BADAN USAHA KECIL DAN MENENGAH ( UKM )
Studi Kasus Pada Industri Pengolahan Minyak Daun Nilam
CV. NILAM SARI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
WAHYU SRIWULAN
1013010160 / FE / AK
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
CV. NILAM SARI
SKRIPSI
Oleh :
WAHYU SRIWULAN
1013010160 / FE / AK
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
IMPLEMENTASI PENCATATAN LAPORAN KEUANGAN BADAN USAHA KECIL DAN MENENGAH ( UKM ) Studi Kasus Pada Industri Pengolahan Minyak Daun Nilam
CV. NILAM SARI Disusun Oleh :
WAHYU SRIWULAN 1013010160/FE/EA telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini
dengan judul “IMPLEMENTASI PENCATATAN LAPORAN KEUANGAN
BADAN USAHA KECIL DAN MENENGAH ( UKM ) Studi Kasus Pada
Industri Pengolahan Minyak Daun Nilam CV. Nilam Sari. Hasil laporan
skripsi ini bukanlah kemampuan dari penulis semata, namun terwujud berkat
bantuan dari Bapak Drs. Tamadoy Thamrin, MM selaku Dosen Pembimbing,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.
Dalam penulisan laporan ini penulis juga banyak mendapatkan pengarahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP. Selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin N, MM, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Hero Priono, SE, M.Si, Ak. Selaku Ketua Program Studi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Tamadoy Thamrin, MM. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, waktu, dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Orang Tua dan keluarga tersayang atas segala doa, bimbingan, kesabaran, pengorbanan dan kasih sayang yang tiada hentinya.
7. “B face” ( Bella, Lalak, Sesza, Apri, Hanip, Umar ) dan Ratih, Winda, Mbak Riska, Mbak Arini terimakasih atas semua kasih sayang, kesabaran, perhatian, semangat, dukungan serta doa yang diberikan tanpa henti selama ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, doa, dan dukungannya, semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman,
maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharap saran dan kritik yang
membengun guna penyempurnaan penulisan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan
dapat digunakan sebagai informasi bagi semua yang membutuhkan.
Surabaya, Maret 2014
iii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
ABSTRAKSI ... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian……… 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 11
2.2 Landasan Teori ... 14
2.2.1 Pengertian Industri ... 14
2.2.1.1 Kriteria Industri Menurut Beberapa Lembaga .... 15
2.2.1.2 Pengertian CV……… . 17
2.2.2 Akuntansi dan Pelaporan Keuangan……… 19
2.2.3 Laporan Keuangan……… ... 22
2.2.4 Perlakuan Akuntansi Untuk Perusahaan Industri Kecil dan
Menengah ... 28
2.2.5 Kegunaan dan Pengguna Akuntansi……….. . 32
2.2.6 Asumsi Dasar ... 34
BAB III METODE PENELITIAN. ... 37
3.1 Jenis Penelitian ... 42
3.2 Fokus Penelitian ... 42
3.3 Alasan Ketertarikan Peneliti………. ... 42
3.4 Obyek Penelitian……….. ... 43
3.5 Lokasi Penelitian………... 44
3.6 Penentuan Informan ... 44
3.7 Sumber Data dan Jenis Data ... 45
3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.9 Analisis Data ... 47
3.10 Pengujian Kredibilitas Data... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ... 51
4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 51
v
4.2.1 Pencatatan Akuntansi di CV. Nilam Sari ... 56
4.2.2 Bentuk dan Model Pencatatan Keuangan Yang Dilakukan oleh CV. Nilam Sari ... 58
4.2.3 Pencatatan Keuangan Secara Periodik ... 59
4.3 Persepsi Pelaku Usaha Industri Pengolahan Minyak Daun Nilam CV. Nilam Sari dalam Pencatatan Laporan Keuangan ... 61
4.3.1 Seberapa Penting Pencatatan Laporan Keuangan Dilakukan Sesuai Dengan Standar Yang Berlaku... 61
4.3.2 Penggunaan Laporan Keuangan Yang Dilakukan Selama ini Dapat Mencapai Tujuan Usaha... 62
4.4 Pembahasan ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
5.1 Kesimpulan ... 67
5.2 Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1. Lembar Desain Study
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Persiapan Penyusunan Skripsi
Lampiran 3. Surat Ijin Balasan
Lampiran 4. Gambar 1.1 Wadah Penyulingan Minyak Daun Nilam
Gambar 1.2 Proses Penyulingan Daun Nilam
Gambar 1.3 Daun Nilam Siap Panen
Gambar 1.4 Proses Penyaringan Daun Nilam
Gambar 1.5 Bahan Baku Industri Daun Nilam
Gambar 1.6 Proses Penyaringan Pemurnian Minyak Hasil Olah
Gambar 1.7 Konstruksi Pipa Pendingin Minyak Hasil Olah
Gambar 1.8 Tungku Masak Pengolahan Minyak
Gambar 1.9 Ketel dan Daun Nilam Siap Olah
Gambar 1.10 Ketel Pengolahan Daun Nilam
Gambar 1.11 Wawancara Dengan Pegawai Keuangan
Gambar 1.12 Proses Pengolahan Minyak Daun Nilam
Lampiran 5. Surat NPWP Terdaftar
Lampiran 6. Laporan Keuangan CV. Nilam Sari
CV. NILAM SARI
Oleh :
WAHYU SRIWULAN
ABSTRAKSI
Perkembangan perekonomian di Indonesia yang berdasarkan pada konsep pengembangan perekonomian rakyat banyak didapat dari sektor Industri Kecil Menengah ( UKM ). Sektor ini mampu memegang peranan penting dalam perekonomian nasional maupun daerah. Faktanya, sektor usaha kecil menengah di Indonesia tidak diimbangi dengan perkembangan penerapan ilmu akuntansi yang benar sesuai dengan standar yang diberlakukan.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan menunjukkan pentingnya ilmu akuntansi dan penerapannya yang tepat dengan standar yang diberlakukan di Indonesia yang mengacu pada SAK ETAP yang harusa diperhatikan oleh para pelaku usaha kecil dan menengah khususnya Industri Pengolahan Minyak Daun Nilam CV. Nilam Sari. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif untuk menggali dan menjelaskan penerapan pencatatan keuangan pada usaha kecil dan menengah.
Berdasarkan observasi ditemukan bahwa pandangan para pelaku usaha kecil dan menengah sangatlah minim terhadap perkembangan ilmu akuntansi terlebih lagi standar yang diberlakukan saat ini khususnya pelaku usaha CV. Nilam Sari. Pencatatan yang dilakukan sebatas pengetahuan dan pemahamannya sendiri yang sudah memahami standar yang ada namun dilakukan sesuai dengan pemahamannya sendiri. Bentuk laporan keuangannya sudah sesuain dengan standar yang berlaku namun masih belum terinci dan tercatat secara detail yang mengakibatkan terbentuknya laba semu yang akan nampak pada laporan keuangannya. Hal tersebut dilakukan karena mereka berfikir bahwa bagaimana usaha mereka bertahan, berkembang dan mendapatkan laba maksimal dari usaha pengolahan minyak daun nilam CV. Nilam Sari.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan perekonomian Indonesia secara menyeluruh tak lepas
dari peranan sektor usaha kecil maupun menengah. Dewasa ini peranan usaha
kecil dan menengah tampak semakin signifikan. Hal tersebut sangatlah berperan
baik sebagai pembugaran perekonomian Indonesia karena melihat budaya
indonesia yang masih berfikiran untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal
inilah yang menyebabkan angka kerja Indonesia cenderung kurang kreatif dengan
angkatan kerja yang terus bertambah dan menyempitnya lapangan pekerjaan.
