:,;; ::i <. -~·
.·.;
. i
' · " i
PENGARUH PENDEKATAN PBMDELAJARAN
DAN
KBMAMPUAN
'V"BRBAL
TERHADAP.
RASIL
B~L
AJAlt
BJ\HASA
JERMAN
SlSWA-SMANEGER12 ME
·. . .... DAN
... ·· .
(("
iii:c . ~
~~ ·~
- Oleh:
. . ..
tDiaju~n ·untu{numenulii
penyamw.._,.,r.,
aefar
maaister
petufllf"~n,
lf"'iltllm
studi
t'J'e~~~i
rPentf'
ulj'~n
_ ~
1:!
I
- '
:PROGilA;M
~ PASCASA.ItJANA
uNlvali·rrAs··.NEGERI ..
·MEDAN
~r ~~~.
-- ~
PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN
VERBAL TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA JERMAN
SISWA SMA NEGERI 2 MEDAN
TESIS
Oleh:
CANNI PRANAWATI DAMANIK
- - NIM. 0450202 70
~-Telab Dipertabaakan Di Depan Panitia Ujian Tesis Pada Tanggal28 Februari 2007 Dan Dinyataka:n Telah Memeauhi Salah Satu Syarat Untuk memperoleb Gelar
Magister Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan
~
~
Medao, 28Februari 2007Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Prof. Dr. Muhammad B!diran. M.Pd. NIP. 130 53 5891
PERSETUJUAN DEWAN PENGU.ll
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN
~
~...
No. ':i Nama
3.
4.
5.
Prof. Dr. Harun Sitomp u~ M.Pd. NIP. 131 57 0453
(Anggota)
:)({
Prof. Dr. Kbairil Aasyari, M.Pd.
NIP. 131 76 5638
(Anggota)
~s
Ec'
~
~ ~...
~{!
~
l>l
~
l>Dr. Julaga Situmorang, M.Pd.
~13 0686932
5. Bapak Drs. Muhammad Daud, MM., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2
Medan yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan peneJitian di sekolah yang beliau pimpin, tennasuk dalam pemanfaatan
saran
prasarana ·sekolah dan guru-guru SMA Negeri 2 Medan yang telah banyak membantu penuJis dalam melakukan penelitian.
6. Keluargaku tercinta Bapak W. Damanik dan Mama M. Saragih, kedua o.r:ang
kakak.ku Emi Ligewati Dam<ll!i.k_ dan Dewi Siswani Damanik serta
adikku
Berdian Wiradika Damanik. Terima kasih untuk cinta, semangat, dukungan dan doa kalian yang selalu diberikan kepada penulis.
7. Kekasihku Mulia Aman Sinaga, terima kasih untuk cinta, semangat, dukungan dan doa yang selalu diberikan kepada penulis.
8.
Rekan-Re
k~l!!_aha
siswa
PPs Prodi -Teknologi Pendidifali Angkatan VII Regulerdan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Pemdis menyadari bahwa masih banyak kekurangan atau kelemahan dari tesis m, untuk itu penulis mengharapkan sumbangan pemikiran ataupun kritik U.Qtyk
esempurnaan tesis ini.
PenuJis tidak dapat membalas semua yang diberikan, kiranya kasih serta uhan Yesus Kristus memelihara serta memberikan anugrah yang besar bagi kita
mua. Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini berguna bagi kita semua.
IV
5. Bapak Drs. Muhammad Daud, MM., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2
Medan yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian
di sekolah yang beliau pimpin, termasuk dalam pemanfaatan saran prasarana
sekolah dan guru-guru SMA Negeri 2 Medan yang telah banyak membantu
penulis dalam melakukan penelitian. - •
6. Kefuargaku tercinta Bapak W. Damanjk dan Mama M. Saragih, kedua orang
kakakku _Erni Ligewati Damanik dan Dewi Siswani Damanik serta adikku
Berdian Wiradika Darnanik. Terima kasih untuk cinta, semangat, dukungan dan
doa kalian yang selalu diberikan kepada penulis.
7. Kekasihku Mulia Aman Sinaga, terima kasih untuk cinta, semangat, dukungan
dan doa yang selalu diberikan kepada penulis.
8. Rekan-Rekan mahasiswa PPs Prodi Teknologi Pendidikan Angkatan VIIRegulcr
dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
t{ff
~'
( Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan atau kelemahan dari tesis
ini, untuk itu penulis mengharapkan sumbangan pemikiran ataupun kritik untuk
kesempurnaan- tesis ini.
Penulis tidak dapat membalas semua yang diberikan, kiranya kasih serta
Tuhan Y esus Kristus memelihara serta memberikan anugrah yang besar bagi kita
KATA PENGANT AR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan kasih karuniaNya
peneliti dapat mengetjakan dan menyelesaikan tesis ini dengan baik yang disusun
sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan persyaratan program Magister pada Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Ban yak ~ pihak yang senantiasa memberikan- bantuan, dukungaii -maupun
motivasi sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati dan rasa yang tu1us, penulis mengucapkan terima kasih dan apresiasi
yang setinggi-tingginya kepada Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., Pembimbing Tesis I dan Prof. Tina Mariany Arifin, M.A., Ph.D., Pembimbing Tesis IJ
yang
telah banyak memoerikan bimbingan,- masukan, dan motivasi mulai dari penyusunan proposal hingga penulisan tesis ini.Selain itu, ucapan terima kasih dan penghargaan juga penulis sarnpaikan kepada:
1. Bapak:< Prof. Dr. Harun SitompuJ, M. Pd., Bapak
~ :_ Jula
ga
Situmorang,bf.
Pd., dan Bapak Prof. Dr. Khairil Ansyari, M. Pd., selaku nara sumber yang banyakmemberikan masukan atau sumbangan pemikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan penulis khususnya dalam hal metodologi penelitian ini.
2. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Prodi Teknologi Pendidikan, yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi penulis- dalam menjalankan tugas-tugas sesuai dengan profesi penulis.
3. Rektor Unimed, Direktur dan Asisten Direktur Program Pascasatjana Unimed
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan di PPs Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Prof. Dr. Muhammad Badiran, M. Pd., Ketua Prodi Tekno]ogi Peiididikan
dan Bapak
Dr
Julaga Sitwnorang, M. Pd., SekretarisProdi
Teknologi Pendidikan, dan staf Prodi Teknologi Pendidikan yang banyak membantu khususnya dalam hal administrasi perkuliahan selama mengikuti perkuliahan.·~
ABSTRACT
Damanik, Canni Pranawati. The Effect of Instructional Approach and Verbal )
Ability toward Student Achievement in Gennan at State senior Higli School 2, ,
Medan. Thesis. Medan : Post Graduate Program, state university of Medan, '
•
February 2007.
Win32.anf
f '\
'::> JI
a cThe obj.e!;_tive of this resea rch ~ were ( 1) to discover the difference between student achievement in Gennan taught with Communicative Approach and structural approach, (2) the difference of Geiman achievement between student with high and low verbal ability; and (3) whether there was an interaction between communicative Approach and Verbal Ability toward Gennan achievement.
This study was a quasi-experiment research which was conducted at State Senior High Scholl (Sekolah Menengah Atas; SMA Negeri) 2 Medan. The population was 366
students and 68 students where taken as the sample throug!t _sluster random sampling technique, consisting of 34 studentS - Grade XI Natural Sciences l who got the Communicative Approach and 34 student Grade Natural Sciences 5 with Structural Approach. Psycho tests which was given to the students for making d assification, the verbal ability that has been owned by the students which high and low verbal ability. The test used tor verbal ability was Differential Aptitude Test (DA T). To hypothesis achievement used was students which high and low verbal ability in Gcnnan. The . statistical testing applied in these study was descriptive statistic to present the data and for inferential statistic 2 ways ANOV.t1- was used. Before the 2 ~ ways ANOVA was used first the conditional test of data analysiS there was nom1ality and homogeneity tests. lbe instrument the used for achievement in German was a multiple-choice with 50 items and reliability 0,846 using K-R 20 formula.
The resnhs of the test showed that students taught with Commtmicative Approach had a higher achievement compared with students taught with Structural Approach. This was proved by Fcounl = 78,823 > F,abJ., = 4,06 at the level of significance
a
=
0,05. Students with high verbal ability the achievement was high than studen.ts with low verbal a6i1ity. This was provedby FcolUlt = 5,10 I > F~ab~e = 4,06 at the level of significance a = 0,05 . There was an interaction between Communicative Approach and Verbal Ability toward achievement in Gennan. This was proved by Fco,Uit = 10,306 >t:,able = 4,06 at the level of significance a = 0,05 . The hypothesis was accepted students
taught Communicative Approach got higher achievement compared with those taught with Structural Approach. Students had Jow verbal ability got higher achievement if
taught with Structural Approach compared with students taught Communicatiye
Approach.
ABSTRAK
Canni Pranawati Damanik. Pengaruh Pendekatan Pembela_jaran dan Kemampuan
Verbal terhadap Basil BeJajar Bahasa J erman Siswa SMA Negeri 2 Medan.
i
Program Pascasarjana UnWersUas N<geri:M<dan, Februari 2007. •
1
Tujaun penelitian ini adalah (I) untuk mengetahui hasil be1ajar bahasa Jennan
antara siswa yang diajarkan dengan pendekatan komunikatif dan siswa yang diajarkan dengan pendekatan structural, (2) mengetahui perbedaan hasil belajar hahasa- Jennan
antara siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi dan siswa yang memiliki
kemampuanverbal rendah; (3) mengetahui apa.kah ada interaksi antard pendekatan
pembclajaran dan kemampuan verbal terhadap basil belajar bahasa Jerman.
Penelitian ini merupakan quasi-eksperimen yang dilaksanakan di SMA Negeri 2
Medan. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 366 orang siswa dan sampel beljumlah
68 orang yang diambil dengan cluster random sampling yang terdiri dari 34 orang siswa
kelas XI IPA1 dengan pendckatan komunikatif dan 34_o_rang siswa kelas XI IPA
2
dengan pendel(atan structural.
'fes
psikologi diberikan kepada siswa untukmcngklasifikasikan ken1ampuan verbal yang dimiliki siswa yaitu kemampuan verbal tinggi dan rendalt Untuk tes kemampuan verbal digunakan tes psikologi yaitu tes Differential Aptitude Test (DAT). Unhlk menguji hipotesis, hasil belajar bahasa Jcnnan digunakan basil belajar bahasa Jennan siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi
dan hasil belajar bahasa Jennan siswa yang memiliki kemampuan verbal rendah. Uji
staristik yang digunakan terlebih dahulu digunakan da1am penelitian ini adalah statistik
deskriptif untuLmenyajikan dala d an ~ statistik inferensial digunakan ANA VA 2-jalur,
sebelmn ANA VA 2 jalur digunakan terlebih dahulu digunakan uji analisis data yaihJ uji nonnalitas dan uji homogenitas. Jnstrumen yang digunakan unntk basil beiajar bahasa
Jerman adalah pilihan berganda yang beljumlah 50 butir soal dimana reliahihtas tes
yaitu OJ46 yang mengb'llllakan mmus K-R 20.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan pendckatan komtmikalif memiliki hasil belajar bahasa Jerman yang lebih tingb>i dibandingkan
dengan siswa yang diajarkan dengan pendekatan struktural. Ini ditunjukkan dari_fhimng:
= 78,823>F~ab d(Oo5i = 4,06 pada tarat signifikan a = 0,05. Siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi akan memperoleh basil belajar yang lebih tinggi daripada
siswa yang memiliki kemapuan verbal rendah. lni ditunjukkan dari Fhirung
=5.101 >F~.abcr(o,os) = 4,06 pada taraf signifikan a= 0,05. Terdapat interaksi antara
pendekatan pembelajaran dan kemampuan verbal terhadap basil bclajar bal1asa JeJJllan.
Ini ditw1jukkan dari Fhitung =-1 0,306>Ftahcl(0,05) = 4,06 pada taraf Si!,.'flifikan a = 0,05.
Hipotesis ini t.elaj menunjukkan bahwa siswa yang diajarl<an dengan pendekatan
komunikatif
akan
~ mendapat
hasil belajar bahasa Jennan yangI ebih
tinggi dibandingkandengan siswa yang diajarkan dengan pendekatan structuraL Siswa yang memiliki
kemampuan verbal rendah akan memberikan hasiJ belajar bahasa Jennan yang lebih
tinggi j ika diajarkan dengan pendekatan stmctural dibadingkan dengan siswa yang
diaj..-kan dengan pendekatan
~= ~nd<atif.
_0
j \'
0
" , .
~
•• r,O0
J
~~~
)
DAFTARISI
~~~~
·r.,. ~ABSTRAK ...
i
ABSTRACT ... ii
KAT A PENGANT AR ... .iii
~
-~
~-DAFT AR ISI-: ... vC . I DAFT AR TABEL ... ~~ ... ~ ... viii
DAFT AR GAMBAR ...
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENPAHULUAN ,. -'- / ~"-"' ../
'\...CJ~~~~{:.-c-
--
~ A. atar Belakang Masalah ... ... .. ... ... .... .. . .. .. .... .. ... ... ... .. . .. ... .. ... 1B. Identifikasi Masalah ... ~ ... 12
~
C. Pembatasan Masalah ... -:? .... ... 13D. Perumusan Masalah ... 14
(
E. Tujuan Penelitian ... ~ -..:.:. ---- · 15F. Manfaat Penelitian ... ~ ... 16
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
~'
PENELITIAN:I \
i
z,. I op A. Deskripsi Teoretis ...?. ...
17; 1. Hakikat Hasil Bela jar Bahasa Jerman .. ~~ ---·--·-- · ·... . ... 17
2. Hakikat Pendekatan Pembelajaran ... 22
a. Pendekatan Komunikatif.. ... ... .. .. .. ... . .. ... .. .. . ... .. ... . .. . .. ... 25
b. Pendekatan Struktural... ... .. ... .. . . ... .. ... ... .. ... ... ... ....
31
3. Hakikat Kenuunpuan Verbal ... 44
4. - Penelitian yang Relevan ... ::-:.":":' ... ::-.:-:: .... 52
B. Kerangk:a Berpikir ...
~~
·--···
53Perbedaan Hasil Belajar Bahasa Jennan antara Siswa yang Diajar
g
J
::::: a: :::r:~~:
~ ~i-~ .: .~i -~~- ~~~ -~~~:-~~:~=-
53--
_::,...---' ~2. Perbedaan Hasil Belajar Bahasa Jerman antara Siswa yang
Memiliki Kemampuan Verbal Tinggi dan Siswa yang Memiliki
Kemampuan Verbal Rendah ... 58
3. Interaksi antara Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Verbal Terhadap-Hasil Belajar Bahasa Jennan ... 61
C. Hipotesis Penelitian ... 63
BAB III MEJ'ODOLOGI PENEtFflAN __;:::.;;:;__
/.-=._
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...~ .':.~
...~ .~
... 65(
B. Populasi dan Sampel Pene]itian ... 65C. Metode dan Rancangan Penelitian ... 66
D. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... : ... ,, ... 68
E. llengontrolan Perlakuan ...
~ . :-:-
... : ....~ .~
... 70Varia bel dan Defenisi Operasional Varia bel Penelitian ... 7 4 T eknik dan Alat Pengukuran Data ... 7
5
l. Vaiiditas Tes ... /. ... 762. Reliabilitas Tes ... ~ ... 77
H.
H~il
Uji coba Instrumen ...~
... :::-...~
... 77I. Teknik Analisis Data ...
/~
... 79i ,
BAB IV HASIL PENELITJAN ... 81A. Deskripsi ... 81
1. Hasil Belajar Ba.hag.. Jennan Siswa yang M emiliki Kemampuan Verbal Tinggi ... 81
2. Hasil be l ~ar Bahasa Jerman Siswa yang Memiliki Kemampuan Verbal Rendah . .. . . . .... .. ... ... ... ... ... .... .... .. . .... . .. ... ... .. 82
3. Kemampuan Verbal Siswa untuk Perlakuan Pendekatan - -Pembelaajran Komunikatif ... :::::: ... ::-;::-... 84
4. Kemampuan Verbal Siswa untuk Perlakuan Pendekatan Pembelaj aran Struktura1 ... . ... ... ... ... ... ... ... ... .... 86
5. Hasil Belajar Bahasa Jerman Siswa yang MemiHki Kemampuan Verbal Tinggi untuk Perlakuan Pendekatan Komunikatif . .. ... 88
••
6. Hasil Belajar Bahasa Jerman Siswa yang Memiliki Kemarnpuan
Verbal Rendah untuk Perlakuan Pendekatan Pembelajaran
Komunikatif ...
.90
7. Hasil Belajar Bahasa Jerman Siswa yang Memiliki Kemampuan Verbal Tinggi untuk Perlakuan Pendekatan Pembelajaran Struktural ... 92
8 . -~ H asil Belajar bahasa- Jerman Siswa yang· Memiliki Kemarnpuan Verbal Rendah untuk Perlakuan Pendekatan Pemhelajaran Struktural ... 94
B. Uji Persyaratan Analisis . .. ... ... .... . .. ... ... .. ... ... .. ... ... ... .. 96
1. Uji Nonnalitas ... 96
2:- tJji Homogenitas .. ::.-:: ... 98
C. Pengujian Hipotesis ... 99
13 I. Kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran komunikatif akan memperoleb basil belajar bahasa CJ Jerman yang lebih tinggi daripada kelompok siswa yang diajar
--
--
--
--
!)
dengan menggunakan pendekatan struktural ... 1 0 I 2. Kelompok siswa yang memiliki kernampuan verbal tinggi akan memperoleb basil belajar bahasa. Jerman yang Jebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok siswa yang memilikif)
kemampuan verba} ~ ndah ... H b . . . 102fi
J.
:: =~ =:~7ru:
::. :.~:~.
~ =-~~o :1
D. Pembahasan dan Diskusi HasH Penelitian ... ... I 08
1. _ KeJompok siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan
pembe l~aran komunikatif akan memperoleb basil belajar bahasa ~
Jennan yang lebih tinggi daripada kelompok smva yang di'\iar
~ ~
)dengan menggunakan pendekatan struktural ... 1 08
a
tJN
2. Kelompok siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi akan
memperoleh hasil belajar bahasa Jennan yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan kelompok stswa yang memiliki
kemampuan verbal rendah ···-··'"···-- 113
3. Terdapat interaksi antara penggunaan pendekatan pembelajaran
dan kemampuan verbal dalam mempengaruhi basil belajar bahasa
- - Jennan ... -:-:.-:-: ... ::-.::: ... 116
E. Keterbatasan Penelitian ... t 19
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 125
..,.
A. Simpulan ... ~ . ... 125
B. ImpJikasi ... ! ... 126
_,
-"""'---C. Saran ... :-:-.::-... -:-: ... 131
Ec N ~
DAFTAR PUSTAKA ... 132
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... ~ ... 136
DAFTAR TABEL
Tabel
- ~
~
Hal
1 . Perbedaan Pendekatan Komunikatif dan Pendekatan Struktural . . . ... ... 44
2. Perbedaan Aplikasi Pendekatan Komunikatif dan Pendekatan StrukturaJ - '
dalam Proses Belajar Mengajar ... 57
3. Perbadingan ~ Kemampuan Verbal-Tinggi dan Kemampuan Verbal Rendall :::.. 60
4. Disain Faktorial 2X2 ... ~ ... 67
Q:
5. Kisi~Kisi Tes HasH Belajar Bahasa Jerman ... ~ ... 76
6. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Jerman Siswa yang memiliki
Kemampuan Verbal Tinggi ... , ... 81
7. Distribusi- Frekuensi Hasil Bda]ar Bahasa Jerman Siswa yang memiliki
Kemampuan Verbal Rendah ... ·... ... . .. . ... ... .. . ... ... ... . ... .... .. 83
8. Distribusi Frekuensi Kemampuan Verbal Siswa untuk Perlakuan Pendekatan
Pembelajaran Komunikatif. .. .. .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... 85
9. Distribusi Frekuensi Kemampuan Verbal Siswa un~ _ Perl akuan Pend ek ~ ~
PembelajaranStruktural ... 87
I 0. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Jerman Siswa yang Memiliki
Kemampuan Verbal Tinggi untuk Perlakuan Komunikatif ... 89
11. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Jerman Siswa yang Memiliki
Kemampuan Verbal Rendah
untl.!k
Perlakuan Komunikatif ... 9112. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar BahaSa Jerman Siswa yang Memiliki
Kemampuan Verbal Tinggi untuk Perlakuan Struktural ... 93
13. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Jerman Siswa yang Memiliki
J
Kemampuan Verbal Tinggi untuk Perlakuan Struktura1 ... ;;··· ... 95
14. Hasil Pengujian Nonnalitas Data (Uji Liliefors) ... :::::: ...
::.=::.
97"
15. Hasil Perb.itungan Homogenitas (Uji Barlett) ... ~ ... 98
16. Data Induk Penelitian ... 100
17. Rangkuman Hasil Anal isis V arians ... 100
~~~~
}
[image:13.595.53.492.98.744.2]18. Rangkwnan Hasil Perhitungan (UjiScheffe) ... l06
19. Ringkasan basil Perhitungan Taraf Kesukaran Tes Hasil Belajar Bahasa
Jerman ... -:-... 212
20. Ringkasan Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tes Hasil Belajar Bahasa Jerman ... n . . . 215
21. Perhitungan V aliditas Butir Soal no. 1 ... 21 7 22. Hasil Pemitungan V aliditasl es Hasil Bela jar Bahasa Jerman ...
.-:-.= ...
21823. Analisis 50 Butir Soal ... 222
24. Perhltungan Uji Validitas Hasil Belajar Bahasa Jerman ... 224
25. Perhitungan Uji Reliabilitas Hasil Belajar Bahasa Jerman ... 226
26. Analsis Butir Soal Tas Hasil Belajar Bahasa Jerman Untuk Menentukan Tingk;i:Kesukaran dan D ay~ Beda ... ~ . : ... ::.::-... 228
27. Analisis Butir Soal Tes Hasil Belajar Bahasa Jerman Untuk Menentukan Tingkat Kesukaran dan Day a Beda ... 228
28. Day a Beda dan Tingkat Kesukaran ... 228
..
29. Perhit:!:!ll.san Uji Reliabilitas Hasi1 Belajar Bahasa Jerman (Pendekatan--
--
--Komunikatif dan Pendekatan Struktural) ... 23030. Hasil Pengukuran Kemampuan Verbal Kelompok Eksperimen Pendekatan Komunikatif ... 234
31. Hasil Pengukuran Kemampuan Verbal Kelompok Eksperimen Pendekatan St.nlktural ... ""' ... 228
32. Data Induk Penelitian ... 236
33. Distribusi Frekuensi Data Penelitian ... 237
34. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Verbal Siswa untuk Perlakuan Pendekatan Pembelajaran Komunikatif ... 236
35.
Distribusi
Frekuensi Hasil~ selajar
Bahasa Jerman Siswa yang Memiliki Kemampuan Verbal Tinggi ... 23936. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Jerman Siswa yang memiliki Kemampuan Verbal Rendah ... 240
- - ~---- ..
--.
·---·-····---·- --- ---·----·---.. " ---··----·--· ·-37. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Verbal Siswa untuk Perlakuan Pendekatan Pembelajaran Komunikatif ... 241
38. Distribusi Frekuensi Kemampuan Verbal Siswa untuk Perlakuan Pendekatan
39.
~: .::~.:::ru·~~~;;···~~;~;~···~;;;;:···~::···~~···~~:i;~;
242
; )
Kemampuan Verbal Tinggi untuk Perlakuan Pendekatan Pembelajaran Komunikatif ...
~ -~
... ::-.::-...-:: .~
24340. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Jerman Siswa yang Memiliki Kemampuan Verbal Rendah untuk Perlakuan Pendekatan Komunikatif ... 215
41. Distribusi Frekuensi Hasil belaajr Bahasa Jerman Siswa yang Memiliki Kemampuan. Verbal Tinggi
un~Perl
akuan
Pendekatan Komu.nikatif ... 24442. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Jerman Siswa yang Memiliki Kemampuan Verbal Rendah untuk Perlakuan Pendekatan Pembelajaran Struktural ... 218'
43. Uji Nonnalitas Data Hasil Belajar Bahasa Jerman Siswa yang Memiliki / Kemampuan Verbal Tunggi (Y1)._dengan Perlakuan _P.=.ndekatan Pembelajaran
Komunikatif(X
1) ... 249
44. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Bahasa Jerman untuk Siswa yang Memiliki Kemampuan Verbal Rendah (Y 2) dengan Perlakuan Pendekatan
Pembelajaran Komunikatif (X1) ... 249
45. Uji Nonnhlitas Data Hasil- Belajar Bahasa Jennan untuk Siswa yang Memiliki Kemampuan Verbal Tinggi (Y 1) dengan Perlakuan Pendekatan
Pembelajaran Komunikatif (X2) ... 250
46. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Bahasa Jennan untuk Siswa yang
J
Memiliki Kemampuan Verbal Tinggi (Y 2) dengan Perlakuan PendekatanPembelajaran
Struktural
(X2).: ... ::::-: ...
25047. Uji Nonnalitas Data Hasil Belajar Bahasa Jerman untuk Siswa yang
Memililci Kemampuan Verbal Tinggi (Y 12) dengan Perlakuan Pendekatan Pembelajaran (X
12) ... ... 251
48. Uji NonnaHtas Data Hasil Belajar Bahasa Jerman untuk Siswa yang
Memiliki Kemampuan Verbal Rendah (Y n) dengan Perlakuan Pendekatan
Petnbelajaran (X12) ... 251
49. Uji Nonnalitas Data HasH Belajar Bahasa Jerman untuk Siswa yang ; )
Memiliki Kemampuan Verbal (Y12) dengan Perlakuan Pendekatan
Pembelajaran Komunikatif (XJ) ... 252
50. Uji Normalitas Data Hasil- Belajar Bahasa Jerman untuk Siswa- yang
Merniliki
Kemampuan Verbal(Y
12) dengan Perlakuan PendekatanPembel~aran Struktural (X2) ... 252
51. Ringkasan Statistik Dasar Untuk Data Induk Pene1itian ...
J . JJ .~
...
25152. Ringkasan Statistik Dasar untuk Uji Hornogenetis ... 251
53. Ringkasan- Statistik Dasar
Untuk
Data lnduk Pene 1ttian (X1Y12. X12Y22•xjY
12,X 1zY12) ... ... ... 256
54. Hasil Perhitungan Homogenitas ((X1Y12, X12Y22, X2Y1z, X12Y12) ...
~
.. . . ... 25655. Tabu1asi Jumlah Data Pada Desain ANAYA 2x2 untuk n Tidak Sarna ... 258
..
[image:17.595.51.518.93.738.2]DAFT AR GAM BAR
Gambar
~
~
~ras
NEe(::~
Halr.;,'
~....
he;-"~
-1. Tahapan-Tahapan Pendekatan Komunikatif ... : ... ~ ... ~ ... 36
2. Tahapan-Tahapan Pendekatan Struktural ... 43
3. Histogram Hasil Belajar Bahasa Jerman Siswa yang Memiliki Kemampuan
Verbal Tinggi ... :::::: ... ::.:: ... ::-.::: .. 82
4. Histogram Hasil Belajar Bahasa Jerman Siswa yang Memiliki Kemampuan
Verbal Rendah .... .. . . .... . .. ... ... ... ... ... . ... ... ... ... ... ... 84
j
5.
Hi,stogram Kemamp uan Verbal Siswa untuk Perlakuan Pende.katanPembelajaran Komuniktif ... .... .... . . . .... . . . .... . .. ... .. ... ... . . ... ... .. . . .... ... 86
6. Histogram- Kemampuan Verbal Siswa untuk Perlakukan Pembelajarpn
Struktural ... , ... 88
7. Histogram Hasil Belaj ar Bahasa Jerman S iswa yang Memiliki Kemampuan
j
Verbal Tinggi untuk Perlakuan Pendekatan Pembelajaran Komuniktif .... . ... 90
8. Histogram_
J::!asil
Belajar B ~ _!erman Siswa yan~ ~em iliki Kem amP_~Verbal Rendah untuk Per1akuan Pendekatan Pembelajaran Komuniktif .. ... ... ... 92
9. Histogram Basil Belajar Bahasa Jerman Sjswa yang Memiliki Kemampuan {
Verbal Tinggi untuk Perlakuan Pendekatan PembelajaranStruktural .. . ... .. . ... 94
J
I 0. Histogram Hasil Bel ajar Bahasa Jerman S:iswa yang Memiliki Kemampuan
Verbal Ren<hlh untuk Perlakuan...&ndekatan Pembelajaran Struktural ... H . . . 96
11. Pola Garis Interaksiantara Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Verbal
T erhadap Hasil Bel~ ar Bahasa Jerman .... . . ... ... .. .. .. .. .. . ... ... ... 1 04
> >
-
~ ~--:> -:>
DAFTAR LAMPIRAN
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
•
9 .
..
~
Lampiran
1. Skenario Pembelajaran I Pendekatan Pembe1ajaran Komunikatif (Kelompok
Eksperimen 1) . . . .... .. . . . ... ... ... .... . ... ... .. . .. ... ... .... .. . . . ... .... . . .. 13 2
Hal
Rencana Pengajaran I Pendekatan Pembelajaran Komunikatif (Kelompok
Eksperim; n- 1) ... : : ... -::.-;: ...
=-···
170lnstrumen Tes Hasil Belajar Bahasa Jerman ... 202
Analisis Butir Ujicoba lnstrwnen Tes ... 211
Analisis 50 Butir Soal (40 Siswa) ... 222
Perhitungjl!!_ Uji Validitas Hasil Belajar Bahasa JennaQ. ... 224
Perhitungan Uji Reliabilitas Hasil Belajar Bahasa Jerman ... :::: ... 226
Analsis Butir Soal Tas Hasil Belajar Bahasa Jerman Untuk Menentukan Tingkat Kesukaran dan Day a Beda ... 228
Perhitungan Uji Reliabilitas Hasil Belajar Bahasa Jerman (Pendekatan Komunikatif dan Pendekatan]truJctural) ...
~~ ---· ·--···--···--··--
··----·
· ·· · --··
23010. Hasil Pengukuran Kemampuan Verbal.. ... 234
11. Hasil Pengukuran Kemampuan Verbal ... 235
12. Data Induk Penelitian ... 236
13. Distribusi Frekuensi Data Penelitian ... 237
14. Perhitungan Statistika Dasar7!' ...
~ - ·~ ---···---·--
·- ~ --·--
_,_
239 15. Pengujian Normalitas Data dengan Teknik Liliefors ...~
... 24816. Uji Homogenitas Varians Sampel ... 254
17. Anal isis V arians Dua Jalur dengan Faktorial 2 x 2 ... 256
BABI
£
PENDAHUJ,UAN'JI
~)I~
A. Latar Belakang Masalab ... \ .,
M 3!!~ ia sebagai makhl!!,)<_sosial tidak mungki_n hidup sendiri dalam arti luas
dan selalu memcrlukan bantuan orang lain. Itulah sebabnya manusia scnantiasa hidup
berkelompok, bekeijasama, dan berinteraksi di antara sesamanya. Interaksi
merupakan perwujudan naluri tiap orang untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu
cara meme'iiuhi kebutuhan adalah -beketja sama dan bcrgaul tukar menukar i nformasi
dan pengalaman. Untuk menyatakan isi _gagasan atau batinnya, manusia mutlak
memerlukan alat pengungkapan yang sempuma. Alat itu adalah bahasa.
Saat ini, fungsi bahasa sebagai alat komunikasi scmakin tinggi. Tanpa bahasa
komunikasi tidak akan tetjadi. Bahasa mcrupakan alat utama untuk berkomunikasi
dalam kehidupan manusia, baik secara individual maupun kolektif sosial. Secara
individual, bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan isi gagasan batin kepada
orang lain:-'"Secara kolektif sosial, bahasa merupakan alat berinteralrsi dcngan
sesamanya.
/~
l:
Pada mulanya, setiap bangsa, ras, atau suku memiliki bahasa sendiri. Bangsa, ras, atau suku yang berbeda sangat dimungkinkan memiliki bahasa yang berbedakarena desakan kebutuhan untuk melangsungkan kehidupan dan demi kemajuan
bangsa dan negara atau suku tersebut, digunakanlah bahasa yang dapat dimengerti
2
bahasa lnggris. Untuk berkomunikasi antarsuku di Indonesia digunakan bahasa
Indonesia.
Walaupun setiap negara memiliki bahasanya masing-masing tetapi setiap
bahasa mcmiliki karakteristik yang sama yaitu (Bolinger yang dikutip oleh Suwama
2002) : (I) bahasa adalah milik man usia maksudnya hanya manusia yang dapat
berbahasa karena bahasa merupakan simbol vokal. Dengan kata lain, hanya manusia
yang memiliki potcnsi berbicara; (2) bahasa adalah berpikir dan bertindak Proses
berpikir bab_a ~ a tampak dalam kQ.m_._petensi kebahasaan. _(3) media bahasa adalah bunyi
atau suara; (4) bahasa adalah hierarki; (5) bahasa melekat pada gesture atau body
langua!(e; (6) bahasa adalah arbitrer atau bcrsifat scwenang-wenang dan non-arbitrer;
(7) bahasa adalah vertikal dan horizontal maksudnya vertikel mengacu pada sifat
bahasa yang paradigmatik, seda.rlgfan horizontal mengacu pada sifat sintag.;atik; (8)
bahasa adalah kesamaan struktur; (9) bahasa adalah didengar dan diucapkan; dan ( l 0)
bahasa adalah berubah %.
Bahasa sebagai alat hidup merupakan syarat mutlak bagi kemajuan manusia,
baik lahir maupun batin. Walaupun bahasa mcrupakan alat utama untuk
berkomunikasi dalam kehidupan manusia tetapi bahasa bukanlah hanya alat
komunikasi semata-mata. Menurut Hardjapamekas (2001 :3) bahasa memiliki dua
macam fenomena; fenomena pertama terbagi atas empat bagian yaitu (J) ~ bahasa an
sich sebagai salah satu gejala sosial yang terpenting, alat penghubung antar manusia
..
3
bahasa bukan saja kemampuan berbicara, melainkan juga cara bagaimana
menggunakan bahasa; (3) alat komunikasi tanpa bunyi pun disebut bahasa, yaitu
bahasa isyarat; (4) kemudian dapat pula ditambahkan penggunaan kata bahasa dalam
arti kiasan seperti bahasa alam, berbahasa satu. Fenomena kedua yaitu bahasa sebagai
"kcsatuan tanda bunyi" yang berlaku dalam kelompok manusia tertentu yang
menyatukan sejumlah golongan manusia tertentu menjadi kesatuan bahasa. ~ ~
Kemajuan teknologi pada abad ke-21 ini juga mempengaruhi bahasa sebagai
alat komunikasi. Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi antarbangsa pada saat
ini tidak hanya bahasa Inggris saja tetapi sudah banyak bahasa asing yang digunakan
seperti bahasa Perancis, Jerman, Mandarin, Jcpang, Belanda dan sebagainya. Dengan
semakin pentingnya penguasaan berbagai bahasa agar dapat berkomunikasi dengan
bangsa lainnya dalam menyampaikan kebudayaan serta ilmu pengetahuan dan
teknologi (lptek) mengakibatkan lahimya globalisasi komunikasi. Globalisasi
komunikasi mt sangat dipengaruhi oleh kebutuhan berbahasa untuk
mengkomunikasikan sesuatu yang dimiliki kepada b~sa atau negara lain. Dengan
dernikian semakin jelas bahwa penguasaan bahasa asmg merupakan hal yang
mendesak, selain itu penguasaan bahasa asmg dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan dunia pariwisata. c
J
n ,. cJ
""
cj
Begifu- pula dengan dunia- industri yang mem"butuhkan tenaga fe'Tja yang
berkualitas tidak hanya mempunyai pengetahuan di bida.t',lgnya tetapi harus
.
4
berbahasa asing yang dibutuhkan saat ini tidak hanya bahasa Inggris tetapi bahasa
asing Iainnya. Hal ini akan
me~jadi
nilai tambah bagi tenaga kerja tersebut. Untukmenunjang kemampuan seseorang dalam bcrbahasa asing pad(\ saat ini tidak hanya
melalui kemampuan komunikasi saja tetapi dari suatu sertifikasi atau pengakuan
suatu lembaga yang menyatakan bahwa orang tersebut sudah mampu menggunakan
bahasa tersebut dcngan baik dan benar dengan standar yang sudah ditentukan olch
lembaga tersebut. misalnya untuk bahasa lnggris yaitu Test Of English as a Foreign
Language C[Q_EFL) dan Test Of_E_!!glish for International
Communication
~ ('fO
EIC),
untuk bahasa Jerman yaitu Zertifikat Indonesische Deutsch Studenten (ZJDS) danZentrale Mittelstufen Prilfung (ZMP), untuk bahasa Jepang yaitu Nouryoku Shinken .
Dengan adanya sertifikasi ini, jeJas kemampuan seseorang semakin diakui.
r~~E-0
/UntuK' Elapat meningkatkan -pengetahuan dan .Kualitas sumber daya manusia
(SDM) maka pembelajaran bahasa asing di Indonesia sudah dimasukkan ke dalam
kurikulum nasional. Pembelajaran bahasa asing di Indonesia, antara lain bahasa
lnggris, Jennan, Perancis, Belanda, Arab, Jepang, Mandarin, dan Rusia. Bahasa
Inggris sebagai bahasa asing pertama, diajarkan mulai dari Sekolah Dasar (SD)
sampai tingkat pertama di lembaga-lembaga pendidikan tinggi, bahasa Perancis dan
bahasa Jerman diajarkan di sekolah lanjutan tingkat atas dan lembaga pendidikan
tinggi yang mempunyai jurusan kedua bahasa
asing
fersebut, sedangkaiib ahasa
5
pertama maupun tingkat atas tetapi dapat diberikan pada lembaga-lernbaga
pendidikan yang mcnginginkannya. <-.p,.
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Medan rnerupakan salah satu SMA
yang ada di Medan yang mengajarkan mata pe1ajaran bahasa asing. Mata pclajaran
bahasa asing yang terdapat di SMA Negeri 2 Medan selain bahasa Inggris yaitu
bahasa Perancis, bahasa Jerman dan bahasa Jepang. Untuk mata pelajaran bahasa
Perancis hanya diajarkan pada kelas X, untuk m ata pelajaran bahasa Jerman diajarkan
pada kelas XLdan XII, dan untuk mata pelajaran bahasa Jepang diajarkan pada kelas
Salah satu rnata pelajaran bahasa yang diajarkan di ke1as XI yaitu bahasa
Jerman. Pembelajaran bahasa Jerman di SMA Negeri 2 Medan saat ini masih
mengalami banyak kekurangan, khususnya bagi siswa. Minat dan motivasi siswa
dalam belajar bahasa Jerman sangatlah kurang. Dari hasil interviu dengan beberapa
orang guru bahasa Jerman di SMA Negeri 2 Medan diperoleh infonnasi bahwa siswa
beranggapan lebih penting belajar mata pelajaran yang lain dari pada bahasa ~rm an
atau bahasa asing lainnya. Siswa yang memiliki rninat dan motivasi belajar bahasa
Jerman hanyalah siswa yang nantinya ingin mengambil jurusan bahasa di Perguruan
Tinggi (PT), siswa yang suka belajar bahasa dan siswa yang takut nilainya tidak
bagus di rapo(" padahal minat dan.
mOiivasibelajar
siswamerupakan
salah satUf aktor
penting yang menentukan keberhasilan belajru:. Oleh karena siswa rnemiliki minat
6
minat dan motivasi yang kurang dalam mengajarkan bahasa Jerman sebingga
mempengaruhi hasil belajar s1swa dalam belajar bahasa Jerma, selain itu juga
• mengakibatkan kurangnya minat dan motivasi siswa dalam belajar bahasa Jerman
disebabkan metode yang digunakan guru selama ini.
Selama ini pembelajaran bahasa Jerman yang dilakukan mcnuntut siswa untuk
memahami, menghafal, dan menguasai struktur-struktur atau gramatik bahasa Jerman
saja. Siswa dilatih untuk mcniru pola-pola kalimat yang sudah ada. Siswa diharapkan
hanya mengikuti dan menerima begitu saja apa yang ~ diaj arkan oleh guru.-Selain itu
bahasa Jerman diajarkan dengan mencurahkan perhatian pada lafal kata dan pada
latihan berkali-kali secara intcnsifmembentuk pola-pola kalimat bahasa. Siswa sangat
jarang dilatih menggunakan bahasa Jerman untuk meningkatkan kcmampuan
komunikatif mereka, yaitu kemampuan komunikasi siap pakai dalam situasi nyata
yang aktual dan wajar, padahal kompetensi yang diharapkan diperoleh oleh siswa
setelah belajar bahasa Jerman yaitu siswa dapat berkomunikasi baik secara lisan
maupun tulisan dengan menggunakan ragam bahasa serta pola kalimat yang tepat
-~
sesuai konteks dalam wacana dan atau monolog yang informatif.
( Mata pelajaran bahasa Jerman merupakan mata pelajaran yang
mengembangkan keterampilan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan untuk
memahami dan mengungkapkan iruormasi, pikiran,
perasaan
sertamengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Tujuan pembe1ajaran bahasa Jerman ada1ah
7
berbagai konteks untuk menyampaikan informasi, pikiran dan perasaan, serta
menjalin hubungan sosial dalam bentuk kcgiatan yang beragam, interaktif dan
menyenangkan.
:J
Berdasarkan tujuan tersebut, mal<a setiap siswa diharapkan plampu
menggunakan bahasa Jerman dengan baik dan benar, tidak hanya menguasai
kaidah-kaidah bahasa Jerman tetapi mampu menggunakan bahasa Jerman. Akan tetapi
disebabkan oleh pembelajaran yang tidak bervariasi yang hanya menuntut siswa
untuk menguasai struktur-struktur bahasa Jerman atau ~ m ernbuat pola-pola-kalimat
dalam bahasa Jerman mengakibatkan basil belajar bahasa Jerman yang menurun. ~ ...
Dari hasil interviu dengan beberapa orang guru bahasa Jerman di SMA Negeri
2 Medan diperoleh informasi bahwa selama ini siswa dapat mencapai nilai tinggi
dalam belajar bahasa Jerman, tetapi tidak mampu menggunakan bahasa itu ~ecara
praktis. Apabila siswa diajak berkomunikasi dalam bahasa Jerman maka siswa
mcngalami kesulitan atau hambatan. Siswa selalu merniliki rasa takut atau malu jika
siswa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Jerman. Siswa selalu be!Jlikir
apakah kalimat yang diucapkannya sudah sesuai dengan struktur atau tata bahasa
yang tcpat, atau apakah kalimat yang diucapkannya dapat dimengerti oleh orang yang
mendengarkan, atau apakah kalimat yang diucapkan memiliki rnakna yang benar dan
sebagainya.
Hru
ini bukanlah halyang
diharapkan daritujuan pembelajaranbahasa,
8
Hal ini disebabkan oleh pembclajaran yang selalu menuntut siswa untuk
menguasai struktur/g.-amatik bahasa Jerman saja tanpa melatih siswa untuk
menggunakan bahasa Jerman sebagai alat komunikasi untuk meningkatkan
kemampuan komunikatifuya. Guru juga jarang memberi kesempatan kepada siswa
untuk mempraktekkan bahasa Jerman pada saat proses belajar mengajar, karena siswa
se1alu diajarkan tentang struktur-struktur bahasa Jerman. Apabila siswa sudah dapat
menguasai struktur-struktur bahasa Jerman dan dapat membuat kalimat dengan baik
dan benar maka guru sudah merasa cukup puas dengan basil yang diberikan oleh
siswa. Padahal tujuan pcmbelajaran bahasa yaitu mengembangkan keterampilan
berbahasa siswa (Suwarna, 2002:131 ). l:>
.., I -
-~
!J
Salah satu pendekatan pembclajaran dalam pembclajaran bahasa yang
menekankan bahasa sebagai alat komunikasi yaitu pendekatan komunikatif.
Pendekatan komunikatif merupakan _pendekatan dalam pembelajaran yang
berorientasi pada kemampuan berkomunikasi dalam bahasa kedua, dengan
mengarahkan kegiatan belajar _mengajar efektif dan efisien untuk m ~ nc apai
kemampuan komunikatif (Nurhadi, 1995).
Pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif bukan berarti hanya
untuk meningkatkan kemampuan komunikatif siswa saja tetapi menerapkan kaidah
gramatikal
siia"fu bahasa dalam riiembentuk kalimat-kalimat yang benar
dan
untukmengetahui kapan, di mana, dan kepada siapa kalimat-kalimat itu diucapkan tetapi
9
gramatikal suatu bahasa dalam bentuk pola-pola kalimat, pemakaian ungkapan,
pengucapan yang diulang-ulang, kaidab tata bahasa, karena pada umumnya
•
pembelajaran bahasa asing diawali dengan ket erampilan membaca. Setelah membacadisusul dengan keterampilan menulis, seiring dengan itu siswa membentuk
keterampilan menyimak. Keterampilan berbicara pada umumnya dipcroleh terakhir.
Siswa berani berbicara kalau sudah terampil membaca, menulis, dan menyimak.
Seperti yang dikatakan oleh Richard dan Rodger (dalam Rombepajung, 1988) bahwa
pendekatan kj}munikatif bertujuan- untuk mengembangkan kemarnpuan komunikatif
serta prosedm keempat keternmpilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicar'a,
membaca dan menulis yang mengajui interdependensi atau saling ketergantungan
antara bahasa dan komunikasi. ~
. .:.0 /
Pembelajaran bahasa pada pepdekatan komunikatifberpusat kepada siswa dan
peran guru hanya sebagai motivator, pembim bing kelas dan sebagainya, selain itu,
pendekatan komunikatif didasarkan atas analisis kebutuhan (need analysis atau needs
assesment) siswa yaitu hal-hal y~ng harus dicapai oleh siswa agar siswa dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar. ~~
Ada hal lain yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan hasil belajar bahasa
Jerman yaitu kemampuan guru karena kemampuan guru sangat mendukung
keberhasilan oelajar siswa.
Guru
harus memiliki kemampuan gramatikal dankemampuan komunikatif yang baik serta guru mengetahui bagaimana berkomunikasi
-.. . -··· ····-·-··· ~ - ·~-···~ ... ~,..- .. ..---·~···-···
10
luas dalam berbahasa khususnya keterampilan berkomunikasi dan kemampuan
menyampaikan materi pelajaran sccara komunikatif Selain basil belajar bahasa
Jerman, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar bahasa Jerman
yaitu faktor-faktor yang berasal dari individu itu sendiri, yang dapat dikelompokkan
dalam dua kelompok yaitu faktor dalam dan faktor luar. Hal-hal yang tennasuk faktor
dalam antara lain umur, bakat, kemampuan intelektual, minat, kepribadian, keaktifan
dan lain sebagainya. Selanjutnya yang tergolong faktor luar antara lain yang tercakup
dalam situas2_!!ngkungan kelas all_l\i lingkungan fonnaL dan lingkungan bahasa atau
penutur bahasa asli.
Salah satu kemampuan intelektual yang dipandang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran adalah kemampuan verbal siswa yaitu siswa memiliki kemampuan
untuk menggunakan pikirannya untuk mengolah kata-kata dan dapat mengungkapkan
pikirannya tersebut melalui berbicara, membaca dan menulis. Apabila siswa memiliki
kernampuan verbal yang baik maka siswa akan Iebih berhasil dalarn belajar di bidang
bahasa dan apabila siswa memiliki kemampuan verbal yang baik makf!. akan
tercermin dan termanifestasikan ke dalam kemampuan berbahasanya. Apabila siswa
mampu berbahasa dengan lancar pada tingkat komunikasi interaktif dengan
sesamanya, dapat dikatakan bahwa siswa mempunyai kemampuan verbal yang baik
pula. Dalam berkomunikasi ada dua hal yang dapaC dilakukan yaitu kornunikasi
verbal dan komunikasi non-verbal. Komunikasi verbal dapat dilakukan dengan tatap
•
11
sentuhan, ekspresi wajah, suara dan sebagainya. Apabila siswa memiliki kemampuan
verbal yang baik maka komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal schingga dapat
memberikan makna yang lebih kepad orang yang diajak berkomunikasi. : )
Dalam mempelajari bahasa Jerman terdapat beberapa kesulitan. Hal-hal yang
harus dipelajari oleh siswa dalam belajar bahasa Jerman yaitu struktur bahasa Jerman,
melatalkan kata-kata dalam bahasa Jerman agar terdengar baik dan benar, menulis
kalimat yang sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa Jerman,
menetjemahkan_ kalimat dengan - benar baik dalam- bahasa Jerman dan- bahasa
Indonesia, mampu berbicara dengan menggunakan bahasa Jerman. SeJain itu belajar
bahasa Jerman sangat berbeda dengan belajar bahasa Inggris. Siswa sudah terbiasa
dcngan mendengar kata-kata atau kalimat bahasa Inggris, baik itu dari televisi, radio,
surat kabar, bahkan sudah dipelajari sejak Sekolah Mene1,1gah Pertama (SMP).
Bahasa Jerman merupakan pelajaran yang baru dipelajari siswa pada saat duduk di
kelas XI dan kata-kata atau kalimat yang di olah siswa siswa masih masih sulit untuk
diucapkan. Oleh karena itu, apabi.!.a siswa memiliki kemampuan verbal yqpg baik
maka siswa dapat mengatasi kesulitan dalam belajar bahasa Jerman, hal ini dikatakan
oleh Lwin, dkk., (2005: 13) bahwa seseorang dengan kemampuan verbal yang baik
akan merasa lebih mudah mempelajari pola huruf-bunyi dari kata-kata yang tertulis,
terutarna dalariioahasa-bahasa. _;,.::__ -- u_-..._ ..f""':c. ... .,._-..., ~ ~ _r.., N.C-'
Agar tujuan pembe1ajaran tercapai baik secara efektif dan efisien, maka
kemampuan verbal siswa perlu diperhatikan
aan
dipertimbangkan dalam menentukan12
pendekatan pembelajaran bahasa yang akan digunakan karena ini akan
mernpengaruhi basil bel.:Yar bahasa Jerman. Oleb karena itu, untuk mengetahui
pendekatan pernbelajaran mana yang palin g tepat rnaka perlu dilakukan suatu
penelitian
y,aitll
pengaruh pendekatan pembel aj~ dalam hal ini pendekatanstruktural dan pendekatan komunikatif, dan kemampuan verbal terhadap basil belajar
babasa Jerman siswa SMA Negeri 2 Medan. Dengan pendekatan pembelajaran yang
akan diterapkan ini diharapkan kernampuan siswa baik itu kemampuan komunikatif
dan kemampuc.w gramatikal siswa dapat meningkat.
B. l d_entifikasi MasaJah
Berdasarkan Jatar belakang masalah yang telah diuraikan, maka ada terdapat
beberapa faktqr yang mempengaruhi basil belajar bahasa Jerman, seperti : (1)
Apakah motivasi dan minat siswa mempengaruhi basil belajar hahasa Jerman? (2)
Apakah motivasi dan minat guru dalam mengajar rnempengaruhi basil belajar bahasa
Jerman siswa? (3) Apakah me~de pembelajaran y@g selama ini digunakan
mempengaruhi basil belajar bahasa Jerman? { 4) Apakah ada pengaruh pendekatan
pembelajaran dengan basil belajar bahasa Jerman? (5) Bagaimanakah basil belajar
..
yang dicapai dengan menggunakan pendekatan struk.tural? (6) Bagaimanakah basilbelajar yang dicapai dengan
menggunakan pendekatan komunikatif (7) Apakah
adapengaruh pendekatan kornunikatif dalam meningkatkan basil belajar babasa Jerman?
13
digunakan dengan pendekatan komunikatif dibandingkan dengan pendekatan
struktural? (9) Apakah siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi
akan
memperoleh hasil belaj ar bahasa Jerman yang Iebih tinggi dibandingkan dengan
siswa yang memiliki kemampuan verbal rendah? (10) Bagaimanakah basil belajar
bahasa Jerman siswa yang memiHkj kemampuan verbal tinggi dan rendah j ika
diajarkan dengan pendekatan komunikatif? (1 1) Bagaimanakah basil belajar bahasa
Jerman siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi dan rendah jika diajarkan
dengan pendekatan
struktural?
( 12) ~ S etelah pembelajaran selesai apakah kemampuankomunikatif dan kemampuan gramatikal siswa menjadi meningkat? (13) Apakah ada
pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan verbal terhadap hasil belajar
bahasa Jerman?
tJ/ '\..'""'
~•. ___ ...
0°/ '\..
13 ~ •• -___ ... 0c/ '\.. u
~•.
~__
..,_o '-'//~~~
C. Pembatasan Masalah
Untuk menjelaskan ruang lingkup agar lebih efektif dan efisien. masalah
dalam penelitian ini diberi batasan_yaitu; pendekatan ~m belajaran yang ~ itera pkan
dalam proses pembelajaran adalah pendekatan komunikatif dan pendekatan
struktural, kemampuan verbal siswa yang dikelompokkan menjadi dua yaitu
kemampuan verbal tinggi
dan
kemampuan verbal rendah, serta basil belajar siswakelas XI
semester
ganjil
SMAN 2 Medan pada ma ta - ~ l a jaran bahasaJerman
yang... ,. ···~··--··~ - .·-··-··-~-·-·· -·-·
14
Penelitian ini dilakukan untuk membedakan kecfektifan pendekatan
pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran bahasa Jerman dengan
menggunakan pendekatan komunikatif di kelas XIIPA1 dan pendekatan struktural di kelas XI IPA2. Perbandingan pendekatan pembelajaran ini akan dilihat dari hasil
belajar siswa kelas XI semester ganjiJ di SMAN 2 Medan dalam mata pelajaran
bahasa Jerman. Selain pendekatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
komunikatif dan pendekatan struktural sebagai variabel bebas, diperhitungkan juga
pengaruh
k~atn
puan
verbals is~
sebagai variabel~ mGd
erator.
Kemampuan verbal siswa dikelompokkan menjadi dua, yaitu kemampuan verbal tinggi dan kemampuanverbal rendah yang didasarkan pada skor yang diperoleh siswa melalui tes yang
diberikan. Penelitian ini dibatasi pada tiga variabel, yaitu pendekatan pengajaran
dengan menggunakan
pendek
a~
- komunikatif dan pendekatan struktural sebagai variabel bebas, kemampuan verbal yang dibatasi pada kemampuan verbal tinggi dankemampuan verbal rendah, dan hasil belajar hahasa Jennan kelas XI semester ganjil
SMAN 2 Medan sebagai variabel ~ril<at.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian Jatar belakang masalah, identifikasi masalah dan
15
I. Apakah terdapat perbedaan ha"il belajar bahasa Jerman antara siswa yang diajar
dengan menggm1akan pcndekatan komunikatif dan siswa yang diajar dengan
pendekatan struktural?
g
I (
~i: }
l
'i
: )
2. Apakah terdapat pcrbedaaan hasil belajar bahasa Jerman antara s1swa yang
memiliki kemampuan verbal tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan
verbal rendah? ~ '{ {
$'
3. Apakah tcrdapat interaksi an tara pendekatan pembel~jaran dan kemampuan
verbal te lj}~ ap hasil be1ajar bahl!sa Jerman?
E.
Bcrdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini ada1ah: .,.0
1. Untuk ~ m eng etahui perbedaan hastl belajar bahasa Jerman antara siswa yang diajar
dengan menggm1akan pendekatan komunikatif dan siswa yang diajar dengan
pendekatan struktural. ~
2. Untuk mengetahui perbedaart hasil belaj ar bahasa Jerman antara sis ~ a yang
memiliki k ~ man1p uan verbal tinggi dengan siswa yang merniliki kemampuan
verbal rendah.
3. Untuk rnengetahui interaksi antara pendekatan pernbelajaran dan kemarnpuan
.. ··-· ·-·--·~--~~-- -·-·· .. ~-~ ··--··
16
F. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dalam pcnelitian ini diharapkan dapat bennanfaat secara
teorctis dan praktis.
I
f
~Secara teoretis basil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
l. Untuk - memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna
meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan
pendekatan pembelajaran bahasa. ~ /
\?
c/
2. Sebagai bahan kajian dalaJ!l e,engambilan keputusan bagi praktisi pendidikan
berkaitan dengan proses pembelajaran bahasa Jerman.
3. Sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, pcngelola, pengembang
..
lembaga pendidikan dan peneliti selanjutnya .Secara praktis basil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
l. Memperiuas wawasan guru mcngenai p endekatan pembelajaran bahasa yaitu
pendekatan struktural dan pendekatan kornunikatif dalam pembelajaran bahasa
2. Sebagai bahan informasi bagi guru dalam meningkatkan kuaJitas pembelajaran.
BABV
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
¥)
KesimE.l!!_an yang diperoleJt<!_ari hasil penelit iatLy_~n g telah dilakukan_adalah
sebagai berikut: .. ~-$~,.
1. KeJompok siswa yaQg diajar dcngan menggunakan pendekatan pembelajaran
komunikatif memperoleh basil belajar bahasa Jerman yang lebih tinggi daripada
kelompok s iswa yang diajar
dengan
menggunakan- rendekatan struktu;;l Dari pcrolehan skor rata-rata hasil belajar bahasa Jerman mcnunjukkan bahwapendekatan komunikatif menghasilkan nilai rata-rata yang lebih baik
dibandingkan dengan nilai rata-rata dengan pend eka~ ~ stru ktural. · ~
2. Kelornpok siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi mcmperoleh basil
belaj ar bahasa Jerman yang Jebih tinggi j ika dibandingkan dengan kelompok
siswa yang memiliki kemampuan verbal rendah. Dari perolehan nilai rata-rata
hasil belajar- bahasa Jerman- rnenunjukkan bahwa siswa yang riiemiliki
kemampuan verbal tinggi menghasilkan njJai rata-rata yang lebih baik )
dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa yang memiliki kemampuan verbal
3. Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan verbal
terhadap hasil belaj ar bahasa Jerman. Artinya bahwa interaksi pendekatan ~
pembelajaran dan kemampuan verbal memberikan pengaruh terhadap basil
126
belajar bahasa Jerman secara signifikan. Dari nilai rata-rata siswa yang memiliki
kemampuan verbal tinggi yang diajar dengan pendekatan komunikatif
menunjukkan adanya nerbedaan nilai rata-rata dengan siswa yang memiliki
kemampuan verbal tinggi yang diajar dengan pendekatan
struktural. Artinya
bahwa siswa yang memiliki kemampuan
verbal
tinggi akan memperoleh basilbelajar
bahasa Jerman
yang lebih baikhila
diajar dengan pendekatan komunikatif.Sedangkan nilai rata-rata siswa yang rnem iliki kemampuan verbal
rendah
yangdiajar dengan
--
pendekatan struktural
--
menunjukkan adanya--
perbedaan
nilairata-rata dengan siswa yang memiliki kemampuan
verbal
rendah yang diajar dengankemampuan komunikatif. Artinya
bahwa siswa
yang memiliki kemampuan verbalrendah akan memperoleh basil belajar bahasa Jerman yang Jebih baik hila diajar
dengan pendekatan struktural.
-Ec~
/ tP
.,~~ u~
'$)~ ~
c > c
::.
-
::.B. Implikasi > ;,. ~
Berdasarkan simpulan dari basil penelitian
ini
yang menya tak~ bahwakelompok siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan komunikatif
memiliki basil belajar bahasa Jennan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan struktural. Dengan
demikian, diharapkan agar guru-guru .khususnya guru-guru bahasa - Jennan
mempunyai pengetahuan, pemahaman dan wawasan yang luas dalam memilih dan
..
127
penguasaan pengetahuan, pemahaman dan wawasan tersebut, maka seorang guru
diharapkan mampu merancang suatu disain pembelajaran bahasa Jerman dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang efektif.
g
J (
~
~
I
Dengan melihat kurikulwn 2004 mata pelajaran bahasa Jerman yang memiliki
fungsi yaitu- sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang komunikasi, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni budaya; memi1iki tujuan yaitu agar siswa
berkembang dalam hal pertarna, kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca,
dan menulis
secara
baik.K ed~
-
berbicara
secara_s!_derhana tapi efektifdaJam
berbagai konteks untuk m enyan1paikan infonnasi, pikiran dan perasaan, serta
menjalin hubungan sosial dalam bentuk kegiatan yang beragam, intemktif dan
menyenangkan. Ketiga, menafsirkan isi berbagai bentuk teks tulis pendek sederhana
dan merespon dalam bentuk kegiatan yang beragam, interaktif dan menyenangkan,
Keempat, rnenulis kreatif rneskipun pendek sederhana berbagai bentuk teks untuk
menyampaikan infonnasi mengungkapkan pikiran dan perasaan. KeJima, menghayati
dan menghargai karya sastra. Keenam, kemampuan untuk
ber di~usi
danmenganalisis teks secara kritis, dan memiliki standar kompetensi yaitu berkomunikasi
1isan dan tertulis dengan menggunakan ragam bahasa serta poJa kalimat yang
tepat-sesuai konteks dalam wacana interaksional dan atau monolog yang informatif. Serta
memiliki standar kompetensi bahan kajian yaitu pertama,- mendengarkan
yairu
siswamampu menafsirkan berbagai nuansa makna dalam berbagai teks Jisan dengan
128
rnengungkapkan berbagai nuansa mak:na dalam berbagai teks lisan dengan berbagai
..
variasi tujuan komunikasi dan kontek,s. Ketiga, membaca yaitu siswa mampumemaharni berbagai nuansa makna yang di jumpai dalam berbagai
teks tertu1is
dengan variasi tujuan komunikasi, struktur teks dan ciri-ciri bahasanya. Keempat,
menulis yaitu "Si;'wa mampu mengungkap makna secara tertulis sesuai dengan tujuan
komunikasinya dengan struktur wacana dan fitur-fitur bahasa yang lazim digunakan
daJam budaya bahasa yang digunakan. Se)ain :itu juga rnata pelajaran bahasa Jerman
memiliki
cakupan dan
objekmata
pelajaran bahasaJerman
yang luas maim--
--
--
-dibutuhkan pendekatan pemb ei~aran yang mampu mewujudkan hal-hal di atas. Tidak
saja dapat mewujudkan hal-hal di atas tetapi j uga dapat meningkatkan kemampuan
siswa baik dalam menggunakan bahasa secara tulisan tempi juga secara Jisan. c
j
Dari basil penelitian m-enunjukkan bahwa- - penggunaaan pendekatan
komunikatif memberikan basil be1ajar bahasa Jerman yang lebih tinggi dibandingkan
dengan penggunaan pendekatan strukturaJ. Pendekatan komunikatif memiliki
karakteristik, ciri-dri serta langkalvlangkah dalam mewujudkan dan melaksanakan
hal-hal yang terdapat dalam kurikulum mata pelajaran bahasa Jerman diantaranya
adalah : (1)
hanya
aktivitas-aktivitas yang menunjukkan komunikasi yangsebenarnya/realistis yang mendorong siswa untuk belajar; (2) aktivitas-aktivitas
bahasa yang bertujuan untuk mengerjak:an tugas-tugas yang bermakna mendorong
siswa untuk belajar; (3) materi dari silabus komunikatif dipersiapkan sesudah
•
..
129
daJam pendekatan komunikatif ialah pada siswa dan apa yang dibarapkan dari belajar
bahasa kedua; (5) peran guru ialah sebagai "penyuluh, penganalisis kebutuhan siswa,
dan manajer kelompok"; dan (6) peran materi instruksional dalam pendekatan
komunikatif ialah untuk menunjang komunikasi siswa secara aktif. Sebingga basil
belajar bahasa Jerman akan lebih- memiliki basil yang lebih baik untuk mencapai
kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa dari pada menggunakan
pendekatan struktural.
Selain dalam
hal memilih_
~nde
katan
pem
bel!i~
.
ada
halJain
y_angharus
juga diperhatikan guru dalam meningkatkan
hasil
belajar bahasa Jerman yaitukemampuan verbal siswa. Siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi sangat
tepat diajarkan dengan pendekatan komunikatif, sedangkan siswa yang memiliki
kemampuan verbal rendah
sangat
~ tepat
diajarkan dengan pendekatan struk"i\Ual.Hal
ini dikarenakan siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi memiliki kemampuan
yang baik daJam menyusun pikirannya dengan jelas dan mampu menggunakan
kemampuannya secara kompeten lewat kata-kata. Selain itu siswa yang _memiliki
kemampuan verbal yang tinggi selalu menunjukkan keingintahuan yang tinggi
sehingga siswa tersebut selalu ingin bereksp resi tanpa batas dalam menggunakan
babasa, kosakata yang baik yang dimilikinya
pun
ikut menunjang keingintahuannyada1am
berbahasa.
Selain itu ia- .juga lebih mudah - mengolah infonna8i dan130
Oleh sebab itu pendekatan komunikatif lebih tepat diajarkan pada siswa yang
memiliki kemampuan verbal tinggi dikarenakan pendekatan komunikatif Jebih
menekankan pada beberapa hal seperti: (1) proses belajar mengajar yang lebih hidup
dan menyenangkan; (2) hubungan guru dan siswa lebih sebagai mitra yang
bersama-sama membinguo pengetahuan;
(3)
dalampembel
a~
siswa diberi kesempatanuntuk mengembangkan kernampuannya di dalam berbahasa; dan ( 4) siswa lebih aktif
dalam pembelajaran.
I \
~Siswa yang memiliki
kef!!.~puan
verbal ren!!aJ! memiliki kesulitan. dalambelajar
babasa
dikarenakan siswa tersebut sulit dalam mengungkapkan sesuatu lewatkata-kata. Ia juga sulit untuk mengungkapkan sesuatu yang ada di dalam pikirannya,
mengungkapkan keingintahuannya dan mengungkapkan pendapatnya .Jewat kata-kata
dikarenakan - perbendaharaan kosakata yang dnnilikinya sehingga dalam
menyampaikan sesuatu lewat kata-kata mengalami kesulitan. Keingintahuannya yang
rendah juga sulit menunjang siswa tersebut dalam berekspresi dirinya lewat bahasa.
Siswa yang memiliki kernampuan verbal rendah cenderung Iebih suka
~eneri
ma
segala sesuatunya dari guru, siswa tersebut lebih bersifat pasif dikarenakan
takut
melalrukan kesalahan daJam belajar. Siswa tersebut juga suJit untuk mengolah
infonnasi dan mengemukakan ide yang ada dibenaknya.
c) \;..
c)
Oleh sehab itu pendekatan-struktural lebih tepat diajarkan pada siswa
yang
memiliki kemampuan verbal rendah dikarenakan pendekatan struktural lebih
131
guru dan siswa sebagai pendengar dan melakukan apa yang diajarkan oleh guru; (2)
siswa relatif kurang aktif dalam proses pembelajaran. Selalu menunggu apa yang
diajarkan oleh guru; (3) dalam pembelajaran siswa hanya dituntut untuk rnenghafal,
mengingat, mendengar apa yang diajarkan oleh guru. . ~ _ -~ r /
~
C.Sa ra ~
-Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dikemukakan sebelumny~
maka disarank!D_
beberapa hal be ~ni :1. Untuk dapat meningkatkan basil belajar bahasa Jerman diharapkan guru dapat
menggunakan atau memilih pendekatan pembelajaran yang tepat dengan tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan, kondisi dan karakteristik siswa.
Pendekatan }>embelajaran yang - dapat dipilih antaii lain adalah pendekatan
komunikatif.
#'~\,/~
'~\(l'
"~\(~
"~\
2. Hal lain yang juga harus diperhatikan selain pendekatan pembelajaran adalah ... J
karakteristik siswa yaitu kemampuan verbal siswa. Apabila guru mengetahui
kemampuan verbal dari siswanya maka guru akan dengan mudah merancang
proses belajar mengajarnya, apakah itu pendekatan pembelajaran, materinya dan }
sebagainya. Siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi cenderung lebih baik
diajarkan dengan pendekatan komunikatif sedangkan siswa yang memiliki
kemampuan verbal rendah cenderung lebih baik diajarkan dengan pendekatan
..
132
DAFT AR PUSTAKA
Aiken, L R. (1997). Psychological Testing And Assessment Ninth Edition .
Pepperdine University : Allyn and Bacon
Anastasi, A. dan Urbani, S. (1998). Tes Psilwlogi Psychological Testing 7e. Jakarta :
Prenhallindo
Anderson, O':"W., dan
Krathwohl:-D.
R. (2001). Taxonomy For Learning Teaching,and Assessing. A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objeklive.
) New York : Addison wesley Longman, Inc.
Arief, S. S., Rahardjo R., Haryono A., d an Rahardjito. (2003). Media Pendidikan
Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatanrrya. Jakarta : RajaGrafindo .
Persada
Adi, W. G. (2004). Genius Learning Strategy Petunjuk Praklis Untuk Menerapkan
Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Azwar S. (2004). Penganatar Psilwlogi lnteligensi. Yogyakarta: Pustaka Be)ajar
g}
Arik:unto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi
Aksara
-Buthcher, C. A, dan K unig, C. R. (1974). Method and Materials for Secondary
Psycal Education. St. Louis : The CV. Moosby Company
Bambang K. P. (1993). PELLBA 6 Ana/isis Wacana Pembelajaran Bahasa. Jakarta :
Kanis ius
Brown, 0 . H. (2000). Principles of Language Learning and Teaching. Fourt Edition.
New York: Addison Wesley Longman, Inc.
---- -- --- (2001). Teaching by Principles An Interactive Approach to Language
Pedagogy. Second Edition. New York : Addison Wesley Longman, Inc.
Chaedar, A. dan Yahya S. (I991 ). ~ K uliah Dasar-dasar- Teori Linguistik. Bandung :
Tunas
Putra
Chauhman, S. S. (1996). Advanced Educational Psychology Sixth Revised Edition.
New Delhi : Vikas Publishing House P: r"LlD _ c
J \"
0
-~~
-, · ·•E.o _ c
0
J
..
133
Campbe11, L., Campbell B. dan Dickinson D. (2006). Metode Praktis Pembelajaran
Berbasis Multiple lnttegences. Depok: Intuisi Press
Gagne, R. M. (1977). The Conditioning of Learning. Third Edition.
New
York :Holt,
Rinehart and Winston.
Gagne, R. M., dan Briggs, L. J. (1979). Principles of Instructional Design. Second
Edition. New York : Holt,
Rinehart andWinston.
Gardner, H. (1983). Frames of Mind The Theory of Multiple Intelligences.
Basic Books, A Division of HarperCollins Publishers, Inc.
Gage, N. L. dan Berliner, D. C. (1984). Educational Psychology Third Edition.
Boston : Houghton
Mifflin
CompanyHardjap arne!~·
R. S. (200 I).
Bu~!?E Rampai KebahaBJg_n. Bandung : Mandat MajuKi Fudyartanta. (2004 ). Tes Bakat Dan Perskalaan Kecerdasan. Y ogyakarta
Pustaka Belajar
Littlejohn, S. W. (1999). Theories of Human Communication Sixth Editon. New
Mexico : Wadsworth Publishing Company
Lwin, M., Adam K., Kenneth
C. -dan Caroline S. (2005).
How To MuTr}jPy Your Child's Intelligence Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan1
Indeks Petunjuk Praktis Bagi Guru Masyarakat Umum, dan Orang Tua. Jakarta :Mangal, S. K. (2002). Advanced Educational Psychology Second Edition. New Delhi
: Prentice-Hall of India Private Limited