PENGARUH SUHU PEMANASAN DAN pH TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA SELAI TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sains Jurusan Pendidikan Kimia
Oleh
Egi Tritya Apdila 1005313
PROGRAM STUDI KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH SUHU PEMANASAN DAN pH TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA SELAI TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)
Oleh
Egi Tritya Apdila
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat
memperoleh gelar Sarjana Sains pada
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Egi Tritya Apdila 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
November 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH SUHU PEMANASAN DAN pH TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA SELAI TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)
Diajukan oleh :
Egi Tritya Apdila
1005313
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I
Dra. Wiwi Siswaningsih, M.Si. NIP. 196203011987032001
Pembimbing II
Dra.Zackiyah,M.Si
NIP.1959122919912001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI
ii
Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN………...ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Pembatasan Masalah ... 5
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
1.6 Struktur Organisasi Skripsi ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tomat ... 7
2.2 Selai Buah ... 9
2.3 Pembuatan Selai Tomat ... 10
2.4 Antioksidan pada Buah Tomat ... 11
2.5 Pengujian Aktivitas Antioksidan ... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 17
3.2 Alat dan Bahan ... 17
3.2.1 Alat ... 17
3.2.2 Bahan ... 17
3.3 Tahapan Penelitian ... 17
iii
Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
3.5 Prosedur Penelitian ... 19
3.5.1 Penyiapan Sampel Tomat ... 19
3.5.2 Pembuatan Selai Tomat ... 19
3.5.3 Uji Fitokimia ... 19
3.5.4 Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Tomat dan Selai Tomat ... 20
3.5.5 Uji Ketahanan Selai Tomat ... 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Tomat ... 22
4.2 Pembuatan Selai Tomat ... 23
4.3 Hasil Uji Fitokimia ... 26
4.3.1 Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Metanol Buah Tomat ... 26
4.3.2 Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Selai Tomat ... 26
4.4 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan ... 27
4.4.1 Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol dan Ekstrak Air Buah Tomat ... 28
4.4.2 Aktivitas Antioksidan Ekstrak Selai Tomat pada Suhu Pemanasan 75oC, 100oC, dan 125oC ... 29
4.4.3 Aktivitas Antioksidan Ekstrak Selai Tomat pada pH 4, 3, dan 2 ... 33
4.5 Hasil Uji Ketahanan Selai Tomat ... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 43
iv
Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Buah Tomat ... 7
Gambar 2.2. Struktur Senyawa-Senyawa Antioksidan pada Buah Tomat ... 11
Gambar 2.3. Struktur Senyawa-Senyawa Fenolik pada Buah Tomat ... 12
Gambar 2.4. Struktur Trans dan Cis Likopen ... 13
Gambar 2.5. Struktur DPPH ... 15
Gambar 2.6. Reaksi DPPH dengan Antioksidan ... 16
Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian ... 18
Gambar 4.1. Proses Maserasi Buah Tomat dengan Metanol (a), dan Ekstrak Pekat Tomat (b) ... 23
Gambar 4.2. Selai Tomat Suhu Pemanasan 75, 100, 125oC pada pH 4, 3, dan 2 ... 25
Gambar 4.3. Reaksi Likopen dengan DPPH ... 28
Gambar 4.4. Reaksi Perubahan Warna Sebelum Reaksi (a), dan Sesudah Reaksi Antara Antioksidan dan DPPH(b) ... 28
Gambar 4.5. Grafik aktivitas antioksidan selai tomat suhu pemanasan 75oC pada pH 4, 3, dan 2 ... 30
Gambar 4.6. Grafik aktivitas antioksidan selai tomat suhu pemanasan 100oC pada pH 4, 3, dan 2 ... 31
Gambar 4.7. Grafik aktivitas antioksidan selai tomat suhu pemanasan 125oC pada pH 4, 3, dan 2 ... 32
v
Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Gambar 4.9. Grafik aktivitas antioksidan selai tomat pH 4 dengan suhu
pemanasan 75oC, 100oC, dan 125oC ... 34
Gambar 4.10. Grafik aktivitas antioksidan selai tomat pH 3 dengan suhu
pemanasan 75oC, 100oC, dan 125oC ... 35
Gambar 4.11. Grafik aktivitas antioksidan selai tomat pH 2 dengan suhu
pemanasan 75oC, 100oC, dan 125oC ... 36
Gambar 4.12. Grafik aktivitas antioksidan selai tomat suhu pemanasan
75oC, 100oC, dan 125oC dengan masing-masing pH 4, 3,
dan 2 ... 37
Gambar 4.13. Isomerisasi trans likopen menjadi beberapa bentuk
cis likopen ... 38
vi
Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kandungan Gizi Buah Tomat ... 8
Tabel 2.2. Persyaratan Mutu Selai Buah ... 9
Tabel 4.1. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Buah Tomat Segar ... 26
Tabel 4.2. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Selai Tomat pada Suhu 75⁰C,
100⁰C, 125⁰C pada pH 4, 3, dan 2 ... 27
Tabel 4.3. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol dan Ekstrak Air Buah
Tomat Segar ... 29
Tabel 4.4. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Selai Tomat pada Suhu 75oC,
100oC, dan 125oC dengan Masing-Masing pH 4, 3, dan 2 ... 29
Tabel 4.5. Hasil uji ketahanan selai tomat ditinjau dari perubahan
vii
Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Uji Determinasi Tanaman Tomat ... 46
Lampiran 2. Perhitungan Pembuatan Larutan Induk DPPH 0,5 mM ... 47
Lampiran 3. Hasil Pengukuran Absorbansi Sisa DPPH Selai Tomat ... 48
Lampiran 4. Hasil Perhitungan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Tomat dan
Ekstrak Selai Tomat ... 50
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian ... 54
i
Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang aktivitas antioksidan buah tomat (Solanum lycopersicumMill.) yang telah diolah menjadi selai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan tomat yang telah diolah menjadi selai serta pengaruh selama proses pembuatan selai terhadap aktivitas antioksidannya. Sampel buah tomat diekstrak dengan menggunakan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Aktivitas antioksidan dianalisis menggunakan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-pycrylhydrazil) dengan spektrofotometer UV-Vis. Pengujian aktivitas antioksidan selai tomat dianalisis dalam dua parameter yang berbeda yaitu pada suhu pemanasan 75oC, 100 oC, 125 oC dan pada pH 2, 3, serta 4. Uji fitokimia dilakukan dengan uji warna dan hasilnya menunjukan bahwa senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam buah tomat adalah terpenoid, flavonoid, dan tanin. Hasil uji aktivitas antioksidan dari berbagai suhu telah terjadi kenaikan aktivitas antioksidan dari suhu 75oC hingga suhu 100 oC dan mengalami penurunan aktivitas antioksidan pada suhu 125 oC. Hasil uji aktivitas antioksidan dari berbagai pH, seiring dengan menurunnya pH dari skala 4, 3, hingga 2 terjadi terus penurunan pada aktivitas antioksidan dari selai tomat. Diketahui bahwa selai tomat dengan perlakuan suhu pemanasan 100oC dan pH 4 memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi sebesar 96.91% dan selai tomat dengan perlakuan suhu pemanasan 125oC dan pH 2 memiliki aktivitas antioksidan paling rendah sebesar 73.19%. Berdasarkan hasil uji aktivitas antioksidan diketahui bahwa suhu pemanasan dan perubahan pH pada proses pembuatan selai tomat dapat mempengaruhi aktivitas antioksidannya.
ii
Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Had been conducted a study about antioxidant activity from tomato fruit (Solanum lycopersicum Mill.) which is turned to a jam. This study aims to know the antioxidant activity from tomato fruit which is turned to a jam and also to know the effect of heating process and pH changes during process. Tomato fruit extracted by using methanol as a solvent.The method for antioxidant activity assay use DPPH method (2,2-diphenyl-1-pycrylhydrazil) with UV-Vis instrument. Antioxidant activity assay of tomato jam use two different parameters which is heating process with variant of 75, 100, 125oC and pH changes during process with variant of scale 2, 3, and 4. Phytochemical screeningshow that tomato fruit contained several secondary metabolite such as terpenoid, flavonoid, and tannin. From the three different variant of temperature during process, the antioxidant activity between temperature 75oC until 100oC are increased while between temperature 100oC until 125oC aregreatly decreased. The antioxidant activity result from the pH changes during process show the decreased antioxidant activity along with the decreased pH scales from 4 until 2. Tomato jam with 100oC temperature and pH 4 show the highest antioxidant activity around 96.91% and the lowest antioxidant activity are from the 125oC temperature and pH 2 tomato jam around 73.19%. The result from this study show that heating process and pH changes during process of tomato jam gave a different result of antioxidant activity depend on temperature and pH scale.
1 Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura yang sering kita jumpai
hampir setiap hari. Dibalik warna merah yang dimiliki buah tomat, terkandung
manfaat dan khasiat yang sangat besar. Buah tomat dapat menjadi salah satu
sumber antioksidan yang alami. Daya antioksidan yang kuat dalam buah tomat
dapat mencegah atau meredam aktivitas radikal bebas. Daya antioksidan kuat
dalam buah tomat ini berasal dari senyawa-senyawa yang terkandung dalam
buah tomat, seperti likopen dan ß-karoten yang termasuk kedalam golongan
karotenoid, serta beberapa senyawa alami lainnya seperti vitamin C dan
vitamin E yang dapat bertindak sebagai antioksidan. Diantara semua
senyawa-senyawa antioksidan yang terkandung dalam buah tomat, yang memiliki daya
antioksidan paling tinggi adalah likopen (Budiman, 2008).
Likopen adalah zat pigmen kuning tua sampai merah tua yang
bertanggung jawab terhadap warna merah pada tomat. Likopen dikenal baik
sebagai senyawa yang memiliki daya antioksidan tinggi, senyawa ini mampu
melawan radikal bebas akibat polusi dan radiasi sinar UV. Kemampuannya
mengendalikan radikal bebas 10 kali lebih efisien daripada vitamin E atau 2
kali lebih efisien dari ß-karoten. Selain sebagai anti skin aging, likopen juga
memiliki manfaat untuk mencegah penyakit cardiovascular, kencing manis,
osteoporosis, infertility, dan kanker terutama kanker prostat (Di Mascio et al.,
1989).
Selain senyawa antioksidan buah tomat juga mengandung banyak senyawa
lain salah satunya dengan kadar yang paling tinggi adalah air. Buah tomat
pada umum nya mengandung 90-95% kadar air dan 5-10% berat kering
(Whfoods.org, 2007). Kadar air yang cukup tinggi pada buah tomat tentunya
dapat membantu mencukupi asupan air yang kita perlukan setiap harinya,
tetapi kadar air yang tinggi pada tomat jugadapat mempercepat kerusakan
2
Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
seperti umur simpan yang relatif singkat, perubahan fisik yang cepat, dan
lebih rentan terhadap serangan mikroba sehingga perlu dilakukan cara lain
agar buah tomat tidak mudah mengalami kerusakan salah satunya dengan
diolah menjadi produk olahannya.
Salah satu cara untuk mengawetkan atau untuk memperpanjang ketahanan
suatu produk pangan dapat dilakukan dengan cara pengolahan. Dalam
pengolahan suatu produk pangan pada umumnya mengalami salah satu proses
yaitu proses pemanasan, proses pemanasan ini bertujuan untuk membunuh
mikroba serta menyusutkan kadar air pada suatu produk pangan agar lebih
tahan lama. Pada proses pemanasan tidak jarang kandungan nutrisi yang
terkandung dalam produk pangan ikut mengalami kerusakan akibat panas
yang diberikan begitupula dengan kandungan antioksidannya. Sekarang telah
banyak beberapa produk olahan dari buah tomat yang beredar dipasaran
seperti saus tomat, pasta tomat, dan selai tomat, namun bagaimana dengan
kandungan nutrisi serta senyawa antioksidan pada produk olahan tomat
tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya (Alda et al., 2009), kandungan
likopen olahan buah tomat ternyata cenderung lebih besar daripada kandungan
likopen pada tomat yang masih segar. Buah tomat yang masih segar memiliki
kandungan likopen sekitar 12mg/100g. Pada produk olahan tomat memiliki
kandungan likopen yang cenderung lebih besar seperti pada pasta tomat
dengan kandungan likopen sekitar 16mg/100g, saus tomat dengan kandungan
likopen 17mg/100g dan saus spageti dengan kandungan likopen sekitar
16mg/100g.
Selai tomat merupakan salah satu produk olahan lain dari tomat yang
mudah diproduksi. Selai merupakan bahan dengan konsistensi gel atau semi
gel yang dibuat dari bubur buah. Untuk memperoleh struktur semi gel yang
sempurna perlu diperhatikan konsentrasi gula, pektin, dan asam pada bubur
buah. Kondisi optimum untuk pembentukan tekstur gel pada selai yaitu
dengan kadar pektin ± 1%, pH 3,3 - 3,4, dan kadar gula ± 66% (Hasbullah,
3
Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Tomat merupakan buah yang cocok untuk dijadikan selai karena memiliki
pH yang cukup rendah sekitar 4. pH rendah pada tomat diakibatkan karena
tomat mengandung banyak asam organik salah satunya asam sitrat, namun
kandungan pektin pada tomat tergolong rendah sehingga tidak memenuhi
syarat optimum (Braverman, 1949). Pada buah tomat yang matang kandungan
pektin hanya sebanyak ± 0,22% (Kertesz, 1951) sedangkan seperti yang telah
disebutkan untuk memperoleh struktur semi gel diperlukan kandungan pektin
± 1%. Apabila bahan yang digunakan untuk membuat selai memiliki
kandungan pektin yang rendah maka dapat ditambah dengan menggunakan
pektin yang tersedia secara komersial (Desrosier, 1970).
Penambahan jumlah pektin dan gula serta lama waktu pemanasan selai
pada penelitian ini merupakan sebagai variabel tetap yang mengacu pada
penelitian sebelumnya yaitu pengaruh konsentrasi pektin dan gula terhadap
sifat fisik, kimia dan organoleptik jam tomat (Hasanah, 2006). Dari hasil
penelitian tersebut diperoleh selai tomat terbaik dengan perbandingan gula
yang digunakan 40% dan pektin yang ditambahkan sebanyak 0,6% dari total
berat selai tomat yang dibuat. Waktu pemanasan selai yang digunakan
berdasarkan pada hasil penelitian (Mayeaux et al, 2006) terhadap standar
murni likopen yang cenderung masih stabil pada lama waktu pemanasan
sekitar 30 menit serta mengacu pada proses pembuatan selai tomat secara
umum yang berlangsung selama 20-30 menit.
Selain konsentrasi gula dan pektin yang ditambahkan pada selai, suhu
pemanasan dan pH yang digunakan pada saat pembuatan selai tomat memiliki
peran yang penting dalam pembentukan struktur semi gel pada selai. Suhu
pemanasan dan pH yang digunakan pada penelitian ini merupakan sebagai
variabel bebas. Digunakan 3 suhu pemanasan yang berbeda pada pembuatan
selai yaitu pada suhu 75oC, 100oC, dan 125oC. Suhu yang digunakan ini
berdasarkan pada suhu kestabilan standar likopen murni sekitar 100oC
(Mayeaux et al., 2006), apabila proses pembuatan selai tomat dilakukan pada
suhu yang tidak terlalu panas (dibawah 80oC) maka akan meningkatkan
4
Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
pemanasan 75oC kemudian pemanasan pada suhu 125oC dilakukan sebagai
kontrol negatif. pH yang digunakan berkisar pada pH 2, 3, dan 4 karena
pembentukan semi gel yang optimal terjadi pada pH sekitar 3 maka
pembuatan selai pada pH 2 dan pH 4 dilakukan sebagai pembanding.
Proses pemanasan dan kondisi pH yang digunakan pada proses pembuatan
selai tomat dapat mempengaruhi kestabilan likopen sebagai senyawa
antioksidan utama yang terkandung dalam buah tomat. Dari beberapa uraian
tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan
pH dalam proses pembuatan selai tomat terhadap aktivitas antioksidan serta
suhu dan pH yang optimal untuk memperoleh selai tomat yang cukup tahan
lama ditinjau dari perubahan secara fisik.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, masalah yang akan
diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah proses pemanasan dan perubahan pH pada proses pembuatan selai
tomat dapat mempengaruhi aktivitas antioksidan selai tomat?
2. Pada perlakuan suhu pemanasan dan pH berapa diperoleh aktivitas
antioksidan paling tinggi pada selai tomat?
3. Berapakah suhu pemanasan dan pH yang tepat untuk memperoleh selai
tomat yang lebih tahan lama ditinjau dari perubahan fisik?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengaruh proses pemanasan dan perubahan pH terhadap
aktivitas antioksidan pada selai tomat
2. Mengetahui pada suhu pemanasan dan pH berapa yang menghasilkan
aktivitas antioksidan paling tinggi pada selai tomat
3. Mengetahui suhu dan pH optimal untuk memperoleh selai tomat yang
5
Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 1.4. Pembatasan Masalah
Buah tomat yang digunakan untuk penelitian berasal dari perkebunan
tomat di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) yang berlokasi di Desa
Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.
Buah tomat yang digunakan jenis hibrida dari PT. East West Seed Indonesia
dengan merk Aura, serta umur panen 110 hari setelah masa tanam. Metode
ekstraksi yang digunakan adalah maserasi. Penentuan aktivitas antioksidan
menggunakan metode DPPH.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah mengetahui
pengaruh suhu pemanasan dan pH terhadap aktivitas antioksidan dari selai
tomat serta mengetahui suhu dan pH yang optimal untuk memperoleh selai
tomat dengan aktivitas antioksidan yang tinggi dan memiliki ketahanan yang
baik.
1.6. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini tersusun atas lima bab yang terdiri dari bab I tentang
pendahuluan, bab II tentang tinjauan pustaka, bab III tentang metode
penelitian, bab IV tentang hasil dan pembahasan, serta bab V tentang
kesimpulan dan saran.
Bab I yang merupakan pendahuluan berisi mengenai latar belakang
penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat
penelitian, serta struktur organisasi skripsi. Latar belakang penelitian
membahas mengenai kerangka-kerangka pemikiran dari penelitian yang
dilakukan. Rumusan masalah mencakup masalah-masalah yang muncul pada
penelitian yang dilakukan. Tujuan penelitian berisi tentang tujuan untuk
memecahkan masalah yang diangkat pada penelitian. Batasan masalah berisi
tentang batas-batas permasalahan yang dilakukan pada penelitian. Manfaat
penelitian berisi tentang manfaat dari penelitian secara keseluruhan. Struktur
organisasi skripsi berisi tentang sistematika penulisan skripsi secara
keseluruhan. Bab II merupakan tinjauan pustaka yang membahas mengenai
6
Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
serta penelusuran pustaka mengenai penelitian-penelitian terdahulu yang
pernah dilakukan. Bab III berisi tentang metode penelitian yang dilakukan
termasuk didalamnya tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan untuk
mendapatkan hasil penelitian yang dapat menjawab masalah yang diangkat.
Bab IV berisi tentang hasil penelitian serta pembahasan mengenai hasil yang
didapatkan selama penelitian dilakukan. Bab V berisi tentang kesimpulan
penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya. Pada bagian akhir skripsi
terdapat daftar pustaka yang merupakan rujukan dari jurnal ilmiah dan buku
17 Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014
di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium
Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.
3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Alat
Peralatan yang akan digunakan pada penelitian ini meliputi
alat-alat gelas, neraca analitik, corong Buchner, termometer, blender, mixer,
pemanas listrik, kaca arloji, gelas ukur, labu ukur, pipet ukur, ball pipet,
tabung reaksi, labu erlenmeyer, botol vial, rotary vacuum evaporator,
seperangkat alat spektrofotometer UV-Vis.
3.2.2. Bahan
Bahan utama yang akan digunakan dalam penelitian adalah buah
tomat matang. Bahan lainnya yang akan digunakan pada proses pembuatan
selai tomat adalah gula pasir, pektin, asam sitrat dan air. Bahan yang akan
digunakan untuk pengujian adalah pereaksi Mayer, kloroform, serbuk Mg
dan HCl pekat, FeCl3 1%, CH3COOH glasial, H2SO4 pekat, pereaksi
benedict, metanol, DPPH (2,2-Diphenyl-l-picrylhydrazyl), dan aquades.
3.3. Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Tahap penyiapan sampel
18
Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
3. Tahap uji pendahuluan, yaitu uji fitokimia buah tomat segar dan selai
tomat
4. Tahap uji aktivitas antioksidan buah tomat segar dan selai tomat
5. Tahap uji ketahanan selai tomat
6. Analisis data dan penyusunan skripsi
3.4. Bagan Alir Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan meliputi lima tahapan, yaitu
penyiapan sampel, pembuatan selai tomat, uji fitokimia, uji aktivitas
antioksidan, dan uji ketahanan selai tomat.
-disortasi
-dicuci hingga bersih -dihaluskan
-diambil sebanyak 100 gram -dimaserasi menggunakan 200 ml metanol selama 24 jam
-disaring dengan menggunakan kertas saring
Filtrat Residu
-dipekatkan dengan
menggunakan rotary evaporator
Ekstrak tomat Buah tomat
-ditimbang sebanyak 60 g
-disimpan dalam gelas kimia -ditambah gula 40 g
-ditambahkan pektin 0,6 g -ditambahkan asam sitrat sampai diperoleh pH 3 dan pH 2 (pH awal puree tomat adalah 4)
-dipanaskan dengan variasi suhu 75oC, 100oC, dan 125oC dengan waktu pemanasan selama 30 menit
Ekstrak tomat hasil pengujian -Uji Fitokimia
-Uji aktivitas antioksidan Selai Tomat
-Uji Fitokimia
-Uji aktivitas antioksidan -Uji ketahanan
Selai tomat hasil pengujian Ekstrak Selai Tomat
-diambil sebanyak 10 gram
-dimaserasi menggunakan 200 ml metanol selama 24 jam
-disaring menggunakan kertas sarimg
Filtrat Residu
19
Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 3.5. Prosedur Penelitian
Adapun beberapa tahapan dalam penelitian sebagai berikut :
3.5.1. Penyiapan Sampel
Tomat dipilih atau disortasi untuk memisahkan tomat dengan
kualitas yang baik kemudian dibuang bagian yang tidak akan digunakan.
Tomat dicuci bersih dengan air mengalir kemudian dipotong kecil-kecil
dan dihaluskan dengan blender.
3.5.2. Pembuatan Selai Tomat
Tomat yang telah dicuci ditimbang sebanyak 60 gram, kemudian
dihaluskan dengan menggunakan blender sampai diperoleh bubur
tomat. Dicampur dengan gula sebanyak 40 gram, pektin 0,6 gram.
Untuk variasi pH maka disesuaikan dalam penambahan asam sitrat pada
selai tomat. Selai tomat dengan tanpa penambahan asam sitrat memiliki
pH 4, untuk pH 3 ditambahkan asam sitrat 1 gram, dan untuk pH 2
ditambahkan asam sitrat 4 gram. Aduk hingga rata kemudian dipanaskan
dalam variasi suhu 75oC, 100 oC, dan 125 oC dengan waktu pemanasan
selama 30 menit.
3.5.3. Uji Fitokimia
Skrining awal fitokimia dari ekstrak metanol tomat dilakukan
untuk memastikan keberadaan komponen bioaktif menggunakan pereaksi
sebagai berikut:
1. Pemeriksaan alkaloid dilakukan dengan cara penambahan 5 tetes
kloroform dan beberapa tetes pereaksi Wagner kepada ekstrak buah tomat
dan selai tomat. Adanya endapan coklat yang terbentuk mengindikasikan
adanya alkaloid.
2. Pemeriksaan flavonoid dengan menggunakan 1 gram serbuk Mg
20
Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
dapat juga digunakan untuk mendeteksi flavonoid. Flavonoid akan
menunjukkan warna merah ceri yang sangat kuat jika disemprot dengan
pereaksi ini.
