SKRIPSI
OLEH :
MUHAMMAD AMANUL ZAQIN
NPM. 0834015052
J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
SURABAYA
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
Jalan Raya Rungkut Madya-Gunung Anyar, Surabaya 60294
KETERANGAN REVISI
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa berikut : Nama : Muhammad Amanul Zaqin
NPM : 0834015052
Jurusan : Teknik Informatika Telah mengerjakan revisi skripsi dengan judul :
“SISTEM PAKAR DIAGNOSIS DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN PADI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING”
Oleh karenanya mahasiswa tersebut diatas dinyatakan bebas revisi skripsi dan diijinkan untuk membukukan skripsi dengan judul tersebut.
Surabaya, 21 Juni 2012 Dosen Penguji yang memeriksa revisi
1) Ir . Sutiyono, MT.
3) Intan Yuniar Pur basar i,S.Kom, M.Sc NPT. 380060401981
{ }
Mengetahui, Dosen Pembimbing Pembimbing I
Ir . Purnomo Edi Sasongko, MP NIP. 19640714 198803 1 001
Pembimbing II
Pr iza Pandunata, S.Kom, M.Sc NPT. 3 8301 06 0212 1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
TUGAS AKHIR
Oleh :
MUHAMMAD AMANUL ZAQIN
0834015052
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
SISTEM PAKAR DIAGNOSIS DAN PENGENDALIAN
PENYAK IT TANAMAN PADI DENGAN MENGGUNAKAN
METODE FORWARD CHAINING
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika
Oleh :
MUHAMMAD AMANUL ZAQIN
0834015052
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
METODE FORWARD CHAINING
Disusun oleh :
MUHAMMAD AMANUL ZAQIN
0834015052
Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan Periode VI Tahun Akademik 2011/2012
Pembimbing I
Ir . Purnomo Edi Sasongko, MP NIP. 19640714 198803 1 001
Pembimbing II
Pr iza Pandunata, S.Kom, M.Sc NPT. 3 8301 06 0212 1
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
Dr . Ir . Ni Ketut Sar i, MT. NIP. 19650731 199203 2 001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
TUGAS AKHIR
SISTEM PAKAR DIAGNOSIS DAN PENGENDALIAN
PENYAK IT TANAMAN PADI DENGAN MENGGUNAKAN
METODE FORWARD CHAINING
Disusun Oleh :
MUHAMMAD AMANUL ZAQIN
0834015052
Telah diper tahankan dan diter ima oleh Tim Penguji Sk ripsi Pr ogram Studi Teknik Infor matika Fakultas Teknologi Industr i
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veter an” J awa Timur Pada Tanggal 27 J uni 2012
Pembimbing : 1.
Ir. Purnomo Edi Sasongko, MP NIP. 19640714 198803 1 001
Tim Penguji : 1.
Ir. Sutiyono, MT.
NPT. 196007131987031001 2.
Pr iza Pandunata, S.Kom, M.Sc NPT. 3 8301 06 0212 1
2.
Ir. Moch. Rochmad, MT NIP. 196203041991031002 3.
Intan Yuniar Pur basar i,S.Kom,MSc. NPT. 38006040198
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industr i
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veter an” J awa Timur
Ir. Sutiyono, MT. NIP. 19600713 198703 1 001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Judul : SISTEM PAKAR DIAGNOSIS DAN PENGENDALIAN XXPENYAKIT TANAMAN PADI MENGGUNAKAN METODE XXFORWARD CHAINING
Pembimbing I :xxIr. Purnomo Edi Sasongko, MP Pembimbing II:xxPriza Pandunata, S.Kom, M.Sc Penyusun :xxMuhammad Amanul Zaqin
i ABSTRAK
Tanaman padi dapat diserang berbagai macam penyakit, penyakit tersebut dapat diketahui dari gejala-gejala yang ditimbulkannya, akan tetapi untuk mengetahui secara tepat jenis penyakit yang menyerang padi tersebut, memerlukan seorang pakar/ahli pertanian. Sedangkan jumlah pakar pertanian terbatas dan tidak dapat mengatasi permasalahan petani dalam waktu yang bersamaan, sehingga diperlukan suatu sistem yang mempunyai kemampuan seperti seorang pakar, yang mana didalam sistem ini berisi pengetahuan keahlian seorang pakar pertanian mengenai penyakit dan gejala tanaman padi.
Pada penelitian ini dirancang sistem pakar berbasis web menggunakan basis aturan dengan metode inferensi forward chaining yang dimaksudkan untuk membantu petani dalam mendiagnosa penyakit tanaman padi. Sistem pakar diagnosa penyakit tanaman padi berbasis web yang telah dikembangkan mempunyai keunggulan dalam kemudahan akses dan kemudahan pemakaian. Dengan fitur yang berbasis web yang dimiliki, sistem pakar untuk diagnosa penyakit tanaman padi yang telah dibangun dapat digunakan sebagai alat bantu untuk diagnosa penyakit tanaman padi dan dapat diakses oleh petani dimanapun juga untuk mengatasi persoalan keterbatasan jumlah pakar pertanian dalam membantu petani mendiagnosa penyakit tanaman padi..
Kata kunci : Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Padi, Forward Chaining
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
i
dapat diketahui dari gejala-gejala yang ditimbulkannya, akan tetapi untuk
mengetahui secara tepat jenis penyakit yang menyerang padi tersebut,
memerlukan seorang pakar/ahli pertanian. Sedangkan jumlah pakar pertanian
terbatas dan tidak dapat mengatasi permasalahan petani dalam waktu yang
bersamaan, sehingga diperlukan suatu sistem yang mempunyai kemampuan
seperti seorang pakar, yang mana didalam sistem ini berisi pengetahuan keahlian
seorang pakar pertanian mengenai penyakit dan gejala tanaman padi. Pada
penelitian ini dirancang sistem pakar berbasis web menggunakan basis aturan
dengan metode inferensi forward chaining yang dimaksudkan untuk membantu
petani dalam mendiagnosa penyakit tanaman padi. Sistem pakar diagnosa
penyakit tanaman padi berbasis web yang telah dikembangkan mempunyai
keunggulan dalam kemudahan akses dan kemudahan pemakaian. Dengan fitur
yang berbasis web yang dimiliki, sistem pakar untuk diagnosa penyakit tanaman
padi yang telah dibangun dapat digunakan sebagai alat bantu untuk diagnosa
penyakit tanaman padi dan dapat diakses oleh petani dimanapun juga untuk
mengatasi persoalan keterbatasan jumlah pakar pertanian dalam membantu petani
mendiagnosa penyakit tanaman padi..
