• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Layout Pada Proses Produksi Di Pt Rumpun Sari Kemuning 1 Karanganyar 83

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Layout Pada Proses Produksi Di Pt Rumpun Sari Kemuning 1 Karanganyar 83"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS LAYOUT PADA PROSES PRODUKSI DI PT RUMPUN SARI KEMUNING 1 KARANGANYAR

LAPORAN MAGANG

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Di Bidang Manajemen Industri

Oleh: Eny Suprapti

F3506025

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INDUSTRI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Krisis global yang terjadi saat ini berpengaruh pada Keberadaan Industri di Indonesia. Saat ini bidang perindustrian terpuruk akibat krisis yang berkepanjangan, hal ini yang menyebabkan banyak usaha-usaha yang ada mengalami kesulitan/hambatan dalam melakukan kegiatan usahanya, Bahkan banyak perusahaan yang gulung tikar akibat krisis yang berkepanjangan tersebut. Untuk itu perusahaan diharuskan untuk mencari jalan keluar untuk mengatasi keadaan tersebut, salah satu cara yang paling memungkinkan dan realistis yang dapat ditempuh oleh perusahaan ialah dengan meningkatkan efisiensi disegala faktor, salah satu faktor tersebut ialah dengan perencanaan, penataan fasilitas produksi yang ada pada perusahaan. PT. Rumpun Sari Kemuning yang terletak didesa Kemuning, Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.

(3)

akhir. Pemilihan tipe layout yang dipergunakan suatu perusahaan tergantung pada tipe operasi dan proses produksi suatu perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengoptimalkan pengelolaan faktor-fakor produksi dan juga untuk mencapai kelancaran aliran produksi dalam perusahaan, guna memperoleh efisiensi dari proses produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan yang bersangkutan.

Suatu perusahaan sebagian besar akan menghadapi masalah tata letak (layout). Suatu penataan layout dapat dilakukan perusahaan untuk mengopimalkan pengelolaan faktor–faktor produksi, yaitu penyusunan Layout fasilitas yang efisien. Layout atau tataletak yang terencana dengan baik dan terkoordinir diharapkan dapat menjaga kelancaran proses produksi, mengoptimalkan susunan mesim-mesin, juga akan menjaga kelangsungan hidup atau keberhasilan suatu perusahaan. Dengan susunan tataletak (layout) yang opimal, diharapkan mampu melaksanakan proses produksi didalam perusahaan tersebut dengan baik.

(4)

maupun bahan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Layout yang efektif akan dapat menunjang pelaksanaan strategi bisnis yang telah ditetapkan.

Jika layout yang ada sudah optimal atau sudah tidak bisa dioptimalkan lagi maka tidak dilakukan relayout. Dengan demikian maka layout yang sudah ada tetap digunakan. Dengan adaanya relayout tersebut maka diharapkan mampu memberi kontribusi positif bagi perusahan, kontribusi positif tersebut misalnya dengan adanya peningkatan kenyamanan karyawan, meningkatkan keamanan produksi serta meningkatkan produktifitas perusahaan.

(5)

memerlukan tataletak (layout) yang baru untuk menunjang aktifitas pada sebuah perusahaan.

(6)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan maka dapat diajukan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah layout dibagian produksi sudah efektif dan efisien? 2. Apa peranan layout terhadap kelancaran produksi?

3. Layout apa yang digunakan perusahaan pada proses produksi? C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi layout pada bagian produksi.

2. Untuk mengetahui peranan layout terhadap kelancaran proses produksi.

3. Untuk mengetahui layout yang digunakan perusahaan dalam proses produksi.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

a. Diharapkan dapat memberi masukan dan pertimbangan kepada perusahaan untuk menentukan proses produksi yang tepat.

b. Diharapkan dapat menmberi masukan kepada perusahaan unuk menentukan kebijakan yang berhubungan dengan layout proses produksi.

(7)

a. Memperoleh gambaran secara langsung dunia kerja nyata dari perusahaan yang diteliti.

b. Sebagai sarana menerapkan teori yang diperoleh selama studi diperguruan tinggi.

3. Bagi Pihak Lain

a. Sebagai bahan pertimbagan dalam memecahkan masalah yang berhubungn dengan masalah ini.

b. Diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan sekaligus sebagai acuan untuk perbandingan dalam penelitian serupa.

E. Metodologi Penelitian 1. Objek Penelitian

Penelitian dilakukan pada. PT. Rumpun Sari Kemuning 1 yang terletak di desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.

2. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode studi kasus yang dilakukan dengan meneliti layout fasilitas produksi yang diterapkan pada bagian produksi. PT. Rumpun Sari Kemuning apakah sudah efisien atau belum. Serta dengan melihat hal tersebut apakah perusahaan perlu mengadakan penataan ulang, atau layout yang sudah diterapkan atau mempertahankan layout yang sudah ada sekarang

(8)

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian.

b. Data Skunder

Merupakan data yang diperoleh dari laporan perusahaan dan literature-literature yang mendukung data primer.

4. Metode Pengumpulan Data a. Interview

Ialah memperoleh data dengan cara menanyakan langsung kepada karyawan/Kepala bagian produksi terhadap proses produksi yang dilakukanoleh perusahaan.

b. Observasi

Ialah memperoleh data dengan cara turun secara langsung kelapangan untuk melihat proses produksi dan mengamati permasalahan yang ada.

c. Sampel

Adalah memperoleh data dengan cara pencatatan waktu produksi selama 1 bulan kemudian dicari rata-rata paroses produktivitas, digunakan untuk mengetahui waku rata-rata proses produksi yang dibutuhkan untuk menghasilkan produknya.

d. Pemeriksaan dokumentasi

(9)

5. Metode Analisis Data a. Analisis Line Balancing

Metode Line Balancing ialah pengelompokan elemen pekerjaan kedalam stasiun kerja dinamakan keseimbanggan lini (line balancing) tujuannya ialah membuat seimbang jumlah pekerjaan

(10)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Layout dan perencanaan Layout

Layout atau tataletak dipakai untuk melanjutkan pengaturan pabrik dan bagian-bagiannya. Sehingga Layout atau tataletak mencangkup lokasi peralatan dalam bagian yang kecil dan mengatur letak bagian-bagian yang diatas bidang tanah bagunan. Tata letak ialah landasan utama dalam dunia industri, layout didefinisikan sebagai tatacara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Untuk pengaturan tersebut memanfaatkan luas area untuk penempatan mesin atau atau fasilitas penunjang produksi lainnya, Kelancaran gerak perpindahan material baik bersifat temporer maupun permanent, personal pekerjaan dan sebagainya.

“Pangestu Subagyo (2000:79) mendefinisikan layout ialah cara penempatan fasilitas-fasilitas yang digunakan dalam pabrik. ”

(11)

material, waktu, urutan proses, posisi, kondisi serta biaya yang tepat (Tomskin, James A. 2004) .

