• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses produksi program berita Jawa Timur dalam berita di TVRI stasiun Jawa Timur ardito yuliadi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proses produksi program berita Jawa Timur dalam berita di TVRI stasiun Jawa Timur ardito yuliadi"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Kuliah Kerja Media

PROSES PRODUKSI PROGRAM BERITA

JAWA TIMUR DALAM BERITA

DI TVRI STASIUN JAWA TIMUR

Disusun Oleh : ARDITO YULIADHI

D 1405061

TUGAS AKHIR

Ditujukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya D3 Komunikasi Terapan

PROGRAM D3 KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

PERSETUJUAN

Tugas Akhir berjudul :

PROSES PRODUKSI PROGRAM BERITA “JAWA TIMUR DALAM BERITA” DI TVRI STASIUN JAWA TIMUR.

Disusun Oleh :

Nama : Ardito Yuliadhi NIM : D1405061 Konsentrasi : Penyiaran

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan panitia penguji Tugas Akhir Program D3 Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 2 Juni 2008 Menyetujui,

Dosen Pembimbing

(3)
(4)

d. Jenis Berita

e. Istilah Dalam Penulisan Naskah Berita Televisi ………...…….…16

(5)

e. TVRI Dewasa Ini

C. Struktur Organisasi

………..…...52

D. Tata Kerja dan Tata Kelola TVRI Stasiun Jawa Timur …………...……..54

a. Tugas dan Fungsi Secara Umum

………54

(6)
(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stasiun TVRI Jawa Timur yang keberadaannya sudah lama di Jawa Timur dan sudah mendapat tempat di hati masyarakat Jawa Timur dan sekitarnya. Dengan adanya televisi swasta baru, ingin menikmati suasana yang baru, dan kehadiran televisi swasta tersebut merupakan jalan keluar yang tepat. Acara-acara yang ditayangkan ditelevisi swasta dianggap lebih menarik. Hal ini karena dalam penayangan acara-acaranya, orientasi para pengelola stasiun televisi swasta mengarah ke bisnis untuk menarik penonton sebanyak-banyaknya. Lain halnya TVRI yang masih berorientasi media pelayanan informasi massa.

Ini menjadi tantangan bagi TVRI untuk menciptakan program-program baru yang lebih kreatif, dinamis, dan variatif dengan dukungan-dukungan sarana-sarana yang memadai. Kini TVRI Stasiun Jawa Timur telah mampu menciptakan berbagai acara yang menarik dan diminati oleh seluruh masyarakat Jawa Timur, dengan tetap mempergunakan adat dan tradisi Surabaya sebagai salah satu ciri khas dalam acara-acara yang diproduksi.

Inilah yang mendasari penulis memilih TVRI Stasiun Jawa Timur sebagai tempat melaksanakan Kuliah Kerja Media kurang lebih satu bulan dalam Redaksi Berita, dan focus of interesnya dalam produksi Jawa Timur Dalam Berita.

Dalam Produksinya, TVRI Stasiun Jawa Timur membagi tim kerjanya dalam 2 bagian. Yang pertama adalah Program Berita. Tim ini memfokuskan diri

(8)

pada penyampaian informasi yang berupa berita, dialog interaktif, perbincangan, dan masih banyak lagi. Produksi program Berita saat ini adalah Ajang Wadul, Suwara Dewan, Perbincangan, Kabar Dari Desa, Panggung Demokrasi, Dialog, Dinamika, Siaran Langsung, galeri, Suara Kampus, Pesona. Dalam produksi berita Sendiri melibatkan banyak pihak dan berbagi profesi, Pada tim produksi berita, kita dapat menemui produser, pengarah acara, kameramen liputan dan kameramen studio, penata cahaya, penyunting gambar, penyiar, reporter, operator program dan operator VTR. Tim yang kedua adalah Program Produksi. Program Produksi membuat dan memproduksi acara-acara hiburan, musik, agama, kesehatan, dan acara anak-anak. Saat ini, acara yang diproduksi antara lain R n B, Campursari, Ananda, Dialog Kesehatan, Keroncong, Fantasi, Asalam, Rohani, Cerdas Cermat SMP, Semanggi, Lenggang Goyang.

Salah satu acara berita TVRI Stasiun Jawa Timur adalah Jawa Timur Dalam Berita. Acara ini menginformasikan berita yang terjadi di berbagai daerah wilayah di Jawa timur. Disiarkan setiap hari pada jam 16.30 WIB secara langsung dengan tujuan supaya masyarakat Jawa Timur mengetahui berita dan informasi yang teraktual terjadi diwilayah Jawa Timur. Program ini ditujukan untuk semua masyarakat Jawa Timur, dari semua umur dan semua kalangan.

B. Tujuan Kuliah Kerja Media

(9)

1. Untuk melengkapi sebagai persyaratan dalam menyelesaikan kuliah dan mendapat sebutan Ahli Madya (A,Md) jurusan Penyiaran di fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

2. Untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan khususnya di bidang produksi berita dan penyiaran yang telah diperoleh di bangku kuliah ke dalam dunia kerja di TVRI Stasiun Jawa Timur.

3. Untuk mendapat tambahan pengetahuan dan keterampilan di bidang produksi berita dan penyiaran yang belum pernah didapatkan semasa kuliah.

4. Untuk belajar lebih jauh tentang proses produksi acara berita yang dibuat oleh TVRI Stasiun Jawa Timur, baik yang disiarkan secara langsung maupun tidak langsung.

5. Untuk menumbuhkan rasa disiplin, tanggung jawab dan kerja sama dengan rekan kerja pada saat proses produksi.

BAB II

(10)

A. Berita Secara Umum

Banyak pakar memberikan batasan tentang berita, sehingga dijumpai ribuan definisi yang dibuat para ahli, diantaranya adalah:

Menurut Prof. Mitchel V. Charnley

Berita adalah uraian hangat mengenai fakta dan opini yang penting atau menarik atau kedua-duanya bagi sebagian besar orang¹.

Menurut Earl English dan Clarence Hach

Asal ada fakta, interest, dan khalayak sudah cukup ada berita. Dengan demikian Earl English dan Clarence Hach meniadakan makna penting dan aktual. Yang penting ada fakta, ada interest, dan ada khalayak sudah bisa jadi berita². Menurut Pers Timur dan Pers Barat

Menurut Pers Timur, berita tak di pandang sebagai komoditi, berita bukan barang dagangan. Berita adalah suatu proses yang ditentukan arahnya, berita tidak didasarkan pada maksud untuk memuaskan ingin tahu segala sesuatu yang luar biasa dan menakjubkan, melainkan pada keharusan untuk ikut berusaha mengorganisasikan pembangunan dan pemeliharaan negara sosialis.

Menurut Pers Barat, berita di pandang sebagai komoditi, barang dagangan yang dapat diperjual belikan. Oleh karena itu sebagai barang dagangan berita harus menarik, tidak heran kalau Pers Barat mendefinisikan berita seperti yang diberikan oleh raja pers dari Inggris yaitu Lord Northcliffe, yang mengatakan bahwa News is anything out of ordinary, dan seorang wartawan bernama Wolkley menambahkan Combined with the element of surprise. Dengan demikian, menurut Lord Northeliffe If a day bites a man, that's not news. If man bites a dog, that's

(11)

news. Definisinya adalah kalau anjing menggigit manusia bukan berita, sedangkan kalau orang menggigit anjing baru itu berita3.

Menurut versi barat New Dictionary

Berita adalah informasi hangat tentang sesuatu yang telah terjadi, atau tentang sesuatu yang belum diketahui. Berita adalah informasi seperti yang disajikan oleh media surat kabar, radio, televisi. Berita adalah sesuatu atau seseorang yang dipandang oleh media merupakan subjek yang layak untuk diberitakan4.

Menurut Edward Jay Friendlonder.

Berita adalah apa yang harus anda ketahui. Berita adalah apa yang terjadi belakangan ini yang penting bagi anda sehari-hari. Berita adalah apa yang menarik bagi anda, apa yang cukup mengairahkan anda untuk mengatakan kepada seseorang teman. Hey, apa yang kamu dengar..?. Berita adalah apa yang dilakukan pengguncang dan penggerak tingkat lokal, nasional, dan internasional untuk mempengarui kehidupan anda. Bertia adalah kejadian yang tak disangka-sangka yamg untungnya atau sayangnya telah terjadi5.

Menurut Hikmat Kusumaningrat

Berita adalah informasi aktual tentang fakta-fakta dan opni yang menarik perhatian6.

a. Nilai berita

Suatu berita harus mempunyai nilai berita agar berita lebih menjadi berbobot. Nilai berita adalah ukuran-ukuran yang harus dipenuhi atau suatu

3 Hikmat Kusumaningrat,

Jurnalistik Teori dan Praktik, (Bandung, Rosda Karya, 2005) hlm 32 4

(12)

kejadian agar kejadian itu dapat dimuat dalam lembaga pers atau media massa. Nilai berita tersebut tergantung pada berbagai pertimbangan seperti berikut7 :

1. Aktualitas (timeless) : Memilih berita yang disajikan harus sesuai dengan waktu yang dibutuhkan masyarakat pemirsa atau pembaca. 2. Kedekatan (Proximity) : Kedekatan disini maknamya bervariasi,

yakni dapat dilihat dari segi kebudayaan, lokasi, pertalian ras, profesi, kepercayaan, kebudayaan, maupun kepentingan yang terkait lainnya.