Kata kunci : Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Padi, Forward Chaining
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ii
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. yang melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Sistem Pakar Diagnosa dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi dengan Menggunakan Metode Forward Chaining” dengan baik dan lancar. Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Universitas Pembangunan Nasional “Vetaran” Jawa Timur.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga khususnya kepada:
1. Allah SWT, yang selalu memberikan Rahmat dan Hidayahya sehingga penulisan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Dr.Ir Teguh Sudarto MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Dr. Ni Ketut Sari, MT , selaku ketua jurusan Teknik Informatika Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Ir. R. Purnomo Edi Sasongko, MT , selaku Dosen Pembimbing pertama penulisan skripsi ini yang telah memotivasi, membantu dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
iii
skripsi ini yang telah memotivasi, membantu dan memberikan penulis arahan yang baik dan benar dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 7. Kedua Orang Tua yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
8. Sahabat-sahabat dan teman-teman di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur khususnya. Dan juga semua teman-teman kerja yang selalu membantu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa sebagai manusia biasa tentunya tidak akan luput dari kekurangan dan keterbatasan. Maka dengan segenap kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat menyempurnakan penulisan ini sehingga dapat bermanfaat dan berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Surabaya, 29 Mei 2012
Muhammad Amanul Zaqin
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
iv DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL………...ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan ... 3
1.5 Manfaat ... 3
1.6 Metodologi Penelitian ... 4
1.7 Sistematika Penulisan ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi ... 7
2.1.1 Klasifikasi Tanaman Padi ... 8
2.1.2 Jenis – jenis Tanaman Padi ... 8
2.2 Penyakit Pada Tanaman Padi ... 9
2.3 Pengertian Sistem Pakar ... 12
2.3.1 Manfaat dan Kelemahan Sistem Pakar ... 13
2.3.2 Konsep Dasar Sistem Pakar ... 15
2.3.3 Struktur Sistem Pakar ... 16 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
v
2.7.1 Variabel dalam PHP ... 25
2.8 Interaksi PHP dengan MySQL ... 25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Langkah-Langkah Penelitian ... 26
3.2 Analisa dan Perancangan Sistem ... 27
3.2.1 Data Flow Diagram ... 27
3.2.1.1 Data Contex Diagram atau DFD Level 0 ... 28
3.2.1.2 DFD Level 1 ... 28
3.2.1.3 DFD Level 2 ... 29
3.2.1.4 DFD Level 3 ... 31
3.2.2 Algoritma Program ... 32
3.2.3 Kebutuhan Antar Muka ... 34
3.2.3.1 Kebutuhan Antar Muka Pengguna ... 35
3.2.3.2 Kebutuhan Perangkat Keras ... 35
3.2.3.3 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 35
3.2.4 Mesin Interfensi ... 35
3.2.5 Perancangan Database ... 38
3.2.6 Perancangan Struktur menu ... 39
BAB IV IMPLEMENTASI 4.1 Lingkungan Implementasi ... 40
4.2 Implementasi Sistem ... 41
4.2.1 Halaman Utama ... 45
4.2.2 Halaman Admin ... 46
4.2.3 Halaman Jenis penyakit ... 47 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
vi
4.2.4 Halaman Konsultasi ... 47
4.2.5 Halaman Tentang ... 48
4.2.6 Halaman Input Penyakit ... 49
4.2.7 Halaman Input Gejala ... 49
4.2.8 Halaman Ubah Penyakit ... 50
4.2.9 Halaman Ubah Gejala ... 50
4.2.10 Halaman Daftar Penyakit ... 51
4.2.11 Halaman Input Relasi ... 51
4.2.12 Halaman Daftar Gejala ... 52
BAB V UJI COBA DAN EVALUASI 5.1 Uji Coba ... 53
5.1.1 Uji Coba Menu User ... 54
5.2 Evaluasi ... 62
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 64
6.2 Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 65
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
vii
Gambar 3.10 Flowchart proses Diagnosis Penyakit ... 37
Gambar 3.11 CDM ... 38 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
viii
Gambar 4.10 Halaman Ubah Gejala ... 50
Gambar 4.11 Halaman Daftar Penyakit ... 51
Gambar 4.12 Halaman Input Relasi ... 51
Gambar 4.13 Halaman Daftar Gejala ... 52
Gambar 5.1 Menu Daftar Penyakit ... 54
Gambar 5.2 Menu Daftar Gejala Penyakit ... 55
Gambar 5.3 Menu Daftar User ... 55
Gambar 5.4 Menu User Jawab Pertanyaan ... 56
Gambar 5.5 Hasil Analisa ... 56
Gambar 5.6 Menu Login ... 57
Gambar 5.7 Menu Input Penyakit ... 58
Gambar 5.8 Menu Input Gejala ... 58
Gambar 5.9 Menu Input Relasi ... 59
Gambar 5.10 Menu Ubah Penyakit ... 60
Gambar 5.11 Menu Ubah Gejala ... 61
Gambar 5.12 Menu Daftar Penyakit ... 61
Gambar 5.13 Menu Daftar Gejala ... 62
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ix
Tabel 2.1 Tabel Macam dan Gejala Penyakit Tanaman Padi ... 10
Tabel 2.2 Lanjutan Tabel Macam dan Gejala Penyakit Tanaman Padi ... 11
Tabel 2.3 Lanjutan Tabel Macam dan Gejala Penyakit Tanaman Padi ... 12
Tabel 2.4 Tabel Tipe Data MySQL ... 24
Tabel 4.1 Tabel Penyakit ... 41
Tabel 4.2 Tabel Gejala ... 42
Tabel 4.3 Tabel Admin ... 42
Tabel 4.4 Tabel Hasil Analisa ... 43
Tabel 4.5 Tabel Relasi ... 43
Tabel 4.6 Tabel Tmp Penyakit ... 44
Tabel 4.7 Tabel Tmp Gejala ... 44
Tabel 4.8 Tabel Tmp Analisa ... 44
Tabel 4.9 Tabel Tmp Tamu ... 45
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Padi merupakan bahan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Sebagian dari masyarakat kita sumber makanannya dapat berasal dari jagung, sorghum, dan sagu. Butir-butir padi yang sudah lepas dari tangkainya disebut gabah, dan yang sudah dibuang kulit luarnya disebut beras. Dalam praktek di lapangan setiap penggunaan bibit baru sering menimbulkan atau mengundang hama atau penyakit tanaman baru.
Hal yang sering terjadi, banyak kerugian yang diakibatkan karena adanya penyakit tanaman yang terlambat untuk didiagnosis dan sudah mencapai tahap yang parah dan penyebabkan terjadinya gagal panen. Sebenarnya setiap penyakit tanaman tersebut sebelum mencapai tahap yang lebih parah dan meluas umumnya menunjukkan gejala-gejala penyakit yang diderita tetapi masih dalam tahap yang ringan dan masih sedikit. Tetapi petani sering mengabaikan hal ini karena ketidaktahuannya dan menganggap gejala tersebut sudah biasa terjadi pada masa tanam, sampai suatu saat timbul gejala yang sangat parah dan meluas, sehingga sudah terlambat untuk dikendalikan. Ahli pertanian dalam hal ini mempunyai kemampuan untuk menganalisa gejala-gejala penyakit tanaman tersebut, tetapi untuk mengatasi semua persoalan yang dihadapi petani terkendala oleh waktu dan banyaknya petani yang mempunyai masalah dengan tanamannya. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dibuat suatu aplikasi sistem pakar yang memberikan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
informasi mengenai hama penyakit tanaman dan dapat mendiagnosis gejala– gejala penyakit tanaman, khususnya tanaman padi, sekaligus memberikan solusi penanggulangannya, yang nantinya dapat digunakan untuk mengurangi atau memperkecil resiko kerusakan tanaman. Implementasi sistem pakar ini dibuat dengan berbasis Web agar dapat diakses dan dimanfaatkan masyarakat secara luas. Dengan Sistem Pakar Diagnosis dan Pengendalian Penyakit Tanama Padi dengan Menggunakan Metode Forward Chaining diharapkan akan membantu masyarakat luas terutama para petani yang tanaman padinya sedang terserang penyakit atau hama agar tau cara membasmi penyakit pada padi tersebut sehingga tidak mengalami gagal panen.
1.2. Per umu san Masalah
Perumusan masalah memang merupakan salah satu bagian yang sangat penting di dalam sebuah pembuatan sistem, sebab dengan adanya rumusan masalah akan memudahkan untuk pembuatan sistem tersebut. Maka perumusan masalah dalam sistem ini, yaitu sebagai berikut :
1) Bagaimana tatacara mendeteksi penyakit pada padi secara efektif dengan menggunakan metode forward chaining?
2) Bagaimana membuat sistem pengambilan keputusan seperti apa yang diperlukan untuk mengetahui penyakit yang sedang dialami padi? 1.3. Batasan Masalah
Di dalam pembuatan sistem ini ada pula batasan masalah yang di buat, yaitu sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
3
1) Tatacara mengenali penyakit yang sedang dialami padi sesuai dengan gejala yang dialami.
