PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS I SEMESTER II SD KANISIUS WIROBRAJAN
MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh: Aprilia Dien Anggraini
091134119
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS I SEMESTER II SD KANISIUS WIROBRAJAN
MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh: Aprilia Dien Anggraini
091134119
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia yang
memberi kekuatan kepadaku. (Filipi 4: 13-14)
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok,
karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri,
kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. (Matius 6:34)
Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak
hilang (Amsal 23:18)
Butuh waktu untuk menjadi yang nomor satu, butuh
proses untuk menjadi yang terbaik.
Tuhan akan menyelesaikannya bagiku! (Mazmur 138:8a)
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus yang senantiasa menyertaiku dalam suka maupun duka
Bunda Maria yang selalu memberi kekuatan dalam setiap langkah kakiku
Keluargaku yang selalu mendukung dan mendoakanku
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Aprilia Dien Anggraini
NIM : 091134119
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul : PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS
SISWA KELAS I SEMESTER II SD KANISIUS WIROBRAJAN
MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma berserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 16 Juli 2013
Yang menyatakan,
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 16 Juli 2013
Peneliti,
vii
ABSTRAK
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS I SEMESTER II SD KANISIUS WIROBRAJAN MENGGUNAKAN
MEDIA AUDIO-VISUAL
Oleh:
Aprilia Dien Anggraini NIM. 091134119
Observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas I SD Kanisius Wirobrajan menunjukkan ada permasalahan khususnya pada mata pelajaran IPS. Peneliti berasumsi bahwa permasalahan tersebut muncul karena guru menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran, dan tidak menggunakan media untuk memperjelas materi yang disampaikan. Permasalahan yang muncul dari hasil observasi tersebut adalah rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar IPS siswa kelas I semester II SD Kanisius Wirobrajan menggunakan media audio-visual. Penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas I semester II SD Kanisius Wirobrajan menggunakan media audio-visual.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Prosedur penelitian ini ada empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan berjumlah 26 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan teknik non tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil tes tertulis, sedangkan teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data non tes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan media audio-visual dalam proses pembelajaran IPS, variabel keaktifan mengalami peningkatan dari 4,65 menjadi 7,23 untuk rata-rata turus pada indikator pertama, dari 5,38 menjadi 8,23 untuk indikator kedua, dan dari 5,30 menjadi 7,19 untuk indikator ketiga. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dengan menggunakan media audio-visual dalam proses pembelajaran IPS, variable prestasi belajar mengalami peningkatan dari untuk nilai rata-rata kelas dari 65,33 menjadi 76,63, dan untuk pencapaian KKMnya dari 55,55% menjadi 76,92%. Berdasarkan paparan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan media audio-visual dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan pada mata pelajaran IPS siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan dan penggunaan media audio-visua l dalam proses pembelajaran juga dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan.
viii
ABSTRACT
IMPROVED ACTIVITIES AND LEARNING ACHIEVEMENT OF SOCIAL SCIENCES ON STUDENTS OF FIRST GRADE SECOND SEMESTER,
KANISIUS WIROBRAJAN PRIMARY SCHOOL USING AUDIO-VISUAL MEDIA
By
Aprilia Dien Anggraini 091134119
Observation conducted by researcher in first grade class, Kanisius Wirobrajan Primary School showed there were problems especially on social sciences. It was assumed by researcher that those problems were raised because teacher used speech method in its learning process, and without media aid in clarifying the materials delivered. The problem aroused from the result of observation was the low of activity and learning achievement of students. The purpose of this research is to increase the activities of social science learning of students in first grade second semester, Kanisius Wirobrajan Primary School using audio-visual media. In addition to that, the other purpose of this research is to improve social science learning achievement of students of first grade, second semester, Kanisius Wirobrajan Primary School using audio-visual media.
The type of this research is a Class Action Research. There were four steps in this research procedure, those were planning, implementing, observing, and reflecting. Its subjects were first grade students of Kanisius Wirobrajan Primary School amounting to 26 students. Data were obtained with test and non-test techniques. Data analysis used in this research was quantitative and qualitative techniques. Quantitative technique was applied to analyze data obtained from written test results , while that of qualitative was used to analyze non test data.
Results showed that with the use of audio-visual media in social science learning process, there was an increase in the variable of activity from 4,65 to 7,23; for pillar average at first indicator; from 5,38 to 8,23 for second indicator ; and from 5,30 to 7,19 for third indicator. The results also showed that learning achievement variable had increased, for class score averages from 65,33 to 76,63, and for achieving KKM form 55,55% to 76,92%. Based on stated descriptions, the researcher concluded that the use of audio-visual media in the process of learning could increase the activity in the subject of social learning on first grade student Kanisius Wirobrajan primary school, and the use of audio-visual media in the learning process were also able to increase learning achievement in the subject of social science on first grade students , Kanisius Wirobrajan Primary School.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena peneliti dapat
menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS I SEMESTER II SD KANISIUS WIROBRAJAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL”. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan kerena kebaikan, dukungan, dan
keterlibatan dari berbagai pihak. Peneliti menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu secara langsung ataupun tidak langsung. Pada kesempatan ini peneliti dengan tulus hati ingin menyampaikan rasa
terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST.,MA., Selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
x
untuk membimbing dan mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Eny Winarty, S.Pd.,M.Hum.,Ph.D Selaku dosesn pembimbing II yang telah memberikan dukungan, semangat, dan motivasi selama penulisan
skripsi.
5. Bapak Drs, YB. Adimassana M.A. Selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bantuan selama peneliti menempuh kuliah.
6. Segenap dosen-dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendidik, membagi ilmu pengetahuan
dan pengalaman yang sangat bermanfaat sekali bagi peneliti.
7. Bapak Hr.Klidiatmoko, S.Pd Selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Wirobrajan yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
8. Ibu MM. Sri Wahyuni, S.Pd. Selaku guru kelas dan guru kolaborasi dalam penelitian, yang telah telah memberikan masukan, bantuan, semangat dan
dukungan sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.
9. Siswa-siswi SD Kanisius Wirobrajan khususnya kelas IB. Trimakasih atas
patisipasinya dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.
10.Papa dan mamaku tercinta Jumadi dan Giok Lien atas doa, kasih sayang, perhatian, pengorbanan, dukungan material maupun finansial,dan kesabaran
xi
11.Kakak dan adikku tersayang Novitasari dan Nabella Dian Anggraini, terimakasih atas doa, semangat, dan dukungan material maupun finansial
sehingga peneliti mampu menyelesaikan perkuliahan ini.
12.Sahabat-sahabatku “mbk‟e” Deti, mbk Yuni, “gembel” Vivin, “gembul” Nila,
“wau-wau” Nawang, “mak‟e” Melani, Rina, Dimas Frandi, Galih, “lp” Lia,
Nurvita, Endah, mbak Wiwin, mbak Risma, mbak Nana. Terimakasih atas doa, semangat, dan bantuan, sehingga terselesaikannya skripsi ini.
13.Teman-teman satu bimbingan yang telah memberikan bantuan dalam menyelasaikan skripsi ini.
14.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah mendukung peneliti, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skripsi
ini. Oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan di masa mendatang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat
setiap pembaca.
