkutan, proses ini sama halnya dengan proses normalisasi (Kusumadewi & Hartati, 2008). Metode Weighted Product merupakan salah satu cara mendapatkan hasil lebih baik karena penilaian dapat dilakukan lebih obyektif dan lebih dapat dipertanggungjawabkan sebab sistem yang dihasilkan menerapkan metode perhitungan empiris yang dapat diuji kebenarannya sehingga dapat dianalisis apakah hasil pengambilan keputusannya benar atau salah.
Metode Profile Matching merupakan salah satu metode sistem pendukung keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapt tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dipenuhi oleh subyek yang diteliti, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati (Setyaningsih, 2012). Metode Profile Matching sangat penting dalam manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dimana terlebih dahulu ditentukan kompetensi (kemampuan) yang dibutuhkan.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis akan merancang suatu sistem pendukung keputusan seleksi penerima bantuan bedah rumah dimana sistem ini menggunakan kombinasi antara metode Weighted Product dan metode Profile Matching.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ada ada penelitian ini adalah bagaimana menerapkan metode Weighted Product dan metode Profile Matching ke dalam suatu Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerima Bantuan Bedah Rumah.
1.3. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sistem yang dibuat merupakan sistem pendukung keputusan seleksi penerima bantuan bedah rumah dengan menggunakan metode Weighted Product dan Profile Matching dan dijalankan pada platform berbasis web.
2. Data yang dihasilkan adalah kriteria, alternatif dan nilai bobot dari masing- masing kriteria.
3. Pada sistem pendukung keputusan seleksi penerima bantuan bedah rumah terdapat proses penginputan data warga, penginputan data kriteria, pembobotan dari masing-masing kriteria, penghitungan dan seleksi warga yang berhak menerima bantuan.
4. Data yang dihasilkan akan dibuat dalam bentuk laporan hasil seleksi dan akan dijadikan salah satu alat alternatif untuk mengambil keputusan.
5. Bahasa pemrograman yang digunakan untuk merancang sistem adalah PHP dan sistem manajemen database yang digunakan adalah MySQL serta Web browser yang digunakan untuk menguji sistem adalah Google Chrome.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sistem pendukung keputusan dengan menerapakan kombinasi metode Weighted Product dan metode Profile Matching di dalamnya.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh suatu sistem pendukung keputusan yang berfungsi untuk menyeleksi penerima bantuan bedah rumah.
2. Menjadi bahan referensi bagi penelitian lain yang memiliki keterkaitan topik.
1.6. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Studi Literatur
Pada tahap ini penelitian dimulai dengan peninjauan pustaka dari beberapa sumber berupa buku-buku dan hasil penelitian-penelitian yang terkait dengan Sistem Pendukung Keputusan, metode Weighted Product dan metode Profile Matching.
2. Analisis dan Perancangan
Pada tahap ini masalah akan dianalisis untuk mengetahui apa saja hal yang dibutuhkan dalam penelitian ini, dan kemudian sistem dirancang dengan membuat gambaran sistem menggunakan flowchart, UML dan user interface.
3. Implementasi
Pada tahap ini perancangan diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP.
4. Pengujian
Pada tahap ini prototipe sistem yang telah diimplementasikan dilakukan pengujian dengan Web Browser Google Chrome.
5. Dokumentasi
Pada tahap ini pendokumentasian dilakukan selama penelitian dalam bentuk skripsi.
1.7. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan skripsi ini terdiri dari beberapa bagian utama yang dijelaskan seperti berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang dari penelitian yang dilakukan, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan dari skripsi ini.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Berisi penjelasan singkat mengenai Sistem Pendukung Keputusan, Metode Weighted Product, Metode Profile Matching dan beberapa penelitian terdahulu yang relevan.
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN
Membahas analisis terhadap masalah penelitian, analisis kebutuhan dalam membangun sistem dan perancangan terhadap sistem yang akan dibangun.
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Merupakan hasil penelitian yang dilakukan. Berisi tentang penjelasan implementasi sistem berdasarkan analisis dan perancangan sistem, scenario pengujian terhadap sistem yang telah dibangun serta pembahasan hasil pengujian.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dari keseluruhan penelitian dan saran berdasarkan hasil pengujian yang diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan selanjutnya.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu (Sutabri, 2003).
Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggungjawab memproses masukan atau input sehingga menghasilkan keluaran atau output (Kusrini, 2007).
2.1.1 Karakteristik Sistem Karakteristik sistem terbagi atas :
1. Komponen
Elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem, misalkan sistem komputer terdiri dari sub sistem perangkat keras, perangkat lunak dan manusia. Elemen-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem.
Misalkan bila perangkat keras adalah sistem yang memiliki sub sistem CPU, perangkat I/O dan memori, maka supra sistem perangkat keras adalah sistem komputer.
2. Boundary (Batasan Sistem)
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.
3. Environment (lingkungan Luar Sistem)
Lingkungan dari sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
Lingkungan luar yang mengutungkan merupakan energi dari sistem dan
dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
4. Interface (Penghubung Sistem)
Penghubung merupakan media perantara antar sub sistem. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Output dari satu sub sistem akan menjadi input untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan sub sistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
5. Input (Masukan)
Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa maintenance input dan sinyal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Sinyal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
6. Output (Keluaran)
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.
