Lampiran 2. Sertifikat Pengujian Natrium Diklofenak
Lampiran 3. Gambar Hasil Makroskopik a. Rimpang kencur segar
Simplisia Rimpang Kencur
Lampiran 4. Perhitungan Hasil Penetapan Kadar Air Serbuk Simplisia Rimpang Kencur
Persen kadar air = Volume air (ml) Berat sampel (g)
x 100%
- Berat sampel I = 5,010 g
Volume penjenuhan toluen = 2,0 ml Volume air I = 2,3 ml
Persen rata-rata kadar air serbuk simplisia =
3
Lampiran 5. Perhitungan Hasil Penetapan Kadar Sari Larut dalam Air Serbuk Simplisia Rimpang Kencur
Berat Cawan Berat Cawan + Sari Berat Sampel
Lampiran 6. Perhitungan Hasil Penetapan Kadar Sari Larut dalam Etanol Serbuk Simplisia Rimpang Kencur
Beratcawan (g) Beratcawan + sari (g) Beratsampel (g)
K1 = 47,819 47,889 5,011
2.Persen kadar sari larut dalam etanol= 43,313 -43,241 x 100
5,00520 20 x 100%
= 7,1%
3.Persen kadar sari larut dalam etanol= 43,209 – 43,137 x 100 5,00420 20
x 100%
= 7,1%
Persen rata-rata kadar sari larut etanol =
3
6,9 % + 7,1 % + 7,11 %
Lampiran 7. Perhitungan Hasil Penetapan Kadar Abu Total Serbuk Simplisia Rimpang Kencur
Persen kadar abu total = berat abu (g) berat sampel(g)
x 100%
I. a.berat kurs porselin setelah dipijar 1 = 27,511 g b.berat kurs porselin setelah dipijar 2 = 24,505 g c.berat kurs porselin setelah dipijar 3 = 27,515 g
II. a.berat sampel1 = 2,005 g b.berat sampel2 = 2,003 g c.berat sampel3 = 2,001 g
III.a.berat kurs porselin + sampel 1 setelah dipijar 1 = 27,653 b.berat kurs porselin + sampel 2 setelah dipijar 2 = 24,644 c.berat kurs porselin + sampel 3 setelah dipijar 3 = 27,661
- berat simplisia = 2,005 g berat abu = 0,142 g
persen kadar abu total I = 0,142 2,005
x 100%
- berat simplisia = 2,003 g berat abu = 0,139 g
persen kadar abu total II = 0,139 2,003
x 100%
= 6,939 %
- berat simplisia = 2,001 g berat sampel = 0,139 g persen kadar abu total III = 0,139
2,001
x 100%
= 6,946 %
Persen rata-rata kadar abu total =
3
7,082 % + 6,939 % + 6,946 %
Lampiran 8. Perhitungan Hasil Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam Serbuk Simplisia Rimpang Kencur
Persen kadar abu tidak larut asam = berat sari (g) berat sampel(g)
x 100%
1. a.berat kurs porselin setelah dipijar I = 27,511 g b.berat kurs porselin setelah dipijar II = 24,505 g c.berat kurs porselin setelah dipijar III = 27,515 g
2. a.berat sampel I = 2,005 g b.berat sampel II = 2,003 g c.berat sampel III = 2,001 g
3. a.berat kurs porselen + sampel setelah dipijar I = 27,540 g b.berat kurs porselin + sampel setelah dipijar II = 24,532 g c.berat kurs porselin + sampel setelah dipijar III = 27,541 g
- berat abu I = 0,029 g
berat sampel = 2,005 g
persen kadar abu tidak larut asam I = 0,029 2,005
x 100%
= 1.446 % - berat abu II = 0,027 gr
berat sampel = 2,003 gr
persen kadar abu tidak larut asam II = 0,027 2,003
x 100% = 1,347% - berat abu III = 0,026 g
persen kadar abu tidak larut asam III = 0,026 2,001
x 100%
= 1,299 %
persen rata-rata kadar abu tidak larut asam = 3
1,446 % + 1,347 % + 1,299 %
Lampiran 9. Tabel Konversi Dosis Hewan dengan Manusia
Lampiran 10 . Bagan Perlakuan Pada Hewan Percobaan dengan Pemberian Natrium Diklofenak Tanpa EERK
Dipuasakan minimal 8 jam sebelum percobaan Ditimbang
Diberikan natrium diklofenak dengan dosis yang telah dikonversikan terhadap dosis lazim 25 mg secara oral
Diambil urinnya dengan interval waktu 6; 12; 18; 24; 30 jam setelah pemberian natrium diklofenak
Ditambahkan TCA 20% sebanyak 1 ml Dihomogenkan dengan vortex
Disentrifuge pada 3000 rpm selama 10 menit
Diambil supernatan dan diukur dengan alat spektrofotometri pada panjang gelo bang 276 nm
Tikus
Cuplikan urin
Lampiran 11. Bagan Perlakuan Pada Hewan Percobaan Dengan Pemberian Natrium Diklofenak Dengan EERK
Ditimbang
Diberikan EERK dosis 20; 40; 80 mg/kg BB selama 7 hari berturut-turut
Pada hari ke tujuh, 4 jam setelah pemberian EERK diberikan natrium diklofenak dengan dosis yang telah dikonversikan terhadap dosis lazim 25 mg secara oral Diambil urinnya dengan interval waktu 6; 12; 18; 24; 30 jam setelah pemberian natrium diklofenak
Ditambahkan TCA 20% sebanyak 1 ml Dihomogenkan dengan vortex
Disentrifuge pada 3000 rpm selama 10 menit
Diambil supernatan dan diukur dengan alat spektrofotometri pada panjang gelo bang 276 nm
Tikus
Cuplikan urin
Lampiran 12. Contoh Perhitungan Dosis
1. Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Rimpang Kencur
• Dosis suspensi ekstrak etanol rimpang kencur: 20 mg/kgbb, 40 mg/kgbb, dan 80 mg/kgbb
• Cara pembuatan suspensi ekstrak rimpang kencur 1% Konsentrasi suspensi ekstrak 1% = 1 g/100 ml
=1000 mg/100 ml = 10 mg/ ml
Ditimbang 250 mg ekstrak etanol rimpang kencur, dilarutkan sedikit demi sedikit suspensi CMC 1% kemudian homogenkan. Dituang kedalam labu tentukur 25 ml ditambahkan CMC 1% sampai tanda batas.