3. Terkenal (Prominence) : Semakin seseorang itu terkenal, maka semakin menjadi bahan berita yang menarik pula.

4. Konsekuensi atau akibat (Consequence): Segala tindakan atau kebijakan, peraturan, perundang-undangan dan lain-lain yang dapat berakibat merugikan atau menyenangkan orang banyak merupakan bahan berita.

5. Konflik (Conflict) : Konflik adalah bagian dari kehidupan, konflik bisa terjadi antara oarang perorangan, diantara organisasi, di partai, atau bisa terjadi di suatu negara.

6. Pembangunan (Development) : Merupakan materi berita yang menarik. Jika reporter yang bersangkutan mampu mengulas dengan baik, masalah pembangunan tentu menyangkut keberhasilan pembangunan dan kegagalan pembangunan.

(13)

7. Bencana dan Kriminal (Dissaster and Crimes) : Berita yang menyangkut keselamatan manusia, seperti : berita semacam gempa bumi, tanah longsor, kebakaran, berita kriminal.

8. Cuaca (Weather) : Di Indonesia atau negara-negara disepanjang garis khatulistiwa memang tidak banyak terganggu akan masalah cuaca, namun di negara Amerika atau Australia, Eropa,dll. Cuaca di negara tersebut mempengarui kegiatan hari-hari masyarakat, sehingga berita cuaca mendapat tempat tersendiri.

9. Olah Raga (Sport) : Negara yang maju biasanya akan memajukan pula prestasi olah raganya. Di negara maju, prestasi olah raga identik dengan kekayaan. Artinya semakin berprestasi seseorang di negara tersebut, semakin kaya pula orang tersebut.

10.Manusiawi (Human Intersest): Suatu kejadian yang menyentuh perasaan manusia.

b. Sumber Berita

Sumber berita adalah asal mula terjadinya berita, yaitu peristiwa dan pendapat yang pantas diangkat menjadi berita (memiliki nilai berita) yang bersumber dari manusia, peristiwa dan realita.

Secara umum, sumber kejadian berita dapat dibagi menjadi dua :

(14)

2. Sumber kejadian berita yang tidak direncanakan manusia. Yang meliputi kejadian-kejadian yang timbul diluar kekuasaan manusia, seperti bencana alam dan kecelakaan.

Wartawan atau reporter harus mencari berita kemanapun tujuannya, tidak bisa seorang reporter hanya duduk dan menunggu berita. Apabila seorang yang bekerja di stasiun televisi harus mengutamakan faktor kesegeraan dan aktual ditunjang visual yang up to date. Apabila jika seorang jurnalis televisi kehilangan satu moment penting, maka hal tersebut dapat meruntuhkan kredibilitas mereka secara cepat. Untuk menghindari kejadian tersebut maka jurnalis harus mengembangkan jaringan dengan semua unit-unit pelayanan darurat, seperti membangun jaringan dengan polisi, pemadam kebakaran, rumah sakit, penjaga pantai, pusat informasi cuaca, kontak pribadi dengan orang-orang yang bekerja pada lembaga pemerintahan, dan masih banyak lagi. Sebuah stasiun televisi bisa mendapatkan berita yang akan disiarkan dari sumber-sumber berikut:

1. Nara sumber (pejabat, pakar, saksi mata, dan lain-lain) yang relevan. 2. Catatan harian redaksi.

3. Files/kliping dan kepustakaan.

4. Radio darurat (ORARI, kepolisian, dan lain-lain). 5. Politikus (anggota DPR, pimpinan partai).

6. Lembaga swadaya masyarakat (LSM). 7. Pihak oposisi.

(15)

10.Press release (humas). 11.Koresponden .

12.Kantor berita (cetak dan audiovisual).

13.Jaringan radio atau televise (BBC,CNN,NHK, ABC,NBC, dan lain-lain).

14.Media massa periodik lain dengan menyebutkan sumbernya.

15.Pertukaran materi berita dengan sumber lain. Misalnya, TVRI setiap hari melakukan pertukaran berita televisi melalui satelit dengan Broadcasters Asia-Pasifik (ABU) dan bahkan dengan Eurovision (Broadcaster Eropa).

16.Tokoh masyarakat atau public figur8. c. Jenis Berita

Didalam program berita terdapat beberapa macam cara menyajikan berita dan corak penyajian berita. Berita pada umumnya dapat dikategorikan menjadi bagian yaitu hard news (berita berat), soft news (berita ringan) dan investigative news (laporan penyelidikan). Katagori berita tersebut akan dapat mewadahi apa yang mendasari tata cara memilih materi. Perbedaan terhadap tiga kategori tersebut di dasarkan pada jenis peristiwa dan cara-cara penggalian data.

Secara garis besar berita dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu9 :

1. Hard news (berita berat): berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi. Berita tersebut misalnya tentang mulai di berlakukanya

8 JB. Wahyudi. Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. (Jakarta,Pustaka Utama,1996) hlm 31 9 Deddy Iskandar Muda,

(16)

suatu kebijakan baru pemerintah, ini tentu menyakut hajat orang bayak sehingga orang ingin mengetahuinya.

2. Soft news (berita ringan): Sering juga di sebut Feature yaitu berita yang tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya. Berita semacam ini lebih menitik beratkan pada hal-hal yang menakjubkan atau mengherankan. Misalnya berita tentang lahirnya hewan langka di kebun binatang, anjing menggigit majikanya.

3. Investigative news (laporan penyelidikan): adalah jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak diperoleh dipermukaan, tetepi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan. Sehingga penyajian beritanya membutuhkan waktu lama dan tentu akan menghabisakan energi reporter.

B. Berita Media Elektronik

a. Perbedaan Berita Media Elektronik Dengan Media Cetak

(17)

Perbedaan yang tampak pada keberadaan antara media elektronik dan cetak tersebut, dapat dibaca melalui tabel berikut10 :

CETAK ELEKTRONIK

Butuh alat bantu untuk merekam Distribusi tidak terbatas

Tulisan, suara dan gambar

Perbadaan lainnya adalah pendengar atau penonton media elektronik harus memiliki alat khusus yaitu pesawat penerima radio maupun televisi yang tentu saia memerlukan biaya tambahan. Pada media cetak, pembacanya hanya cukup berlangganan atau membelinya secara eceran yang tentunya sangat murah.

b. Karya Jurnalistik

Karya jurnalistik di produksi dengan pendekatan jurnalistik yang mengutamakan kecepatan penyampaian, mengusung informasi dari sumber pendapat, realita, dan peristiwa. Berbeda dengan karya artistik yang menekan pada aspek keindahan dan lebih memainkan pada aspek keindahan dan lebih memainkan imajinasi senimanya. Yang tergolong dalam katagori karya jurnalistik adalah :

(18)

1. Berita aktual yang bersifat timeconcern.

2. Berita non aktual yang bersifat timeless.

3. Penjelasan yang bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya, yang tertuang dalam acara :

a. Monolog (seperti pengumuman harga BBM, pidato kepala negara) b. Dialog (bisa berupa wawancara atau diskusi)

c. Laporan

d. Siaran langsung (komentar, reportase)

Selain itu ada perbedaan yang lebih spesifik antara karya jurnalistik dengan karya artistik, yaitu11 :

KARYA ARTISTIK KARYA JURNALISTIK

Sumber : ide/gagasan Mengutamakan keindahan

Isi pesan bisa fiksi maupun nonfiksi Penyajian tidak terikat waktu

Sasaran : kepuasan pemirsa/pendengar Memenuhi rasa kagum

Improvisasi tidak terbatas Isi pesan terkait kede moral

Menggunakan bahasa bebas (dramatis) Refleksi daya khayal kuat

Isi pesan tentang realitas sosial

Sumber : permasalahan hangat Isi pesan terkait kede etik

Menggunakan bahasa jurnalistik Refleksi penyajian kuat

Isi pesan menyerap realitas/faktual

(19)

Namun pada 21, ada kecenderungan penggabungan antara karya jurnalistik dengan karya artistik. Penggabungan ini lebih terasa pada media televisi karena siaran televisi lebih berperan sebagai media hiburan. Acara talk-show misalnya, merupakan penggabungan antara karya jurnalistik dengan karya artistik karena dalam acara ini pembawa acara harus mampu memadukan antara seni panggung (karya artistik) dan teknik wawancara (karya jurnalistik), misalnya Salam Canda (RCTI), Campur-Campur (ANTV).

c. Penulisan Naskah Berita Televisi

Naskah merupakan suatu ungkapan dari suatu gagasan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Semua rencana produksi acara siaran televisi dalam bentuk yang paling sederhana pun harus ditulis dalam bentuk naskah. Naskah adalah pedoman dasar untuk kelancaran jalannya produksi.