Yogyakarta, 16 Juli 2013
Peneliti
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR GRAFIK ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Batasan Masalah... 6
1.3Rumusan Masalah ... 6
1.4Pemecahan Masalah ... 7
1.5Tujuan Penelitian ... 7
1.6Manfaat Penelitian ... 7
1.7Definisi Operasional... 8
BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1Kajian Pustaka ... 10
2.1.1 Keaktifan ... 10
2.1.1.1 Jenis-jenis Keaktifan... 11
2.1.1.2 Kegiatan-kegiatan yang Mempengaruhi Siswa Aktif ... 12
xiii
2.1.2 Prestasi Belajar ... 15
2.1.2.1 Pengertian Belajar ... 15
2.1.2.2 Prestasi Belajar ... 16
2.1.3 Media Pembelajaran ... 17
2.1.3.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 17
2.1.3.2 Media Audio-Visual ... 17
2.1.4 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ... 18
2.2 Penelitian yang Relevan ... 19
2.3 Kerangka Berpikir ... 26
2.4 Hipotesis Tindakan... 28
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 30
3.2 Setting Penelitian ... 33
3.3 Rencana Tindakan ... 34
3.4 Instrumen Penelitian... 36
3.4.1 Tes Tertulis ... 37
3.4.2 Non Tes... 38
3.4.2.1 Lembar Observasi ... 39
3.4.2.2 Rubrik Penilaian Afektif ... 40
3.4.2.3 Rubrik Penilaian Psikomotor ... 42
3.4.2.4 Rubrik Penilaian Produk ... 44
3.4.2.5 Panduan Wawancara ... 46
3.5 Validitas dan Reliabilitas ... 47
3.5.1 Validitas ... 47
3.5.2 Reliabilitas ... 48
3.5.1.1 Validitas Instrumen Soal ... 49
3.5.1.2 Validitas Instrumen Desain Pembelajaran ... 52
3.5.1.3 Validitas Rubrik Penilaian ... 56
3.5.1.4 Validitas Indikator Keaktifan ... 57
xiv
3.7 Teknik Analisis Data ... 60
3.7.1 Teknik Kuantitatif... 60
3.7.2 Teknik Kualitatif... 62
3.8 Indikator Keberhasilan ... 62
3.9 Jadwal Penelitian ... 64
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 65
4.1.1 Proses PTK ... 65
4.1.1.1 Perencanaan ... 66
4.1.1.2 Pelaksanaan ... 67
4.1.1.3 Pengamatan ... 69
4.1.1.4 Refleksi ... 69
4.1.2 Hasil Proses PTK ... 70
4.1.2.1 Keaktifan ... 70
4.1.2.2 Prestasi Belajar ... 76
4.2 Pembahasan ... 79
4.2.1 Keaktifan Siswa ... 79
4.2.2 Prestasi Belajar ... 82
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN 5.1 Kesimpulan ... 91
5.2 Saran ... 93
5.3 Keterbatasan ... 94
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Variabel dan Instrumen Penelitian ... 37
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi ... 38
Tabel 3.3 Lembar Observasi Keaktifan ... 40
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Afektif Percaya Diri ... 42
Tabel 3.5 Rubrik Penilaian Psikomotor ... 44
Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Produk ... 46
Tabel 3.7 Panduan Wawancara ... 47
Tabel 3.8 Tabel Koefisien Korelasi ... 49
Tabel 3.9 Indikator dan Nomor Soal Tes Sebelum dan Sesudah Validasi ... 50
Tabel 3.10 Hasil Validitas Soal ... 51
Tabel 3.11 Hasil Reliabilitas Statistik ... 52
Tabel 3.12 Hasil Validitas Silabus ... 53
Tabel 3.13 Hasil Validitas RPP ... 55
Tabel 3.14 Indikator Keberhasilan Keaktifan dan Prestasi Belajar ... 63
Tabel 3.15 Jadwal Penelitian... 64
Tabel 4.1 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan Pertama ... 71
Tabel 4.2 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan Kedua ... 73
Tabel 4.3 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan Ketiga ... 74
Tabel 4.4 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Tiga Kali Pertemuan... 75
Tabel 4.5 Hasil Prestasi Belajar Siswa Kelas IB... 77
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Penelitian yang Relevan ... 25
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & MC Taggart ... 31
Gambar 4.1 Hasil Cerita Pendek Siswa ... 81
Gambar 4.2 Hasil Karangan Siswa ... 83
Gambar 4.3 Hasil Karangan Siswa ... 85
Gambar 4.4 Hasil Cerita Pendek Siswa ... 86
xvii
DAFTAR GRAFIK
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Peneitian ... 98
Lampiran 2. Kondisi Awal Siswa ... 100
Lampiran 3. Perangkat Pembelajaran Sebelum Validasi ... 103
Lampiran 4. Perangkat Pembelajaran Sesudah Validasi ... 147
Lampiran 5. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 183
Lampiran 6. Lembar Observasi Keaktifan Sebelum Validasi ... 189
Lampiran 7. Lembar Observasi Keaktifan Sesudah Validasi ... 198
Lampiran 8. Hasil Pengamatan Keaktifan ... 199
Lampiran 9. Rubrik Penilaian Sebelum Validasi ... 202
Lampiran 10.Rubrik Penilaian Sesudah Validasi... 205
Lampiran 11. Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 208
Lampiran 12. Hasil Validitas SPSS ... 213
Lampiran 13. Hasil Produk Siswa ... 214
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai pendahuluan. Hal-hal yang berkaitan dengan pendahuluan meliputi: (1.1) Latar Belakang Masalah, (1.2) Batasan Masalah,
(1.3) Rumusan Masalah, (1.4) Pemecahan Masalah, (1.5) Tujuan Penelitian, (1.6) Manfaat Penelitian, (1.7) Definisi Operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007
merekomendasikan IPS sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan kepada peserta didik sekolah dasar hingga sekolah menengah dalam rangka
mendukung sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan yang termuat dalam kurikulum pendidikan nasional (Sukarjo, 2005:124). Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar mengacu pada kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Dalam memberikan materi pelajaran IPS yang telah direkomendasikan oleh Permendiknas, guru diharapkan mampu menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat atau memilih ide yang inovatif untuk meningkatkan proses pembelajaran dalam mata pelajaran IPS. Usaha untuk meningkatan proses
pembelajaran IPS, diharapkan dapat tercapai apabila guru mampu menerapkan model Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif dan Menyenang. Menurut Rosdijati (2010)
menekankan pembelajaran aktif dan kondusif sekarang ini dikenal dengan istilah PAIKEM ( Pembelajaran Aktif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan), untuk
memenuhi pembelajaran PAIKEM tersebut, guru dituntut mengelola proses belajar mengajar yang dapat memberikan rangsangan pada siswa, supaya siswa tertarik
untuk belajar karena siswalah yang menjadi subjek utama dalam kegiatan pembelajaran.
