-
-
_.
~ .. r"'Jo
Senin
0
Selasa0
Rabu0
Kamis
..
Jumat
() Sabtu U Mmgy1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
@
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31o
Jan
0
Peb
.
Mar
0
Apr
0
Me;
0
Jun
0
Jul0
Ags
0
Sep OOkt
0
Nav
0
Des
Banjir di CekunganBandung
---
Oleh
BUDI
RAJAB
~
anama-namadaerah
yangsudah lamadikenal
da-lam sejarah Jawa Barat, di antaranya Majalaya,
Bale-ndah, dan Dayeuhkolot, yanghampir setiap tahun,
khususnya kala musim hujan, dilanda banjir rutin akibat
luap-an Sungai Citarum. Daerah ini terletak di datarluap-an tinggi
Ce-kungan Bandungselatan, tetapi posisinya mungkin rendah
dan kontur alamnya agak rata.
Sungai Citarurn yang cukup le-bardan aliran airnya deras, dengan hulu di wilayah Desa Cibeureum, Gunung Wayang, mengaliri wila-yah ini.DesaCibeureumjuga bagi-an dari datarbagi-an tinggi Cekungbagi-an Bandung selatan.
Mungkin dengan asumsi aka! sehat pun, pada musim hujan, vo-lume air menjadi besar, sementara daerah Cekungan Bandung juga dikenal dengan curah hujan yang tinggi setiap tahun. Air yang ma-suk ke Sungai Citarurn pun ber-tambah. Ketika Sungai Citarurn melewati wilayah yang agak rata, bantaran di kiri-kanannya kemu-dian terkena luapan, membanjiri wilayah Majalaya, Baleendah; dan Dayeuhkolot.
Luapan Sungai Citarurn yang menggenangi bantarannya yang cukup luas itu berlangsung setiap tahun sejak berabad-abad lalu. Mungkin konstruksi alamiah ling-kungan Sungai Citarurn dengan CekunganBandung-nya memang demikian sehinggaakan secara ru-tiiImendatangkan banjirpada mu-sim hujan.
Alih tungsllahan .
Mungkin banjir Citarurn pada masa lalu belum menjadi persoal-an besar ketika wilayahselatpersoal-an Ce-kungan Bandung belum dihuni manusia dalam jumlah besar. Ki-rahya luapan Sungai Citarurn itu-
--tidak begitu menjadi persoalan bu-ruk saat belum banyak teIjadi kon-versi atau alih fungsi lahan untuk pemukiman, lahan persawahan dankebun, serta belum tumbuh-nyakantorpemerintahan dan pab-rik beserta sarana ekonomi lain di Cekungan Bandung selatan. Na-mun, ketika alih fungsi lahan teIja-di dengan begitu luas dan kepadat-an mkepadat-anusia amat tinggi di wilayah itu, tidak bisa tidak banjir dari lu-apan Sungai Citarurn menjadi sa-ngat merugikan.
Terutama sejak tiga dekade lalu banjir dari luapan Sungai Citarurn kian meluas, menggenangi wila-yah Cekungan Bandung selatan, bahkan memasuki Cekungan Ban-dung bagian timur dan barat. Pa-dahal, daerah itu relatif jauh dari bantaran bagian barat dan timur Sungai Citarurn. Di samping itu, frekuensi dari luapan Sungai Cita-rum semakin sering.
Mungkin dulu banjir besar dari luapan Sungai Citarurn hanya ber-langsung 3-4 kali, tetapi sekarang frekuensinya bertambah lebih dari dua kali lipatnya. Kemudian, ma-salah durasi, dulu mungkin banjir besar hanya berlangsung 5-7 hari, tetapi kinijauh lebih lama.
Cakupan banjir dari luapan Ci-tarurn itu tidak hanya meluas di kontur yang rata di wilayah Ce-kungan Bandung,tetapi telah sam-pai ke wilayah hilir. Sungai Cita-- -
nun juga melewati Ka-bupaten Purwakarta dan Karawang sebe-lum bennuara di Laut Jawa.