Pada media cetak, kita mengenal rumus 5W + 1H. Rumusan tersebut juga digunakan dalam penulisan media elektronik, namun perlu ditambah lagi dengan suatu formula lain agar memudahkan pengertian bagi pemirsa televisi. Pendekatan tersebut disebut juga dengan easy listening formula.

Formula untuk menuju easy listening formula tersebut bermacam-macam, namun salah satunya yang mudah diingat adalah dan diaplikasikan adalah formula yang diketengahkan oleh Soren H. Munhoff dalam Five Star Approuch To News Writing dengan akronim ABC-SS Yang singkatanya dari12 :

1. Accuracy (tepat,akurat)

(20)

2. Brevity (singkat)

Penulisan cukup singkat saja, tidak perlu panjang-panjang.

3. Clabrity (jelas)

Informasi tersebut jangan membingungkan pemirsanya.

4. Simplicity (sederhana)

Penggunaan bahasa yang popular dan komunikatif, tidak perlu bahasa ilmiah, istilah-istilah asing.

5. Sincerity (tulus, jujur)

Penulisan yang objektif, fair atau netral dan beritanya apa adanya.

d. Stuktur Berita

Penulisan berita dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu penggunan stuktur berbentuk piramida, kronologi, dan piramida terbalik. Piramida biasanya digunakan dalam program Current Affair, misalnya laporan

Ketarangan : 1. Pembukaan 2. Uraian

1

2

3

12

(21)

3. Kesimpulan

Pada penulisan Kronologis, masing-masing bagian mempunyai nilai kepentingan yang sama. Namun konsep ini jarang dipakai buat berita.

Pada penulisan piramida terbalik didesain untuk terutama untuk penulisan berita di televisi dengan tujuan siaran tunda, artinya reporter meliput peristiwa lalu beritanya di susun kemudian ditayangkan pada jam yang telah di tetepkan. Tetapi reporter melakukanya dengan siaran langsung13 :

What is the news

e. Beberapa Istilah Dalam Penulisan Naskah Berita Televisi

Istilah yang serimg digunakan dalam penulisan naskah berita televisi14 : Pembukaan

Uraian

(22)

§ VTR/VCR : video tape recorder/ video cassette recorder

§ VTR/ VCR Start : pita video dijalankan atau diputar

§ Sound Up : suara dimunculkan

§ VTW : video type writer, alat untuk membuat teks di layer

§ Chargen (CG) : character generator (sama dengan VTW)

§ SI : Superimposed, pemunculan visual yang menumpuk atau melapis pada visual yang telah ada sebelumnya

§ Sound Bite : cuplikan suara pembicara (narasumber)

§ VO/ voice over : pengisian suara (narasi) pada video

§ Cue : tanda,petunjuk,saat

§ SOT : Sound on tape. Suara yang terekam di pita video

§ NATSOT : Natural SOT, sama dengan original sound/atom sound

§ ENG : Electronic News Gathering, liputan berita elektronik

§ Duration : masa siar

§ TXN : pemancaran

f. Struktur Organisasi Bagian Pemberitaan Televisi

(23)

Organisasi kerja bagian pemberitaan di sebuah stasiun televisi memiliki berapa perbedaan dengan stasiun televisi lainnya, tergantung besar kecil stasiun televisi tersebut dan jumlah yang dibutuhkan stasiun televisi itu sendiri. Berikut cuplikan stuktur organisasi kerja di bagian pemberitaan secar umum :

1. Direktur Pemberitaan

Tugas dari seseorang Direktur Pemberitaan adalah memberikan arahan terhadap semua aktivitas siaran televisi untuk bagian pemberitaan. Direktur Pemberitaan adalah seorang eksekutif senior yang bertangung jawab di stasiun televisi untuk bagian pemberitaan. Ia adalah orang yang paling berhak untuk memutuskan semua pilihan berita, wawancara, pemilihan dokumen dan peristiwa-peristiwa khusus yang akan disiarkan oleh stasiun televisi tersebut.

2. Wakil Direktur Pemberitaan

Tugasnya adalah memberikan tugas-tugas meliput dan mengawasi kegiatan dibagian pemberitaan. Pada kebanyakan stasiun televisi publik, tanggung jawab Wakil Direktur Pemberitaan sangatlah bervariasi, tapi biasanya ia melakukan pekerjaan seperti menugasi para reporter, penulis berita dan komentator hingga memberi tugas meliput berita yang spesifik serta peristiwa-peristiwa khusus.

3. Penulis Berita

(24)

yang dapat mengangkat atau memilih bagian ucapan lisan untuk dijadwalkan sebagai siaran harian.

4. Pembantu Redaksi

Tugasnya adalah menyiapkan bantuan secara umum kepada bagian pemberitaan di sebuah stasiun televisi. Mereka adalah pembantu umum. Disebut sebagai pembantu umum karena mereka umumnya terdiri atas para pemagang yang memiliki keinginan mengenai hal-hal yang spesifik di bidang penyiaran, khususnya dalam karir pemberitaan.

5. Penyiar

Tugasnya adalah menyajikan laporan berita dan menyampaikan laporan para reporter serta sebagai titik sentral dalam siaran berita. Fungsi utamanya adalah sebagai tuan rumah yang dijadwalkan secar reguler dalam siaran berita, melaporkan beberapa berita utama, membuat pengantar (lead) untuk berita-berita yang lain serta seputar aktivitas kepenyiaran lainya.

6. Reporter

Tugasnya adalah mengumpulkan berita-berita dari berbagai sumber, menyusun masing-masing laporan dan kadang-kadang menulisnya kemudian melaporkanya melalui stasiun televisi yang bersangkutan.

7. Editor

(25)

jawab tetapi tidak mencampuri urusan-urusan harian. Bertanggung jawab terhadap tampilan acara berita seperti penampilan background penyiar berita, pengguna chomakey dan pemilihan penyiar berita15.

C. Prinsip News Dalam Acara Jawa Timur Dalam Berita

Prinsip News Dalam Acara Jawa Timur Dalam Berita sebagaimana tercantum dalam Standar Program Siaran Sesuai Aturan KPI Nomor 3 Tahun 2007 dan Undang-Undang Penyiaran Tahun 2002 Sebagai Berikut :

1.Isi Siaran Wajib

Dalam program acara berita, terdapat isi siaran wajib sesuai dengan Standar Program Siaran di Indonesia. Isi program Acara berita harus berkaitan dengan:

a. penghormatan terhadap nilai-nilai Agama; b. norma kesopanan dan kesusilaan;

c. perlindungan anak-anak, remaja, dan perempuan;

d. pelarangan dan pembatasan adegan seks, kekerasan, dan sadisme;

e. penggolongan program menurut usia khalayak f. rasa hormat terhadap hak pribadi;

(26)

g. penyiaran program dalam bahasa asing; h. ketepatan dan kenetralan program berita; i. siaran langsung; dan

j. siaran iklan. 2.Isi Siaran Yang Dilarang

Di samping itu juga, dalam program acara berita terdapat isi siaran yang dilarang sesuai dengan Standar Program Siaran :

a. Lembaga penyiaran dilarang menyajikan program dan isi siaran yang merendahkan suku, agama, ras dan antargolongan.

b. lembaga penyiaran dilarang menyiarkan program yang mengandung serangan, penghinaan atau pelecehan terhadap pandangan dan keyakinan keagamaan tertentu;

c. siaran agama harus menghargai etika hubungan antar agama; d. kontroversi mengenai pandangan/paham dalam agama tertentu

harus disajikan secara berimbang oleh lembaga penyiaran; e. lembaga penyiaran tidak menyajikan program berisi

penyebaran ajaran dari suatu sekte, kelompok atau praktek agama tertentu yang dinyatakan secara resmi oleh pihak

f. berwenang sebagai kelompok yang dilarang;

g. lembaga penyiaran tidak menyajikan program berisikan perbandingan antar agama;

(27)

rinci dan berlebihan, terutama menyangkut alasan perpindahan agama.

3.Prinsip Jurnalistik

Program acara berita dalam menyajikan informasinya harus berdasarkan prinsip jurnalistik, yaitu : akurat, adil, berimbang, ketidakberpihakan, tidak beritikad buruk, tidak mencampuradukan opini pribadi, tidak menonjolkan unsur kekerasan, tidak mempertentangkan suku, agama, ras dan antargolongan, tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis dan cabul. Prinsip jurnalistik sesuai dengan Standar Program Siaran :

A. Akurat

Yang dimaksud dengan akurat dalam Standar Program Siaran yaitu :

a. Dalam program faktual, lembaga penyiaran harus menjunjung tinggi asas-asas jurnalistik dalam penyampaian informasi yang benar, bertanggungjawab dan akurat.

b. Saat siaran langsung, lembaga penyiaran harus waspada terhadap terlontarnya pernyataan dari narasumber yang keakuratan dan kebenarannya belum bisa dipertanggungjawabkan.