7. Proses (Pengolahan Sistem)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.
8. Objective and Goal (Sasaran dan Tujuan Sistem)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
2.1.2 Klasifikasi Sistem
Klasifikasi sistem adalah suatu bentuk kesatuan antara satu komponen dengan satu komponen lainnya, karena tujuan dari sistem tersebut memiliki akhir tujuan yang berbeda untuk setiap perkara atau kasus yang terjadi dalam setiap sistem tersebut. Klasifikasi sistem terbagi atas :
1. Sistem Abstrak
Sistem Abstrak (Abstract System) merupakan sistem yang berupa suatu konsep atau gagasan, atau sistem yang berupa suatu ide-ide atau suatu pemikiran yang bersifat non fisik yaitu tidak terlihat secara fisik. Contohnya seperti Teologi yaitu suatu ilmu tentang ketuhanan atau suatu gagasan maupun suatu pemikiran tentang hubungan antara manusia dengan Tuhannya.
2. Sistem Fisik
Sistem Fisik (Physical System) merupakan sistem yang terlihat secara fisik contohnya seperti sistem akuntansi, sistem transportasi, sistem komputer, dan sistem produksi.
3. Sistem Deterministik
Sistem Deterministik (Deterministic System) merupakan suatu sistem yang bergerak atau beroperasi dengan cara yang dapat diperkirakan secara tepat dan dapat mengetahui interaksi yang terjadi pada setiap bagian-bagiannya.
Contohnya yaitu sistem komputer.
4. Sistem Probabilistik
Sistem Probabilistik (Probabilistic System) merupakan suatu sistem yang tidak dapat memperkirakan hasil akhirnya atau kondisi masa depannya secara tepat karena memiliki unsur probabilitas (kemungkinan atau tidak tentu). Contohnya seperti sistem persediaan barang dan sistem pemilihan presiden
5. Sistem Terbuka
Sistem terbuka (Open System) merupakan sistem yang berhubungan dan mendapatkan pengaruh dari lingkungan luar untuk mendapatkan inputan
dan melakukan proses sehingga menghasilkan keluaran. Karena sistem ini merupakan sistem yang mendapatkan pengaruh dari lingkungan luar atau merupakan sistem yang terbuka, maka sistem ini harus memiliki pengendalian yang baik, sehingga secara relatif tertutup, karena sistem yang tertutup akan secara otomatis akan terbuka untuk pengaruh yang positif saja.
Contohnya sistem keorganisasian.
6. Sistem Tertutup
Sistem tertutup (Close System) kebalikan dari sistem terbuka, yaitu sistem yang tidak behubungan dan tidak mendapatkan pengaruh dari lingkungan luar, sehingga sistem ini tidak melakukan pertukaran materi, energi, ataupun informasi, dan secara otomatis akan bekerja tanpa adanya campur tangan dari lingkungan luar. Contohnya reaksi kimia dalam sebuah tabung. Secara teoritis sistem tersebut ada, akan tetapi pada kenyataanya sistem tersebut tidak sepenuhnya tertutup, yang ada hanyalah relatively close system (sistem yang relatif tertutup atau tidak sepenuhnya tertutup).
7. Sistem Alamiah
Sistem Alamiah (Natural System) merupakan sistem yang terjadi karena proses-proses alam tanpa adanya campur tangan manusia, karena memang tidak ada campur tangan manusia dan merupakan proses yang alamiah.
Contohnya seperti rotasi perputaran bumi, sistem tatasurya, dan lain sebagainya.
8. Sistem Buatan
Sistem Buatan (Human Made System) merupakan sistem yang dirancang oleh manusia atau merupakan sistem yang proses terjadinya melibatkan campur tangan manusia. Sistem ini juga melibatkan mesin, sehingga sering kali disebut Human Machine System. Contohnya Sistem komputer.
9. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
Dilihat dari tingkat kerumitannya sistem juga dapat dibagi menjadi sistem sederhana dan sistem kompleks. Contoh dari sistem sederhana yaitu sistem yang ada pada sepeda, sedangkan contoh dari sistem kompleks yaitu sistem yang ada pada otak manusia.
2.2 Pengertian Keputusan
Keputusan adalah suatu pilihan yang mengarah kepada tujuan yang diinginkan atau aktivitas pemilihan tindakan dari sekumpulan alternatif untuk memecahkan suatu masalah (Bruch, 2005).
2.3 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Sitem Pendukung Keputusan adalah sistem berbasis komputer yang interaktif yang membantu pengambil keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tak terstruktur atau semi terstruktur (Kusrini, 2007). Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem informasi pada level manajemen dari suatu organisasi yang mengkombinasikan data dan model analisis canggih atau peralatan data analisis untuk mendukung pengambilan keputusan yang semi terstruktur atau tidak terstruktur (Fatta, 2007).
2.3.1 Metode - Metode Sistem Pendukung Keputusan Metode-metode sistem pendukung keputusan antara lain :
1. Metode SAW (Simple Additive Weighting)
Metode SAW juga dikenal dengan istilah Metode Penjumlahan Terbobot.
Konsep dasar Metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut.
2. Metode Profile Matching
Metode Profile Matching merupakan suatu proses yang sangat penting dalam manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di mana terlebih dahulu ditentukan kompetensi (kemampuan) yang diperlukan.
3. Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
Metode AHP dapat memecahkan masalah yang kompleks di mana aspek atau kriteria yang diambil cukup banyak.
4. Metode Fuzzy Logic
Metode Fuzzy Logic diciptakan karena Boolean Logic tidak mempunyai ketelitian yang tinggi yakni hanya mempuyai logika 0 dan 1 saja.
5. Metode TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution)
Metode TOPSIS adalah metode dengan kategori Muti Criteria Decision Making (MCDM) yaitu teknik pengambilan keputusan dari beberapa pilihan alternatif yang ada.
6. Metode Promethee
Metode Promethee digunakan untuk menentukan dan menghasilkan keputusan dari beberapa alternatif. Metode Promethee berfungsi untuk mengolah data, baik data kuantitatif dan kualitatif sekaligus.
7. Metode Bayes
Metode Bayes adalah metode dengan pendekatan secara statistik untuk menghitung tradeoffs di antara keputusan yang berbeda-beda, dengan menggunakan probabilitas dan costs yang menyertai suatu pengambilan keputusan tersebut.
8. Metode Electre
Metode Electre digunakan untuk kasus-kasus dengan banyak alternatif namun hanya sedikit kriteria yang dilibatkan.
9. Metode Scoring
Metode Scoring memiliki kemampuan menyajikan informasi dalam bentuk angka, sehingga pengambilan keputusan dapat memberikan evaluasi terhadap kelayakan subyek tes dalam bentuk nilai.
10. Metode Forward Chaining
Metode Forward Chaining adalah metode pencarian atau penarikan kesimpulan yang berdasarkan pada data atau fakta yang dan menuju kesimpulan, penelusuran dimulai dari fakta yang ada lalu bergerak maju melalui premis-premis untuk menuju ke kesimpulan atau bottom up reasoning.
2.3.2 Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Komponen utama yang harus ada pada setiap sistem pendukung keputusan yaitu : 1. Data Management
Termasuk database, yang menggandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh Database Management Systems (DBMS).
2. Model Management
Melibatkan model financial, statistical, management science, atau berbagai model kuantitatif lainnya, sehingga dapat memberikan suatu kemampuan analitis dan manajemen software yang diperlukan.
3. Communication
User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada sistem pendukung keputusan melalui subsistem ini yang berarti menyediakan antarmuka.
4. Knowledge Management
Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.
Gambar 2.1 Komponen Sistem Pendukung Keputusan
2.3.3 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
Pada dasarnya sistem pendukung keputusan dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data
Sistem Komputer berbasis yang lain
Manajemen Model Manajemen Data
Data External and Internal
Manajer (Pengguna) Menejemen
Dialog Manajemen Pengetahuan
yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan interaktif. Peranan sistem pendukung keputusan dalam konteks keseluruhan sistem informasi ditujukan untuk memperbaiki kinerja melalui aplikasi teknologi informasi. Karakteristik dasar sistem pendukung keputusan yang efektif, yaitu :
1. Mendukung proses pengambilan keputusan dan menitikberatkan pada management by perception.
2. Adanya interface manusia atau mesin di mana manusia (user) tetap mengontrol proses pengambilan keputusan.
3. Menggunakan model-model matematis dan statistik yang sesuai.
4. Memiliki kapabilitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan model interaktif.
5. Output ditunjukkan untuk personil organisasi dalam semua tingkatan.
6. Memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem.
7. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi keseluruhan tingkatan manajemen.
8. Pendekatan easy to use. Ciri suatu sistem pendukung keputusan yang efektif adalah kemudahan untuk digunakan dan memungkinkan keleluasan pemakai untuk memilih atau mengembangkan pendekatan-pendekatan baru dalam membahas masalah yang dihadapi.
9. Kemampuan sistem beradaptasi secara tepat, dimana pengambil keputusan dapat menghadapi masalah baru dan pada saat yang sama dapat menangani dengan cara mengadaptasi sistem terhadap kondisi-kondisi dan perubahan yang terjadi.
10. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah-masalah terstruktur, semiterstruktur dan tidak terstruktur.
2.4 Metode Weighted Product
Metode Weighted Product merupakan salah satu metode sistem pengambilan keputusan yang menggunakan teknik perkalian untuk menghubungkan rating
atribut, dimana rating setiap atribut harus dipangkatkan dulu dengan bobot atribut yang bersangkutan, proses ini sama halnya dengan proses normalisasi (Kusumadewi & Hartati, 2006).
Preferensi untuk alternatif ditunjukkan sebagai berikut :
(1) Dimana :
Dimana :
S = menyatakan preferensi alternatif dianalogikan sebagai vektor S.
X = menyatakan nilai kriteria.
W = menyatakan bobot kriteria.
i = menyatakan alternatif.
j = menyatakan kriteria.
n = menyatakan banyaknya kriteria.
ΣWj = 1, dimana : Wj adalah pangkat bernilai positif untuk atribut masyarakat, dan bernilai negatif untuk atribut rumah.
Preferensi relatif dari setiap alternatif ditunjukkan sebagai berikut :
(2)
Dimana :
V = menyatakan Preferensi alternatif dianalogikan sebagai vektor V.
X = menyatakan nilai kriteria.
W = menyatakan bobot kriteria.
i = menyatakan alternatif.
j = menyatakan kriteria.
n = menyatakan banyaknya kriteria.
* = menyatakan banyaknya kriteria yang telah dinilai pada vektor S.
Untuk penggunaan Metode Weighted Product dapat dijelaskan pada langkah- langkah berikut ini :
1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan.
2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria (Matrix X).
3. Menentukan bobot preferensi tiap kriteria (Matrix W).
4. Mengalikan seluruh atribut bagi sebuah alternatif dengan bobot sebagai pangkat positif untuk atribut masyarakat dan bobot berpangkat negatif untuk atribut rumah (Matrix S).
5. Hasil perkalian tersebut dijumlahkan untuk menghasilkan nilai V untuk setiap alternatif (Matrix V).
6. Mencari nilai alternatif dengan melakukan langkah-langkah yang sama seperti pada langkah satu, hanya saja menggunakan nilai tertinggi untuk setiap atribut tertinggi untuk setiap atribut manfaat dan nilai terendah untuk atribut rumah.
