• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Potret Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 522006011 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Potret Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 522006011 BAB IV"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambaran umum wilayah penelitian diperoleh dari monografi wilayah Kecamatan. Gambaran umum penelitian dicantumkan agar mengetahui hubungan potensial penelitian yang dilakukan dengan keadaan wilayah setempat.

Secara administratif Kecamatan Tuntang mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Bawen

Sebelah Selatan : Kota Salatiga dan Kecamatan Getasan Sebelah Barat : Kecamatan Bawen dan Rawa Pening

Sebelah Timur : Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Bringin

4.2. Profil Key Informant Kerajinan Eceng Gondok di Kecamatan Tuntang

Dalam penelitian ini diambil sebanyak 2 orang Key informant, diperoleh berdasarkan rekomendasi dari Dinas UMKM di kecamatan Tuntang.

Tabel 4.1. Profil Key Informant Kerajinan Eceng Gondok di Kecamatan Tuntang

No Nama Keterangan

1 Ibu Putik Mirwati Pengusaha kerajinan tangan dan petani eceng gondok 2 Pak Bas Staf di Dinas Perindustrian Kabupaten Semarang

Sumber : Data Primer 2012

1.3. Karakteristik Pengusaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok.

Kerajinan eceng gondok merupakan produk kerajinan tangan yang berasal dari tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes). Produk kerajinan ini mempunyai ciri khas bentuk baik dari warna, tekstur, dan penampilan. Karena perolehan bahan baku yang spesifik lokasi yaitu di Rawa Pening sehingga membuat produk kerajinan ini menjadi ciri khas untuk kerajinan di masyarakat setempat.

Tabel 4.2. Profil Pengusaha Kerajinan tangan Eceng Gondok di Kecamatan Tuntang

Nama Pengusaha

Usia (Tahun)

Nama Usaha Lokasi Usaha Lama Usaha (Tahun) 1. Kadarini Zunnyuraini

2. Kuncoro H 3. Sri Wahyuni

54 32 43

Suryani Arts Kuncoro Arts Abi Citra Kusuma

Jl.Fatmawati no 181 Jl Fatmawati no 179 Krajan RT 02/ RW 03

(2)

Sumber : Data Primer 2012

Tabel 4.3. Karakteristik Pengusaha Kerajinan Tangan

No Nama Karakteristik pengusaha

Alasan Membuka Usaha Penjualan Produk Pendidikan 1 Kadarini

Zunnyuraini

Sebagai pemasok bahan baku, kemudian mempunyai ide dan keinginan untuk membuka usaha.

Promosi dan pemasaran produk kerajinan

SMA

2 Kuncoro H Sebagai pengrajin (karyawan Ibu Aryani) , dan membuka usaha sendri

karena melihat peluang bisnis

Promosi dan pemasaran produk kerajinan

SMA

3 Sri Wahyuni Ketertaritan dengan dunia kerajinan tangan dan saran dari Ibu Aryani

Promosi dan pemasaran produk kerajinan

SMA

Sumber : Data Primer 2012

Perkembangan usaha kerajinan tangan eceng gondok mempunyai prospek pasar yang sangat bagus, awal munculnya ide bisnis ketika pengusaha melirik adanya peluang bisnis, seperti yang dialami oleh Ibu Kadarini: awalnya hanya sebangai pemasok dari bahan baku kerajinan tangan eceng gondok ke berbangai daerah dipulau Jawa, yang pada akhirnya melirik usaha kerajinan tangan eceng gondok yang dikelolanya sendiri, bahkan sukses dalam membangun karir usaha kerjinan tangan. Dari sebuah peluang bisnis yang cemerlang, usaha kerajinan tangan tersebut menjadi inspirasi bagi pengusaha lainnya untuk membangun usaha kerajinan tangan dari bahan eceng gondok.