3. Pemeriksaan tannin dengan cara penambahan beberapa tetes
FeCl31% kepada ekstrak sampel. Timbulnya warna hijau kebiruan
menunjukkan adanya senyawa tanin.
4. Pemeriksaan saponin dengan kemampuan membentuk busa yang
stabil. Bila terjadi buih yang stabil selama > 30 menit dengan tinggi 3 cm
diatas permukaan cairan, positif mengandung saponin.
5. Pemeriksaan terpenoid dan steroid dilakukan dengan cara
penambahan 1 mL asam asetat glasial dan 1 mL H2SO4 pekat. Timbulnya
warna merah menunjukkan positif mengandung terpenoid sedangkan
timbul warna biru atau ungu menunjukkan positif adanya steroid.
(Harborne, 1987)
3.5.4. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Tomat dan Selai Tomat Pembuatan pereaksi DPPH
Lima mg DPPH dimasukan ke dalam labu ukur 25 mL dan
dilarutkan dengan metanol sampai tanda batas (0,5mM) (Garcia et
al., 2012).
Penentuan aktivitas antioksidan
Setiap pengujian aktivitas antioksidan ekstrak tomat
masing-masing diambil sebanyak 0,5 mL kedalam botol vial
ditambah 3 mL metanol dan 0,3 mL pereaksi DPPH kemudian
di inkubasi selama 100 menit. Untuk masing-masing
pengujian sampel dibuat blanko nya dengan mengambil sebanyak
21
Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
metanol kemudian di inkubasi selama 100 menit. Kontrol DPPH
dibuat dengan mengambil metanol sebanyak 3,5 mL kedalam botol
vial ditambah 0,3 mL pereaksi DPPH kemudian di inkubasi selama
100 menit. Setelah itu dimasukan ke kuvet dan diukur
serapannya pada λ = 517 nm. (Garcia et al., 2012)
Aktivitas antioksidan dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
Keterangan:
Abs Sampel : Absorbansi sampel yang diuji
Abs Blanko : Absorbansi blanko dari sampel yang diuji
Abs DPPH kontrol : Absorbansi DPPH sebagai kontrol
3.5.5 Pengujian Ketahanan Selai Tomat
Selai tomat yang telah diproses dengan variasi suhu 75oC, 100 oC,
125 oC dan variasi pH 4, 3, dan 2 diuji ketahanannya dengan disimpan
pada suhu kamar selama beberapa hari kemudian diamati perubahan
yang terjadi setiap hari secara fisik dan pH pada hari terakhir
pengamatan diukur kemudian dibandingkan dengan pH awal pada saat
sebelum pengamatan dimulai. Pengamatan dihentikan ketika telah terjadi
42 Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Proses pemanasan dan kondisi pH yang berbeda pada saat proses pembuatan selai tomat dapat mempengaruhi aktivitas antioksidan dari selai tomat
2. Perlakuan suhu pemanasan 100oC dan pH 4 memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi diantara selai tomat lainnya yaitu sebesar 96.91%
3. Selai tomat dengan perlakuan suhu pemanasan 75oC dan 100oC pada pH 2 serta dengan perlakuan suhu pemanasan 125oC pada pH 4, 3, dan 2 memiliki ketahanan yang lebih baik dari selai tomat lainnya.
5.2. Saran
1. Menentukan kadar likopen total dari ekstrak tomat dan ekstrak selai tomat 2. Menggunakan metode ekstraksi lain selain maserasi
43 Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Alda, Liana Maria, I. Gogoasa, Despina-Maria Bordean, I. Gergen, S.Alda,
Camelia Moldovan, dan L. Nita.(2009). Lycopene Content of Tomatoes
and Tomato products. Journal of Agroalimentary Processes and
Technologies,15(4),540-542.
Al-Sayed, Hanan M.A., dan Yaser F.M. Kishk.(2011). Degradation Kinetics and
Utilization of Extracted Tomato Skin Carotenoisd in Filling Cream and
Glazing Jelly Preparation. Department of Food Science, Faculty of
Agriculture, Ain Shams University, Cairo, Egypt. World Journal of Dairy
& Food Sciences 6 (2): 241-248.
Aprilianty, Rizky Ayu.(2013). Penentuan Aktivitas Antioksidan Minuman Sari
Wortel (Daucus carota L). Skripsi Kimia Universitas Pendidikan
Indonesia.
Braverman, J.B.S.(1949). Citrus Products: Chemical composition and chemical
technology. New York: Interscience Publishers.
Budiman, Muhammad Haqqi.(2008). Uji Stabilitas Fisik dan Aktivitas
Antioksidan Sediaan Krim yang Mengandung Serbuk Ekstrak Tomat
(Solanum lycopersicum L.). SkripsiFMIPA Universitas Indonesia.
Buenger, J, Ackermann H, Jentzsch A, Mehling A, Pfitzner I, Reiffen KA,
Schroeder KR, Wollenweber U.(2006). An Interlaboratory Comparison of
Methods Used to Assess Antioxidant Potentials. Int J Cosmet Sci.
28(2):135-146.
Desrosier, Norman W.(1970). The Technology of Food Preservation 3rd Edition.
University of California.
Di Mascio, P., Kaiser, S., Sies, H.(1989). Lycopene as The Most Efficient
Biological Carotenoid Singlet Oxygen Quencher. Archives of
Biochemistry and Biophysics.
E.J., Garcia, Oldoni T.L., Alencar S.M., Reis A., Loguercio A.D., dan Grande
R.H. (2012). Antioxidant activity by DPPH assay of potential solutions
44 Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Fessenden, Ralp J. Dan Joan S. Fessenden.(1982). Kimia Organik Edisi Ketiga.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Fitriana, Nur Laily.(2012). Penentuan Aktivitas Antioksidan Sirup Berbahan
Dasar Buah Tomat (Solanum licopersicum L). Skripsi Kimia
Universitas Pendidikan Indonesia.
Harborne, J.B.(1987). Metode Fitokimia, Edisi kedua. ITB, Bandung.
Hasanah, Dini Elmiyati.(2006). Pengaruh Konsentrasi Pektin dan Gula Terhadap
Sifat Fisik, Kimia, dan Organoleptik Jam Tomat (Lycopersicum
esculentum). Thesis AgroindustriUniversitas Muhammadiyah Malang.
Hasbullah. (2001). Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera
Barat.Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat.
Kertesz, Z.I.(1952). The Pectic Substances. Journal of the American
Pharmaceutical Association, New York.
Maulida, Dewi dan Naufal Zulkarnaen.(2010). Ekstraksi Antioksidan (Likopen)
dari Buah Tomat dengan Menggunakan Solven Campuran, n-Heksana,
Aseton, dan Etanol. Skripsi Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Semarang.
Mayeaux, M., Z. Xu, J.M. King, dan W. Prinyawiwatkul.(2006). Effects of
Cooking Conditions on the Lycopene Content in Tomatoes. Dept. Of Food
Science, Louisiana State Univ. Agricultural Center, Baton Rouge, LA
70803, U.S.A.
Miller, A.L.(1996). Antioxidant flavonoids : Structure, function and clinical
usage. Alt. Med. Rev., 1:103.
Musaddad, D,. dan Hartuti, N,. (2003), Produk Olahan Tomat, seri agribisnis,
Penebar Swadaya, Jakarta
Prakash, Aruna, Fred Rigelhof, dan Eugene Miller.(2001). “Antioxidant Activity”.
Medallion Laboratory-Analytical Progress.19, 2.
Putra, Tri Adi.(2012). Penentuan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Beras Merah,
Beras Hitam dan Beras Putih Dengan Perbedaan Waktu Sosoh. Skripsi
45 Egi Tritya Apdila
Pengaruh Suhu Pemanasan Dan pH Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Selai Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Ramos, Gabriela.(2008). Stability of Lycopene During Food Processing and
Storage. Food Ingredients Brasil 32-42.
SNI 01-3746-1995.(1995). Selai Buah. Jakarta : Dewan Standar Nasional.
Sastrohamidjojo, Hardjono.(1996). Sintesis Bahan Alam. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
Sekine, Yukio.(2011). Functional properties of Lycopene and Polyphenol for
Human Health. Department of Products and Technology Development
Nippon Del Monte Corp.