B. Pengertian Line balancing dan proses Produksi

Perencanaan fasilitas didefinisikan sebagai proses perancangan desain fasilitas, termasuk didalamnya analisis, perencanaan desain dan susunan fasilitas peralatan fisik dan manusia yang ditunjuk untuk meningkatkan efisiensi produksi dan system yang ditunjuk untuk meningkatkan pelayanan. Didunia industri perencanaan fasilitas dimaksudkan sebagai layout fasilitas, digunakan dalam penanganan fasilitas (material handling) dan untuk menentukan peralatan dalam proses produksi juga digunakan dalam perencanaan fasilitas secara keseluruhan (Hari purnomo, 2004).

Line balancing ialah proses pembagian pekerjaan kepada work

stations atau kumpulan beberapa element kerja, sedemikian rupa sehingga diperoleh keseimbangan setiap work station, line balancing merupakan keseimbangan antara kapasitas dari satu department atau mesin dengan departement atau mesin berikutnya didalam proses produksi (pangestu Subagyo, 2000 : 96) . Penentuan besarnya tingkat keseimbangan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Menentukan cycle time yang dikehendaki

cycle time ialah selang waktu yang terjadi pada saat produk yang

(12)

terpanjang yang diperlukan antara bagian-bagian proses produksi yang harus dilalui suatu produk:

Rumus: C= 60xt D

Dengan:C =Cycle time atau waktu daur t =Waktu kerja per hari

D =Permintaan per hari

Untuk memperoleh kapasitas yang memadai dengan cara: Maximum output/hari=Waktu tersedia/hari

C/unit (Heizer dan Render ,2001:357)

2) Perhitungan untuk mendapatkan stasiun kerja terkecil

Perhitungan untuk mendapatkan stasiun kerja terkecil yang dibutuhkan untuk menempatkan tugas pekerjaan yang ada, akan dilaksanakan untuk menghasilkan produk. Angka ini merupakan total lamanya pengerjaan tugas dibagi dengan waktu siklus.

3) Seimbangkan lini dengan memberikan tugas pada stasiun kerja khusus. Pada setiap stasiun kerja keseimbangan yang efisien ialah keseimbangan yang menyelesaikan pekerjaan yang dibutuhkan, mengikuti urutan yang telah dispesifikasi, dan menjaga agar waktu kosong di stasiun kerja berada pada tingkat minimal.

(13)

Kita dapat menghitung efisiensi keseimbangan lini dengan membagi waktu tugas total dengan jumlah stasiun kerja dikalikan dengan waktu siklus yang diberikan:

Efisiensi = Waktu tugas

(Jumlah stasiun kerja)x(waktu siklus yang diberikan)

Input Output

Kinerja waktu dari tugas Pengelompokan tugas- Kebutuhan pendahuluan tugas pada stasiun-stasiun Tingkat output kerja dengan kapasitas/

Tingkatan output sama. Gambar 2. 1

Elemen-elemen utama permasalahan keseimbangan lini (Arman Hakim Nasution, 2003:150)

C. Tujuan Perencanaan Layout

Secara umum tujuan dari perencanaan layout ialah mengoptimalkan susunan letak mesin-mesin dan peralatan produksi sehingga proses produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Selain itu tujuan pelaksanaan layout ialah untuk mendapatkan kombinasi yang paling optimal antara fasilitas-fasiltas produksi, sehingga karyawan dapat menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada mereka dengan baik pula. Efisiensi ialah perbandingan antara input dan output yang dihasilkan oleh perusahaan sedangkan efektivitas ialah suatu cara untuk melakukan aktifitas atau pekerjaan operasi dengan benar atau tepat.

D. Pentingnya perencanaan Layout

“Perencanaan layout merupakan hal yang strategis bagi perusahaan, karena memiliki dampak jangka panjang bagi perusahaan (Tomskin, 2004:21).” Perencanaan strategis ini meliputi hal berikut ini:

KESEIMB ANGAN

(14)

1) Penyimpanan dan pengisian kembali meliputi semua fungsi pergudangan.

2) Penggunaan suatu material pada suatu tempat, meliputi tujuan, asal dan proses manufaktur.

3) Distribusi fisik , meliputi asal perpindahan, tujuan perpindahan, dan perpindahan antar tempat.

4) Kontrol peralatan dan material. 5) Layout tempat dan modul bangunan. 6) Persyaratan fasilitas yang mendukung.

Tata letak memiliki implikasi strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses fleksibilitas, dan biaya serta mutu kehidupan kerja. (Reinder dan Heizer, 2001:272). Tataletak yang efektif dapat membantu perusahaan mencapai hal-hal berikut ini:

a). Pemanfaatan yang lebih besar atas ruangan, peralatan dan manusia.

b). Arus informasi, bahan baku dan manusia yang lebih baik. c). Lebih memudahkan konsumen.

d). Peningkatan moral karyawan dan kondisi kerja yang lebih aman.

E. Klasifikasi perencanaan Layout

(15)

layout dan kemudian memilih permasalahan yang penting, dapat

diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu:

1. Adanya perubahan-perubahan kecil dari layout yang ada 2. Adanya perubahan-perubahan fasilitas produksi yang baru 3. Merubah susunan layout karena adanya perubahan fasilitas. 4. Pembangunan pabrik baru.

Fakor-faktor yang perlu dipertimbangkaan dalam penyusunan layout, faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain suatu layout untuk perusahaan manufacturing menurut Pangestu Subagyo (2000:88) ialah sebagi berikut :

a. Sifat produk yang dibuat

Sifat produk berbentuk padat atau cair, hal ini akan menentukan jenis layout yang akan dipilih. Apabila produknya cair atau gas pengangkutan barang akan dapat dilakukan dengan pipa, berarti menghemat tempat. Bila produknya besar dan sulit dipindahkan maka akan lebih baik menggunakan layout dengan posisi tetap. b. Jenis proses produksi yang digunakan

Jenis proses produksi juga mempengaruhi layout yang akan disusun. Layout garis digunakan untuk pabrik yang memiliki proses produksi continous/memiliki line flow, sedangkan layout fungsional biasanya digunakan pada proses produksi intermittent.

c. Jenis barang serta volume produksi barang yang dihasilkan

(16)

menggunakan layout fungsional. Akan tetapi jika produknya selalu sama serta jumlah setiap jenis banyak, sebaiknya menggunakan layout garis.

d. Jumlah modal yang tersedia

Meskipun suatu perusahaan memerlukan layout garis, perusahaan tidak dapat menggunakanya jika modal yang tersedia kurang. Hal ini disebabkan layout garis memerlukan investasi yang sangat mahal.

