commit to user
EVALUASI PENAGIHAN PAJAK REKLAME DI DPPKAD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009-2011
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian prasyarat Mencapai derajat Ahli Madya (A.Md) Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh:
A’AN PRABOWO NORWINTO NIM. F3409001
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Tidak ada makanan seseorang itu yang lebih baik dari pada apa yang dimakan
dari hasil usaha tangannya sendiri (Riwayat Al-Bukhari),
Kesuksesan adalah titik terkecil diantara gunung-gunung kegagalan (Bob
Sadino),
Apapun yang dikerjakan atau tidak dikerjakan, akan mengarah ke sesuatu dan
akan menyampaikan kepada kualitas hidup tertentu di masa depan (Mario
Teguh),
Sukses tidak diukur dari posisi yang berhasil dicapai seseorang dalam hidupnya,
tapi dari hambatan-hambatan yang diatasinya (Booker T. Washington),
Ajining diri soko kedhaling lathi, ajining rogo soko busono (Sularno).
Penulis persembahkan kepada:
Ø Ayah, Ibu dan adikku
Ø Keluarga besarku Ø Someone special Ø Sahabat-sahabatku
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena limpahan rahmat dan hidayah
yang telah diberikan kepada penulis, sehingga segala petunjuk dan kemudahan
telah didapatkan dalam menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “EVALUASI
PENAGIHAN PAJAK REKLAME DI DPPKAD KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN 2009-2011”. Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat
untuk mencapai gelar Ahli Madya Diploma III Studi Perpajakan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini tidak akan terlaksana
dengan baik tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya,
2. Untuk kedua orang tua, Bapak Sularno dan Ibu Prihartini yang telah
memberikan dukungan moral dan semangat, serta doa yang selalu menyertai
dari awal pelaksanaan hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini,
3. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta,
4. Bapak Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Diploma
III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta,
5. Bapak Anas Wibawa, S.E., M.Si., Ak, selaku Ketua Intership and Career
commit to user
vi
6. Bapak Agus Widodo, S.E., M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing Akademik,
7. Ibu Juliati, S.E., Ak., selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan
bimbingan dan saran selama penulis menyelesaikan Tugas Akhir,
8. Ibu Giyarni, S.H., MH., selaku Pembimbing Institusi Mitra, yang telah
memberikan dukungan selama penulis menyelesaikan Tugas Akhir,
9. Seluruh pegawai DPPKAD Sukoharjo yang telah memberikan banyak
kemudahan serta bimbingannya selama penulis menyelesaikan Tugas Akhir,
10.Someone special Anis Setyowati yang telah memberikan semangat dan
motivasi selama penulis menyelesaikan Tugas Akhir,
11.Seluruh teman-teman D3 Perpajakan angkatan 2009 yang banyak
memberikan dukungan,
12.Sahabat-sahabatku wonogiri terima kasih atas saran dan do’a yang kalian
berikan, tetap sukseskan wonogiri,
13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan. Penulis
berharap Tugas Akhir ini berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya.
Wonogiri, Juni 2011
commit to user
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
ABSTRACT ... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. GAMBARAN UMUM INSTANSI/LEMBAGA………. 1
1. Sejarah Singkat Berdirinya DPPKAD Sukoharjo….. 1
2. Tugas Pokok dan Fungsi DPPKAD Sukoharjo1….. 1
3. Visi dan Misi DPPKAD Sukoharjo……… 3
4. Struktur Organisasi DPPKAD Sukoharjo………….. 4
commit to user
viii
B. LATAR BELAKANG MASALAH……….. 13
C. RUMUSAN MASALAH……….. 16
D. TUJUAN PENELITIAN………. 16
E. MANFAAT PENELITIAN……… 16
F. METODE PENELITIAN……….. 17
BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN……….. 19
A. TINJAUAN PUSTAKA………. 19
1. Pengertian Evaluasi………. 19
2. Pengertian Penagihan Pajak……… 19
3. Pajak Secara Umum……….... 20
4. Pajak Daerah……… 24
5. Pajak Reklame………. 27
B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN………... 34
1. Perkembangan Piutang Pajak Reklame di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo dari Tahun 2009-2011……… 34
2. Evaluasi Proses Pelaksanaan Penagihan Pajak Reklame di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo………... 37
commit to user
ix
4. Solusi atas Hambatan Penagihan Pajak Reklame di Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Sukoharjo……….. 43
BAB III TEMUAN………. 45
A. KELEBIHAN………... 45
B. KELEMAHAN ………. 46
BAB IV PENUTUP……… 50
A. KESIMPULAN ……… 50
B. REKOMENDASI………. 51
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II.1 Daftar Piutang Pajak Reklame 2009 Per 31 Desember 2011 ... 34
Tabel II.2 Daftar Piutang Pajak Reklame 2010 Per 31 Desember 2011 ... 35
Tabel II.3 Daftar Piutang Pajak Reklame 2011 Per 31 Desember 2011 ... 35
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I.1 Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo ... 4
Gambar II.2 Grafik Perkembangan Piutang Pajak Reklame Tahun
commit to user ABSTRACT
EVALUASI PENAGIHAN PAJAK REKLAME DI DPPKAD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009-2011
A’an Prabowo Norwinto F3409001
The purposes of the research entitled The Evaluation of Advertisement Tax Bill in DPPKAD (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah) Sukoharjo Regency Year 2009-2011 are to know the development of advertisement tax account receivable from year 2009-2011, to compare the process of advertisement tax bill in DPPKAD Sukoharjo Regency with the prevailed law, to know the obstacle of advertisement tax bill, and to know the solution for the obstacle of advertisement tax bill which has been done by DPPKAD Sukoharjo Regency.
The research is conducted by literary study and field study. Literary study is used by the writer for collecting the data and information which are obtained from literature such as tax law, government rule, and tax books relevant with the discussed material. Field study is done with two methods. The first is observation method done by doing observation and collecting data directly from the field. The second is direct interview method about the material discussed with related person of DPPKAD Sukoharjo Regency.
Based on the research, the process of advertisement tax bill in DPPKAD Sukoharjo Regency is not appropriate with the prevailed law. This is because the technique of bill is very complicated and long, and the characteristic of tax obligation who demands the bill with persuasive manner. The persuasive bill has an effect on the development of advertisement tax account receivable which always increases every year. In 2009 there is an advertisement tax account receivable as much as Rp 72,504,600, in 2010 is as much as Rp 176,777,700 and in 2011 is as much as 340,567,350.