Di kedua daerah terse-but, bantaran Sungai Cita-nun di kiri-kanannya sudah mulai terkena banjiryangjuga semakin luas dengan frekuensi dan durasi kian bertambah. Se-kali lagi, faktor dominan penye-bab banjirtersebut banyak terkait dengan meluasnya alih fungsi lahan di sekitar pinggiran hi-lir SungaiCitarum.
Yang paling mempri-hatinkan, di daerah hu-lu Sungai Citarum juga sudah teIjadi banjir, bahkan banjir bandang. Desa Cibeureum di mana hulu Sungai Citarum ber-ada juga terkena luapannya. Padahal, wilayah itu masih terletak di dataran tinggi Cekungan Bandung selatan. Bisa dibayangkan apa yang akan ter-jadi di bagian yang lebih rendah. Su-dah pasti banjir jauh le-bih besar. Di sini faktor konversi lahan meme-gang peranan penting dalamkejadian banjir di hulu Sungai Citarum.
Penataanlahan
Pada masa lalu banjir yang ber-sumber dari luapan Sungai Cita-nun tidak begitu merugikan kare-na belum mengekare-nai kepentingan ekonomi dan sosial manusia. Na-mun, kini kerugian sosial dan eko-nominya sangat besar. Padahal, banjir sekarang ini lebih banyak disebabkan oleh ulah manusia,
yakni alih fungsi lahan secara tidak ter-kendali.
Dengan demi-kian, salah satu ja-Ian keluar dalam me-ngurangi dampak nega-tifbanjir Sungai Citarum adalah penataan penggu-naan lahan, katakanlah mengubah perilaku manusia dalam memperlakukan ling-kungan alamnya. Jangan menge-lola dan mengolah alam secara sembarangan. Mari kita daya gu-nakan lingkungan alam di sekitar aliran Sungai Citarum secara produktif dengan me-merhatikan fungsi eko-loginya.
Karena itu, bagaima-napun, di wilayah hulu dan bagian Cekungan Bandung selatan yang agak rata, yaitu Majalaya,Baleendah, dan Da-yeuhkolot, penataan pengguna-an lahpengguna-an tidak dapat ditunda-tunda lagi. Program imperatif mesti dilakukan.
Memang bisa saja dilakukan pendekatan teknologi, yakni mengubah konstruksi alamiah Su-ngai Citarum, seperti dengan pe-nyodetan, pengerukan, pelebaran, dan pembuatan bendungan. Akan tetapi, pendekatan teknologi se-perti itu telah dilakukan sejak be-berapa dasawarsa lalu dan
hasil-nya tidak efektif. Tampakhasil-nya pe-merintah hingga sekarang masih berpegang pada pendekatan tek-nologi karena mungkin pekeIjaan
ini dapat menjadi proyek besar. Sementara itu, pendekatan pe-nataan penggunaan lahan belum banyak diterapkan. Kalaupun ada, sifatnya sporadis dan ber-skala keeil sehingga dampaknya tidak begitu terasa. Malah alih fungsi lahan sejak dua dasawarsa lalu kian meluas di wilayah Ce-kungan Bandung selatan. Akibat-nya, banjir besar yang semakin lu-as secara kewilayahan diikutijuga dengan kerugian ekonomi dan so-sial yangkian besar. Dengan perlu-asan konversi penggunaan lahan, tampaknya pendekatan teknologi tidak banyak berarti atau dampak positifhyabeIjangkapendek
Harus sudah dipastikan dari awal bahwa pendekatan penataan penggunaan lahan tidak boleh me-rugikan kepentingan sosial dan ekonomi penduduk di wilayahCe-kungan Bandung. Pendekatan ekologi-ekonomi tentang model insentif-disinsentif bisa diguna-kan. Pendekatan psikologi-sosio-logi kelompok untuk mengubah perilaku masyarakat dapat pula di-pakai dalam program penataan penggunaan lahan itu.
Karena keterbatasan kolom ba-gi tulisan ini, untuk sementara pendekatan ekologi-ekonomi ser-ta psikologi-sosiologibelum dapat dijelaskan. Namun, yang terpen-ting, yang dapat mengurangi,dam-pak merugikan dari banjir Sungai Citarum adalah pendekatan pena-taan penggunaan lahan di wilayah Cekungan Bandung.
BUD! RAJAB
StalPengajar JurusanAntropologi