7. Membagi nilai V bagi setiap alternatif dengan nilai standar (V(A*)) yang menghasilkan R.
8. Mencari nilai alternatif ideal.
2.5 Metode Profile Matching
Metode Profile Matching merupakan salah satu metode sistem pendukung keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapt tingkat variable prediktor yang ideal yang harus dipenuhi oleh subyek yang diteliti, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati (Setyaningsih, 2012). Metode Profile Matching sangat penting dalam manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dimana terlebih dahulu ditentukan kompetensi (kemampuan) yang dibutuhkan.
Proses Profile Matching dalam penelitian ini secara garis besar merupakan proses membandingkan antara kompetensi seorang masyarakat ke dalam kompetensi rumah sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut juga gap kompetensi), semakin kecil gap yang dihasilkan maka bobot nilainya
semakin besar.
Untuk penggunaan Metode Profile Matching dapat dijelaskan pada langkah- langkah berikut ini :
1. Menentukan data-data yang dibutuhkan seperti data masyarakat.
2. Menentukan aspek-aspek atau kriteria dan sub kriteria yang digunakan untuk penilaian.
3. Pemetaan Gap Kompetensi.
Yang dimaksud dengan gap disini adalah beda antara profil setiap masyarakat dengan profil rumah atau dapat ditunjukkan sebagai berikut :
Gap = Profil Masyarakat - Profil Rumah (3) 4. Setelah diperoleh nilai gap selanjutnya diberikan bobot untuk masing nilai gap.
5. Perhitungan dan Pengelompokan Core Factor dan Secondary Factor.
Setelah menentukan bobot nilai gap, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu :
a. Core Factor (faktor utama) merupakan kriteria (kompetensi) yang paling menonjol atau paling dibutuhkan oleh suatu penilaian yang diharapkan dapat memperoleh hasil yang optimal. Untuk perhitungan core factor dapat ditunjukkan sebagai berikut :
NCF = (4)
Keterangan :
NCF : Nilai rata-rata core factor.
NC : Jumlah total nilai core factor.
IC : Jumlah item core factor.
b. Secondary Factor (faktor pendukung) merupakan item-item selain yang ada pada core factor atau dengan kata lain merupakan faktor pendukung yang kurang dibutuhkan oleh suatu penilaian. Untuk perhitungan Secondary Factor dapat ditunjukkan sebagai berikut :
NSF = (5)
Keterangan :
∑
∑ IC NC
∑
∑ IS NS
NSF : Nilai rata-rata secondary factor.
NS : Jumlah total nilai secondary factor.
IS : Jumlah item secondary factor.
6. Perhitungan Nilai Total.
Nilai total diperoleh dari persentase core factor dan secondary factor yang diperkirakan berpengaruh terhadap hasil tiap-tiap profil. Untuk perhitungan Nilai Total dapat ditunjukkan sebagai berikut :
N = (x) % NCF + (x) % NSF (6)
Keterangan :
N : Nilai total dari kriteria.
NCF : Nilai rata-rata core factor.
NSF : Nilai rata-rata secondary factor.
(x) % : Nilai persen yang diinputkan.
7. Perhitungan Penentuan Ranking.
Hasil akhir dari proses Profile Matching adalah rangking dari masyarakat.
Penentuan ranking mengacu pada hasil perhitungan tertentu.
2.6 Pengertian Rumah Tinggal
Secara umum dapat diartikan sebagai tempat untuk berlindung atau bernaung dari pengaruh keadaan alam sekitar dan merupakan tempat beristirahat setelah bertugas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, pengertian rumah tinggal juga dapat ditinjau lebih jauh secara fisik dan psikologis.
2.6.1 Secara Fisik
Dari segi fisik rumah berarti suatu bangunan tempat kembali dari berpergian bekerja dan beristirahat memulihkan kondisi fisik dan mental yang letih dari melaksanakan tugas sehari-hari.
2.6.2 Secara Psikologis
Dari segi psikologis rumah berarti suatu tempat untuk tinggal dan untuk melakukan banyak hal dengan tentram, damai dan menyenangkan bagi
penghuninya. Rumah dalam pengertian psikologis ini lebih mengutamakan situasi dan suasana daripada kondisi dan keadaan fisik rumah itu sendiri.
2.6.3 Pengertian yang Luas
Dalam pengertian yang luas, rumah bukan hanya sebuah bangunan (struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak. Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan, menikmati kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga. Di dalam rumah, penghuni memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di dunia ini. Rumah harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup bergaul dengan tetangganya, dan lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan, kesenangan, kebahagiaan dan kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya.
Rumah merupakan sebuah bangunan tempat manusia tinggal dan melangsungkan kehidupannya. Disamping itu rumah juga merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi pada saat seorang individu diperkenalkan kepada norma dan adat kebiasaan yang berlaku di dalam suatu masyarakat. Jadi setiap perumahan memiliki sistem nilai yang berlaku bagi warganya. Sistem nilai tersebut berbeda antara satu perumahan dengan perumahan yang lain, tergantung pada daerah ataupun keadaan masyarakat setempat.
2.6.4 Pengertian Rumah Tinggal Sederhana
Rumah tinggal sederhana adalah tempat tinggal berlantai satu untuk berlindung dan bernaung dari pengaruh keadaan alam sekitarnya yang secara fisik tidak mengandung unsur-unsur kemewahan, namun tidak juga mengenyampingkan keindahan atau estetika.
2.7 Fungsi Rumah Tinggal
Adapun fungsi rumah tinggal adalah sebagai berikut :
1. Tempat manusia berlindung dari pengaruh alam sekitar.
2. Tempat manusia beraktifitas setiap hari.
3. Tempat manusia beristirahat atau tidur setelah beraktifitas.
2.8 Syarat Rumah Tinggal
Adapun syarat rumah tinggal adalah sebagai berikut : 1. Aksebilitas
Dari segi aksebilitas, rumah seharusnya memiliki kriteria sebagai berikut : a. Kebutuhan transportasi terpenuhi dengan mudah dan murah.
b. Jarak tempat ke fasilitas umum mudah dan cepat.
c. Jalan menuju lokasi tertentu memiliki kualitas baik, aman, nyaman dan lancar.
2. Lingkungan
Dari segi lingkungan, rumah seharusnya memiliki kriteria sebagai berikut : a. Kesehatan lingkungan terpenuhi misalnya jauh dari polusi (pabrik
maupun kendaraan umum).
b. Penataan lingkungan cukup asri dan alami.
c. Ruang terbuka memadai misalnya taman.
d. Prasarana dan sarana memadai misalnya tempat ibadah, sekolah ataupun tempat olahraga.
3. Secara Fisik
Dari segi fisik, rumah seharusnya memiliki kriteria sebagai berikut : a. Sesuai dengan organisasi keluarga.
b. Sehat, aman dan nyaman.
2.9 Komponen Sistem Basis Data
Komponen-komponen utama penyusun sistem basis data adalah : 1. Perangkat keras
2. Sistem operasi 3. Basis data
4. Sistem pengelolah basis data 5. Pemakai (User)
Gambar 2.2 Contoh Sistem Basis Data
2.9.1 Abstraksi Data
Sistem basis data biasanya menyembunyikan rincian tentang bagaimana data disimpan dan diperlihara. Oleh karena itu, seringkali data yang terlihat oleh pemakai sebenarnya berbeda dengan yang tersimpan secara fisik. Abstraksi data merupakan level dalam bagaimana melihat data dalam sebuah sistem basis data.
Conceptual view merupakan pandangan yang berkaitan dengan permasalahan data apa saja yang diperlukan untuk disimpan dalam basis data dan penjelasan mengenai hubungan antar data yang satu dengan lainnya. Conceptual view dapat disetarakan dengan schema dan dilakukan database administrator. Physical view merupakan bentuk implementasi dari conceptual view, yaitu pandangan tentang bagaimana data disimpan dalam media penyimpan data. User view dapat disejajarkan dengan sub-schema. Contoh abstraksi data dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Contoh Abstraksi Data
2.9.2 Penyusunan Sistem Basis Data
Sistem basis data merupakan lingkup terbesar dalam organisasi data. Sistem basis data mencakup semua bentuk komponen data yang ada dalam suatu sistem.
Sedangkan basis data merupakan komponen utama yang menyusun sistem basis data.
Gambar 2.4 Contoh Penyusunan Sistem Basis Data
2.9.3 Tipe File
Tipe file yang digunakan dalam sistem basis data antara lain : 1. File Induk (Master File)
Ada 2 file induk, yaitu :
a. File induk acuan (Reference master file)
Record nya relatif statis atau nilainya jarang berubah contohnya file daftar gaji dan matakuliah.
b. File induk dinamik (Dynamic master file)
Record nya sering berubah atau diupdate sebagai hasil suatu transaksi contohnya file stok barang.
2. File Transaksi (Transaction File)
Disebut juga file input dan digunakan untuk merekam data hasil transaksi contohnya file penjualan barang.
3. File Laporan (Report File)
Disebut juga file output dan berisi informasi sementara yang akan ditampilkan sebagai laporan.
4. File Sejarah (History File)
Disebut juga file arsip dan merupakan file yang berisi data masa lalu yang sudah tidak aktif lagi tetapi masih disimpan sebagai arsip.
5. File Pelindung (Backup File)
Merupakan salinan dari file-file yang masih aktf di dalam basis data pada saat tertentu dan digunakan sebagai cadangan apabila file basis data yang aktf mengalami kerusakan atau hilang.
2.9.4 Bahasa Basis Data
Bahasa basis data merupakan perantara bagi pemakai dengan basis data dalam berinteraksi yang telah ditetapkan oleh pembuat DBMS dan dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Data Definition Language (DDL)
Dengan bahasa ini dapat membuat tabel baru, membuat indeks, mengubah table dan menentukan struktur tabel. Hasil dari kompilasi perintah DDL menjadi kamus data yaitu data yang menjelaskan data sesungguhnya, contohnya create, modify report dan modify structure.
2. Data Manipulation Language (DML)
Berguna untuk melakukan manipulasi dan pengambilan data pada suatu basis data yang berupa insert, update ataupun delete. Ada 2 jenis DML, yaitu prosedural (ditentukan data yang diinginkan dan cara mendapatkannya) dan non-prosedural (tanpa menyebutkan cara mendapatkannya), contohnya dbase 3+, foxbase atapun SQL.
2.9.5 Pengguna Basis Data
Secara umum dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu : 1. Database Administrator (DBA)
Orang yang memiliki kewenangan untuk melakukan pengawasan baik data
maupun program. Fungsi DBA adalah : a. Mendefinisikan pola struktur basis data.
b. Mendefinisikan struktur penyimpanan dan metode akses.
c. Memodifikasi pola dan organisasi fisik.
d. Memberikan kewenangan pada user untuk mengakses data.
e. Menspesifikasikan keharusan integritas data.