2) Tatacara penanggulangan penyakit padi. 3) Mendeteksi menyakit pada padi
4) Metode yang digunakan adalah metode Forward Chaining
1.4. Tujuan
Sesuai dengan masalah yang dirumuskan dan yang telah di identifikasi maka tujuan dari pembuatan sistem ini adalah :
1) Membantu mengetahui penyakit yang sedang di alami padi agar para petani tidak mengalami gagal panen dan tahu bagaimana mengatasinya.
2) Meningkatkan hasil panen petani sehingga panen para petani akan menjadi melimpah dari mengatasi kerugian pada petani.
1.5. Manfaat
Dari perancangan pembuatan sistem ini mempunyai manfaat sebagai berikut:
1) Mempermudah cara mengetahui penyakit yang sedang dialami padi. 2) Diharapakan dapat meningkatkan panen petani.
3) Mempermudah petani mengatasi penyakit yang sedang dialami oleh padi. 4) Sebagai referensi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam
pengembangan potensi pertanian di desa-desa.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
1.6. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian merupakan suatu proses yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang logis, dimana memerlukan data-data untuk mendukung terlaksananya suatu penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang menggambarkan fakta-fakta dan informasi dalam situasi atau kejadian dimana sekarang secara sistematis, faktual dan akurat. Metode penelitian ini memiliki dua tahapan, yaitu tahap pengumpulan data dan tahap perancangan perangkat lunak. Tahap pengumpulan data dapat diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Cara-cara yang mendukung untuk mendapatkan data primer adalah sebagai berikut :
a) Studi pustaka
Studi ini dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti dan menelaah berbagai literatur-literatur yang bersumber dari buku-buku, teks, jurnal ilmiah, situs-situs di internet, dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan topik penelitian.
b) Studi lapangan
Studi ini dilakukan dengan cara mengunjungi tempat yang akan diteliti dan pengumpulan data dilakukan secara langsung. hal ini meliputi :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
5
1) Wawancara
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan narasumber yang terkait dengan permasalahan yang diambil untuk memperoleh data dan informasi. 2) Observasi
Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek permasalahan yang diambil.
1.7. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab, dari uraian masing-masing bab tersebut adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan tugas akhir.
BAB II : TINJ AUAN TEORI
Pada bab ini membahas tentang teori-teori yang menjadi acuan dalam pembuatan analisa dan pemecahan dari permasalahan yang dibahas, sehingga memudahkan penulis dalam menyelesaikannya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai tatacara dalam melakukan metode penelitian yang di gunakan dan permasalahan yang akan dibahas yaitu sekilas mengenai permasalahan yang akan dibahas, data yang dikumpulkan, prosedur penyusunan program.
BAB IV : PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
Dalam bab ini penulis menguraikan pembahasan mengenai perancangan database, implementasi sistem yang mencakup defenisi implementasi sistem, komponen utama dalam implementasi sistem, tujuan implementasi sistem, pemeliharaan sistem dan demonstrasi program.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini penulis menguraikan pembahasan yang mencakup kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
7 BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Padi
Padi merupakan tanaman yang paling penting di negeri kita Indonesia ini
karena makanan pokok di Indonesia adalah nasi dari beras yang tentunya
dihasilkan oleh tanaman padi. Selain di Indonesia padi juga menjadi makanan
pokok negara-negara di benua Asia lainnya seperti China, India, Thailand,
Vietnam dan lain-lain. Padi merupakan tanaman berupa rumput berumpun.
Tanaman pertanian ini berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis
dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang
(Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan
di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India,
beberapa wilayah asal padi adalah Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos,
Vietnam.
Negara produsen padi terkemuka adalah Republik Rakyat Cina (31% dari
total produksi dunia), India (20%), dan Indonesia (9%). Namun hanya sebagian
kecil produksi padi dunia yang diperdagangkan antar negara (hanya 5%-6% dari
total produksi dunia). Thailand merupakan pengekspor padi utama (26% dari total
padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Vietnam (15%) dan Amerika Serikat
(11%). Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia (14% dari padi yang
diperdagangkan di dunia) diikuti Bangladesh (4%), dan Brazil (3%) [1].
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
2.1.1. Klasifikasi Tanaman Padi
Di dalam dunia tumbuhan, tanaman padi diklasifikasikan sebagai berikut:
Devini : Spermatopita
Sub Devinisi : Angiospermae
Class : Monotyledonae
Family : Gramineae (Poaceae)
Genus : Oryza
Species : Oryza spp [1]
2.1.2. J enis – jenis Tanaman Padi
Adapun jenis-jenis padi yang dikenal di Indonesia diantaranya adalah
sebagai berikut :
1) Padi Gogo
Di beberapa daerah tadah hujan orang mengembangkan padi gogo, suatu
tipe padi lahan kering yang relatif toleran tanpa penggenangan seperti di sawah.
Di Lombok dikembangkan sistem padi gogo rancah, yang memberikan
penggenangan dalam selang waktu tertentu sehingga hasil padi meningkat.
2) Padi rawa
Padi rawa atau padi pasang surut tumbuh liar atau dibudidayakan di daerah
rawa-rawa. Selain di Kalimantan, padi tipe ini ditemukan di lembah Sungai
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
9
Gangga. Padi rawa mampu membentuk batang yang panjang sehingga dapat
mengikuti perubahan kedalaman air yang ekstrem musiman.
3) Padi Pera
Padi pera adalah padi dengan kadar amilosa pada pati lebih dari 20% pada
berasnya. Butiran nasinya jika ditanak tidak saling melekat. Lawan dari padi pera
adalah padi pulen. Sebagian besar orang Indonesia menyukai nasi jenis ini dan
berbagai jenis beras yang dijual di pasar Indonesia tergolong padi pulen.
4) Padi Ketan
Ketan (sticky rice), baik yang putih maupun merah/hitam, sudah dikenal
sejak dulu. Padi ketan memiliki kadar amilosa di bawah 1% pada pati berasnya.
5) Padi Wangi
Padi wangi atau harum (aromatic rice) dikembangkan orang di beberapa
tempat di Asia, yang terkenal adalah ras Cianjur Pandanwangi (sekarang telah
menjadi kultivar unggul) dan rajalele. Kedua kultivar ini adalah varietas javanica
yang berumur panjang.
2.2. Penyakit Pada Tanaman Padi
Penyakit merupakan suatu kondisi tidak normal yang menyebabkan fungsi
tanaman terganggu. Adanya penyakit dapat diketahui dari gejala yang dialami
tanaman. Beberapa penyakit yang sering menyerang tanaman padi, diantaranya
bercak coklat, blast, hawar daun bakter, dan tungro [2] [3].
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Tabel 2.1 Tabel Macam dan Gejala Penyakit Tanaman Padi
No. Nama Penyakit Gejala Penyebab
1. Bercak cokelat sempit
• Di daun dan pelepah daun terdapat bercak cokelat yag sempit seperti garis-garis pendek.
• Pada varietas yang tahan bercak berukuran 0,2-1 cm x 0,1 cm, berwarna cokelat gelap.
• Pada varietas yang rentan, bercaknya lebih besar dan berwarna cokelat terang.
Disebabkan oleh cendawan Cescopora
oryzae, dengan penularan
melalui udara dan inang alternat
2. Tungro • Tanaman yang terinfeksi kerdil dengan jumlah anakan berkurang.
• Daunnya berwarna kuning kemerah-merahan atau oranye mulai dari ujung daun.
• Malai tanaman yang terinfeksi biasanya kecil dan keluar tidak sempurna, bulir-bulirnya tertutup bercak cokelat dan beratnya kurang.
