PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH DASAR
(Penelitian Eksperimen Kuasi di Kelas V SD Negeri 34 Soka Kota Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
TESIS
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
oleh Iis Aprinawati
1200892
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH PASCASARJANA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH DASAR
(Penelitian Eksperimen Kuasi di Kelas V SD Negeri 34 Soka Kota Bandung)
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I
Prof. Dr. H. Dadang Sunendar, M.Hum. NIP. 1963 1024 1988 031003
Pembimbing II
Bachrudin Musthafa, MA., Ph.D. NIP. 1957 0310 1987 031001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Dasar
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul, “Pengaruh Model
Pembelajaran Sinektik terhadap Kemampuan Menulis Puisi Bebas dan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar” ini beserta seluruh isinya
adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari
pihak lain terhadap keaslian karya saya.
Bandung, Juli 2014
yang membuat pernyataan,
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK ... i-ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERRIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
DAFTAR FOTO ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Pertanyaan Penelitian ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Struktur Organisasi ... 6
BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Model Pembelajaran Sinektik ... 8
B. Hakikat Menulis ... 12
C. Hakikat Puisi ... 15
D. Menulis Dilihat dari Prosesnya ... 22
E. Penilaian Menulis Puisi Bebas ... 25
F. Hakikat Berpikir Kreatif ... 28
G. Kreatif dan Proses Sinektik ... 38
H. Proses Kreatif Menulis Puisi ... 38
I. Asumsi Dasar ... 39
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain penelitian ... 41
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 43
C. Definisi Operasional Variabel ... 43
D. Instrumen Penelitian ... 44
E. Teknik Pengumpulan Data ... 55
F. Prosedur Penelitian ... 56
G. Teknik Analisis Data ... 57
H. Soal Tes Menulis Puisi Bebas ... 62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 63
B. Hasil Penelitian ... 63
C. Pembahasan ... 132
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 138
B. Saran ... 139
DAFTAR PUSTAKA ... 141
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Identifikasi Proses Menulis Puisi Bebas... 24 Tabel 2.2 Rubrik Penilaian Menulis Puisi Bebas... 25 Tabel 2.3 Persamaan dan Perbedaan Objek dalam Berpikir Kreatif
... 30 Tabel 2.4 Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Menulis Puisi
Bebas... 33 Tabel 3.1 Aspek Kemunculan dalam Menulis Puisi... 44 Tabel 3.2 Indikator Penilaian Menulis Puisi Bebas... 45 Tabel 3.3 Rubrik Pengembangan Penilaian Menulis Puisi Bebas
... 45 Tabel 3.4 Indikator Penilaian Menulis Berpikir Kreatif
... 48 Tabel 3.5 Aspek Kemunculan dalam Kemampuan Berpikir
Kreatif... 49 Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Kemampuan Menulis Puisi Bebas
... 49 Tabel 3.7 Kategori Penilaian Menulis Puisi Bebas Berdasarkan
Skala 5... 52 Tabel 3.8 Pembelajaran Menulis Puisi dengan Model Sinektik
... 53 Tabel 4.1 Data Prates dan Pascates Kemampuan Menulis Puisi
Bebas Kelas Eksperimen dan Kontrol... 64 Tabel 4.2 Nilai Prates Kemampuan Menulis Puisi Bebas
Pengamatan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 66 Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Prates Kemampuan Menulis Puisi
Bebas Kelas Eksperimen... 68 Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Prates Kemampuan Menulis Puisi
Bebas Kelas Kontrol... 68 Tabel 4.5 Uji Hipotesis Data Prates Kemampuan Menulis Puisi
Bebas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...
71
Tabel 4.6 Nilai Rata-rata Pascates Kemampuan Menulis Puisi
Bebas Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 72 Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Pascates Kemampuan Menulis
Puisi Bebas Kelas Eksperimen ... 74 Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Pascates Kemampuan Menulis Puisi
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bebas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Tabel 4.10 Nilai Prates dan Pascates Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...
78
Tabel 4.11 Nilai Prates Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Menulis
Puisi Bebas Kelas Eksperimen dan Kontrol... 80 Tabel 4.12 Uji Normalitas Data Prates Kemampuan Berpikir Kreatif
Kelas Eksperimen... 82 Tabel 4.13 Uji Normalitas Prates Kemampuan Berpikir Kreatif
Kelas Kontrol... 82 Tabel 4.14 Uji Hipotesis Data Prates Kemampuan Berpikir Kreatif
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 85 Tabel 4.15 Nilai Pascates Kemampuan Menulis Puisi Bebas Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 86 Tabel 4.16 Uji Normalitas Data Pascates Kemampuan Berpikir
Kreatif Kelas Eksperimen ... 87
Tabel 4.17 Uji Normalitas Data Pascates Kemampuan Berpikir
Kreatif Kelas Kontrol... 88
Tabel 4.18 Uji Hipotesis Data Pascates Kemampuan Berpikir
Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 90
Tabel 4.19 Siswa Kategori Tinggi dalam Kemampuan Menulis Puisi
Bebas Kelas Eksperimen... 92
Tabel 4.20 Siswa Kategori Sedang dalam Kemampuan Menulis
Puisi Bebas Kelas Eksperimen... 93
Tabel 4.21 Siswa Kategori Rendah dalam Kemampuan Menulis
Puisi Bebas Kelas Eksperimen... 94
Tabel 4.22 Siswa Kategori Tinggi dalam Kemampuan Menulis Puisi
BebasKelas Kontrol ... 94
Tabel 4.23 Siswa Kategori Sedang dalam Kemampuan Menulis
Puisi Bebas Kelas Kontrol ... 95
Tabel 4.24 Siswa Kategori Rendah dalam Kemampuan Menulis
Puisi Bebas Kelas Kontrol... 95
Tabel 4.25 Siswa Kategori Tinggi dalam Kemampuan Berpikir
Kreatif Kelas Eksperimen ... 96
Tabel 4.26 Siswa Kategori Sedang dalam Berpikir Kreatif Kelas
Eksperimen... 96
Tabel 4.27 Siswa Kategori Rendah dalam Kemampuan Berpikir
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.28 Siswa Kategori Tinggi dalam Kemampuan Berpikir
Kreatif Kelas Kontrol ... 98
Tabel 4.29 Siswa Kategori Sedang dalam Kemampuan Berpikir
Kreatif Kelas Kontrol ... 98
Tabel 4.30 Siswa Kategori Rendah dalam Kemampuan Menulis
Puisi Bebas Kelas Kontrol... 99
Tabel 4.31 Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tahapan Model Sinektik... 11 Gambar 4.1 Nilai Prates dan Pascates Kemampuan Menulis Puisi
Bebas Kelas Eksperimen... 65 Gambar 4.2 Nilai Prates dan Pascates Kemampuan Menulis Puisi
Bebas Kelas Kontrol... 66 Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Prates
Kemampuan Menulis Puisi Bebas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...
67
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Pascates Kemampuan Menulis Puisi Bebas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...
73
Gambar 4.5 Nilai Prates dan Pascates Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen... 79 Gambar 4.6 Nilai Prates dan Pascates Kemampuan Berpikir Kreatif
Kelas Kontrol... 80 Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Prates
Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...
81
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Pascates Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Soal Menulis Puisi Bebas... 144 Rubrik Penilaiaan Menulis Puisi Bebas dan Kemampuan Berpikir Kreatif... 146 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol... 153 Lembar Observasi untuk Guru dalam Pelaksanaan Model
Sinektik... 185 Lembar Observasi untuk Siswa dalam Pelaksanaan Model Sinektik... 188 Angket Pembelajaran dengan Model Sinektik ... 191 Lampiran B Contoh Tulisan Hasil Puisi Siswa di Kelas Eksperimen
... 192
Contoh Tulisan Hasil Puisi Siswa di Kelas Kontrol ... 195 Analisis Pascates Kemampuan Menulis Puisi Bebas Kelas Eksperimen ... 200 Analisis Pascates Kemampuan Menulis Puisi Bebas Kelas
Kontrol... 221 Analisis Pascates Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas
Eksperimen... 244 Analisis Pascates Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol... 261 Lampiran C Hasil Prates Kemampuan Menulis Puisi Bebas Kelas
Eksperimen... 274 Hasil Prates Kemampuan Menulis Puisi Bebas Kelas Kontrol... 275 Hasil Pascates Kemampuan Menulis Puisi Bebas Kelas Eksperimen... 276 Hasil Pascates Kemampuan Menulis Puisi Bebas Kelas Kontrol... 277 Hasil Prates Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen... 278 Hasil Prates Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol... 279 Hasil Pascates Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen... 280 Hasil Pascates Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol... 281 Lampiran D Data Prates dan Pascates Kemampuan Menulis Puisi Bebas
viii
ix
DAFTAR FOTO
Halaman
Foto 01 Siswa Kelas V Melaksanakan Prates Menulis Puisi Bebas Kelas Kontrol... 294 Foto 02 Siswa Kelas V Melaksanakan Prates Menulis Puisi
Bebas Kelas Eksperimen... 294 Foto 03 Grafik Menerangkan Puisi Bebas dengan Menggunakan
Pembelajaran Sinektik ... 295 Foto 04 Siswa ke Depan Menuliskan Ide atau gagasan, Siswa
yang Lain Memberikan ide atau Gagsan... 296 Foto 05 Guru Membimbing Siswa Ketika Menulis Puisi Bebas
dari Sinektinya... 297 Foto 06 Siswa Saling Berdiskusi Secara Kelompok Kecil
... 297 Foto 07 Beberapa Siswa Membacakan Hasil Puisi yang telah
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH DASAR
(Penelitian Eksperimen Kuasi di Kelas V SD Negeri 34 Soka Kota Bandung)
Iis Aprinawati 1200892
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif di sekolah Dasar. Pembelajaran sastra di sekolah dasar sangat penting dilakukan, khususnya pembelajaran dalam menulis puisi bebas. Pembelajaran menulis puisi dapat menggali potensi siswa dan mengembangkan kreativitas. Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 34 Soka Kota Bandung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berupa uraian (tulisan puisi siswa) untuk menguji kemampuan menulis puisi bebas kemampuan berpikir kreatif yang diberikan sebelum dan setelah perlakuan. Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen adalah model pembelajaran sinektik, sedangkan kelas kontrol mendapat perlakuan pembelajaran terlangsung. Analisis data dilakukan dengan analisis kuantitif dan kualitatif secara statistik melalui teknik uji perbedaan rerata dengan taraf signifikansi α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan kelas eksperimen yang menggunakan model sinektik berpengaruh terhadap kemampuan menulis puisi bebas siswa yang dapat terlihat dari perbedaan rerata kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan sinektik dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran terlangsung. Sedangkan, untuk kemampuan berpikir kreatif, model pembelajaran sinektik tidak berpengaruh secara signifikan. Hal ini dapat terlihat tidak terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Kata kunci: Model Pembelajaran Sinektik, Kemampuan Menulis Puisi Bebas,
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
THE INFLUENCE OF THE SYNTACTIC LEARNING MODEL TOWARDS THE ABILITY IN WRITING FREE POETRY AND
CREATIVE THINKING OF ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS
(Quasi experimental study in 5th grade at SDN 34 Soka Bandung)
Iis Aprinawati 1200892
ABSTRACT
This research was motivated due to the lacking ability of writing free poetry and creative thinking in elementary school. Learning literature in primary schools is very important, especially learning to write a free poetry. By learning to write poetry, the students can explore their potentials and develop their creativity. This study was aimed to determine the effect of using the syntactic learning model towards the ability in writing free poetry and the ability in thinking creatively. The research method used was a quasi experiment. Subjects in this study were fifth grade students of SD Negeri 34 Bandung Soka. The instrument used in this study was a test description (students’ poetry writing) to test the ability in writing free poetry and creative thinking ability before and after the given treatment. The treatment given to the experimental class was a syntactic learning model, while the control class was treated with direct learning. Data analysis was performed by quantitative and qualitative statistical analysis through the average different techniques test with significance level α = 0.05. The results of the study showed that the experimental class using syntactic models affects the ability of the student in writing free poetry which can be seen from the mean difference of the experimental class that used syntactic approach and control class that used direct learning. However, the syntactic learning model did not affect significantly the creative thinking ability. It can be seen that there is no difference between the experimental class and the control class.
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang membutuhkan interaksi dengan manusia
lainnya. Interaksi semakin penting ketika manusia membutuhkan keberadaannya
diakui. Kegiatan ini sangat membutuhkan alat, sarana, dan media. Pengajaran
Bahasa Indonesia mempunyai ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan dan
mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan
benar. Hakikatnya pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam
kepekaan perasaan siswa.
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, meliputi aspek keterampilan
berbahasa seperti berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Setiap
keterampilan memiliki hubungan yang erat satu dengan yang lainnya. Hal ini
diperkuat menurut Syarif (2009, hlm. 1) menyatakan bahwa kemampuan
mendengarkan dan membaca termasuk kemampuan reseptif. Sedangkan
kemampuan berbicara dan menulis adalah disebut kemampuan produktif.
Keempat keterampilan tersebut memiliki berbagai macam masalah yang dialami
siswa. Pada umumnya masalah yang terjadi dalam kebahasaan di sekolah dasar
yaitu aspek keterampilan menulis. Terlihat rendahnya kemampuan siswa dalam
kegiatan menulis, karena sulitnya siswa dalam mengungkapkan ide, gagasan, dan
perasaan ke dalam bentuk tulisan. Sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Taufik
Ismail (2003, hlm. 9) bahwa bangsa Indonesia rabun membaca dan lumpuh
menulis. Artinya dalam pendidikan khususnya siswa sekolah dasar sampai
perguruan tinggi belum mampu menulis secara mandiri dengan hasil yang
memuaskan termasuk dalam menulis sastra.
Pembelajaran sastra di sekolah sangat penting diajarkan, khusunya
2
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggali potensi dan mengembangkan kreativitas siswa, sehingga mereka
mempunyai kemampuan untuk menulis puisi dan kemampuan berpikir kreatif
dengan baik. Untuk kita ketahui, tingkat kreativitas anak-anak Indonesia berada
pada peringkat yag rendah. hal tersebut dikutip oleh supriyadi (1994, hlm. 85)
berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan Hans Jallen menyatakan bahwa
tingkat kreativitas anak-anak Indonesia adalah terendah diantara anak-anak
seusianya dari 8 negara lainnya berturut-turut dari yang tertinggi sampai yang
terendah rata-rata skor tesnya adalah Filipina, Amerika Serikat, Inggris, Jerman,
india, RRC, Kamerun, Zulu, dan terakhir Indonesia. adapun penyebab rendahnya
kreativitas anak-anak Indonesia adalah lingkungan yang kurang menunjang untuk
mengeksperikan kreativitasnya khususnya di lingkungan keluarga dan sekolah.
Oleh sebab itu, guru harus membina dan membimbing anak-anak didik secara
maksimal agar kreativitas anak berkembang dengan potensi yang dimilikinya.
Siswa mengapresiasikan sebuah puisi bukan hanya ditujukan untuk
penghayatan dan pemahaman, melainkan berpengaruh mempertajam terhadap
kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan anak terhadap masalah
kemanusiaan. Kemampuan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor penting
dalam proses pembelajaran menulis puisi. Selain penerapan model, metode dan
strategi yang tepat, juga yang sangat menentukan adalah peranan guru dalam
proses pembelajaran terhadap siswa. Hal ini diperkuat oleh Slameto (2003, hlm.
11) mengemukakan metode mengajar dapat mempengaruhi proses belajar. Metode
mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak
baik pula.
Langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menulis
puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa di kelas V, Peneliti perlu
adanya melakukan perbaikan yaitu dengan cara menggunakan model
pembelajaran yang dapat memberikan kemampuan siswa menulis puisi dan
berpikir kreatif sehingga dalam proses pembelajaran lebih menyenangkan.
Berdasarkan observasi awal di lapangan SD Negeri 34 Soka kota Bandung
3
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu berkaitan model pembelajaran menulis
puisi. Melihat kondisi di atas, adanya gejala-gejala dalam proses belajar mengajar
yaitu: (1) kurangnya keseriusan siswa dalam belajar, hal ini terlihat ketika guru
menjelaskan materi pembelajaran siswa kurang antusias. (2) pembelajaran
menulis puisi di sekolah dasar sering dilakukan secara menonton dan satu arah (3)
siswa mengalami kesulitan dalam menulis puisi sehingga siswa malas dan tidak
mau berusaha untuk memikirkan ide-ide yang baru atau cara untuk memunculkan
ide (4) siswa bingung menggunakan pilihan kata-kata yang tepat dalam
membentuk sebuah puisi. Ketika siswa menulis puisi, peneliti melihat kurangnya
kemampuan siswa pada aspek diksi (pilihan kata), pengimajian, tipografi, dan
amanat, (5) kurangnya guru membahas secara bersama-sama sehingga siswa tidak
mengetahui kekurangan-kekurangan dalam menulis puisi khusunya dalam diksi
(pilihan kata) yang tepat, pengimajian, tipografi dan amanat.
Berdasarkan gejala-gejala di atas penulis dapat menganalis bahwa kurangnya
keinginan dan kemampuan siswa dalam menulis masih sangat rendah. Kegiatan
menulis merupakan pelajaran yang paling sulit di sekolah dasar, serta sulitnya
guru memilih teknik, metode, model yang tepat dalam pembelajaran sehingga
kurang menarik dan membuat siswa bosan untuk melakukan pada proses
pembelajaran. Sementara siswa dituntut untuk menulis puisi bebas dan berpikir
kreatif. Padahal untuk menulis puisi bebas dan berpikir kreatif siswa
membutuhkan tuntunan dan arahan yang terstruktur dan mampu menstimulus
siswa dengan baik. Model yang digunakan hendaknya mampu mendorong siswa
untuk bisa mengungkapkan unsur-unsur pembentukan puisi yang baik seperti
penggunaan diksi (pilihan kata), pengimajian, tipografi, dan amanat.
Pembelajaran yang dilaksanakan harus dapat mendorong siswa untuk bisa
menulis puisi dan berpikir kreatif. Puisi ini merupakan ungkapan perasaan
ataupun dari visualisasi seseorang terhadap suatu objek. Walaupun demikian,
tidak semua orang mampu untuk mengungkapkan perasaan dan visualisasinya
dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu dibutuhkan model yang mampu
4
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bentuk tulisan puisi. Salah satu model yang memiliki langkah-langkah yang
mampu menuangkan perasaan dan visualisasi seseorang dalam bentuk tulisan
puisi. dari beberapa model yang dapat digunakan salah satunya ialah model
sinektik.
Model sinektik merupakan sebuah model pembelajaran yang dapat
mengembangkan dalam proses pembelajaran menulis puisi dan berpikir kreatif
yang dimulai dengan mendeskripsikan situasi yang berkaitan dengan visualisasi
dan perasaan, penganalogian hingga mampu memeriksa kembali tugas yang telah
dilakukannya. Model sinektik ini juga dapat memberikan keleluasaan siswa untuk
berpikir secara kreatif yang mengarahkan siswa untuk dapat berpikir melalui alur
yang sesuai dengan pola perkembangan anak mulai dari tingkat sekolah dasar
sampai ketingkat tinggi, pendapat tersebut diperkuat menurut Gordon (Joyce,
2011, hlm. 34) menyatakan bahwa model pembelajaran sinektik ini sangat cocok
diterapkan pada pendidikan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama
(SMP).
Keberhasilan model sinektik diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan
oleh Suryana (2013), bahwa: “Pembelajaran menulis puisi melalui model sinektik
berorientasi berpikir imajinatif dapat efektif”. Hal ini dibuktikan hasil dari
pengolahan data menulis puisi siswa mengalami peningkatan. Kemampuan
menulis puisi siwa di kelas eksperimen pada prates memiliki rata-rata sebesar
71,50. Setelah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model sinektik,
siswa mengalami peningkatan menjadi rata-rata sebesar 78,90. Berdasarkan
perbedaan rata-rata prates dan pascates adalah sebesar 7,47. Berdasarkan secara
statistik, perbedaan rata-rata tersebut sangat signifikan.