e. Keluwesan atau fleksibilitas

Fleksibel disini ialah jika terjadi perubahan macam barang yang

dihasilkan atau terjadi penambahan kapasitas pabrik/penambahan mesin, maka letak mesin dan fasilitas-fasilitas pabrik mudah disesuaikan.

f. Pengangkutan barang

Pengangkutan barang dilakukan seefisien mungkin dapat diusahakan dengan menggunakan conveyor, karena jalan yang dilalui barang selalu sama sehingga biaya pengangkutanya murah. g. Aliran barang

Mesin-mesin sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga aliran barang yang dikerjakan tidak saling menggangu.

h. penggunaan ruangan

(17)

meletakkan mesin terlalu jauh supaya menghemat ruangan dan mengurangi pengangkutan, dan peletakan mesin jangan terlalu rapat karena akan saling mengganggu.

i. Lingkungan dan keselamatan kerja

Pertimbangan keselamatan kerja pada perencanaan layout perlu diperhatikan, jangan sampai penempatan mesin membahayakan keselamatan karyawan. Mesin-mesin yang membayakan ditempatkan di tempat yang jarang dilewati karyawan atau diberi pengaman yang cukup.

j. Pemeliharaan

Peletakan mesin harus memungkinkan pelaksanaan pemeliharaan mesin dengan mudah.

k. Letak kamar kecil

Letak kamar kecil harus dekat dengan ruangan kerja, supaya tidak ada waktu terbuang oleh karyawan hanya untuk perjalanan ke kamar kecil.

l. Pengawasan

Sebaiknya mesin atau fasilitas produksi yang lain diletakkan sedemikian rupa sehingga pengawasanya mudah.

F. Jenis Layout

(18)

1. Layout Produk(Layout Garis)

Dalam layout produk memerlukan urut-urutan yang sama dalam operasi produksinya. Barang yang dikerjakan setiap hari selalu sama dan arus barang yang dikerjakan setiap hari juga selalu sama. Mesin yang digunakan biasanya mesin khusus yang hanya dapat mengerjakan satu macam pekerjaan, sehingga kualitas barang hasil produksi lebih banyak ditentukan oleh mesin daripada keahlian karyawan. Selain itu layout ini memiliki keseimbangan kapasitas mesin atau mesin yang satu dengan yang lainnya harus sama.

Jenis layout ini memiliki kelebihan antara lain: a. Biaya produksi lebih murah.

b. Pengawasan pada proses produksi menjadi lebih mudah. c. Pengangkutan barang dalam pabrik lebih mudah.

Adapun kelemahannya antara lain:

a. Apabila terjadi kemacetan di satu bagian akan mengakibatkan kemacetan diseluruh proses produksi.

b. Kurang fleksibel apabila digunakan dalam perusahaan yang membuat satu macam barang saja dalam jangka panjang tidak berganti.

c. Karyawan akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.

(19)

Gambar 2. 2 Layout Produk (Layout garis) 2. Layout proses(Layout fungsional)

Merupakan pengaturan letak fasilitas produksi di dasarkan pada fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas produksi yang ada. Mesin atau fasilitas yang memiliki kegunaan sama dikelompokkan dan diletakkan pada ruangan atau tempat yang sama. Layout jenis ini memiliki kelebihan antara lain:

a. Investasi modal untuk mesin dan peralatan fasilitas produksi yang lain lebih murah, sebab menggunakan mesin serbaguna.

b. Fleksibel, dapat digunakan untuk mengerjakan berbagai macam barang.

Adapun kelemahan-kelemahanya sebagai berikut

a. Biaya produksi setiap barang lebih mahal karena macam barang yang dikerjakan selalu berganti-ganti.

b. Perencanaan dan pengawasan produksi lebih sering dilakukan karena macam barang yang dikerjakan berganti-ganti dan urutan produksi berubah-ubah.

Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3

Bagian 4 Bagian 5

(20)

c. Pengangkutan barang didalam pabrik lebih sulit dan simpang-siur karena arus pekerjaan selalu berubah-ubah.

Gambar 2. 3

Layout Fungsional(Layout Proses)

3. Layout Kelompok

Layout kelompok ialah suatu pengaturan letak fasilitas suatu pabrik berdasarkan atas kelompok barang yang dikerjakan. serta memusatkan daerah-daerah dari kelompok-kelompok mesin serta peralatan bagi pembuatan produk-produkl. Layout ini memiliki kelebihan antara lain

a. Bersifat fleksibel sehingga dapat menghasilkan beberapa macam barang.

b. Meskipun barang yang dikerjakan bermacam-macam, arus barang tidak terlalu simpang –siur.

c. Biaya produksi lebih murah.

Bubut Gerinda Bor

Cor Poles

(21)

Adapun kelemahannya ialah sebagai berikut :

a. Untuk menggunakan layout kelompok, kelompok produk yang memiliki kesamaan urutan proses harus jelas.

b. Instruksi kerja harus jelas.

c. Memerlukan pengawasan yang cermat.

Gambar 2. 4 Layout Kelompok 4. Layout Posisi Tetap

Ialah pengaturan fasilitas produksi dalam membuat barang dengan letak barang yang tetap atau tidak dipindah-pindah. Mesin, karyawan, serta fasilitas produksi yang lain berpindah-pindah mengelilingi barang yang dikerjakan sesuai dengan kebutuhan. Contohnya layout pembuatan jembatan , gedung, jalan dan layout penghijauan.

Kelebihan jenis layout ini antara lain:

a. Fleksibel dapat ditetapkan pada setiap pekerjaan yang berbeda-beda.

b. Dapat diletakkan dimana saja sesuai dengan kebutuhan. Sol Bag Atas Assembling Finishing

Potong Jahit Finishing Bungkus

Jahit Pasang perlengkapan

Finishing Ikat pinggang

Sepatu

(22)

c. Tidak memerlukan bangunan gedung/pabrik. Kelemahan:

a. Tidak ada standar atau pedoman yang jelas untuk merencanakan Layoutnya.

b. Kegiatan pengawasan harus sering dilakukan dan relativ sulit. c. Keamanan barang disekitar tempat pembuatan barang harus dijaga

dengan baik karena rawan pencurian.

Gambar 2. 5 Layout Posisi Tetap

Bahan A Bahan B

Bahan C

PROSES PRODUKSI

(23)

BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan teh Kemuning pada awalnya ialah milik bangsa Belanda dengan nama NV. Culture Maatschappij Kemuning dengan alamat Nederland. Berdasarkan undang-undang pemerintahan Belanda pada tahun 1854 pasal 62 undang-undang agraria (Agraris Wet) tahun1870 yang megatur Hak Guna Usaha (HGU) maka pada tanggal 11 April 1952 pemerintah Belanda memberikan HGU dalam jangka waktu 50 tahun kepada kakak beradik keturunan Belanda yang bernama Johan dan vanmender yang berkedudukan di Den Haag Belanda. Lahan hak guna terletak di Kecamatan Ngargoyoso seluas 312,172 ha, dan di Kecamatan Jenawi seluas 238,828 ha, Sehingga sampai saat ini luas area total sekitar 1050 ha, yang ditanami tanaman kopi dan teh. Perusahaan ini diberi nama NV. Culture Maatschappij Kemuning yang pengelolaanya diserahkan pada firma wateringand labour yang berkedudukan di kota Bandung Provinsi Jawa Barat.

(24)

sehingga oleh pemerintahan setempat lahannya ditanami dengan tanaman palawija dan tanaman jarak.

Tahun 1945 sampai awal tahun 1948 perkebunan Kemunig dikelola oleh pihak mangkunegaran Surakarta dengan pemimpinnya ialah Ir. Sarsito, sedangkan pada tahun 1948 sampai dengan tahun 1950 perkebunan Kemuning dikuasai oleh pemerintahan militer RI yang hasil produksinya digunakan untuk biaya perjuangan.

Berdasarkan keputusan Konfrensi Meja Bundar, maka pada tanggal 9 Mei 1950 sampai tanggal 30 Desember 1952 perkebunan Kemuning diserahkan kembali kepada NV. Culture Maatschappij Kemuning, tetapi pada tanggal 1 Januari 1953 berdasarkan undang-undang No. 3/1952/RI. Hak guna usaha NV. Culture Maatschappij Kemuning dicabut.

Karyawan NV. Culture Maatschappij kemuning secara intern membentuk koperasi yang disebut Koperasi Perusahaan Perkebunan Kemuning (KPPK), koperasi ini hanya bertahan sampai pada bulan September 1968 karena pengurusnya terlibat G. 30 S/PKI.

(25)

1. PT Rumpun Antan dengan komoditi karet, kelapa , kopi, cengkeh, dan randu yang meliputi:

a. Perkebunan Carui/Rejodadi di Cilacap. b. Perkebunan Samudra di Banyumas.

c. Perkebunan Darmo Kradenan di Banyumas. d. Perkebunan Jatu Pablengan di Semarang.

2. PT. Rumpun Teh dengan komoditi kopi dan teh, yang meliputi: a. Perkebunan Kemuning di Karanganyar, Surakarta

b. Perkebunan Modini di Kendal.

c. Perkebunan Kaliginting di Semarang.

Pada bulan Maret 1990 PT. Rumpun bekerja sama dengan PT. Astra di Jakarta sehingga namanya menjadi PT. Rumpun Sari Kemuning.

a. Lokasi dan Tata Letak Pabrik

Ada dua hal yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik, yaitu pemilihan daerah dan faktor-faktor pembantu letak pabrik meliputi:

1) Pemilihan daerah untuk lokasi pabrik sangat ditentukan oleh kondisi iklim dan ketersediaan bahan mentah. Daerah disekitar pabrik PT. Rumpun Sari Kemuning merupakan daerah yang hampir tiap tahun mengalami hujan. Kondisi iklim seperti inilah sangat sesuai untuk kebun teh karena tanaman teh menghendaki pembagian hujan yang merata sepanjang tahun. 2) Faktor-faktor lain yang mempengaruhi PT. Rumpun Sari Kemuning

(26)

dalam pengangkutan dan ketersediaan tenagakerja yang berasal dari daerah disekitar pabrik.

Perkebunan PT. Rumpun Sari Kemuning berada dilereng gunung Lawu kira-kira 8 Km dari kota Tawangmangu dan 40 km dari stasiun Balapan Surakarta. Adapun lokasi PT. Rumpun Sari Kemuning berada di Kelurahan Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan batas-batas perkebunan teh PT. Rumpun Sari Kemuning adalah sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Jenawi, sebelah timur berbatasan dengan hutan pinus Wonomarto, sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Ngandungan kecamatan Ngargoyoso dan sebelah barat berbatasan dengan kebun karet PTPN XVVII kebun Jamus. Secara lebih jelas tentang letak pabrik dan kebun serta batas-batas wilayah sekitarnya dapat dilihat pada lampiran.

Luas areal pabrik Teh PT. Rumpun Sari Kemuning sekitar 437,82 ha yang kemudian dibagi lagi menjadi dua afdeling A seluas 222,26 ha dan Afdeling B seluas 215,56 ha. Luas areal perkebunan PT. Rumpun Sari Kemuning yang ada dibagi menjadi beberapa bagian yaitu areal tanah tanaman produktif, areal tanah pembibitan, areal tanah cadangan, areal tanah untuk jalan, areal tanah untuk emplacement, pabrik, jagung dan sungai.

(27)

teh hijau PT. Rumpun Sari Kemuning yaitu: 2 unit pelayuan (Rotary Panner) terletak disebelah kiri pintu utama, mesin penggulung (Jakson

Roller) terletak disebelah kanan mesin pelayuan, mesin pengering awal

(ECP Dryer) terletak disebelah timur mesin penggulung, 2 unit mesin

pengering awal. Mesin pengering akhir (Rotary Dryer) terletak disebelah selatan terdiri dari 7 unit, sedangkan 3 Tell tea lainnya terletak disebelah barat. Untuk alat sortasi yang terdiri dari 4 bagian, 3 mesin Layers stolk Extractor terletak disebelah selatan dan sebelah kirinya terdapat mesin

suction winnower. Komplek pabrik terdiri atas berbagai bangunan antara lain:

1. Gedung kantor.

2. Gedung pabrik pengolahan.

3. gedung kantor pabrik dan gudang teh kering. 4. Gudang pupuk dan alat-alat perusahaan.

5. Rumah dinas pegawai (Kepala kebun dan Kabag).

a. Keadaan alam

(28)

unsur hara dan mempunyai daya peresapan yang baik misalnya pada jenis tanah sitosol, andosol, dan latosol.

B. Manajemen Perusahaan 1. Struktur Organisasi

Suatu perusahaan agar berjalan lancar dan mempermudah dalam melakukan aktivitasnya, maka diperlukan suatu manajemen perusahaan. Salah satu manajemen perusahaan ialah adanya struktur organisasi perusahaan untuk mengatur dan memperlancar wewenang tanggungjawab dan hubungan kerja karyawan maupun staf, didalam struktur organisasi digambarkan secara jelas jalur-jalur wewenang, tanggung jawab antar karyawan.

Pengaturan kebijakan sepenuhnya PT. Rumpun Sari Kemuning berada pada direksi yang berkedudukan di Jl. Pemuda No.145 Semarang. Tugas dan program dari direksi diserahkan pada bagian organisasi perkebunan teh PT. Rumpun Sari Kemuning yang berada di Karanganyar. PT. Rumpun Sari Kemuning menerapkan sistem organisasi sistem garis (line) yang bercirikan mata rantai vertikal antara berbagai tingkat

(29)

manajer bila ditunjuk. Kepala bagian pabrik merupakan orang yang memimpin bagian pabrik dan bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penyelesaian pengolahan bahan mentah yang berupa teh dari kebun sampai menjadi hasil akhir, kepala bagian ini masing-masing membawahi para karyawan yang bekerja menurut bidang masing-masing seperti terlihat pada bagan organisasi PT. Rumpun Sari Kemuning.

PT.Rumpun Sari Kemuning merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang agribisnis yaitu perusahaan yang mengusahakan tanaman teh. Kegiatan usaha yang dilakukan di PT. Rumpun Sari Kemuning dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Bagian Lapangan

Yaitu bagian yang mengusahakan tanaman teh dari pembuatan ladang, pembibitan, penanaman sampai pemanenan.

b. Bagian Pabrik

Bagian yang bergerak dalam melakukan pengolahan daun teh sampai pemasaran. Produksi daun teh setelah diolah menjadi teh hijau kemudian disalurkan keperusahaan teh yang lain untuk dilakukan pengolahan yang lebih lanjut.

Adapun tugas, wewenang dan tangung jawab dari masing-masing jabatan ialah sebagai berikut:

1) Administratur

(30)

a). Memimpin, mengkoordinir dan mengawasi semua kegiatan dalam bidang tanaman, proses produksi dan administrasi, penguasaan materi atau personil serta penanganan wilayah, perkebunan termasuk harta dan kebijaksanaan Direksi.

b). Melaksanakan perancangan dan kebijaksanaan Direksi .

c). Mengumpulkan dan mengajukan usulan-usulan maupun pendapat untuk bahan perbaikan.

d). Memperhatikan kesejahteran karyawan, memberikan laporan kepada Direksi tentang kegiatan bulanan dan tahunan maupun data keseluruhan tentang perkebunan .

Wewenang yang dimiliki administratur ialah:

a). Menjaga dan memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan bawahan, instansi pemerintah dan organisasi masyarakat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan tugasnya.

b). Memutuskan keputusan yang prinsipil dan kebijaksanaan dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas sesuai dengan garis yang telah ditetapkan direksi.

2) Kerani Tanaman

Kerani tanaman bertangungjawab secara langsung kepada Administratur, tugas, wewenang dan tanggung jawab kerani tanaman ialah:

(31)

b). Mengelola dan mengkoordinasi pekerjaan yang ada dibawah pengawasanya.

c). Melaksanakan anggaran pendapatan dan belanja yang sudah disetujui oleh pemerintah, pengusaha serta karyawan.

d). Membuat laporan pertanggungjawaban pengelola kebun. 3) Kepala Pabrik

Tugas, wewenang dan tanggungjawab kepala pabrik:

a). Berkewajiban menyiapkan sarana transportasi kebun antara lain untuk angkutan bahan mentah, angkutan karyawan, angkutan pupuk dan lain-lain.

b). Berkewajiban atas pemeliharaan infrastruktur dan bangunan. c). Berkewajiban melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan

pengolahan bahan mentah dari kebun sampai menjadi produk. d). Menjalankan administrasi produksi pengolahan sesuai

kebijaksanaan kepala proyek.

e). Kepala pabrik bertanggung jawab kepada Administratur. 4) Kepala Tata Usaha

Kepala tata usaha mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:

a). Mewakili pimpinan apabila ditunjuk dan apabila pimpinan berhalangan.

(32)

c). Mengontrol tugas seksi administratur dengan karyawan sesuai dengan fungsinya serta memelihara hubungan demi kelancaran tugas operasional.

d). Mengontrol tugas seksi Administratur, Kasir, Kepala gudang, serta para buruh petik.

e). Atas persetujuan Direksi atau Administratur melaksanakan pembelian bahan dan barang berskala besar untuk keperluan perusahaan.

f). Mengatur pembayaran upah sesuai daftar upah yang telah disetujui oleh kepala pabrik.

g). Mengkoordinir dan bertanggungjawab atas tugas - tugas bawahan, baik yang horizontal maupun vertikal.

6) Kerani Pabrik

Tugas dan tanggung jawab dari kerani pabrik adalah mencatat dan memberikan laporan mengenai data pengolahan kebun secara keseluruhan kepada administratur.

7) Kepala Bagian Tehnik

Tugas dan tanggung jawabnya adalah menangani, merawat dan mengontrol mesin/peralatan yang digunakan untuk pengolahan. 8) Kepala Bagian Gudang

Tugas dan tanggung jawabnya adalah:

a). Mengatur efisiensi dalam mengeluarkan material.

(33)

c). Bertanggung jawab kepada tata usaha. d). Membuat laporan hasil produksi. e). Membuat tanda terima bulanan. 8) Kepala Afdeling

Tugas dan tanggung jawabnya adalah:

a). Bertanggung jawab atas pengolahan kebun pada afdeling yang dikuasainya kepada kepala kebun.

b). Menangani dan mengevaluasi pengolahan tanaman dan pemetikan dikebun pada afdeling yang dikuasainya

9) Personalia Administrasi Umum

Tugas dan tanggung jawabnya adalah:

a). Melaksanakan tugas dalam hal pengaturan cuti dan pengeluaran barang.

b). Mengurus rumah tangga kantor, mengatur tata tertib kantor dan menyelenggarakan rapat atau pertemuan.

c). Menyelenggarakan urusan umum, surat menyurat dan tugas untuk Sekertaris kebun.

d). Menertibkan dan mengawasi hal hal yang berhubungan dengan urusan kesehatan, agama serta olahraga.

e). Membuat rencana, mengkoordinir serta mengawasi pelaksanaan tugas securiti.

(34)

10) Kepala Keamanan

Tugas dan tanggung jawabnya adalah: a). Menjaga keamanan perusahaan.

b). Membuat laporan tentang situasi keamanan perusahaan.

c). Membuat laporan sebagai bukti bila ada peninjauan dari atasan, juga mempertanggung jawabkan kepada Administratur.

d). Mengarsipkan dan mengkoordinasi buku tamu maupun karyawan yang keluar masuk area perkebunan.

11) Kepala Bagian Keuangan

a). Tugas dan tanggung jawabnya adalah:

b). Membuat laporan kas mingguan, bukti penerimaan dan pengeluaran kas

c). Mencatat input dan output perusahaan untuk keperluan pembiayaan produksi, gaji pegawai dan karyawan.

d). Membuat neraca laba/rugi pada tiap bulan dan akhir tahun. 12) Mandor Panen

Mengawasi pemetikan selama panen. a). Mandor Rawat

Mengawasi bagian perawatan kebun mulai dari pembibitan, pemangkasan, pemupukan dan penyemprotan.

b). Mandor Olah

(35)

c). Mandor Sortasi

Mengawasi pekerjaan bagian sortasi, baik sortasi manual maupun sortasi mesin, mencatat produksi teh kering yang di hasilkan sesuai dengan mutunya.

13) Sopir

Tugas dan tanggung jawabnya

a). Mengantar pekerja kebun pada bagian masing masing. b). Mengangkut teh dari kebun ke pabrik.

c). Mengirim teh kering ke pemesan. 14) Kasir

Kasir adalah pegawai yang melaksanakan pengupahan terhadap karyawan.

15) Operator Komputer

Tugas dan tanggungjawabnya:

a). Mencatat dan memasukkan data pemasukan dan pengeluaran bagian pabrik, kantor dan kebun.

b). Membantu tugas personalia umum. 16) Mandor Mekanik

Tugasnya mengecek peralatan, pemakaian bahan bakar dan mengabsen karyawan.

2. Ketenagakerjaan

(36)

lingkup perkebunan dan perusahaan saja yang bertempat tinggal di Ngargoyoso, jam kerja karyawan di PT. Rumpun Sari Kemuning terbagi menjadi 2 yaitu:

a. Jam kerja kantor dan tanaman kebun

1) Jam 07-14.00 WIB untuk jam kerja kantor (7 jam/hari). 2) Jam 06-13.00 WIB untuk jam kerja kebun (7 jam/hari). b. Jam Kerja pabrik (pengolahan dan sortasi)

Jam kerja pengolahan

1) Shift I jam 09.00-16.30 WIB (6,5 jam) dengan jumlah pekerja 14 orang.

2) Shift II jam 16.30.00-24.00 WIB (8,5 jam)dengan jumlah pekerja 15 orang dan selebihnya adalah jam kerja lembur. 3) Shift III jam 16.30-24.00.jumlah pekerja 15 orang

Sistem pengupahan karyawan di PT.Rumpun Sari Kemuning adalah: 1) Karyawan bulanan maupun karyawan staf merupakan

wewenang direksi pusat dan digaji tiap bulan antara tanggal 28-31 (pada akhir bulan)

2) Karyawan harian tetap, harian lepas dan harian borongan merupakan wewenang Kepala proyek / Administratur dan digaji 2 kali setiap bulan yaitu pada tengah bulan dan pada akhir bulan.

(37)

bagi karyawan maka memperoleh uang lembur/premi yang besarnya dihitung sesuai dengan keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 72/MEN/1984 tanggal 13 Mei 1984.

3. Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan

Dalam meningkatkan gairah kerja dan produktivitas serta dalam menjalankan fungsi sosial maka berbagai kebutuhan yang berhubungan dengan kesejahteraan karyawan harus diperhatikan oleh perusahaan.

Sarana dan prasarana, fasilitas jaminan sosial yang diberikan oleh PT.Rumpun Sari Kemuning untuk kesejahteraan karyawan dan keluarganya adalah sebagai berikut:

a. Perumahan

Perumahan dan sarana penunjang keluarga disediakan untuk karyawan khususnya Manajer, kepala tata usaha, kepala kebun dan kepala pabrik yang berasal dari luar daerah (perantauan). Bahkan telah tersedia perumahaan untuk Mandor atau karyawan lain yang sudah berkeluarga tapi belum memiliki tempat tinggal tetap.

b. Pendidikan

(38)

c. Cuti

Pemberiaan cuti bagi karyawan diberikan /diadakan dengan peraturan 12 hari dalam setahun (cuti tahunan) dan cuti selama satu bulan untuk jangka waktu tiga tahun sekali.

d. Sarana olah Raga

Untuk menjaga stamina dan kesehatan karyawan dan masyarakat sekitar, disediakan sarana olah raga berupa gedung olah raga yang juga bisa berfungsi sebagai gedung serba guna.

e. Pelayanan kesehatan dan Jamsostek

Pelayanan kesehatan untuk karyawan dan keluarganya antara lain berupa tunjangan kecelakaan kerja biaya untuk periksa kecelakaan ke dokter maupun untuk biaya rawat inap. Semua karyawan PT.Rumpun Sari Kemuning telah diikutkan dalam asuransi sosial tenaga kerja (Jamsostek) sesuai dengan PP No 33/19977. Selain itu buruh harian tetap dan weeding system berserta keluarga diberi biaya pengobatan dari perusahaan sebesar Rp.500,./Hari. Buruh harian lepas diberi biaya pengobatan bila terjadi kecelakaan pada saat bekerja. Bantuan bersalin atau hamil bagi staff dan karyawan bulanan.

f. Promosi Jabatan

(39)

untuk melanjutkan pendidikan. Selain itu juga mendapatkan kenaikan gaji atau kenaikan jabatan.

g. Penghargaan(Reward)

Penghargaan diberikan pada karyawan apabila:

1) Mengabdikan diri kepada perusahaan sehingga dapat mengangkat nama baik perusahaan.

2) Berjasa mencegah, menghindari, mengurangi kecelakaan kerja bagi karyawan lain.

3) Menemukan/merencanakan inovasi yang dapat meningkatkan efisiensi kerja dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. h. Bantuan Sosial

Bantuan sosial diberikan kepada karyawan, antara lain berupa sumbangan kematian/kesusahan, sumbangan perningkahan dan lain-lain.

C. Laporan Magang Kerja

(40)

D. Pembahasan Masalah

Keseimbangan lini diperlukan untuk menentukan stasiun kerja yang seimbang apabila terjadi perbedaan pembebanan waktu untuk setiap stasiun kerja, yang berakibat terganggunya proses produksi dan mengurangi efisiensi. Pembagian pekerjaan kedalam stasiun kerja untuk menghasilkan pembagian pekerjaan yang lebih merata, untuk memperkecil waktu menganggur. Untuk mengetahui efisien dan efektifivitas layout produksi perlu diketahui urutan pekerjaan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Untuk mengetahui urutan pekerjaan dan waktu yang diperlukan, penulis melakukan pengamatan terhadap proses produksi teh pada PT. Rumpun Sari Kemuning 1, pada saat jam kerja.

1. Identifikasi Urutan Pekerjaan

(41)
[image:41.595.115.513.94.615.2]

Tabel 3.1

Urutan pekerjaan dan waktu penyelesaian produksi teh pada PT. Rumpun Sari Kemuning 1 Karanganyar

No Pekerjaan Simbol Pekerjaan yang mendahului Waktu (menit) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mengangkut pucuk dari kebun Menimbang pucuk Pelayuan (rotary panner) Penggulungan Penimbangan sebelum digiling Penggilingan (rolling) Pengeringan awal Pengeringan akhir (rotary drier) Penyortiran (sortasi) Pengepakan A B C D E F G H I J - A B C B,C E F G H I 50 40 90 45 35 50 40 40 40 70

Total Waktu 500 Sumber Data PT. Rumpun Sari Kemuning 1 Karanganyar

(42)
[image:42.595.117.520.79.241.2]

Gambar 3.1 Jaringan Kerja Produksi

Produksi Teh Pada PT. Rumpun Sari Kemuning 1 Karanganyar

2. Analisis Keseimbangan Lini

Langkah selanjutnya ialah memperhitungkan stasiun kerja pada proses produksi perusahaan. Merupakan salah satu langkah yang ditempuh untuk mendapatkan proses produksi yang efisien dalam keseimbangan lini.

a. Menentukan waktu siklus yang dikehendaki. 1) Menentukan waktu siklus

Untuk mengetahui waktu siklus dari proses produksi teh, sebesar 1.500 ton, maka digunakan rumus sebagai berikut: Ws= 60xt

D Dimana:

Ws= waktu siklus

t = waktu kerja per/hari

D = Permintaan/ hari/ produk yang dikehendaki

Sehingga dapat dihitung jumlah stasiun kerja terkecilnya sebagai berikut: 50 A 40 B 90 C 45 D 35 E 50

F 40

(43)

Ws = 60xt D

60 x 270 x8 1500

129600 1500

= 86,4 menit.

2) Memperkirakan Jumlah Stasiun Kerja

Jumlah stasiun kerja yang akan dibentuk dapat diperkirakan dengan cara membagi total waktu pekerjaan dengan waktu siklusnya. Sehingga:

Perkiraan Jumlah Stasiun = Total Waktu Pekerjaan Waktu Siklus yang diiginkan = 500

86

= 5,81 (dibulatkan menjadi 6) Langkah selanjutnya ialah mengelompokkan elemen pekerjaan yang ada kedalam stasiun kerja, dapat dilihat sebagai berikut:

[image:43.595.115.514.513.627.2]

Stasiun Kerja I II III IV V VI

Gambar 3.2

Pengelompokan Elemen Pekerjaan Kedalam 6 Stasiun Pekerjaan

A B C D

E

(44)

3) Menentukan kapasitas maksimum dan siklus kerja (cycle time) yang diinginkan.

Sebagai dasar waktu kerjanya menggunakan waktu dan elemen terlama yaitu 90 menit. Untuk mengetahui kapasitas maksimum, apabila perusahaan menggunakan siklus kerja 126 menit. Dengan perhitungan sebagai berikut:

Kapasitas maksimum (Q max) = waktu yang tersedia /hari cycle time

=60menit x 8 jam 126

= 480 126

= 3,8 (dibulatkan menjadi 4 proses). Menghitung cycle time yang diijinkan

cycle time yang diijinkan = waktu yang tersedia /hari produksi per hari

(45)

b. Penghitungan Berdasarkan waktu siklus (cycle time) yang diijinkan yakni 126 menit.

Tabe 3.2

Perhitungan total waktu kerja, siklus dan waktu menganggur pada cycle time 126 menit.

Stasiun Kerja I II III IV V VI Total

waktu(menit)

Waktu Komulatif

90 90 80 90 80 70 500

Siklus Kerja 126 126 126 126 126 126 756

Waktu Menganggur

36 36 46 36 46 56 256

Dari tabel diatas dapat dihitung berapa presentasi waktu penundaan dan tingkat efisiensi, dengan waktu siklus yang ditetapkan sebesar 126 menit sebagai berikut:

1) Tingkat penundaan

Penundaan = total waktu menganggur Total waktu siklus

= 256 x 100%

756

= 33% 2) Tingkat efisiensi

Efisiensi = 100% - penundaan

(46)

c. Penghitungan Berdasarkan waktu siklus (cycle time) yang diijinkan yakni 96 menit.

Tabe 3.3

Perhitungan total waktu kerja, siklus dan waktu menganggur pada cycle time 96 menit.

Stasiun Kerja I II III IV V VI Total

waktu(menit)

Waktu Komulatif 90 90 80 90 80 70 500

Siklus Kerja 96 96 96 96 96 96 576

Waktu Menganggur

6 6 16 16 16 26 86

Dari tabel diatas dapat dihitung perbandingan berapa presentasi waktu penundaan dan tingkat efisiensi, dengan waktu siklus yang ditetapkan sebesar 96 menit sebagai berikut:

1) Tingkat penundaan

Penundaan = total waktu menganggur Total waktu siklus

= 86 x100%

576

= 14,9% 2) Tingkat efisiensi

Efisiensi = 100% - penundaan

(47)

d. Menghitung efektivitas

Efektivitas lininya ialah tingkat kapasitas yang diinginkan yang bisa dicapai, yaitu dengan siklus kerja 96 menit. Total output per/hari yang dapat dicapai ialah:

1) Menghitung efektivitas berdasarkan cycle time yang diijinkan (126 menit)

Output per/hari yang dicapai = Waktu yang tersedia/hari

Cycle time = 480

126

= 3,8( dibulatkan menjadi 4)

Dari perhitungan tersebut maka dapat kita ketahui tingkat efektivitasnya ialah sebagai berikut:

Efektivitas = Output/hari yang dicapai Output/hari yang diharapkan

= 4 x 100%

= 5

= 80%

2) Menghitung efektivitas berdasarkan cycle time yang diijinkan (96 menit)

Output per/hari yang dicapai = Waktu yang tersedia/hari

Cycle time = 480

96

(48)

Dari perhitungan tersebut maka dapat kita ketahui tingkat efektivitasnya ialah sebagai berikut:

Efektivitas = Output/hari yang dicapai Output/hari yang diharapkan = 5 x 100%

5 = 100%

3. Hasil Analisis Keseimbangan Lini

[image:48.595.113.511.389.518.2]

Dari keseluruhan perhitungan diatas dapat kita lihat pada tabelsebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil analisis keseimbangan lini berdasarkan aturan siklus kerja yang telah ditetapkan

Keterangan Analisis kerja (siklus kerja 126

menit)

Analisis kerja (siklus kerja 96

menit)

Perbedaan (selisih)

Total waktu menganggur

256 86 170

Efisiensi 70% 85,1% 15,1%

Efektivitas 80% 100% 20%

Tingkat penundaan

35% 14,9 20,1%

Dari tabel diatas kita dapat membandingkan antara penerapan kebijakan siklus kerja 96 menit lebih menguntungkan dari pada penerapan siklus kerja sebelumnya yaitu 126 menit. Sehingga apabila siklus kerja 96 menit dapat diaplikasikan dengan benar, selain itu keseimbangan lini dapat diterapkan lebih baik. Akan berdampak pula pada peningkatan produktivitas perusahaan.