Disebabkan oleh virus tungro padi yang dapat ditularkan oleh wereng daun
3. Kresek / Hawar Daun
• Tepi daun tanaman yang terinfeksi mula-mula bernoda seperti garis-garis basah yang kemudian meluas berwarna putih kekuning-kuningan.
• Kematian jaringan daun mulai terjadi di tepi helai kesatu atau kedua, atau di setiap titik permukaan daun yang luka dan selanjutnya meluas ke seluruh permukaan daun.
Disebabkan oleh bakteri Xanthomonas
campestris pv. Oryzae.
Yang masuh melalui hidatoda di tepi daun, luka di daun atau akar yang putus.
Penyebarannya melalui angin, embun, air hujan dan air irigasi.
4. Blast • Adanya bercak seprti mata
pada daun padi atau berbentuk belah ketupat, lebar ditengah dan kedua ujung meruncing.
• Selain pada daun, infeksi juga
menyerang ruas batang dan leher malai. unsur N serta curah hujan dan kelembaban tinggi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
11
Tabel 2.2: Lanjutan Macam dan Gejala Penyakit Tanaman Padi
No. Nama Penyakit Gejala Penyebab
5. Bercak daun cokelat
• Gejala serangan antara lain
timbulnya bercak-bercak cokelat seperti biji wijen terutama pada daun, tetapi dapat pula terjadi pada tangkai malai, bulir, dan batang. oleh angin dan dapat terbawa benih.
6. Hawar Daun
Bakteri (HDB) /
Bercak garis
• Garis-garis yang kebasahan muncul diantara urat-urat daun setelah pemindahan bibit.
• Garis-garis tersebut tampak tembus cahaya bila dilihat dengan menantang sumber cahaya. Garis-garis itu kemudian memanjang dan berubah menjadi cokelat dengan lingkaran kuning di sekelilingnya.
7. Kerdil hampa • Tanaman kerdil dengan gejala utama daun padi menjadi kasar tidak teratur.
• Bagian daun yang kasar biasanya menguning, rusak atau terpilin. Pada tanaman dewasa daun benderanya pendek, terpilin, salah bentuk atau kasar tidak beraturan. Bulir padi hanya sedikit yang terisi.
Disebabkan oleh virus kerdil hampa yang dapat ditularkan oleh wereng cokelat.
8. Hangus palsu • Bulir-bulir padi berubah menjadi gumpalan spora yang berukuran sampai 1 cm. Gumpala spora tersbut
mula-a virens, cendmula-awmula-an ini
berkembang pesat pada kondisi lembab.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Tabel 2.3 Lanjutan Macam dan Gejala Penyakit Tanaman Padi
No. Nama Penyakit Gejala Penyebab
9. Kerdil rumput • Tanaman yang terinfeksi sangat kerdil dengan banyak anakan sehingga menyerupai rumput. Daunnya sempit, pendek , kaku, hijau pucat dan kadang-kadang mempunyai bercak seperti karat.
• Tanaman yang terinfeksi dapat bertahan samapi dewasa, namun malainya sedikit, cokelat dan bulirnya hampa.
Disebabkan oleh virus kerdil rumput yang dapat ditularkan oleh wereng cokelat.
2.3. Penger tian Sistem Pakar
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengapdosi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli dalam bidang sistem yang akan dibuat. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli.
Jadi sistem pakar kepakaran ditransfer dari seorang pakar (atau sumber kepakaran yang lain) ke komputer, pengetahuan yang ada disimpan dalam komputer, dan pengguna dapat berkonsultasi pada komputer itu untuk suatu nasehat, lalu komputer dapat mengambil inferensi (menyimpulkan, mendeduksi, dll.) seperti layaknya seorang pakar, kemudian menjelaskannya ke pengguna tersebut, bila perlu dengan alasan-alasannya.
Sistem Pakar terkadang lebih baik unjuk kerjanya daripada seorang pakar manusia. Dengan sistem pakar, orang awam pun dapat menyelesaikan masalah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
13
yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman. Sistem pakar dikembangkan pertama kali tahun 1960 [4].
2.3.1 Manfaat dan Kelemahan Sistem Pakar Manfaat Sistem Pakar diantaranya adalah :
1) Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli 2) Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis
3) Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar
4) Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk keahlian langka)
5) Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya
6) Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian. Pengguna bisa merespon dengan jawaban ’tidak tahu’ atau ’tidak yakin’ pada satu atau lebih pertanyaan selama konsultasi dan sistem pakar tetap akan memberikan jawaban.
7) Tidak memerlukan biaya saat tidak digunakan, sedangkan pada pakar manusia memerlukan biaya sehari-hari.
8) Dapat digandakan (diperbanyak) sesuai kebutuhan dengan waktu yang minimal dan sedikit biaya
9) Dapat memecahkan masalah lebih cepat daripada kemampuan manusia dengan catatan menggunakan data yang sama.
10)Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
11)Meningkatkan kualitas dan produktivitas karena dapat memberi nasehat yang konsisten dan mengurangi kesalahan
12)Meningkatkan kapabilitas sistem terkomputerisasi yang lain. Integrasi Sistem Pakar dengan sistem komputer lain membuat lebih efektif, dan bisa mencakup lebih banyak aplikasi .
13) Mampu menyediakan pelatihan. Pengguna pemula yang bekerja dengan sistem pakar akan menjadi lebih berpengalaman. Fasilitas penjelas dapat berfungsi sebagai guru.
Kelemahan Sistem Pakar diantaranya adalah :
1) Biaya yang diperlukan untuk membuat, memelihara, dan mengembangkannya sangat mahal
2) Sulit dikembangkan, hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan pakar di bidangnya dan kepakaran sangat sulit diekstrak dari manusia karena sangat sulit bagi seorang pakar untuk menjelaskan langkah mereka dalam menangani masalah.
3) Sistem pakar tidak 100% benar karena seseorang yang terlibat dalam pembuatan sistem pakar tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan.
4) Pendekatan oleh setiap pakar untuk suatu situasi atau problem bisa berbeda-beda, meskipun sama-sama benar.
5) Transfer pengetahuan dapat bersifat subjektif dan bias
Kurangnya rasa percaya pengguna dapat menghalangi pemakaian sistem pakar[5].
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
15
2.3.2 Konsep Dasar Sistem Pakar
Konsep dasar sistem pakar mengandung keahlian, ahli/pakar, pengalihan keahlian, mengambil keputusan, aturan, kemampuan menjelaskan.
1) Keahlian
Keahlian bersifat luas dan merupakan penguasaan pengetahuan dalam bidang khusus yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman [10]. 2) Ahli / Pakar
Seorang ahli adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal-hal baru seputar topik permasalahan, menyusun kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecahkan masalah dengan cepat dan tepat. 3) Pengalihan keahlian
Tujuan dari sistem pakar adalah untuk mentransfer keahlian dari seorang pakar ke dalam computer kemudian ke masyarakat. Proses ini meliputi 4 kegiatan, yaitu perolehan pengetahuan, representasi pengetahuan ke komputer, kesimpulan dari pengetahuan dan pengalihan pengetahuan ke pengguna[10].
4) Mengambil keputusan
Hal yang unik dari sistem pakar adalah kemampuan untuk menjelaskan dimana keahlian tersimpan dalam basis pengetahuan. Kemampuan komputer untuk mengambil kesimpulan dilakukan oleh komponen yang dikenal dengan mesin inferensi yaitu meliputi prosedur tentang pemecahan masalah[10].
5) Aturan
Sistem pakar yang dibuat merupakan sistem yang berdasarkan pada aturan – aturan dimana program disimpan dalam bentuk aturan-aturan sebagai prosedur
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
pemecahan masalah. Aturan tersebut biasanya berbentuk IF – THEN. 6) Kemampuan menjelaskan
Keunikan lain dari sistem pakar adalah kemampuan dalam menjelaskan atau memberi saran serta juga menjelaskan mengapa beberapa tindakan/saran tidak direkomendasikan.
2.3.3. Str uktur Sistem Pakar
Didalam sebuah sistem pakar terdapat dua bagian utama yaitu : 1) Lingkungan Pengembangan (development environment) :
Digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar.
2) Lingkungan Konsultasi (consultation environment)
Digunakan oleh pengguna yang bukan pakar untuk memperoleh pengetahuan pakar. Pada gambar 2.1 adalah gambar arsitektur sistem pakar yang pada satu sisi berada di lingkungan konsultasi dan sisi lain pada lingkungan pengembang [10].
Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar Lingkungan Konsultasi dan Lingkungan Pengembang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
17
Komponen-komponen yang terdapat dalam arsitektur atau struktur sistem pakar : 1) Antarmuka Pengguna (User Interface)
Merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu antarmuka menerima dari sistem dan menyajikannya ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai.
2) Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun atas 2 elemen dasar, yaitu :
a) Fakta : informasi tentang obyek dalam area permasalahan tertentu
b) Aturan : informasi tentang cara bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui.
3) Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition)
Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer, dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer[8].
Metode akuisisi pengetahuan :
• Wawancara
Metode yang paling banyak digunakan, yang melibatkan pembicaraan dengan pakar secara langsung dalam suatu wawancara.
• Analisis protokol
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dalam metode ini pakar diminta untuk melakukan suatu pekerjaan dan mengungkapkan proses pemikirannya dengan menggunakan kata-kata. Pekerjaan tersebut direkam, dituliskan, dan dianalisis.
• Observasi pada pekerjaan pakar
Pekerjaan dalam bidang tertentu yang dilakukan pakar direkam dan diobservasi
• Induksi aturan dari contoh
Induksi adalah suatu proses penalaran dari khusus ke umum. Suatu sistem induksi aturan diberi contoh-contoh dari suatu masalah yang hasilnya telah diketahui. Setelah diberikan beberapa contoh, sistem induksi aturan tersebut dapat membuat aturan yang benar untuk kasus-kasus contoh. Selanjutnya aturan dapat digunakan untuk menilai kasus lain yang hasilnya tidak diketahui.[8]
4) Mesin/Motor Inferensi (inference engine)
Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan.[8]
5) Workplace / Blackboard
Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working
memory), digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk
keputusan sementara. Ada 3 keputusan yang dapat direkam :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
19
a) Rencana : bagaimana menghadapi masalah
b) Agenda : aksi-aksi yang potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusiSolusi : calon aksi yang akan dibangkitkan
6) Fasilitas Penjelasan
Adalah komponen tambahan yang akan meningkatkan kemampuan sistem pakar. Digunakan untuk melacak respon dan memberikan penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan :
a) mengapa suatu pertanyaan ditanyakan oleh sistem pakar ? b) bagaimana konklusi dicapai ?
c) mengapa ada alternatif yang dibatalkan ?
d) rencana apa yang digunakan untuk mendapatkan solusi ? 7) Perbaikan Pengetahuan
Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan kinerjanya serta kemampuan untuk belajar dari kinerjanya. Kemampuan tersebut adalah penting dalam pembelajaran terkomputerisasi, sehingga program akan mampu menganalisis penyebab kesuksesan dan kegagalan yang dialaminya dan juga mengevaluasi apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan di masa mendatang [8].
2.4. Metode Forward Chaining
Forward chaining adalah strategi penarikan kesimpulan yang dimulai dari
sejumlah fakta-faktayang telah diketahui, untuk mendapatkan suatu fakta baru dengan memakai rule-rule yangmemiliki ide dasar yang cocok dengan fakta dan terus dilanjutkan sampai mendapatkan tujuanatau sampai tidak ada rule yang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
punya ide dasar yang cocok atau sampai mendapatkan fakta. Berikut adalah adalah gambar Flowchart dari Metode Forward Chaining dapat dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Metode forward chaining
Forward Chaining menggunakan pendekatan data-driven (berorientasi data).
Dalam pendekatanini dimulai dari informasi yang tersedia, atau dari ide dasar, kemudian mencoba menggambarkan kesimpulan. Komputer akan menganalisis permasalahan dengan mencari fakta yang cocok dengan bagian IF dari aturan IF-THEN . Dalam penelitian ini dapat dikumpulkan informasi yang digunakan
sebagai ide dasar, berikut rule dasar forward chaining. Forward Chaining adalah proses konvergen. Berikut adalah adalah gambar Rule base dari Metode Forward Chaining dapat dilihat pada gambar 2.3.
Ga mbar 2.3 Rule Dasar Forward Chaining
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
21
Langkah Forward chaining. 1) Identifikasi kondisi.
2) Variabel kondisi ditempatkan pada Conclusion Variable Queue dan nilainya dicatat pada VariableList.
3) Pencarian diarahkan untuk menemukan/variable di base variable list dengan nama yang sama dengan nama variable dalam daftar pertama antrian. Jika ketemu, rule dan clause number dari variable di simpan ke clause variable pointer, jika tidak ketemu maka langkah 6.
4) Untuk setiap variable yang ditemukan dalam if cluause dari rule, jika masih belum ada nilainya maka ini harus di isi dengan nilai baik dari user maupun dari rule itu sendiri.
5) Selanjutnya, pencarian diarahkan untuk mengecek jika fakta yang di inputkan oleh user sama dengan clause dari rule. Jika sama maka tambahkan kedaftar conclusion variable queue dan result queue dengan nilai dari then clause dari
rule, jika tidak sama maka langkah 6.
6) Jika tidak ada lagi statemen if yang memiliki variable yang sama dengan yang ada di urutan pertama data conclusion variable queue, maka urutan pertama tadi di hapus, jika ada lagi yang lain, kembali ke langkah tiga.
7) Jika tidak ada lagi apa-apa di conclusion variable queue, maka pencarian berhenti. Jika masih ada maka kembali ke langkah 3.[8]
Contoh Fordward Chaining:
Terdapat 10 aturan yang tersimpan dalam basis pengetahuan yaitu :
R1 : if A and B then C R2 : if C then D
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
R3 : if A and E then F R4 : if A then G
R5 : if F and G then D R6 : if G and E then H
R7 : if C and H then I R8 : if I and A then J
R9 : if G then J R10 : if J then K
Fakta awal yang diberikan hanya A dan E, ingin membuktikan apakah K bernilai benar. Proses penalaran forward chaining terlihat pada gambar 2.4 dibawah [6] :
Gambar 2.4 Contoh Metode Forward Chaining 2.5 Web dan Pemr ogr aman HTML
Internet adalah sebuah solusi jaringan yang dapat menghubungkan beberapa jaringan local yang ada pada suatu daerah, kota atau negara. Untuk dapat menghubungkan beberapa komputer sehingga menjadi sebuah kelompok jaringan, dibutuhkan suatu media penghubung yang bernama TPC/IP, yaitu sebuah protocol yang mengidentifikasi sebuah komputer yang terhubung di dalam jaringan. TPC/IP memiliki tehnik mengidentifikasi dengan menggunakan penomoran yang dinamakan Nomor IP/IP address (Internet Protocol Address). Dengan menggunakan Nomor IP, sebuah kompter dapat terhubung dengan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
23
komputer yang lain dalam sebuah jaringan atau dalam jaringan global yang disebut internet [9].
Selain Ghoper, WWW (Word Wide Web) adalah sebuah bagian dari internet yang sangat terkenal dalam dunia internet, dengan adanya WWW seorang pengguna dapat menampilkan sebuah halaman virtual yang disebut Web Site. Jika dilihat dari proses kerjanya WWW dapat dibagi menjadi beberapa komponen seperti berikut:
1) Protocol. Protocol adalah sebuah media yang distandarkan untuk dapat mengakses komputer dalan sebuah jaringan, halaman yang dapat diakses adalah Web Site. WWW memiliki standar protocol yang bernama HTTP (Hypetext Transfer Protocol).
2) Address. Address merupakan alamat yang berkaitan dengan penamaan sebuah komputer di dalam jaringan.
3) HTML. HTML (Hypertext Markup Language) adalah sebuah bahasa scripting yang dapat menghasilkan halaman Web Site, sehingga halaman
tersebut dapat diakses pada setiap komputer pengakses. 2.6 Penger tian MySQL
MySQL adalah database yang paling digemari dikalangan programmer Web, dengan alasan bahwa program ini merupakan database yang sangat kuat dan
cukup stabil untuk digunakan sebagai media penyimpanan data. Di dalam dunia internet, MySQL biasanya dipadukan dengan menggunakan program aplikasi
PHP, karena program tersebut telah terbukti kehandalannya dalam penyimpanan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
data [9]. MySQL memiliki beberapa tipe data, berikut adalah tipe data dalam MySQL yang sering dipakai:
Tabel 2.4 Tabel Tipe Data MySQL
Tipe data Keter anagan
INT(M) [UNSIGNED] Angka -2147483648 s/d 2147483647
FLOAT(M,D) Angka pecahan
DATE Tanggal, Format: YYYY-MM-DD
DATETIME Tanggal dan Waktu, Format: YYYY-MM-DD HH:MM:SS
CHAR(M) String dengan panjang tetap sesuai dengan yang ditentukan. Panjangnya 1-255 karakter.
VARCHAR(M) String dengan panjang yang berubah-ubah sesuai dengan yang disimpan saat itu. Panjangnya 1-255 karakter
BLOB Teks dengan panjang maksimum 65535 karakter LONGBLOB Teks dengan panjang maksimum 4294967295
karakter
2.7 Penger tian PHP
PHP adalah bahasa scripting yang menyatu dengan HTML dan dijalankan pada server side. Semua sintaks yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan pada server sedangkan yang dikirimkan ke browser hanya hasilnya saja.
2.7.1 Var iabel dalam PHP
Dalam PHP setiap nama variabel diawali tanda dollar ($). Misalnya nama variabel a dalam PHP ditulis dengan $a. Jenis suatu variabel ditentukan pada saat jalannya program dan tergantung pada konteks yang digunakan unsur logikal.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
25
Sedangkan pengkondisian sebagai bentuk logika yang menganalogikan dengan suatu kejadian atau beberapa kejadian. Pada setiap kejadian yang ada, kondisi akan dibaca yang selanjutnya akan diteruskan dengan bentuk ungkapan yang menyatakan hasil dari kondisi tersebut [9].
2.8 Inter aksi PHP dengan MySQL
Komunikasi antara user dengan WAP browser dengan web server dapat menjadi lebih interaktif dengan penggunaan database. Dengan adanya PHP yang bekerja pada sisi server, komunikasi interaktif dapat dilakukan dengan antara user dengan server, baik Apache sebagai web server maupun database server MySQL. User yang mengakses dapat memperoleh data atau informasi dari server
dan server dapat menyimpan data yang dikirimkan user dalam database MySQL. Database yang dipakai adalah MySQL dengan beberapa alasan, antara lain karena
MySQL gratis dan mudah dipelajari. Dalam PHP terdapat banyak fungsi yang digunakan sebagai penghubung atau antarmuka dengan MySQL sehingga data dalam database dapat dilihat dari internet. Banyak situs di internet yang menggunakan PHP-MySQL dalam pengembangannya[9].
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
26 3.1. Langkah-Langkah Penelitian
Sistem Pakar yang dibangun merupakan sistem untuk mendiagnosa penyakit pada padi berdasarkan dari gejala atau tanda-tanda penyakit yang sedang dialami. Dari gejala atau tanda-tanda penyakit yang sedang dialami terdiri dari beberapa komponen penilaian. Berdasarkan komponen tersebut, sistem akan mengolah gejala yang sedang dialami sampai akhirnya hasil dari proses tersebut adalah berupa penentuan penyakit berdasarkan gejala yang sedang dialami oleh padi.
Penelitian yang dilakukan untuk merancang sistem diperoleh dari pengamatan data-data yang ada. Tahap-tahap yang dilakukan untuk penelitian guna perancangan (pendesainan sistem) tersebut secara terstruktur adalah:
1) Observasi
Melakukan pengamatan terhadap data yang diteliti, melakukan interview dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan pembuatan program.
2) Analisis data
Membuat analisis terhadap data yang sudah diperoleh dari hasil observasi yaitu menggabungkan dengan laporan survey dan kebijakan pemakai menjadi spesifikasi yang terstruktur dengan menggunakan pemodelan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
27
3) Perancangan sistem
Memahami rancangan sistem informasi sesuai data yang ada dan mengimplementasikan model yang user friendly. Pemodelan sistem ini berupa Block Diagram of Decision Situation, ERD (Entity Relationship Diagram), dengan didukung pembuatan Use Case Diagram, Activity Diagram,
dan Sequence Diagram, serta perancangan database guna mempermudah dalam proses-proses selanjutnya.
4) Pembuatan program
Membuat program dan merepresentasikan hasil desain ke dalam pemrograman berdasarkan sistem yang sudah dirancang.
5) Evaluasi program
Menguji coba seluruh spesifikasi terstruktur dan sistem secara keseluruhan. Pada tahap ini, dilakukan uji coba sistem yang telah selesai disusun. Proses uji coba ini diperlukan untuk memastikan bahwa sistem yang telah dibuat sudah benar, sesuai dengan karakteristik yang ditetapkan dan tidak ada kesalahan-kesalahan yang terkandung di dalamnya.
3.2. Analisis dan Per ancangan Sistem
Pada sub bab ini akan dijelaskan tentang fungsi/proses dari sistem pakar untuk mengidentifikasi penyakit padi.
3.2.1 Data Flow Diagr am
Diagram Alir Data (DAD) atau Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, tersruktur dan jelas.
3.2.1.1Data Contex Diagr am atau DFD Level 0
Data Context Diagram (DCD) disebut juga DFD level 0, karena merupakan data arus awal. DCD ini memiliki sebuah proses yaitu: identifikasi penyakit padi dan dua external entity yaitu user dan admin.
Gambar 3.1 Diagram Contex atau DFD Level 0
Dalam Gambar 3.1 menunjukan proses awal dari sistem dari segi user dan segi Admin.
3.2.1.2DFD Level 1
DFD level 1 merupakan penjabaran dari proses DFD level 0. Pada DFD level 1 ini mempunyai dua proses yaitu proses pada menu user dan proses pada menu admin. Menu user ditujukan untuk pengguna biasa agar dapat melakukan proses konsultasi. Sedangkan menu admin ditujukan untuk seorang admin yang memiliki menu untuk menginput data penyakit, data gejala dan merelasikannya.
DFD level 1 adalah penjabaran yang lebih jelas dari DFD level 0 dimana pada DFD level 0 hanya membahas siapa saja yang berhubungan dengan sisten sedangan DFD level 1 di bahas lebih detail.
Berikut adalah gambar DFD level 1:
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
29
Gambar 3.2 DFD Level 1 3.2.1.3DFD Level 2
DFD level 2 merupakan penjabaran dari DFD level 1 menu user dan menu admin. Pada DFD level 2 untuk menu user ini memiliki satu proses yaitu proses konsultasi sedangkan pada DFD level 2 untuk admin meliputi login admin, input data penyakit, input data gejala, dan input relasi. Gambar 3.3 dan Gambar 3.4 berikut adalah DFD level 2 pada menu user dan menu admin.
Gambar 3.3 DFD Level 2 User
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Gambar 3.4 DFD Level 2 Admin Berikut adalah penjelasannya:
DFD level 2 User
1) User memasukkan data dirinya dan user diminta menjawab semua pertanyaan yang akan diajukan oleh sistem.