2. Database User
Ada 4 pemakai basis data, yaitu : a. Programmer Aplikasi
Merupakan pembuat program aplikasi.
b. Casual User
Pemakai yang sudah mahir dan berinteraksi dengan sistem tetapi menulis program menggunakan query.
c. End User
Pemakai yang belum mahir dan tinggal menjalankan aplikasi yang sudah dibuat oleh programmer aplikasi.
d. Specialized User
Pemakai khusus yang menuliskan aplikasi database tidak dalam kerangka pemrosesan data namun untuk keperluan khusus.
2.9.6 Unified Modeling Languange (UML)
UML adalah metodologi untuk mengembangkan sistem pemrograman berorientasi objek dan sekelompok tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut.
UML adalah sekumpulan simbol dan diagram untuk memodelkan software atau mengilustrasikan bagian dan aspek tertentu dari sistem. Sebuah diagram merupakan bagian dari suatu view tertentu dan ketika digambarkan biasanya dialokasikan untuk view tertentu.
2.9.7 Usecase Diagram
Suatu usecase diagram menampilkan sekumpulan usecase dan aktor (pelaku) dan hubungan diantara usecase dan aktor tersebut. Usecase diagram digunakan untuk
penggambaran usecase statik dari suatu sistem. Usecase diagram penting dalam mengatur dan memodelkan kelakuan dari suatu sistem. Usecase menjelaskan apa yang dilakukan sistem atau sub sistem tetapi tidak menspesifikasikan cara kerjanya. Flow of event yang akan menjelaskan usecase saat pertama dimulai hingga berakhir saat usecase berinteraksi mulai dari aktor, objek apa yang digunakan, alur dasar dan alur alternatif. Usecase diagram merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat dan usecase merupakan konstruksi untuk mendeskripsikan bagaimana sistem akan terlihat di mata user. Usecase diagram juga memfasilitasi komunikasi diantara analis dan pengguna.
2.9.8 PHP: Hypertext Preprocessor
PHP adalah bahasa pemrograman script server-side yang didesain untuk pengembangan web. PHP di kembangkan pada tahun 1995 oleh Rasmus Lerdorf, dan sekarang dikelola oleh The PHP Group. Situs resmi PHP beralamat di http://www.php.net.
PHP disebut bahasa pemrograman server-side karena PHP diproses pada komputer server. Hal ini berbeda dibandingkan dengan bahasa pemrograman client-side seperti JavaScript yang diproses pada web browser (client).
Pada awalnya PHP merupakan singkatan dari Personal Home Page. Sesuai dengan namanya, PHP digunakan untuk membuat website pribadi. Dalam beberapa tahun perkembangannya, PHP menjelma menjadi bahasa pemrograman web yang powerful dan tidak hanya digunakan untuk membuat halaman web sederhana, tetapi juga website populer yang digunakan oleh jutaan orang seperti wikipedia, wordpress ataupun joomla.
Saat ini PHP adalah singkatan dari PHP: Hypertext Preprocessor, sebuah kepanjangan rekursif. PHP dapat digunakan dengan gratis (free) dan bersifat Open Source. PHP dirilis dalam lisensi PHP License sedikit berbeda dengan lisensi GNU General Public License (GPL) yang biasa digunakan untuk proyek Open Source. Kemudahan dan kepopuleran PHP sudah menjadi standar bagi programmer web di seluruh dunia. PHP juga menjadi dasar dari aplikasi
Content Management System (CMS) populer seperti wordpress, joomla ataupun drupal.
Untuk membuat halaman web, sebenarnya PHP bukanlah bahasa pemrograman yang wajib digunakan, bisa saja membuat website hanya menggunakan HTML saja. Web yang dihasilkan dengan HTML maupun CSS dikenal dengan website statis dimana konten dan halaman web bersifat tetap.
Sebagai perbandingan, website dinamis yang bisa dibuat menggunakan PHP adalah situs web yang bisa menyesuaikan tampilan konten tergantung situasi.
Website dinamis juga bisa menyimpan data ke dalam database, membuat halaman yang berubah-ubah sesuai input dari user maupun memproses form.
Untuk pembuatan web, kode PHP biasanya di sisipkan kedalam dokumen HTML. Karena fitur inilah PHP disebut juga sebagai Scripting Language atau bahasa pemrograman script.
Sebagai contoh penggunaan PHP, misalkan ingin membuat list dari nomor 1 sampai nomor 10. Dengan menggunakan HTML murni, bisa membuatnya secara manual seperti kode berikut ini :
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title>Contoh list dengan HTML</title>
</head>
<body>
<h2>Daftar Absensi Mahasiswa</h2>
<ol>
<li>Nama Mahasiswa ke-1</li>
<li>Nama Mahasiswa ke-2</li>
<li>Nama Mahasiswa ke-3</li>
<li>Nama Mahasiswa ke-4</li>
<li>Nama Mahasiswa ke-5</li>
<li>Nama Mahasiswa ke-6</li>
<li>Nama Mahasiswa ke-7</li>
<li>Nama Mahasiswa ke-8</li>
<li>Nama Mahasiswa ke-9</li>
<li>Nama Mahasiswa ke-10</li>
</ol>
</body>
</html>
Halaman HTML tersebut dapat dibuat dengan mudah dengan cara men- copy-paste tag <li> sebanyak 10 kali dan mengubah sedikit angka-angka no urut di belakangnya. Namun jika yang inginkan adalah menambahkan list tersebut menjadi 100 atau 1000 list, cara copy-paste tersebut menjadi tidak efektif. Jika menggunakan PHP, tinggal membuat perulangan for sebanyak 1000 kali dengan perintah yang lebih singkat seperti berikut ini:
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title>Contoh list dengan PHP</title>
</head>
<body>
<h2>Daftar Absensi Mahasiswa</h2>
<ol>
<?php
for ($i= 1; $i <= 1000; $i++) {
echo "<li>Nama Mahasiswa ke-$i</li>";
}
?>
</ol
</body>
</html>
Dengan menggunakan kode baris yang bahkan lebih sedikit, dapat membuat list tersebut menjadi 1000 kali, bahkan 100.000 kali dengan hanya mengubah
sebuah variabel $i. PHP tidak hanya dapat melakukan pengulangan tersebut, masih banyak hal lain yang bisa lakukan dengan PHP, seperti menginput data ke database, menghasilkan gambar, menkonversi halaman text menjadi PDF, management cookie dan session.
2.9.9 XAMPP
XAMPP adalah perangkat lunak bebas (free software) yang mendukung untuk banyak sistem operasi dan merupakan kompilasi dari beberapa program.
Fungsi XAMPP sendiri adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri beberapa program seperti Apache HTTP Server, MySQL database, Perl ataupun penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP. Nama XAMPP sendiri merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun) yakni Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam GNU General Public License dan merupakan web server yang mudah untuk digunakan yang dapat menampilkan halaman web yang dinamis.
Server HTTP Apache atau Server Web/WWW Apache adalah web server yang dapat dijalankan di banyak sistem operasi seperti Unix, BSD, Linux, Microsoft Windows ataupun Novell Netware yang berguna untuk melayani dan memfungsikan situs web. Protokol yang digunakan untuk melayani fasilitas web ini adalah HTTP.
2.9.10 MySQL
MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL yang multithread dan multi-user dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia.
MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL).
phpMyAdmin adalah perangkat lunak bebas yang ditulis dalam bahasa pemrograman PHP yang digunakan untuk menangani administrasi MySQL melalui World Wide Web. phpMyAdmin mendukung berbagai operasi MySQL seperti mengelola basis data, tabel-tabel, bidang (fields), relasi (relations), indeks, pengguna (users) ataupun perijinan (permissions). Untuk menampilkan halaman
phpMyAdmin, maka user harus membuka web browser lalu ketikkan alamat http://localhost/phpmyadmin. Pada dasarnya, mengelolah basis data (database) dengan MySQL harus dilakukan dengan cara mengetikkan baris-baris perintah yang sesuai (command line) untuk setiap maksud tertentu. Jika user ingin membuat database maka baris perintah harus sesuai untuk membuat database.
Jika user menghapus tabel maka baris perintah harus sesuai untuk menghapus tabel. Hal tersebut tentu saja sangat menyulitkan karena user harus hafal dan mengetikkan perintahnya satu per satu.
2.10 Penelitian Relevan
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis antara lain adalah sebagai berikut :
1. Priranda Widara Ananta & Sri Winiarti (2013), peneliti menggunakan metode GAP Kompetensi dalam mendukung keputusan penilaian kinerja pegawai unutk kenaikan jabatan pegawai pada Perusahaan Perkasa Jaya Compuretail.
Peneliti menggunakan tiga macam kriteria untuk menentukan nilai pegawai yaitu kapasitas intelektual, sikap kerja dan perilaku. Manajer perusahaan berwenang menentukan kandidat pegawai untuk menempati jabatan tertentu dan melakukan penilaian yang maksimal.
2. Ritika Oktavina & Heribertus Himawan (2014), peneliti menggunakan metode Weighted Product (WP) dalam mendukung keputusan penggan terbaik pada TB. Bangun Jaya. Peneliti menggunakan empat macam kriteria untuk menentukan pelanggan terbaik yaitu total belanja, metode pembayaran, kuantitas belanjda dan loyalitas kunjungan. Manajer perusahaan mampu menggunakkan sistem yang tersedia untuk menentukan pelanggan terbaik secara berkala dan memperoleh hasil yang akurat.
3. Heliza Rahamania Hatta, Muhammad Rizaldi & Dyna Marisa Khairina (2016), peneliti menggunakan metode Weighted Product (WP) dalam pemilihan lokasi lahan baru pemakaman Muslim dengan Visualisasi Google Maps. Sistem yang tersedia dapat memberikan rekomendasi pemilihan lokasi calon lahan baru untuk pemakaman Muslim di Samarinda sehingga dapat membantu Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Samarinda. Dengan ditambahkannya Visualisasi Google Maps pada hasil rekomendasi memudahkan pengguna untuk mengetahui informasi letak lokasi calon lahan baru pemakaman.
4. Wildan Fauzi (2016), peneliti menggunakan metode Elimination and Choice Translation Reality (Electre) yang menjelaskan permasalahan layak tidaknya warga menerima bantuan Dana Rutilahu. Warga harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan yaitu dari kondisi rumah (bangunan) yang meliputi kondisi luas ruangan, kondisi jenis lantai, kondisi jenis atap, kondisi jenis dinding, kondisi sumber penerangan (listrik) dan kondisi sumber air minum. Akan tetapi pihak penentu dalam hal ini pihak BKM masih mengalami kesulitan seperti dalam pengolahan datanya yang membutuhkan ketelitian, sehingga memungkinkan terjadinya rangkap data dan juga terjadinya kesalahan dalam penentuan warga yang harus diutamakan untuk menerima bantuan Dana Rutilahu.
5. Dodi Guswandi (2017), peneliti menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) dalam mendukung keputusan pemberian bantuan bedah rumah pada Badan Amil Zakat. Konsep dasar Metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif di semua attribute. Berdasarkan kriteria-kriteria penilaian yang telah ditentukan, maka masing-masing kriteria tersebut dapat dilakukan penjumlahan terbobot yang membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan ke suatu skala yang dapat membandingkan semua rating alternatif yang ada dan kemudian melakukan proses perankingan.