Kendala yang dihadapi dalam upaya memberikan pembelajaran IPS menurut
observasi pertama yang peneliti lakukan pada tanggal 8 Januari 2013 pada kelas 1 SD Kanisius Wirobrajan adalah penyajian materi dengan menggunakan metode ceramah
dalam menjelaskan materi IPS. Ketika guru menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi, terlihat bahwa siswa cepat jenuh, bosan dan tidak memperhatikan penjelasan guru, kemudian di dalam kejenuhan tersebut siswa
cenderung sibuk dengan dirinya sendiri, mereka kemudian mengalihkan perhatian dengan menggambar, bermain pensil, yang mereka anggap lebih menarik dan ketika
diberi pertanyaan oleh guru siswa tersebut tidak bisa menjawab. Selain itu dari observasi tersebut juga menunjukkan siswa cenderung pasif, mereka tidak aktif
menanyakan hal-hal yang belum jelas. Ketika guru memberi pertanyaan, respon yang diberikan siswa pun lama, hanya 4 siswa dari 26 siswa yang aktif menjawab, yang lain diam tidak memberikan respon dan guru sebagai penceramah tunggal yang
diperhatikan oleh siswa.
Hasil observasi kedua yang peneliti lakukan pada tanggal 11 Januari 2013,
dari 26 siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan siswa tersebut sibuk dengan aktivitas yang lain, seperti menggambar, bermain pensil dan sibuk
bercerita dengan teman sebangku. Ketika guru melontarkan pertanyaan tentang meteri yang telah dipelajari pada siswa, hanya 3 orang siswa saja yang bisa menjawab
yang lain hanya diam dan tidak ada yang berusaha bertanya kepada guru atau teman. Didalam proses pembelajaran tersebut ketika guru mengajak siswa untuk membahas PR, hanya ada 4 siswa yang mengemukakan pendapatnya. Dari observasi tersebut
guru juga terlihat kesulitan untuk melatih siswa aktif dan berani bercerita, hal ini dibuktikan ketika guru meminta siswa untuk maju bercerita mengenai
pengalamannya, siswa cenderung diam ketika sudah berada di depan kelas, ketika guru meminta siswa untuk bertanya materi pelajaran yang bagi mereka belum jelas, tidak ada satupun siswa yang berani bertanya. Metode pembelajaran yang digunakan
guru ketika proses pembelajaran saat itu adalah metode ceramah. Guru tidak menggunakan media untuk memperjelas materi. Dari keseluruhan hasil observasi
yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa siswa cenderung pasif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 1 di SD Kanisius Wirobrajan
yang dilaksanakan pada tanggal 9 Januari 2013. Guru mengatakan bahwa hasil belajar siswa untuk mata pelajaran IPS masih banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Guru juga memberi alasan rendahnya hasil belajar IPS
karena mungkin pelajaran tersebut terlalu abstrak untuk anak kelas 1. Guru juga mengeluh mengenai keaktifan siswa yang sangat kurang, ketika ditanya materi apa
Berdasarkan data yang peneliti peroleh, KKM untuk mata pelajaran IPS kelas 1 adalah 72, dan menurut data hasil belajar siswa pada tahun 2010/2011 hanya 20 siswa
yang mencapai KKM dengan persentase 55,55% dan 16 siswa tidak mencapai KKM dengan persentase 44,45% sedangkan nilai rata-rata kelasnya 65,33. Dilihat dari
banyaknya jumlah siswa yang belum mencapai KKM, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kurang memuaskan.
Dari hasil observasi dan wawancara tersebut peneliti menyimpulkan bahwa
kurangnya keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh siswa. Oleh karena hal tersebut menurut Usman (2003:15-16)
guru sebaiknya mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, efektif dan kondusif sehingga mampu membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Usman (2003 : 20-31) mengatakan bahwa dalam menciptakan kondisi belajar
mengajar yang efektif sedikitnya ada lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan siswa yakni : (1) melibatkan siswa secara aktif; (2) menarik minat dan
perhatian siswa; (3) membangkitkan motivasi siswa; (4) prinsip individualisme; (5) alat peraga atau media dalam pembelajaran. Selain memenuhi lima variabel diatas,
guru juga diharapkan mampu menerapkan strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan proses pembelajaran IPS.
Upaya meningkatkan proses pembelajaran yang memenuhi lima variabel yang
dikatakan oleh Usman tersebut dapat dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Usman (2003:47) juga
membuat pelajaran lebih menetap dan tidak mudah dilupakan, dan memberi pelajaran yang nyata. Penggunaan media pembelajaran diharapkan mempunyai pengaruh yang
baik untuk meningkatkan proses kegiatan pembelajaran. Dengan menggunakan media, ketidakjelasan bahan ajar yang akan disampaikan dapat diperjelas.
Keabstrakan bahan pelajaran dapat dikonkretkan, dan apa yang belum jelas tentang materi yang disampaikan oleh pendidik dapat diperjelas oleh media.
Dalam mengatasi permasalahan kurangnya keaktifan dan rendahnya prestasi
belajar yang dibuktikan dari hasil observasi dan wawancara, peneliti menerapkan pembelajaran menggunakan media audio-visual. Menurut Ahmad (2000:12)
keunggulan media audio-visual adalah (a) memberikan dasar pengalaman konkret bagi pemikiran dengan pengertian-pengertian abstrak; (b) mempertinggi perhatian anak; (c) memberikan realitas sehingga mendorong adanya self activity; (d)
memberikan hasil yang permanen; (e) memperbanyak perbendaharaan bahasa anak yang benar-benar dipahami. Selain dilihat dari manfaat media audio-visual, peneliti
menggunakan media audio-visual jugadikarenakan guru belum menggunakan media audio-visual dalam pembelajaran. Dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh
Figaritis (2012) terbukti bahwa media visual berhasil meningkatkan prestasi belajar bagi siswa SD. Sedangkan, penelitian oleh Ratnasari (2012), menunjukkan bahwa media audi- visual dapat meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan dalam
menyimak cerita bagi siswa kelas V SD. Penelitian oleh Risana (2010) membuktikan bahwa media audio visual dapat meningkatkan kektifan dan kemampuan membaca
hasil belajar Geografi. Oleh sebab itu peneliti memilih menerapkan media
audio-visual untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS kelas 1 SD Kanisius Wirobrajan.
Media audio-visual dapat digunakan oleh guru untuk memanfaatkan waktu
secara efektif, efisien, serta mampu menyampaikan pesan dengann tepat. Pemahaman siswa terhadap konsep, fakta, dan prinsip dalam pembelajaran IPS yang guru sajikan dirasa masih kurang. Oleh karena itu penggunaan media audio visual yang
diterapkan dalam pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar sehingga memudahkan siswa kelas I SD dalam memahami materi
pada mata pelajaran IPS.
1.2 Batasan Masalah
Penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada peningkatan keaktifan dan prestasi belajar melalui media audio- visual pada mata pelajaran IPS kelas I Sekolah
Dasar. Mata pelajaran IPS di tematikan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia tetapi fokusnya pada mata pelajaran IPS saja yang khususnya pada standar
kompetensi mendiskripsikan lingkungan rumah dan kompetensi dasar menceritakan kembali peristiwa penting yang dialami sendiri di lingkungan keluarga.
1.3 Rumusan Masalah
1.3.2 Bagaimana penggunaan media audio- visual dalam upaya meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS kelas 1 SD Kanisius Wirobrajan?
1.4 Pemecahan Masalah
Masalah rendahnya keaktifan dan prestasi belajar kelas I SD Kanisius Wirobrajan semester II tahun pelajaran 2012/2013 akan dipecahkan dengan
menggunakan media audio-visual.
1.5 Tujuan Penelitian
1.5.1 Untuk mengetahui bagaimana media audio visual dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas 1 SD Kanisius Wirobrajan.
1.5.2 Untuk mengetahui bagaimana media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas 1 SD Kanisius Wirobrajan.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Bagi peneliti
Dapat memperoleh pengalaman melakukan PTK khususnya dalam menggunakan
media audio visual pada mata pelajaran IPS SD Kanisius Wirobrajan kelas IB semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.
1.6.2 Bagi siswa
1.6.3 Bagi guru
Dapat memberikan informasi mengenai upaya untuk meningkatkan keaktifan dan
prestasi belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas IB semester 2 SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta dengan menggunakan media audio-visual.
1.6.4 Bagi sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan dalam mempertimbangkan pembelajaran, serta dapat menambah dokumen hasil penelitian, sehingga bisa digunakan sebagai
acuan untuk memperbaiki proses pembelajaran jika terdapat permasalahan dalam keaktifan dan prestasi belajar siswa.
1.7 Definisi Operasional
Agar tidak menimbulkan tafsiran yang berbeda, beberapa istilah yang diberi batasan pengertian dalam penelitian ini :
1.7.1 Keaktifan belajar
Keaktifan belajar siswa adalah aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa dengan menggunakan otaknya untuk mengkaji ide-ide, memecahkan masalah,
dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari ( Widharyanto, dkk : 2003). 1.7.2 Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia
1.7.3 Media audio visual
Media audio-visual adalah suatu media yang terdiri atas media visual yang
disinkronkan dengan media audio, yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru dan anak didik di dalam proses belajar
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini diuraikan mengenai pendahuluan. Hal-hal yang berkaitan
dengan landasan teori meliputi: (2.1) Kajian Pustaka, (2.2) Penelitian yang Relevan, (2.3) Kerangka Berfikir, (2.4) Hipotesis Tindakan.
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Keaktifan
Mulyono (2001 : 26 ) mengatakan bahwa keaktifan adalah kegiatan atau
aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan- kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik. Belajar aktif sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan
hasil belajar yang maksimal. Ketika siswa pasif dan hanya menerima informasi dari guru saja, akan cenderung cepat melupakan materi yang telah diberikan oleh guru.
Untuk itu perlu perangkat pembelajaran tertentu untuk dapat mengingatkan yang baru saja diterima dari guru seperti media pembelajaran ataupun alat peraga. Aktivitas siswa dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk keberhasilan proses pembelajaran
tersebut. Dalam kegiatan pembelajaran sangat dituntut keaktifan siswa, dimana siswa merupakan subjek yang banyak melakukan kegiatan, sehingga kegiatan pembelajaran
lebih bermakna bagi siswa.
Keaktifan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini ditegaskan oleh Yamin (2007:80–81)
yang menjelaskan bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat
dilaksanakan manakala : (1) pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa, (2) guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam belajar, (3)
tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa (kompetensi dasar), (4) pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas
siswa, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencipta siswa yang kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep, (5) melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Dengan demikian keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran dapat menjadi indikator keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran.
2.1.1.1 Jenis – Jenis Keaktifan
Menurut Paul D. Dierich (dalam Martinis Yamin 2007: 84 - 86) keaktifan siswa dalam belajar dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok kegiatan
pembelajaran yaitu siswa terlibat dalam proses pembelajaran seperti dalam kegiatan-kegiatan visual yaitu dapat dikemas dalam kegiatan-kegiatan menggambar, eksperimen, dan
mengamati orang lain bekerja atau bermain. Di dalam pembelajaran juga dapat dilakukan kegiatan lisan seperti memberi saran kepada siswa lain, diskusi kelompok, ataupun kegiatan wawancara, didalam kegiatan lisan tersebut pasti ada unsur – unsur
kegiatan mendengarkan orang lain ketika bercerita ataupun ketika mengemukakan pendapat, dari kegiatan mendengarkan siswa langsung dapat masuk dalam kegiatan
masalah-masalah dengan menganalisis factor-faktor dan mampu membuat keputusan. Jadi dalam kegiatan-kegiatan yang diungkapkan oleh Paul D. Dierich dapat
membantu siswa lebih aktif di dalam pembelajaran, karena siswa banyak dilibatkan dalam proses pembelajaran.
2.1.1.2Kegiatan – kegiatan yang mempengaruhi Keaktifan Siswa Belajar
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, dapat merangsang bakat yang
dimilikinya, siswa juga dapat berlatih berpikir kritis, dan dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari – hari. Menurut Gagne dan Briggs ( dalam Yamin, 2007: 84 )
kegiatan yang dapat menumbuhkan timbulnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, yaitu memberi motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru diharapkan mampu
menjelaskan kemampuan dasar yang harus dicapai oleh siswa, mengingatkan kompetensi prasyarat, memberi stimulus atau topik yang akan dipelajari, memberi
petunjuk cara mempelajarinya, memunculkan aktivitas partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, memberikan umpan balik, memberikan tes untuk memantau
kemampuan siswa, dan yang terakhir membuat kesimpulan di akhir pelajaran. Dengan demikian kegiatan yang dapat menumbuhkan siswa aktif dalam pembelajaran dapat dijadikan acuan ketika guru mengajar, agar dalam proses pembelajaran siswa
2.1.1.3 Indikator Keaktifan siswa
Menurut Dimyati & Mudjiono (2006:45) indikator keaktifan mencakup di
antaranya: mencatat atau sekedar mendengarkan pemberitahuan, memperhatikan hal-hal yang dijelaskan guru, mencatat tugas yang diberikan dan mengerjakan tugas
rumah, berdiskusi dalam kelompok, melibatkan diri dalam proses tanya jawab, serta terlibat dalam menyimpulkan pembelajaran. Sedangkan menurut Hariyanto (2011:239-240) peran guru dan siswa dalam pembelajaran PAKEM tentang indikator
keaktifan siswa meliputi kesiapan diri untuk menghadapi pembelajaran, mengemukakan gagasan dan melakukan penilaian. Kesiapan diri untuk menghadapi
pembelajaran terletak pada tata tertib di kelas dan mencatat hal-hal penting yang dijelaskan guru. Mengemukakan gagasan dapat dikatakan suatu kegiatan aktif ketika siswa mampu mempertanyakan kembali gagasan, mengemukakan gagasan secara
spontan dan menyanggah gagasan.
Sudjana (2009:61) juga berpendapat bahwa keaktifan para siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat dari beberapa hal yaitu: dalam kegiatan belajar mengajar siswa seharusnya turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya dan terlibat dalam pemecahan masalah, siswa juga harus mampu bertanya
kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. Selain itu siswa juga dituntut untuk berusaha mencari berbagai
petunjuk guru, kemudian menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya selama diskusi kelompok, siswa juga dituntut untuk melatih diri dalam
memecahkan soal atau masalah yang sejenis, dan mendapat kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan
tugas atau persoalan yang dihadapinya.