(28)

verifikasi atau meminta penjelasan kepada narasumber tersebut.

d. Lembaga penyiaran wajib segera menyiarkan ralat apabila mengetahui telah menyajikan informasi yang tidak akurat.

e. Dalam menyajikan informasi yang sulit untuk dicek keakuratan dan kebenarannya secara empirik, seperti informasi kekuatan gaib, lembaga penyiaran televisi harus menyertakan penjelasan bahwa terdapat perbedaan pandangan dalam masyarakat mengenai kebenaran informasi tersebut.

B. Adil

Yang dimaksud dengan adil dalam Standar Program Siaran yaitu :

a. Lembaga penyiaran harus menghindari penyajian informasi yang tidak lengkap, tidak berimbang, dan tidak adil.

(29)

serta tidak merugikan pihak-pihak yang menjadi subyek pemberitaan.

c. Bila sebuah program memuat potongan gambar dan atau potongan suara yang berasal dari cara lain, lembaga penyiaran wajib menjelaskan waktu pengambilan potongan gambar dan atau potongan suara tersebut.

d. Dalam pemberitaan kasus kriminalitas dan hukum, setiap saksi harus diberitakan sebagai saksi, tersangka harus diberitakan sebagai tersangka, terdakwa sebagai terdakwa, dan terpidana sebagai terpidana.

e. Dalam pemberitaan kasus kriminalitas dan hukum, lembaga penyiaran harus menyamarkan identitas (termasuk menyamarkan wajah) tersangka, kecuali identitas tersangka memang sudah terpublikasi dan dikenal secara luas. f. Dalam pemberitaan kasus kriminal yang terkait

dengan pemerkosaan, lembaga penyiaran harus menyamarkan identitas korban atau keluarga korban.

(30)

merusak citra seseorang atau sekelompok orang, pihak lembaga penyiaran wajib menyediakan kesempatan dalam waktu yang pantas dan setara bagi pihak yang dikritik untuk memberikan hak jawab atau argumen balik terhadap kritikan yang diarahkan kepadanya.

C. Netral dan Berimbang

Yang dimaksud dengan netral dan berimbang dalam Standar Program Siaran yaitu :

A. Pada saat menyajikan isu-isu kontroversial yang menyangkut kepentingan publik, lembaga penyiaran harus menyajikan berita, fakta, dan opini secara netral dan berimbang.

B. Dalam program acara yang mendiskusikan isu kontroversial atau isu yang melibatkan dua atau lebih pihak yang saling berbeda pendapat, moderator, pemandu acara, dan atau pewawancara:

(31)

b. tidak boleh memiliki kepentingan pribadi atau keterkaitan dengan salah satu pihak/pandangan.

D. Kemandirian

Yang dimaksud dengan kemandirian dalam Standar Program Siaran yaitu : Pimpinan redaksi harus memiliki independensi untuk menyajikan berita dengan obyektif, tanpa memperoleh tekanan dari pihak pimpinan, pemodal, atau pemilik lembaga penyiaran.

Di samping itu juga, lembaga penyiaran dalam melaksanakan kegiatan jurnalistik wajib tunduk kepada peraturan perundang-undangan dan Kode Etik Jurnalistik dan yang berlaku.

Kode Etik Wartawan Indonesia atau KEWI berikut ini, merupakan kobe etik yang disepakati semua organisasi wartawan cetak dan elektronika, termasuk diantaranya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independent (AJI), dan Organisasi Praktisi radio : Himpunan Praktisi Penyiaran Indonesia(HPPI).

Kode Etik itu adalah :

(32)

2. Wartawan Indonesia menempuh tata cara yang etis untuk memperoleh dan menyiarkan informasi serta memberikan identitas kepada sumber informasi.

3. Wartawan Indonesia menghormati asa praduka tak bersalah, tidak mencampur fakta dan opini, berimbang, dan selalu meneliti kebenaran informasi, serta tidak melakukan plagiat. 4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat

dusta, fitnah, sadis, dan cabul, serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila.

5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak menyalahgunakan profesi.

6. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan off the record sesuai kesepakatan

7. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat dalam pemberitaan serta melayani hak jawab.

Pengawasan dan penetapan saksi atas pelanggaran kode etik ini sepenuhnya diserahkan kepada jajaran pers dan dilaksanakan oleh organisasi yang dibentuk untuk itu, misalnya Majelis Kode Etik di Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) dan dewan serupa di PWI.

4.Bahasa Siaran

(33)

1. Lembaga penyiaran dalam menyajikan informasi wajib menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik tertulis atau lisan kecuali bagi program siaran atau berita yang disajikan dalam bahasa daerah atau asing.

2. Lembaga Penyiaran yang menggunakan bahasa asing dalam pemberitaan, hanya boleh menyiarkan sebanyak 30 % dari total siaran acara.

3. Lembaga Penyiaran Berlangganan yang menyiarkan program-program asing melalui saluran-saluran asing yang ada dalam paket siaran, harus membuat terjemahan ke dalam bahasa Indonesia baik dalam bentuk sulih suara atau berupa teks. 5.Khusus Pemberitaan Dalam Bidang Tertentu

A. Perlindungan Terhadap Anak-Anak, Remaja Dan Perempuan Lembaga penyiaran dalam memproduksi dan menyiarkan berbagai program dan isi siaran wajib memperhatikan, memberdayakan dan melindungi kepentingan anak-anak, remaja dan perempuan.

B. Pelarangan Dan Pembatasan Program Siaran Seks

1. Lembaga penyiaran televisi dilarang menampilkan adegan yang secara jelas didasarkan atas hasrat seksual. 2. Lembaga penyiaran televisi dibatasi menyajikan adegan

(34)

mencium pipi, mencium kening/dahi, mencium tangan, dan sungkem.

3 . Lembaga penyiaran televisi dilarang menyajikan adegan yang menggambarkan aktivitas hubungan seks, atau diasosiasikan dengan aktivitas hubungan seks atau adegan yang mengesankan berlangsungnya kegiatan hubungan seks, secara eksplisit dan vulgar.

4. Lembaga penyiaran dilarang menyiarkan suara-suara atau bunyi-bunyian yang mengesankan berlangsungnya kegiatan hubungan seks.

5. Lembaga penyiaran dilarang menyajikan percakapan, adegan, atau animasi yang menggambarkan rangkaian aktivitas ke arah hubungan seks.

6. Lembaga penyiaran televisi dilarang menyajikan adegan yang menggambarkan hubungan seks antarhewan secara vulgar atau antara manusia dan hewan.

7. Lembaga penyiaran dilarang menyajikan program yang memuat pembenaran bagiberlangsungnya hubungan seks di luar nikah.

a. Pemberitaan Perkosaan

(35)

pemerkosaan dan pemaksaan seksual secara eksplisit dan vulgar.

2. Lembaga penyiaran dilarang menyajikan program yang isinya memuat pembenaran bagi terjadinya perkosaan atau yang menggambarkan perkosaan sebagai bukan kejahatan serius.

b. Pemberitaan Mastrubasi

Lembaga penyiaran dilarang menyajikan adegan berlangsungnya masturbasi dan atau materi siaran (misalnya suara) yang mengesankan berlangsungnya masturbasi.

c. Pemberitaan Dialog Seks

1. Program yang berisikan pembicaraan atau pembahasan mengenai masalah seks harus disajikan secara santun, hati-hati, dan ilmiah. 2. Program pendidikan seks untuk remaja yang

bertujuan membantu remaja memahami kesehatan reproduksi harus dilakukan dengan cara yang serasi dengan perkembangan remaja.

3. Pembawa acara bertanggungjawab menjaga agar acara itu tidak menjadi ajang pembicaraan mesum. 4. Lembaga penyiaran dilarang menyajikan program

(36)

penelepon berbicara tentang pengalaman seks secara eksplisit dan rinci.

d. Pemberitaan Perilaku Seks Yang Menyimpang

1. Lembaga penyiaran dapat menyiarkan program yang membahas atau bertemakan berbagai perilaku seksual menyimpang dalam masyarakat, seperti:

a. hubungan seks antara orang dewasa dan anak-anak/remaja;

b. hubungan seks sesama anak-anak atau remaja di bawah umur;

c. hubungan seks sedarah;

d. hubungan seks manusia dengan hewan; e. hubungan seks yang menggunakan kekerasan;

f. hubungan seks berkelompok; g. hubungan seks dengan alat-alat.

(37)

a. lembaga penyiaran tidak boleh menyajikan program yang mengandung pembenaran terhadap perilaku seksual menyimpang tersebut.

b. kecuali program berita, program yang mengandung muatan cerita atau pembahasan tentang perilaku seksual menyimpang hanya dapat disiarkan pukul 22.00-03.00 sesuai dengan waktu stasiun penyiaran yang menayangkan.

e. Pemberitaan Pekerja Seks Komersial

Lembaga penyiaran dapat menyiarkan program yang memberitakan, membahas, atau mengandung muatan cerita tentang pekerja seks komersial dengan ketentuan sebagai berikut:

a. program tersebut tidak boleh mempromosikan dan mendorong agar pelacuran dapat diterima secara luas oleh masyarakat;

b. dalam program faktual, wajah, dan identitas pekerja seks komersial harus disamarkan; c. kecuali program berita, program yang

(38)

tentang pekerja seks komersial hanya boleh disiarkan pukul 22.00–03.00 sesuai dengan waktu stasiun penyiaran yang menayangkan.

f. Pemberitaan Homoseksualitas dan Lesbian

Lembaga penyiaran dapat menyiarkan program yang memberitakan, membahas, atau mengandung muatan cerita tentang homoseksualitas dan lesbian, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. program tersebut tidak boleh mempromosikan dan menggambarkan bahwa homoseksualitas dan lesbian adalah suatu kelaziman;

b. kecuali program berita, program yang membahas atau mengandung muatan cerita tentang homoseksualitas dan lesbian hanya boleh ditayangkan pukul 22.00–03.00 sesuai dengan waktu stasiun siaran yang menayangkan.

(39)

1. Lembaga penyiaran televisi dilarang menyiarkan gambar manusia telanjang atau mengesankan telanjang, baik bergerak atau diam.

2. Tampilan/gambar manusia telanjang atau berkesan telanjang yang hadir dalam konteks budaya tertentu atau dibutuhkan dalam konteks berita tertentu, harus disamarkan.

3. Lembaga penyiaran televisi dilarang menyajikan tayangan yang mengeksploitasi (misalnya dengan pengambilan gambar close up) bagian-bagian tubuh yang lazim dianggap membangkitkan birahi, seperti paha, pantat, payudara, dan alat kelamin pria mau pun wanita.

C. Pelanggaran dan Pembatasan Program Siaran Kekerasan dan Kejahatan.

a. Pemberitaan Kekerasan

(40)

darah, korban dalam kondisi mengenaskan, penganiayaan, pemukulan, baik untuk tujuan hiburan maupun kepentingan pemberitaan (informasi).

2. Program atau promo program yang mengandung muatan kekerasan secara dominan, atau mengandung adegan kekerasan eksplisit dan vulgar, hanya dapat disiarkan pada pukul 22.00–03.00 sesuai dengan waktu stasiun televisi penyiaran yang menayangkan. 3. Lembaga penyiaran televisi dilarang menyajikan

program dan promo program yang mengandung adegan di luar perikemanusiaan atau sadistis.

4. Lembaga penyiaran harus memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan untuk memperlihatkan realitas dengan pertimbangan akan efek negatif yang ditimbulkan. Karena itu, penyiaran adegan kekerasan dan kecelakaan harus mengikuti ketentuan sebagai berikut:

a. adegan kekerasan tidak boleh disajikan secara eksplisit, berlebihan, dan vulgar;

(41)

c. gambar penggunaan senjata tajam dan senjata api tidak boleh disorot dari dekat (close up, medium close up, extreme close up);

d. gambar korban kekerasan tingkat berat, serta potongan organ tubuh korban dan genangan darah yang diakibatkan tindak kekerasan, kecelakaan dan bencana, harus disamarkan; e. durasi dan frekuensi penyorotan korban yang

eksplisit harus dibatasi;

f. saat-saat menjelang kematian tidak boleh disiarkan;

g adegan eksekusi hukuman mati tidak boleh disiarkan;

h. demi memberi informasi yang lengkap pada publik, lembaga penyiaran dapat menyajikan rekaman aksi kekerasan perorangan maupun kolektif secara eksplisit. Namun rekaman tersebut tidak dapat disiarkan diluar pukul 22.00 - 03.00 dan tidak boleh menimbulkan rasa ngeri dan trauma bagi khalayak.

(42)

1. Lembaga penyiaran tidak boleh menyajikan rekaman secara penuh hasil interogasi polisi terhadap tersangka tindak kejahatan;

2. Lembaga penyiaran tidak boleh menyajikan materi siaran tentang kekerasan dan kriminalitas yang dalam proses produksinya diketahui mengandung muatan rekayasa yang mencemarkan nama baik dan membahayakan objek pemberitaan;

3. Lembaga penyiaran tidak boleh menyajikan adegan rekonstruksi kejahatan pembunuhan secara rinci;

4. Lembaga penyiaran tidak boleh menyajikan adegan rekonstruksi kejahatan seksual dan pemerkosaan secara rinci, baik dengan korban dan pelaku anak-anak mau pun dewasa;

5. Lembaga penyiaran tidak boleh menayangkan langsung gambar wajah korban pemerkosaan kepada publik;

(43)

secara rinci modus dan cara-cara pembuatan alat kejahatan.

Dasamping itu juga Penyiaran adegan rekonstruksi kejahatan yang memperlihatkan cara pembuatan ala-talat kejahatan atau langkah-langkah operasional aksi kejahatan tidak boleh disiarkan.

Penyiaran adegan rekonstruksi kejahatan seksual dan pemerkosaan tidak boleh disiarkan secara rinci, dan wajah dan nama pelaku dan/ atau korban harus disamarkan.

Dalam Pasal 35 Peraturan KPI Nomor 3 Tahun 2007 juga dijelaskan pemberitaan kejahatan :

1. Ketika lembaga penyiaran menyajikan berita atau dokumentari yang didasarkan pada rekonstruksi dari peristiwa yang sesungguhnya terjadi, materi tayangan tersebut harus secara tegas dinyatakan sebagai hasil visualisasi atau rekonstruksi.

2. Dalam menyajikan berita atau dokumentari sebagaimana ayat (7) di atas, rekonstruksi tersebut harus mengikuti ketentuan sebagai berikut:

a. lembaga penyiaran televisi wajib menyertakan penjelasan bahwa apa yang disajikan tersebut adalah hasil rekonstruksi,

(44)

supercaption/superimpose ‘rekonstruksi' di pojok gambar televisi atau dengan pernyataan verbal di awal siaran.

b. dalam rekonstruksi, tidak boleh ada perubahan atau penyimpangan terhadap fakta atau informasi yang dapat merugikan pihak yang terlibat.

c. lembagapenyiarantelevisiharus

memberitahukan dengan jelas asal versi rekonstruksi peristiwa atau ilustrasi tersebut.

Untuk Pemberitaan korban rekonstruksi bunuh diri Dalam Pasal 37Peraturan KPI Nomor 3 Tahun 2007 juga dijelaskan :

1. Penggambaran secara eksplisit dan rinci adegan dan rekonstruksi bunuh diri dilarang.

2. Wajah pelaku atas tindakan bunuh diri dilarang disiarkan.

(45)

www.kpi.go.id BAB III

DESKRIPSI LEMBAGA

A. Sejarah TVRI Stasiun Jawa Timur

Titik awal berdirinya TVRI Stasiun Jawa Timur (waktu itu TVRI Stasiun Surabaya) adalah dimulai dari diresmikannya stasiun pemancar relay di Cemorosewu dan Surabaya. Kedua stasiun ini mulai beroperasi pada bulan Juni dan Juli 1971 dengan me-relay sepenuhnya siaran dari Jakarta. Baru mulai tanggal 3 Maret 1978 TVRI Stasiun Surabaya diresmikan, dan sejak itu TVRI Stasiun Surabaya memulai siarannya secara resmi.

(46)

TVRI kemudian berada dilingkungan Departemen Penerangan RI yang dilaksanakan oleh Direktorat Televisi, Direktorat Jendral Radio-Televisi-Film (Dirjen RTF).

Secara bertahap jangkauan siaran TVRI diperluas dengan membangun Stasiun Penyiaran di beberapa kota besar, antara lain :

1. Stasiun Penyiaran Daerah Istimewa Yogyakarta (1965) 2. Stasiun Penyiaran Medan (1970)

3. Stasiun Penyiaran Ujung Pandang (1972) 4. Stasiun Penyiaran Balikpapan (1974) 5. Stasiun Penyiaran Palembang (1974) 6. Stasiun Penyiaran Surabaya (1978) 7. Stasiun Penyiaran Denpasar (1978) 8. Stasiun Penyiaran Manado (1978) 9. Stasiun Penyiaran Bandung (1978)

Dengan demikian diharapkan siaran TVRI mampu menjangkau seluruh wilayah Nusantara.

Berikut ini penulis sampaikan periode siaran TVRI Stasiun Jawa Timur berawal dari siaran hitam putih, siaran berwarna sampai dengan sekarang yang sudah berbadan hukum Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Stasiun Jawa Timur :

a. Periode Hitam Putih

Siaran TVRI mulai dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Jawa Timur sekitar bulan Juni 1971. itupun masih wilayah yang terbatas, yaitu wilayah

(47)

kabupaten Magetan, Madiun, dan kabupaten Ponorogo.

Kemudian tuntutan masyarakat Jawa Timur untuk dapat menikmati siaran TVRI semakin tinggi, maka Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur bekerjasama dengan Fakultas Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan mengadakan sigi ke berbagai daerah Jawa Timur yang tidak dapat menerima siaran TVRI.