BAB 3
ANALISIS PERANCANGAN
3.1. Analisis Masalah
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan rumusan masalah pada penelitian ini adalah mengembangkan sistem pendukung keputusan dalam pemilihan penerima bantuan bedah rumah yang tepat sesuai kebutuhan pengguna dengan menggunakan penggabungan metode Weighted Product dan Profile Matching.
Bab ini akan menjelaskan hal-hal yang diperlukan dalam menyelesaikan masalah tersebut.
3.2. Analisis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang berupa kriteria-kriteria dalam penentuan Penerima bantuan bedah rumah. Data ini diperoleh dari kelurahan serta studi pustaka yaitu dengan mencari dan mempelajari sumber-sumber pustaka yang mendukung penelitian, seperti jurnal, artikel, buku-buku, proceedings, dan karya ilmiah lainnya.
Dalam prosesnya sistem pendukung keputusan menggunakan kriteria- kriteria yang ditentukan baik berupa data historis maupun data baru. Demikian juga pada penelitian ini, telah ditentukan juga kriteria-kriteria yang akan digunakan, dimana masing-masing kriterian memiliki bobot yang berbeda. Daftar kriteria-kriteria yang diperlukan dalam pemilihan Penerima bantuan bedah rumah diuraikan pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1. Tabel Kriteria pemilihan Penerima bantuan bedah rumah No. Kriteria No. Sub Kriteria Klasifikasi
1 Rumah
1 Kepemilikan
Hak Milik Warisan Hak Pakai/ Keluarga
2 Bangunan
Sempit Sedang Luas
3 Atap
Ijuk Genteng
Seng
4 Dinding
Bambu/Rumbia Seng/Triplek
Papan/Kayu
5 Lantai
Tanah Karpet Plastik
Plester
2 Pemilik
1 Status Sipil
Cerai Mati Cerai Pisah
Kawin Tidak Kawin
2 Pekerjaan
Tidak Bekerja Serabutan Petani/Nelayan
Pedagang Wiraswasta Pegawai Swasta
3 Penghasilan
di bawah 1.000.000 1.000.001-2.000.000 2.000.001-3.000.000
No. Kriteria No. Sub Kriteria Klasifikasi 3.000.001-4.000.000 4.000.001-5.000.000
di atas 5.000.000
4 Tanggungan
1 2 3 4 5 6
Tabel 3.1 menjelaskan setiap kriteria memiliki subkriteria yang memiliki klasifikasi bobot masing-masing.
Penelitian ini akan membahas proses penentuan dalam memilih Penerima bantuan bedah rumah terbaik dengan metode Weighted Product dan Profile Matching.
3.3. Analisis Metode
Dari tabel 3.1 diketahui bahwa Kriteria Rumah memiliki 5 (lima) sub kriteria yaitu subkriteria Kepemilikan, Bangunan, Atap, Dinding dan Lantai.
Subkriteria Kepemilikan yang didasarkan pada penguasaan hak, yaitu : Hak Milik, Warisan dan Hak Pakai/ Keluarga yang diklasifikasikan dalam 3 (tiga) klasifikasi. Subkriteria Bangunan didasarkan pada luas bangunan yaitu : Sempit, Sedang dan Luas yang diklasifikasikan dalam 3 (tiga) klasifikasi. Subkriteria Atap didasarkan pada bahannya, yaitu : Ijuk, Genteng dan Seng yang diklasifikasikan dalam 3 (tiga) klasifikasi. Subkriteria Dinding didasarkan pada bahannya, yaitu : Bambu/Rumbia, Seng/Triplek dan Papan/Kayu yang
diklasifikasikan dalam 3 (tiga) klasifikasi. Subkriteria Lantai didasarkan pada jenis bahanynnya, yaitu : Tanah, Karpet Plastik dan Plester yang diklasifikasikan dalam 3 (tiga) klasifikasi.
Kriteria Pemilik memiliki 4 (empat) subkriteria yaitu : Status Sipil, Pekerjaan, Penghasilan dan Tanggungan. Subkriteria Status Sipil didasarkan pada status yaitu : Cerai Mati, Cerai Pisah, Kawin, Tidak Kawin yang diklasifikasikan dalam 4 (empat) klasifikasi. Subkriteria Pekerjaan didasarkan pada status pekerjaan, yaitu : Tidak Bekerja, Serabutan, Petani/Nelayan, Pedagang, Wiraswasta, Pegawai Swasta yang diklasifikasikan dalam 6 (enam) klasifikasi.
Subkriteria Penghasilan didasarkan pada total pendapatan rata-rata perbulan, yaitu : di bawah 1.000.000, 1.000.001-2.000.000, 2.000.001-3.000.000, 3.000.001-4.000.000, 4.000.001-5.000.000, di atas 5.000.000 yang diklasifikasikan dalam 6 (enam) klasifikasi. Subkriteria Tanggungan didasarkan pada jumlah tanggungan keluarga termasuk suami dan istri, yaitu : 1, 2, 3, 4, 5, 6 yang diklasifikasikan dalam 6 (enam) klasifikasi.
3.3.1. Analisis Metode Weighted Product
Metode Metode Weighted Product(WP) menggunakan perkalian untuk menghubungkan rating atribut, dimana rating setiap atribut harus dipangkatkan dulu dengan bobot atribut yang bersangkutan. Proses tersebut sama halnya dengan normalisasi.
Metode Weighted Product dapat membantu dalam mengambil keputusan akan tetapi perhitungan dengan menggunakan metode Weighted Product ini hanya menghasilkan nilai terbesar yang akan terpilih sebagai alternatif yang