• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT-TINGKAT BERPIKIR PROBABILISTIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINGKAT-TINGKAT BERPIKIR PROBABILISTIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Dr. Imam Sujadi , M.Si

NIP 19670915200604 1 001

Sebagai Staf Pengajar pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

Lahir di Semarang, 15 September 1967

Riwayat Pendidikan:

S-1. IKIP Negeri Semarang. 1990.

Bidang Ilmu: Pendidikan Matematika

S-2. Universitas Gadjah Mada. 2000.

Bidang Ilmu: Matematika

S-3. Pascasarjana UNESA. 2010.

Bidang Ilmu: Pendidikan Matematika

Judul Disertasi:

LEVELS OF PROBABILISTIC THINKING OF JUNIOR HIGH SCHOOL

STUDENTS

TINGKAT-TINGKAT BERPIKIR PROBABILISTIK SISWA SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA

In everyday life, everyone is confronted

to the past, on-going and coming

phenomena. Probabilistic thinking will

play significant role when one comes

across the coming phenomena which

does not really happen, or impossible to

happen, but might happen. The degree

of one's certainty to come to a

conclusion on a coming phenomenon

varies. This condition shows the degree

of probabilistic thinking capability. The

conception of probabilistic thinking

ability has been discussed by experts as

Jones, et.al. Such degree of probabilistic

thinking was developed after the

students get exposed to problems of

probabilistic thinking.

The present study is a qualitative

research which aims at constructing

levels of probabilistic thinking which

fulfil credibility, reliability and revealing

characteristics of each stages of

probabilistic thinking among secondary

school students who formally got

probabilistic instruction. Data collection

was conducted by means of task-based

interviews and test. The research

Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang selalu dihadapkan pada fenomena yang sudah terjadi, fenomena yang sedang terjadi, atau fenomena yang akan terjadi. Berpikir probabilistik akan banyak peranannya dalam situasi seseorang menghadapi fenomena yang akan terjadi, dimana fenomena itu bukan kejadian yang pasti terjadi, atau tidak mungkin terjadi, akan tetapi kejadian tersebut masih mungkin terjadi. Derajat keyakinan seseorang untuk mengambil kesimpulan tentang kejadian yang mungkin terjadi berbeda. Keadaan ini menunjukkan adanya tingkat berpikir probabilistik seseorang yang berbeda. Konsep tentang tingkat-tingkat berpikir probabilistik telah diungkapkan oleh beberapa ahli, antara lain oleh Jones, dkk.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengembangkan tingkat-tingkat berpikir probabilistik yang memenuhi validitas dan reliabilitas, serta menemukan karakteristik tiap-tiap tingkat berpikir probabilistik siswa SMP yang secara formal sudah mendapat pembelajaran tentang peluang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan wawancara berbasis tugas. Subjek penelitian terdiri dari dua belas orang siswa kelas 9 SMP N 6 dan SMP N 17 Surakarta. Proses penelitiannya mengikuti tahap-tahap: (a) merumuskan teori hipotetis berdasarkan kajian teori dan didukung dengan data prasurvei, (b) menvalidasikan draf

(2)

involved twelve of 9

th

-graders of

Surakarta 17 and 6 State Junior High

Schools under the following research

procedures: a) formulating the early

hypothetic theory based on literature

review and supported by the early

empiric data, b) validating the draft for

the levels of probabilistic thinking to the

experts to reveal the content validity

and the theoretical construct to be

developed; c) revising the draft for the

probabilistic thinking by proposing a

new theory; d) collecting data to reveal

the existence of the probabilistic

thinking for each level; e) performing

analysis using fixed comparison to

reveal the dependability of their

probabilistic thinking levels developed

and; f) writing out the levels of students'

probabilistic thinking to solve

probabilistic problems.

Finally the research results in

staging the levels of students'

probabilistic thinking

who have formally got probability

instruction in solving probabilistic

problems which fulfils the following

credibility and dependability.

Probabilistic Thinking

Level 0

(Pre

Subjective)

Students are not yet able to understand

probabilistic problems being solved.

They are unable to comprehend

concepts of certain and impossible

events when they have to determine

sample space in an statistical

experiment. They are capable of

determining the probability of an event.

They are capable to predict most or the

least likely events. Students are capable

of comparing probability of an event in

two different sample spaces with

unreasonable reasons. They have got

procedural knowledge in determining

member of sample space but unable to

relate the knowledge to concepts of

probability.

Probabilistic Thinking

Level I

(Subjective)

Students can comprehend the concept

of most and least likely events. They are

able to list complete set of outcomes for

a one -stage experiment. They can list a

complete set of outcomes for a two

-tingkat berpikir probabilistik pada validator untuk mengetahui validitas isi dan konstruk teori yang dikembangkan, (c) merevisi draf tingkat berpikir probabilistik dengan mengajukan, teori hipotetis baru, (d) melakukan pengambilan data untuk mengetahui keberadaan tingkat berpikir probabilistik dan menemukan karakteristik untuk tiap-tiap tingkat berpikir probabilistik, (e) melakukan analisis dengan metode perbandingan tetap untuk mengetahui reliabilitas tingkat berpikir probabilistik yang dibuat, dan (f) menuliskan teori tingkat-tingkat berpikir probabilistik siswa dalam menyelesaikan masalah probabilistik.