Sebagai langkah awal, tanggal 22 Desember 1972 daya pemancar TVRI Stasiun Surabaya ditingkatkan dari 100 Watt menjadi 2000 Watt. Tahun 1975-1977 Departemen Penerangan telah membangun Studio Televisi Hitam Putih di Surabaya. Sedangkan daya pemancar Stasiun Surabaya ditingkatkan menjadi 10 Kilo Watt sehingga jangkauannnya lebih luas lagi.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Penerangan RI Nomor 28/SK/BK/1978, ditetapkan penanggung jawab TVRI Stasiun Surabaya dengan Drs. Sa’dullah sebagai Kepala Stasiun pertama.

b. Periode Siaran Berwarna

Sebenarnya siaran berwarna penuh telah dilakukan TVRI Stasiun Pusat Jakarta sejak tanggal 1 september 1979. Mulai tanggal 1 April 1981 siaran iklan di TVRI ditiadakan berdasarkan Surat keputusan Menteri Penerangan RI Nomor 31/1981. Dengan demikian siaran iklan yang tahun sebelumnya di TVRI Stasiun Surabaya mencapai 21% huga ditiadakan. Namun secara keseluruhan, jumlah mata acara meningkat menjadi 65 mata acara dengan jam siaran setiap hari mencapai 121 menit walaupun siaran iklan ditiadakan.

(48)

berwarna baru mencapai angka 12% dari total jam siaran , sedangkan 88% sisanya masih tetap berbentuk siaran hitam putih. Pada tahun 1982 acara siaran berwarna semakin ditingkatkan hingga mencapai 22%.

Setelah melalui perjalanan panjang siaran hitam-putih dan warna, akhirnya pada bulan Agustus 1986 TVRi Stasiun Surabaya berhasil menyelenggarakan siaran berwarna penuh. Selanjutnya TVRI Stasiun Surabaya yang didukung 16 Stasiun Pemancar dan 2 Stasiun Penghubung telah mampu menjangkau 95% wilayah Jawa Timur, bahkan sebagian wilayah Jawa tengah.

c. Status TVRI di Era Orde Baru

Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tatakerja Departemen Penerangan, yang diberi status Direktorat, langsung bertanggung-jawab pada Direktur Jendral Radio, TV, dan Film Departemen Penerangan Republik Indonesia.

Sebagai alat komunikasi Pemerintah, tugas TVRI adalah untuk menyampaikan policy Pemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang bersamaan menciptakan two-way traffic dari rakyat untuk pemerintah selama tidak men-diskreditkan usaha-usaha Pemerintah. Pada garis besarnya tujuan policy Pemerintah dan program-programnya adalah untuk membangun bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan masyarakat yang aman, adil, tertib dan sejahtera, dimana tiap warga Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah dan mental spiritual.

(49)

Ibukota maupun daerah dengan cepat, tepat dan baik. Semua pelaksanaan TVRI baik di Ibukota maupun di Daerah harus meletakan tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI menjadi suatu well-integrated mass media Pemerintah. Tahun 1975, dikeluarkan SK Menpen No. 55 Bahan siaran/KEP/Menpen/1975, TVRI memiliki status ganda yaitu selain sebagai Yayasan Televisi RI juga sebagai Direktorat Televisi, sedang manajemen yang diterapkan yaitu manajemen perkantoran / birokrasi.

d. TVRI di Masa Reformasi

Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), yang secara kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI. Bulan Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001 tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN dan Departemen Keuangan RI untuk urusan organisasi dan keuangan. Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan terbatas (PT) TVRI di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kantor Menteri Negara BUMN.

(50)

adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta. TVRI bersiaran dengan menggunakan dua sistem yaitu VHF dan UHF, setelah selesainya dibangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei 2002 dengan kekuatan 80 Kw. Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur. TVRI Pusat Jakarta setiap hari melakukan siaran selama 19 jam, mulai pukul 05.00 WIB hingga 24.45 WIB dengan substansi acara bersifat informatif, edukatif dan entertain.

TVRI juga memiliki Programa 2 Jakarta, pada saluran/chanel 8 VHF. Programa 2 mulai mengudara pada 1 Januari 1983 dengan acara tunggal siaran Berita bahasa Inggris dengan nama Six Thirty Report selama setengah jam pukul 18.30 WIB, dibawah tanggung jawab bagian Pemberitaan. Pada perkembangannya rubrik tersebut berubah nama menjadi English News Service (ENS). Programa 2 TVRI kini mengudara mulai pukul 17.30 - 21.00 WIB dengan berbagai jenis acara berita dan hiburan.

Sekarang ini tengah dilakukan negosiasi dengan pihak swasta untuk bekerjasama dibidang manajemen produksi dan siaran programa 2 TVRI Jakarta dan sekitarnya, dengan adanya rencana perubahan frekuensi dari VHF ke UHF. Dibidang isi siaran akan lebih ditekankan kepada paket-paket jadi (can product) dengan materi siaran untuk konsumsi masyarakat metropolitan Jakarta.

e. TVRI Dewasa Ini

(51)

masa transisi selama 3 tahun dengan mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 dimana disebutkan TVRI berbentuk PERSERO atau PT. Melalui PERSERO ini Pemerintah mengharapkan Direksi TVRI dapat melakukan pembenahan-pembenahan baik dibidang Manajemen, Struktur Organisasi, SDM dan Keuangan.

Sehubungan dengan itu Direksi TVRI tengah melakukan konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan dibidang Marketing dan Programing, mengingat sikap mental karyawan dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan yang kurang memiliki nilai jual. Restrukturisasi bukan berarti adanya pengurangan sumber daya manusia atau penambahan modal, karena semua itu harus memenuhi kualifikasi yang diperlukan.

Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi akan diketahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, berdasarkan kemampuan masing-masing individu karyawan untuk mengisi fungsi-fungsi yang ada dalam struktur organisasi sesuai keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas. Melalui restrukturisasi tersebut akan diketahui apakah untuk mengisi fungsi tersebut diatas dapat diketahui, dan apakah perlu dicari tenaga profesional dari luar atau dapat memanfaatkan sumber daya TVRI yang tersedia.

(52)

disyaratkan oleh undang-undang penyiaran yaitu sebagai TV publik dengan sasaran khalayak yang jelas.

Dasar Hukum Baru yang Melandasi TVRI Stasiun Jawa Timur Menjadi Lembaga Penyiaran Publik (LPP )

PP Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2005. Tentang Lembaga Penyiaran Publik TVRI.

1) Terdiri atas 11 bab dan 47 pasal

2) Ditetapkan di Jakarta tanggal 18 Maret 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

3) Sebagai penjabaran ketentuan pasal 14 ayat 10, pasal 15, pasal 60 dan pasal 62 UU No. 32 tahun 2002 tentang peniaran.

Pasal-pasal penting Pasal 1 ayat 2

Lembaga Penyiaran Publik adalah lembaga penyaiaran yang berbentuk badan hokum yang didirikan oleh Negara bersifat independent, netral dan tidak komersial dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. Pasal 1 ayat 3

Lembaga Penyiaran Publik TVRI adalah lembaga penyiaran publik yang menyelenggarakan kegiatan penyiaran televisi, bersifat independent, netral dan tidak komersial dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarkat. Pasal 4

(53)

untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televise yang menjangkau selurun wilayah NKRI.

Pasal 34 ayat 1

Untuk menandai kegiatan dalam rangka mencapai tujuan, TVRI memiliki sumber pendanaan yang berasal dari iuran penyiaran, APBN, sumbangan masyarakat, siaran iklan, usaha lain yanh sah yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran.

Pasal 41 ayat 4

Pegawai TVRI baik PNS maupun bukan PNS dilarang menjadi anggota dan atau pengurus partai politik.

Bertepatan dengan peringatan hari kebangkitan nasional tanggal 20 Mei 2003 yang lalu, TVRI mengoperasikan kembali seluruh pemancar stasiun relay TVRI sebanyak 395 buah, yang tersebar diseluruh Indonesia.

f. Visi dan Misi TVRI Stasiun Jawa Timur

Visi dari TVRI Stasiun Jawa Timur adalah TVRI menjadi TV Publik yang berorientasi pada budaya Jawa Timur dan dipercaya dalam menyebarluaskan informasi pendidikan dan hiburan yang sehat.

Misi dari TVRI Stasiun Jawa Timur adalah sebagai berikut :

1. Konsolidasi internal yang terkait dengan teknis operasional dan bebas dari KKN.

2. Meningkatkan kualitas dan program siaran untuk kepentingan Publik Jawa Timur.

(54)

sekaligus memberikan tontonan dan tuntunan bagi masyarakat Jawa Timur. Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia di bidang penyelenggaraan kegiatan penyiaran, maka berdasarkan :

1. Undang-Undang RI Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran.

2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran LPP.