Dari tabel 4.3 karakteristik pengusaha dapat dilihat bahwa, membuka usaha dikarenakan ketertarikan dengan dunia kerajinan tangan dan peluang bisnis. Selain memang menjadi impian para pengusaha, kerajinan tangan banyak sekali mendatangkan keuntungan yang bisa didapatkan dari segi membuka usaha. Selain bisa menjadi manager dari diri sendiri, jam kerja bisa diatur dengan fleksibel, juga potensi penghasilan yang bisa lebih besar dibandingkan bekerja sebagai karyawan. Dari sisi pengusaha sendiri, dengan membuka usaha sendiri pengusaha tidak hanya membantu diri para pengusaha itu sendiri, disisi lain juga membantu orang lain dengan memberi kesempatan bekerja. Seiring dengan Winardi (2003), produktivitas adalah menciptakan kekayaan melalui penciptaan penerapan

pengetahuan, hingga dapat disediakan produk-produk serta jasa-jasa yang

memenuhi kebutuhan para pemakai. Berikut pendapat Ibu Kadarini Zunnyuraini

alasan membuka usaha kerajinan tangan eceng gondok :

”Awalnya saya hanyalah sebangai pemasok bahan baku ke daerah di pulau Jawa dan Bali, setelah saya melihat peluang bisnis yang menjanjikan dari eceng gondok tersebut saya

(3)

memberanikan diri untuk membuka usaha. Ya zaman sekarang ini mau kerja apa lagi mas,

kalau tidak pintar berusaha sendiri.”

Promosi sangat dibutuhkan para pengusaha kerajinan tangan dalam memasarkan produk yang dihasilkan. Pemasaran merupakan kegiatan terpenting yang berperan aktif dalam memperkenalkan, memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk agar mendorong konsumen untuk membeli produk yang dipromosikan tersebut. Untuk mengadakan promosi, para pengusaha harus dapat menentukan dengan tepat alat promosi manakah yang dipergunakan agar dapat mencapai keberhasilan dalam penjualan. Menurut Basu Swastha dan Irawan dalam Angipora (1999), promosi merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu produk atau jasa. Pemasaran produk kerajinan tangan, para pengusaha menggunakan beberapa media yang bisa digunakan untuk menjualan produk misalnya melalui brosur, internet, dan pameran. Berikut pendapat Mas Kuncoro selaku pengusaha tentang promosi dan pemasaran produk kerajinan tangan :

”Ya...untuk promosi saat ini saya sudah mengunakan beberapa cara untuk memperkenalkan produk kerajinan tangan ke pada pelanggan, misalnya saya membuat brosur. Kalau pemasarannya untuk saat ini saya kadang menjual langsung di sini ada juga distributor

dibeberapa daerah, ya tergantung pesanan juga.”

Berikut pendapat Ibu Putik selaku key informant menambahkan:

“Kalau promosi dan pemasaran produk kerajinan tangan eceng gondok, para pengusaha sudah melakukan beberapa cara contohnya, dari segi promosi para pengusaha sudah mempromosikan produk lewat brosur dan internet. Dari segi pemasaran itu sendiri, para pengusaha suda memiliki distributor dibeberapa daerah didaratan Jawa.”

Pak Bas selaku key informant menambahkan :

“Untuk saat ini kami dari Dinas Perindustrian Semarang sudah melakukan beberapa

program untuk mempromosikan usaha kerajinan tangan, contohnya dari tahun 2001 sampai saat ini Dinas perindustrian sudah melakukan pameran atau bazar kerajinan tangan.

(4)

Salah satu faktor yang menentukan kesuksesan suatu usaha kerajinan tangan adalah lokasi penjualan. Lokasi penjual produk yang berada diantara jalur transportasi Jogja – Solo – Salatiga – Semarang (Joglosemar) sangat menguntungkan para pengusaha dalam memasarkan produk kerajinan. Ketepatan pemilihan lokasi merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh pengusaha kerajinan tangan sebelum membuka usahanya. Hal ini terjadi karena pemilihan lokasi yang tepat seringkali menentukan kesuksesan suatu usaha. Seiring dengan Indarti (2004), pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu keputusan bisnis yang harus dibuat secara hati – hati dan lokasi usaha berhubungan dengan kesuksesan usaha tersebut. Berikut pendapat Ibu Sri Wahyuni tentang lokasi penjulan produk :

”Awalnya lokasi usaha saya di sekitar beringin, karena lokasi penjualan yang kurang strategis, tahun 2009 awal saya pindah jl Krajan, ya saya lihat konsumen juga biar produk saya bisa dibeli, kalau lokasi sangat menentukan mas.”

Berikut pendapat Ibu Putik selaku key informant :

“Kalau lokasi penjualan sangat penting bagi seorang pedagang. Bisa lihat perbadingan misalnya, pengusaha disekitar Rawa pening sama disekitar jalan Fatmawati, kebanyakan pembeli itu didaerah Fatmawati. Ya karena lokasinya dekat dengan jalan umum.”

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa, tingkat pendidikan pengusaha kerajinan tangan rata – rata SMA, tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung bagi seorang pengusaha kerajinan tangan dalam merintis usaha. Dalam dunia usaha kerajinan tangan pendidikan sangatlah berguna bagi pengusaha dalam hal proses pemasaran, produk yang dihasilkan, dan manajemen. Berikut kutipan Mas Kuncoro tentang pendidikan :

”Ya...gini mas pendidikan saya lumayan, tapi saya masih merasa kurang, sampai sekarang saya masi perlu belajar contohnya untuk penjualan yang baik ke pembeli sama manajemen

biar usaha ini lebih ideal lagi.”

(5)

itu juga dengan pendidikan akan menambah kemampuan diri wirausahawan untuk dapat mengambil keputusan, mengatasi masalah-masalah yang terjadi.

1.3. Karakteristik Konsumen Kerajinan Tangan Eceng Gondok.

Adapun gambaran untuk segmentasi demografi bisa dilihat pada tabel 4.4. Dari hasil observasi dan wawancara didapatkan, bahwa sebagian responden berstatus sudah menikah atau sudah memiliki rumah tangga. Selanjutnya untuk tingkat pendidikan didapatkan rata – rata tingkat pendidikan diatas SMA.

Tabel 4.4. Distribusi Responden Konsumen Berdasarkan Variabel Umur dan Pendidikan Terakhir

No Nama Variabel Yang Diteliti

Umur (thn) Pendidikan terakhir 1

2 3 4 5 6

Nurwahid Nur Beti Sugi Feri Harianto

Sulis

45 39 27 46 29 34

S1 D3 SMA SMA D3 SMA Sumber : Data Primer 2012

Penentuan gambaran umum dalam hal ini memberikan penjelasan bagi pengusaha kepada siapa produk ini ditawarkan. Dari hasil yang didapat keberadaan produk lebih banyak disukai oleh kalangan usia 25 tahun keatas dan sudah memiliki rumah tangga sendiri, dikarenakan produk yang dihasilkan cocok dengan kebutuhan konsumen. Dalam hal membeli konsumen kerajinan tangan terlebih dahulu mengetahui fungsi atau kegunaan dari produk yang dibeli. Kotler (1996) menyatakan para konsumen amat beraneka ragam menurut usia, pendapatan, tingkat pendidikan, pola perpindahan tempat dan selera. Adalah bermanfaat bagi para pemasar untuk membeda – bedakan kelompok konsumen yang memang berbeda, dan mengembangkan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Adapun produk kerajinan cocok untuk kebutuhan rumah tangga dipakai dalam mendekorasi ruangan, sehingga menarik minat konsumen yang sudah berumah tangga untuk mengoleksi produk kerajinan eceng gondok.

(6)

masyarakat, salah satu contoh yang paling dominan adalah keterlibatan suami – istri dalam proses pembelian. Berikut pendapat Ibu Nur tentang produk yang dibeli:

“Kalau hasil kerajinan tangan yang saya beli selama karena saya lihat kebanyakan keluarga zaman sekarang kembali ke pola hidup back to nature, ya ini yang membuat saya untuk membeli produk kerajinan tangan.”

Berikut kutipan Ibu Aryani selaku pengusaha tentang konsumen: Untuk produk eceng gondok banyak disukai konsumen, mereka tertarik karena terbuat dari eceng gondok, selain itu produk – produk dari eceng gondok lebih natural bila dibandingkan dengan produk yang terbuat dari plastik. Yang saya lihat selama ini kebanyakan rumah tanggga modern lebih menyukai produk yang unik.”

Dari perilaku konsumen membeli produk dari eceng gondok, pada dasarnya konsumen tertarik dengan pola produk yang alami, artinya konsumen dalam kehidupan hari – harinya dalam mengkonsumsi barang, konsumen lebih tertarik dengan produk – produk yang natural untuk digunakan dalam rumah tangga.

Faktor lain yang diteliti terhadap konsumen yang adalah kota asal dan wilayah pembelian produk eceng gondok. Data faktor geografi yang diteliti dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Distribusi Responden Konsumen Berdasarkan Variabel Kota Asal dan Daerah Pembelian Produk

No Nama Variabel yang Diteliti

Kota asal Daerah asal pembelian produk 1

2 3 4 5 6

Nurwahid Nur Beti Sugi

Feri Harianto Sulis

Klaten Salatiga Semarang

Salatiga Semarang

Boyolali

Kecamatan Tuntang dan Jogja Kecamatan Tuntang Kecamatan Tuntang Kecamatan Tuntang Kecamatan Tuntang Kecamatan Tuntang Sumber : Data Primer 2012

Untuk wilayah pembelian produk eceng gondok, didapatkan bahwa semua membeli produk eceng gondok di wilayah Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang (100%), akan tetapi ada satu responden yang membeli juga di wilayah Jogja. Bapak Nurwahid salah satunya yang membeli produk di wilayah Malioboro Jogja dikarenakan lokasi penjualan sebenarnya lebih dekat dengan kota asal

(7)

observasi dan wawancara didapatkan wilayah asal responden konsumen berasal dari Jawa Tengah, yaitu Semarang, Salatiga, Klaten, dan Boyolali. Pembelian lebih banyak dilakukan diwilayah Tuntang karena dekat dengan lokasi atau tempat tinggal konsumen. Selain dekat dengan lokasi pembelian produk, konsumen juga lebih tertarik dengan produk – produk dari wilayah Tuntang karena mempunyai ciri khas baik dari segi bentuk, ukuran, model, dan tekstur (warna).

Dari tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa produk kerajinan eceng gondok selama waktu penelitian diminati oleh konsumen yang berdomisili dekat wilayah pengusaha seperti Salatiga, Semarang, Boyolali, dan Klaten (Jawa Tengah). Sementara pembelian kerajinan eceng gondok pada proses penelitian banyak dilakukan diwilayah pengusaha itu sendiri yaitu di Kecamatan Tuntang.

Variabel lain yang diteliti adalah tujuan pembelian produk, jenis barang yang dibeli, bentuk interaksi dengan produsen, dan pesanan barang khusus dari konsumen. Berikut menurut bapak Nurwahid mengenai daerah pembelian produk kerajinan tangan eceng gondok.

“Saya membeli barang kerajinan tangan dari bahan eceng gondok ini sering di daerah sini kadang juga diwilayah Jogja, ya karena sudah terbiasa jadi langganan, bagusnya lagi, selain itu juga saya sering memesan barang dengan desain yang saya buat sendiri,.”

Ibu Sugi juga menambahkan:

Kalau barang kerajinan eceng gondok beda sama produk – produk yang lain, dari nilainya, keunikannya dan tahan lama, saya lebih suka mengoleksi perabotan rumah dari barang kerajinan eceng gondok, karena dari toko usahanya sendiri ada biaya servisnya kalau barangnya nanti rusak.”

Ibu Sri Wahyuni selaku pengusaha menambahkan :

”Untuk saat ini pembeli membeli banyak membeli barang kerajinan tangan disini, mungkin ada juga ditempat lain, setau saya ya disini tempat penjulan yang besar dan lengkap. Untuk pembeli sendiri kebanyakan dari Jogja, Solo, Salatiga, Semarang, bahkan ada juga dari luar

Jawa Tengah.”

Dalam penelitian ini didapat bahwa alasan pembelian produk adalah karena desainnya yang unik, natural karena dibuat dari tanaman eceng gondok, produksinya berkualitas sehingga mampu bertahan lama.

(8)

dipakai pada dekorasi rumah tangga. Untuk jenis barang yang sering dibeli oleh konsumen melalui proses wawancara selama proses penelitian adalah hiasan meja seperti lampu minimalis, kursi, dan meja makan dari bahan baku eceng gondok.

Beberapa konsumen yang setia membeli produk berbahan baku eceng gondok juga mempunyai pesanan khusus kepada pengusaha. Biasanya pesanan khusus ini berupa perabotan furniture yang telah didesain oleh konsumen sendiri dan disesuaikan dengan kebutuhan yang diinginkan konsumen tetap. Adapun gambaran bisa dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6. Distribusi Responden Konsumen Berdasarkan Variabel Tujuan Membeli, Jenis Barang, Bentuk interaksi, dan Pesanan Khusus

No Nama Variable yang Diteliti Tujuan

Membeli

Jenis Barang yang Dibeli

Bentuk Interaksi Pesanan Khusus 1 Nurwahid Koleksi pribadi

dan diberikan kepada sahabat

Lampu hias Pelanggan tetap Ada

2 Nur Koleksi pribadi Kursi eceng gondok Pelanggan tetap Ada 3 Beti Koleksi pribadi Meja eceng gondok Bukan pelanggan

tetap

Ada

4 Sugi Koleksi pribadi Hiasan bebek, kursi, dan meja

Pelanggan tetap Ada

5 Feri Harianto

Koleksi pribadi Kursi eceng gondok Bukan pelanggan tetap

Ada

6 Sulis Koleksi pribadi Kursi eceng gondok Bukan pelanggan tetap

Ada

Sumber : Data Primer 2012

Selanjutnya dari tabel 4.6 didapat bahwa responden yang diwawancara sebagian adalah pelanggan tetap (50%) dan sebagian tidak pelanggan tetap (50%). Pola interaksi antara produsen dan konsumen sangat interaktif dikarenakan data konsumen dicatat oleh pihak penjual dan diinfokan jika ada produk baru yang akan dijual. Dirasakan pola interaksi seperti ini sangat membantu dalam menjaga hubungan produsen dan konsumen.

Dari hasil yang dapat disimpulkan bahwa gaya hidup konsumen adalah kembali ke produk kerajinan berbahan baku alami. Selain itu dari segi kepribadian, konsumen sebagian adalah pelanggan tetap dari pengusaha kerajinan eceng gondok.

(9)

dilakukan untuk mengetahui kualitas produk yang dihasilkan dan proses evaluasi keberadaan produk kerajinan eceng gondok di wilayah Kecamatan Tuntang.

Dari hasil wawancara kepada responden semua mengetahui keberadaan produk dari teman konsumen sendiri. Proses promosi dari mulut - kemulut dinilai lebih efektif untuk produk kerajinan eceng gondok, dikarenakan rasa percaya kepada kualitas produk yang dijual yang diceritakan. Selain itu penjualan melalui media teknologi internet lebih banyak efektif untuk menjangkau konsumen yang berada di wilayah luar pulau Jawa atau luar Indonesia. Adapun gambaran untuk segmentasi psikografi bisa dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7. Distribusi Responden Konsumen Berdasarkan Variabel Perilaku

No Nama Variabel Perilaku

Sumber info tempat penjualan produk

Masalah dengan Produk yang Dibeli

Perbedaan dengan Barang lain

1 2 3 4 5 6 Nurwahid Nur Beti Sugi Feri Harianto Sulis Dari teman Dari teman Dari teman Dari teman Dari teman, brosur Dari teman, brosur

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Lebih bagus, dan tahan lama Produknya unik Desainnya rapih dan unik

Desainnya unik Produknya unik Lebih alami dan unik Sumber : Data Primer 2012

Produk yang dibeli hampir tidak mengalami permasalahan selama ditangan konsumen, bahkan konsumen menyukai dengan bentuk dan jenis produk yang unik dan berciri khas. Berikut ini pendapat pak Nurwahid tentang produk kerajinan yang dibeli :

“Untuk barang yang saya beli selama ini tidak ada masalah, untuk waktu produksi agak telat satu atau dua hari untuk barang pesanan khusus mas, ya maklum mereka buat dengan

tangan.”

Mas Kuncoro selaku pengusaha berpendapat :

“Syukurlah mas untuk saat ini belum ada masalah dengan produk yang saya jual. Paling sering itu keterlambatan proses. Susahnya kalau ada pesanan khusus dan dibutuh cepat. Ya kadang saya kewalahan, untungnya kalau pas lagi ada stok bahan baku saya langsung

proses.”

(10)

tampilan warna sebelumnya. Selain itu hampir tidak ada permasalahan produk selama ditangan konsumen dikarenakan kualitas produk yang unik dan tahan lama jika dibandingkan dengan kerajinan berbahan baku lain.

4.4. Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok Di Kecamatan Tuntang

4.4.1. Pertambahan Jumlah Modal Usaha

Perkembangan kerajinan tangan eceng gondok di Kecamatan Tuntang, sudah menjadi salah satu usaha yang sangat berkembang pesat juga bermanfaat bagi para penikmat kerajinan tangan atau wisatawan. Kerjasama dengan pihak lain seperti Bank dalam peminjaman modal, juga menjadi dukungan keberadaan pengusaha kerajinan eceng gondok. Bagi pelaku usaha kecil seperti usaha kerajinan tangan dari eceng gondok, memang tidak mudah dalam meminjam dana ke Bank.

Dengan proses pemasaran yang baik, maka pertambahan modal usaha akan bertambah sejalan dengan berkembangnya usaha kerajinan tangan eceng gondok. Hal tersebut dibuktikan dengan pernyataan dari Ibu Kadarini Zunnyuraini selaku pengusaha kerajinan tangan eceng gondok. :

”Untuk sementara usaha kerajinan tangan yang saya jalankan tidak mengalami kesulitan dalam hal modal, jika dibandingkan dulu awal mula saya berusaha menjual dengan keuntungan yang pas-pasan skarang saya bisa membuka pasar yang lebih luas lagi. Sekarang sudah lumanyan mas, ada sedikit bantuan pinjaman dari pihak Bank maupun dari Dinas Perindustrian. ”

Dari sisi jumlah modal usaha Ibu Sri Wahyuni juga menambahkan :

“Untuk modal usaha saya sendiri merasa masih kurang, disisi lain permintaan barang banyak sedangkan modal yang saya minim, ya saya juga harus membeli bahan bakunya sama banyar pekerja. Untuk saat ini sudah ada tempat pinjam modal meskipun harus ada jaminan. Lumanyan buat menambah modal usaha. “

Pas Bas selaku key informant menambahkan :

“Ya kalau dari sisi modal usaha, dari Dinas Perindustrian kami sudah memberikan bantuan modal usaha berupa uang tunai, ya kami juga melihat perkembangan usahanya seperti apa mas, disamping itu kami juga sering melakukan control terhadap para pengusaha yang telah kami berikan modal usaha agar modal yang diberikan bisa digunakan sebaik mingkin. Kami berharap dengan modal usaha yang diberikan bisa memajukan usaha kerajinan tangan.”

(11)

membantu modal usaha. Adapun pinjaman modal yang diberikan langsung dari Dinas Perindustrian kepada pengusaha untuk menambah jumlah modal usaha. Dengan bertambahnya modal usaha, para pengusaha akan menerima permintaan pasar konsumen kerajinan tangan eceng gondok.

4.4.2. Pertambahan Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja pada industri kerajinan tangan biasanya terdiri dari dua kategori, yaitu tenaga kerja keluarga (family worker) dan tenaga kerja di luar keluarga. Tenaga kerja keluarga biasanya tidak diupah, sementara tenaga kerja bukan keluarga bisa berasal dari tetangga lingkungan terdekat atau dari daerah sekitarnya, tenaga kerja ini sengaja direkrut dan mendapat upah. Perubahan sumber-sumber atau faktor produksi ekonomi yang berupa bahan baku dan modal menjadi berguna karena pertolongan kerja manusia yang dibantu dengan teknologi produksi (Maryanto, 2007). Adapun gambaran untuk tenaga kerja bisa dilihat pada grafik 4.1.

Grafik 4.1. Distribusi Tenaga Kerja Kerajinan Tangan Eceng gondok

Sumber : Data Primer 2012

Dari grafik 4.1 dapat dilihat, dunia usaha kerajinan tangan eceng gondok sangat membutuhkan tenaga kerja, bahkan jumlah tenaga kerja setiap tahunnya semakin bertambah. Peningkatan jumlah tenaga kerja disebabkan permintaan pasar konsumen kerajinan tangan eceng gondok yang semakin bertambah. Tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi yang besar sekali peranannya terhadap kelancaran produksi kerajinan tangan

(12)

“Kalau tenaga kerja saya sangat butuh mas, ya pas kalau pesanan lagi banyak saya harus mencari tenaga kerja untuk mempercepat proses produksi. Kalau disini ada dua mas, tenaga kerja tetap itu ya mereka yang telah saya rekrut selamanya untuk bekerja di sini, beda dengan tenaga kerja tidak tetap. Kalau yang tidak tetap mereka saya butuhkan pada saat permintaan pasar banyak untuk membantu (memintal dan membersikan).”

Ibu Kadarini Zunnyuraini berpendapat :

“Untuk sekarang saya lagi ingin tambah tenaga terampil yang ulet dalam menghasilkan barang kerajinan yang bagus dan rapih. Sekarang permintaan lagi banyak, sedangkan tenaga terampil yang saya punya masih sedikit, yang paling susah itu kalau ada konsumen yang ingin produknya unik ya saya kadang kewalahan membuatnya.”

Ibu Sri Wahyuni menambahkan :

“Ya kadang kewalahan mas jika ada konsumen yang memesan bentuk yang unik, sedangkan ketrampilan yang dimiliki karyawan saya kadang bisa kadang tidak. Makanya dari segi upah juga beragan antara tenaga terampil, karyawan tetap dan tidak tetap. Untuk sekarang saya masih ingin memperluas usaha dan menambah pekerja. “

Dari ketiga pengusaha yang diwawancarai, mereka sangat membutuhkan tenaga kerja untuk memperlancar produksi. Dibutuhkan tenaga kerja yang terampil untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan unik, hal ini dikarenakan adanya pesanan khusus yang didesain sendiri oleh konsumen.

4.4.3. Perkembangan Jenis Produksi

Produk kerajinan eceng gondok terkesan mempunyai ciri khas dan berbeda dengan produk yang lainnya, dikarenakan dibuat melalui tangan-tangan terampil pengrajin tanpa menggunakan mesin. Hal ini yang membuat beberapa produk kerajinan tidak sama disetiap akhirnya, sehingga menciptakan ciri khas produk kerajinan itu sendiri. Berikut perkembangan usaha kerajinan tangan eceng gondok dapat di lihat pada grafik 4. 2.

Grafik 4.2 . Distribusi Perkembangan Jenis Produk

(13)

Permintaan pasar kerajinan tangan yang makin hari beragam disertai dengan selera konsumen yang bervariasi, membuat para pengusaha kerajinan tangan selalu menciptakan produk – produk baru sesuai dengan selera konsumen. Dari ke tiga pengusaha yang diamati setiap tahunnya mengalami perkembangan atau pertambahan jenis produk yang dihasilkan.

Dari grafik 4.2, perkembangan jenis produk yang dihasilkan setiap tahunnya meningkat. Hal ini disebabkan adanya inovasi – inovasi baru oleh pengusaha kerajinan tangan eceng gondok guna menarik perhatian dari konsumen. Semakin banyaknya permintaan konsumen kerajinan tangan eceng gondok, para pengusaha kerajinan tangan membutuhkan produk – produk baru yang berbeda dengan yang lainya. Berbagai bentuk, ukuran, dan model kerajinan tangan eceng gondok yang unik didesain sedemikian rupa untuk menarik minat konsumen untuk membeli. Pertambahan jenis produksi kerajinan tangan eceng gondok setiap bulan, bahkan setiap tahun semakin beragam. Seperti yang dikatakan Hantoro (2005), rahasia entrepreneur dalam menciptakan nilai di pasar adalah berupa penerapan kreativitas dan inovasi dalam upaya memecahkan masalah-masalah dan mengeksploitasi peluang-peluang yang dihadapi setiap hari. Kreativitas didefinisikannya merupakan kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru untuk memandang masalah-masalah serta peluang-peluang. Keinovasian menurut Hantoro (2005) diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk mempertinggi dan meningkatkan taraf hidup. Berikut pendapat Ibu Kadarini Zunnyuraini mengenai pertambahan jenis produksi :

”Awalnya saya berbisnis hanya membuat tas, hiasan lampu, tikar, tempat mike up, pot bunga, ya peralatan kecil – kecil . Sekarang saya bisa memproduksi mebel contohnya kursi, meja, lemari, hiasan rumah berbagai macam. Kalau pembuatan produk barunya sendiri saya sering membuat pola – pola baru, ya saya lihat konsumen juga maunya seperti apa, tapi kalau pelatihan jarang ada.”

(14)

4.4.4. Jangkauan Pemasaran Yang Lebih Luas

Berikut jangkauan pemasaran kerajinan tangan eceng gondok dari ke tiga pengusaha dapat di lihat pada tabel 4. 8.

Tabel 4.8. Distribusi Jangkauan Pemasaran

No Nama dagang Media promosi Daerah

distributor 1 Kadarini

Zunnyuraini

Suryani Arts Brosur, Pameran , Situs website

ARYANI ART”, Langsung kepada konsumen, JCC (Jakarta Convention Center), Masuk nominasi penggagas

“Pemberdayaan lingkungan” disalah

satu media televisi swasta tahun 2011, Media elektronik.

Solo Jogja Surabaya

Bogor Bali

2 Kuncoro Kuncoro Arts Brosur, Langsung kepada konsumen, Basar kerajinan tangan, Media

elektronik.

Jogja Bandung Semarang 3 Sri Wahyuni Abi Citra Kusuma Pameran, Brosur, Langsung kepada

konsumen, Media elektronik.

Semarang Cikampek Sumber : Data Primer 2012

Permasalahan mendasar yang sering dihadapi pemilik usaha kecil adalah lemahnya pasar dan kurang luasnya jangkauan wilayah pemasaran. Sangatlah dibutuhkan strategi pemasaran yang bagus untuk memasarkan produk kerajinan tangan eceng gondok.

Dalam proses pemasaran wilayah Kecamatan Tuntang memiliki potensi peluang usaha kerajinan tangan yang cukup besar dikarenakan lokasi yang strategis diantara jalan raya Jogja – Solo – Salatiga – Semarang . Hal ini membuat proses pemasaran dapat dilakukan secara langsung kepada konsumen yang melewati wilayah usaha tersebut.

(15)

bagaimana cara meyakinkan pembeli atau pelanggan terhadap produk yang akan dijual. Untuk dapat meyakinkan pembeli si penjual harus memiliki keyakinan bahwa produk yang dijual memang patut dibeli. Kotler (2007) menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.

Berikut ringkasan wawancara dengan Ibu Kadarini Zunnyuraini selaku pengusaha berpendapat mengenai proses promosi usaha yang dilakukannya :

“Untuk promosi saya sudah mempunyai situs website sendiri nanti di cek saja di ARYANI ART, ya buat promosi barang. Tahun 2011 bulan juni saya pernah mengikuti festival di Jakarta temanya Jakarta Convention Center (JCC) ini atas bantuan langganan saya kebetulan dia memfasilitasi saya untuk menggikuti festival.

Pak Bas selaku key informant menambahkan :

“Kami dari Dinas Perindustrian sendiri telah melakukan beberapa terobosan untuk mempromosikan produk kerajinan tangan, yang kami lakukan selama ini sudah sangat membantu para pengusaha dalam memasarkan produk. Dari Dinas Perindustian sendiri juga sering mengadakan pelatihan – pelatihan tentang bangaimana mengolah eceng gondok menjadi suatu barang yang mempunyai nilai yang baik. Ya kami berharap para pengusaha bisa mempertahankan kualitas produk – produk yang dihasilkan agar bisa bersaing dengan produk lain.”

Gambar

Tabel 4.1. Profil Key Informant Kerajinan Eceng Gondok di Kecamatan  Tuntang
Tabel 4.4. Distribusi Responden Konsumen Berdasarkan Variabel  Umur dan
Tabel 4.5. Distribusi Responden Konsumen Berdasarkan Variabel Kota Asal
Tabel 4.7. Distribusi Responden Konsumen Berdasarkan Variabel Perilaku
+4

Referensi

Dokumen terkait

54 Tahun 2010 serta Dokumen Pengadaan Pekerjaan Pelaksanaan Renovasi Gedung Lantai 2 dan 3 Tahun Anggaran 2012 telah dilaksanakan Rapat Penetapan Pelelangan Gagal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa katalis zeolit dengan bahan baku zeolit alam Kabupaten Malang memiliki struktur kristal mordenite seperti ditunjukan oleh analisa XRD,

Nama Penyedia Hasil Evaluasi Harga Keterangan1.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel komitmen kinerja, pengendalian intern dan penerapan prinsip-prinsip GCG terhadap kinerja organisasi

Kurs valuta asing adalah harga suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lain. Sedangkan kuotasi ( quotation ) valas merupakan suatu peryataan kesediaan

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

area and has liability to the Restaurant Supervisor. Restaurant Waiter/es who is responsible for serving activities to the diners/guests including the restaurant and

PENETAPAN KEMBALI SATUAN TUGAS PENANGGULANGAN BENCANA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG.. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA