Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI
PREDICT, DISCUSS, EXPLAIN, OBSERVE, DISCUSS, EXPLAIN
(PDEODE) DALAM PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KONSISTENSI KONSEPSI DAN PENINGKATAN
KEMAMPUAN APLIKASI KONSEP SISWA SMP PADA MATERI TEKANAN
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
IRPAN MAULANA NIM. 1302549
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
SEKOLAH PASCA SARJANA
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam
Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI
PREDICT, DISCUSS, EXPLAIN, OBSERVE, DISCUSS, EXPLAIN (PDEODE)
DALAM PEMBELAJARAN GENERATIF
TERHADAP KONSISTENSI KONSEPSI DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN APLIKASI KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TEKANAN
Oleh Irpan Maulana
S.Pd. UPI Bandung, 2010
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Fisika
© Irpan Maulana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam
Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IRPAN MAULANA
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI
PREDICT, DISCUSS, EXPLAIN, OBSERVE, DISCUSS, EXPLAIN (PDEODE)
DALAM PEMBELAJARAN GENERATIF
TERHADAP KONSISTENSI KONSEPSI DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN APLIKASI KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TEKANAN
Disahkan oleh:
Pembimbing
Dr. Ida Hamidah, M.Si. NIP. 19680926 199303 2 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Fisika SPS UPI
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PREDICT, DISCUSS, EXPLAIN, OBSERVE, DISCUSS, EXPLAIN (PDEODE)
DALAM PEMBELAJARAN GENERATIF
TERHADAP KONSISTENSI KONSEPSI DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN APLIKASI KONSEP SISWA SMP
PADA MATERI TEKANAN
Irpan Maulana
Prodi Pendidikan Fisika, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
ABSTRAK
Pemahaman dan kemampuan aplikasi konsep merupakan dua dari sekian banyak kompetensi yang harus dibangun dalam pembelajaran sains. Namun, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kedua kompetensi tersebut masih belum dikuasai siswa secara maksimal. Rendahnya penguasaan dan pemahaman konsep siswa diduga menjadi penyebab rendahnya konsistensi konsepsi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat konsistensi konsepsi dan peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa pada materi tekanan sebagai efek penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif. Metode penelitian yang dipilih adalah metode kuasi eksperimen dengan desain one group
pretest posttest design. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes
tertulis. Instrumen tes yang digunakan berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda. Sebanyak 30 butir soal yang mengukur sepuluh konsep tekanan digunakan untuk mengukur konsistensi konsepsi siswa. Sementara itu, 12 butir soal diantaranya digunakan pula untuk mengukur kemampuan aplikasi konsep siswa. Siswa dapat dianggap konsisten apabila mampu menjawab secara benar tiga pertanyaan yang menguji konsep yang sama, sekalipun disajikan dalam konteks yang berbeda. Adapun peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa dilihat dari skor rerata gain yang dinormalisasi berdasarkan pretest dan posttest. Subjek penelitian terdiri dari 26 orang siswa kelas 8 salah satu SMP Negeri di Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan tes yang dilakukan, diperoleh gambaran bahwa konsistensi konsepsi siswa pada materi tekanan berada pada level cukup konsisten, sedangkan peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa berada pada kategori sedang.
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
THE INFLUENCE OF IMPLEMENTATION
PREDICT DISCUSS EXPLAIN OBSERVE DISCUSS EXPLAIN (PDEODE) STRATEGY IN GENERATIVE LEARNING TO THE CONSISTENCY
CONCEPTION AND CONCEPT APPLICATION SKILLS ENHANCEMENT OF STUDENT IN THE PRESSURE MATTER
Irpan Maulana
Department of Physics Education, School of Post Graduate Indonesian University of Education
ABSTRACT
Understanding and concept application skill are two of the many competencies that must be built into the learning of science. However, some studies reveal that both the competence of the students are still not optimally controlled. Low understanding of the concept of students suspected to be the cause of the low consistency of students' conceptions. This study aims to gain an overview of the level of consistency of students' conceptions and concept application skill enhancement on the pressure matter as the effects of the implementation of the PDEODE strategy in generative learning. The research method use was pre-experimental with one group pretest posttest design. The samples included one class which were selected by random of the class method. The data was collected by posttest to measure consistency of students' conceptions and pretest and posttest to measure the increase of the concept application skill. The results showed that the consistency of students' conceptions on the pressure matter at the level fairly consistent, while the increase of concept application skill in middle category.
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
Kata Pengantar ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Model Pembelajaran Generatif ... 9
B. Strategi Pembelajaran PDEODE ... 12
C. Konsistensi Konsepsi ... 18
D. Kemampuan Aplikasi Konsep ... 21
E. Strategi PDEODE dalam Pembelajaran Generatif serta Potensinya Terhadap Konsistensi Konsepsi dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa ... 22
F. Materi Tekanan ... 26
G. Kerangka Pemikiran ... 33
H. Hipotesis ... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38
A. Desain Penelitian ... 38
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 39
C. Prosedur Penelitian ... 39
D. Definisi Operasional ... 42
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 43
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
A. Hasil Penelitian ... 54
1. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran ... 54
2. Gambaran Konsistensi Konsepsi Siswa ... 57
3. Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa ... 59
4. Hubungan Konsistensi Konsepsi dan Kemampuan Aplikasi Konsep ... 61
5. Sikap Siswa Terhadap Penerapan Strategi PDEODE Dalam Pembelajaran Generatif Pada Materi Tekanan ... 62
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 71
A. Simpulan ... 71
B. Rekomendasi ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 73
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hasil akhir yang ingin dicapai dari suatu proses pembelajaran pada umumnya
meliputi tiga jenis kompetensi, yaitu kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Ketiga jenis kompetensi ini sejatinya dikembangkan secara
seimbang, terpadu, tanpa adanya prioritas salah satu daripada lainnya di setiap
jenjang pendidikan juga satuan mata pelajaran, tidak terkecuali mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Sebagai satuan mata pelajaran, IPA sangat memberikan peluang yang sangat
besar dalam mengembangkan kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Hal ini dikarenakan IPA pada hakikatnya terdiri dari tiga komponen, yaitu sikap
ilmiah, proses ilmiah, dan produk ilmiah. Oleh karena itu, tujuan mata pelajaran
IPA sejatinya berorientasi pada ketiga komponen utama tersebut.