3. PP RI Nomor 13 Tahun 2005 tentang LPP TVRI.

4. Keputusan Dewan Pengawas TVRI Nomor : 01/KEP/DEWAS-TVRI/2006 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas TVRI.

5. Peraturan Dewan Direksi LPP TVRI Nomor : 154/PRTR/DIREKSI-TVRI/2006 tentang Oranisasi dan Tata Kerja LPP TVRI.

6. Surat Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : B/2826/M.PAN/12/2006 tentang Struktur Organisasi LPP TVRI. Dewan Direksi Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia menetapkan Peraturan Dewan Direksi Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia Nomor : 155/PRTR/RIREKSI-TVRI/2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Stasiun Penyiaran TVRI yang antara lain berisi :

1. Stasiun Penyiaran adalah penyelenggara kegiatan penyiaran TVRI yang berlokasi di ibukota negara, provinsi, kabupaten/kota.

(55)

3. Stasiun Penyiaran TVRI di setiap ibukota provinsi dan/atau di ibukota Kabupaten/lota menyelenggarakan siaran lokal dan regional.

4. Stasiun Penyiaran dapat menyelenggarakan siaran dengan sistem jaringan yang menjangkau seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. Arti Logo TVRI

Secara simbolis, bentuk logo ini menggambarkan “ layanan public yang informatif, komunikatif, elegan dan dinamis “ dalam upaya mewujudkan visi dan misi TVRI sebagai TV Publik yaitu media yang memiliki fungsi control dan perekat sosial untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.

Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan berakhir pada huruf I dari huruf TVRI membentuk huruf ”P” yang mengandung 5 ( lima ) makna layanan informasi dan komunikasi menyeluruh, yaitu :

1. P sebagai huruf awal dari kata PUBLIK yang berarti “ memberikan layanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan nasional dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa”

2. P sebagai huruf awal dari kata PERUBAHAN yang berarti ” membawa perubahan ke arah yang lebih sempurna ”

(56)

4. P sebagai huruf awal dari kata PEMERSATU yang berarti ” merupakan lembaga penyiaran publik yang mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di Bumi Nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau” 5. P sebagai huruf awal dari kata PILIHAN yang berarti ” menjadi pilihan

alternatif tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan masyarakat”.

Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis melambangkan komet yang bergerak cepat dan terarah serta bermakna gerakan perubahan yang cepat dan terencana menuju televisi publik yang lebih sempurna. Bentuk tipografi TVRI memberi makna elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan perkembangan jaman serta tuntutan masyarakat.Warna BIRU mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif, informatif dan komunikatif. Perubahan warna jingga ke warna merah melambangkan sinar atau cahaya yang membawa pencerahan untuk ikut bersama mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempunyai makna : Semangat dan dinamika perubahan menuju ke arah yang lebih sempurna.Dibawah logo TVRI tersebut dicantumkan identitas lokasi, yakni Jawa Timur.

C. Struktur Organisasi LPP TVRI Stasiun Jawa Timur I. Kepala Stasiun

II. Bidang Program dan Pengembangan Usaha - Seksi Program

(57)

III. Bidang Berita

- Seksi Produksi Berita

- Seksi Current Affairs dan Siaran Olah Raga

IV. Bagian Keuangan

- Subbagian Perbendaharaan - Subbagian Akuntansi V. Bidang Teknik

- Seksi Teknik Produksi dan Penyiaran - Seksi Teknik Transmisi

- Seksi Fasilitasi Transmisi VI. Bagian Umum

- Subbagian Sumber Daya Manusia - Subbagian Perlengkapan

(58)

Sumber : Bagian Umum LPP TVRI Stasiun Jawa Timur

STRUKTUR ORGANISASI LPP TVRI STASIUN JAWA TIMUR

(59)

D. Tata Kerja dan Tata Kelola TVRI Satasiun Jawa Timur a. Tugas dan Fungsi Secara Umum

1. Bidang Program dan Pengembangan Usaha

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang program dan pengembangan usaha.

Menyelenggarakan fungsi :

- Pelaksanaan kegiatan program

- Pelaksanaan kegiatan pengembangan usaha Bidang program & pengembangan usaha terdiri dari :

a. Seksi Program

Mempunyai tugas melakukan kegiatan program b. Seksi Pengembangan Usaha

Mempunyai tugas melakukan kegiatan pengembangan usaha 2. Bidang Berita

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang berita. Menyelenggarakan fungsi :

- Pelaksanaan kegiatan produksi berita

- Pelaksanaan kegiatan current affairs dan siaran olah raga Bidang berita terdiri dari :

a. Seksi Produksi Berita

(60)

Mempunyai tugas melakukan kegiatan produksi current affairs dan siaran olah raga.

3. Bagian Keuangan

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang keuangan Menyelenggarakan fungsi :

- Pelaksanaan urusan perbendaharaan - Pelaksanaan urusan akuntansi Bagian Keuangan terdiri dari :

a. Subbagian Perbendaharaan

Mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan perbendaharaan b. Subbagian Akuntansi

Mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan akuntansi, verifikasi, perpajakan, hutang piutang, serta laporan keuangan

4. Bidang Teknik

Mempunyai tugas melakanakan operasional kegiatan di bidang teknik. Menyelenggarakan fungsi :

- Pelaksanaan kegiatan di bidang teknik produksi dan penyiaran - Pelaksanaan kegiatan di bidang teknik transmisi

- Pelaksanaan kegiatan di bidang fasilitasi transmisi Bidang Teknik terdiri dari :

a. Seksi Teknik Produksi dan Penyiaran

(61)

b. Seksi Teknik Transmisi

Mempunyai tugas melakukan kegiatan di bidang teknik transmisi c. Seksi Fasilitasi Transmisi

Mempunyai tugas melakukan kegiatan di bidang fasilitasi transmisi 5. Bagian Umum

Mempunyai tugas melakanakan kegiatan di bagian umum Menyelenggarakan fungsi :

- Penyiapan penyusunan rencana. Program dan anggaran - Pengelolaan urusan sumber daya manusia

- Pengelolaan urusan perlengkapan Bagian Umum terdiri dari :

a. Subbagian Sumber Daya Manusia

Mempunyai tugas melakukan kegiatan penyiapan penyusunan rencana, program dan anggaran, dan pengelolaan urusan sumber daya manusia, hukum, keprotokolan, hubungan masyarakat dan ketatalaksanaan. b. Subbagian Perlengkapan

Mempunyai tugas melakukan kegiatan pengelolaan urusan perlengkapan, mekanikal dan elektrik, rumah tangga, transportasi, keamanan dan kearsipan.

b. Job Description Masing-masing Profesi Di Bidang Berita Di TVRI Stasiun Jawa Timur

(62)

1. Berfungsi sebagai penanggungjawab/eksekutive producer dalam setiap penyiaran program di Bidang Berita

2. Memimpin rapat rutin bidang berita 3. Mengikuti RAKORBID

4. Mengajukan rencana program dan kebutuhan anggaran bidang berita 5. Menjalin kerjasama on air dan off air dengan pimpinan daerah/dinas dan

instansi di Propinsi Jawa Timur

6. Menganalisis panjar kerja dan pelunasan semua program di bidang berita 7. Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan program kerja dengan

kepsta serta para kabid dan kabag. 2. Kasi Current Affairs & Olahraga

Uraian tugas:

1. Menyusun jadual produksi dan penyiaran semua paket acara “Current Affairs dan Olahraga”

2. Menjalin kerjasama dengan sumber-sumber informasi seperti menerima telepon, fax. Atau tamu yang minta kerjasama.

3. Mengawasi penggunaan telepon dinas 4. Mengikuti RAKORBID

5. Mengontrol uang makan dan transport sesuai dengan peruntukannya 6. Menandatangani setiap usulan rencana produksi dari para produser 3. Kasi Produksi Berita

Uraian tugas:

(63)

2. Menyusun jadual kamerawan studio berita 3. Mengikuti RAKORBID

4. Berfungsi sebagai produser dalam siaran berita daerah “Jawa Timur Dalam Berita

5. Menjalin kerjasama dengan sumber-sumber berita seperti menerima telepon, fax. Atau tamu yang minta liputan

6. Mengontrol STD dan SPPD

7. Menganalisis kinerja para kontributor

8. Mengoreksi panjar kerja “Jawa Timur dalam Berita” dan pelunasannya 9. Mengontrol uang makan dan transport sesuai dengan peruntukannya 10.Mengontrol panjar, pelunasan, serta penggunaan BBM untuk liputan 11.Membuat tabulasi pelaksanaan liputan acara Gubernur, Wakil Gubernur,

Sekdavprov, ceremonial dan non ceremonial, dengan klarifikasi reporter dan kamerawan

12.Mengontrol pengadaan dan penggunaan kaset baik untuk liputan, editing, on air, dokumentasi, & pengiriman ke Jakarta.

13.Mengontrol penggunaan telepon dinas 14.Mengontrol kinerja anak buah

4. Sekretaris Bidang News Secretary Uraian tugas:

1. Bertindak sebagai front office/receptionist terutama bila ada tamu

(64)

3. Bertugas sebagai notulen dalam setiap rapat bidang

4. Menyeleksi setiap surat yang masuk dari luar bidang dan menyiapkan lembar disposisi untuk kepala bidang sekaligus mencatatnya dalam buku agenda umum dan agenda khusus

5. Mendistribusikan disposisi pimpinan sesuai maksud dan tujuannya dengan dibantu petugas administrasi

6. Updating data di website TVRI

7. Menata dan memelihara dokumentasi naskah berita serta paket acara current Affairs dan olahraga

8. Membuat tabulasi realisasi penyiaran berita tentang kegiatan Gubernur, Wakil Gubernur, Sekdaprov, DPRD Jawa Timur, dan liputan kontributor. 5. Producer (producer)

Uraian tugas:

1. Melaksanakan tugas yang diberikan dari Eksekutif produser dalam memproduksi siaran televisin terutama merumuskan criteria/ format acara 2. Menyusun identifikasi program/ nota produksi termasuk synopsis dan

treatment acara yang bakal diproduksi

3. Memimpin tim pelaksanaan produksi di lapangan

4. Memberikan masukan atau saran kepada Eksekutif Produser dalam pelaksanaan produksi

(65)

8. Mengikuti rapat peningkatan/ monitoring produksi dengan eksekutif produser dan produser lainnya

9. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, seorang produser biasanya dibantu oleh seorang asisten produser, serta kerabat kerja lainnya.

6. Redaktur kepala (Editor in Chief) Uraian tugas:

1. Bertanggung jawab terhadap kelancaran penyiaran berita 2. Memimpin rapat redaksi

3. Mengakses data dan naskah kontributor di internet 4. Membagi tugas keredaksian kepada redaktur

5. Di luar jam dinas dapat mewakili tugas Kepala Seksi Produksi Berita/ Kepala Bidang Berita/ Kepala Stasiun

6. Memberi masukan tentang materi bahan liputan kepada Kasi Produksi Berita

Personel:

7. Redaktur Dinas ( Chief of Duty Editor) Uraian tugas:

1. Membantu tugas dan tanggungjawab EIC

2. Bertanggungjawab terhadap substansi masing-masing berita 3. Merupakan kader untuk menduduki profesi EIC

(66)

1. Melaksanakan tugas yang diberikan EIC/CDE seperti re-write naskah, membuat urutan, pengantar dan penutup berita, sertatelangkai

2. menghimpun bahan-bahan penunjang berita dan informasi. 3. Menyusun naskah berita dan informasi

4. Membantu tugas keredaksian seperti contract person, gate keeper, dan operator telepromter.

9. Reporter (reporter) Uraian tugas:

1. Mengisi formulir setiap kali merencanakan liputan berita ceremonial atau advertorial

2. Mencari berita berdasarkan penugasan dari pimpinan atau atas dasar inisiatif sendiri serta tetap berkordinasi dengan Kepala Seksi Produksi Berita

3. Mencari bahan-bahan penunjang berita dari sumber lainnya untuk diolah menjadi berita

4. Melaksanakan peliputan sumber berita dilapangan 5. Melakukan koordinasi dengan tim liputan dilapangan 6. Membuat naskah berita

7. Melakukan koordinasi dengan tim pasca produksi 8. Menyerahkan hasil peliputan berita kepada produser 9. memberikan usulan pada produser

(67)

Uraian tugas:

1. Mengisi formulir setiap kali merencanakan liputan berita ceremonial atau adventorial

2. Menjalankan tugas sebagai kamerawan di studio berita berdasarkan jadual tugas

3. Atas permintaan Produser mengambil dan bertanggung jawab terhadap peralatan yang diterima dari petugas equipment store

4. Melakukan pengecekan dan adjustment pengoperasian kamera

5. Melaksanakan pengambilan gambar atas permintaan reporter /produser 6. Memberi masukan kepada produser dalam hal memproduksi berita

7. Melaksanakan koordinasi dengan seluruh tim atau crew yang terlibat dalam produksi

8. Mengecek dan melaporkan hasil produksi 9. Membuat shootlist

10.Mengembalikan peralatan kepada petugas equipment store

11.Mengisi log book setiap kali meminjam dan mengembalikan peralatan. 11.Penyunting gambar (Audio Visual Editor)

Uraian tugas:

1. Melaksanakan penyuntingan gambar berdasarkan naskah yang dibuat reporter/redaktur/penulis naskah

(68)

3. Menyimpan semua materi berita yang telah disiarkan untuk bahan dokumentasi

4. Membantu produser/reporter/redaktur dalam membuat berita/ paket acara yang ditunjang oleh FLOB

5. Menyiapkan berita siap siar atau bahan berita yang akan dikirim/disiarkan di TVRI Nasional

6. Mengurus ijin penggunaan peralatan untuk rencana editing di luar jam kerja kepada Kabid Berita.

12.Koordinator Penyunting Gambar Uraian tugas:

1. MEnyusun jadual petugas editing

2. memberikan masukan kepada pimpinan tentang berbagai hal yang terkait dengan editing

3. Sebagai penyambung lidah informasi (top down dan buttom up)

13.Penyiar (Newsreader/ Newscaster) Uraian tugas:

1. Melaksanakan tugas sesuai dengan jadual dan dating ke kantor satu setengah jam sebelum on air

2. Menjaga penampilan diri saat bertugas

(69)

14.Koordinator Penyiar Uraian tugas:

1. Menyusun jadual penyiar

2. Siap mencarikan pengganti bila ada penyiar yang berhalangan hadir 3. Mengevaluasi kualitas npenampilan masing-masing penyiar

4. Memberikan masukan kepada pimpinan tentang kepenyiaran 5. Sebagai penyambung lidah informasi (top down dan button up) 15.Pewawancara (Interviewer)

Uraian tugas:

1. Menghimpun data yang berkaitan dengan topic yang akan dibahas 2. Mengikuti rapat produksi berita dan informasi

3. Mempersiapkan penampilan diri secara prima

4. Melakukan general rehearsal (GR) dengan nara sumber sebelum produksi dan penyiaran

5. Melaksanakan tugas yang diberikan sesuai jadwal yang ditetapkan 16.Pengarah Acara (Program Director)

Uraian tugas:

1. Selalu hadir sesuai jam kerja terutama ketika tugas sebagai PD berita 2. Memimpin dan mengarahkan kerabat kerja produksi serta penyiaran berita

serta paket acara current affairs dan olahraga

3. Membuat shooting script, running order acara, story board berita dan paket acara current affairs dan olahraga

(70)

5. Mengarahkan penyiar dan atau pengisi acara

6. Membuat laporan kegiatan kepada Executive Produser 17.Koordinator PD

Uraian tugas:

1. Menyusun jadual PD

2. Memberikan masukan kepada pimpinan tentang berbagai hal yang terkait dengan tugas PD

3. Sebagai penyambung lidah informasi (top down dan buttom up) 18.Pengarah Lapangan (Floor Director)

Uraian tugas:

1. Mengikuti rapat koordinasi tim bersama eksekutif program

2. Memonitor hasil kerja sebagai bahan laporan kepada Eksekutif Program 3. Membantu program director dalam mengkoordinasikan pelaksanaan

produksi, penyiaran berita dan informasi

4. Membantu pelaksanaan tugas penyiaran program director

5. Membantu mengarahkan penyiar atau pengisi acara diruangan studio atas komando pengarah acara melalui bahasa isyarat tangan yang baku

6. Membantu mengarahkan cameraman studio atas komando pengarah acara 19.Koordinator Olahraga

Uraian tugas:

1. Menjadual petugas liputan berita Olahraga

Referensi

Dokumen terkait

Hasil liputan seorang reporter kadang tidak hanya digunakan dalam Berita Jogja tetapi juga dalam YogyaWarta dan Jogja weekend karena ketiga program tersebut merupakan

Dalam dunia penyiaran mengingat siaran memiliki dampak sangat luas di masyarakat, sehingga perencanaan menjadi sangat penting untuk dijadikan langkah preventif

produksi Berita Jogja dari perencanaan hingga on air , sehingga menghasilkan berita yang sarat informasi dan dibutuhkan oleh

Sedangkan menurut M orrisan(2008: 48-49) peran reporter adalah mengumpulkan informasi, menentukan lead berita, menulis berita dan menyiarkannya, baik secara

Frekuensi pemberitaan berdasarkan topik berita, narasumber berita, nilai berita, dan jenis liputan berita dalam program “Nusa Tenggara Timur Hari Ini” pada Lembaga

4 Jadi yang dimaksud dengan proses produksi berita dalam skripsi ini adalah serangkaian tindakan yang meliputi pemilihan materi/ sumber berita, proses peliputan,

Seorang produser berita harus memiliki kemampuan untuk melakukan news judgement, karena tanpa kemampuan ini, maka suatu program berita televisi akan menyajikan berita-berita

Skripsi dengan judul “Proses Produksi Siaran Berita Dalam Program Detak Melayu di Riau Televisi” ini ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar