• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bimbingan Teknis Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bimbingan Teknis Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR

BAHAN BIMBINGAN TEKNIS

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

(2)

Daftar isi

Daftar Isi ... ... ...i

Bagian I : PENDAHULUAN ... 1

A. Pengantar ...1

B. Tujuan ...1

C. Ruang lingkup ...1

D. Skenario ...2

BAGIAN II MATERI ...4.

1. Pendataan calon peserta didik ... 5.

2. Penerimaan calon peserta didik baru ...6.

3. Pengenalan sekolah ...7.

4. Pengelompokan peserta didik ...7.

5. Pembinaan disiplin peserta didik ...9

6. Penyelenggaraan layanan khusus ...10

DAFTAR PUSTAKA ...14

Bagian III : Tugas ...21

Bagian IV : Contoh Format kelengkapan pembukuan/administrasi ...23

(3)

A. PENGANTAR

Manajemen peserta didik merupakan bagian yang sangat penting dari komponen MBS, selain manajemen kurikulum dan pembelajaran, sarana prasarana, pembiayaan/keuangan, pendidik dan tenaga kependidikan, hubungan sekolah dengan masyarakat, dan budaya dan lingkungan sekolah. Peserta didik menjadi subyek didik dari keseluruhan komponen atau substansi MBS, sehingga perlu dilakukan upaya dan pengaturan yang efektif dan efisien, mulai dari merencanakan, mengorganisasi, melaksanakaan, mengevaluasi/ mengawasi. Agar manajemen dapat dilaksanakan secara lengkap dengan keterlaksanaan yang baik perlu dukungan berbagai buku seperti buku leger, buku nilai peserta didik, buku mutasi, dan sebagainya.

B. TUJUAN

Setelah mempelajari bahan bimbingan teknis ini, diharapkan peserta dapat memahami dan melaksanakan:

1. Pendataan calon peserta didik (PD); 2. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB); 3. Pengenalan/orientasi sekolah;

4. Pengelomppokan peserta didik; 5. Pembinaan disiplin peserta didik; dan 6. Penyelenggaraan layanan khusus.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pembahasan ini meliputi : 1. Pendataan calon peserta didik (PD); 2. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB); 3. Pengenalan/orientasi sekolah;

4. Pengelompokan peserta didik; 5. Pembinaan disiplin peserta didik; 6. Penyelenggaraan layanan khusus.

A. Konsep Dasar

BAGIAN II

(4)

Manajemen peserta didik berbasis sekolah adalah pengaturan peserta didik yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisir, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan peserta didik di sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis sekolah.

Peserta didik yang dimaksud sebagaimana disebut dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa: “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu”.

Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan peserta didik dalam proses pembelajaran di sekolah untuk pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan yang optimal. Manajemen peserta didik juga mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik dari mulai masuk sekolah sampai lulus sekolah. Pengaturan kegiatan peserta didik tersebut diarahkan pada peningkatan mutu kegiatan pembelajaran baik intra maupun ekstrakurikuler, sehingga memberikan konstribusi bagi pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah serta tujuan pendidikan secara keseluruhan. Dengan demikian administrasi peserta didik di sekolah dasar dapat tertib dan teratur sehingga mendukung tercapainya tujuan sekolah. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, sedikitnya memiliki 3 (tiga) tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu; penerimaan peserta didik baru, kegiatan kemajuan belajar, serta pembinaan/bimbingan pengembangan minat dan bakat.

Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik individu, sosial, aspirasi, kebutuhan dan potensii lainnya. Penyelenggaraan manajemen peserta didik dilaksanakan berdasarkan beberapa prinsip:

 manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah;

 segala bentuk manajemen peserta didik harus ditujukan untuk mengemban misi pendidikan dalam rangka mendidik peserta didik;

 kegiatan manajemen peserta didik harus diupayakan untuk mempersatukan peserta didik yang mempunyai berbagai ragam latar belakang dan perbedaan;

 kegiatan peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik.

 kegiatan manajemen peserta didik harus mendorong dan memacu kemandirian peserta didik;

 manajemen peserta didik harus fungsional bagi kehidupan peserta didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah, terlebih di masa yang akan datang; dan

 penyelenggaraan manajamen pesera didik mengakui karakteristik peserta didik, antara lain intelektual, minat, bakat, kebutuhan pribadi, pengalaman, dan keadaan fisik.

B. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan manajemen peserta didik berbasis sekolah meliputi:

1. Pendataan Calon Peserta Didik

(5)

daerah jangkauan sekolah. Dengan data yang akurat, calon peserta didik di sekolah dasar, maka dapat diproyeksikan dengan tepat berapa jumlah calon peserta didik pada tahun tertentu.

Teknik yang digunakan antara lain: analisis kohort, atau dengan pencatatan periodik, buku daftar siswa tiap tahun, dan perkembangan anak usia pra sekolah di daerah tertentu. Kegiatan pendataan sekolah dapat dilakukan bekerjasama dengan instansi lain, misalnya Badan Pusat Statisik, Komite sekolah, Dewan Pendidikan, dan Petugas Pendataan Penduduk di daerah.

Yang dilakukan sekolah meliputi:

 mengadakan pendataan calon siswa minimal 5 tahun yang akan datang;

 melaporkan jumlah dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan yang ada saat ini;

 mengusulkan jumlah dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan saat ini sampai dengan

lima tahun yang akan datang.

Dengan demikian, pemerintah daerah kabupaten/kota dapat mengakumulasi data-data dari SD yang ada di wilayahnya untuk dijadikan bahan perencanaan atau rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan pada tahun sekarang sampai dengan lima tahun yang akan datang.

2. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)

Tujuan PPDB adalah memberikan layanan bagi anak usia sekolah/lulusan untuk memasuki satuan pendidikan yang lebih tinggi secara tertib, terarah, dan berkualitas. Prinsip PPDB meliputi:

a. semua anak usia sekolah memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan pada satuan pendidikan yang lebih tinggi.

b. tidak ada penolakan PPDB bagi yang memenuhi syarat, kecuali jika daya tampung di sekolah yang bersangkutan tidak mencukupi dan ketentuan waktu proses PPDB telah berakhir;

c. sejak awal pendaftaran calon peserta didik dapat menentukan pilihannya, ke sekolah negeri atau ke sekolah swasta.

Asas PPDB terdiri atas:

a. objektif, artinya bahwa PPDB baik peserta didik baru maupun pindahan harus memenuhii ketentuan umum yang telah ditetapkan;

b. transparan, artinya PPDB bersifat terbuka dan dapat diketahui oleh masyarakat termasuk orang tua peserta didik, untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi; c. akuntabel, artinya PPDB dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat baik prosedur

maupun hasilnya;

d. tidak diskriminatif, artinya PPDB tidak membedakan suku, agama, dan golongan;

e. kompetitif, artinya PPDB dilakukan melalui seleksi berdasarkan kompetensi yang disyaratkan oleh satuan pendidikan tertentu.

(6)

size, dimana jumah peserta didik antara 24-26 orang dalam satu ruangan (Elsbree, Mc-Nally, and Wynn, 1967). Hal ini didasarkan pada layanan yang diberikan oleh guru di dalam kelas.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan dinyatakan bahwa,Sekolah Dasar menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan operasionall mengenai proses penerimaan peserta didik yang meliputi:

a. Kriteria calon peserta didik: Peserta didik SD berusia sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun, pengecualian terhadap usia peserta didik yang kurang dari 6 (enam) tahun dilakukan atas dasar rekomendasi tertulis dari pihak yang berkompeten, seperti konselor sekolah maupun psikolog. Ada 3 macam kriteria penerimaan peserta didik baru, yaitu pertama, kriteria acuan patokan (standard criterian reference), yaitu penerimaan peserta didik baru berdasarkan patokan yang telah ditentukan sekolah. Kriteria yang telah disusun didasarkan atas landasan yuridis, kultural, psikologis, dan sosial. Konsekuensi dari sistem ini antara lain semua calon peserta didik baru yang memenuhi syarat harus diterima, berapapun jumlahnya. Sebaliknya calon peserta didik baru yang tidak memenuhi standar yang ditentukan, maka tidak diterima, siapapun dan berapapun jumlahnya. Hal ini kurang dapat disesuaikan dengan daya tampung yang ada. Kedua, kriteria acuan norma (norm criterian reference), yaitu penerimaan peserta didik didasarkan keseluruhan prestasi calon peserta didik yang mengikuti seleksi. Jumlah peserta didik yang diterima sesuai dengan pagu yang telah ditentukan sebelumnya. Ketiga, berdasarkan daya tampung sekolah. Sekolah terlebih dahulu menentukan daya tampung atau jumlah peserta didik yang akan diterima. Ketika sudah ada pendaftar, kemudian diranking dari atas ke bawah sampai dengan jumlah daya tampung terpenuhi, berdasarkan sistem seleksi yang sudah ditentukan.

b. Penerimaan peserta didik sekolah dilakukan: (1) secara obyektif, transparan, dan akuntabell sebagaimana tertuang dalam aturan sekolah; (2) tanpa diskriminasi atas dasar pertimbangan; gender, agama, etnis, status sosial, ataupun kemampuan ekonomi, bagi SD penerima subsidii dari Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah Daerah; dan (3) sesuai dengan daya tampung sekolah/madrasah. Ada 2 (dua) macam sistem penerimaan peserta didik baru yaitu, promosi dan seleksi. Sistem promosi dimaksudkan bahwa penerimaan peserta didik baru dilakukan tanpa seleksi.Semua yang mendaftar di suatu sekolah langsung diterima. Ini bisa dilakukan jika jumlah pendaftar tidak melebihi jatah atau daya tampung yang telah ditentukan. Sistem kedua yaitu dengan seleksi, bisa dilakukan melalui tiga cara yaitu: (1) seleksi berdasarkan usia, (2) seleksi berdasarkan domisili (tempat tinggal) peserta didik merupakan warga di sekitar lingkungan sekolah, dan (3) seleksi berdasarkan potensi, yang meliputi pengenalan huruf, pengenalan angka, perfomance, dan motorik.

c. Prosedur penerimaan peserta didik baru bisa mengikuti langkah berikut. 1) pembentukan panitia;

2) rapat penentuan peserta didik baru (persyaratan, daya tampung, jumlah calon yang diterima, kriteria penerimaan, dan sistem seleksi);

3) pembuatan, pemasangan dan pengiriman pengumuman; 4) pendaftaran;

(7)

7) pengumuman peserta didik baru yang diterima;

8) registrasi/daftar ulang bagi peserta didik yang diterima.

3. Pengenalan Sekolah

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan dinyatakan bahwa orientasi bagi peserta didik baru bersifat akademik dan pengenalan lingkungan tanpa kekerasan dengan pengawasan guru.

4. Pengelompokan Peserta Didik

Pengelompokan disebut pula grouping atau classification (klasifikasi). Pengelompokan peserta didik didasarkan asumsi bahwa: pertama, peserta didik memiliki sejumlah kesamaan sekaligus memiliki sejumlah perbedaan satu dengan lainnya. Kedua, perkembangan atau kematangan peserta didik satu dengan lainnya bisa berbeda. Agar kematangan yang lebih dulu tidak menunggu kematangan yang lamba atau sebaliknya, maka peserta didik perlu dikelompokkan berdasarkan tingkat kematangannya. Ketiga, memudahkan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki karakteristik tertentu yang hampir sama, misalnya kemampuan. Keempat, dengan pengelompokan tertentu, peserta didik lebih mudah dikenali, dan lebih mudah memberikan pelayanan secara individual yang optimal .

Jenis-jenis pengelompokan peserta didik antara lain:

a. Ability Grouping

Ability grouping adalah pengelompokan yang didasarkan pada kemampuan peserta didik dalam setting sekolah. Peserta didik di sekolah dikelompokkan berdasarkan kemampuannya, dimana peserta didik yang pandai dikelompokkan bersama peserta didik yang pandai pula, dan sebaliknya yang kurang pandai dikelompokkan bersama dengan yang kurang pandai dalam setting sekolah.

b. Sub Grouping With In The Class

Sub grouping with in the class yaitu, pengelompokan berdasarkan kemampuan peserta didik dalam setting kelas. Peserta didik pada tiap-tiap kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil berdasarkan karakteristik individu. Dalam hal ini memungkinkan seorang peserta didik masuk ke dalam lebih dari satu kelompok. Macam-macam sub grouping with in the class antara lain:

1) Interest grouping, yaitu pengelompokan berdasarkan minat peserta didik. Peserta didik yang berminat pada kegiatan tertentu atau pokok bahasan tertentu membentuk kelompok yang sama.

2) Special need grouping, adalah pengelompokan berdasarkan kebutuhan khusus peserta didik, misalnya ketrampilan khusus.

3) Team grouping, yakni pengelompokan yang dibentuk karena dua atau lebih peserta didik ingin bekerjasama atau belajar bersama untuk memecahkan masalah khusus.

(8)

5) Research grouping, adalah pengelompokan peserta didik yang terdiri atas dua atau lebih anggota dalam rangka menemukan sesuatu dan melaporkan di depan kelas. Sistem kerja dalam penelitian bervariasi satu kelompok dengan lainnya sesuai kesepakatan kelompok.

6) Full class grouping, yakni pengelompokan dalam kelas yang dimana mereka ingin mempelajari atau memperoleh pengalaman yang sama tiap kelompok, misalnya berlatih drama, tari, musik, atau lainnya.

7) Combined class grouping, dimana beberapa kelas dikelompokkan menjadi satu dalam rangka memperoleh pengalaman atau kegiatan yang sama, misalnya menonton film pendidikan, slide, TV, atau media audio visual lainnya.

8) Friendship grouping, adalah pengelompokan peserta didik berdasarkan pertemanan/keakraban mereka. Dalam hal ini yang menentukan pemimpin dan anggota kelompok adalah peserta didik sendiri berdasarkan keakraban mereka dengan asumsi bahwa dengan keakraban mereka memperoleh hasil yang lebih baik dalam kelompoknya dan lebih menyenangkan dalam bekerjasama.

9) Achievement grouping, yaitu pengelompokan berdasarkan kemampuan atas prestasi peserta didik.

10) Aptitude grouping, yakni pengelompokan berdasarkan minat dan bakat peserta didik.

11) Attention or interest grouping, adalah pengelompokan berdasarkan minat atau perhatian mereka terhadap tema atau kegiatan tertentu.

12) Intelegent grouping, adalah pengelompokan berdasarkan hasil tes kecerdasan atau intelegensi peserta didik.

5. Pembinaan Disiplin Peserta Didik

Disiplin peserta didik yaitu keadaan tertib dan teratur serta tidak adanya pelanggaran peserta didik di sekolah. Untuk menegakkan disiplin peserta didik di sekolah diperlukan deskripsi hak dan kewajiban peserta didik. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan hak dan kewajiban peserta didik. Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak: (1) mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama; (2) mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya; (3) mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya; (4) mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya; (5) pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara; dan (6) menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.

(9)

penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk menegakkan disiplin peserta didik sekolah bisa mengatur dengan membuat kode etik peserta didik, yang mengatur tingkah laku peserta didik di lingkungan sekolah. Berupa rumusan baik-buruk, boleh-tidak boleh, terpuji-tidak terpuji, yang harus dipedomani peserta didik di sekolah. Langkah-langkah menyusun kode etik:

a. rapat bersama peserta didik, orang tua, komite sekolah dan stakeholders lainnya;

b. memberi kesempatan mereka menyusun kode etik dengan memberikan bahan pertimbangan berupa: tata cara penyusunan kode etik, sanksi bagi pelanggar, isi yang terkandung dalam kode etik, dan kode etik yang pernah disusun sebelumnya;

c. memberi masukan kode etik yang telah disusun;

d. memberti kesempatan kepada tim penyusun kode etik untuk merumuskan kode etik peserta didik;

e. kode etik diusulkan kepada kepala sekolah untuk mendapat pengesahan berupa surat keputusan;

f. kode etik disosialiasikan kepada peserta didik, oang tua, dan komite sekolah.

Kode etik peserta didik berisi tentang:

a. pertimbangan tentang pentingnya dirumuskannya kode etik;

b. standar tingkah laku yang layak dilakukan peserta didik, baik ketika berada di lingkungan sekolah, dalam keluarga, dan di masyarakat;

c. batasan kapan peserta didik harus sudah tiba di sekolah dan kapan sampai di rumah seusai sekolah;

d. pakaian yang dikenakan utamanya untuk di sekolah; e. tugas dan kewajiban peserta didik di sekolah;

f. tata pergaulan/hubungan antara peserta didik dengan pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua, komite sekolah, dan tamu sekolah;

g. perilaku peserta didik dalam bergaul dengan sesama peserta didik.

6. Penyelenggaraan Layanan Khusus

(10)

Dengan demikian layanan khusus di sekolah penyelengaraannya melalui 4 tahap kegiatan yaitu perencanaan, pengorganiasian, pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi. Keempat kegiatan tersebut berupa siklus kegiatan, dimana kegiatan terakhir bisa digunakan sebagai input bagi kegiatan pertama pada siklus berikutnya.

Macam-macam layanan khusus yang dapat diselenggarakan sekolah meliputi: a. Bimbingan konseling;

b. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS); c. Perpustakaan;

d. Laboratorium; e. Koperasi sekolah; f. Kafetaria sekolah; g. Ekstrakurikuler; h. Asrama;

i. Transportasi sekolah.

j. Pengaturan dan persiapan lomba bagi peserta didik

k. Pengaturan 7K (keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kesehatan dan kerindangan)

Orientasi kegiatan layanan khusus di sekolah meliputi:

a. Pembinaan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

1. Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing-masing;

2. Memperingati hari-hari besar agama;

3. Melaksanakan perbuatan amaliah sesuai dengan norma agama;

4. Membina toleransi kehidupan antar umat beragama;

(11)

b. Pembinaan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

1. Melaksanakan upacara bendera pada setiap hari Senin dan Sabtu, serta hari-hari besar Nasional;

2. Melaksanakan bakti sosial; 3. Mengadakan lomba karya tulis;

4. Melaksanakan pertukaran siswa antarpropinsi;

5. Menghayati dan mampu menyanyikan lagu-lagu Nasional.

c. Pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara

1. Melaksanakan tata tertib sekolah; 2. Melaksanakan baris-berbaris;

3. Mempelajari dan menghayati sejarah perjuangan bangsa;

4. Melaksanakan wisata siswa, pencinta alam, kelestarian alam dan lingkungan; 5. Mempelajari dan menghayati semangat perjuangan para pahlawan bangsa.

d. Pembinaan Kepribadian dan Budi Pekerti Luhur

1. Melaksanakan tata krama pergaulan;

2. Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran rela berkorban dengan jalan melaksanakan perbuatan amal untuk meringankan beban dan penderitaan orang lain;

3. Meningkatkan sikap hormat siswa terhadap orang tua, guru, dan sesama siswa di lingkungan masyarakat.

e. Pembinaan Berorganisasi, Pendidikan Politik, dan Kepemimpian

1. Memantapkan dan mengembangkan peran siswa di dalam OSIS sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing;

2. Membentuk kelompok belajar berdasarkan keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, dan kerindangan;

3. melaksanakan latihan kepemimpinan siswa; 4. Mengadakan forum diskusi ilmiah;

5. Mengadakan media komunikasi OSIS (buletin, majalah dinding, dsb.); 6. Mengorganisasikan suatu pementasan seni atau basar.

f. Pembinaan keterampilan dan kewirausahaan

1. meningkatkan keterampilan dalam menciptakan suatu barang tidak berguna menjadi berguna;

2. meningkatkan keterampilan di bidang teknik, elektronik, pertanian, dan peternakan; 3. meningkatkan usaha-usaha keterampilan tangan;

4. meningkatkan usaha-usaha keterampilan tangan;

5. meningkatkan usaha Koperasi Sekolah dan Unit Produksi; dan

6. Melaksanakan Praktik Kerja Nyata (PKN) atau Pengalaman Kerja Lapangan (PKL).

g. Pembinaan Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi

1. Meningkatkan kesadaran hidup sehat d lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat; 2. Melaksanakan usaha kesehatan sekolah;

3. Melaksanakan keindahan sekolah, penghijauan, dan kebersihan sekolah; 4. Menyelenggarakan kantin sehat;

5. meningkatkan kesehatan mental;

6. Melaksanakan pencegahan penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, minuman keras, dan merokok;

7. Melaksanakan senam pagi, dan olahraga lainnya;

8. Menyelenggarakan lomba berbagai macam olah raga; dan 9. Mengembangkan motto: ”rekreasi dan kreatif”.

h. Pembinaaan Persepsi, Apresiasi, dan Kreasi Seni

1. Mengembangkan wawasan dan keterampilan siswa di bidang seni suara, seni tari, seni kerajinan, drama/sastra, musik, dan fotografi;

2. Menyelenggarakan sanggar berbagai seni; 3. Meningkatkan daya cipta seni; dan

(12)

7. Kegiatan Wawasan Wiyatamandala

Wawasan wiyatamandala pada hakikatnya merupakan suatu sikap pandang dan kesadaran serta tanggung jawab terhadap lingkungan pendidikan yang fungsinya sebagai tempat kegiatan proses belajar mengajar dan tidak untuk kegiatan lain yang tidak mendukung pendidikan. Unsur-unsur Wawasan wiyatamandala sebagai berikut.

a. Sekolah sebagai lingkungan pendidikan;

b. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas penyelenggaraan pendidikan di lingkungan sekolahnya;

c. Guru dan orang tua siswa yang saling pengertian dan kerja sama yang erat untuk mengemban tugas pendidikan;

d. Warga sekolah, baik dalam maupun luar lingkungan sekolah harus menjunjung tinggi martabat dan citra guru;

e. Masyarakat sekitar yang harus mendukung kerukunan antarwarga sekolah.

8. Kelulusan dan Alumni

a. Meningkatkan hasil penilaian individual yang bersifat otentik; b. Meningkatkan hasil ujian sekolah;

c. Meningkatkan hasil ujian yang bersifat nasional; d. Mendokumentasikan hasil-hasil ujian;

e. Membuat statistik hasil-hasil ujian;

f. Mendokumentasikan daya serap kurikulum; g. Mendokumentasikan fotocopy ijazah;

h. Memberikan layanan konsultasi untuk membantu alumni dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara dan atau perlakuan yang perlu dilaksanakan setelah selesai menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar;

i. Memberikan layanan mediasi untuk membantu alumni dalam menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan dengan pihak lain untuk melanjutkan pendidikan setelah lulus dari sekolah dasar; dan

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Gorton, R. A. and Schnelder, G. T. 1991.School Based Leadership: Challenges and Opportunities (Third Edition). New York: WCB Publisher.

Imron, A. 1985. Manajemen Peserta Didik di Sekolah. Malang: IKIP Malang. Katz, J., et.al. Tanpa tahun.Service of Student. San Fransisco: Jossy-Bass, Inc.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Soetopo, H. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah dan Kurikulum Berbasis Kompetensi.Malang: FIP Universitas.

Stoop, E. et.al. 1981. Handbook of Educational Administration: A Guide for the Practitioner (Second Edition). Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Tim Direktorat Pembinaan TK dan SD. 2006.Bahan Belajar Direktorat Pembinaan TK-SD. Jakarta: Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Tim Nasional Implementasi KTSP. 2007. Panduan Implementasi Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan StandarNasional Pendidikan.

Tim Pakar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang. 2003. Manajemen Pendidikan.

Malang: Universitas Negeri Malang.

Tim Pakar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang. 2004. Perspektif Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah. Malang: Universitas Negeri Malang.

(14)
(15)

TUGAS 1

Buatlah rencana pendataan calon peserta didik di sekolah Bapak/Ibu!

TUGAS 2

Buatlah perencanaan/prosedur baku penerimaan peserta didik baru dengan memperhatikan daya tampung dan besarnya kelas (class size); menetapkan petunjuk teknis yang meliputi: kriteria calon peserta didik; penerapan sistem yang objektif transparan dan akuntabel.

TUGAS 3

Buatlah program kegiatan pengenalan peserta didik baru terhadap lingkungan sekolah, yang bersifat akademik dan terdeteksinya karakteristik peserta didik, antara lain: minat, bakat ,kemampuan, dan kekhasan lain dari peserta didik!

TUGAS 4

Buatkan rencana pengelompokan peserta didik berdasarkan individu yang memiliki kesamaan dan perbedaan, perkembangan, kematangan dan karakteristik lainnya, untuk memudahkan pelayanan optimal bagi peserta didik!

TUGAS 5

Rencanakan program untuk pengembangan dan pembinaan karakter peserta didik di sekolah!

TUGAS 6

1. Rencanakan penyusunan kode etik peserta didik di sekolah Bapak/Ibu! 2. Susunlah kode etik peserta didik dan sangsi bagi pelanggarnya!

TUGAS 7

Rencanakan pengembangan kegiatan layanan khusus di sekolah Bapak/Ibu sehingga tercermin pembinaan dan pengembangan diri peserta didik sesuai dengan karakteristik mereka, antara lain dalam bidang kesenian, olah raga, ketrampilan, dan keagamaan!

BAGIAN III

(16)

TUGAS 8

(17)

LAMPIRAN

CONTOH FORMAT KELENGKAPAN PEMBUKUAN MANAJEMEN PESERTA

DIDIK

FORMAT A

1. Jumlah siswa menurut kelas, asal dan jenis kelamin 2. Jumlah siswa menurut usia, kelas, dan jenis kelamin 3. Rekapitulasi bulanan absensi siswa

4. Rekapitulasi kenaikan kelas dan kelulusan 5. Buku Mutasi Peserta Didik

FORMAT B BUKU LEGGER

FORMAT C BUKU DAFTAR NILAI DAN PENGOLAHANNYA

FORMAT D BUKU DAFTAR NILAI KTSP

(18)

FORMAT A.1

JUMLAH SISWA MENURUT KELAS, ASAL DAN JENIS KELAMIN Tahun Pelajaran : ...

No Kelas

Siswa Baru Siswa Mengulang Siswa Pindahan Jumlah

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+

P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Jakarta, ... Kepala Sekolah

(19)

FORMAT A.2

JUMLAH PESERTA DIDIKMENURUT USIA, KELAS, DAN JENIS KELAMIN Tahun Pelajaran: ...

No

Kelas

Usia

Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI Jumlah

L P L P L P L P L P L P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 < 6 th

2 6 th

3 7 th

4 8 th

5 9 th

6 10 th

7 11 th

8 12 th

9 13 th

10 14 th

11 15 th

12 >16 th

JUMLAH

(20)

Kepala Sekolah

FORMAT A.3

REKAPITULASI KENAIKAN KELAS DAN KELULUSAN Tahun Pelajaran: ...

No Kelas Jumlah Naik Kelas/Lulus

Tinggal Kelas/Tidak

Jumlah hari efektif = _____ hari

Jakarta , Kepala Sekolah

(21)

NIP

FORMAT A.4

REKAPITULASI ABSENSI PESERTA DIDIK

Bulan : _______________________ Tahun : _______________________

Jumlah hari efektif = _____ hari

Jakarta, ………. Kepala sekolah,

(22)

FORMAT A.5

BUKU MUTASI PESERTA DIDIK

Peserta didik masuk bulan : …..……… Siswa Keluar

Bulan : …..……… N o m o

r

Nama Siswa L/P Kelas Tanggal Asal Sekolah

N o m o r

Nama Siswa L/P Kelas Tanggal SekolahAsal Keterangan Ur

ut Induk Urut Induk

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

(23)
(24)

FORMAT B

BUKU INDUK REGISTER PESERTA DIDIK

Nomor Statistik Sekolah

BUKU INDUK

REGISTER PESERTA DIDIK

SEKOLAH DASAR

NAMA SEKOLAH

: ……….………

ALAMAT SEKOLAH : ……….………

DESA/KELURAHAN : ……….………

KECAMATAN

: ……….………

KABUPATEN/KOTA : ……….………

(25)

DAFTAR ISI

I. PEMERIKSAAN BUKU INDUK SISWA

II. NOMOR INDUK SISWA DALAM BUKU INDUK SISWA

III. PETUNJUK PENGISIAN BUKU INDUK SISWA

1. Petunjuk Umum 2. Petunjuk Khusus

IV. LEMBAR BUKU INDUK SISWA

V. RATA-RATA KELAS

KETERANGAN

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Petugas,

... ... ....

(26)

I. PEMERIKSAAN BUKU INDUK SISWA

No.

(27)

II. NOMOR INDUK SISWA DALAM BUKU INDUK SISWA

No. Uru t

Nomor Induk Nama Peserta Didik L/P Kelas

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

(28)

III. PETUNJUK PENGISIAN BUKU INDUK SISWA

A. Petunjuk Umum

1. Buku Induk Register adalah buku yang berisi pribadi peserta didik selama bersekolah disuatu sekolah dan berlaku sejak peserta didik diterima di sekolah yang bersangkutan

2. Buku Induk Register diisi pada saat peserta didik diterima dan selanjutnya dicatat perkembangan peserta didik sesuai dengan butir-butir yang terdapat pada buku induk register.

3. Pengisian dilakukan dengan tinta hitam, bukan ballpoint. 4. Hanya diisikan data yang valid akan kebenaranya

5. Nama Orang dan Nama Tempat diisi dengan huruf cetak/ balok. 6. Pengisian tidak diperbolehkan adanya coretan.

7. Pengelolaanya harus diketahui oleh Kepala Sekolah.

B. Petunjuk Khusus

a) Keterangan Pribadi 1. Nama Peserta Didik

a. Lengkap seperti di bawah ini :

Nama Anak : SUGI HANDOYO Nama Ayah : DARYONO

Gelar : Raden Mas ( R.M )

Ditulis : SUGI HANDOYO DARYONO. R.M. b. Panggilan Sesuai dengan panggilan Peserta Didik Sehari-hari. 2. Jenis Kelamin ditulis Laki-Laki atau Perempuan

3. Tempat Lahir ditulis Nama Ibukota/ Kabupaten/ Kota Kabupaten.

4. Tanggal lahir ditulis sesuai Akta atau tanda tanggal lahir contoh : 7 Mei 1978 5. Agama ditulis sesuai agama Peserta didik misalnya : Islam, Kristen, Katolik, Hindu,

Buddha.

6. Kewarganegaraan ditulis Indonesia, India atau yang lainya bukan ditulis, WNI/WNA. 7. Anak ke-berapa ditulis dengan Pertama, Kedua dan seterusnya.

8. Saudara Kandung artinya saudara seayah dan seibu. 9. Saudara Tiri adalah saudara lain ayah atau ibu. 10. Bahasa sehari-hari.

11. Penempatan Pas Poto sesuai dengan Nomor Urut Siswa. b) Keterangan Tempat Tinggal

12. Alamat diisi lengap dengan Jalan/Gang, Nomor Rumah, RT/RW, Kelurahan dan Kecamatan

13. Nomor Telepon, cukup jelas

14. Tempat Tinggal, bertanda checklist (√ ) pada kotak yang sesuai : a. Pada orang tua kandung, kalau bersama ayah dan ibu kandung. b. Saudara, tuliskan hubungan peserta didik dengan saudara tersebut. c. Asrama, ditulis nama badan atau yayasan penyelenggara

(29)

c) Keterangan Kesehatan

17. Berat badan diisi dengan satuan Kg. 18. Tinggi badan dengan satuan Cm.

19. Golongan darah sesuai keterangan dari dokter / PMI.

20. Penyakit yang pernah diderita sesuai d.engan kolom yang tersedia pada saat pengisiannya

(30)

No. Urut

V. LEMBAR BUKU INDUK REGISTER

NOMOR INDUK MURID : ……… NOMOR KODE KECAMATAN :

………

NOMOR INDUK MURID NASIONAL : ……… NOMOR KODE KAB. /

KOTA : ………

NOMOR KODE SEKOLAH : ……… NOMOR KODE PROINSI :

………

A. KETERANGAN MURID

1. Nama Murid : ...

a. Lengkap :

b. Penggilan :

2. Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan *)

3. Kelahiran : ...

a. Tanggal :

b. Tempat :

4. Agama :

5. Kewarganegaraan : WNI / WNI Keturunan *)

6. Jumlah Saudara : ... 7. Bahasa Sehari-hari di rumah : ... 8. Golongan Darah : ... 9. Alamat dan Nomor Telepon : ... Telepon :... 10. Bertempat Tinggal pada : ... 11. Jarak ke Sekolah : ... 12. Penempatan pasa Photo 3 x 4 agar tidak bertumpuk pada satu

dudut, diisi sesuai dengan nomor urut. Nomor urut 1, pas Photo ditempel pada kotak (1), nomor 2 pada kotak nomor (2) dan seterusnya kembali seperti semula. Setiap siswa membubuhi tanda tangan di bawah pas photonya, stempel sekolah, ketika masuk dan meninggalkan sekolah.

B. KETERANGAN ORANG TUA / WALI MURID

13. Nama Orang Tua Kandung : ...

a. Ayah :

b. Ibu :

14. Pendidikan Tertinggi : ...

a. Ayah :

(31)

c. Pendidikan Tertingg : ... d. Pekerjaan :

C. PERKEMBANGAN MURID

17. Pendidikan Sebelumnya : ... a. Masuk menjadi murid baru tingkat I

1) Asal Murid : ... 2) Nama Taman Kanak-Kanak...:

3) Tanggal dan Nomor STTB...:

b. Pindah dari sekolah lain

1) Nama Sekolah asal : ... 2) Dari Tingkat : ... 3) Diterima Tanggal : ... 18. Presteasi belajar (halaman berikut) (C2)

19. Keadaan Jasmani c. Melanjutkan ke Sekolah : ... 22. Pindah Sekolah : ...

a. Dari Tingkat : b. Ke Sekolah : c. Ke Tingkat : d. Tanggal

23. Keluar Sekolah : ...

a. Tanggal :

b. Alasan :

F. LAIN LAIN

Catatan yang penting ...

(32)

...

...

...

...

...

...

...

...

(33)

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi tanah dan lingkungan untuk mendukung pembangunan pondasi cakar ayam Kondisi tanah dan lingkungan untuk mendukung pembangunan pondasi cakar ayam disarankan

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis efektivitas removal massa gas CO 2 yang dihasilkan dari lumpur tinja dari tangki septik dengan menggunakan media briket arang dan

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor karakteristik pemerintah daerah yang mempengaruhi Belanja Operasi (Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja

Stasiun Penelitian Cabang Panti (SPCP), Taman Nasional Gunung Palung memiliki luas area penelitian 2.100 H dari keseluruhan luas area 90.000 H Taman Nasional

Berdasarkan hasil tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa metode dimensi Fraktal dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan identifikasi keberadaan gulma pada

4.5 Pemanfaatan Lumpur Lapindo dalam prespektif Islam Penelitian dengan judul “sintesis dan karakterisasi zeolit X dari lumpur Lapindo dengan variasi variasi komposisi

Menerima dan mengolah obyek kerja yang dilengkapi hasil laporan responden sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan untuk melaksanakan