Peran pemerintah untuk menggalakkan program pelatihan
kewirausahaan saat ini semakin diperluas, sebagai saran dan kiat-kiat dalam
mengatasi jumlah angkatan kerja yang sangat banyak dan tidak berbanding
seimbang dengan keberadaan lowongan pekerjaan yang ada. Dibukanya instansi
pemerintah yang melatih dan menerapkan program kewirausahaan dan dibantu
peran perbankan Indonesia dalam mempermudah pinjaman modal dengan maupun
tanpa agunan, semata–mata hanya karena membantu dan mendukung
berkembangnya usaha kecil dan menengah. Dapat dikatakan mereka dilatih dan
diberi sarana “alat pancing” saja, sehingga mereka dapat “memancing” sendiri
Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi
pencapaian keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil maupun menengah
( Megginson et al., 2000 dalam Pinasti 2007 ). Informasi akuntansi berupa laporan
keuangan dapat menjadi modal dasar bagi usaha kecil maupun menengah dalam
pengambilan keputusan pengelolaan usaha tersebut baik peran akuntansi dalam
menilai laba, beban-beban, biaya-biaya, modal usaha, efisiensi pengeluaran
maupun pemasukan kas. Keputusan yang dimaksud antara lain adalah keputusan
dalam pengembangan pasar, pengembangan harga maupun efisiensi biaya serta
bermanfaat untuk mengintegrasikan keseluruhan aktifitas yang berhubungan
dengan proses administrasi dan keuangan yang terjadi kedalam suatu sistem
pencatatan proses akuntansi yang baik dan benar, sehingga mampu memberikan
peningkatan kontrol terhadap data keuangan perusahaan dan perbaikan tingkat
pencatatan akuntansi yang akan berdampak pada seluruh efisiensi biaya baik
pemasukan maupun pengeluaran kas. Kewajiban pencatatan akuntansi yang baik
dan benar bagi hasil uasaha kecil menengah sebenarnya tersirat dalam
undang-undang perpajakan ( Pinasti, 2007 : 322 ).
Pada kenyataannya, kebanyakan pengusaha kecil menengah di
Indonesia tidak menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi yang
baik dalam pengelolaan usahanya ( Pinasti, 2007 : 322 ). Pentingnya penerapan
ilmu akuntansi dalam pengelolaan keuangan usaha kecil dan menengah dinilai
masih kurang dipahami oleh para pelaku usaha. Masih banyak pengusaha kecil
yang belum melakukan pencatatan akuntansi atas laporan keuangannya secara
pengeluaran maupun pemasukan kas yang masih belum tercatat dan terinci secara
baik. Padahal, apabila tidak adanya sebuah sistem akuntansi yang baik dan benar,
maka sebuah rencana tidak bisa disusun dengan sempurna dan akan berdampak
pada informasi besar biaya keseluruhan dan mempengaruhi informasi laba
perusahaan. umumnya mereka membangun usahanya manakala ada kesempatan,
disatu pihak hal ini tidak bisa dipersalahkan, tetapi dilain pihak usaha yang tidak
direncanakan dengan cermat tidak akan bertahan lama. Para pengusaha kecil dan
menengah biasanya hanya mengerjakan pembukuan sebatas pencatatan
pendapatan dan pengeluaran saja. Akibatnya, laba bersih perusahaan sulit
diketahui sehingga akan berdampak pada proses pengajuan kredit ke Bank untuk
memperoleh modal usaha. Perusahaan tidak tau seberapa besar kekuatan dan
kelemahan-kelemahan apa saja yang ada pada perusahaan, manakala perusahaan
telah semakin berkembang maka laporan keuangan itu akan semakin kompleks.
Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini terjadi dikarenakan banyak pelaku
Tabel 1.1 : Presentase latar belakang pendidikan pelaku usaha kecil dan menengah
di Jawa Timur tahun 2012
Tingkat pendidikan Presentase
Tamatan SD 23,93 %
SMP/MTs 14,65 %
SMU/SMK/MA 44,00 %
D 1/11/111 2,06 %
S 1 dan lebih 11,31 %
Sumber : BPS (2012)
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa pemilik usaha menengah 60% dimiliki
oleh para pelaku usaha berpendidikan SMA kebawah.
Faktor Accountability mutlak diperlukan jika usaha tersebut
menginginkan lebih maju karena untuk mengajukan kredit modal pada badan
perkreditan memerlukan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan uraian diatas peneliti membahas bentuk laporan
keuangan usaha kecil menengah yaitu CV (commanditaire vennootscap) yaitu
CV. NILAM SARI yang didirikan untuk mengolah daun nilam/atsiri menjadi
minyak nilam/atsiri yang nantinya akan menjadi bahan mentah parfum. CV.
NILAM SARI ini masih menggunakan pelaporan akuntansi yang sangat
sederhana, tidak sesuai dengan ketentuan persyaratan pelaporan yang berlaku
Industri Pengolahan minyak daun nilam saat ini mengalami
peningkatan dalam jumlahnya. Industri ini dapat ditemui dan tersebar di berbagai
wilayah di Indonesia antara lain Pulau Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Ambon
maupun NTT dan NTB. Usaha perindustrian pengolahan minyak daun nilam yang
diteliti ini termasuk perusahaan menengah. Berdasarkan hasil survey yang
dilakukan oleh peneliti yang difokuskan pada CV. NILAM SARI yaitu salah satu
industri pengolahan minyak daun nilam/atsiri yang berbentuk CV tersebut
melakukan pencatatan atas laporan keuangannya masih sebatas pengeluaran dan
pemasukan yang alakadarnya dan sangat sederhana yang tidak sesuai dengan
pelaporan yang digunakan oleh badan usaha berbentuk CV. Itupun hanya sebagai
pengingat saja karena menurut pelaku usaha tersebut, mereka tidak mau diribetkan
dengan masalah catat mencatat, bagi mereka pencatatan model apapun sudah
cukup yang penting bisa mengetahui pengeluaran, pemasukan dan besarnya laba.
Yang seharusnya standar laporan keuangan yang dilakukan oleh CV adalah sesuai
dengan SAK ETAP yang berlaku agar bisa dan mudah dipahami bagi yang
membutuhkan ( misalnya : pihak kreditur dan BANK ). Permasalahan inilah yang
sangat signifikan dan menyentuh pengetahuan tentang perspektif dan
implementasi akuntansi dalam bertumbuhnya suatu usaha untuk mempermudah
penjaminan kredit modal untuk kelangsungan hidup badan usaha CV.
Kondisi inilah yang perlu menjadi perhatian oleh beberapa pelaku
usaha menengah bahwa pentingnya cara pencatatan dan pelaporan akuntansi
keuangan yang baik dan benar sesuai dengan standar yang berlaku supaya dapat
berdampak pada efisiensi langkah selanjutnya dalam menindaki going concern
perusahaan dan pendanaan oleh pihak penyalur modal untuk menjaminkan kredit
modal ( misalnya : BANK ).
Berdasarkan survei secara langsung oleh peneliti di industri
pengolahan minyak daun nilam CV. NILAM SARI di wilayah Nganjuk (Jawa
Timur) ini, bisa diperkirakan investasi di industri pengolahan minyak daun nilam
di CV. NILAM SARI mampu mencapai kurang lebih dari Rp 1 Milyar
perputaran usaha tiap tahun. Prospek industri pengolahan minyak daun nilam ini
sangatlah menjanjikan. Saat ini, usaha industri pengolahan minyak daun
nilam/atsiri CV. NILAM SARI di wilayah Nganjuk ini mampu memperkerjakan
60 tenaga kerja langsung maupun tidak langsung. Hal seperti inilah yang menjadi
titik permasalahan yang sangat signifikan, yaitu dengan perputaran modal usaha
yang cukup besar dan jumlah tenaga yang cukup banyak serta bentuk badan usaha
CV namun masih menggunakan metode pencatatan pelaporan keuangan yang
sederhana. Disinilah peneliti akan membahas mengenai pencatatan pelaporan
yang telah digunakan oleh CV. NILAM SARI yang belum memenuhi syarat dan
standar pencatatan laporan keuangan yang seharusnya diterapkan oleh badan
usaha berbentuk CV sesuai dengan SAK ETAP yang berlaku namun dengan
format yang sesuai dengan waktu dan tenaga kerja sederhana yang dimiliki oleh
CV.
Dalam dunia usaha dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif terhadap
perubahan yang terjadi dengan perbaikan strategi dan operasi perusahaan agar
Dari seputar bisnis usaha hal-hal tersebut, yang perlu diamati adalah
pencatatan jumlah uang yang diterima dan dikeluarkan, jumlah bahan baku yang
dibeli, jumlah penjualan, jumlah total beban dan biaya yang dikeluarkan dan
jumlah piutang maupun utang yang dicatat oleh pelaku usaha adalah dengan
pencatatan yang sebatas pengingat saja dan tidak dengan format yang diinginkan
oleh pihak yang membutuhkan (contoh : kreditur/BANK ) meskipun tak bisa
dipungkiri mereka dapat mengetahui jumlah modal akhir mereka setiap tahun.
Dengan keadaan yang demikian maka perlu adanya pencatatan
akuntansi yang baik dan benar supaya dapat diketahui laba bersih perusahaan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan usaha untuk mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaannya dan memajukan usahanya ( going concern ).
Dari kebiasaan mencatat kegiatan usaha dan keuangan secara sederhana tersebut,
sebenarnya dapat diarahkan untuk mencatat kegiatan usaha dan keuangannya
sesuai dengan standar akuntansi secara lengkap dan rapi. Tentunya dengan format
yang sederhana bagi usaha menengah yang memiliki tenaga kerja dan waktu yang
terbatas. Oleh karena itu, tulisan ini mencoba untuk mengedepankan pentingnya
menumbuhkan kebiasaan mencatat dan menyusun laporan keuangan bagi para
pelaku usaha menengah yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku
namun dengan format yang mudah diterapkan dan menumbuhkan adat penerapan
pencatatan akuntansi yang benar sesuai bentuk badan usaha CV.
Sehingga dapat difokuskan masalah yang benar-benar diteliti dan
usaha menengah khususnya perusahaan pengolahan minyak daun nilam CV.
NILAM SARI yang berada di wilayah Nganjuk ini mampu memahami dan
menerapkan pencatatan laporan keuangan dalam perusahaannya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dan dikemas
diatas, maka berikut perumusan masalahnya :
1. Bagaimana proses pencatatan laporan keuangan dalam usaha menengah
khususnya CV. NILAM SARI yang mengelola industri pengolahan minyak
daun nilam ini dibandingkan dengan pencatatan laporan keuangan yang benar
sesuai dengan SAK ETAP ?
1.3 Tujuan Penelitian
Setelah melakukan kajian masalah, yang selanjutnya dilakukan
rumusan masalah atas permasalahan yang terjadi, berikut akan dibuat tujuan
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penerapan pancatatan laporan keuangan pada pelaku usaha
menengah dan difokuskan pada industri pengolahan minyak nilam CV.
NILAM SARI, dibandingkan pelaporan keuangan yang sesuai dengan SAK
2. Untuk mengetahui pemahaman proses penerapan akuntansi pada usaha
menengah khususnya CV. NILAM SARI.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas
Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan tentang posisi sejauh mana
implementasi pelaporan keuangan pada usaha menengah saat ini. Sebagai
bahan pertimbangan untuk menindak lanjuti penelitian yang serupa serta
memberikan referensi bagi penelitian selanjutnya.
2. Bagi Perusahaan
Hasil ini diharapkan mampu memberikan pemikiran atau hasil penelitian yang
dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk lebih mengetahui cara
pencatatan akuntansi yang baik dan rapi yang akan bisa memberikan dampak
positif untuk kemajuan dan kelanjutan usahanya karena mampu mengetahui
laba bersih yang akan memicu pengambilan keputusan.
3. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dengan menerapkan ilmu yang
didapat dibangku perkuliahan dan mampu menyelaraskan implementasi yang
sekaligus pelatihan pemikiran dan aplikasi teori yang sudah ada dan kenyataan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Dalam menunjang penelitian ini, maka didukung oleh penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Beberapa penelitian telah
dilakukan oleh penelitian terdahulu yang dilakukan di perusahaan menengah
dari berbagai macam sudut pandang.
1. Andi Chairil Furqan dan Fikry Karim (2012)
“Problematika Praktik Akuntansi Pada Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM): Serta Keterkaitannya Dengan Akses Kredit”.
a. Permasalahan
1. Bagaimana persepsi terhadap urgensi keberadaan informasi
akuntansi bagi UMKM ?
2. Sejauh mana terselenggarakannya praktik akuntansi bagi
UMKM ?
b. Kesimpulan
Dari penelitian ini manunjukkan bahwa para pelaku usaha UMKM
keuangan dalam sebuah usaha, namun apa yang dilakukan oleh
pemeilik dan pengelola obyek penelitian tersebut masih bersifat
sederhana, yaitu hanya pada keluar dan masuknya uang serta
jumlah barang. Pada dasarnya, pandangan pemahaman pencatatan
keuangan oleh pengusaha waralaba sudah memahami adanya
laporan keuangan dan sudah berusaha menerapkan laporan
keuangan berdasarkan SAK ETAP, namun pengusaha masih
melakukan pencatan sederhana yang sesuai dengan pengetahuan
kemampuan dan pemahaman pengusaha itu sendiri.
2. Ermalina ( 2013 )
“Implementasi Pencatatan Laporan Keuangan Oleh Pengusaha
Mikro-Kecil Di Kecamatan Ciputat”.
a. Permasalahan
Sejauh manakah praktik penyelenggaraan pencatatan laporan keuangan
para pelaku usaha mikro kecil di Ciputat ?
b. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan pencatatan
laporan keuangan oleh pelaku usaha mikro kecil di Ciputat menganggap
penting untuk dilakukan. Namun dalam tatanan teknis, mereka sering
untuk melakukannya karena mereka menganggap tidak berpengaruh
terhadap keberhasilan usahanya.
3. Dharma T Ediraras ( 2010 )
“Akuntansi Dan Kinerja UKM”.
a. Permasalahan
Sejauh manakah praktik penerapan akuntansi dan pemanfaatan
akuntansi terhadap Usaha Kecil Menengah ( UKM ) di wilayah
Depok?
b. Kesimpulan
Penelitian ini merupakan penelitian awal untuk mencari penyebab
tingkat penyusunan laporan keuangan pada UKM di Indonesia. Salah
satu faktor yang diduga sebagai penyebabnya, adalah adanya kewajiban
UKM menggunakan SAK yang sama dengan usaha besar. Kewajiban
demikian, diduga akan memberatkan UKM.
Penelitian terhadap penggunaan SAK yang memberatkan UKM hanya
dapat diberikan oleh orang yang mempunyai kemampuan akuntansi
yang baik atau oleh pakar akuntansi, antara lain Akuntan Publik,
Akuntan yang bekerja di Kantor Pajak atau yang ada di Bank.
Penelitian yang sekarang ini dilakukan oleh peneliti, berbeda dengan
penelitian, obyek dan penilaiannya. Sedangkan kesamaannya adalah meneliti
tentang UKM dan informasi akuntansi serta penerapannya oleh karena itu
penelitian yang sekarang bukanlah replika dari penelitian terdahulu.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Industri
Berdasarkan UU Perdagangan No.5 yang dimaksud dengan
perindustrian adalah tatanan dan segala kegiatan yang berkaitan dengan
kegiatan industri. Sedangkan industri adalah kegiatan ekonomi yang
mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan barang
jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan rekayasa
industri.
Kelompok industri adalah bagian-bagian utama kegiatan
industri, yakni kelompok industri hulu atau juga disebut kelompok
industri dasar, kelompok industri hilir dan kelompok industri kecil.
Cabang industri adalah bagian suatu kelompok industri yang
mempunyai ciri umum yang sama dalam prosesn produksi.
Jenis dan macam industri berdasarkan jumlah tenaga kerja :
a. Industri Rumah Tangga
Merupakan industri yang tenaga kerjanya berjumlah antara 1
b. Industri Kecil
merupakan industri yang jumlah tenaga kerjanya berjumlah
antara 5 – 19 orang.
c. Industri Menengah
Yaitu industri yang karyawannya berjumlah antara 20-99
orang.
d. Industri Besar
Merupakan industri yang karyawannya berjumlah antara 100
orang atau lebih.
2.2.1.1 Kriteria Industri Menurut Beberapa Lembaga
1. UU No.9 Tahun 1995
Kriteria usaha kecil brdasarkan nilai aset tetap (diluar
tanah dan bangunan) paling besar Rp 200 juta dengan omset per
tahun maksimal Rp 1 milyar. Sementara itu berdasarkan impress
No. 10 tahun 1999 tentang usaha menengah, batasan aset tetap
(diluar tanah dan bangunan) untuk usaha menengah adalah Rp
2. BPS, Kementrian Koperasi dan UKM
Menggolongkan suatu usaha sebagai usaha menengah
jika memiliki omset antara Rp 1 milyar sampai dengan Rp 50
milyar per tahun (www.google.com). Berdasarkan devinisi
tersebut, data BPS dan Kementrian Koperasi pada UKM tahun
2005 menunjukkan populasi usaha kecil dan menengah mencapai
sekitar 51,3 juta unit atau sekitar 99,85 % dari seluruh usaha di
Indonesia. Sementara itu perumusan UKM paling banyak berada
di sektor pertanian dan perdagangan.
3. Departemen Perindustrian dan Perdagangan
Menetapkan bahwa industri kecil dan menengah adalah
industri yang memiliki investasi sampai dengan Rp 5 milyar.
Sementara itu, usaha kecil dan menengah dibidang perdagangan
dan industri juga dikategorikan sebagai usaha yang memiliki aset
tetap kurang dari Rp 200 juta dan omset petahun kurang dari Rp 1
milyar (sesuai UU No.9 www.google.com).
4. Bank Indonesia
Menggolongkan usaha kecil dengan merujuk kepada
UU No.9 tahun 1995, sedangkan untuk usaha menengah, BI
menentukan sendiri kriteria aset tetapnya dengan besaran yang
dibedakan antara industri manufaktur (Rp 200 juta s/d Rp 5
5. Badan Pusat Statistik
Menggolongkan suatu usaha berdasarkan jumlah tenaga
kerja. Usaha menengah adalah usaha yang mempunyai karyawan
20-99 orang.
2.2.1.2 Pengertian CV (Commanditaire Vennootscap )
CV adalah bentuk badan usaha bisnis yang didirikan
dan dimiliki oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan
bersama dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda diantaara
anggotanya. Satu pihak dalam CV mengelola usaha secara aktif
yang melibatkan harta pribadi ( sekutu aktif ) dan pihak lainnya
hanya menyertakan modal saja tanpa harus melibatkan harta
pribadi ketika krisis finansial (sekutu pasif ).
Rancangan Undang-Undang (RUU) Usaha Perorangan
dan Badan Usaha Bukan Badan Hukum juga mengatur
persekutuan komanditer, atau yang lazim dikenal CV. Menurut
Pasal 1 butir 5 RUU, CV adalah badan usaha bukan badan hukum
yang mempunyai satu atau lebih sekutu komplementer dan sekutu
komanditer. Sekutu komplementer berhak bertindak untuk dan
atas nama bersama semua sekutu serta bertanggungjawab
jika harta CV tidak cukup untuk membayar hutang saat CV bubar.
Jika CV bubar maka sekutu komplementer yang berwenang
melakukan likuidasi,kecuali ditentukan lain dalam perjanjian atau
rapat sekutu komplementer. Jika setelah likuidasi masih terdapat
sisa harta CV, maka dibagikan kepada semua sekutu sesuai
dengan pemasukan masing-masing.
Sementara sekutu komanditer yang tidak boleh
bertindak atas nama bersama semua sekutu dan tidak
bertanggungjawab terhadap pihak ketiga ketika melebihi
pemasukannya. Jadi harta kekayaan pribadinya terpisah dari harta
CV. Itulah sebagian aturan baru dalam RUU menyangkut CV (
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang www.google.com ).
Pengertian CV dijelaskan dalam pasal 19 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang ( KUHD ). Dalam pasal 19 ayat
1 dijelaskan bahwa CV adalah persekutuan secara melepas uang
yang dinamakan persekutuan komanditer, didirikan antara satu
orang atau beberapa sekutu yang tanggung menanggung untuk
bertanggungjawab seluruhnya pada pihak satu, dan satu orang
yang lebih sebagai pelepas uang pada pihak lain. Sedangkan pada
pasal 19 ayat 2 berbunyi “Dengan demikian bisalah terejadi suatu
persekutuan itu pada suatu ketika yang sama merupakan
persekutuan firma terhadap sekutu firma didalamnya dan
beberapa referensi lain, pemberian pinjaman modal atau biasa
disebut inbreng, dapat berbentuk selain uang, misalnya benda
atau yang lainnya. ( KUHD www.lihan.blogspot.com ).
CV berada diantara firma dan Perseroan Terbatas,
dengan demikian CV adalah persekutuan dengan setoran uang,
barang, tenaga atau sebagai pemasukan para sekutu, dibentuk oleh
satu orang atau lebih anggota aktif yang bertanggungjawab secara
renteng, di satu pihak dengan satu atau lebih orang lain sebagai
pelepas uang. ( Hukum Dagang : 144 )
2.2.2 Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
“Pelaporan bukanlah pengadilan, melainkan kesempatan emas
menunjukkan prestasi” ( Akuntansi Bisnis Jasa dan Dagang, Michell
Suharli, 2010 ). Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang digunakan
untuk pengambilan keputusan ekonomi. Sejak entitas bisnis berdiri
sampai dibubarkan, informasi dari proses akuntansi diperlukan oleh
para pengambil keputusan. Proses akuntansi terus berkembang dari
sejak pertama kali dirumuskan sebagai ilmu (Luca Pacioli, 1494).
Ajaran akuntansi terus berkembang mengikuti perkembangan
Menurut American Institute of Certified Public Accountants (
AICPA ), 1953, dalam Accounting Terminology Bulletin No.1 :
“Accountings is the art of recording, classifying, and
summarizing in a significant manner and in terms of money,
transactions, and events, which are, in parts at least of financial
character and interpretting the results there of”.
Definisi tersebut diatas mengartikan bahwa ,“Akuntansi sebagai
seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dengan cara
tertentu,yang dinyatakan dalam uang, transaksi, dan peristiwa, paling
tidak mengenai karakter keuangan dan penafsiran hasinya”.
Menurut American Accounting Association ( AAA ), tahun
1966, dalam A Statement Of Basic Accounting Theory :
“Accounting is the process of identifying, measuring, and
communicating economic information, to permit informed judgement
and decisions by users of the information”.
AAA merumuskan pengertian akuntansi sebagai proses. Proses
itu meliputi identifikasi, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi
ekonomi, yang memungkinkan penilaian dan pengambilan keputusan
yang berharga oleh pengguna informasi.
Menurut AICPA, dalam APB Opinion No. 4 tahun 1970,
“Accounting is a service activity. Its function is to provide
quantitative information, primarily financial in nature, about economic
entities, that is intended to be useful in making economic decesions, in
making reasoned choices among alternative sources of actions”.
AICPA merumuskan ulang pengertian akuntansi tahun 1953
melalui Accounting Principle Board ( APB ) mengingat
berkembangnya cakupan bidang ilmu akuntansi. Akuntansi diartikan
sebagai aktivitas jasa yang berfungsi untuk menghasilkan informasi
yang bersifat angka, terutama tentang financial, dari suatu unit entitas
ekonomi, yang dimaksudkan untuk dapat berguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi, dalam menentukan pilihan yang dianggap memiliki
dasar yang kuat dibandingkan jika kita mengambil pilihan lain.
Perkembangan bisnis yang memasuki era informasi ( Kaplan &
Norton, 1996 ) menuntut perluasan pengertian akuntansi terus menerus.
Akuntansi diartikan sebagai suatu sistem informasi yang merupakan
bagian dari sistem bisnis keseluruhan di era informasi. Kesenjangan
perolehan informasi (asymmetry information ) dapat berakibat pda
perubahan kesejahteraan orang banyak. Dengan demikian akuntansi
dibutuhkan di setiap denyut bisnis ( Warren, 2004 ).
Akuntansi menjadi semakin multidimensi dan dapat dilihat dari
berbagai sisi perspektif. Belkaoui ( 1986 ), Sudibyo (1987), dan
dipandang sebagai ideologi, bahasa, catatan historis, realitas ekonomi,
sistem informasi, komoditi, pertanggungjawaban, dan teknologi.
Dewasa ini, akuntansi tidak sekedar menjadi alat pelaporan atau alat
pengukuran kinerja atau alat pertanggungjawaban, melainkan menjadi
dasar pemilihan strategi sebuah entitas.
2.2.3 Laporan Keuangan
Informasi akuntansi terakhir terungkap dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap meliputi :
a. Laporan laba/rugi (income statement)
Melaporkan kinerja perusahaan yang tercermin dari selisih
antara pendapatan/keuntungan dan beban/kerugian pada
periode tertentu.
b. Laporan perubahan ekuitas (owner’s equity statement)
Melaporkan perubahan ekuitas pemilik. Pada perusahaan
persekutuan (CV dan Firma) melaporkan laporan modal pada
sekutu, misalnya modal Tn.B, modal Tn.C, dan modal Tn.D.
c. Laporan neraca (ballance sheet)
Melaporkan posisi keuangan, yaitu mengenai sumber daya,
Laporan neraca disusun berdasarkan mana yang paling likuid
terlebih dahulu.
d. Laporan arus kas (statement of cash flow)
Melaporkan arus kas masuk dan keluar untuk periode
tertentu. Arus kas dibagi menjadi dalam 3 aktivitas : operasi,
investasi, dan pendanaan. Sesuai PSAK No.2 (IAI,2004),
Laporan arus kas dilaporkan dengan metode langsung dan
metode tak langsung.
e. Catatan atas laporan keuangan (notes to financial statement)
Catatan atas laporan keuangan berisi outline atau penjabaran
atau rincian dari estimasi dan penilaian dalam penyusunan
laporan keuangan. Catatan ini berisi tambahan informasi
yang tidak terungkapkan dalam laporan keuangan utama.
2.2.3.1 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan yang dirumuskan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia ( IAI ) adalah :
“Menyediakan informasi yang menyangkut posisi
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan eonomi”.
IAI merumuskan tujuan laporan keuangan
dimaksudkan untuk sejumlah besar pemakai, bukan untuk
kepentingan kelompok kecil atau kelompok tertentu saja.
Tujuan akuntansi untuk entitas bisnis ( objectives of
Financial Reporting by Business Enterprises ) menurut Financial
Accounting Standart Board (FASB), badan bentukan AICPA
pengganti APB adalah sebagai berikut :
a. To provide financial information that is usefull in making credit
and investment decision ( laporan keuangan berguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi, yaitu keputusan kredit dan
investasi ).
b. To provide understandable financial information that is usefull
in assessing future cash flows ( laporan keuangan harus
mampu dipahami dan berguna untuk memperkirakan arus kas
dimasa depan ).
c. To provide financial information related to an enterprise
resources, claims to these resources and change in them (
untuk menampilkan sumber daya perusahaan, klaim atas
Yang dimaksud dengan sumber daya perusahaan adalah
harta (assets), sedangkan klaim atas harta tersebut dimiliki oleh
kreditor (liabilities) dan investor (owners equity).
Assets adalah sumber daya yang melekat/milik entitas,
sedangkan klaim atau sumber assets yang terdiri dari kreditor dan
investor.
2.2.3.2 Elemen Laporan Keuangan
Laporan keuangan lengkap memiliki 10 elemen laporan
keuangan ( Schroeder, 2001 ) yaitu :
a. Harta (assets)
Manfaat ekomomis yang sangat mungkin terjadi, yang
diperoleh dan dikuasai oleh sebuah entitas sebagai akibat dari
transaksi atau peristiwa masa lampau. Manfaat ekonomi masa
depan yang terwujud dalam aktiva dapat mengalir ke dalam
perusahaan dengan 4 cara ( PSAK IAI, 2009.
www.google.com ) yaitu dengan : digunakan, ditukarkan
dengan aktiva lain, digunakan untuk menyelesaikan
kewajiban, dan dengan dibagikan pada para pemilik
b. Kewajiban (liabilities)
Pengorbanan ekonomis yang sangat mungkin terjadi yang
timbul dari kewajiban masa kini sebuah entitas, untuk
menyerahkan harta di masa depan sebagai akibat dari
transaksi atau peristiwa di masa lampau. Penyelesaian
kewajiban dapat dilakukan dengan 5 cara ( PSAK IAI, 2009.
www.google.com ) yaitu : pembayaran kas, penyerahan
aktiva lain, pemberian jasa, penggantian dengan kewajiban
lain, dan konversi kewajiban menjadi ekuitas.
c. Ekuitas atau Aktiva bersih (Equity, or net assets )
Kepentingan tersisa atas harta perusahaan setelah dikurangi
semua kewajibannya.
d. Investasi pemilik (investment by owners)
Peningkatan net assets entitas dari pemilik perusahaan,
sebagai akibat dari penerimaan sesuatu yang berharga, yang
akan meningkatkan ownership dalam entitas tersebut.
e. Distribusi kepada pemilik (distribution to owners)
Pengurangan dalam net assets entitas dari pemilik perusahaan
yang disebabkan oleh pentransferan assets, pemberian
jasa/terjadinya liabilities oleh entitas pada pemilik dan bukan
f. Laba komprehensif (comprehensive income)
Perubahan dalam equity dari entitas perusahaan selama satu
periode dari transaksi, selain peristiwa dalam keadaan dari
sumber bukan pemilik yang mencakup semua perubahan
dalam equity selama suatu periode terkecuali yang disebutkan
oleh investment by owners atau distribution to owners.
g. Pendapatan (Revenues)
Peningkatan owners equity sebagai akibat dari aktivitas
normal usaha sebuah entitas. (the gross increase in owners
equity resulting from business activities entered into for the
purpose of earning income).
h. Beban (expenses)
Pengorbanan yang terjadi selama melaksanakan kegiatan
normal usaha untuk memproleh pendapatan.
i. Keuntungan (gains)
Kenaikan dari net assets atas transaksi periperal/insidental
suatu entitas serta dari transaksi lain dan peristiwa serta
keadaan yang mempengaruhi entitas selama periode
j. Kerugian (losses)
Pengurangan dalam net assets dari transaksi
periperal/insidental dari suatu entitas yang berasal; dari
transaksi lain/peristiwa/keadaan pada suatu periode terkecuali
yang berasal dari expenses dan distribution to owners.