The writer gives recommendation to DPPKAD Sukoharjo Regency that the process of advertisement tax bill should be based on PPSP (Penagihan Pajak dengan Surat Paksa) law, and prevailed region law, so it can secure PAD (Pendapatan Asli Daerah), and there should be a firm attitude which can make the tax obligation feels wary to violate the tax, such as confiscation and auction.
commit to user
ABSTRACT
EVALUASI PENAGIHAN PAJAK REKLAME DI DPPKAD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009-2011
A’an Prabowo Norwinto F3409001
Tujuan dari penelitian yang berjudul Evaluasi Penagihan Pajak Reklame di DPPKAD Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009-2011 adalah untuk mengetahui perkembangan piutang pajak reklame dari tahun 2009-2011, untuk membandingkan proses penagihan pajak reklame di DPPKAD Kabupaten Sukoharjo dengan undang-undang yang berlaku, untuk mengetahui hambatan penagihan pajak reklame, serta untuk mengetahui solusi yang telah dilakukan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo atas hambatan penagihan pajak reklame.
Penelitian ini dilaksanakan dengan studi kepustakaan dan studi lapangan. Studi kepustakaan digunakan penulis untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh melalui literature seperti undang-undang perpajakan, peraturan pemerintah dan buku-buku perpajakan yang mempunyai relevansi dengan materi yang dibahas. Studi lapangan dilakukan dengan dua metode, yang pertama adalah metode observasi yang dilakukan penulis dengan cara mengadakan pengamatan dan pengumpulan data secara langsung di lapangan, yang kedua adalah metode wawancara yang dilakukan penulis dengan mengadakan wawancara secara langsung mengenai materi yang akan diteliti dengan pihak DPPKAD Kabupaten Sukoharjo.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, proses penagihan pajak reklame di DPPKAD Kabupaten Sukoharjo tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku, hal ini dikarenakan faktor teknis penagihan yang rumit dan panjang, serta karakteristik wajib pajak yang menuntut adanya penagihan dengan cara persuasif. Penagihan persuasif berdampak terhadap perkembangan piutang pajak reklame yang selalu meningkat setiap tahunnya. Di tahun 2009 terdapat piutang pajak reklame sebesar Rp 72,504,600, tahun 2010 sebesar Rp 176,777,700 dan di tahun 2011 terdapat piutang pajak reklame sebesar Rp 340,567,350.
Penulis memberikan rekomendasi kepada pihak DPPKAD Kabupaten Sukoharjo bahwa pelaksanaan tata cara penagihan pajak reklame seharusnya disesuaikan dengan Undang-Undang PPSP atau Peraturan Daerah yang berlaku, sehingga akan mengamankan PAD, serta ada ketegasan yang membuat jera kepada wajib pajak yang melanggar kewajiban perpajakan, seperti adanya Penyitaan, serta adanya Pelaksanaan Lelang.
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM INSTANSI/LEMBAGA
1. Sejarah Singkat Berdirinya DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah, ditegaskan bahwa perangkat daerah terdiri
dari unsur staf yang mempunyai tugas membantu penyusunan kebijakan
dan koordinasi yang diwadahi dalam bentuk inspektorat, unsur perencana
yang diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung tugas Bupati dalam
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik
diwadahi dalam lembaga teknis daerah dalam bentuk badan/kantor/rumah
sakit, dan unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam dinas
daerah. Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,
maka sejak tahun 2009 terbentuklah Organisasi Dinas Daerah yaitu Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah atau (DPPKAD).
2. Tugas Pokok dan Fungsi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Sukoharjo Nomor 3
commit to user
Sukoharjo, Pasal 11 menyebutkan bahwa Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan
urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan di bidang pengelolaan keuangan dan aset-aset daerah.
Berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Sukoharjo Nomor 44 Tahun
2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan
Struktural pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Sukoharjo, Pasal 3 menyebutkan bahwa Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok melaksanakan
urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan
dan aset daerah. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, maka
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai
fungsi sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan, pengelolaan
keuangan dan aset daerah,
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah,
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan, pengelolaan
keuangan dan aset daerah,
d. Pengkoordinasian, fasilitasi dan pembinaan kegiatan di bidang
commit to user
e. Pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang
pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah,
f. Pengelolaan urusan ketatausahaan.
3. Visi dan Misi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Sukoharjo mempunyai visi yaitu “Terwujudnya Peningkatan
Efisiensi dan Efektifitas Pengelolaan Sumber Daya, Pengelolaan
Keuangan Daerah dan Peningkatan Pendapatan Daerah dengan Semangat
Desentralisasi, Demokratisasi, Transparansi dan Akuntabilitas dalam
Rangka Peningkatan Kesejahteraan dan Pelayanan kepada Masyarakat”.
Selain itu, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Sukoharjo mempunyai misi sebagai berikut:
a. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Pengelolaan Keuangan Daerah,
b. Meningkatkan Fungsi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran
Daerah,
c. Meningkatkan Fungsi Pemungutan Pendapatan Daerah dan Efisiensi
Belanja Daerah,
d. Meningkatkan Fungsi Pengendalian Kas Daerah, Perbendaharaan
Umum Daerah dan Verifikasi serta Perhitungan Anggaran,
commit to user
4. Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Gambar I.1
Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUBBAG PROGRAM SUBBAG UMUM DAN KEPEGA- WAIAN SEKRETARIAT SUBBAG KEUANGAN BIDANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN SEKSI VERIFIKASI SEKSI AKUNTANSI SEKSI FASILITASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BIDANG KAS SEKSI PENGELUAR AN SEKSI PENERIMAAN SEKSI PENGENDALI-AN DPENGENDALI-AN PELAPORAN BIDANG ASET DAERAH SEKSI PERUBAHAN STATUS HUKUM SEKSI PENDAYAGU-NAAN ASET DAERAH SEKSI PENATAUSA-HAAN ASET DAERAH SEKSI PENYUSUNAN ANGGARAN SEKSI PERENCA-NAAN ANGGARAN BIDANG PENDAPATAN BIDANG ANGGARAN BIDANG PERBENDA-HARAAN SEKSI PELAKSA-NAAN ANGGARAN SEKSI PENETAPAN SEKSI PENDAFTARAN DAN PENDATAAN SEKSI PENERIMAAN, PENAGIHAN DAN PELAPORAN SEKSI PERBENDA-
HARAAN II SEKSI PERBENDA-
HARAAN I
SEKSI PERBENDA-
HARAAN III
KEPALA
commit to user
5. Deskripsi Jabatan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Penjabaran tugas pokok diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 44
Tahun 2008 sebagai berikut:
a. Kepala Dinas
Kepala DPPKAD Kabupaten Sukoharjo mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di bidang pendapatan,
pengelolaan keuangan dan aset daerah.
b. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala DPPKAD dalam
merumuskan kebijakan, mengoordinasikan membina dan
mengendalikan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi, keuangan,
kepegawaian dan umum.