(49)

yaitu 266, dan efisiensi dan efektivitas yang rendah yaitu 70 % dan 80% serta tingkat penundaan yang tinggi yaitu 35%. Ini berarti layout yang digunakan perusahaan jika menggunakan waktu siklus (cycle time) 126 menit, pada penerapan keseimbangan lini belum efektif dan efisien.

Berbeda jika perusahaan menerapkan waktu siklus kerja (cycle time) yang dikehendaki 96 menit, menghasilkan waktu menganggur yaitu

86, dan efisiensi dan efektivitas yang tinggi yaitu 85,1 % dan 1000% serta tingkat penundaan yang rendah yaitu 14,9%. Dapat dilihat bahwa layout perusahaan jika menggunakan siklus kerja (cycle time) 96 menit, pada penerapan keseimbangan lini lebih efektif dan efisien.

Perusahaan hendaknya juga memperhatikan kondisi peralatan produksi dan karyawan yang memegang peranan penting dalam proses produksi. Karna selain faktor sistem, faktor-faktor pendukung lain juga sangat berpengaruh terhadap penerapan line balancing. Dengan demikian apabila sistem peralatan dan karyawan dapat dikoordinasi dengan baik, maka efisiensi dan efektivitas layout dapat dicapai.

4. Peranaan Layout Terhadap Kelancaran Produksi

(50)

pabrik. Layout fasilitas pabrik /produksi yang telah tertata dengan baik, diharapkan dapat menyelesaikan produk tepat pada waktunya dan dengan biaya yang minimum, serta kesesuaian fasilitas-fasilitas produksi yang sesuai dengan kebutuhan proses produksi.

5. Layout yang Digunakan Perusahaan Dalam Proses Produksi

(51)

BAB IV PENUTUP

Dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab didepan, tentang analisis layout pada proses produksi pada PT. Rumpun Sari Kemuning 1 dapat diambil kesimpulan dan diberikan saran sebagai berikut:

A. KESIMPULAN

1. Dari hasil analisis dapat diperoleh berapa tingkat efisiensi dan efektivitas layout pada proses produksi teh PT. Rumpun Sari

Kemuning 1 dari dua siklus kerja yang diinginkan/diperkirakan. a. Menggunakan siklus kerja (cycle time) 126 menit.

Menghasilkan waktu menganggur cukup besar yaitu 266, dan efisiensi dan efektivitas yang rendah yaitu 70 % dan 80% serta

tingkat penundaan yang tinggi yaitu 35%.

b. Menggunakan siklus kerja (cycle time) 96 menit.

menghasilkan waktu menganggur yaitu 86, efisiensi dan efektivitas yang tinggi yaitu 85,1 % dan 100% serta tingkat

penundaan yang rendah yaitu 14,9%.

(52)

2. Peranaan Layout Terhadap Kelancaran Produksi

Layout fasilitas produksi merupakan keseluruhan bentuk penempatan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam pabrik. Layout fasilitas pabrik /produksi yang telah tertata dengan baik, diharapkan dapat menyelesaikan produk tepat pada waktunya dan dengan biaya yang minimum. Serta fasilitas-fasilitas produksi yang sesuai dengan kebutuhan proses produksi, sehingga akan dapat memperlancar proses produksi.

3. Perusahaan Rumpun Sari Kemuning 1 menggunakan layout produk atau (layout garis), hal ini disebabkan proses produksi yang ada saling berurutan. Selain itu barang yang dikerjakan setiap hari selalu sama, dan arus barang yang dikerjakan tiap hari juga selalu sama dalam hal ini proses produksi pembuatan teh.

B. SARAN

Berdasarkan analisis yang telah dikemukakan pada bab – bab sebelumnya, dapat diberikan saran yang berguna untuk kebaikan PT. Rumpun Sari Kemuning 1. Dengan harapan dapat dijadikan bahan referensi dan pertimbangan atau kebijakan Manajemen pada proses produksi teh PT. Rumpun Sari Kemuning 1.

(53)

dan tingkat penundaan pada proses produksi, agar diperoleh tingkat keefektifan dan efisiensi yang optimal.

2. Pihak manajemen perusahaan akan lebih baik melakukan evaluasi dan antisipasi dari kelemahan layout yang diterapkan perusahaan, yaitu apabila terjadi kemacetan di satu bagian akan mengakibatkan kemacetan diseluruh proses produksi, kurang fleksibel apabila digunakan dalam perusahaan yang membuat satu macam barang saja dalam jangka panjang tidak berganti. Dari kebijakan layout yang selama ini telah diterapkan oleh perusahaan dapat memperlancar/mencapai tingkat produksi yang optimal atau belum.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Gitosudarmo Indriyo, 2002. Manajemen Operasi,. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta.

M. James Apple,1990.Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan,. Edisi terjemahan Bandung: ITB.

Nasution Arman Hakim, 2003. Perencanaan dan Perancangan Pabrik,. Institut Teknologi Sepuluh November : Edisi Pertama.

Render, Barry dan Jay Heizer. 2001. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. Bandung : Salemba Empat.

Subagyo Pangestu, 2000. Manajemen Operasi Edisi 1,.Yogyakkarta : BPFE .

Zulian Yamit, 1998. Manajemen Produksi dan Operasi.Yogyakarta: Ekonisia.

(55)

Gambar

Gambar  2. 2
Gambar 2. 3
Gambar 2. 4
Gambar 2. 5
+5

Referensi

Dokumen terkait

Java Platform, Standard Edition atau Java SE (dikenal juga dengan nama Java 2 Platform, Standard Edition) adalah sebuah koleksi APIs (Application Programming Interfaces) dalam

on Recripocal Teaching Strategy for VIII Grade Students of SMP Tarsisius Vireta Tangerang. Yogyakarta: English Language Education Study Program, Sanata Dharma University.

without the cause, the effect cannot follow.. primarily upon Love as working the greatest of wonders, that of a transformation of the subject of it into the object loved.

Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti pertama yaitu terletak pada lokasi, waktu, dan materi yang dibahas, peneliti pertama di pada RS Bersalin Ananda tahun

Hasil dari penelitian untuk tingkat kesepian didapati bahwa ada perbedaan yang signifikan pada lansia yang tinggal di panti wredha, di rumah sendiri dan di rumah

Dengan tujuan untuk memahami fungsi, tugas dan wewenang penyidik Polri dan penuntut umum dalam tindak pidana korupsi yang terjadi di Indonesia khususnya di wilayah hukum

Pusat pelatihan futsal sendiri merupakan tempat dimana para pemain dari sebuah tim menjalani berbagai macam sesi latihan dari aspek fisik maupun teknik, baik didalam

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk terhadap kebutuhan air dan ketersediaan lahan untuk RTH, sudah saatnya pemerintah Kota Depok memperhatikan pembagunan yang