Pendapat di atas sesuai yang diungkapkan oleh Joyce (2011, hlm. 34)
menyatakan bahwa model sinektik adalah suatu proses pembelajaran yang
dirancang untuk membantu guru memecahkan masalah dan menulis berbagai
aktivitas, serta memperoleh prespektif-prespektif baru dalam membuat topik dari
5
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran dengan menggunakan model sinektik, siswa dituntut untuk
dapat memecahkan persoalan secara individu kemudian di dalam
penyelesaiaannya siswa mendapat masukan tentang persoalan yang telah
diselesaikan atau saran dari individu lain saat menulis dan berdiskusi.
Hal tersebut, diperkuat dari sebuah penelitian empiris oleh Maryam Eeds dan
Deborah Wells 1989 (dalam Musthafa, 2013, hlm. 117) bahwa anak-anak dari
sepuluh tahunan dapat berperan serta dalam diskusi tentang hasil karya. Hal ini
mengindikasikan proses kognitif dalam (1) mengartikulasikan proses
pembangunan makna yang sederhana, (2) berkreasi dan berbagi cerita personal
yang terkait dengan pembacaan yang sedang dijalani atapun diskusinya, (3)
berpartisipasi sebgai pembaca aktif-membuat prediksi, hipotesis, dan menentukan
konfirmasi dan diskonfirmasi selama membaca, dan (4) mendapatkan gambaran
tentang cara penulis mengomunikasikan pesannya pada pembaca dan menguatkan
penilaian mereka perihal strategi retorika pnulis dengan menyertakan relevan dari
teks.
Sesuai permasalahan di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Bebas dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah
Dasar”.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis
merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran sinektik
terhadap kemampuan menulis puisi bebas siswa kelas V di SD Negeri 34
Soka kota Bandung tahun ajaran 2013/2014?
2. Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran sinektik
terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas V di SD Negeri 34 Soka
6
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pertanyaan penelitian yang telah diuraikan di
atas, maka penelitian ini bertujuan yaitu.
1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran sinektik
berpengaruh terhadap kemampuan menulis puisi bebas siswa kelas V di
SD Negeri Soka 34 kota Bandung tahun ajaran 2013/2014.
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran sinektik
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas V di SD
Negeri Soka 34 kota Bandung tahun ajaran 2013/2014.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan umumnya, lebih khusunya dapat
bermanfaat secara teoretis dan praktis. Adapun penjabaran dari kedua manfaat
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini bermanfaat untuk membuktikan pengaruh model pembelajaran
sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir
kreatif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, dapat menambah ilmu pengetahuan dan mendapatkan
gambaran tentang model yang cocok digunakan dalam meningkatkan
kemampuan menulis puisi bebas dan berpikir kreatif.
b. Bagi siswa, memberikan suasana menyenangkan dan menarik dalam
kegiatan belajar dan dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk
terus berkarya nyata dan mampu menulis puisi bebas dan berpikir
kreatif.
c. Bagi sekolah, memberikan sumbangsih berupa model yang cukup efektif
dan menarik perhatian siswa dalam pembelajaran menulis dan dapat
7
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
guru dapat mempertimbangkan penggunaan model yang cocok agar
siswa mampu menulis puisi bebas dan mampu berpikir kreatif, sehingga
model tersebut bisa diterapkan di sekolah dan di kelasnya.
E. Struktur Organisasi
Penelitian ini memiliki struktur organisasi kejelasan dalam setiap bab.
Adapun struktur organisasi dalam penulisan tesis ini yaitu Bab pertama tentang
pendahuluan yang memaparkan mengenai latar belakang, pertanyaan penelitian,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis. Bab kedua
memaparkan tentang pengkajian teori yang digunakan, isi kajian teori mencakup
hakikat model pembelajaran sinektik, menulis dilihat dari prosesnya, hakikat
menulis, hakikat puisi, hakikat berpikir kreatif, proses kreatif menulis, asumsi
dasar, dan hipotesis penelitian. Bab ketiga memaparkan tentang metode dan
desain penelitian, metode dan desain penelitian, Populasi dan Sampel penelitian,
definisi operasional variabel, instrument penelitian, teknik pengumpulan data,
prosedur penelitian, teknik analisis data dan soal tes. Selanjutnya bab keempat
memaparkan pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan. Sementara
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain penelitian
Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif.
Adapun metode kuantitatif yang digunakan adalah metode eksperimen kuasi atau
eksperimen semu yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan berupa
penggunaan model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi
bebas dan kemampuan berpikir kreatif.
Penelitian ini juga menggunakan statisik deskriptif. Adapun penelitian ini
eksperimen kuasi. Penelitian eksperimen kuasi dipandang relevan digunakan,
karena memiliki ciri-ciri: a) pemecahan masalah yang aktual, b) data yang
dikumpulkan akan disusun, kemudian dijelaskan, dan data tersebut dianalisis.
Penelitian menggunakan angka-angka statistik perbandingan antara variabel
kontrol dan variabel eksperiman (Sukmadinata, 2013, hlm. 53). Selanjutnya
angka-angka tersebut dideskripsikan menggunakan kata-kata, selain itu juga hasil
juga dideskripsikan dari karya yang dibuat oleh siswa. Hasil statistiknya
dideskripsikan juga dari hasil karya siswa tersebut. Penelitian eksperimen semu
banyak digunakan dalam bidang pendidikan atau bidang lain yang subjek
penelitiannya tidak dapat di manipulasi dan dikontrol secara intensif (Syamsudin
& Damaianti, 2009, hlm. 23).
Bentuk desain eksperimen yang digunakan merupakan eksperimen kuasi
Nonequivalent Groups Pretest-Postest (Schumacher, 200, hlm. 342).
Desain penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut.
Keterangan :
A = Kelompok eksperimen
B = Kelompok kontrol
Group pretest treatment posttest
42
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X = Perlakuan model pembelajaran sinektik
= Prates kelompok eksperimen
= Pascates kelompok eksperimen
= Prates kelompok kontrol
= Pascates kelompok kontrol
Berdasarkan desain penelitian eksperimen kuasi tersebut, selanjutnya peneliti
membuat alur penelitian untuk memudahkan pemahaman terhadap pelaksanaan
penelitian ini. Adapun alur penelitiannya yaitu sebagai berikut.
Kelas Kontrol
Pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional
Pengolahan data
Analisis data Observasi
Metode Pembelajaran Studi Lapangan
Penggunaan Model Sinektik terhadap Kemampuan Menulis Puisi Bebas dan Kemampuan Berpikir Kreatif
Kelas Eksperimen
pembelajaran dengan model pembelajaran sinektik
Studi Literatur
Permasalahan
Penentuan Subjek Penelitian
Penyusunan, revisi, dan pengesahan instrumen instrumen
Prates
43
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 34
Soka Kota Bandung tahun ajaran 2013/2014. Jumlah sampel penelitian berjumlah
60 siswa. 60 siswa tersebut terdiri dari 30 siswa kelas eksperimen dan 30 siswa di
kelas kontrol. Di kelas V tersebut kondisi siswa heterogen (berbeda-beda
kemampuannya). Selain siswa, guru juga menjadi subjek penelitian berkaitan
dengan kegiatan guru saat mengajar. Objek penelitiannya adalah kemampuan
menulis puisi bebas pada pelajaran bahasa Indonesia.
C. Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Sinektik Terhadap Kemampuan
Menulis Puisi Bebas dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar”.
(Penelitian pada Peserta Didik Kelas V SD Negeri Soka Kota Bandung Tahun
Ajaran 2013/2014). Berdasarkan judul penelitian ada tiga variabel dalam
penelitian ini, yaitu pengaruh model sinektik, kemampuan menulis puisi bebas
dan berpikir kreatif. Ketiga variabel tersebut didefinisikan sebagai berikut.
1. Model sinektik adalah model pembelajaran yang dilakukan yang
menekankan untuk menggali ide-ide siswa yang dapat mengubah cara
berpikir dengan memberikan wawasan baru dalam berpikir dengan cara
menggunakan analogi dan metafor (kiasan) yang mereka inginkan sehingga
secara tidak langsung dapat mendorong siswa untuk berimajinasi dan
kreativitas dengan menghasilkan sesuatu yang baru, kemudian siswa
melakukan kritik mengkritik atau memberikan respon sehingga hasil puisi
tersebut yang dihasilkan benar-benar optimal. Langkah-langkah model
sinektik yaitu mendeskripsikan situasi sesuai dengan topik, analogi
langsung, analogi personal, konflik padat, analogi langsung, dan memeriksa
kembali tugas.
44
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Kemampuan menulis puisi bebas adalah kemampuan menulis atau
mengarang suatu ragam sastra yang bahasanya tidak terikat irama, mantra,
dan oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam larik,
sehingga dapat dibaca dan dipahami. Kemampuan menulis puisi dibangun
oleh unsur fisik dan unsur batin, adapun yang akan dinilai dalam penelitian
ini meliputi empat aspek yaitu Diksi (pilihan kata), Pengimajian, Tipografi,
amanat. Dalam menulis puisi bebas penelitian ini difokuskan tentang tema
yaitu tentang lingkungan alam. Tema ini diperkuat oleh Mitchel (2003, hlm.
161) menyatakan bahwa tema-tema yang cocok untuk puisi sekolah dasar
adalah berkaitan dengan ha-hal yang ada di sekitar anak, misalnya orang
tua, guru, teman sepermainan, binatang kesukaan, lingkungan alam,
religiusitas, dan lain-lain.
3. Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir yang dapat
mengembangkan dan menghasilkan sesuatu yang baru baik itu dalam
konsep, penemuan dan karya seni secara lancar, luwes, baru, dan
berkembang. Fokus penelitian ini yaitu kemampuan berpikir kreatif siswa
yang akan dinilai dari produk berupa tulisan puisi bebas.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah tes tulis. Teknik tes adalah siswa harus
menulis puisi bertema keindahan alam. Jumlah puisi anak dua bait, perbait kurang
lebih 3 sampai 6 baris.
1. Pelaksanaan Tes
Tes dalam penelitian ini dilaksanakan dua kali yakni tes tahap awal (pretest)
dan tes akhir (posttest). Tujuan tes adalah untuk mengukur kemampuan siswa
dengan melihat kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif
sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditentukan sebelumnya.
a. Identifikasi Kemunculan Aspek dalam Menulis Puisi Bebas
Tabel analisis aspek menulis puisi tertera di bawah ini.
Tabel 3.1
45
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No puisi yaitu diksi, pengimajian, tipografi, dan amanat.
Pembubuhan tanda ceklis (√ ) pada kolom, sesuai dengan aspek menulis
puisi yaitu diksi, pengimajian, tipografi, dan amanat.
Berdasarkan pembubuhan tanda ceklis kemunculan aspek menulis puisi,
maka dilakukan berdasarkan indikator.
b. Indikator Kemampuan Menulis Puisi Bebas
Karangan ini diukur berdasarkan kemunculan aspek menulis puisi yang
telah ditentukan. Selanjutnya dimasukan ke dalam kolom indikator.
Tabel 3.2
Indikator Penilaian Menulis Puisi Bebas
Komponen Indikator
1. Diksi / pilihan kata
Menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan jelas.
2. Pengimajian Menulis puisi dengan dengan pengimajian yang tepat.
3. Tipografi Menulis puisi dengan tipografi yang tepat.
4. Amanat Menulis puisi dengan amanat yang sesuai dengan isi puisi.
46
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut ini merupakan pengembangan penilaian dalam kemampuan menulis
puisi bebas berdasarkan teori yang dipaparkan dalam bab II.
Tabel 3.3
Rubrik Penilaian Kemampuan Menulis Puisi Bebas
Komponen Skor Kriteria baitnya terurai, kata-kata kongkrit, makna kata (klausa) yang disampaikan jelas, sehingga dapat dipahami dan mengandung nilai.
Baik: Pilihan kata yang sesuai dengan tema,
sistematis baik makna, bunyi yang muncul dalam baris dan baitnya terurai, tetapi makna kata (klausa) yang disampaikan kurang jelas sehingga kurang dapat dipahami.
Cukup: Pilihan kata sudah sesuai dengan tema,
tetapi bunyi yang muncul dalam baris dan bait yang digunakan puisi cukup tepat baik makna, kata yang disampaikan.
Kurang: Pilihan kata yang digunakan pada puisi
kurang sesuai dengan tema, bunyi yang muncul dari baris dan baitnya yang digunakan tidak tepat baik makna dan kata (klausa).
Sangat Kurang: Pilihan kata yang digunakan
pada puisi tidak sesuai baik itu dari tema,
menggambarkan suatu objek yang sesuai dengan apa yang dilihatnya, dapat memunculkan imajinasi visual, audio, taktil, dan terampil dalam menggunakan bahasa kiasan. Baris dan bait puisi itu seolah-olah benda tampak.
47
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
imajinasi, tapi kurang terampil dalam menggunakan bahasa kiasan. Baris dan bait puisi kurang tampak menggambarkan suatu benda.
Cukup: Puisi yang telah dibuat siswa sedikit
menggambarkan suatu objek. Hanya memunculkan satu imajinasi, Puisi yang dibuat siswa kurang sesuai dengan apa yang dilihatnya dan kurang mengungkapkan pengalaman indrawi dan sedikit dalam menggunakan bahasa kiasan.
Kurang: puisi yang telah dibuat siswa kurang
menggambarkan suatu objek. Memunculkan satu imajinasi tapi kurang sesuai yang sesuai, Puisi yang dibuat siswa tidak sesuai dengan apa yg dilihatnya.
Sangat Kurang: Puisi yang telah dibuat siswa
tidak menggambarkan suatu objek, tidak memunculkan imajinasi, dan tidak sesuai dengan apa dilihatnya.
bentuk fisik, pemenggalan(ejambemen) pada larik sudah tepat, adanya ikatan (isotopi) antar bait, puisi (menciptakan keindahan visual) yang sangat mendukung isi, rasa, dan suasana. Dan keselarasan bentuk dan maknanya yang sangat baik.
Baik : Puisi telah membuat satu bentuk fisik,
pemenggalan (enjabemen) pada larik tepat, mampu menghasilkan suatu bentuk puisi (menciptakan keindahan visual) yang mendukung isi, rasa, dan suasana.
Cukup: puisi yang telah dibuat siswa cukup
mampu menghasilkan suatu bentuk puisi (menciptakan keindahan visual) yang cukup mendukung isi, rasa, dan suasana. Dalam puisi, cukup terdapat keselarasan bentuk dan maknanya.
Kurang: Puisi yang telah dibuat siswa kurang
48
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
mendukung isi, rasa, dan suasana. Dalam puisi, kurang terdapat keselarasan bentuk dan maknanya.
Sangat Kurang : Puisi yang telah dibuat siswa
tidak mampu menghasilkan suatu bentuk puisi (menciptakan keindahan visual) yang mendukung isi, rasa, dan suasana. Dalam puisi, tidak terdapat keselarasan bentuk dan maknanya. puisi, dan bahasanya sangat dapat dipahami.
Baik : Amanat di sampaikan secara tersurat
sesuai dengan tema, terdapat dalam isi puisi, tetapi bahasanya kurang dapat di pahami.
Cukup: Amanat disampaikan secara tersirat,
sesuai dengan puisi yang dibuatnya dan bahasanya dapat dipahami.
Kurang: Amanat disampaikan secara tersirat
kurang sesuai dengan puisi yang dibuatnya dan bahasanya tidak dapat dipahami.
Sangat Kurang : Amanat disampaikan tidak
ada, baik itu secara tersurat maupun secara tersirat sehingga puisi yang dibuatnya dan bahasanya tidak dapat dipahami.
2. Indikator Kemapuan Berpikir Kreatif a. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
Karangan ini diukur berdasarkan kemunculan aspek kemampuan berpikir
kreatif yang telah ditentukan. Selanjutnya dimasukan ke dalam kolom
indikator.
Tabel 3.4
Indikator Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif
49
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 Kelancaran a. Kemampuan memunculkan ide yang
beragam.
b. Banyaknya kemunculan ide secara keseluruhan.
2 Keluwesan a. Kemampuaan memunculkan ide
dalam beberapa kategori.
3 Keorisinalan a. Kemampuan memunculkan ide yang unik.
b. Kemampuan memunculkan ide yang aneh.
c. Kemampuan memunculkan ide yang tidak umum digunakan/baru.
4 Pengembangan a. Kemampuaan menambahkan detail
gagasan.
b. Memperluas kegunaan sesuatu yang dimaksud.
c. Penambahan dan perubahan bentuk yang dilakukan memiliki nilai tambah.
b. Identifikasi Kemunculan aspek dalam kemampuan berpikir kreatif.
Tabel analisis aspek menulis puisi tertera di bawah ini.
Tabel 3.5
Aspek Kemunculan dalam Kemampuan Berpikir Kreatif
No Aspek
Pembubuhan tanda ceklis (√) pada kolom, sesuai dengan aspek kemampuan
berpikir kreatif yaitu kelancaran, keluwesan, keorisinalan, dan
50
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembubuhan tanda ceklis (√) pada kolom, sesuai dengan aspek kemampuan
berpikir kreatif yaitu kelancaran, keluwesan, keorisinalan, dan
pengembangan.
Berdasarkan pembubuhan tanda ceklis kemunculan aspek menulis puisi,
maka dilakukan berdasarkan indikator.
c. Rubrik pengembangan penilaiaan berpikir kreatif.
Berikut ini merupakan pengembangan penilaian kemampuan berpikir
kreatif berdasarkan teori yang dipaparkan dalam bab II. Adapun penilaian
kemampuan berpuikir kreatif sebagai berikut:
Tabel 3.6
Rubrik Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif
No Komponen
kaitan antar bait, adanya kaitan antar larik, setiap bait didukung oleh pengimajinasian yang mendukung dan sesuai, dan adanya kata atau kalimat yang kongkrit.
Baik: Bait yang ditulis memiliki hubungan
antar bait, namun ada satu bait yang kurang didukung oleh pengimajian yang sesuai, hubungan antar kalimat memiliki hubungan yang baik.
Cukup: Bait yang dikembangkan cukup
memiliki hubungan antar bait, tetapi ada dua bait yang kurang didukung oleh pengimajinasian tetapi hubungan antar kalimat tetap baik.
Kurang: bait yang kurang memiliki
hubungan antar bait, ada lebih dari tiga kalimat dikembangkan tidak berdasarkan pengimajinasian yang mendukung dan memiliki hubungan antar kalimat yang kurang baik.
51
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hubungan antar bait, ada lebih dari empat atau lebih kalimat yang dikembangkan tidak berdasarkan pada pengimajinasian yang mendukung dan tidak memiliki
koherensi antar larik, dikembangkan sesuai dengan penginderaan dan bait-bait dalam puisi minimal memiliki tiga hubungan objek yang sudah yang berkaitan dengan tema.
Baik: Apabila hasil analogi dikembangkan
sesuai dengan penginderaan minimal memiliki dua hubungan objek yang sudah dianalogikan.
Cukup: Apabila hasil analogi dikembangkan sesuai dengan penginderaan minimal memuat dua analogi namun kurang sesuai yang dianalogikan.
Kurang: Apabila hasil analogi dikembangkan sesuai dengan penginderaan memuat hanya satu analogi namun sesuai yang dianalogikan.
Sangat Kurang: Apabila hasil analogi
dikembangkan tidak sesuai dengan penginderaan memuat hanya satu analogi, dan tidak sesuai yang dianalogikan.
3 Keorisinalan
5
Sangat baik: Bait yang ditulis memiiki
52
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
Baik: Bait yang ditulis memiliki judul
yang unik, terdapat diksi yang unik, setiap bait memiliki terdapat ide ba bait minimal memiliki dua makna dan tetap masih saling mendukung antar bait dalam puisi.
3
Cukup: Apabila bait yang dibuat
memiliki judul yang baru, setiap bait minimal memiliki dua makna namun cukup mendukung antar bait dalam puisi.
2
Kurang: Apabila bait yang dibuat memiliki judul yang baru, setiap bait memiliki dua makna tetapi kurang mendukung hubungan antar bait dalam puisi.
1
Sangat Kurang: Apabila bait yang dibuat
memiliki judul yang baru, setiap bait memiliki dua makna tetapi tidak mendukung hubungan antar bait dalam puisi.
4 Pengembangan
5
Sangat baik: Puisi dikembangkan dan
ditulis memiliki makna antar larik, terdapat makna antar bait, mempunyai ide yang beragam adanya koherensi antar larik dan tiap bait memuat minimal tiga makna dan dikembangkan secara detail.
4
Baik: Puisi yang dikembangkan dan ditulis
memiliki makna antar larik, tetapi yang
53
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
Sangat Kurang: Puisi dikembangkan dan
ditulis sangat kurang mendetail dan sangat kurang tepat (tidak ada pengembangan makna dalam puisi).
Tabel 3.7
Kategori Penilaian Menulis Puisi Bebas Berdasarkan Skala 5
Interval Tingkat
Dikutip dari Riduwan (2010, hlm. 88).
1. Persiapan Pembelajaran
Proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model sinektik
sangat dibutuhkan dalam persiapan yaitu dengan penyusunan persiapan mengajar.
Adapun penyusunan tersebut yaitu:
1. Menentukan topik pembelajaran
2. Menentukan alokasi waktu
3. Merumuskan tujuan pembelajaran
4. Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan
5. Menyusun rencana perangkat pembelajaran
6. Skenario pembelajarannya mengikuti alur sebagai berikut:
2. Skenario Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Melalui Model
Sinektik
a. Prates
Prates dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal seluruh siswa kelas
kontrol dan siswa kelas eksperimen dalam menulis puisi bebas. Adapun
soal prates yang telah disiapkan peneliti yaitu bentuk uraian/perintah untuk
menulis sebuah puisi bebas. Guru memberikan alokasi waktu untuk
mengerjakannya dalam waktu satu jam pelajaran.
54
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8
Pembelajaran Menulis Puisi dengan Model Sinektik
Mendiskripsikan situasi pada saat ini merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk menggambarkan situasi tema atau topik dalam pembelajaran menulis puisi.
Guru mendeskripsikan tentang materi yang akan dijadikan bahan menulis puisi, seorang guru mendeskripsikannya dengan menggunakan media video yang sesuai dengan tema. Tema yang diujikan adalah tema lingkungan alam.
Tahap Pertama
Mendeskripsikan topik pada saat itu
Tahapan kedua siswa beranalogi langsung siswa diminta untuk memberikan analogi-analogi langsung, melihatnya dan mengeksplorasinya
dalam tahapan ini siswa
menganalogikan atau menganggap dirinya sebagai objek atau sebuah benda, hewan, tumbuhan, dan sesuatu yang siswa lihat dan siswa sukai kemudian siswa mengembangkannya menjadi beberapa kerangka baris.
Tahap kedua Analogi Langsung
Tahapan ketiga siswa menentukan analogi personal yang dimaksudkan dalam tahapan ini siswa menjadi sesuatu objek atau benda yang mereka sukai dan telah mereka pilih dalam tahapan kedua. Tahapan ini siswa menuliskan gagasan secara tepat sehingga mereka dapat membuat sebuah konsep puisi yang akan siswa tulis dengan bantuan guru dan bantuan satu dengan yang lainnya.
Tahap Ketiga Analogi Personal
siswa memunculkan beberapa analogi konflik padat dan memilih salah satunya. Misalnya siswa berimajinasi tentang sebuah bunga yang indah, wangi, dan cantik yang kemudian dimunculkan konflik padatnya kemudian ditulis dalam bentuk sebuah
55
Iis Aprinawati, 2014
Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karya.
tahapan ini, selain siswa menganalogikan satu konsep siswa juga menganalogikan konsep yang lain contoh selain siswa menganalogikan bunga, siswa juga menganologikan keindahan yang lain misalnya seperti
pohon. Selanjutnya siswa
mengembangkannya berdasarkan kemampuan.
Tahap Kelima Analogi langsung
Tahapan ini mencakup sebuah proses dimana siswa kembali pada suatu permasalahan awal dan menggunakan analogi terakhir yang akan dijadikan sebagai pengalaman sinektiknya, kemudian dibuat dalam tulisan yang bentuk puisi.
Tahap Keenam
Memeriksa Kembali Tugas Awal
c. Pascates
Pascates dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis
puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif. Pascates ini dilakukan siswa
setelah mendapatkan perlakuan baik itu dikelas eksperimen yang menggunakan
56
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses yang harus dilaksanakan
dalam penelitian guna memperoleh data. Adapun pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah teknik tes menulis puisi (paper and pencil test) yang
dijelaskan sebagai berikut:
a. Teknik Tes
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
ini menggunakan tes tertulis. Hal ini diperkuat menurut MacMilan dan
Schumacher (2001, hlm. 40) istilah paper and pencil tests diartikan sebagai
a standard set of questions is presented to each subject in writing (on paper
or computer) that requires completion of cognitive task. Tes tertulis
diartikan sebagai seperangkat pertanyaan yang disajikan kepada setiap
subyek penelitian dalam bentuk tertulis yang menghendaki penyelesaian
tugas kognitif. Tugas kognitif yang dimaksudkan dapat terfokus pada apa
yang diketahui seseorang (achievement), kemampuan belajar (ability or
aptitude), memilih atau seleksi (interests, attitudes, or value) atau
kemampuan mengerjakan sesuatu (skills).
Tes tertulis digunakan sebagai pengumpul data karena bentuk produk
dari proses pembelajaran ini adalah karya dalam bentuk puisi, hal tersebut
diasumsikan sebagai alat pengumpul data yang efektif.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati proses pelaksanaan proses
pembelajaran pada saat penelitian. Lembar tersebut mencakup beberapa
proses dan aspek pembelajaran yang akan diamati baik dari guru maupun
dari siswa.
Alat yang digunakan adalah berupa format yang berisi item-item aktivitas
siswa dan guru dalam pembelajaran model sinektik dalam proses
57
c. Pedoman Angket
Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap proses
pembelajaran model sinektik dalam pembelajaran menulis puisi bebas.
Adapun bentuk pertanyaan yang ada dalam angket tersebut berkaitan
dengan komponen-komponen pembelajaran sinektik.
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap kegiatan yaitu; tahap persiapan
penelitian, tahapan penelitian, dan tahapan analisis data.
1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap ini di awal dengan kegiatan studi kepustakaan mengenai model
sinektik untuk memberikan kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan
berpikir kreatif, selanjutnya menyusun instrumen penelitian yang disertai
dengan menyusun instrumen penelitian yang disertai dengan proses
bimbingan dari dosen pembimbing dan Jugment (tim ahli).
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap ini, kegiatan awal peneliti memberikan prates di kelas eksperimen
dan di kelas kontrol. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal
siswa dalam kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir
kreatif. Setelah prates dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran
selama enam kali, kelas eksperimen akan menggunakan model sinektik
sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran terlangsung. Hal
tersebut dilakukan agar adanya perubahan kemampuan menulis puisi bebas
dan kemampuan berpikir kreatif.
Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran, selanjutnya akan dilakukan
pascates pada pertemuan terakhir. Pascates dilakukan bertujuan untuk
mengetahui hasil akhir siswa dalam kemampuan menulis puisi bebas dan
58
3. Tahapan analisis data dan pembahasan
Tahapan analisis data menjelaskan secara dekriptif data hasil penelitian,
hasil uji statistik kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir
kreatif, uji homogenitas data, uji hipotesis dan pembahasan.
G. Teknik Analisis Data
Teknik pengolahan data dilakukan dengan dua cara yaitu analisis data atau
metode deskriptif dan metode statistik. Metode deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan data hasil penelitian. Metode statistik digunakan untuk
keperluan pengolahan data kuantitatif seperti uji persyaratan data dan uji
hipotesis. Setelah hasil statistik didapat selanjutnya dilakukan penarikan
kesimpulan untuk untuk ditafsirkan maknanya.
Teknik analisis data yang dilakukan. Data-data yang telah dikumpulkan
kemudian dianalisis dengan menggunakan program sofewer SPSS. Data hasil tes
kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif. Data
pembelajaran model sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan
kemampuan berpikir kreatif dianalisis dengan tahapan sebagai berikut:
Pertama, data yang telah dinilai dideskripsikan dengan cara mencari nilai
rata-rata (mean), standar deviasi, nilai terendah (minimum), dan nilai tertinggi
(maximum).
Kedua, melakukan uji statistik yang mencakup uji normalitas dan uji
homogenitas. Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data data
yang diuji itu berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji distribusi
Kolmogorov-Simirnov. Sedangkan uji homogenitas dilakukan dengan cara
mencari simpangan baku dari kedua data hasil penelitian.
Ketiga, setelah melakukan uji persyaratan data selanjutnya dilakukan uji
hipotesis penelitian.
Berdasarkan pemaparan pengolahan data penelitian. Maka langkah-langkah
59
1. Uji normalitas
Perhitungan uji normalitas data menulis laporan pengamatan siswa dilakukan
dengan menggunakan rumus hitung dengan tabel, hipotesis uji normalitas
data dalam tabel penelitian yaitu:
H0 : sampel berdistribusi normal
Ha : sampel berdistribusi tidak normal
a. Menentukan rentang skor (r)
r = Skor maksimum – Skor Minimum
(Sujana, 2006: 47)
b. Menentukan banyaknya kelas interval (k)
K = 1 + 3,3 log n (Sujana, 2006: 47)
c. Menentukan panjang kelas interval (p)
P =
d. Membuat tabel distribusi frekuensi
e. Menghitung rata-rata Mean (rata-rata X)
X
Keterangan:
M : mean (rata-rata)
Fi : frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi
Xi : tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas interval
f. Menentukan simpangan baku (SD)
√ X
Keterangan
S : simpangan baku (standard deviasi)
X : mean (rata-rata)
Xi : tanda kelas interval atau nilai tengah kelas interval
60
g. Menghitung harga baku dari nilai normalitas (Z)
(Purwanto, 2001: 104)
Keterangan:
Z : harga baku
K : batas kelas
X : mean (rata-rata)
S : simpangan baku
h. Menghitung luas interval (Li)
Li = L1 – L2
Keterangan:
L1 : nilai peluang baris atas
L2 : nilai peluang garis bawah
i. Menghitung frekuensi ekspestasi/harapan (ei)
ei = Li. ∑
j. Menghitung Chi kuadrat (ᵪ2)
x2 =
(Arikunto, 2013: 259)
Keterangan:
x2 : chi kuadrat hitung
ei : frekuensi harapan
fi : frekuensi data yang sesuai dengan tanda kelas xi
Pengambilan kesimpulan untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan
membandingkan chi kudrat hitung dengan chi kuadrat tabel dengan derajat
kebebasan n-1 dan taraf signifikansi α =0,05. Bila harga chikuadrat hitung lebih
kecil dari pada chikuadrat tabel maka distribusi dinyatakan normal, dan bila lebih
besar dinyatakan tidak normal (Sugiyono, 2009: 121).
Hasil perhitungan x2 hitung selanjutnya dibandingkan dengan x2 tabel dengan
ketetapan sebagai berikut.
1) Tingkat kepercayaan 95% (α =0,05)
61
3) Apabila x2 hitung < x2 tabel berarti data berdistribusi normal
2. Uji homogenitas data
Uji homogenitas data dilakukan untuk mengetahui apakah varians sampel
yang digunakan homogen atau tidak. Uji homogenitas dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut :
a. Cari F hitung dengan menggunakan rumus : F
b. Menetapkan taraf signifikansi (α)
c. Menghitung F table dengan rumus :
F table = setengah alfa (dk varians terbesar-1, dk varians terkecil-1)
Dengan menggunakan table F maka didapat Ftabel
d. Menentukan kriteria pengujian H0yaitu :
Jika FHitung FTabel, maka H0, diterima (homogen)
Dalam penelitian ini, uji homogenitas data dilakukan dengan bantuan software
SPSS versi 18. Interpretasi dilakukan dengan memilih salah satu statistik yaitu
statistik yang didasarkan pada rata-rata (Based on Mean). Untuk menetapkan
suatu data homogen atau tidak, maka ditetapkan kriteria sebagai berikut :
a. Menentukan taraf signifikansi uji (α= 0,05).
b. Membandingkan nilai p (p value) dengan taraf signifikansi yang
diperoleh.
c. Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh > α, maka variansi setiap sampel
sama (homogen).
d. Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh < α, maka variansi setiap sampel
sama (homogen).
Pengambilan kesimpulan untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan
membandingkan harga antara F hitung dan F tabel dengan derajat kebebasan n-1 dan taraf signifikansi α = 0,05. Bila harga Fhitung lebih kecil dari F tabel, maka data
62
3. Uji t Student
Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata-rata pada tes awal dan tes akhir
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun langkah-langkah pengujian rumus uji
t adalah sebagai berikut.
a. Karena dalam penelitian ini subjek yang diuji adalah kelas eksperimen dan
kelas kontrol, maka digunakan rumus uji-t dua sampel tidak berhubungan
(independen) sebagai berikut.
uji-t atau t tes
t =
√
keterangan:
Md : mean dari perbedaan dan tes akhir rumus yang digunakan yaitu:
Md =
∑d : jumlah keseluruhan nilai beda
Xd : deviasi masing-masing subjek (d-Md)
∑ᵪ2 d : jumlah kuadrat deviasi
N : subjek pada sampel
b. Menentukan derajat kebebasan
dk = n-1
c. Menentukan nilai t dari tabel statistik
Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan dengan
nilai tabel dengan penarikan kesimpulan sebagai berikut :
Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
Apabila data berdistribusi normal dua-duanya dan tidak homogen maka lanjutkan
63
H. Soal Tes
Penelitian ini didukung oleh beberapa alat pengumpul data yang berupa soal
tes menulis puisi bebas. Adapun bentuk soalnya adalah sebagai berikut:
1. Bentuk Soal Prates dan Pascates
a) Lembar soal prates
Buatlah puisi bebas minimal dua bait. Puisi itu tentang lingkungan alam.
Jangan lupa tulis judul puisi!
b) Lembar Soal Pascates
Buatlah puisi bebas minimal dua bait. Puisi itu tentang lingkungan alam.