2.2.4 Perlakuan Akuntansi Untuk Perusahaan Industri Kecil dan
Menengah
Perlakuan akuntansi untuk perusahaan industri kecil dan
menengah sebenarnya tidak berbeda dengan perlakuan akuntansi untuk
jenis perusahaan lainnya dimana perlakuannya harus sesuai dengan
peraturan yang berlaku di Indonesia. Perlakuan yang disebutkan adalah
penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK yang berlaku,
dimana menurut PSAK dalam penyajiannya setiap pelaporan keuangan
harus memenuhi komponen – komponen sebagai berikut (PSAK, 2009 :
3 ) yang berisi :
a. Neraca
Dalam neraca perusahaan menyajikan aktiva terpisah dari
aktiva tidak lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dari
kewajiban jangka panjang kecuali untuk industri tertentu
menurut ukuran likuiditas sedangkan kewajiban disajikan
menurut urutan jatuh temponya. Perusahaan harus
mengungkapkan informasi mengenai jumlah setiap aktiva
yang akan diterima dan kewajiban yang akan dibayarkan dan
sesudah dua belas bulan tanggal neraca.
b. Laporan Laba Rugi
laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian hingga
yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang
dipergunakan bagi penyajian wajar.
Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut :
1. Pendapatan
2. Laporan Laba Rugi
3. Beban Pinjaman
4. Beban Pajak
5. Laba atau Rugi dari aktivitas normal perusahaan
6. Pos Luar Biasa
7. Hak Minoritas
8. Laba atau Rugi Bersih untuk periode berjalan
Perusahaan harus menyajikan laporan ekuitas sebagai
komponen utama laporan yang menunjukkan :
1. Laba rugi bersih periode yang bersangkutan
2. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan dan
kerugian beserta jumlah yang berdasarkan PSAK terkait
diakui secara langsung dalam ekuitas.
3. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi
dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana
diatur dalam pernyataan standar akuntansi keuangan
terkait.
4. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada
pemilik.
5. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir
periode serta perubahannya.
6. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis
modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir
periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam pernyataan standar akuntansi terkait.
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara
sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan
laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang
terdapat dalam catatan arus kas harus berkaitan dengan
informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan.
Catatan laporan keuangan mengungkapkan :
1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan
dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan
terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.
2. Informasi yang diwajibkan dan pernyataan standar
akuntansi keuangan tetapi tidak disajikan di neraca,
laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan
perubahan ekuitas.
3. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan tetapi diperlukan dalam rangka secara wajar.
Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti
added statement) khususnya bagi industri dimana faktor-faktor
lingkungan hidup memegang peranan penting bagi industri yang
menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang
memegang peran penting ( PSAK, 2009 : 1 ).
Kriteria kualitatif dalam laporan keuangan menurut Institut
Akuntan Publik Indonesia ( IAPI, 2008 ) sebagai berikut :
a. Konsentrasi dari pemilik dan manajemen senior
b. Sumber pendapatan ( Source of revenue ) dan sumber
pendanaan (Sources of financing ) yang terbatas.
c. Pencatatan yang tidak kompleks/rumit.
d. Pengadilan tingkat entitas yang tidak terlalu rumit.
2.2.5 Kegunaan dan Pengguna Akuntansi
Akuntansi memiliki kegunaan (uses) dan pengguna (user).
Kegunaan akuntansi bagi dunia bisnis antara lain untuk :
a. Menyediakan informasi ekonomis suatu perusahaan yang relevan
untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit yang tepat.
b. Menjadi media komunikasi bisnis antara manajemen dan pengguna
eksternal mengenai posisi keuangan, perubahan posisi keuangan, dan
c. Memberikan potret yang dapat diandalkan mengenai kemampuan
menghasilkan laba dan arus kas perusahaan.
d. Menjadi gambaran dari kondisi perusahaan dari suatu periode ke
periode berikut mengenai pertumbuhan/kemunduran, memungkinkan
untuk diperbandingkan dengan perusahaan lain pada industri sejenis.
Pengguna informasi akuntansi dikelompokkan menjadi 2 :
a. Pengguna Internal
Adalah mereka yang menghasilkan keputusan yang berakibat
langsung pada operasional perusahaan. Contoh : Dewan Komisaris,
Dewan Direksi, Manajer Kunci, dan Karyawan Perusahaan.
b. Pengguna Eksternal
Mereka yang menggunakan keputusan terkait dengan hubungan
mereka dengan perusahaan. Contoh : Investor, Kreditor, Fiskus,
Pemerintah, Pemasok, Pelanggan, Peneliti dan Komunitas terkait.
Seluruh pihak yang berkaitan langsungdengn kondisi keuangan
perusahaan disebut stakeholders.
Akuntan dan para manager harus mampu memahami pentingnya
penyusunan laporan akuntansi yang berkualitas (understandable,
tersebut akan menyebabkan 2 dampak yaitu konsekuensi ekonomis dan
orientasi pengguna ( Scott, 2001 ).
2.2.6 Asumsi Dasar
Ada beberapa asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi.
Asumsi – asumsi tersebut menurut (Baridwan, 2000:08) adalah :
1. Kesatuan Usaha Khusus
Didalam konsep ini perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha
yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya. Atau dengan kata lain,
perusahaan dianggap sebagai “Unit Akuntansi” yang terpisah dari
pemiliknya atau dari kesatuan usaha yang lain, dengan anggapan
seperti ini maka transaksi – transaksiperusahaan dipisahkan dari
transaksi – transaksi pemilik dan oleh karenanya maka semua
pencatatan dan laporan dibuat untuk perusahaan tadi.
2. Kontinuitas Usaha
Konsep ini mennganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup
terus dalam arti diharapkan tidak akan ada likuiditas dimasa yang
akan datang. Penekanan dari konsep ini adalah terhadap anggapan
bahwa akan tersedia cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk
menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak dan perjanjian-perjanjian.
dalam akuntansi yang didasarkan dalam konsep ini. Sebagai contoh
adalah prosedur amortisasi dan depresiasi. Jadi bila tidak dapat
terbukti cukup jelas bahwa suatu perusahaan itu akan berhenti
usahanya, maka kesatuan usaha suatu perusahaan itu akan berhenti
usahanya, maka kesatuan usaha itu akan dipandang hidup terus.
3. Penggunaan Unit Moneter Dalam Pencatatan
Beberapa transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat dicatat
dengan menggunakan ukuran unit fisik atau waktu, tetapi karena
tidak semua transaksi itu bisa menggunakan ukuran unit fisik yang
sama, sehingga akan menimbulkan kesulitan dalam pencatatan dan
penyusunan lapotan keuangan. Untuk mengatasi masalah ini, maka
semua transaksi yang terjadi akan dinyatakan didalam catatan bentuk
unit moneter pada saat terjadinya transaksi ini. Unit moneter yang
digunakan adalah mata uang dari negara dimana perusahaan berdiri.
4. Periode Waktu
IAI (2002) menyatakan bahwa asumsi dasar dalam pencapaian
tujuan laporan keuangan adalah dasar akrual dan kelangsungan
usaha. Dasar akrual adalah pencatatan transaksi pada saat terjadinya
dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
Kegiatan perusahaan berjalan terus dari periode yang satu ke periode
yang lain dengan volume dan laba yang berbeda. Masalah yang
timbul adalah pengakuan dan pengalokasian ke dalam
periode-periode tertentu di mana dibuat laporan-laporan keuangan.
Laporan-laporan keuangan ini harus dibuat tepat pada waktunya agar berguna
bagi manajemen dan kreditur. Oleh karena itu periode dilakukan
alokasi periode-periode untuk transaksi-transaksi yang memengaruhi
beberapa periode. Alokasi ini dilakukan dengan taksiran-taksiran.
Selisih antara jumlah-jumlah yang ditaksir dengan yang
sesungguhnya terjadi jika tidak cukup berarti, akan diserap oleh
periode berikutnya. Tetapi jika selisih itu jumlahnya tidak cukup
berarti sehingga akan menyesatkan laporan keuangan periode
berikutnya maka akan dilakukan penyesuaian terhadap
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (Sugiyono, 2007 : 1). Obyek yang
alamiah adalah obyek yang apa adanya, tidak manipulasi sehingga kondisi
pada saat peneliti memasuki obyek, setelah berada di obyek dan setelah
keluar dari obyek relatif tidak berubah.
Beberapa definisi penelitian kualitatif :
1. Pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya,
berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran
mereka tentang dunia sekitarnya ( Nasution, 1988 : 5 dalam Sugiyono,
2008 : 180 ).
2. Prosedur penelitian yang bertujuan mengkumpulkan dan menganalisis data
deskribtif berupa tulisan, ungkapan lisan dari orang dan perilakunya yang
dapat diamati ( Bogdan dan Taylor, 1993 ).
3. Penelitian kualitatif merupakan tradisi dalam ilmu sosial yang secara
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang menurut bahasa
dan istilanya sendiri ( Kirk dan Miller, 1986 ).
Salah satu karakteristik penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif
adalah (Yuhertiana, 2009) :
a. Menekankan pada pola pikir induktif
Pada dasarnya penelitian kualitatif berfokus untuk mengamati secara
subyektif berbagai tema dari sebuah realitas sosial, menghubungkan
berbagai tema yang muncul sehingga akan menjadi sebuah pernyataan
teori.
Hal ini berbeda dengan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk
melakukan generalisasi, setiap hipotesis hendaknya dapat diuji
kebenarannya secara deduktif sesuai atau tidak dengan kenyataan
Gambar 3.1 : Menekankan Pada Pola Pikir
Sumber : Indrawati Yuhertiana, 2009, Panduan Penelitian Kualitatif Bagi
Pemula, Eureka Smart Publishing, hal 5.
TEORI
( PENALARAN DEDUKSI )
OBSERVASI
( PENALARAN DEDUKSI )
TEORI
( PENALARAN INDUKSI )
OBSERVASI
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
diskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengangkat fakta,
keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi ketika penelitian berlangsung
dan menyajikannya apa adanya. Penelitian diskribtif kualitatif menuturkan
dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi, sikap dan
pandangan yang ada di masyarakat, hubungan antar variabel, pertentangan
dua kondisi atau lebih, pengaruh terhadap suatu kondisi, perbedaan antar
fakta dan lain-lain. Pada umumnya kegiatan penelitian diskribtif kualitatif ini
meliputi pengumpulan data, analisis data, interprestasi data, serta diakhiri
dengan kesimpulan yang didasarkan pada penganalisisan data terserbut.
Untuk memperjelas metode yang akan diterapkan berupa studi
deskribtif dengan tujuan untuk menggambarkan realitas sosial yang kompleks
dengan menerapkan konsep-konsep yang telah ada. Realita sosial yang
dipelajari dititik beratkan pada pencatatan keuangan CV. NILAM SARI.
Dalam penelitian berdasarkan pokok masalah yang akan diteliti, maka
penelitian ini tergolong jenis penelitian kualitatif ( Indrawati Yuhertiana,
2009 : 4-7 ).
Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat diskriptif dan cenderung
menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna
(prespektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan
teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus peneliti sesuai dengan fakta
dilapangan selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan
pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran
landasan teori dalm penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif lebih subyektif daripada penelitian kuantitaif dan menggunakan
metode yang sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama
individu dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan fokus. Sifat
dari jenis penelitian ini adalah penelitian dan penjelajahan terbuka berakir
dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara
mendalam.
Dalam penelitian ini yang diamati adalah orang, yaitu pemilik dan
pegawai pada CV. NILAM SARI dan berbagai latar belakangnya. Para
pemilik juga merangkap bagian keuangan. Dalam posisi tersebut, kegiatannya
berupa mengerjakan tugas-tugas yang ada atau bahkan harus menangani
permasalahan yang terjadi.
Dengan digunakan metode kualitatif, maka data yang didapat akan
lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan
penelitian dapat tercapai. Penggunaan metode kualitatif ini bukan karena
metode ini baru, tetapi permasalah akan lebih tepat diperoleh datanya dengan
metode kualitatif. Denagn metode kualitatif hanya dengan dengan beberapa
variabel saja yang bisa diteliti sehingga seluruh permasalahan yang
3.2 Fokus Penelitian
Setelah melakukan observasi secara umum pada CV. NILAM SARI
selama 3 minggu, maka obyek yang ditetapkan sebagai tempat penelitian
adalah industri pengolahan minyak daun nilam/atsiri CV. NILAM SARI.
Fokus penelitian diarahkan pada :
1. Laporan keuangan pada CV . NILAM SARI
2. Membandingkan catatan keuangan dan laporan keuangan CV.
NILAM SARI dengan peraturan yang berlaku ( SAK ETAP ).
3.3 Alasan Ketertarikan Peneliti
Satu sisi yang sangat menarik dari Usaha Kecil dan Menengah adalah
merupakan embrio dari perusahaan besar. Karena langkah menuju perusahaan
besar tak semudah membalikkan telapak tangan, ada langkah-langkah dan
perjuangan untuk mencapai titik kesana. Dan dengan adanya perusahaan
seperti CV. NILAM SARI ini, akan membantu mengurangi masalah sosial
yaitu pengangguran dan meningkatkan penghasilan perkapita.
Jiwa kewirausahaan adalah jiwa yang sangat menarik, jiwa
kewirausahaan adalah bukan semata dari keahlian (skill) yang dimiliki namun
keinginan (passion) untuk sukses. Dan selain itu juga sangat berpengaruh
yaitu cipta, karya dan karsa yang melekat didiri manusia.
Berbicara mengenai menjalankan bisnis usaha tentu banyak dimensi
yang terlibat didalam roda usaha tersebut, misalnya dimensi financial, sumber
daya manusia, pemasaran dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, kita akan
membahas dimensi financial karena disadari atau tidak, dimensi ini sering
dilaupakan dan tidak diperhatikan secara serius. Dimensi financial hanya
memperhatikan bagaimana mendapat untung yang sebanyak-banyaknya tanpa
memperhatikan cara mengolah uang hasil laba tersebut.
Masalah pengelolaan keuangan dari para pelaku uasaha terganjal
masalah sumber daya manusia perihal ilmu akuntansi. Mereka menganggap
bahwa pencatatan keuangan tersebut merupakan suatu hal yang merepotkan
dan membingungkan.
3.4 Obyek Penelitian
Obyek penelitian merupakan sasaran yang diteliti. Peneliti
menentukan lokasi penelitian adalah melalui teknik wawancara, dan peneliti
3.5 Lokasi Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di industri pengolahan minyak daun
nilam/atsiri CV. NILAM SARI yang berlokasi di Jl.Sedudo RT 06 RW 02
Sawahan, Nganjuk 64475.
3.6 Penentuan Informan
Sebagai sumber data dan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian adalah pemilik perusahaan CV. NILAM SARI.
Peneliti memilih 3 informan yaitu 2 orang yang merupakan pemilik
perusahaan dan 1 karyawan perusahaan yaitu bagian pencatat kas. Peneliti
memilih 3 informan tersebut karena 3 informan tersebut diataslah yang secara
langsung mengetahui seberapa jauh kondisi keuangan dan keadaan pencatatan
laporan keuangan perusahaan yang sekarang ini sedang diterapkan. Dalam hal
ini, penelitian dilakukan dengan cara berinteraksi secara langsung dengan
pemilik untuk mendapatkan data-data atau informasi yang dibutuhkan terkait
relevansi dan peran informan terhadap topik dan permasalahan penelitian
dengan cara wawancara dan mengetahui bentuk fisik pencatatan laporan
3.7 Sumber Data dan Jenis Data
Aktivitas penelitian tidak terlepas dari keberadaan data yang
merupakan tambahan baku informan untuk memberikan gambaran spesifik
mengenai obyek penelitian. Data adalah fakta empiris yang dikumpulkan oleh
peneliti untuk kepentingan memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan
dari penelitian. Data penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang
dikumpulkan dengan menggunakan berbagai teknik selama kegiatan
berlangsung.
Sumber data yaitu sumber dimana data-data dan informasi yang
dibutuhkan langsung didapatkan dari asalnya atau narasumber.
Berdasarkan sumbernya, data primer adalah sebagai berikut :
1. Data Primer
Data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga data asli
atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan
data primer, peneliti mengumpulkan data primer antara lain
observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion –
FGD) dan penyebaran kuesioner. Dalam penelitian ini, data primer
Untuk memecahkan masalah penelitian, maka penelitian ini
menggunakan data primer. Keterangan informasi dan data yang
dibutuhkan penelitian langsung bersumber dari pemilik perusahaan
yaitu CV. NILAM SARI.
Data dalam penelitian kualitatif adalah catatan – catatan yang
sifatnya deskribtif. Dalam penelitian dikumpulkan semua hal
terkait dengan pembahasannya yang dimunculkan oleh individu
yang teliti. Penelitian kualitatif lebih banyak menggunakan narasi
dalam transkripsi, deskripsi, cerita, dokumentasi tertulis dan
dokumentasi tidak tertulis (gambar, foto, skema, dan diagram).
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Ada 3 teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu
wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Ketiga teknik tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Wawancara Mendalam
Wawancara jenis ini tidak dilaksanakan dengan struktur ketat, tetapi
dengan pertanyaan yang semakin memfokuskan pada permasalahan
2. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara observasi partisipasi untuk
mengamati berbagai kegiatan.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan
bukti-bukti penelitian yang dilakukan.
Berdasarkan wawancara tidak terstruktur atau wawancara bebas yaitu
wawancara garis besar permasalahan yang akan dibayangkan. Namun dari
semua teknik tersebut bisa melalui cara wawancara/interview dengan
informan dan bisa juga dengan cara memberikan pertanyaan yang dikirim
lewat pesan/BBM.
Proses penelitian kualitatif bersifat sirkuler, interplay beralasan sambil
bergerak maju. Oleh karen itu tidak dapat ditemukan kapan sebenarnya
analisis data dalam penelitian dimulai.
3.9 Analisis Data
Analisis data adlah suatu proses pengklasifikasian, pengkatagorian,
penyusunan, dan elaborasi, sehingga data yang telah dikumpulkan dapat
diberikan makna untuk menjawab masalah penelitian yang telah dirumuskan
1. Data Reduction ( Reduksi Data )
Data dari lapangan baik berupa wawancara dengan informan,
observasi maupun dokumen-dokumen yang mendukung tentang
catatan pelaporan keuangan di dalam perusahaan yang mendukung
akan hasil penelitian akan diambil dan didokumentasikan.
2. Data Display ( Penyajian Data )
Dari hasil reduksi yang dilakukan, ditampilkan data-data yang
berkaitan dan berhubungan ataupun menjawab permasalahan yang
diteliti. Dengan disertai refleksi dari peneliti berkaitan dengan data
yang diperoleh. Penyajian dalam penelitian ini dengan teks yang
bersifat naratif.
3. Conclusion Drawing / Verification
Dalam aktifitas penelitian ini mencoba menemukan pola atau
keterkaitan antara data-data tersebut memungkinkan peneliti
melakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Hubungan dengan responden adalah akrab / dekat, peneliti tidak
mengambil jarak karena tujuannya adalah untuk memahami diri informan
Gambar 3.2 Analisis Interaktif menurut Miles dan Huberman
Sumber : Mattew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Jakarta : UI-Press, 1992.
3.10 Pengujian Kredibilitas Data
Pengujian kredibilitas data penelitian akan dilakukan dengan cara (Sugiyono, 2005) :
1. Perpanjangan Pengamatan
Dengan adanya perpanjangan pengamatan maka akan terjadi
hubungan peneliti yang semakin akrab, semakin terbuka dan saling
Pengumpulan
data
Penyajian
data
Reduksi data
Penarikan
kesimpulan
2. Meningkatkan Ketekunan
Melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali
apakah data yang ditemukan itu salah atau tidak.
3. Triangulasi
Pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
Usaha Kecil dan Menengah ( UKM ) merupakan usaha yang
banyak mempunyai problematika, namun menjalankan usaha seperti ini
sangatlah menarik untuk memajukan perekonomian didalam keuangan
pengusaha itu sendiri khususnya dan pada masyarakat pda umumnya.
Berbagai masalah yang umum sangatlah banyak yang merujuk
pada permasalahan pencatatan laporan keuangan yang digunakan pada
Usaha Kecil Menengah. Diantaranya dalah bukti pencatatan, kurangnya
pengetahuan tentang pentingnya mencatat transaksi, pencatatan yang tidak
bersistim, pencatatan yang tidak berstruktur dan tidak sesuai dengan tata
cara pencatatan laporan keuangan berkiblat pada stansar yang berlaku yaitu
SAK ETAP.
Penelitian ini akan membahas permasalahan yaitu mengenai
penerapan pencatatan keuangan dalam usaha kecil menengah yang meneliti
kasus pada CV. NILAM SARI di Nganjuk. Hal ini dilakukan peneliti untuk
mendapatkan informasi dan data yang lebih lengkap, mendalam, kredibel,
dicapai. Informan kunci dalam penelitian ini adalah pemilik CV. NILAM
SARI yaitu Bapak Muryono dan Ibu Karsiati dan pegawai keuangan /
administrasinya yaitu Mbak Mimin.
4.1.2 Profil Singkat Obyek Penelitian
Usaha yang diteliti oleh peneliti ini adalah CV. NILAM SARI yang
mengolah daun nilam / atsiri menjadi minyak mentah dalam pembuatan
berbagai macam produk industri besar, misalnya industri parfum yang
membutuhkan minyak nilam sebagai bahan mentah komposisi industri ini
dalam pembuatan parfum, industri obat obatan yang membutuhkan minyak
nilam dalam komposisi pembuatan obat obatan. CV. NILAM SARI ini
berlokasi di Desa Sawahan, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk
64475. CV. NILAM SARI ini didirikan pada tanggal peresmiannya 9
November 2009. Dan memulai usahanya seminggu setelah tanggal
peresmiannya tersebut. Sebenarnya Pak Muryono sebelum bergelut di CV.
NILAM SARI ini, beliau juga menggeluti usaha pengolahan minyak daun
cengkeh yang diolah menjadi minyak cengkeh mentah, namun usahanya ini
masih dalam bentuk UD yaitu UD. PANGAN SARI. Setelah UD.PANGAN
SARI berjaya, bapak Muryono mendirikan usaha CV.NILAM SARI
bersama rekannya yaitu ibu Karsiati yang didalam perusahaan ini bapak
Muryono berperan sebagai sekutu aktif dan ibu Karsiati berperan sebagai