a. Dosis = 20 mg/kgbb
berat badan tikus = 247 g
= 20 mg
1000 g× 247 g = 4,94 mg
volume ekstrak yang di suntikkan: = 4,94 mg
Volume ekstrak yang di suntikkan: = 9,108 mg
10 mg /ml = 0,9 ml
berat badan tikus = 183,5 g
= 80 mg
1000 g× 183,5g = 14,680 mg
volume ekstrak yang di suntikkan: = 14,680 mg
10 mg /ml = 15 ml
2. Dosis natrium diklofenak tanpa pemberian ekstrak etanol rimpang kencur
dosis lazim = 25 mg
berat hewan = 246,6 g
konversi pada hewan tikus = 0,018
dosis konversi = 25 ×0,018 = 0,45 mg dosis dari perkiraan berat per kg bb = 1000 �
200 � �0,45 ��
= 2,25 mg/kg bb
dosis = 246,6 �
1000 ��2,25 ��
= 0,55 mg
volume dosis yang diberikan = 0,55 �
0,5 ��� 1��
Lampiran 14. Hasil Perhitungan Parameter Farmakokinetik Urin Kumulatif 14.1 Tanpa pemberian ekstrak kencur
t
Tikus 4
Tikus 3
Lampiran 15. Nilai Parameter Farmakokinetika Natrium Diklofenak Dalam urin Kumulatif 15.1 Nilai parameter farmakokinetika natrium diklofenak untuk kelompok perlakuan tanpa EERK
Lampiran 16. Contoh Perhitungan Parameter Farmakokinetika Eksresi urin
dAe/dt = laju reaksi ekskresi obat dari sampel yang diambil
Aei = Cu1 . V = 5,5960 mcg/ml x 0,8 ml
= 4,4768 mcg
A
e=
Aei + (Cu . V)=
4,4768 mcg + 14,7599 mcg = 19,2367 mcgTmid = (T3+ T1)/2
= (18 jam + 6 jam)/2 = 12 jam
Contoh Perhitungan Nilai Parameter Farmakokinetika Natrium Diklofenak Dalam Urin Kumulatif
Untuk mencari laju eliminasi (Kel)
Kel =
��(��∞−��6)−ln (��∞−��18) �18−�6
= 0,1178 jam-1
Untuk mencari laju metabolisme (Km) Kel = Ku + Km Km = Kel - Ku = 0,1178 - 7,40 x 10-3 = 0,1104 jam-1
Untuk mencari waktu paruh (t1/2eliminasi) t1/2eliminasi =
0,693 ���
Lampiran 17. Data Hasil Statistik
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
kel tanpa EERK 5 .112120 .0055251 .0024709 .105260 .118980 .1054 .1179
dosis 20 5 .102900 .0185139 .0082797 .079912 .125888 .0802 .1251
dosis 40 5 .089180 .0109511 .0048975 .075582 .102778 .0770 .1049
dosis 80 5 .082120 .0232299 .0103887 .053276 .110964 .0475 .1054
Total 20 .096580 .0189984 .0042482 .087688 .105472 .0475 .1251
km tanpa EERK 5 .103580 .0060726 .0027158 .096040 .111120 .0973 .1104
dosis 20 5 .096060 .0179898 .0080453 .073723 .118397 .0753 .1189
dosis 40 5 .081420 .0112108 .0050136 .067500 .095340 .0699 .0968
dosis 80 5 .069640 .0183791 .0082194 .046819 .092461 .0405 .0900
Total 20 .087675 .0188264 .0042097 .078864 .096486 .0405 .1189
t tanpa EERK 5 6.188000E0 .3049098 .1363598 5.809404 6.566596 5.8700 6.5700
dosis 20 5 6.910000E0 1.2652075 .5658180 5.339037 8.480963 5.5300 8.6400
dosis 40 5 7.860000E0 .9338897 .4176482 6.700423 9.019577 6.6000 9.0000
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
kel Between Groups .003 3 .001 3.520 .039
Within Groups .004 16 .000
Total .007 19
km Between Groups .003 3 .001 5.564 .008
Within Groups .003 16 .000
Total .007 19
t Between Groups 24.399 3 8.133 2.505 .096
Within Groups 51.954 16 3.247
Total 76.353 19
kel
Tukey HSD
perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2
dosis 80 5 .082120
dosis 40 5 .089180 .089180
t
Tukey HSD
perlakuan N
Subset for alpha
= 0.05
1
tanpa EERK 5 6.188000
dosis 20 5 6.910000
dosis 40 5 7.860000
dosis 80 5 9.138000
Sig. .083
.
km
Tukey HSD
perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2
dosis 80 5 .069640
dosis 40 5 .081420 .081420
dosis 20 5 .096060
tanpa EERK 5 .103580