Dalam konteks produk ilmiah, secara eksplisit dijelaskan bahwa mata
pelajaran IPA bertujuan agar siswa menguasai konsep dan prinsip IPA serta
mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri,
sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi
(Kemdikbud, 2013). Hal ini dapat dipahami mengingat penguasaan konsep dan
prinsip IPA akan menjadi modal bagi para siswa dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sembiring (2008) mengemukakan riset dasar bidang
fisika (bagian dari IPA) telah banyak membuka rahasia alam dan telah
memberikan kontribusi riil dalam perkembangan teknologi. Oleh karena itu,
pembelajaran IPA tidak sebatas pada kegiatan menghafalkan materi, tetapi juga
menekankan pada pemahaman konseptual yang kemudian bermuara pada
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, termasuk aplikasi dalam bidang
teknologi.
Namun demikian, pentingnya kompetensi penguasaan konsep dan prinsip IPA
(sains) serta kemampuan mengaplikasikan (menerapkan) konsep sebagai output
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendapat yang menyebutkan bahwa penguasaan konsep sains siswa masih relatif
rendah. Dewey dalam Heuvelen (2001) menyatakan bahwa pendidikan sains
cenderung gagal karena begitu sering disajikan hanya sebagai pengetahuan siap
pakai dan bersifat informatif saja. Sementara itu, Medriati (2010) mengungkapkan
permasalahan dalam mata pelajaran sains adalah tidak dapat mengembangkan
kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan sistematis, serta siswa kurang mampu
mengaplikasikan konsep sains dalam kehidupan sehari-hari karena strategi
pembelajaran berpikir tidak digunakan secara baik dalam proses pembelajaran.
Disamping itu, ditemukan pula gejala yang muncul pada para siswa dimana
mereka mudah untuk menyelesaikan permasalahan jika permasalahan tersebut
tepat sama dengan apa yang sudah mereka pelajari. Namun, tidak jarang mereka
mengalami kesulitan ketika dihadapkan pada situasi atau permasalahan baru yang
sebenarnya memuat konsep yang sama dengan permasalahan yang mereka pelajari
sebelumnya (Tongchai, dkk., 2011). Hal ini mengindikasikan bahwa siswa
mengalami inkonsistensi konsepsi.
Inkonsistensi konsepsi siswa adalah ketidaktetapan atau ketidakajegan siswa
dalam menggunakan konsepsi tertentu dalam memberikan jawaban atas sejumlah
pertanyaan atau persoalan yang memuat konsep-konsep yang sama. Hal ini diduga
karena para siswa memang tidak memiliki pemahaman konseptual yang kuat dan
mendalam. Menurut Ainsworth (2006), konsistensi respon siswa dalam
memahami konsep fisika (bagian dari sains) menuntut pemahaman yang lebih dari
siswa untuk melihat kesetaraan dari permasalahan fisika yang dituangkan dengan
berbagai cara. Dengan pemahaman yang lebih mendalam, akan menjadikan
seorang siswa konsisten terhadap apa yang dia pahami dan diyakini kebenarannya.
Permasalahan inkonsistensi konsepsi siswa di atas sejalan dengan temuan awal
peneliti dimana sebagian besar siswa di salah satu SMP Negeri yang berada di
Kabupaten Tasikmalaya mengalami ketidakkonsistenan dalam menjawab
beberapa soal yang memuat konsep yang sama. Berdasarkan pengukuran awal
yang dilakukan, diperoleh gambaran bahwa tingkat konsistensi konsepsi siswa
pada materi Tekanan rata-rata masih berada pada level tidak konsisten. Adapun
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan, diperoleh gambaran bahwa perolehan rerata skor kemampuan aplikasi
konsep siswa hanya sebesar 58 (selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A).
Produk atau hasil belajar, termasuk kemampuan aplikasi konsep dan
konsistensi konsepsi siswa di dalamnya, bergantung pada serangkaian proses
pembelajaran sains yang terjadi. Adanya permasalahan dalam domain produk
sains diduga buah dari kurang efektifnya pembelajaran sains. Terkait dengan hal
ini, Mundilarto (2005) menyatakan bahwa secara umum, rendahnya rerata
perolehan nilai pada mata pelajaran sains mengindikasikan proses
pembelajarannya belum dapat berlangsung sebagai mana mestinya. Kondisi itu
antara lain disebabkan konsep sains selama ini lebih sering disampaikan guru
kepada siswa sebagai fakta, bukan sebagai peristiwa atau gejala alam yang harus
diamati, diukur, dan didiskusikan.
Hal ini sejalan dengan hasil studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan di
salah satu SMP Negeri yang berada di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2014
terkait kegiatan pembelajaran sains. Berdasarkan data-data hasil studi
pendahuluan, peneliti menemukan bahwa kegiatan pembelajaran lebih sering
dilakukan melalui demonstrasi dan ceramah. Sedangkan kegiatan praktikum
relatif jarang dilakukan.
Jika ditinjau dari hasil observasi kegiatan pembelajaran, pada saat observasi
dilakukan, pembelajaran dilakukan secara pratikum atau eksperimen. Namun
sayangnya eksperimen yang dilakukan tidak berorientasi pada kegiatan inkuiri.
Hal ini tergambar pada saat awal pembelajaran, dimana kegiatan eksperimen
belum dilakukan, namun guru sudah menjelaskan konsep terkait yang justru
seharusnya siswa simpulkan melalui hasil eksperimen. Eksperimen yang
dilakukan terkesan hanya bersifat verifikasi saja. Oleh karena itu, kegiatan
eksperimen yang dilakukan kurang melatihkan kemampuan berpikir kepada siswa.
Terlebih lembar kerja yang digunakan bersifat cookbook yang petunjuknya begitu
lengkap sehingga siswa hanya bekerja seperti mesin, dan sedikit kesempatan bagi
mereka untuk melatih kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah, serta
mengaplikasikan konsep-konsep yang mereka pelajari dalam kehidupan
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hal-hal tersebut di atas sangat kontras dengan amanat Pemerintah terkait
pelaksanaan proses pembelajaran. Kemdikbud (2013) menyatakan bahwa
pembelajaran IPA sebaiknya menggunakan metode penemuan, metode
pembelajaran yang menekankan pola dasar, yaitu melakukan pengamatan,
menginferensi, dan mengomunikasikan/ menyajikan. Pandangan dasar tentang
pembelajaran adalah bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari
guru kepada siswa. Siswa dituntut untuk terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran dimana mereka mengonstruksi pengetahuannya secara mandiri. Bagi siswa, pembelajaran harus bergeser dari “diberi tahu” menjadi “aktif mencari tahu” (Kemdikbud, 2013). Peran guru dalam pembelajaran adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan melalui kegiatan yang
memungkinkan siswa menemukan pengetahuan tersebut.
Pembelajaran terjadi apabila siswa terlibat secara aktif dalam menggunakan
proses mentalnya agar mereka memperoleh pengalaman, sehingga memungkinkan
mereka untuk menemukan pengetahuan. Proses-proses mental itu misalnya
mengamati, menanya dan merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
merancang eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisis data, menarik kesimpulan, serta menyajikan hasil kerjanya.
(Kemdikbud, 2013). Oleh karena itu, proses-proses mental inilah yang kiranya
harus guru hadirkan dalam kegiatan pembelajaran.
Salah satu alternatif solusi yang kiranya mampu menjawab tuntutan di atas
adalah model pembelajaran generatif. Model ini merupakan salah satu model
pembelajaran yang dilandasi teori belajar konstruktivisme, teori belajar yang
menekankan adanya kegiatan penemuan dan pengkonstruksian pengetahuan
secara mandiri oleh siswa, sebagaimana harapan Pemerintah yang telah
dipaparkan sebelumnya. Aktivitas-aktivitas dalam model pembelajaran ini
meliputi (1) tahap orientasi, guru membangun kesan pertama yang bertujuan
untuk menarik perhatian dan minat siswa, (2) tahap pengungkapan ide, guru
memberi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui konsep awal siswa, (3) tahap
tantangan dan restrukturisasi, guru memfasilitasi sharing idea antar siswa, guru
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(4) tahap penerapan, guru membimbing siswa menerapkan konsep pada masalah
yang lain, serta (5) tahap revisi, diskusi dan tanya jawab kembali untuk
membandingkan materi yang telah diperoleh berdasarkan percobaan dengan
pengetahuan awal sebelum melakukan percobaan.
Dalam model pembelajaran ini, pemahaman dan penguasaan suatu materi
merupakan produk dari proses pengintegrasian pengetahuan awal yang ada di
benak siswa dan informasi baru yang siswa temukan. Oleh karena itu, model
pembelajaran generatif cukup memberikan kesempatan bagi siswa untuk
memperoleh pemahaman konseptual yang mendalam. Lingbiao dalam Redhana,
dkk. (2003) menyatakan bahwa melalui pembelajaran generatif, konsep-konsep
yang dirasakan sulit bagi siswa menjadi lebih mudah dipahami. Dengan demikian,
hal tersebut akan berdampak pada konsistensi konsepsi siswa.
Berbagai penelitian yang berhubungan dengan model pembelajaran generatif,
seperti yang telah dilakukan Osborne, dkk. (1983), Khalidin (2005), Henny (2012)
menemukan berbagai kelebihan dari model pembelajaran ini. Kelebihan model
pembelajaran generatif yaitu mampu melatih siswa menggeneralisasi pengetahuan
yang mereka miliki, melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang
telah mereka pelajari, memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun
konsep baru dari percobaan yang mereka lakukan, serta mampu meningkatkan
pemahaman konsep siswa. Namun demikian, guna lebih menguatkan model
pembelajaran generatif sedemikian sehingga diperoleh hasil yang optimal,
terdapat sebuah strategi pembelajaran yang kiranya sangat cocok untuk
dipadu-padankan dengan model ini. Strategi pembelajaran tersebut dikenal dengan
strategi predict, discuss, explain, observe, discuss, explain (PDEODE).
Sebagaimana model pembelajaran generatif, strategi ini mengacu pada
pandangan konstruktivisme. Strategi ini memiliki enam tahapan pembelajaran,
yang meliputi: 1) Predict, siswa secara individu membuat prediksi jawaban
berdasarkan pengetahuan awal mereka atas fenomena yang guru sajikan; 2)
Discuss I, prediksi jawaban masing-masing siswa didiskusikan secara
berkelompok untuk menghasilkan jawaban sementara; 3) Explain I, setiap
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesepakatan diskusi kelompok; 4) Observe, dengan bimbingan guru, siswa
melakukan kegiatan observasi (penyelidikan) untuk mengonstruksi pengetahuan
yang mereka perlukan guna memberikan jawaban yang pasti atas fenomena yang
guru sajikan di awal; 5) Discuss II, siswa bersama kelompoknya kembali
mendiskusikan jawaban atas fenomena yang guru sajikan berdasarkan
pengetahuan atau pemahaman yang mereka dapatkan dari kegiatan observasi; 6)
Explain II, setiap kelompok siswa memberikan penjelasan akhir atas fenomena
yang guru sajikan.
Strategi pembelajaran PDEODE diyakini mampu menanamkan pemahaman
konseptual sains kepada siswa. Hal ini disebabkan konsep sains tidak serta-merta
diterima siswa sebagai suatu informasi pengetahuan, melainkan hasil rekonstruksi
pengetahuan awal mereka dengan pengetahuan baru yang mereka temukan dari
kegiatan observasi (penyelidikan). Hal ini sangat cocok dengan model
pembelajaran generatif yang berorientasi pada pengkonstruksian pengetahuan
baru dengan mengakomodir pengetahuan awal siswa.
Keutamaan dari strategi pembelajaran ini adalah siswa diberikan kesempatan
seluas-luasnya untuk mengungkapkan gagasan awal mereka terkait dengan suatu
konsep sains, sekaligus membuktikan kebenaran dari gagasan tersebut. Terkait
dengan hal ini, Kolari, dkk. (2005) mengungkapkan strategi pembelajaran
PDEODE memungkinkan adanya perubahan konseptual pada pengetahuan yang
dimiliki siswa. Perubahan konseptual yang terjadi adalah perubahan konsep awal
siswa yang keliru menjadi pengetahuan yang baru yang terbukti kebenarannya.
Berdasarkan pemaparan di atas, adanya pemaduan model pembelajaran
generatif dan strategi PDEODE diharapkan akan saling menguatkan keunggulan
masing-masing. Hal tersebut tentu sangat memungkinkan, mengingat keduanya
memiliki banyak persamaan sebagaimana dipaparkan di atas. Namun demikian,
pemaduan ini juga diharapkan akan saling melengkapi kekurangan
masing-masing. Sebagai contoh, strategi PDEODE kurang memfasilitasi siswa
mengembangkan kemampuan mengaplikasikan konsep. Namun, kekurangan
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tahapan penerapan (tahapan ke-4), sehingga kemampuan aplikasi konsep dapat
tetap dibangun secara maksimal.
Pada akhirnya, diharapkan penerapan model pembelajaran generatif dengan
menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dapat menjadi alternatif solusi
dalam menyelesaikan permasalahan terkait produk sains di atas, khususnya
konsistensi konsepsi dan kemampuan aplikasi konsep siswa. Untuk mengetahui
sejauh mana pengaruh strategi pembelajaran PDEODE dalam model
pembelajaran generatif terhadap konsistensi konsepsi dan kemampuan siswa
dalam mengaplikasikan konsep sains, perlu kiranya dilakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe,
Discuss, Explain (PDEODE) dalam Pembelajaran Generatif terhadap Konsistensi
Konsepsi dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa SMP pada Materi Tekanan”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh penerapan strategi predict,
discuss, explain, observe, discuss, explain (PDEODE) dalam pembelajaran
generatif terhadap konsistensi konsepsi dan peningkatan kemampuan aplikasi
konsep siswa SMP pada materi Tekanan.” Rumusan masalah tersebut diuraikan
menjadi beberapa pertanyaan penelitian berikut.
1. Bagaimana konsistensi konsepsi siswa sebagai efek penerapan strategi
PDEODE dalam pembelajaran generatif pada materi tekanan?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa sebagai efek
penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif pada materi
tekanan?
3. Bagaimana hubungan antara konsistensi konsepsi dengan kemampuan
aplikasi konsep siswa pada materi tekanan?
4. Bagaimana sikap siswa terhadap penerapan strategi PDEODE dalam
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang:
1. Konsistensi konsepsi siswa sebagai efek penerapan strategi PDEODE
dalam pembelajaran generatif pada materi tekanan.
2. Peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa sebagai efek penerapan
strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif pada materi tekanan.
3. Hubungan antara konsistensi konsepsi dengan kemampuan aplikasi konsep
siswa pada materi tekanan.
4. Sikap siswa terhadap penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran
generatif pada materi tekanan.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti empiris tentang potensi
penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif dalam
memaksimalkan konsistensi konsepsi dan meningkatkan kemampuan aplikasi
konsep siswa, serta dapat memperkaya hasil penelitian sejenis yang nantinya
dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, seperti para guru sains,
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan
strategi predict, discuss, explain, observe, discuss, explain (PDEODE) dalam
pembelajaran generatif terhadap konsistensi konsepsi dan peningkatan
kemampuan aplikasi konsep siswa. Diharapkan perlakuan (treatment) berupa
penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif berpengaruh positif
terhadap konsistensi konsepsi dan peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa.
Namun demikian, dalam pelaksanaannya tidak menutup kemungkinan terdapat
variabel lain selain perlakuan yang diberikan yang juga dapat mempengaruhi
konsistensi konsepsi dan peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa. Akan
tetapi, dikarenakan adanya keterbatasan peneliti, maka dalam penelitian ini,
peneliti tidak mengontrol variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi kedua
variabel tadi. Oleh karena itu, metode yang paling cocok digunakan dalam
penelitian ini adalah metode Pre Eksperimental Design (kuasi eksperimen),
dimana dalam metode ini peneliti diperbolehkan untuk tidak mengontrol variabel
lain yang mungkin turut mempengaruhi variabel terikat.
Untuk mengetahui pengaruh (efek) perlakuan yang diberikan, dilakukanlah
pengukuran terhadap konsistensi konsepsi dan kemampuan aplikasi konsep siswa
berupa tes konsistensi konsepsi yang dilaksanakan setelah (posttest) pembelajaran
selesai dan tes kemampuan aplikasi konsep yang dilaksanakan sebelum (pretest)
dan sesudah (posttest) perlakuan diberikan. Dengan menganalisis skor pretest
maupun posttest, maka peneliti dapat menyimpulkan efek perlakuan berupa
penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif terhadap konsistensi
konsepsi dan peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka peneliti menggunakan
desain penelitian berupa one group pretest posttest designs. Desain penelitian
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pretest Perlakuan Posttest
O1 X O1, O2
(Fraenkel,dkk., 2012)
Gambar 3.1. One Group Pretest Posttest Designs Keterangan:
O1 : Tes untuk mengukur kemampuan aplikasi konsep siswa
O2 Tes untuk mengukur konsistensi konsepsi siswa
X : Perlakuan berupa penerapan strategi PDEODE dalam
pembelajaran generatif
B.Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap
tahun pelajaran 2014/2015 di salah satu SMP Negeri yang berada di Kabupaten
Tasikmalaya. Populasi ini terdiri dari beberapa kelas yang relatif homogen
(ekivalen) dalam hal prestasi akademis. Dari sejumlah kelas yang ada, diambil
salah satu kelas sebagai sampel penelitian dengan cara undian (acak). Dengan kata
lain, sampling yang dilakukan adalah sampling acak (undian) kelas.
C. Prosedur Penelitian
1. Tahap Perencanaan
a. Studi pendahuluan dengan melakukan wawancara pada guru IPA,
observasi kegiatan pembelajaran IPA, menyebarkan angket kepada
siswa, dan studi dokumentasi.
b. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah.
c. Studi literatur terhadap jurnal, buku-buku, serta laporan penelitian
tentang strategi pembelajaran PDEODE, model pembelajaran generatif,
konsistensi konsepsi, dan kemampuan aplikasi konsep.
d. Menganalisis kurikulum dan materi pelajaran kelas VIII SMP semester
genap.
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f. Penentuan populasi dan sampel penelitian.
g. Penyusunan perangkat pembelajaran yang meliputi rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), bahan ajar berupa lembar kerja berbasis strategi
PDEODE.
h. Membuat instrumen penelitian.
i. Judgement instrumen penelitian.
j. Uji coba instrumen penelitian.
k. Merevisi/memperbaiki instrumen.
l. Mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pelaksanaan tes awal (pretest) bagi subjek penelitian.
b. Pelaksanaan proses belajar mengajar dengan memberikan perlakuan
(treatment).
c. Pelaksanaan tes akhir (posttest) bagi subjek penelitian.
d. Menyebarkan angket skala sikap pada siswa.
3. Tahap Akhir
a. Mengolah data hasil penelitian.
b. Menganalisis dan membahas temuan penelitian.
c. Menarik kesimpulan.
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Diagram Alur Penelitian
Analisis Kurikulum
Gambar 3.2. Diagram Alur Penelitian
Penyusunan Perangkat Pembelajaran (RPP) dan
Instrumen:
Soal tes konsistensi konsepsi & kemampuan aplikasi konsep
Skala sikap siswa Merumuskan Masalah
Studi Literatur
Penentuan populasi dan sampel Studi
Pendahuluan
Pengolahan & Analisis Data
Sikap siswa Tes Awal
(Pretest)
Tes Akhir
(Posttest)
Validasi & Uji coba
Penerapan Strategi PDEODE dalam
pembelajaran generatif
Observasi
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. DEFINISI OPERASIONAL
Agar terdapat kesamaan persepsi tentang istilah-istilah yang digunakan dalam
penelitian ini, maka istilah-istilah tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Strategi predict, discuss, explain, observe, discuss, explain (PDEODE)
dalam pembelajaran generatif terdiri dari lima tahapan pembelajaran hasil
perpaduan antara strategi PDEODE dengan model pembelajaran generatif
yang meliputi: 1) tahap orientasi yang terdiri dari fase predict; 2) tahap
pengungkapan ide yang terdiri dari fase discuss dan explain; 3) tahap
tantangan dan restrukturisasi yang terdiri dari fase observe, discuss, dan
explain; 4) tahap penerapan; serta 5) tahap revisi. Untuk mengetahui
keterlaksanaan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif dilakukan
observasi keterlaksanaan tahapan pembelajaran dengan menggunakan
lembar observasi.
2. Konsistensi konsepsi siswa adalah ketetapan atau keajegan siswa dalam
memberikan jawaban secara benar atas beberapa buah pertanyaan atau soal
yang memuat konsep yang sama pada materi tekanan. Konsistensi
konsepsi siswa diidentifikasi dari hasil tes konsistensi konsepsi yang
berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda yang dilaksanakan setelah
pembelajaran selesai. Selanjutnya, konsistensi konsepsi ini dapat
dikategorikan kedalam tiga tingkat kekonsistenan, yaitu konsisten, cukup
konsisten, dan tidak konsisten.
3. Kemampuan aplikasi konsep dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
kemampuan siswa dalam menerapkan konsep yang dipelajarinya dalam
situasi baru atau situasi konkret yang ditandai dengan penguasaan terhadap
setiap indikator mengaplikasikan (menerapkan) sebagaimana dinyatakan
dalam taksonomi Bloom revisi yang dikembangkan oleh Anderson dan
Krathwohl (2001) yaitu menjalankan (executing) dan
mengimplementasikan (implementing). Adapun peningkatan kemampuan
aplikasi konsep siswa dalam penelitian ini ditunjukkan oleh perolehan
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konsep yang dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
dengan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif dilaksanakan.
4. Sikap siswa dalam penelitian ini merupakan pendapat atau pandangan
siswa terkait penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif
pada materi tekanan. Sikap siswa ini diukur dengan menggunakan skala
sikap berupa pilihan berjenjang yang diberikan kepada siswa setelah
kegiatan pembelajaran selesai.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Salah satu hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian adalah
kualitas pengumpulan data. Kualitas pengumpulan data ini berkaitan dengan
ketepatan cara-cara atau teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan
data. Menurut Sugiyono (2008), pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik
interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan
gabungan ketiganya. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain observasi, kuesioner atau skala sikap, dan tes.
1. Observasi
Dalam penelitian ini, teknik observasi yang digunakan tergolong ke dalam
observasi terstruktur, dengan instrumentasi yang telah dibuat sebelum kegiatan
observasi dilakukan. Teknik observasi ini digunakan dalam kegiatan pembelajaran
dimana treatment berupa penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran
generatif diberikan. Yang menjadi objek pengamatannya adalah aktivitas guru dan
siswa selama proses pembelajaran.
Observasi aktivitas guru dan siswa ini dilakukan untuk mengetahui
keterlaksanaan setiap fase pembelajaran, dalam hal ini pembelajaran dengan
model generatif dengan menggunakan strategi PDEODE. Instrumennya berupa
lembar observasi yang memuat kolom aktivitas guru dan siswa (penjabaran dari
setiap fase pembelajaran) sesuai dengan RPP yang telah dibuat, serta kolom
daftar cek keterlaksanaan setiap aktivitas yang telah disebutkan. Kolom ini terdiri
dari dua subkolom, yaitu kolom ya (terlaksana) dan kolom tidak (tidak
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
komentar serta saran-saran perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan aktivitas
guru maupun siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi ini
dikoordinasikan terlebih dahulu dengan observer untuk menyamakan persepsi
terhadap isi dari lembar observasi tersebut.
2. Skala Sikap
Skala sikap ini peneliti gunakan untuk mengetahui sikap atau tanggapan siswa
terhadap penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif pada materi
tekanan. Skala sikap terdiri dari butir pernyataan yang di dalamnya dipertanyakan
hal-hal seputar perasaan, pandangan, tanggapan, dan harapan siswa, seperti:
apakah siswa menganggap baru, merasa senang, merasa tertarik, termotivasi,
merasa dimudahkan, merasa difasilitasi untuk mengembangkan kemampuan
aplikasi ataupun konsistensi konsepsinya, mengharapkan ingin belajar materi lain
dengan model dan strategi ini, dan sebagainya. Skala sikap ini menggunakan skala
Likert, dimana setiap siswa diminta untuk memberi respon persetujuan atau
pertidaksetujuannya atas suatu pernyataan yang disajikan, dengan jenis respon
meliputi sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju
(STS).
3. Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua jenis tes tulis, yaitu tes
konsistensi konsepsi dan tes kemampuan aplikasi konsep siswa. Kedua jenis tes
ini berupa tes objektif, dimana tes konsistensi konsepsi dilaksanakan sesudah
(posttest) perlakuan diberikan, sedangkan tes kemampuan aplikasi konsep
dilaksanakan sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) perlakuan diberikan.
Instrumennya berupa soal-soal berbentuk pilihan ganda. Tes ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat konsistensi konsepsi dan peningkatan kemampuan aplikasi
konsep siswa sesudah perlakuan diberikan.
Instrumen tes konsistensi konsepsi dikembangkan dengan merujuk pada
pendapat Nieminen, dkk. (2010), dimana untuk setiap konsep yang diujikan,
dibuat dalam tiga butir soal dengan konteks yang bisa sama ataupun berbeda,
namun tingkat kemudahannya sama. Sementara itu, instrumen tes kemampuan
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(menerapkan) sebagaimana dinyatakan dalam taksonomi Bloom revisi yang
dikembangkan oleh Anderson, yaitu menjalankan dan mengimplementasikan.
Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan aplikasi konsep
diambil dari intrumen tes konsistensi konsepsi. Terdapat 30 soal pilihan ganda
untuk mengukur konsistensi konsepsi siswa. Dari 30 soal tes konsistensi konsepsi
tersebut, 12 soal diantaranya juga merupakan intrumen untuk mengukur tes
kemampuan aplikasi konsep siswa.
Teknik pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data
No. Sumber
2 Siswa Skala sikap siswa terhadap
pembelajaran dengan model generatif dengan menggunakan strategi PDEODE
Skala Sikap Skala sikap yang memuat pernyataan-pernyataan
3 Siswa Konsistensi konsepsi siswa sesudah mendapat perlakuan
Posttest Butir soal pilihan ganda (PG) yang mengukur konsistensi konsepsi siswa 4 Siswa Kemampuan aplikasi
konsep sebelum dan
1. Teknik Analisis Instrumen Penelitian
Setelah dibuat instrumen tes yang telah melalui judgement pakar guna
menjamin validitas instrumen, selanjutnya diadakan uji coba instrumen.
Tujuannya yaitu untuk melihat reliabilitas instrumen sehingga ketika instrumen itu
diberikan pada subjek penelitian, instrumen tersebut telah reliabel. Selain itu,
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Analisis Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah tingkat kestabilan skor yang diperoleh ketika dilakukan
ujian ulang dengan menggunakan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau
dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Suatu tes dapat dikatakan memiliki
taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap
dan dihitung dengan koefisien reliabilitas. Mengingat jumlah soal yang akan
diujicoba dalam penelitian ini berjumlah ganjil, maka rumus yang digunakan
untuk menghitung reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah rumus yang
ditemukan oleh Kuder dan Richardson yaitu rumus K-R. 20 sebagai berikut.
r = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab butir soal dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab butir soal dengan salah
q1p
n = banyaknya butir soal
S = standar deviasi dari butir soal
(Arikunto, 2009)
Interpretasi derajat reliabilitas suatu tes menurut Arikunto (2009) adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.2. Kategori Reliabilitas Tes
Batasan Kategori
0,80< rxy≤ 1,00 sangat tinggi (sangat baik)
0,60< rxy≤ 0,80 tinggi (baik)
0,40< rxy≤ 0,60 cukup(sedang)
0,20< rxy≤ 0,40 rendah (kurang)
rxy≤ 0,20 sangat rendah (sangat kurang)
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Analisis Tingkat Kemudahan Butir Soal
Tingkat kemudahan suatu butir soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar
dan mudahnya suatu soal. Tingkat kemudahan dihitung dengan menggunakan
persamaan:
(3.2)
Keterangan :
P = Tingkat atau taraf kemudahan
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat/ tingkat kemudahan butir
soal yang diperoleh, digunakan tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3. Interpretasi Tingkat Kemudahan Butir Soal
Nilai P Tingkat Kemudahan 0,00 ≤ P ≤ 0,30 Sukar
0,00 ≤ P ≤ 0,70 Sedang 0,71 ≤ P ≤ 1,00 Mudah
(Arikunto, 2009)
c. Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa
yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus
yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal uraian sama dengan soal
pilihan ganda yaitu:
(3.3)
(Arikunto, 2009)
Keterangan:
DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
BA = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar
BB = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka harga tersebut diinterpretasikan
pada kriteria daya pembeda dalam tabel berikut:
Tabel 3.4. Interpretasi Daya Pembeda Indeks Daya
Pembeda Kriteria Daya Pembeda Negatif Sangat buruk, harus dibuang 0,0 ≤ D ≤ 0,20 Buruk (poor), sebaiknya dibuang 0,20 < D ≤ 0,40 Sedang (satisfactory) 0,40 < D ≤ 0,70 Baik (good) 0,70 < D ≤ 1,00 Baik sekali (excellent)
(Arikunto, 2009)
2. Analisis Data Hasil Penelitian
a. Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa
Tes kemampuan aplikasi konsep dalam penelitian ini menggunakan instrumen
berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda. Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode “rights only”, yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap
siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Pemberian skor
dihitung dengan menggunakan rumus:
S = ∑ R (3.4) dengan :
S = Skor siswa,
R = Jawaban siswa yang benar
Langkah selanjutnya yaitu menghitung skor gain yang dinormalisasi (N-gain)
berdasarkan skor pretest dan postest pada tes kemampuan aplikasi konsep.
Menurut Hake (1998) gain yang dinormalisasi “N-gain” didefinisikan sebagai <g>
= gain/gain maksimum. Secara matematika gain yang dinormalisasi dapat ditulis
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
<g> = rerata gain yang dinormalisasi SI = skor ideal
< Tf > = rerata skor posttest < Ti > = rerata skor pretest
Besar gain yang dinormalisasi ini diinterpretasikan untuk menyatakan
peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.5. Interpretasi Skor Gain Dinormalisasi Rerata gain dinormalisasi <g> Kriteria
(<g>) 0,7 Tinggi 0,3 ≤ (<g>) < 0,7 Sedang
(<g>) < 0,3 Rendah
(Hake, 1998)
b. Konsistensi Konsepsi Siswa
Teknik analisis yang digunakan untuk menentukan tingkat konsistensi
konsepsi siswa dalam penelitian ini merujuk pada teknik analisis yang digunakan
Nieminen, dkk. (2010) sebagaimana telah dipaparkan pada bagian kajian pustaka.
Konsistensi konsepsi siswa dilihat berdasarkan perolehan skor tes konsistensi
konsepsi. Satu konsep dibuat menjadi tiga butir soal yang setara tingkat
kemudahannya namun bisa jadi berbeda konteksnya. Kriteria penskoran
konsistensi konsepsi siswa dapat digambarkan pada tabel berikut.
Tabel 3.6. Kriteria Penskoran Konsistensi Konsepsi
Skor Kriteria
2 Poin Bila menjawab benar 3 soal dengan konsep yang sama 1 Poin Bila menjawab benar 2 soal dengan konsep yang sama
0 Poin Bila tidak ada jawaban yang benar dari soal dengan konsep yang sama
Untuk mengetahui tingkat konsistensi masing-masing siswa, maka skor siswa
untuk semua konsep dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah konsep.
(3.6)
Berdasarkan hasil tersebut tingkat konsistensi konsepsi siswa dapat dikategorikan
kedalam tiga tingkat konsistensi yang dituangkan pada tabel berikut.
(%) skor 100%
Nilai konsistensi x
banyaknya konsep
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7. Interpretasi Tingkat Konsistensi Konsepsi Siswa Rerata Skor
Konsistensi (K) Tingkat Konsistensi
1.7 ≤ K Konsisten
1.2 ≤ K < 1.7 Cukup konsisten K < 1.2 Tidak konsisten
(Nieminen, dkk., 2010)
c. Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa ini peneliti gunakan untuk
mengetahui keterlaksanaan fase/ tahapan pembelajaran dengan model
pembelajaran generatif dengan menggunakan strategi PDEODE. Untuk
mengetahui keterlaksanaan fase-fase pembelajaran, dilakukan observasi oleh
beberapa orang observer. Dalam hal ini observer mengamati aktivitas guru dan
siswa berkaitan dengan relevansinya dengan aktivitas-aktivitas yang dijabarkan
dari fase-fase dalam model pembelajaran tadi. Data hasil observasi aktivitas guru
dan siswa diolah secara statistik deskriptif. Berikut langkah-langkah untuk
menganalisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa:
1) Langkah pertama adalah memasukkan data hasil observasi pada tabel
berikut:
Tabel 3.8. Contoh Tabulasi Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Nama
Observer
Hasil pengamatan observer untuk aktivitas guru nomor:
berdasarkan hasil pengamatannya, dengan ketentuan penskoran (rubrik)
skor 1 untuk aktivitas yang terlaksana (teramati), dan nol untuk aktivitas
yang tidak terlaksana (tidak teramati). Dari tabel di atas, kita bisa
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
aktivitas ke n (sesuai dengan jumlah aktivitas guru yang tertera pada
lembar observasi aktivitas guru).
2) Setelah mengetahui skor total untuk tiap aktivitas guru, selanjutnya
menghitung skor total untuk keseluruhan aktivitas guru dengan cara
menjumlahkan skor total untuk tiap aktivitas guru (T1+T2+T3+…Tn).
3) Membandingkan skor total keseluruhan aktivitas guru dengan skor ideal.
Yang dimaksud skor ideal dalam hal ini adalah skor total jika seluruh
observer memberikan skor 1 untuk setiap aktivitas. Sehingga apabila
terdapat 4 orang observer dan misalnya 17 aktivitas yang diamati, maka
skor idealnya sebesar 68 (4x17).
4) Mentransformasikan perbandingan tersebut ke dalam bentuk persentase,
dan memberikan interpretasi berdasarkan kriteria berikut:
Tabel 3.9. Kategori Keterlaksanaan Model (KM) KM (%) Kriteria
KM = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana 0 < KM < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana
Hampir setengah kegiatan terlaksana KM = 50 Setengah kegiatan terlaksana 50 < KM < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana
Hampir seluruh kegiatan terlaksana KM = 100 Seluruh kegiatan terlaksana
(Arman, 2014)
Teknik analisis data hasil observasi aktivitas guru di atas juga berlaku untuk
data hasil observasi aktivitas siswa. Persentase yang diperoleh kemudian dijadikan
sebagai acuan terhadap kelebihan dan kekurangan selama kegiatan pembelajaran
berlangsung agar guru dapat melakukan pembelajaran lebih baik pada seri
pembelajaran selanjutnya.
d. Hubungan antara Konsistensi Konsepsi dengan Kemampuan Aplikasi
Konsep Siswa
Untuk mengetahui hubungan antara konsistensi konsepsi dan kemampuan
aplikasi konsep siswa, maka dilakukan langkah-langkah analisis statistik sebagai
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Menentukan hipotesis statistik: Ho: ρxy = 0 Ha: ρxy≠ 0
2) Menentukan koefisien korelasi (r) dengan menggunakan Pearson
Product Moment:
(3.7)
(Arikunto, 2009)
3) Menentukan besarnya sumbangan (kontribusi) variabel konsistensi
konsepsi terhadap kemampuan aplikasi konsep siswa (KP) dengan
menggunakan rumus:
(3.8)
4) Menguji signifikansi pada tingkat kesalahan 5% atau tingkat
kepercayaan 95% dengan menggunakan statistik parametris jika data
yang dianalisis berdistribusi normal dan homogen, atau menggunakan
statistik nonparametris jika data yang dianalisis berdistribusi tidak
normal dan tidak homogen.
5) Menyimpulkan hubungan antara konsistensi konsepsi dengan
kemampuan aplikasi konsep siswa.
e. Data Skala Sikap
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa skala sikap ini menggambarkan sikap
atau tanggapan siswa terkait penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran
generatif. Data yang diperoleh dari lembar skala sikap dianalisis secara statistik
deskriptif dengan cara dihitung persentasenya menggunakan rumus sebagai
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Persentase jumlah siswa dengan respon tertentu yang diperoleh dari
persamaan di atas, selanjutnya dikategorisasi kedalam beberapa kriteria
berdasarkan acuan berikut.
Tabel 3.10. Kategori Persentase Siswa Dengan Alternatif Respon Tertentu T (%) Kriteria
T = 0 Tak satu responden
0 < T < 25 Sebagian kecil responden 25 ≤ T < 50 Hampir setengah responden
T = 50 Setengah responden
50 < T < 75 Sebagian besar responden 75 ≤ T < 100 Hampir seluruh responden
T = 100 Seluruh responden
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB VI
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan temuan-temuan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Konsistensi konsepsi siswa pada materi tekanan berada pada level cukup
konsisten sebagai efek penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran
generatif.
2. Peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa pada materi tekanan
berada pada kategori sedang sebagai efek penerapan strategi PDEODE
dalam pembelajaran generatif.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara capaian konsistensi
konsepsi dengan kemampuan aplikasi konsep siswa setelah diterapkannya
strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif.
4. Penerapan Strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif pada materi
tekanan mendapatkan tanggapan yang positif dari hampir seluruh siswa.
Hampir seluruh siswa senang dan antusias mengikuti kegiatan
pembelajaran. Mereka setuju bahwa penerapan strategi PDEODE dalam
pembelajaran generatif pada materi tekanan merupakan cara pembelajaran
yang baru, mempermudah dalam memahami konsep dan memfasilitasi
mereka untuk mengubah konsepsi-konsepsi yang keliru, memfasilitasi
mereka untuk menerapkan konsep yang dipelajari, berkomunikasi, dan
bekerja sama, serta adanya penyajian beberapa permasalahan dalam
pembelajaran dapat memperkuat pemahaman mereka terhadap konsep
Irpan Maulana, 2015
Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Rekomendasi
1. Penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif bisa dijadikan
alternatif pilihan dalam rangka menanamkan konsistensi konsepsi dan
meningkatkan kemampuan aplikasi konsep siswa. Namun demikian,
capaian dalam penelitian ini kiranya masih bisa lebih ditingkatkan melalui
penyempurnaan treatment yang diterapkan.
2. Penelitian ini hanya terfokus pada tingkat konsistensi konsepsi siswa
dengan hanya memperhitungkan jumlah jawaban benar siswa. Adapun
jawaban siswa yang keliru tidak ditinjau lebih jauh, apakah karena
konsepsinya yang keliru atau siswa memang sama sekali tidak tahu. Oleh
karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan yang bisa mengakomodir
keterbatasan tersebut.
3. Pada penelitian ini tidak dilakukan pengukuran yang spesifik terhadap
keterampilan siswa dalam memprediksi, berdiskusi, melakukan eksplanasi,
serta mengobservasi. Oleh karena itu, bisa dilakukan penelitian lanjutan
dengan menggunakan penilaian kinerja supaya beberapa keterampilan