• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga L) Pada Profil Farmakokinetika Natrium Diklofenak Terhadap Hewan Uji Tikus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga L) Pada Profil Farmakokinetika Natrium Diklofenak Terhadap Hewan Uji Tikus"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Lampiran 3. Kerangka Pikir Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter

Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian Simplisia

Kencur

Pemberian natrium diklofenak (dosis 25 mg/kg bb)

Karakteristik Simplisia

Profil Farmakokinetika

1. Pemeriksaan makroskopik 2. Pemeriksaan mikroskopik 3. Penetapan kadar air 4. Penetapan kadar abu total 5. Penetapan kadar abu tidak

larut dalam asam

6. Penetapan kadar sari larut dalam air

7. Penetapan kadar sari larut dalam etanol

5. Triterpen/steroida 6. Glikosida

(4)

Lampiran 4. Gambar Hasil makroskopik 4.1Rimpang Kencur Segar

(5)

4.2.2 Simplisia rimpang kencur

(6)

Lampiran 5. Hasil Karakterisasi Serbuk Simplisia Rimpang Kencur 5.1 Perhitungan hasil penetapan kadar air serbuk simplisia rimpang

kencur

Persen kadar air = Volume air (ml) Berat sampel (g)

x 100%

- Berat sampel I = 5,010 g

Volume penjenuhan toluen = 2,0 ml Volume air I = 2,3 ml

Persen kadar air I = 2,3 – 2,0 5,011

x 100% = 5,99%

- Berat sampel II = 5,004 g Volume air I = 2,3 ml Volume air II = 2,6 ml Persen kadar air II = 2,6 – 2,3 5,007

x 100% = 5,99%

- Berat sampel III = 5,007 g Volume air II = 2,6 ml Volume air III = 2,9 ml Persen kadar air III = 2,9 – 2,6

5,005

x 100% = 5,99%

Persen rata-rata kadar air serbuk simplisia =

3

5,99 % + 5,99% + 5,99%

(7)

Lampiran 5 (Lanjutan)

5.2 Perhitungan hasil penetapan kadar sari larut dalam air serbuk simplisia rimpang kencur

Berat Cawan Berat Cawan + Sari Berat Sampel

K1 = 26,592 26,751 5,014

K2 = 45,100 45,260 5,003

K3 = 43,067 43,227 5,007

Persen kadar sari larut air = berat sari (g) x 100 berat sampel(g) 20

x 100%

1. Persen kadar sari larut dalam air I = 26,751 – 26,592 x 100 5,014 20

x 100%

= 15,80%

2. Persen kadar sari larut dalam air II = 45,260 – 45,100 x 100 5,003 20

x 100%

= 15,90%

3.Persen kadar sari larut dalam air III = 43,227 – 43,067 x 100 5,007 20

x 100%

= 15,90%

Persen rata-rata kadar sari larut air = 1

3

5,80% + 15,90% + 15,90%

(8)

Lampiran 5 (Lanjutan)

5.3 Perhitungan hasil penetapan kadar sari larut dalam etanol serbuk simplisia rimpang kencur

Berat cawan (g) Berat cawan + sari (g) Berat sampel (g)

K1 = 47,819 47,889 5,011

K2 = 43,241 43,313 5,005

K3 = 45,137 43,209 5,004

Persen kadar sari larut etanol = berat sari (g) x 100 berat sampel (g) 20

x 100%

1. Persen kadar sari larut dalam etanol = 47,889 – 47,819 x 100 5,011 20

x 100%

= 6,90%

2. Persen kadar sari larut dalam etanol = 43,313 -43,241 x 100 5,005 20

x 100%

= 7,10%

3. Persen kadar sari larut dalam etanol = 43,209 – 43,137 x 100 5,004 20

x 100%

= 7,10%

Persen rata-rata kadar sari larut etanol =

3

6,9% + 7,1% + 7,11%

(9)

Lampiran 5 (Lanjutan)

5.4 Perhitungan hasil penetapan kadar abu total serbuk simplisia rimpang kencur

Persen kadar abu total = berat abu (g) berat sampel(g)

x 100%

I. a. Berat kurs porselin setelah dipijar 1 = 27,511 g b. Berat kurs porselin setelah dipijar 2 = 24,505 g c. Berat kurs porselin setelah dipijar 3 = 27,515 g

II. a. Berat sampel 1 = 2,005 g b. Berat sampel 2 = 2,003 g c. Berat sampel 3 = 2,001 g

III.a.Berat kurs porselin + sampel 1 setelah dipijar 1 = 27,653 b.Berat kurs porselin + sampel 2 setelah dipijar 2 = 24,644 c.Berat kurs porselin + sampel 3 setelah dipijar 3 = 27,661

- Berat Simplisia = 2,005 g Berat Abu = 0,142 g

Persen kadar abu total I = 0,142 2,005

x 100%

(10)

- Berat Simplisia = 2,003 g Berat Abu = 0,139 g Persen kadar abu total II = 0,139 2,003

x 100%

= 6,94%

- Berat Simplisia = 2,001 g Berat sampel = 0,139 g Persen kadar abu total III = 0,139

2,001 x 100%

= 6,95%

Persen rata-rata kadar abu total =

3

7,082% + 6,939% + 6,946%

(11)

Lampiran 5 (Lanjutan)

5.5 Perhitungan hasil penetapan kadar abu tidak larut asam serbuk simplisia rimpang kencur

Persen kadar abu tidak larut asam = berat sari (g) berat sampel (g)

x 100%

1. a. Berat kurs porselin setelah dipijar I = 27,511 g b. Berat kurs porselin setelah dipijar II = 24,505 g c. Berat kurs porselin setelah dipijar III = 27,515 g

2. a. Berat sampel I = 2,005 g b. Berat sampel II = 2,003 g

c. Berat sampel III = 2,001 g

3. a. Berat kurs porselen + sampel setelah dipijar I = 27,540 g b. Berat kurs porselin + sampel setelah dipijar II = 24,532 g c. Berat kurs porselin + sampel setelah dipijar III = 27,541 g

- Berat abu I = 0,029 g Berat sampel = 2,005 g

Persen kadar abu tidak larut asam I = 0,029 2,005

x 100%

(12)

- Berat abu II = 0,027 g Berat sampel = 2,003 g

Persen kadar abu tidak larut asam II = 0,027 2,003

x 100%

= 1,35%

- Berat abu III = 0,026 g Berat sampel = 2,001 g

Persen kadar abu tidak larut asam III = 0,026 2,001

x 100%

= 1,3%

Persen rata-rata kadar abu tidak larut asam =

3

1,45% + 1,35% + 1,3%

(13)

Lampiran 6. Tabel Maksimum Larutan Sediaan Uji untuk Hewan

Volume maksimum larutan sediaan uji yang dapat diberikan pada beberapa hewan uji (Ritschel, 1974).

Jenis Hewan Uji Volume maksimum (ml) sesuai jalur pemberian i.v. i.m. i.p. s.c. p.o. Mencit (20-30 g)

0,5 0,05 1,0 0,5-1,0 1,0 Tikus (200 g)

1,0 0,1 2-5 2-5 5,0

Hamster (50 g)

- 0,1 1-2 2,5 2,5

Marmut (250 g)

- 0,25 2-5 5,0 10,0

Kelinci (2,5 kg)

5-10 0,5 10-20 5-10 20,0

Kucing (3 kg)

5-10 1,0 10-20 5-10 50,0

Anjing (5 kg)

(14)

Lampiran 7. Tabel Konversi Dosis Hewan dengan Manusia

Konversi dosis antara jenis hewan dengan manusia (Laurence and Bacharach, 1964).

Mencit 20 g

Tikus 200 g

Marmut 400 g

Kelinci 1,2 kg

Kera 4 kg

Anjing 12 kg

Manusia 70 kg Mencit

20g 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,2 387,9

Tikus

200g 0,14 1,0 1,74 3,9 9,2 17,8 56,0

Marmut

400 g 0,08 0,57 1,0 2,25 5,2 10,2 31,5

Kelinci

1,2 kg 0,04 0,25 0,44 1,0 2,4 4,5 14,2

Kera

4 kg 0,016 0,11 0,19 0,42 1,0 1,9 6,1

Anjing

12 kg 0,008 0,06 0,10 0,22 0,52 1,0 3,1

Manusia

(15)

Lampiran 8. Flowsheet

8.1 Pengukuran panjang gelombang natrium diklofenak

Ditimbang 50 mg

Dimasukan ke dalam labu tentukur 100 ml

Ditambah NaOH 0,1 N sampai larut Dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda

Dipipet larutan LIB I sebanyak 10 ml Dimasukan ke dalam labu tentukur 50 ml

Dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda

Dipipet sebanyak 6,5 ml

Dimasukan ke dalam labu tentukur 50 ml

Dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda

Dimasukan ke dalam kuvet

Diukur dengan alat spektrofotomentri UV

Natrium diklofenak

Larutan Natrium Diklofenak (LIB I) Konsentrasi 500 mcg/ml

Hasil Larutan Natrium Diklofenak (LIB II) Konsentrasi 100 mcg/ml

Larutan Natrium Diklofenak Konsentrasi 13

(16)

Lampiran 8 (Lanjutan)

8.2 Pembuatan kurva kalibrasi natrium diklofenak

Ditimbang 50 mg

Dimasukan ke dalam labu tentukur 100 ml

Ditambah NaOH 0,1 N sampai larut Dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda

Dipipet larutan LIB I sebanyak 10 ml Dimasukan ke dalam labu tentukur 50 ml

Dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda

Dipipet sebanyak 2,0; 2,5; 3,0; 3,5; dan 4,0 ml

Dimasukan ke dalam labu tentukur 25 ml

Dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda

Dimasukan ke dalam kuvet

Diukur dengan alat spektrofotomentri UV pada panjang gelombang 276 nm Larutan Natrium

Diklofenak (LIB I) Konsentrasi 500 mcg/ml

Hasil Larutan Natrium Diklofenak (LIB II) Konsentrasi 100 mcg/ml

Larutan Natrium Diklofenak Konsentrasi 8;

(17)

Lampiran 8 (Lanjutan)

8.3 Pemberian larutan natium diklofenak tanpa ekstrak etanol rimpang kencur pada hewan tikus

Dipuasakan selama 14 jam Ditimbang

Dicukur bulu ekor

Diberikan larutan Natrium diklofenak dengan dosis 25 mg/kg bb

Diambil darah sebanyak 0,5 ml menggunakan spuit yang berisi heparin pada interval waktu 15 menit, 30menit, 45 menit, 75 menit, 105 menit, 135 menit, 195 menit, 255 menit, 315 menit, 435 menit, 555 menit, dan 675 menit.

Masing-masing cuplikan darah divorteks dan disentrifug.

Hasil sentrifug ditambah TCA 20% sebanyak 1 ml lalu dihomogenkan dengan Vortex dan disentrifug pada 3000rpm selama 10 menit

Diambil supernatan lalu diukur dengan spektrofotometri UV pada panjang gelombang 276 nm

Cuplikan Darah

(18)

Lampiran 8 (Lanjutan)

8.4 Pemberian ekstrak etanol rimpang kencur pada hewan tikus selama 7 hari berturut-turut

Ditimbang

Diberikan Larutan EERK dengan masing-masing dosis 20 mg/kg bb, 40 mg/kg bb, 80 mg/kg bb selama 7 hari berturut-turut

Pada hari keenam dipuasakan selama 14 jam sebelum percobaan

Dicukur bulu ekor

Pada hari ketujuh setelah 4 jam pemberian EERK kemudian diberikan larutan Natrium diklofenak dosis 25 mg/kg bb

Diambil darah sebanyak 0,5 ml menggunakan spuit yang berisi heparin pada interval waktu 15 menit, 30menit, 45 menit, 75 menit, 105 menit, 135 menit, 195 menit, 255 menit, 315 menit, 435 menit, 555 menit, dan 675 menit.

Masing-masing cuplikan darah divorteks dan disentrifug.

Hasil sentrifug ditambah TCA 20% sebanyak 1 ml lalu dihomogenkan dengan Vortex dan disentrifug pada 3000rpm selama 10 menit

Diambil supernatan lalu diukur dengan spektrofotometri UV pada panjang gelombang 276 nm

Tikus Jantan

Cuplikan Darah

(19)

Lampiran 9. Contoh Perhitungan Dosis

1. Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Rimpang Kencur

- Dosis suspensi ekstrak etanol rimpang kencur: 20 mg/kg BB, 40 mg/kg BB, dan 80 mg/kg BB

- Cara pembuatan suspensi ekstrak Rimpang Kencur 1% Konsentrasi suspensi ekstrak 1% = 1 g/100 ml

= 1000 mg/100 ml = 10 mg/ ml a. Dosis = 20 mg/kg bb

Berat badan Tikus = 247 g

= 20 mg

1000 g× 247g = 4,94 mg

Volume Ekstrak yang di suntikkan = 4,94 mg

10 mg /ml = 0,5 ml

b. Dosis = 40 mg/kg BB

Berat badan Tikus = 227 g = 40 mg

1000 g× 227 g = 9,108 mg

Volume Ekstrak yang di suntikkan = 9,108 mg

10 mg /ml = 0,9 ml

c. Dosis = 80 mg/kg bb Berat badan Tikus = 183,5 g

= 80 mg

1000 g× 183,5g = 14,680 mg

Volume ekstrak yang di suntikkan = 14,680 mg

(20)

2. Dosis Natrium diklofenak Tanpa Pemberian Ekstrak Etanol Rimpang Kencur

Dosis Lazim = 25 mg

Berat Hewan = 246,6 g

Konversi pada Hewan Tikus = 0,018

Dosis Konversi = 25 ×0,018 = 0,45 mg

Dosis Dari Perkiraan Berat per kg BB = 1000 𝑔𝑔

200 𝑔𝑔 𝑥𝑥 0,45 𝑚𝑚𝑔𝑔

= 2,25 mg/kg bb

Dosis = 246,6 𝑔𝑔

1000 𝑔𝑔𝑥𝑥 2,25 𝑚𝑚𝑔𝑔

= 0,55 mg Volume dosis yang diberikan = 0,55 𝑚𝑚𝑔𝑔

0,5 𝑚𝑚𝑔𝑔 𝑥𝑥 1𝑚𝑚𝑚𝑚

(21)
(22)
(23)

Lampiran 12. Hasil perhitungan persamaan regresi dari kurva kalibrasi natrium diklofenak (PT. Dexa Medica) pada panjang gelombang 276 nm dalam pelarut NaOH 0,1 N

C (μg/ml)

(X)

Absorbansi

(Y) XY X

2

Y2

8 0,351 2,808 64 0,1232

10 0,440 4,400 100 0,1936

12 0,540 6,480 144 0,2916

14 0,628 8,792 196 0,3944

16 0,714 11,424 256 0,5098

ΣX = 60 ΣY = 2,673 ΣXY = 33,904

ΣX2

= 760 ΣY2 =1,5126 X = 12 Y =0,5346

a = ΣXY− (Σ𝑋𝑋)(Σ𝑌𝑌)/𝑛𝑛

ΣX2 ( ΣX )2/n

= 33,904 − (60)(2,673)/5 760−(60)2/5

= 0,0457 Y = a X + b b = Y – a X

= 0,5346– (0,0457 x 12) = -0,0138

Persamaan regresi: Y = 0,0457x - 0,0138 Dengan nilai r sebagai berikut:

r = ΣXY− (Σ𝑋𝑋)(Σ𝑌𝑌)/𝑛𝑛

�(ΣX2(ΣX)2/n (ΣY2 (ΣY)2/n)

= 33,904− (60)(2,673)/5

(24)

Lampiran 13. Contoh perhitungan parameter farmakokinetik secara manual

(25)

• AUC 0 → t = �𝐶𝐶1 𝑋𝑋𝑚𝑚1

(4,547+5,2276) 𝑋𝑋(679+559)

2 �=

4090,9560 mcg/ml.menit

AUCt→∞ = 𝐶𝐶𝑚𝑚𝑛𝑛

𝐾𝐾𝑚𝑚𝑚𝑚 = 4,5470

0,00104 = 4372,1154 mcg/ml.menit

AUC0→∞ = AUC 0 → t+ AUCt→∞

= 4090,9560 mcg/ml.menit + 4372,1154 mcg/ml.menit

= 8463,0714 mcg/ml.menit

(26)

�(4,6083𝑋𝑋 17 +) 𝑋𝑋(17)

2 �+�

(4,6083.17 +4,8162.33) 𝑋𝑋(33−17)

2 �

+�(4,8162.33 +5,7462.47) 𝑋𝑋(47−33)

2 �

+�(5,7462.47 +6,3414.78) 𝑋𝑋(78−47)

2 �

+�(6,3414.78 +6,779.108) 𝑋𝑋(108−78)

2 �

+�(6,779.108 +8,6411.137) 𝑋𝑋(137−108)

2 �

+�(8,6411.137 +7,5558.199) 𝑋𝑋(199−137)

2 �

+�(7,5558.199 +7,2604.257) 𝑋𝑋(257−199)

2 �

+�(7,2604.257 +6,267.318) 𝑋𝑋(318−257)

2 �

+�(6,267.318 +6,2838.439) 𝑋𝑋(439−318)

2 �

+�(6,2838.439 +5,2276.559) 𝑋𝑋(559−439)

2 �

+�(5,2276.559 +4,547.679) 𝑋𝑋(679−559)

2 �

= 1313398,953 mcg/ml.menit2 AUMCt→∞ = �𝐶𝐶𝑛𝑛𝑋𝑋𝑚𝑚𝑛𝑛

𝐾𝐾𝑚𝑚𝑚𝑚 �+ 𝐶𝐶𝑚𝑚𝑛𝑛. (𝐾𝐾𝑚𝑚𝑚𝑚)2

= 4,547.679

0,00104 + 4,547

(0,00104 )2 = 7172623,447 mcg/ml.menit2

(27)

= 1313398,953 + 7172623,447

= 8486022,4 mcg/ml.manit2

• MRT = AUMC 0→∞

AUC 0→∞

= 8486022,4 mcg /ml .menit 2

8463,0714 mcg /ml .menit

= 1002,712 menit

• Vd = 𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝑚𝑚𝐷𝐷

AUC 0→∞.Kel

= 550

8463,0714 x0,00104

= 62,4887 ml

• Cmaks = 𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝑚𝑚𝐷𝐷

𝑉𝑉𝑉𝑉 𝑚𝑚−𝐾𝐾𝑚𝑚𝑚𝑚.𝑇𝑇𝑚𝑚𝑘𝑘𝑘𝑘𝐷𝐷

= 550

62,4887 ml𝑚𝑚

−0,00104𝑚𝑚𝑚𝑚𝑛𝑛𝑚𝑚𝑚𝑚 −1.192,11 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑛𝑛𝑚𝑚𝑚𝑚

= 7,2076 mcg

• CL = 𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝑚𝑚𝐷𝐷

AUC 0→∞

= 550 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑔𝑔

8463,0714mcg /ml .menit

(28)

Lampiran 14. Kadar Natrium Diklofenak dalam Plasma Setiap Waktu Pengambilan Sampel

(29)

Lampiran 14 (Lanjutan)

14.2 Gambar konsentrasi (log c) vs waktu (t) natrium diklofenak tanpa ekstrak etanol rimpang kencur (EERK) (kontrol)

1 10

15 30 45 75 105 135 195 255 315 435 555 675

K

o

n

se

n

tr

a

si

(

Lo

g

C)

Waktu (t)

Kadar natrium diklofenak dalam plasma tanpa ekstrak etanol

rimpang kencur (EERK)

Tikus 1

Tikus 2

Tikus 3

Tikus 4

(30)

Lampiran 14 (Lanjutan)

(31)

Lampiran 14 (Lanjutan)

14.4 Gambar konsentrasi (log c) vs waktu (t) natrium diklofenak dengan ekstrak etanol rimpang kencur (EERK) dosis 20 mg/kg bb

1 10

15 30 45 75 105 135 195 255 315 435 555 675

K

o

n

se

n

tr

a

si

(

Lo

g

C)

Waktu (t)

Kadar natrium diklofenak dalam plasma dengan ekstrak etanol

rimpang kencur (EERK) dosis 20 mg/kg bb

Tikus 1

Tikus 2

Tikus 3

Tikus 4

(32)

Lampiran 14 (Lanjutan)

(33)

Lampiran 15 (Lanjutan)

15.6 Gambar konsentrasi (log c) vs waktu (t) natrium diklofenak dengan ekstrak etanol rimpang kencur (EERK) dosis 40 mg/kg bb

1 10 100

15 30 45 75 105 135 195 255 315 435 555 675

K

o

n

se

n

tr

a

si

(

Lo

g

C)

Waktu (t)

Kadar natrium diklofenak dalam plasma dengan ekstrak etanol

rimpang kencur (EERK) dosis 40 mg/kg bb

Tikus 1

Tikus 2

Tikus 3

Tikus 4

(34)

Lampiran 14 (Lanjutan)

(35)

Lampiran 14 (Lanjutan)

14.8 Gambar konsentrasi (log c) vs waktu (t) natrium diklofenak dengan ekstrak etanol rimpang kencur (EERK) dosis 80 mg/kg bb

1 10 100

15 30 45 75 105 135 195 255 315 435 555 675

K

o

n

se

n

tr

a

si

(

Lo

g

C)

Waktu (t)

Kadar natrium diklofenak dalam plasma dengan ekstrak etanol

rimpang kencur (EERK) dosis 80 mg/kg bb

Tikus 1

Tikus 2

Tikus 3

Tikus 4

(36)

Lampiran 15. Data Parameter Farmakokinetika Natrium diklofenak dalam Plasma

15.1 Data parameter farmakokinetika natrium diklofenak dalam plasma tanpa pemberian ekstrak etanol rimpang kencur (EERK) (kontrol)

(37)

Lampiran 15 (Lanjutan)

15.2 Data parameter farmakokinetika natrium diklofenak dalam plasma dengan perlakuan ekstrak etanol rimpang kencur (EERK) dosis 20 mg/kg bb

No.

0,0182 38,08 171,2 8,4477 10462,7805 11420090,37 1091,4967 55,0322 0,00095 729,47 0,0523

2 225,3 507

0,0179 38,72 171,2 7,4238 8883,8182 9082923,152 1022,4121 57,6465 0,00099 700 0,0571

3 199 448

0,0164 42,26 179,59 7,555 8677,92165 8535024,771 983,53331 49,6397 0,00104 666,35 0,0516

4 180 405

0,0176 39,375 171,81 8,0586 9413,9048 9636876,983 1023,6854 42,1779 0,00102 679,41 0,0430

(38)

Lampiran 15 (Lanjutan)

15.3 Data parameter farmakokinetika natrium diklofenak dalam plasma dengan perlakuan ekstrak etanol rimpang kencur (EERK) dosis 40 mg/kg bb

No.

0,0176 39,38 176,42 9,9843 12649,9944 13782087,38 1089,4936 42,6708 0,00093 745,16 0,0397

2 205,9 463

0,0176 39,38 184,02 10,6411 15410,9811 19530893,36 1267,3361 37,5544 0,0008 866,25 0,0300

3 194,8 438

0,0272 25,48 132,35 11,8308 15908,9973 19970078,6 1255,2695 33,1706 0,00083 834,94 0,0275

4 201,7 453

0,0166 41,75 190 9,6659 13616,4655 16301690,18 1197,2042 40,0826 0,00083 834,94 0,0333

5 202,9 456

0,0168 41,25 188,37 10,839 15268,9817 19009285,96 1244,9610 35,9813 0,00083 834,94 0,0299

(39)

Rata-Lampiran 15 (Lanjutan)

15.4 Data parameter farmakokinetika natrium diklofenak dalam plasma dengan perlakuan ekstrak etanol rimpang kencur (EERK) dosis 80 mg/kg bb

No.

0,0199 34,82 175,03 12,0262 19666,6641 29423438,67 1496,11 27,8556 0,00069 1004,35 0,0192

2 183 411

0,0293 23,65 134,98 12,7852 22758,2326 38264983,41 1681,37 29,6056 0,00061 1136,07 0,0181

3 167,3 376

0,0224 30,94 159,16 12,8759 20304,6188 29279377,02 1442,01 26,0816 0,00071 976,06 0,0185

4 273,8 616

0,023 30,13 157,79 13,0064 21293,5276 31939284,61 1499,95 42,5426 0,00068 1019,12 0,0289

5 217 488

0,0138 50,22 236,51 13,1169 24840,2922 41625280,96 1675,71 32,2057 0,00061 1136,07 0,0196

(40)

Rata-Lampiran 16. Gambar Hewan Percobaan dan alat a. Tikus Jantan

b. Tabung Reaksi dan Rak Tabung

(41)

Lampiran 17 (Lanjutan)

d. Rotary Evaporator (Heidolph WB 2000)

(42)

Lampiran 17. Tabel hasil analisis statistik ANAVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Ka Between Groups .000 3 .000 1.342 .296

Within Groups .000 16 .000

Total .000 19

Kel Between Groups .000 3 .000 97.835 .000

Within Groups .000 16 .000

Total .000 19

AUC Between Groups 5.537E8 3 1.846E8 103.062 .000

Within Groups 2.866E7 16 1790955.278

Total 5.824E8 19

AUMC Between Groups 2.097E15 3 6.990E14 69.937 .000

Within Groups 1.599E14 16 9.995E12

Total 2.257E15 19

T.MAX Between Groups 72.741 3 24.247 .041 .988

Within Groups 9359.317 16 584.957

Total 9432.058 19

MRT Between Groups 1042080.690 3 347360.230 67.686 .000

Within Groups 82111.380 16 5131.961

Total 1124192.070 19

Vd Between Groups 1520.645 3 506.882 12.413 .000

Within Groups 653.381 16 40.836

Total 2174.026 19

Cmaks Between Groups 88.817 3 29.606 83.219 .000

Within Groups 5.692 16 .356

Total 94.509 19

CL Between Groups .004 3 .001 37.840 .000

Within Groups .001 16 .000

Total .005 19

t1/2abs Between Groups 127.960 3 42.653 .977 .428

Within Groups 698.240 16 43.640

Total 826.200 19

t1/2el Between Groups 498739.626 3 166246.542 75.119 .000

Within Groups 35409.586 16 2213.099

(43)

Ka

Means for groups in homogeneous

subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size =

5,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

T.maks

Means for groups in homogeneous subsets

are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size =

(44)

t1/2abs

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

AUC

Duncana

DOSIS N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Kontrol 5 8350.014240

EERK dosis

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Cmaks

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

CL

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Vd

(45)

t 1/2el

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

AUMC

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

MRT

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian
Gambar konsentrasi (log c) vs waktu (t) natrium diklofenak tanpa ekstrak etanol rimpang kencur
Gambar konsentrasi (log c) vs waktu (t) natrium diklofenak dengan ekstrak etanol rimpang kencur
Gambar konsentrasi (log c) vs waktu (t) natrium diklofenak dengan ekstrak etanol rimpang kencur
+2

Referensi

Dokumen terkait

Figure 5: Image of bitumen covered aggregate taken under daylight conditions (left) and illuminated with a laser light diode (right).. Figure 6: Detection of bright spots

Dalam hal hasil evaluasi menunjukkan pengusahaan jalan tol tidak diteruskan atau hasil evaluasi menunjukkan pengusahaan jalan tol dilanjutkan namun BUJT/BU tidak

In this research, a stable photogrammetric network designed for measuring the industrial object (Both Reference and Product) and then by using the Bundle Adjustment

“ Hasilnya sangat bagus sekali mbak. Dengan pendekatan- pendekatan langsung maka peserta didik akan lebih mengerti bahwa contoh merokok itu tidak baik, balapan

Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan

Pada hari ini Senin tanggal Tujuh bulan Juli tahun Dua Ribu Empat Belas kami Pokja Pengadaan Jasa Konsultansi Pekerjaan Jalan dan Jembatan Provinsi Jawa Tengah pada Dinas

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga.. Tesis PROGRAM

Peraturan Bupati Gresik Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gresik Tahun Anggaran