Berdasarkan hasil diskusi kelompok studi yang sama-sama meneliti variabel keaktifan tentang beberapa indikator keaktifan siswa dari para ahli tersebut, peneliti
menyimpulkan indikator keaktifan siswa dalam kegiatan belajar adalah:
a. Bertanya kepada guru dan atau teman tentang materi pembelajaran IPS saat proses pembelajaran. Hal ini ditandai dengan melihat indikator lain
yang meliputi: melibatkan diri dalam proses tanya jawab dan bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang
dihadapinya.
b. Mengemukakan gagasan dalam berdiskusi. Indikator tersebut ditandai
dengan melihat indikator lain yang meliputi: berdiskusi dalam kelompok dan mengemukakan pendapat dalam diskusi kelompok. Mengemukakan gagasan
dapat dikatakan suatu kegiatan aktif ketika siswa mampu:mempertanyakan kembali gagasan, mengemukakan gagasan secara spontan dan menyanggah gagasan, melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.
c. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Indikator tersebut ditandai dengan melihat indikator lain yang
melaksanakan tugas belajarnya, berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan persoalan yang sedang dihadapinya.
Beberapa indikator tidak kami gunakan dalam lembar observasi keaktifan karena tidak mampu menunjukkan suatu kegiatan aktif ketika dilihat secara langsung.
Indikator yang tidak kami gunakan meliputi: mencatat atau sekedar mendengarkan pemberitahuan, memperhatikan hal-hal yang dijelaskan guru, mencatat tugas yang diberikan dan mengerjakan tugas rumah, kesempatan menggunakan atau menerapkan
apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya, menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya, terlibat
dalam pemecahan masalah, dan melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis.
Indikator lain yang juga tidak kami gunakan adalah menyimpulkan
pembelajaran karena kegiatan tersebut tidak terlihat selama proses pembelajaran, tetapi ada di akhir pembelajaran. Lebih lanjut lagi peneliti tidak menggunakan
indikator kesiapan diri untuk menghadapi pembelajaran karena kegiatan tersebut tidak mampu menunjukkan keaktifan siswa melainkan minat siswa terhadap
pembelajaran.
2.1.2 Prestasi Belajar 2.1.2.1 Pengertian belajar:
Belajar lebih menghasilkan perubahan ketika siswa berinteraksi aktif dengan lingkungannya, pengetahuaannya pun lebih bersifat konkrit karena dalam dunia
given fashion, which result from practice or other forms of experience (Dale,2000). Belajar adalah perubahan yang terjadi secara terus- menerus terhadap tingkah laku,
atau pada kemampuan untuk bertingkah laku pada bentuk tertentu, yang merupakan hasil dari latihan atau bentuk pengalaman lain. Belajar dapat lebih bermakna ketika
terjadi perubahan perilaku dan siswa dapat belajar dengan ketrampilannya sendiri.
2.1.2.2 Prestasi Belajar
Dalam kamus bahasa Indonesia Kontemporer (1992:1190) prestasi belajar dalah pengusaan pengetahuan ketrampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui tes. Menurut Arifin (2011) mengemukakan bahwa prestasi adalah
kemampuan, ketrampilan, dan sikap sesorang dalam menyelesaikan suatu hal. Prestasi hanya dibatasi dalam bidang pendidikan khususnya pengajaran. Jadi, prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan
manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.
Fungsi prestasi belajar adalah sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan
2.1.3 Media Pembelajaran
2.1.3.1 Pengertian media pembelajaran
Azhar (2010) mengutarakan bahwa kata media berasal dari Bahasa Latin, yakni medius yang secara harafiah berarti „tengah‟, „pengantar‟. „perantara‟. Dalam
Bahasa Arab, media disebut wasail bentuk jama dari wasila yang sinonim alwasath
yang artinya juga „ tengah „. Kata tengah itu sendiri berarti juga di antara dua sisi,
maka disebut sebagai „ perantara‟ (wasilah) atau mengantarai dua sisi tersebut.
Karena posisinya berada di tengah ia juga bisa disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan
sesuatu hal dari satu sisi ke sisi yang lain. Jadi, media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif. ( Munadhi, 2008: 6-7) sedangkan Danim (1995:7) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah seperangkat alat bantu atau
pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. Dengan demikian media pembelajaran adalah alat perantara
untuk menyalurkan pesan ataupun materi pembelajaran yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga tercipta belajar yang efektif dan efisien.
2.1.3.2 Media audio visual
Menurut Nugraha ( 2005:7) ada berbagai jenis media antara lain media audio, media visual, media audio visual, dan multimedia. Rinanto (1982) mengatakan audio
media audio, yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru dan anak didik di dalam proses belajar mengajar. Jadi media audio visual
merupakan media untuk menyampaikan pesan ataupun materi ajar yang berupa gambar dan suara dipadukan menjadi satu.
Ada kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, menurut Kustandi (2011:86) pemilihan media pembelajaran harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yang mengacu pada tiga ranah kognitif, tepat untuk
mendukung isi pembelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi, praktis dan luwes dalam berbagai kondisi, serta guru harus terampil dalam
menggunakannya agar siswa tidak kebingungan dalam menerima materi pembelajaran yang disajikan menggunakan media. Pengelompokan sasaran juga harus diperhatikan untuk kelompok besar dan kelompok kecil. Mutu teknis seperti
gambar maupun fotografi harus memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan menurut aturan yang baik dan benar.
2.1.4 Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )
Sofa (2010) menyatakan bahwa IPS merupakan penelaahan atau kajian tentang masyarakat. Dalam mengkaji masyarakat, guru dapat melakukan kajian dari
berbagai perspektif sosial yang begitu luas, dan disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut penjelasan UU Sikdiknas pasal 37(dalam Supriya
pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat.
Dengan bertolak dari uraian di atas, kegiatan pembelajaran IPS membahas manusia dengan lingkungannya dari berbagai sudut ilmu sosial pada masa lampau,
sekarang, dan masa mendatang, baik pada lingkungan yang dekat maupun lingkungan yang jauh dari siswa. Oleh karena itu, guru IPS sebaiknya sungguh-sungguh memahami bidang studi IPS itu.
2.2 Penelitian Yang Relevan
Penelitian keaktifan sudah banyak diteliti. Akan tetapi hal tersebut masih
menarik untuk diadakan penelitian lebih lanjut lagi. Beberapa penelitian yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian adalah penelitian Ratnasari (2012), Figaritis (2012), Risana (2010), Rinanta (2011).