Penelitian ini akhirnya menghasilkan tingkat-tingkat berpikir probabilistik untuk siswa yang secara formal sudah mendapatkan pembelajaran tentang peluang dalam memecahkan masalah probabilistik yang memenuhi validitas dan reliabilitas sebagai berikut ini.

Tingkat Berpikir Probabilistik 0 (Prasubjektif) Subjek kurang memahami masalah probabilistik yang akan diselesaikan, tidak memahami konsep suatu kejadian itu mungkin atau pasti terjadi, ketika menentukan ruang sampel suatu percobaan statistik, menentukan peluang suatu kejadian, memprediksi kejadian yang paling mungkin atau paling tidak mungkin, dan membandingkan peluang suatu kejadian dalam dua ruang sampel yang berbeda alasannya tidak masuk akal (sekedar menjawab), memiliki pengetahuan prosedural menentukan anggota ruang sampel namun tidak bisa mengaitkan dengan konsep peluang.

Tingkat Berpikir Probabilistik 1 (Subjektif)

Subjek memahami konsep suatu kejadian itu mungkin atau pasti terjadi, mampu mendaftar secara lengkap hasil eksperimen satu tingkat, mampu mendaftar secara lengkap hasil eksperimen dua tingkat namun tidak memahami konsep peluang suatu kejadian untuk eksperimen dua tingkat, pengetahuan prosedural terkait dengan penentuan anggota ruang sampel dengan diagram pada eksperimen dua tingkat, tidak mampu digunakan untuk menentukan anggota ruang sampel pada eksperimen tiga tingkat, dapat menentukan besarnya kemungkinan terjadinya suatu kejadian untuk eksperimen satu tingkat menggunakan bilangan, ketika memprediksi kejadian yang paling mungkin atau paling tidak mungkin berdasarkan pada pendapat secara subjektif, tidak memahami konsep perbandingan peluang dua kejadian pada ruang sampel yang berbeda, ketika membandingkan peluang suatu kejadian dalam dua ruang sampel yang berbeda berdasarkan pada pendapat subjektif.

(3)

stage experiment without good

understanding on the concept of

probability of an event in a two- stage

experiment. Students can not use their

prior procedural knowledge related to

assign member of sample space of

two-stage experiment in determining the

member of space sample of a three

-stage experiment. They are capable of

determining probability of an event in a

one- stage experiment using numeric.

They can predict most and least likely

event on the basis of subjective

judgments. Students are still incapable

of understanding probability comparison

of two events in two different sample

spaces. They usually compare the

probability of an event in two different

space samples on the basis of subjective

judgments.

Probabilistic Thinking

Level

2

(Transitional)

Students are able to list a complete set

of outcomes for a two-stage experiment

using limited and unsystematic

strategies. They are able to understand

concepts of certain and impossible

events for both one and two- stage

experiments. Students are able to

determine probability of an event for a

one-stage experiment using numeric.

Students are still unable to recognize

probability of an event for a two-stage

experiment using numeric informally.

They can predict the most and the least

likely events on the basis of quantitative

judgments but may revert to subjective

judgments. Students are able to

compare probability of two events on

the basis of quantitative judgments but

may revert to subjective judgments.

Probabilistic Thinking

Level 3

(Informal

Quantitative)

Students use quantitative thinking

informally. They are able to list a

complete set of outcomes for a

two-stage experiment using a partially

generative strategy. They can predict

the most and the least likely events on

the basis of quantitative judgments.

Students are able to determine the

probability of an event for a one-stage

experiment and two-stage experiment

using informal numeric. They are

eksperimen satu tingkat maupun eksperimen dua tingkat, dapat menentukan besarnya kemungkinan terjadinya suatu kejadian untuk eksperimen satu tingkat menggunakan bilangan, tidak dapat menyatakan besarnya kemungkinan terjadinya suatu kejadian untuk eksperimen dua tingkat menggunakan bilangan secara informal, memprediksi kejadian yang paling mungkin atau paling tidak mungkin berdasarkan pada pendapat secara kuantitatif tetapi kembali pada pendapat subjektif, dan membandingkan peluang dua kejadian berdasarkan pada pendapat secara kuantitatif tetapi kembali pada pendapat subjektif. Tingkat Berpikir Probabilistik 3 (Kuantitatif Informal)

Subjek menggunakan cara berpikir kuantitatif secara informal, mampu mendaftar secara lengkap suatu himpunan hasil eksperimen dua tingkat menggunakan sebagian strategi generatif, memprediksi kejadian yang paling mungkin atau paling tidak mungkin berdasarkan pada pendapat secara kuantitatif, dapat menentukan besarnya kemungkinan terjadinya suatu kejadian untuk eksperimen satu tingkat dan dua tingkat menggunakan bilangan secara informal, dan menggunakan bilangan secara informal ketika membandingkan peluang dua kejadian .

Tingkat Berpikir Probabilistik 4 (Seminumerik) Subjek mampu menggunakan strategi generatif untuk mendaftar secara lengkap suatu himpunan hasil eksperimen dua tingkat, dapat menerapkan strategi generatif untuk mendaftar secara lengkap suatu himpunan hasil eksperimen tiga tingkat, memprediksi kejadian yang paling mungkin atau paling tidak mungkin untuk eksperimen satu tingkat dengan menyebutkan besarnya peluang suatu kejadian secara numerik, memahami konsep peluang suatu kejadian untuk eksperimen satu tingkat dan dua tingkat, dapat menentukan ukuran peluang secara numerik dalam membandingkan peluang dua kejadian untuk eksperimen satu tingkat, ketika menentukan peluang kejadian untuk eksperiman dua tingkat selalu mengaitkan peluang tiap-tiap kejadian pada eksperimen satu tingkat, dan kesulitan menggunakan besaran peluang tersebut untuk mendapatkan peluang suatu kejadian pada eksperimen dua tingkat.

Tingkat Berpikir Probabilistik 5 (Numerik)

(4)

capable of comparing the probability of

two events using informal numeric.

Probabilistic Thinking

Level 4

( Semi

Numeric)

Students are capable of applying a

generative strategy to make a complete

listing of the outcomes for two- and

three-stage experiment. They are able to

predict the most and the least likely

events for single-stage experiments by

assigning numerical probability.

Students are able to understand the

concepts of probability an event for

one-and two-stage experiments. They are

capable of determining numerical

probability in comparing probability of

two events for one-stage experiment.

Students are incapable of relating their

prior knowledge of probability of an

event for one-stage cases in determining

the probability of an event for two-stage

experiment numerically.

Probabilistic Thinking

Level

5

( Numeric)

Students are able to adopt and apply a

generative strategy that enables a

complete listing of the outcomes for

two-and three-stage cases. They are

capable of predicting the most and the

least likely events for one-and two-stage

experiments by assigning numerical

probability. In predicting the most and

the least likely events and comparing

probability of two events, sometimes

students express the probability of an

event in the form of fraction or the ratio

between the number of cases that

favorable for that events to occur and

the number of all equally possible cases.

They are able to assign numerical

probability in comparing probability of

two events for two-stage experiment.

Based on the findings, these levels of

probabilistic thinking can be used as

basis for further research which verify,

modify or develop the theory. Findings

of this study can also be used as

indicators in assessing students' ability

to do probabilistic thinking to solve

problems bearing uncertainty. Results

of this research can also be used to

design a model of learning strategy

which aims at enhancing or

maximalizing students' probabilistic

mungkin (misal 2:3), dapat menentukan ukuran peluang secara numerik dalam membandingkan peluang dua kejadian untuk eksperimen dua tingkat.

Berdasarkan hasil penelitian itu, maka tingkat berpikir probabilistik ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut yang bersifat verifikasi, modifikasi, atau pengembangan teori. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk patokan dalam menilai kemampuan berpikir probabilistik siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang memuat unsur ketidakpastian. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk merancang model atau strategi pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan atau mengoptimalkan kemampuan berpikir probabilistik siswa.

(5)

thinking.

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan kondisi dimaksud, hal yang sangat mendasar yang perlu dipahami oleh seluruh warga sekolah dan para pembina/pemangku kebijakan bahwa SKL yang terdiri dari

Ahmad Bagus Setiawan, S.T., M.M., M.Kom 2 Rizky Aswi

[r]

1) Titik suntikan terletak sepanjang papilla insisivum yang berlokasi pada garis tengah rahang, di posterior gigi insisivus sentral. Ujung jarum diarahkan ke atas

Jumlah program rute aman dan selamat ke sekolah pada tahun 2013 sebanyak 168 lembaga dan pada tahun 2014 sebanyak 188 lembaga yang tersebar di 33 Kecamatan

4.2.2 Hasil Balance Scorecard RSUD Kertosono Adapun hasil pengukuran dari 4 perspektif Balance Scorcard yaitu sebagai berikut: Tabel 4.30 Hasil Pengukuran Metode Balance Scorecard

Ketiga, alasan dan dalil hukum yang digunakan Tengku Gampong dan KUA Kecamatan Blangpidie dalam menetapkan hukum wali fasik dalam pernikahan ada dua, yaitu;

Menjadi bahan pertimbangan bagi Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial dalam merumuskan program PPFPS tingkat II yang lebih relevan, fleksibel, dan