• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Berapa angka partisipasi pendidikan anak usia dini (PAUD), pada tahun berjalan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "a. Berapa angka partisipasi pendidikan anak usia dini (PAUD), pada tahun berjalan"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

23. Angka Partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini

Ukuran: Di atas angka rata-rata nasional, dan meningkat setiap tahun, untuk anak laki-laki dan anak perempuan

Pertanyaan:

a.

Berapa angka partisipasi pendidikan anak usia dini (PAUD), pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya?

Jawab:

Angka Partisipasi Kasar (APK) anak pendidikan usia dini (PAUD) tahun 2013 sebesar 62,27% dan tahun 2014 meningkat menjadi sebesar 78,73% Angka Partisipasi Kasar PAUD mengalami peningkatan yaitu mencapai 126,43%, atau meningkat sebesar 16,67 %. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terutama orangtua yang mempunyai anak usia ( 0-6 ) tahun untuk mendapatkan layanan Pendidikan Anak Usia Dini sangat tinggi, Kondisi ini ditunjang oleh Komitmen Pemerintah Propinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Malang untuk mengembangkan dan meningkatkan layanan PAUD mulai dari usia 0 – 6 tahun yang ditandai dengan berjamurnya Taman Posyandu yang melayani anak usia 0 – 2 tahun di setiap desa/kelurahan. Disamping hal tersebut, peran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang memprogramkan “SATU DESA SATU PAUD” untuk Kabupaten Malang telah tercapai 100%.

Jumlah Anak Usia Dini dan APK PAUD

No. Usia

Jumlah Anak Usia Dini

APK PAUD Tahun Berjalan APK PAUD Tahun Sebelumnya L P T Jumlah % Jumlah (1) (2) (3) (4) (5)

(6)

(7)

1. 0 – 3 thn

4367

4889

925

6

78,73

62,27

2. 3 – 6 thn

1973

9

1842

8

381

47

(2)

Sesuai Undang Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Negara memberikan layanan pendidikan kepada setiap warga Negara sejak usia dini. Dengan pendidikan, kita dapat menyiapkan generasi emas yang tangguh, hebat, dan tentu berkomitmen meneruskan budaya Indonesia dan cita-cita luhur bangsa. Dalam hal ini, pendidikan bukan hanya berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga berupa karakter untuk membentuk perilaku positif. Dalam Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2009 tentang Sistem Penyelenggaraan Pendidikan pada pasal 26 yang berbunyi: (1) PAUD diberikan sebelum jenjang pendidikan dasar

(2) PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan atau (3) PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanan / TK / RA atau

bentuyk lain yang sederajat

(4) PAUD pada jalur pendidikan non formal berbentuk Kelompok Bermain (KB) Taman Penitipan Anak (TPA/POS PAUD) dan bentuk lain yang sederajat

(5) PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk Pendidikan Keluarga dan pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan

(6) Tujuan PAUD secara umum adalah untuk mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya

(7) Peserta didik PAUD adalah anak usia 0 s/d 6 tahun

(8) Acuan menu pembelajaran pada PAUD dikembangkan oleh pengelola dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip PAUD dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

(9) Lembaga pengelola PAUD berkewajiban menyediakan pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten dalam mengelola PAUD

(10) Persyaratan dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

(11) Pembiayaan PAUD merupakan tanggung jawab lembaga pengelola dan menggunakan system swadaya

(12) Dengan mempertimbangkan kebutuhan lembaga pengelola PAUD, Pemerintah Daerah memberikan bantuan dana dan tenaga fungsional sesuai dengan kemampuan daerah

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan

(3)

pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:

Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa.

Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah, sehingga dapat mengurangi usia putus sekolah dan mampu bersaing secara sehat di jenjang pendidikan berikutnya.

Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun (masa emas).

Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini a. Infant (0-1 tahun)

b. Toddler (2-3 tahun)

c. Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun) d. Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)

Berdasarkan hasil penelitian sekitar 50% kapabilitas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun, 8 0% telah terjadi perkembangan yang pesat tentang jaringan otak ketika anak berumur 8 tahun dan mencapai puncaknya ketika anak berumur 18 tahun, dan setelah itu walaupun dilakukan perbaikan nutrisi tidak akan berpengaruh terhadap perkembangan kognitif. pendidikan anak usia dini akan memberikan persiapan anak menghadapi masa-masa ke depannya, yang paling dekat adalah menghadapi masa sekolah. Banyak taman kanak-kanak meminta anak murid yang mau mendaftar di sana sudah bisa membaca dan berhitung. Di masa TK pun sudah mulai diajarkan kemampuan bersosialisasi dan problem solving. Karena kemampuan-kemampuan itu sudah bisa dibentuk sejak usia dini sebagai persiapan untuk jenjang pendidikan selanjutnya.

(4)

b.

Berapa jumlah lembaga penyelenggara PAUD? Bagaimana penyebarannya antar kecamatan?

Jawab:

Jumlah lembaga PAUD tersebar di wilayah Kabupaten Malang Tahun 2014 sebanyak 2740 lembaga yang terdiri dari (1370 TK/RA, 399 KB, 16 TPA serta 86 PAUD Sejenis), jumlah siswa-siswi usia (3 s/d 6 ) sebanyak 76.578 anak, jumlah guru 5785 orang dan Tahun 2014 Jumlah lembaga PAUD sebanyak 1809 (1093 TK/RA, 411 KB, 305 RA), jumlah siswa-siswi usia (3 s/d 6 ) sebanyak 66.571anak, jumlah guru 6176 orang Keberadaan PAUD tersebut tersebar di 33 Kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Malang.

(Adapun data persebaran PAUD dan jumlah peserta didik PAUD terlampir)

Penyebaran PAUD di Kabupaten merata di setiap kecamatan sesuai dengan jumlah penduduk usia 0-6 tahun yang ada di Kecamatan tersebut. Jumlah PAUD terbanyak ada di Kecamatan Kepanjen yang mempunyai jumlah penduduk usia 0-6 tahun terbanyak dan jumlah PAUD paling sedikit ada di Kecamatan Pagelaran, Gedangan, dan Pagak .

(Adapun Data PAUD Per Desa terlampir)

Satuan penyelenggara pendidikan penyelenggara Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diantaranya Taman kanak-kanak (TK), Raudhatul Adfal (RA), Bustanul Athfal (BA), Kelompok Bermain (KB), Taman Pendidikan Alquran (TPA), Taman Penitipan Anak (TPA), Satuan PAUD Sejenis (SPS).

(5)

c. Berapa jumlah desa/kelurahan yang belum memiliki PAUD dalam mendukung Satu

Desa Satu PAUD?

Jawab:

Di 33 Kecamatan Kabupaten Malang, persebaran PAUD hampir merata. Dari 390 desa di Kabupaten Malang Ada 10 desa yang belum mempunyai layanan PAUD dalam rangka mendukung satu desa satu PAUD. Desa-desa tersebut berada di kecamatan Sumbermanjing Wetan, Turen, Gondanglegi, Pagelaran, Kepanjen, Tajinan, dan Pujon PAUD adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan 5 perkembangan, yaitu perkembangan moral dan agama, perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan/kognitif (daya pikir, daya cipta), sosio emosional (sikap dan emosi) bahasa dan komunikasi.

Pemerintah Kabupaten Malang memiliki komitmen yang tinggi dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan persebaran PAUD di Kabupaten Malang dengan melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

1) Mendorong partisipasi dunia usaha untuk mengarahkan bantuan CSR yang diberikan untuk pembangunan PAUD di desa yang belum mempunyai PAUD

2) Peningkatan SDM tenaga pendidik PAUD melalui pelatihan-pelatihan dan bimbingan teknis sehingga meningkatkan kemampuan guru PAUD untuk menciptakan dan mengembangkan metode pembelajaran dari potensi yang ada di sekitar

3) Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan anak usia dini sehingga tingkat partisipasi PAUD terus meningkat

(6)

d. Apakah ada PAUD Holistik Integratif (PAUD, Posyandu dan BKB)? Jika sudah ada,

berapa jumlah PAUD HI dan di mana lokasinya?

Jawab:

Di Kabupaten Malang suda ada lembaga PAUD Holistik Integratif, Jumlah lembaga PAUD Holistik Integratif di Kabupaten Malang yang terintegrasi dengan program Taman Posyandu sebanyak 397 lembaga dengan 30.512 murid usia 0 s/d 6 tahun. Lembaga PAUD Holistik Integratif tersebut tersebar di 33 Kecamatan di Kabupaten Malang

(Adapun data jumlah dan rincian PAUD Holistik Integratif terlampir)

Pemahaman yang benar tentang hakikat dan landasan peyelenggaran Pendidikan Anak Usia Dini hendaknya dimiliki oleh setiap orang yang secara langsung maupun tidak langsung akan berhubungan dengan anak usia dini. Dimulai dari lingkungan keluarga dalam hal ini adalah orang tua dan atau pihak lain yang terdekat dengan anak., pendidikan di berbagai lembaga pendidikan yang memberikan layanan pada anak usia dini, masyarakat dan juga para pemegang kebijakan mulai dari pemerintah pusat sampai daerah. Diharapkan melalui pemahaman yang benar, para pihak akan dapat memberikan layanan yang seoptimal mungkin bagi anak usia dini.

Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif (PAUD HI) sudah diatur di dalam Perpres No. 60 Tahun 2013 yang intinya adalah :

Program yang digulirkan untuk kualitas SDM yang paripurna.

Suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan Jasmani dan rohaninya, melalui suatu program investasi kesehatan dan pendidikan menuju sumber daya manusia paripurna kompetitif.

Pendidikan Anak Usia Dini yang saling berkaitan antara pendidikan maupun kesehatannya, dimana melibatkan keluarga, sekolah, dinas pendidikan, dinas kesehatan, organisasi masyarakat, stakeholder terkait.

Pelayanan pemenuhan hak –hak anak dan prinsip dasar Anak Usia Dini.

Pengembangan PAUD holistik integratif adalah pengembangan anak usia dini yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam, meliputi berbagai aspek fisik dan non-fisik, termasuk mental, emosional, dan sosial. pengembangan PAUD holistik integratif juga bertujuan memenuhi 5 pilar hak anak. Mulai dari hak anak untuk terhindar dari penyakit, serta hak terpenuhi kecukupan gizi agar dapat bereksplorasi dan mengembangkan kemampuan otaknya dengan maksimal. Selain itu, anak juga perlu distimulasi sedini mungkin, mendapatkan pengasuhan yang baik, serta hak mendapatkan perlindungan dari kekerasan fisik dan psikologis. Disebut holistik integratif karena pelayanan yang diberikan dalam PAUD holistik integratif tidak hanya dalam satu bidang

(7)

pendidikan saja, akan tetapi pelayanan yang mencakup kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi, pola pengasuhan dan perlindungan untuk anak. PAUD holistik integratif meliputi pengembangan karakter, pengembangan aspek dalam bidang agama dan moral, motorik kasar dan halus, kognitif, serta bahasa dan sosial-emosional. Metode ini juga menekankan layanan kesehatan dan gizi, serta stimulasi. Pendidikan anak usia dini itu penting, karena di usia inilah anak membentuk pendidikan yang paling bagus. Di usia inilah anak-anak harus membentuk kesiapan dirinya menghadapi masa sekolah dan masa depan. Investasi terbaik yang bisa Anda berikan untuk anak-anak adalah persiapan pendidikan mereka di usia dini Selain itu, layanan PAUD ini memiliki konsep program berbasis keluarga dan komunitas.

Ciri-ciri pendidikan PAUD Holistik Integratif adalah

1.

Pelayanan Yang Berkesinambungan

2.

Pelayanan Yang Berkelanjutan Dari Sebelum Anak Lahir Hingga Usia 8 Tahun

3.

Sistem Pelayanan Harus Terkoordinasi Dan Terintegrasi

4.

Pendidikan Bagi Orangtua Dan Pengasuh, Serta Keterlibatan Masyarakat,

5.

Kesempatan Untuk Mengakses Program Yang Secara Budaya Tepat

6.

Memberikan Pelayanan Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Tujuan PAUD Holistik Integratif adalah:

1. Terpenuhinya kebutuhan esensial Anak Usia Dini secara utuh meliputi kesehatan dan gizi, rangsangan pendidikan, pembinaan moral-emosional dan pengasuhan sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai kelompok umur; 2. Terlindunginya anak dari segala bentuk kekerasan, penelantaran, perlakuan yang

salah, dan eksploitasi dimanapun anak berada;

3. Terselenggaranya pelayanan AUD secara terintegrasi dan selaras antar lembaga layanan terkait, sesuai kondisi wilayah;

4. Teruwujudnya komitmen seluruh unsur terkait yaitu orang tua, keluarga, masyarakat, Pemerintah dan Pemerintah Daerah, dalam upaya pengembangan anak usia dini holistik-integratif.

Sasaran PAUD Holistik Integratif

1.

Masyarakat Kabupaten Malang, terutama orang tua dan keluarga yang mempunyai Anak Usia Dini;

2.

Kader-kader di Kabupaten Malang seperti Posyandu, BKB, PAUD, Taman Anak Sejahtera, PKK, dan kader-kader masyarakat yang sejenis;

3.

Penyelenggara pelayanan dan tenaga pelayanan;

4.

Perguruan tinggi, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi keagamaan;

(8)

5.

Media massa;

6.

LSM, dunia usaha, dan mitra pembangunan nasional dan internasional.

Paud holistik integratif merupakan suatu metode pembelajaran efektif agar pengembangan anak usia dini bisa berjalan dengan maksimal. Pengertian dan kerjasama yang baik antara pihak sekolah, pihak keluarga/wali murid dan pihak Pemerintah harus terjalin dengan baik agar tujuan dari pembelajaran PAUD holistik integratif bisa diraih. Dalam membentuk PAUD holistik integratif pengajar atau pendidik adalah salah satu elemen penting dalam membangun kesuksesan pendidikan, maka dari itu dibutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni agar tujuan dari PAUD holistik integratif ini bisa tercapai yaitu mewujudkan anak sehat, cerdas, ceria dan memiliki akhlak yang mulia. Maka dari itu para guru-guru PAUD holistik integratif hendaknya memperhatikan 5 hal sebagai berikut

1. Pelatihan sebelum melaksanakan pembelajaran di sekolah PAUD. Tujuannya adalah agar guru bisa menjadi guru yang memiliki sikap ramah, penyayang dan mampu memotivasi siswa-siswi secara tulus

2. Guru harus memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya baik itu aspek emosi, sosial, kreatifitas dan aspek spiritual

3. Guru harus mampu membina dan membentuk karakter siswa-siswi dengan memperhatikan 9 pilar karakter yang diberikan secara intensif dengan metode knowing/mengetahui, loving/mencintai, and acting the good/melakukan kebaikan. 4. Guru harus memberikan pengalaman pembelajaran yang bersifat konkret, kontekstual

dan mampu merangsang siswa belajar aktif, menyenangkan dan tanpa tekanan atau beban

5. Guru Paud memberikan kesempatan secara langsung bagi siswa-siswi untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang bersifat nyata.

(9)

24. Persentase Wajib Belajar Pendidikan 12 Tahun

Ukuran: 100% untuk anak laki-laki dan anak perempuan Pertanyaan:

a.

Berapa angka partisipasi wajib belajar pendidikan 12 tahun, pada tahun berjalan dan setahun sebelumnya, menurut jenis kelamin dan jenjang pendidikan (SD, SLTP, dan SLTA)/sederajat? Berapa angka putus sekolah 2 tahun terakhir?

Jawab:

Angka partisipasi wajib belajar pendidikan 12 tahun menurut jenis kelamin dan jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA) sederajat dapat dijelaskan sebagai berikut :

No SD SMP SMA/K

2013 2014 2013 2014 2013 2014

APM 99,26% 99,32% 79,78% 79,83% 44,48% 47,33%

APK 113,19% 113,17% 94,41% 96,43% 55,62% 59,34%

Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Setiap warga Negara Indonesia wajib mempuh pendidikan dasar, menengah, dan atas yang diatur melalui program wajib belajar. Program wajib belajar 12 tahun adalah program yang mewajibkan setiap warga negara Indonesia untuk bersekolah selama 12 (dua belas) tahun pada jenjang pendidikan dasar, yaitu dari tingkat kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas 12 Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA). Dengan ditetapkannya program ini maka semua anak Indonesia wajib bersekolah dan pemerintah wajib membiayai serta menyediakan segala fasilitasnya.

Meningkatnya APM dan APK baik jenjang SD maupun SMP serta menurunnya angka putus sekolah di jenjang pendidikan dasar memberikan gambaran bahwa tingkat partisipasi penduduk usia sekolah dasar semakin meningkat. Demikian pula semakin kecil angka putus sekolah maka diharakan tidak ada lagi anak usia sekolah dasar di Kabupaten Malang yang tidak sekolah karena telah disediakan pendidikan paket untuk menampung anak putus sekolah yang tidak bias sekolah pada lembaga pendidikan formal.Angka Partisipasi Kasar ( APK ) dan Angka Partisipasi Murni (APM ) pada setiap jenjang pendidikan menunjukkan prosentase peningkatan yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh :

1. Semakin meratanya layanan pendidikan di setiap jenjang pendidikan, baik Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, maupun Sekolah Menengah Atas / Kejuruan. Hal tersebut ditunjang dengan adanya perbaikan sarana dan prasarana pendidikan baik melalui rehabilitasi ruang kelas, pembangunan ruang kelas baru (RKB), pembagunan Ruang perpustakaan, serta peningkatan sarana mutu pendidikan.

(10)

2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembukaan sekolah baru baik jenjang SD, SMP, maupun SMA/K yang dapat menampung penduduk usia sekolah baik yang berada di daerah perkotaan maupun daerah terpencil yang sulit dijangkau sehingga meningkatkan partisipasi kehadiran siswa

3. Meningkatnya program beasiswa baik beasiswa untuk keluarga miskin (BKSM) maupun beasiswa lainnya yang dapat menjangkau siswa miskin, sehingga dapat menekan angka putus sekolah secara signifikan.

4. Inisiasi Program Sekolah Gratis di Kabupaten Malang untuk jenjang Pendidikan Dasar ( SD dan SMP ) sehingga dapat memperluas akses masyarakat terutama dari keluarga kurang mampu untuk mendapatkan layanan pendidikan dasar.

Dalam rangka upaya meningkatkan kualitas pendidikan dasar yang ada di Kabupaten Malang, Pemerintah Kabupaten Malang melalui Dinas Pendidikan melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) yaitu:

1. Program Wajib Belajar pendidikan dasar 9 tahun Pengadaan buku-buku dan alat tulis siswa Pengadaan alat praktek dan peraga siswa Pelatihan kompetensi siswa berprestasi Pembinaan minat, bakat, dan kreatifitas siswa Pengadaan alat praktek dan peraga siswa Pengadaan perlengkapan sekolah

2. Program pendidikan menengah Pengadaan perlengkapan sekolah

Peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dan industry Pembangunan perpustakaan sekolah

Pembangunan laboratorium dan ruang praktikum sekolah Pengadaan alat praktek dan peraga siswa

Pengadaan perlengkapan sekolah

Penguatan dan pengembangan lembaga sekolah satu atap di 28 titik terpencil untuk meningkatkan akses pelayanan

(11)

b.

Berapa jumlah sekolah inklusi pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya (SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMK/ MA)?

Jawab:

Jumlah Sekolah Inklusi yang ada di Kabupaten Malang pada tahun 2014 sebanyak 6 lembaga sekolah umum dan SLB 15 lembaga sekolah.

Jumlah Sekolah Inklusi Tahun 2014

Tingkatan Sekolah Jumlah Sekolah Jumlah Sekolah Inklusi

Negeri Swasta Total Negeri Swasta Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

SD

1108

59

1167 5

1

6

SMP

99

224

323

-

-

-

SMA

13

52

65

-

-

-

SMK

-

119

119

-

-

-

(Adapun data lembaga sekolah di Kabupaten Malang terlampir)

Pendidikan inklusi merupakan sebuah metode pendekatan pembelajaran yang berusaha mentransformasi sistem pendidikan dengan meniadakan hambatan-hambatan yang dapat menghalangi setiap siswa untuk berpartisipasi penuh dalam memperoleh layanan pendidikan. Sekolah inklusi adalah sekolah yang menggabungkan layanan pendidikan khusus dan regular dalam satu sistem persekolahan, dimana siswa berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan khusus sesuai dengan potensinya masing-masing dan siswa regular mendapatkan layanan khusus untuk mengembangkan potensi mereka sehingga baik siswa yang berkebutuhan khusus ataupun siswa regular dapat bersama-sama mengembangkan potensi masing-masing dan mampu hidup eksis dan harmonis dalam masyarakat. Dalam sekolah inklusi ada kurikulum individual yaitu kurikulum khusus individu tertentu sehingga dengan metode seperti ini, sistem kurikulum mencoba mengembangkan anak sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Tujuannya adalah membimbing anak untuk sukses dalam kehidupan masyarakat dengan bakat yang mereka miliki. Walaupun sekolah inklusi memiliki kurikulum individual bukan berarti kurikulum nasional diabaikan. Kurikulum individual itu sebagai pelengkap atau penyempurna kurikulum nasional sehingga perserta didik mampu lebih mengoptimalkan potensinya. Sekolah inklusi pada dasarnya bertujuan merangkul semua siswa berbagai latar belakang dan kondisi dalam satu sistem sekolah dan mencoba untuk menemukan dan mengembangkan potensi siswa yang majemuk tersebut. Dalam mengembangkan potensi siswa tidak hanya diterapkan kepada siswa special needs tetapi juga siswa yang lain yang bukan special needs. Dengan kata lain pendidikan inklusi adalah pelayanan pendidikan anak berkebutuhan khusus yang di didik bersama-sama anak lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya, dan salah satu yang paling tereksklusi

(12)

dalam memperoleh pendidikan adalah siswa penyandang cacat. Sedangkan untuk Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah fasilitas pendidikan khusus yang disesuaikan dengan derajat dan jenis disable yang disandangnya (anak berkebutuhan khusus). Penciptaan sekolah inklusif bertujuan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang istimewa untuk memperoleh pendidikan bermutu sesuai kebutuhan dan kemampuannya sehingga pemenuhan hak atas pendidikan kepada seluruh anak Indonesia baik yang berkebutuhan khusus maupun tidak dapat dilaksanakan dengan semaksimal mungkin

Kabupaten Malang, walaupun belum memiliki pokja khusus kabupaten inklusif telah melaksanakan pembangunan sekolah inklusi di 6 lembaga sekolah dasar yang ada di Kabupaten Malang sebagai bentuk keperdulian pemerintah kepada anak-anak disabilitas. Dukungan lain terhadap anak-anak disabilitas adalah dengan mendorong partisipasi aktif stakeholder yang ada di Kabupaten Malang untuk adanya pertambahan pembangunan sekolah inklusi. Sesuai dengan falsafah pendidikan, sekolah inklusi adalah sekolah yang menghindari labelisasi terhadap anak baik anak berkebutuhan khusus maupun tidak, sekolah dengan pendidikan untuk semua, berintegrasi terhadap lingkungan, dan menerima perbedaan. Pembangunan sekolah inklusi memerlukan persiapan yang matang dari segi fasilitas, keterampilan dari para guru sebagai elemen utama pelaksanaan pendidikan dan menuntut perubahan pola pikir dan pola sikap semua pihak di lingkungan sekolah, kesiapan siswa menerima teman yang berkebutuhan khusus, kesiapan guru dan orangtua murid menerima anak khusus dan kesiapan anak berkebutuhan khusus dan orangtuanya untuk menerima lingkungan yang tidak eksklusif.

Sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Kabupaten Malang dalam melaksanakan program pendidikan inklusi telah dilaksanakan tahapan pendidikan inklusi secara konsisten mulai dari pelaksanaan sosialisasi terhadap orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, anak dengan resiko tinggi, dan pelayanan kesehatan terhadap anak berkebutuhan khusus. Pemerintah juga melaksanakan training of trainer (TOT) tenaga pendidikan dan kesehatan yang dekat dengan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang di dalamnya terdapat anak terlantar, anak dengan kecacatan khusus, dan anak dengan kecacatan berat. Selain itu dilaksanakan kerjasama pembangunan sekolah inklusi yang bekerjasama dengan Asosiasi Sekolah Inklusi Jawa Timur untuk anak disabilitas jenis tuna daksa dan low vision. yang akan menjadi rekan belajar anak dengan disabilitas. Guru sebagai pendidik telah dilatih bagaimana cara menghadapi anak berkebutuhan khusus yang ada di dalam lingkungan belajar mereka dan bagaimana menciptakan suasana belajar yang efektif dan saling memahami kelebihan dan kekurangan satu dan yang lain

(13)

c.

Apakah ada program dan fasilitas dari pemerintah untuk pengembangan kemampuan bagi anak disabilitas semaksimum mungkin untuk mencapai kemandirian dalam menjalani hidup sehari-hari? Sebutkan!

Jawab:

Pemerintah Kabupaten Malang mempunyai program dan fasilitas untuk pengembangan kemampuan bagi anak disabilitas untuk mencapai kemandirian. Bentuk program dan fasilitasi pemerintah dalam pengembangan kemampuan bagi anak disabilitas yaitu melalui:

1. Pendataan jumlah anak disabilitas melalui pemetaan oleh Pemerintah Kabupaten Malang

2. Pemberian pelatihan keterampilan kecakapan hidup bagi orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus

3. Pelatihan pengembangan kemampuan kepada kaum disabilitas agar mereka berdaya dan tidak tergantung kepada orang lain

4. Pelatihan pemahaman keluarga mengenai penanganan anak disabilitas

5. Sosialisasi kesehatan reproduksi bagi anak disabilitas di 6 (enam) lembaga sekolah dari Dinas Kesehatan

6. Pemberian bantuan dana untuk biaya hidup bagi anak dengan cacat berat dari Dinas Sosial

7. Pemberian bantuan program dan fasilitas tinggal sementara / rumah aman bagi anak berkebutuhan khusus yang menjadi korban kekerasan sebelum dirujuk ke RPSA atau LKSA anak yang lain

8. Merujuk anak disabilitas ke UPT Tuna Daksa milik Provinsi Jawa Timur 9. Pelatihan tata cara makan dan minum kepada anak disabilitas

10. Fasilitasi terhadap anak disabilitas agar dapat masuk perguruan tinggi dengan tes melalui Pusat Study Layanan Disabilitas dibiayai oleh bantuan dari P2TP2A, donatur, beasiswa bidik misi, dan beasiswa internal universitas

11. Membuka akses taman bermain dan sarana rekreatif anak kepada anak disabilitas Semua Warga Negara Indonesia mempunyai hak yang sama baik itu berkebutuhan khusus maupun tidak. Seorang penyandang disabilitas juga mempunyai hak yang sama dengan warga Negara Indonesia yang lain dan kehadiran anak disabilitas tidak untuk dipandang sebelah mata. Peranan dan dukungan pemerintah dapat memberikan harapan bagi anak-anak disabilitas. Dengan dukungan berbagai program dan pelatihan bagi anak disabilitas mereka merasa menjadi orang yang diterima dalam pergaulan dan berkedudukan sama dengan orang lain sehingga tidak merasa tersisih. Seringkali anak-anak yang berkebutuhan khusus memiliki kreativitas yang lebih daripada anak-anak-anak-anak

(14)

normal. Karena kekurangan yang mereka miliki membuat mereka terpacu untuk mengasah kemampuan di bidang lain dan menunjukkan diri bahwa mereka bisa berprestasi dan tidak berbeda dengan anak lain. Kreativitas yang tumbuh dalam jiwa seorang penyandang disabilitas merupakan aset bangsa, yang biasa masyarakat abaikan.

d.

Apakah ada kebijakan yang mengatur tentang anak luar sekolah (anak putus sekolah, anak yang berisiko putus sekolah, anak yang tidak pernah sekolah, anak yang bekerja)? Sebutkan!

Jawab:

Jumlah penduduk Kabupaten Malang tahun 2014 sebesar 2.446.218 yang terdiri dari 1.229.773 laki-laki dan 1.216.445 perempuan. Penduduk usia wajib belajar 12 tahun adalah 113.274 orang. Jumlah anak putus sekolah untuk pendidikan dasar di Kabupaten Malang dari semua jenjang pendidikan mengalami penurunan. Untuk jenjang SD/MI tahun 2014 angka putus sekolah 0,13% sedangkan tahun 2013 sebesar 0,24%. Untuk jenjang SMP tahun 2014 0,56% dan tahun 2013 0,70%. Jenjang SMA tahun 2014 sebesar 0,94%

Untuk anak yang putus sekolah dan yang tidak pernah sekolah tersedia layanan pendidikan alternatif melalui jalur program paket A, paket B maupun paket C. Program Pendidikan jenis ini ditangani langsung oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Malang pada bidang Pendidikan Luar Sekolah atau PLS. Untuk melaksanakan pendidikan luar sekolah di masing-masing desa/Kecamatan dikelola oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yang ada, dengan pemantauan dan monitoring masing-masing Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TK/SD dan PLS di setiap kecamatan dan melaporkan progresnya setiap bulan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Malang.

Sedangkan untuk anak yang beresiko putus sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten Malang menyalurkan bantuan Beasiswa Khusus Siswa Miskin (BKSM). Beasiswa ini diberikan kepada siswa yang kurang mampu dan memiliki prestasi di sekolahnya. Untuk anak dari keluarga yang tidak mampu dan anak / siswa yang mempunyai kemampuan akademik rata – rata juga berhak untuk mendapatkan bantuan mendapatkan beasiswa yang ini.

Dengan program beasiswa ini diharapkan bisa meminimalisasi anak putus sekolah maupun yang terancam putus sekolah. Selain pemberian beasiswa, pemerintah juga mempermudah akses transportasi untuk daerah-daerah yang jauh dari perkotaan. Untuk memperkecil angka putus sekolah, ada beberapa hal yang diupayakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Malang diantaranya adalah:

(15)

jenjang pendidikan khususnya penduduk usia 7-15 tahun melalui perbaikan sarana dan prasarana lembaga sekolah SD, pelaksanaan SD/SMP Satu Atap di 28 titik, Program rintisan belajar 12 tahun yaitu melalui penyiapan sumberdaya pendidikan dengan penyediaan Unit Sekolah Baru (USB) setingkat SLTA di daerah pinggiran dan pedesaan dengan Dana Sharing APBD 10% pada tahun 2013 sebanyak 2 unit di Kecamatan Gedangan dan Ampelgading .

2. Melakukan sosialisasi dan advokasi kepada berbagai pihak terkait dan masyarakat luas untuk memberikan prioritas tinggi dan kepedulian pada pendidikan ;

3. Meningkatkan keberpihakan terhadap masyarakat kurang mampu agar akses dan aspirasi mereka terhadap pendidikan tetap berlanjut dan mampu mengentaskan mereka dari lingkaran kemiskinan ;

4. Melaksanakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang berkualitas secara terkendali dengan fokus pada penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun ;

5. Pemberdayaan lembaga sekolah terbuka ( jenjang SMP dan SMA) serta pengembangan lembaga sekolah kelas jauh ;

6. Pembebasan biaya dan pemberian keringanan biaya pendidikan bagi anak anak dari keluarga tidak / kurang mampu ;

7. Meningkatkan layanan alternatif pendidikan dalam rangka melayani mereka yang tidak berkesempatan mengikuti pendidikan regular ;

8. Meningkatkan akses anak usia sekolah ke lembaga pendidikan khususnya mereka dari keluarga miskin dan yang tinggal di wilayah sulit transportasi.

9. Melalui Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) tersebar di 33 kecamatan sebanyak 48 PKBM yang melaksanakan program PAUD, Kesetaraan paket a, b, c khusus yang melekat (PKH, PP, Kepemudaan, bantuan social, dan kewirausahaan)

(adapun daftar PKBM Sebagaimana terlampir)

Jumlah Anak Putus Sekolah Tahun 2014

Tingkatan Sekolah Jumlah Putus Sekolah Keterangan L P T (1) (2) (3) (4) (4) SD/MI

144 44

188

SMP/MTs

350 218

568

SMA/K/MA

27

10

37

(16)

e. Bagaimana mekanisme penanganan anak yang putus sekolah? Jawab:

Untuk anak yang putus sekolah dan yang tidak pernah sekolah dapat masuk dalam jalur paket A, B maupun C. Program Pendidikan jenis ini ditangani langsung oleh Dinas Pendidikan bidang Pendidikan Luar Sekolah atau PLS. Biasanya untuk pendidikan luar sekolah di masing-masing desa dikelola oleh PKBM yang ada, dengan pemantauan dan monitoring masing-masing UPTD di setiap kecamatan dan melaporkan progresnya setiap bulan ke Dinas Pendidikan. Sedangkan untuk anak yang beresiko putus sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten Malang memberikan Beasiswa Khusus Siswa Miskin (BKSM). Beasiswa ini diberikan kepada siswa yang kurang mampu dan memiliki prestasi di sekolahnya. Untuk anak yang tidak mampu dan kemampuan yang pas-pasan juga mendapatkan beasiswa yang sama. Dengan program beasiswa ini diharapkan bisa meminimalisasi anak putus sekolah maupun yang terancam putus sekolah. Selain pemberian beasiswa, pemerintah juga mempermudah akses transportasi untuk daerah-daerah yang jauh dari perkotaan. Untuk memperkecil angka putus sekolah, ada beberapa hal yang diupayakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Malang diantaranya adalah: 1. Perluasan akses sarana prasarana bagi penduduk usia sekolah untuk memasuki

jenjang pendidikan khususnya penduduk usia 7-15 tahun melalui perbaikan sarana dan prasarana lembaga sekolah SD, pelaksanaan SD/SMP Satu Atap di 28 titik, Program rintisan belajar 12 tahun yaitu melalui penyiapan sumberdaya pendidikan dengan Penyediaan Unit Sekolah Baru setingkat SLTA di daerah pinggiran dan pedesaan dengan Dana Shering APBD 50% pada tahun 2011 sebanyak 2 unit di Kecamatan Gedangan dan Ampelgading .

2. Melakukan sosialisasi dan advokasi kepada berbagai pihak terkait dan masyarakat luas untuk memberikan prioritas tinggi dan kepedulian pada pendidikan ;

3. Meningkatkan keberpihakan terhadap masyarakat tidak mampu agar akses dan aspirasi mereka terhadap pendidikan tetap berlanjut dan mampu mengentaskan mereka dari lingkaran kemiskinan

4. Melaksanakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang berkualitas secara terkendali dengan fokus pada penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun

5. Pemberdayaan lembaga sekoalah terbuka (SMP dan SMA) serta pengembangan lembaga sekolah kelas jauh ;

6. Pemberian bantuan biaya pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin melalui Program BKSM

(17)

keluarga tidak mampu ;

8. Meningkatkan layanan alternatif pendidikan dalam rangka melayani mereka yang tidak berkesempatan mengikuti pendidikan regular ;

9. Meningkatkan akses anak usia sekolah ke lembaga pendidikan khususnya mereka dari keluarga miskin dan yang tinggal di wilayah sulit transportasi.

f. Siapa mitra instansi pendidikan untuk meningkatkan pencapaian wajib belajar 12 tahun? Sebutkan!

Jawab:

Mitra peningkatan pencapaian wajib belajar diantaranya Dinas Pendidikan, UPTD TK/SD se-Kabupaten Malang, Dinas Sosial, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, Kementerian Agama (melalui sekolah madrasah di semua tingkatan) Badan Pemberdayaan Masyarakat, PKBM 33 Kecamatan, Yayasan Pendidikan, LSM pemerhati pendidikan

Untuk mewujudkan kualitas pendidikan di Kabupaten Malang telah banyak dilakukan melalui terobosan-terobosan dan program inovatif yang tertuang dalam dokumen renstra maupun renja SKPD serta dituangkan dalan DPA SKPD Dinas Pendidikan setiap tahunnya. Program-program yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan diantaranya

1. Pengembangan sekolah jarak jauh di SMA Terbuka Kepanjen dalam rangka proyek rintisan untuk menampung anak SMA yang tidak bisa mengikuti sekolah reguler 2. Pemenuhan sarana prasarana dan alat praktek pembelajaran

3. Intensifikasi program remedial, try out dan pengayaan materi ujian nacional 4. Pengembangan dan implementasi e-learning, e-admin, dan e-book

5. Pengembangan metode belajar mengajar

6. Peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan melalui optimalisasi peran MKKS, MGMP, KKPS, Penyelenggaraan workshop, diklat, dan Bintek

7. Akreditasi sekolah

8. Penerimaan siswa baru sekolah 9. Ujian Nasional online

(18)

25. Persentase Sekolah Ramah Anak (SRA)

Ukuran: Meningkat setiap tahun untuk setiap tingkatan satuan pendidikan Pertanyaan:

a. Berapa jumlah sekolah di kabupaten/kota saudara berdasarkan tingkatan pendidikan?

Jawab:

Jumlah lembaga sekolah yang ada di Kabupaten Malang di tingkat SD sebanyak 1091 SD Negeri dan 59 SD Swasta, tingkat SMP sebanyak 99 SMP Negeri dan 224 SMP Swasta, sedangkan di tingkat SMA sebanyak 14 SMA Negeri, 51 SMA Swasta.

(adapun data lembaga SD, SMP, SMA sebagaimana terlampir) Jumlah lembaga sekolah di Kabupaten Malang

LEMBAGA NEGERI SWASTA JUMLAH

TK 4 956

SD 1091 59

SMP 99 224

SMA 14 51

SLB 3 20

Jumlah siswa yang ada di Kabupaten Malang sebanyak 378.934 yang terdiri dari 237.235 siswa sekolah negeri dan 141.699 swasta. Jumlah tenaga pendidik yang ada di Kabupaten Malang sebanyak 22.435 orang yang terdiri dari 11.522 guru SD, 5984 guru SMP, 1752 guru SMA, dan 3177 guru SMK dengan rasio guru berbanding murid 1:17 untuk SD, 1:15 untuk SMP dan 1:12 SMA

(adapun data rincian jumlah siswa SD, SMP, SMA sebagaimana terlampir)

Jumlah Guru yang ada di Kabupaten Malang sebanyak 2767 untuk tingkat TK, 12.053 untuk tingkat SD, 6.161 tingkat SMP, 1821 tingkat SMA, dan 2511 tingkat SMK.

(adapun data rincian jumlah guru SD, SMP, SMA sebagaimana terlampir)

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana unuk Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, dan Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah serta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 40 tahun 2008 tentang Standar sarana prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) dan Peraturan Menteri pendidikan Nasional nomor 38 tahun 2008 tentang sarana prasarana untuk SLB. Di Kabupaten Malang masih terdapat 24,82% sekolah yang memerlukan rehabilitasi ringan, sedang dan berat. Pemilikan ruang perpustakaan baru mencapai 182 unit, lapangan olahraga 117 lokasi, dan ruang UKS 144 unit. Kebutuhan laboratorium untuk pendidikan menengah atas adalah Laboratorium

(19)

fisika, kimia, biologi, bahasa, dan lab computer dengan ketercapaian 47% dan yang belum memiliki kebanyakan adalah lembaga sekolah swasta sedangkan pada SMK laboratorium tersedia 40% sedangkan bengkel baru ada di 25 sekolah. Di Kabupaten Malang, sekolah dasar yang sarana dan prasarananya sesuai standar mencapai 73%, 83% di tingkat SMP, 84% tingkat SMA dan 74% tingkat SMK yang mendekati kriteria sarana dan prasarana yang baik. Banyak fasilitas yang perlu disediakan terutama perpustakaan, UKS, Laboratorium, Ruang komputer, dan ruang olahraga. Secara kuantitatif lembaga sekolah sebanding dengan jumlah anak usia sekolah, namun keberadaan lembaga sekolah yang ada tersebut tidak semuanya representatif yaitu masih ada beberapa lembaga sekolah yang membutuhkan perbaikan dan rehabilitasi gedung sekolah, sarana penunjang lainnya masih perlu ditingkatkan, keberadaan lembaga sekolah terhadap akses jalan masih makadam, berada di desa terpencil, jumlah murid dengan guru belum sebanding/jumlah murid sangat sedikit di beberapa lembaga (persebaran jumlah murid ada yang tidak merata), sehingga keberadaan lembaga pendidikan di Kabupaten Malang belum semuanya ramah anak namun terhadap lembaga sekolah yang secara umum sarana dan prasarananya yang ada dapat menjamin kelancaran proses belajar mengajar siswa dengan memperhatikan standart dan mutu pelayanan pendidikan yang ada.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan untuk meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan diantaranya

1. Mengupayakan pengadaan fasilitas dengan menganggarkan melalui dana DAK dan APBD II maupun dari provinsi.

2. Dinas Pendidikan sebagai leading sektor memotivasi stakeholder untuk membantu pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana di setiap satuan pendidikan 3. Pemberdayaan komite sekolah dalam pemenuhan sarana dan prasarana

pembelajaran

4. Penganggaran dalam dokumen anggaran SKPD berupa anggaran melalui dana pendamping DAK sebesar 10% dari total anggaran DAK fisik maupun non fisik.

(20)

b. Berapa sekolah yang sudah mengembangkan Sekolah Ramah Anak? Sebutkan nama dan lokasi sekolahnya?

Jawab:

Kabupaten Malang dalam rangka membangun kesadaran terhadap pentingnya kebijakan sekolah ramah anak telah melakukan penilaian atas partisipasi sekolah dalam membangun sekolah ramah anak yang telah mencapai nilai 76% untuk SMP Negeri, 71 % SMP Swasta Umum, dan 79 % SMP Swasta Islam. Sedangkan tingkat SMA, penilaian telah mencapai 90% untuk SMA Negeri, 70% SMA Swasta Umum, 69% SMA Swasta Islam dan 91% SMK Negeri, 54% SMK Islam, 51% SMK Swasta Umum. Sekolah Ramah Anak (SRA) ini bisa terwujud apabila lembaga pendidikan berkomitmen dan membangun kerjasama dengan pihak-pihak yang dapat memberikan kontribusi, untuk mewujudkan sekolah ramah anak keluarga misal : Orang tua/wali , keluarga, masyarakat, dan swasta (adapun gambaran secara terperinci dari hasil self assesmen terkait sekolah ramah anak dapat dilihat pada grafik Indikator mengacu pada Permeneg PP dan PA Nomor 8 Tahun 2014 dan VerifikasI sekolah ramah anak terlampir)

Sekolah Ramah Anak adalah sekolah yang secara sadar berupaya menjamin dan memenuhi hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan

bertanggungjawab. Prinsip utama adalah non

diskriminasi

kepentingan,

hak hidup serta penghargaan terhadap anak. Sebagaimana dalam bunyi pasal 4 UU

No.35/2014 tentang perlindungan anak, menyebutkan bahwa anak mempunyai hak untuk dapat hidup tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Disebutkan di atas salah satunya adalah berpartisipasi yang dijabarkan sebagai hak untuk berpendapat dan didengarkan suaranya. Sekolah Ramah Anak adalah sekolah yang terbuka melibatkan anak untuk berpartisipasi dalam segala kegiatan, kehidupan sosial,serta mendorong tumbuh kembang dan kesejahteraan anak.

Lembaga sekolah yang ada di 33 Kecamatan di Kabupaten telah menginisiasi membangun sekolah ramah anak yang terlihat dari upaya peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan antara lain dengan melaksanakan rehabilitasi terhadap gedung dan bagunan sekolah yang memerlukan rehabilitasi dan pengadaan baru. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana juga terlihat dari upaya penambahan sarana pendukung kegiatan belajar dan mengajar diantaranya sarana perpustakaan, laboratorium (IPA, Bahasa, dan Komputer), Lapangan olahraga, ruang bermain dan kreativitas, tempat beribadah, kantin dan toilet sehat, serta tersedia tempat pembuangan sampah yang terpilah dan dan memadai. Para siswa dan guru adalah elemen kunci dalam tercapainya kebijakan sekolah ramah anak oleh karena itu keterlibatan guru dan siswa dalam

(21)

pelaksanaan kebijakan sekolah ramah anak diwujudkan dalam partisipasi aktif baik siswa maupun guru dalam menyusun kebijakan anti kekerasan dan melibatkan semua elemen dalam satuan pendidikan. Tersedianya kebijakan anti kekerasan meliputi adanya larangan terhadap tindak kekerasan dan diskriminasi antara peserta didik dan kekerasan fisik dan mental oleh pendidik dan peserta didik. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam hal ini tenaga pendidik juga merupakan prioritas pengembangan sekolah. Agar tercipta proses pembelajaran yang aman dan nyaman seluruh elemen sekolah berpartisipasi aktif dalam kampanye pendidikan terhadap warga satuan pendidikan untuk mencegah diskriminasi kepada penyandang disabilitas, menjamin peserta didik untuk menikmati kondisi yang layak dan memastikan satuan pendidikan untuk memerangi bullying

Dinas Pendidikan selaku leading sektor dalam kebijakan membangun Sekolah Ramah Anak melakukan upaya-upaya peningkatan partisipasi sekolah dalam pelaksanaan kebijakan diantaranya dengan melaksanakan kebijakan sebagai berikut:

a. Sekolah dituntut untuk mampu menghadirkan dirinya sebagai sebuah media, tidak sekedar tempat yang menyenangkan bagi anak untuk belajar.

b. Mendorong sekolah untuk menciptakan atmosfer akrab sebagai rumah kedua tempat bermain dan belajar yang memperkenalkan pertemanan dan persaingan yang sehat, lingkungan yang aman tanpa kekerasan dan bullying sehingga menciptakan rasa aman dan familiar terhadap peserta didik

c. Mendorong sekolah untuk memperhatikan kebebasan berpendapat anak sehingga anak merasa dihargai pendapatnya dan memiliki ruang untuk bersuara dan mengadukan segala permasalahan yang dialami sehingga terbentuk keterikatan terhadap sekolah dan mengurangi resiko bolos atau malas masuk sekolah

d. Memberikan arahan kepada guru agar tidak menjadi sosok yang ditakuti oleh para peserta didik melainkan menempatkan diri sebagai teman bahkan sebagai tempat curhat siswa sehingga mengurangi resiko bullying antar peserta didik dan

e. Sekolah harus memberikan pemahaman bahwa ilmu yang diperoleh di sekolah adalah bekal bagi peserta didik untuk kehidupan selanjutnya.

f. Sekolah bukan merupakan dunia yang terpisah dari realitas keseharian anak dalam keluarga karena pencapaian cita-cita seorang anak tidak dapat terpisahan dari realitas keseharian. Penting bagi peserta didik untuk memiliki pemahaman bahwa ilmu yang didapat di sekolah tidak terpisah dari kehidupan ri’il. Keterbatasan jam pelajaran dan kurikulum yang mengikat menjadi kendala untuk memaknai lebih dalam interaksi antara pendidik dengan anak. Untuk menyiasati hal tersebut sekolah dapat mengadakan jam khusus diluar jam sekolah yang berisi sharing antar anak maupun

(22)

sharing antara guru dengan anak tentang realitas hidupnya di keluarga masing-masing, misalnya: diskusi bagaimana hubungan dengan orang tua, apa reaksi orang tua ketika mereka mendapatkan nilai buruk di sekolah, atau apa yang diharapkan orang tua terhadap mereka. Hasil pertemuan dapat menjadi bahan refleksi dalam sebuah materi pelajaran yang disampaikan di kelas. Cara ini merupakan siasat bagi pendidik untuk mengetahui kondisi anak karena disebagian masyarakat, anak dianggap investasi keluarga, sebagai jaminan tempat bergantung di hari tua

Pemerintah Kabupaten Malang telah mengembangkan Sekolah Adiwiyata yaitu Sekolah yang peduli lingkungan yang sehat, bersih serta lingkungan yang indah. Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif. Penetapan sekolah adiwiyata sesuai Keputusan Bupati Malang Nomor 180/112/KEP/421.013/2013 tentang Penetapan Sekolah Adiwiyata Tingkat Kabupaten Malang Tahun 2013. Ada 36 lembaga sekolah adiwiyata, 9 sekolah yang diajukan sebagai sekolah adiwiyata, dan 12 lembaga yang dibina menjadi sekolah adiwiyata.

(Adapun data lembaga sekolah adiwiyata terlampir)

Tujuan Program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Kegiatan utama Program Adiwiyata adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia.

(23)

c. Apa saja upaya yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah SRA? Jawab:

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan sekolah ramah anak antara lain:

1. Sosialisasi Kebijakan Ramah Anak kepada Kepala Sekolah dan stakeholder di tingkat Kecamatan (camat, ka. Puskesmas, UPT Dinas Pendidikan, UPT Bina Marga dan Cipta Karya)

2. Pemantapan Sekolah Ramah Anak kepada Semua Kepala SMP dan SMA se-Kabupaten Malang sejumlah 323 lembaga SMP dan 184 lembaga SMA

3. Sosialisasi Sekolah Ramah Anak untuk UPTD TK/SD se Kabupaten Malang

4. Sosialisasi Gerakan Nasional anti Kejahatan Seksual terhadap Anak (GN AKSA) untuk pencegahan kekerasan seksual terhadap anak

5. Pelatihan TOT KHA bagi tenaga pendidik dan kependidikan

6. Kampanye Road Show anti kekerasan, HIV AIDS, NAPZA, kampanye bebas rokok 7. Sosialisasi sekolah peduli dan berbudaya lingkungan

8. Mengintegrasikan pendidikan ramah lingkungan dalam kurikulum sekolah

Adapun perwujudan dari keberadaan sekolah ramah anak di wilayah Kabupaten Malang dengan jumlah lembaga pendidikan di semua tingkatan mulai dari PAUD 1815 Lembaga, SD/MI 1473 lembaga, SD satu atap 28 lembaga, SMP/Mts/Swasta 474 lembaga, SMA/SMK/MA/Swasta 197 lembaga, sekolah inklusi SDLB 9, SMPLB 8, SMLB 5, dapat digambarkan sebagai berikut:

Komponen Sekolah Ramah Anak 1. Kebijakan Sekolah Ramah Anak

2. Pelaksanaan Kurikulum

3. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

4. Sarana dan Prasarana Sekolah Ramah Anak 5. Partisipasi Anak

6. Partisipasi orangtua/wali, lembaga masyarakat, Dunia Usaha, pemangku kepentingan lainnya dan alumni

(adapun rincian komponen Sekolah Ramah Anak sesuai Permeneg PP dan PA Nomor 8 Tahun 2014 sebagaimana terlampir)

d. Siapa saja mitra instansi pendidikan dalam meningkatkan jumlah dan kualitas SRA? Jawab:

Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, KP3A, P2TP2A, LPKP, RSUD Kanjuruhan, Badan KB, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah

(24)

26. Jumlah Sekolah yang Memiliki Program, Sarana dan Prasarana Perjalanan Anak ke dan dari Sekolah

Pertanyaan:

a.

Berapa jumlah sekolah yang memiliki program, sarana, dan prasarana perjalanan anak ke dan dari sekolah?

Jawab:

Jumlah program rute aman dan selamat ke sekolah pada tahun 2013 sebanyak 168 lembaga dan pada tahun 2014 sebanyak 188 lembaga yang tersebar di 33 Kecamatan yaitu program yang diarahkan untuk menciptakan keamanan dan keselamatan perjalanan anak ke dan dari sekolah diutamakan kepada sekolah yang berada di sepanjang jalan raya (Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten dan Jalan desa) yang apabila tidak dilakukan, akan membahayakan keselamatan perjalanan anak menuju dan pulang sekolah, oleh karenanya program ini menjadi prioritas SKPD (Dinas Bina Marga, Dinas Pendidikan, Dishubkominfo) dan Kepolisian secara bersinergi untuk melaksanakan program rute aman dan selamat ke sekolah setiap tahunnya secara bertahap disesuaikan dengan kebutuhan dan penganggaran yang ada, Program ini meliputi :

1. Sosialisasi tertib berlalulintas untuk anak didik dan melalui media informasi tertib berlalulintas (Bando Jalan).

2. Penyediaan taman lalulintas dan pemanfaatannya.

3. Penyediaan zona selamat sekolah (zebra cross, rambu penyebrangan, rambu petunjuk sekolahan)

4. Pembatasan kecepatan bagi kendaraan yang melintas di area sekolah dengan cara menempatkan polisi penjaga maupun memasang rambu batas kecepatan

5. Penyediaan dan perbaikan Infrastruktur jalan dan jembatan menuju sekolah baik Jalan Provinsi (melalui dana dekon), Jalan Kabupaten (APBD) dan Jalan desa (melalui anggaran kemitraan).

6. Penyiapan pembinaan dan pelatihan bagi petugas keamanan sekolah.

Program rute aman dan selamat mendorong siswa untuk memilih menggunakan transportasi yang aman dan ramah lingkungan diantaranya sepeda dan berjalan kaki, atau menggunakan angkutan umum dengan moda yang selamat, aman, nyaman, dan menyenangkan pada saat berangkat dan pulang dengan selamat. Program rute aman dan selamat ini selain diharapkan dapat menjaga peserta didik dari kecelakaan lalu lintas juga dapat mendorong penciptaan rasa aman dan selamat bagi peserta didik yang menempuh perjalanan ke dan dari sekolah. Peserta didik diberi peran dan tanggung jawab untuk menaati peraturan lalu-lintas, mengikuti pelatihan peningkatan keterampilan diri berjalan kaki dan berlalu-lintas dengan baik dan benar, mempraktikan berjalan kaki

(25)

dan berlalu-lintas dengan baik dan benar, dan menghormati dan menghargai petugas lalu-lintas. Tujuan Program ini adalah untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan peserta didik dalam menempuh perjalanan ke dan dari sekolah, meningkatkan kesehatan dan perkembangan anak, dan mengurangi kemacetan dan polusi. Rute Aman Selamat ke Sekolah menjadi pilihan karena masih banyak anak-anak Indonesia rentan terhadap situasi kecelakaan dan kekerasan. Kondisi ini menjadi tantangan utama orang tua, guru, kepala sekolah, dan masyarakat. Mengingat 1/3 dari jumlah penduduk Kabupaten Malang adalah anak usia sekolah dan 150 lebih lembaga sekolah berada di jalan raya baik jalan provinsi, jalan kabupaten maupun jalan desa. Selama ini, kecelakaan yang menimpa peserta didik kebanyakan terjadi di jalan yang mereka lalui setiap hari dan telah mereka kenal. Anak yang menjadi korban kecelakaan adalah pejalan kaki, penumpang, pengendara sepeda, dan pengendara sepeda motor. Banyak anak yang menjadi korban kecelakaan karena belum memahami standard aman berkendara, belum mengetahui keharusan memasang sabuk pengaman ketika mengemudi maupun menumpang mobil, dan belum mengetahui kelengkapan perlindungan mengemudi misalnya helm berstandar nasional, pelindung siku dan lutut dan rendahnya kesadaran perlunya.

Wujud nyata dari perwujudan rute aman dan selamat sekolah adanya zona selamat sekolah yang berada di jalan yang melintasi sekolah.

b.

Apakah ada mekanisme pemantauan terhadap keberadaan program, prasarana, dan sarana perjalanan anak ke dan dari sekolah? Jelaskan !

Jawab:

Mekanisme pemantauan terhadap keberadaan program, prasarana dan prasarana perjalanan anak ked an dari sekolah diantaranya dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Secara berkala dari dinas perhubungan, komunikasi dan informatika Kabupaten Malang melakukan survey kebutuhan fasilitas pelengkapan jalan di ruas-ruas jalan kabupaten yang berpotensi menimbulkan terjadinya kecelakaan lalu lintas ( sekolah- sekolah dan daerah rawan kecelakaan) di seluruh wilayah Kabupaten Malang.

2. Secara berkala dari POLRESTA Malang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan (sekolah) mendata dan menginventarisir permasalahan terkait pengamanan terhadap perjalanan anak sekolah baik dari dan ke sekolah maupun selama anak didik berada di sekolah.

(26)

c.

Uraiakan upaya meningkatkan jumlah sekolah yang memiliki program program, sarana, dan prasarana perjalanan anak ke dan ke sekolah.

Jawab:

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan sarana perjalanan ramah anak adalah sebagai berikut:

a. Untuk sekolah-sekolah di daerah terpencil/pelosok mendapatkan perhatian dan perlakuan yang sama dengan sekolah yang ada di daerah yang tidak terpencil dalam hal pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan. Tetapi juga harus sesuai dengan komitmen pemerintah baik pusat maupun daerah untuk memperhatikan perhatian khusus untuk sekolah di daerah terpencil dalam mendukung pemenuhan pelayanan dasar pendidikan

b. Memberikan sosialisasi akan pentingnya sarana dan prasarana perjalanan yang aman untuk anak dari dan ke sekolah dalam berbagai forum pertemuan formal maupun informal;

c. Memprogramkan pengadaan sarana dan prasarana untuk menunjang keselamatan perjalanan anak ke dan dari sekolah Meliputi Pengadaan Marka dan Rambu, Pengadaan taman lalu lintas, Zona selamat sekolah, infrastruktur perjalanan anak (Pedestrian, Naungan/ tempat berteduh (halte) , garis penyeberangan ), Alat keselamatan sesuai moda transportasi (dalam bentuk sosialisasi pentingnya alat keselamatan pemakai jalan).

d. Mengadakan perlombaan terkait dengan zona sarana dan prasarana anak ke dan dari sekolah ;

e. Melakukan koordinasi dengan dinas-dinas terkait (Binamarga, kepolisian, pendidikan, Dishubkominfo) bersinergi untuk menunjang program satu dengan yang lainnya ; f. Mewajibkan sekolah-sekolah yang berada di pinggir jalan raya untuk membuat Zona

Selamat Sekolah ;

g. Pengadaan marka jalan dan zebra cross yaitu di Kecamatan Donomulyo, Tumpang, dan Kepanjen

h. Melalui pihak sekolah, anak-anak dianjurkan untuk berjalan kaki atau bersepeda ke/dari sekolah. Karena dengan menggunakan transportasi ini akan lebih aman, lebih hemat biaya, sehat, dan ramah lingkungan.

i. Bantuan traffic cone untuk keselamatan penyeberang jalan masing-masing sekolah 4 / 5 unit terhadap 17 sekolah SD / SMP / SMA tersebar di pinggir jalan arteri / kolektor Malang – Kepanjen, Malang – Kasembon, Malang – Turen, Malang – Pakis;

j. Sosialisasi keselamatan lalu lintas untuk anak usia sekolah yaitu di SMP Al Hidayah Poncokusumo, SMPN 3 Bantur, SMPN 2 Dampit, SMP PGRI2 dan Kalipare. Selain

(27)

sosialisasi siswa-siswa juga dibagikan brosur keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan.

k. Pengadaan halte di Kec Turen dan Kepanjen

l. Pengadaan dan pemasangan lampu peringatan memasuki kawasan sekolah di kecamatan kepanjen

m. Alat keselamatan sesuai moda transportasi dalam bentuk sosialisasi pentingnya alat keselamatan pemakai jalan

d.

Siapa saja mitra instansi pendidikan dalam mengembangkan program dimaksud? Sebutkan.

Jawab:

Mitra instansi pendidikan dalam penyediaan rute aman dan selamat anak adalah bersinergi antara Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, Dinas Bina Marga, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Pendidikan, KP3A, Kepolisian, dan Kementerian Agama

(28)

27. Tersedia Fasilitas untuk Kegiatan Kreatif dan Rekreatif yang Ramah Anak, di Luar Sekolah

Ukuran: Ada, dan dapat diakses semua anak Pertanyaan:

a.

Apa saja fasilitas untuk kegiatan kreatif dan rekreatif yang ramah anak yang disediakan, pada tahun berjalan dan setahun sebelumnya? Fasilitas mana yang milik pemerintah dan mana yang swasta?

Jawab:

Fasilitas kreatif dan rekreatif yang disediakan bagi anak yang ada di Wilayah Kabupaten Malang tersebar di Desa/Kelurahan dan Kecamatan berupa Taman bacaan, taman bermain, taman kreatifitas, sanggar seni, lapangan olah raga, Situs sejarah, Pemandian alam dan wisata alam, yang terdiri dari:

1. Taman bacaan/Taman Cerdas/Rumah Pintar/ Taman Lalulintas

2. Sanggar (Seni, Tari , Teater class, budaya lokal), Padepokan seni topeng

3. Taman Puspa, Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati), Taman Wisata Edukasi di Kecamatan Kepanjen

4. Pusat Study Kendedes (Playground, Kolam Renang Kecil, Kolam Ikan, Perpustakaan Ikan, Penitipan Anak, Showroom Produk Unggulan Terbina, Tempat Pelatihan Keterampilan)

5. Sarana lapangan Olah raga untuk anak di setiap desa

6. Stadion Kanjuruhan (fasilitas Outbond, Bersepeda, sepatu roda, perkemahan, kolam renang anak, playground).

7. Situs Purbakala (Candi Singosari, Jago, Kidal, Badut, Besuki, Stupa Sumberawan, Pertirtaan Watugede, Keraton pertapaan gunung kawi)

8. Taman Wisata dan Pemandian (Wendit Kec. Pakis, Sengkaling, Lembah Dieng, P-Wec Kec. Dau, Songgoriti Kec. Pujon)

9. Air Terjun Coban Rondo, Eco Wisata Pandesari Kec. Pujon, Coban Pelangi Kec. Poncokusumo, Coban Glothak Kec. Wagir, Parangteja Kec. Dau)

10. Pemandian (Metro Kec. Kepanjen, Dewi Sri, Pemandian Air Panas Cangar Kec. Pujon, Sumberawan Kec. Singosari, Sumberingin Kec Tumpang, Jenon Kec Tajinan, Ubalan Kec Ngajum dan Kec. Dampit)

11. Pemandian Alam

12. Waduk (Selorejo Kec. Ngantang, Bendungan Sutami dan Lahor Kec.Sumberpucung) 13. Wisata Pantai

Kecamatan Donomulyo Modangan (70 Km), Ngliyep (Upacara Larung Sesaji) (62 km), Jongring Saloko (69 Km), Kondang Bandung, , Kondang Iwak, Bentol,

(29)

Nglurung, Ngebros

Kecamatan Gedangan Pantai bajulmati (58 km), Wonogoro (55 km), Ngantep Kecamatan Bantur Pantai Balekambang (Upacara Jalani Dipuja) (57 km),

Kondangmerak (59 km)

Kecamatan Sumbermanjing WetanPantai Tamban (68 km), Rawa Indah, Tambakasri (60 km), Sendang Biru (Upacara Petik Laut)

Kecamatan Tirtoyudo Pantai Sipelot, Lenggoksono, Tanger (70 km) Kecamatan Ampelgading Pantai Licin (64 km)

14. Wisata Agro Kebun Teh Wonosari (rekreasi di Agro Tawon, Museum Kesehatan Jiwa Lawang) Kecamatan Lawang, Petik Jeruk/Apel Kecamatan Dau, Wisata Durian Kecamatan Ngantang,

15. Wisata Religi Masjid Tiban Sananrejo Turen, Gunung Kawi Kecamatan Wonosari (Upacara Sedekah Bumi)

16. Wisata edukatif pemanfaatan sampah di TPA Talangagung

17. The Seven Paradise di Kabupaten Malang yaitu Tujuh lokasi obyek wisata itu, mulai wisata candi di Singosari, petik buah di Taman Buah hingga memasuki kawasan Poncokusumo yang memiliki banyak potensi eco agrowisata.

18.

Eco Agrowisata sebagai alternatif pilihan destinasi wisata di Kabupaten Malang. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang mengembangkan dua desa wisata,di Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo, dan Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon.

19.

Rafting di Kecamatan Kepanjen, Kecamatan Pujon, dan Kecamatan Kasembon

20.

Museum Singhasari di Kecamatan Singosari

Kegiatan kreatif dan rekreatif adalah kegiatan yang menarik, menyenangkan, dan menantang yang dapat mengembangkan daya imajinasi, kemampuan berfikir kritis serta kemampuan mengekspresikan ide-idenya dalam suatu karya baru yang unik. Usia anak adalah masa perkembangan terbaik dalam masa pertumbuhan. Salah satu hak anak adalah hak bermain dan berkreasi. Pemenuhan kebutuhan anak untuk bermain dan berekreasi adalah salah satu cara untuk mengasah tumbuh kembang dan kreatifitas anak. Oleh karena itu, penyediaan sarana kreatif dan rekreatif anak merupakan kebutuhan vital bagi tumbuh kembang anak.

Tujuan dan fungsi permainan edukatif bagi anak usia dini

Permainan secara garis besar dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu permainan rekreatif dan permainan edukatif. Permainan rekreatif adalah permainan yang bersifat menyenangkan dan menumbuhkan imajinasi yang tinggi dan biasanya dibuat dengan

(30)

teknologi yang tinggi pula, contohnya mobil-mobilan, robot-robotan, dll. Sedangkan permainan edukatif adalah permainan yang menyenangkan dirancang untuk tujuan latihan, atau sebagai sarana untuk melatih kemampuan anak.

1. Mengembangkan keterampilan motorik halus dan wawasan berpikir anak Dengan bergerak, seperti berlari atau melompat, seorang anak akan terlatih motorik kasarnya, sehingga memiliki sistem perototan yang terbentuk secara baik dan sehat. Kemampuan motorik halusnya akan terlatih dengan permainan puzzle, membedakan bentuk besar dan kecil, dan sebagainya.

2. Mengembangkan Kemampuan Sosial-Emosional

Anak melakukan aktivitas bermain karena ia merasa senang untuk melakukannya. Pada tahap-tahap awal anak melakukan aktivitas bermain karena ia merasa senang untuk melakukannya. Pada tahap-tahap awal kembangannya, orang tua merupakan kawan utama dalam bermain. Pergeseran akan terjadi seiring dengan bertambahnya umur anak, terutama setelah memasuki usia sekolah. Di sekolah, anak akan mengalami proses sosialisasi bergaul dengan kawan sebaya dan dengan gurunya. 3. Mengembangkan Kemampuan Kognisi (Kecerdasan)

(31)

b.

Apakah fasilitas tersebut dapat diakses oleh semua anak? Fasilitas mana yang gratis?

Jawab:

Berdasarkan Konvensi Hak Anak-Anak PBB, anak-anak kita mempunyai 10 (sepuluh) hak yang harus kita berikan kepada anak-anak kita, yakni hak untuk bermain, mendapatkan pendidikan, mendapatkan perlindungan, mendapatkan nama (identitas), mendapatkan status kebangsaan, mendapatkan makanan, mendapatkan akses kesehatan, rekreasi, mendapatkan kesamaan, dan mendapatkan peran dalam pembangunan. Dari kesepuluh hak untuk anak tersebut, hak yang pertama dan kedelapan adalah hak anak untuk bermain dan berekreasi. Taman bermain dan reakreasi adalah tempat yang penting bagi anak. Fasilitas bermain yang banyak tersedia sekarang ini adalah fasilitas bermain yang ada di pusat perbelanjaan (playground) yang berbayar dan tidak semua anak dari semua kalangan dapat mengaksesnya. Pengembangan fasilitas bermain anak sangatlah diperlukan, Selain taman bermain yang berbayar yang hanya dapat diakses oleh kalangan menengah keatas, Pemerintah Kabupaten Malang terus berusaha meningkatkan pemenuhan rekreatif untuk anak-anak dari semua kalangan di Kabupaten Malang sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 35 tahun 2012 tentang tentang perubahan atas undang-undang 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan cara menginisiasi adanya sarana atau tempat bermain gratis untuk anak. Untuk saat ini, fasilitas bermain yang layak, memadai dan gratis masih jarang ditemukan oleh karena itu, Pemerintah berusaha membuka seluas-luasnya kesempatan untuk anak-anak memanfaatkan fasilitas yang telah ada di Kabupaten Malang. Ruang terbuka publik seperti taman, stadion, dan wisata alam dapat diakses gratis oleh semua anak. Taman edukatif seperti taman lalu-lintas dan taman keanekaragaman hayati juga terbuka untuk umum dan selama ini telah dimanfaatkan untuk sarana bermain dan belajar anak dan keluarga. Selain untuk pemenuhan kebutuhan rekratif, taman bermain dengan udara alami juga digunakan agar anak di Kabupaten Malang lebih banyak bergerak dan beraktifitas di luar ruangan dan tidak hanya terpaku dengan alat-alat permainan elektronik atau menonton tv di dalam rumah. Beraktivitas di luar ruangan sangat penting untuk menjaga kebugaran tubuh anak, anak yang tidak banyak bergerak dan menghabiskan waktunya di dalam rumah beresiko menjadi anak yang pasif dan malas berfikir. Bermain bagi anak adalah salah satu sarana proses belajar, kemudian pada proses belajar ada proses mengasah potensi-potensi kecerdasan sebagaimana telah diamanatkan oleh Unesco dengan empat pilar belajar, yakni belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk melakukan (learning to do), belajar untuk menjadi dirinya sendiri (learning to be), dan belajar untuk hidup bersama (learning to live together). Dengan bermain di

Referensi

Dokumen terkait

Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan eksekusi hak tanggungan yaitu pihak debitor atau pihak ketiga melakukan gugatan kepada pihak kreditor, sebelum lelang

ekstra untuk menyelesaikan penelitian yang akan saya gunakan untuk tesis ini, karena saat itu saya sedang hamil,” tutur Roisah Nawatila, ketika ditemui UNAIR NEWS

Penelitian ini dilakukan untuk memperkirakan umur konstruksi dari suatu kapal dengan merujuk pada aturan Common Structural Rules untuk perhitungan umur fatigue.. Analisa yang

Proses garis lurus (planar line processes) adalah contoh mudah dari suatu proses fibre, dan memberi contoh tentang penggunaan dari ruang perwakilan dalam geometri stokastik..

Solusi yang dtawarkan dalam berita ini adalah pemerintah memberikan bekal yang matang kepada influencer agar tercipta pesan yang mengedukasi tentang Covid-19, himbauan agar

Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis serta memahami bahan hukum primer, berupa buku-buku,

satu-satunya kantong wisatawan di Yogyakarta yang hampir semuanya merupakan wisatawan mancanegara, berbeda dengan kantong wisatawan lainnya di Yogyakarta, seperti Kampung

Pasangan unsur yang letak pada blok p dalam sistem periodik adalah ….. C : 32