Sekretariat, terdiri dari:
1) Sub Bagian Program
Sub Bagian Program dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretaris dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan perencanaan,
monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan.
2) Sub Bagian keuangan
Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian
commit to user
Sekretaris dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan administrasi
keuangan dan pelaporan pertanggungjawaban keuangan.
3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang
Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Sekretaris dalam menyiapkan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan
administrasi umum, organisasi dan tatalaksana, pengurusan rumah
tangga, perlengkapan, dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan,
serta pengelolaan administrasi kepegawaian.
c. Bidang Anggaran
Bidang Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
DPPKAD dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan,
membina dan mengendalikan kegiatan di bidang anggaran.
Bidang Anggaran, terdiri dari:
1) Seksi Perencanaan Anggaran
Seksi Perencanaan Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang Anggaran dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di
commit to user 2) Seksi Penyusunan Anggaran
Seksi Penyusunan Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang Anggaran dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di
bidang penyusunan anggaran.
3) Seksi Pelaksanaan Anggaran
Seksi Pelaksanaan Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang Anggaran dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di
bidang pelaksanaan anggaran.
d. Bidang Pendapatan
Bidang Pendapatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
DPPKAD dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan,
membina dan mengendalikan kegiatan di bidang pendapatan.
Bidang Pendapatan, terdiri dari:
1) Seksi Pendaftaran dan Pendataan
Seksi Pendaftaran dan Pendataan dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
commit to user
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang pendaftaran dan pendataan.
2) Seksi Penetapan
Seksi Penetapan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang Pendapatan dalam menyiapkan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang penetapan.
3) Seksi Penerimaan, Penagihan dan Pelaporan
Seksi Penerimaan, Penagihan dan Pelaporan dipimpin seorang
Kepala Seksi, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang Pendapatan dalam menyiapkan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang penerimaan, penagihan dan pelaporan.
e. Bidang Perbendaharaan
Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
DPPKAD dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan,
membina dan mengendalikan kegiatan di bidang perbendaharaan.
Bidang Perbendaharaan, terdiri dari:
1) Seksi Perbendaharaan I
Seksi Perbendaharaan I dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
commit to user
Bidang Perbendaharaan dalam menyiapkan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang perbendaharaan I.
2) Seksi Perbendaharaan II
Seksi Perbendaharaan II dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang Perbendaharaan dalam menyiapkan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang perbendaharaan II.
3) Seksi Perbendaharaan III
Seksi Perbendaharaan III dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang Perbendaharaan dalam menyiapkan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian
bimbingan di bidang perbendaharaan III.
f. Bidang Akuntansi
Bidang Akuntansi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
DPPKAD dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan,
membina dan mengendalikan kegiatan di bidang akuntansi.
Bidang Akuntansi, terdiri dari:
commit to user
Seksi Verifikasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang Akuntansi dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di
bidang akuntansi.
2) Seksi Akuntansi
Seksi Akuntansi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang Akuntansi dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di
bidang akuntansi.
3) Seksi Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan
Seksi Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan dipimpin oleh
Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Akuntansi dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang fasilitasi penyusunan laporan
keuangan.
g. Bidang Kas
Bidang Kas dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
DPPKAD dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan,
commit to user Bidang Kas, terdiri dari:
1) Seksi Penerimaan
Seksi Penerimaan dipimpin oleh Kepala Seksi, mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kas dalam
menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan,
pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang penerimaan.
2) Seksi Pengeluaran
Seksi Pengeluaran dipimpin oleh Kepala Seksi, mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kas dalam
menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan,
pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang pengeluaran.
3) Seksi Pengendalian dan Pelaporan
Seksi Pengendalian dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Seksi
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang Kas dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di
bidang pengendalian dan pelaporan.
h. Bidang Aset dan Investasi Daerah
Bidang Aset dan Investasi Daerah dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala DPPKAD dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan,
membina dan mengendalikan kegiatan di bidang aset dan investasi
commit to user
Bidang Aset dan Investasi Daerah, terdiri dari:
1) Seksi Penatausahaan Aset Daerah
Seksi Penatausahaan Aset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Bidang Aset dan Investasi Daerah dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang penatausahaan aset daerah.
2) Seksi Pendayagunaan Aset Daerah
Seksi Pendayagunaan Aset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Bidang Aset dan Investasi Daerah dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang pendayagunaan aset daerah.
3) Seksi Investasi Daerah
Seksi Investasi Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang Aset dan Investasi Daerah dalam menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang investasi daerah.
i. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan
kegiatan dalam menunjang tugas pokok Dinas Pendapatan,
commit to user
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Keuangan Negara dan pembangunan nasional tidak dapat dipisahkan dari
keuangan daerah, bahkan dapat dikaitkan pembangunan nasional identik
dengan pembangunan daerah, oleh karena itu perlu dilaksanakan pengelolaan
keuangan negara. Pembangunan daerah didasarkan atas otonomi daerah
dengan mengacu pada kondisi dan situasi satuan wilayah yang bersangkutan.
Dengan demikian daerah tidak saja mengurus rumah tangganya sendiri tetapi
juga menyelenggarakan tugas-tugas Pemerintah Pusat di daerah. Tentu saja
hal ini membuat beban yang ditanggung oleh Pemerintah Daerah tidaklah
ringan, dan untuk menyelenggarakan tugas-tugas tersebut dibutuhkan
sumber-sumber keuangan yang besar.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
menetapkan bahwa penerimaan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah
terdiri dari pajak daerah dan retribusi daerah sebagai sumber Pendapatan Asli
Daerah yang bersumber dari daerah itu sendiri dan dapat dikembangkan
sesuai dengan kondisi masing-masing daerah. Sejak saat itu Pendapatan Asli
Daerah menjadi andalan dalam menyumbang pendapatan daerah, disisi lain
Pemerintah Daerah dan masyarakat diharapkan agar mandiri. Kemandirian
yang dimaksud adalah kemandirian dalam hal pembiayaan, peralatan atau
perlengkapan dan sumber daya manusia.
Untuk melaksanakan pengelolaan Pendapatan Asli Daerah, maka
Pemerintah Daerah membentuk Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
commit to user
yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas membantu
Kepala Daerah dalam bidang pendapatan pengelolaan keuangan dan aset
daerah, salah satunya adalah pengelolaan Pendapatan Asli Daerah.
Pemerintah Daerah harus cepat mengidentifikasi sektor-sektor potensial
Pendapatan Asli Daerah sebagai motor penggerak pembangunan daerah.
Salah satu kontribusi terbesar Pendapatan Asli Daerah berasal dari sektor
pajak daerah. Pengertian pajak daerah sendiri ialah pajak yang wewenang
pemungutannya ada pada Pemerintah Daerah dan dilaksanakan oleh Dinas
Pendapatan Daerah. (Suandy, 2008: 38)
Dasar hukum atas pemungutan dan pengelolaan pajak daerah diatur dalam
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah. Di dalam undang-undang tersebut terdapat jenis-jenis pajak daerah
yang dipungut oleh Pemerintah Daerah, salah satunya adalah pajak reklame.
Pengertian pajak reklame adalah pajak yang dikenakan atas benda, alat,
perbuatan, atau media yang bentuk corak ragamnya dirancang untuk tujuan
komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk
menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan yang dapat
dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan dinikmati oleh umum. Objek pajak
reklame meliputi reklame papan, reklame kain, reklame melekat/stiker,
reklame selebaran, reklame berjalan, reklame udara, reklame apung, reklame
suara, reklame film, dan reklame peragaan.
Dalam lingkup Kabupaten Sukoharjo juga terdapat peraturan daerah yang
commit to user
Sukoharjo Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Reklame. Dalam
undang-undang tersebut terdapat tata cara penagihan pajak reklame. Proses penagihan
pajak reklame diawali dengan Surat Teguran, Surat Paksa, Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan, sampai Pelaksanaan Lelang. Hal ini tidak jauh
berbeda dengan Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
24/PMK.03/2008 menyatakan bahwa penagihan pajak adalah serangkaian
tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan
pajak dengan menegur, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,
memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan
penyitaan, melaksanakan penyanderaan, dan menjual barang yang telah disita.
Proses penagihan pajak reklame dilakukan karena tindakan wajib pajak
yang tidak melaksanakan kewajibannya seperti melunasi pajak terutang tepat
waktu. Dalam hal ini penagihan pajak berfungsi sebagai sarana pencairan
piutang pajak. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, salah satu hal yang
harus diperhatikan oleh fiskus adalah bagaimana penagihan pajak terhadap
wajib pajak dapat berjalan dengan lancar sesuai yang diharapkan.
Dari data yang diperoleh penulis, yaitu data piutang pajak per 31
desember 2011, terdapat sisa piutang untuk tahun 2009 sebesar Rp
68,230,900, sisa piutang tahun 2010 sebesar Rp 71,284,300, dan tahun 2011
terdapat piutang sebesar Rp 340,567,350.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin mengangkat judul
“EVALUASI PENAGIHAN PAJAK REKLAME DI DPPKAD
commit to user
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses penagihan pajak reklame di DPPKAD Sukoharjo?
2. Apa hambatan dalam penagihan pajak reklame di DPPKAD Sukoharjo?
3. Bagaimana solusi atas hambatan penagihan pajak reklame di DPPKAD
Sukoharjo?
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan masalah yang diuraikan penulis, maka penelitian ini
mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk membandingkan proses penagihan pajak reklame di DPPKAD
Sukoharjo dengan undang-undang yang berlaku?
2. Untuk mengetahui hambatan dalam penagihan pajak reklame di DPPKAD
Sukoharjo?
3. Untuk mengetahui solusi atas hambatan penagihan pajak reklame di
DPPKAD Sukoharjo?
E. MANFAAT PENELITIAN
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi pemerintah (DPPKAD Kabupaten Sukoharjo)
Diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi
commit to user 2. Bagi penulis
Dapat mengetahui arti pentingnya pengetahuan tentang praktik ilmu
perpajakan, serta dapat mengaplikasikan ilmu bidang perpajakan yang
diperoleh di bangku kuliah ke dalam praktik yang terjadi di lapangan,
khususnya mengenai pajak reklame.
3. Bagi pihak lain
Diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumber informasi dan sebagai
bahan acuhan penelitian di masa yang akan datang.
F. METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan Tugas Akhir, penulis menggunakan beberapa metode:
1. Studi Kepustakaan
Dalam metode kepustakaan, penulis mengumpulkan data dan informasi
yang diperoleh melalui literatur seperti Undang-undang Perpajakan,
Peraturan Pemerintah, buku perpajakan serta sumber referensi lainnya
yang mempunyai kesesuaian dengan materi yang dibahas guna
memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai konsep dan landasan
teori sebagai dasar penyusunan Tugas Akhir.
2. Studi Lapangan
Metode ini dilaksanakan penulis dengan dua cara yaitu:
a. Metode Observasi
Metode observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka
commit to user
perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari
adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi
yang disengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial
dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat
(Mardalis, 2008: 63).
Metode observasi ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
dan pengumpulan data secara langsung ke lapangan untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan objek yang diteliti.
b. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap
muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau
keterangan-keterangan (Narbuko dan Achmadi, 2003: 83).
Metode ini dilakukan penulis dengan cara mengadakan wawancara
secara langsung mengenai materi yang diteliti kepada pihak-pihak
commit to user
19 BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Evaluasi
Kata evaluasi berasal dari Bahasa Inggris “evaluation” yang berarti
penilaian atau penaksiran, sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi
merupakan suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah
berjalan seperti yang telah direncanakan. Evaluasi juga merupakan sebuah
alat dan bukan tujuan, yang digunakan untuk menilai apakah sebuah
proses telah berjalan sebagaimana mestinya. Evaluasi juga merupakan
bagian yang sangat penting dalam suatu sistem untuk mengetahui apakah
sistem itu baik atau tidak mencakup pemberian nilai, pengenalan
permasalahan, dan pemberian solusi atas permasalahan (wakhinudin,
2009).
2. Pengertian Penagihan Pajak
Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak
melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau
memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,
memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan
penyitaan, melaksanakan penyandraan, menjual barang yang yang telah
commit to user
Penagihan pajak dapat dikelompokkan menjadi dua (Suandy, Erly,
2008: 173):
a. Penagihan pasif yaitu penagihan yang dilakukan dengan
menggunakan Surat Tagihan Pajak atau Surat Ketetapan Pajak. Jika
dalam jangka waktu 30 hari belum dilunasi, maka 7 hari setelah
tanggal jatuh tempo diikuti dengan penagihan pajak secara aktif yang
diawali dengan menerbitkan Surat Teguran.
b. Penagihan aktif yaitu penagihan yang merupakan kelanjutan dari
penagihan pajak pasif, dimana dalam upaya penagihan ini fiskus
berperan aktif, dalam arti tidak hanya mengirim Surat Teguran Pajak
atau Surat Ketetapan Pajak tetapi diikuti dengan tindakan sita dan
pelaksanaan lelang.
3. Pajak Secara Umum
a. Pengertian Pajak
Banyak para ahli yang memberikan batasan tentang pajak,
pengertian pajak yang dikemukakan para ahli sebagai berikut:
1) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa
timbal (kontraprestasi) secara langsung dapat ditujukan dan
digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Rochmat
Soemitro dalam Suandy, Erly, 2008: 7).
2) Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
commit to user
dengan tidak mendapatkan prestasi kembali, yang langsung dapat
ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran
umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan
pemerintahan (Andriani dalam Waluyo, 2010: 2).
3) Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang
kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya
secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata
digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum
(Feldmann dalam Resmi, Siti, 2009: 2)
b. Fungsi Pajak
Fungsi pajak dibedakan menjadi dua (Resmi, Siti, 2009: 3):
1) Fungsi penerimaan (Budgetair) yaitu pajak berfungsi sebagai
sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran
pemerintah.
2) Fungsi mengatur (Regulerend) yaitu pajak berfungsi sebagai alat
untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan sosial dibidang sosial
dan ekonomi.
c. Asas Pemungutan Pajak
Berikut adalah asas pemungutan pajak (Adam Smitth dalam
Suandy, Erly, 2008: 27):
1) Equality, yaitu pembebanan pajak hendaknya seimbang dengan
commit to user
2) Certainty, yaitu pembayaran pajak oleh wajib pajak hendaknya
harus jelas mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak, dan
ketentuan mengenai pembayarannya,
3) Convenience of Payment, yaitu pajak hendaknya dipungut saat
terbaik bagi wajib pajak yaitu saat wajib pajak menerima
keuntungan atau penghasilan yang dikenakan pajak,
4) Economic of Collections, yaitu pemungutan pajak hendaknya
sehemat mungkin (manfaat lebih besar daripada biaya).
d. Sistem Pemungutan Pajak
Pada dasarnya terdapat tiga sistem pemungutan pajak yang
berlaku (Waluyo, 2010: 17):
1) Official Assesment System adalah suatu sistem pemungutan pajak
yang memberikan wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
Ciri-cirinya sebagai berikut:
a) Besarnya pajak yang terutang ditentukan oleh fiskus,
b) Wajib pajak bersifat pasif,
c) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak
oleh fiskus.
2) Self Assesment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan
(menghitung, memperhitungkan, membayar, melaporkan) sendiri
commit to user
3) With Holding system adalah suatu sistem pemungutan yang
memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan
wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang oleh wajib pajak.
e. Penggolongan Jenis-Jenis Pajak
Pajak dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok (Waluyo,
2010: 12):
1) Menurut Golongannya
a) Pajak Langsung, adalah pajak yang bebannya harus dipikul
sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada
orang lain serta dikenakan secara berulang-ulang pada waktu
tertentu, misalnya Pajak Penghasilan (PPh).
b) Pajak Tidak Langsung, adalah pajak yang bebannya dapat
dilimpahkan kepada orang lain dan hanya dikenakan pada
hal-hal tertentu atau peristiwa-peristiwa tertentu, misalnya Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).
2) Menurut Sifatnya
a) Pajak Subjektif, adalah jenis pajak yang dikenakan dengan
pertama-tama memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak,
b) Pajak Objektif, adalah jenis pajak yang dikenakan dengan
pertama-tama memperhatikan atau melihat objeknya baik
berupa keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang menyebabkan
commit to user 3) Menurut Lembaga Pemungutannya
a) Pajak Pusat, adalah jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah
pusat yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen
Keuangan.
b) Pajak Daerah, adalah jenis pajak yang dipungut oleh
pemerintah daerah yang dalam pelaksanaannya sehari-hari
dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda).
4. Pajak Daerah
a. Dasar Hukum Pajak Daerah
1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
2) Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7 Tahun 2011
tentang Pajak Daerah.
b. Pengertian Pajak Daerah
Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi
wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
c. Jenis dan Tarif Pajak Daerah
1) Pajak Hotel, tarif paling tinggi 10%,
2) Pajak Restoran, tarif paling tinggi 10%,
commit to user 4) Pajak Reklame, tarif paling tinggi 25%,
5) Pajak Penerangan Jalan, tarif paling tinggi 3%,
6) Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan, tarif paling tinggi 25%,
7) Pajak Parkir, tarif paling tinggi 30%,
8) Pajak Air Tanah, tarif paling tinggi 20%,
9) Pajak Sarang Burung Walet, tarif paling tinggi 10%,
10)Pajak Bumi dan Bangunan, tarif paling tinggi 0,3%,
11)Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, tarif paling tinggi
5%.
d. Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah
1) Pemungutan pajak tidak boleh diborongkan.
2) Setiap wajib pajak wajib membayar pajak yang terutang
berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Daerah atau dibayar sendiri
oleh wajib pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
3) Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan
penetapan Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dibayar dengan
menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat
Ketetapan Pajak Daerah atau dokumen lain yang dipersamakan
(karcis dan nota perhitungan).
4) Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar
commit to user
Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, dan Surat Ketetapan Pajak
Daerah Kurang Bayar Tambahan.
e. Tata Cara Pembayaran dan Penagihan
1) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk menentukan tanggal jatuh tempo
pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang paling lama 30
hari setelah saat terutangnya pajak dan paling lama 6 bulan sejak
tanggal diterimanya Surat Pemberitahuan Pajak Terutang oleh
wajib pajak.
2) Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak
Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, dan Surat
Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Tagihan
Pajak Daerah, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak
yang harus dibayar bertambah merupakan dasar penagihan pajak
dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1 bulan sejak
tanggal diterbitkan.
3) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk atas permohonan wajib pajak
setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dapat memberikan
persetujuan kepada wajib pajak untuk mengangsur atau menunda
pembayaran pajak, dengan dikenakan bunga sebesar 2% sebulan.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran, penyetoran,
tempat pembayaran, angsuran, dan penundaan pembayaran pajak
commit to user
5) Pajak yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak
Daerah Kurang Bayar, dan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang
Bayar Tambahan, Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan banding
yang tidak atau kurang dibayar oleh wajib pajak pada waktunya
dapat ditagih dengan Surat Paksa dan tindakan penyitaan.
5. Pajak Reklame
a. Dasar Hukum Pajak Reklame
1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah,
2) Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 12 Tahun 2003
tentang Pajak Reklame,
3) Keputusan Bupati Nomor 53 Tahun 2006 tentang Petunjuk
Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 12 Tahun 2003
tentang Pajak Reklame.
b. Pengertian Pajak reklame
Pajak Reklame adalah pajak yang dikenakan atas benda, alat,
perbuatan, atau media yang bentuk corak ragamnya dirancang untuk
tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan,
atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau
badan yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan dinikmati
commit to user c. Subjek Pajak Reklame
Subjek pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang
menyelenggarakan atau memesan reklame.
d. Wajib Pajak Reklame
Wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang
menyelenggarakan reklame.
e. Objek Pajak Reklame
1) Objek pajak reklame terdiri dari:
a) Reklame papan/billboard,
b) Reklame videotron/megatron,
c) Reklame kain/spanduk,
d) Reklame melekat/stiker,
e) Reklame selebaran,
f) Reklame berjalan,
g) Reklame udara,
h) Reklame apung,
i) Reklame suara,
j) Reklame film/slide,
k) Reklame peragaan.
2) Dikecualikan dari objek pajak reklame:
a) Penyelenggaraan reklame oleh Pemerintah dan Pemerintah
commit to user
b) Penyelenggaraan reklame melalui internet, televisi, radio, dan
warta harian,
c) Penyelengggaraan reklame oleh organisasi politik/ sosial/
kemasyarakatan yang semata-mata untuk kepentingan politik/
sosial/ kemasyarakatan.
f. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Reklame
Dasar pengenaan pajak reklame adalah nilai sewa reklame. Besar
kecilnya nilai sewa reklame didasarkan pada lokasi penempatan
reklame, jenis reklame, dan ukuran reklame.
Cara perhitungan nilai sewa reklame ditetapkan dengan peraturan
daerah, yaitu dihitung berdasarkan lama pemasangan reklame, nilai
strategis reklame, ukuran reklame, lokasi reklame, dan jenis reklame.
Hasil perhitungan nilai sewa reklame ditetapkan dengan keputusan
kepala daerah. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009, tarif pajak reklame paling tinggi adalah 25%.
g. Tata Cara Perhitungan Pajak Reklame
Dalam Keputusan Bupati Nomor 53 Tahun 2006 tentang Petunjuk
Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 12 Tahun 2003
tentang Pajak Reklame terdapat cara perhitungan pajak reklame yaitu:
1) Tarif Pajak Reklame
25% x ((MASA x (BIAYA PEMASANGAN + BIAYA
PEMELIHARAAN)) + NILAI STRATEGIS)
commit to user
Masa pajak reklame adalah jangka waktu tertentu yang lamanya
sama dengan jangka waktu penyelenggaraan reklame. Masa pajak
dalam perhitungan pajak reklame dibagi menjadi empat yaitu
Tahun, Bulan, Minggu, dan Hari.
3) Biaya Pajak Reklame
Biaya pajak reklame ditentukan oleh lokasi pemasangan
reklame, jenis reklame, dan ukuran reklame. Biaya pajak reklame
dibedakan menjadi dua yaitu Biaya Pemasangan dan Biaya
Pemeliharaan.
4) Nilai Strategis
Nilai strategis ditentukan oleh lokasi pemasangan reklame,
jenis reklame, dan ukuran reklame. Nilai strategis didasarkan pada
kepemilikan tanah. Kepemilikan tanah dibedakan menjadi dua
yaitu Tanah pemerintah dan Tanah non pemerintah.
5) Lokasi Pemasangan Reklame
Dalam lingkup Kabupaten Sukoharjo lokasi pemasangan
reklame dibedakan menjadi enam lokasi yaitu:
a) LOKASI A,
b) LOKASI B,
c) LOKASI C,
d) LOKASI D,
e) LOKASI E,
commit to user 6) Jenis Reklame
Jenis reklame di Kabupaten Sukoharjo meliputi billboard
(kontruksi, non kontruksi, sinar), baliho, kain (spanduk), poster,
selebaran, kendaraan, peragaan, dan udara.
7) Ukuran Reklame
Luas ukuran reklame sangat mempengarui jumlah pajak
reklame yang terutang. Di Kabupaten Sukoharjo luas ukuran
reklame dibedakan menjadi beberapa kategori yaitu:
a) Sampai 3 meter persegi,
b) 3 meter persegi – 8 meter persegi,
c) 8 meter persegi – 10 meter persegi,
d) 10 meter persegi – 32 meter persegi,
e) 32 meter persegi – 50 meter persegi,
f) Lebih dari 50 meter persegi.
h. Tata Cara Penetapan Pajak Reklame
1) Wajib pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, dan
harus disampaikan kepada Bupati paling lambat 15 hari setelah
berakhirnya masa pajak,
2) Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, Bupati
menetapkan pajak terutang dengan menerbitkan Surat Ketetapan
commit to user
3) Apabila Surat Ketetapan Pajak Daerah tidak atau kurang dibayar,
maka dikenakan sanksi 2% setiap bulan dan ditagih dengan
menerbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah,
4) Apabila wajib pajak membayar sendiri berdasarkan Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah yang digunakan untuk menentukan
pajak yang terutang maka dalam jangka waktu 5 tahun sesudah saat
terutangnya pajak, Bupati menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang
Bayar Tambahan, atau Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil.
i. Tata Cara Pembayaran Pajak Reklame
1) Pembayaran pajak reklame dilakukan di kas daerah atau tempat
lain yang ditunjuk oleh Bupati sesuai waktu yang ditentukan dalam
Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah,
Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan
Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan,
2) Apabila pembayaran pajak dilakukan di tempat lain yang ditunjuk,
hasil penerimaan pajak harus disetor di kas daerah paling lambat 1
x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Bupati,
3) Pembayaran pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setor
Pajak Daerah.
j. Tata Cara Penagihan Pajak reklame
commit to user
Surat Teguran merupakan awal tindakan pelaksanaan penagihan
pajak, dikeluarkan 7 hari sejak saat jatuh tempo pembayaran.
Dalam jangka waktu 7 hari setelah tanggal Surat Teguran, wajib
pajak harus melunasi pajak yang terutang,
2) Surat Paksa
Apabila jumlah pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi
dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran,
jumlah pajak yang harus dibayar ditagih dengan Surat Paksa.
Pejabat segera menerbitkan Surat Paksa setelah lewat 21 hari sejak
tanggal Surat Teguran,
3) Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan
Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka
waktu 2 x 24 jam sesudah tanggal pemberitahuan Surat Paksa,
pejabat segera menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan
Penyitaan,
4) Lelang
Apabila setelah dilakukan penyitaan, wajib pajak belum melunasi
utang pajaknya, setelah lewat 10 hari sejak tanggal pemberitahuan
Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, pejabat mengajukan
permintaan tanggal pelelangan kepada Kantor Lelang Negara.
Setelah Kantor Lelang Negara menetapkan hari, tanggal, jam, dan
tempat pelaksanaan lelang, juru sita segera memberitahukan secara
commit to user
B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Perkembangan Piutang Pajak Reklame di Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo tahun
2009-2011
Setelah melakukan wawancara dengan karyawan maupun Kepala
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Sukoharjo, akhirnya penulis memperoleh data piutang pajak reklame per
31 desember 2011. Penulis bermaksud untuk melihat perkembangan
piutang pajak reklame di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo tahun 2009-2011. Penulis menyajikan
[image:47.595.152.515.252.604.2]dalam tabel sebagai berikut:
Tabel II.1
Daftar Piutang Pajak Reklame 2009 Per 31 Desember 2011
Jenis Tahun 2009
Reklame Sisa Piutang Bayar di 2011 Sisa Piutang
Papan 48,318,250 2,416,800 45,901,450
Spanduk - - -
Selebaran - - -
Baliho 4,352,000 - 4,352,000
Noen Sign - - -
Neon Box 19,834,350 1,856,900 17,977,450 Total 72,504,600 4,273,700 68,230,900
Sumber: DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Berdasarkan Tabel II.2, piutang pajak reklame tahun 2009 sebesar Rp
72,504,600, dibayar atau tertagih di akhir tahun 2011 sebesar Rp
4,273,700. Jika dipersentasekan, piutang 2009 yang tertagih di akhir tahun
commit to user
bahwa proses pelaksanaan penagihan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan
[image:48.595.156.512.220.485.2]Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo belum optimal.
Tabel II.2
Daftar Piutang Pajak Reklame 2010 Per 31 Desember 2011
Jenis Tahun 2010
Reklame Sisa Piutang Bayar di 2011 Sisa Piutang
Papan 135,248,150 70,281,200 64,966,950
Spanduk 189,000 189,000 -
Selebaran - - -
Baliho - - -
Noen Sign - - -
Neon Box 41,340,550 35,023,200 6,317,350 Total 176,777,700 105,493,400 71,284,300
Sumber: DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Berdasarkan Tabel II.3, piutang pajak reklame tahun 2010 sebesar Rp
176,777,700, dibayar atau tertagih di akhir tahun 2011 sebesar Rp
105,493,400. Jika dipersentasekan, piutang 2010 yang tertagih di akhir
tahun 2011 sebesar 0,59% dari total piutang 2010. Penagihan piutang
tahun 2010 sudah lebih baik jika dibandingkan penagihan piutang di
tahun 2009.
Tabel II.3
Daftar Piutang Pajak Reklame 2011 Per 31 Desember 2011
Jenis Tahun 2011
Reklame Penetapan Penyetoran Sisa
Piutang Papan 1,452,378,800 1,175,862,050 276,516,750 Spanduk 211,483,275 204,894,625 6,588,650
Selebaran 6,379,550 6,379,550 -
Baliho 176,276,250 176,276,250 -
Noen Sign 10,612,700 10,612,700 -
Neon Box 243,733,900 186,271,950 57,461,950 Total 2,100,864,475 1,760,297,125 340,567,350
[image:48.595.156.512.598.745.2]commit to user
Untuk piutang pajak reklame yang tertagih di tahun 2011 tidak bisa
diketahui oleh penulis karena keterbatasan data yang ada di Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Sukoharjo.
Berdasarkan Tabel II.2, Tabel II.3 dan Tabel II.4, penulis menyajikan
gambar perkembangan piutang pajak reklame dari tahun 2009-2011
sebagai berikut:
Gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah piutang pajak reklame
setiap tahunnya selalu meningkat. Di tahun 2009 terdapat piutang pajak
reklame sebesar Rp 72,504,600, tahun 2010 sebesar Rp 176,777,700 dan
di tahun 2011 terdapat piutang pajak reklame sebesar Rp 340,567,350.
Meningkatnya jumlah piutang pajak reklame dari tahun 2009-2011
[image:49.595.150.512.248.545.2]commit to user
Sukoharjo dalam membayar pajak masih rendah, serta menjelaskan bahwa
perlu adanya sanksi-sanksi yang tegas seperti adanya Surat Paksa,
Penyitaan, serta adanya Pelaksanaan Lelang agar wajib pajak yang
menunggak merasa jera.
2. Evaluasi Proses Pelaksanaan Penagihan Pajak Reklame di Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Sukoharjo
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis, penagihan pajak
reklame yang telah jatuh tempo di Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo menggunakan berbagai
tindakan, salah satunya adalah menerbitkan Surat Teguran. Sebelum Surat
Teguran diterbitkan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo melakukan peneguran atau penagihan
melalui media telepon kepada wajib pajak yang tidak melunasi kewajiban
perpajakannya yang telah jatuh tempo, dengan maksud agar wajib pajak
melunasi kewajibannya sebelum dikeluarkannya Surat Teguran.
Surat Teguran adalah surat yang diterbitkan oleh Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo untuk
menegur atau memperingatkan wajib pajak untuk melunasi kewajiban
perpajakannya yang belum atau kurang dibayar dan telah jatuh tempo.
Dalam penagihan pajak reklame yang telah jatuh tempo, Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
commit to user
a. Surat Teguran I, adalah proses awal penagihan yang dilakukan oleh
Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Sukoharjo karena adanya jumlah pajak reklame yang tidak
atau kurang dibayar oleh wajib pajak dan telah jatuh tempo,
b. Surat Teguran II, adalah surat yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Sukoharjo karena jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar dalam
Surat Teguran I diabaikan atau tidak dilunasi oleh wajib pajak,
c. Surat Teguran III, adalah surat yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Sukoharjo karena jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar dalam
Surat Teguran II diabaikan atau tidak dilunasi oleh wajib pajak.
Setelah Surat Teguran III yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Sukoharjo diabaikan atau tidak dilunasi oleh wajib pajak, maka dilakukan
penagihan langsung ke tempat tinggal ataupun tempat usaha wajib pajak
yang bersangkutan disertai informasi pencabutan atau pembongkaran
secara paksa titik reklame. Jika wajib pajak mengabaikan atau tidak
melunasi kewajiban perpajakannya, maka Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo melakukan pencabutan
atau pembongkaran secara paksa titik reklame dari wajib pajak yang
commit to user
Pelaksanaan pencabutan atau pembongkaran secara paksa titik
reklame merupakan pencabutan atas perintah Pemerintah Daerah yang
meliputi penarikan izin reklame dan pencabutan atau pembongkaran
reklame karena telah habis masa izinnya atau sebagai sanksi untuk wajib
pajak yang melanggar atau tidak melunasi kewajiban perpajakannya
melebihi tanggal jatuh tempo. Untuk memperjelas pelaksanaan penagihan
[image:52.595.154.513.244.752.2]pajak reklame, penulis menuliskan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel II.4
Alur dan Waktu Pelaksanaan Penagihan Pajak Reklame
No Jenis Tindakan Alasan Waktu
Pelaksanaan
1 Penagihan melalui telepon
Penanggung pajak tidak melunasi kewajiban
perpajakannya sampai dengan tanggal jatuh tempo pelunasan
Satu bulan sejak saat tanggal jatuh tempo pelunasan
2 Surat Teguran I Penanggung Pajak tidak melunasi kewajiban perpajakannya dan kepadanya telah dilakukan penagihan melalui telepon Satu bulan setelah dilakukan penagihan melalui telepon ternyata wajib pajak belum melunasi kewajibannya 3 Surat Teguran II Penanggung Pajak
commit to user
4 Surat Teguran III Penanggung Pajak tidak melunasi kewajiban perpajakannya dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran II Satu bulan setelah Surat Teguran II diterbitkan ternyata wajib pajak belum melunasi kewajibannya 5 Pengumuman
pencabutan atau pembongkaran secara paksa titik reklame
Penanggung Pajak tidak melunasi kewajiban perpajakannya dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran III Satu bulan setelah Surat Teguran III diterbitkan ternyata wajib pajak belum melunasi kewajibannya 6 Pencabutan atau
pembongkaran secara paksa titik reklame
Penanggung Pajak tidak melunasi kewajiban perpajakannya dan kepadanya telah dilakukan penagihan langsung Satu bulan setelah diumumkannya pencabutan reklame ternyata wajib pajak belum melunasi kewajibannya
Sumber: DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa proses penagihan pajak
reklame di lapangan tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan Peraturan
Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak
Reklame. Proses penagihan pajak reklame yang terjadi di lapangan
hanyalah proses penagihan yang bersifat pasif, karena pada kenyataannya
proses penagihan pajak tidak diikuti peran aktif dari aparat pajak seperti
commit to user
Pelelangan. Berikut ini merupakan faktor-faktor atau penyebab proses
penagihan pajak tidak sesuai dengan Peraturan Daerah:
1. Pemberian Surat Paksa, Pelaksanaan Penyitaan dan Lelang dinilai
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Sukoharjo terlalu rumit serta membutuhkan proses yang
panjang jika dilaksanakan, sehingga sampai saat ini penagihan
tersebut belum dapat terealisasi, hal ini juga didukung kurangnya
tenaga lapangan baik dari segi kualitas maupun kuantitas untuk
mengawasi dan melaksanakan penagihan pajak reklame, seperti Juru
Sita Pajak,
2. Pemberian Surat Paksa, Pelaksanaan Penyitaan dan Lelang dinilai
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Sukoharjo terlalu keras dan bersifat sangat memaksa. Hal
ini bertolak belakang dengan karakteristik wajib pajak Kabupaten
Sukoharjo yang yang masih awam mengenai pajak daerah, sehingga
perlu adanya penagihan pajak secara kekeluargaan atau pendekatan
persuasif untuk menjalin komunikasi dalam rangka pentingnya
pembayaran pajak.
3. Hambatan Penagihan Pajak Reklame di Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo
Menurut penelitian yang dilakukan penulis melalui wawancara kepada
karyawan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
commit to user
maupun di kantor, ternyata banyak menemukan hambatan-hambatan
dalam hal penagihan pajak reklame. Beberapa hambatan yang timbul
antara lain:
a. Hambatan dari luar Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo
1) Masih kurangnya kesadaran masyarakat atau wajib pajak tentang
peraturan daerah pajak reklame terutama tentang akibat atau sanksi
yang dikenakan atas keterlambatan pembayaran pajak reklame,
sehingga banyak masyarakat atau wajib pajak tidak melunasi
kewajiban perpajakannya tepat waktu,
2) Adanya Biro Iklan yang tidak bertanggung-jawab atas pembayaran
dan penagihan pajak reklame, sering kali Biro Iklan melepas
tanggung-jawabnya pada saat pembayaran pajak reklame dari wajib
pajak, sehingga hal ini memicu munculnya piutang pajak reklame,
3) Adanya wajib pajak yang pindah alamat tanpa adanya
pemberitahuan kepada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo maupun Biro Iklan,
sehingga mempersulit proses penagihan.
b. Hambatan dari dalam Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo
1) Adanya kesulitan untuk menghubungi wajib pajak, terutama wajib
commit to user
2) Kurangnya tenaga lapangan untuk mengawasi dan melaksanakan
penagihan pajak reklame, misalnya tenaga lapangan untuk
pelaksanaan penyitaan dan palaksanaan pelelangan,
3) Kurangnya peralatan untuk membongkar reklame besar yang telah
habis masa izinnya atau sebagai sanksi untuk wajib pajak yang
melanggar atau tidak melunasi kewajiban perpajakannya melebihi
tanggal jatuh tempo.
4. Solusi atas Hambatan Penagihan Pajak Reklame di Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Sukoharjo
Setelah mengetahui hambatan-hambatan dalam penagihan pajak
reklame, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Sukoharjo juga melakukan berbagai upaya dengan maksud
agar penagihan pajak reklame dapat dilaksanakan sesuai dengan yang
diharapkan. Upaya atau solusi tersebut antara lain:
a. Lebih giat mengadakan sosialisasi kepada masyarakat atau wajib
pajak mengenai Peraturan Daerah Pajak Reklame agar membayar
kewajiban perpajakan tepat waktu atau sebelum tanggal jatuh tempo
pembayaran,
b. Memasang pamflet dan spanduk yang isinya berupa himbauan kepada
masyarakat atau wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
commit to user
kewajiban perpajakannya tepat waktu sebelum tanggal jatuh tempo
pembayaran,
c. Membuat pernyataan kepada Biro Iklan dengan maksud agar Biro
Iklan lebih bertanggung-jawab atas pemasangan dan pembayaran
pajak reklame sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran,
d. Melaksanakan alternatif lain selain melaksanakan lelang yaitu dengan
melaksanakan pencabutan atau pembongkaran secara paksa titik
commit to user
45 BAB III
TEMUAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan maka kelebihan dan kelemahan yang
berkaitan dengan Evaluasi Penagihan Pajak Reklame di Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo adalah:.
A. KELEBIHAN
Dalam pelaksanaan penagihan pajak reklame Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo sangat
memperhatikan semua wajib pajak reklame, sehingga apabila terjadi
permasalahan pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Sukoharjo selalu berusaha menyelesaikan permasalahan
penagihan dengan cara damai dan kekeluargaan dengan tidak