Ratnasari ( 2012 ) melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Media Audiovisual dalam mengidentifikasi unsur
cerita siswa kelas V SD Negeri Taji, Klaten tahun pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian tersebut ternyata menunjukkan terdapat peningkatan pada minat dan pretasi
belajar setelah diadakan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data awal rata-rata minat siswa sebelum dikenai tindakan menggunakan media audiovisual adalah 8,50. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan media
audiovisual, rata-rata minat siswa menjadi 11,97. Pada siklus II, rata-rata minat siswa meningkat menjadi 14,84 dalam skala 0-20. Hasil penelitian mengenai prestasi
nilai rata-rata siswa kelas V tahun pelajaran 2010/2011 adalah 60,36 dan persentase yang mencapai KKM yaitu 35,72%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I,
rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 71,60 dan persentase siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 79,16%. Kemudian dilanjutkan pada siklus II, rata-rata nilai siswa
meningkat secara signifikan menjadi 78,85 dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus II menjadi 87,5%. Perbedaannya terdapat pada meningkatan minat, sedangkan penulis ingin meningkatkan keaktifan.Persamaannya terdapat pada
penggunaan media audio visual dan meningkatkan prestasi belajar.
Figaritis ( 2012) melakukan penelitian Peningkatan Hasil Belajar IPS pada
Kelas II dengan Menggunakan Media Visual di SD N Karangtengah 3 Kota Blitar. Berdasarkan observasi pembelajaran IPS kelas II SD N Karangtengah 3 Kota Blitar, diperoleh nilai yang sangat rendah, dari 25 siswa hanya 8 siswa yang mendapatkan
nilai diatas KKM, sedangkan 17 siswa belum tuntas belajar. Hal ini dikarenakan guru menggunakan metode ceramah dan tidak menggunakan media saat kegiatan
pembelajaran. Hasil penelitian dengan menerapkan media visual menunjukkan adanya peningkatan dalam aktivitas siswa.Pada siklus I, nilai akhir siswa kelas II
dalam pembelajran IPS menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal adalah 64. Persentase ketuntasan ketuutasan belajar siswa adalah 56% atau sebanyak 14 siswa telah tuntas belajar. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM
sebesar 44% atau sebanyak 11 siswa yang belum tuntas belajar.Hal tersebut menunjukan bahwa persentase siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar hanya
yaitu minimal 65%. Dalam siklus yang ke II, nilai rata – rata hasil belajar siswa secara klasikal adalah 72. Persentase ketuntasan klasikal satu kelas adalah sebesar
84% atau sebanyak 21 siswa telah tuntas belajar.Sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM sebeasr 16% atau sebanyak 4 siswa yang belum tuntas
belajar.Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan media visual dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Ada persamaan dalam penelitian tersebut yaitu sama – sama meningkatkan hasil belajar
atau prestasi belajar siswa, sedangkan perbedaannya peneliti menggunakan media visual dan penulis menggunakan media audio visual dalam pembelajaran untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Risana (2010) melakukan penelitian Peningkatan Keaktifan dan Kemampuan Membaca Puisi dengan Media Audio Visual Pada siswa Kelas VII C SMP Negeri
Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2010/2011.Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP
Negeri 3 Pracimantoro yang berjumlah 31 siswa. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan mulai dari survei awal, siklus I, siklus II, dan siklus III.Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes/pemberian tugas, wawancara, dan analisis dokumen. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yakni (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interpretasi; dan (4) analisis dan
refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat peningkatan kualitas proses pembelajaran membaca puisi melalui penggunaan media audio visual pada
pembelajaran membaca puisi melalui penggunaan media audio visual pada siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Pracimantoro (a) meningkatnya keaktifan siswa selama
mengikuti kegiatan apersepsi. Pada siklus I, keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan apersepsi sebesar 58%.Pada siklus II, persentase keaktifan siswa tersebut
meningkat menjadi 64%.Pada siklus III, persentase keaktifan siswa meningkat lagi menjadi 80%; (b) meningkatnya minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada siklus I, minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran
sebesar 45%, pada siklus II sebesar 67% dan pada siklus III meningkat menjadi 83%; dan (c) meningkatnya keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan
materi pada siklus I sebesar 48% pada siklus II menjadi 51% pada siklus II dan akhirnya meningkat lagi menjadi 77% pada siklus III. Peningkatan kualitas hasil dapat dilihat dari skor atau nilai pekerjaan siswa pada tiap siklusnya.Pada siklus I,
kualitas pembacaan puisi siswa yang sudah memenuhi standar kelulusan sebesar 48%.Pada siklus II, terjadi peningkatan dari siklus sebelumnya menjadi 74% terhadap
nilai kelulusan siswa.Pada siklus III, persentase kelulusan siswa sudah menjadi 77%. Dari penelitian ini ada kesamaan penggunaan media audio visual dan
peningkatan keaktifan.Perbedaan dalam penelitian tersebut adalah pada peningkatan kemampuan membaca puisi sedangkan penulis meneliti peningkatan prestasi belajar.
Rinanta (2011) melakukan penelitian Pemanfaatan Media Pembelajaran
Audio Visual Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Geografi Kelas X di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Gedongtengen Yogyakarta. Terjadi peningkatan
peningkatan keaktifan dan hasil belajar geografi setelah menggunakan media audio visual adalah sebagai berikut: (1) jumlah siswa aktif dalam proses pembelajaran
mengalami peningkatan antara lain; jumlah siswa yang memperhatikan penjelasan melalui audio visual meningkat dari siklus I (66,7%), siklus II (100%) dan siklus III
(100%), mencatat penjelasan materi dari media audio visual siklus I (66,7%), siklus II (100%) dan siklus III (100%), menjawab pertanyaan dari guru secara spontan siklus I (33,3%), siklus II (50%) dan siklus III (83,3%), mengajukan pertanyaan siklus I
(33,3%), siklus II (50%) dan siklus III (66,7%), menanggapi respons siswa lain siklus I (50%), siklus II (66,7%) dan siklus III (83,3%), menjawab dengan ditunjuk siklus I
(0%), siklus II (50%) dan siklus III (83,3%), memperhatikan penjelasan guru siklus I (83,3%), siklus II (100%) dan siklus III (100%), melaksanakan tugas siklus I (100%), siklus II (100%) dan siklus III (100%), dan berkurangnya aktivitas pasif siklus I
(50%), siklus II (33,3%) dan siklus III (16,7%). (2) rata-rata nilai meningkat dari siklus I (61,67 ) siklus II (86,67) Siklus III (92,5). Jadi dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran geografi dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah
Gedongtengen Yogyakarta. Dari penelitian ini ada kesamaan penggunaan media audio visual dan peningkatan keaktifan.Perbedaan dalam penelitian tersebut adalah pada peningkatan hasil belajar sedangkan peneliti ingin meneliti peningkatan prestasi
Berdasarkan kajian pustaka tersebut, dapat diketahui bahwa penelitian tindakan kelas tentang keaktifan dan prestasi belajar sudah banyak dilakukan.
Perbedaannya setiap penelitian tersebut mempunyai tindakan yang berbeda-beda, sehingga hasilnya pun juga berbeda. Namun penelitian tersebut memiliki tujuan yang
sama untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Penelitian ini masih relevan untuk diteliti meskipun sudah banyak peneliti lain yang meneliti keaktifan dan prestasi belajar, namun penelitian ini bisa jadi pelengkap dari
penelitian-penelitian yang sudah ada. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi alternatif peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPS. Dilihat dari
penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti yaitu Febriyanti, Rinanta, Figaritis, dan Ratnasari dengan menggunakan media visual ataupun menggunakan media audio-visual telah berhasil meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar. Dilihat
dari penelitian-penetian tersebut peneliti juga menggunakan media audio-visual untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas I semester II SD
Gambar 2.1: Diagram Penelitian yang Relevan Keaktifan dan Prestasi Belajar
Keaktifan Prestasi Belajar
Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas I SD Kanisius Wirobrajan Menggunakan Media audio-visual
Figaritis (2012)
Peningkatan Hasil Belajar IPS pada Kelas II dengan Menggunakan Media Visual di SD N Karangtengah 3 Kota Blitar
Risana Febriyati (2010)
Peningkatan Keaktifan dan Kemampuan Membaca Puisi dengan Media Audio Visual Pada siswa Kelas VII C SMP Negeri Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2010/2011
Rinanta (2011)
Pemanfaatan Media Pembelajaran Audio Visual Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Geografi Kelas X di Madrasah Aliyah Muhammadiyah
Gedongtengen Yogyakarta Ratnasari (2012)
Gambar 2.1 merupakan diagram penelitian yang relevan. Diagram tersebut menjelaskan bahwa terdapat beberapa penelitian, salah satunya penelitian yang telah
dilakukan oleh Febriyanti yang meneliti tentang variabel keaktifan dan kemampuan membaca puisi pada siswa kelas VII SMP dengan menggunakan media audio-visual.
Penelitian yang dilakukan oleh Figaritis yang meneliti tentang hasil belajar IPS pada kelas II menggunakan media visual, dan penelitian yang dilkukan oleh Ratnasari,
beliau meneliti tentang varabel minat dan prestasi belajar menggunakan media audio-visual dalam mengidentifikan unsur cerita siswa kelas V SD. Pada kolom tengah
terdapat penelitian yang dilakukan oleh Rinanta, beliau meneliti tentana pemanfaatan
media audio-visual untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Geografi kelas X. Pada kolom paling bawah merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengacu pada penelitian yang relevan yang telah membuktikan bahwa penggunaan
media audio-visual dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.
2.3 Kerangka Berpikir
Rendahnya keaktifan dan prestasi belajar menurut hasil observasi dan wawancara
yang telah peneliti lakukan dikarenakan guru mengunakan metode ceramah ketika menyampaikan materi pembelajaran. Guru juga tidak menggunakan media dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga para siswa cenderung bosan dan tidak
memperhatikan guru ketika menjelaskan materi, mereka mengalihkan perhatian dengan menggambar, bermain pensil, ngobrol dengan teman sebangku yang mungkin
dapat dirancang dalam kegiatan belajar yang menarik sehingga dapat membuat siswa menjadi aktif dalam belajar, dan prestasinya juga dapat meningkat. Didalam
menyampaikan materi pembelajaran guru dapat menggunakan media untuk menyalurkan materi agar lebih menarik. Media pembelajaran tersebut merupakan alat
untuk menyalurkan materi pelajaran secara terencana agar materi tersebut dapat dipahami oleh siswa, sehingga dalam belajar siswa tidak berfikir secara abstrak. Ada beberapa media pembelajaran yang dapat digunakan dalam menyalurkan materi salah
satunya adalah media pembelajaran yang berupa media audio-visual.
Media audio-visual tersebut dapat digunakan untuk menyalurkan materi
pembelajaran dengan memberikan dasar-dasar yang konkrit dalam pengertian yang abstrak, mempertinggi perhatian anak, memberikan realitas sehingga mendorong adanya self activity, memberikan hasil yang permanen, memperbanyak
perbendaharaan bahasa anak yang benar-benar dipahami. Di dalam proses pembelajaran, disajikan dengan menayangkan video yang berisi gambar-gambar
konkrit yang sebagian besar gambar tersebut merupakan gambar peristiwa penting yang pernah dialami oleh siswa sendiri maupun bersama dengan keluarga, disertai
dengan lagu yang berjudul “keluarga cemara”, lagu tersebut mampu menanamkan
rasa cinta terhadap keluarga pada diri setiap siswa. Dari lagu tersebut siswa juga dapat memahami bahwa setiap peristiwa penting yang dialami bersama dengan
keluarga merupakan peristiwa yang bermakna. Dengan menggunakan media
lebih aktif dalam mengungkapkan pendapat dengan bahasa mereka sendiri, karena bahasa sangat berperan dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa, seseorang dapat
mengenal dirinya sendiri, budaya, dan orang lain. Agar keaktifan dan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS kelas I SD K Wirobrajan dapat meningkat
seperti yang diharapkan. Peneliti bermaksud menggunakan media audio-visual dalam kegiatan pembelajarannya. Peneliti yakin media audio-visual tersebut dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas I semester II pada mata
pelajaran IPS.
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan media pembelajaran yang dipakai peneliti, maka peneliti merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini. Penggunaan media audio-visual dengan menayangkan video yang disertai dengan lagu yang berjudul Keluarga
Cemara, lagu tersebut sesuai dengan tema yang diajarkan yaitu tema Keluarga. Video tersebut juga berisi gambar-gambar kongkrit tentang materi peristiwa-peristiwa
penting yang pernah dialami dalam keluarga. Video yang berisi lagu dan gambar-gambar kongkrit tersebut untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan melalui kegiatan pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa yaitu
bertanya pada guru dan atau teman, mengungkapkan gagasan dalam berdiskusi, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Penggunaan media audio-visual dengan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini dikemukan tentang metode penelitian. Hal-hal yang terkait dengan metode penelitian adalah: (3.1) jenis penelitian, (3.2) setting penelitian, (3.3) rencana penelitian, (3.4) instrumen penelitian, (3.5) teknik pengumpulan data, (3.6)
teknik analisis data, (3.7) indikator keberhasilan.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini merupakan jenis penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas ). Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan untuk meningkatkan dan memperbaiki
praktek pembelajaran di kelas yang mungkin belum efektif, dan juga bertujuan untuk mutu hasil pendidikan. Menurut Susilo (2007 : 16). PTK adalah penelitian yang
dilakukan guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran. Namun berbeda dengan Kusumah dan Dedy (2010:9) yang menyatakan bahwa PTK adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan
tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru. Sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Penelitian ini merupakan penelitian untuk menemukan cara meningkatkan
kualitas proses pembelajaran di sekolah, dan dilakukan oleh guru di kelas itu sendiri
yang memang sungguh-sungguh mengetahui kondisi peserta didik, dalam PTK ini guru bisa berkolaboratif dengan guru yang lain untuk melaksanakan atau
memperbaiki kondisi pembelajaran di kelasnya.
Prosedur penelitian yang akan di tempuh mempunyai empat langkah yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang sangat berkaitan dalam satu siklus. Penelitian ini menggunakan siklus yang diterapkan oleh Arikunto (2006:16) dari tahap – tahap tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 3.1: Siklus PTK model Kemmis dan Taggart
Arikunto (2006:16)
Setiap siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas meliputi 4 tahapan. Arikunto, (2006:17-19) menjabarkan keempat tahapan tersebut sebagai berikut:
Perencanaan
Refleksi
Perencanaan Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
Pelaksanaan Pengamatan
Siklus I
Siklus II
1. Perencanaan
Peneliti menyusun rencana tindakan pada tahap ini. Tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian
khusus untuk diamati, kemudian membuat instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan, pelaksanaan dalam penelitian ini adalah guru kelas dan peneliti menjadi operator dan observer dalam
kegiatan penelitian. Pelaksanaan tindakan ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap kedua ini guru harus berusaha menaati apa yang sudah
dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. 3. Pengamatan (observasi)
Tahap ketiga yaitu pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Pengamatan ini dilakukan pada saat proses pelaksanaan tindakan. Ketika guru sedang melakukan
tindakan, tentunya ia tidak sempat menganalisis peristiwa yang sedang terjadi. Oleh karena itu peneliti meminta bantuan pada teman kelompok studi untuk mengamati proses pembelajaran ketika guru melakukan tidakan. Peneliti juga mencatat sedikit
4. Refleksi
Tahap keempat ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana
sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan dan hal-hal yang masih perlu diperbaiki.
3.2 Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Wirobrajan yang terletak di Jl. Hos Cokroaminoto, Wirobrajan, Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 yakni bulan Januari-Juli 2013.
3. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IB SD Kanisius Wirobrajan semester II
tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 26 siswa. 4. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS
melalui media audio visual pada materi menceritakan kembali peristiwa penting dalam keluarga siswa kelas IB SD Kanisius Wirobrajan tahun pelajaran
3.3 Rencana Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang diharapkan dapat
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Proses pelaksanaan tindakan bertahap dan diharapkan dapat berhasil. Siklus yang pertama akan dilaksanakan
dengan menggunakan, media audio-visual. Setiap akhir siklus akan diadakan evaluasi dan tes. Sebelum dilaksanakan siklus maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan didalam pelaksanaan siklus.
1. Persiapan
a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SD Kanisius Wirobajan untuk
melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.
b. Melakukan observasi pada siswa kelas I B untuk memperoleh gambaran mengenai tingkahlaku siswa.
c. Melakukan pengamatan lebih teliti untuk mengetahui gambaran mengenaikeaktifan dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.
d. Mengidentifikasi masalah yang ada di kelas adalah kurangnya keaktifan dalam bercerita didepan kelas dan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS.
e. Menganalisis masalah belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang disampaikan disampaikanguru kurang menarik dan menggunakan metode ceramah. Hal ini disebabkan oleh guru dalam menyampaikan pelajaran IPS
menggunakan metode yang membosankan. Guru juga hanya menggunakan media papan tulis saja tanpa menggunakan media yang lain yang lebih
dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS menggunakan media audio-visual.
f. Merumuskan masalah g. Merumuskan hipotesis
h. Menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus
i. Membuat gambaran awal mengenai keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IB ada mata pelajaran IPS.
3.3.1 Prosedur Penelitian pada Siklus I
Setelah diperoleh gambaran permasalahan didalam pembelajaran, maka
dilakukan tindakan kelas sebagai berikut:
1. Siklus 1
a. Siklus ini akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dimana setiap kali
petemuaan beralokasikan waktu 2JP (2x35 menit) b. Perencanaan tindakan
Dalam tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan proses pembelajaran IPS menggunakan media audio visual dengan langkah-langkah:
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan.
2. Menyiapkan media pembelajaran yaitu menggunakan media audio
visual
3. Menyusun rancangan evaluasi tes dan rubrik penilaian
c. Pelaksanaan tindakan
Guru melaksanakan tidakan dari RPP yang telah dibuat oleh peneliti
menggunakan media audio –visual. d. Observasi.
Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung 1. Mengobservasi keaktifan siswa dengan menggunakan
lembar pengamatan yang telah tersedia.
2. Melaksanakan ulangan atau tes untuk mengukur keberhasilan siswa
3. Mendokumentasi proses belajar mengajar e. Refleksi
Setelah pengamatan atau observasi maka hasil tes tertulis siswa dinilai.
Hasil tes tersebut nantinya digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan variabel yang akan diteliti, untuk variabel keaktifan akan diteliti menggunakan lembar observasi, dan untuk prestasi belajar akan diukur menggunakan tes. Pada
Tabel 3.1: Variabel dan Instrumen Penelitian
No Variabel Indikator Data Jenis
Pengum-pulan
Instrumen
1 Keaktifan 1. Bertanya kepada guru dan atau teman.
2. Mengemukakan gagasan dalam berdiskusi.
3. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Jumlah siswa yang terlibat Non tes Pengamatan dan wawancara Lembar pengamatan, dan panduan wawancara
2 Prestasi belajar siswa
Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM
Nilai tes evaluasi siswa Non tes Tes tertulis Tes Non tes Lembar tes/ulangan siswa dan rubrik penilaian produk Nilai rata-rata kelas Nilai
tes evaluasi siswa
Tes tertulis
Tes Lembar
tes/ulangan siswa dan rubrik penilaian
3.4.1Tes tertulis
Tes tertulis (lembar ulangan/evaluasi)
Soal tes tertulis (soal ulangan/evaluasi) berupa soal pilihan ganda yang
dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan bimbingan dosen pembimbing yang mengacu pada kisi-kisi soal. Soal pilihan ganda berjumlah 20 nomor, yang
Dengan ketentuan:
Skor 1 = jika jawaban benar
Skor 0 = jika jawaban salah
Tabel 3.2: Kisi – kisi soal evaluasi
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Tema Indikator pencapaian Nomor soal
2.Mendiskripsikan lingkungan rumah 2.1 Menceritakan kembali peristiwa penting yang dialami
Keluarga 2.1.1 Mendiskripsikan perasaan ketika mengalami peristiwa penting dalam keluarga
2.1.2 Menyebutkan peristiwa gembira yang pernah dialami dalam keluarga.
2.1.3. Menyebutkan peristiwa sedih yang pernah dialami dalam keluarga.
2.1.4 Menemukan contoh dalam hidup sehari – hari tentang pengalaman dalam keluarga.
2.1.5 Mengidentifikasi kesesuaian peristiwa penting keluarga dalam gambar.
2.1.6 Membedakan pengalaman pribadi yang menyenangkan yang pernah dialami.
2.1.7 Membedakan pengalaman pribadi yang menyedihkan yang pernah dialami.
5,20, 31
7,16, 25, 26
2,4,21,23,22,34,35 ,37,14 1,3,29,24,33,32 9,12,17,40,11,15, 18,19 10,28,30,36,39 6,8,27,13,38
3.4.2 Non Tes
Penilaian non tes yang digunakan peneliti yaitu menggunakan lembar observasi keaktifan dan wawancara. Lembar pengamatan keaktifan disusun oleh peneliti
mengajar berlangsung. Wawancara dilaksanakan setelah proses pembelajaran berlangsung pada guru dan siswa.
3.4.2.1 Lembar Observasi Keaktifan
Lembar observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang semua indikator keaktifan yang telah dirumuskan bersama teman sejawat yang sama-sama meneliti variabel keaktifan. Indikator dalam lembar observasi keaktifan tersebut adalah
bertanya kepada guru dan atau teman, mengemukakan gagasan dalam diskusi, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Lembar observasi tersebut diisi oleh
Tabel 3.3: Lembar Observasi Keaktifan
No
Nama Indikator 1