DFD level 2 Admin
1) Login admin, hanya administrator yang memiliki hak untuk menggunakan aplikasi ini, karena hanya administrator yang mengetahui username dan password yang sesuai dengan database.
2) Input penyakit, meliputi proses menginput, mengedit dan menghapus data penyakit padi.
3) Input gejala, meliputi proses menginput, mengedit dan menghapus data gejala penyakit padi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
31
4) Input relasi, meliputi admin menghubungkan antara gejala penyakit dan penyakit yang bersangkutan.
3.2.1.4DFD Level 3
DFD Level 3 merupakan proses penjabaran dari DFD level 2 yang meliputi Input data user, konsultasi dengan metode forward chaining, konsultasi periksa dan hasil analisis.
1) Input data user, user dapat melakukan proses konsultasi dengan terlebih dahulu memasukkan identitas dirinya.
2) Konsultasi forward chaining, proses konsultasi untuk mengidentifikasi
4) Hasil analisis, proses pengelolaan laporan hasil konsultasi berupa laporan hasil analisis.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Start
Pil==1? Jenis Penyakit Pilih Penyakit
Data Penyakit dan
Pil==2 Konsultasi Isi Data Diri
Isi Data Diri
Pil==3 Tentang Tentang Aksi== menu utama
Y 3.2.2 Algoritma Program
Algoritma merupakan urutan langkah instruksi yang logis. Setiap
langkah instruksi mengerjakan suatu tindakan proses. Untuk
menggambarkan algoritma pada program ini penulis menyajikannya
dalam bentuk Flowchart program.
Gambar 3.6 Flowchart Program
Gambar 3.6 diatas adalah flowchart dari program dimana flowchart tersebut flowchart A yang daftar menunya di akses oleh user. Flowchart diatas
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
33
Pil==1 Input Penyakit PenyakitIsi Data Simpan Data
Simpan
Pil==2 Input Gejala Isi Data
Gejala Simpan Data
Pil==6 PenyakitDaftar Daftar Penyakit
Aksi == menu
Pil==8 Logout Admin A
T yang diakses oleh admin seperti pada Gambar 3.7 berikut.
Ga mbar 3.7 Flowchart Program pada menu Admin
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
C
Gambar 3.7 diatas adalah gambar flowchart menu program untuk admin dimana jika masuk ke menu admin harus login. Flowchart diatas masih di jabarkan lagi pada dengan C dan D menu ubah penyakit dan ubah gejala seperti pada gambar 3.8 dan gambar 3.9 berikut.
Gambar 3.8 Flowchart Proses Ubah Penyakit
Gambar 3.9 Flowchart Proses Ubah Gejala
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
35
3.2.3 Kebutuhan Antar muka
Kebutuhan antarmuka dalam sistem pakar untuk mengidentifikasi penyakit padi meliputi kebutuhan antarmuka pengguna, kebutuhan antarmuka perangkat keras, kebutuhan antarmuka lunak.
3.2.3.1 Kebutuhan antar muka pengguna
Pengguna akan berinteraksi dengan aplikasi sistem pakar ini dengan menggunakan alat bantu seperti berikut:
a) Keyboard, digunakan untuk memasukkan perintah ke dalam aplikasi. b) Mouse, digunakan untuk menjalankan perintah terhadap aplikasi. c) Monitor, digunakan untuk melihat tampilan dalam aplkasi. 3.2.3.2 Kebutuhan Per angkat Ker as
Kebutuhan perangkat keras yang digunakan dalam sistem pakar ini adalah seperangkat komputer atau laptop dengan spesifikasi sebagai berikut:
1) Intel Atom Prosesor N550 1.5 GHz. 2) RAM 1GB.
3) VGA 256 MB.
3.2.3.3 Kebutuhan Per angkat Lunak
Sistem pakar untuk mengidentifikasi penyakit padi ini didukung kebutuhan perangkat lunak seperti:
1) Sistem operasi Microsoft Windows XP SP2.
2) Macromedia Dreamweaver 8 sebagai editor source code. 3) Xampp Version 1.6.4
4) Google Chrome 18.0.1025.168 m.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
3.2.4 Mesin Infer ensi
Mesin inferensi merupakan komponen yang mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Proses penelusuran yang akan digunakan dalam sistem ini adalah dengan menggunakan metode forward chaining.
Pada forward chaining ini user telah mengetahui gejala-gejala penyakit yang terjadi sebagai bahan untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang akan diberikan oleh sistem, baru kemudian dapat ditarik kesimpulan diagnosa penyakit yang dialami oleh tanaman padi user.
Proses forward chaining dapat dilihat pada gambar 3.5, berikut adalah penjelasannya: setelah start, program akan memproses dan menampilkan pertanyaan dari tabel pertanyaan, jika pertanyaan yang tampil dijawab YA maka jawaban akan disimpan dan kemudian akan memproses pertanyaan berikutnya. Tetapi jika TIDAK maka langsung memproses pertanyaan selanjutnya tanpa menyimpanya terlebih dahulu. Jika saat memproses pertanyaan sudah dapat mengidentifikasi jenis penyakit maka tidak perlu mengulang untuk memproses pertanyaan selanjutnya dan akan tampil output berupa hasil analisis, selesai. Tapi jika belum maka harus mengulang untuk memproses pertanyaan selanjutnya sampai dapat mengidentifikasi jenis penyakit. Contoh forward chaining :
Diasumsikan bahwa untuk gejala-gejala penyakit padi adalah G001, G002, .., G042 dan penyakit di asumsikan P001,P002,…,P025. Misal kode gejala G018 memang dialami, pilihan jawaban adalah (YA), maka kode
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
37
gejala G019 akan dijadikan sebagai pertanyaan selanjutnya. Dan apabila jawabannya adalah (TIDAK), maka kode gejala G027 akan ditanyakan sebagai pertanyaan selanjutnya.
Apabila gejala G019 memang dialami, dijawab (YA), maka penelusuran akan berakhir dan didapatkan suatu kesimpulan bahwa tanaman tersebut terserang penyakit P013, tetapi jika dijawab (TIDAK), maka akan diberi pertanyaan selanjutnya yaitu gejala G020 dan seterusnya.
Apabila gejala G020 memang dialami, dijawab (YA), maka penelusuran akan berakhir dan didapatkan suatu kesimpulan bahwa tanaman tersebut terserang penyakit P019. Selanjutnya dalam asumsi jawaban selalu (TIDAK) maka akan mendapatkan kesimpulan bahwa padi tidak terserang penyakit.
Gambar 3.10 Flowchart proses Diagnosis penyakit Start
Masukkan Data Diri
Simpan Data
Apak ah Pada Padi Anda Terdapat bercak-bercak pada daun tanaman?
Simpan Jawaban
Apak ah Pada Padi Anda Terdapat garis-g aris kebasahan tampak tembus
cahaya?
Simpan Jawaban
A pakah Pada Padi Anda Timbul bercak berwarn a k uning sam pai putih?
Simpan Jawaban
Apakah Pada Padi Anda Akar atau pangkal batang,
tanaman terlihat kering
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
3.2.5 Per ancangan Database
Database digunakan untuk menyimpan data-data gejala penyakit, jenis
penyakit beserta solusinya sebagai inputan sistem dan kemudian diolah menjadi output sistem.
Berikut adalah CDM dan PDM seperti pada Gambar 3.11
dan gambar 3.12 sebagai berikut :
Gambar 3.11 CDM
Gambar 3.12 PDM
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
39
3.2.6 Per ancangan Str uk tur menu
Perancangan arstitektur merupakan hubungan di antara elemen-elemen struktural utama dari program. Perancangan arsitektur dapat memberikan gambaran mengenai struktur program. Gambar 3.13 dan gambar 3.14 adalah arsitektur perangkat lunak dari sistem pakar diagnosa penyakit padi yang berbentuk hirarki:
Gambar 3.13 Struktur Menu User
Gambar 3.14 Struktur Menu Admin
Menu admin ini terpisah dengan menu utama dan menu user dimana pada menu ini seorang admin dapat menjalankan tugasnya untuk insert,up date,delete data Beberapa menu yang dapat di kelola user yaitu menu konsultasi dan
beberapa menu lainnya. Seorang Admin dapat melakukan update penyakit dan gejala yang ada pada setiap menu Admin.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
40
Implementasi merupakan proses transformasi representasi rancangan ke bahasa pemrograman yang dapat dimengerti oleh komputer. Pada bab ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan implementasi Sistem Pakar Diagnosa dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi dengan Menggunakan Metode Forward Chaining.
4.1 Lingkungan Implementa si
Lingkungan implementasi yang akan dipaparkan disini meliputi lingkungan perangkat keras dan lingkungan perangkat lunak.
1) Kebutuhan Perangkat Keras
a) Intel Atom Prosesor N550 1.5 GHz. b) RAM 1GB.
c) VGA 256 MB.
2) Kebutuhan Perangkat Lunak
a) Sistem operasi Microsoft Windows XP SP2. b) Microsoft Office 2007.
c) Macromedia Dreamweaver 8. d) Adobe Photoshop CS2
e) Google Chrome
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
41
4.2 Implementasi Sistem
Sistem yang akan di implementasikan menggunakan bahasa pemrograman web yaitu php,css,html dan javascript. Di program terdapat 3 besar halaman web yaitu halaman admin, halaman konsultasi dan halaman jenis Penyakit. Database yang dibuat dalam tugas akhir ini yaitu dengan menggunakan MySQL. Berikut adalah tabel yang dibutuhkan dalam sistem pakar ini:
1) Tabel Penyakit
Tabel ini digunakan untuk menyimpan semua data penyakit. Data – data terkait yang akan disimpan dalam tabel penyakit.
Tabel 4.1 Tabel Penyakit
No Fields Type Size Ket
1. Kd_penyakit Varchar 5 Primary Key
2. Nm_penyakit Varchar 20
3. Nm_lain Varchar 20
4. Definisi Varchar 120
5. Solusi Varchar 120
2) Tabel Gejala
Tabel ini digunakan untuk menyimpan semua data gejala. Data – data terkait yang akan disimpan dalam tabel gejala adalah :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Tabel 4.2 Tabel Gejala
No Fields Type Size Ket
1. Kd_gejala Varchar 5 Primary Key
2. Nm_gejala Varchar 40
3) Tabel Admin
Tabel admin digunakan untuk menyimpan data login sebagai admin yaitu username dan password.
Tabel 4.3 Tabel Admin
No Fields Type Size Ket
1. Username Varchar 5 Primary Key
2. Password Varchar 40
4) Tabel Hasil analisa
Tabel hasil analisa ini digunakan untuk menyimpan data pengguna pada saat mengisi halaman pendaftaran. Data pengguna ini hanya disimpan untuk sementara karena tidak semua pengguna yang akan meneruskan proses penelusurannya. Dari data tersebut akan mendapatkan kesimpulan dari penyakit yang sedang dialami oleh padi sehinggal pengguna dapat mengetahui penyakit yang sedang di alami oleh padi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
43
Tabel 4.4 Tabel Hasil Analisa
No Fields Type Size Ket
1. Id Varchar 5 Primary Key
2. Nama Varchar 30
3. Kelamin Varchar 9
4. Alamat Varchar 120
5. Pekerjaaan Varchar 20
6. Kd_penyakit Varchar 5
7. Noip Varchar 5
8. Tanggal Date
5) Tabel Relasi
Tabel relasi digunakan untuk menghubungkan antara tabel nama penyakit dan tabel gejala penyakit, sehingga bisa didapat gejala-gejala penyakit untuk setiap jenis penyakit padi.
Tabel 4.5 Tabel Relasi
No Fields Type Size Ket
1. Kd_Penyakit Varchar 5 Foreign key
2. Kd_Gejala Varchar 5 Foreign key
6) Tabel Tmp Penyakit
Tabel ini dibuat untuk menyimpan daftar kemungkinan penyakit saat menjawab setiap gejala yang ditanyakan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Tabel 4.6 Tabel Tmp Penyakit
No Fields Type Size Ket
1. Noip Varchar 5
2. Kd_Penyakit Varchar 5 Foreign key
7) Tabel Tmp Gejala
Tabel ini dibuat untuk menyimpan daftar kode gejala yang telah dijawab ”YA”, sedangkan untuk jawaban ”TIDAK”akan dibuang.
Tabel 4.7 Tabel Tmp Gejala
No Fields Type Size Ket
1. Noip Varchar 5
2. Kd_Penyakit Varchar 5 Foreign key
8) Tabel Tmp Analisa
Tabel ini dibuat untuk menyimpan daftar relasi yang kode penyakitnya mungkin terjadi.
Tabel 4.8 Tabel Tmp Analisa
No Fields Type Size Ket
1. Noip Varchar 5
2. Kd_Penyakit Varchar 5 Foreign key
3. Kd_Gejala Varchar 5 Foreign key
9) Tabel Temp Hasil
Tabel ini dibuat untuk menyimpan data user dari form pendaftaran.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
45
Tabel 4.9 Tabel Tmp Tamu
No Fields Type Size Ket
1. Id Varchar 5 Primary Key
2. Nama Varchar 30
3. Kelamin Varchar 9
4. Alamat Varchar 120
5. Pekerjaaan Varchar 20
6. Noip Varchar 5
7. Tanggal Date
4.2.1 Halaman Utama
Pada halaman Utama ini terdapat beberapa menu untuk user diantaranya adalah menu home, konsultasi, jenis penyakit, tentang dan menu untuk admin adalah menu login, seperti tertera pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Halaman Utama
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
4.2.2 Halaman Admin
Pada halaman Admin ini akan diawali dengan halaman login, seperti tertera pada Gambar 4.2, apabila sukses login maka akan dibawa ke halaman admin seperti pada gambar 4.3.
Ga mbar 4.2 Halaman Login
Gambar 4.3 Halaman Admin
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
47
4.2.3 Halaman J enis penyakit
Pada halaman Jenis Penyakit ini akan ditampilkan data penyakit yang telah ada di dalam sistem dan user dapat melihat daftar penyakit yang ada didalam sistem. Berikut adalah gambar halaman jenis penyakit.
Gambar 4.4 Halaman Jenis Penyakit 4.2.4 Halaman Konsultasi
Pada halaman konsultasi ini user harus mendaftarkan dirinya dulu sebelum melakukan kosultasi dan setelah mendaftarkan diri akan munsul pertanyaan yang berhubungan dengan penyakit padi yang harus dijawab oleh user. Dari pertanyaan yang di jawab oleh user akan muncul hasil penyakit yang didetekisi beserta cara penanggulangannya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Gambar 4.5 Halaman Konsultasi 4.2.5 Halaman Tentang
Pada halaman tentang ini akan ditampilkan menjelaskan tentang sistem yang dibuat ini yang menggunakan metode forward chaining. Berikut adalah gambar halaman tentang.
Gambar 4.6 Halaman Tentang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
49
4.2.6 Halaman Input Penyak it
Pada halaman Input penyakit ini digunakan untuk menginputkan data penyakit oleh admin dan data penyakit yang di inputkan akan tersimpan didalam database.
Gambar 4.7 Halaman Input Penyakit 4.2.7 Halaman Input Gejala
Pada halaman Input Gejala ini digunakan untuk menginputkan data gejala oleh admin dan data gejala yang di inputkan akan tersimpan didalam database.
Ga mbar 4.8 Halaman Input Gejala
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :